implementasi zakat infaq shadaqah terhadap …repository.uinjambi.ac.id/5263/1/rhoma nanda...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI ZAKAT INFAQ SHADAQAH TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BATANG HARI TAHUN
2015-2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ekonomi Syariah
Oleh :
Rhoma Nanda Aditia Pranata
NIM: EES 160561
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rhoma Nanda Aditia Pranata
NIM : EES 160561
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Desa Selat Rt. 02. Rw 01 Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi yang berjudul:
Implementasi Zakat Infaq Shadaqah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2019 adalah karya pribadi yang tidak
mengandung plagiarism dan tidak berisi materi yang di publikasikan atau
ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebut sumbernya sesuai
dengan ketentuan yang benarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung
jawabkannya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari
skripsi ini.
Jambi, 25 Agustus 2020
Rhoma Nanda Aditia Pranata
Nim: EES 160561
ii
Pembimbing I : Dr. Rafidah, SE.M.EI
Pembimbing II : Ahsan Putra Haviz, S.HI.,M.EI
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi Jl. Arif Rahman No. 1 Telanaipura Kota
Jambi 36122 Telp./fax (0741)583183-584118
Jambi, 25 Agustus 2020
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
skripsi saudara Rhoma Nanda Aditia Pranata berjudul “Implementasi
Zakat Infaq Shadaqah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2019” telah disetujui dan dapat
diajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) dalam Ekonomi Syariah pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapakan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rafidah, SE.M.EI Ahsan Putra Haviz,S.HI.,M.EI
NIP.197105151991032001 NIP.19810722200501100
iii
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukur ku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih
lagi Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang
senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku
untuk meraih cita-cita besarku.
Kedua orang tua tercinta, Ayahhanda Husin dan Ibunda Neliati
Yang telah memberikan dukungan moral dan materil serta do’a yang tiada
Henti-hentinya untuk kesuksesan anandanya, yang telah menjaga serta
membimbing dari kecil hingga sekarang dan selalu memberikan semangat
dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1).
Dan tidak lupa pula terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan
Lokal I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tanpa semangat, dukungan serta bantuan
dari kalian semua tidak akan mungkin saya sampai disini, terima kasih
banyak untuk canda tawa, tangis dan seperjuangan
Yang kita lewati bersama.
v
MOTTO
ين ينفقون أموالهم ف مثل الذ ل ف نب ب ب أه ذ ل لل الذ
علي وا يضبعف لمن يشبء والذ والذ ذ ﴾٢۶١القرة: ﴿ مبئ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada
seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan
Allah Maha luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)1
1Kementrian Agama RI. Al-Qur’an Terjemah Mushaf Al-Fattah. (Jakarta Selatan: Wali.
2013). hlm 23
vi
ABSTRAK
Rhoma Nanda Aditia Pranata, EES. 160561 Fakultas/Jurusan: Ekonomi
dan Bisnis Islam Ekonomi Syariah. Judul Skripsi: Implementasi Zakat
Infaq Shadaqah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Batang
Hari Tahun 2015-2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pelaksanaan ZIS di
Kabupaten Batang Hari, upaya yang dilakukan oleh ZIS Kabupaten
Batanghari dalam jumlah zakat serta peran zakat dalam pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Batanghari. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan mewawancarai objek langsung penelitian. Hasil
penelitian ini menujukkan bahwa cara pelaksanaan ZIS Kabupaten
Batanghari adalah dengan cara program penyaluran untuk fakir dan miskin
didistribusikan setiap bulan Ramadhan dalam bentuk uang terutama fakir
dan miskin. Didistribusikan melalui, sekolah, madrasah khusus bagi orang
tua siswa yang kurang mampu. Namun demikian, dapat berperan dalam
pertumbuhan ekonomi, dikarenakan dana ZIS yang dihimpun
semakin berkurang dari tahun ke tahunnya. Akan tetapi masyarakat yang
menerima bantuan dari UPZ Kabupaten Batang Hari sangat berterima
kasih atas bantuan yang sudah diberikan kepada mereka.
Kata Kunci : Implementasi, ZIS, Pertumbuhan Ekonomi
vii
ABSTRACT
This study aims to find out how to implement ZIS in Batanghari District,
efforts made by Batanghari Regency ZIS in the Batanghari regency ZIS in
the amount of zakat and the role of zakat in economic growth in
Batanghari regency. This study uses qualitative methods by interviewing
the direct object of research. The results of a distribution program for the
needy and poor. Distributed through schools, madrasas specifically for
parents of disadvantaged students. However, it cannot play a role in
economic growth, because the ZIS funds raised are decreasing from year
to year. However the people who received assistance from UPZ
Batanghari district wewre very grateful for the assistance that had been
given to them.
Keywords: Implementation, ZIS, Growth the economy
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Disamping itu, tidak lupa pula iringan shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Zakat Infaq Shadaqah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Batanghari Tahun 2015-2019”
merupakan kajian baru pada Unit Pengumpulan Zakat karena Zakat
merupakan salah satu untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikat hambatan
dan rintangan yang dihadapi yang penulis temui baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya
bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang
berikan oleh pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaikan skripsi ini,
terutama kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A.A Miftah, S.Ag.,M.Ag selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E.,
ME, Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA SELAKU Wakil Dekan I,
II, dan III di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si selaku Ketua Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI dan Bapak Ahsan Putra Haviz,
S.HI.,M.EI selaku pembimbing I dan II.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Teman-teman terbaikku di Jurusan Ekonomi Syariah angkatan
2016 dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Ayahanda Husin dan Ibunda Neliati yang senantiasa selalu
mendokan kelancaran serta mendukung semua cita-cita penulis.
Tiada kata selain ucapan terimakasih, semonga Allah SWT
memberikan balasan kebaikan atas segala bantuan yang memberikan
kepada penulis. Akhir kata penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi
ini bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, 25 Agustus 2020
Penulis
Rhoma Nanda Aditia Pranata
EES. 160561
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii
NOTA DINAS ..................................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................... v
MOTTO ............................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 9
C. Batasan Masalah ...................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 10
F. Landasan Teori ......................................................................... 11
G. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 38
H. Kerangka Pemikiran ................................................................. 40
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 43
B. Tempat Penelitian ..................................................................... 44
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 47
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 48
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat BAZNAS Kabupaten Batang Hari ................. 49
xi
B. Dasar Hukum Pembentukan BAZNAS .................................... 49
C. Visi, Misi Dan Motto ............................................................... 50
D. Struktur Kepengurusan ............................................................. 51
E. Tugas Dan Kewajiban BAZNAS Kabupaten Batang Hari ...... 53
F. Program Kerja .......................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 46
1. Pelaksanaan Dana ZIS ........................................................ 46
2. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ZIS ........................... 49
3. Upaya Peningkatan Penerimaan ZIS .................................. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 51
B. Saran ......................................................................................... 51
C. Kata Penutup ............................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Statistik Penerimaan Dan Penyaluran Zakat……………..4
Tabel 2 : Statistik Penerimaan Penyaluran Infaq Dan Shadaqah…..5
Tabel 3 : Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Batanghari…………………..7
Tabel 4 : Jumlah Data Mustahiq Perorangan Kabupaten Batang
Hari……………………………………………………….7
Tabel 5 : Jumlah Data Muzakki Perorangan Kabupaten Batang
Hari……………………………………………………….8
Tabel 6 : Jenis-jenis Zakat………………………………………...15
Tabel 7 : Perbedaan Dan Persamaan Antara Zakat, Infaq Dan
Shadaqah………………………………………………..37
Tabel 8 : Penelitian Terdahulu……………………………………38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran…………………………………….42
Gambar 2 : Struktur Kepengurusan BAZNAS……………………...51
Gambar 3 : Struktur Organisasi……………………………………..52
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan kemajuan ekonomi, perkembangan
ekonomi, serta perubahan fundamental perekonomian suatu negara dalam jangka
waktu relatif panjang. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan adanya
peningkatan kapasitas produksi atas barang maupun jasa secara fisik dalam
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi nasional yang umumnya dihitung melalui
PDB (Produk Domestik Bruto) dapat dijadikan indikator atas laju dua . Zakat
sebagai rukun Islam yang ketiga harus dilaksanakan oleh umat Islam sebagaimana
kewajiban shalat, dengan penuh kesadaran tinggi serta penuh tanggungjawab.
Demikian zakat ini akan menjadi sumber dana yang potensial dalam menunjamg
pembangunan nasional terutama dibidang agama dan ekonomi.
Hal ini tentunya akan membantu peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan umat.2 Pengelolaan zakat di Indonesia diatur dalam undang-undang
nomor 23 tahun 2011 pasal 1 ayat 2, yaitu:
“Zakat adalah harta wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan
usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
syariat Islam.
Amande Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat. Organisasi pengelolaan zakat di Indonesia ada dua, Badan Amil Zakat
2
Siti Zamroti, “Peluang, Tantangan, dan Strategi Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi
Umat”, Jurnal Ahkam: Vol. XVI, No. 1, Januari 2016, hlam. 10
Nasional (BAZNAS) yang dibentuk oleh pemerintahan dan lembaga Amil Zakat
Nasional yang dibentuk oleh masyarakat dengan pengesahan dari pemerintah,
keduanya mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan
mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.
Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat pasal 1:
1. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan
zakat.
2. Baam Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah
lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
3. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat dengan LAZ adalah
lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
4. Unit Pengumpulan Zakat yang selanjutnya disingkat dengan UPZ adalah
satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu
pengumpulan zakat.
5. Hak Amil adalah bagian tertentu dari zakat yang dapat dimanfaatkan untuk
biaya operasional dalam pengelolaan zakat sesuai dengan syariat Islam.
6. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang agama.
perekonomian nasional, dalam hal permintaan dan penawaran agregat, konsumsi
dan tabungan, dan tingkat investasi. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari laju
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP Growth) yang dihasilkan suatu
negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan PDB yang semakin meningkat
dapat menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif.
Namun, pertumbuhan ekonomi yang positif seringkali tidak diimbangi
dengan terdistribusinya kekayaan dan pendapatan di masyarakat. Salah satu
variabel penting yang menjamin keadilan dalam pertumbuhan ekonomi sebuah
negara adalah adanya keseimbangan distribusi pendapatan dan kekayaan.3
Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan salah satu
terget dalam rangka peningkatan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi suatu
ekonomi luput dilihat dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Ada yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka mampu memberikan efek yang tinggi
terhadap bidang-bidang yang lain sebab ketika suatu negara mengalami
pertumbuhan ekonomi akan terdorong naik sehingga bisa dilikasikan untuk
pembiayaan pembangunan infrastruktur perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung menjadi indikator atas laju
perekonomian nasional, dalam hal ini permintaan dan penawaran agregat,
konsumsi dan tabungan, dan tingkat investasi. Pertumbuhan ekonomi sangatlah
dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam
3
Putri Khikmatul Maulidiyah, “Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi,”hal 136.
menyeimbang kondisi perekonomian suatu negara. Kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dapat berupa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis bukanlah yang pertama yang
membahas pendistribusian dana zakat adapun beberapa karya tulis ilmiah yang
dapat bagi penulis untuk mendukung dalam penulisan skripsi antara lain:
Jurnal Risfah Faidah, yang berjudul “Implementasi zakat infaq dan
shadaqah di BMT anda salatiga 2017”. Dari hasil penelitian Tujuan penelitian ini
adalah pada zakat infaq shadaqah manfaar untuk membersihkan dan menyucikan
mereka yang membayarkan. Zakat membersihkan hati manusia dari sifat kekiran
dan cinta harta yang belebihan, serta menyucikan sifat-sifat kebaikan dalam hati
manusi.
Jurnal Istuti (2013), yang berjudul “Analisis Implementasi akutansi zakat
infaq shadaqah pada lembaga amil zakat di Kota Malang”. Dari hasil penelitian
dalam skripsi ini penyaluran Dana ZIS terbagi menurut aktivitas atau kelompok
seperti pendidikan, yatim piatu, Dhua’fa dan dipergunakan untuk pengelolah
lembaga amil. Tempat penelitiannya dilembaga amil zakat di Kota Malang.
Jurnal Jasafat (2015), yang berjudul “Manajem pengelolaan zakat, infaq
shadaqah pada Baitul Mal Aceh Besar”. Dari hasil penelitian dalam skripsi ini
ZIS digunakan untuk pengembangan ekonomi seperti: penyaluran modal
pembentukan lembaga keuangan pembangunan industri.
Jurnal Nasution (2015), yang berjul “Mekanisme pengelolaan Dana Zakat,
infaq dan Shdaqah (ZIS) dan pertumbuhan ekonomi di Syariah Amanah Umma”.
Dari hasil penelitian Perekonomian tersebut tidak dapat berkembang dengan baik
maka menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ini
perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara dari tahun ke tahun.
Untuk keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata dilihat dari
sisi pencapaian materi semata atau hasil dari kuantitas, namun juga dari sisi
perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakat. Jika pertumbuhan jauh dari
nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak
sesuai dengan ekonomi Islam. Zakat Infaq dan Shadaqah merupakan salah satu
pendapatan ekonomi yang berbasis Islam.
Adapun perkembangan Zakat di Kabupaten Batang Hari mengalami
kenaikan, namun dari segi jumlah Zakat yang diterima oleh Mustahiq (orang yang
menerima Zakat) tersebut tidak mengalami penambahan. Hal ini dikarenakan
jumlah penerima Zakat tersebut juga mengalami peningkatan. Oleh karena itu
saya mengetuk pintu hati orang-orang yang diberikan rezeki untuk menyalurkan
Zakatnya melalui Baznas Kabupaten Batang Hari.
Tabel 1.1
Statistik Penerimaan Dan Penyaluran Zakat
BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Tahun 2015-2019
No
Tahun
Zakat
Prosentase
Penyaluran Penerimaan Penyaluran
1 2015 Rp 1.524.623.651 Rp 935.100.000 61,33%
2 2016 Rp 1.451.540.172 Rp 2.006.897.688 138,26%
3 2017 Rp 1.823.126.403 Rp 1.805.113.814 99,01%
4 2018 Rp 2.512.037.638 Rp 1.158.091.852 46,10%
5 2019 Rp 2.469.984.095 Rp 2.049.071.274 82,96%
Rata-Rata Rp 1.956.262.392 Rp 1.590.854.926 81,32%
Sumber: BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Pada tabel 1.1 statistik penerimaan dan penyaluran zakat Baznas Kabupaten
Batang Hari tahun 2015 sampai 2019, mengalami trend yang meningkat setiap
tahunnya, tetapi prosentase kenaikan anggaran penerimaan dan penyaluran zakat
Baznas fluktuatif. Pada tahun 2015 prosentase penyaluran zakat sebesar 61,33%
dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 138,26%. Sedangkan pada
tahun 2017 prosentase menurun sebesar 99,01% dan mengalami penurunan lagi
pada tahun 2018 menjadi 46,10% sedangkan pada tahun 2019 mengalami
kenaikan sebesar 81,32%.
