implementasi pendekatan pakem berbasis …
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PAKEM BERBASIS
BIOENTERPRENEURSHIP PADA PEMBUATAN NATA DE COCO
TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI
ENTERPRENEURSISWA DI SMK PLUS FATAHILLAH GEGESIK
Mudatsir
(Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu) [email protected]
ABSTRACT
Learning science in vocational Plus Fatahillah not been able to improve learning outcomes
and motivation of the student entrepreneurs. One way to motivate students in work-based
learning is the entrepreneurs. to achieve these goals requires an approach that makes the
students learn in the spirit of learning, active, creative and effectively achieve the learning
objectives. Therefore PAKEM approach (active learning, creative, effective and fun) is
selected as bioenterpreneurship based learning approach. The purpose of this study to
determine the enforceability of PAKEM approach based bioenterpreneurship, improving
student learning outcomes, increased motivation entrepreneurs, students, student response
and the response of teachers to learning. Using quasi-experimental research methods, the
research done by designnon equivalent control group design. The study population is a class
XII student of SMK Plus Fatahillah. Samples were taken through purposive sampling with
the number of respondents 60 students were divided into control and experimental classes.
The results were obtained, (1) the learning done as a whole (2) the results of student learning
has increased in the experimental class with a gain of 0.73 N, while the control class 0.45. To
examine differences in learning outcomes of class control and experiment then tested the
Mann Whitney produce significant differences in the results 0.00 <0.005. (3) motivation of
the student entrepreneurs after being given treatment increased with N gain of 0.8. (4) The
response of students to the active and creative learning based bioenterpreneurship give a
statement agreed 51% and strongly agree 29%. (5) Teachers as academic practitioners responded
positively to the active and creative learning based bioenterpreneurship . From the results of percentage , 60 %
agreed and 40 % strongly agreed on the implementation bioenterpreneurship PAKEM approach based on
making nata de coco .Based on these data it can be concluded that PAKEM approach can
improve learning outcomes, motivation of entrepreneurs as well as the positive response from
students and from teachers teaching science in vocational Plus Fatahillah.
Keywords : PAKEM , Preparation of Nata de coco , Bioenterpreneurship , Learning
Outcomes and motivation of entrepreneurs
2
Abstrak
Pembelajaran IPA Industri di SMK Plus fatahillah belum mampu meningkatkan hasil belajar
dan motivasi enterpreneur siswa untuk berkarya dalam membuat suatu produk. Salah satu
cara untuk menggugah motivasi siswa dalam berkarya adalah dengan pembelajaran berbasis
enterpreneur. Sementara itu untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pendekatan belajar
yang mampu membuat siswa semangat dalam belajar, aktif, kreatif dan efektif mencapai
tujuan pembelajaran. Kebutuhan tersebut mengindikasikan bahwa pendekatan PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif efektif dan menyenangkan) dianggap tepat untuk diterapkan
dalam pembelajaran berbasis bioenterpreneurship. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
keterlaksanaan pendekatan PAKEM berbasis bioenterpreneurship, peningkatan hasil belajar,
peningkatan motivasi enterpreneur, respon siswa dan respon guru terhadap pembelajaran.
Penelitian dilakukan dengan desain pretest posttest control group design. Populasi penelitian
adalah siswa kelas XI SMK Plus Fatahillah. Sampel diambil melalui purposive sampling
dengan jumlah responden 60 siswa yang terbagi dalam kelas kontrol dan eksperimen. Hasil
penelitian diperoleh, (1) pembelajaran terlaksana 100% (2) hasil belajar siswa mengalami
kenaikan sedang pada kelas kontrol dengan dengan N gain 0,45 dan N gain pada kelas
eksperimen 0,73 yang berarti peningkatannya tinggi. Untuk menguji perbedaan hasil belajar
kelas kontrol dan eksperimen maka dilakukan uji Mann whitneymenghasilkan perbedaan
signifikan dengan hasil 0,00 < 0,05. (4) respon tinggi diberikan oleh siswa dengan
prosentase sebesar 80% siswa menyatakan setuju dan tertarik pada pembelajaran PAKEM
berbasis bioenterpreneurship.(5) Respon guru terhadap pembelajaran PAKEM berbasis
bioenterpreneurship dari hasil prosentase 60% setuju dan 40% sangat setuju, respon tinggi
diberikan guru terhadap pembelajaran PAKEM berbasis bioenterpreneurship. Maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi
enterpreneur serta respon positif dari siswa maupun dari guru.
Kata Kunci : PAKEM, Nata de coco, Bioenterpreneurship, Hasil Belajar dan motivasi
enterpreneur
A. Pendahuluan
.Pembelajaran di SMK Plus
Fatahillah, siswa cenderung lebih
memiliki ketertarikan terhadap
pembelajaran otomotif, perangkat lunak
ataupun administrasi perkantoran.
