implementasi multiple intelligences dalam …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6488/1/skripsi...
TRANSCRIPT
-
IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI MI
MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Ambar Setya Ningsih (115-14-004)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI MI
MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Ambar Setya Ningsih (115-14-004)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
i
-
Jaka Siswanta, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp
: 4 eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara
: Ambar Setya Ningsih
Kepada:
DEKAN FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudara:
Nama
: Ambar Setya Ningsih
NIM
: 115-14-004
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul
: Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2019.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd.
NIP. 19710219 200003 1002
iii
-
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II
DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TAHUN 2019
Disusun oleh:
AMBAR SETYA NINGSIH
NIM: 115 14 004
Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga, pada tanggal 16 September 2019 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji
: Prof. Dr. Muh Saerozi, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Dr. Budiyono Saputro, M. Pd
Penguji I
: Khulatul Lutfiah, M. Pd.I
Penguji II
: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI
Salatiga, 16 September 2019 Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Prof. Dr. Mansur, M.Ag NIP. 19680613 199403 1 004
iv
http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/
-
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Ambar Setya ningsih
NIM
: 11514004
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Yang menyatakan
Ambar Setya Ningsih
NIM.115 14 004
v
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
(٦( إنَّ َمَع اْلُعْسِر يُْسًرا )٥فَاِ نَّ َمَع اْلُعْسِر يُْسًرا )
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan
ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku cintai,
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Karyadi dan Ibu Tandur Winarsih yang
telah membimbing, mendidik,dan membesarkanku dengan penuh kasih
sayang, cinta dan juga penuh kesabaran hingga penulis bisa seperti ini.
2. Kakakku yang aku sayangi, mbak Anik dan mas Agus semoga yang
diharapkan dapat diijabah dan mendapat ridho-Nya.
3. Keponakan-keponakanku tersayang, Bagas, Evi, Raffi, Hanna, Galang, dan
Almira, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan sukses
dimasa yang akan datang.
vi
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas karunia rahmat, taufik dan hidayah-Nya skripsi
dengan judul Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2019 bisa diselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada suri tauladan umat islam, Nabi
Muhammad SAW, yang senantiasa kami teladani kebijaksanaan dan Akhlakul
karimahnya, semoga beliau senantiasa diberikan rahmat oleh Allah SWT.
Bisa menyelesaikan skripsi ini merupakan kebanggaan tersendiri khususnya
bagi penulis. Penulis sadari dalam penulisan skripsi yang penuh dengan perjuangan
ini tidak luput dari bantuan oleh beberapa pihak. Untuk itu, penulis ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan
motivasi, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Peni Susapti, M. Si. Selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga
4. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing akademik.
5. Jaka Siswanta, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran, untuk membantu, membimbing dan mengarahkan
penulis dalam pembuatan skripsi ini.
6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga, khususnya pada jurusan PGMI
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
vii
-
7. Segenap keluarga besar MI Muhammadiyah Karanganyar yang memberikan
izin dan membantu penulis selama mengadakan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, dorongan dan do‟a
demi keberhasilan penulis.
9. Mbak Anik, Mas Sadi, Mas Agus, dan Mbak Sari selaku kakak penulis yang
selalu ada dan memotivasi penulis.
10. Deni Gito Prakoso, yang selalu membantu penulis dalam banyak hal.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan PGMI 2014, Miftakhul Khasanah, Luthfi
Akhirina, Siti Nur Hamidah, Norma Pratiwi, Ayu Agustina, Widya Septyawan,
Aziz Mulyanto, Yuridul Huda, Siti Suhani, Fachrul Rozi, Wachidatun
Shofiyah, Vivi Wulandari, dan semuannya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, terimakasih kalian semua telah menjadi bagian hidup penulis,
memberi motivasi, semoga ukhuwah kita selalu terjaga.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan di kos, Qisma, Leni, Virgi, Wulan, Elfa semoga
ukhuwah kita juga selalu terjaga.
13. Serta do‟a yang selalu mengalir tanpa sepengetahuan penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga semua kebaikan
hati mereka mendapat balasan oleh Allah SWT.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Penulis
Ambar Setya Ningsih
viii
-
ABSTRAK
Ningsih, Ambar Setya. 2019. Implementasi Multiple Intelligences dalam
Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar. Dosen Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci: Implementasi, Multiple Intelligences, Tematik
Penelitian ini membahas Implementasi Multiple Intelligences dalam
pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.
Dengan fokus penelitian (1) Bagaimana implementasi multiple intelligences dalam
pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar
tahun 2019?(2) Hambatan apa saja dalam multiple intelligences dalam pembelajaran
Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019?(3)
Bagaimana hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran tematik
pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bertujuan
menggambarkan tentang konsep implementasi multiple intteligences dalam
pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar.
Penelitian ini mengambil 4 (empat) orang responden diantaranya, salah satu siswi
kelas II E, salah satu orang tua dari siswa kelas II E, guru wali kelas II E, dan
Kepala Madrasah MI Muhammadiyah Karanganyar. Metode pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik wawancara
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh
peneliti, teknik observasi dilakukan dengan cara peneliti ikut terjun langsung untuk
mengamati beberapa kegiatan yang ada di sekolah, sedangkan teknik dokumentasi
dilakukan dengan merekam dan mengambil gambar dari beberapa kegiatan yang
diamati.
Hasil penelitian menunjukan: (1) Implementasi multiple intelligences di MI
Muhammadiyah Karanganyar adalah pembelajaran yang mengembangkan semua
potensi siswa yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika,
kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik-tubuh), kecerdasan musikal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intra personal dan kecerdasan
naturalis.Tujuan multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar,
mengembangkan semua potensi siswa baik potensi akademik maupun potensi non
akademik dan pengembangan akhlakul karimah.Mata pelajaran yang menggunakan
multiple intelligences hampir semua mata pelajaran, tergantung guru yang
menggunakan metode dalam mendesain pembelajaran. Media yang sering
digunakan dalam pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar adalah video
dan gambar yang ditayangkan menggunakan LCD dan proyektor. Sumber belajar di
MI Muhammadiyah Karanganyar menggunakan buku guru dan buku siswa atau
buku lain yang bersangkutan, khusus pembelajaran tematik di kelas II
menggunakan buku BUPENA karangan Irene MJA, dkk. diterbitkan oleh Erlangga
tahun 2016 edisi revisi dengan kurikulum 2013. Langkah-langkah yang dilakukan
ix
-
dalam pembelajaran yaitu persiapan kurikulum, penyusunan silabus, RPP, prota dan promes kemudian evaluasi.(2) Hambatan dalam penerapan multiple intelligences yaitu siswa yang melanggar aturan sekolah dan orang tua yang cuek yang kurang memperhatikan anaknya. Paguyuban orang tua dan memanggil orang tua ke sekolah adalah cara untuk mengatasi faktor penghambat dalam pembelajran di MI Muhammadiyah Karanganyar.(3) Dalam implementasi multiple intelligences hasilnya sudah cukup maksimal untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan dari siswa siswi di MI Muhammadiyah Karanganyar dimana setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda. Berhasilnya implementasi multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019 dapat dilihat dari banyaknya prestasi yang diperoleh siswa-siswi disini dari berbagai bidang yang menggambarkan beragamnya potensi yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan untuk implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun 2019, sudah hampir maksimal namun masih perlu digali dan diarahkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
x
-
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA ................................................................ i
JUDUL ................................................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v
MOTTO DAN PERSESEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 4
E. Penegasan Istilah .............................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Multiple Intelligences .................................................................... 8
B. Pembelajaran Tematik .................................................................................... 12
xi
-
C. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran
Tematik .......................................................................................... 20
D. Metode Pembelajaran .................................................................... 21
E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 25
B. Kehadiran Peneliti ........................................................................................ 25
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 26
D. Sumber Data .................................................................................................. 26
E. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 27
F. Analisis Data .................................................................................................. 29
G. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................... 31
H. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................... 32
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Kondisi Umum MI Muhammadiyah Karanganyar ............................. 34
B. Implementasi Multiple Intelligences di MI Muhammadiyah
Karanganyar ................................................................................................... 38
C. Faktor Penghambat dalam Implementasi Multiple
Intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar ............................. 51
D. Reduksi Data .................................................................................................. 57
E. Penyajian Data ............................................................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 78
xii
-
B. Saran ................................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 80
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xiii
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Komponen Analisis Data Model Alir .................................................. 30
xiv
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kode Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Penelitian
Lampiran 3 Transkrip Wawancara
Lampiran 4 Catatan Lapangan Pengamatan
Lampiran 5 Profil Madrasah
Lampiran 6 Foto Hasil Penelitian
Lampiran 7 Brosur Sekolah
Lampiran 8 RPP
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
Lampiran 13 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 14 Riwayat Hidup Penulis
xv
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak lahir dengan kodrat atau pembawaannya masing-masing,
dimana setiap anak memiliki pembawaan yang berupa potensi kecerdasan yang
berbeda. Kekuatan kodrati pada anak adalah segala kekuatan dalam
kehidupannya, kodrat itulah yang akan memberikan dasar pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan sifatnya hanya
menuntun tumbuh kembangnya kekuatan-kekuatan kodrat yang dimiliki anak.
Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali
memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak itu tumbuh ke arah yang
lebih baik. Pendidikan berfungsi menuntun anak yang memiliki pembawaan
tidak baik menjadi berbudi pekerti baik dan menuntun yang sudah
berpembawaan baik menjadi lebih berkualitas lagi (Susanto, 2017: 10).
Nabi Muhammad SAW. Bersabda,
ب ْنَد ك بَز ه . رواه التزميذيَعَزاَمتٌ الصَّ َغز ه سيَاَدةٌ في َعْقل و ع ي ف ي ص
Artinya: Aktifnya anak kecil akan menambah akalnya ketika dia dewasa
nanti (H.R. Tirmidzi)
Dari hadis diatas dapat dijelaskan bahwa, setiap anak memang terlahir
dengan akal yang dapat terus bertambah seiring bertambahnya usia anak, serta
aktifnya anak dalam berfikir untuk mencari tahu apa yang ingin dia ketahui.
1
-
Keaktifan anak merupakan suatu kecerdasan yang dapat dilihat melalui
pola berpikirnya, tingkah lakunya, serta apa yang dia sukai. Sebagai orangtua
ataupun guru kita dapat mengarahkan anak agar tetap berperilaku ke arah yang
positif.
Untuk mengarahkan tumbuh dan kembangnya bawaan yang berupa
potensi kecerdasan setiap anak yang berbeda-beda di perlukan metode
pembelajaran dalam pendidikan yang dapat melatih tumbuh dan kembangnya
setiap potensi kecerdasan anak. Melalui multiple intelligences dapat mengenali
dan mengembangkan semua kecerdasan anak yang bervariasi, dan semua
kombinasi dari kecerdasan-kecerdassn. Setiap anak memiliki kombinasi-
kombinasi kecerdasan yang berbeda, jika seorang pendidik menyadari hal ini,
maka memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menangani masalah-masalah
yang terjadi secara tepat.
Sementara itu, belum banyak sekolah yang secara khusus menerapkan
metode multiple intelligences sebagai metode utama dalam pembelajarannya.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian implementasi
multiple intelligences yang di terapkan di MI Muhammadiyah Karanganyar,
karena sekolah tersebut berani menerapkan metode pembelajaran multiple
intelligences sebagai metode utamanya.
Beberapa kecerdasan pada siswa dapat dikembangkan melalui
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema. Sehingga
penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat di
2
-
kaitkan dengan pembelajaran tematik yang disertai dengan metode dan media
yang menarik perhatian siswa, sehingga dapat mempermudah siswa dalam
belajar dan mempermudah guru untuk mengarahkan anak dalam
mengembangkan potensi kecerdasannya.
Menurut hasil survey awal penulis di MI Muhammadiyah Karanganyar,
banyak aktifitas yang berupa ekstrakurikurer dan banyak prestasi yang di
peroleh oleh siswa-siswanya dari ranah yang berbeda-beda sehingga dapat
dilihat bahwa setiap siswa memiliki kecerdasannya masing-masing yang perlu
diarahkan dan di fungsikan peranannya.
Bertolak dari latar belakang tersebut penulis mengangkat judul
“Implementasi Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran Tematik pada
Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar 2019”
B. Fokus Penelitian
Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang
diungkap oleh penulis, yaitu:
1. Bagaimana implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran
Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun
2019?
2. Hambatan apa saja dalam implementasi multiple intelligences dalam
pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar tahun 2019?
3
-
3. Bagaimana hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran
tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun
2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran
Tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun
2019.
2. Mengetahui hambatan dalam implementasi multiple intelligences dalam
pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar tahun 2019.
3. Mengetahui hasil implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran
tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar tahun
2019?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritik
a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan
pengembangan teoritik untuk mengembangkan multiple intelligences di
kalangan pelaku pendidikan.
b. Memberikan sumbangan berupa kritik dan saran serta pendapat tentang
implementasi multiple intelligences.
2. Manfaat praktis
4
-
a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan masukan dalam upaya
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.
b. Bagi para pendidik bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar siswa.
c. Bagi siswa sebagai pengalaman yang baru dalam proses pembelajaran
dengan metode multiple intelligences, sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
d. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu
permasalahan dan menemukan solusinya berkaitan dengan multiple
intelligences.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk membatasi
ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan
beberapa pengertian dari istilah yang terkandung dalam judul skripsi di atas,
yaitu:
1. Implementasi
Implementasi dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan
bahwa implementasi adalah: “put something into effect”, penerapan sesuatu
yang memberikan efek atau dampak (Susilo, 2007: 174). Pengertian
implementasi dalam penelitian disini adalah penerapan sesuatu yang
memberikan hasil.
5
-
2. Multiple Intelligences
Menurut Fleetham, multiple intelligences atau biasa disebut dengan
kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki
siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran (Yaumi, 2016:
11).
Setelah meneliti berbagai jenis kemampuan, kompetensi, dan
keterampilan yang digunakan diseluruh dunia, Dr. Gardner akhirnya
menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar (baru-baru ini ia menambahkan
kecerdasan yang kedelapan) yang menurutnya bias mencakup berbagai jenis
kecerdasan.
a. Kecerdasan Linguistik: Word Smart
b. Kecerdasan Logis- Matematis: Number Smart
c. Kecerdasan Spasial: Picture Smart
d. Kecerdasan Kinestetik- Jasmani: Body Smart
e. Kecerdasan Musikal: Music Smart
f. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart
g. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart
h. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart (Armstrong, 2005: 19).
3. Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata
pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu
6
-
peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh
sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik (Majid, 2014: 85).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap
pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika
penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.
BAB I: Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian,penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II: Landasan Teori
Berisi tentang hakikat multiple intelligences, pembelajaran tematik,
implementasi multiple intelligences, metode pembelajran, dan kajian pustaka.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis
data, pengecekan keabsahan data, dan tahap - tahap penelitian.
BAB IV: Paparan dan Analisis Data
Bab ini berisi pembahasan tentang kondisi umum MI Muhammadiyah
Karanganyar, implementasi multiple intelligences di MI Muhammadiyah
Karanganyar, faktor penghambat implementasi multiple intelligences di MI
Muhammadiyah Karanganyar, reduksi data, dan penyajian data.
BAB V: Penutup
Penulisan skripsi di akhiri dengan kesimpulan, dan saran.
7
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Multiple Intelligences
1. Pengertian Multiple Intelligences
Menurut Fleetham, multiple intelligences atau biasa disebut dengan
kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki
siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran (Yaumi, 2016:
11).
