identifikasi tingkat kecemasan ibu hamil trimester …repository.poltekkes-kdi.ac.id/196/1/kti...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
SARINA Nim : P00324013092
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII
TAHUN 2016
ii
iii
iv
SURAT PERYANTAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :Sarina
NIM :P00324013092
Program studi :Diploma III Jurusan Kebidanan
Judul KTI :Identifikasi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester
III Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016.
Menyatakan dengan sebenarya bahwa tugas akhir yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
tulisan atau pikiran saya sendiri . Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan
bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 10 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Sarina
NIM.P00324013092
v
BIODATA
A. Identitas Diri
1. Nama : SARINA
2. Tempat Tanggal Lahir : Banga, 30 Mei 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
6. Alamat :Desa Banga Kec. Mawasangka Kab.
Buton tengah
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Banga Tamat Tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Mawasangka Tamat Tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Mawasangka Tamat Tahun 2013
4. Akademi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari masuk tahun
2013 sampai sekarang
vi
ABSTRAK
Identifikasi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi
Proses Persalinan Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Sarina1, Melania Asi2, Fitriyanti2
Latar belakang : Di Indonesia terdapat 373.000.000 ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 107.000.000 (28,7%). Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat 679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 (52,3%). Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses persalinan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016. Metode penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi berjumlah 29 ibu hamil primigravida dan multigravida dan sampel sebanyak 29 ibu inpartu primigravida dan multigravida di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, pengambilan sampel secara purporsive sampling. Hasil penelitian : Penelitian ini menunjukkan tingkat kecemasan ibu inpartu yang diteliti terdapat 11 orang ibu (37,9%) mempunyai tingkat kecemasan ringan, 10 orang ibu (34,5%) mempunyai tingkat kecemasan sedang dan 8 orang ibu (27,6%) mempunyai tingkat kecemasan berat. Kesimpulan : Berdasarkan umur ibu, kategori ringan dan sedang terdapat pada umur 20 – 35 tahun dan kategori berat terdapat pada kelompok umur < 20 tahun. Berdasarkan pendidikan ibu yaitu ibu primigravida terdapat pada tingkat pendidikan SD dan ibu multigravida terdapat pada tingkat pendidikan SMA. Saran : Diaharapkan pada instansi terkait agar perencanaan persalinan sangat penting dilaksanakan pada usia < 20 tahun sehingga ibu merasa lebih siap untuk menghadapi persalinan nanti tanpa ada rasa cemas yang dapat mempengaruhi kondisinya dan juga perkembangan janinnya.
Daftar Bacaan : (27 Literatur) (2000 – 2013) Kata Kunci :Tingkat Kecamasan, Umur, Pendidikan, dan Graviditas 1. Mahasiwa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Proses Persalinan
Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2016”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada program studi D-III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing I Melania Asi,
S.Si.T, M.Kes dan pembimbing II Fitriyanti, SST, M.Keb yang dengan
penuh keikhlasan memberikan motivasi dan bimbingan dalam proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan
panjang dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan
moril dan materil pihak lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan
segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari
3. Bapak Dr. H. Abd Razak, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit
Umum Bahteramas Propinsi Sulawesi Tenggara.
viii
4. Ibu Heyrani, S.Si.T,M.Kes selaku penguji I dan ibu Waode Asma
Isra, S.Si.T, M.Kes selaku penguji II, serta ibu Elyasari,SST.M.Keb
selaku penguji III yang telah banyak memberikan saran dan kritik
selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepala Litbang yang telah memberikan surat izin penelitian.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari
7. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
teristimewa dan penuh rasa hormat kepada ayahanda La Sarihu dan
ibunda Suaiba serta saudara saya Nasrun, Asni, Sahirun dan
Ganirudin yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan,
moril, dan materil serta segala pengorbanan yang tidak dapat ternilai
dalam mendidik sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan.
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kendari, miati, jumi, sidar, saidah, ifa, yuni, serta teman-teman kelas
III B lainnya dan adik-adik junior.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan, karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat penulis harapkan. Demikian Karya Tulis Ilmiah ini
disusun, semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Kendari, Agustus 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………….... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………. BIODATA……………………………………………………................... ABSTRAK…………………………………………………….................. KATA PENGANTAR ……………………………………………………. DAFTAR ISI ……………………………………………………………… DAFTAR TABEL ………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………….. B. Rumusan Masalah ………………………………………… C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. D. Manfaat Penelitian ………………………………………… E. Keaslian Penelitian ………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ……………………………………………. B. Landasan Teori ……………………………………………. C. Kerangka Konsep ………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .…………………………………………... B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… C. Populasi dan Sampel …………………………………….. D. Definisi Operasional ……………………………………… E. Variabel Penelitian ……………………………………….. F. Pengumpulan Data ……………………………………….. G. Instrumen Penelitian ……………………………………… H. Pengolahan Data ……………………….......................... I. Analisa Data ………………………................................. J. Penyajian Data………………………..............................
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil .………………………………………….................. B. Pembahasan …………………………….......................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .…………………………………………...... B. Saran……………………………....................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
I ii iii iv v vi vii ix x xi 1 4 4 5 5 8 26 27 28 28 28 29 30 30 31 31 32 33 34 43 51 52
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 :Distribusi Umur Ibu Hamil............................................................37
Tabel 2 :Distribusi Pendidikan Ibu Hamil...................................................37
Tabel 3 :Distribusi Graviditas Ibu Hamil....................................................38
Tabel 4 :Distribusi Tingkat Kecemasan Ibu...............................................39
Tabel 5 :Distribusi Tingkat Kecemasan Ibu Berdasarkan Umur................40
Tabel 6 :Distribusi Tingkat Kecemasan Ibu Berdasarkan Pendidikan.......41
Tabel 7 :Distribusi Tingkat Kecemasan Ibu Berdasarkan Graviditas........42
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Master Tabel Pengumpulan Data
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Litbang
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian dari Rumah Sakit Umum
Bahteramas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang
alami dan menimbulkan rasa sakit. Namun banyak wanita yang
merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena banyak
dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Hal ini disebut fear-tension-pain
concept (takut-tegang-sakit), dimana rasa takut menimbulkan
ketegangan dan kepanikan yang menyebabkan otot menjadi kaku dan
akhirnya menyebabkan rasa sakit (Winjosastro, 2011).
Kehamilan pertama bagi seorang ibu (primigravida)
merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Krisisadalah
ketidak seimbangan psikologis, saat terjadinya gangguan,serta adanya
perubahan identitas dan peran yang dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti
kelahiran, dan bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses
persalinan walaupun belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan
perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Manuaba,
2010).
Proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor jalan lahir
(passage), faktor janin (passanger) dan faktor kekuatan (power), faktor
psikis juga sangat menentukan keberhasilan persalinan. Rasa takut
dan khawatir dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan
2
dan akan mengganggu jalan persalinan menjadi macet seperti
sungsang, distosia bahu, perpanjangan kala II, his lemah, panggul
sempit (Mochtar, 2010).
Di Indonesia terdapat 373.000.000 ibu hamil, yang
mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak
107.000.000 (28,7%). Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat
679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan 355.873 (52,3%) (Depkes RI, 2008).
