implementasi hop count pada routing information protocol … · 2017. 5. 30. · implementasi hop...

21
Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next Generation Artikel Ilmiah Peneliti : Nikolas Reinhart Werluka (672010202) Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Implementasi Hop Count Pada Routing Information

Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next

Generation

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Nikolas Reinhart Werluka (672010202)

Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2015

Page 2: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Implementasi Hop Count Pada Routing Information

Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next

Generation

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Nikolas Reinhart Werluka (672010202)

Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2015

Page 3: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol
Page 4: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol
Page 5: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol
Page 6: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol
Page 7: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol
Page 8: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan

Routing Information Protocol Next Generation

1)Nikolas Reinhart Werluka,

2)Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected]

Abstract

The observation on IPv4 using protocol RIPv2 (Routing Information Protocol Version 2) and an

observation IPv6 using protocol RIPng (Routing Information Protocol Next Generation)

Different from RIPv2 both structure types the information in the packet header and the RIP hop count

on both protocols. On the network implementation using RIPv2 and RIPng there is difference in the

calculation of hop, on the network using protocol RIPv2, the data can besent up to the router16 or

hop 15 while on the network using protocol RIPng data, it onlycan be sent up to the router 15 hop

15, it decreases up to 1 routers therefore on therouter16 there is an unreachable hop. By using the

analysis using PPDIOO method, itresults in the RIPv2 network, each data package will be

added with header RIPv2 contains the address information of next hop as the next goal, the

calculation of the firsthop on RIPv2 network is calculated from the relationship between the first

router and thesecond router , on the observation of RIPng, the hop counting started by the first router

on the network as the first hop.

Keywords : RIPv2, RIPng, Hop Count.

Abstrak

Pengalamatan IPv4 menggunakan protokol RIPv2 (Routing Information Protocol Version 2) dan

dalam pengalamatan IPv6 menggunakan protokol RIPng (Routing Information Protocol Next

Generation) yang berbeda dari RIPv2 baik secara struktur jenis informasi dalam header packet RIP

dan juga hop count pada kedua protokol. Dalam implementasi jaringan dengan menggunakan protokol

RIPv2 dan RIPng terdapat perbedaan dalam perhitungan jumlah hop, pada jaringan yang

menggunakan protokol RIPv2 data dapat dikirimkan hingga ke router ke 16 atau hop ke 15 sedangkan

pada jaringan yang menggunakan protokol RIPng data hanya dapat dikirimkan hingga ke router ke 15

hop 15 atau berkurang 1 router sehingga router ke 16 diketahui sebagai unreachable hop. Dengan

melakukan analisa menggunakan metode PPDIOO diperoleh hasil bahwa jaringan RIPv2 setiap paket

data akan ditambahkan dengan header RIPv2 yang berisi informasi alamat next hop sebagai tujuan

berikutnya, perhitungan hop pertama pada jaringan RIPv2 dihitung dari hubungan antara router

pertama dan router kedua, sementara pada pengalamatan RIPng perhitungan hop pertama dimulai dari

jaringan yang terdapat pada router pertama.

Kata Kunci : RIPv2, RIPng, Hop Count.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 9: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

1. Pendahuluan

Berdasarkan data yang dirilis oleh oleh www.internetlivestats.com tentang

pengguna internet, tercatat saat ini telah mencapai 3.120.783.900 pengguna alamat

IP publik. Saat ini sistem pengalamatan komputer masih menggunakan

pengalamtan IP versi 4 atau sistem pengalamatan 32 bit, dimana sistem

pengalamatan ini hanya mampu menampung sebanyak 4.294.967.296 alamat

pengguna atau 1.174.183.396 alamat IP yang tersisa. Peningkatan pengguna

alamat yang terus meningkat mengharuskan teknik pengalamatan harus segera

beralih ke sistem pengalamatan IP versi 6 (IPv6) atau sistem pengalamatan 128 bit

yang menyediakan lebih dari 340 triliun trilliun triliun (undecilion) alamat

pengguna. Perubahan dari IPv4 ke IPv6 tidak hanya terjadi pada format penulisan

alamat IP tetapi perubahan juga terjadi di setiap protokol jaringan komputer, salah

satunya adalah protokol RIP dalam routing.

