il muuta nah
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
PRAKTIKUM ILMU TANAH
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan
yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam,
sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme,
membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah
dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah
sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai
horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses
fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda,
misalnya yang berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur
pasir, debu, liat dan sebagainya. Dan untuk membedakan sifat tanah
tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha untuk membeda-
bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini sangat
penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan
perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula. Untuk mengetahui secara
1
jelas karakteristik tanah baik secara umum maupun khusus maka
disusunlah makalah ini. Dan untuk karakteristik tanah secara khusus
saya mengambil klasifikasi tanah dari jenis tanah Alfisol untuk
dianalisa.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara deskripsi bentang lahan
2. Mengetahui macam – macam profil tanah
3. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia tanah
4. Mampu menganalisi lengas dan pH tanah
C. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Waktu : 26 – 27 Oktober 2013
2. Tempat : 1. Fakultas Pertanian UNS
2. Jatikuwung
3. Jumantono
Laboratoriumnya??
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Bentang Lahan
Bentuk lahan (landform) merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan masing-masing dari setiap satu kenampakan dari
kenampakan secaramenyeluruh dan sinambung (multitudineous features)
yang secara bersama-sama membentuk permukaan bumi. Hal ini mencakup
semua kenampakan yang luas,seperti dataran, plato, gunung dan
kenampakan-kenampakan kecil seperti bukit,lembah, ngarai, arroyo,
lereng, dan kipas aluvial menambahkan bahwa bentuk lahan
merupakankonfigurasi permukaan lahan (land surface) yang mempunyai
bentuk-bentuk khusus. Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh struktur
atau batuannya, proses pembentukannya, dan mempunyai kesan
topografi spesifik (luthfi, 2006)
B. Profil Tanah
Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah yang terdiri atas
horizon – horizon atau lapisan – lapisan tanah, yang dibedakan atas
silum (horizon A dan B), bahan induk (horizon C), dan batuan
(horizon R). pada tanah yang ditumbuhi vegetasi lebat, di atas horizon
A seringkali ditemukan horizon O. solum tanah adalah bagian profil
tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah (luthfi, 2006).
Horizon O, A, B, C, dan R di sebut sebagai horzon utama. Horizon
utama ini biasanya dibagi lagi menjadi beberapa bagian atau subdivisi.
Penambahan subdivisi biasanya ditunjukkan dengan penambahan
angka pada horizon utama (bimbie, 2012).
Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah
dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan
ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa
tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar
peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm).
disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata,
berombak, tidak teratur atau terputus (Kukuh, 2009).
3
C. Sifat Fisika Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu,
dan liat. tekstur tanah biasa juga disebut besar buti tanah, termasuk
salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini
disebabkan karena tekstur tanah behubungan erat dengan pergerakan
air, udara, berat volume tanah, kemudahan tanah memadat (agus et al,
2006).
Struktur tanah meupakan karakteristik secara fisik dari tanah.
Struktur tanah ini dibentuk oleh komposisi antara agregat atau butir
tanah dengan ruang antar agregat. Struktur tanah ini juga di imbangi
oleh tiga faktor yaitu, fase padat, fase cair dan fase gas (bimbungan,
2010).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat
orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat,
merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat
memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras
sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).
Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran
bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun
proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan
oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah
kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi
teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh
kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif
menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap,
sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna
yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi
(United States Department of Agriculture, 2008).
D. Sifat Kimia Tanah
Derajat kemasaman tanah merupakan Reaksi tanah yang
menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
4
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam
tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan
ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion
H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan
OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH-
, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (feisal, 2013).
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya
pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan
kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan
bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah. OrganikBahan organik
tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik
dalam ekosistem tanah (feisal, 2013)
kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan
reaksi-reaksi kimia yang menyangkut dalam masalah-masalah
ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai
rnaksud tersebut, maka pembahasan mengenai sifat kimia tanah ini
kita batasi pada. hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah-masalah
antara lain : Reaksi tanah (pH), koloid tanah, pertukaran kation, dan
kejenuhan basa (feisal, 2013)
E. Analisis Lengas Tanah
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh
ruangpori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas
tanah juga dapat diartikan sebagai air yang terdapaat dalam tanah yang
terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan
kapiler (Notohadiprawiro,2000).
Pada pemberian air yang berlebihan sehingga gaya berat air lebih
besar dari gaya ikat zarah tanah terhadap lengas, maka kelebihan lenga
tersebut akan teratus bebas melalui pori makro. Lenga teratus ini
5
disebut Lengas gravitasi. Apabila tidak ada kelebihan lengas yang
teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan Kapasitas lapangan
(field capacity). Apabila kandungan lengas tanah terus berkurang,
sehingga tidak mampu mengimbangi kehilangan air akibat
evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam keadaan titik layu tetap
(permanent wilting point) (Agus, 2008).
Keberadaan air dalam tanah mempunyai tingkat tegangan yang
berbeda-beda. Ukuran tegangan lengas tanah yang paling umum
digunakan adalah cm, bar, pF. Tegangan lengas tanah digunakan
menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas
gravitasi yang menarik air ke luar tubuh tanah. Tegangan lengas tanah
juga menentukan berapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Air
perkolasi membantu siklus unsure hara dan pemindahan liat, oksida
besi dan alumunium, garam-garam, dll (Notohadiprawiro, 2000).
F. Analisis pH Tanah
pH tanah merupakan faktor teknis yang jarang diperhatikan
terutama oleh petani-petani yang masih mengembangkan pola
budidaya secara tradisional. pH tanah bukan merupakan tingkat
kesuburan jika dilihat dari kandungan unsur-unsur kimia dalam tanah.
pH tanah lebih mendefinisikan pada kondisi keterikatan antar unsur
atau senyawa yang terdapat di dalam tanah. ph tanah yang ideal akan
mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman
(tanijogonegoro, 2013).
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena
larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),
Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan
dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan
terhadap penyakit (tanijogonegoro, 2013).
6
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Pencandraan Bentang Lahan
1. Alat dan bahan
a. Klinometer
b. Global Positioning System (GPS)
c. Kompas
d. Meteran
e. Altimeter
f. Lahan Pengamatan Kampus Fakultas Pertanian UNS
Kentingan, Jebres, Surakarta.
g. Lahan pengamatan di Desa Jumantono, Karanganyar.
h. Lahan Pengamatan di Desa Jatikuwung, Karanganyar.
2. Cara kerja
a. Mengamati bentuk wilayah.
b. Mengamati cuaca yang terjadi saat pengamatan.
c. Mengukur posisi lintang dan bujur lokasi pengamatan dengan
GPS.
d. Mengukur kemiringan lahan dengan klinometer.
e. Menentukan arah hadap lokasi pengamatan dengan
mengunakan kompas.
f. Mengamati vegetasi disekitar lokasi pengamatan.
g. Mengamati ada tidaknya genangan, potensi banjir dan erosi.
h. Mengamati relief dan penggunaan lahan.
i. Mengukur ketinggian tempat.
B. Penyidikan Profil Tanah
1. Alat dan bahan
a. Rafia berwarna
b. Kertas label ukuran 5x5 cm
c. Pacul
d. Paku pines
e. Meteran dari kertas
7
f. Pisau belati
g. Profil tanah yang baru dan terlindung dari sinar matahari secara
langsung.