Ada beberapa kecemasan yang dialami para ibu primigravida
menjelang persalinan pertamanya, mulai dari cemas akan bayi lahir
prematur, cemas terhadap perkembangan janin dalam rahim, cemas
akan kematian bayinya, cemas akan kelahiran bayinya cacat, cemas
akan proses persalinan, cemas akan kemungkinan komplikasi saat
persalinan, dan cemas akan nyeri saat persalinan (Rahmi, 2011).
Ibu yang baru pertama kali hamil, kecemasan adalah hal
yang wajar. Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut
perubahan fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup
seorang wanita. Kecemasan yang menghantui ibu hamil juga
dipengaruhi turun naiknya kadar hormon. Selain itu, ibu yang menjalani
kehamilan dengan kasus khusus, misalnya hamil bermasalah atau
pernah mengalami keguguran juga mengalami kecemasan.
Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara
3
individu mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari
gejala-gejala yang menentukan jenis gangguan (Marmi, 2012).
Kondisi psikologis yang dialami ibu selama hamil, kemudian
akan kembali mempengaruhi aktivitas fisiologis, dapat mempengaruhi
detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar
keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain.Tekanan psikologis juga
dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah,
gelisah, pusing, susah tidur, mual atau merasa malas (Elvira,2010).
Kecemasan dapat menimbulkan keluhan-keluhan seperti khawatir,
firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung,
merasa tegang, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian
dan banyak orang, mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi
dan daya ingat, serta keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit
pada otot, tulang, pendengaran berdenging, dada berdebar-debar,
sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit
kepala dan lain-lain (Rahmi, 2011).
Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan pada
tahun 2015 di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara, didapatkan jumlah data kunjungan ibu hamil primigravida
sebanyak 304 orang dan pada bulan Januari tahun 2016 sebanyak 30
ibu hamil primigravida dan multigravida. Dimana sebesar 41,4% atau
12 orang primigravida dan multigravida mengalami ketakutan dalam
menghadapi persalinan, terutama keadaan bayinya normal atau tidak,
4
dan ketakutan bila nanti persalinannya merasakan sakit dalam
menghadapi persalinan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang ”Identifikasi Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil trimester III dalam Menghadapi Proses Persalinan di Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah”Bagaimanakah
tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses
persalinan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016”?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui identifikasi tingkat kecemasan ibu hamil
trimester III dalam menghadapi proses persalinan di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi umur terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III dalam menghadapi proses persalinan tahun
2016
b. Untuk mengidentifikasi pendidikan terhadap tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses
persalinan tahun 2016.
5
c. Untuk mengidentifikasi graviditas terhadap tingkat kecemasan
ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses persalinan
tahun 2016.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan untuk
mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
proses persalinan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
2. Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menjadi bahan masukan bagi instansi terkait dalam menentukan
kebijakan dan perencanaan program dalam menangani masalah
tingkat kecemasan.
3. Manfaat Peneliti
Bagi penulis, penelitian ini sebagai bentuk aplikasi ilmu yang
diperoleh selama menempuh pendidikan, dan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kendari
Jurusan Kebidanan.
E. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran peneliti ”Identifikasi Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016” belum pernah di
6
teliti. Namun penelitian sejenis atau yang berhubungan pernah
dilakukan oleh peneliti di bawah ini.
1. Laila Rahmi : Hubungan usia, tingkat pendidikan, dukungan suami,
dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menjelang
persalinan pada ibu primigravida trimester III di poliklinik kebidanan
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011.
2. Anastasia Inggrit Nur Widayanti : Tingkat kecemasan primigravida
pada trimester III dalam menghadapi persalinan di BPM Sang
Timur Klaten tahun 2013.
Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian saya
terletak pada variabel yang digunakan dan lokasi penelitian. Dimana
pada penelitian diatas variabel penelitian yang digunakan yaitu usia,
tingkat pendidikan, dukungan suami, dan dukungan keluarga.
Sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu tingkat
kecemasan tidak ada, ringan, sedang, berat dan panik. Selain itu,
lokasi dan waktu penelitian diatas adalah di RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada bulanMei – Juni 2011 dan diBPM Sang Timur Klaten
pada bulan Maret 2013. Sedangkan pada penelitian ini, lokasi
penelitiannya di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggaradan waktu penelitiannya pada bulan Juni 2016.
7
Persamaannya adalah metode penelitian dan variabel yang
digunakan yaitu varibel penelitian sama-sama meneliti tentang tingkat
kecemasan ibu primigravida dalam proses persalinan dan metode
penelitian sama – sama mengunakan deskriptif.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Tingkat Kecemasan
a. DefinisiTingkat Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang
keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai
atau pola keamanan seseorang. Individu mungkin dapat
mengidentifikasi situasi (misal, persalinan), tetapi pada
kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir
dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut
adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri.
(Carpenito, 2011).
Kamus Lengkap Psikologi (Chapman, 2006) menjelaskan
bahwa kecemasan atau kegelisahan yang dalam bahasa
psikologi disebut dengan anxiety adalah (1) Perasaan campuran
berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa – masa
mendatang tanpa sebab khusus ketakutan tersebut. (2) Rasa
takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang ringan. (3)
Kekhawatiran atau ketakutanyang kuat dan meluap – luap. (4)
Suatu dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran
yang dipelajari.
9
b. Tingkatan Kecemasan (Ansietas)
Menurut Stuart (2012), Tingkatan kecemasan adalah
sebagai berikut:
1) Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari ansietas ini menyebabkan individu
menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.
Ansietas inidapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.
2) Ansietas sedang
Ansietas memungkinkan individu untuk berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit lapang persepsi individu. Individu tidak
mengalami perhatian yang selektif namun dapat berfokus
pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
3) Ansietas berat
Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu.
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan
spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut
memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
10
4) Tingkat panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah
dari proporsinya. Individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik
mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain,persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika
berlangsung lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.
c. Faktor yang mempengaruhi kecemasan
Bagi ibu hamil kecemasan kerap kali datang
menghampirinya, kecemasan tersebut beraneka ragamnya
tergantung dari individu tersebut.
Menurut Maimunah (2011), kecemasan yang terjadi pada
ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Pengambilan keputusan
2) Usia ibu hamil
3) Kemampuan Ibu
4) Kesiapan keluarga
5) Kesehatan Ibu
6) Pengalaman
11
Kecemasan dalam masa kehamilan adalah sangat
merugikan bagi ibu hamil, karena dapat mempengaruhi janin
yang sedang dikandungnya. Sifat-sifat mudah menangis,
mudah tersinggung dan mudah cemas dapat menyebabkan
kelahiran premature yang mengakibatkan terjadinyahambatan
intelektual,perkembangan motorik, perkembangan bicara dan
perkembangan emosi. Calon ibu yang cemas dalam keadaan
hamil maka harus dicari sumber kecemasannya agar tidak
membebani. Tingkat kecemasan masing – masing ibu salah
satunya dipengaruhi oleh umur dan pendidikan ibu (Roan,
2000).
Umur ibu adalah usia ibu pada saat persalinan. Kehamilan
dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi,
2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada
wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda,
perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya
belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup
matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum
dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering
terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil,
maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan.
Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada
manusia, merupakan suatu proses dimana pengalaman atau
12
informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Menurut
Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap
dan bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi
akan memberikan respon lebih rasional daripada mereka yang
berpendidikan lebih rendah atau sedang. Tingginya tingkat
pendidikan ibu hamil menyebabkan ibu hamil lebih sering
melakukan perawatan antenatal dan memilih untuk
memeriksakan diri ketempat yang lebih berkualitas.
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo,
2007). Pendidikan dalam arti luas yaitu segala kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam
segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan dalam arti
sempit yaitu seluruh kegiatan belajar yang direncanakan,
dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal
dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan
pada tujuan yang telah ditentukan. Wanita yang berpendidikan
akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang proposional karena
13
manfaat pelayanan kesehatan akan mereka sadari
sepenuhnya.
Menurut Maimunah (2011), terdapat dua faktor yang
mempengaruhi ibu hamil yaitu :
a) Faktor biologis
Faktor biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama
kehamilan serta kelancaran dalam melahirkan bayinya.
b) Faktor psikis.
Sedang faktor psikis meliputi kesiapan mental ibu hamil
selama kehamilannya sampai kelahiran dimana ibu
dihadapkan pada keadaan cemas, tegang, bahagia, dan
berbagai macam perasaan lain seperti masalah keguguran,
penampilan, maupun masalah kemampuan melahirkan.
Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil juga beragam
tergantung usia kehamilan yang dikandung. Pada trimester
akhir khususnya menjelang persalinan kerap kali ibu mulai
merasakan kecemasan lagi, gambaran dan pertanyaan
seperti apakah calon bayinya, sehat atau tidak, bisa
dilahirkan normal atau tidak merupakan hal yang sangat
dicemaskan oleh ibu yang berada pada trimester ini.
Semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama pada
persalinan pertama, wajar timbul perasaan cemas ataupun
takut. Untuk persalinan pertama, timbulnya kecemasan ini
14
sangat wajar karena segala sesuatunya adalah
pengalaman baru.
d. Pengukuran Kecemasan
Menurut Hawari (2009), Instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-
gejala yang lebih spesifik.
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka
skoreantara 0 – 4, yang artinya adalah sebagai berikut:
1) 0 = tidak ada gejala (tidak ada gejala)
2) 1 = gejala ringan (1 dari gejala yang ada)
3) 2 = gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)
4) 3 = gejala berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
5) 4 = gejala berat sekali (semua gejala ada)
Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala
tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat
diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu :
a) <6 : Tidak ada kecemasan
b) 6 – 14 : Kecemasan ringan
c) 15 – 27 : Kecemasan sedang
d) 28 – 41 : Kecemasan berat
e) >41 : Kecemasan berat sekali
15
2. Tinjauan Tentang Primigravida
a. Definisi primigravida
Menurut Wiknjosastro (2011), gravida adalah seorang
wanita yang sedang hamil. Kehamilan adalah suatu proses
yang dimulai dari konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel
sperma) sampai lahirnya janin dimana lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari hari
pertama haid terakhir atau jumlah kehamilan yang pernah
dialami wanita tersebut tidak penting mengetahui pada usia
berapa kehamilan tersebut berakhir atau berapa jumlah bayi
yang lahir dari kehamilan tersebut.
b. Tingkat Gravida
Gravida dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Primigravida
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk
pertama kalinya. Para adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Nullipara adalah
seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang
viable untuk pertama kali.
2) Multigravida atau pleuripara
Multigravida adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang viable (yang dapat hidup) untuk
beberapa kali.
16
3) Grandemultigravida
Grandemultigravida adalah wanita yang telah hamil
lebih dari 5 kali.
c. Indikator Kecemasan Pada Primigravida
Bagi ibu hamil kecemasan kerapkali datang
menghampirinya, kecemasan tersebut beraneka ragamnya,
antara lain:
1) Perasaan cemas
Pada primigravida mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri yaitu terkait
persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, dan hal-
hal lain yang tidak diketahui), rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek (Niknsifa, 2012).
Seorang ibu yang akan bersalin untuk pertama kalinya
biasanya memiliki ketakutan yang berupa kebingungan dan
mengembangkan reaksi kecemasan terhadap cerita yang
mengerikan (Wulandari, 2006).
2) Ketegangan
Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu
merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih
ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa
17
menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah
dari bayinya (Niknsifa, 2012).
3) Ketakutan
Setiap ibu memang berharap anaknya lahir secara
sempurna, pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir,
takutakan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada
bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan
pernah tahu kapan akan melahirkan. Ibu selalu waspada
untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan
menghindari benda yang dianggapnya membahayakan
bayinya. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya (Niknsifa, 2012).
4) Gangguan tidur
Ibu primigravida gangguan tidur dikarenakan khawatir
bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
(Niknsifa, 2012).
Ketegangan saat memikirkan kondisi bayi juga
menyebabkan rasa sakit pada perut dan terkadang terjaga
pada malam hari karena mimpi tentang bayinya (Wulandari,
2006).
18
5) Gangguan kecerdasan
Permasalahan yang muncul cerita-cerita negatif
seputar persalinan merupakan hal yang sangat dicemaskan
oleh ibu hamil di trimester ketiga sehingga akan berpengaruh
pada psikologis ibu yang ditandai dengan sukar
berkonsentrasi (Maimunah, 2011).
6) Perasaan depresi (murung)
Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan
wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih
lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan cemasnya
(Niknsifa, 2012).
7) Gejala somatik (fisik otot)
Ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama yang
belum memiliki pengalaman bersalin. Adanya pikiran-pikiran
seperti melahirkan yang akan selalu diikuti dengan nyeri
kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem
syaraf simpatetik. Dalam situasi ini, sistem endokrin, terdiri
dari kelenjar-kelenjar, seperti adrenal, tiroid, dan pituitari
(pusat pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran
hormon masing-masing ke aliran darah dalam rangka
mempersiapkan badan pada situasi darurat. Akibatnya,
sistem syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang
mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin Hormon
19
adrenalin ini memberi tenaga pada individu serta
mempersiapkan secara fisik dan psikis. Adanya peningkatan
hormon adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin dan
norepinefrin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh,
sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil
(Wulandari, 2006).
8) Gejala sensorik
Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan,
terutama pada persalinan pertama, wajar timbul perasaan
cemas ataupun takut. Untuk persalinan pertama, timbulnya
kecemasan ini sangat wajar karena segala sesuatunya
adalah pengalaman pertama(Wulandari, 2006).
9) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
Kecemasan yang terjadi terus menerus dapat
menyebabkan syaraf simpatetik memacu kerja pernafasan
paru-paru guna mengalirkan oksigen ke jantung sehingga
jantung dengan kuat memompa darah guna dialirkan ke
seluruh tubuh, termasuk yang dialirkan ke dalam janin
melalui plasenta dalam rahim ibu (Wulandari, 2006).
10) Gejala respiratori (pernafasan)
Ekspansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus,
diafragma naik 4 cm (1,5 inci), kondisi ini menyebabkan ibu
20
bernafas pendek dan sesak terjadi pada 60% wanita hamil
(Niknsifa, 2012).
Kecemasan yang terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan syaraf simpatetik memacu kerja pernafasan
paru-paru guna mengalirkan oksigen ke jantung sehingga
jantung dengan kuat memompa darah guna dialirkan ke
seluruh tubuh, termasuk yang dialirkan ke dalam janin
melalui plasenta dalam rahim ibu.