Pengalamatan IPv4 menggunakan protokol RIPv2 dan dalam pengalamatan

IPv6 menggunakan protokol RIPng (Routing Information Protocol Next

Generation) yang berbeda dari RIPv2 baik secara struktur maupun jenis informasi

yang berada dalam header packet RIP. Berdasarkan dokumentasi RFC (Request

For Comments), Routing Information Protocol (RIP) baik RIPv2 maupun RIPng

merupakan routing protocol yang menghitung jumlah hop dalam mentransmisikan

data, dengan jumlah maksimal 15 hop. Tetapi, dalam implementasi jaringan

dengan menggunakan protokol RIPv2 dan RIPng terdapat perbedaan dalam

perhitungan jumlah hop, pada jaringan yang menggunakan protokol RIPv2 data

dapat di kirimkan hingga ke alamat tujuan, sedangkan pada jaringan dengan

menggunakan protokol RIPng data tidak dapat dikirimkan ke alamat tujuan

dikarenakan jumlah maksimal hop count telah melebihi ketentuan yakni 15 hop.

Pada protokol RIPv2 proses perhitungan hop count dimulai dari router tetangga

sehingga router ke 16 merupakan hop count ke15, sedangkan pada protokol

RIPng prosess perhitungan hop count di mulai dari router 1 atau router itu sendiri

sehingga router ke 15 merupakan hop count 15 atau berkurang 1 router dan

router ke 16 diketahui sebagai unreachable hop karena telah melebihi jumlah hop.

Berdasarkan perbedaan perhitungan jumlah hop pada kedua routing

protocol diatas maka pada penelitian ini, peneliti akan melakukan analisa tentang

bagaimana perbedaan perhitungan hop pada protokol RIPv2 yang menggunakan

pengalamatan IPv4 dan protokol RIPng yang menggunakan pengalamatan IPv6.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang pertama adalah penelitian tentang The Effect of

Imigration From IPv4 to IPv6 Over RIP and RIPng, hasil dari penelitian

mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan RIPv2 penggunaan RIPng

memerlukan perangkat keras dengan kinerja tinggi dalam melakukan transmisi

data, hal ini dikarenakan RIPng merupakan protokol jaringan yang mendukung

penggunaan IPv6 [1]. Penelitian terdahulu lainnya berjudul Analisa Unjuk Kerja

Routing Protokol RIPng dan OSPFv3 Pada Jaringan IPv6, hasil dari penelitian

mengatakan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan kinerja RIP pada

IPv4 dan IPv6 selain daripada dukungan pengalamatan 128-bit pada RIPng [2].

Page 10: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Persamaan mendasar dari kedua penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan adalah analisa perbandingan pada kedua protokol RIPv2 pada IPv4 dan

RIPng pada IPv6, sementara perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

yang akan dilakukan yang sekaligus merupakan landasan pada penilitian ini

adalah unit analisa yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisa terhadap

perbedaan perhitungan hop count pada protkol RIPv2 pada IPv4 dan protokol

RIPng pada IPv6.

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah

sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi

data pada jaringan. TCP/IP terdiri dari beberapa protokol yang bertanggung jawab

atas bagian tertentu dalam komunikasi data. IP merupakan inti dari TCP/IP dan

merupakan protokol terpenting dalam internet layer [3]. Internet Protokol versi 4

(IPv4) merupakan protokol komunikasi yang bertugas menyampaikan paket data

melewati jaringan komputer. Paket data pada lapisan ini terdiri dari header IP dan

datagram IP. Header IP berisi alamat-alamat pengirim, alamat IP penerima dan

metadata, struktur paket data IPv4 adalah sebagai berikut.

Gambar 1 Format Paket Data IPv4

Gambar 1 merupakan format paket data pada IP versi 4 (IPv4) yang terdiri

dari version menunjukkan jenis dari format header dengan nilai pada kolom 0x4,

IHL (Internet Header length) menunjukkan panjang header dalam satuan byte,

TOS (Tipe of Service) menunjukkan parameter dari jenis layanan yang diminta,

total length menunjukkan panjang dari datagram dalam satuan byte, identification

menunjukkan urutan fragmentasi dari sebuah paket, flags menunjukkan status

fragmentasi dari sebuah paket yang bertujuan untuk mengetahui apakah paket ini

merupakan fragmentasi terakhir atau masih ada selanjutnya, fragment offset

menunjukkan nilai offset suatu fragment yang akan digunakan kembali dalam

penyusunan paket data. TTL (Time To Live) digunakan untuk mengetahui umur

dari datagram, protocol menunjukkan protokol yang digunakan pada enkapsulasi

datagram, source IP address menunjukkan alamat pengirim, destination IP

address menunjukkan alamat tujuan, option berisi metadata parameter rute

pengirim dan proses pengiriman serta padding sebagai penambahan byte kosong

untuk memenuhi syarat pengiriman suatu paket dengan panjang minimal 64 byte

[4].

