iconis (international conference on islamic studies) thema...

9
ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema: Exploring the Moderation of Islam Within Indonesia Civilization IAIN Madura, 27-28 Oktober 2018 The formation of the Student through the Tadarus Character of the Qur'an in facing the Era of Disruption by: Dr. Hindun* UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA [email protected] / [email protected] Abstract Al-Quran and As-Sunnah is a source of Islamis teachings which are both believed to be a single truth and interpreted by her differently, as there seemed to be a change as is characteristic of the existence of intellectual dynamism in Islam. Charge characters that should always be attached to the personality of the students alredy should reflect the values that are contained in it. No matter where students are and whenever the Koran read and constantly can be a positive characteristic which spawns an atmosphere of comfort for anyone.enc Read the text in each paragraph for the sake of glorious before the lecture starts is one of the efforts that are integrated into the syllabus or curriculum at Islamic Collage to form the character of the students in facing the era of disruption. The development of science and technology has freed a student from the association with the place when having to learn something and when the world is getting integrated without restrictions as well as the growing flow of information quickly, then College and university students are required to actively prepare environmental change, both locally and globally. “Open eyes open the Qur’an” into quotes or words that sounded pearls every day, so the digital age which can not be separated with the gadgets, while delivering its own spaces specifically religious character that is not eroded by the times. Through observation, report “tadarus” per weekend and now the spread of this paper will provide a description of the character are clearly the student through the “Tadarus of Qur’an” in facing the Era of Disrupt. Qualitative research was chosen by the researcher because as revealed by Creswell (2010:4), that qualitative research is a method to explore and understand the meaning that comes from social issues or humanity. Keyword: characters, Qur’an tadarus, Era of Disruption, quotes “Open Eyes Open Qur’an”

Upload: doanthien

Post on 18-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

ICONIS (International Conference on Islamic Studies)

Thema: Exploring the Moderation of Islam Within Indonesia Civilization

IAIN Madura, 27-28 Oktober 2018

The formation of the Student through the Tadarus Character of the Qur'an

in facing the Era of Disruption

by: Dr. Hindun*

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

[email protected] / [email protected]

Abstract

Al-Quran and As-Sunnah is a source of Islamis teachings which are both believed to be a

single truth and interpreted by her differently, as there seemed to be a change as is

characteristic of the existence of intellectual dynamism in Islam. Charge characters that

should always be attached to the personality of the students alredy should reflect the values

that are contained in it. No matter where students are and whenever the Koran read and

constantly can be a positive characteristic which spawns an atmosphere of comfort for

anyone.enc

Read the text in each paragraph for the sake of glorious before the lecture starts is one of the

efforts that are integrated into the syllabus or curriculum at Islamic Collage to form the

character of the students in facing the era of disruption. The development of science and

technology has freed a student from the association with the place when having to learn

something and when the world is getting integrated without restrictions as well as the

growing flow of information quickly, then College and university students are required to

actively prepare environmental change, both locally and globally. “Open eyes open the

Qur’an” into quotes or words that sounded pearls every day, so the digital age which can not

be separated with the gadgets, while delivering its own spaces specifically religious character

that is not eroded by the times.

Through observation, report “tadarus” per weekend and now the spread of this paper will

provide a description of the character are clearly the student through the “Tadarus of Qur’an”

in facing the Era of Disrupt. Qualitative research was chosen by the researcher because as

revealed by Creswell (2010:4), that qualitative research is a method to explore and

understand the meaning that comes from social issues or humanity.

Keyword: characters, Qur’an tadarus, Era of Disruption, quotes “Open Eyes Open Qur’an”

Page 2: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

Pembentukan Karakter Mahasiswa melalui Tadarus Alqur’an

dalam Menghadapi Era Disrupsi*

by: Dr. Hindun**

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

[email protected] / [email protected]

Abstrak

Al-Qur’an dan Al-Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang keduanya diyakini

sebagai kebenaran tunggal dan ditafsirkan oleh penganutnya secara berbeda, seolah tampak

selalu terdapat perubahan sebagaimana ciri khas adanya dinamika intelektual dalam Islam.

Muatan karakter yang harus selalu melekat pada kepribadian mahasiswa sudah selayaknya

mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Di mana pun mahasiswa berada dan

kapan pun Alquran dibaca senantiasa bisa menjadi karakteristik positif yang menebarkan

suasana kenyamanan bagi siapa saja.