2. Cara kerja
a. Membuat irisan tegak atau lereng pada tanah.
b. Mengukur jeluk dengan meteran kertas.
c. Menentukan ada tidaknya gleisasi.
d. Menetukan batas lapisan dengan cara menusuk-nusuk tanah
dengan pisau belati atau dengan memukul-mukul tanah dengan
gagang pisau belati.
e. Mengamati perbedaan warna pada irisan tersebut.
f. Mengamati jumlah dan pengukuran tanaman.
g. Mengamati perbedaan yang ada pada tiap lapisan.
C. Sifat Fisika Tanah
1. Alat dan bahan
a. Lup
b. Penetrometer
c. Air
d. Buku MSCC
e. Tanah pada profil
f. Aquadest
2. Cara kerja
a. Pengamatan Tekstur tanah
1) Mengambil sampel tanah tiap lapisan sekitar 25 gram.
2) Basahi tanah dengan aquades hingga berbentuk pasta tetapi
tidak sampai menjadi bubur.
3) Meremas-remas tanah dan dibentuk bola.
4) Membentuk pita dengan cara ditekan-tekan atau dipilin
antara ibu jari dan jari telunjuk.
5) Menentukan tekstur tanahnya.
b. Pengamatan Struktur tanah
8
1) Mengambil sampel tanah masing-masing lapisan atau
Horizon.
2) Mengamati tanah dengan lup.
3) Mengamati tipe, ukuran dan derajat struktur tanah dengan
cara dipijit-pijit.
4) Menentukan tipe struktur, ukuran dan derajat tanah.
c. Konsistensi tanah
1) Mengambil sampel tanah dari masing-masing lapisan atau
Horizon.
2) Menentukan konsistensi dengan cara memeras, memijit dan
atau memirit tanah dalam keadaan yang sebenarnya di
lapang.
d. Warna tanah
1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan tanah.
2) Menentukan warna tanah dengan mencocokan sampel pada
MSCC (Munsel Soil Colour Chart).
e. Uji Penetrometer
1) Membersihkan bidang tanah yang akan diukur dari seresah
atau batu.
2) Cincin geser pembaca ditarik ke belakang pada kedudukan
skala nol (0).
3) Penetrometer ditusukkan ke dalam tanah hingga ujung
penetrometer masuk sedalam tanda batas.
4) Penetrometer dicabut tanpa menyentuh cincin geser
pembaca yang terdorong ke depan.
5) Mengamati skala yang ditunjukan pada penetrometer.
D. Sifat Kimia Tanah
1. Alat dan bahan
a. Karton marga
b. Tissue gulung
c. Kertas label ukuran 5x5 cm
9
d. Flakon
e. Spidol waterproof
f. Pipet
g. Tanah pada profil
h. HCl 1,2 N
i. KCNS 10%
j. H2O2 3% dan 10%
k. K4Fe(CN)6 0,5%
l. KCl 1 N
m. H2O
n. HCL 10%
2. Cara kerja
a. pH Tanah
1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan atau Horizon
dan dibagi menjadi dua bagian dan dimasukkan dalam
flakon.
2) Bagian pertama ditambah H2O dan bagian kedua ditambah
KCl dan dikocok.
3) Mengamati pH masing-masing sampel secara elektrometrik
yaitu mengukur dengan pH meter dan secara volumetrik
yaitu mengukur dengan pH stick.
b. Kandungan Bahan Organik
1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.
2) Menambahkan beberapa tetes H2O2 10 % dengan takaran
yang sama pada masing-masing sampel.
3) Mengamati reaksi timbulnya buih yang terjadi.
c. Aerasi dan Drainase
1) Mengambil dua bongkah tanah pada masing-masing lapisan.
2) Meletakkannya dalam tissu gulung yang berbeda.
3) Menetesi keduanya dengan HCl 1,2 N.
10
4) Menutup tissu gulung dan menekan sampai cairan terperas
keluar.
5) Menetesi sampel tanah yang satu dengan KCNS 10 % dan
sampel tanah yang lain dengan K4Fe(CN)6 0,5%.
6) Menekan masing-masing bongkah tanah sekali lagi
menggunakan jari yang masih bersih dan amati warna yang
timbul. O2
d. Konsentrasi
1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.
2) Menambahkan beberapa tetes H2O2 3 %.
3) Mengamati timbulnya buih yang terjadi
e. Kandungan CaCO3 (kapur)
1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.
2) Menambahkan beberapa tetes HCl 10 %.
3) Mengamati timbulnya buih yang terjadi.
E. Analisis Lengas Tanah
1. Alat dan bahan
a. Botol timbang
b. Oven
c. Eksikator
d. Penimbang
e. Botol semprong
f. Kain kasa
g. Statif
h. Gelas piala
i. Cawan tembaga
j. Spatel
k. Kertas saring
l. Petridish
m. Kaca arloji
n. Papan kayu
11
o. Cawan
p. Aquades
q. Tanah (ctka 0,5 mm, 2 mm, bongkahan)
2. Cara kerja
a. Lengas Tanah Kering Angin
1) Botol penimbang dan tutupnya ke dalam oven selama 30
menit kemudian mendinginkannya ke dalam eksikator dan
menimbang botol penimbang dengan sebagai tutupnya
(sebagai a).
2) Memasukkan ctka kurang lebih 2/3 tinngi botol penimbang
lalu menimbangnya (sebagai b). Dan masing- masing ctka
dilakukan 2 kali ulangan.
3) Memasukkan ke dalam oven dengan keadaan terbuka
bersuhu 105°C selam 4 jam.
4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya kc, eksikator
dalam keadaan tertutup, kemudian menimbangnya setelah
dingin
(sebagai c).
5) Melakukan perhitungan kadar lengas.
Kadar Lengas Tanah = (b−c )(c−a)x 100%
Nilai c – a adalah berat contoh tanah kering mutlak (ctkm)
b. Kapasitas Lengas Lapang
1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung
botol dengan kain kassa.
2) Memasukkan ctka kedalam botol semprong dengan bagian
yang tertutup kain kassa sebagai dasarnya.
3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur
seperlunya.
4) Meredam selama 48 jam.
12
5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes
sampai tetes terakhir.
6) Mengambil contoh tanahnya yang berada 1/3 bagian
tengah semprong kemudian di masukkan ke dalam botol
timbang (sebagai b), tetapi sebelumnya terlebih dahulu
botol timbang di timbang dengan tutupnya (sebagai a).
7) Memasukkan ke dalam oven selama 4 jam.
8) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator,
kemudian menimbangnya (sebagai c)
9) Menguhitung kadar lengasnya.
c. Lengas Maksimum
1) Menggerus ctka menjadi butir primer dan menyaringnya
menjadi Ø 2 mm.
2) Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas
saring yang sudah dibasahi.
3) Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya + cawan
berlubang (sebagai a).
4) Memasukkan ctka yang telah digerus ke dalam cawan
± 1/3 lalu diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka
sampai 2/3 lalu diketuk-ketukan lagi, kemudian
menambahkan lagi ctka sampai penuh, mengetuknya lagi
dan meratakannya.
5) Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam
kemudian diisi air sampai permukaan air mencapai kurang
lebih 1/2 tinggi dinding cawan, perendaman 12 jam
(setelah direndam permukaan tanah akan cembung
minimal rata/mendatar).
6) Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu
meratakan tanah setinggi cawan dengan diperes secara
hati-hati dan menimbangnya dengan diberi alas gelas
arloji (sebagai b).
13
7) Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105° C selama 4
jam, lubang pembuangan air pada oven harus terbuka.
8) Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang
dengan diberi gelas arloji (sebagai c).
9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring
kemudian menimbangnya dengan alas gelas arloji (sebagai
d).
10) Menghitung kadar lengasnya.
