implementasi pendekatan pembelajaran ira ( ) untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/implementasi...

18
Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 241 Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa Pendidikan IPA Pada Tahun Akademik 2010/2011 Oleh: Astuti Wijayanti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkataan pemahaman konsep Fisika Dasar II mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA ( Inquiry Role Approach) dan mengetahui peningkatan sikap ilmiah kelompok mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) dalam mata kuliah Fisika Dasar II. This study aims to find out (1) the increase of concept comprehension and scientific atitudes university student of science education in basic physics learning in the academic year of 2010/2011 with used the IRA learning approach. This is a classroom action research (CAR) which has been done in science education study program of UST in even-semester for six months in academic year of 2010/2011. For observing IRA’s model learning process, it is used students university and lecture observation sheet. Instrument that are used in include student university and lecture observation sheet in team study activity and test for postest. The results of this study shows that: 1) Understanding the concept of Basic Physics II university students using a learning approach IRA has increased. This is indicated by an increase in the percentage of completeness the classical understanding of the concept of the cycle I by 45.2% to 90.3% for the second cycle, and 2) the scientific attitude of students using the learning approach and the IRA have increased in the category good. From these results indicate that the understanding of scientific concepts and attitudes of university students can be developed very well through the implementation of the IRA approach. Keywords: IRA approach (Inquiry Role Approach), Understanding Concepts, Scientific Attitude A. PENDAHULUAN Kegiatan inkuiri yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari proses ilmiah dan mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap ilmiah dalam melakukan kegiatan-kegiatan di dalamnya. Sikap ilmiah merupakan kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah, yang mencakup antara lain rasa ingin tahu, berani dan santun, kepedulian lingkungan, berpendapat secara ilmiah dan kritis, bekerjasama, jujur dan tekun. Sikap-sikap tersebut nantinya sangat diperlukan dalam proses belajar mahasiswa khususnya dalam mempelajari ilmu sains yang merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari

Upload: vunhan

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 241

Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan IPA Pada Tahun Akademik 2010/2011

Oleh: Astuti Wijayanti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkataan pemahaman konsep Fisika Dasar II mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) dan mengetahui peningkatan sikap ilmiah kelompok mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) dalam mata kuliah Fisika Dasar II.

This study aims to find out (1) the increase of concept comprehension and scientific atitudes university student of science education in basic physics learning in the academic year of 2010/2011 with used the IRA learning approach. This is a classroom action research (CAR) which has been done in science education study program of UST in even-semester for six months in academic year of 2010/2011. For observing IRA’s model learning process, it is used students university and lecture observation sheet. Instrument that are used in include student university and lecture observation sheet in team study activity and test for postest. The results of this study shows that: 1) Understanding the concept of Basic Physics II university students using a learning approach IRA has increased. This is indicated by an increase in the percentage of completeness the classical understanding of the concept of the cycle I by 45.2% to 90.3% for the second cycle, and 2) the scientific attitude of students using the learning approach and the IRA have increased in the category good. From these results indicate that the understanding of scientific concepts and attitudes of university students can be developed very well through the implementation of the IRA approach.

Keywords: IRA approach (Inquiry Role Approach), Understanding Concepts, Scientific Attitude A. PENDAHULUAN

Kegiatan inkuiri yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas

dari proses ilmiah dan mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap ilmiah dalam

melakukan kegiatan-kegiatan di dalamnya. Sikap ilmiah merupakan kecenderungan

individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara

sistematis melalui langkah-langkah ilmiah, yang mencakup antara lain rasa ingin tahu,

berani dan santun, kepedulian lingkungan, berpendapat secara ilmiah dan kritis,

bekerjasama, jujur dan tekun. Sikap-sikap tersebut nantinya sangat diperlukan dalam

proses belajar mahasiswa khususnya dalam mempelajari ilmu sains yang merupakan

ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari

Page 2: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 242

jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana atas gejala-gejala alam yang

terjadi.

Menurut Moh Amin (1979: 25), Inquiry Role Approach merupakan kegiatan

proses belajar melibatkan mahasiswa dalam team-team yang masing-masing terdiri

dari 4 anggota untuk memecahkan” invitation to inquiry”. IRA juga hampir sama

dengan Cooperative Learning akan tetapi pada CL belum ada pembagian tugas

tertentu masih menggunakan kepemimpinan bersama sedangkan IRA memiliki

pembagian tugas yang jelas dan terdapat satu pemimpin yang mengatur jalannya

pembelajaran dalam kelompok. Masing-masing anggota team diberi tugas suatu

peranan yang berbeda-beda. Anggota team menggambarkan peranan-peranan

tertentu, bekerjasama memecahkan problem-problem yang berkaitan dengan topik

yang sedang dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus dilaksanakan

secara berkelompok. Setiap orang dalam kelompok tersebut memiliki peranan

masing-masing yaitu sebagai team coordinator, technical advisor, data recorder, dan

process evaluator. Hal ini diperlukan oleh mahasiswa untuk dapat membiasakan

teamwork dalam bekerja dan belajar sehingga dapat lebih memahami materi yang

sedang dipelajari.

