hubungan persepsi dan sikap siswa kelas ii pada … · hubungan persepsi dan sikap siswa kelas ii...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA
PELAJARAN PKn DI SDN TLACAP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Nurike Pramaning Tyas
NIM: 131134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Allah yang telah memberikan rahmat dan telah melimpahkan kesehatan,
perlindungan, kelancaran serta selalu menjaga dan melindungi saya di mana
pun dan kapan pun.
2. Orang tuaku Bapak Jumari dan Ibu Suwarti yang selalu mendoakan dan
selalu mencintai sepanjang hidup saya serta selalu mendukung segala
sesuatu yang terbaik bagi saya.
3. Adik saya Didi Prasetyo Rizeki dan Rafif Mahful yang selalu memberikan
motivasi semangat dan dukungan.
4. Budi Eka Setyawan yang selalu memberikan semangat, dukungan,
perhatian, cinta kasih sayang serta doa.
5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 dan Elisabeth
Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
memberikan masukan.
6. Teman-teman payung seperjuangan PGSD USD 2013 ( Vika, Mira, Lina,
Dessy, Dita, Tria, Dhanis, Nike, Yussy, Achun, Gema, Ipin, Erik, Nur, Tere,
Yustina, Lola, Parama, Yoga)
7. Sahabatku Putri, Diah dan Vika yang selalu memberikan kekuatan dan
semangat.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Tidak Ada Gagal, Yang Ada Hanyalah Berhenti Sebelum Sukses”
(Nurike Pramaning Tyas)
Keraslah pada diri sendiri sebelum dunia keras kepada kita
(Nurike Pramaning Tyas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA
PELAJARAN PKn DI SDN TLACAP
Nurike Pramaning Tyas
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini ialah peneliti melakukan observasi pembelajaran
di sekolah mengenai mata pelajaran PKn di SDN Tlacap. Peneliti melihat persepsi
siswa dengan batas nilai maksimal cukup sebanyak 43% dan batas nilai maksimal
cukup sebanyak 48%. Peneliti memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan hubungan
persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SDN Tlacap semester
gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel penelitian ini terdiri dari
23 siswa, sebanyak 14 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki kelas IIA. Penelitian
ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
moderator. Variabel bebas adalah persepsi, variabel terikat adalah sikap siswa pada
mata pelajaran PKn, dan variabel moderator adalah model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara persepsi dan siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut
ditunjukan dari nilai Sig(2-Tailled) sebesar 0,000 (p<0,05) dengan Pearson
Correlation 0,901 dan N=23. Termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang
sangat kuat. Karena, 0,901 berada pada rentang 0,80-1,000 serta memiliki
hubungan positif (semakin meningkat persepsi semakin meningkat pula sikap
siswa).
Kata kunci: persepsi siswa dan sikap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The Correlation Between 2nd Grade Student’s Perception and Attitude on Civic
Education at SDN Tlacap
Nurike Pramaning Tyas
Sanata Dharma University
2017
Background this study was observational learning researchers doing at
school on subjects PKn in Tlacap elementary school. Researchers looking at
perceptions of students with the maximum value limit quite as much as 43% and the
maximum value limit quite as much as 48%. Researchers have a purpose and that
describes the relationship of perception and attitude of grade II on subjects PKn in
Tlacap elementary school in odd semester of 2016/2017 academic year.
This study used a survey method. The sample of the study consisted of 23
students, as many as 14 students are female and 9 male students of Class IIA. This
research consists of three variables namely variables, the variables are bound, and
moderator variables. Independent variable is bound to a variable is the perception,
the attitude of students on subjects PKn, and moderator variables is a model of
learning Problem Based Learning (PBL).
Based on the results of the research and the discussion showed that there is
a relationship between perception and students on subjects PKn. It is shown from
the value of the Sig (2-Tailled) of 0.000 (p < 0.05) with the Pearson Correlation
0.901 and N = 23. Included in the category of a very strong correlation
relationship. Because, 0.901 is in the range 0.80-1,000 and have a positive
relationship (increasing the perception of increasing also the attitude of the
students).
Keywords: perception and attitude of students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SDN
Tlacap”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses pelaksanaan penelitian yang telah
penulis lakukan tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu izinkanlah penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Guru Sekolah
Dasar
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Guru
Sekolah Dasar
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan masukan dan semangat kepada peneliti.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing 2 yang
selalu memberikan masukan dan dukungan kapada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi.