Berdasarkan hasil studi awal sebelum
penelitian dari informasi guru mata
pelajaraan IPA Industri menyatakan
selama tiga tahun terakhir siswa kelas
XII TKJ sering mengalami remedial
dalam mata pelajaran tersebut. Tabel ini
berdasarkan data nilai UAS tiga tahun
terkahir siswa kelas XII TKJ 2 pada tiga
tahun terkahir. Berikut dinyatakan dalam
tabel 1.
Tabel.1. Data Hasil Belajar Siswa
Tahun
Ajaran
2012/20
13
2013/20
14
2014/20
15
Jumlah 23 25 30
Siswa
Nilai
dibawa
h KKM
9 10 13
Nilai di
atas
KKM
14 15 17
Rata-
rata
58,6 60 61,5
Prosent
ase
kelulus
an
61% 60% 57%
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan didapatkan data prosentase
kelulusan pada mata pelajaran IPA
Industri masih berada dibawah 70%
untuk itu dibutuhkan perlakuan tertentu
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
3
pada mata pelajaran tersebut. Adapun
data motivasi enterpreneur siswa diambil
dari data Bursa Kerja Khusus (BKK)
SMK Plus Fatahillah terhadap peminatan
siswa setelah kelulusan. Berdasarkan
data tersebut maka diperoleh tabel 1.2.
berikut :
Tabel.2. Data Keadaan Motivasi
Enterpreneurship
Tahun
Ajaran
2016/2
017
2017/2
018
2018/2
019
Jumlah
Siswa
23 25 30
Minat
Kerja
23 24 27
Motivasi
Enterpre
neur
1 1 3
Berdasarkan data tersebut maka dapat
dikatakan bahwa siswa SMK Plus
Fatahillah kurang memiliki motivasi
enterpreneur.
Berawal dari pemikiran bahwa
siswa bisa diajarkan untuk membuat
produk dan memadukannya dengan
kemampuan kewirausahaan maka setiap
produk yang dibuat oleh siswa di SMK
Plus Fatahillah dapat memiliki nilai
ekonomi. keberadaan bahan baku
pertanian yang melimpah menjadi modal
pertama dalam melihat adanya peluang
usaha. Akan tetapi butuh keterampilan
untuk mengelolanya menjadi bahan yang
lebih bernilai. Penelitian ini dimaksudkan
untuk menerapkan pembelajaran IPA
berbasis bioenterpreneurship dengan
harapan agar siswa memiliki hasil belajar
yang baik dan motivasi enterpreneur.
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengimplementasikanpendekatan
PAKEM berbasis
bioenterpreneurshipterhadap hasil
belajar dan motivasi enterpreneur
siswa pada materi Pembuatan Nata de
coco.
2. Untuk memperoleh informasi
peningkatanhasil belajar siswa pada
materi Pembuatan Nata de coco
dengan pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpreneurship
3. Untuk memperoleh informasi
peningkatan motivasi enterpreneur
siswa setelah
keterlaksanaanpendekatan PAKEM
berbasis bioenterpreneurship pada
materi Pembuatan Nata de coco
4. Untuk memperoleh informasi respon
siswa terhadap keterlaksanaan
implementasi pendekatan PAKEM
berbasis bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de coco.
5. Untuk memperoleh informasi respon
guru terhadap keterlaksanaan
implementasi pendekatan PAKEM
berbasis bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de coco.
B. Landasan Teori
Budimansyah (2010 : 70) PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran,
Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat dan
mencari data dan informasi yang mereka
perlukan untuk memecahkan masalah.
Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Keadaan aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidak efektif , yaitu
tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai setelah pembelajaran
berlangsung. Menyenangkan adalah
suasana belajar mengajar yang mampu
membuat siswa senang sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh
terhadap pembelajaran.
Indrawati (2011:4) Secara garis
besar PAKEM dapat digambarkan sebagai
berikut. a) Siswa terlibat dalam berbagai
4
kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat. b) Guru menggunakan
berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan
dan cocok bagi siswa. c)Guru mengatur
kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan “pojok baca”. d) Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok. e) Guru mendorong
siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolah.
Tabel.3.
PAKEM Penilaian
Aktif Mengerjakan tugas
kelompok, Mengajukan
Pertanyaan, juru bicara
kelompok, ketua kelompok
Kreatif Penggerak anggota
kelompok, aktif mencari
kebutuhan kelompok,
memotivasi rekannya,
mengajukan gagasan.
Efektif Kecepatan dan ketepatan
menyelesaikan tugas.