Mahasiswa harus dilibatkan secara aktif dalam menemukan konsep Fisika

Dasar II. Penerapan suatu pendekatan pada pembelajaran akan menentukan

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun. Pemilihan suatu pendekatan

harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang menjadi objek pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran baik hands-on maupun minds-on, pemahaman materi yang lebih

mendalam, dan menjadi pemikir yang baik yang mampu memberikan banyak alternatif

jawaban terhadap suatu permasalahan adalah pendekatan inkuiri.

Pendekatan inkuiri menekankan pada keterlibatan fisik, intelektual, dan mental

mahasiswa secara aktif untuk menemukan konsep. Pada pendekatan ini apa yang

mahasiswa peroleh, sebagian besar didasarkan oleh hasil usaha mahasiswa sendiri

atas dasar-dasar yang mahasiswa miliki. Mata kuliah Fisika Dasar II melalui inkuiri

tentu akan membawa dampak yang besar bagi perkembangan mental yang positif

pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari

dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkan dan apa yang ingin diketahui dari suatu

Page 3: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 243

hal. Selain itu, pembelajaran yang menerapkan pendekatan inkuiri dapat

meningkatkan intelektual mahasiswa karena mahasiswa memperoleh kesempatan

intelektual yang datang dari diri mahasiswa sendiri.

Sains juga memperhatikan sikap dalam kehidupan. Perolehan sikap ilmiah

adalah outcome terpenting dalam sains. Menurut (Radha, 2007: 7), mahasiswa yang

bersikap ilmiah memiliki karakteristik: 1) berpikiran terbuka; 2) objektif; 3) bebas dari

kepercayaan dan takhyul; 4) teliti dan jujur dalam mencatat hasil observasi; 5) metode

untuk menyelesaikan masalah; 6) cepat mengetahui informasi terbaru; 7) respek

dengan pendapat orang lain meskipun tidak setuju dengan pendapat mereka; 8)

kemampuan untuk membedakan fakta ilmiah dan bukti ilmiah; dan 9) kemampuan

untuk membedakan fakta dengan fiksi.

Sikap terhadap belajar merupakan faktor penting yang menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar pada saat perkuliahan. Depdiknas (2003: 7)

juga menambahkan sikap ilmiah mencakup 1) jujur dan objektif terhadap data; 2)

terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu; 3) ulet dan tidak

cepat putus asa; 4) kritis terhadap pernyataan ilmiah yaitu tidak mudah percaya tanpa

ada dukungan hasil observasi empiris; dan 5) dapat bekerjasama dengan orang lain.

Sikap ilmiah merupakan sikap yang dimiliki seseorang yang mempunyai sifat objektif,

jujur, skeptis, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan. Sikap ilmiah

adalah suatu kecenderungan, kesiapan atau kesediaan relatif seseorang

(mahasiswa) untuk memberikan respon, tanggapan atau bertingkah laku secara

ilmiah. Sikap ilmiah diperlukan oleh mahasiswa karena mendasari setiap gerak

langkah dari seorang mahasiswa yang membawa pada prestasi belajarnya. Sikap

ilmiah pada mahasiswa membantu dalam proses belajar untuk meningkatkan

pemahaman konsep yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada mata kuliah semester gasal,

peneliti mengamati beberapa kendala dalam pembelajaran seperti pada mata kuliah

Fisika Dasar I yaitu: 1) mahasiswa belum mempelajari materi yang akan dipelajari

terlebih dahulu; 2) ketika diskusi berlangsung, presenter tidak dapat menjawab

pertanyaan ataupun memberi penjelasan dengan baik; 3) kurangnya rasa ingin tahu

terhadap materi yang sedang dipelajari; 4) mahasiswa sering mengeluh jika

percobaan/materi dirasa sulit sehingga sering menggantungkan pekerjaan kelompok

Page 4: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 244

pada satu orang; 5) mahasiswa masih sering terlambat menyelesaikan tugas; 6) antar

mahasiswa memiliki kerja sama yang kurang. Upaya untuk mengatasi masalah

tersebut di atas yaitu dosen dapat mengimplementasikan pendekatan pembelajaran

yang mampu mengkonstruksi pengetahuan mahasiswa. Yaitu dengan melaksanakan

salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah inkuiri.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah peningkatan

pemahaman konsep Fisika Dasar II mahasiswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach)? dan Bagaimanakah peningkatan sikap

ilmiah kelompok mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA

(Inquiry Role Approach) dalam mata kuliah Fisika Dasar II? Berdasarkan rumusan

masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

pemahaman konsep Fisika Dasar II mahasiswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran IRA (Inquiry Role Approach) dan mengetahui peningkatan sikap ilmiah

kelompok mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA (Inquiry

Role Approach) dalam mata kuliah Fisika Dasar II.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan IPA FKIP UST pada

Mata Kuliah Fisika Dasar II. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap

tahun akademik 2010/2011. Mahasiswa pendidikan IPA berjumlah 31 orang. Penulis

bertindak sebagai peneliti sekaligus praktisi dengan dibantu oleh seorang observer.

