ii kunjungan lapangan - bpsdm.pu.go.id · 6 rencana sektor (rispam, ssk, dsb); dan bappeda/ dinas...
TRANSCRIPT
ii Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan iii
UCAPAN TERIMA KASIH
TIM TEKNIS
Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc. Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW)
Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST., MT (Kepala Bidang TM Perkim)
Nur Fajri Arifiani ST., MT., M.Eng (Kasubbid Materi Pelatihan Perkim)
Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid Teknik Pelatihan Perkim)
TIM PENYUSUN Ir. Rina Farida, MT (Praktisi)
Nurul Fauziah, ST (Subdit Standardisasi dan Kelembagaan, Dit. PKP)
Pingkan Dias, ST (Subdit Perencanaan Teknis, Dit. PKP)
NARASUMBER
Boby Ali Azhari, ST, M.Sc (Kasubdit Kawasan Permukiman Perkotaan, Dit.
PKP)
Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc (Widyaiswara)
Ir. Amwazi Idrus, M.Sc (Praktisi)
Ir. Dicky Hendrianto, M.Sc (Praktisi)
Parwoto Tjondro Sugianto, MDS (Praktisi)
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bandung, Desember 2018
iv Kunjungan Lapangan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ I
DAFTAR ISI .......................................................................................................... IV
DAFTAR TABEL .................................................................................................... VI
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. VII
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... VIII
Deskripsi ............................................................................................. viii A.
Persyaratan ........................................................................................ viii B.
Metode .............................................................................................. viii C.
Alat Bantu/Media ................................................................................. ix D.
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................... 2 A.
Deskripsi Singkat .................................................................................. 3 B.
Kompetensi Dasar ................................................................................ 3 C.
Indikator Hasil Belajar .......................................................................... 3 D.
Materi dan Submateri Pokok ............................................................... 3 E.
Estimasi Waktu..................................................................................... 4 F.
BAB 2 PEMILIHAN LOKASI DAN MEKANISME KUNJUNGAN LAPANGAN .............. 5
Indikator Keberhasilan ......................................................................... 6 A.
Pemilihan Lokasi................................................................................... 6 B.
Koordinasi Pra Kunjungan Lapangan .................................................... 8 C.
Pengorganisasian ................................................................................. 9 D.
Hasil Kunjungan Lapangan ................................................................. 10 E.
Rangkuman ........................................................................................ 10 F.
BAB 3 KUNJUNGAN LAPANGAN ......................................................................... 13
Indikator Keberhasilan ....................................................................... 14 A.
Kunjungan Lapangan v
Jenis Data (Primer dan Sekunder) ...................................................... 14 B.
Metode Pengumpulan Data ............................................................... 15 C.
Workflow Pelaksanaan Survei ............................................................ 17 D.
Penggunaan Alat-Alat Survei .............................................................. 20 E.
Rangkuman ......................................................................................... 20 F.
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................. 21
Simpulan ............................................................................................. 22 A.
Tindak Lanjut ...................................................................................... 22 B.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23
GLOSARIUM ....................................................................................................... 24
BAHAN TAYANG ................................................................................................. 25
vi Kunjungan Lapangan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh Pembagian Kelompok ................................................................ 9
Kunjungan Lapangan vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Workflow Pelaksanaan Survei........................................................... 17
Gambar 2. Contoh Peta Permukiman Kumuh .................................................... 18
viii Kunjungan Lapangan
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Deskripsi A.
Mata pelatihan ini dimaksudkan agar peserta mampu melakukan verikasi serta
observasi data dan fakta di lapangan (kawasan) dalam rangka penyusunan
rencana penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena
materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-
modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling
berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi.
Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta
pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini.
Persyaratan B.
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Kunjungan Lapangan.
Metode C.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber)
dan kunjungan/survei di lapangan.
Kunjungan Lapangan ix
Alat Bantu/Media D.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
a. LCD/projector
b. Laptop
c. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
d. Flip chart
e. Bahan tayang
f. Modul dan/atau Bahan Ajar
g. Laser pointer
h. GPS Tracker
i. Drone
j. Meteran
k. Papan Dada
x Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan 1
BAB 1
PENDAHULUAN
2 Kunjungan Lapangan
PENDAHULUAN
Latar Belakang A.
