hyperemesis gravidarum presus obstetri rio print

Upload: rio-hutagalung

Post on 12-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    1/3

    PRESENTASI KASUS

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    PEMBIMBING :dr.H.Rahardjo, SpOG.M.Kes

    OLEH :Rio Jaya Abadi

    FK UKRIDA 11 2012 084

    KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    Periode 15 April -22 Juni 2013

    Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi

    Yogyakarta

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    2/3

    1

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1

    BAB I ............................................................................................................................. 3

    TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3

    I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 3

    II.

    DEFINISI ........................................................................................................ 4

    III.

    ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO ............................................................ 4

    IV. PATOFISIOLOGI ............................................................................................... 5

    V. KOMPLIKASI ...................................................................................................... 9

    VI. KLASIFIKASI ................................................................................................... 10

    VII. DIAGNOSIS .................................................................................................... 10

    VII. DIAGNOSIS BANDING ................................................................................. 11

    VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG .................................................................... 11

    IX. PENATALAKSANAAN(1)(2)(3)(4)(5)................................................................... 13

    X. PROGNOSIS(3)(4)................................................................................................ 16

    XI. PENCEGAHAN(4)............................................................................................. 16

    BAB II .......................................................................................................................... 18

    PRESENTASI KASUS ................................................................................................ 18

    BAB III ........................................................................................................................ 25

    ANALISA KASUS ...................................................................................................... 25

    BAB IV ........................................................................................................................ 27

    KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 27

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 29

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    3/3

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-

    Nya kami dapat menyelesaikan tulisan ini dalam rangka pemenuhan tugas referat

    yang merupakan satu bagian dari proses pembelajaran kami dalam kepaniteraan

    klinik bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum Bethesda

    Lempuyangwangi, Yogyakarta.

    Tulisan ini membahas mengenai hyperemesis gravidarum melalui sebuah

    contoh kasus. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami lalui selama penyusunan

    tulisan ini. Meskipun demikian, melalui pembelajaran ini, kami sangat terbantu

    untuk lebih memahami dan mengenali gambaran yang sesungguhnya dari kelainan

    ini. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada dr. H. Rahardjo, Sp.OG, M.Kes,

    dr. Trianto Susetyo, Sp.OG, dan dr. Theresia Avilla Ririel, Sp.OG, Sp.OG selaku

    dokter pembimbing kami yang telah memberikan bimbingan dan dukungan bagi

    kami selama masa pembelajaran kami di bagian ini. Kami juga berterima kasih

    kepada teman-teman dan pihak lain yang turut memberikan dukungan dalam

    proses pembelajaran dan penyusunan tulisan ini.

    Banyak segi yang masih kurang dalam tulisan ini, oleh karena itu kami

    membuka diri untuk koreksi dan masukan yang akan sangat berguna untuk

    perbaikan kami di masa yang akan datang. Semoga apa yang dimuat dalam tulisan

    ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

    Yogyakarta, 12 Juni 2013

    Penulis

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    4/3

    3

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. PENDAHULUAN

    Mual dan muntah,pening,perut kembung, dan badan terasa lemah

    terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-

    12 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga

    dikenal juga dengan morning sickness.Juga terdapat keluhan

    ptialisme,hipersalivasi yaitu banyak meludah.Epulis gravidarum, infeksi

    gingivitis dapat menyebabkan perdarahan gusi.

    Mual dan muntah disebabkan oleh kombinasi hormone estrogen dan

    progesterone, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormone human

    chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan

    muntah.Gastroesophageal reflux terjadi kurang lebih 80 % dalam kehamilan, dan

    dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter esophageal

    bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi

    sfingter pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung.(1)

    Mual dan muntah yang normal menjadi evolusi dari mekanisme

    pelindung wanita hamil dan embrionya dari zat berbahaya dalam makanan,

    seperti mikroorganisme patogen pada produk daging dan racun dalam tanaman,

    dengan dampak yang maksimal selama embriogenesis (masa paling rentan dalam

    kehamilan).Hal ini didukung penelitian yang menunjukkan bahwa lebih sedikit

    wanita yang mual dan muntah mengalami keguguran dan kelahiran mati.(2)

    Hiperemesis gravidarum ditandai dengan mual dan muntah persisten

    yang berhubungan dengan ketosis dan penurunan berat badan (> 5% dari beratsebelum hamil).Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan deplesi

    volume,ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit, kekurangan gizi, dan

    bahkan kematian.Hiperemesis berat yang membutuhkan perawatan di rumah

    sakit terjadi pada 0,3-2% kehamilan.(2)

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    5/3

    4

    II. DEFINISI

    Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

    kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.(1)

    Hipermesis gravidarum adalah muntah persisten tanpa penyebab yang

    jelas berkaitan dengan ketonuria dan penurunan berat badan.(3)

    Hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah yang terjadi pada

    kehamilan trimester pertama yang bisa menyebabkan dehidrasi, gangguan

    elektrolit, nutrisi dan metabolic yang mungkin membutuhkan rawat

    inap.Walaupun terbatas pada trimester pertama, namun dari 20% pasien gejala

    masih terus berlanjut selama kehamilan.(4)

    Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai muntah cukup berat

    yang menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, alkalosis karena hilangnya

    asam klorida dan hipokalemia.(5)

    III. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

    Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

    ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti

    bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan

    biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati

    dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat

    kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Hiperemesis tampaknya

    berhubungan dengan tingginya atau cepatnyakenaikan serum kehamilan yang

    berhubungan dengan hormon. Meskipun stimulus yang tepat belum diketahui,

    penyebab diduga termasuk human chorionic gonadotropin (hCG), estrogen,

    progesteron, leptin, hormon pertumbuhan plasenta, prolaktin, tiroksin, danhormon adrenocortical. Studi olehGoodwin dan rekan kerja (2008) menunjukkan

    keterlibatan sistem vestibular.Tampaknya tidak ada keraguan bahwa dalam

    beberapa tapi tidak hampir semuakasus yang parah, terdapat komponen

    psikologis yang saling mempengaruhi (Buckwalter dan Simpson, 2002). Dalam

    beberapa kasus hiperemesis dilakukan terminasi elektif (Poursharif dan rekan,

    2007). Danuntuk alasan yang tidak diketahui, janin perempuan meningkatkan

    risiko sebesar 1,5 kali lipat

    (5)

    .