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada model Kemmis dan Taggart (Hopkins,

1993: 48), yaitu melalui tahap-tahap (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) observasi,

(4) refleksi yang dilaksanakan secara bersiklus. Penelitian ini menggunakan

instrumen penelitian yang berupa lembar observasi keterlaksanaan IRA dan lembar

observasi sikap ilmiah mahasiswa, serta tes untuk mengumpulkan data pemahaman

konsep. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya menggunakan

pendekatan pembelajaran IRA dengan materi pokok fisika dasar.

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar

observasi keterlaksanaan IRA dan lembar observasi sikap ilmiah mahasiswa, serta

tes untuk mengumpulkan data pemahaman konsep. Untuk mengetahui keberhasilan

proses digunakan hasil observasi keterlaksanaan IRA. Komponen setiap langkah

Page 5: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 245

kegiatan dengan pendekatan IRA yang dilaksanakan mahasiswa dan sikap ilmiah

mahasiswa pada pelaksanaan pembelajaran diamati dengan menggunakan check list

dan hasilnya akan dideskripsikan dengan menggunakan presentase. Data yang

terkumpul dianalisis secara deskriptif. Data observasi keterlaksanaan IRA dan sikap

ilmiah sekelompok mahasiswa yang terkumpul. Menurut Ngalim Purwanto (2006) skor

tersebut dianalisis dengan persentase, dengan menggunakan rumus:

100XSM

RNP

Keterangan NP : nilai persen R : skor mentah yang diperoleh SM : skor maksimum ideal

Langkah selanjutnya melaksanakan penafsiran dari data kuantitatif ke data

kualitatif. Teknik penafsiran yang merujuk pada Suharsimi Arikunto (1993: 210)

sebagai berikut.

Penguasaan konsep materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh

mahasiswa dalam postes. Berdasar Ngalim Purwanto (2006: 102) penilaian

terhadap hasil tes pemahaman konsep mahasiswa dianalisis dengan

menggunakan rumus:

Nilai = %100maksimalskor

mahasiswadiperolehyangskor

Untuk mengukur ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:

% Nilai = %10060

mahasiswajumlah

nilaimendapatyangmahasiswajumlah

76%-100% : Baik

56%-75% : Cukup Baik 40%-55% : Kurang Baik <40% : Tidak Baik

Page 6: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 246

Klasifikasi untuk pemahaman konsep mahasiswa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Pemahaman Konsep Mahasiswa

Interval Nilai Klasifikasi

85 – 100 Sangat Baik

70 – 84 Baik

55 – 69 Cukup

40 – 54 Kurang

0 – 39 Sangat Kurang

Sumber : Departemen Pendidikan Nasional

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: meningkatnya

pemahaman konsep Fisika dasar yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil

postes tiap siklus lebih besar dari 75% dan sikap ilmiah mahasiswa sudah baik >

75%.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya menggunakan

pendekatan pembelajaran IRA dengan materi pokok fisika dasar 2. Untuk mengetahui

setiap kejadian terutama aktivitas mahasiswa maka peneliti dan observer melakukan

kegiatan observasi. Hasil penelitian dan pembahasan akan disajikan dalam setiap

siklus agar lebih jelas dan mudah dipahami.

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

a. Perencanaan

Tindakan pada siklus pertama disajikan sebagai berikut: Dosen

menginformasikan kepada mahasiswa tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Pada pertemuan pertama, mahasiswa dikelompokkan menjadi

enam kelompok dengan satu kelompok terdiri dari enam sampai dengan tujuh

orang. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berbagi

tugas. Bermusyawarah menentukan siapa saja yang menjadi Team coordinator,

technical advisor, data recorder, dan process evaluastor. Hal tersebut dilakukan

karena masing-masing sudah saling mengenal satu dengan yang lain sehingga

diharapkan dapat memilih sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anggotanya

Page 7: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 247

terutama dalam memilih team coordinator dan technical advisor. Setiap kelompok

diberikan sistematika laporan, jadual dan buku petunjuk praktikum sehingga

diharapkan dapat melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen sesuai

dengan tugas dan fungsinya masing-masing sehingga tugas dapat selesai pada

waktu yang telah ditetapkan. Dosen kemudian menginformasikan langkah-

langkah pembelajaran IRA.

b. Pelaksanaan Tindakan

Secara umum pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pada

pelaksanaan IRA berdasarkan pengamatan, telah berjalan sesuai langkah-

langkah yang direncanakan akan tetapi masih terdapat catatan dalam

pelaksanaan tersebut. Pada pertemuan pendahuluan dosen membagi tugas

kelompok dan memberi informasi tentang pembelajaran IRA. Dosen juga

memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi tentang pembagian

tugas masing-masing berdasarkan pembelajaran IRA. Hasil pengamatan

observasi, kegiatan praktikum berjalan kurang lancar. Team coordinator belum

melakukan diskusi sebelum praktikum dimulai sehingga kelompoknya belum

mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan baik. Tugas dari Technical

advisor juga belum dapat berjalan maksimal karena belum memahami petunjuk

praktikum dan konsep yang akan dikerjakan sehingga mengakibatkan diskusi

kelompok saat praktikum belum dapat berjalan dengan lancar. Mahasiswa

cenderung menunggu bimbingan dosen dalam melaksanakan kegiatan praktikum.