11) Gejala gastrointestinal (pencernaan)
Pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur
berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas,
morning sickness, dan mual muntah. Pengaruh progesteron
menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi (sembelit) (Krisnadi, 2012).
12) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering
berkemih karena kepala janin mulai turun ke Pintu Atas
Panggul (PAP). Desakan ini menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan
metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin
pun makin bertambah (Krisnadi, 2012).
21
13) Gejala autonom
Kecemasan pada ibu hamil dapat menimbulkan
berbagai gangguan diantaranya dapat berupa gangguan fisik
seperti pusing, jantung berdebar dan tekanan darah
meningkat, mulas, mual, dan diare, otot kaku (Wulandari,
2006).
14) Tingkah laku sikap
Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada
perilaku sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau
tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian,
ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan
hidup (Wulandari, 2006).
3. Tinjauan Tentang Multigravida
Multigravida adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang viable (yang dapat hidup) untuk beberapa
kali. Yaitu seorang wanita yang sudah mengalami kehamilan dua
kali atau untuk setiap kehamilan berikutnya. Menetapkan
kehamilan primigravida atau multigravida sangat penting karena
sikap pengawasan hamil dan mempersiapkan pertolongannya
mempunyai perbedaan. Dalam pengawasan hamil, tidak ada
perbedaan sampai saat persalinan. Primigravi mendapatkan
perhatian bila pada minggu ke 36 kepala janin sudah masuk pintu
atas panggul (Manuaba, 2010).
22
Pada multigravida, diajukan pertanyaan tentang
persalinanannya yang lampau, sebagai gambaran koordinasi
anatara 3P, yaitu power (kekuatan his dan mengejan), passage
(jalan lahir tulang dan lunak) bila pada persalinana yang lampau,
persalinan spontan, bayi hidup dan aterm ini berarti menunjukkan
kondidi 3P berjalan dengan baik (Manuaba, 2010).
Bila kehamilan dan persalianan yang lampau dijumpai
keadaan kehamilan yang komplikasi atau penyakit, pernah
mengalami keguguran, pernah mengalami persalinan premature,
kehamilan mati dalam Rahim,persalinan dengan tindakan operasi,
dan persalinan berlangusng lama. Dapat disimpulkan bahwa
kehamilana memiliki resiko yang lebih tinggi, sehingga
persalinannya harus dikirim ke rumah sakit dan membutuhkan
pengawasan yang ketat (Manuaba, 2010).
Ciri-ciri kehamilan multigravida yaitu menggantung putting
susu tumpul, perut lembek dan tergantung, striae lividedan striae
albicans, perineum terparut, vulva mengangah, vagina longgar,
selaput lendir licin, porsio tumpul dan berbagi dalam bibir dan bibir
belakang (Manuaba, 2010).
4. Tinjauan Tentang Persalinan
a. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika proses
23
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit (Depkes RI, 2008).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar (Wiknjosastro, 2011).
Partus normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir
dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat
atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
(Wiknjosastro, 2011).
b. Sebab-sebab mulainya persalinan
Menurut Wiknjosastro (2011), sebab-sebab mulainya
persalinan, yaitu:
1) Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi.
2) Plasenta menjadi tua
3) Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus hal ini merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi.
4) Berkurangnya nutrisi pada janin, maka hasil konsepsi akan
segera dikeluarkan.
24
5) Tekanan ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang
terletak di belakang servik. Bila ganglion ini tertekan,
kontraksi uterus dapat dibangkitkan
c. Tanda-tanda persalinan
Menurut Krisnadi (2012), proses persalinan berbeda-
beda pada tiap individu, namun ada beberapa tanda yang
dapat membantu ibu untuk memperkirakan kapan waktu
persalinan tiba.
1) Tanda palsu selama kehamilan, ibu akan merasakan
kontraksi rahim (mulas, kram perut) yang lemah dan tidak
teratur, yang disebut kontraksi braxton hicks. Kontraksi
tersebut tidak menyebabkan lahirnya bayi. Menjelang
persalinan akan terjadi kontraksi otot-otot rahim yang
menyebabkan bayi lahir, ini disebut His. His pada bulan
terakhir kehamilan akan terjadi beberapa kali, namun perlu
diperhatikan apakah his tersebut merupakan his palsu (his
pendahuluan) atau his persalinan.
2) Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung Kontraksi
yang berkala lama dan kekuatannya. Lamanya 45 – 75 detik,
kekuatan kontraksi semakin lama akan bertambah kuat. Saat
mulas, jika kita menekan dinding perut dengan telunjuk akan
terasa perut mengeras. Interval kontraksi akan bertambah
sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi 2
25
menit sekali. Pecahnya kantung ketuban, keluarnya bercak
darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan.
Ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan
banyak, ibu perlu segera ke rumah sakit tanpa perlu
menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan
bertambah kuat kekuatannya.
3) Waspadai tanda-tanda bahaya sebelum persalinan yaitu
ketuban pecah dini. Normalnya ketuban pecah beberapa
saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal perkiraan
persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah
banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), segeralah ke
rumah sakit, karena ketuban pecah dini meningkatkan risiko
terjadinya infeksi.
4) Pergerakan janin berkurang
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat
merupakan suatu tanda gawat janin yang dapat berakhir
dengan kematian janin.
5) Tekanan darah meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah
sulit diketahui, tetapi apabila ibu merasa bengkak pada kaki
yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkak pada
punggung tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian
tubuh lainnya, hubungi dokter/rumah sakit karena
26
kemungkinan ibu terancam preeklamsi (keracunan
kehamilan).
B. Landasan Teori
Kecemasan ibu primigravida dan multigravida dalam
menghadapi persalinan adalah kekhawatiran dan rasa takut ibu dalam
mengadapi persalinan. Kedaan emosi ini tidak memiliki objek spesifik
kecemasan dialami secara subjektif dan tidak dikomunikasikan secara
interpersonal dan berada dalam suatu rentang. Kecemasan ibu
primigravida dalam menghadapi persalinan terbagi atas 5 tingkatan
yaitu tidak ada kecemasan, ringan, sedang, berat dan panik
(Wiknjosastro, 2011).
Tingkat kecemasan masing – masing ibu dipengaruhi oleh
banyak faktor yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sumber
informasi, paritas ibu dan pendampingan suami. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat kecemasan adalah pola hidup, faktor genetik,
faktor organik dan faktor psikologis (Roan, 2000).
27
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Variabel bebas (Independen) : Umur, pendidikan, dan graviditas
Variabel terikat (Dependen) : Tingkat kecemasan
Tingkat kecemasan
umur
Pendidikan
Graviditas
9
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan secara
obyektif dalam hal ini menggambarkan tingkat kecemasan ibu
primigravida dalam menghadapi persalinan (Notoatmodjo, 2007).
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 Juni – 2 Juli 2016.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang baru hamil 1
kali dan > 4 kali pada bulan Januari 2016 di Ruang Poli KIA Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang
berjumlah 30 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang baru hamil 1 kali dan >
4 kali yang ada di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel
29
dilakukan secara purporsive sampling. Yaitu suatu teknik
penatapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti , sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Sugiyono, 2010).