6. Kartini S.Pd. SD, selaku kepala sekolah SDN Tlacap yang telah berkenan
memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan penelitia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.6 Definisi operasional .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 8
2.1.1 Persepsi siswa ......................................................................................... 8
2.1.2 Sikap ..................................................................................................... 11
2.1.3 Problem Based Learning (PBL) ............................................................ 13
2.1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ........................... 15
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong .................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan ............................................................. 18
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 22
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 24
BAB III ................................................................................................................. 24
METODE PENELITIAN ................................................................................... 24
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 25
3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 25
3.2.1 Tempat penelitian ................................................................................. 25
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlacap pada semester gasal tahun
pelajaran 2016/2017. SDN Tlacap beralamat di Tlacap, Pandowoharjo,
Sleman, Yogyakarta. ...................................................................................... 25
3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 25
3.2.3 Obyek Penelitian ................................................................................... 26
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 26
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 27
3.4.1 Variabel Independen (bebas) ................................................................ 27
3.4.2 Variabel dependen (terikat) .................................................................. 27
3.4.3 Variabel Moderator ............................................................................... 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28
3.5.1 Kuesioner .............................................................................................. 28
3.5.2 Observasi .............................................................................................. 29
3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 29
3.6 Intrumen Penelitian ..................................................................................... 29
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 38
3.7.1 Validitas ................................................................................................ 38
3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 45
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 48
3.8.1 Uji Asumsi ............................................................................................ 48
3.8.2 Uji Hipotesis ......................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 51
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................... 51
4.1.1 Uji Asumsi ............................................................................................ 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2 Uji Hipotesis ......................................................................................... 54
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 56
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 56
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 57
5.3 Saran ............................................................................................................ 57
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 57
CURRUCULUM VITAE .................................................................................... 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian...................................................................................... 26
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner .................................................................................. 30
Tabel 3 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa ....................................... 33
Tabel 4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap ..................................................... 35
Tabel 5 Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Persepsi dan Sikap ............................ 37
Tabel 6 sebaran Item Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa ....................................... 38
Tabel 7 Expert Judgement ..................................................................................... 40
Tabel 8 Rentang skor ............................................................................................ 41
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa ........................................................... 42
Tabel 10 item yang dinyatakan valid pada setiap indikator persepsi .................... 43
Tabel 11 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa ............................................................. 43
Tabel 12 item yang dinyatakan valid pada setiap indikator sikap ........................ 44
Tabel 13 Kriteria koefisien reliabilitas .................................................................. 46
Tabel 14 Reliabilitas Persepsi Siswa..................................................................... 47
Tabel 15 Reliabilitas Sikap Siswa ......................................................................... 47
Tabel 16 Kategori Koefisien Korelasi................................................................... 50
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa .................................... 52
Tabel 18 Hasil Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ................................. 52
Tabel 19 Hasil uji linearitas persepsi dan sikap siswa .......................................... 53
Tabel 20 Uji Korelasi Persepsi dan Sikap Siswa .................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Literatur Map........................................................................................ 22
Gambar 2 Variabel Independen, Variabel Dependen, Variabel Moderator ......... 28
Gambar 3 Rumus Menghitung rata-rata expert judgement ................................... 41
Gambar 4 Rumus pengukuran reliabilitas ............................................................. 46
Gambar 7 P-P Plot of Regression Standardized Residual .................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian........................................................................... 60
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 61
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Persepsi .............. 63
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Sikap................... 64
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Uji Normlitas Persepsi dan Sikap Siswa ............. 65
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ........ 65
Lampiran 7 Hasil Pengujian Uji Linearitas ........................................................... 66
Lampiran 8 Silabus ............................................................................................... 69
Lampiran 9 RPP .................................................................................................... 94
Lampiran 10 Lembar Kuesioner Siswa ............................................................... 136
Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian ............................................................... 149
Lampiran 12 Expert Judgement .......................................................................... 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat enam hal yang akan dibahas oleh peneliti. Enam hal
tersebut antara lain: latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak
manusia berada di muka bumi ini. Pendidikan berubah seiring dengan
berkembangnya intelektual seseorang. Dengan berkembangnya seseorang,
berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan
pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan kemajuan seseorang dalam pemikiran dan
ide-ide mengenai pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi
kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan karena ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi
problematika. Untuk mencapai itu semua perlu adanya proses pembelajaran.