Membaca ayat demi ayat dalam setiap surat Alquran sebelum perkuliahan dimulai

merupakan salah satu upaya yang terintegrasi dalam silabus atau kurikulum di perguruan

tinggi Islam untuk membentuk karakter mahasiswa dalam menghadapi era disrupsi.

Perkembangan iptek telah membebaskan mahasiswa dari keterkaitan dengan tempat ketika

harus mempelajari sesuatu dan ketika dunia semakin terintegrasi tanpa sekat serta arus

informasi yang kian cepat, maka perguruan tinggi dan mahasiswa dituntut untuk aktif

mempersiapkan diri menghadapi perubahan lingkungan, baik lokal maupun global. “Buka

mata buka Qur’an” menjadi quotes atau kata mutiara yang didengungkan setiap hari,

sehingga era digital yang tidak bisa lepas dengan gadget, tetap memberikan ruang tersendiri

secara khusus bahwa karakter religi tidak tergerus oleh zaman.

Melalui observasi, report tadarus per pekan dan angket yang terdistribusikan, tulisan

ini akan memberikan deskripsi secara jelas tentang Pembentukan Karakter Mahasiswa

melalui Tadarus Alqur’an dalam Menghadapi Era Disrupsi. Dipilihnya penelitian kualitatif

oleh peneliti karena sebagaimana diungkap oleh Creswell (2010:4), bahwa penelitian

kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan.

Kata kunci:

karakter, tadarus Alqur’an, era disrupsi, quotes “Buka Mata Buka Qur’an”

*Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS (International Conference on Islamic Studies) yang

bertema: Exploring the Moderation of Islam Within Indonesia Civilization, di IAIN Madura, 27-28

Oktober 2018

**Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 3: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

PENDAHULUAN

Membentuk karakter bukanlah persoalan mudah. Seseorang bisa berubah dari tidak

santun menjadi santun atau dari kurang bertanggung jawab menjadi sangat bertanggung

jawab bahkan dari tidak bertanggung jawab menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dari

tidak peduli menjadi peduli atau dari tidak disiplin menjadi disiplin, tentunya membutuhkan

proses. Suatu proses memerlukan waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan aktivitas tertentu yang

didesign atau dikembangkan sehingga menjadi rutinitas atau kebiasaan positif yang dibangun

guna mewujudkan tujuan.

Tadarus atau membaca qur’an yang dilaksanakan secara terus-menerus dan setiap hari

merupakan aktivitas yang dipilih untuk membentuk karakter peserta didik (mahasiswa_

sebagai sasaran objek penelitian) ini. Bertemu dengan dosen dan bertatap muka pada setiap

perkuliahan yang diawali dengan tadarus menjadi aktivitas positif yang terintegrasi dalam

silabus atau kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk

melahirkan pribadi-pribadi dengan karakter yang unggul.

Karakter yang dimaksud tersebut biasa dikenal dalam istilah agama sebagai kepemilikan

terhadap akhlakul karimah atau akhlak mulia. Masyarakat era sebelum digital menyebutnya

dengan budi pekerti.

METODE

Metode kualitatif deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini akan menampilkan

hasil sebaran angket dengan beberapa kategori. Tiga klasifikasi deskripsi yang ditampilkan

akan terlihat dari butir pertanyaan yang dijawab oleh mahasiswa sebagai responden. Pertama

yakni karakter yang terbangun berupa goal setting, tanggung jawab (sense of responsibility),

disiplin, rasa memiliki (sense of belonging), dan keyakinan atau rasa percaya diri

(confidence). Kelima karakter tersebut diakhiri dengan penyebutan dalam bentuk persen.

Instrumen butir pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

NO

Butir pertanyaan

Kategori karakter %

keyakinan atau rasa percaya diri (confidence)

rasa memiliki (sense of belonging)

disiplin tanggung jawab (sense of responsibility)

goal setting

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Page 4: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

Ket.

No. 1, 2, 3 = keyakinan atau rasa percaya diri (confidence).

No. 4, 5 = rasa memiliki (sense of belonging)

No. 6, 7 = disiplin

No. 8,9,10,11 = tanggung jawab (sense of responsibility)

No. 12, 13 = Goal setting

Bagian kedua adalah klasifikasi sebagai wujud moral action terdiri dari kompetensi,

keinginan (will) dan kebiasaan (habit). Bagian ketiga sebagai deskripsi terakhir yaitu melihat

kekinian perilaku atau sikap mahasiswa yang berada di era disrupsi.

Pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang mengarah pada bagian deskripsi yang

ketiga yakni dalam wujud kalimat (1) Saya membaca qur’an menggunakan..... (2) Jika suatu

hari saya bepergian ke luar negeri, maka saya..... (3) Jika tersedia pilihan, maka saya lebih

suka qur’an dalam bentuk .....

Ketiga butir pertanyaan itu mengarah kepada sebuah era yang setiap orang dituntut

untuk siap berubah tanpa pikir panjang atau dengan kata lain siap mengikuti perubahan

zaman dengan segala konsekuensinya dan mengerahkan segenap kompetensi yang dimiliki

untuk bisa seiring sejalan bersinergi pada area perubahan tersebut. Untuk itu, pilihan –pilihan

pada butir pertanyaan yang tiga tersebut lebih ditekankan pada keberadaan penggunaaan IT,

seperti adanya software dari hand phone, mengikuti rekaman dari CD, cukup mendengarkan

bacaan quran dari I-ped dan sebagainya.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini secara deskriptif kualitatif menyampaikan tentang karakter mahasiswa

yang terbangun melalui tadarus Alqur’an. Terdapat lima jenis karakter yang muncul melalui

sebaran angket yang dilakukan oleh peneliti. Kelima jenis karakter tersebut adalah berupa

goal setting, tanggung jawab (sense of responsibility), disiplin, rasa memiliki (sense of

belonging), dan keyakinan atau rasa percaya diri (confidence). Sebelum angket disebar, maka

perlu diketahui bahwa area penelitian ini dibatasi pada mahasiswa yang kuliah di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki dua belas

jurusan. Peneliti mengambil tiga jurusan sebagai sampel yakni Jurusan Pendidikan Kimia,

Jurusan Manajemen Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berdasarkan random sampel yang mendapat distribusi angket, maka persentase dari

tiap kelas kelompok mahasiswa dapat dinyatakan, yakni kelas Pendidikan Kimia yang

berjumlah 28 mahasiswa dengan persentase karakter goal setting = 70,71 % + 93,57 %,

tanggung jawab (sense of responsibility)= 72,14 % + 94,28 % + 90,71% + 93,57 %, disiplin=

74,10 % + 90,17%, rasa memiliki (sense of belonging)= 87,14% + 82,14%, dan keyakinan

atau rasa percaya diri (confidence)= 71,07 % + 100 % + 66,78 %. Selanjutnya kelas

Manajemen Pendidikan dengan jumlah mahasiswa 39 orang, maka persentase karakter goal

setting = 88,46 % + 94,61 %, tanggung jawab (sense of responsibility)= 77,94 % + 100% +

87,69 % + 91,79 %, disiplin= 61,66 % + 91,66 %, rasa memiliki (sense of belonging)= 86,92

% + 98,71 %, dan keyakinan atau rasa percaya diri (confidence)= 77,17 % + 96,41 % + 93,84

%. Kemudian kelas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan jumlah mahasiswa 31

orang, maka persentase karakter goal setting = 78,70 % + 97,41 %, tanggung jawab (sense of

Page 5: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

responsibility)= 77,58 % + 96,12 % + 96,77 % + 92, 25 %, disiplin= 66,12 % + 91, 29 %,

rasa memiliki (sense of belonging)= 88, 38 % + 92,25 %, dan keyakinan atau rasa percaya

diri (confidence)= 77, 74 % + 92, 25 % + 92,25 %.

PEMBAHASAN

Definisi tentang karakter banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Salah satu

definisi itu yakni, bahwa “karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh

individu”.1

Mengupas masalah karakter atau akhlakul karimah dalam penelitian, pasti menyentuh

pula para peneliti terdahulu yang juga telah banyak meneliti tentang hal itu. Di antara judul

penelitian sebelumnya yang pernah melakukan penelitian serupa yakni Khidmatul Mamluah

(tahun 2017) dengan judul “Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bertokoh Dahlan Iskan

dan Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar Teks Novel”. Perbedaan tulisan ini dengan peneliti

terdahulu sangatlah jelas bahwa Khidmatul (Jurnal Dialektika, vol. 4 no. 1, Juni, 2017, hlm.