Dilihat dari data Statistik penerimaan dan penyaluran Zakat Baznas
Kabupaten Batang Hari tersebut, maka dapat dilihat perbedaan dari tahun 2016
dan tahun 2019 mengalami penurunan dalam penerimaaan Zakat. Akan tetapi
ditahun 2015 dan tahun 2017 sampai tahun 2018 terus meningkatkan jumlah
penerimaan Zakat.
Tabel 1.2
Statistik Penerimaan Penyaluran Infaq Dan Shadaqah
BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Tahun 2015-2019
No
Tahun
Infaq
Prosentase
Penyaluran Penerimaan Penyaluran
1 2015 Rp 133.961.349 Rp 120.516.100 89,96%
2 2016 Rp 225.648.965 Rp 206.813.184 91,65%
3 2017 Rp 121.380.744 Rp 48.600.000 40,04%
4 2018 Rp 247.956.805 Rp 250.563.395 101,05%
5 2019 Rp 134.187.339 Rp 142.889.494 106,49%
Rata-Rata Rp 172.627.041 Rp 153.876.435 89,14%
Sumber: BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Pada tabel 1.2 menujukan statistik penerimaan penyaluran pada infaq dan
shadaqah Baznas Kabupaten Batang Hari dari tahun 2015 sampai 2019,
mengalami trend yang meningkat setiap tahunnya, tetapi prosentase kenaikan
anggaran Penyaluran dana infaq dan shadaqah mengalami fluktuatif. Pada tahun
2015 prosentase penyaluran infaq dan shadaqah menurun sebesar 89,96% dan
pada tahun 2016 prosentase penyaluran mengalami kenaikan sebesar 91,65% pada
tahun 2017 prosentase penyaluaran mengalami penurunan sebesar 40,04% di
tahun 2018 prosentase penyaluran mengalami adanya sedikit kenaikan sebesar
101,05% dan kemudian pada tahun 2019 prosentase penyaluran infaq dan
shadaqah semakin mengalami bertambahnya kenaikan sebesar 106,46%.
Dilihat dari data Statistik penerimaan dan penyaluran Infaq Baznas
Kabupaten Batang Hari tersebut, maka dapat dilihat perbedaan dari tahun 2015
sampai tahun 2019 dalam penerimaan Infaq mengalami naik turunnya jumlah
penerimaan Infaq.
Tabel 1.3
Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Batang Hari Tahun 2014-2018
Data PDRB 2014 2015 2016 2017 2018
Produk Domestik Regional
Bruto
7.56% 4.27% 4.65% 4.81% 4.96%
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang Hari
Baznas merupakan lembaga amil zakat yang menghimpun, mengelola dan
mendistribusikan dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Secara khusus Baznas
memiliki untuk membina dan memberdayakan generasi melalui pendidikan bagi
anak yatim dan duafa. Oleh karena itu tugas Baznas untuk menghimpun dana
dalam jumlah besar adalah suatu keharusan agar setiap program yang telah dibuat
dapat terlaksana secara efektif.
Tabel 1.4
Jumlah Data Mustahiq Perorang Kabupaten Batang Hari 2015-2019
Data Mustahiq 2015 2016 2017 2018 2019
Fakir 696 893 1.064 548 830
Miskin 2.121 2.879 4.081 1.244 1.450
Muallaf 10 _ 3 4 2
Ibnu Sabil 2 _ _ 1 _
Fisabilillah _ _ _ _ 6
Besiswa Pendidikan Luar
Negeri
_ _ _ 3 3
Mustahiq Infaq (Anak Yatim) 356 929 70 _ _
Didistribusikan Melalui
Sekolah/Madrasah Khusus
Bagi Orang Tua Siswa Fakir
dan Miskin
_ _ _ _ 6
Sumber: Baznas Kabupaten Batang Hari
Tabel 1.5
Jumlah Data Muzakki Perorangan Kabupaten Batang Hari 2015-2019
Data Muzakki Tahun 2015-2019
Perorangan (Pribadi) 238
Muzakki Dinas Terinsasi 33
Sumber: Baznas Kabupaten Batang Hari
Selain Zakat, Infaq dan shadaqah juga beperan dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi, Islam mengajurkan umatnya yang mampu untuk berinfaq
dan bershadaqah kepada Baznas kepada mereka yang kurang mampu, Islam juga
mengajarkan kepada umatnya bahwa pada setiap rezeki yang didapatkan oleh
seseorang terdapat bagian orang lain (orang miskin, anak yatim). Semakin banyak
orang yang membayar zakat, berinfaq dan bersedaqah maka uang yag didapatkan
dari hasil tersebut akan diberikan untuk membantu yang tidak mampu, bantuan
diberikan dalam berbagai bentuk, memberikan modal usaha dan lainnya. Dana
orang yang berzakat setiap tahun mengalami peningkatan.
Oleh karena itu dalam uraian kalimat diatas tentang mengenai ZIS terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang Hari semakin banyak masyarakat
yang membayar zakat, infaq dan shadaqah maka data pertumbuhan ekonomi di
kabupaten batang hari sangat meningkat dari tahun ketahun. Maka data ZIS akan
sangat diperlukan untuk bagaimana kondisi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupatan Batang Hari.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai zakat, infaq, shadaqah dengan judul.
“Implementasi Zakat Infaq Dan Shadaqah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2019.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan dana ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Batang Hari?
2. Bagaimana hambatan dan kendala pelaksanaan ZIS di Kabupaten Batang Hari?
3. Bagaimana upaya peningkatan penerimaan ZIS yang dilakukan di Kabupaten
Batang Hari?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak terlalu melebar pembahasannya
maka penulis akan membuat batasan masalah. Berdasarkan indetifikasi masalah
diatas maka penulis menetapkan batasan masalah yang akan diteliti. Adapun
batasan masalah yang akan diteliti lebih lanjut adalah tentang implementasi zakat
infaq shadaqah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang Hari tahun
2015-2019.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan dana ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Batang Hari.
2. Untuk mengetahui hambatan dan kendala pelaksanaan ZIS di Kabupaten
Batang Hari.
3. Untuk mengetahui upaya peningkatan penerimaan ZIS yang dilakukan di
Kabupaten Batang Hari.
E. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini dengan latar belakang dan
rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Zakat
Infaq Shadaqah terhadap pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Batang Hari.
1. Bagi Penulis
a. Dapat memberikan pemahaman kepada penulis tentang peningkatan
Implementasi Zakat Infaq Shadaqah terhadap Ekonomi di Kabupaten Batang Hari.
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya berinfaq dan bershadaqah untuk
membantu mereka yang kurang mampu.
c. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan
kepada Zakat, Infak, Sedekah, yang membantu masyarakat.
d. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh strata satu (S1) Ekonomi
Syariah UIN STS Jambi.
2. Bagi Pembaca
Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian
yang akan datang. Dan mengetahui pentingnya membayar zakat.
3. Bagi Pemerintah
Memberikan sumbangan bagi pemikiran pembuatan keputusan dilembang-
lambang yang terkaitan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan zakat
fitrah dan ZIS.
F. Landasan Teori
Landasan teori adalah sebuah ungkapan yang relevan dan berfungsi untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diperiksa sehingga terdapat perumusan
masalah dalam bentuk (hipotesis) penciptaan instrumen penelitian. Landasan teori
merupakan sebuah konsep dengan penyataan yang tertata rapi dan sistematis
memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori menjadi landasan dalam
penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat
dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Pembuatan landasan teori yang
baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang penting karena landasan
teori ini menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut.
Implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan suatu tahapan
diantara pembuatan kebijakan dan konsekuensi dari kebijakan. Menetapkan
implementasi pada tahap ketiga dalam proses kebijakan, tahap pertama penyusun
agenda, tahap kedua formulasi kebijakan, tahap ketiga implementasi kebijakan,
dan tahap keempat dampak dari kebijakan.
Jadi implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan
kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji
terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk
atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak
bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.
1. Pengertian Zakat
Zakat merupakan ibadah yang dapat diartikan banyak hal, baik secara
etimologi maupun secara terminologi. Secara etimologi (bahasa) kata “zakat”
merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti tumbuh, berkah, bersih dan
bertambahnya kebaikan. Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti,
yaitu al-barakatu yang berarti keberkahan, al-namma yang berarti pertumbuhan
dan perkembangan, ath-thaharathu yang berarti kesucian, dan ash-shalahu yang
berarti keberesan.4 Sedangkan menurut istilah, pengertian zakat adalah bagian dari
harta yang telah memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Seseorang yang mengeluarkan zakat, berarti dia telah membersihkan diri, jiwa dan
hartanya. Dia telah membersihkan jiwanya dari penyakit kikir (bakhil) dan
membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam harta itu. Orang yang
berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari penyakit dengki, iri hati
terhadap orang yang mempunyai harta.
Sedangkan menurut Departemen Agama zakat adalah harta wajib yang disisihkan
oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang sesuai atau berhak menerima nya.
Zakat menurut bahasa artinya berkembang ini berarti dengan mengeluarkan
zakat jangan khawartir akan berkurang hartanya, justru dengan mengeluarkan
zakat, hartanya akan bertambah dan berkembang. Karena dengan zakat akan
bertambah barokah, pengormatan, penghargaan dan bertambah kepercayaan,
disamping bertambah pahala.5
4
Untang Ranuwijaya (ed.) et.al, Manhaj Al-Qur’an, 62
5 Hani Kurniawati Efendy, “Analisis pengaruh Pendayaggunaan Zakat, Infaq dan
Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan upah minimun Kabupaten/Kota
(UMK) terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten tahun 2011 – 2015,”
2011, 163.
a. Tujuan zakat
Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah sebagai
berikut:6
a) Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup dan penderitaan.
b) Mmembantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya.
c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat
Islam dan manusia pada umumnya.
d) Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.
e) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
orang-orang miskin
f) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang
miskin dalam suatu masyarakat. Mengembangkan rasa
tanggungjawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka
yang mempunyai harta.
g) Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan
menyerahan hak orang lain yang ada padanya.
b. Jenis-Jenis Zakat
Harta atau jenis zakat yang dapat dikeluarkan atau disalurkan oleh
muzakki terdapat beberapa jenis dan kesemua jenis zakat ini
6 M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf”. (Jakarta: UI-Press, 1998), hlm.
41
diperuntukkan untuk para mustahik (orang yang berhak menerima zakat)
dan juga sebagai pembersih harta para muzakki, diantaranya:
1. Zakat Fitrah
2. Zakat Maal
Zakat mal (zakat harta), yaitu emas, perak, binatang, dan barang
perniagan.7
3. Zakat Peternakan
4. Zakat Tannaman dan Buah-Buahan
5. Zakat Emas dan Perak
6. Zakat Rikaz (barang temuan)
7. Zakat Pertambangan
Sumber-sumber perluasan zakat juga dilihat sesuai dengan
perkembangan zaman dan ekonomi di era glabalisasi, diantanya
adalah:
1. Zakat Perushaan
2. Zakat Surat-surat Berharga
3. Zakat Perusahaan
4. Zakat Investasi Syariah
5. Zakat Perdagangan Mata Uang
6. Zakat Sektor Rumah Tangga Moderen
7. Zakat Asuransi Syariah
7
Margiono, Junaidi Anwar, Latifah, Op.cit., h. 174
Tabel 1.6
Jenis-Jenis Zakat8
Jenis Harta Ketentuan Wajib Zakat
Nisab Kadar Waktu
Keterangan
TUMBUH-
TUMBUHAN
Padi
1481
kg
Gabah
/815
Kg
Beras
5%/10
%
Tiap
panen
Timbangan beras sedemikian itu
adalah bila 1Kg gabah
menghasilkan 55Kg beras.
Kalau gabah itu ditakar ukuran
takarnya adalah 98,7cm panjang
lebar dan tingginya.
Biji-bijian, Seperti
jagung, Kacang-
kacangan
Seuku
ran
nisab
padi
5%/10
%
Tiap
panen
Menurut Mazhab Hambali yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan di simpan lama.
Menurut Mazhab Syafi’i yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan lama dan menjadi
makanan pokok.
Menurut Mazhab Hanafi wajib
Dizakati dengan tanpa batas
Nisab.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali wajib dizakati
apabila dimaksudkan untuk
bisnis (masuk kategori zakat
pedagangan dengan kadar zakat
2,5%
Tanaman Hias: Seuku 5%/10 Tiap Menurut Mazhab Hambali yang
8
Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 07 Tahun 2016, Tentang Pengelolaan
Zakat, Infaq, dan Shadaqah
Anggrek dan segala
jenis bunga-
bungaan
ran
nisab
padi
% panen wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan di simpan lama.
Menurut Mazhab Syafi’i yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan lama dan menjadi
makanan pokok.
Menurut Mazhab Hanafi wajib
Dizakati dengan tanpa batas
Nisab.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali wajib dizakati
apabila dimaksudkan untuk
bisnis (masuk kategori zakat
pedagangan dengan kadar zakat
2,5%
Rumput-rumputan:
Rumput hias, tebu
bambu
1481
Kg
gabah
/815
Kg
Beras
5%/10
%
Tiap
panen
Menurut Mazhab Hambali yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan di simpan lama.
Menurut Mazhab Syafi’i yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan lama dan menjadi
makanan pokok.
Menurut Mazhab Hanafi wajib
Dizakati dengan tanpa batas
Nisab.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali wajib dizakati
apabila dimaksudkan untuk
bisnis (masuk kategori zakat
pedagangan dengan kadar zakat
2,5%
Buah-buahan:
Kurma, mangga,
jeruk, pisang,
kelapa, dsb
Seuku
an
nisab
padi
5%/10
%
Tiap
panen
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali selain kurma dan
anggur kering (kismis) wajib
dizakati apabila dimaksud untuk
bisnis (masuk kategori zakat
perdagangan dengan kadar zakat
perdagangan.9
Sayur-sayuran:
Bawang, wortel,
cabe, dsb
Seuku
ran
nisab
padi
5%/10
%
Tiap
panen
Menurut Mazhab Hambali yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan di simpan lama.
Menurut Mazhab Syafi’i yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan lama dan menjadi
makanan pokok.
Menurut Mazhab Hanafi wajib
Dizakati dengan tanpa batas
Nisab.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali wajib dizakati
apabila dimaksudkan untuk
bisnis (masuk kategori zakat
pedagangan dengan kadar zakat
2,5%
Segala jenis
tumbuh-tumbuhan
yang lainnya yang
bernilai ekonomi
Seuku
ran
nisab
padi
2,5% Tiap tahun Menurut Mazhab Hambali yang
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan di simpan lama.
Menurut Mazhab Syafi’i yang
9
Kementerian Agama RI, Buku Saku Menghitung Zakat, (Direktorat Pemberdayaan Zakat
Tahun 2012), hlm 28-34
wajib Dizakati hanya Biji-bijian
yang tahan lama dan menjadi
makanan pokok.