Kunjungan lapangan adalah suatu metoda yang sangat baik untuk memperkuat
informasi yang disampaikan dalam ceramah/ paparan didalam kelas. Kunjungan
lapangan mengacu pada peragaan ini, dimana pelajaran muncul atau terjadi pada
kehidupan nyata (Dwivedi,2003: 87).
Keberhasilan pelaksanaan kunjungan lapangan sangat tergantung pada seberapa
baiknya perencanaan yang dibuat. Komponen perencanaan menurut beberapa ahli
mencakup 1) keterlibatan peserta dalam perencanaan (Morgan et al,1976),
kesadaran peserta tentang maksud dan prosedur yang harus diikuti diperoleh
melalui keikutsertaan dalam mereka mengikuti persiapan kunjungan lapangan.
Sehingga mereka lebih menghayati maksud dan prosedur bahkan meningkatkan
peran serta mereka dalam menyukseskan kegiatan kunjungan lapangan. Dan 2)
penjadwalan yang detail harus sudah selesai pada awal perencanaan (Kong & Song,
1984). Hal ini termasuk memperhitungkan waktu perjalanan yang ditempuh
menuju lokasi tujuan dan koordinasi yang baik dengan instansi/pihak yang
berwenang di lokasi kunjungan survey.
Dalam pelatihan ini, kunjungan lapangan merupakan salah satu bentuk simulasi
dalam pelaksanaan survey untuk mendapatkan data-data penting sebagai bahan
dalam penyusunan rencana penanganan permukiman kumuh perkotaan. Kegiatan
ini merupakan sarana bagi peserta diklat untuk mencocokkan antara teori yang
diperoleh di kelas, pengalaman peserta di tempat tugas masing-masing, dan
kenyataan yang diamati di tempat kunjungan.
Dalam kunjungan lapangan ini, peserta diharapkan mampu memperoleh data
primer dan data sekunder pada lokasi permukiman kumuh perkotaan yang telah
ditentukan yang berupa data numerik kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan
data non fisik seperti konsisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.
Sasaran dari pedoman atau modul kunjungan lapangan ini yaitu agar para peserta
mampu melakukan pengumpulan data, menganalisa data, menyusun perencanaan
Kunjungan Lapangan 3
penanganan permukiman kumuh perkotaan yang akan dibahas lebih lanjut dalam
materi pelatihan penyusunan rencana dan seminar hasil kunjungan lapangan.
Deskripsi Singkat B.
Mata pelatihan ini memberikan pengetahuan untuk memberikan arahan kepada
peserta pelatihan sebelum pelaksanaan kunjungan lapangan dan seminar
dilakukan. Mata pelatihan ini dimaksudkan agar peserta mampu melakukan
verikasi serta observasi data dan fakta di lapangan (kawasan) dalam rangka
penyusunan rencana penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Kompetensi Dasar C.
Pada akhir pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu melakukan
verifikasi serta observasi data dan fakta di lapangan (kawasan) yang dapat
digunakan untuk penyusunan rencana penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Indikator Hasil Belajar D.
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan diharapkan mampu:
1. Menyiapkan kelengkapan survei
2. Menganalisis data dan fakta yang ada di lapangan
Materi dan Submateri Pokok E.
Materi dan submateri pokok dalam mata Pelatihan ini adalah:
1) Pemilihan Lokasi dan Mekanisme Kunjungan Lapangan
a. Pemilihan Lokasi
b. Kordinasi Pra Kunjungan Lapangan
c. Pengorganisasian
d. Hasil Kunjungan Lapangan
2) Kunjungan Lapangan
a. Jenis Data (Primer dan Sekunder)
b. Metode Pengumpulan Data
c. Workflow Pelaksanaan Survei
d. Penggunaan Alat-alat Survei
4 Kunjungan Lapangan
Estimasi Waktu F.
Untuk mempelajari mata Pelatihan Kunjungan Lapangan ini, dialokasikan waktu
sebanyak 10 (sepuluh) jam pelajaran dengan rincian sebagai berikut:
1. Persiapan kunjungan lapangan sesebanyak 2 (dua) jam pelajaran atau
setara dengan 90 (sembilan puluh) menit.
2. Kunjungan Lapangan sebanyak 8 (enam) jam pelajaran atau setara dengan
360 (tiga ratus enam puluh) menit.
Kunjungan Lapangan 5
BAB 2
PEMILIHAN LOKASI DAN MEKANISME
KUNJUNGAN LAPANGAN
6 Kunjungan Lapangan
PEMILIHAN LOKASI DAN MEKANISME
KUNJUNGAN LAPANGAN
Indikator Keberhasilan A.
