ilmu dan metoda ilmiah
DESCRIPTION
Bagian i. Ilmu dan Metoda Ilmiah. Batasan/Pengertian Metoda Ilmiah (scdientific method) adalah:. A WAY OF INVESTIGATION BASED ON COLLECTING, ANALYZING, AND INTERPRETING SENSE DATA TO DETERMINE THE MOST PROBABLE EXPLANATION ( Barry, 1980). - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Ilmu dan Metoda Ilmiah
Batasan/PengertianMetoda Ilmiah (scdientific method) adalah:
A WAY OF INVESTIGATION BASED ON COLLECTING, ANALYZING, A WAY OF INVESTIGATION BASED ON COLLECTING, ANALYZING, AND INTERPRETING SENSE DATA TO DETERMINE THE MOST AND INTERPRETING SENSE DATA TO DETERMINE THE MOST PROBABLE EXPLANATION ( Barry, 1980)PROBABLE EXPLANATION ( Barry, 1980)
phenomenon, (plural phenomena ) = a fact or an event in nature or society, especially one that is not fully understoodSense data = data yg dapat diideraKaidah= aturan yang sudah pasti, patokan.
AN EFFORT TO ACHIEVE INCREASING UNDERSTANDING OF AN EFFORT TO ACHIEVE INCREASING UNDERSTANDING OF PHENOMENON BY (1) DEFINING PROBLEM SO AS TO BUILD ON PHENOMENON BY (1) DEFINING PROBLEM SO AS TO BUILD ON AVAILABLE KNOWLEDGE, (2) OBTAINING INFORMATION ESENTIAL AVAILABLE KNOWLEDGE, (2) OBTAINING INFORMATION ESENTIAL FOR DEALING WITH THESE PROBLEMS, (3) ANALYZING AND FOR DEALING WITH THESE PROBLEMS, (3) ANALYZING AND INTERPRETING THESE DATA IN ACCORDANCE WITH CLEARLY INTERPRETING THESE DATA IN ACCORDANCE WITH CLEARLY DEFINED RULES, AND (4) COMMUNICATING THE RESULTS OF DEFINED RULES, AND (4) COMMUNICATING THE RESULTS OF THESE EFFORTS TO OTHERS (Phillips, 1976)THESE EFFORTS TO OTHERS (Phillips, 1976)
SUATU CARA INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN TENTANG FENOMENA YANG DAPAT
DIANDALKAN, DENGAN MENGGABUNGKAN CARA
BERFIKIR BERBASIS EMPIRI (INDUKTIF), DAN
BERBASIS RATIO (DEDUKTIF), DAN INFERENSINYA
DIPANDU OLEH KRITERIA KEBENARAN, SERTA
DIOPERASIONALKAN DALAM BERBAGAI METODA
PENELITIAN SESUAI DENGAN TAHAP
KE”TAHUANNYA”
METODE ILMIAH ADALAH
Phenomenon, (plural phenomena) = a fact or an event in nature or society, especially one that is not fully understood
(1)yang menjadi konsern ilmu adalah eksplanasi tentang fenomena (baik fenomena alam maupun fenomena sosial );
(2)eksplanasi itu harus dapat diandalkan;
(3) cara berpikirnya merupakan gabungan dari cara berpikir induktif (berbasis empiri) dengan cara berpikir deduktif (berbasis ratio);
(4)inferensinya dipandu oleh kriteria kebenaran, dan
(5)investigasinya dijabarkan dalam berbagai metode penelitian
5 ITEM ELABORASI DARI DEFINISI TSB.5 ITEM ELABORASI DARI DEFINISI TSB.
Explanation = a statement, that tells you why sth happened; a reason given for sthPenjelasan = perbuatan menjelaskan, menguraikan secara terangInference = a scientific or academic examination of the facts of a subject or problemInvestigation = a scientific or academic examination of the facts of a subject or problemResearch = a careful study of a subject, to discover new facts or information about it
Apa itu Ilmu ?