Menurut Mazhab Hanafi wajib
Dizakati dengan tanpa batas
Nisab.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i
dan Hambali wajib dizakati
apabila dimaksudkan untuk
bisnis (masuk kategori zakat
pedagangan dengan kadar zakat
2,5%
EMAS DAN
PERAK
Emas murni Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Perhiasan yang dipakai dalam
ukuran yang wajar dan halal,
menurut mazhab maliki, syafi’i
dan hambali tidak wajib
dizakati.
Perhiasan
perabotan/perlengk
apan rumah tangga
dari emas
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 700 gram.
Perak Senila
i 642
gram
perak
Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 700 gram.
Perhiasan
perabotan/perlengk
apan rumah tangga
dari perak
Senila
i 642
gram
perak
2,5% Tiap tahun Perhiasan yang dipakai dalam
ukuran yang wajar dan halal,
menurut mazhab maliki, syafi’i
dan hambali tidak wajib
dizakati.
Logam mulia,
selain perak
seperti platina,
dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab maliki, hanafi,
syafi’i dan hambali, tidak wajib
dizakati kecuali di perdagangkan
(kategori zakat perdagangan).
Batu permata,
seperti intan,
berlian, dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab maliki, hanafi,
syafi’i dan hambali, tidak wajib
dizakati kecuali di perdagangkan
(kategori zakat perdagangan).
PERUSAHAAN
PERDAGANGAN
,PENDAPAN
DAN JASA
Industri seperti
semen, pupuk,
tekstil, dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
Usaha perhotelan,
hiburan, restoran,
dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
Jasa konsultan, Senila 2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
notaris,
komisioner, travel
biro, salon,
transportasi,
pergudangan,
perbengkelan,
akutansi, dokter,
dsb
i 85
gram
emas
murni
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
Pendapatan gaji,
honorarium, jasa,
produksi, lembur,
dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
Usaha perkebunan,
perikanan, dan
peternakan.
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
Usaha simpanan,
deposito, giro, dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Tiap tahun Menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 207,76 gram.
Menurut yusuf Al-Qardlawi
nisabnya senilai 85 gram.
BINATANG
TERNAK
Kambing, domba
dan kacangan
40-
120
ekor
1 ekor
domba
umur 1
tahun/k
acanga
Tiap tahun Setiap bertambah 100 ekor,
zakatnya tambah 1 ekor domba
umur 1 tahun/kacangan umur 2
tahun.
n
Kuda 121-
200
ekor
sama
denga
n
sapi/k
erbau
Umur 2
tahun 1
ekor
domba
umur 1
tahun/k
acanga
n sama
dengan
sapi/ker
bau
Tiap tahun Setiap bertambah 30 ekor,
zakatnya tambah 1 ekor umur 1
tahun, setiap bertambah 40 ekor
zakatnya bertambah 1 ekor umur
2 tahun. menurut mazhab hanafi
nisabnya senilai 107,76 gram.
TAMBANG DAN
HARTA
TERPENDAM
Tambang emas Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab hambali, kadar
zakatnya 2,5%
Menurut mazhab hanafi,
nisabnya senilai 20% menurut
mazhab hambali kadar zakatnya
2,5%
Tambang perak Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab maliki dan
syafi’i wajib dizakati bila
diperdagangkan (zakat
perdagangan)
Tambang emas dan
perak seperti
platina, besi,
timah, tembaga,
Senila
i 85
gram
emas
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab maliki dan
syafi’i wajib dizakati apabila
diperdagangkan (kategori zakat
perdagangan) menurut mazhab
dsb murni hanafi nisabnya senilai 20%
Tambang batu-
batuan seperti
manner dsb
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab hanafi, maliki
dan syafi’i wajib dizakati bila di
perdagangkan (dikategorikan
zakat perdagangan)
Menurut mazhab hambali kadar
zakatnya 2,5%
Tambang minyak
gas
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab hanafi, maliki
harta terpendam selain emas dan
perak tidak wajib dizakati.
Harta terpendam
(harta karun
tinggalan orang
non muslim)
Senila
i 85
gram
emas
murni
2,5% Ketika
memperol
eh
Menurut mazhab hanafi harta
terpendam selain logam tidak
wajib dizakati.
ZAKAT FITRAH Punya
kelebi
han
maka
nan
untuk
keluar
ga
pada
hari
raya
idul
fitri
Akhir
bulan
ramadhan
Menurut mazhab hanafi
kadarnya 3,7 Kg
Menurut muhammad yunus
kadarnya 3,7 Kg.
c. Pendistribusian Zakat
Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa manusia diciptakan untuk
mewujudkan kesejahteraan dimuka bumi. Konsep distribusi atau
redistribusi kesejahteraan, baik dalam Al-Quran ataupun dalam hadist,
sangat banyak disebutkan secara gamblang. Disejajarkannya perintah
zakat dengan kewajiban utama lainnya seperti shalat. Menjad bukti bahwa
Islam sangat menenkankan kepada para penganutnya untuk
memperhatikan kondisi kesejahteraan orang lain. Proses mewujudkan
keadilan distributif pada wilayah kekayaan dan kesejahteraan, tetap
menempati posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam.10
Menurut Abdul Zahra dengan mengutip pendapat jumhur fuqaha,
bahwa pendistribusian zakat sepenuhnya amil berhak untuk mengelola dan
menasarufkan sesuai denga pandangan mana yang harus didahulukan dan
diutamakan agar dapat segera terwujud kesejahteraan masyarakat. Seiring
dengan pendapat jumhur fuqaha berarti pendistribusian zakat melihat pada
skala prioritas pendistribusian untuk pendayagunaan zakat.
Zakat produktif merupakan berfungsinya lebih pada bentuk dan pola
pendayagunaan zakat agar menjadi produktif dan mustahik. Jadi,
pendistribusian zakat akan lebih bersifat produktif guna menambah atau
sebagai modal usaha mustahik. Zakat produktif bisa membangun
kemandirian para mustahik untuk membangun pertumbuhan ekonomi
keluarganya. Dana zakat yang diberikan tidak sia-sia hanya untuk
10Aden Rosadi. “Distribusi Zakat di Indonesia: Antara Sentralisasi dan Desentralisas.”
Jurnal Wacana Hukum dan Kemanusiaan. Vol. 15 No. 2 (2015). Hlm. 2040-242
kebutuhan konsumtif saja, sehingga yang dulu menjadi mustahik secara
bisa menjadi muzakki. Tentu tujuan ini sangat baik untuk masyarakat
lainnya. Dapat dijadikan sebagai contoh para mustahik sehingga dana
zakat yang diberikan dikelola atau digunakan sebagai dana yang produktif
dan tidak terpakai hanya untuk kebutuhan konsumtif saja. Zakat produktif
tentunya disalurkan tidak begitu saja kepada para mustahik, perlu adanya
bimbingan untuk pengelola dana zakat tersebut usaha yang baik dan
sukses.11
Beberapa tahun ini zakat produktif yang digagas sebagai salah satu
upaya memaksimalkan fungsi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan
telah diaplikasikan oleh pengelola zakat selain itu badan pengelola zakat
juga masih menggunakan pola pengelolaan zakat dalam bentuk konsumtif,
berikut adalah macam-macam model pendayagunaan zakat khususnya
dalam pendistribuasian:
1) Distribusi zakat bersifat “konsumtif tradisonal”
Yaitu zakat dibagikan kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara
langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat mal yang dibagikan
kepada para korban bencana alam
2) Distribusi zakat bersifat “konsumtif kreatif”
Yaitu pendayagunaan zakat untuk dikomsumsi namun dalam
bentuk lain dari dana zakat seperti pemberian sekolah dan beasiswa.
11 Muhammad Talqiyiddin Alfaruqi, “Optimalisasi dan Manfaat Zakat Produktif”, Jurnal
Pasca Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm. 1
3) Distribusi zakat bersifat “produktif tradisional”
Dimana diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif,
seperti pemberian hewan ternak, mesin, dan lain sebaginya. Pemberian
dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka
lapangan kerja bagi fakir miskin.
4) Distribusi zakat bersifat “produktif kreatif”
Yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk pendayagunaan atau
pendistribusian zakat berupa modal yang kemudian diberikan kepada
para mustahik untuk mengembangkan usaha mereka atau sebagai
modal dalam pembentukan suatu proyek sosial.12
Keterangan tersebut diatas menggungah kita bahwa :
1. Zakat tidak akan mengurangi harta
a. Dengan bertambah maaf justru akan bertambah mulia bukan bertambah hina.
b. Dengan bertambah merendah diri (hati) justru akan bertambah tinggi harkat dan
martabatnya
2. Zakat berfungsi untuk membersihkan jiwa dan harta.13
3. Berdagang itu tidak akan mulus dari perbuatan-perbuatan yang
melanggar, ngan zakat.
4. Zakat juga berfungsi untuk membentangi keamanan dan keselamatan harta
karena zakat akan menghilangkan iri hati dan kecemburuan sosial.
12 Hendra Maulana, “Analisis Distribusi Zakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Mustahiq”, Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, hlm. 38
13
Ilfi Nur Diana, Hadis-hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2008), hlm. 79
Implementasi Pengelolaan Zakat BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BAZNAS sebagai pengelola
zakat serta sebagai lembaga pemerintahan tentu dituntut untuk menjalankan tugas
dan fungsinya sesuai ketentuan perundang-undangan. Untuk menjalankan
pengolaan tersebut, baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengoordinasian dalam pengumpulan hingga pendistribusian dan pendayagunaan,
zakat, harus sesuai dengan asas pengelolaan zakat. Berikut implementasi
pengelolaan zakat di BAZNAS Kabupaten Batang Hari.
1. Syariat Islam
Dalam mengumpulkan zakat, para amil zakat BAZNAS Kabupaten
Batang Hari menerapkannya dengan berusaha mencari muzakki yang telah
memenuhi syarat-syarat untuk berzakat yaitu muslim, baligh atau dewasa,
dan berakal sehat. Lalu BAZNAS Kabupaten Batang Hari menyalurkan
harta tersebut kepada yang berhak menerima zakat. Seluruh proses
tersebut dilaksanakan sebagai bentuk memenuhi rukun pelaksanaan
zakat.14
2. Amanah
Sifat amanah sebagai mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil
zakat yang memiliki kaitan langsung dengan proses perekrutan amil zakat
baik pimpinan maupun pelaksana. Proses peretrutan pemimpinan amil
zakat di BAZNAS Kabupaten Batang Hari sudah diatur oleh Baznas pusat.
3. Kemanfaatan
14 Baznas Kabupaten Batang Hari
Adanya BAZNAS Kabupaten Batang Hari diharapkan memiliki
manfaat besar khususnya pada masyarakat diwilayah tersebut baik kepada
muzakki maupun mustahiq. Penghimpunan zakat terhadap muzakki
disediakan mulai penyetoran melalaui kantor BAZNAS, UPZ hingga antar
jemput.
4. Keadilan
Dalam menerapkan asas keadilan, BAZNAS Kabupaten Batang Hari
fokus untuk memperioritaskan fakir dan miskin yang menjadi mustahiq
tidak hanya yang ditemukan dan direkomunikasikan masyarakat saja,
melainkan ada yang datang secara langsung kekantor untuk mengajukan
bantuan dengan melekapi data-data sesuai prosedur yang telah ditetapkan
oleh BAZNAS Kabupaten Batang Hari terhadap apa yang dibutuhkan.
Setelah itu, para pengelola mengadakan surve lapangan dan kordinasi
dengan pihak terkait seperti lurah atau sekolahyang menaungi mustahiq
untuk memastikan apa yang terjadi. Kemudian para pengelola
mendistribusikan untuk menetapkan berupa apa yang akan diberikan
kepada msutahiq serta berupa jumlahnya.
5. Kepastian Hukum
Kepastian hukum yang diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Batang
Hari berupa kepastian hukum syariah atas pengelolaan zakat yang
dilakukan termasuk melakukan prosedur-prosedur sesuai yang telah
ditentukan oleh perundang-undangan.
Adapun persyaratan harta yang wajib dizakatkan itu, antara lain sebagai
berikut:
a. Al-milk at-tam yang berarti harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki
secara sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian
yang sah, dimungkinkan untuk dipergunakan, diambil manfaatnya, atau
kemudian disimpan. Diluar itu, seperti hasil korupsi, kolusi, suap, atau
perbuatan tercela lainnya, tidak sah, dan tidak akan diterima zakatnya.
b. An-namaa adalah harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki
potensi untuk berkembang, misalnya harta perdagangan, peternakan,
pertanian, usaha bersama, dan lain sebagainya.
c. Telah melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang
diperlukan seseorang dan keluarganya yang menjadi tanggunganya untuk
kelangsungan hidupnya.
d. Telah mencapai satu tahun, untuk harta-harta tertentu, misalnya
perdagangan. Akan tetapi, untuk tanaman dikeluarkan zakatnya pada saat
memanenya.
Adapun terdapat beberapa yang berhak menerima zakat yaitu:15
a. Orang fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
b. Orang miskin, yaitu orang tidak begitu sengsara hidupnya, namun
mempunyai harta dan tenaga untuk menghidupi penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan.
15
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Op.Cit., hlm.108
c. Pengurus zakat (amil), yaitu orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan membagikan zakat.
d. Mu’allaf, yaitu orang kafir yang ada harapan untuk masuk Islam dan
orang, yang baru masuk Islam.
e. Riqab, yaitu untuk memerdekakan budak, mencakup juga untuk
melepaskan orang muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
f. Gharim, yaitu orang-orang yang terlilit hutang karena kepentingan yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
g. Sabilillah, yaitu untuk keperluan pertahanan dan kejayaan Islam dan
kemaslahatan kaum muslimin.
h. Ibnu sabil, yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan bukan
maksiat yang mengalami kesengsaraan dalam perjalannya.
Jenis zakat Menurut garis besarnya, zakat terbagi menajdi dua yaitu:
a. Zakat Mal (harta), adalah zakat yang dikeluarkan untuk mensucikan
harta, apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat.
b. Zakat Nafs (jiwa), atau zakat fitrah adalah zakat untuk mensucikan diri.
Zakat ini dikeluarkan dan disalurkan pada saat bulan Ramadhan sebelum
tanggal Isyawal, zakat ini berbentuk bahan pangan atau makanan
pokok.16
16Hafidhuddin Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani, hal.
23).
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-taubah: 103)17
konsumtif. Selain itu, nilai bantuan yang diberikan juga relatif kecil karena dana
yang terkumpul masih terbatas, sedangkan jumlah orang yang dibantu sangat
banyak.
1. Dampak Zakat bagi pertumbuhan perekonomian
Zakat merupakan sumber pertama dan penerimaan negara, pada awal
pemerintahan Islam. Zakat merupakan ketentuan yang wajib dalam sistem
ekonomi Islam sehingga pelaksanaanya melalui institusi resmi negara yang
memiliki ketentuan hukum. Zakat dikumpulkan, dikelola, atau didistribusikan
melalui lembaga baitul maal.