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
memperoleh gambaran rinci pelaksanaan kunjungan lapangan perencanaan
penanganan permukiman kumuh perkotaan. Kompetensi yang harus dimiliki
peserta adalah mampu menyempurnakan materi perencanaan penanganan
permukiman kumuh perkotaan, presentasi berdasarkan poin-poin pembelajaran
yang diperoleh dari hasil kunjungan lapangan.
Pemilihan Lokasi B.
Lokasi kunjungan lapangan merupakan lokasi permukiman kumuh yang perlu
diamati dan diobservasi lebih lanjut sebagai bahan dalam perencana kawasan
permukiman kumuh di lokasi tersebut.
Lokasi yang akan dikunjungi merupakan lokasi dengan kategori:
1. Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Ringan
2. Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Sedang
3. Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Berat
Lingkup materi kunjungan lapangan tersebut menentukan lokasi yang akan
dikunjungi oleh peserta. Setiap lokasi memiliki kriteria dan karakteristiknya
masing-masing meliputi:
1. Lokasi I: Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Ringan
a) Lokasi dengan kategori kumuh ringan menurut SK terakhir.
b) Lokasi merupakan lokasi permukiman yang baru (perumahan yang
dibangun pengembang atau bisa juga swadaya).
c) Lokasi dengan status tanah yang legal.
d) Prasarana, sarana, dan utilitas sebagian tidak berfungsi.
Kunjungan Lapangan 7
e) Merupakan lokasi dekat dengan fungsi lain selain permukiman
(misalnya terminal, pasar, universitas, pusat pemerintahan)
2. Lokasi II: Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Sedang
a) Lokasi dengan kategori kumuh sedang menurut SK terakhir.
b) Lokasi ada di lahan legal.
c) Lokasi merupakan lokasi permukiman baru yang dibangun oleh pelaku
pembangunan (swasta/masyarakat/pemerintah).
d) Dapat berbentuk perumahan tapak, cluster perumahan, atau
apartmen/rumah susun.
e) Prasarana, sarana, dan utilitas sebagian tidak berfungsi.
f) Merupakan lokasi dekat dengan fungsi lain selain permukiman
(misalnya terminal, pasar, universitas, pusat pemerintahan)
g) Terjadi proses pemadatan penduduk sebagai imbas dari fungsi lain di
sekitar permukiman.
3. Lokasi III: Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh Berat
a) Lokasi merupakan lokasi permukiman kumuh berat menurut sk terakhir.
b) Lokasi berada di lokasi yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah (di
bantaran sungai, tepi laut, dll), infrastruktur mengalami penurunan
kualitas, memiliki kerawanan terhadap bencana (banjir dan kebakaran).
c) Pada lokasi sering terjadi tawuran.
Detail Lokasi terlampir (data dan gambar telah disediakan oleh panitia).
8 Kunjungan Lapangan
Koordinasi Pra Kunjungan Lapangan C.
Terdapat beberapa hal penting lainnya yang harus disiapkan dalam menyusun
rencana persiapan kunjungan lapangan diantaranya yaitus:
1. Administrasi
2. Koordinasi yang baik dengan para stakeholder terkait instansi permukiman
perkotaan yang berwenang terkait penanganan permukiman kumuh yang
menjadi lokasi kunjungan diantaranya:
a. Wakil dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat,
b. Lurah/Kepala Desa,
c. Ketua RT/RW,
d. Fasilitator/Pendamping,
e. Tokoh Masyarakat,
f. Masyarakat setempat.