Menyena
ngkan
Semangat, saling
bekerjasama, tidak tertekan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007), Bio berarti hidup
sedangkan,Istilah enterpreneur diawali
oleh Richard Cantillon dalam Anwar
(2014 : 2), yaitu entrepreneurial is an
innovator and individual developing
something unique and new. Wirausaha
adalah pelaku utama dalam pembangunan
ekonomi dan funginya adalah melakukan
inovasi atau kombinasi-kombinasi yang
baru untuk sebuah inovasi.Menurut
Fitriah, (2009:5) Pendekatan
Bioentrepreneurship (BEP) adalah
pembelajaran yang mengkaitkan langsung
pada objek nyata atau fenomena disekitar
kehidupan manusia, sehingga penggunaan
perangkat pembelajaran ini
memungkinkan siswa dapat mempelajari
proses pengolahan suatu bahan menjadi
produk yang bermanfaat, bernilai
ekonomi dan menumbuhkan minat
wirausaha.Ada lima tahapan dalam
pembelajaran bioenterpreneuship yaitu
tahap pendahuluan, tahap pembentukan
konsep, tahap aplikasi konsep, tahap
pemantapan konsep dan tahap evaluasi.
Menurut Slameto (2010 : 10)
Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Teori Motivasi menurut Maslow
dalam Alma (2014:89) Hirarki kebutuhan
manusia dapat dipakai untuk melukiskan
dan meramalkan motivasinya, motivasi
dapat didasarkan oleh dua asumsi.
Pertama, kebutuhan seseorang tergantung
dari apa yang telah dipunyainya dan
kedua, kebutuhhan dilihat dari hirearki
kepentingannya. Menurut Maslow
kategori kebutuhna manusia yaitu
Physiological needs, safety, social,
Esteem dan Self actualization.Sedangkan
pengertian enterpreneur menurut Alma
(2014:5) Enterpreneur adalah seorang
inovator, sebagai individu yang
mempunyai naluri untuk melihat peluang-
peluang, mempunyai semangat,
kemampuan dan pikiran menaklukkan
cara berpikir lamban dan malas. Seorang
enterpreneur mempunyai peran untuk
mencari kombinasi baru yang merupakan
gabungan dari lima hal yaitu, pengenalan
barang dan jasa baru, metode produksi
baru, sumber bahan mentah baru, pasar –
pasar baru dan organisasi industri baru.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dapat disimpulkan motivasi berwirausaha
adalah dorongan kuat dari dalam diri
seseorang untuk memulai mengaktualisasi
5
potensi diri dalam berfikir kreatif dan
inovatif untuk menciptakan produk baru
dan bernilai tambah, guna kepentingan
bersama. Wirausaha akan muncul ketika
seseorang berani mengembangkan usaha -
usaha dan ide - ide barunya.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Ha : Implementasi Pendekatan PAKEM
berbasis bioenterpreneuship dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi
enterpreneur siswa
Ho :Implementasi Pendekatan PAKEM
berbasis bioenterpreneuship tidak
dapat meningkatkan hasil belajar dan
motivasi enterpreneur siswa
C. Metode Penelitian
Objek penelitian pada proposal
ini adalah siswa kelas XII jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan di SMK
Plus Fatahillah Jagapura Gegesik.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment. Sugiyono (2012:77) Quasi
eksperiment mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pretest
posttest control group design
berdasarkan Sugiyono
(2012:76).Populasi yang diambil pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SMK
Plus Fatahillah Jurusan TKR, AP dan
TKJ kelas XII yang berjumlah 171
siswa. Populasi pada penelitian ini
dianggap sama (homogen), berdasarkan
pada pengalaman belajarnya.
Pengambilan sampel diambil
sebanyak 60 siswa dengan prosentase
40% dari total populasi yang terpisah
dalam kelas kontrol dan eksperimen
dengan teknik purposive sampling.
Suharsimi (2010:183) purposive sampel
bertujuan dilakukan bukan berdasarkan
strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Pada penelitian ini menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data
berikut ini :
1. Observasi terstruktur
Lembar observasi berisi langkah-
langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru maupun
siswa, dimana lembar observasi ini
merupakan instrumen pendukung
untuk mengetahui prilaku guru dan
siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar yang sedang
dilaksanakan.Observasi digunakan
untuk megukur keterlaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan
PAKEM berbasis
bioenterpreneurship dilakukan
dengan observasi
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Tes yang digunakan
adalah pilihan ganda
3. Angket
Lembar angket ini berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berisi tentang respon
siswa terhadap metode dan materi
yang diberikan oleh guru, terdiri dari
20 pertanyaan dan lima pilihan
jawaban siswa yang terdiri dari :
Sangat Setuju (SS) Setuju(S), tidak
setuju(TS) dan sangat tidak setuju
(STS).
D. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
1. Keterlaksanaan Implementasi
PendekatanPAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship
Keterlaksanaan implementasi
pendekatan PAKEM berbasis
bioenterprneurship dilakukan dengan
observasi selama penelitian
berlangsung dimulai dari proses
pendahuluan, pembentukan konsep,
pemantapan konsep, aplikasi konsep
dan evaluasi.
Pendahuluan, pada
pertemuan awal guru perlu
mengetahui keadaan siswa, maka
dilakukanlah pre tes untuk
6
mengetahui hasil belajar dan motivasi
enterpreneur siswa. Guru harus
mengenal dengan baik keadaan siswa
untuk dapat mengetahui kemampuan
siswa. Karena untuk dapat
melaksanakan pendekatan PAKEM
membutuhkan pengenalan yang baik
terhadap kebutuhan belajar siswa.
Dengan pre tes berisikan pilihan
ganda untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum diberi perlakuan dan
angket bertujuan untuk mengetahui
motivasi enterpreneur siswa sebelum
adanya perlakuan
bioenterpreneurship. Pembentukan
Konsep, pada tahap ini siswa
mendapat asupan materi materi
pembuatan nata de coco dengan
spsesifikasi pemanfaatan Acetobacter
xylinum sebagai starter pembuatan
nata de coco. Siswa dibentuk dalam
small team work untuk bekerjasama
dalam mencari informasi mengenai
tahapan dalam materi pembuatan nata
de coco dan pembuatan nata untuk
kemudian dipresentasikan agar saling
tukar informasi.Pemantapan
Konsep.pada tahap ini guru
memberikankesempatankepadasiswa
untuk mengajukanpertanyaan berkaitan
dengan konsep. Setelah tanya jawab
selesai kemudian pemantapan konsep
dilakukan dengan pengambilan
kesimpulan oleh guru dan siswa dari
seluruh informasi dan pengalaman
belajar siswa berkenaan dengan proses
dan hasil praktkum pembuatan nata de
coco berbasis bioenterpreneurship.
Aplikasi Konsep, pada pertemuan
kedua siswa mengapliksaikan konsep
berupa materi pembuatan nata de
coco berbasis enterpreneurship. Kelas
eksperimen diberikan perlakuan
dengan praktikum pembuatan nata de
coco dan sebagai pembelajaran
berbasis bioenterpreneurshipnya
kelas eksperimen juga dituntut untuk
melakukan pengemasan dan
pemasaran nata de
coco.Evaluasi,tahapan evaluasi
meliputi hasil belajar siswa dan
motivasi siswa untuk menjadi
enterpreneur. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa menggunakan tes
yang sudah divallidasi dan angket
untuk mengukur motivasi
enterpreneur siswa.
Berdasarkan hasil observasi,
pelaksanaan implementasi PAKEM
(Pembelajaran aktif, kreatif efektif
dan menyenangkan) berbasis
bioenterpreneurship lima tahapan
terlaksana 100% .
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
yang dengan implementasi
Pembelajaran PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship
Hasil belajar siswa diukur
menggunakan tes kognitif dengan
pilihan ganda. Hasil pre tes dan post
tes siswa dinyatakan dalam tabel
analisis deskriptif dengan bantuan
SPSS. berikut ini data analisis
deskriptif kelas eksperimen
Tabel.4. Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Sum Mean
Pre test 30 2,00 5,00 111,00 3,7000
Post test 30 7,00 9,00 229,00 7,6333
Valid N
(listwise)
30
Berdasarkan tabel 4. maka
dapat ditentukan besaran N gain yang
dicapai siswa. Nilai rata-rata pretes
3,7, post tes 7,6 dan nilai maksimum
9,0 maka N gain hasil belajar siswa
sebesar 0,73. Dengan demikian
peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen mencapai kategori tinggi
karena N gain lebih dari 0.7.
Kelas kontrol diukur
menggunakan instrumen yang sama
untuk dijadikan pembanding hasil
belajar kelas eksperimen. Berikut ini
tabel analisis deskriptif kelas kontrol.
Tabel. 5. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean
Pre tes
kontrol
30 2,00 6,00 127,0
0
4,233
3
7
Post tes
kontrol
30 4,00 6,00 151,0
0
5,033
3 Valid N
(listwise
)
30
Berdasarkan tabel 5 rata-rata
kelas kontrol, pre tes 4,23 dan post
tes 5,03 dengan nilai maksimum 6,00
maka N gain hasil belajar kelas
kontrol adalah 0,4. Dengan N gain
0,4 maka dapat diambil keputusan
bahwa peningkatan hasil belajar kelas
kontrol termasuk dalam kategori
sedang.