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    6/3

    5

    Faktor lain yang meningkatkan risiko untuk masuk

    termasukhipertiroidisme pada kehamilan, kehamilan mola sebelumnya, diabetes,

    penyakit gastrointestinal, dan asma (Fell dan rekan kerja, 2006). Selain itu juga

    ada faktor lain seperti berat badan lebih, gestasi lebih dari satu, merokok dan

    nullipara. Hyperemesis juga muncul pada 26% penderita kehamilan mola.(4)

    IV. PATOFISIOLOGI

    Dasar patofisiologi dari hiperemesis gravidarum masih kontroversial.

    Hiperemesis gravidarum terjadi sebagai interaksi kompleks faktor biologis,

    psikologis, dan sosial budaya. Teori-teori yang berkembang antara lain(2)(3)(4)(6)

    Perubahan hormonalWanita dengan hiperemesis gravidarum sering memiliki kadar hCG yang

    tinggi yang menyebabkan hipertiroidisme sementara. hCG fisiologis dapat

    merangsang reseptor thyroid-stimulating hormone (TSH) pada kelenjar tiroid.

    Puncak kenaikan hCG pada trimester pertama. Beberapa wanita dengan

    hiperemesis gravidarum memiliki tanda klinis hipertiroidisme. Namun, dalam

    porsi yang lebih besar (50-70%), nilai TSH rendahdan tiroksin bebas (T4) tinggi

    (40-73%) serta tidak ada tanda klinis hipertiroidisme, beredarnya antibodi tiroid,atau pembesaran tiroid. Dalam hiperemesisgravidarum dengan hipertiroidisme

    transien, fungsi tiroid kembali normal pada tengah trimester kedua tanpa

    pengobatan antitiroid. Hipertiroidisme secara klinis dan antibodi tiroid biasanya

    tidak ada.

    Sebuah laporan pada sebuah keluarga yang unik dengan hipertiroidisme

    kehamilan berulang yang terkait dengan hiperemesis gravidarum menunjukkan

    mutasi dalam domain ekstraselular dari reseptor TSH yang membuatnya menjadi

    responsif terhadap tingkat hCG yang normal. Dengan demikian, kasus

    hiperemesis gravidarum dengan hCG normal dapat disebabkan oleh berbagai

    isotypes hCG.

    Sebuah korelasi positif antara tingkat serum hCG elevasi dan tingkat T4

    bebas telah ditemukan, dan beratnya mual tampaknya terkait dengan tingkat

    stimulasi tiroid. hCG tidak dapat secara independen terlibat dalam etiologi

    hiperemesis gravidarum, tetapi mungkin secara tidak langsung terlibat dengan

    kemampuannya untuk merangsang kelenjar tiroid. Peningkatan hCG terkait

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    7/3

    6

    dengan peningkatan imunoglobulin M, komplemen, dan limfosit. Dengan

    demikian, proses imunitas mungkin bertanggung jawab untuk hCG peningkatan

    hCG dalam darah atau isoform hCG dengan aktivitas yang lebih tinggi pada

    tiroid. Namun ada kritik terhadap teori ini, bahwa (1) mual dan muntah adalah

    gejala tidak biasa terjadi pada hipertiroidisme, (2) tanda-tanda hipertiroidisme

    biokimia tidak universal dalam kasus hiperemesis gravidarum, dan (3) beberapa

    studi telah gagal untuk mengkorelasikan tingkat keparahan gejala dengan

    kelainan biokimia(2)

    Tingkat estradiol yang tinggi mungkin berhubungan dengan tingkat

    keparahan mual dan muntah pada pasien yang sedang hamil.

    Progesteronmemuncak pada trimester pertama dan menurunkan aktivitas otot

    polos, namun, studi telah gagal untuk menunjukkan hubungan antara tingkat

    progesteron dan gejala mual dan muntah pada wanita hamil. Lagiou et al

    mempelajari secara prospektif 209 wanita dengan mual dan muntah yang

    menunjukkan bahwa kadar estradiol yang berkorelasi positif sementara kadar

    prolaktin terbalik terkait dengan mual dan muntah dalam kehamilan dan tidak ada

    korelasi dengan estriolatau progesteron.

    Disfungsi gastrointestinal

    Disritmia lambung telah dikaitkan dengan morning sickness. Disritmia

    dikaitkan dengan mual. Mekanisme yang menyebabkan disritmia lambung

    termasuk tingkat estrogen atau progesteron yang tinggi, gangguan tiroid, kelainan

    dalam tonus vagusdan simpatik, dan sekresi vasopresin sebagai respon gangguan

    volume intravaskular. Progesteron juga didugamenyebabkan mual dan muntah

    dengan cara menghambatmotilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot

    poloslambung.Banyak dari faktor-faktor ini hadir pada awal kehamilan. Faktor-

    faktor tersebut diduga lebih parah atau saluran pencernaan lebih sensitif terhadap

    perubahan neural/humoral pada penderita hiperemesis gravidarum.