Data recorder juga mengalami kesulitan dalam mencatat data terutama dalam

melukiskan perolehan data percobaan seperti pembiasan pada prisma dan

kacaplanparalel. Kekurangtelitian mengakibatkan Technical advisor dan anggota

yang lain mengkoreksi ulang garis dan perhitungannya. Process evaluator menjadi

ikut membantu mencari data dan tidak mengevaluasi jalannya praktikum.

c. Hasil Observasi/ Monitoring Tindakan

Pada pelaksanaan siklus I, catatan bagi dosen dari hasil pengamatan

kolaborator adalah masih intensifnya bimbingan kepada mahasiswa sehingga

mempengaruhi kemandirian dan hasil teamwork kelompok dalam melakukan

praktikum dengan pendekatan IRA. Selain itu menurut pengamatan kolaborator

dosen sudah berusaha memberikan informasi dan bimbingan dalam kegiatan

Page 8: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 248

praktikum IRA. Dosen telah memberikan arahan agar tiap anggota kelompok

dapat bertugas sesuai dengan fungsinya.

Hasil catatan jurnal dosen dan catatan kolaborator, mahasiswa belum

memfungsikan anggotanya pada tugas yang telah disepakati bersama. Mereka

masih bingung dalam melaksanakan praktikum terutama dalam melaksanakan

prosedur kerja praktikum dan juga memperoleh data serta melukis hasil

percobaan. Pada pengamatan di lapangan, kolaborator juga masih menjumpai

mahasiswa yang bertanya kembali tentang cara kerja praktikum meskipun mereka

telah diajari oleh dosen. Mahasiswa masih mengharapkan bantuan dosen dalam

pelaksanaan praktikum. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran

mahasiswa akan tugas mereka dalam kelompok. Masih dijumpai anggota yang

masih bergantung pada anggota kelompoknya. Semua anggota akhirnya menjadi

teknical advisor dalam praktikum tersebut. Menurut catatan jurnal dosen dan

catatan dari kolaborator, Rasa ingin tahu terhadap permasalahan praktikum masih

sangat kurang dan mahasiswa masih banyak bertanya pada dosen dalam

menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelompoknya.

d. Refleksi

Berdasarkan analisis data hasil observasi mahasiswa didapatkan data

bahwa: (1) team coordinator belum dapat kerjasama antara dan data recorder

dalam satu kelompok; 2) Technical advisor belum dapat melaksanakan tugas-

tugas analisa dalam membaca dan menafsirkan pernyataan dan pertanyaan,

belum membantu mengawasi kinerja team agar dapat memastikan team sedang

bekerja pada ide-ide; belum mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan bukti-

bukti serta membimbing team dalam meneliti lebih dalam terhadap permasalahan

kegiatan, dan belum mampu memberikan petunjuk tentang prosedur yang harus

dikerjakan; 3) data recorder belum mencatat jawaban-jawaban kelompok dan

bukti-bukti pendukungnya dan belum menggunakan sejumlah sumber untuk

mengumpulkan bukti bagi setiap jawaban; 4) process evaluator belum dapat

mengevaluasi kualitas partisipasi anggotanya, dan belum mencatat kerjasama

kelompok sebagai team untuk laporan.

Catatan lapangan secara umum pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran IRA pada siklus I ini dirasa ada permasalahan untuk mahasiswa

Page 9: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 249

yaitu : (1) belum adanya kesadaran mahasiswa akan pentingnya teamwork pada

kegiatan percobaan; (2) mahasiswa belum terbiasa bekerja dengan tugas

tertentu; (3) mahasiswa belum menyadari pentingnya mempelajari materi sebelum

praktikum dimulai; (4) terdapat banyak kelompok yang belum mandiri dalam

menyelesaikan praktikum sehingga bayak yang masih bertanya kepada dosen;

dan (5) terdapat beberapa kelompok yang lewat batas waktu yang telah

ditentukan. Sedangkan beberapa kelemahan yang dilakukan oleh dosen dalam

pembelajaran IRA pada siklus I adalah sebagai berikut : (1) dosen belum

memaksimalkan informasi dan arahan sebelum pembelajaran IRA dilakukan; (2)

dosen belum maksimal mengajak mahasiswa memahami peranan/tugas dalam

kelompok IRA; dan (3) dosen masih sering memberi bimbingan saat praktikum.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan dan permasalahan yang terjadi pada siklus

I maka kegiatan pembelajaran pada siklus II diadakan perbaikan sebagai berikut

:

1) Dosen memberikan informasi dan arahan tentang kegiatan pembelajaran IRA,

baik job description tugas tiap anggota dan fungsinya.