Kadar lengas maksimum tanah ¿(b−a )−(c−d)
(c−d) x 100%
d. Batas Berubah Warna (BBW)
1) Memasukkan pasta tanah dengan cara mencampur ctka 0,5
mm dengan air pada cawan penguap.
2) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elips dengan
ketinggian pada bagian tengah ±3mm dan makin ke tepi
makin tepi.
3) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna ambil
tanah selebar 1cm (warna terang dan warna gelap) untuk
di analisis KLnya.
4) Memasukkan tanah tadi ke dalam botol timbang yang
telah di timbang dahulu (sebagai a) dan menimbangnya
lagi (sebagai b).
5) Masukkan ke dalam oven selama 4 jam.
6) Masukkan ke eksikator, dan setelah dingin menimbangnya
(sebagai c).
7) Menghitung Kadar Lengasnya.
F. Analisis pH Tanah
1. Alat dan bahan
a. Flakon
b. Pengaduk Kaca
c. pH meter
14
d. Timbangan.
2. Cara kerja
a. Menimbang ctka Ø 0,5 mm sebanyak 5 gram dan memasukkan
kedalam dua buah flakon.
b. Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisis pH H2O, 12,5 cc
KCl untuk pH KCl, dan 12,5 cc NaF untuk pH NaF.
c. Mengaduk masing-masing flakon hingga homogeny selama 15
menit
d. Mendiamkannya selama 30 menit
e. Mengukur masing – masing pH dengan pH meter yang tersedia
pada Lab.
15
Ukampus Kantor Bupati
Monumen Pancasila
Jumantono
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Lokasi Jumantono
1. Diskripsi Lokasi
a.Daerah / lokasi : Jumantono
b. Hari tanggal survey : Sabtu, 26 Oktober 2013
c.profil / pedon : Profil
d. Tinggi tempat : 126 m dpl
e.Nama surveyor : Kelompok 18
f. Cuaca : Cerah/ bersih (SU)
g. Arah Hadap : Barat Laut
h. Letak Geografis : 070 37’ 49,9” LS dan 1100 56’ 54,4”
BT
i. Jenis tanah : Alvisol
j. Denah Lokasi :
Gambar 1. Peta lokasi fp ke Jumantono
16
2. Penyandraan Bentang Lahan
Tabel 4.1.1 Penyandraan Bentang LahanNo. Deskripsi Keterangan
1. Lereng 20 %
2. Arah Barat Laut
3. Fisiologi lahan Vulkanik
4. Genangan Sangat Jarang
5. Tutupan lahan Tutupan tanaman
6. Erosi Erosi permukaan
7. Tingkat erosi Ringan
8. Batuan permukaan Jumlah <0,1% dari luas permukaan; jarak antara batuan kecil >8 m dan antara batuan besar sekitar 20 m
9. Vegetasi Rumput, Ketela Pohon, Mangga, Lamtoro, Kakao, Sawit, Jambu Mete, Jati, Semak.
10. Geologi QVL
Sumber : Boardlist
17
3. Penyidikan Profil Tanah
Gambar 2. Profil tanah Jumantono (pindah yahhh diatas peta
lokasi!!!!)
Table 4.1.2 Diskripsi umum Profil / Pedon TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Metode Observasi Irisan Sekop (Slice
shovel)/SS
2. JelukHorison A1
Horison A2
Horison B
0 - 2020 - 3838 - 55
3. Horisona. Batas Horison1. Horison A1
2. Horison A2
3. Horison Bb. Topografi1. Horison A1
2. Horison A2
3. Horison B
BaurBaurBaur
BerombakBerombakBerombak
4. Perakarana. UkuranHorison A1
Horison A2
Horison Bb. JumlahHorison A1
Horison A2
Horison B
SedangSedangSedang
BanyakBanyakBanyak
Sumber : Boardlist
18
4. Sifat Fisika Tanah
Tabel 4.1.3 Sifat Fisika TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Tekstur Tanah
Horison A1
Horison A2
Horison B
Geluh lempung pasiranGeluh lempungan debuanlempungan
2.Struktur Tanaha. TipeHorison A1
Horison A2
Horison B
Gumpal membulatGumpal membulatGumpal membulat
3. b. UkuranHorison A1
Horison A2
Horison B
SedangSedangSedang
4. c. DerajatHorison A1
Horison A2
Horison BKonsistensiHorison A1
Horison A2
Horison B
SedangSedangSedang
Basah Agak LekatBasah Agak LekatBasah Agak Lekat
5. WarnaHorison A1
Horison A2
Horison B
Dark BrownDark BrownDark Brown
Sumber : Boardlist
19
5. Sifat Kimia Tanah
Tabel 4.1.4 Sifat Kimia TanahNo. Deskripsi Keterangan
1. Redoks
Horison A1
Horison A2
Horison B
O2 (baik)
O2 (baik)
O2 (baik)
2.
Keasaman
a. pH H2O
Horison A1
Horison A2
Horison B
5
4
5
3. b. pH KCL
Horison A1
Horison A2
Horison B
5
5
4
4. Kadar BO
Horison A1
Horison A2
Horison B
+ + +
+ ++ +
+ +
5. Kadar Kapur
Horison A1
Horison A2
Horison B
0
0
0
20
Sumber : Boardlist
6. Analisis Lengas Tanah
a.Kadar Lengas Tanah Kering Angin
Tabel 4.1.5 Pengukuran kadar lengas tanah kering angin tanahJumantono
Botol Ukuran A (gr) B (gr) C (gr) Kadar
Lengas
A 2 mm 52,95 gr 67,122 gr 64,689 gr 20,7 %
B 2 mm 52,986 gr 68,019 gr 65,428 gr 20,8 %
C 0,5 mm 53,196 gr 69,216 gr 66,629 gr 19,3 %
D 0,5 mm 57,255 gr 70,202 gr 67,499 gr 26,4 %
E Bongkahan 57,261 70,153 69,690 12,8%
F Bongkahan 56, 795 68,236 67,201 9,94 %
Sumber : Laporan Sementara
Rumus :
Kadar Lengas Tanah¿(b−c )(c−a)x 100%
Kadar Lengas Rata-rata
ɸ 2 mm
KL rata-rata : 20,7 % + 20,8 % : 20,75 %2
ɸ 0,5 mm
KL rata-rata : 19,3 % + 26,4 % : 22,85 %2
Bongkahan
KL rata-rata : 12,8% + 9,94 % : 11,37 % 2
21
b. Kapasitas Lapangan
Tabel 4.1.6 Pengukuran kapasitas lapang tanah JumantonoBotol Pengulangan 1 Pengulangan 2
A 54,878 gr 56,127 gr
B 43,576 gr 73,211gr
C 58,195 gr 68,718gr
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas 1. (43,576 -58,195) X 100 % = 44,07 % (58,195 -54,878)
Kadar Lengas 2. (73,211– 68,718) X 100% = 35,68 % (68,718– 56,127)
Jadi, rata-rata kapasitas lapangan 44,07 % + 35,68 % = 39.88 %2
c. Lengas Maksimum
Tabel 4.1.7 Pengukuran lengas maksimum tanah JumantonoBoto
l
Berat
A 53,7 gr
B 85,854 gr
C 80,744 gr
D 48,529 gr
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas maksimum : ( B-A) – ( C-D) X 100 %( C-D)
: (85,854 -53,7) – (80,744 -48,529 X 100 % = 14,98 %(80,744 -48,529)
d. Batas Berubah Warna ( BBW )
Tabel 4.1.8 Pengukuran BBW tanah JumantonoBotol A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas
22
A 53,089 53,213 53,183 31,91 %
B 52,852 53,268 53,156 36,842 %
Sumber : Laporan Sementara
KL rata-rata : 31,91 % + 36,842 % = 34,376 % 2
e. Analisis Struktur Tanah
1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density