Adapun dampak Zakat terhadap perekonomian, yaitu:
a. Zakat mendorong pemilik modal mengelola hartanya
Sebagaimana diketahui bahwa zakat maal, dikenakan pada harta diam yang
dimiliki oleh seseorang menginvestasikan hartanya, maka dia tidak dikenakan
kewajiban zakat maal. Hal ini, dipandang masyarakat akan selalu mengelolah
hartanya agar produktif, dan membuat perputaran uang tambahan di masyarakat.
b. Meningkat etika bisnis
17Eris Munandar, Mulia Amirullah, dan Nila Nurochani, “Pengaruh Penyaluran Dana
Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan,” hal.,
14.
Kewajiban zakat dikenakan pada harta yang diperoleh secara halal.
Sebagaimana fungsi zakat sendiri adalah sebagai pembersih harta yang diperoleh
secara bathil. Maka hal ini akan mendorong pelaku usaha agar memperhatikan
etika bisnis.
c. Pemerataan pendapatan
Pengelolahan zakat yang baik, dan alokasi yang tepat sasaran akan
mengakibatkan pemerataan pendapatan. Hal inilah yang dapat memecahkan
permasalahan setiap negara.dengan adanya zakat, distribusi pendapatan itu akan
lebih merata dan tiap orang akan memiliki akses lebih lebih terhadap distribusi
pendapatan.
d. Pengembangan riil
Salah satu cara pendistribusian zakat dapat dilakukan dengan memberikan
bantuan modal usaha bagi para mustahiq. Pendistribusian zakat dengan cara ini
akan memberikan dua efek yaitu meningkatkan penghasilan mustahiq dan juga
akan berdampak pada ekonomi.
2. Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata “anfaqa” yang artinya keluar, yang berarti
mengeluarkan sesuatu harta untuk kepentingan sesuatu yang tujuanya untuk
mendapatkan ridho Allah. Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan/penghasilan untuk sesuatu yang
diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal
nishab. Infaq juga sebahagian kecil dari harta yang digunakan untuk kebutuhan
orang banyak sebagai kewajiban yang dikeluarkan karena atas dasar keputusan
diri sendiri. Jika zakat ada nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Infak
dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.18
Jika zakat harus
diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh diberikan kepada siapa pun
juga. Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya.
Pengertian Infaq adalah lebih luas dan lebih umum dibanding dengan zakat,
tidak ditentukan jenisnya, jumlahnya dan waktunya, suatu kekayaan harus
didermakan. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan
jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan, sedangan sedekah
mempunyai makna yang lebih luas lagi dibandingkan infak.19
a. Dasar Hukum Infaq
Syariah telah memberikan panduan kepada kita dalam berinfaq atau
membelanjakan harta. Dalam Al-quran dan hadis telah memerintahkan kita
agar menginfaqkan (membelanjakan) harta yang kita miliki. Allah juga
memerintahkan agar seseorang membelankjakan harta untuk sendiri
seperti.
b. Tujuan Infaq
Adapun tujuan infaq adalah:
1. Memelihara diri jatuh kelimbah kikir yang merugikan
18
Shihab, Quraish, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2020), hlm 261-262
19
Wawan Shofwan Shalehuddin, Risalah Zakat Infaq Shadaqah, (Bandung: Tafakur
kelompok Humaniora, 2011), h.19
2. Memindahkan orang yang menerima kederajat yang lebih baik yaitu
dari derajat kekurangan ke derajat mencukupi
3. Memelihara harta dari hilang percuma artinya harta yang kita berikan
dijalan Allah SWT. Itulah modal kita untuk memperoleh nikmat
diakhirat
4. Memperkuat tali persaudaraan khususnya umat muslim
5. Mengobati penyakit hati dan cinta dunia
Adapun tujuan Infaq bagi seorang muslim antara lain:
a. Infaq merupakan bagian dari keimanan dari seorang muslim
b. Orang yang enggan berinfak adalah orang yang menjatuhkan diri
dalam kebinasaan.
c. Didalam ibadah terkandung hikmah dan manfaat besar. Hikmah
dan manfaat infaq adalah sebagai realisasi iman kepada Allah.
d. Infaq merupakan sumber dana bagi pembangunan saranan maupun
prasarana yang dibutuhkan umat Islam, membantu dan menolong
kaum dhuafa.
Infaq memiliki arti yang lebih luas dari zakat sebagai kewajiban personal
terhadap harta yang dimiliki, karena infaq adalah mengeluarkan atau
menafkahkan harta yang dimiliki baik terhadap keluarga yang membutuhkan
nafkah. Berikut penjelasan infaq yang wajib, sunnah dan mubah:
a. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, infaq untuk keluarga dan
lainnya.
b. Infaq sunnah adalah infak yang sangat dianjurkan untuk
melaksanakannya namun tidak menjadi kewajiban, seperti Infaq untuk
dakwah, pembangunan masjid dan sebagianya.
c. Infaq mubah ialah Infak yang tidak masuk dalam kategori wajib dan
sunnah, serta tidak ada anjuran secara tekstual ayat maupun hadits,
d. diantaranya seperti Infaq untuk mengajak makan-makan dan sebagainya.
Beberapa syarat-syarat Infaq agar diterima Allah
Untuk dapat diterimanya Infaq di sisi Allah, tentu saja ada persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu:
1. Hendaklah ikhlas karena Allah, tidak didorong karena riya atau ingin
dipuji orang lain.
2. Hendak infaq dijalan Allah untuk kemajuan Agama dan tegaknya
Syari’at Allah dimuka bumi ini.
Ada beberapa yang membatalkan nilai Infaq
Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 264 dinyatakan, bahwa
yang membatalkan Infaq itu adalah :
1. Al-Mannu; yaitu menyebut-yebut Infaq yang telah diberikan agar
ia dikenal sebagai orang dermawan.
2. Al-Adza; yaitu menyakiti orang yang diberi, ia memberi harta
atau bantuan tetapi disertai dengan menyakiti hari orang yang
diberi.
3. Riya; yaitu ingin dipuji orang, ingin dikenal sebagai orang
dermawan.
4. Tidak dilandasi dengan iman kepada Allah dan hari akhir.20
Adapun dampak Infaq terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah: tumpukan harta yang dikumpulkan harta yang dari para muzaki
(wajib zakat) dan darmawan, yang akan dibagikan dan disalurkan
kembali. Infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta untuk
pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperinthankan. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik
yang berpenghasilan maupun tidak.
Ada beberapa tingkatan Infaq menurut Alquran yaitu:
a. Infaq selebihnya dari keperluan sehari-hari.
b. Infaq dengang memilih harta yang ia cintai.
c. Infaq dengan mengutamakan kepentingan yang lain padahal dirinya
susah
Ada beberapa syarat infaq agar diterima Allah:
Untuk dapat diterimanya infaq disisi Allah, tentu saja ada persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Hendaklah ikhlas karena Allah, tidak didorong karena riya atau
ingin dipuji orang lain.
b. Hendaklah infaq di jalan Allah untuk kemajuan agama dan tegaknya
syari’at Allah dimuka bumi ini.
3. Pengertian Shadaqah
20 A Zakaria, Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Tarogong Kaler Garut, hal. 207).
Shadaqah berasal dari kata Shadaqah, yang berarti jujur atau benar. Orang
yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.21
Menurut
terminoligi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk
juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika Infaq berkaitan dengan
materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyakut hal yang bersifat non materiil.
Sedekah adalah ungkapan kejujuran (shidiq) iman seseorang, oleh karena itu
Allah menggabungkan antara orang yang memberi harta dijalan Allah dengan
orang yang membenarkan adanya pahala yang terbaik. Iman Muwardi
menyatakan, sedekah adalah zakat dan zakat adalah sedekah. Dua kata yang
berbeda teksnya namum memiliki arti yang sama. Dengan demikian sedekah
mencakup yang wajib dan mencakup yang sunnah, asalkan bertujuan untuk
mencari keridhan Allah semata, sering kali kita tidak peduli bahkan mungkin
tidak merasa perlu untuk mengenal nama penerimanya. Walau demikian, dalam
beberapa dalil harta kepada orang lain. Sedekah dalam beberapa dalil digunakan
untuk menyebut segala bentuk amal baik bagi orang lain atau bahkan bagi diri
sendiri.
Shadaqah merupakan sumbangan yang termotivasi secara sepenuhnya dari
keinginan pribadi.22
Sedekah disunanahkan bagi siapa saja yang mempunyai harta
sekalipun tidak satu nisab, dan shadaqah dikeluarkan harus sesuai kemampuan.
Shadaqah adalah sesuatu yang diberikan dengan tuuan mendekatkan diri pada
Allah. Shadaqah bukan merupakan suatu kewajiban. Sifatnya sukarela dan tidak
21Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hlm 246
22
Muhammad, Paradigma, Metodelogi dan Aplikasi Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), hlm. 153
terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengelurannya, baik mengenai jumlah,
waktu dan kadarnya. Setiap bershadaqah dikeluarkan dengan perasaan ikhlas
tenpa motivasi atau niat untu di puji atau memberi malu penerima shadaqah itu.
a. Jenis-Jenis Shadaqah
Shadaqah menpunyai dua pengertian yaitu secara material dan fisik
serta yang bersifat non fisik. Shadaqah material dan fisi ter bagi fardhu
wajib dan sunnah:
Adapun beberapa Fardhu ain atau wajib, terdiri dari:
a. Fardhu ain atau diri adalah zakat yang terdiri dari zakat fitrah (zakat
yang berlaku atas harta manusia)
b. Fardhu Kifayah ialah Infaq
Sunnah adalah shadaqah, ada beberapa Shadaqah yang non fisik:
1. Tasbih, tasmid, tahlil, dan takbir.
2. Senyum, tenaga untuk bekerja, membuang duri dari jalan.
3. Mendorong atau membantu orang yang kesusahan dan memerlukan
bantuan.
4. Menyuruh kepada kebaikan atau kebijakan (berbuat makrut)
5. Menahan diri dari kejahatan atau merusak
b. Orang yang Berhak Menerima Shadaqah
Diantara orang-orang yang berhak menerima shaqadah adalah:
1. Orang-orang yang sholeh atau orang-orang yang ahli dalam kebaikan
2. Orang yang paling sangat membutuhkan
3. Orang yang sangat membutuhkan
4. Orang kaya, keturunan Bani Hasyim, orang kafir, dan orang fasik.
Orang kaya dibolehkan menerima shadaqah walaupun dari keluarganya,
begitu pula keturunan Bani Hasyim. Hanya saja mereka tidak boleh
menerima zakat.
5. Shadaqah kepada jenazah23
Dibolehkan memberikan shadaqah kepada jenazah, seperti memberikan
pahala shadaqah pemberian makan, minuman, dan pakaian. Juga
diperolehkan memberikan shadaqah dengan doa menurut ijma ulama.
c. Pahala dan Manfaat Shadaqah
1. Shadaqah ialah penyuci dan pembersih
2. Shadaqah ialah bentuk ketundukan kepada perintah Allah dan Rasul-
nya
3. Orang mukmin berada dalam naungan shadaqahnya pada hari kiamat
4. Shadaqah menghindarkan musibah dan menjauhkan kematian yang
buruk
5. Shadaqah ialah tanda dan bukti nyata keimanan yang benar.
6. Shadaqah ialah penebus bagi seorang muslim dari belenggu yang
mengikatnya.
7. Allah memberi ganti yang bershadaqah
8. Pahala shadaqah tak terputus meskipun setelah penyedekah meninggal
9. Shadaqah menghapus kesalahan
Ada beberapa yang membatalkan shadaqah:
23
Rahmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 254
1. Al- Mannu; yaitu menyebut-nyebut harta yang telah ia Shadaqah.
2. Al-Adza; yaitu menyakiti hati atau perasaan si penerima sampai diungkit-
ungkit lagi apa yang telah ia berikan.
3. Al-Tiya; shadaqah karena ingin dipuji orang. Alquran mengumpamakan
shadaqah yang riya bagaikan batu yang halus kemudian disimpan tanah
diatasnya lalu datang hujan lebat, maka habis dan tidak tersisa sedikitpun.
Adapun dampak Shadaqah terhadap perekonomian yaitu berkaitan
dengan materi dan non materi, baik dalam bentuk pemberian uang atau
benda, tenaga atau jasa, menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan,
mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, bahkan yang paling sederhana.
Sedekah boleh diberikan kepada siapapun juga. Berikut perbedaan antara
Zakat,Infaq Dan Sedekah.
Tabel 1.7
Perbedaan dan persamaan antara Zakat, Infaq, Dan Shadaqah
No
Aspek
Perbedaan
Persamaan Zakat Infaq & Sedekah
1 Dasar Hukum
Tegas dan jelas dalam
nass
Tidak tegas dan jelas
dalam nass
Sama-sama
punya dasar
hukum
2 Muzakki,
munfiq,mustash
addiq
Muzzaki wajib
mengeluarkan
Zakat apa bila telah
memenuhi syarat,tidak
bisa menentukan
syarat-syarat tertentu
sesuai dengan
ketentuan syarak
Munfiq,mutashoddiq
mengeluarkan sedekah
karena ajuran
(sunnah),dapat
menentukan syarat-syarat
asal tidak bertentangan
dengan syarak.
Sama-sama
mengeluark
an harta
untuk
kebijakan
3 Mal dan al-
zakat dan
mauqufbih
Harta zakat bisa
dibandingkan langsung
harta zakatnya
Hartanya bisa dikelola
terlebih dahulu dan
hasilnya dibagikan
Sama-sama
dapat
dinikmati
oleh pihak
yang
berhak
meneriman
ya
4 Amil & nazil Amil secara tegas
dijelaskan dalam QS
At-Taubah:60
Nazir bukan rukun dari
infaq dan sedekah
sama-sama
memerluka
n
pengelolah
ditribusi
agar sampai
pd ssran.
5 Mustahiq Sasaran zakat sudah
pasti dalam 8 kelompok
Sasaran infaq,sedekah
ditunjukan kepada
kebajikan dan lebih luas
Sama-sama
untuk
kebijakan
(kepentinga
n sosial).
G. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka, saya memasukkan hasil penelitian dari beberapa
orang yang bahasanya juga berkaitan dengan penelitian saya:
Tabel 1.8
Penelitian Terdahulu
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Risfah Faidah Implementasi zakat
infaq dan shadaqah di
BMT anda salatiga
2017
Tujuan penelitian ini
adalah pada zakat infaq
shadaqah manfaat untuk
membersihkan dan
menyucikan mereka
yang membayarkan.
Zakat akan
membershkan hati
manusia dari sifat
kekiran dan cinta harta
yang belebihan, serta
menyucikan sifat-sifat
kebaikan dalam hati
manusia.
2 Istutik (2013) Analisis Implementasi
akutansi zakat infaq
shadaqah pada lembaga
amil zakat di Kota
Malang
Dalam skripsi ini
penyaluran dana ZIS
terbagi menurut
aktivitas atau kelompok
seperti pendidikan,
yatim piatu, dhuafa dan
dipergunakan untuk
pengelolah lembaga
amil. Tempat
penelitiannya di
lembaga amil zakat di
Kota Malang.
