intisari uji daya hambat ekstrak etanol daun …repository.akfar-isfibjm.ac.id/557/1/anisa.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
INTISARI
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus
Annisa1;Rakhmadhan Niah
1; Aditya Maulana Perdana Putra
1
Infeksi merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan, dan hampir setiap
negara mengalami masalah dengan penyakit infeksi.Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus.Staphylococcus aureusmenyebabkan berbagai penyakit diantaranya
jerawat, pneumonia, blefaritis dan lain-lain.Berdasarkan penelitian sebelumnya, daun
pandan wangi mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
daya hambat ekstrak etanoldaun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb), diameter
zona hambat dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan metode difusi (kertas
cakram).Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin dari
bulan Maret sampai Juni 2018.Proses ekstraksi daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.Kelompok
uji dibagi menjadi 6 kelompok yaitu 5 kelompok konsentrasi perlakuan, 1 kelompok
kontrol negatif (etanol 96%) dandengan 4 kali pengulangan.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb) mengandung flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin yang memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus.Ekstrak daun pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb) memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus
pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dengan rata-rata diameter zona hambat
masing-masing 0,45mm; 5,02mm; 5,97mm; 6,97mm; 8mm.
Kata Kunci : Ekstrak daun pandan wangi, Uji daya hambat, Staphylococcus aureus.
1Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2
ABSTRACT
INHIBITION TEST OF ETHANOL EXTRACT PANDAN WANGI LEAF AGAINST
BACTERIA Staphylococcus Aureus
Annisa1; RakhmadhanNiah
1; Aditya Maulana Perdana Putra
1
Infection is one of the problems in the world of health, and almost every country has
problems with infectious diseases. Cases of infection is causes of infection caused by the
Staphylococcus aureus bacteria.Causes various diseases including acne, pneumonia,
blepharitis and others. Based on previous research, fragrant pandan leaves contain
flavonoid compounds, alkaloids, tannins, and saponins which have inhibitory power on
bacterial growth. The purpose of this study was to determine the inhibitory power of
ethanol extract of pandan wangi leaves (Pandanus amaryllifolius roxb), inhibitory zone
diameter in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus.
This research is an experimental research, using diffusion method (paper discs).
This research was conducted at ISFI Banjarmasin Pharmacy Academy Laboratory from
March to Jun 2018. The extraction process of fragrant pandan leaves (Pandanus
amaryllifolius Roxb) used maceration method with 96% ethanol solvent. The test group
was divided into 6 groups: 5 treatment concentration groups, 1 negative control group (96%
ethanol) and 4 repetitions.
Phytochemical screening results showed fragrant pandan leaves (Pandanus
amaryllifolius roxb) containing flavonoids, alkaloids, tannins and saponins which have
inhibitory power on the growth of staphylococcus aureus. Fragrant pandan leaf extract
(Pandanus amaryllifolius roxb) has inhibitory effect on Staphylococcus aureus at a
concentration of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, with an average inhibitory zone diameter of
0.45 mm each; 5.02 mm; 5.97mm; 6.97 mm; 8 mm.
Keywords :Fragrant pandan leaf extract, Inhibition test, Staphylococcus aureus,
1Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan, dan hampir setiap
negara mengalami masalah dengan penyakit infeksi.Penyakit infeksi adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat dinamis (Darmadi, 2008).Penyakit infeksi
juga merupakan penyakit angka kesakitan dan angka kematian di rumah sakit salah satunya
adalah bakteri Staphylococcus aureus (Ringga, 2011).
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang banyak
menyerang manusia maupun hewan mamalia lainnya.105 CFU/ml bakteri S. aureus
berpotensi menghasilkan toksin dan dalam jumlah 106 CFU/ml bakteri E. coli berpotensi
menyebabkan toksik (SNI, 2009).Staphylococcus aureus merupakan bakteri hidup sebagai
flora normal pada kulit menuasi dan mukosa sebagian besar adalah bakteri gram positif,
bakteri ini jenis patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit dan
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.(Yang dkk., 2009)
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan bermacam – macam infeksi seperti
jerawat, dan meningitis osteomeolitis pneomenia pada manusia, untuk mencegah hal ini
terjadi maka sangat penting melakukan pengobatan infeksi dengan cara memberi obat
antimikroba/ antibiotik yang tepat guna mengurangi infeksi Staphylococcus aureus. Dalam
mengatasi infeksi bakteri ini sering digunakannya antibiotik yang masih banyak diresepkan
dalam beberapa dekade sebagai solusi dalam menangani infeksi (Yang dkk., 2009).
Penggunaan golongan antibiotik memiliki efek samping yang tidak diinginkan salah
4
satunya yaitu menimbulkan resistensi jika penggunaannya tidak tepat (Candrasari dkk.,
2012).