Teori multiple ingtelligences (kecerdasan jamak, biasa diterjemahkan
pula dengan kecerdasan ganda atau kecerdasan banyak) yang dikembangkan
oleh Howard Gardner secara resmi diperkenalkan pada 1983 melalui
bukunya yang berjudul Frames of Mind yang kemudian direvisi dengan
intelligence Reframed pada 1999 (Yaumi, 2013). Gardner mengungkapkan,
riset saya dalam neuropsikologi dan psikologi perkembangan, yang
membawa kita pada teori kecerdasan majemuk (MI, multiple intelligences),
dimulai pada tahun 1980, dan buku saya Frames of Mind: The Theory of
Multiple Intelligences muncul pada musim gugur 1983 (Gardner, 2013: 7).
Menilai kecerdasan anak tidak bisa hanya berdasarkan skor standar
semata,seperti tes IQ, hal itu amatlah terbatas. Namun, perlu mengukur dari
definisi yang berbeda. Dr. Howard Gardner, Profesor bidang pendidikan di
Harvard University, Amerika Serikat mengemukakan, definisi kecerdasan
yang berbeda untuk mengukur potensi manusia secara lebih luas, baik pada
anak maupun orang dewasa. Ia membagi 8 jenis kecerdasan dan dikenal
8
-
sebagai kecerdasan majemuk ( Multiple s). Kita semua punya 8 area
kecerdasan itu dalam taraf berbeda (Wijanarko, 2017: 49).
Setelah meneliti berbagai jenis kemampuan, kompetensi, dan
keterampilan yang digunakan diseluruh dunia, Dr. Gardner akhirnya
menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar (baru-baru ini ia menambahkan
kecerdasan yang kedelapan) yang menurutnya bisa mencakup berbagai jenis
kecerdasan.
a. Kecerdasan Linguistik: Word Smart
b. Kecerdasan Logis- Matematis: Number Smart
c. Kecerdasan Spasial: Picture Smart
d. Kecerdasan Kinestetik- Jasmani: Body Smart
e. Kecerdasan Musikal: Music Smart
f. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart
g. Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart
h. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart (Armstrong, 2005: 19).
Intelligence (kecerdasan) merupakan suatu istilah yang sangat sulit untuk
didefinisikan sehingga menimbulkan banyak pemahan yang berbeda-beda di
antara para ilmuwan. Menurut Bainbridge (2010), kecerdasan adalah
kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam
memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. Definisi
lain tentang kecerdasan menurut Fritz (2010), mencakup kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini,
kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk
9
-
memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan untuk berpikir produktif,
kemampuan untuk belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman dan
bahkan kemampuan untuk memahami hubungan (Yaumi, 2016: 9).
2. Karakteristik multiple intelligences
Dr. Gardner menggunakan delapan kriteria untuk meninjau pengertian
inteligensi jamak, yaitu:
a. Berpotensi terisolasi oleh kerusakan otak
b. Terdapat pada orang yang idiot, terpelajar,dan individu dengan keadaan
khusus lainnya.
c. Dapat diidentifikasi dengan serangkaian operasi tertentu.
d. Merupakan sebuah sejarah perkembangan tersendiri, sejalan dengan
serangkaian prestasi puncak yang dapat ditetapkan.
e. Merupakan suatu sejarah evolusioner dan sejarah yang dapat diterima
akal.
f. Mendapat dukungan dari psikologi eksperimen.
g. Mendapat dukungan dari psikometri.
h. Kerentanan saat melakukan pengodean dalam sistem simbol (Prasetyo,
2009: 1)
3. Prinsip umum
Menurut Haggerty dalam Suparno (2003: 66) ada beberapa prinsip umum
untuk mengembangkan multiple intelligences pada siswa, yaitu:
a. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Maka,
mengajar tidak boleh hanya berfokus pada kemampuan dari inteligensi
10
-
lain. Kemampuan yang hanya logika tidak cukup untuk menjawab
persoalan manusia secara menyeluruh. Perlu juga diperkenalkan
inteligensi lain.
b. Pendidikan seharusnya individual. Pendidikan harusnya lebih personal,
dengan memperhatikan inteligensi setiap siswa. Mengajar semua sisa
dengan materi, cara, dan waktu yang sama, jelas tidak menguntungkan
bagi siswa yang berbeda inteligensinya dan tidak memperhatikan
perbedaan yang ada. Guru perlu menggunakan banyak cara untuk
membantu siswa.
c. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan
dan program belajar mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk
menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat mereka.
Siswa perlu diberi kebebasan untuk menentukan tujuan belajar dan cara
mengevaluasinya. Siswa perlu dibantu untuk mengerti potensi intelektual
mereka dan bagaimana mengembangkannya.
d. Sekolah sendiri harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat
dipergunakan oleh siswa untuk melatih kemampuan intelektual mereka
berdasarkan intelegensi ganda. Misalnya bila siswa membutuhkan bola,
alat tari, atau musik untuk mengembangkan inteligensinya, maka
peralatan itu harus ada. Bila tidak, siswa nantinya tidak bisa melatih diri.
e. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual dan bukan tes tertulis. Evaluasi
lebih harus berupa pengalaman lapanganlangsung dan dapat diamati
bagaimana performa siswa, apakah sungguh maju atau tidak.
11
-
f. Didikan juga dilaksanakan di luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan
ekstra, serta kontak dengan orang luar dan para ahli.
4. Tujuan pembelajaran berbasis multiple intelligences
a. Menghidupkan informasi dari suatu pembelajaran, menjadikannya
mudah diingat.
b. Menginterpretasikan fakta dari pembelajaran.
c. Mengubah pembelajaran dari pengetahuan permukaan menjadi
pemahaman mendalam.
d. Mengaitkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang sudah diketahui
siswa.
e. Membandingkan, menarik kesimpulan, melihat signifikasi pembelajaran
dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi siswa secara
personal.
f. Mengembangkan kecerdasan yang lebih luas bagi siswa serta
pengalaman yang lengkap dan seimbang.
B. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian pembelajaran tematik
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari
pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan
konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991
dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata
12
-
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi
bermakna bagi peserta didik.
Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik
akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep-konsep
dalam intra maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan
pendekatan konvensional, pembelajaran tematik tampak lebih
menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
sehingga peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dalam
pembuat keputusan (Majid, 2014: 85).
Dalam Standar Proses Kurikulum 2013, dibedakan definisi istilah
untuk pendekatan pembelajaran tematik dan pendekatan tematik
integratif. Istilah pembelajaran tematik penggunaannya untuk tematik
pada satu mata pelajaran seperti pada mata pelajaran IPA dan mata
pelajaran IPS, sedangkan pembelajaran tematik integratif penggunaannya
untuk tematik pada antar-mata pelajaran sebagaimana yang berlaku di
SD/MI (Wahidmurni, 2017: 35).
b. Tujuan Pembelajaran Tematik
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan
memanfaatkan informasi.
13
-
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik dan nilai-nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
c. Fungsi Pembelajaran Tematik
1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator
serta isi mata pelajaran akan terjadi pengamatan, karena tumpang
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2) Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi/ materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan
akhir;
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; dan
4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat (Triyanto, 2011:157)
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
1) Berpusat pada anak
Pembelajaran terpadu memposisikan siswa sebagai pusat dari kegiatan
pembelajaran. Artinya pembelajaran dirancang dengan
memperhatikan aspek anak ditinjau dari segi tujuan dan proses
pembelajaran.
2) Pengalaman langsung
14
-
Pembelajaran terpadu memberikan peluang yang besar kepada anak
untuk memperoleh pengalaman langsung atas materi yang
dipelajarinya. Sehingga informasi yang diterima benar-benar
informasi tangan pertama yang dialami secara langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak jelas
Dalam pembelajaran terpadu materi disajikan dalam satu fokus tema
tertentu. Tema itulah yang dipelajari dari berbagai sisi pandang
dengan menggunakan informasi yang ada dalam sejumlah bidang
studi/ mata pelajaran, sehingga pengetahuan siswa atas tema tersebut
bisa lebih komprehensif dan lengkap. Isi bidang studi yang akan
dibahas disesuaikan relevansinya dengan tema. Dengan demikian
sekat-sekat bidang studi tidak kelihatan lagi, melebur dalam tema
(fusion).
