i indoor promkes
TRANSCRIPT
-
5/24/2018 i Indoor Promkes
1/6
Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan (Indoor)
Penyuluhan Tentang Bronkitis
I. Latar BelakangDi Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan bronkitis. Pada Survai
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki
peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama.
SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angkakematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia.
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :
Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas 15 tahun 60-70 %)
Pertambahan penduduk
Meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun pada tahun 1960-an menjadi 63 tahun
pada tahun 1990-an
Industrialisasi
Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di pertambangan
Di negara dengan prevalensi TB paru yang tinggi, terdapat sejumlah besar penderita
yang sembuh setelah pengobatan TB. Pada sebagian penderita, secara klinik timbul gejala
sesak terutama pada aktivitas, radiologik menunjukkan gambaran bekas TB (fibrotik,
klasifikasi) yang minimal, dan uji faal paru menunjukkan gambaran obstruksi jalan napas
yang tidak reversibel. Kelompok penderita tersebut dimasukkan dalam kategori penyakit
Sindrom Obstruksi Pascatuberkulosis (SOPT).
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertumpu di Puskesmas sampai di
rumah sakit pusat rujukan masih jauh dari fasiliti pelayanan untuk penyakit bronkitis.
Disamping itu kompetensi sumber daya manusianya, peralatan standar untuk mendiagnosis
Bronkitis seperti spirometri hanya terdapat di rumah sakit besar saja, sering kali jauh dari
jangkauan Puskesmas.
Pencatatan Departemen Kesehatan tidak mencantumkan bronkitis sebagai penyakit
yang dicatat. Karena itu perlu sebuah Pedoman Penatalaksanaan bronkitis untuk segera
disosialisasikan baik untuk kalangan medis maupun masyarakat luas dalam upaya
pencegahan, diagnosis dini, penatalaksanaan yang rasional dan rehabilitasi.
-
5/24/2018 i Indoor Promkes
2/6
II. Nama Kegiatan : Penyuluhan mengenai Bronkitis
III. Tujuan Kegiatan :a. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bronkitis.
b. Sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi bronkitis.c. Sebagai wahana mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa kedokteran
dengan elemen masyarakat.
d. Menumbuhkan sikap peduli antar sesama.e. Mengaplikasikan ilmu yang didapat mahasiswa ke masyarakat sekitar.
IV. Tempat/waktu kegiatan/pesertaa. Tempat : Ruang tunggu UPTD Puskesmas Baiturrahman
b. Waktu Kegiatan : Kamis, 5 juni 2014 (Pukul 10.05 WIB)c. Peserta : Masyarakat yang berobat di puskesmas Baiturrahman.d. Pelaksana : Dokter Muda Fakultas Kedokteran Unsyiah.
V. Metode PenyuluhanPenyuluhan dilakukan dengan memberikan brosur kepada peserta dan memberikan
penjelasan mengenai bronkitis tersebut.
VI. Materi Penyuluhan BronkitisPengertian
Penyakit bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi yang terjadi
pada bronkus dan biasanya berasal dari hidung juga tenggorokan. Sedangkan bronkus adalah
suatu pipa yang sempit yang sumbernya berasal dari trakea, yang bisa menghubungkan
saluran pernapasan atas, hidung, tenggorokan, dan juga sinus ke paru. Gejala yang
ditunjukkan oleh penyakit bronkitis adalahbatuk pilek atau flu, namun batuk akan menjadi
lebih parah jika terjadi infeksi pada paru dan menyebar ke bronkus.
Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, bronkitis dibagi dua, yaitu bronkitis infesiosa dan
bronkitis iritatif. Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus,bakteri dan organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang
http://obatbatuk.org/http://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://obatbatuk.org/ -
5/24/2018 i Indoor Promkes
3/6
bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun.
Infeksiberulang bisa merupakan akibat dari:
Sinusitis kronis Bronkiektasis Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,
sulfur dioksida dan bromin
Polusiudara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida Tembakau danrokok lainnya.
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari bronkitis antara lain :
batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan) sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu) bengek lelah pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan pipi tampak kemerahan sakit kepala gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidungmeler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas mengi,terutama setelah batuk. Bisa terjadipneumonia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Udarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tembakauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rokokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Demamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Demamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rokokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tembakauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Udarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi -
5/24/2018 i Indoor Promkes
4/6
Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis yang seksama dan hati-hati merupakan salah satu cara yang sangat penting
untuk mencari penyebab bronkitis. Dengan menemukan tanda, gejala, dan riwayat pajanan,
gangguan bronkitis dapat diperkirakan penyebab dari keluhan tersebut. Termasuk dalam
gangguan ini antara lain : Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sering sangat bermanfaat untuk menetapkan penyebab serta
pengobatan bronkitis. Pemeriksaan fisik untuk menilai keadaan sistemik dan lokal, terutama
tanda adanya kelainan cara bernafas dan bentuk fisik. Pemeriksaan fisik harus ditujukan pada
deteksi pola nafas seperti sesak, otot bantuan nafas, dan mulut mencucu .
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang pada bronkitis antara lain uji fungsi paru, laboratorium darah,
dan foto rontgen dada. Pemeriksaan ronsen dapat dipakai untuk menyingkirkan kelainan paru
lain yang menyerupai bronkitis seperti TB dan emfisema.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bronkitis meliputi farmakologi dan non farmakologi dengan
beberapa penekanan pada hal-hal yang bersifat preventif.
1. Berhenti merokok, disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu diagnosisPPOK ditegakkan.
2. Pengunaan obat - obatan- Macam obat dan jenisnya
- Cara penggunaannya yang benar ( oral, MDI atau nebuliser )
- Waktu penggunaan yang tepat ( rutin dengan selangwaku tertentu atau kalau perlu
saja )- Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya
-
5/24/2018 i Indoor Promkes
5/6
3. Penggunaan oksigen
- Kapan oksigen harus digunakan
- Berapa dosisnya
- Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen
4. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
5. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
Tanda eksaserbasi :
- Batuk atau sesak bertambah
- Sputum bertambah
- Sputum berubah warna
6. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
7. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti
Prognosis
Sebagian besar penderita yang aktif, menunjukkan respons yang baik dengan
pemberian obat. Pada penderita yang harus tirah baring lama, bronkitis akan menjadi
masalah.
Sesi Tanya-Jawab
Pertanyaan : Bagaimana mencegah agar terhindar dari bronkitis ?
Jawaban :
a. Berhenti merokok.b. Hindari makanan paparan debu, asap, bahan-bahan iritan.c. Minum air putih hangat minimal untuk membantu mengencerkan dahak.d. Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk
olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.olahraga dapat
membantu pergerakan otot dada mengeluarkan dahak.e. Konsumsi makanan yang mengandung anti oksidan tinggi, sepertibuah-
buahan dansayur-sayuran.
http://id.wikipedia.org/wiki/Olahragahttp://id.wikipedia.org/wiki/Buah-buahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buah-buahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buah-buahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buah-buahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga -
5/24/2018 i Indoor Promkes
6/6
DOKUMENTASI
Banda Aceh, 5 Juni 2014
Mengetahui
Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II
dr. Laura Machnum dr. Nurul Fajri
NIP. 19801221 200904 2 004 NIP. 19820202 201103 2 001
Dokter Pembimbing III Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
dr. Muhammad Rinaldi Sufri Nurmiati, SP. MKM
Peg. 800/SPK/1758A/2014 NIP. 19770422 200012 2 001