Tabel 4.1.9 Bobot volum tanah Jumantono
Berat KL
A 3,113 gr 11,37 gr
B 5,839 gr
P 12 cc
Q 17 cc
Sumber : Laporan Sementara
BV = 87 x a
(100+KL ) x ¿¿
= 87 x 3,113
(100+11,37 ) x ¿¿
= 270,83
111, 37 x1,978 = 1,229 gr/cc
2) Bobot Jenis/ Particle Density
Tabel 4.1.10 Bobot jenis tanah Jumantono
Berat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2
a 19,860 gr 28º 27º 0,9963 0,9965
b 44,772 gr
c 24,876 gr
d 44,494 gr
Sumber : Laporan Sementara
23
Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2
(100+KL ) x ¿¿
= 100 x (24,876−19,860 ) x 0,9963 x0,9965
(100+11,37 ) x ¿¿
= 497,99
587,476 = 0,84 gr
3) Porositas
n = (1-BV/BJ) x 100%
= (1- 3,181,96
) x 100%
= 0,37 %
f. Analisis pH Tanah
Tabel 4.1.11 Analisis pH tanah Jumantono
Ulangan ke H2O KCl
1 5,9 5
2 5,6 5,1
Rata – rata 5,75 5,05
Sumber : Laporan Sementara
B. Lokasi FP
1. Lokasi Kampus FP UNS
a. Daerah / lokasi :Kampus Fakultas Pertanian UNS
b. Hari / Tanggal survey : sabtu, 26 Oktober 2013
c. Nomer profil / pedon : Profil
d. Tinggi tempat : 108 m dpl
e. Kiblat / arah hadap : Barat Laut
f. Cuaca : Berawan Sebagian (PC)
g. Letak Geografis : 07˚ 33’ 36,4” LS / 110˚ 51’ 30,3” BT
h. Nama Surveyor : Kelompok 18
24
Lab. Pusat
F. Kedokteran
Auditorium agrobudoyo
Lokasi
i. Jenis tanah : Entisol
j. Denah Lokasi :
Gambar 3. Lokasi FP
2. Penyandraan Bentang Lahan
Tabel 4.2.1 Penyandraan Bentang LahanNo. Deskripsi Keterangan
1. Lereng 20 %
2. Arah Barat Laut
3. Fisiologi lahan Miscellaneous
4. Genangan Tanpa
5. Tutupan Tutupan tanaman, rumput, pohon
6. Erosi Erosi permukaan
7. Tingkat erosi Ringan
8. Batuan permukaan < 0,1 % / 1
9. Vegetasi Rumput, Tanaman Tahunan
10. Geologi Quarter alluvial
Sumber : Boardlist
25
3. Penyidikan Profil Tanah
Gambar 4. Profil tanah Fakultas Pertanian UNS(pindah yahhh diatas
peta lokasi!!!!)
Table 4.2.2 Diskripsi umum Profil / Pedon TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Metode Observasi Irisan Sekop (Slice
shovel)/SS
2. JelukHorison A1
Horison C1
Horison C2
0 - 1515 - 5032 - 50
26
3.
4.
Horisona. Batas HorisonHorison A1
Horison C1
Horison C2
b. TopografiHorison A1
Horison C1
HorisonC2
Perakarana. UkuranHorison A1
Horison C1
Horison C2
b. JumlahHorison A1
Horison C1
Horison C2
Berangsur BaurBaur
BerombakBerombakTerputus
SedangSedangSedang
Sedikit SedikitSedikit
Sumber : Boardlist
4. Sifat Fisika Tanah
Tabel 4.2.3 Sifat Fisika TanahNo. Deskripsi Keterangan1.
2.
3.
4.
Tekstur TanahHorison A1
Horison C1
Horison C2]
Struktur Tanaha. StrukturHorison A1
Horison C1
Horison C2
b. UkuranHorison A1
Horison C1
Horison C2
c. DerajatHorison A1
Horison C1
Horison C2
Geluh lempungan debuanlempungan pasiranGeluh lempungan pasiran
Kersai Kersai Kersai
KasarKasarKasar
Kuat Kuat Kuat
Lembab sangat teguhLembab sangat teguhLembab sangat teguh
27
5. KonsistensiHorison A1
Horison C1
Horison C2
WarnaHorison A1
Horison C1
Horison C2
BrownDark BrownDark Brown
Sumber : Boardlist
5. Sifat Kimia Tanah
Tabel 4.2.4 Sifat Kimia TanahNo. Deskripsi Keterangan1.
2.
3.
4.
5.
RedoksHorison A1
Horison C1
Horison C2
Keasamana. pH H2OHorison A1
Horison C1
Horison C2
b. pH KCLHorison A1
Horison C1
Horison C2
Kadar BOHorison A1
Horison C1
Horison C2
Kadar KapurHorison A1
Horison C1
R3 (sangat buruk)R2 (buruk)R3 (sangat buruk)
565
555
+ + ++ ++ + + +
000
28
Horison C2
Sumber : Boardlist
6. Analisis Lengas Tanah
a. Kadar Lengas Tanah Kering Angin
Tabel 4.2.5 pengukuran kadar lengas tanah kering angin tanah FPBotol Ukuran A
(gr)B (gr) C (gr) Kadar
Lengas
A 2 mm 53,08 66,74 64,43 20,35 %
B 2 mm 52,00 65,23 63,00 20,27 %
C 0,5 mm 51,73 65,31 63,21 18,29 %
D 0,5 mm 53,82 65,72 63,89 18,17 %
EBongkahan 54 68,2 66,6 12,69%
FBongkahan 54,08 66,16 64,8 12,68%
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas Rata-rata
ɸ 2 mm
KL rata-rata : 20,35 % + 20,27 % : 20,31 % 2
ɸ 0,5 mm
KL rata-rata : 18,29 % + 18,17 % : 18,23 % 2
Bongkahan
KL rata-rata : 12,69% + 12,68% : 12,685 % 2
b. Kapasitas Lapangan
Tabel 4.2.6 Pengukuran kapasitas lapang tanah FPA : 52,101 gr 25 gr
B : 57,101 gr 45,1 gr
C : 55,9 gr 33,324 gr
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas :
29
pertama
(57,101 -55,9)X 100 %= 31,6 %(55,9 - 52,101)
kedua
(45,1-33,324 )(33,324-25 )
× 100% = 41,89%
Rata – rata : 31,6% + 41,89% = 36,75%2
c. Lengas Maksimum
Tabel 4.2.7 Pengukuran lengas maksimum tanah FPBotol Berat
A 45,3 gr
B 86,82 gr
C 82,30 gr
D 48,20 gr
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas : ( B-A) – ( C-D) X 100 % ( C-D)
: (86,82 -45,3) – (82,30 -48,20) X 100 % =21,76% (82,30 -48,20)
d. Batas Berubah Warna ( BBW )
Tabel 4.2.8 Pengukuran BBW tanah FPBotol A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas
A 54,4 55,6 55,20 40,40 %
B 52,03 52,44 52,33 36,60 %
Sumber : Laporan Sementara
KL rata-rata : 40,40 % + 36,60 % = 38,5 % 2
e. Analisis pH Tanah
Tabel 4.2.9 analisis pH tanah FP
30
Ulangan ke pH H2O pH KCl1 6,10 5,572 6,14 5,55
Rata-rata pH
6,12 5,56
Sumber: Laporan Sementara
f. Analisis Struktur Tanah
1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density
Tabel 4.2.10 Analisis Bobot Volume tanah FPBerat KL
a 2,5 gr 12,4255
b 2,92 gr
p 20 cc
q 21,5 cc
Sumber : Laporan Sementara
BV = 87 x a
(100+KL ) x ¿¿
= 87 x 2,5
(100+12,42 ) x ¿¿
= 217,5
112 , 42 x 0,609 = 3,18 gr/cc
2) Bobot Jenis/ Particle Density
Tabel 4.2.11 Analisis Bobot jenis tanah FPBerat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2
a 22,420 gr 26º 30º 0,9968 0,9957
b 51,028 gr
c 27,06 gr
d 53, 565 gr
Sumber : laporan Sementara
Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2
(100+KL ) x ¿¿
31
Gudang Jerami
Profil 4
Pedon
= 100 x (27,06−22,4 ) x0,9968 x 0,9957
(100+12,42 ) x ¿¿