4) Penyajian beberapa mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan bahasan materi dari beberapa mata
pelajaran, namun identitas masing-masing mata pelajaran sudah tidak
kelihatan.
5) Fleksibel
Prinsip flesibilitas dalam pembelajaran terpadu merujuk: tidak
terfokus pada satu mata pelajaran, variasi kegiatan belajar baik secara
pendekatan dan metode maupun tempat belajar, penentuan topik atau
tema bisa menggunakan lebih dari satu cara.
6) Bermakna dan utuh
15
-
Pembelajaran terpadu sangat mempertimbangkan pembelajaran baik
proses maupun isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat anak
didik, sehingga pembelajaran bisa lebih dipahami, berguna, dan sesuai
kebutuhan siswa. Terutama dilihat dari segi tugas-tugas
perkembangan. Disamping itu, pembelajaran terpadu juga
mengupayakan agar seluruh aspek psikologis siswa dikembangkan
secara menyeluruh, mencakup seluruh ranah.
7) Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu hendaknya
mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia. Selain dari waktu,
juga harus memperhatikan ketersediaan sumber. Artinya proses
pembelajaran harus mempertimbangkan sumber yang akan digunakan
apakah bisa tersedia, baik yang sifatnya by design maupun by
utilization. Disamping itu, sangat dianjurkan penggalian potensi
penggunaan sumber belajar setempat yang mungkin digunakan dalam
proses pembelajaran. Misalnya, lingkungan setempat, fasilitas yang
ada disekolah, dan lain sebagainya.
8) Tema terdekat engan anak
Dalam penentuan tema pembelajaran, diusahakan agar menggunakan
tema yang dekat dengan anak. Dekat dalam pengertian fisik dan
psikis. Dekat dalam pengertian fisik yaitu yang ada disekitar
lingkungan kehidupan anak, misalnya tubuh, keluarga, liburan dan
sebaginya. Sedangkan dekat secara psikis artinya sesuai dengan
16
-
tingkat kemampuan dan pengetahuan, serta pengalaman anak. Prinsip
ini sangat penting diperhatikan, karena hal ini sejalan dengan
penjelasan teori belajar dewasa ini, yang menyatakan bahwa belajar
akan optimal apabila materi yang dipelajari menyatu dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah ada pada diri siswa.
9) Pencapaian kompetensi dasar bukan tema
Dalam pembelajaran tematik, tujuan atau kompetensi yang jelas
adalah acuan yang harus dicapai. Meskipun ada tema yang menjadi
fokus pemusatan pembahasan materi sejumlah mata pelajaran, tapi
tema bukan tujuan. Tema adalah wahana pemersatu agar sejumlah
materi bisa dikemas secara terintegrasi dengan baik dan bisa disajikan
sejalan dengan cara berpikir anak yang masih memandang sesuatu
sebagai suatu keseluruhan dan keterpaduan (Kurniawan, 2014: 97)
e. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
1) Kegiatan awal/ pembukaan (opening)
Menurut Sanjaya (2006) dalam Majid, tujuan dari kegiatan membuka
pelajaran adalah pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang dapat
dilaukan dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya;
melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa; melakukan
interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar
siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana
akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan
17
-
berkomunikasi secara kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu,
misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang
hangat dibicarakan; mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang
dilaukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, memberikan acuan atau
rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat
dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan
dicapai serta tugas-tugas yang harus dilaukan dalam hubungannya
dengan pencapaian tujuan.
2) Kegiatan inti
Menurut Alwasilah (1988) dalam Majid kegiatan inti merupakan
kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan
pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan
belajar dengan menggunakan multimetode dan media sehingga siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu
penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya hendaknya
lebih berperan sebagai fasilitator.
3) Kegiatan akhir (penutup)
Menurut Herawati (1998) dalam Majid, kegiatan akhir dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa
yang dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan
guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Majid, 2014: 129).
18
-
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Tematik
1) Dunia anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai tahap berpikir
nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata
pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di
dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran.
2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu
peristiwa/objek lebih terorganisasi
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek
sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak
sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri
pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek”
membangun gagasan baru. Guru dan orangtua hanya sebagai
“fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat
berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang
disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah
dimilikinya.
3) Pembelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah
dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi
berikutnya.
4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemempuan diri
19
-
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan
tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan.ketiga ranah sasaran
pendidikan itu meliputi, sikap (jujur, teliti, tekun, dan terbuka
terhadap gagasan ilmiah); keterampilan (memperoleh, memanfaatkan,
dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan
kepemimpinan); dan ranah kognitif (pengetahuan).
5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling
memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
6) Efisiensi waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan
mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermana
terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan (Trianto, 2011:
159)
C. Implementasi Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik
Implementasi khususnya dalam pembelajaran yaitu suatu penerapan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi yang memberikan hasil berupa pengetahuan,
keterampilan maupun nilai dan sikap.
Implementasi multiple intelligences merupakan suatu pembelajaran yang
memperhatikan semua aspek kemampuan yang dimiliki siswa, mengarahkan
siswa untuk mengembangkan setiap potensi yang ada pada diri siswa sehingga
siswa dapat berkembang dengan baik sesuai potensi yang dimiliki masing-
masing siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarahkannya.
20
-
Implementasi multiple intelligences dalam pembelajaran tematik yaitu
suatu penerapan pengembangan multiple intelligences yang dikaitkan dengan
pembelajaran tematik untuk mencapai tujuan yang berupa dampak baik
terhadap pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran, dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Laboratorium
6. Debat, dll
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan (Mukrimah, 2014:70).
Menurut hasil observasi dari peneliti di MI Muhammadiyah Karanganyar,
metode yang paling efektif digunakan saat pembelajaran tematik pada siswa
kelas II yaitu demontrasi dan diskusi, sedangkan media pembelajaran yang
paling diminati siswa adalah menggunakan video pembelajaran yang
ditayangkan melalui proyektor.
21
-
E. Kajian Pustaka
Penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Tematik
pada Siswa Kelas II di MI Muhammadiyah Karanganyar”. Sebagai bahan
perbandingan dan untuk menemukan inspirasi maka penulis mencantumkan
beberapa referensi dalam penulisan skripsi, yaitu:
Dalam penelitian Yenita Herdiyanti, Septiyati Purwandari (2017) yang
berjudul “Pengembangan Modul Belajar Siswa Berbasis Teori Multiple
Intelligences Pada Mata Pelajaran IPS” yang menunjukan bahwa: (1) modul
belajar siswa berbasis teori multiple intelligences pada mata pelajaran IPS
kelas V SD telah dikembangkan melalui sembilan tahap dan dapat digunakan
dalam pembelajaran. (2) hasil kelayakan oleh ahli modul diperoleh skor rerata
3,4 (sangat baik). Kelayakan modul oleh ahli materi diperoleh skor rerata 3,3
(sangat baik). Kelayakan modul oleh siswa pada uji coba produk diperoleh
persentase sebesar 87,3% (sangat layak). Kelayakan oleh siswa pada uji
pemakaian diperoleh persentase sebesar 95,9% (sangat layak). Hasil penilaian
tersebut membuktikan bahwa modul belajar siswa layak digunakan dalam
pembelajaran.
Penelitian terdahulu ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sekarang ini yaitu pemahaman terhadap metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPS dimana
pembelajaran ini terdapat di dalam pembelajaran Tematik. Perbedaannya
dalam peneliti terdahulu ini meneliti sumber belajar dalam pengembangan
22
-
metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran IPS
pada siswa kelas V yang berupa modul pembelajaran, sedangkan penelitian
yang dilakukan penulis membahas proses pembelajaran untuk metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran Tematik
pada siswa kelas II.