115, P-ISSN: 2407-506X) meneliti mengenai pendidikan karakter yang seolah tidak nyata

atau dalam wujud imajinatif, karena terdapat di dalam novel, sedangkan tulisan ini secara

konkret menyentuh sikap atau perilaku mahasiswa yang berada di lingkungan FITK UIN

Jakarta pada tiga jurusan yang dijadikan sampel. Selain itu, karakter yang dimunculkan

pengarang dalam novel sebagai objek penelitian tersebut ada sebelas, yakni karakter religius,

jujur, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat, gemar membaca, dan tanggung jawab.

Senada dengan penelitian dalam novel bertokoh Dahlan Iskan tersebut, maka Fitra

Youpika dan Darmiyati Zuchdi dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

meneliti tentang “Nilai Pendidikan Karakter Cerita Rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan

Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra”. Hasilnya yaitu ditemukan nilai

pendidikan karakter yang terdapat dalam legenda, terdiri dari karakter pemberani, tanggung

jawab, peduli sosial, disiplin, rendah hati, dan religius.

Berbeda lagi dengan penelitian Dwiyanto Djoko Pranowo. Judul penelitian mengenai

pendidikan karakter adalah “Implementasi Pendidikan Karakter Kepedulian dan Kerjasama

pada Matakuliah Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis dengan Metode Bermain Peran”.

Perbedaan yang terlihat dari penelitian Dwiyanto dengan tulisan ini yaitu bahwa karakter

yang diteliti oleh peneliti terdahulu hanya dua, yaitu karakter kepedulian dan kerjasama.

Metode yang dipakai pun berbeda. Sebagaimana judul Dwiyanto tentang implementasi, maka

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) lah yang digunakannya di FBS Universitas Negeri

Yogyakarta. Adapun tulisan ini memakai kualitatif deskriptif untuk mengetahui karakter

mahasiswa yang terbangun melalui tadarus Alqur’an.

Sebagai pedoman hidup manusia, Alqur’an bagi pemeluk agama Islam mutlak

dijadikan rujukan agar setiap penganut agama itu berpegang teguh padanya. Qur’an yang

dibaca setiap hari oleh mahasiswa (muslimin dan muslimat), akan memberikan dampak

tersendiri bagi pembacanya. Dimulai dari masalah rasa yang hanya bisa diungkap oleh si

pembaca Alqur’an hingga dampak sikap atau perilaku bagi yang mengimani atau meyakini

segala hal yang termaktub di dalamnya. Oleh karena itu, aktivitas membaca Alqur’an di awal

perkuliahan merupakan bentuk aktivitas yang sengaja dibiasakan sebagai desaign untuk

pembentukan karakter mahasiswa, khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai integrasi ke-Islaman yang

menjadi ciri kampus berlabel /nomenklatur Islam.

1 Dorland’s Pocket Medical Dictionary . 1968, h. 126.

Page 6: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

Dengan demikian, apabila banyak pendapat mengenai character building atau

pembentukan karakter, maka beragam temuan karakter dari berbagai fenomena di kehidupan

manusia akan tereksplor. Sebagaimana pendapat yang mengungkapkan bahwa, “ada tujuh

karakter dasar manusia yang dapat diteladani dari nama-nama Allah, yaitu: (1) jujur, (2)

tanggungjawab, (3) disiplin, (4) visioner, (5) adil. (6) peduli, dan (7) kerjasama.”2 Ketujuh

karakter itu tidak semuanya ada dalam diri manusia, meskipun tidak menutup kemungkinan

ada manusia yang memang memiliki ketujuh karakter tersebut.

Pembentukan karakter mahasiswa melalui kegiatan tadarus Alquran, sebagaimana

hasil penelitian ini mengungkap lima karakter. Salah satu teori tentang pengembangan nilai

karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona; 1998, bahwa nilai-nilai karakter terdiri dari tiga

bagian yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action.” Tulisan ini berfokus pada

“moral action” yang dijabarkan menjadi tiga klasifikasi sehingga tersebar dalam tujuh butir

pertanyaan khusus dalam angket yang didistribusikan kepada mahasiswa dari tiga jurusan

yang berbeda sebagai sampelnya.