3. Data dukung awal
No Data Sumber Data
1
Peta delineasi kunjungan lapangan (dapat dalam bentuk citra satelit);
a) Rumah dan fasilitas umum yang ada di kelurahan tersebut;
Kelurahan
b) Peta Kondisi fisik area (kemiringan tanah, kontur);
Bappeda/ Dinas PUPR
c) Peta perencanaan yang dihasilkan dari berbagai dokumen perencanaan skala kota ataupun lingkungan (RTRW, RP2KPKP, SIAP, RTBL, RDTR)
Bappeda/ Dinas PUPR
d) Peta tata guna lahan; Bappeda/ BPN/ATR
e) Peta infrastruktur permukiman existing seperti air, sampah atau limbah, saluran dan jalan;
Bappeda/ Dinas PU
f) Peta bencana alam; Bappeda/ BNPB
2 SK Penetapan Lokasi Kumuh Perkotaan; Bappeda/ Dinas PKP
3 Profil Permukiman Kumuh (eksisting); Bappeda/ Dinas PKP
4 Data kesesuaian rencana tata ruang; Bappeda/ Dinas PUPR
5 Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Bappeda/ Dinas PKP
Kunjungan Lapangan 9
No Data Sumber Data
terhadap Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) atau perencanaan permukiman kumuh yang sudah ada;
6 Rencana Sektor (RISPAM, SSK, dsb); dan Bappeda/ Dinas PUPR
7 Dokumen perencanaan lainnya. Bappeda/ Dinas PUPR
Pengorganisasian D.
1. Pembagian Kelompok
Dalam pelaksanaan kunjungan lapangan, peserta dibagi ke dalam kelompok kecil
dengan jumlah 5-8 orang, dan jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah
peserta pelatihan. Kelompok ini akan terus terlibat pada saat kunjungan lapangan,
penyusunan rencana, dan pelaksanaan seminar.
Masing-masing kelompok ditugaskan untuk memilih Ketua Kelompok, Penyaji, dan
Moderator. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas, masing-masing anggota
kelompok akan terlibat aktif dalam pelaksanaan kunjungan lapangan, penyusunan
rencana, dan seminar.
Tabel 1. Contoh Pembagian Kelompok
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Lokasi
Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh
Ringan
Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh
Sedang
Lokasi Permukiman Kumuh dengan Kategori Kumuh
Berat
Kecamatan ... Kelurahan ... RT ... / RW ...
Kecamatan ... Kelurahan ... RT ... / RW ...
Kecamatan ... Kelurahan ... RT ... / RW ...
Pendamping ... ... ...
Ketua ... ... ...
Anggota
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...
Dst. Dst. Dst.
10 Kunjungan Lapangan
2. Pendamping
Pelaksanaan kunjungan lapangan didampingi oleh widyaiswara, dan dibantu oleh
tim teknis yang berfungsi untuk memfasilitasi pelaksanaan kunjungan lapangan,
serta fasilitator KOTAKU yang ada di lapangan.
3. Narasumber Lapangan
Individu-individu dan masyarakat yang akan disurvei harus diputuskan saat
mempertimbangkan maksud dan tujuan survei. Individu atau kelompok individu
yang berbeda akan diwawancarai sesuai dengan data yang diperlukan.
Berikut Narasumber Lapangan yang dapat diwawancara:
a) Wakil dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat,
b) Lurah/Kepala Desa,
c) Ketua RT/RW,
d) Fasilitator/Pendamping,
e) Tokoh Masyarakat,
f) Masyarakat setempat.
Hasil Kunjungan Lapangan E.
Output dari hasil Kunjungan Lapangan adalah PROFIL KUMUH hasil verifikasi
peserta di lokasi yang disurvey yang meliputi profil umum lokasi dan kondisi
kekumuhan dari lokasi tersebut baik fisik maupun non fisik (Legalitas/status tanah,
Kelembagaan, Kondisi Sosial Masyarakat, Kondisi Ekonomi Masyarakat, Kondisi
Budaya Masyarakat) sehingga didapatkan persentase dan nilai kekumuhan dari
masing-masing indikator kumuh. Dari perhitungan nilai kekumuhan didapatkan
level tingkat kekumuhan, dan prioritas penanganan lingkungan kumuh tersebut.
Rangkuman F.
Tercapainya tujuan pelaksanaan kunjungan lapangan yang diinginkan diperoleh
apabila telah dipersiapkan sebaik mungkin apa-apa yang diperlukan baik sebelum,
saat maupun sesudah kunjungan lapangan diselenggarakan. Sebelum, artinya
harus dipastikan apa yang menjadi kebutuhan terselenggaranya kunjungan
lapangan telah terpenuhi diantaranya persoalan administrasi dan koordinasi
dengan para stakeholder terkait instansi penanganan permukiman kumuh
perkotaan yaitu yang mewakili daerah (OPD) dan masyarakat. Saat kunjungan
lapangan berlangsung, dipastikan peserta telah memperoleh pembekalan/arahan
Kunjungan Lapangan 11
terkait substansi yang akan dicari dari lokasi kunjungan lapangan dan menjadi input
penyusunan rencana penanganan. Adapun setelah kunjungan lapangan dilakukan,
masing-masing peserta dalam kelompok harus mempersiapkan laporan hasil
observasi kunjungan lapangan dengan outline laporan berisikan PROFIL KUMUH
hasil verifikasi peserta di lokasi yang disurvey yang meliputi profil umum lokasi dan
kondisi kekumuhan dari lokasi tersebut baik fisik maupun non fisik (Legalitas/status
tanah, Kelembagaan, Kondisi Sosial Masyarakat, Kondisi Ekonomi Masyarakat,
Kondisi Budaya Masyarakat).