2) Dosen menjelaskan kembali menjelaskan langkah-langkah praktikum.

3) Dosen memberikan materi pendahuluan terkait dengan bagaimana cara

menggunakan alat ukur dan lain sebagainya.

4) Dosen perlu memberikan penjelasan, dan motivasi mahasiswa berkaitan

dengan pembagian tugas yang digunakan dalam pembelajaran IRA.

5) Dosen perlu meningkatkan dan memantau kerja kelompok agar kegiatan yang

dilakukan mahasiswa sesuai pendekatan IRA.

6) Dosen mengklarifikasi hasil proses maupun kesimpulan melalui diskusi kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan penelitian untuk siklus II untuk melanjutkan penerapan

pembelajaran IRA untuk materi berikutnya. Pembelajaran yang dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan IRA ditingkatkan berdasarkan kelemahan

atau kekurangan dari pelaksanaan siklus belajar siklus I.

a. Perencanaan

Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II ini masih tetap seperti

yang dilakukan pada tindakan siklus I. Pada siklus II ini ada beberapa hal yang

Page 10: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 250

dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Oleh karena itu, pada

siklus II ini pendekatan IRA yang akan dilaksanakan antara lain:

1) Dosen membuat job description dari masing-masing tugas dalam kelompok.

2) Dosen membuat LKS dan memberikan materi pendahuluan terkait dengan

bagaimana cara menggunakan alat ukur dan lain sebagainya.

3) Dosen menyusun strategi agar perlu meningkatkan dan memantau kerja

kelompok agar kegiatan yang dilakukan mahasiswa sesuai pendekatan IRA.

4) Dosen mengklarifikasi hasil proses maupun kesimpulan melalui diskusi kelas.

Dengan adanya perubahan perbaikan dari hasil siklus I diharapkan pembelajaran

akan lebih kondusif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dalam pelaksanaan IRA dapat

berjalan secara kondusif. Mahasiswa dibimbing bagaimana melaksanakan tugas

sesuai dengan job descriptionnya sehingga bisa melaksanakan tugas

sebagaimana seorang team coordinator, tecnical advisor, data recorder dan

process evaluator. Dosen selalu mengingatkan agar mencari referensi terkait

dengan materi dan juga memberikan saran referensi yang bisa digunakan

sebagai acuan. Pada pertemuan berikutnya dosen mengecek kesiapan masing-

masing kelompok terutama dalam prosedur kerja dan pemahamannya. Dosen

memberikan beberapa pertayaan. Pada saat itulah, nampak mahasiswa antusias

dalam bertanya. Mereka menanyakan ketidakpahaman penjelasan yang

dikaitkan dengan referensi yang telah dibacanya.

Mahasiswa mengerjakan praktikum dengan sungguh-sungguh dan

menyelesaikannya dengan mandiri. Mereka berusaha keras bersama

kelompoknya dalam menyelesaikan tugas praktikum. Dalam berdiskusi, mereka

nampak sudah mampu menghargai dan memberikan pendapat. Mereka baru

bertanya kepada dosen setelah mereka hampir selesai melaksanakan tugasnya.

Pada satu kelompok sudah tampak sikap saling membantu, menghargai

pendapat, berlapang dada, dan tidak putus asa. Mahasiswa bekerja sama

dengan baik, mereka telah dapat memfungsikan tugas masing-masing dalam

pelaksanaan praktikum. Hal tersebut tampak pada suasana kelas yang, sportif

dalam menyelesaikan tugas, dan tidak adanya mahasiswa yang diam/pasif.

Page 11: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 251

Pemahaman konsep ditingkatkan dengan diskusi dalam satu kelompok

pada penyelesaian serta review materi dengan IRA mulai lebih aktif karena

mahasiswa mulai menyadari bahwa kegiatan kelompok dapat menjadi sarana

dalam meningkatkan pemahaman konsep. Pada kegiatan ini mahasiswa mulai

banyak berfikir dan belajar untuk dapat menguasai konsep dengan berperan baik

pada tugasnya masing-masing dan sebagai bagian dari kelompok. Selain itu,

mahasiswa bersama-sama memahami aplikasi konsep untuk situasi lain dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

Inkuiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengkonstruksi pengetahuan sendiri, menggunakan konsep-konsep yang sudah

dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan kata lain mahasiswa

mempunyai kesempatan untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur

kognitif yang ada sehingga terjadi belajar bermakna. Tugas dosen dalam

pendekatan pembelajaran IRA adalah hanya sebagai fasilitator dan mediator,

yakni membantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan proses

mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan.

c. Hasil Observasi

Hasil pengamatan siklus II oleh kolaborator dan catatan lapangan/jurnal

menunjukkan bahwa dosen telah melaksanakan perbaikan-perbaikan yang telah

direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pembimbingan pada kelompok-kelompok

ditingkatkan, artinya dosen hanya sebagai fasilitator. Mahasiswa sudah mampu

memahami tugas masing-masing, team coordinator nampak mengkoordinasikan

semua anggota untuk dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan tugas masing-

masing. Diskusi kelompok telah berjalan, untuk mendapatkan data percobaan

yang valid, mencatat data menyimpulkan, dan mengaitkan hasil praktikum

dengan fakta dan untuk dilanjutkan untuk memahami prinsip, rumus yang

seharusnya diperoleh.