Page 11: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Sistem pengalamatan IPv6 atau disebut juga dengan IPng (Internet Protocol

Next Generation) merupakan generasi terbaru dalam pengalamatan pengganti

IPv4 sebagai standar IP, IPv6 menggunakan sistem pengalamatan 128 bit atau

dapat menampung sebanyak 2128 alamat pengguna [5]. Berbeda dengan IPv4,

strukur header paket pada IPv6 telah mengalami beberapa perubahan. Struktur

packet header IPv6 adalah sebagai berikut.

Gambar 2 Format Header Data IPv6

Gambar 2 merupakan format paket dari IPv6 yang terdiri dari version (4 bit)

yang mengindikasikan versi IP yang diatur dengan nilai 6, traffic class (8 bit)

yang mengindikasikan kelas prioritas paket, flow label (20 bit) digunakan

pengirim untuk memberi etiket rangkaian paket-paket dimana ia meminta

penanganan khusus oleh router pada IPv6, payload length (16 bit) yang

mengindikasikan panjang data yang dibawa setelah IPv6 header, next header (8

bit) yang mengidentifikasi tipe header berikutnya setelah header IPv6 utama. field

ini mengganti field protocol type dalam IPv4, hop limit (8 bit) mengindikasikan

jumlah link maksimum dimana paket IPv6 dapat berjalan sebelum dibuang, field

hop limit sama dengan field TTL dalam IPv4, source address (128 bit)

menyimpan IP address pengirim, destination address (128 bit) menyimpan alamat

IP penerima. Setiap data yang dikirimkan melalui jaringan akan ditambahkan

dengan header IPv4 pada pengalamatan versi 4 dan header IPv6 pada

pengalamatan IPv6, selain header IP terdapat juga header dari protokol routing

yang ditambahkan ke setiap data yang melewati jaringan [6].

Routing protocol adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan

rute atau petunjuk dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Router menggunakan

IP address untuk mengirimkan paket, setiap router harus saling bertukar dan

mempelajari informasi sesama router yang saling terhubung untuk mengetahui

jalur atau rute terbaik [5]. Secara umum terdapat dua jenis routing protocol, yaitu

Distance vector dan Link State, distance vector merupakan jenis routing protocol

yang menggunakan distance (metric) dan vector (arah) untuk mencapai tujuan.

Informasi routing hanya diperoleh dari router terdekat, yang dimaksud dengan

distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum

mencapai tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algoritma

Bellman-Ford. Sebagai contoh distance vector RIP (Routing Information

Protocol), EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Sementara

Page 12: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

link state merupakan protokol routing yang bekerja dengan melakukan pelacakan

atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan, setiap router

pada link state routing akan menerima jalur yang dibentuk pada jaringan tersebut

baik status koneksi, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi

tersebut. Link state dikembangkan dengan menggunakan algoritma shortest path,

contoh link state adalah OSPF (Open Short Path First) dan IS-IS (Intermediate

System to Intermediate System) [7].

Hop count merupakan jumlah perangkat perantara yang terdapat pada router

yang harus dilewati antara sumber dan tujuan. Hop count digunakan untuk

mengetahui jalan berikutnya yang biasa ditempuh oleh paket data untuk mencapai

tujuan dengan menambahkan berbagai informasi yang terdapat pada next hop

router. RIP adalah routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector

yang menghitung jumlah hop sebagai routing metric dengan jumlah maksimal hop

adalah 15 hop. RIP yang digunakan pada IPv4 adalah RIPv2 yang telah

mendukung CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Cara kerja RIPng sama

dengan RIPv2 hal ini dikarenakan RIPng dikembangkan berdasarkan RIPv2,

perbedaan mendasar antara kedua protokol ini adalah dukungan terhadap

pengalamatan IPv6.

3. Metode Penelitian

Metode penelitan dan perancangan yang digunakan adalah metode PPDIOO

yang dikembangan oleh Cisco System. Siklus hidup metode PPDIOO ditunjukkan

pada Gambar 3.