12 Kunjungan Lapangan
Kunjungan Lapangan 13
BAB 3
KUNJUNGAN LAPANGAN
14 Kunjungan Lapangan
KUNJUNGAN LAPANGAN
Indikator Keberhasilan A.
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
mengumpulkan data baik data primer maupun sekunder, dan juga mengkonfirmasi
kebenaran data yang dimiliki untuk perencanaan penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Jenis Data (Primer dan Sekunder) B.
Data Primer dan Data Sekunder merupakan sumber-sumber data informasi yang
dikumpulkan untuk menjadi dasar kesimpulan dari sebuah penelitian. Meskipun
pada hakikatnya pengertian keduanya sama-sama merupakan sumber data, namun
berbeda cara memperolehnya.
1. Data Primer
Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari
individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek,
kejadian atau hasil pengujian (benda). Kelebihan dari data primer adalah data
lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat dan
didengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber
yang fenomenal dapat dihindari. Kekurangan dari data primer adalah
membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif
cukup besar.
Dalam kunjungan lapangan kali ini data primer dapat diperoleh dari wawancara
dari narasumber di lapangan maupun hasil observasi lapangan.
2. Data Sekunder
Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku,
catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan secara umum. Kelebihan dari data sekunder adalah waktu
Kunjungan Lapangan 15
dan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian untuk mengklasifikasi
permasalahan dan mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan pengumpulan data primer. Kekurangan dari data sekunder adalah jika
sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
Dalam kunjungan lapangan kali ini data sekunder dapat diperoleh dari instansi
terkait yang meliputi data:
1. Peta delineasi kunjungan lapangan (dapat dalam bentuk citra satelit);
a) Rumah dan fasilitas umum yang ada di kelurahan tersebut;
b) Peta Kondisi fisik area (kemiringan tanah, kontur);
c) Peta perencanaan yang dihasilkan dari berbagai dokumen
perencanaan skala kota ataupun lingkungan (RTRW, RP2KPKP, SIAP,
RTBL, RDTR)
d) Peta tata guna lahan;
e) Peta infrastruktur permukiman existing seperti air, sampah atau
limbah, saluran dan jalan;
f) Peta bencana alam;
2. SK Penetapan Lokasi Kumuh Perkotaan;
3. Profil Permukiman Kumuh (eksisting);
4. Data kesesuaian rencana tata ruang;
5. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) atau perencanaan permukiman kumuh yang
sudah ada;
6. Rencana Sektor (RISPAM, SSK, dsb); dan
7. Dokumen perencanaan lainnya.
Metode Pengumpulan Data C.
Pengumpulan data adalah kegiatan yang paling penting dalam melakukan
kunjungan lapangan. Semua kegiatan kunjungan lapangan yang dilakukan dengan
pengamatan dimaksudkan dalam rangka pengumpulan data primer dan sekunder
pada lokasi permukiman kumuh perkotaan yang telah ditentukan yang berupa data
numeric kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan data non fisik seperti konsisi
ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.
16 Kunjungan Lapangan
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kunjungan
lapangan, meliputi:
1. Wawancara
Metode wawancara sering dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam
pengumpulan data primer di lapangan. Hal ini tidak lain karena interview dapat
bertatap muka langsung dengan informan/narasumber untuk menanyakan
berbagai hal yang terkait dengan sebuah penelitian.
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada informan, dan
jawaban-jawaban informan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape
recorder) atau dicatat secara langsung.