Selanjutnya pada penelitian Masdudi (2017) yang berjudul “Konsep
Pembelajaran Multiple Intelligences bagi Anak Usia Dini” menjelaskan bahwa
teori Multiple Intelligences ketika diterapkan dalam pembelajaran merupakan
suatu teori yang memperlakukan semua peserta didik dengan perlakuan yang
sama dan istimewa. Siswa akan mudah memahami materi yang disampaikan
guru bila materi disampaikan dengan menggunakan intelegensi yang menonjol
pada siswa. Maka guru perlu menggunakan strategi multiple intelligences
dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa
secara optimal. Pembelajaran multiple intelligences berorientasi pada
pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang
tua. Anak berkembang agar mampu membuat penilaian atau keputusan sendiri
secara tepat, bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri tidak bergantung
pada orang lain, kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana
yang baik dan tidak baik. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
multiple intelligences dalam proses pembelajaran dapat tercipta pembelajaran
yang sesuai dengan esensi dan substansi pendidikan dengan memperhatikan
multiple intelligences peserta didik.
23
-
Dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas menunjukkan
bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang ini memiliki
ketertaitan yaitu pemahaman terhadap pembelajaran multiple intelligences
anak usia dini. Perbedaannya dalam penelitian terdahulu ini membahas tentang
konsep untuk pembelajaran multiple intelligences anak usia dini sedangkan
penelitian yang sekarang ini membahas tentang proses dalam metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences yang lebih difokuskan dalam
pembelajaran Tematik pada siswa kelas II.
24
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut
Sugiyono (2010), penelitian kualitatif menggunakan metode argumentasi
sebagai metode utama untuk menarik simpulan penelitian. Metode
penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
(Siswanto, 2017: 53).
B. Kehadiran peneliti
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2017: 306).
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji suatu
fokus penelitian tentang implementasi multiple intelligences dalam
pembelajaran tematik pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar. Kegiatan peneliti yaitu mengumpulkan data dari informan dan
beberapa sumber data, kemudian menilai kualitas data, menganalisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
25
-
C. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Karanganyar yang
terletak di Jl. Citarum No. 9, Tegalgede, Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Karanganyar. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di
sekolah tersebut diantaranya adalah MI Muhammadiyah Karanganyar
tersebut menggunakan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences,
dimana pembelajaran tersebut bertujuan untuk dapat menstimulasi kapasitas
kemampuan kemampuan berfikir peserta didik dan mampu menghadirkan
suasana pembelajaran yang melayani perbedaan individu dalam hal
inteligensi, minat maupun gaya belajar setiap siswa.
Selain itu lokasi MI Muhammadiah Karanganyar letaknya sangat
strategis yaitu di daerah pusat kota Kabupaten Karanganyar. Diharapkan
adanya penelitian tersebut bias memberikan peran untuk memajukan
pembelajaran yang ideal, bagi MI Muhammadiyah Karanganyar pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Adapun subyek penelitian
adalah seluruh komponen lembaga pendidikan tersebut meliputi: kepala
sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa.
D. Sumber data
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara
purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data,
pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian
setelah peneliti di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki
lapangan dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi social
26
-
atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” kemana
saja peneliti akan melakukan pengumpulan data (Sugiyono, 2017:400).
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau
tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang
diperoleh dari lapangan dengan mengamati dan mewawancarai. Peneliti
menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang
implementasi metode pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam
pembelajaran IPS pada siswa kelas II di MI Muhammadiyah
Karanganyar. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari kepala
sekolah, guru, orang tua siswa, siswa dan aktivitas pembelajaaran di MI
Muhammadiyah Karanganyar.
2. Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai
macam sumber lainnya yang terdiri dari dokumen mengenai MI
Muhammadiyah Karanganyar. Dokumen yang digunakan meliputi lokasi
sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, RPP, nilai rapor,
visi misi sekolah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan guru-guru MI
Muhammadiyah Karanganyar.
E. Prosedur pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
27
-
Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari
pemberian rinci tentang kegiatan, perilaku, serta tindakan orang-orang,
serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses
penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat
diamati (Siswanto, 2016: 58).
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati aktivitas pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran digunakan untuk memvalidasi data dari hasil
wawancara tentang implementasi metode pembelajaran berbasis multiple
intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara
berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara
pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan
maksud mrenghimpun informasi dan interviewee. Interviewee pada
penelitian kualitatif adalah informan yang daripadanya pengetahuan dan
pemahaman diperoleh (Satori, 2017:129).
Wawancara yang di lakukan peneliti adalah wawancara terstruktur,
yaitu peneliti memberikan pertanyaan kepada setiap responden kemudian
mencatatnya untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan dengan
face to face kepada informan untuk mendapatkan data-data yang
berkaitan tentang metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di
MI Muhammadiyah Karanganyar.
28
-
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatn harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,
2017:329).
Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu cara memperoleh data
dengan meneliti dan mempelajari serta menganalisa dokumen yang
berupa data umum yang berhubungan dengan implementasi metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI Muhammadiyah
Karanganyar.
F. Analisis data
Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2017: 334).
29
-
Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/
verifikasi (Miles, 1992:16).
Alur analisis kualitatif model interaktif ini dapat digambarkan sebagai
berikut ini.
Gambar 1.1 Komponen analisis data model
alir 1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
berlangsung terus-menerus selama penelitian yang berorientasi kualitatif
berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, antisipasi
akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya
memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang akan dipilihnya.
30
-
Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi
selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat
gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/ proses-
transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai
laporan akhir lengkap tersusun (Siswanto, 2017: 187).
2. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun seehinga memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
atau kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif dalam penyajian data lebih
sering menggunakan teks naratif. Penyajian data yang baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
3. Menarik Kesimpulan dan Verivikasi
Penarikan kesimpulan adalah sebagian dari kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi dilakukan dengan cara melakukan
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau tukar pikiran di antara
teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif,” atau
juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan Salinan suatu temuan
dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang
muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya yang merupakan validitasnya (Siswanto, 2017:188).
G. Pengecekan keabsahan data
31
-
Penelitian kualitatif dinyatakan abash apabila memiliki derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability) (Satori, 2017: 164).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik ketekunan pengamatan
dan triangulasi.
1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data yang valid
dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Teknik
ini menuntut peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Melalui teknik penelitian ini peneliti berusaha
setekun mungkin untuk mengamati secara terus menerus dan membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang di teliti, sehingga peneliti
mendapatkan wawasan yang semakin luas untuk dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.
2. Triangulasi
Triangulasi merupakan teksnik menguji keabsahan data dengan berbagai
cara yang berbeda, dan berbagai waktu dari berbagai sumber yang sama.
Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data yang
didapatkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
H. Tahap- tahap penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
32
-
Tahap pra lapangan yaitu tahap sebelum melakukan penelitian, dimana
peneliti memperhatikan segala macam persoalan dan mempersiapkan
bahan untuk kegiatan penelitian yang berupa: penyusunan rancangan
penelitian, mengururus perizinan, mengenali dan menilai keadaan,
memilih dan memanfaatkan informan.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini peneliti secara sungguh-sungguh berusaha memahami
latar penelitian dan mempersiapkan dirinya untuk memasuki dan
menghadapi lapangan penelitian untuk mengumpulkan data yang
diperlukan.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data ini peneliti menganalisis data-data yang sudah
dikumpulkan dari suatu penelitian yang telah dilakukan dengan konsep
yang direncanakan.
33
-
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Kondisi Umum MI Muhammadiyah Karanganyar
1. Sejarah Sekolah
MI Muhammadiyah Karanganyar berdiri sejak tahun 1974, tepatnya
pada tanggal 1 Januari 1974 dengan Piagam Pendirian dari Kanwil
Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan nama MADRASAH
IBTIDAIYAH LATIHAN PGA 6 TAHUN dengan piagam Nomer.