Aktivitas mahasiswa berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa

kegiatan ini telah terjadi perubahan-perubahan. Aktivitas kegiatan pembelajaran

tampak lebih sungguh-sungguh dan antusias. Mahasiswa sudah mampu

memahami bahwa teamwork sangat diperlukan dalam menyelesaikan tugas

terutama dalam melaksanakan praktikum sehingga didapatkan data yang valid

Page 12: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 252

dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu proses yang dijalani dalam

melaksanakan IRA membantu mahasiswa untuk melatih sikap ilmiah dalam

praktikum/mencari pengetahuan. Aktivitas dalam pembelajaran ini tidak hanya

untuk mendapatkan nilai fisika dasar akan tetapi juga dapat meningkatkan

pembelajaran menjadi lebih baik seperti misalnya terdapat mahasiswa yang

bertanggung jawab terhadap tugas dan peranannya di dalam kelompok, dapat

bekerjasama, berpikir kritis dan lain sebagainya.

3. Keterlaksanaan IRA

Secara umum keterlaksanaan IRA mengalami peningkatan. Hal

tersebut ditunjukkan dari data hasil observasi pada tiap peran dalam kelompok

IRA. Peran team coordinator pada umumnya sudah baik akan tetapi masih perlu

bimbingan terutama dalam mengatur dan mengambil kebijakan dalam

permasalahan yang dihadapi saat menghadapi situasi tertentu. Pentingnya

seorang team coordinator dalam kelompok yaitu dapat memanage peran yang lain

dalam kelompok sehingga semua anggota dapat bekerja sesuai peranannya

dengan baik. Technical advisor nampak telah bekerja sama dengan data recorder

dalam mengumpulkan data dan informasi mengenai materi yang akan dikerjakan

sehingga dapat mengarahkan anggota dengan peran yang lain. Peran anggota

yang lain dapat menjadi lebih baik setelah antar anggota memberikan nasihat dan

bekerja dengan optimal sehingga masing-masing dapat berperan lebih baik dalam

kelompok.

Pada pelaksanaan IRA juga dapat teramati peningkatan sikap ilmiah

mahasiswa pada tiap kelompok. Berdasarkan cara mereka membuat laporan,

masih dijumpai kurangnya data percobaan dan belum sesuai dengan langkah-

langkah praktikum. Masih adanya kekeliruan konsep dan analisa data dalam

pembahasannya. Data yang diperoleh telah berbentuk laporan tetapi jarang

didiskusikan. Saat melakukan percobaan juga masih nampak mahasiswa kurang

tekun dalam mencari data sehingga diskusi kelompok kurang dapat berjalan

dikarenakan banyak mahasiswa yang tidak mau menerima pendapat mahasiswa

lain. Selain itu juga terdapat kendala dalam mengamati sikap ilmiah yaitu pada

segi jumlah alat praktikum yang tersedia terbatas sehingga dalam satu kelompok

terdiri dari 6 sampai 7 orang siswa, dan jumlah jam pelajaran untuk mata kuliah

Page 13: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 253

fisika hanya 2 jam pelajaran, sehingga dalam melakukan praktikum agak tegesa-

gesa. Oleh karena itu, dosen memberikan pengarahan dan evaluasi siklus I dan

memantau jalannya perbaikan pada tiap kelompok sehingga jika merujuk pada

Suharsimi Arikunto dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kategorisasi Sikap Ilmiah Kelompok Mahasiswa pada Tiap Siklus

Kelompok Siklus 1 Kategori Siklus II Kategori

1 73 Cukup Baik 100 Baik

2 91 Baik 100 Baik

3 91 Baik 100 Baik

4 73 Cukup Baik 82 Baik

5 64 Cukup Baik 100 Baik

6 82 Baik 82 Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa sikap ilmiah

mengalami peningkatan dan pada kategorisasi baik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa dengan berjalannya kegiatan kelompok secara mandiri dalam

melaksanakan tugas menyebabkan setiap kelompok berjuang agar kelompoknya

dapat berbuat dan bekerja dengan lebih baik. Mahasiswa menjadi lebih antusias,

mencoba mencari tahu, menyelidiki, dan berusaha menemukan kaitan antara

permasalahan dalam tugas dengan realita kehidupan nyata.

Mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah baik cenderung memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi, keinginan untuk menciptakan atau menemukan hal baru,

bekerja dalam tim dengan baik, terbuka terhadap hal-hal yang baru serta

bertanggung jawab dengan tugas. Keinginan untuk menemukan dan menciptakan

hal baru serta keingintahuan yang tinggi merupakan modal dasar bagi mahasiswa

untuk meraih prestasi kognitif yang baik. Pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, kelompok mahasiswa yang memiliki sikap ilmiah memiliki pemikiran

yang lebih kritis dan mencoba mencari sumber-sumber untuk menjawab hal-hal

yang masih diragukan. Hal ini mengakibatkan mereka lebih siap dalam

menyelesaikan soal-soal sehingga nilainya menjadi lebih baik. Aktivitas belajar

tampak cukup tinggi yang ditunjukkan dari pelaksanaan diskusi yang berjalan

lancar, mahasiswa menyiapkan buku-buku pendamping yang berhubungan

dengan materi yang dipelajari dan mempergunakannya sebagai referensi,

masing-masing mahasiswa membuat catatan tentang hasil diskusi serta apabila

ada materi yang belum dipahami mereka menanyakannya pada dosen.

4. Pemahaman Konsep

Page 14: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 254

Pada sikus I dan siklus II diperoleh hasil postes mahasiswa dengan klasifikasi

pemahaman konsep mahasiswa dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Klasifikasi Pemahaman Konsep Mahasiswa dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran IRA Pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran

menggunakan pendekatan IRA pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan

pemahaman konsep mahasiswa pada tiap siklus, lebih dari 90 persen mahasiswa

pada siklus II berada pada klasifikasi sangat baik dan baik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus II penelitian ini sudah mencapai indikator keberhasilan.

Berdasarkan temuan kolaborator, pemahaman konsep mahasiswa semakin baik dan

mengalami peningkatan, mahasiswa sudah menikmati pembelajaran dengan

pembagian tugas dan menyelesaikan tugas mereka dengan mandiri, serta

memperbanyak diskusi kelompok. Mahasiswa melakukan pengamatan sendiri

mangakibatkan konsep-konsep yang dipelajari lebih bertahan lama.

Inkuiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengkonstruksi

pengetahuan sendiri, menggunakan konsep-konsep yang sudah dimiliki untuk

memecahkan masalah yang dihadapi, dengan kata lain mahasiswa mempunyai

kesempatan untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang ada

sehingga terjadi belajar bermakna. Tugas dosen dalam pendekatan pembelajaran IRA

adalah hanya sebagai fasilitator dan mediator, yakni membantu siswa untuk belajar

dan menggunakan keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu

pengetahuan.

PR

ESEN

TASE

KETEGORI PEMAHAMAN KONSEP

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 15: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 255

Berdasarkan data hasil observasi mahasiswa, pelaksanaan pendekatan IRA

berjalan lancar. Pemahaman konsep terhadap materi fisika akan menjadi mudah

dengan adanya komunikasi yang baik dalam belajar bersama, adanya tutor sebaya

yang membantu saat anggota yang lain belum dapat memahami konsep yang sedang

dipelajari. Belajar konsep Fisika Dasar perlu suatu tantangan dan situasi baru yang

menyenangkan dan memerlukan aktivitas berfikir sehingga kemandirian kelompok

dapat tampak. Mahasiswa akan lebih aktif. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan

tidak mempelajari fisika dengan hanya menekankan pada produk kognitif saja, akan

tetapi juga sikap ilmiah dan sikap positif lainnya.

Peningkatan keaktifan mahasiswa dapat teramati oleh peneliti dan

kolaborator/observer dari pelaksanaan IRA pada tiap siklus. Mahasiswa mampu

meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat berkontribusi

bagi kelompoknya. Mereka menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan

dengan lebih teliti dan lebih baik. Hal ini menunjukkan adanya motivasi intrinsik yang

berasal dari rasa tertantang, keingintahuan, dan ingin berkontribusi/ bermanfaat.

Selain itu juga tampak mahasiswa pada praktikum lebih aktif dalam mendengarkan,

berkomunikasi efektif, dan merasa dipercaya.

Pembelajaran melalui implementasi pendekatan IRA ternyata dapat

meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada mata kuliah fisika dasar.

Peningkatan pemahaman konsep mahasiswa dapat dibuktikan dari adanya

peningkatan data postes mahasiswa yang dilakukan setelah tindakan. Adapun hasil

postes pemahaman konsep mahasiswa tiap siklus dengan menggunakan pendekatan

IRA dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Data Hasil Postes Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan IPA Tiap Siklus dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran IRA

No Hasil Postes Siklus I Siklus II

1. 2. 3. 4.

Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai siswa Ketuntasan Klasikal

97 20 57,7 45,2%

95 50 80,3 90,3%

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan

pendekatan IRA pada siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan temuan

kolaborator, pemahaman konsep mahasiswa semakin baik dan mengalami

peningkatan. Peningkatan pemahaman konsep pada siklus II terjadi karena

Page 16: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 256

mahasiswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, mereka telah

dapat berbagi peran dalam kelompok sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-

masing. Rasa ingin tahu menjadi bagian yang paling tampak ketika praktikum

berlangsung. Mereka telah dapat mencari sendiri solusi dari praktikum dengan sedikit

bantuan dari dosen. Diskusi dapat berjalan baik dengan adanya kerjasama teknik

advisor dengan team coordinator sehingga segala permasalahan seperti memperoleh

data, melukis dan membuat laporan dapat selesai tepat pada waktunya.