= 462,511234,91
= 1,96 gr
3) Porositas
n = (1-BV/BJ) x 100%
= (1- 3,181,96
) x 100%
= 0,63 %
C. Jatikuwung
1. Diskripsi Lokasi
a. Daerah / lokasi : Jatikuwung
b. Hari tanggal survey : minggu, 27 Oktober 2013
c. profil / pedon : Profil
d. Tinggi tempat : 149 m dpl
e. Nama surveyor : Kelompok 18
f. Cuaca : Berawan sebagian (PC)
g. Arah Hadap : Barat Daya
h. Letak Geografis : 070 31’ 05.425” LS dan
1100 50’ 43.130” BT
i. Jenis tanah : Vertisol
j. Denah Lokasi :
Gambar 5, Denah Loksi jatikuwung
2. Penyandraan Bentang Lahan
Tabel 4.3.1 Data Pencandraan Bentang Lahan
32
No. Deskripsi Keterangan1. Cuaca Berawan sebagian (Partly Cloud) /
PC2. Posisi Latitude : 07°31’05,525”
Longitude : 110°50’43,130”3. Tinggi tempat 140 mdpl4. Lereng 20% 11° (4)5. Fisiografi lahan Vulkanik/ V6. Genangan atau banjir Kadang-kadang (Occasional) / OC7. Tutupan lahan Rumput (grass / herbaceous) / G8. Vegetasi Rumput 55 %
Mangga 4%Pisang 3%Lamtoro 1%Pohon jati 6%
9. Geologi Quarter Vulkanik Merapi10. Erosi Erosi permukaan 11. Batuan di permukaan < 0,1 % / 1
Sumber : Boardlist Praktikum
33
3. Penyidikan Profil Tanah
Gambar 6. Profil tanah Jatikuwung
Tabel 4.3.2 Data Pengamatan ProfilNo.
Deskripsi Keterangan
1. Metode observasi Irisan Sekop (Slice shovel)/SS
2.JelukHorison A1
Horison A2
Horison BW
28-39 cm13-28 cm0-13 cm
3.Batas HorisonHorison A1
Horison A2
Horison BW
Berangsur (Gradual)/ GBerangsur (Gradual)/ GBerangsur (Gradual)/ G
4.Topografi HorisonHorison A1
Horison A2
Horison BW
Berombak (Wavy)Berombak (Wavy)Berombak (Wavy)
5.
PerakaranHorison A1
Horison A2
Horison BW
Halus (fine)/ FBanyak : ≥ 5 per satuan luasHalus (fine)/ FSedikit : 0,2- <1 persatuan luas Sangat Halus (Very fine)/ VFSedikit : 0,2- <1 persatuan luas
Sumber : Boardlist Praktikum
34
4. Sifat Fisika Tanah
Tabel 4.3.3 Data Sifat Fisika TanahNo.
Deskripsi Keterangan
1. TeksturHorison A1
Horison A2
Horison BW
Lempung debuan (SiC)Lempung debuan (SiC)Lempung Pasiran (SC)
2. StrukturHorison A1
Horison A2
Horison BW
Sub angular blocky, sangat halus dan kuatSub angular, sanngat halus dan kuatAngular blocky, sangat halus dan sedang
3. KonsistensiHorison A1
Horison A2
Horison BW
Sangat teguh sekaliSangat teguhTeguh
4. WarnaHorison A1
Horison A2
Horison BW
2,5 YR 2,5/12,5 YR 4/12,5 YR 5/1
5. Redoks / aerasi drainaseHorison A1
Horison A2
Horison BW
BurukBurukBuruk
6.
PenetrasiVertikalHorizontal :Horison A1
Horison A2
Horison BW
1,5 kg/cm2
1 kg/cm2
1 kg/cm2
1 kg/cm2
Sumber :Boardlist Praktikum
35
5. Sifat Kimia Tanah
Tabel 4.3.4 Data Sifat Kimia Tanah
No. Deskripsi Keterangan1. pH Tanah
Horison A1
Horison A2
Horison BW
H2O : ; KCl : H2O : ; KCl : H2O : ; KCl :
2. Kadar BOHorison A1
Horison A2
Horison BW
Sangat banyak Banyak Sedikit
3. Kadar KapurHorison A1
Horison A2
Horison BW
Tidak adaTidak adaTidak ada
Sumber : Boardlist Praktikum
6. Analisis Lengas Tanah
a. Kadar Lengas Tanah Kering Angin
Tabel 4.3.5 Kadar Tanah Kering Angin Tanah Jatikuwung
Ukuran A (gr) B (gr) C (gr)Kadar Lengas
Bongkahan 1 56,757 69,973 66,083 42%
Bongkahan 2 57,733 70,944 69,518 12%
Ø 0,5 mm156,340 71,047 69,021 16%
Ø 0,5 mm256,066 71,431 69,911 11%
Ø2 mm156,036 70,002 67,965 17%
Ø 2 mm256,083 70,525 68,391 17%
Sumber : Laporan Sementara
Rumus :
Kadar Lengas Tanah¿(b−c )(c−a)x 100%
36
Kadar Lengas Rata-rata :
- Bongkahan
KL rata-rata = 42% + 12 % = 27 %2
- Ø 0,5 mm
KL rata-rata = 16 % + 11 % = 13,5 % 2
- Ø2 mm
KL rata-rata = 17 % + 17 % = 17 % 2
b. Kapasitas Lapangan
Tabel 4.3.6 Kapsitas Lapang Tanah JatikuwungFlakon Ulangan 1 Ulangan 2A (gr) 58,060 54,831B (gr) 74,139 70,019C (gr) 70,733 66,837
Sumber : Laporan Sementara
Kapasitas Lapang 1 :
(74,139– 70,733) x 100% = 30 %(70,733– 58,060)
Kapasitas Lapan 2 :
(70,019– 66,837) x 100% = 30 %(66,837– 54,831)
Jadi, rata-rata kapasitas lapangan 30 % + 30 % = 30% 2
37
c. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)
Tabel 4.3.7 Perhitungan Lengas maksimum tanah JatikuwungBerat
a 47,390 gr
b 103,542 gr
c 78,153 gr
d 46,949 gr
Sumber : Laporan Sementara
Kadar Lengas Maksimum = (b-a) – (c-d) x 100 % (c-d)
= (103,542–47,390)–( 78,153 –46,949) x 100 % = 80% (78,153 –46,949)
d. Batas Berubah Warna ( BBW )
Tabel 4.3.8 Batas Berubah Warna Tanah JatikuwungUlangan A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas
1 54,523 62,580 62,399 2%
2 52,972 61,908 60,222 7%
Sumber : Laporan Sementara
KL rata-rata : 2%+ 7% : 4,5 % 2
e. Analisis Struktur Tanah
1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density
Tabel 4.3.9 Bobot Volume Tanah Jatikuwung
Berat KL
a 3,893 gr 27
b 5,956 gr
p 20 cc
q 24 cc
Sumber : Laporan Sementara
BV = 87 x a
(100+KL ) x ¿¿
38
= 87 x 3,893
(100+27 ) x¿¿
= 338,691
127 x0,87 x 1,937 = 1, 582 gr/cc
2) Bobot Jenis/ Particle Density
Tabel 4.3.10 Bobot Jenis Tanah Jatikuwung
Berat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2
a 21,367 gr 26º 28º 0,9968 0,9965
b 46,286 gr
c 26,448 gr
d 49,714 gr
Sumber : Laporan Sementara
Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2
(100+KL ) x ¿¿
= 100 x (26,448−21,367 ) x 0,9968 x0,9957
(100+27 ) x ¿¿
= 497,99
587,476 = 0,84 gr
3) Porositas
n = (1-BV/BJ) x 100%
= (1- 1.580.84
) x 100%
= 0,88%
7. Analisis pH Tanah
Tabel 4.3.11 Analisis pH Tanah Jatikuwung
Ulangan ke H2O KCl
1 6,6 5,6
2 6,7 5,6
Rata – rata 6,65 5,6
Sumber : Laporan Sementara
39
V. PEMBAHASAN
A. Jumantono
1. Bentang Lahan Pada praktikum kali ini pengamatan pertama dilaksanakan
pada profil 2 di Desa Sukosari, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar
tepatnya di Stasiun klimatologi UNS pada hari Sabtu tanggal 26
Oktober 2013. Jenis tanah yang diamati adalah Alvisol. Cuaca saat
pengamatan Cerah.