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan.Selain berdampak pada
morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang
sangat tinggi (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, maka dicari alternatif lain dalam mengobati infeksi yaitu
dengan menggunakan bahan - bahan dari alam, dengan harapan dapat meminimalkan efek
samping yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada pengobatan dengan antibiotik atau
zat-zat aktif lain (Djajadisastra dkk., 2009). Oleh karena itu sangat peting menemukan agen
– agen bakteri yang dapat mengobati infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus salah
satunya dengan meneliti tanaman tertentu yang diduga mengandung zat antibakteri yaitu
antimikroba nonantibiotik (Aisyah, 2015).
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabad - abad yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan
dipasarkan. Hal itu tercermin antara lain pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep
tanaman obat yang ditulis dari tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali (Dewoto,
2007). Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara dengan keanekaragaman hayati
yang cukup luas. Sebanyak 40.000 jenis flora yang tumbuh di dunia, 30.000 diantaranya
tumbuh di Indonesia dan sekurang - kurangnya 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat,
tetapi baru 300 spesies yang dimanfaatkan sebagai industri obat tradisional dan sebagai
bahan baku obat tradisional (Depkes RI, 2009).
5
Salah satu tanaman yang di duga memiliki khasiat antimikroba adalah pandan wangi.
Sejak dahulu tumbuhan ini digunakan sebagai obat tradisional, yaitu sebagai ketombe,
lemah syaraf, disertai gelisah dan juga tanaman ini digunakan sebagai antidiabetik,
antioksidan, analgesik, antibakteri, pewangi dan pewarna makanan, senyawa yang
diketahui terkandung dalam pandan wangi adalah senyawa fenolik, alkaloid, flavonoid,
saponin, tannin, minyak atsiri dan terpenoid tetapi data ilmiah tentang khasiat tanaman
pandan wangi masih sedikit (Hermanto, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dari Hendra Stevasi, dkk (2016) dalam uji daya hambat
perasan daun pandan wangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus tahun 2016 dapat
menghambat bakteri tersebut tetapi efek masih di bawah cefadroxil. Oleh karena itu,
peneliti tertarik meneliti daun pandan wangi dalam bentuk ekstrak etanol pada bakteri
Staphylococcus aureus.
6
REFERNSI
Agoes A. 2007. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika.
Aisyah, 2015. Daya Hambat Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin.Makassar.
Arisandi, Y dan Adriani, Y. 2008. Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan. Eksa
Media. Jakarta
BSN, 2009.SNI-3924-2009.Mutu Karkas dan Daging Ayam.Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional.
Candrasari, A., Muhammad, A.R., Masna, H., Ovi, R.A., 2012, Uji Daya Antimikroba
Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus aureus Atcc 6538, Liat tan Eschericia coli Atcc
11229 dan Candida albicans Atcc 10231 Secara In Vitro. Biomedika, Vol. 4.
Cushnie, T.P., and Andrew, J.L., 2005, Antimicrobial activity of flavonoids, International
Journal of Antimicrobial Agents, 26, 343–356 cit. Taufiq, Sarah., Yuniarni,
Umi., Hazar, Siti., 2015, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah
Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap Escherichia Coli dan Salmonella Typhi,
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika
Dalimarta, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.Jakarta : Niaga swadaya.
Dalimarta, S. 2009. Atlas Tumbuhan ObatIndonesia Jilid 1.Trubus
Dewoto, H.R., 2007, Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi Fitofarmaka,
Majalah kedokteran indonesia, 57(7): 205-211.
Depkes, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
261/MENKES/SK/IV/2009 tentang Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama,
Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Edisi Pertama, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Djajadisastra, J., Abdul, M., Dessy, NP., 2009, Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Nerii
Folium Dalam Sediaan Anti Jerawat, Jurnal Farmasi Indonesia, 4: 210 -216.
Fuhrman, B., dan Aviram, M., 2002. Polyphenols and flavonoids protect LDL against
atherogenic modifications. Di dalam : Cadenas, E. dan L. Packer (Eds.).
Handbook of Antioxidants, Second Edition, Revised and Expanded. Marcel
Dekker, Inc., New York cit Batari, Ratna. 2007, Identifikasi Senyawa Flavonoid
Pada Sayuran Indigenous Jawa Barat, Skirpsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
7
Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi Edisi 4, UI, Jakarta.
Greenwood D, Slack RC, Barer MR, Irving WL. 2005. Medical Microbiology: A Guide to
Microbial Infections: Pathogensesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and
Control. Elsevier Health Scienes.
Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganilis Tumbuhan,
diterjemahkan Padmawinata, K. dan Sudiro, I., Institut Teknologi Bandung,
Bandung cit. Fauzi, F. 2011, „Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak
Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val) terhadap Peningkatan
Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang diberi Diet Kolesterol
Tinggi‟ , Skripsi, S.Farm., Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Harti, A.S., 2015, Mikrobiologi Kesehatan, Andi, Yogyakarta diakses pada 23 April
2017,<https://books.google.co.id/books?id=y5uACwAAQBAJ&pg=
PA149&dq=metode+difusi&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=metode
%20difusi&f=false>.