    Disfungsi hepatic

    Penyakit hati, biasanya terdiri dari elevasi serum transaminase ringan,

    terjadi pada hampir 50% pasien dengan hiperemesis gravidarum. Penurunan

    asam lemak oksidasi (FAO) mitokondria telah diduga berperan dalam

    patogenesis penyakit hati ibu terkait dengan hiperemesis gravidarum. Wanita

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    8/3

    7

    heterozigot untuk kerusakan FAO denganhiperemesis gravidarum terkait dengan

    penyakit hati sambil membawa janin dengan defek FAO akibat akumulasi asam

    lemak dalam plasenta dan menghasilkan spesies oksigen reaktif. Kelaparan juga

    memicu lipolisis perifer dan beban peningkatan asam lemak di sirkulasi ibu-

    janin, dikombinasikan dengan pengurangan kapasitas mitokondria untuk

    mengoksidasi asam lemak pada ibu heterozigotdengan defek FAO, juga dapat

    menyebabkan hiperemesis gravidarum danliver injury, meskipun demikian janin

    tidak terpengaruh.

    Perubahan lipid

    Jarnfelt-Samsioe et al menemukan tingkat trigliserida, kolesterol total,

    dan fosfolipid yang lebih tinggi pada wanita dengan hiperemesis gravidarum

    dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak muntah dan wanita yang tidak hamil.

    Hal ini mungkin terkait dengan kelainan fungsi hati pada wanita hamil. Namun,

    Ustundkk menemukan penurunan tingkat kolesterol total, kolesterol LDL, apoA

    dan apoB pada wanita dengan hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan

    kontrol.

    Infeksi

    Helicobacter pylori adalah bakteri yang ditemukan di dalam perut yang

    dapat memperburuk mual dan muntah dalam kehamilan. Studi telah menemukan

    bukti yang bertentangan tentang peran H pylori di gravidarum hiperemesis.

    Penelitian terbaru di Amerika Serikat tidak menunjukkan hubungan dengan

    hiperemesis gravidarum. Namun, mual dan muntah persisten luar trimester kedua

    mungkin disebabkan oleh ulkus peptikum aktif yang disebabkan oleh infeksi H

    pylori.

    Vestibular dan penciuman

    Penciuman yang terlalu sensitif dapat menjadi faktor yang berkontribusi

    terhadap mual dan muntah selama kehamilan. Banyak ibu hamil mual karena bau

    masakan makanan, khususnya daging. Kesamaan mencolok antara hiperemesis

    gravidarum danmotion sickness menunjukkan bahwa gangguan vestibular

    subklinis mungkin bertanggjawab untuk beberapa kasus hiperemesis gravidarum.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    9/3

    8

    Genetik

    Dalam studi meneliti hiperemesis gravidarum pada keluarga, penelitian

    menunjukkan aspek genetik yang mungkin untuk hiperemesis. Sebuah studi yang

    dilakukan pada544.087 kehamilan dari registri kelahiran wajib Norwegia 1967-

    2005. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak perempuan yang lahir dari

    kehamilan dengan hiperemesis memiliki risiko 3% memiliki hiperemesis pada

    kehamilan mereka sendiri. Wanita yang lahir dari kehamilan tanpa

    hiperemesismemiliki risiko 1,1%. Dalam survei diberikan kepada ibu yang

    memiliki kehamilan dengan komplikasi hiperemesis, tingkat hiperemesis tinggi

    di antara saudara. Hal ini terutama di pada saudara kandung. Secara keseluruhan,

    data menunjukkan bahwa predisposisi genetik mungkin memainkan peran dalam

    hiperemesisgravidarium.

    Penelitian biokimia

    Hiperemesis gravidarum dikaitkan dengan aktivasi saraf

    simpatikberlebihandan produksi tumor necrosis factor (TNF)-alpha yang

    berlebihan. Peningkatan adenosin juga terjadi, adenosin berfungsi menekan

    aktivasi saraf simpatik yang berlebihan dan produksi sitokin, peningkatan plasma

    adenosin dalam hiperemesis gravidarum bersifat modulator. Trofoblasyang

    dipicu sitokin dapat menginduksi sekresi hCG.

    Imunoglobulin C3 dan C4 dan limfosit secara signifikan lebih tinggi pada

    wanita dengan hiperemesis gravidarum. Keseimbangan T-helper 1/T-helper 2

    menurun pada wanita dengan hiperemesis gravidarum, yang menghasilkan

    kekebalan humoral meningkat. Peningkatan DNA janin telah ditemukan dalam

    plasma ibu dari wanita dengan hiperemesis gravidarum, dan DNA yang

    meningkat berasal dari trofoblas yang telah dihancurkan oleh sistem kekebalan

    tubuh ibu yang hiperaktif. Dengan demikian, hiperemesis gravidarum ini

    dimediasi oleh penyimpangan imunitas pada kehamilan.

    Masalah psikologis

    Perubahan fisiologis yang berhubungan dengan kehamilan berhubungan

    dengan keadaan psikologis wanita dan nilai-nilai budaya. Respon psikologi dapat

    mempengaruhi dan memperburuk mual dan muntah selama kehamilan. Meskipun

    demikian, hiperemesis gravidarum biasanya menjadi penyebab stres

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    10/

    9

    psikologisbukan sebaliknya. Dalam kasus yang sangat tidak biasa, kasus

    hiperemesis gravidarum dapat mewakili penyakit jiwa, termasuk konversi atau

    gangguan somatisasi atau depresi mayor.

    V. KOMPLIKASI

    Hiperemesis gravidarum yang menyebabkan komplikasi mual dan muntah

    pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

    tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Berikut adalah

    komplikasi yang bisa terjadi pada hyperemesis gravidarum

    1.

    Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat danlemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang

    tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik,

    asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

    2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah

    menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.