PENGETAHUANPENGETAHUAN• segenap apa yang kita ketahui mengenai segala obyek• Berfungsi sbg; etika (yg baik dan yg buruk), estetika (yg indah dan
yang jelek) logika (yg benar dan yang salah)• Diperoleh melalui pemikiran/ penalaran, pengamatan/ observasi,
perasaan, intuisi, transendsensi, wahyu.• Yang bersifat empirik, non empirik, maupun keduanya
PENGETAHUAPENGETAHUAN NON ILMIAH ; N NON ILMIAH ; meliputi agama, filsafat, matematika, seni, sejarah, dsb.
PENGETAHUAPENGETAHUAN ILMIAH N ILMIAH ATAU ILMU ; ILMU ; penjabarannya disebut teknologi.
trance = a state in which sb seems to be asleep but is aware intuition = the ability to know sth by using your feelings rather than considering the facts; or a strong
feeling that sth is true although you cannot explain whyempirical = based on experiments or experience rather than ideasPenalaran = suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan
Bandingkan definisi-defrinisi berikut:
Ilmu = suatu eksplorasi ke alam materi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri (science is an exploration in the material univers, based on observation, which seek natural explanatory relations and which itself testing (Helton, 1958)
Ilmu = kumpulan Ilmu Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya, dan disusun dalam bentuk yang berpola (Andi Hakim Nasution, 1980)
Ilmu bersumber dari ratio dan indera.
Artinya setelah fakta/fenomena/gejala alam ditangkap oleh indera, kita mencoba berolah pikir, agar fakta atau gejala alam itu :
• tidak lagi menjadi misteri, dan• memungkinkan kita untuk meramalkan dan
/atau mengontrol gejala tersebut. BER”NALAR”; PROSESNYA = PENALARAN
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan faktas-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan (Borys Kerap, 1983)
Apapun jenis pengetahuannya, apakah itu ilmu, filsafat, seni atau cabang pengetahuan lain dapat ditelusuri melalui tiga ciri pembeda, yaitu melalui
apa (ontologi),
bagaimana (epistemolgi), dan
untuk apa (aksiologi)
pengetahuan tersebut diketahui, disusun dan dimanfaatkan. Ketiga aspek inilah yang mencirikan hakekat suatu pengetahuan dan sekaligus membedakannya dengan pengetahuan lain.
CIRI HAKIKI PENGETAHUAN
OntologiOntologi
Apakah yang ingin diketahui ilmu? Atau apakah yang menjadi bidang telaah ilmu? Ini adalah pertanyaan ontologis.
EPISTEMOLOGIEPISTEMOLOGI(Bagaimana caranya ilmu itu diperoleh atau dibangun? Itu adalah pertanyaan EPISTEMOLOGIS)
ILMU DIBANGUN DENGAN MEMANFAATKAN DUA KEMAMPUAN MANUSIA Y.I.
• PIKIRAN/RATIO (BERPIKIR SECARA RASIONAL )
• INDERA (MENGALAMI, MENANGKAP PENGALAMAN/EMPIRI, SENSE PERCEPTION).
BERFPIKIR YANG DITUNTUN OLEH PENGALAMAN.
(Fakta empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia lewat pancainderanya).
Yang kesimpulan-kesimpulanya ditarik setelah dilakukan pengujian berulang-ulang.
ILMU A POSTERIORI,
ILMU DIBANGUN DENGAN • BERPIKIR SECARA RASIONAL dan• BERPIKIR SECARA EMPIRIS.
FILSAFAT A PRIORI: BERPIKIR SECARA RASIONAL TANPA EMPIRI(kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian).
KESIMPULAN-KESIMPULAN ILMU DITERIMA OLEH SEMUA ORANG (JADI UNIVERSAL) KARENA TERUJI ”KEBENARANNYA”, ATAU DAPAT DIANDALKAN, SEDANGKAN FILSAFAT DITERIMA PENGIKUTNYA (JADI TERBATAS) KARENA SECARA SPEKULATIF-KONTEMPLATIF MEYAKINKAN.
• karena itu dalam filsafat kita mengenal adanya “penganut”, “aliran”, “kelompok”, atau “madhab”.