Peserta diklat melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber (sesuai
dengan objek yang dikunjungi), wawancara ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasi
data yang dimiliki oleh peserta dan juga mengali informasi tentang objek
kunjungan lapangan. Narasumber yang dapat diwawancara antara lain:
a) Bappeda / Dinas terkait
b) Tokoh Masyarakat
c) Masyarakat
d) Fasilitator KOTAKU
2. Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan kondisi kekumuhan
pada lokasi tersebut. Hal-hal yang diobservasi/diamati, antara lain:
a) Kondisi Kekumuhan
Kondisi kekumuhan yang diamati meliputi 7 (tujuh) aspek kekumuhan antara
lain:
1) bangunan gedung,
2) jalan lingkungan,
3) penyediaan air minum,
4) drainase lingkungan,
5) pengelolaan air limbah,
6) pengelolaan persampahan dan
7) proteksi kebakaran.
Kunjungan Lapangan 17
b) Legalitas/status tanah;
c) Kelembagaan
d) Kondisi Sosial Masyarakat
e) Kondisi Ekonomi Masyarakat
f) Kondisi Budaya Masyarakat
Observasi dapat dilakukan dengan cara mengambil foto-foto obyek yang diamati
dan mencatat hasil obsevasi di dalam format pendataan yan telah disiapkan dalam
materi Teknik Survey.
Workflow Pelaksanaan Survei D.
Berikut alur survei sampai dengan tahap pembuatan profil yang harus dilakukan:
Dokumen
perencanaan skala
kota dan lingkungan
1. Penyiapan
Peta-peta
Indikasi
lokasi dan
infrastruktur
kumuh di
lingkungan
tersebut
3. Pengecekan
dan pengukuran
dilapangan
Peta-peta
infrastruktur existing
dan rencana
Delineasi area
kumuh dan data
infrastruktur
yang tidak layak
5. FGD untuk
menyepakati profil6. Finalisasi Profil
4. Pembuatan
Profil Kumuh
Profil Kumuh Final
2. Workshop
Penyiapan Survey
Kumuh dengan
Stakeholder terkait
Peta-peta
yang sudah
di digitasi
Profil
Kumuh
Proses Dokumen Data
Gambar 1. Workflow Pelaksanaan Survei
Sumber: Modul Teknik Survei Kawasan Pada Permukiman Kumuh Perkotaan
18 Kunjungan Lapangan
Berikut detail penjelasan dari proses di atas:
1. Penyiapan Peta-Peta yang Diperlukan
Peta-peta infrastruktur existing, peta perencanaan lingkungan dari
dokumen-dokumen perencanaan, dan peta pendukung lainnya seperti
peta bencana, harus di digitasi sehingga bisa memudahkan proses analisis
perencanaan.
2. Workshop Penyiapan Survei Lokasi Kumuh – Forum Diskusi Persiapan
Survei
Forum diskusi dilakukan dengan melibatkan fasilitator (konsultan), pejabat
kelurahan, pejabat RT dan RW, dan kelompok masyarakat. Diskusi di tahap
awal dilakukan untuk membangun kesamaan pandang tentang konsep
peningkatan kualitas permukiman kumuh, isu-isu di dalam permukiman
kumuh, dan gambaran awal kondisi lapangan.
3. Walking interview - Wawancara
Walking interview atau wawancara sambil berjalan dengan pihak terkait
(kelompok masyarakat / ketua RT/RW) dilakukan ketika pengecekan dan
Gambar 2. Contoh Peta Permukiman Kumuh
Kunjungan Lapangan 19
pengukuran di lapangan. Wawancara ini dilakukan untuk memverifikasi
kondisi kekumuhan dan infrastruktur yang rusak atau tidak tersedia
dilapangan, sehingga peserta mengetahui secara langsung keadaan di
lapangan.
4. Pengukuran dan Pengecekan di Lapangan
Pengukuran dan pengecekan infrastruktur merupakan hal yang harus
dilakukan dilapangan untuk mengecek hasil kesepakatan yang dihasilkan
dari forum diskusi. Selain itu pengukuran infrastruktur keciptyakaryaan
yang tidak layak juga dilakukan untuk kebutuhan analisis perencanaan
skala lingkungan yang akan dibuat. Untuk proses tersebut, alat-alat untuk
kebutuhan survei diperlukan seperti GPS, dan meteran.
Output yang dihasilkan dari proses ini adalah delineasi permukiman kumuh
disertai dengan data kondisi kekumuhan dan infrastruktur di lingkungan
tersebut.
