industri

26
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru 2.1.1 Definisi Kompetensi Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kompetensi diartikan sebagai kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu. Istilah kompetensi memiliki beragam makna, di bawah ini terdapat beberapa definisi kompetensi yang diutarakan oleh para ahli diantaranya: Muhaimin (2004:151) menjelaskan bahwa: kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.” Stephen Robbin (dalam Nia Dinar 2007:20) menyebutkan bahwa “kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya ia menyatakan bahwa “kemampuan individu ditentukan oleh dua faktor, yaitu kamampuan intelektual dan kemampuan fisik”. Muhibin Syah (2004:132) mengemukakan kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan, wewenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum”.

Upload: fauzi-sunthree

Post on 12-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

industri

TRANSCRIPT

Page 1: industri

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi Guru

2.1.1 Definisi Kompetensi

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kompetensi diartikan sebagai

kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu. Istilah kompetensi

memiliki beragam makna, di bawah ini terdapat beberapa definisi kompetensi

yang diutarakan oleh para ahli diantaranya:

Muhaimin (2004:151) menjelaskan bahwa: “ kompetensi adalah

seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki sebagai

syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang

pekerjaan tertentu.”

Stephen Robbin (dalam Nia Dinar 2007:20) menyebutkan bahwa

“kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya ia menyatakan bahwa

“kemampuan individu ditentukan oleh dua faktor, yaitu kamampuan intelektual

dan kemampuan fisik”.

Muhibin Syah (2004:132) mengemukakan “ kompetensi adalah

kemampuan, kecakapan, keadaan, wewenang, atau memenuhi syarat menurut

ketentuan hukum”.

Page 2: industri

17

Spencer & Spencer sebagaimana dikutip oleh Nia Dinar (2007:21)

menyatakan bahwa ” competency is a underlying characteristic of an individual

that is causally related to criterion – reference effective or / and superior

performance in a job situation” .

Pernyataan diatas mengandung makna bahwa kompetensi adalah

karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan

atau unggul dalam suatu pekerjaan situasi tertentu. Kompetensi dikatakan

karakteristik mendasar (underlying characteristic) karena karakteristik merupakan

bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat

memprediksi berbagai jenis situasi dan jenis pekerjaan. Kemudian dikatakan

berkaitan antara perilaku dan kinerja, karena kompetensi menyebabkan atau

memprediksi perilaku dan kinerja. Selanjutnya dikatakan berkriteria karena

kompetensi benar-benar memprediksi siapa-siapa yang kinerjanya baik atau

buruk, berdasarkan kriteria-kriteria atau standar tertentu.

Sementara itu kompetensi menurut Kepmendiknas 045/U/2002 (dalam

Kunandar, 2007:52) adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, maka kompetensi dapat didefinisikan sebagai

penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap

yang menunjukkan kinerja dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak dalam menjalankan profesinya.

Page 3: industri

18

2.1.2 Definisi Guru

Banyak ahli pendidikan yang mengartikan istilah guru, diantaranya :

Mulyasa (2005:37) mengemukakan bahwa ”guru adalah pendidik yang menjadi

tokoh panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh

karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup

tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Abdul Majid (2007:123) menyatakan bahwa: ” guru adalah orang yang

bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya”

Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa: ” Guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dari definisi yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

guru merupakan seorang pendidik yang dituntut untuk memiliki kemampuan

dalam membantu peserta didik untuk mendapat pengetahuan sehingga ia dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Page 4: industri

19

2.1.3 Definisi Kompetensi Guru

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus

ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kenerjanya secara tepat dan efektif

(Kunandar.2007:55).

Sejalan dengan pengertian diatas, menurut Baedhowi (2006:230)

Kompetensi guru ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada

diri seseorang agar dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru.

Gordon dalam Mulyasa (2005:53) mengemukakan bahwa kompetensi

terdiri dari beberapa aspek atau ranah yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, sikap dan minat.