D. Definisi operasional
1. Tingkat kecemasan ibu primigravida dan multigravida dalam
menghadapi persalinan adalah kekhawatiran dan rasa takut ibu
dalam mengadapi persalinan dengan kriteria obyektif sebagai
berikut:
a. Tidak ada kecemasan : score < 6
b. Kecemasan ringan : score 6 – 14
c. Kecemasan sedang : score 15 – 27
d. Kecemasan berat : score 27 – 41
e. Kecemasan berat sekali : score > 41 (Hawari, 2009).
2. Usia adalah umur responden pada saat dilakukan penelitian. Usia
kriterianya adalah :
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun (Syamsuriani. M, dkk. 2013)
3. Pendidikan adalah jenis pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan oleh responden, dengan kriteria sebagai berikut:
30
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Pendidikan Tinggi
4. Graviditas disebut juga kehamilan yaitu suatu rangkaian peristiwa
yang dimulai dengan konsepsi (pembuahan) antara sperma
terhadap sel telur yang terjadi di dalam atau di luar rahim, dan
berakhir dengan persalinan. Graviditas terdiri atas:
a. Primigravida : seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali
b. Multigravida : wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4
kali atau lebih (Harianto, 2011)
E. Variabel penelitian
1. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan dan
graviditas.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan ibu.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada
subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan
dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Metode yang digunakan
pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dengan
pernyataan tindakan dan pemberian skor. Data berasal dari :
31
1. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, data
yang dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh dari
responden. Pada penelitian ini menggunakan data primer, meliputi
semua jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan
yang ada pada kuesioner dengan cara diwawancara oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari berbagai catatan atau
informasi yang telah ada.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner HARS (Hamilton Encxiety Rating Scale) yang berisi daftar
pertanyaan untuk dijawab oleh responden secara tertulis, dengan 14
pertanyaan dan setiap obsen jawaban diberi skor 1. Peneliti meminta
persetujuan responden untuk menandatangani persetujuan menjadi
subyek (Informend Concent). Setelah responden menandatangani
Informend Concent, segera diberikan kuesioner yang berisi daftar
pertanyaan tentang identitas responden dan kecemasan. Penilaian
tingkat kecemasan dilakukan setelah responden mengisi jenis gejala
kecemasan yang dialami lalu diadakan penyekoran.
32
H. Pengolahan data
1. Memeriksa Data (Editing)
Editing adalah langkah atau kegiatan yang dilakukan dengan
maksud memeriksa data, menghindari yang salah dari data yang
telah dikumpulkan, serta memperjelas data yang diperoleh.
2. Memberi Kode (koding)
Koding adalah kegiatan mengkalifikasikan data menurut kategori
dan jenisnya masing-masing untuk memudahkan dalam
pengolahan data maka setiap kategori diberi kode.
3. Memasukan Data (Entry Data)
Entry Data adalah kegiatan memasukan data sesuai dengan
variabel-variabel yang telah ada.
4. Menyusun Data (Tabulating)
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh
kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh
kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel
tertentu menurut sifat dan kategorinya.
I. Analisa Data
Dalam analisis data, peneliti menggunakan analisis univariat
yang menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner
pada ibu primigravida dengan menggunakan persamaan berikut :
X = f/n x k (100%)
33
Keterangan :
X= Presentase yang dicapai variabel
f= Frekuensi variabel yang di teliti
n= Jumlah sampel peneliti
k= Kostanta 100% (Arikunto, 2006).
J. Penyajian Data
Data yang telah diolah disajikan secara deskriptif dalam bentuk
narasi dan tabel.
29
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasam
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak geografis
BLUD Rumah Sakit Umum Bahteramas Propinsi
Sulawesi Tenggara Kendari, terletak di ibu kota provinsi yaitu
Kota Kendari, tepatnya di jalan Kapten Piere Tendean No.50,
Kecamatan Baruga, lokasi ini sangat strategis karena mudah
dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai
berikut :
1) Sebelah Utara : Balai Pengawasan Benih Tanaman Pangan
2) Sebelah Timur : Jl. Kapten Piere Tendean
3) Sebelah Selatan : Polsek Baruga
4) Sebelah Barat : Lahan Kosong.
b. Sarana dan Prasarana
1) Sarana/Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di RSU
Bahteramas Kendari adalah :
a) Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Rawat jalan BLUD RSU Bahteramas Kendari
terdiri dari Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Penyakit
Jantung dan Pembulu Darah, Polklinik Penyakit Paru,
35
Poli Klinik Kesehatan Anak, Poliklinik Bedah, Poliklinik
THT, Poliklinik Mata, Poliklinik Kulit dan Kelamin,
Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Neurologi, Poliklinik
Kebidanan dan Penyakit Kadungan, Poliklinik Gizi,
Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Gawat Darurat.
b) Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap BLUD RSU Bahteramas
Kendari terdiri dari Penyakit Dalam, Penyakit Jantung
dan Pembulu Darah, Penyakit Paru, Kesehatan Anak,
Bedah, Tht, Mata, Kulit dan Kelamin, Gigi dan Mulut,
Neurologi, Kebidanan dan Penyakit Kandungan,
Perawatan Intensif dan Perawatan Bayi/Perinatologi.
c) Pelayanan Penunjang Medik
Pelayanan penujang yang ada di BLUD RSU
Bahteramas Kendari yaitu Patologi Klinik, Patologi
Anatomi, Radiologi dan Farmasi/Apotik.
d) Pelayanan lain
Pelayanan lain yang ada yaitu Gizi/Dapur, Binatu,
Ambulans, Perawatan dan Pengantaran Jenazah.
2) Prasarana
a) Listrik dan PLN tersedia 200 KVA dibantu dengan 1 unit
Diesel sebagai cadanagan (2 x 250 KVA).
36
b) Air yang di gunakan di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara berasal dari air PAM yang ditampung
dalam reservoir dengan kapasitas 500 m3 dan sumur bor
dengan 9 buah tower air.
c) Saran komunkasi berupa jaringan PABX sebanyak 86
saluran.
d) Tabung pemadam kebakaran 21 buah.
e) Pembuangan limbah yaitu : untuk sampah biasa tersedia
16 bak sampah, 6 tempat pembuangan sementara dan 1
tempat pembuangan air. Kemudian untuk limbah cair
dari masing-masing ruangan, tersedia 145 WC dengan
septik tank dilengkapi bak peresapan.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tanggal 2
Juni s/d 2 Juli 2016, terhadap 30 orang ibu primigravida dan
multigravida yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primigravida dan
multigravida dalam menghadapi proses persalinan maka dalam
penelitian ini dilakukan wawancara kepada ibu inpartu dengan
menggunakan kuesioner. Setelah data tersebut dikumpulkan,
kemudian dilakukan pengolahan data, selanjutnya dibahas dalam
bentuk tabel disertai penjelasan sebagai berikut :
37
a. Univariat
1) Umur
Tabel 1 Distribusi Umur Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Umur Ibu n %
< 20 8 26,7
20 – 35 19 63,3
> 35 3 10
Total 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 1 diatas, diketahui bahwa dari 30
responden terdapat 8 orang ibu hamil (26,7%) memiliki umur
< 20 tahun, dan 19 orang ibu hamil (63,3%) memiliki umur
20-35 tahun, serta 3 orang ibu hamil (10%) memiliki umur >
35 tahun.
2) Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Pendidikan Ibu n %
SD 11 36,7
SMP 9 30
SMA 10 33,3
Total 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa dari 30
responden terdapat 11 orang ibu (36,7%) berpendidikan SD,
9 orang ibu hamil (30%) berpendidikan SMP dan 10 orang
ibu hamil (33,3%) berpendidikan SMA.
38
3) Graviditas
Tabel 3 Distribusi Jumlah Graviditas Ibu Hamil di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Jumlah Graviditas n %
Primigravida 12 40
Multigravida 18 60
Total 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui bahwa dari 30
responden terdapat 12 orang ibu (40%) dengan jumlah
kehamilan primigravida dan 18 orang ibu (60%) dengan
jumlah kehamilan multigravida.
4) Tingkat kecemasan
Tabel 4 Distribusi Tingkat Kecemasan Hamil Trimester III Dalam
Menghadapi Proses Persalinan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016
Tingkat Kecemasan n %
Ringan 12 40
Sedang 10 33,3
Berat 8 26,7
Total 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4 diatas, diketahui bahwa dari 30
responden terdapat 12 orang ibu (40%) memiliki tingkat
kecemasan ringan, 10 orang ibu (33,3%) memiliki tingkat
kecemasan sedang dan 8 orang ibu (26,7%) memiliki tingkat
kecemasan berat.
39
5) Tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan umur
Tabel 5 Disribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam
Menghadapi Proses Persalinan Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Umur Ibu
Tingkat Kecemasan Jumlah
Ringan Sedang Berat
n % n % n % n %
< 20 1 3,3 3 10 4 13,3 8 26,7
20 - 35 11 36,7 6 20 2 6,7 19 63,3
> 35 0 0 1 3,3 2 6,7 3 10
Total 12 40 10 33,3 8 26,7 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat di lihat bahwa
dari 30 orang ibu hamil yang mempunyai tingkat kecemasan
ringan terdapat pada umur 20 – 35 tahun yakni 11 orang
(36,7%), yang mempunyai tingkat kecemasan sedang
terdapat pada umur 20 – 35 tahun yakni sebanyak 6 orang
(20%) dan yang mempunyai tingkat kecemasan berat
terdapat pada umur < 20 tahun yakni 4 orang (13,3%).
40
6) Tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan pendidikan
Tabel 6 Distribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Menghadapi
Proses Persalinan berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Pendidikan
Tingkat Kecemasan Jumlah
Ringan Sedang Berat
n % n % n % n %
SD 3 10 2 6,7 6 20 11 36,7
SMP 4 13,3 3 10 2 6,7 9 30
SMA 5 16,7 5 16,6 0 0 10 33,3
Total 12 40 10 33,3 8 26,7 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat di lihat bahwa
dari 30 orang ibu hamil yang mempunyai tingkat kecemasan
ringan terdapat pada pendidikan SMA yakni 5 orang (16,6%),
yang mempunyai tingkat kecemasan sedang terdapat pada
pendidikan SMA yakni sebanyak 5 orang (16,6%) dan yang
mempunyai tingkat kecemasan berat terdapat pada
pendidikan SD yakni 6 orang (20%).
41
7) Tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan Graviditas
Tabel 7 Disribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Menghadapi
Proses Persalinan Berdasarkan Graviditas di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Graviditas
Tingkat Kecemasan Jumlah
Ringan Sedang Berat
n % n % n % n %
Primigravida 2 6,7 4 13,3 6 20 12 40
Multigravida 10 33,3 6 20 2 6,7 18 60
Total 12 40 10 33,3 8 26,7 30 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat di lihat bahwa
dari 30 orang ibu hamil yang mempunyai tingkat kecemasan
ringan terdapat pada ibu dengan multigravida yakni 10 orang
(33,3%), yang mempunyai tingkat kecemasan sedang
terdapat pada ibu dengan multigravida yakni sebanyak 6
orang (20%) dan yang mempunyai tingkat kecemasan berat
terdapat pada ibu dengan primigravida yakni 6 orang (20%).
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan di RSU Bahteramas Kota Kendari yang
berlangsung sejak tanggal 2 Juni s/d 2 Juli 2016, maka secara
terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan variabel
berikut :
42
1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Kecemasan ibu primigravida dan multigravida dalam
menghadapi persalinan adalah kekhawatiran dan rasa takut ibu
dalam mengadapi persalinan. Keadaan emosi ini tidak memiliki
objek spesifik kecemasan dialami secara subjektif dan tidak
dikomunikasikan secara interpersonal dan berada dalam suatu
rentang. Kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi
persalinan terbagi atas 5 tingkatan yaitu tidak ada kecemasan,
ringan, sedang, berat dan panik (Wiknjosastro, 2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 ibu hamil
terdapat 12 orang ibu (40%) memiliki tingkat kecemasan ringan,
10 orang ibu (33,3%) memiliki tingkat kecemasan sedang dan 8
orang ibu (26,7%) memiliki tingkat kecemasan berat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wulandari (2006) tentang efektivitas senam hamil
sebagai pelayanan prenatal dalam menurunkan kecemasan
menghadapi persalinan pertama yang menyatakan bahwa
sebanyak 21 responden (47,7%) mengalami tingkat kecemasan
ringan, 14 responden (31,9%) mengalami tingkat kecemasan
sedang dan 9 responden (20,4%) mengalami tingkat kecemasan
berat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu sudah
memahami tentang persalinan dan menganggap bahwa
persalinan itu adalah hal yang normal yang dialami oleh seorang
43
wanita. Kecemasan ini hanya disebabkan karena ibu belum
pernah mendapatkan pemahama tentang persalinan, hal tersebut
lebih terarah pada gejala perasaan cemas dan ketegangan.
Permasalahan yang muncul cerita – cerita negatif
seputar persalinan merupakan hal yang sangat dicemaskan oleh
ibu hamil di trimestes III sehingga akan berpengaruh pada
psikologis ibu yang ditandai dengan sukar berkonsentrasi. Tingkat
kecemasan masing – masing ibu dipengaruhi oleh banyak faktor
yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sumber informasi,
paritas ibu dan pendampingan suami. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat kecemasan adalah pola hidup, faktor
genetik, faktor organik dan faktor psikologis.
2. Umur Ibu
Umur ibu adalah usia ibu pada saat persalinan. Kehamilan
dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4
kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita
yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan
organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.
Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga
pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi
kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang
dilahirkan akan semakin ringan.
44
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu
hamil yang mempunyai tingkat kecemasan ringan terdapat pada
umur 20 – 35 tahun yakni 11 orang (36,7%), yang mempunyai
tingkat kecemasan sedang terdapat pada umur 20 – 35 tahun
yakni sebanyak 6 orang (20%) dan yang mempunyai tingkat
kecemasan berat terdapat pada umur < 20 tahun yakni 4 orang
(13,3%).