3 Jasafat (2015) Manajemen
pengelolaah zakat,
infaq, shadaqah pada
Baitul Mal Aceh Besar
Dalam skripsi ini ZIS
digunakan untuk
pengembangan
ekonomi seperti:
penyaluran modal,
pembentukan lembaga
keuangan pembangunan
industri.
4 Shahnaz (2016) Penerapan tentang
pelaporan keuangan
akutansi zakat, infaq
dan shadaqah pada
BAZNAS Provinsi
Sulawesi Utara
Penelitian tentang
Pertumbuahn Ekonomi
merupakan salah satu
indikator keberhasilan
pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi
ini prosesnya terjadi
kenaikan produk
Nasional Bruto riil.
5 Nasution (2015) Mekanisme
pengelolaan Dana
Zakat, Infaq Dan
Shadaqah (ZIS) Dan
Pertumbuhan Ekonomi
di Syariah Amanah
Ummah
Perekonomian tersebut
tidak dapat berkembang
dengan baik maka
menimbulkan masalah
sosial dan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi
ini perkembangan
Produk Domestik Bruto
(PDB) suatu negara dari
tahun ke tahun.
H.Kerangka Pemikiran
Zakat merupakan ibadah yang dapat diartikan banyak hal, baik secara
etimologi maupun secara terminologi. Secara etimologi (bahasa) kata “zakat”
merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti tumbuh, berkah, bersih
dan bertambahnya kebaikan zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki beberapa
arti, yaitu al-barakatu yang berarti keberkahan, al-namma yang berarti
pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharathu yang berarti kesucian, dan
ash-shalahu yang berarti keberesan.
Infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infaq
berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan kemanusiaan sesuai
dengan ajaran Islam. Infaq adalah lebih luas dan lebih umum dibandingkan
dengan zakat, tidak ditentukan jenisnya, jumlahnya dan waktunya, suatu
kekayaan harus didermakan.
Shadaqah merupakan pemberian kepada orang yang membutuhkan atau
kepada orang yang kaya tanpa ada imbalan karena mengharapkan pahala
diakhirat. Zakat dan zakat sedekah dua kata yang berbeda teksnya namun
memiliki arti yang sama. Dengan demikian sedekah yang wajib mencakup
yang sunnah, asalkan bertujuan untuk mencari keridhan Allah semata, sering
kali kita tidak peduli bahkan mungkin tidak merasa perlu untuk mengenal
nama penerimanya.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama dalam
proses pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah pelaksanaan dana zakat, infaq, shadaqah
(ZIS). Apabila pelaksanaan dana ZIS di suatu negara dikelola dengan baik dan
disalurkan dengan tepat sasaran maka akan meningkatkan pertumbahan
ekonomi. Jika semakin tinggi maka akan meningkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia, dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konseptual paada penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Implementasi
Zakat, Infaq,
Shadaqah
Terhadap pertumbuhan
ekonomi Hambatan
pelaksanaan ZIS
Upaya
peningkatan
penerimaan ZIS
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Pendekatan ini penelitian gunakan karena peneliti merasa
bahwa ada kesesuaian antara permasalahan yang dibahas dengan tujuan yang
ingin dicapai. Dimana penelitian membahas tentang strategi peningkatan pengaruh
ZIS pada badan amil zakat di Batang Hari sebagai objek peneliti sesuai dengan
keadaan sebenarnya yang dimulai dilapangan.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan
pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi menganai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu
periode tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh
gejala atau keadaan yang ada, keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian.24
24
Mukhtar, “Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif” , Cet. Ke 1, (Jakarta:
Referenci, 2013), hlm. 10-11
B. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Jln. Kalimantan No.61 Perumnas Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
data primer dan data sekunder:
b. Data Primer adalah sumber data yang langsung dikumpulkan oleh
penelii dari sumber pertanyaan yang diperoleh zakat dan mustahiq
tentang sistem pengelokasian zakat produktif untuk
peemberdayaan ekonomi pada BAZNAS Kabupaten Batang
Hari.25
c. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti, tetapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua
atau ketiga. Data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini adalah data pendukung
yang diambil dari pihak kantor Baznas di Kabupaten Batang Hari.
Data sekunder meliputi buku atau dokumentasi yang berkaitan
dengan peningkatan ZIS di Kabupaten Batang Hari.
25 Siti Lestari, “Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Strata Satu (SI)
Jurusan Muamalah (MU),” hal., 190.
2. Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data berupa responden dan berupa informan dikatakan juga
sebagai sumber data berupa orang atau (person). Sumber data peristiwa-peristiwa
atau kejadian-kejadian selama observasi berlangsung dikatakan juga sumber data
sebagai tempat (place). Sedangkan sumber data berupa dokumen-dokumen atau
berupa literatur-literatur pustaka dikatakan juga sebagai sumber data berupa huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol (paper).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewe) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberi jawaban atas pertanyaan. Demi
lancarnya wawancara dengan mendapatkan informasi yang akurat, maka dalam ini
proses wawancara dilakukan dengan santai, nyaman, artinya tidak ada yang
merasa tertekan antara pewawancara dan terwawancara.
Wawancara merupakan wahana strategis pengambilan data yang
memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu. Wawancara ini penulis gunakan
untuk memperoleh data yang berhubungan dengan tujuan “Implementasi Zakat
Infaq dan Shadaqah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Batang Hari”
(Studi kajian Etnografi) yang mana dalam hal ini penulis mewawancara
masyarakat pihak yang tekait, lembaga adat yang bersangkut atau memehami
tentang ZIS.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik akhir yang digunakan untuk pengumpulan
data dalam penellitian ini. Dokumentasi yaitu teknik pencarian data melalui
dokumentasi-dokumentasi atau arsip-arsip yang berhubungan objek penelitian.
Hal ini dapat membatu proses analisis. Dokumentasi ini untuk meperkuat
wawancara kapada wawancara dan observasi. Metode dokumentasi sangat perlu
untuk mencari data yang terkait dengan berbagi hubungan variabel baik berupa
buku-buku, majalah, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Dokumen ini penulisan
gunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan tujuan “Implementasi
Zakat Infak dan Shadaqah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Batang
Hari.
3. Observasi
Obsevasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data
melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang
diamati secara langsung. Observasi (observation) atau pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Dengan kata lain observasi adalah proses
pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat mengamati
kondisi yang berkaitan dengan objek penelitian. Di Kabupaten Batang Hari.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lain sehingga mudah dipahami. Dan tentunya dapat diinfrmasikan kepada
orang lain.
Data yang dikumpulkan dilapangan dianalisa dengan menggunakan
analisis non-statistik yaitu dengan cara deskriptif:
1. Induktif, yaitu suatu pola pikir yang diawalai dengan teori-teori yang
bersifat khusus menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum.
Misalnya penulis membahas program kerja BAZNAS Batang Hari
dan mengambil kesimpulan bahwa salah satu tujuan BAZNAS adalah
untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
2. Deduktif, yaitu suatu pola atau cara berfikir yang diawali dengan
mengemukakan judul-judul yang bersifat umum kemudian menuju
kepada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Misalnya penulis
membahas masalah zakat kemudian memberikan komentar para
informan terhadap zakat tersebut.
3. Komperatif, yaitu suatu pola pikir yang bersifat membandingkan
antara kerangka pikir atau pendapat yang satu dengan pendapat yang
lain. Kemudian baru ditarik suatu kesimpulan yang paling kuat dan
diyakini kebenarannya. Misalnya penulis membandingkan pendapat
para ahli tentang zakat dan mengambil kesimpulan tentang pengertian
zakat tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tidak keluar dari jalur pembahasan, dan tidak terjadi
pelebaran dari pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan yang
akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini, dan menjadi ringkasan dari
pembahasan-pembahasan yang ada di dalam setiap babnya berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang membahas tentang bagian pendahuluan dalam sebuah
skripsi, begitu juga skripsi ini, bab 1 didalamnya terdapat pembahasan mengenai:
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, landasan teori dan tinjauan pustaka.
BAB II METODE PENELITIAN
Dalam bab ini terdapat pembahasan tentang metode penelitian yaitu
pendekatan penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, unit yang dianalisis,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sitematika penulisan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis membahas gambaran umum tentang BAZNAS
Kabupaten Batang Hari keadaan dasar hukum pembentukan BAZNAS, keadaan
program kerja, struktur kepengurusan dan sejarah singkat BAZNAS Kabupaten
Batanghari.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab yang berisikan pembahasan skripsi yang didalamnya
membahas jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan
saran
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Di Kabupaten Batang Hari telah dibentuk badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS), berdasarkan SK peraturan bupati No 72 Tahun 2017 tentang
pembentukan BAZNAS daerah tingat II Kabupaten Batang Hari dan ini
merupakan bentuk pertama dari lembaga pengelolaan zakat yang ada di
Kabupaten Batang Hari.
Badan amil zakat nasional (BAZNAS) atau badan amil zakat daerah
(provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan), berdasarkan pada UU No. 38 tahun
1999 tentang pengelolan zakat.
Dengan adanya UU No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat tersebut
yang mengamanatkan untuk membentuk badan amil zakat daerah kota yang
pelaksanaanya dilakukan oleh bapak walikota/Bupati.
BAZNAS Kabupaten Batang Hari sendiri resmi didirikan pada tanggal
12 Oktober 2015,26
yang beralamat di Jl. Kalimatan no. 16 Perumnas Muara
Bulian.
B. Dasar Hukum Pembentukan BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Adapun dasar pembentukan Baznas Kabupaten Batang Hari yaitu:27
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat
26
Hasil wawancara dengan Bapak HM. Fadil Syafi’I, BA Selaku Wakil Ketua IV
Tentang ZIS, Tanggal 23 Juni 2020
27
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batanghari Tahun 2017
2. Peraturan penerimaan No. 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-
undang Nomor 23 tahun 2011
3. Peraturan Daerah Nomor 7 Kabupaten Batang Hari Nomor 7 tahun 2016
Tentang pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah
4. Intruksi Presiden RI namor 3 tahun 2011 tentang kewajiban membayar
zakat
5. Instruksi Gubenur Jambi Nomor 01 tahun 2011 tentang kewajiban
membayar zakat
6. Surat edaran Bupati Batang Hari Nomor 450/0762/Kesra/2013 tentang
kewajiban menunaikan zakat.
C. Visi, Misi dan Motto28
1. Visi
Menjadi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Batang Hari yang
amanah, transparan dan profesional.29
2. Misi30
a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat
b. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat dan infaq
sesuai dengan syari’at Islam
c. Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah,
transparan, profesional dan terintegrasi
d. Mewujudkan pusat data zakat dan infaq
28
Buku Panduan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari Tahun
2017
29
Ibid, hlm 2
30Ibid
e. Memaksimalkan peran zakat dalam menaggulagi kemiskinan di
Kabupaten Batang Hari melalui sinergi koordinasi dengan
lembaga terkait
3. Motto Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari
yakni: “Tiada Hari Tanpa Jihad Fisabilillah”
D. Struktur Kepengurusan
1. Pengurus BAZNAS Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut:31
Tabel 1 Struktur Kepengurusan BAZNAS Kabupaten Batang Hari
No Jabatan Nama
1 Ketua Drs. H. Baihaqi
2 Wakil Ketua 1 KH. Parlindungan H
3 Wakil Ketua 2 G. H. Hamidi, S. Ag
4 Wakil Ketua 3 HM. Amin, SE
5 Waka 4 H. Fadhil Syafi’i
6 Sekretaris Helmi, S.Ag
7 Bendahara Zartini, SE
8 Bidang Pengumpulan KH. Perlindungan
Hasibuan
9 Bidang Pendistribusian H.Hamidi, S. Ag
10 Staf Bidang Keuangan Harno
11 Staf Bidang ADM, SDM &
Umum
H.Sudirman
31
Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari Tahun 2017
12 Staf Agung Swasana
Zuhri Alwi
Zahri Fadli, S.Pd
Sahrul Aji I.S, S. Sos, M.Pd
2. Struktur Organisasi32
Gambar 1 (Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Batang Hari 2014-2019)
Ww
32
Buku Panduan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari tahun
2019, hlm. 28
KETUA
Drs. H. Baihaqi
WAKA I
Bidang Pengumpulan
KH. Parlindungan H
Anggota
H. Muslim
WAKA II
Bidang Pendistribusian
H. Hamidi, S.Ag
Anggota
H. Ali Imran
Budiono
WAKA III
Bidang Keuangan
HM. Amin, SE
Anggota
Harno
SEKRETARIS
Helmi, S.Ag
WAKA IV
Bidang Administrasi
HM. Fadil Syafi’i BA
Anggota
H. Sudirman
BENDAHARA
Zartini, SE
STAF
Agung Swasana
Zuhri Alwi
Sahrul Aji I.S, S.Sos, M.Pd
E. Tugas dan Kewajiban BAZNAS Kabupaten Batang Hari
Adapun tugas dan kewajiban BAZNAS Kabupaten Batang Hari yang
diatur oleh perda dan dijelaskan dalam Perbu Nomor 72 Tahun 2017 tentang
petunjuk teknis pengelolaan zakat, infaq shadaqah sebagai berikut:33
a. Ketua Baznas Kabupaten Batang Hari mempunyai tugas sebagai
berikut:34
1. Memberikan saran dan pertimbangan tentang pegelola zakat, infaq dan
shadaqah, pengembangan hukum dan pemahaman mengenai
pengelola BAZNAS
2. Memberikan pertimbangan akan kebijakan pengumpulan,
pendayagunaan dan pengembangan pengelola zakat
3. Memberikan penilaian pertanggung jawaban dan laporan hasil kerja
badan pelaksanaan dan hasil pemeriksaan komisi pengawas
4. Menampung, mengola dan menyampaikan pendapat umat tentang
pengelolaan zakat
b. Wakil Ketua Baznas Kabupaten mempunyai tugas sebagai beriku:35
Wakil Ketua I : Bidang Pengumpulan zakat, mempunyai tugas:
1. Menyusun strategi pengumpulan zakat
2. Pelaksanaan pengelolaan data Muzakki
3. Pelaksanaan sosialisasi zakat
4. Pelaksanaan dan pengendalian pengumpulan zakat
33
Peraturan Bupatin Batang Hari Nomor 72 Tahun 2017 tentang petunjuk teknis
pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah
34
Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 72 Tahun 2017 tentang petunjuk teknis pegelolaan
zakat, infaq dan shadaqah Pasal 3 hlm. 6
35Ibid, hlm. 6
5. Pelaksanaan pelayanan muzakki
6. Pelaksanaan pengelolaan pengumpulan zakat
7. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pengumpulan zakat
c. Wakil ketua II: Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan mempunyai
tugas:36
1. Penyusunan strategi pendistribusian dan pendayagunaan zakat
2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data mustahiq
3. Pelaksanaan dan pengendalian pendistribusian dan pendayagunaan
zakat
4. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat
5. Penyusunan pelaporan dan pertanggungjawaban pendistribusian dan
pendayagunaan zakat
6. Koordinasi peklaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan zakat
tingkat Kabupaten
7. Mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Ketua BAZNAS
d. Wakil ketua III: Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan,
mempunyai tugas:
1. Penyiapan penyusun rencana strategi pengelolaan zakat tingkat
Kabupaten
2. Penyusunan rencana tahunan BAZNAS Kabupaten
36Ibid
3. Pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima tahun rencana pengelolaan
zakat Kabupaten
4. Pelaksanaan pengelolaan keuangan BAZNAS Kabupaten
5. Pelaksanaan sistem akutansi BAZNAS Kabupaten
6. Penyusunan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja
BAZNAS Kabupaten
7. Pelaksanaan strategi komunikasi dan hubungan masyarakat BAZNAS
Kabupaten
e. Wakil Ketua IV : Bidang Administrasi, Sumber Daya Manusia dan
Umum,mempunyai tugas.