    Natrium dan khlorida darah dan klorida air kemih turun. Selain itu juga dapat

    menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi

    lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat

    merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

    Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi pula

    beberapa komplikasi lain yang parah namun jarang terjadi seperti di bawah ini(5):

    Depressionsebab atau akibat

    Esophageal ruptureBoerhaave syndrome

    Hypoprothrombinemiavitamin K

    Renal failuremungkin membutuhkan dialisis

    Wernicke encephalopathydefisiensi thiamin, gejala khas dengan triad

    konfusi, ataxia dan kelainan pada mata.

    Sindroma Mallory-Weiss perdarahan, pneumothorax,pneumomediastinum,

    pneumopericardium.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    11/

    10

    VI. KLASIFIKASI

    Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu(1):

    1. Tingkat I

    Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

    minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar

    makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar

    darah.Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik

    menurun.Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit

    tetapi masih normal.

    2.

    Tingkat IIGejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus

    hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 140x/ menit,tekanan darah

    sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus,

    aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

    3. Tingkat III

    Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah

    gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi

    dapat terjadi ikterus , sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan

    proteinuria dalam urin.

    VII. DIAGNOSIS

    o Amenorea yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hariterganggu.

    o Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun

    pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran(apatis-koma)

    o Fisik : Dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada

    vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak,

    pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).

    Pada keluhan hiperemesis yang berulang perlu dipikirkan untuk

    konsultasi psikologi.Diagnosis hiperemesis gravidarum tidak sukar. Harus

    ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehinggamempengaruhi aktivitas pasien. Bila diagnosis hiperemesis gravidarum sudah

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    12/

    11

    ditegakkan secara klinis maka kehamilan mola dan gestasi multipel harus

    diperiksa karena bisa muncul bersama dengan hiperemesis gravidarum pada

    30% kasus.(4)

    VII. DIAGNOSIS BANDING

    Apendisitis

    Penyakit bilier

    Fatty liver

    Hepatitis

    Pankreatitis

    Gastroesophageal reflux disease Ulkus peptikum

    Nefrolitiasis

    Hyperthyroidism

    VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan laboratorium :

    Urinalisis untuk keton dan berat jenis: Merupakan tanda kelaparan, ketondapat membahayakan perkembangan janin. Gravitasi spesifik yang tinggi

    terjadi dengan penurunan volume.

    Serum elektrolit dan keton: Menilai status elektrolit untuk mengevaluasi

    kalium atau natrium, mengidentifikasi alkalosis metabolik atau asidosis, dan

    mengevaluasi fungsi ginjal.

    Enzim hati dan bilirubin: tingkat transaminase. Peningkatan dapat terjadi pada

    sebanyak 50% dari pasien dengan hiperemesis gravidarum. Kenaikantransaminase ringan sering normal kembali setelah mual berhenti. Bila enzim

    hati tinggi secara signifikan, mungkin tanda kondisi lain yang mendasarinya

    seperti hepatitis (virus, iskemik, autoimun), atau beberapa etiologi lainnya.

    Amilase / lipase: tingkat amilase meningkat pada sekitar 10% pasien dengan

    hiperemesis gravidarum. Lipase, bila dikombinasikan dengan amilase, dapat

    meningkatkan spesifisitas dalam mendiagnosis pankreatitis sebagai suatu

    etiologi.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    13/

    12

    TSH, tiroksin bebas: Hiperemesis gravidarum sering dikaitkan dengan

    hipertiroidisme transien dan menekan tingkat TSH pada 50-60% kasus.

    Namun, tiroksin bebas yang tinggi mungkin menunjukkan hipertiroidisme,

    sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan. Kultur urin: Ini dapat diindikasikan karena infeksi saluran kemih yang sering

    terjadi pada kehamilan dan dapat berhubungan dengan mual dan muntah.

    Tingkat Kalsium: Pertimbangkan mengukur tingkat Ca + +. Beberapa kasus

    yang jarang terjadi menunjukkan hiperkalsemia yang terkait dengan

    hiperemesis gravidarum, akibat hiperparatiroidisme.

    Hematokrit: Meningkat karena volume cairan tubuh berkurang.

    Leukosit : Leukositosis dengan shift to the left. Panel hepatitis: Jika secara klinis mengindikasikan, hepatitis A, B, atau C

    mungkin susah dibedakan dengan hiperemesis gravidarum.

    Pemeriksaan radiologi

    USG obstetribiasanya diperlukan pada pasien dengan HEG untuk

    mengevaluasi kehamilan kembar atau penyakit trofoblas.

    Pemeriksaan radiologi tambahan umumnya tidak diperlukan kecuali presentasi

    klinis atipikal (misalnya, mual dan / atau muntah awal setelah 9-10 minggu

    usia kehamilan, mual dan / atau muntah bertahan setelah 20-22 minggu,

    eksaserbasi akut) atau gangguan lain adalah disarankan berdasarkan anamnesis

    atau temuan pemeriksaan fisik.

    Jika diindikasikan secara klinis, melakukan ultrasonografi perut bagian atas

    untuk mengevaluasi pankreas dan / atau traktus bilier.

    Dalam kasus yang jarang terjadi, perut CT scan atau bahkan MRI dapat

    diindikasikan jika apendisitis sedang dipertimbangkan sebagai penyebab mual

    dan muntah dalam kehamilan.

    Pemeriksaan invasif

    Pada pasien dengan nyeri perut atau perdarahan gastrointestinal bagian atas,

    endoskopi gastrointestinal bagian atas tampaknya aman pada kehamilan,

    meski pengawasan yang hati-hati disarankan.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    14/

    13

    IX. PENATALAKSANAAN(1)(2)(3)(4)(5)

    Pada prinsipnya penatalaksanaan pada hiperemesis gravidarum adalah

    suportif. Perubahan gaya hidup dan diet dapat membantu pasien. Pasien diedukasi

    untuk menghindari bau-bauan yang tidak enak, makan jenis makanan karbohidrat

    yang kering dan tidak terlalu berasa.Makan porsi kecil tapi sering. Jarak anatara

    makanan padat dan cair minimal 2 jam.