Gambar 3 Siklus Hidup Metode PPDIOO [7]

Tahapan prepare yang dilakukan adalah perencanaan penelitian mencakup

studi literatur tentang IPv4, IPv6 serta protokol routing RIPv2 dan RIPng dalam

melakukan proses perhitungan jumlah hop count. Tahapan plan yang dilakukan

adalah analisa kebutuhan hardware dan software. Hardware yang digunakan

adalah satu unit laptop dengan spesifikasi Processor core i3 1.4 GHz, Hardisk

500GB, Memory 4 GB 1600MHz DDR, dan Graphic Intel HD 1536. Sementara

Software yang digunakan adalah Cisco Packet Tracer 6.1. Selanjutnya tahapan

design adalah merancang atau mendesain topologi jaringan RIPv2 dan jaringan

RIPng. Perancangan toplogi pada kedua jaringan menggunakan 16 router (15

hop), dua switch dan dua komputer.

Page 13: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Topologi jaringan RIPv2 yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4,

topologi RIPv2 dirancang dengan dua Local Area Network, 16 router yang

terhubung menggunakan kabel serial pada interface se0/0/0 dan interface se0/0/1.

Koneksi antara Local Area Network dan router menggunakan switch serta

menggunakan port fa0/0 interface router.

Gambar 4 Topologi Jaringan RIPv2

Topologi Jaringan RIPng ditunjukkan pada Gambar 5 yang dirancang

dengan menggunakan 16 router yang saling terhubung menggunakan kabel serial

pada interface se0/0/1 dan interface se0/0/1, koneksi antara router dengan LAN

pada topologi jaringan menggunakan interface Gigabyte Ethernet.

Gambar 5 Topologi RIPng

Tahapan implementasi dimulai dengan konfigurasi pada PC yang berada

pada masing-masing jaringan baik jaringan yang menggunakan RIPv2 dengan

pengalamatan IPv4 dan jaringan yang menggunakan RIPng dengan pengalamatan

IPv6. Pada tahapan implementasi juga akan dilakukan konfigurasi protocol

RIPv2 maupun RIPng pada masing-masing topologi yang dimulai dengan

memberi alamat IP pada perangkat jaringan LAN yang terdiri dari dua PC dan

alamat IP setiap router.

Kode Perintah 1 Pengalamatan Router Jaringan RIPv2

R1(config)#int se0/0/0

R1(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0

R1(config-if)#no shutdown

Page 14: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Baris perintah pada Kode Perintah 1 adalah perintah untuk memberikan

alamat IP kedalam interface Serial0/0/0 router1 dengan nama host R1. Alamat IP

yang diberikan adalah 192.168.3.1 subnet mask 255.255.255.0. Baris terakhir

pada Kode Perintah 1 adalah untuk mengaktifkan interface Serial0/0/0.

Kode Perintah 2 Pengalamatan Router Jaringan RIPng

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#int se0/1/1

Router(config-if)#ipv6 address 2001:1::1/64

Router(config-if)#clock rate 2000000

Router(config-if)#ipv6 address FE80::1 link-local

Router(config-if)#no shutdown

Kode Perintah 2 merupakan perintah untuk pengalamatan jaringan RIPng

menggunakan IPv6, baris kedua merupakan perintah untuk masuk ke interface

Se0/1/1, baris ketiga merupakan pemberian alamat pada interface dengan alamat

IPv6 yaitu 2001:1::1 dengan prefix 64 dan FE80::1 sebagai alamat local link.

Pada baris terakhir adalah perintah untuk mengaktifkan interface.

Tahapan operate merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengetahui

bagaimana protokol RIPv2 dan RIPng melakukan hop count pada masing-masing

jaringan dengan melakukan trace route pada masing-msing jaringan.

4. Hasil dan Pembahasan

Untuk mengetahui hasil proses dari hop count pada kedua protokol RIPv2

dan RIPng maka dilakukan proses debug pada router untuk mengetahui informasi

update dari tetangga, informasi routing table dan informasi update ke tetangga.

Proses debug ini dilakukan pada kedua protokol. Berikut akan dijelaskan proses

debug untuk RIPv2 dan RIPng.