Aspek atau ranah yang ada dalam konsep kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

Misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan

belajar terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pemahaman (understansing), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang

dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan

pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik

dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara

efektif dan efisien.

3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya

Page 5: industri

20

kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana

untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

4. Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis

telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam

pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

5. Sikap yakni perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang

dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap

kenaikan gaji, dan sebagainya.

6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

guru merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang pendidik

dalam menjalankan tugasnya yaitu mendidik, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik.

Page 6: industri

21

2.1.4 Jenis-Jenis Kompetensi Guru

Untuk menjadi guru yang memiliki kompetensi, maka diharuskan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada

pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi

kemasyarakatan (Piet.A Sahertian dalam Kunandar,2007:56)

Lebih lanjut Kunandar (2007:58) menyebutkan bahwa Piet.A dan Ida

Alaida Sahertian mengemukakan pendapat berkaitan dengan kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru yakni : pertama, kemampuan menguasai bahan

pelajaran yang disampaikan. Kedua, kemampuan mengelola program belajar

mengajar. Ketiga, kemampuan mengelola kelas. Keempat, kemampuan

menggunakan media/sumber belajar. Kelima, kemampuan menguasai landasan-

landasan pendidikan. Keenam, kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar.

Ketujuh, kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran.

Kedelapan, kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan. Kesembilan, kemampuan mengenal dan menyelenggarakan

administrasi pendidikan. Kesepuluh, kemampuan memahami prinsip-prinsip dan

menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan mengajar.

Charles E.Johnson (Wina Sanjaya, 2005:145) membagi 3 kompetensi

sebagai berikut: “ (1) kompetensi pribadi yaitu sebagai seorang model guru harus

memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian

(personal competencies), (2) kompetensi profesional yaitu kompetensi atau

kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. (3)

Page 7: industri

22

kompetensi sosial kemasyarakatan, kompetensi ini berhubungan dengan

kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial.

Menurut Kunandar (2007:55) kompetensi guru meliputi:

1. Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru

2. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi

3. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri.

4. Kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif.

5. Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengamalan kaidah-kaidah keagamaan.

Sedangkan Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menyatakan bahwa kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru

meliputi (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi

sosial, dan (4) kompetensi profesional.

Jenis-jenis kompetensi guru berdasarkan pemaparan diatas, dapat dirinci

sebagai berikut :

1. Kompetensi Profesional

Menurut penjelasan Undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Page 8: industri

23

Kompetensi profesional menurut Uzer Usman (2007:17) meliputi: (1)

Penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam kompetensi ini termasuk (a)

memahami tujuan pendidikan, (b) mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, (c)

mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; (2) menguasai bahan pengajaran,

artinya guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan.

Penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan

pengayaan; (3) kemampuan menyusun program pengajaran, kemampuan ini

mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan

pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran; dan (4) kemampuan

menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran.

Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi profesional terdiri dari:

a. Menguasai materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar

c. Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

Page 9: industri

24

2. Kompetensi Pedagogik

Menurut penjelasan Undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik.

Pengertian kompetensi pedagogik menurut Trianto (2007:85) adalah

kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan

pembelajaran yang mendidikdan dialogis.

Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi pedagogik terdiri dari:

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komukasi untuk kepentingan

pembelajaran

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

i. Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Page 10: industri

25

Secara subtantif Trianto (2007:85) mengemukakan bahwa kompetensi

pedagogik mencakup kemampuan pemahaman peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara lebih rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut

dijabarkan menjadi subkompetensi sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam memahami peserta didik, dikembangkan

berdasarkan beberapa subkompetensi: (1) memahami peserta didik

dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; (2)

mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik; (3) memahami peserta

didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian untuk memahami

peserta didik.

2. Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, dikembangkan

berdasarkan subkompetensi : (1) menerapkan teori belajar dan

pembelajaran; (2) menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta didik; (3) menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang telah sipilih.

3. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dikembangkan

berdasarkan subkompetensi : (1) menata latar atau setting pembelajaran;

(2) melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4. Kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar,

dikembangkan dalam subkompetensi : (1) melaksanakan penilaian atau

Page 11: industri

26

assessment proses dan hasil belajar secara secara berkesinambungan

dengan berbagai metode; (2) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil

belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); (3)

menggunakan informasi ketuntasan belajar untuk merancang program

remedial atau pengayaan (enrichment); (4) memanfaatkan hasil penilaian

pembelajaran untuk perbaikan kualitas pembelajaran secara umum.

5. Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik, dikembangkan

berdasarkan subkompetensi : memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan berbagai potensi akademik.

3. Kompetensi Kepribadian

Menurut penjelasan Undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana serta menjadi

teladan bagi peserta didik.

Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi kepribadian terdiri dari:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat

Page 12: industri

27

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Uzer Usman (2007:16) menjabarkan bahwa kemampuan pribadi yang

harus dimiliki oleh seorang guru meliputi; (1) kemampuan mengembangkan

kepribadian, (2) kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, (3) kemampuan

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

4. Kompetensi Sosial

Menurut penjelasan Undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru

untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa,

sesama guru, kepala sekolah,orangtua / wali siswa, dan masyarakat sekitar.

Bersumber pada Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat

Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan modifikasi Kunandar

(2007:77) merinci subkompetensi dari kompetensi sosial yaitu: (1) mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, (2) mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan, (3) mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Page 13: industri

28

Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi sosial terdiri dari:

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan

dan tulisan atau bentuk lain

2.1.5. Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa

Guru sebagai komponen pendidikan memiliki peran yang sangat penting

dalam penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Suroso

(2002:7) bahwa:

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan, tak akan pernah ada konstribusi dan inovasi dalam sistem pendidikan apabila guru tidak diberdayakan dan dianggap komponen maha penting. Karena itu, profesionalisme guru yang tinggi niscaya menjadi salah satu kunci untuk keberhasilan pendidikan Kehadiran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak dapat digantikan

oleh benda atau alat tertentu, sebagaimana dijelaskan bahwa:

Page 14: industri

29

Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun komputer yang paling canggih sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. (Nana Sudjana, 2002:12) Peranan guru dalam proses belajar-mengajar tersebut merupakan bagian

yang sangat menentukan tingkat keberhasilan dan dapat dijadikan sebagai

barometer kualitas anak didiknya. Belajar merupakan suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku

dan atau kecakapan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada

macam-macam faktor. Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya

belajar adalah kualitas guru, sebagaimana dijelaskan bahwa:

Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar siswa. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. (Ngalim Purwanto,2006:104) Penentuan proses belajar dan hasil belajar sebagian besar ditentukan oleh

kompetensi guru, sebab guru yang kompeten akan membantu siswa melaksanakan

proses belajar secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik

(2002 : 36) yang menyatakan bahwa:

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saatnya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum, melainkan sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga siswa belajar pada tingkat optimal.

Page 15: industri

30

Hasil dari proses pendidikan menurut Muhibbin (2004:142), antara lain

terdiri dari perubahan sikap, perluasan wawasan, serta tingkat pengetahuan dan

keterampilan. Kualitas hasil pendidikan bisa diukur dari tinggi rendahnya prestasi

belajar.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki

peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Proses belajar dan hasil

belajar siswa ditentukan oleh guru yang membimbingnya, oleh karena itu seorang

guru harus memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Definisi Belajar

Para ahli memiliki keragaman cara dalam menjelaskan makna belajar,

akan tetapi definisi tersebut bermuara pada kesamaan makna. Hal ini diungkapkan

oleh Abin Syamsuddin (2002:157) sebagai berikut:

Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning), namun baik secara ekspilisit maupun implisit pada akhirnya terdapat kesamaan makna bahwa definisi manapun tentang konsep belajar itu adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Slameto (2003:2) mengemukakan definisi belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Page 16: industri

31

Sejalan dengan pendapat diatas, Oemar Hamalik (2002:21) menyatakan

bahwa “ belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan.