5. Pembuatan Profil Kumuh
Dari data-data tersebut, disusunlah profil kumuh dengan materi awal
PROFIL KUMUH hasil verifikasi peserta di lokasi yang disurvey yang
meliputi profil umum lokasi dan kondisi kekumuhan dari lokasi tersebut
baik fisik maupun non fisik (Legalitas/status tanah, Kelembagaan, Kondisi
Sosial Masyarakat, Kondisi Ekonomi Masyarakat, Kondisi Budaya
Masyarakat), sehingga didapatkan persentase dan nilai kekumuhan dari
masing-masing indikator kumuh. Dari perhitungan nilai kekumuhan
didapatkan level tingkat kekumuhan, dan prioritas penanganan lingkungan
kumuh tersebut.
6. FGD Penyepakatan Profil Kumuh – Forum Pasca Kunjungan Lapangan
Forum ini diselenggarakan untuk mengkonfirmasi dan menyepakati profil
kumuh yang telah dibuat kepada OPD terkait. Dalam forum ini juga
dilakukan penyepakatan indikasi program hasil rumusan analisis penangan
permukiman kumuh yang dilakukan oleh semua stakeholder terkait
(Pemerintah pusat, daerah, ataupun swasta). Hasil rumusan awal ini sudah
mempertimbangkan dokumen perencanaan dan kebijakan skala kota
ataupun lingkungan yang sudah ada.
20 Kunjungan Lapangan
Pada diskusi ini menghadirkan OPD untuk mengkonfirmasi data yang
didapatkan di lapangan.
7. Finalisasi Profil
Proses ini dilakukan untuk memperbaiki profil kumuh sesuai dengan
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dari Forum Pasca Kunjungan
Lapangan. Sehingga profil kumuh ini dapat dijadikan sebagai bahan
penyusunan perencanaan penanganan permukiman kumuh.
Penggunaan Alat-Alat Survei E.
Beberapa alat yang dapat dihunakan dalam melaksanakan survei diantaranya
adalah:
1. GPS Tacker
2. Drone
3. Meteran
4. Papan dada
5. Bolpoin dan kertas.
Penggunanaan alat survei sudah diperagakan pada materi tentang teknik survei.
Rangkuman F.
Pengumpulan data merupakan hal yang paling krusial pada saat kunjungan
lapangan, karena data yang diperoleh harus benar dan akurat. Apabila data kurang
lengkap dan tidak akurat, maka hasil analisa dan rekomendasi menjadi tidak tepat.
Perlu kerjasama tim/kelompok yang solid pada saat kunjungan lapangan dan
pengumpulan data.
Kunjungan Lapangan 21
BAB 4
PENUTUP
22 Kunjungan Lapangan
PENUTUP
Simpulan A.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan pada materi Kunjungan Lapangan yaitu
sebagai berikut:
1. Persiapan kunjungan lapangan diperlukan agar tujuan dari pelaksanaan
kunjungan lapangan dapat tercapai, dan dilakukan untuk memberikan
arahan kepada peserta pelatihan sebelum peserta melaksanakan
kunjungan lapangan.
2. Kunjungan lapangan ini memberikan pengalaman nyata dalam
mengamati fakta di lapangan mengenai permasalahan penanganan
permukiman kumuh perkotaan.
3. Kunjungan lapangan bersifat konfirmasi dan observasi terhadap data
dan kondisi di lapangan.
4. Diharapkan dari kunjungan lapangan peserta memperoleh data data
dalam penyusunan rencanan penanganan permukiman kumuh
perkotaan dan pemahaman yang lebih mendalam dalam memilih
kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Tindak Lanjut B.
Peserta kunjungan lapangan wajib menyusun hasil kunjungan lapangan secara
kelompok dan kemudian dijadikan satu dalam bentuk laporan kelas. Sebelum
laporan dibuat, setiap kelompok memaparkan hasil kunjungan lapangan dalam
seminar hasil kunjungan lapangan.
Kunjungan Lapangan 23
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
Tim Penyusun Modul.2016. Modul 24 Kunjungan Lapangan Diklat Pejabat Inti
Satuan Kerja (PISK) Bidang Perumahan. Bandung: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR.
https://www.kanalinfo.web.id/2016/10/pengertian-data-primer-dan-data-
sekunder.html
24 Kunjungan Lapangan
GLOSARIUM
Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman Kumuh
Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta Sarana dan Prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Perumahan Kumpulan rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
Rumah Bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya.
Survei Teknik riset dengan emberi batas yang jelas atas data,
penyelidikan, peninjauan.
BAHAN TAYANG