Tindakan moral (moral action) berikut ini untuk melihat gambaran karakter mahasiswa

secara konkret yang juga disertai dengan observasi dalam bentuk laporan per pekan tentang

hasil tadarus mahasiswa. Moral action yang dimaksud terdiri dari: a.) Kompetensi

(competence); b.) Keinginan (will); dan c.) Kebiasaan (habit).

Hasil angket yang disebar oleh peneliti menunjukkan dalam persentasi, berupa empat

karakter unggul yang secara berurutan dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta -yang rutin atau terus menerus melakukan

kegiatan “tadarus” ketika mengawali kegiatan perkuliahan- yaitu karakter sense of belonging

/ rasa memiliki dengan total 92,8 %, goal setting= 91,5 %, tanggung jawab= 90,6 %, rasa

percaya diri (confidence= 89,1 %, dan karakter disiplin= 82,1 %. Urutan pertama tersebut

“karakter rasa memiliki (sense of belonging)” mengindikasikan bahwa rasa memiliki terhadap

kampus atau kecintaan kepada alamamater menjadi modal dasar identitas mahasiswa

perguruan tinggi ini. Efek membaca Alqur’an menumbuhkan rasa kepemilikan yang tinggi

bagi mahasiswa dalam mengabarkan kepada dunia bahwa status sebagai mahasiswa Fakutas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi suatu kebanggaan.

Selanjutnya, karakter goal setting menunjukkan bahwa mahasiswa selalu mempunyai target

dalam pencarian wawasan keilmuannya juga jati diri yang sedang dalam proses pembentukan

kedewasaan akhir. Target menjadi sarjana, target menyelesaikan setiap tugas perkuliahan dan

target-target lainnya yang positif bagi kehidupan akademik mahasiswa yang bersangkutan.

Kemudian, karakter tanggung jawab menampilkan suatu profil yang memang sudah

seharusnya dimiliki bagi siapapun yang akan menuju pada tingkat kedewasaan tertentu.

Berikutnya, karakter rasa percaya diri yang bisa berpengaruh pada cara bertutur kata, cara

berpakaian atau berpenampilan dalam kelas atau dalam presentasi ketika diskusi di sebuah

forum. Terakhir adalah karakter disiplin yang menjadi takaran atau standar universal dalam

berbagai keperluan kehidupan, misalnya tepat waktu masuk kelas pada perkuliahan, tepat

waktu menyelesaikan studi S-1, tepat waktu sholat, tepat waktu mengumpulkan hasil tugas

kuliah, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil angket yang disebar itupun mendeskripsikan bahwa mahasiswa yang

memiliki persentasi tertinggi dari karakter-karakter unggul itu adalah mahasiswa jurusan

Manajemen Pendidikan. Karakter yang dimaksud yakni sense of belonging, goal setting, dan

confidence. Ketiga karakter yang terbangun dari kebiasaan membaca Alquran di awal

perkuliahan ini sangatlah mendukung sebuah zaman atau era yang disebut era disrupsi.

Memang harus ditonjolkan karakter-karakter tersebut, karena sangat dibutuhkan untuk

menyikapi suatu perubahan cepat yang terkadang perubahan itu tidak bisa diprediksi

2 Ari Ginanjar dalam Darmiyati Zuhdi,dkk. (2009)

Page 7: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

sebelumnya, sebagaimana manusia memprediksi bahwa kalau ibu hamil harus sembilan

bulan, barulah melahirkan. Kenyataannya ada yang mengandung hanya 7 bulan dan sudah

melahirkan. Demikian pula perubahan cuaca yang dulu demikian mudah ditebak, misalnya

kalau memasuki Bulan September dan seterusnya, maka pastilah musim hujan. Kenyataannya

cuaca pun sudah menjadi ekstrim, sulit diprediksi. Di sinilah diperlukan karakter-karakter

unggul untuk menghadapi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi.

SIMPULAN

Tadarus Alqur’an harus terus dilakukan secara berkesinambungan agar pembentukan karakter mahasiswa bisa terwujud sebagaimana yang diharapkan oleh para pengajar,

pendidik dan stake holders.

Karakter mahasiswa yang terbangun melalui tadarus Alqur’an adalah karakter

keyakinan atau rasa percaya diri (confidence), rasa memiliki (sense of belonging),

disiplin, tanggung jawab (sense of responsibility), dan goal setting.