Muhibbin Syah (2004:92) menyimpulkan secara umum bahwa belajar

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang berdasarkan

pengalaman atau latihan tertentu.

2.2.2 Teori-Teori Belajar

Dalam pendidikan telah banyak ahli yang mengemukakan berbagai teori

mengenai belajar. Berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini,

penulis menggunakan dua teori sebagai dasar pemikiran yaitu:

a) Teori Belajar Konvergensi

Teori ini dikemukakan oleh William Stern. Menurut teori konvergensi,

perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh lingkungan saja tetapi ditentukan

oleh adanya kerjasama antara kedua faktor yaitu bakat atau pembawaan dan

lingkungan.

Page 17: industri

32

Lingkungan memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak, sedangkan

besar kecilnya pengaruh tersebut ditentukan oleh lingkungan itu sendiri. Adapun

pengaruh lingkungan itu bisa positif dan negatif. Suatu lingkungan dapat

berpengaruh positif jika lingkungan tersebut memberikan kesempatan yang luas

dan menyeluruh terhadap kemampuan dasar anak dan memberikan dorongan dan

motivasi terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Sebaliknya lingkungan

dapat memberikan pengaruh negatif jika tidak memberikan kesempatan yang baik

dan menghambat terhadap pelaksanaan pendidikan.

b) Teori Belajar Behaviouristik

Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang dipengaruhi oleh

stimulus dari lingkungan. Teori belajar behavioristik berasumsi bahwa belajar

dapat dibentuk oleh lingkungan melalui serangkaian perilaku pembiasaan. Teori

ini menegaskan bahwa hasil belajar merupakan perilaku baru sebagai akibat

adanya stimulus yang dibiasakan. Analisis perubahan perilaku mendasari metode

perancangan pembelajaran, seperti pada pembelajaran terprogram. Strategi

pemberian kebalikan dan penguatan juga merupakan komponen strategi belajar

yang dihasilkan kelompok behavioristik.

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori belajar behavioristik, yaitu

diantaranya teori connectionism (koneksionisme) yang dikembangkan oleh

Thorndike sekitar tahun 1913 . Ia berpendapat bahwa yang menjadi dasar belajar

adalah asosiasi antara kesan panca indera (sense impression) dengan impuls untuk

Page 18: industri

33

bertindak (impuls to action). Asosiasi yang demikian itu disebut bond atau

connection. Asosiasi atau koneksi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah

dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan.

2.2.3 Definisi Prestasi

Bentuk fokus pada prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie

yang pada bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Pengertian

secara bahasa, prestasi adalah hasil yang dicapai atau diperoleh. Selanjutnya

prestasi mengandung 2 pengertian yang berkaitan dengan belajar dan akademis,

seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:707), yaitu :

1. Prestasi yang berkenaan dengan akademis, yaitu hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi yang dimaksud biasanya dapat diketahui setelah siswa melakukan ujian akhir dari program pengajaran.

2. Prestasi yang berkenaan dengan belajar, yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi ini disebut juga hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui proses belajar mengajar di sekolah agar bisa mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru yang dinyatakan dengan nilai-nilai.

Dari pengertian tentang prestasi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan

bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai dari kegiatan tertentu yang

menunjukkan tingkat keberhasilan dari kegiatan tersebut.

Page 19: industri

34

2.2.4 Definisi Prestasi Belajar

Ada beberapa pengertian prestasi belajar menurut para ahli, yaitu sebagai

berikut:

Nana S. Sukmadinata (2005:102) mengemukakan bahwa “prestasi belajar

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang”.

Abu Ahmadi dan Widodo.S (2004:138) mengemukakan bahwa “prestasi

belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik

dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu”.