    1.

    Diet

    Selama hamil ada kenaikan kebutuhan akan kalori sampai dengan

    80.000 kcal. Terutamapada 20 minggu terakhir.National Research Council

    1989 menganjurkan untukmemberikan kalori tambahan pada ibu hamil 300

    kcal / hari selama hamil. Bilakebutuhan ini tidak tercukupi maka kebutuhan

    energi ini akan diambil dari persediaanprotein tubuh yang seharusnya

    disediakan untuk keperluan pertumbuhan janin (Hytten, 1991).(7)Wanita

    kebutuhan kalorinya kurang lebih 25 kkal/kg, sedangkan pria 30 kkal/kg.

    Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

    Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan

    bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam

    semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama

    beberapa hari.

    Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara

    berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak

    diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi

    kecuali vitamin A dan D.

    Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

    Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.

    Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

    2.

    Cairan parenteral

    Pilihan cairan adalah normal saline (NaCl 0,9%). Cairan dextrose tidak

    boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk

    mengkoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan intravena

    sebagai tambahan. Pemberian nutrisi parenteral lebih baik dihindari, bila

    pasien tidak dapat makan per oral, lebih baik melalui nasogastric tube yang

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    15/

    14

    lebih tidak invasif, nutrisi parenteral bisa meningkatkan resiko komplikasi

    seperti trombosis vena, selulitis, endokarditis bakterial dan pneumonia.

    Berikut perhitungan cairan untuk rehidrasi.(8)

    Diunduh dari http://www.merckmanuals.com/

    3. Obat-obatan.

    Antiemetik seperti Metoclopramide, 5-10 mg diminum setiap 8 jam

    dapat digunakan selanjutnya. Promethazine, 12,5 mg oral atau rektal setiap 4

    jam, atau dimenhydrinate 50-100 mg oral q4-6h, dapat ditambahkan juga.

    Ondansetron 4-10 mg oral atau IV setiap 8 jam dapat digunakan.

    Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitaminB6 (piridoksin),

    antihistamin dan agen-agen prokinetik.American College of Obstetricians and

    Gynecologists(ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah 12,5mg

    doxylamineper oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapilini pertama yang aman

    dan efektif. Dalam sebuah randomizedtrial, kombinasi piridoksin dan

    doxylamine terbuktimenurunkan 70% mual dan muntah dalam kehamilan(6).

    Selain itu perlu ditambahkan juga Thiamine 100 mg IV minimal

    selama 3 hari untuk mencegah Wernickes encephalophaty. Pemberian

    vitamin B6 ternyata tidak memberikan manfaat secara medis(4)

    .

    4. Terapi psikologik

    Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

    disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan

    serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

    belakang penyakit ini.

    5. Penghentian kehamilan

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    16/

    15

    Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

    Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk.

    Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam

    manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu

    dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan

    abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh

    dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai

    terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

    6. Observasidan isolasi

    Observasi dan isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah danperadaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk

    kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang

    masuk dan keluar selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-

    gejala akan berkurang atau hilanhg tanpa pengobatan

    Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air

    kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan

    bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

    Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut

    keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum

    bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun

    minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan

    penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan

    akan bertambah baik.

    7. Pengobatan alternatif

    Terapi alternatif seperti akupunktur dan jahe telah diteliti untuk

    penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan.Akar jahe (Zingiber

    officinale Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek

    yang cukup baik.Bahan aktifnya, gingerol, dapat menghambat pertumbuhan

    seluruh galur H. pylori, terutama galur Cytotoxin associated gene (Cag) A+

    yang sering menyebabkan infeksi. Empat randomizedtrials menunjukkan

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    17/

    16

    bahwa ekstrak jahe lebih efektif mengatasi mual muntah daripada plasebo dan

    efektivitasnya sama dengan vitamin B6. Efek samping berupa refluks

    gastroesofageal dilaporkan pada beberapa penelitian, tetapi tidak ditemukan

    efek sampingsignifikan terhadap keluaran kehamilan.Dosisnya adalah 250 mg

    kapsul akar jahe bubuk per oral, empat kali sehari.Terapi akupunktur untuk

    meredakan gejala mual dan muntah masih menjadi kontroversi.Penggunaan

    acupressure pada titik akupuntur Neiguan P6 di pergelangan lengan

    menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan penelitiannya masih terbatas

    karena kurangnya uji yang tersamar. Dalamsebuah studi yang besar

    didapatkan tidak terdapat efek yang menguntungkan dari penggunaan

    acupressure,4 namun The Systematic Cochrane Review mendukung

    penggunaan stimulasi akupunktur P6 pada pasien tanpa profilaksis antiemetik.

    Stimulasi ini dapat mengurangi risiko mual.Terapi stimulasi saraf tingkat

    rendah pada aspek volar pergelangan tangan juga dapat menurunkan mual dan

    muntah serta merangsang kenaikan berat badan.

    X. PROGNOSIS(3)(4)

    Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat

    memuaskan tidak ada efek buruk yang kemudian terjadi pada ibu maupun janin.

    Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri setelah 2-3 minggu, namun demikian

    pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang

    menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya

    aseton dam urin dan berat badan sangat turun.

    Penanganan yang buruk seperti nutrisi dan elektrolit yang tidak adekuat

    menyebabkan rendahnya kadar thiamin, riboflavin, vitamin B6, dan vitamin A.