• contemplation = the act of thinking deeply about sth• speculation = the act of forming opinions about what has happened or what might
happen without knowing all the facts:
Ciri epistemologi berikutnya adalah anut pada TEORI KEBENARAN; yaitu
koherensi, korespondensi, dan pragmatisme
Para ilmuwan biasanya menghindarkan diri dari penggunaan kata “benar”, untuk suatu kesimpulan ilmiah, tapi menggunakan kata ”teruji”.
Itulah Kebenaran Ilmiah, yaitu kebenaran relatif, yang terikat terikat waktu dan ruangwaktu dan ruang, bukan kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan, Sang Pencipta.
KOHERENSIKOHERENSI
KOHERENSI ADALAH KEBENARANKOHERENSI ADALAH KEBENARANILMIAH YG BERTUMPU PADA AZASILMIAH YG BERTUMPU PADA AZAS
KONSISTENSIKONSISTENSI
JADI HANYA BILA ADA KONSISTENSI DALAM ALUR BER-JADI HANYA BILA ADA KONSISTENSI DALAM ALUR BER-PIKIR, MAKA KESIMPULAN YANG DITARIK ADALAH BENARPIKIR, MAKA KESIMPULAN YANG DITARIK ADALAH BENAR
Konsisten dengan ilmuKonsisten dengan ilmu, statement, statement atau atau kesimpulan sebelumnyakesimpulan sebelumnya
contoh ”kesimpulan karbol dapat meningkatkan laju tumbuh tanaman”
tubuh ilmu tersusun sangat
sitematis.
TEORI KOHERENSI
Laiknya sebuah piramida terbalik, ilmu menyusun tubuh pengetahuannya
secara konsisten berdasarkan pengetahuan
ilmiah sebelumnya.
teori kebenaran lainnya, y.i. TEORI
KORESPONDNSI.
Filsafat juga memegang kriteria koherensi.
Namun mengapa ilmu berkembang sangat pesat,
jauh lebih pesat dari pengetahuan lainnya?
TEORI KEBENARAN YANG MENDASARKAN DIRI KEPADA
KRITERIA TENTANG KESESUAIAN ANTARA MATERI YANG DIKANDUNG OLEH SUATU PERNYATAAN DENGAN OBYEK YANG DIKENAI PERNYATAAN
ITU.
Bila kita menyatakan ”gula itu rasanya manis”, maka pernyataan itu adalah benar bila dalam kenyataannya gula itu memang manis.
KORESPONDENSIKORESPONDENSI
JADI ILMU TIDAK HANYA MENGANDALKAN PIKIRAN
dalam menyusun pengetahuan yang bersifat dalam menyusun pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan sistematis rasional, konsisten dan sistematis berdasarkan berdasarkan KRITERIA KOHERENSIKRITERIA KOHERENSI,
AKAN TETAPI JUGA SEKALIGUS MENGANDALKAN PANCAINDERA
untuk menguji apakah pernyataan yang untuk menguji apakah pernyataan yang dihasilkan oleh proses berpikir itu juga sesuai dihasilkan oleh proses berpikir itu juga sesuai dengan kenyataan sebenarnya berdasarkan dengan kenyataan sebenarnya berdasarkan KRITERIA KORESPONDENSIKRITERIA KORESPONDENSI.
Itulah yang – secara epistemologis – ilmu itu disebut A-POSTERIORIA-POSTERIORI : kesimpulan-kesimpulan ilmiah ditarik setelah dilakukan pengujian berulang-ulang. Karenanya pengetahuan ilmiah itu menjadi DAPATDAPAT DIANDALKANDIANDALKAN, artinya bila komponen-komponennya dapat dipenuhi, maka dapat diulang kembali dengan hasil yang sama, atau dapat digunakan untuk meramal, atau mengontrol kejadian. Ciri keilmuan ini disebut REPRODUCEABLE.REPRODUCEABLE.
APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETAHUAN APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETAHUAN ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENARAN MUTLAK?ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENARAN MUTLAK?
APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETAHUAN APAKAH DENGAN CARA DEMIKIAN PENGETAHUAN ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENARAN MUTLAK?ILMIAH DAPAT SAMPAI KEPADA KEBENARAN MUTLAK?