Berdasarkan tabel 4 dan 5
maka kelas kontrol mengalami
peningkatan sedang dengan N gain
0.454 sedangkan kelas keperimen
dengan peningkatan tinggi mencapai
N gain 0.78. Maka dapat diambil
keputusan bahwa peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Secara signifikan perbedaan
hasil belajar siswa dikelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat
diketahui dengan uji t jika data
berdsitribusi normal dan homogen
atau uji Mann whitney jika data
berdistribusi tidak normal. Berikut ini
tabel 5 menyajikan data uji
normalitas hasil tes
Tabel .6. Tests of Normality
Kode Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
KE
1,00 ,394 30 ,000 ,664 30 ,000
2,00 ,295 30 ,000 ,764 30 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas sebagai bagian dari uji
prasyarat uji statistik, berikut ini tabel
7 disajikan dalam bnetuk analisis
statistik dengan bantuan SPSS
Tabel. 7. Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
KE Based on Mean 12,962 1 58 ,00
1
Based on Median 7,592 1 58 ,008
Based on Median and with adjusted
df
7,592 1 56,604
,008
Based on trimmed
mean
13,118 1 58 ,00
1
Hasil uji normalitas dan homogenitas data
menunjukkan data tidak berdisrtibusi
normal dan tidak homogen maka dap. at
diambil keputusan untuk analisis
selanjutnya menggunakan uji Mann
whitney.
Tabel.8.
Test Statisticsa
KE
Mann-Whitney U ,000
Wilcoxon W 465,000
Z -6,934
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,000
a. Grouping Variable: Kode
Hipotesis
Ha : Terdapat perbedaan N-gain kelas
kontrol dan eksperimen
Ho :Tidak terdapat perbedaan N-gain
kelas kontrol dan eksperimen
Dari tabel 4.6. tersebut maka signifikansi
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak sedangkan
Ha diterima. Dengan demikian maka
terdapat perbedaan antara peningkatan
hasil belajar kelas kontrol dan
eksperimen.
3. Peningkatan Motivasi
Enterpreneur Siswa
Peningkatan motivasi
enterpreneur siswa diukur
menggunakan angket yang dibagikan
sebelum dan sesudah
pembelajaranBerikut ini tabel 9
menyajikan data motivasi
enterpreneur siswa.
Tabel.9. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean
Pretest 30 1,80 2,47 63,42 2,114
0
Posttest 30 2,93 3,53 97,60 3,253
3
8
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean
Pretest 30 1,80 2,47 63,42 2,1140
Posttest 30 2,93 3,53 97,60 3,253
3 Valid N
(listwise
)
30
Berdasarkan hasil analisis tabel 9,
nilai pencapaian rata-rata pada pretes
2.11 sedangkan rata-rata pada saat
posttes 3.25, maka didapatkan N gain
sebesar 0.80, dengan demikian
peningkatan motivasi enterpreneur
siswa termasuk dalam kategori
“tinggi”.
4. Respon Siswa Terhadap
Keterlaksanaan Implementasi
Pendekatan PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de Coco
Angket digunakan dalam
pengukuran respon siswa terhadap
pembelajaran. Berikut ini tabel 10
merupakan hasil rekapitulasi respon
siswa.
Tabel.10
Pernyataan
Alternatif Jawaban Tot
al STS TS S SS
1 – 20
Jumlah
jawaban 6 116 307 171 600
Prosentase 1% 19% 51% 29%
100
%
Berdasarkan uji respon pada
kelas eksperimen tersebut maka dapat
digambarkan kategori sangat tidak
setuju (STS) memiliki prosesntase
1% karena berada < 20% maka
termasuk kategori sangat rendah .
Untuk kategori tidak setuju (TS)
pencapaian prosentasenya 19% ,
karena berada pada 19% < 20%
maka untul repon tidak setuju juga
sangat rendah. Sedangkan untuk
kategori setuju (S) prosentase
mencapai 51% dengan acuan tabel di
atas, maka 40 % > 51% < 60 % maka
masuk dalam prosentase sedang.
Untuk kategori sangat setuju
prosentase yang dicapai adalah 29%
maka berdasarkan tabel tersebut 29%
< 40 maka termasuk dalam kategori
rendah. Prosentase respon setuju dan
sangat setuju disatukan maka
perolehan yang dihasilkan 80 % maka
dapat disimpulkan bahwa respon
siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpreneurship adalah tinggi.
5. Respon Guru terhadap
Keterlaksanaan Implementasi
Pendekatan PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de Coco
Angketyangdigunakanyaitum
enggunakanskalalikertberjumlah 5
pernyataan dengan alternatif pilihan
sebanyak 4 pilihan,yaitu sangatsetuju
(SS),
setuju(S),tidaksetuju(TS),dansangat
tidaksetuju(STS) diberikan kepada
guru mata pelajaran IPA-Industri.