Posisi lokasi berada di 070 37’ 49,9” LS dan 1100 56’ 54,4”
BT. Pengamatan tinggi tempat diukur dengan menggunakan GPS 126
mdpl dengan kemiringan menggunakan klinometer yaitu 20% dan
mempunyai arahbarat laut. Tanah di Jumantono tebentuk akibat
vulkanik dengan vegetasi didominasi oleh mangga dan rumput. Tidak
ada genangan pada lokasi pengamatan.
2. Profil Tanah
Tanah di Jumantono, Karanganyar ini termasuk tanah alvisol
yang terbagi menjadi 3 lapisan yaitu horizon A1, A2 dan B. Metode
yang dilakukan untuk menyelidiki profil tanah adalah dengan Irisan
Sekop (Slice shovel). Jeluk horizon A1 0-20cm, horizon A2 20-38cm
dan lapisan B38-55cn. Ketegasan batas horison A1 baur, A2 baur dan
B baur. Topografi batas horizon untuk semua lapisan Berombak.
Jumlah perakaranuntuk semua lapisan bamyak . Untuk ukuran
perakaran untuk semua lapisan Sedang.
3. Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah yang diamati adalah tekstur tanah, struktur
tanah, konsistensi, aerasi drainase, warna, dan uji penetrometer/
penetrasi.
40
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir
(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah
di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan
tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.Pada pengamatan
tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap horizon yaitu Geluh
lempung pasiran, Geluh lempung debuan, lempung.
Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara
partikel-partikel tanah pada semua lapisan. Cara menentukannya
dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan
tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan
derajad struktur lapisan. Struktur tanah yang terlihat pada pengamatan,
yaitu kersai.
Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan
bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah
dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan
kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah
terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh
berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,
aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.
Pada profil ini memiliki kondisi tanah yang Basah agak lekat.
Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali ini, untuk horizon
A1 sangat gembur,A2 gembur, Bsangat teguh. Aerasi dan drainasi
tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya dengan
kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi ini memiliki aerasi
drainase sedang.
Tanah alvisol di Jumantono ini cenderung berwarna cokelat
kemerahan. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil
Color Chart (MSCC). Untuk horizon A1, A2 dan Bmemiliki warna
Dark Brown
41
Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah
kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan
atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau
pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer
tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe
tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji
penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual
menggunakan tusukan dengan ibu jari. Hasil pengamatan uji
penetrometer pada tanah pada posisi vertikal yaitu 2 kg/cm2 . Pada
posisi horizontal yaitu1,5 kg/cm2.
4. Sifat Kimia Tanah
Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),
bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.Senyawa kimia
yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh dan penting.
Khususnya pada tingkat kesuburan tanah. Penentuan pH pada
praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH aktual dan pH
potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur tanah dengan air
(H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil pengamatan didapat pH
H2O pada lapisan A1, A2, dan B sama yaitu 5. Dari hasil yang didapat
maka tingkat keasaman tanah adalah masam sangat kuat dan pH KCl
pada lapisan A1, A2, B adalah 5.
Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati
jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara
mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada
praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap
lapisan sama. Pada horison A1 buih sangat banyak, hal ini
menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut mengandung kadar BO
yang sangat tinggi. Pada lapisan A2 dihasilkan buih yang banyak, yang
berarti kandungan BO juga tinggi. Untuk lapisan A3 menghasilkan
buih sedikit, hal ini menunjukkan bahwa kandungan BO yang
42
terkandung sedikit pula.Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada
lapisan A1, A2 dan B.
5. Analisis Lengas Tanah
Tanah alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin,
tufa dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga
tertoreh, tekstur berkisar antara sedang dan halus, drainasenya baik.
Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar
kation dan basanya beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik
pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga
dalam, Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik. Alfisol cukup
tahan dengan erosi. Alfisol adalah tanah relatif muda, masih banyak
mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin
dan kaya akan unsur hara. Namun demikian, bahaya erosi dapat terjadi
mengingat angka kadar lengas tanah ini kecil dan tanah ini banyak
didaerah yang berlereng. Bahaya erosi juga dapat menyebabkan
horison argilik muncul di permukaan dan tanah menjadi kurang baik.
Air perlokasi juga tidak begitu banyak akibat pengendapan argillan.
Hal ini menghambat air meresap lebih jauh ke dalam tanah.
Dari percobaan lengas tanah kering angin didapat kadar lengas
rata-rata sebesar 18,275%, hal ini menunjukan bahwa kadar lengas
yang terkandung pada tanah alfisol kering angin sedikit. Pada kapasitas
lapangan kadar lengas yang terkandung 31,25%, ini menunjukan kadar
lengas yang terkandung sedang, sedangkan pada lengas maksimum
terkandung kadar lengas sangat banyak yaitu sebesar 90,78% dan pada
batas berubah warna adalah 23,314% yang berarti harkatnya tinggi.
6. Analisis pH Tanah
pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,
sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+
terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.
Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air
bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini
43
menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada
larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan
perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan
didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan
sampai terkena endapannya.
Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH
H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan
cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial
diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan
kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka
semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun
atau rendah. Pada tanah entisol kering angin diperoleh pH H2O yang
sama yaitu 5,75 dan pH KCl 5,05.
7. Analisis Struktur Tanah
Bobot jenis atau yang disebut juga partikel density merupakan
perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel
tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.
Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral
yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat
lainnya adalah 2,66 Mg/m3.
Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga
merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.
Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori
dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga
disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel
tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 1,229 gr/cc dan bobot
jenis 0,848 gr/cc.
B. Fakultas Pertanian UNS
1. Bentang Lahan Pada praktikum kali ini pengamatandilaksanakan di Fakultas
Penrtanian UNS, tepatnya di gunung kendhi atau belakang
44
agrobudoyo.Pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober. Jenis tanah yang
diamati adalah Entisol.
Posisi lokasi berada di 07˚ 33’ 36,4” LS / 110˚ 51’ 30,3” BT.