1. Penyusunan strategi pengelolaan Amil BAZNAS Kabupaten
2. Pelaksanaan perencanaan Amil BAZNAS Kabupaten
3. Pelaksanaan rekrutmen Amil BAZNAS Kabupaten
4. Pelakanaan pengembangan Amil BAZNAS Kabupaten
5. Pelaksanaan Administrasi perkantoran BAZNAS Kabupaten
6. Penyusunan rencana strategi komunikasi dan hubungan masyarakat
BAZNAS Kabupaten
7. Pelaksanaan strategi komunikasi dan hubungan masyarakat BAZNAS
Kabupaten
8. Pengadaan, pencatatan, peliharaan, pengendalian, dan pelaporan aset
BAZNAS Kabupaten
9. Pemberian rekomendasi pembukaan perwakilan LAZ berskala
Kabupaten
f. Pelaksaan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan garis kebijakan BAZNAS dan program pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat
2. Memimpin pelaksaan program-program BAZNAS
3. Pelaksaan audit
4. Pelaksanaan audit untuk tujuan tertentu atas penugasan ketua
BAZNAS
5. Membantu ketua dalam pelaksanaan tugas sehari-hari melaksanakan
tugas lain yang diberikan atasan
F. Program Kerja
1. Tugas pokok BAZNAS Kabupaten Batang Hari
a. Pendataan
1. Melakukan pendataan muzakki dari PNS, pengusaha, aghniya, dan
profesi lainnya yang ada di Kabupaten Batang Hari, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan Melakukan pendataan mustahik
2. Mengelola data base muzakki dan mustahik
b. Pembentuk UPZ
Membentuk Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) di semua tingkat dan lini
c. Pembekalan
Pembekalan terhadap pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) dan petugas
UPZ baik pengetahuan, adminidtrasi dan lainnya
d. Sosialisasi dan silaturahim
1. Melakukan Sosialisasi sadar zakat, infaq dan shadaqah melalui:
menyurati Muzakki dan silaturahim, mengadakan gerakan bulan sadar
zakat, infaq dan shadaqah
2. Penjelasan dan motivasi zakat, infaq dan shadaqah dalam bentuk
ceramah, tabligh akbar, khutbah Jum’at baliho dan spanduk
3. Melakukan kegiatan seminar dan dialog bersama pemerintah daerah
ulama dan zu’ama di semua tingkat
e. Membangun mitra strategis
Membangun jalinan kerja sama antara pihak terkait dan semua pihak
dalam upaya optimalisasi pengumpulan dana zakat, infaq dan shadaqah
dikuatkan dengan dukungan pemerintah, ulama zu’ama dan lainnya.
f. Membuat kotak, buku dan kupon amal/infaq
1. Menitipkan kotak amal disetiap sekolah, madrasah, kantor, perusahaan,
toko-toko dan tempat strategis lainnya
2. Menyiapkan buku/buku infaq guna untuk para dermawan secara rutin
berinfaq setiap bulan
3. Menitipkan kupon amal disetiap tempat strategis
2. Prosedur pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah Kabupaten Batang
Hari meliputi:
a. Penyaluran untuk fakir miskin
1. Didistribusi setiap bulan Ramadhan dalam bentuk uang terutama fakir
miskin dan miskin
2. Didistribusikan melalui sekolah/madrasah khusus bagi orang tua siswa
fakir dan misin
b. Pemberdayaan kaum Dhu’afa
1. Merupakan progrm pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola
secara baik, benar, sistematis, insentif dan berkesinambungan berupa:
pemberian dana bergilir, wawasan berusaha, pembinaan karakter
sehingga mereka menjadi berdaya dan di dorong untuk lebih mandiri
2. Usaha ternak mandiri dan lainnya
c. Pendidikan anak yatim dan dhu’afa dan santunan anak yatim
1. Bercita-cita membangun pokok pesantren anak-anak yatim di
Kabupaten Batang Hari
2. Menyatuni anak-anak yatim setiap bulan ramadhan dari dana infaq
d. Kesehatan
Bantuan biaya berobat yang diberikan dalam bentuk taksiran
tangguhan biaya kepada pasien yang mustahik
e. Bedah rumah
Bantuan bedah rumah ditunjukan kepada mustahik terutama fakir
dan miskin disesuaikan dengan kriteria-kriteria kepada mustahik fakir
dan miskin disesuaikan dengan kriteria-kreteria yang disepakati.
f. Dasar Hukum UPZ:
c. Nas Al-Quran dan Hadits
a. Terdapat delapan asnaf yang berhak menerima zakat yaitu: orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat (Amil), muallaf,
memerdekan hamba (Riqab), orang yang berhutang dijalan Allah
(Gharim), orang-orang yang berperang dijalan Allah (Fisabillah),
dan orang yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil) (At-Taubah
9;-60).
b. Zakat mempunyai fungsi sosial dalam masyarakat. Keserakahan
dan kezaliman seseorang tidak bisa ditolerir apabila ia telah
memakan dan menguasai anak yatim.
c. Ambillah sebagian dari harta mereka sebagai sedekah untuk
membersihkan dan mensucikan mereka dengannya (At-
Taubah103).
d. Seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah bertanya:
bagaimanakah jika seorang lelaki memberikan zakat hartanya:
barang siapa memberikan zakat hartamya, maka hilanglah
kejelekannya (Al-Hadits).
e. Orang kaya yang syukur lebih baik dari pada orang miskin yang
sabar (Al-Hadits).
f. Tangan diatas (pemberi) lebih baik dari tangan dibawah
(penerima) (Al-Hadits).
2. Undang-Undang
a. Undang-undangan Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat.
b. Peraturan pemerintahan No. 14 tahun 2014 tentang pengelolaan
zakat.
c. Pasal 18 Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor D-291 Tahun 2000
tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.
d. Surat Edaran Menteri dalam negeri No. 451. 12/1728/SJ Tanggal 7
Agustus 2002 tentang pemberdayaan Badan Amil Zakat (BAZDA)
di Daerah.
e. Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama
Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil
Zakat, Infaq dan Shadaqah.
f. Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang
pelaksanaan UU. No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat’.
g. Peraturan pemerintahan No. 17/2000 dan kep Dirjen Pajak No.
163/PJ/2003 Tentang Pembelakuan zakat atas penghasilan kena
pajak.
h. Surat Edaran Bapak Wali Kota Jambi No. 377/2007 tentang
Himbauan Zakat, Infaq dan Shadaqah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Dana ZIS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Batang Hari
Zakat mempunyai peranan sangat penting strategis dalam upaya
pengentasan kemiskinan, pembangunan perkembangan ekonomi dan
menjadikan sumber daya manusia yang bermanfaat dan berkualitas dengan
taraf hidup yang lain, zakat tidak memiliki dampak balik apapun kecuali
keridhaan dan mengharap pahala dari Allah semata. Namun demikian, bukan
berarti mekanisme zakat tidak dijadikannya dana zakat sebagai modal
usaha,untuk pemberdayaan penerimanya, dan supaya fakir miskin lainnya
mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, serta mereka dapat
menyisihkan penghasilannya untuk menabung.37
Pendistribusian dan Pendayagunaan
Mengenai pendistribusian dan pendayagunaan hasil penerimaan zakat
yang terkumpul, telah diatur dalam Peraturan Daerah No 7 Tahun 2016 tentang
pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Dan mengenaian pendistribusian dan
pendayagunaan dana zakat ini sudah diatur di dalam program kerja BAZNAS
Kabupaten Batang Hari yang dimeliputi: penyaluran untuk fakir miskin,
pemberdayaan kaum Dhua’fa, pendidikan anak yatim, santunan anak yatim,
kesehatan dan bedah rumah. Dan apabila kebutuhan dasar Mustahiq sudah
37Niftakul Isnaini, “Pengembangan Amil dan SDM pada Pengelolaan Zakat”, Skripsi
Manajemen Zaswaf, hal. 1
terpenuhi barulah Dana Zakat bisa digunakan untuk pemberdayagunaan usaha
produktif.
Selanjutnya penulis melakukan wawancara kepada Bapak H.
Hamidi selaku wakil ketua IV Bidang Pendistribusian BAZNAS
mengenai pelaksanaan dana Zakat infaq di Kabupaten Batang Hari, ia
mengatakan bahwa:
“Untuk pendistribusian Dana Zakat kami lebih mengutamakan terlebih
dahulu ke delapan asnaf dan orang tua fakir miskin dilembaga
pendidikan, karena melihat masih sedikitnya Dana Zakat yang kami
terima untuk pendayagunaan seperti program usaha ekonomi produktif
dan lain-lain yang telah direncanakan belum bisa direalisasikan, oleh
karena itu melihat kondisi dana yang kami terima dan kami terus
berupaya untuk terlaksananya program yang telah dirancang”.38
Dan untuk menyalurkan pendistribusian Dana Zakat ini
BAZNAS Kabupaten Batang Hari berpatokan pada Perda No 7 Tahun
2016 yang dijelaskan bahwa pendistribusian zakat dilakukan
berdasarkan skala perioritas dengan memperhatikan perinsip pemerataan
keadilan dan kewilayaan.
Lalu penulis melakukan wawancara dengan Bapak H. Hamidi
selaku Wakil Katua II mengenai hal yang sama ia mengatakan bahwa.
“Kami menyalurkan Dana Zakat sesuai dengan prinsip perda dan hasil
rapat pengurus BAZNAS Kabupaten Batang Hari untuk menyalurkan
Dana Zakat tersebut kami menyesuaikan berapa Dana Zakat yang
diterima dari Kecamatan akan kami salurkan kepada Kecamatan
lainnya ”.39
38
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Hamidi Selaku Wakil Ketua II, di Kabupaten
Batanghari 27 Juni 2020
39Hasil Wawancara dengan Bapak H. Hamidi Selaku Wakil Ketua II, Tanggal 24 Juni
2020
Kemudian penulis juga melakukan wawancara mengenai hal
yang sama kepada Bapak HM. Amin di Bidang Keuangan BAZNAS.
“Pendidikan anak yatim, Dhua’fa dan Santunan anak yatim
membantu kelanjutan pendidikan pelajar dan mahasiswa kurang
mampu dengan pemberian besiswa di dalam negeri maupun luar
negeri dari semua jurusan. Tujuannya adalah melahirkan
generasi bertawhid yang memiliki kemampuan leadership,
intelektual, wawasan yang berakhlaqul karimah. pendidikan
anak yatim dan dhua’fa dan santunan anak yatim bercitata
membangun pondok pesantren anak yatim di Kabupaten
Batanghari. Menyantuni anak-anak yatim setiap bulan
Rahmadan dari dana infaq. Selanjutnya kesehatan bantuan biaya
berobat yang diberikan dalam bentuk taksiran tanguhan biaya
kepada pasien yang mustahiq, bantuan bedah rumah ditunjukan
kepada mustahiq terutama fakir dan miskin di sesuaikan dengan
kriteria-kriteria yang disepakati”.40
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dana
Zakat Infaq Shadaqah terhadap pertumbuhan ekonomi itu banyak melalui
berbagai cara yang pertama melalui penyaluran untuk pakir dan miskin,
memperdayakan kaum Dhua’fa, pendidikan anak yatim, Dhua’fa dan
santunan anak yatim, pendidikan anak yatim dan Dhua’fa dan santunan
anak yatim, kesehatan dan bedah rumah.
Selanjutnya penulis melakukan wawancara kepada Bapak Hamidi,
S.Sos selaku Kabid Perencanaan Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup di Bappeda Kabupaten Batang Hari. Mengenai Pelaksanaan
Dana Zakat Infaq Shadaqah terhadap pertumbuhan ekonomi, ia mengatakan
bahwa:
“Adanya pelaksanaan dana Zakat Infaq Shadaqah terhadap
pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Batang Hari. Seperti bagi
40
Hasil Wawancara dengan Bapak HM. Amin BAZNAS Kabupaten Batanghari 25 Juni
2020
orang yang kaya diwajibkan mengeluarkan zakatnya. Sesuai syariat
Islam baik itu berupa zakat infaq dan shadaqah yang merupakan hak
dari golongan fakir miskin dan lainya. Dan dapat maksimalkan peran
zakat dalam mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Batang Hari”.41
Lalu penulis melakukan wawancara dengan Bapak Sabar selaku Kasubbang
Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan mengenai hal yang sama ia mengatakan
bahwa:
“Kalau mengenai pelaksanaan Dana Zakat Infaq Shadaqah yaitu ada
orang-orang tertentu seperti Amil zakat yang mengelola Dana Zakat
Infaq Shadaqah, dengan adanya Dana Zakat Infaq Shadaqah sangat
membantu masyarakat Kabupaten Batang Hari dapat membantu
memberikan pendidikan sekolah kepada anak-anak yatim”.42
Kemudian penulis juga melakukan wawancara mengenai hal yang sama
kepada Bapak Elvin Diansyah, Selaku anggota Kasubbang Pengendalian
Evaluasi dan Pelaporan Bappeda di Kabupaten Batang Hari.
“Dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini dan dalam
pelaksanaan Dana Zakat Infaq Shadaqah Tersebut, dan dapat
mengurangi angka kemiskinan bahwa zakat dapat membantu
kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Batang Hari. Oleh
karena itu saya mengharapkan Dana Zakat Infaq Shadaqah terus
meningkat sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi semakin
maju dan berkembang”43
.
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan
Dana Zakat Infaq Shadaqah terhadap pertumbuhan ekonomi orang yang
tertentu seperti Amil zakat yang mengelola Dana Zakat Infaq Shadaqah
dan ini sangat membantu masyarakat yang ada di Kabupaten Batang
Hari.