Hasanah, K.U., 2012. Uji daya Antifungi Propolis Terhadap Candida albicans dan
Pityrosporum ovale, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
[Skripsi].
Hendra, S., Irmawati., Adriani, K., 2016. Uji Daya Hambat Perasan Daun Pandan Wangi
(Pandanus amrylliolius Roxb) Terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Vol. XII.
No.2.
Hermanto, Sandra. 2014. Khasiat Tanaman Pandan Wangi. Diakses di
http://www.reseaerhgate.net/publication-sandrahermanto-2014.html
Hidayat, Yusuf dan Sutama. 2008. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri. Balai
Penelitian Veteriner. Bogor.
Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi Terhadap Kadar
Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retroracti fructus). Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Katno, Pramono S. 2008. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Balai Penelitian Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi Universitas
gajah Mada [press release]. Yogyakarta : Fakultas Farmasi UGM.
Kemenkes., 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406 / Menkes
/ Per / Xii / 2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kristanti, A.N., Aminah, N.S.,Tanjung, M., Kurniadi, B.,2008, Buku Ajar Fitokimia.
Airlangga University, Press Surabaya.
McFarland Turbidity Standard No. 0,5 BBLTM
. 2010. Pkg. Of 10 size K tubes, Becton,
Dickinson and Company 7 Laveton Circle Sparks, MD 21152 USA 800-638-
8663.
8
Mukhlisoh, W. 2010. Pengaruh Ekstrak Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Aktivitas Anti Bakteri Secara In Vitro.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Murray, R, K., Granner, D. K., & Rodwell, V,W. 2007. Biokimia Harper (27 ed). Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Mozer, H., 2015, „ Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Jawa (Lannea
coromandelica) terhadap Aspergillus niger, Candida albicans, Trichophyton
rubrum’, Skirpsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ncube NS, Afolayan AJ, Okoh AI. Assessment techniques of antimicrobial properties of
natural compounds of plant origin: current methods and future trends. African
Journal of American Science : 8 (11).
Ningsih, A.P., Nurmiati., Agustien, A., 2013, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kental
Tanaman Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca Linn.) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Jurnal Biologi Universitas Andalas,
2;207-213.
Ningsih, D.R., Zusfahair., Kartika, D., 2016, Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Serta Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Antibakteri, Jurnal kimia
FMIPA universitas jendral soedirman, 11:1.
Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta.
Radji, M., 2016, Buku ajar mikrobiologi : panduan mahasiswa farmasi & Kedokteran,
Penerbit EGC, Jakarta.
Ramadhani A. 2010. Uji Skrinning Fitokimia. Diakses di http://eprints.polsri.go.id/uji-
skrinnin-itokimia-2010.html
Ringga, 2011. 'Identifikasi Dan Uji Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada
Pasien Rawat Inap Pengguna Kateter Pada Bangsal Saraf Rsup Dr. M. Djamil
Padang, Skripsi, Universitas Andalas, Padang
Saifudin, Azis, PhD., Apt. 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder: Teori, Konsep, dan
Teknik Pemurnian. Jakarta : Deepublish
Saraswasti, Faradhila Nur. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Limbah
Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana) Terhadap Bakteri Penyebab
Jerawat(Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan
Propionibacterium acne. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syahrurachman, A., Chatim, A., Santoso, A.U.S., Isjah, L., Lintong, M., Sumaatmadja, S.,
et al. 2010, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, Binarupa Aksara,
Tanggerang, Indonesia.
Syarif, A., Estuningtyas, A., Muchtar, H.A., Arif, A., Bahri, B., Suyatna, F.D., dkk., 2011,
Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Steenis. 1997. Flora. Cetakan ke-2. Jakarta: Pradnya Paramita
9
The Stasioner Office., 2001, British Pharmacopeia, Published on The Recomendation of
The Medicine Commision, The Stasioner Office, London cit. Saraswati, F.N.,
2015, „Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Limbah Kulit Pisang
Kepok Kuning (Musa balbisiana ) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat
(Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium
acne’, Skirpsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., Kaur, H., 2011, Phytochemical screening and
Extraction: A Review, International Pharmaceutica Sciencia. Vol. 1.
Tjay, T.H., dan Kirana, R., 2010, Obat-Obat Penting, Elex Media Komputindo, Jakarta,
Indonesia.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Morfologi Tumbuhan, edisi ke 14. Gadjah Mada
UniversityPress.Yogyakarta.
Yang, D., Pornpattananangkul, D., Nakatsuji, T., Chan, M., Carson, D., Huang, C.M.,
dkk., 2009, The Antimicrobial Activity of Liposomal Lauric Acids Against
Propionibacterium acnes, Biomaterials 30: 6035-6040