Adapun Rekapitulasi Respon Guru
tertera dalam Tabel 10 berikut :
Tabel.10. Rekapitulasi Respon Guru Pernyataan Alternatif Jawaban Tota
l 1 – 5 STS TS S SS
Total 0 0 3 2 5
Prosentase 0% 0% 60% 40% 100
%
Dari lima pernyataan yang diajukan
kepada guru mata pelajaran IPA
industri, 60% menyatakan
persetujuannya, 40% sangat setuju.
Dengan demikian maka dapat
dinyatakan bahwa dengan pendekatan
PAKEM berbasis
bioenterpreneurship siswa tampak
lebih senang dalam pembelajaran,
siswa lebih aktif dan menunjang
kreatifitas siswa dan tentunya dapat
dijadikan alternatif dalam kegiatan
belajar mengajar.
b. Pembahasan
1. Keterlaksanaan Implementasi
PendekatanPAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship
Pada pendekatan
pembelajaran PAKEM ditujukan
untuk pendidikan dasar, akan tetapi
sebagai bentuk pengembangan
terhadap pendekatan tersebut maka
9
PAKEM diintegrasikan dalam
pembelajaran berbasis
bioenterpreneurship. Pada dasarnya
prinsip pendidikan kewirausahaan
terintegrasi di dalam proses
pembelajaran, yaitu dengan
memasukan nilai-nilai
kewirausahaan ke
dalampembelajaransehingga hasilnya
diperolehlah
kesadaranakanpentingnya nilai-nilai
tersebut.Terbentuknya
karakterwirausahadanpembiasaannila
i-nilai kewirausahaan dimulai dari
pembiasaandalamtingkahlakusiswase
hari-harimelaluiproses
pembelajaranbaikyangberlangsung
didalam
maupundiluarkelaspadasemua mata
pelajaran. Pada dasarnya
kegiatanpembelajaran,selainuntukme
njadikan
siswamenguasaikompetensiakademik
IPA industri,jugadirancang dan
dilakukanuntukmenjadikansiswamen
genal,menyadari/peduli,dan
menginternalisasinilai-
nilaikewirausahaandanmenjadikanny
aperilaku.Langkah pengintegrasian
ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui
metodepembelajaran maupun melalui
sistem penilaian. Adapun proses
pembelajaran berbasis
bioenterpreneurship dilakukan
dengan tahapan pendahuluan,
pembentukan konsep, aplikasi
konsep, pemantapan konsep dan
evaluasi.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
yang dengan implementasi
Pembelajaran PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship
Peningkatan hasil belajar
siswa dapat diketahui dengan uji N
gain berdasarkan analisis deskripif
pre tes dan post tes pada tabel 4. Agar
mempermudah dalam pembahasan
data pre tes dan post tes digambarkan
dalam bentuk diagram .Dari hasil
rekapitulasi pre tes dan post tes siswa
dikelas eksperimen dapat dilihat pada
gambar .1. berikut ini,
Gambar .1.
Dari diagram batang 1. dapat
diketahui bahwa kelas eksperimen
pada keadaan awal atau pre test
3.37 sedangkan pada saat post tes
7.35 maka mengalami selisih rata-
rata hasil belajar antara pre tes dan
post tes sebesar 3.98. Selisih ini
cukup tinggi peningkatannya, nilai
rata-rata siswa dapat meningkat
lebih dari 100% dari rata-rata
semula atau dua kali lipat dari data
awal.
Sebagai pembanding kelas
eksperimen, berikut disajikan data
rata-rata pretest dan post tes kelas
kontrol. Pada gambar 2 berikut :
Gambar.2.
Mcgaw (2012) Hal yang
paling mendasar dari penemuan
Piaget ini adalah belajar pada
siswa tidak harus terjadi hanya
karena seorang guru mengajarkan
0
2
4
6
8
Pre Tes Post Tes
3.37
7.35
Hasil Belajar Kelas Eskperimen
Pre tes Post Tes
3.8 4.7
Hasil Belajar Kelas Kontrol
10
sesuatu padanya, namun siswa
harus mengerti bagaimana materi
diperoleh dan dimengerti. Senada
dengan hasil belajar kelas kontrol
dengan kelas eksperimen jauh
berbeda disebabkan beberapa hal
diantaranya efektifitas, tambahan
materi kewirausahaan, prkatikum
dan pemasaran. Faktor pertama
adalah efektifitas, waktu belajar
dikelas eksperimen lebih banyak
peruntukkanya mempelajari
langsung dalam materi pembuatan
nata de coco, sehingga kognitif
siswa mendapat pengalaman
belajar lebih banyak. Selain itu
siswa dikelas eksperimen mencari
informasi secara mandiri dengan
bimbingan guru sehingga
pengetahuan bukan diberi akan
tetapi dicari sendiri. Kemandirian
belajar seperti ini akan
memberikan dampak positif bagi
perkembangan pola pikir dan
wawasan kontesktual siswa.