41
Hasil Wawancara dengan Bapak Hamidi, S.Sos Selaku Kabid Perencanaan Ekonomi
SDA dan LH di Kantor Bappeda, Tanggal 17 Juli 2020
42Hasil Wawancara dengan Bapak Sabar, Selaku Kasubbag PEP di Kantor Bappeda Juli
2020 43
43Hasil Wawancara dengan Bapak Elvin Diansya, SE selaku Kasubbag PEP di Kantor
Bapepeda 17 Juli 2020
Zakat dianggap mampu dalam pengentasan kemiskinan, karena
zakat merupakan sarana yang dilegalkan agama dalam pembentukan
modal. Pembentukan modal sematamata tidak hanya berasal dari
pengolahan dan pemanfaaran sumber daya alam saja, tetapi melalui
upaya penyisihan sebagian harta bagi yang mampu, yang wajib
dibayarkan kepada pengelola zakat. Zakat di harta bagi yang mampu,
yang wajib di bayarkan kepada pegelola zakat. Zakat di anggap akan
mampu memaksimalkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui
pengadaan sarana dan prasarana bagi masyarakat, meningkatkan
produktifitas, serta meningkatkan pendapatan masyarakat secara
umum.44
Kemudian penulis melakukan wawancara dengan bapak
Fadil Syai’fi selaku Wakil Ketua IV mengenai cara mengembangkan
Unit Pengumpulan Zakat di Kabupaten Batang Hari ia mengatakan
bahwa:
“Dalam mengembangkan suatu lembaga zakat ini banyak terjadi
pengembangan yang semakin mudah, seperti dari pengumutan
sistem pengelolaan, pendistribusian dan pengawasannya. Selalu
meningkatkan sosialisasi penyebaran materi-materi tentang zakat
dan serta bertapa pentingnya unit pengumpulan zakat ini terhadap
pencapaian pendayaan zakat”45
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan bapak H.
Hamidi selaku Wakil Ketua II mengenai hal yang sama lalu ia
mengatakan bahwa:
44
Amalia, Kasyful Mahalli, “Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Desember 2012, hlm.
72
45Hasil Wawancara dengan Bapak Fadil Syafi’I Selaku Wakil Ketua IV Juli 2020
“Dalam upaya mengembangkan unit pengumpulan zakat ini kita
harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya
dalam kegiatan pengelolaan zakat ini, peningkatan kerja sama
antara staf unit pengumpulan zakat dan masyarakat mendapat
dukungan dan kesadaran semua masyarakat”.46
Kemudian melakukan wawancara dengan Ibu Zartini, selaku
Bendahara ia mengatakan bahwa:
“Dengan meningkatkan sosialisasi kepada msyarakat mengenai
peran penting unit pengumpulan zakat ini dalam pengelolaan serta
pendistribusianya”.47
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa mengenai cara
mengembangkan Unit Pengumpulan Zakat adalah dengan cara
menigkatkan kinerja pegawai memperbanyak bersosialisasi kepada
masyarakat betapa pentingnya suatu lembaga unit pengumpulan zakat ini
dalam pendataan, pengelolaan dan pendistribusian zakat.
2. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ZIS Kabupaten Batang Hari
Kendala dalam pelaksanaan Zakat Infaq Shadaqah tentu akan
dihadapi oleh lembaga. Jika dalam program kerja ada kendala tertentu
ada solusi yang harus diatasi. Dari data yang ada, dalam melaksanakan
program operasional kerja Zakat Infaq Shadaqah yang dihadapi oleh
kantor Baznas Kabupaten Batanghari.
Hasil wawancara dan observasi penelitian yang menjadi
penghambat berjalanya program Zakat Infaq Shadaqah, dan hambatan-
hambatan tersebut masih bisa diatasi oleh Baznas Kabupaten Batang
46Hasil Wawancar a dengan Bapak H. Hamidi, S. Ag Selaku Wakil Ketua II di Baznas
Kabupaten Batanghari Juli 2020
47Hasil Wawancara dengan Ibu Zartini, SE Selaku Bendahara di Kantor Baznas
Kabupaten Batanghari Juli 2020
Hari. Akan tetapi, dalam mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan
program Zakat Infaq yang di kantor Baznas mampu melaksanakan solusi
dari hambatan-hambatan tersebut butuh waktu yang lama.
Selanjutnya penulis melakukan Wawancara dengan Bapak KH.
Parlindungan selaku Wakil Ketua I menyatakan bahwa:
“Kebanyakan setiap orang tidak melakukan membayar zakat
melalui lembaga Amil Zakat akan menimbulkan hambatan dan
kendala. Dalam upaya penghambatan ini akan dimusawarahkan
untuk itu agar setiap Muzakki bisa menyalurkan Zakat Infaq
Shadaqah kepada pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, ada
berapa kendala dan hambatan Zakat Infaq Shadaqah, masyarakat
masih terbiasa menyalurkan zakat secara langsung atau melalui
Mustahiq dan masjid yang biasanya tanpa disertai pencatatan
kebiasaan ini masih ada sejak dahulu sampai sekarang,
masyarakat masih belum mengikuti peraturan dalam penyaluran
zakat. Dalam pementasan hambatan tersebut tugas Baznas
mensosialisasikan zakat kepada masyarakat sesuai Undang
undang maka dari itu penyaluran dana zakat melalui Baznas atau
lembaga Amil Zakat, dalam penyalurannya supaya merata”.48
Lalu penulis melakukan wawancara dengan Bapak H
Sudirman selaku Anggota Wakil Ketua IV di BAZNAS Kabupaten Batang
Hari.
“Masyarakat masih belum terlalu mengenai lembaga BAZNAS
sehingga membuat kalangan umat muslim tetap memilih
menyalurkan zakatnya secara langsung”.49
Kemudian wawancara dengan Bapak Fadil Syafi’i selaku wakil ketua
IV ia mengatakan bahwa:
“Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan
zakat secara benar sesuai syariat hal ini menjadi hambatan
dalam pelaksanaan zakat, masyarakat masih banyak
48
Hasil Wawancara dengan Bapak KH. Parlingan H selaku Ketua I Baznas di Kabupaten
Batang Hari 27 Juni 2020
49Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman selaku Anggota Baznas di Kabupaten
Batanghari 27 Juni 2020
menyalurkan zakatnya secara langsung kepada mustahiq tanpa
melalui lembaga para amil”.
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan dan
kendala dana Zakat Infaq Shadaqah di Kabupaten Batang Hari adalah
Mustahiq itu orang yang menerima zakat, masyarakat sekarang sangat sulit
untuk disuruhkan berzakat maka dari itulah akan terjadi dan timbulnya yang
namanya adanya hambatan dan kendala disebabkan oleh masyarakat itu
sendiri.
Mengenai ini penulis melakukan Wawancara dengan Bapak KH.
Parlindungan selaku Wakil Ketua I mengenai kendala yang dihadapi
oleh unit pengumpulan zakat Kabupaten Batang Hari dalam
meningkatkan jumlah zakatnya, ia mengatakan bahwa:
“Setiap lembaga pasti mengalami yang namanya kendala tapikan dalam
setiap kendala tersebut pasti berbeda-beda. Dan begitu juga kendala
yang dihadapi oleh zakat infaq shadaqah di Kabupaten Batang Hari”.
Kemudian penulis mewawancarai dengan Bapak H Sudirman
selaku Anggota Wakil Ketua IV di BAZNAS mengenai hal yang sama, ia
mengatakan.
“Disetiap lembaga juga mengalami dan menghadapi yang namanya
kendala walaupun yang mereka alami itu berbeda-beda”.
Mengenai hal diatas penulis menyimpulkan bahwa disetiap
lembaga pasti mengalami yang namanya kendala, walaupun kendala yang
mereka alami itu pun juga berbeda-beda. Begitu pun juga yang dialami unit
pengumpulan zakat di Kabupaten Batang Hari ini terdapat berbagai kendala-
kendala yang dialaminya dalam meningkatkan jumlah zakatnya.
3. Upaya Peningkatan Penerimaan ZIS di Kabupaten Batang Hari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi serta
upaya yang seharusnya dilakukan oleh Baznas Kabupaten dalam
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan Zakat Infaq
Shadqah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan
kemiskinan.
Upaya yang seharusnya dilakukan oleh Baznas dalam
pengumpulan, pendistribusian serta pendayugunaan Zakat Infaq
Shadaqah meliputi berbagai metode memaksimalkan layanan penyaluran
Zakat, berperan aktif dalam layanan jemput zakat serta pembinaan dan
pendampingan secara terhadap kegiatan ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan penerimaan dana Zakat
infaq pada peningkatan ekonomi. Sedangkan kontribusi penyaluran dana
zakat infaq shadaqah memberi dam positif bagi peningkatan ekonomi
sangat membantu dan memiliki manfaat yang cukup besar dalam
meningkatkan ekonomi mustahik.
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Bapak
Helmi selaku Sekretaris ia mengatakan bahwa:
“Upaya yang dilakukan oleh unit pengumpulan zakat,infaq dan
shadaqah dengan melakukan sosialisasi secara berkesinabungan
terus menerus dengan mengadakan gerakan bulan sadar zakat,
infaq dan shadaqah, dan melakukan penjelasan dan motivasi
dalam bentuk ceramah, khutbah Jum’at, baliho dan spanduk”
Lalu penulis melakukan wawancara dengan Bapak Fadil
Syafi’i, Selaku Wakil Ketua IV BAZNAS di Kabupaten Batang Hari.
“Penerimaan Zakat Infaq Shadaqah melakukan sosialisasi
kepada perusahaan, pengusaha, aqhniya dan propesi lainnya
yang ada di Kabupaten Batang Hari, Kecamatan dan Desa atau
Kelurahan. Melakukan sosialisasi sadar zakat, infaq dan
shadaqah melalui, menyurati para muzakki dana silahturahim
mengadakan gerakan bulan sadar zakat, infaq dan shadaqah.
Membangun jalinan kerja sama antara pihak terkait dan semua
pihak dalam upaya optimalisasi pengumpulan dana zakat, infaq
dan shadaqah, dikuatkan dengan dukungan pemerintah, ulama,
Zu’ama dan lainnya”.50
Kemudian Wawancara dengan Bapak H. Ali Amran selaku
anggota wakil ketua II, ia mengatakan bahwa:
“Menitipkan kotak amal disetiap sekolah, madrasah, kantor,
perusahaan, toko-toko dan tempat-tempat strategis lainnya.
Menyiapkan buku, kartu infaq guna untuk para demawan
secara rutin berinfaq setiap bulan. Menitipkan kupon amal di
setiap tempat yang strategis”.
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya
peningkatan penerimaan zakat infaq shadaqah terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Batang Hari saat ini melakukan bersosialisasi dan
supaya kedepannya masyarakat itu mau membayar dana zakat dan
kemudian zakat infaq shadaqah ini mengalami peningkatan dalam penerima
zakat.
Zakat merupakan sumber keuangan yang sangat berpotensi yang dapat
dimanfaatkan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Mengenai hal tersebut penulis melakukan wawancara dengan Bapak Sahrul
Aji mengenai apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah zakat, ,
lalu ia mengatakan bahwa:
50
Hasil Wawancara Dengan Bapak Fadil Selaku Ketua IV di Kabupaten Batang Hari 24
Juni 2020
“Yaitu dengan bersosialisasi dan ini salah satu upaya umtuk
meningkatkan potensi jumlah zakat di Kabupaten ini, sehingga
masyarakat lebih paham terkait dengan persyaratan zakat sesuai
dengan syariat Islam”.
Kemudian penulis mewawancarai Bapak Helmi selaku Sekretaris
mengenai hal yang sama lalu ia mengatakan:
“Yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah zakat ini yaitu
melalui meningkatkan promosi karena promosi juga sangat
berpengaruh bagi masyarakat yang beragama Islam untuk
menyalurkan zakatnya kebadan amil zakat Baznas”.
Hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa apa saja yang
dilakukan dalam meningkatkan jumlah zakat yaitu dengan cara sosialisasi
kepada masyarakat mengenai dengan pembayaran zakat sesuai dengan
syariat Islam, karena dengan cara ini upaya dalam meningkatkan jumlah
zakat yang kita inginan.
B. Analisis Penelitian
1. Pelaksanaan Dana ZIS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Batang Hari
Dari hasil penelitian diatas cara pelaksanaan zakat di Kabupaten
Batang Hari ini adalah dengan cara memperbanyak sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya membayar zakat, meningkatkan kualitas
pelayanannya kepada masyarakat, meningkatkan efektifitas kinerja
pegawai, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Baznas
dalam pemungutan, pengelolaan, dan pendistribusi zakatnya. Dalam
mengembangkan pelaksanaan zakat infaq shadqah di Kabupaten Batang
Hari ini banyaknya ancaman yang dimilikinya terutama kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang zakat, kurang kepercayaan terhadap
pengelolaan zakat juga dianggap sebagai sebuah ancaman bagi Baznas. Hal
utama yang membuat seorang Muzakki bersedia membayarkan zakatnya
melalui Baznas adalah dengan adanya kepercayaan.
Salah satu cara untuk memaksimalkan kekuatan pada Baznas ini
adalah dengan melakukan sosialisasi yang serius pada masyarakat
mengenai dasar hukum agama tentang zakat. Pelaksanaan zakat seharusnya
dapat mengotimalkan luasnya jaringan untuk terus melakukan sosialisasi
dan edukasi zakat kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Batang Hari.
Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Batang
Hari ini yaitu salah satunya yaitu dengan cara mengedepankan dasar-dasar
hukum agama tentang zakat. Diantaranya faktor yang menyebabkan
kurangnya masyarakat menunaikan kewajiban zakatnya adalah kurangnya
pengetahuan dan informasi tentang zakat. Masih sangat sedikit masyarakat
yang memahami tentang zakat tentu saja ini merupakan bagian besar dari
pelaksanaan Baznas ini maka sangat perlu untuk meningkatkan sosialisasi
zakat kepada masyarakat.
Efektifitas kinerja pegawai merupakan salah satu faktor pendukung
dalam pelaksanaan Baznas Kabupaten Batang Hari ini, karena dapat
mengukur kemampuan Baznas ini dalam menyalurkan dana zakatnya
dengan cara membagi total dana penghimpunan dan total dana penyaluran.
Kinerja pegawai Baznas ini harus meliputi perencanaan untuk mencapai
visi misi serta tujuan Baznas tersebut. Dengan demikian maka kinerja
pelaksanaan zakat perlu ditingkatkan lagi. Jika kinerja pegawai di Baznas
Kabupaten Batang Hari berjalan dengan baik kemungkinan Baznasnya bisa
berkembang baik.