Trace route merupakan perintah yang digunakan untuk mengetahui jalur

yang dilewati paket data dalam jaringan komputer. Trace route menampilkan

daftar interface router yang dilewati oleh data dari alamat pengirim hingga ke

alamat penerima.

Page 15: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Gambar 6 Proses Trace Route Jaringan RIPv2

Gambar 6 menunjukkan hasil trace route yang dilakukan pada jaringan

RIPv2. Trace route dilakukan dari PC0 jaringan LAN 1 dengan alamat

192.168.1.2 dengan alamat tujuan 192.168.17.2 yang merupakan alamat PC1

pada LAN 2 terlihat bahwa paket melewati 17 alamat jaringan, tracing pertama

adalah alamat gateway dari komputer, tracinng kedua hingga tracing ke-16

merupakan alamat jaringan next hop yang dilewati paket jaringan dan tracing ke

17 merupakan alamat gateway dari PC1 jaringan LAN 2.

Gambar 7 Informasi Proses Routing Table pada RIPv2

Gambar 7 menunjukkan routing table dari router0 yang terdiri direct

connected (type C) dengan alamat jaringan 192.168.1.0/24 hingga 192.168.2.0/24

dan jaringan yang saling terkoneksi dengan menggunakan protokol RIP (type R)

dengan alamat jaringan 192.168.3.0/24 hingga 192.168.17.0/24. Pada gambar 7

juga terlihat metric dari setiap alamat jaringan, metric 1 dimiliki pada alamat

jaringan 192.168.3.0/24, metric 2 dimiliki pada alamat jaringan 192.168.4.0/24

dan seterusnya. Infromasi alamat jaringan pada gambar 7 merupakan informasi

yang didapatkan dari router tetangga seperti yang terlihat pada gambar 8.

Page 16: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Gambar 8 Informasi Proses Update dari Tetangga pada RIPv2

Gambar 8 merupakan paket RIP yang dikirimkan dari router kedua

(router1) ke router pertama (router0). Paket informasi RIP yang dikirimkan berisi

informasi tentang alamat network, alamat subnet, alamat next hop dan metric

jaringan. Pada gambar 8 terlihat bahwa alamat 192.168.3.0 dengan subnet mask

255.255.255.0 memiliki metric 1 dan alamat 192.168.4.0 dengan subnet mask

255.255.255.0 memiliki metric 2 dan seterusnya, serta next hop pada alamat

192.168.2.2/24.

Gambar 7 Informasi Proses Update Ke Tetangga pada RIPv2

Gambar 9 merupakan paket RIP yang dikirimkan dari router pertama

(router0) ke router kedua (router1). Paket informasi RIP yang dikirimkan berisi

Page 17: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

informasi tentang alamat jaringan, alamat subnet, alamat next hop dan metric

jaringan. Pada gambar 8 terlihat bahwa alamat 192.168.3.0 dengan subnet mask

255.255.255.0 memiliki metric 1 dan alamat 192.168.4.0 dengan subnet mask

255.255.255.0 memiliki metric 2 dan seterusnya, serta next hop pada alamat

192.168.2.2/24.

Dari hasil trace Route, tabel routing dan proses debug yang dilakukan pada

protokol routing RIPv2 diperoleh informasi berupa perubahan perhitungan metric,

metric jaringan yang disimpan dalam routing table pada router0 (Gambar 7)

adalah sama dengan metric yang diterima dari router tetangga atau router1

(Gambar 8). Setelah membentuk routing table, router pertama (router0)

menambahkan metric 1 pada informasi yang akan dikirimkan kembali ke router

ke dua (router1). Penambahan metric 1 dapat dilihat dari IP 192.168.3.0 yang

berada pada router1 dengan metric 1 dan IP 192.168.4.0 dengan metric 2 pada

informasi yang diterima (inbound) berubah menjadi 192.168.3.0 dengan metric 2

dan 192.168.4.0 dengan metric 3 pada informasi yang akan dikirimkan ke router

tetangga (outbound). Informasi yang didapatkan setelah keluar dari update dari

tetangga ke table routing akan mengalami penambahan jumlah matric 1 pada

alamat jaringan 192.168.3.0 dan 192.169.4.0 sebelum keluar ke update ke

tetangga.