Lk/3.c/1223/Pgm.MI/1978. Kemudian berubah menjadi MADRASAH
IBTIDAIYAH MUAHMMADIYAH KARANGANYAR dengan Piagam
No. I.K/3.a/427/PGM/MI/1981, tertanggal 1 Juni 1981 yang ditanda tangani
oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Depag Prov Jateng
Drs. H. Moh Rifa'I hingga sampai sekarang. Banyak hal yang dilakukan
oleh persyarikatan untuk memaksimalkan program pengembangan
Madrasah ini. Pasang dan surut telah dialaminya, banyak usaha yang telah
dilakukan, berbagai hambatan dan tantangan telah dilaluinya, semua ini
telah dilaluinya dengan baik sehingga dapat menghantarkannya pada
kondisi sebagaimana yang sekarang ini.
Keberadaan MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai salah satu amal
usaha Muhammadiyah disamping Amal Usaha-amal usaha yang lain. MI
Muhammadiyah Karanganyar bukanlah merupakan produk warisan yang
sudah matang dan tinggal menikmati, namun merupakan hasil perjuangan
yang gigih, dan hasil kerja yang dilakukan persyarikatan dengan tenaga
34
-
pendidiknya dilandasi dengan ikhlas, penuh dedikasi, tanggung jawab dan
selalu menjunjung tinggi cita-cita persyarikatan (D/SS/F).
2. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Karanganyar
b. Tahun Berdiri 1974
c. NSM / NSB / NIS / NPSN 111233130036 / 004 171 820 514 002
/ 11023 /60711852
d. SK MI Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah
e. Status Akreditasi /Tanggal Terakreditasi A/ 9 Nopember 2010
f. Nomor Dd. 022168
g. Tipe Sekolah SD/MI SPM (Standar Pelayanan
Minimal)
h. Gugus Sekolah Imbas
i. Masuk Pagi
j. Alamat Lengkap Jl. Citarum I No.9 Karanganyar 57714
Telp (0271) 494 485
k. Email [email protected]
(D/IM/F)
3. Visi MI Muhammadiyah Karanganyar
Berakhlaq Mulia, Tekun beribadah, Terdepan dalam Prestasi, Peduli dan
berwawasan lingkungan Menuju Mardhatillah Sejati (D/VM/F).
4. Misi MI Muhammadiyah Karanganyar
a. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan yang mengacu pada Al
Qur'an dan Sunah Rasul.
b. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
35
mailto:[email protected]
-
c. Meningkatkan profesionalitas dan kwalitas tenaga kependidikan yang
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dan berwawasan
lingkungan.
d. Terselenggaranya pengelolaan sekolah yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel.
e. Mewujudkan Madrasah menjadi kebanggaan serta bagian yang
takterpisahkan dari masyarakat.
f. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan
dan kemajuan Madrasah yang berwawasan lingkungan
g. Mewujudkan kualitas lingkungan sekolah yang aman, nyaman, asri,
peduli terhadap pelestarian sumber daya alam sekitar (D/MM/F)
5. Tujuan dan Target Pendidikan
Tujuan Pendidikan
a. Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, peduli
dan berwawasan lingkungan dengan motto Cerdas, Kreatif dan Sholeh.
b. Mengembangkan “ Multiple Intelegen “ seluruh aspek kecerdasan
alamiah manusia. ( Kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi, kecerdasan
logika matematis, kecerdasan spatia, kecerdasan kinestetik, kecerdasan
musikal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal).
c. Membentuk siswa siswi untuk memiliki pengetahuan, sikap dan
ketrampilan dasar yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
36
-
d. Mendidik siswa siswi untuk memiliki Akhlaq dan kepribadian yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam serta sikap mandiri dalam melestarikan
sumber daya alam sebagai bekal hidup bersama ditengah keluarga dan
masyarakat.
e. Membangun kehidupan sosial yang beradab, ramah lingkungan dan
beraklaq atas dasar persaudaraan dan persahabatan agar menjadi Rahmad
seluruh alam (rahmatan lil „alamin).
Target Pendidikan
a. Anak mampu membaca Al Qur'an dengan baik dan benar pada dua tahun
pertama.
b. Anak mampu menghafal Al Qur‟a juz 30 ( Juz‟ama) dan memahami
beberapa kutipan surat yang relevan dengan kurikulum.
c. Anak mampu menghafal 20 sampai 30 hadist dan do'a serta dapat
mengamalkan sesuai dengan perkembangannya.
d. Mengerti dan memahami ajaran serta nilai-nilai Islam, selanjutnya
belajar mengamalkannya.
e. Menguasai dasar-dasar Matematika, IPA, PKPS, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Bahasa Arab dan mata pelajaran yang lain serta
memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat. keberhasilan poin ini
ditandai dengan nilai UAS/UANAS murni yang tinggi dan lulusan yang
berkualitas.
f. Mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa untuk peduli, ramah,
dan berwawasan lingkungan (D/TTP/F).
37
-
B. Implementasi di MI Muhammadiyah Karanganyar
Hasil penelitian Implementasi metode pembelajaran berbasis multiple
intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tujuan pembelajaran berbasis
multiple intelligences MY menjelaskan sebagai berikut:
“Otomatis mewujudkan tujuan utama pembelajaran itu sendiri
karena, masing- masing mapel masing-masing tema maupun masing-
masing isi, yang termuat dalam kurikulum itukan mengembangkan semua
anak, tujuannya ya kalau MI itu pembelajaran yang utama dari semua
mapel itu, dari pengembangan diri dan akhlakul kariamah kemudian juga
tidak meninggalkan prestasi, prestasi dari masing-masing mapel itu karena
awal kesuksesan anak-anak itu di MI, di kelas enam maka tugas utama
yaitu sesuai harapan orang tua kemudian juga pembelajaran dari yang
dikembangkan sudah tercampur semua maka tujuan kita yang mengacu
pada visi misi MI, visi misi MI. Mengacu pada visi misi ini kemudian tujuan
MI Muhammadiyah Karanganyar ada semua. Ketercapaian target
kemudian juga bukti autentik kenapa multiple intelligences ini
dikembangkan di MI ini prestasinya luar biasa. Jadi di akhlak ini ya
akhlakul karimah di bidang agama nggeh, yang ikut KI 1 yang religious itu
dikemas adanya kebiasaan yang baik sholat berjamaah kemudian ngaji
bersama sebelum pelajaran dimulai kemudian adanya mabit kemudian
38
-
adanya target anak harus hafal sekian-sekian itu juga sudah di
programkan, selain itu juga mengapa dikembangkan multiple intelligences
tadi” (W/ IMJ/MY/ 01/15-05-2019/R-01)
Dari hasil wawancara dengan MJ dapat diketahui bahwa tujuan
pembelajaran di sini yaitu, mengembangkan semua anak sesuai dengan
harapan orang tua yang mengacu pada visi dan misi yang ada di MI
Muhammadiyah Karanganyar.
39
-
Adapun sumber lain menyatakan:
“yang ingin dicapai itu yang pertama anak mampu menguasai
pembelajaran karena ini menggunakan pembelajaran tematik, jadi anak
bisa menguasai misal matematika ada pembagian itu disampaikan dengan
cara yang mudah dipahami oleh anak” (W/IMJ/AR/02/08-05-2019/R-02).
“Ya pembelajarannya itu sudah sesuai dengan harapan saya mbak
selain pembelajarannya dikemas sesuai usia anak yaitu menyenangkan juga
ilmu agamanya ditekankan” (W/IMJ/EM/03/15-05-2019/R-03)
Berdasarkan hasil wawancara dengan MY, AR, dan EM dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran berbasis multiple intelligences ini
adalah untuk mengembangkan anak agar mampu menguasai pembelajaran
serta berakhlakul karimah, sesuai dengan visi dan misi di MI
Muhammadiyah Karanganyar.
2. Mata Pelajaran yang Menggunakan Metode Multiple Intelligences
Hasil wawancara mengenai mata pelajaran yang menggunakan
metode multiple intelligences, MY menjelaskan sebagai berikut:
“Hampir semua Cuma memang beda masing-masing muatannya
beda-beda tapi semua itu dikembangkan di mata pelajaran matematika,
IPA, di semua bidang-bidang umum dan agama itu semua dikembangkan
tapi memang porsinya beda-beda karena masing-masing juga mengarah ke
masing-masing tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang
dikembangkan” (W/IMJ/MY/01/15-05-2019/R-01)
40
-
Dari hasil wawancara dengan MY dapat diketahui hampir semua mata
pelajaran menggunakan metode pembelajaran multiple intelligences baik
dibidang umum maupun bidang agama tapi memang porsinya berbeda-beda
tergantung dengan materi yang di kembangkan. Hal ini juga tergantung
pada kemampuan dan kreatifitas guru dalam mengolah, dan
mengembangkan suatu materi agar menjadi pembelajaran yang
menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa.