3. Peningkatan Motivasi
Enterpreneur Siswa
Untuk mengukur motivasi
enterpreneur siswa digunakan angket
sebanyak 15 pernyataan yang
berhaluan motivasi enterpreneur baik
yang positif maupun negatif.
Berdasarkan uji statistik deskriptif
maka diperoleh hasil rata-rata pre tes
dan post tes, untuk lebih jelas dalam
membahas motivasi enterpreneur
siswa, dapat dilihat gambar 3.
Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3
memberikan gambaran peningkatan
motivasi enterpreneur saat pre tes
2.11 dan meningkat pada post tes
3.25 maka berdasarkan data
perhitungan gain diperoleh N-gain
0,80 artinya 0,3 ≤ IG ≤ 0,7 berarti
peningkatan motivasi enterpreneur
siswa dalam kategori “tinggi”.
Motivasi enterpreneur pada
siswa ditanamkan melalui integrasi
kewirausahaan dalam materi IPA
Industri dalam hal ini materi
pembuatan nata de coco, siswa
diberikan motivasi dalam bentuk
biografi singkat yang diceritakan oleh
guru. Guru juga memberikan
perlakuan dengan menggambarkan
beberapa tokoh wiraushawan sukses
Indonesia yang berasal dari pedesaan
seperti Bob sadino, Chairil Tanjung
dan Aburizal Bakrie. Kisah itu
didulang dalam kelas dengan tujuan
agar memunculkan motivasi internal
siswa dengan adanya unsur kesamaan
antara tokoh dengan siswa yang
memang berasal dari pedesaan
bahkan pelosok. Motivasi internal
memang akan tumbuh dengan
sendirinya akan tetapi membutuhkan
stimulus yang kuat yakni keadaan
terpaksa, terjepit atau terpepet yang
mengharuskan seseorang
berwirausaha. Dari upaya untuk
membangkitkan motivasi internal itu
maka perlu adanya rangsangan dari
luar yang mampu memotivasi siswa,
sehingga kelak paradigmanya tentang
bekerja adalah tujuan satu-satunya
menjadi berwirausaha adalah cita-
cita.
4. Respon Siswa Terhadap
Keterlaksanaan Implementasi
Pendekatan PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de Coco
Respon siswa dalam
menanggapi pembelajaran dengan
pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpreneurship tergolong tinggi
dengan prosentase 80%.
Pembelajaranyangmemberikanwawas
andanpengalamanserta meningkatkan
Pre Tes PostTes
2.11 3.25
Motivasi enterpreneur siswa
11
keterampilandirisiswa
akanmembuatsiswa
menjadilebihtermotivasiuntukbelajar.
SejalandenganpendapatMulyasa(2011
:99)bahwa
prosesbelajartergantungpada
akibatyangditimbulkannya.Iniberartib
ahwa pelajaranyangmemberi kesan
menyenangkan, menarik,
mengurangiketegangan,
bermanfaatatau memberi kesan
yanglebihlama.Sehinggasiswamembe
rikan responpositifterhadap
penerapan pembelajaran materi
pembuatan nata de coco berbasis
bioentrepreneurship baikdari aspek
penerimaan,tanggapan maupun
penilaian.Pembelajaran ini
mempraktikkan siswa dari mulai cara
membuat produk sampai mereka
menjualnya sendiri kepada rekan
siswa sesama warga sekolah. Siswa
mengannggap ketika mereka
memasarkan produk itu merupakan
permainan dalam belajar sehingga
tidak ada beban baik fisik maupun
mental. Demikian dengan analisis ini
maka pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpreneurship dapat dijadikan
referensi tambahan dalam
memperkaya proses pembelajaran.
5. Respon Guru terhadap
Keterlaksanaan Implementasi
Pendekatan PAKEM Berbasis
Bioenterpreneurship pada
Pembuatan Nata de Coco
Pembelajaran IPA berbasis
enterpreneur merupakan hal baru di
SMK Plus Fatahillah. Memadukan
dua mata pelajaran berbeda dalam
satu momen pelajaran menjadikannya
menarik untuk disoroti. Oleh sebab
itu untuk mengetahui respon
akademisi dalam artian guru sebagai
ahli dalam bidangnya memberikan
respon dengan mengisi angket yang
telah disediakan. Respon guru
terhadap pembelajaran PAKEM
berbasis bioenterpreneurship
dilakukan dengan tujuan agar mampu
menilai pembelajaran yang
berlangsung secara profesional.