Gambar 8 Proses Trace Route Jaringan RIPng

Gambar 10 menunjukkan hasil trace route pada jaringan RIPng. Terlihat

bahwa alamat tracert adalah 2001:F::2 yang merupakan alamat interface se0/0/0

pada router ke 16. Berdasarkan Gambar 10 dilihat juga bahwa router ke 16 tidak

dapat dijangkau oleh jaringan karena jumlah maksimal hop telah melebihi batas

yang telah ditentukan yakni 15 hop maka router ke 16 dianggap sebagai

unreachable network.

Page 18: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Gambar 11 Informasi Proses Routing Table pada RIPng

Gambar 11 menunjukkan routing table dari router0 yang terdiri direct

connected (type C atau type L) dengan alamat jaringan 2001:1::/64 hingga

2001:11::/64 dan jaringan yang saling terkoneksi dengan menggunakan protokol

RIP (type R) dengan alamat jaringan 2001:2::/64 hingga 2001:F::/64. Pada

gambar 11 juga terlihat metric dari setiap alamat jaringan, dimana pada alamat

jaringan 2001:2::/64 memiliki metric 2, dan pada alamat jaringan 2001:3::/64

memiliki metric 3 dan seterusnya hasil dari tabel routing ini dilakukan pada router

pertama (router0).

Gambar 12 Informasi Proses Update Dari Tetangga pada RIPng

Gambar 12 merupakan paket RIP yang dikirimkan dari router kedua

(router1) ke router pertama (router0). Paket informasi RIPng yang dikirimkan

berisi informasi tentang alamat jaringan dan metric jaringan. Pada gambar 12

terlihat bahwa alamat jaringan 2001:2:: dan alamat jaringan 2001:1:: berada pada

router1 memiliki metric 1 dan alamat jaringan 2001:3:: memiliki metric 2.

Berbeda dengan metric yang berada dalam routing table, pada informasi RIPng

yang diterima dari tetangga, perhitungan hop dimulai dengan metric 1.

Page 19: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Gambar 13 Informasi Proses Update Ke Tetangga pada RIPng

Selanjutnya router0 mengirimkan paket RIPng ke router1 yang berisi

informasi alamat jaringan dan metric seperti yang terlihat pada Gambar 13. Pada

Gambar 12 terlihat bahwa alamat jaringan 2001:1:: memiliki metric 1 dan alamat

jaringan 2001:2:: memiliki metric 2 dan alamat 2001:3: berada pada metric 3.

Berbeda dengan metric yang dikirimkan pada paket RIPng pertama kali dari

router1, pada pengiriman informasi RIPng dari router0 ke router1 berisi

informasi yang sama dengan routing table (Gambar 11).

Dari hasil trace route, routing table dan proses debug yang dilakukan pada

protokol routing RIPng diperoleh informasi berupa perubahan perhitungan metric,

metric jaringan yang disimpan dalam routing table pada router0 (Gambar 11)

adalah berbeda dengan metric yang diterima dari router tetangga atau router1

(Gambar 12). Setelah menerima informasi routing table dari router tetangga

(inbound), router0 menambahkan 1 metric pada informasi yang akan disimpan ke

dalam routing table. Penambahan 1 metric dapat dilihat dari IP 2001:2:: dengan

metric 1 dan IP 2001:3:: dengan metric 2 pada informasi yang di (inbound)

berubah menjadi 2001:2:: dengan metric 2 dan 2001:3:: dengan metric 3 pada

routing table. Selanjutnya router0 mengirimkan informasi ke router1 (outbound)

berdasarkan informasi yang sama dengan routing table. Pada RIPng informasi

yang keluar dari update dari tetangga ke table routing sudah mengalami

penambahan matric 1 sebelum keluar ke update ke tetangga.

Berdasarkan topologi jaringan pada Gambar 4 dan Gambar 5 diketahui

Routing Information Protocol pada kedua jaringan adalah sebagai berikut.

Tabel 1 RIPv2 dan RIPng

Protokol (Update dari

Tetangga)

Router 1

Routing Table (Update Ke

Tetangga)

Router 0

RIPv2 Network

192.168.3.0

[Metric:0x1]

Network

192.168.4.0

[Metric:0x2]

192.168.3.0/24 [120/1] via

192.168.2.2, Serial0/0/0

192.168.4.0/24 [120/2] via

192.168.2.2, Serial0/0/0

Network

192.168.3.0

[Metric:0x2]

Network

192.168.4.0

[Metric:0x3]

Page 20: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

RIPng Prefix:2001:2::

[Metric:0x1]

Prefix:2001:3::

[Metric:0x2]

R 2001:2::/64 [120/2]

via FE80::2, Serial0/0/0,

receive

R 2001:3::/64 [120/3]

via FE80::2, Serial0/0/0,

receive

Prefix:2001:2:

: [Metric:0x2]

Prefix:2001:3::

[Metric:0x3]

Tabel 1 menunjukkan informasi yang dikirimkan antara router pertama

(router0) dan router kedua (router1) pada jaringan RIPv2 dan jaringan RIPng.