Pendpat MY tersebut memiliki kesamaan dengan pendapat menurut
AR.
“Hampir semua menggunakan metode multiple intelligences jadi itu
tergantung oleh guru mungkin jika materi bisa disampaikan dengan metode
ini ya menggunakan metode ini tapi misalkan mau pakai metode yang lain
juga bisa" (W/IMJ/AR/02/08-05-2019/R-02).
AR menjelaskan bahwa, hampir semua menggunakan metode multiple
intelligences tergantung dengan materi bisa disampaikan menggunakan
metode ini atau tidak.
3. Media Pembelajaran
Menurut hasil wawancara di MI Muhammadiyah Karanganyar
mengenai media pembelajaran adalah:
“Medianya banyak mbak, baru saja tadi contoh medianya laptop
kemudian apa itu, gambar jelas ada tadi juga ada baru, tadi di power point
gambar, kemudian juga anu ya video jadi ada gambar dll. Ini tadi
pembelajaran Bahasa inggris nah kebetulan saya baru ini baru apa, baru
41
-
supervisi itu baru bab 1 bab 2 itu adalah Bahasa inggris tadi juga pakai
laptop tentang colour, ini ditayangkan melalui LCD laptop mbak, kemudian
juga intinya guru itu harus pinter mengemas baiknya mentransfer ilmu
kepada anak itu melalui multiple intelligences itu juga dikembangkan dan
peraganya banyak dibuktikan dengan ini bukti autentik ya. Pengembangan
ini ada yang masih tersimpan juga mbak nah itu mbak, tapi memang itu
semua tidak sama antara guru satu dengan yang lain, masing-masing
mendesain itu beda-beda. Saya juga maklum karena apa, tingkat
kemampuan kemudian tingkat bisa mendesain itu juga beda-beda yang
penting dalam memnstransfer ilmu itu anak itu memahami paham apa yang
dimaksud dengan sebuah pembelajaran baik bernilai angka maupun
bernilai akhlakul karimah itu bisa tercapai” (W/IMMD/MY/01/15-05-
2019/R-01).
“Media pembelajarannya ya bisa menggunkan apa saja tapi kalau
saya biasanya menggunakan laptop, ada LCD proyektor juga tapi kebetulan
ini materi pembagian jadi saya menggunakan papan tulis, biasanya pakai
proyektor kadang gambar sama kartu tabel perkalian itu dibuat sendiri oleh
siswa itulah kita manfaatkan karena dengan menggunakan itu anak-anak
lebih mudah dan tertarik dalam belajar” (W/IMMD/AR/02/08-05-2019/R-
02).
Dari hasil wawancara dengan MY dan AR dapat diketahui bahwa media
pembelajaran yang paling sering digunakan yaitu media laptop, LCD,
proyektor dengan menggunakan video, gambar dll. Media inilah yang paling
42
-
diminati siswa sebagai media untuk belajar dan tentunya merupakan media
yang sangat efektif untuk membuat para siswa mengerti apa yang diajarkan
oleh guru.
Untuk membuktikan penelitian peneliti melakukan observasi. Dalam
observasi ini diperoleh data sebagai berikut. media yang digunakan
yaitu gambar, tabel bilangan dan juga sempoa. Tabel bilangan dibuat
sendiri oleh siswa yang dihiasi sesuai kreatifitas anak, setiap anak
memiliki tabel bilangan tersebut. Sempoa juga setiap anak memiliki
untuk membantu siswa dalam menghitung baik untuk penjumlahan
maupun pengurangan. (O/IMMD/01/08-05-2019)
Sumber lain menyebutkan,
“Kalau belajar matematika pakainya papan tulis”
(W/IMMD/CI/03/15-05-2019/R-03)
Observasi lain menunjukan,
Media pembelajaran yang digunakan adalah power point yang berisi materi dan gambar ditayangkan melalui LCD dan proyektor. (O/IMMD/03/15-05-2019)
4. Sumber Belajar
Hasil wawancara dengan MY dan AR mengenai sumber belajar
adalah:
“Ada buku guru ada buku siswa dan ada buku referensi, karena jujur
saja kurtilas itu dangkal sekali materinya sehingga banyak guru yang
mengadopsi dari buku lain yang penting sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ada. Kemudian yang enam ini kan ujiannya campur
mbak KTSP dan kurtilas maka sejak kelas rendah sudah di desain
bagaimana guru itu mengadakan sebuah pengayaan kurtilas dan KTSP,
43
-
perpaduan antara kTSP dan kurtilas itu terwujud sampai anak itu siap
ujian” (W/IMS/MY/01/15-05-2019/R-01).
“Sumber belajar ada buku, ya buku guru buku siswa atau buku yang
lainnya yang masih bersangkutan, tapi untuk tematik ini sumbernya dari
buku BUPENA karangan Irene MJA, dkk. diterbitkan oleh Erlangga tahun
2016 dengan kurikulum 2013. Buku lain dari sekolah juga ada tapi memang
yang paling sering digunakan adalah BUPENA ini untuk tematik. Ini buku
yang sudah direvisi jadi kalau tahun sebelumnya itu belum direvisi jadi ini
BUPENA yang terbaru” (W/IMS/AR/02/08-05-2019/R-02).
Dari wawancara dengan MY dan AR tersebut dapat diketahui bahwa
sumber belajar siswa adalah dari buku guru, buku siswa dan sumber buku
lainnya. Adapun untuk pemebelajaran tematik di kelas II sumber belajar
yang paling sering digunakan adalah buku BUPENA karangan Irene MJA,
dkk. diterbitkan oleh Erlangga tahun 2016 dengan kurikulum 2013.
5. Langkah-langkah
Berdasarkan hasil wawancara dengan MY, langkah-langkah dalam
penerapan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI
Muhammadiyah secara umum dijelaskan sebagai berikut:
“secara umum mestinya persiapan dulu, persiapan dari pertama itu
kan adanya kurikulum dulu, kemudian KKM kemudian perangkat
pembelajaran itu ada RPP ada silabus ada prota dan promes, nah
kemudian jadwal pembelajaran kemudian nanti setelah sesuai dengan
jadwal guru tinggal SK tugas, mengajarkan kelas berapa jam berapa,
44
-
semacam jadwal. Kemudian baru nanti adanya jadwal-jadwal guru itu
mengajar, nah mengajar ini yang disiapkan ada prota ada promes ada
KKM kemudian RPP dengan desain dengan apa tadi, dengan metode media
dan semuannya dan bahkan pendekatannya apa kalau model itu kan
scientific approach ya ada lima langkah itu diterapkan setelah itu sudah ya
sudah, nanti kalau sudah terjadwal guru itu mengajar, nanti ada supervisi
sekolah, untuk apa? Untuk mengevaluasi apakah pembelajaran itu sudah
sesuai tujuan, metodenya bagus enggak, mengajar dengan seperti ini dan
sebagainya. Kemudian disamping juga melihat bagaimana guru itu
mengajar, apakah memang sesuai dengan harapan MI atau tidak, baru
nanti oleh supervise dievaluasi kemudian dibenahi secara pribadi kemudian
setelah itu nanti ketika rapat dinas disampaikan hasil evaluasi siswa-siswa
itu seperti ini, ngedrop seperti ini, yang harus dibenahi ini, jadi kita
kerjasama juga dengan korlas mbak, tidak sendiri kita kan ada sepuluh
waka, waka kurikulum, ada waka sarpras, ada waka kesiswaan, ada waka
humas, ada waka islam kemuhammadiyahan, ada korlas, ada wali kelas, dll
itu semua saling bekerja sama teamwork bukan superteam tetapi teamwork,
superteam lah istilahnya sehingga kerjasama itu harapannya adalah apa
yang diharapkan orangtua, MI itu bias terwujud untuk mengembangkan
anak secara berdaya yang mengacu pada pengembangan multiple
intelligences tadi” (W/IML/MY/01/15-05-2019/R-01).