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hambali mengenai
“Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
Zakat, Infaq dan Sedekah di BAZNAS Kabupaten Batang Hari”
mengatakan bahwa pengelolaan Zakat di BAZNAS Kabupaten Batang Hari
cukup berhasil dalam melakukan pengelolaan Zakat dengan menjalankan
tugas pokok tersebut, yang meliputi: pengumpulan, pendistribusian,
pendayagunaan dan pelaporan yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten
Batang Hari sehingga penerimaan dana zakat dan Muzakki di Kabupaten
Batang Hari meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.51
2. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan ZIS Kabupaten Batang Hari
Dari hasil pembahasan diatas bahwa hambatan dan kendala pelaksaan
Zakat, Infaq dan shadaqah di Kabupaten Batang Hari menjadi faktor dalam
pelaksanaan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah hal ini disebabkan
faktor alam seperti bencana banjir hal ini sangat sulit untuk melakukan
pendataan kepada masyarakat yang berada di Kabupaten Batang Hari.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk setiap orang tidak melakukan
menunaikan zakatnya melalui lembaga amil zakat, Masyarakat masih
menyalurkan Zakatnya kepada mustahik secara langsung. Tentunya hal ini
akan menimbulkan hambatan dan kendala, masyarakat masih minimnya
51
Hambali “Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
Zakat, Infaq dan Sedekah di Kabupaten Batang Hari”, Skripsi: Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Jambi, hal 57
pengetahuan dan pemahaman dalam menyalurkan Zakat sesuai syariat
Islam. Cara mengatasinya kendala tersebut kita harus membiasakan
kebudayaan membayar Zakat peningkatan pemahaman kepada masyarakat
tentang pengelolaan dan pendistribusian dana zakat tersebut.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmi Maulidar yang meneliti tentang “Proses
Penghimpunan Zakat Infaq Shadaqah Serta Kendala yang dihadapi pada
Baitul Mal Kota Banda Aceh” menyimpulkan bahwa kendala dala proses
penyaluran Zakat Infaq Shadaqah, hanya saja kurangnya kelengkapan data
para mustahiq dan kendala yang dihadapi Baitul Mal dalam proses
penghimpunan Zakat Infaq Shadaqah adalah rendanya kualitas Sumber
Daya Manusia di bidang penghimpunan, kurangnya pemahaman
masyarakat tentang Zakat Infaq Shadaqah dan publikasi yang tidak efektif.
Jadi hendaklah melakukan promosi mengenai Zakat Infaq Shadaqah lebih
ditingkatkan lagi baik secara visual misalnya iklan ditelevisi, dan
sebagainya yang disebarkan dikawasan yang produktif.52
3. Upaya Peningkatan penerimaan ZIS di Kabupaten Batang Hari
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan zakat di
Baznas Kabupaten Batang Hari ini yaitu dengan cara memperbanyakan
sosialisasi kepada masyarakat tentang fikih zakat, tentang pengelolaan,
penyaluran serta pendistribusian zakat yang ada akan bisa membayar
zakatnya melalui Baznas Kabupaten Batang Hari. Sosialisasi kepada
52
Rahmi Maulidar, “Proses Penghimpunan dan Penyaluran Zakat Infaq Shadaqah serta
Kendala yang dihadapi pada Baitul Mal Kota Banda Aceh”, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh,
masyarakat mengenai pentingnya Baznas ini sosialisasi zakat adalah tugas
bersama. Terutama sekali kalangan ulama, pendidikan dan pelajar. akan
lebih berhasil sekiranya ditambah dengan dukungan pemerintah. Sosialisasi
ini bisa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat
banyak sehingga zakat akan cepat memasyarakat. Diantaranya melalui
seminar, pengajaran dikampus-kampus dan sekolah-sekolah, maupun
dengan pemberitaan dan penulis dimedia massa, baik cetak maupuk
elektronik. Sehingga, pembahasan zakat tidak asing lagi dikalangan
masyarakat dan mereka dapat termotivasi serta tercerahkan.
Kemudian tidak kalah pentingnya adalah secara langsung dari para
tokoh masyarakat ataupun para pejabat dalam berzakat. Sehingga, dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakatnya melalui
Baznas Kabupaten Batang Hari ini. masyarakat akan mencontoh dan lebih
tertarik untuk melakukan sesuatu apabila pemimpin ataupun orang yang
berpangaruh telah lebih dahulu pelaksanaan kewajiban tersebut. Dalam
proses sosialisasi zakat juga sangat perlu untuk melenyapkan beberapa
mitos yang masih membanyagi masyarakat sehingga merasa berat untuk
menyalurkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Batanghari.
Pertama, Perintah zakat dalam Islam terbagi dalam dua bagian yaitu
zakat fitrah dan zakat harta (mall). Kedua, harta yang harus dizakati tidak
hanya terbatas pada emas, perak, binatang ternak, hasil pertanian dan
pertambangan. Namun, pada zaman sekarang mencakup uang gaji,
simpanan bank, saham, zakat perusahaan dan lain-lain. Ketiga, sistem
penghitungan zakat tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Jumlah
pegeluaran zakat harta adalah 2,5%. Jadi, penghitungannya sangat muda
yaitu jumlah harta dikalikan dengan 2,5% hasilnya itulah zakat yang
dikeluarkan. Keempat, zakat tidak merugikan ataupun mengurangi harta
yang dimiliki seseorang karena jumlah zakat sangatlah kecil.
Dengan melihat kenyataan diatas seandainya sosialisasi zakat telah
benar-benar menyentuh seluruh masyarakat sehingga terwujud suatu
masyarakat yang gemar berzakat. Maka bisa dipastikan untuk kedepan akan
terwujud suatu kekuatan zakat yang akan turut mampu menompang
perekonomian masyarakat Kabupaten Batang Hari.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almusrijah Aini, yang
meneliti tentang “Pengembangan Unit Pengumpulan Zakat dalam
Meningkatkan Jumlah Zakat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi
Mustahik di Desa Tambun Arang Kabupaten Tebo” menyimpulkan bahwa
memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya peran
lembaga Unit Pengumpulan Zakat ini dalam pengumutan, pengelolaan, dan
pendistribusian zakatnya. Potensi yang dimiliki oleh Unit Pengumpulan
Zakat Tambun Arang ini dalam mengembangkan Unit Pengumpulan
Zakatnya yaitu dengan cara mengembangkan ekonominya, pembinaan
sumber daya manusia, penyuluhan (sosialosasi), dan bantuan yang sifatnya
sosial semata.53
53
Almusrijah Aini, “Pengembangan Unit Pengumpulan Zakat dalam Meningkatkan
Jumlah Zakat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Mustahik di Desa Tambun Arang
Kabupaten Tebo”. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Jambi,
hal 88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan dalam penelitian yang berjudul Implementasi Zakat
Infaq Shadaqah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang Hari
Tahun 2015-2019.
Potensi zakat yang begitu besar di Indonesia yang mayoritas umat
muslim maka semakin besar zakat yang kita keluarkan semakin besar pula
pendapatan Nasional suatu negara. Pendapatan Nasional suatu negara
berarti terjadi peningkatan pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan
perekonomian akan mengarahkan menuju kemakmuran dan kesejahteraan
zakat sebagai pengaturan kesejahteraan benar-benar bisa dijadikan dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian.
1. Cara yang dilakukan BAZNAS dalam meningkatkan penerimaan zakat
yaitu dengan cara melakukan pendataan muzakki baik dari pegawai
negeri sipil, pengusaha, orang-orang kaya dan propesi lainnya yang
ada di Kabupaten Batang Hari memperbanyak orang bershadaqah.
2. Adapun dana yang terhimpun pada BAZNAS wajib disalurkan kepada
8 asnaf mustahiq berikut yang berhak menerimanya yaitu: Fakir,
miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fisabilillah, ibnu sabil. (QS.At
Taubah :60). Yakni dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan, pembangunan
perkembangan ekonomi dan menjadikan sumber daya manusia yang
bermanfaat dalam kesejahteraan rakyat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran
yang diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan
dengan prospek Implementasi zakat infaq shadaqah terhadapat
pertumbuhan ekonomi. Adapun saran-saran yang dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut:
1. Untuk pelaksanaan Dana Zakat Infaq Shadaqah
Untuk pelaksanaan dana Zakat Infaq Shadaqah dalam hal ini
diharapkan kepada BAZNAS Kabupaten Batang Hari agar dapat
melaksanakaan dana Zakat Infaq Shadaqah dengan cara yang lebih
baik, supaya kedepannya lebih baik lagi dan kepada masyarakat
tentang pentingnya berzakat ini dalam pengumpulan, pengelolaan dan
pendistribusian zakatnya.
2. Untuk cara mengatasi hambatan pelaksanaan Zakat Infaq Shadaqah
Cara mengatasi hambatan dan kendala pada pelaksanaan Zakat Infaq
Shadaqah berharap pemerintah memberikan bantuan seperti kendaraan
operasional agar dalam melakukan pendataan Unit Pengumpulan Zakat
itu berjalan dengan lancar, agar tidak menimbulkan hambatan dalam
pelaksanaan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah.
3. Untuk upaya peningkatan penerimaan Zakat Infaq Shadaqah
Untuk upaya peningkatan penerimaan Zakat Infaq Shadaqah
diharapkan kepada masyarakat untuk dapat menyalurkan zakatnya
melalui amil zakat (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari. Agar dapat
membantu mengurangi kaum fakir dan miskin dari kesulitan hidupnya
dan menyalurkan zakat melalui badan amil zakat (BAZNAS).
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan Alhamdulilah, akhirnya skripsi ini bisa
dapat terselesaikan dengan harapan semoga apa yang telah penulis
sampaikan dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
khususnya bagi penulis. Dan sekiranya terdapat kekurangan dalam tulisan
skripsi ini, baik dalam isi maupun pembahasan, bahasa. Hal itu
dikarenakan oleh keterbatasan dari kemampuan penulis, karena penulis
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kehilafan.
Maka penulis ucapkan terimahkasih kepada Allah SWT serta
semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis.
Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan dengan harapan
Ridha Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an dan terjemahan 2012 (QS.At-taubah, 103).
A Zakaria. 2017. Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Tarogong Kaler Garut.
Aji Sharul, hasil Wawancara Selaku Staf Sekretariat, Tanggal 24 Juni 2020.
Ali, Daud M. 1998 "Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf". (Jakarta:UI-Press).
Alfaruqi Talqiyiddin Muhammad, "Optimalisasi dan Manfaat Zakat Produktif",
Jurnal Pasca Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Aini Almusrijah, "Pengembangan Unit Pengumpulan Zakat dalam Meningkatkan
Jumlah Zakat Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Mustahik di Desa
Tambung Arang Kabupaten Tebo" , Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Jambi.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari Tahun 2017.
Buku Panduan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari
Tahun 2017.
Buku Panduan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari
Tahun 2019.
Bapak Fadil, Hasil Wawancara dengan Selaku Ketua IV BAZNAS Tentang
Pelaksanaan Dana ZIS, Tanggal 24 Juni 2020.
Diana Nur Ilfi, 2008. Hadis-hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Maliki Press), hlm 79.
Efendy Hani Kurniawati, 2011-2015. “Analisis pengaruh Pendayaggunaan Zakat,
Infaq dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan
upah minimun Kabupaten/Kota (UMK) terhadap tingkat kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Banten.
Fadil Syafi’I HM, 2020. Hasil wawancara dengan Bapak., Selaku Wakil Ketua IV
Tentang ZIS, Tanggal 23 Juni.
Fadil, hasil wawancara dengan Bapak selaku Ketua IV Baznas di Kabupaten
Batanghari 27 Juni 2020.
Fadil, hasil Wawancara Dengan Bapak Selaku Ketua IV di Kabupaten Batang
Hari 24 Juni 2020.
Hafidhuddin Didin, 2008. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani.
Hamidi, hasil Wawancara Bapak selaku Ketua II BAZNAS Kabupaten Batang
Hari 25 Juni 2020.
Hambali, "Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah di Kabupaten Batang Hari" ,
Skripsi: Fakultas Syariah Universitas Islam Negari Jambi.
Isnaini Niftakul, “Pengembangan Amil dan SDM pada Pengelolaan Zakat” ,
Skripsi Manajemen Zaswaf.
Kasyful Mahalli Amalia, “Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No.
1, Desember 2012.
Kementerian Agama RI. 2012. Buku Saku Menghitung Zakat, (Direktorat
Pemberdayaan Zakat).
Lestari Siti, 2015. “Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Strata Satu (SI) Jurusan Muamalah (MU)”.
Latifah Junaidi Anwar Margiono, Op. cit.
Maulidiyah Putri Khikmatul, 2010-2017. “Diajukan Kepada Fakultas: Ekonomi
dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi".
Munandar Eris Mulia Amirullah, dan Nila Nurochani, 2020. “Pengaruh
Penyaluran Dana Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan".
Maulana Hendra, 2008. “Analisis Distribusi Zakat dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahiq”, Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,.
Mukhtar, 2013. “Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif” , Cet. Ke 1,
(Jakarta: Referenci,).
Maulidar Rahmi, "Proses Penghimpunan dan Penyaluran Zakat Infaq Shadaqah
serta Kendala yang dihadapi pada Baitul Mal Kota Banda Aceh", Skripsi:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh.
Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari Tahun
2017.
Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 72 Tahun 2017 tentang petunjuk teknis
pegelolaan zakat, infaq dan shadaqah Pasal 3.
Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 07 Tahun 2016, Tentang
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah.
Quraish Shihab, 2020. Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera hati), hlm 261-262.
Ranuwijaya Untang (ed). et.al, Manhaj Al-qur'an.
Rosadi Aden, 2015. "Distribusi Zakat di Indonesia: Antara Sentralisasi dan
Desentralisas". Jurnal Wawancara Hukum dan Kemanusiaan. vol 15 No.
Sudirman, hasil wawancara dengan Bapak selaku Anggota Baznas di Kabupaten
Batang Hari 27 Juni 2020.
Talqiyiddin Alfaruqi Muhammad, “Optimalisasi dan Manfaat Zakat Produktif”,
Jurnal Pasca Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Zamroti Siti, 2016. “Peluang, Tantangan, dan Strategi Zakat dalam
Pemberdayaan Ekonomi Umat”, Jurnal Ahkam: Vol. XVI, No. 1, Januari.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Rhoma Nanda Aditia Pranata
Nim : EES 160561
1. Bagaimana pelaksanaan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari?
a. Bagaimana cara mengembangkan Unit Pengumpulan Zakat di Kabupaten
Batang Hari?
b. Bagaimana proses pengelolaan dana ZIS yang dilakukan BAZNAS
Kabupaten Batang Hari?
2. Bagaimana hambatan dan kendala pelaksanaan ZIS di Kabupaten Batang
Hari?
a. adakah kendala yang dihadapi oleh Unit Pengumpulan Zakat dalam
meningkatkan jumlah zakatnya?
b. Adakah faktor yang menjadi penghambat dalam penerimaan Zakat?
3. Bagaimana upaya peningkatan penerimaan ZIS yang dilakukan di
Kabupaten Batang Hari?
a. apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah Zakat?
b. Dari mana sajakah dana ZIS yang diterima BAZNAS Kabupaten Batang
Hari?
4. Sejarah berdirinya BAZNAS Kabupaten Batang Hari
5. visi, misi dan tujuan BAZNAS Kabupaten Batang Hari
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN DOKUMENTASI
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Rhoma Nanda Aditia Pranata
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Selat, 27 Februari 1995
NIM : EES 160561
Alamat : Desa Selat. Rt 02. Rw 01. Kecamatan
Pemayung Kabupaten BatangHari
No. Telp : 085273841932
Nama Ayah : Husin
Nama Ibu : Neliati
B. Riwayat Pendidikan
1. SD, Tahun Lulus : SD N 16/I Desa Selat Kecamatan
Pemayung 2007-2008
2. SMP, Tahun Lurus : SMP N 7 Batang Hari 2010-2011
3. SMK, Tahun Lurus : SMK Batang Hari Kota Jambi 2013-2014
Jambi, 25 Agustus 2020
Rhoma Nanda Aditia Pranata
EES. 160561