    Wernickes enchephalopathy terjadi karena defisit thiamin. Hiponatremia yang

    terjadi dapat menyababkan myelinosis pontine sentral. Selain itu jangka panjang

    dapat terjadi berat bayi lahir rendah, perdarahan antepartum, kelahiran preterm

    dan berbagai kelainan fetal.

    XI. PENCEGAHAN(4)

    Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

    dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    18/

    17

    suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

    kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

    hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari

    dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering dan diusahakan banyak

    makan karbohidrat dan berupa makanan kering.Bila merasa lapar lebih baik

    makan jangan ditahan. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

    dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan tidak dalam keadaan

    panas atau sangat dingin. Dapat juga ditambahkan suplemen berupa

    multivitamin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan

    kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya

    dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    19/

    18

    BAB II

    PRESENTASI KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama pasien : Ny. EY

    Umur :26 tahun

    Pendidikan : D3

    Pekerjaan : Karyawan swasta

    Suku : sunda

    Agama : Islam

    Golongan darah : AB Rhesus positif

    Alamat :Jl. Pakualaman, Yogyakarta

    No. RM :35 98 34

    Masuk RS : 15 Mei 2013 Pukul 10.30 WIB

    *****************************************************************

    Nama Suami : Tn. Y

    Usia :32 tahun

    Pendidikan :

    Pekerjaan :TNI

    Suku Bangsa :Jawa

    Agama : Islam

    Golongan darah : A Rhesus positif

    II. DATA DASAR

    Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Mei 2013, pk 10.30 WIB

    Keluhan utama :

    Muntah-muntah sejak 3 hari sebelum masuk RS.

    Keluhan tambahan :

    -Lemas

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    20/

    19

    Riwayat penyakit sekarang :

    Pasien datang dengan keluhan muntah-muntah sejak 3 hari sebelum

    masuk RS.Selain itu pasien juga merasa lemas.Muntah-muntah sebanyak 5

    kali dalam sehari makan masih bisa sedikit-sedikit, muntah berisi air danmakanan tidak ada darah kurang lebih setengah gelas aqua setiap muntah,

    muntah didahului mual dan tidak menyemprot. Selama hamil keluar flek(-),

    lendir(-), darah(-), air-air(-), keputihan(-).Pasien merasa bertambah kurus dan

    berat badan turun.Sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini.Pasien belum

    mengkonsumsi obat apapun.BAB 1 kali sehari, warna coklat,mencret(-).

    BAK lancar kuning jernih 2-3x sehari kurang lebih setengah gelas

    aqua.Demam(-), nyeri perut(-), sakit kepala(-), gatal-gatal di tubuh(-).

    Pasien mengaku hamil 7 minggu. HPHT tanggal 1 April 2013.

    Taksiran partus tanggal 8 Januari 2014. Pasien sudah kontrol satu kali ke

    bidan dengan hasil tes plano(+) pada usia kehamilan 3 minggu, tidak

    dilakukan USG dan disarankan untuk makan yang banyak. Pasien mengaku

    sebelum hamil dan saat hamil pasien tidak pernah menderita hipertensi.

    Perangai Pasien :

    Selama pemeriksaan pasien kooperatif.

    Riwayat Haid

    - Menarche :13 tahun

    - Siklus : 28 hari, teratur

    - Lamanya :7 hari

    - Nyeri haid : Tidak

    - Banyaknya : 2-3kali ganti pembalut per hari

    Riwayat KB

    - KB suntik per bulan sejak 2004-2006

    Riwayat Pernikahan

    - Menikah satu kali , lama pernikahan 10 tahun.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    21/

    20

    Riwayat Obstetri

    1. Laki laki,BBL 2600 gr,Spontan,Dokter spesialis

    2.

    Hamil ini

    Riwayat Penyakit Dahulu

    - Riwayat Hipertensi : Disangkal

    - Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

    - Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

    - Riwayat Asma :Disangkal

    - Riwayat Alergi :Disangkal

    - Riwayat sakit maag : Disangkal

    - Riwayat Operasi :Disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    - Riwayat Hipertensi :Disangkal

    - Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

    - Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

    - Riwayat Asma :Disangkal

    - Riwayat Keganasan : Disangkal

    Catatan penting selama antenatal care :-

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Pada tanggal 15 Mei 2013, pk 10.30 WIB

    1.

    Status Generalis

    Keadaan umum :Tampak Sakit Ringan

    Kesadaran : Compos Mentis

    Berat badan :41 kg

    Berat badan 3 bulan lalu : 42 kg

    Tinggi badan : 157cm

    Index massa tubuh :16.6Kg/m2

    Tanda-tanda vital

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    22/

    21

    Tekanan darah : 100/70 mmHg

    Frekuensi nadi :112x/mnt, isi cukup, reguler

    Pernafasan :24x/mnt

    Suhu : 36,8o

    C

    Mata :Palpebra cekung(-/-), edema(-/-).

    Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)

    Dada : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)

    Paru : Sonor, vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

    Jantung : Bunyi jantung III reguler, murmur (-), gallop (-)

    Abdomen :Sikatrik bekas operasi (+) quadran kanan bawah,

    Turgor

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    23/

    22

    V. RESUME

    Perempuan G2P1A0 hamil 7 minggu datang dengan keluhan muntah-muntah

    dan lemas 3 harisebelum masuk Rumah Sakit.Antenatal Care baru satu kali di

    bidan.Selama ANC tidak ditemukan riwayat hipertensi.Muntah-muntah sebanyak

    5 kali dalam sehari makan masih bisa, muntah berisi air dan makanan, darah(-)

    kurang lebih setengah gelas aqua, muntah didahului mual dan tidak menyemprot.

    Selama hamil keluar flek(-), lendir(-), darah(-), air-air(-), keputihan(-). HPHT 1

    April 2013.Sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini.BAK kurang, BAB

    normal.Demam(-), nyeri perut(-), sakit kepala(-), gatal-gatal di tubuh(-).