Pengamatan tinggi tempat diukur dengan menggunakan GPS 108
mdpl dengan kemiringan menggunakan klinometer yaitu 20% dan
mempunyai arah barat laut. Tanah di FP tebentuk akibat manusia
(Miscellaneous) dengan vegetasi didominasi oleh pohon dan rumput.
Tidak ada genangan pada lokasi pengamatan.
2. Profil TanahTanah di Fakultas Pertanian UNS termasuk enstisol yang
terbagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan A1, C1 dan C2. Metode yang
dilakukan untuk menyelidiki profil tanah adalah dengan Irisan Sekop
(Slice shovel). Jeluk lapisan A1 0 – 15 cm, lapisan C1 15 – 50 cm dan
lapisan C232 – 50 cm. Ketegasan batas lapisan A1 berangsur, C1 baur
dan C2 baur. Topografi batas lapisan A1 berombak, C1 berombak dan
C2 terputus. Jumlah perakaran lapisan A1, C1 dan C2 Sedikit. Untuk
ukuran perakaran dari semua lapisan adalah sedang.
3. Sifat Fisika Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir
(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah
di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan
tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.Pada pengamatan
tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap lapisan berbeda-beda.
Pada hasil pengamatan di dapatkan Geluh lempungan debuan,
lempungan pasiran, Geluh lempungan pasiran
Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara
partikel-partikel tanah pada semua lapisan. Cara menentukannya
dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan
tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan
derajad struktur lapisan. Struktur tanah yang terlihat pada pengamatan,
45
yaitu kersai pada semua lapisan. Derajat tanah yang ada di FP
tergolong kuat.
Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan
bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah
dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan
kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah
terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh
berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,
aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.
Pada profil ini memiliki kondisi tanah Lembab sangat teguh.
Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali iniyaitu teguh
dengan ciri massa tanah hancur dengan tekanan yang sedang. Aerasi
dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya
dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi ini memiliki
aerasi drainase sedang.
Tanah entisol di Fakultas Pertanian UNS ini cenderung berwarna
cokelat tua. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil
Color Chart (MSCC).
Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah
kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan
atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau
pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer
tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe
tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji
penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual
menggunakan tusukan dengan ibu jari. Hasil pengamatan uji
penetrometer pada tanah pada posisi vertikal yaitu 1,5 kg/cm2 . Pada
posisi horizontal adalah 2 kg/cm2.
4. Sifat Kimia Tanah
46
Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),
bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.
Senyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat
berpengaruh dan penting. Khususnya pada tingkat kesuburan tanah.
Penentuan pH pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH
aktual dan pH potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur
tanah dengan air (H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil
pengamatan didapat pH H2O pada lapisan A1, C1, dan C2 sama yaitu 5.
Dari hasil yang didapat maka tingkat keasaman tanah adalah masam
sangat kuat dan pH KCl pada lapisan A1, C1, C2 adalah 5.
Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati
jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara
mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada
praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap
lapisan berbeda. Pada lapisan A1 buih sangat banyak, hal ini
menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut mengandung kadar BO
yang sangat tinggi. Pada lapisan C1 dihasilkan buih yang banyak, yang
berarti kandungan BO juga tinggi. Untuk lapisan C2 menghasilkan
buih sedikit, hal ini menunjukkan bahwa kandungan BO yang
terkandung sedikit pula.Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada
lapisan A1, C1dan C2.
5. Analisis Lengas Tanah
Tanah Entisol adalah tanah endapan sungai atau rawa-rawa
pantai. Tanah Entisol yang berasal dari bahan alluvium umumnya
merupakan tanah yang subur. Perbaikan deainase di daerah rawa-rawa
menyebabkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi
sulfide dan sulfat.
6. Analisis pH Tanah
pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,
sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+
terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.
47
Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air
bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini
menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada
larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan
perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan
didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan
sampai terkena endapannya.
Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH
H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan
cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial
diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan
kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka
semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun
atau rendah. Pada tanah entisol kering angin diperoleh pH H2O yang
sama yaitu 5,566 dan pH KCl 6, 123.
7. Analisis Struktur Tanah
Bobot jenis atauyang disebut juga partikel density merupakan
perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel
tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.
Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral
yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat
lainnya adalah 2,66 Mg/m3.
Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga
merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.
Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori
dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga
disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel
tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 3,18 gr/cc dan bobot jenis
1,96 gr/cc.
C. Jatikuwung
48
1. Pencandraan Bentang Lahan
Praktikum lokasi pertama dilaksanakan di Jatikuwung,
Mojosongo pada hari Minggu 27 Oktober 2013 pukul 10.00-11.00
WIB. Praktikum dilakukan pada profil 2 dengan tinggi tempat 140 m
dpl dan mempunyai arah hadap sebesar 19o dari barat daya. Dan
sebagai surveyor adalah kelompok 7.
Pengamatan pencandraan bentang lahan dengan cara
pengidentifikasian lahan yang dilaksanakan di Jatikuwung yang
posisinya berada di 07°31’05,525” dan 110°50’43,130”. Untuk
kemiringan lahan atau lereng yaitu 20% yang berarti agak miring.
Kemiringan lereng diukur dengan menggunakan klinometer.
Fisiografi lahan pada lokasi ini adalah up lift, yaitu suatu lahan hasil
pengangkatanoleh gaya endogen/bumi. Arah hadap lokasi ini 19o dari
barat daya. Maksud dari penentuan arah hadap mengetahui intensitas
matahari yang mempengaruhi pembentukan tanah, karena dapat
mempengaruhi pelapukan. Pada lokasi ini sangat jarang terjadi
genangan.
2. Penyidikan Profil Tanah
Adapun taksonomi tanah pada wilayah ini adalah tanah vertisols
(menurut USDA), vertisols (menurut FAO/UNESCO), dan grumusols
(menurut PPT). Tanah ini memiliki geologi Qvm yaitu, batuan gunung
api Merapi. Vertisols secara potensial termasuk tanah yang subur
karena berkembang dari abu vulkanis, yaitu dari gunung Merapi.
Penyidikan profil tanah di Jatikuwung menggunakan metode
observasi lubang kecil. Jeluk horison A1 0-13cm, horison A2 13-28cm
dan horison BW 28-39 cm. Ketegasan batas horison A1, A2, BW
berangsur.. Topografi batas horison untuk semua horison berombak.
Jumlah perakaran horison A2 dan BW sedikit, pada horison A1
banyak.Untuk ukuran perakaran pada horison A1 dan A2 halus, yaitu
antara 1-<2mm, sedangkan pada horison, horison BW sangat halus.
3. Sifat Fisika Tanah
49
Sifat fisika tanah yang diamati adalah tekstur tanah, struktur
tanah, konsistensi, aerasi drainase, warna, dan uji penetrometer/
penetrasi.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir
(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah
di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan
tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.
Pada pengamatan tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap
horinzon berbeda-beda. Pada horinzon A1 adalah lempung pasiran,
yang bercirikan rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan
kering, sukar dipijit, mudah digulung, serta melekat sekali. Pada
horison A2 dan A3, memiliki tekstur yang sama yaitu lempung debuan,
cirinya rasa agak licin, membentuk bola teguh dalam keadaan kering
sukar dipijit, mudah digulung, serta, melekat sekali. Untuk horison B
memiliki tekstur lempung, cirinya rasa berat, membentuk bola
sempurna, bila kering sangat keras, sangat melekat.
Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara
partikel-partikel tanah pada semua horison. Cara menentukannya
dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan
tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan
derajad struktur horison. Struktur tanah yang terlihat pada
pengamatan, yaitu : pada horison A1, A2 dan BWmempunyai tipe
struktur yang sama yaitugumpal membulat (Sub angular blocky), ciri
berbidang banyak, bidang muka saling berpotongan membentuk sudut
membulat, dengan ukuran halus (horison A2 dan A3), sedang (horison
A1) dan sangat kasar (horison B),semuanya berderajad kuat yaitu
kemantapan cukup kuat, masih utuh ketika diremas.
Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan
bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah
dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan
kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah
50
terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh
berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,
aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.
Pada profil ini memiliki kondisi tanah yang lembab.
Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali ini, untuk horison
A1 yaitu teguh dengan ciri massa tanah hancur dengan tekanan yang
sedang. Pada horison A2, A3 dan B memiliki konsistensi tanah yang
sama yaitu sangat teguh, cirinya massa tanah hancur dengan tekanan
yang kuat antara ibu jari dan telunjuk.
Aerasi dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat
hubungannya dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan
udara. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi
ini memiliki aerasi drainase baik (pada horison A1, A2 dan A3), dan
buruk (pada horison B).
Tanah vertisols di Jatikuwung ini cenderung berwarna cokelat
tua. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil Color
Chart (MSCC). Untuk horison A2 dan A3memiliki warna sama yang
ditunjukkan 10 YR 2/1 black, horison A1 10 YR 3/1 very dark gray,
horison B 10 YR 4/2 dark greyist brown. Pengidentifikasian dilakukan
dalam keadaan lembab.
Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah
kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan
atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau
pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer
tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe
tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji
penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual
menggunakan tusukan dengan ibu jari.
Hasil pengamatan uji penetrometer pada tanah alluvial pada
posisi vertikal yaitu 4,75 kg/cm2 , sedangkan pada posisi horisontal
51
untuk horison A1 dan horison A2 4,75 kg/cm2, horison A3 4,5 dan
horizon B 3,5 kg/cm2.
4. Sifat Kimia Tanah
Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),
bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.
Senyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh
dan penting. Khususnya pada tingkat kesuburan tanah. Penentuan pH
pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH aktual dan pH
potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur tanah dengan air
(H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil pengamatan didapat pH
H2O pada horison A1, A2, dan BW5. Dari hasil yang didapat maka
tingkat keasaman tanah adalah sangat asam.
Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati
jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara
mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada
praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap
lapisan berbeda. Pada horison A1, A2dihasilkan buih yang sangat
banyak dan banyak hal ini menunjukkan bahwa pada horison tersebut
mengandung kadar BO yang sangat tinggi. Pada horison BW
dihasilkan buih yang sedikit, yang berarti kandungan BO rendah.
Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada horison A1, A2 dan
BW menghasilkan beberapa buih, hal itu menunjukkan bahwa kadar
kapur yang terkandung sangat sedikit.
5. Analisis Lengas Tanah
Tanah Vertisol merupakan tanah-tanah berwarna gelap dengan
tekstur liat dan menyebar luas di daerah beriklim tropis dan subtropis
dengan curah hujan 1500 mm pertahun. Tanah Vertisol memiliki sifat
khusus yakni mempunyai sifat vertik, hal ini disebabkan terdapat
mineral liat tipe 2:1 yang relatif. Karena itu dapat mengkerut
(Shrinking) jika kering dan mengembang (Swelling) jika jenuh air.
52
Vertisol di Indonesia terbentuk pada tempat-tempat yang
berketinggian tidak lebih dari 300 meter di atas permukaan laut,
temperature tahunan rata-rata 250 C dengan curah hujan kurang dari
1500 mm/tahun. Vertisol memiliki potensi cukup baik, akan tetapi
yang menjadi kendala adalah dalam hal pengolahan tanahnya yang
relatif cukup sulit, bersifat sangat lekat bila basah dan sangat keras
bila dalam keadaan kering.
6. Analisis pH Tanah
pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,
sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+
terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.
Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air
bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini
menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada
larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan
perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan
didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan
sampai terkena endapannya.
Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH
H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan
cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial
diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan
kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka
semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun
atau rendah. Pada tanah vertisol kering angin diperoleh pH H2O yang
sama yaitu 6,65. Dan pH KCl 5,6.
7. Analisis Struktur Tanah
Bobot jenis atauyang disebut juga partikel density merupakan
perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel
tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.
Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral
53
yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat
lainnya adalah 2,66 Mg/m3.
Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga
merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.
Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori
dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga
disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel
tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 1,586 gr/cc dan bobot
jenis 0,848 gr/cc.
54
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum dan pengamatn yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa :
A. Tanah FP
1. Di FP UNS Fisiografi lahan di kampus fakultas pertanian terletak
diantara Gunung Lawu dan aliran sungai Bengawan Solo dengan kondisi
bentuk batuan induk alluvial yang berkembang.
2. Erosi yang terjadi adalah erosi permukaan dengan tingkat rendah.
3. Lahan berupa tanah entisol dengan warna hitam-coklat, dengan vegetasi
berupa rumput, pohon dan semak yang mampu bertahan pada lingkungan
kering.
4. Profil tanah yang dibuat terdiri dari 3 lapisan.
5. Tekstur tanah adalah pasir dengan perbandingan antara debu, pasir dan
lempung lebih banyak pasirnya, dengan struktur, ukuran dan derajat yang
hampir sama.
B. Tanah Jumantono
6. Fisiografi di Jumantono lahan di wilayah pengamatan yaitu terletak
diantara pegunungan vulkanik dan aktivitas fluvial dengan keadaan
geologi lahan berupa formasi vulaknik dan bahan induknya batuan
vulkanik.
7. Erosi yang terjadi adalah erosi permukaan dengan tingkat rendah.
8. Lahan berupa tanah alfisol dengan warna coklat, dengan vegetasi
berupa rumput, pohon dan tanamah budidaya seperti kacang tanah,
mangga, dan pohon singkong yang mampu bertahan pada lingkungan
kering.
C. Tanah Jatikuwung
55
9. Keadaan tanah di jatikuwung merupakan tanah vertisol dengan
fisiologi lahan vulkanik dari batuan Gunung api merapi
10. Kandungan akar yang terdapat pada tiap lapisan berkurang dari lapisan
yang teratas sampai terbawah yaitu dari yang sangat banyak sampai
sedikit dengan ukuran dari sedang sampai halus.
11. Konsistensi pada lahan ini bersifat lembab dan teguh.
12. Aerasi dan draenasi pada lahan pengamatan tergolong sedang
56
DAFTAR PUSTAKA
Murtilaksono, Kukuh, 2009. JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN 3 (2).
Rayes, M. Luthfi. 2006. Deskripsi profil tanah di lapangan. Unit penerbitanfakultas pertanian universitas brawujaya. Malang
bimbie. 2012. Susunan horizon pada proil tanah. http://www.bimbie.com. Diaksespada 14 november 2013
Agus, fahmuddin. 2006. Penetapan tekstur tanah. Deptan. Jakarta
Bimbingan. 2010. Macam – macam struktur tanah di bumi.http://www.bimbingan.org. Diakses pada 14 november 2013
"The Color of Soil". 2008. United States Department of Agriculture – NaturalResources Conservation Service.
Rachman, feisal. 2013. Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah.http://www.slideshare.net. Diakses pada 14 november 2013
Notohadiprawiro, tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan,UGM, Yogyakarta.
Sutedjo, agus. 2008. Pengantar IlmuTanah. RinekaCipta. Jakarta.
Tanijogonegoro. 2013. pH tanah. http://www.tanijogonegoro.com. Diakses pada14 november 2013
57