Sebagian besar responden pada kelompok usia 20-35
tahun mengalami tingkat kecemasan ringan, karena pada
kelompok usia tersebut merupakan umur yang ideal / sesuai bagi
para ibu dalam melakukan persalinan. Pada kisaran usia 20–35
tahun diharapkan para ibu telah siap secara psikologi dalam
menghadapi proses persalinan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Maimunah
(2011) tentang kecemasan ibu hamil menjelang persalinan
pertama, bahwa kehamilan diusia <20 tahun secara biologis
belum optimal dan emosinya cenderung labil, mentalnyapun
belum matang sehingga mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan zat–zat gizi selama kehamilannya. Penyulit kehamilan
yang lebih tinggi adalah pada usia <20 tahun, hal tersebut
disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil
sehingga akan merugikan kesehatan ibu maupun kesehatan janin.
45
Keadaan tersebut akan lebih menyulitkan bila ditambah dengan
tekanan/stres psikologis, sosial, dan ekonomi sehingga
memudahkan keguguran, persalinan prematur, kelainan bawaan,
mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
Kehamilan dan persalinan yang di anggap aman umumnya
pada umumnya pada umur antara 20-35 tahun. Pada umur 20-35
tahun keadaan patologis, dimana dinding uterus telah mengalami
pertumbuhan optimal dan dalam kondisi siap untuk mengalami
kehamilan. Resiko kehamilan yang tinggi akan terjadi apabila
seseorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan di bawah
umur 20 tahun dan di atas 35 tahun (Wiknjosastro, 2011).
3. Pendidikan Ibu
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang sangat diperlukan untuk mengembangkan diri,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
mudah dalam menerima serta mengembangkan pengetahuan
(Notoadmodjo, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu
hamil yang mempunyai tingkat kecemasan ringan terdapat pada
pendidikan SMA yakni 5 orang (16,6%), yang mempunyai tingkat
kecemasan sedang terdapat pada pendidikan SMA yakni
sebanyak 5 orang (16,6%) dan yang mempunyai tingkat
46
kecemasan berat terdapat pada pendidikan SD yakni 6 orang
(20%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Laila Rahmi (2011) tentang hubungan usia, tingkat
pendidikan, dukungan suami, dan dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan menjelang persalinan pada ibu primigravida
trimester III menunjukkan bahwa sebanyak 60 responden
multigravida (75%) memiliki tingkat pendidikan SMA. Hal ini
disebabkan oleh semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak
pengetahuan yang dimiliki dan kebutuhan akan kesehatan pun
meningkat. Kecemasan pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan ibu hamil tentang proses yang dialami selama
kehamilan. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan tentang
kehamilan dengan baik memungkinkan dirinya mengantisipasi diri
dalam menghadapi kecemasan selama hamil.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan konsep yang
dikemukakan oleh Simanjuntak (2002) yang menyatakan bahwa
pentingnya pendidikan bagi wanita yang nantinya akan menjadi
ibu dapat mempengaruhi sikap dan pengetahuannya terhadap
perawatan kesehatan, perlunya kunjungan pemeriksaan
kehamilan dan pasca persalinan serta kesadaran terhadap
kesehatan anak-anak dan keluarganya. Pendidikan merupakan
47
salah satu sebab tidak langsung yang mempengaruhi
pemeriksaan kehamilan.
Peranan pendidikan terhadap kunjunagn awal kehamilan
sangat besar dalam hal kesehatan reproduksi, ibu berpendidikan
tinggi cenderung akan mempunyai suatu pemikiran yang lebih
baik untuk peningkatan kesehatan sedangkan ibu yang
berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang kesehatannya dan lebih bersifat pasrah, menyerah pada
keadaan tanpa ada dorongan untuk memperbaiki nasibnya. Selain
itu, ibu yang berpendidikan tinggi akan senantiasa menentukan
keputusannya lebih rasional dalam hal ini perilaku pemeriksaan
kehamilannya.
Ibu hamil dengan latar belakang pendidikan yang kurang
mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan informasi yang
terbatas. Sebab pendidikan mengajarkan kepada manusia untuk
dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan
baginya untuk menilai apakah kebudayaan masyarakat dapat
diterima atau tidak dan mengakibatkan seseorang memiliki faktor
penentu yang dapat menjadi pendorong pada perubahan tingkah
lakunya dengan pendidikan ibu yang cukup, maka tidak dapat
dipungkiri bahwa ia memiliki pengetahuan yang luas pula dalam
usaha mengantisipasi risiko dan dampak negatif dari kehamilan
dan persalinannya. Maka berdasarkan teori bahwa pendidikan
48
yang memadai akan mempunyai kecenderungan untuk lebih
tanggap akan informasi yang telah didengar ataupun dilihat,
diibandingkan dengan seseorang yang pendidikannya kurang
(Manuaba, 2010).
4. Graviditas
Menurut Wiknjosastro (2011), gravida adalah seorang
wanita yang sedang hamil. Kehamilan adalah suatu proses yang
dimulai dari konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma)
sampai lahirnya janin dimana lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari hari pertama haid
terakhir atau jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita
tersebut tidak penting mengetahui pada usia berapa kehamilan
tersebut berakhir atau berapa jumlah bayi yang lahir dari
kehamilan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu
hamil yang mempunyai tingkat kecemasan ringan terdapat pada
ibu dengan multigravida yakni 10 orang (33,3%), yang mempunyai
tingkat kecemasan sedang terdapat pada ibu dengan multigravida
yakni sebanyak 6 orang (20%) dan yang mempunyai tingkat
kecemasan berat terdapat pada ibu dengan primigravida yakni 6
orang (20%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Astria (2009) tentang hubungan karaketristik ibu
49
hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan di poliklinik kebidanan RSUP Fatmawati Jakarta
menunjukkan bahwa ibu hamil pertama kalinya (primigravida)
berjumlah 43% dan ibu hamil untuk kedua kalinya/lebih
(multigravida) sebanyak 57%. Hal ini berarti kedua kelompok ibu
hamil akan mempunyai peluang yang sama untuk mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Bagi primigravida, kehamilan yang dialaminya merupakan
pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor
penunjang terjadinya kecemasan, sehingga trimester III dirasakan
semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan proses
persalinan. Sedangkan bagi multigravida, mungkin kecemasan
berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang pernah
dialaminya (Kartono, 2011).
Grviditas dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan. Oleh sebab itu, kecemasan lebih
banyak terjadi pada primigravida karena kehamilan yang
dialaminya merupakan pengalaman pertama kali dan
ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan
(Kartono, 2011).
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 mengenai identifikasi tingkat
kecemasan ibu primigravida dan multigravida dalam menghadapi
persalinan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses
persalinan berdasarkan umur ibu yaitu pada kecemasan ringan dan
sedang terdapat pada umur 20 – 35 tahun dan kecemasan berat
terdapat pada umur < 20 tahun.
2. Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses
persalinan berdasarkan pendidikan ibu yaitu pada kecemasan
ringan terdapat pada pendidikan SMA, tingkat kecemasan sedang
terdapat pada pendidikan SMA dan tingkat kecemasan berat
terdapat pada pendidikan SD.
3. Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi proses
persalinan berdasarkan graviditas yaitu pada kecemasan ringan dan
sedang terdapat pada ibu dengan multigravida dan tingkat
kecemasan berat terdapat pada ibu dengan primigravida.
51
B. Saran
1. Diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan
masukan bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan dan
perencanaan program dalam menangani masalah tingkat
kecemasan.