Tidak, tidak mungkin dan memang tidak perlu.
Yang penting adalah – karena sifat keterandalannya, karena sifat reproduceablenya – pengetahuan ilmiah itu
dapat berfungsi, walaupun hanya untuk kurun waktu dan ruang tertentu.
Inilah kriteria kebenaran bertikutnya; PRAGMATISMEPRAGMATISME
=TEORI KEBENARAN/KRITERIA TENTANG BER-FUNGSI TIDAKNYA SUATU PERNYATAAN DALAM LINGKUP RUANG DAN WAKTU TERTENTU.
Jadi bila suatu pengetahuan ilmiah secara fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala alam tertentu, maka secara pragmatis pengetahuan ilmiah itu adalah benar.
PRAGMATISMEPRAGMATISME
CIRI KEILMUAN DEMIKIAN BIASANYA DIUNGKAPKAN SEBAGAI: ILMU BERSIFAT PROBABILISTIK.
BILA KEMUDIAN MUNCUL PENGETAHUAN ILMIAH LAIN YANG BILA KEMUDIAN MUNCUL PENGETAHUAN ILMIAH LAIN YANG
LEBIH FUNGSIONAL, MAKA ”KEBENARAN” KITA ALIHKAN LEBIH FUNGSIONAL, MAKA ”KEBENARAN” KITA ALIHKAN
KEPADA PENGETAHUAN ILMIAH BARU TERSEBUT. KEPADA PENGETAHUAN ILMIAH BARU TERSEBUT.
PRAGMATGISME BERPREFERNSI KEPADA PRAGMATGISME BERPREFERNSI KEPADA
YANG MEMPUNYAI KEMUNGKINAN PALING YANG MEMPUNYAI KEMUNGKINAN PALING
BESAR DAPAT MENJAMIN KETERANDALAN.BESAR DAPAT MENJAMIN KETERANDALAN.
JADI SECARA PRAGMATIS DUNIA KEILMUAN MEMBERIKAN JADI SECARA PRAGMATIS DUNIA KEILMUAN MEMBERIKAN
PREFERENSI KEPADA PENGETAHUAN ILMIAH YANG BERSIFAT PREFERENSI KEPADA PENGETAHUAN ILMIAH YANG BERSIFAT
LEBIH MEYAKINKAN DAN LEBIH BERSIFAT UNIVERSAL, LEBIH MEYAKINKAN DAN LEBIH BERSIFAT UNIVERSAL,
KATIMBANG PENGETAHUAN ILMIAH SEBELUMNYA. KATIMBANG PENGETAHUAN ILMIAH SEBELUMNYA.
Untuk apa ilmu itu dibangun, atau akan digunakan Untuk apa ilmu itu dibangun, atau akan digunakan untuk apa ilmu yang telah dibangun itu? Itulah untuk apa ilmu yang telah dibangun itu? Itulah pertanyaan-pertanyaan aksiologis. pertanyaan-pertanyaan aksiologis.
Peran aspek aksiologi ini, akan dan harus lebih Peran aspek aksiologi ini, akan dan harus lebih menonjol dalam memanfaatkan kebenaran ilmiah yang menonjol dalam memanfaatkan kebenaran ilmiah yang telah dicapai, atau dalam teknologi (applied sciences), telah dicapai, atau dalam teknologi (applied sciences), bila teknologi diartikan sebagai pemanfaatan Ilmu bila teknologi diartikan sebagai pemanfaatan Ilmu atau sebagai Ilmu untuk kepentingan manusia. atau sebagai Ilmu untuk kepentingan manusia.
AKSIOLOGIAKSIOLOGI
sangat terandalkan (dipilih mana yang paling fungsional; u/ memenuhi kriteria pragmatismepragmatisme)
pengetahuan ilmiah anut kepada kriteria kebenaran.
tersusun sangat sistematis (buah dari kriteria koherensikoherensi),
nyata (karena diuji berulang-ulang u/ memenuhi kriteria korespondensikorespondensi), dan