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan, pasien compos mentis, dengan tekanan

    darah 100/70 mmHg, nadi 112 x/menit, nafas 24x/menit, suhu 36,80C. Pada

    pemeriksaan fisik ditemukan berat badan kurang(BMI

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    24/

    23

    Medis :Ranitidine 2 x 50 mg i.v., Ondansetron 3 x 10 mg iv, Vitamin

    C 1 x 500 mg PO, Asam folat 1 x 5 mg PO

    3.

    Rencana Edukasi

    Menjelaskan kepada pasien, suami pasien, beserta keluarga pasien

    tentang keadaan muntah-muntah berlebihan pada kehamilan dan

    tatalaksananya antara lain untuk mengatur makan sedikit-sedikit tapi sering

    diutamakan karbohidrat kering, hindari makanan berminyak, berlemak atau

    pedas. Makanan padat dan cair pemberiannya minimum terpisah 2 jam.

    PROGNOSIS

    Ibu

    Quo ad vitam : bonam

    Quo ad functionam : bonam

    Quo ad sanactionam :bonam

    Janin :bonam

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    25/

    24

    IX. FOLLOW UP

    Tanggal : 16/5/2012

    S = Mual(+), muntah(+) 1 x

    O = KU : baik, Kesadaran : CM

    TD= 120/80 mmHg, N= 80x/m teratur, RR=20x/m teratur, Suhu= 36,8 0C

    Abdomen = nyeri tekan(-)

    A= G2P1A0 Hamil 7 minggu dengan Hyperemesis gravidarum

    P= Cek pemeriksaan keton

    Makan sedikit-sedikit tapi sering

    Ranitidine 2 x 50 mg i.v., Ondansetron 3 x 10 mg iv, Vitamin C 1 x 500

    mg PO, Asam folat 1 x 5 mg PO

    Tanggal : 17/5/2012

    S=Mual (-), muntah (-),

    O= KU : baik, Kesadaran : CM

    TD= 120/80 mmHg, N= 88x/m teratur, RR=18x/m teratur, Suhu= 36,50C

    Abdomen = nyeri tekan(-)

    A=G2P1A0 Hamil 7 minggu dengan hyperemesis gravidarum perbaikan

    P=

    Makan biasa

    Ranitidine 2 x 250 PO, Antacid 2 x 1 PO, Vitamin C 1 x 500 mg PO,

    Asam folat 1 x 5 mg PO

    Tanggal : 18/4/2012

    S=Mual (-), muntah (-),

    O=KU : baik, Kesadaran : CM

    TD= 110/70 mmHg, N= 80x/m teratur, RR=20x/m teratur, Suhu= 36,5 0C

    Abdomen = nyeri tekan(-)

    A=G2P1A0 Hamil 7 minggu dengan hypermesis gravidarum perbaikan

    P=Rencana Pulang

    Makan biasa

    Ranitidine 2 x 250 PO, Antacid 2 x 1 PO, Vitamin C 1 x 500 mg PO,

    Asam folat 1 x 5 mg PO

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    26/

    25

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Ny.EY26 tahun G2P1A0 H7 minggu datang dengan keluhan mual muntah 3 hari

    dan lemas sebelum masuk Rumah Sakit.Penegakkan diagnosis hiperemesis

    gravidarum didapat dari amenorea, mual muntah yang dirasa berat, uterus

    membesar sesuai kehamilan, dan portio livid. Komplikasi dari hiperemesis

    gravidarum yaitu tanda-tanda dehidrasi dan kurang asupan antara lain didapatkan

    lemas, urin kurang, berat badan berkurang, nadi 112x/menit. Dari USG didapatkan

    janin tunggal intra uterine hidup dan telah disingkirkan kehamilan mola dan

    gestasi multiple.

    Untuk rencana diagnostik seharusnya diperiksa laboratorium darah lengkap,

    diff. count, elektrolit(Na, K, Cl), urinalisa, TSH, T3, T4, liver function test,

    amylase/lipase untuk menyingkirkan diagnosa banding. Selain itu pasien juga

    dipantau balance cairan yaitu jumlah cairan yang masuk dikurangi jumlah cairan

    keluar (IWL dan urin output) setiap hari.

    Untuk tatalaksana, pasien harus dirawat karena sulit makan dan ada penurunan

    berat badan karena banyak cairan dan makanan yang keluar dari muntah.Pasien

    dirawat di ruang isolasi agar secara psikologis lebih tenang dan mempermudah

    pengawasan. Terapi di RS pada prinsipnya adalah rehidrasi, pengaturan diet dan

    farmakologik. Untuk terapi cairan seharusnya tidak perlu diberikan beberapa

    cairan seperti D5NS atau RL, tetapi prinsipnya diberikan cairan yang dapat

    memenuhi kebutuhan elektrolit dan nutrisi pasien. Untuk rehidrasi, mengkoreksi

    ketidakseimbangan elektrolit dan memenuhi kebutuhan kalori diberikan IVFD:

    KA-ENMG3 (Tiap 1000 cc mengandung NaCl 1,75 gr, KCl 1,5 gr, Natrium laktat

    2,24 gram, dan dextrose anhidrat 100 gram) 2920cc/24 jam berdasarkan rumus

    Holliday-Segar(1500+20 x (41-20)= 2920 cc) karena pasien sulit makan minum

    maka rehidrasi dibantu per intravena. Kebutuhan kalori harian pasien 41kg x 25

    kkal = 1025 kkal ditambah kebutuhan kalori ibu hamil tiap hari 300 kkal menjadi

    1325 kkal, dicukupkan dengan infus KA-ENMG3 dengan kandungan 100 gr/L (1

    gram = 4kkal) total 3 x 400 = 1200 kkal dibantu dengan makanan seperti biskuit

    dan kacang-kacangan dalam jumlah kecil tetapi sering dan jarak antara makanan

    padat dan cair minimal 2 jam. Secara farmakologis seharusnya diberikanThiamine 1 x 100 mg ivuntuk mencegah Wernickes encephalopathy, lalu anti