2. Diharapkan untuk ibu hamil agar dapat mengatasi rasa cemasnya
secara mandiri dengan cara kontrol pernafasan yang baik,
melakukan relaksasi, mengeluarkan semua keluhan kehamilan
kepada suami/keluarga, pendekatan keluarga dan senam hami
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendejatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Anastasia Inggrit Nur Widayanti, 2013. Tingkat kecemasan primigravida
pada trimester III dalam menghadapi persalinan di BPM Sang Timur Klaten.
Astria, 2009. Hubungan Karaketristik Ibu Hamil Trimester III Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Di Poliklinik Kebidanan RSUP Fatmawati Jakarta.
Carpenito, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta:
EGC. Depkes, RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Essensial
Persalinan. Jakarta : JHPIEGO dan POGI. Elvira, M. 2010. Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida
Menjelang Persalinan di Klinik Hj Hamidah Nasution. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Diponegoro.
Harianto, 2011. Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan Pada
Ibu Primigravida dan Multigarvida Trimestes III di Puskesmas Worobrajan. Skripsi Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
Hawari, D. 2009. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. Kartono, 2011. Psikologi Wanita Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek
Jilid 2. Bandung : CV. Mandar Maju. Krisnadi, S. R, 2012. Tanda - Tanda Persalinan. Laila Rahmi, 2011. Hubungan usia, tingkat pendidikan, dukungan suami,
dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menjelang persalinan pada ibu primigravida trimester III di poliklinik kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Maimunah, 2011. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama.
Jurnal : Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang
Manuaba, IBG, 2010. Ilmu Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Marmi, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. Muliadi, N. 2008. Sumber Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta. Mochtar, R. (2010). Sinopsis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi
jilid 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Niknsifa, 2012. Gangguan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III. Nursalam. 2008. “Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan”. Jakarta: Selamba Medika. Rahmi, Laila. 2011. Hubungan usia, Tingkat Pendidikan, Dukungan
Suami, dan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan Pada Ibu Primigravida Trimester III Di Poliklinik Kebidanan RSUP Dr.M.Djamil Padang.
Roan, W. M. 2000. Ilmu Kedokteran Jiwa. Bandung : Sinar Baru Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suririnah, 2010. Perbedaan Tingkat Kecemasan Wanita Pada Kehamilan
Pertama. Skripsi Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Jakarta. Stuart, 2012. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo , 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Wulandari, Y. 2006. Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal
dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Jurnal : Insan Vol. 8 No. 2 : Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
KUESIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
A. Karakteritik Responden
1. No. Responden :
2. Nama Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
B. Penilaian
0 : TIdak ada gejala
1 : 1 gejala dari penilaian yang ada
2 : separuh dari gejala yang ada
3 : lebih dari sepsruh dari gejala yang ada
4 : semua gejala yang ada
C. Beri tanda (√) jika terdapat gejala kecemasan yang terjadi kepada ibu
No Jenis Gejala Kecemasan Jawaban (√)
1.
Perasaan Cemas
a. Firasat buruk
b. Takut akan pikiran sendiri
c. Mudah tersinggung
2.
Ketegangan
a. Ibu merasa dirinya aneh dan jelek
b. Menjadi lebih ketergantungan
c. Malas
d. Mudah tersinggung
e. Merasa menyulitkan
f. Gemetar
g. Merasa sedih akan berpisah dari bayinya
3.
Ketakutan
a. Merasa khawatir
b. Ditinggal sendiri
c. Takut akan kehidupan dirinya dan bayinya
d. Pada nyeri persalinan
e. Pada cedera atau luka
f. Pada benda yang dianggapnya membahayakan bayinya
4. Gangguan Tidur
a. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal
b. Bermimpi yang mencerminkan perhatian
c. Memikirkankondisibayi
d. Menderita rasa sakit pada perut
5.
Gangguan Kecerdasan
a. Munculnya cerita-cerita negatif seputar persalinan
b. Sulit berkonsentrasi
c. Sering bingung
6.
Perasaan Depresi
a. Lebih menutup diri karena perasaan cemas pada
persalinan
b. Sering murung
c. Sedih
d. Lebih bergantung pada orang lain
e. Perasaan berubah sepanjang hari
7.
Gejala Otot
a. Belum memiliki pengalaman bersalin
b. Ketegangan fisik pada ibu hamil
c. Kaku
d. Adanya pikiran melahirkan yang selalu diikuti dengan
nyeri
8.
Gejala Sensorik
a. Perasaan cemas pada persalinan
b. Perasaan takut pada persalinan
c. Merasa lemah
9.
Gejala Jantung
a. Berdebar-debar
b. Denyut nadi mengeras
c. Rasa lemah seperti mau pingsan
d. Detak jantung hilang sekejap
10.
Gejala Pernapasan
a. Merasa nafas pendek
b. Sesak nafas
c. kecemasan yang terus menerus
d. Jantung memompa darah dengan kuat
11 Gejala saluran pencernaan
a. Pengeluaran air liur yang berlebihan
b. Mual
c. Muntah
d. Lambung terasa panas
e. Gerakan usus makin berkurang
f. Sembelit
12.
Gejala Urogenital
a. Sering kencing
b. Tidak dapat menahan kencing
c. Menstruasi tidak teratur/tidak menstruasi
d. Frigiditas
13.
Gejala Otonom
a. Pusing
b. Jantung berdebar – debar
c. Tekanan darah meningkat
d. Mulas
e. Mual
f. Diare
g. Otot kaku
14.
Apakah ibu merasakan gelisah?
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Mengerutkan dahi muka tegang
d. Ketegangan otot meningkat
e. Nafas pendek dan cepat
f. Muka merah
MASTER TABEL PADA PENELITIAN IDENTIFIKASI TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
No Nama Tingkat Kecemasan Umur
(Tahun) Pendidik
an Kehamilan
Ringan Sedang Berat
1 Ny. KP 13 25 SD >4 kali
2 Ny. NI 27
26 SMP >4 kali
3 Ny. FA 39 19 SD 1 kali
4 Ny. NN
32 18 SMP 1 kali
5 Ny. PN
22 30 SMA >4 kali
6 Ny. HS 13 27 SMP >4 kali
7 Ny. MR 20
19 SD 1 kali
8 Ny. IK 10 29 SMP >4 kali
9 Ny. HR 28 36 SD >4 kali
10 Ny. RN 30 19 SMP 1 kali
11 Ny. MS 7 20 SMP >4 kali
12 Ny. EN 12 26 SD >4 kali
13 Ny. FR
17 18 SMA >4 kali
14 Ny. NM 7
19 SMA 1 kali
15 Ny. ST
24 26 SMP >4 kali
16 Ny. ER 32 19 SD 1 kali
17 Ny. UM
26 19 SMA >4 kali
18 Ny. HE
18 32 SD 1 kali
19 Ny. DN 10 30 SMA >4 kali
20 Ny. IN 12
28 SMA >4 kali
21 Ny. SF
37 21 SD 1 kali
22 Ny. DR
23 32 SMP 1 kali
23 Ny. BS 33 37 SD >4 kali
24 Ny. HL 29 19 SD 1 kali
25 Ny. IY 20
36 SMA >4 kali
26 Ny. RA 9 27 SMP 1 kali
27 Ny. SM 13 26 SMA >4 kali
28 Ny. YL
19 28 SMA 1 kali
29 Ny. HT 11 32 SD >4 kali
30 Ny. EM 14
31 SMA >4 kali