WS. Winkel (dalam Indra M. Ghazali 2007:25) menyatakan bahwa

“prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai dalam

kegiatan atau proses belajar. Tentu saja untuk mencapai pada tingkat keberhasilan

dari proses belajar ini diperlukan suatu rentang waktu tertentu dan diperoleh

setelah mempelajari materi pelajaran yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran, setelah menempuh rentang waktu tertentu yang terwujud dalam bentuk

angka-angka, nilai-nilai atau simbol tertentu yang diperoleh dari hasil tes atau

pengukuran dalam suatu bentuk evaluasi.

Page 20: industri

35

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Berhasil tidaknya seorang siswa dalam proses belajar tercermin dari

prestasi belajar yang diraihnya. Hal ini tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli berikut ini:

Menurut teori taksonomi yang dikembangkan oleh Bloom sekitar tahun

1956, terdapat dua faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap hasil belajar

yaitu: Pertama, karakteristik siswa itu sendiri yang meliputi minat, kemampuan,

motivasi belajar, serta hasil belajar yang dicapai sebelumnya. Kedua, karakteristik

guru dan fasilitas belajar. Selain itu hasil belajar juga dipengaruhi oleh

kompetensi profesional guru, tersedianya buku-buku pengajaran, karakteristik

kelas dan karakteristik sekolah.

John M.Keller merumuskan sebuah formula tentang pencapaian hasil

belajar seperti yang dikemukakan dalam Mulyono (2003:38), yaitu sebagai

berikut:

Hasil belajar dalam suatu bentuk formula B = f (P,E) yaitu hasil belajar (behaviour) merupakan fungsi dari masukan pribadi (personal inputs) dan masukan yang berasal dari lingkungan (enviromental inputs). Masukan pribadi terdiri dari : 1) motivasi atau nilai-nilai; 2) harapan; 3) integensi dan penguasaan awal dan; 4) evaluasi kognitif terhadap kewajaran atau keadilan konsekuensi.Masukan yang berasal dari lingkungan terdiri dari : 1) rancangan dan pengelolaan motivasional, 2) rancangan dan pengelolaan kegiatan belajar, dan 3) rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement). Secara teoritis M.R Loore (Abin Syamsudin, 2002:165) mengungkapkan

bahwa secara sistematik komponen utama dari proses belajar mengajar yaitu

expected output (hasil belajar yang diharapkan), raw input (karakteristik siswa),

Page 21: industri

36

instrumental input (guru,metode, teknik, media, bahan dan sumber, program dan

tugas) environmental input (lingkungan) akan mempengaruhi performance dan

outputnya.

Komponen-komponen utama yang mempengaruhi PBM ini dapat dilihat

dalam gambar beriku ini:

Gambar 2.1 Komponen Utama Proses Belajar Mengajar (M.R.Loore)

Sumber : Abin Syamsudin, 2002:165)

P B M

Expected Output (hasil

belajar yang

diharapk

Raw Input

(siswa)

Instrumental Input (sarana)

Environmental Input (Lingkungan)

Kapasitas (IQ) Bakat Khusus Motivasi n-Ach Minat Kematangan/kesiapan Sikap/ kebiasaan

- Prilaku kognitif

- Prilaku

afektif - Prilaku

psikomotor

Sosial

Fisik

Cultural,dll

Guru, dll.

Metode, teknik, media

Bahan, sumber.

Program tugas

Page 22: industri

37

Gambar diatas menunjukkan bahwa keempat komponen utama dari PBM

mempengaruhi performance dan output yaitu:

a). The expected output merupakan hasil proses yang menunjukkan tingkat

kualifikasi ukuran baku (standar norms) akan menjadi daya penarik

(insentive) dan motivasi (motivating factor);

b). Karakteristik siswa (raw input) merupakan bahan baku yang harus diolah,

yang menunjukkan pada faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu

yang akan memberikan fasilitas atau pembatas sebagai faktor organismik

disamping menjadi faktor motivasi dan stimulus.

c). Instrumental input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana yang

diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses belajar mengajar. Jadi jelas

bahwa guru, media, teknik, metode, sumber, bahan, program dan tugas

sebagai Instrumentasl input akan menentukan proses belajar mengajar.

d). Environmental input menunjukkan situasi dan keadaan fisik (sekolah),

hubungan antar instansi (human relationship) baik dengan teman maupun

guru dan orang-orang lainnya akan menjadi faktor penunjang atau

penghambat proses belajar mengajar.