Pada protokol RIPv2, router kedua (router1) mengirimkan informasi ke router

pertama (router0) dengan informasi alamat network 192.168.3.0 memiliki metric

1 dan network 192.168.4.0 memiliki metric 2. Informasi tersebut disimpan dalam

tabel routing dengan menambahkan alamat via atau alamat next hop 192.168.2.2

serta informasi port yang dilewati yaitu Serial0/0/0. Selanjutnya, router pertama

(router0) pada jaringan menambahkan setiap metric dengan 1 sebelum

mengirimkan informasi Routing Table ke router kedua (router1) dengan

informasi Network 192.168.3.0 berada pada metric 2 dan network 192.168.4.0

berada pada metric 3.

Pada protokol RIPng, router kedua (router1) mengirimkan informasi ke

router pertama (router1) dengan informasi alamat network 2001:2:: memiliki

metric 1 dan network 2001:3:: memiliki metric 2. Setiap informasi metric dari

router tetangga akan ditambahkan dengan satu sebelum disimpan dalam Routing

Table dengan menambahkan alamat via FE80::2 serta informasi port yang

dilewati yaitu Serial0/0/0. Selanjutnya, informasi Routing Table akan dikirimkan

ke router kedua dengan informasi network 2001:2:: memiliki metric 2 dan

network 2001:3:: memiliki metric 3.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua topologi jaringan

yang terdiri dari dua PC, dua switch dan 16 router (15 hop), dengan masing-

masing jaringan menggunakan protokol routing RIPv2 pada pengalamatan IPv4

dan protokol RIPng pada pengalamatan IPv6 diketahui bahwa, pada protokol

RIPv2 table routing disimpan berdasarkan informasi yang diterima dari router

tetangga (inbound), selanjutnya setiap metric yang berada dalam routing table

akan ditambahkan dengan satu sebelum dikirimkan ke router tetangga (outbound).

Berbeda dengan protokol RIPng, pada protokol RIPng seteleh menerima

informasi dari router tetangga (inbound) router menambahkan satu metric

sebelum membentuk routing table, selanjutnya router mengirimkan informasi ke

tetangga (outbound) berdasarkan informasi yang terdapat pada routing table

tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka saran yang diberikan untuk

peneltian berikutnya adalah untuk melakukan analisa kualitas pada topologi

RIPv2 dan RIPng.

Page 21: Implementasi Hop Count pada Routing Information Protocol … · 2017. 5. 30. · Implementasi Hop Count Pada Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

6. Daftar Pustaka

[1] Mustafa ElGili Mustafa, Ibrahim Mubarak. The Effect Of Immigration

Form IPv4 To IPv6 Over RIP And RIPng. International Journal of

Innovative Secience, Engineering & Technology.Vol. 2 Issue 4. April

2015.

[2] Syafrudin Muhammad. Analisa Unjuk Kerja Routing Protocol RIPng dan

OSPFv3 Pada Jaringan IPv6.Universitas Indonesia. 2010.

[3] Siagian, Andre Wandi. Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web

Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Universitas

Sumatera Utara. 2015.

[4] Mansfield Niall. Practical TCP/IP, Mendesain, Menggunakan, dan

Troubleshooting Jaringan. Penerbit Andi. Jogjakarta. 2004.

[5] Sulistiyo, Wiwin. Listiyorini, Wahyu Muji. Dual Stack IPv6

Menggunakan Cisco Router : Studi Kasus SMK Telekomunikasi Tunas

Harapan. Universitas Kristen Satya Wacana. 2014.

[6] Sulistyo, Wiwin; Chandra, Dian W.; Arista Margaret Surlialy, Elida.

Analisis dan Perancangan Jaringan MPLS Untuk Kecepatan Transfer

Video Streaming pada Teknologi IPv6.

[7] Sofana Iwan. Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Penerbit Informatika.

Bandung. 2009.