Menurut MY, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menerapkan metode pembelajaran berbasis multiple intelligences di MI
45
-
Muhammadiyah Karanganyar ini yang pertama adalah persiapan adanya
kurikulum, KKM, RPP, silabus, prota, promes, kemudian jadwal
pembelajaran dan SK tugas guru, dan terakhir evaluasi pembelajaran oleh
supervisi. Langkah-langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai
hasil pembelajaran yang maksimal untuk siswa dalam mengembangkan
semua potensinya.
Berkaitan dengan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran
berbasis multiple intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar, AR
menjelaskan penerapannya secara khusus dalam pembelajaran tematik pada
siswa kelas II E yaitu sebagai berikut:
“Yang pertama guru itu harus menyiapkan materi yang akan
disampaikan itu apa, kemudian materi apa yang akan disampaikan anak-
anak memang harus tau dulu. Setelah anak faham kemudian guru
memberikan stimulus pada anak, anak nanti ketika disuruh maju itu anak
mengerti tidak kalau tidak maka kita ajak berfikir dan kita fahamkan
tentang materi tersebut” (W/IML/AR/02/08-05-2019/R-02).
Hasil wawancara dari AR dapat dipahami bahwa langkah-langkah
pembelajaran ini yang utama adalah materi kemudian memahamkan anak
tentang materi yang akan disampaikan.
6. Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan MY dapat diketahui evaluasi
pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai berikut:
46
-
“Tergantung nanti kalau sudah dievaluasi itu hasilnya seperti apa, di
setiap akhir pembelajaran itu ada kesimpulan kemudian guru ada flashback
kembali, biasanyakan guru itu memberikan soal kepada siswa atau
penugasan disini juga bisa dicari yang paling dekat apakah anak itu ketika
saat pembelajaran di evaluasi apakah benar-benar bisa atau tidak.
Kemudian evaluasi pada pembelajaran berikutnya, adanya apersepsi di
awal itu, itukan ada book storming untuk mengingat kembali pembelajaran
yang dulu, lha itu kan anak-anak yang pinter, yang ahli yang sudah terekam
pelajaran kemarin dia bisa menjelaskan kembali muncul, kemudian ketika
adanya semesteran dan sebagainya itu adalah evaluasi bagi guru apakah
pelajaran yang disampaikan itu bisa tersampai atau tidak, misalkan tidak
kan ada waktu cepat sekali, ada waktu menengah, kemudian panjang,
paling panjang kan kenaikan kelas” (W/IME/MY/01/12-08-2019/R-01).
Dapat diketahui evaluasi pembelajaran di MI Muhammadiyah
Karanganyar melalui wawancara dengan MY yaitu, untuk evaluasi siswa
maka setiap akhir pembelajaran ada kesimpulan kemudian guru malakukan
flashback kembali, siswa juga diajak guru untuk mengingat kembali
pembelajaran sebelumnya di setiap awal pembelajaran, selain itu guru juga
memberikan soal atau penugasan sebagai bentuk apakah siswa sudah paham
dengan materi yang sudah di ajarkan. Sedangkan untuk evaluasi guru
dilakukan ketika penilaian terhadap siswa apakah pelajaran yang
disampaikan benar-benar sudah difahami anak atau belum, ada waktu cepat
47
-
sekali yaitu melalui nilai harian, ada waktu menengah yaitu nilai
semesteran, dan waktu panjang yaitu nilai rapor selama satu tahun.
Untuk evaluasi pembelajaran di MI Muhammadiyah Karanganyar,
khususnya dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II E dijelaskan
oleh AR sebagai berikut:
“Evaluainya kadang anak itu masih suka rame aktif tapi ada
beberapa anak memang suka memperhatikan ada juga yang senengnya
duduk di belakang tidak mau di depan. Jadi memang evaluasinya harus
menyeluruh dari semua perilaku siswa ada penilaiannya dan juga tugas-
tugas” (W/IME/AR/02/08-05-2019/R-02).
Evaluasi pembelajaran tematik pada siswa kelas II melalui metode
pembelajaran berbasis multiple intelligences yaitu, secara menyeluruh dari
semua perilaku siswa juga tugas-tugas sehingga dapat diketahui bagaimana
perkembangan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
7. Peran Guru
Peran guru dalam metode pembelajaran berbasis multiple
intelligences di MI Muhammadiyah Karanganyar di jelaskan oleh MY
sebagai berikut:
“perannya ya malah peran yang anu sekali peran utama untuk
mengembangkan itu mbak karena subjeknya adalah guru objeknya
adalah siswa, sehingga antara subjek dan objek ini harus sesuai dengan
pembelajaran dan semua yang ada di MI ini perannya luar biasa, kan
langsung pelaku utama untuk mentransfer itu untuk mengembangkan
48
-
multiple tadi, perannya ya luar biasa disini karena berkembang dan
tidaknya siswa terkait multiple tadi karena adanya kurikulum, adanya
materi, adanya sarpras ini kan pelakunya adalah guru mendesain
memasukkan itu adalah guru. Jadi peran guru adalah utama sekali ya
disamping memang harus adanya orang tua karena tidak akan terwujud
dengan baik pengembangan multiple tadi tanpa dukungan orangtua.
Karena guru juga harus memperhatikan kebutuhan anak dalam
mendesain pembelajaran jadi memang selain anak-anak guru juga harus
kreatif dan harus menyediakan kebutuhan anak” (W/IMP/MY/01/15-05-
2019/R-01)
“Karena guru juga harus memperhatikan kebutuhan anak dalam
mendesain pembelajaran jadi memang selain anak-anak guru juga harus
kreatif dan harus menyediakan kebutuhan anak” (W/IMP/AR/02/08-05-
2019/R-02).
Dari hasil wawancara dengan MY dan AR mengenai peran guru
dalam penerapan metode pembelajaran di MI Muhammadiyah
Karanganyar dapat disimpulkan bahwa, dalam pengembangan multiple
intelligences peran guru adalah sebagai subjek atau pelaku utama untuk
mendesain pembelajaran yang kreatif dan mentrasfer ilmu kepada anak,
serta mengarahkan anak dalam memahami dan mengembangkan potensi
yang ada dalam diri siswa masing-masing.
8. Peran Siswa
49
-
Menurut MY dalam pengembangan multiple intelligences peran
siswa yaitu sebagai pelaku utama yang di motivasi oleh guru untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
“Kalau siswa otomatis perannya sebagai pelaku utama yang di
motivasi oleh guru, perannya ini mestinya anak itu sesuai dengan
pengembangan dan perintah dari guru untuk mengembangkan dirinya
sendiri terkait dengan saya pinter dimana, saya harus apa, itu kan
otomatis disamping orang tua juga siswa dengan guru. Artinya anak ini
untuk kelas bawah memang belum begitu tau, tapi setelah dia menginjak
kelas II atau kelas III itu kan sudah tau apa yang akan dikembangkan
untuk dirinya, contoh mbak di pengembangan didik ekstrakurikuler itu
guru kan utamanya wali kelas ya, itu mengarahkan kamu bakat disini,
tetapi tetap saja tidak lepas oleh peran orang tua kadang-kadang anak
itu belum tau apa, aku itu potensi dimana, pinter dimana, tapi anak tidak
suka lah ini minta saran orang tua” (W/IMPS/MY/01/15-05-2019/R-01).
Peran siswa dalam pengembangan multiple intelligences di dalam
kelas menurut AR yaitu, siswa sudah cukup aktif.
“Peran siswa di sini memang sudah cukup aktif tapi untuk
ketelitian cuma kadang kalau mau benar-benar aktif dalam mendekati
siswa apakah siswa ini bermasalah atau tidak” (W/IMPS/AR/02/08-05