Adapun guru yang menjadi
responden uji ini adalah guru mata
pelajaran IPA industri yang
mengampu mata pelajaran tersebut.
Dari analisis uji repon guru nampak
kesetujuan guru mengenai respon
terhadap pembelajaran ini 60%
menyatakan setuju sedangkan 40%
lainnya menyatakan sangat setuju.
Dengan demikian maka pembelajaran
dengan pendekatan PAKEM berbasis
bioenteroreneurship mampu
membuat siswa aktif dalam
pembelajaran, antusias dan senang
dalam belajar. Maka pembelajaran ini
dapat terus dikembangkan dan
dijadikan sebagai referensi salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam
meningkatkan efektifitas belajar,
peningkatan keaktifan siswa dan
mampu membuat siswa antusias
dalam belajar.
E. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dianalisis
maka dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil penelitian maka
diperoleh kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran Biologi
dengan pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpeneuship dilakukan dalam
enam tahapan, pendahuluan,
pembentukan konsep, Aplikasi
konsep dengan membuat produk nata
de coco, pemantapan konsep
pembuatan produk, promosi dan
pemasaran dan evaluasi. Seluruh
tahapan tersebut terlaksana dengan
prosentase 100%
2. Terdapat peningkatan Hasil belajar
Biologi siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan PAKEM berbasis
12
bioenterpreneurship, terjadi
peningkatan pada taraf tinggi dikelas
eksperimen dengan angka N-gain
0,73 berbeda jauh dengan hasilbelajar
dikelas kontrol yakni 0,45. Hasil
belajar dilakukan uji Mann Whitney
karena data tidak normal dengan
hasil signifikansi 0,000 yang berarti
kurang dari 0,05 maka terjadi
perbedaan hasil belajar antara kelas
kontrol dan eksperimen.
3. Terdapat peningkatan motivasi
enterpreneur setelah dilakukan
pembelajaran dengan pendekatan
PAKEM berbasis
bioenterpreneurship menurut
perhitungan N-gain pada kelas
eksperimen 0,80 berarti terjadi
peningkatan tinggi pada motivasi
enterpreneur siswa.
4. Respon tinggi diberikan oleh siswa
setelah pembelajaran Biologi dengan
pendekatan PAKEM berbasis
bioenterpreneurship. Respon dalam
prosentase sebesar 80% siswa
menyatakan setuju dan tertarik pada
pembelajaran PAKEM berbasis
bioenterpreneurship.
b. Saran
Berdasarkan data hasil
penelitian yang diuraikan dalam
pembahasan maka dapat disarankan :
1. Hendaknya pendekatan PAKEM
berbasis bioenterprenurship dapat
diterapkan disekolah dan
dikembangkan lebih lanjut oleh guru
untuk perbaikan dan peningkatan
hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA Biologi
2. Guru dapat menggunakan pendekatan
PAKEM berbasis bioenterprenurship
sebagai salah satu pilihan dalam
pembelajaran yang berorientasi pada
motivasi enterpreneur siswa. Dengan
hasil penelitian ini maka dapat
digunakan sebagai salah satu
referensi dalam pendidikan
berwirausaha pada bidang IPA
Biologi
3. Guru hendaknya menciptakan dan
mengembangkan pembelajaran
biologi yang menyenangkan, dengan
menggunakan alam sebagai tempat
belajar sehingga siswa mampu
mengembangkan kemampuan dan
mengembangkan pengetahuannya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Alma .B. (2014). Kewirausahaan. Bandung :
Alfabeta
Anwar M. (2014). Pengantar kwirausahaan.
Jakarta : Prenadamedia
Budimansyah (2010). PAKEM,
Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Bandung :
Genesindo
Fitriah, Eka (2009) pengembangan
perangkat pembelajaran bioteknologi
berorientasi bioenterpreneurship
untuk meningkatkan keterampilan
proses sains, minat wirausaha, dan
hasil belajar siswa. Volume 1 Nomer
1. 2012. Cirebon: Nurjati Press
Mcgaw, B. & Peterson, P. (2012).
Constructivism and Learning:
International Encyclopaedia of
Education 3rd Edition, Oxford:
Elsevier. (Online).
(http://www.iste.org/Content/Navigat
ionMenu/Membership/SIGs/SIGCS_
Computer_Science/JCT
internationalencyclopediaofeducation
/
PastIssues/2009/Fall1/McGowan.pdf.
(25 Oktober 2015)
Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT
Rineka Cipta.
13
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.