Menurut Rusman (2012:148) dalam sistem pembelajaran guru dituntut untuk
mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, mampu memilih dan
menggunakan fasilitas pembelajaran, mampu memilih dan menggunakan alat
evaluasi, mampu mengelola pembelajaran di kelas maupun laboratorium,
menguasai materi dan memahami karakter. Proses pembelajaran harus dapat
membuat siswa menyukai dan mau mengikuti pelajaran dengan serius yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
disajikan oleh guru. Dengan kata lain siswa memiliki daya tarik tersendiri dan
memberikan manfaat bagi dirinya sendiri.
Prawiharjo berpendapat bahwa sebagaimana dimuat dalam tulisan Raka
(1984:5), salah satu konsep pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga
pendidikan, guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan
pendidik dan siswa sebagai peserta didik dewasa. Dalam UU NO. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional dituliskan bahwa pendidikan yaitu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dilihat dari
kenyataanya yang terjadi di Indonesia adalah pendidikan belum terarah dengan
baik. Pembelajaran di Indonesia masih terpacu dalam tercapainya aspek kognitifnya
saja sedangkan aspek lain seperti aspek sikap atau afektif masih belum ditekankan
karena dirasa belum penting oleh kalangan pendidik.
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini adalah rendahnya mutu
pendidikan PKn di Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) dianggap terlalu
banyak menghafal dan banyak membaca. Sehingga, untuk siswa kelas II yang
masih belum dapat lancar membaca akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran ini,
akibatnya siswa kurang tertarik dengan pelajaran Pendidikan Kewaranegaraan
(PKn). PKn belum banyak melahirkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
terhadap kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya seperti kegiatan gotong
royong. Selain itu juga belum banyak melahirkan pengalaman sikap dan
keterampilan yang baru bagi siswa. Hal ini terjadi karena Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kewarganegaraan saat ini cenderung hanya mengajarkan pada nilai-nilai moral
Pancasila.
Borgardus dkk (dalam Azwar, 2000) mendefinisikan sikap merupakan
semacam kesiapan untuk berinteraksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara
tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respon. Oleh sebab itu pendidik perlu menyiapkan strategi-
strategi mengajar agar siswa dapat menangkap segala kegiatan yang dipelajari.
Strategi belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Strategi belajar mengajar merupakan rancangan dasar bagi
seorang pendidik tentang cara membawakan dirinya dalam pengajaranya. Walgito
(2002:83) menyatakan bahwa strategi belajar mengajar adalah rencana dan cara-
cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan efektif.
Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu strategi pembelajaran berbasis
masalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). PBL
merupakan suatu model pembelajaran yang titik tolak utamanya adalah masalah
dan cara penyelesaiannya. Adapun kelebihan lain dari PBL dibandingkan degan
model pembelajaran yang lain aitu dengan PBL siswa akan dilatih berpikir kritis
dalam menghadapi masalah yang disajikan selama proses belajar. Melalui tahapan
tersebut maka siswa akan terbiasa menghadapi permasalahan dan menemukan jalan
penyelesaian masalah yang ada di sekitar mereka. Selain itu, dengan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini akan terjadi pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bermakana karena siswa secara spontan mencari dan mengaplikasikan
pengetahuanya dalam kehidupan sehari-hari.
Amir (2009:27) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) memiliki
beberapa manfaat yaitu mendorong siswa untuk berpikir, membangun kerja tim,
kepemimpinan, dan ketrampilan sosial, dan kecakapan belajar. Sehingga
diharapkan dapat berpengaruh pada persepsi siswa. Persepsi siswa akan mengarah
ke persepsi positif seperti siswa akan menganggap jika mata pelajaran PKn itu
adalah mata pelajaran yang penting dan menyenangkan. Persepsi tak lepas dari
pemikiran manusia karena sejatinya manusia memiliki persepsi masing-masing.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses menuju pemahaman ataupun pemberian
makna dari informasi terhadap rangsangan. Dalam hal ini dapat berarti bahwa
persepsi yang muncul berasal dari apa yang dirasakan. Persepsi yang keluar dapat
berupa tanggapan, respon, perasaan, maupun pemikiran. Persepsi yang muncul juga
bisa beragam, ada persepsi positif dan ada juga persepsi negatif.