Sikap ilmiah yang dapat teramati saat pelaksanaan IRA antara lain: 1) jujur

dan objektif terhadap data; 2) terbuka dan menerima pendapat berdasarkan bukti-

bukti tertentu; 3) ulet dan tidak cepat putus asa; 4) kritis terhadap pernyataan ilmiah

yang tidak mudah percaya tanpa dukungan hasil observasi empiris; dan 5) dapat

bekerjasama dengan orang lain. Pada pelaksanaan siklus I, dari data hasil observasi

kolaborator dan peneliti ditemukan bahwa pada aspek objektif, mahasiswa belum

dapat melakukan praktikum sesuai prosedur yang seharusnya dilakukan. Hal tersebut

dikarenakan kurangnya pengetahuan mahasiswa terhadap tujuan dan peralatan

praktikum. Selain itu juga dalam aspek kerjasama, mahasiswa belum dapat

menjalankan tugas/peran dalam kelompok dengan penuh tanggung jawab. Semua

menjadi pencari data, sehingga fungsi evaluasi belum muncul dan belum bisa

memperbaiki kinerja kelompoknya pada praktikum berikutnya. Sebagai contoh ketika

mencari berkas sinar pada pembiasan kaca planparalel dan prisma, pada umumnya

kelompok kebingungan dalam meletakkan jarum pentul dan membuat berkas sinar

datang dan dibiaskan. Kelompok selalu saja bertanya. Setelah ditunjukkan dosen

dalam mencari dan melukiskannya, mereka mulai bekerja keras seteliti mungkin

melukiskan hasil pembiasan sehingga waktu habis sehingga hasil perhitungan

dengan data yang dilukiskan sama.

Pada siklus ke II, dosen sudah meminimalisir segala bentuk bantuan kepada

mahasiswa ketika pelaksanaan praktikum. Dosen hanya mengecek pemahaman

dengan pertanyaan-pertanyaan sebelum praktikum dimulai. Kemandirian kelompok

dalam memecahkan permasalahan praktikum semakin meningkat sehingga

didapatkan data percobaan yang valid. Mahasiswa terlibat langsung secara aktif

dalam proses pembelajaran, mahasiswa sudah mulai terbiasa untuk melakukan

diskusi kelompok pada pembelajaran IRA, dan juga mahasiswa saling membantu

Page 17: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 257

kesulitan teman yang lain dalam memahami konsep. Pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan IRA merupakan suatu pendekatan yang dapat

meningkatkan keterlibatan mahasiswa dimana kelompok-kelompok mahasiswa dapat

bekerjasama dan berperan mencari jawaban yang benar.

Partisipasi mahasiswa pada pembelajaran IRA berperan penting pada

peningkatan pemahaman konsep. Belajar dengan cara berkelompok menyediakan

umpan balik pada anggota kelompok yang lain dari partisipasi mereka dalam

kelompok, memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan belajar

kolaboratif dalam kelompok, dan dapat membantu untuk menegakkan hubungan kerja

yang baik di antara anggota-anggota.

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Fisika Dasar II dengan penerapan pendekatan IRA dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan sikap ilmiah kelompok mahasiswa Prodi Pendidikan IPA

UST Semester Genap 2010/2011. Hal tersebut terbukti dengan hasil berikut: 1)

Pemahaman konsep Fisika Dasar II mahasiswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran IRA mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya

peningkatan presentase ketuntasan klasikal pemahaman konsep pada siklus I

sebesar 45,2% menjadi sebesar 90,3% pada siklus II; dan 2) Sikap ilmiah kelompok

mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran IRA mengalami

peningkatan dan berada pada kategori Baik. Oleh karena itu, dapat disarankan

bahwa: 1) Dalam penyampaian materi kuliah khususnya materi-materi fisika dasar

yang membutuhkan pengamatan langsung sebaiknya menggunakan inquiry di

laboratorium dengan dipadukan penggunaan pendekatan pembelajaran IRA agar

mahasiswa dapat secara aktif berperan dalam proses belajar mengajar; 2) Dosen

perlu meningkatkan dan memperhatikan sikap ilmiah mahasiswa dalam

menyampaikan materi sehingga mahasiswa terasah pemikirannya untuk berpikir

secara sistematis dalam menyelesaikan soal-soal dan 3) Perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai mengenai pendekatan IRA pada materi pokok lain yang

membutuhkan pengamatan secara langsung dengan memperhatikan berbagai aspek

dan faktor luar yang mempengaruhinya.

Page 18: Implementasi Pendekatan Pembelajaran IRA ( ) Untuk ...journal.ustjogja.ac.id/download/Implementasi Pendekatan... · pada mahasiswa sebab mahasiswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

Wacana Akademika Vol.4, No. 2 Juli 2012 131-299 258

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas. Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Reseach. Buckingham : Open

University Press. Moh. Amin. 1979. Apakah Metode “discovery” dan “inquiry” itu?. Yogyakarta: FKIP

IKIP Yogyakarta. Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Radha Mohan. 2007. Innovative science teaching for physical science teacher. New

Delhi: Prentice Hall of India