Page 23: industri

38

Muhibbin Syah (2004:139) mengkatagorikan tiga faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Ragam Faktor dan Elemen Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar

1. Aspek Fisiologis - Tonus Jasmani - Mata dan Telinga 2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat - Bakat - Motivasi

1. Lingkungan sosial - keluarga - guru dan staf - masyarakat - temat 2. Lingkungan Non Sosial - rumah - sekolah - peralatan - alam

1. Pendekatan Tinggi - speculative - achieving 2. Pendekatan Sedang - analitical - deep 3. Pendekatan Rendah - Reproductive - Surface

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan

faktor eksternal, yaitu faktor di luar dirinya atau faktor lingkungan yang turut

mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa.

Page 24: industri

39

2.3 Kajian Hasil Penelitian Empirik

Nama

peneliti

Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

Yulia Ratna

Skripsi UPI

2002

Hubungan antara

kompetensi guru,

latar belakang

pendidikan guru,

pengalaman guru

dengan prestasi

belajar siswa

- Kompetensi guru

- latar belakang

pendidikan

- pengalaman

- prestasi belajar

Kompetensi guru,

latar belakang

pendidikan guru,

pengalaman guru

berhubungan

positif terhadap

prestasi belajar

Rani

Andriyani

SKRIPSI UPI

2005

Identifikasi

kompetensi guru

ekonomi dan

implikasinya

terhadap prestasi

belajar siswa di

SMA Negeri se-

Kota Bandung

- kompetensi guru

dalam penguasaan

materi pelajaran

- kompetensi guru

dalam pengelolaan

program belajar

mengajar

- kompetensi guru

dalam pengelolaan

kelas

- kompetensi guru

dalam penggunaan

media/sumber belajar

- kompetensi guru

dalam penguasaan

landasan kependidikan

- kompetensi guru

dalam pengelolaan

interaksi belajar

Dari sepuluh

kompetensi guru,

hanya kompetensi

guru dalam

penguasaan

materi dan

kompetensi guru

dalam pengenalan

dan

penyelenggaraan

adinistrasi

sekolah yang

berpengaruh

terhadap prestasi

belajar

Page 25: industri

40

mengajar

- kompetensi guru

dalam evaluasi

pembelajaran ekonomi

- kompetensi guru

dalam pengelolaan

fungsi dan program

pelayanan bimbingan

dan penyuluhan

- kompetensi guru

dalam pengenalan dan

penyelenggaraan

administrasi sekolah

- kompetensi guru

dalam pelaksanaan

administrasi sekolah

- prestasi belajar

Mokhamad

Ikhsan R

SKRIPSI UPI

2007

Identifikasi

kompetensi guru

dan pengaruhnya

terhadap prestasi

belajar siswa

dalam mata

pelajaran

ekonomi (suatu

kasus pada SMA

Pasundan di Kota

Bandung)

- Kompetensi pedagogik

- Kompetensi

kepribadian

- Kompetensi sosial

- Kompetensi

profesional

- Prestasi belajar

Dari empat

variabel yang

diteliti, hanya

kompetensi

profesional yang

tidak berpengaruh

terhadap pretasi

belajar dalam

mata pelajaran

ekonomi pada

SMA Pasundan di

Kota Bandung

Page 26: industri

41

Rosalina

Yulianti

SKRIPSI UPI

2007

Pengaruh

motivasi belajar

siswa dan

kompetensi guru

terhadap prestasi

belajar siswa pada

mata pelajaran

akuntansi di

SMAN I

Sukaresmi

Cianjur

- Motivasi

- Kompetensi Guru

Motivasi belajar

siswa dan

kompetensi guru

berpengaruh

positih terhadap

prestasi belajar

siswa