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    27/

    26

    mual muntah Ondansetron 3 x 10 mg i.v. juga boleh diberikan, namun neurobion

    dan ranitidine tidak perlu diberikan karena tidak ada bukti dapat memperbaiki

    kondisi pasien. Secara per oral, vitamin C dan asam folat tidak perlu diberikan,

    seharusnya pyridoxine 3 x 10 mg dan doxylamine 3 x 12,5 mg. Untuk pengobatan

    alternative boleh diberikan kapsul akar jahe bubuk 4 x 250 mg.

    Prognosis quo ad vitam, quo ad functionam bonam, dan quo ad sanationam ibu

    dan janin bonam karena dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan riwayat antenatal

    care (ANC) dan tata laksana yang baik maka tanda vital, fungsi organ, dan

    kemungkinan untuk pasien sembuh cukup tinggi. Edukasi yang diberikan pada

    pasien selain minum obat, berikan penjelasan juga mengenai faktor resiko

    terhadap hyperemesis gravidarum.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    28/

    27

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan :

    Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai

    umur kehamilan 20 minggu.Kejadian hyperemesis cukup sering pada ibu hamil

    walaupun tidak menyebabkan kematian namun mempunyai dampak buruk terhadap

    ibu dan janin bila tidak ditangani dengan benar. Setelah mengkonfirmasi adanya

    kehamilan intra-uterine dan mengeksklusi hyperthyroidism, maka tatalaksana awal

    bersifat suportif, termasuk memastikan tidak ada penyakit lain yang menjadipenyebab serta modifikasi diet. Terapi farmakologis untuk pasien dengan gejala yang

    berat atau berkelanjutan setelah menimbang resiko dan manfaat serta informed

    consent.Untuk kasus yang refrakter disarankan pemberian suplemen nutrisi untuk

    menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.Tata laksana komprehensif termasuk istirahat,

    modifikasi diet dan menjaga asupan cairan. Jikaterjadi komplikasi hiperemesis

    gravidarum, penata-laksanaanutama adalah pemberian rehidrasi dan perbaikan

    elektrolit.Terapi farmakologi dapat diberikan jika dibutuhkan, sepertipiridoksin,

    doxylamine, prometazin, dan meto-klopramindengan memperhatikan kontraindikasi

    dan efek sampingnya.Beberapa terapi alternatif sudah mulai diteliti untuk

    penatalaksanaanhiperemesis gravidarum, seperti ekstrak jahe danakupuntur, dengan

    hasil yang bervariasi.Diagnosis yang cepat dan tatalaksana yang tepat pada

    hiperemesis gravidarum akan mengurangi resiko komplikasi baik pada ibu maupun

    pada janin.Edukasi pasien penting untuk mencegah hiperemesis gravidarum dan

    komplikasinya dan mengurangi resiko perawatan pasien di RS.

    Saran:

    Pencegahan dengan memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

    muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang rata-

    rata setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan

    makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering dan diusahakan banyak makan

    karbohidrat dan berupa makanan kering.Bila merasa lapar lebih baik makan jangan

    ditahan. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    29/

    28

    Makanan dan minuman seyogyanya disajikan tidak dalam keadaan panas atau sangat

    dingin. Dapat juga ditambahkan suplemen berupa multivitamin. Ibu diedukasi untuk

    memperbanyak makan karena berat badan masih kurang 7 kg dari berat badan ideal

    minimum(BMI 19,8). Diusahakan berat badan ibu naik 0,5 kg per minggu, sehingga

    total kenaikan berat badan selama kehamilan kurang lebih 16-20 kg.

  • 5/21/2018 Hyperemesis Gravidarum Presus Obstetri Rio Print

    30/

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka, 2009. ISBN

    978-9790-8150-25-8.

    2. Dotun A Ogunyemi. Hyperemesis Gravidarum. MedScape Reference. [Online]

    MedScape, August 6, 2011. [Cited: Juni 6, 2013.]

    http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#showall.

    3. Cristiane Guberman, Jeffrey Greenspan, T. Murphy Goodwin. Renal, Urinary

    Tract, Gastrointestinal, & Dermatological Disorders in Pregnancy. [book auth.] T.

    Murphy Goodwin, Lauren Nathan, Neri Laufer Alan H. DeCherney. CURRENT

    Diagnosis and Treatment Obstetric and Gynecology 10th Edition. United States : TheMcGraw-Hill Companies, 2007.

    4. Hyperemesis Gravidarum : Literature Review. Philip, Binu. 3, Wisconsin :

    Wisconsin Medical Journal, 2003, Vol. 102. ISSN 1098-1861.

    5. Diane M. Twickler, George D. Wendel, Jr.Williams Obstetric 23rd edition. United

    States : The McGraw-Hill Companies, Inc, 2010. ISBN: 978-0-07-170285-0.

    6. Kevin Gunawan, Paul Samuel Kris Manengkei, Dwiana Ocviyanti.Diagnosis dan

    Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum. 2011, Vol. 61, 11.

    7. Hariadi, R.Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran

    Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2004.

    8. Roberts, Kenneth B. The Merck Manual.Dehydration. [Online] Merck, May 2007.

    [Cited: Juni 7, 2013.]

    http://www.merckmanuals.com/professional/pediatrics/dehydration_and_fluid_therap

    y_in_children/dehydration_in_children.html.