Karakter unggul yang dimiliki oleh mahasiswa melalui tadarus Alqur’an yakni karakter disiplin (82,1 %=mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia), tanggung jawab

(90,6 %= mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), rasa memiliki

(sense of belonging)=92,8 % berada pada karakter mahasiswa Jurusan Manajemen

Pendidikan, karakter rasa percaya diri (confidence)=89, 1 % berada pada mahasiswa

Jurusan Manajemen Pendidikan dan goal setting pun dimiliki oleh mahasiswa Jurusan

MP sebanyak= 91,5 %

BIBLIOGRAPHY

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset; Memilih di antara Lima

Pendekatan (diterjemahkan dari judul “Qualitative Inquiry and Research Design; Choosing Among Five Approaches), Jakarta: Pustaka Pelajar. Edisi ke-3. Cetakan pertama.

David Elkind & Freddy Sweet. 2004. Caracter Education. New York : Oxford Dorland’s Pocket Medical Dictionary. 1968 Lickona, Thomas. 1998. Education for Charater: How Our Schools Can Teach Respect and

Responsibility. New York: Batam Books. Muslich, Masnur. 2013. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multi-Dimensional.

Jakarta: PT Bumi Aksara. Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam Pembelajaran

dan Pengembangan Kultur Sekolah. Yogyakarta: CV. Multi Pre-sindo MP. LAMPIRAN

Angket tentang “Membaca Qur’an” Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini, kemudian jawablah secara jujur! Beri tanda silang (x) dan isilah titik-titik yang tersedia! Nama : ................................................................... NIM : ...................................................................

NO Butir Pertanyaan tentang Pembentukan Karakter melalui tadarus Alqur’an

1. “Buka mata buka Qur’an” menjadi quotes atau kata mutiara yang.................

a. Harus melekat pada diri saya

b. Sudah saya tahu

c. Cukup diketahui

Page 8: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

d. Baru didengar

e. Berat bagi saya untuk diterapkan 2. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi takut bicara

“bohong” pada teman, kakak/adik, orang tua, bahkan tetangga. a. Ya b. tidak

3. Membantu ibu “menyapu halaman rumah” atau “mencuci piring” atau “menjaga adik”, atau “memesankan ojol (ojek online)” menjadi hal yang menyenangkan bagi saya setelah “membaca qur’an setiap hari” jadi kebiasaan. a. Ya b. tidak

4. Jika ada orang lain atau seseorang yang berupaya untuk mengubah ayat dalam Alqur’an, maka sikap saya: a. Benci dan marah kepadanya b. Biasa saja c. Bukan urusan saya d. Terkejut

5. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi makin bangga

menjadi mahasiswa perguruan tinggi berlabel Islam (UIN Jakarta). a. Ya b. tidak

6. Membaca qur’an setiap hari, saya lakukan pada waktu:

a. Sehabis sholat subuh

b. Sehabis sholat maghrib

c. Sehabis sholat isya

d. Sehabis sholat tahajud

e. Kapan saja 7. Suasana tempat membaca qur’an yang asyik bagi saya yakni di:

a. Mushola b. Masjid c. Teras belakang rumah d. Teras depan rumah e. Kamar sendiri f. Ruang tamu keluarga

8. Bila satu hari tidak membaca qur’an, hal yang dirasakan: a. Gelisah b. Tidak nyaman c. Seperti ada sesuatu yang tertinggal d. Biasa saja e. Tidak berpengaruh apapun di hati

9. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi rajin sholat lima waktu. a. Ya b. Tidak

10. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi berupaya untuk menyelesaikan tugas-tugas dari dosen secara tepat waktu.

a. Ya b. tidak 11. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi merasa bersalah

apabila tidak belajar secara sungguh-sungguh dalam perkuliahan. a. Ya b. tidak

12. Punya target dalam membaca qur’an:

a. Tidak b. tidak 13. Dengan membiasakan diri membaca qur’an setiap hari, Saya jadi lebih bersemangat

untuk menyelesaikan studi S-1 dan meraih gelar sarjana. a. Ya b. tidak

Page 9: ICONIS (International Conference on Islamic Studies) Thema ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42670/2/Paper... · *Makalah dipresentasikan pada kegiatan ICONIS

Lampiran report baca qur’an oleh PJ= Fahrul Wafi dan Rizki Renaldi

( 2 org koordinator per kelas)