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di SDN Tlacap peneliti
menemukan permasalahan pada persepsi siswa. Hal tersebut terlihat dari nilai skor
maksimal cukup persepsi siswa yaitu 43%. Siswa memiliki persepsi cukup tentang
materi, media dan sarana pembelajaran terhadap model pembelajaran. Selanjutnya
peneliti menemukan permasalahan pada sikap siswa yang terlihat dari hasil
kuesioner dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif. Hal tersebut diperkuat dari
hasil skor maksimal cukup yaitu 48%. Dengan skor yang diperoleh oleh siswa
menandakan bahwa siswa memiliki sikap cukup sebelum mengikuti pelajaran Pkn,
sikap cukup saat mengikuti pelajaran Pkn dan sikap cukup setelah mengikuti
pelajaran Pkn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah hubungan persepsi terhadap model
pembelajaran dan sikap siswa kelas II terhadap mata pelajaran PKn di SDN Tlacap.
Pelajaran PKn kelas II ini dibatasi pada standar kompetensi 1. Membiasakan hidup
bergotong royong Kompetensi Dasar 1.1 mengenal pentingnya hidup rukun, saling
berbagi, dan tolong menolong. Hasil penelitian ini hanya berlaku di SD Negri
Tlacap pada materi gotong royong.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan pembelajaran melalui Penelitian Kuantitatif, yaitu: Untuk
mendeskripsikan hubungan antara persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran
PKn.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak
diantaranya bagi peneliti, bagi siswa, dan bagi guru.
1. Bagi siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah
a. Siswa dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan gotong
royong melalui Pelajaran PKn di SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah
a. Guru dapat menjadikan sebagai umpan balik dalam pembelajaran
di kelas.
3. Bagi IPTEK
Manfaat penelitian ini bagi IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
adalah sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lainya.
4. Bagi pembaca
Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca adalah untuk memberikan
pengetahuan baru khususnya tentang persepsi dan sikap siswa mengenai
Pelajaran PKn.
1.6 Definisi operasional
1. Persepsi merupakan proses stimulus yang diterima individu melalui alat
indra. Alat indra melalui penglihatan, pendengaran, perasa, pengecap,
penciuman dari adanya suatu gejala atau peristiwa yang diproses didalam
otak manusia. Dalam persepsi perasaan, kemampuan berpikir,
pengalaman-pengalaman individu tidak sama sehingga hasil persepsi satu
individu dengan individu lainya belum tentu sama
2. Sikap merupakan merupakan organisasi pendapat, keyakinan sesorang
mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya
perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk
membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
3. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran
dimana siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menyusun pengetahuan, mengembangkan ketrampilan inquiri berpikir
tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
4. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu pendidikan yang
memfokuskan pada pendidikan nilai dan moral, dalam hal ini tujuan
pendidikan agar anak mampu menyelesaikan masalah-masalah untuk
dapat mewujudkan nilai-nilai gotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti
dalam landasan teori ini. Menyajikan penelitian relevan, dan menjelaskan kerangka
berpikir dalam penelitian ini selanjutnya dijelaskan tindakan yang dicapai oleh
peneliti.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Persepsi siswa
2.1.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan tahap awal pada proses penerimaan informasi. Persepsi
adalah proses terhadap masuknya informasi ke dalam otak manusia. Persepsi
mempengaruhi karakteristik siswa. Persepsi manusia berhubungan dengan
lingkunganya. Hubungan tersebut melalui indra yang dimiliki, yaitu indra
penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pencium (Slameto, 2010: 102).
Moskowitz dan Orgel dalam (Walgito, 2003) menyatakan persepsi
merupakan intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses
pengorganisasikan, penginterpresian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang intergrated dalam diri individu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan jika persepsi
merupakan proses stimulus yang diterima individu melalui alat indra. Alat indra
melalui penglihatan, pendengaran, perasa, pengecap, penciuman dari adanya suatu
gejala atau peristiwa yang diproses didalam otak manusia. Dalam persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama
sehingga hasil persepsi satu individu dengan individu lainya belum tentu sama.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Seperti telah dipaparkan di depan bahwa dalam persepsi individu.
Mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang diterimanya, sehingga
stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam persepsi. berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat sususnan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Sebagai alat untuk menagdakn respon diperlukan syaraf motoris.
3. Perhatian
Untuk menyedari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi.
2.1.1.3 Proses terjadinya Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Proses terjadinya persepsi yaitu objek menimbulkan stimulus, dan stimulus
mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa objek dan stimulus
itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya
dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga terasa
tekanan tersebut.
Porses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah
proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang
dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam
otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikiologis.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi
ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar,
atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini
merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya.
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai
macam bentuk.
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan
dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak
hanya dikenai oleh satu stimulus saja oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua
stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan
dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian
individu yang bersangkutan. Dalam model pembelajaran Problem Based Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(PBL) diharapkan siswa memiliki persepsi yang positif terhadap masalah-masalah
serta cara penyelesainnya berkenaan dengan perwujudan nilai-nilai gotong royong.
2.1.1.4 Indikator Persepsi
Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam, yaitu
1. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui
indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses
analisis, diklasifikasi dan diorganisir dengan pengalaman–pengalaman
individu yang telah dimiliki sebelumnya. Karena itu penyerapan itu bersifat
individual berbeda satu sama lain meskipun stimulus yang diserap sama.
2. Mengerti atau memahami, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil
proses klasifikasi dan organisasi. Tahap ini terjadi dalam proses psikis.
Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau
pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda -beda bagi setiap
individu.
Peneliti menggunakan indikator persepsi menurut pendapat Hamka (2002: 101-
106). Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator persepsi memuat dua
macam yaitu menyerap dan mengerti. Selanjutnya indikator-indikator persepsi
tersebut sanat berguna untuk mengembangkan instrumen persepsi pembelajaran
PKn.
2.1.2 Sikap
Menurut Allport (dalam Maeinarno dan Sarwono, 2009) sikap merupakan
kesiapan mental yang mana berlangsung pada diri seseorang bersama dengan
pengalaman individual masing-masing mengarah dan menentukan respon terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berbagai objek dan situasi. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan
seseorang untuk bertingkah laku tertentu apabila ia menghadapi rangsangan
tertentu.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku
dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2000). Sikap adalah evaluasi terhadap
objek, isu atau orang. Sikap didasarkan pada informasi afektif, behavioral, dan
kognitif (Taylor dkk, 2009)
Berdasarkan definisi sikap di atas penelitian ini mengacu pada definisi sikap
menurut Walgito (2000) sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan sesorang
mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan
tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau
berperilaku dalam cara yangtertenti yag dipilihnya.
2.1.2.1 Indikator Sikap
Menurut Azwar (2007) dalam sikap terdapat indikator yang
mempengaruhinya. Indikator tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsikan terhadap objek.
2. Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang
atau tidak senang terhadap objek sikap.
3. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Alasan peneliti menggunakan pendapat Azwar yang membentuk struktur
sikap dengan tiga indikator yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Terkait dari
indikator tersebut terdapat sikap yang positif (favorable) dan sikap yang negatif
(unfavorable) dalam penyusunan kuesioner.
2.1.3 Problem Based Learning (PBL)
Dewey (dalam Rusmono, 2012: 74) menyatakan bahwa sekolah merupakan
laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata, karena setiap siswa
memiliki kebutuhan untuk menyelidiki mereka dan membangun secara pribadi
pengetahuanya. Melalui proses ini Sanjaya (dalam Rusmono 2012: 74) menyatakan
bahwa sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh, baik pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik, artinya siswa memiliki kebebasan dalam
menyelesaikan program pembelajaran. Selain itu pembelajaran berbasis masalah
menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 92) yaitu pendekatan pembelajaran yang
dimana siswa menyelesaikan permasalahan nyata untuk dapat menyusun
pengetahuan, mengembangkan ketrampilan inquiri, berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan pengertian para ahli tentang model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) di atas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah model
pembelajaran dimana siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata untuk
dapat menyusun pengetahuan, mengembangkan ketrampilan inquiri berpikir
tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Probolem Based Learning
(PBL) yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Berbagai
pegembangan pengajaran berdasarkaan masalah telah memberikan model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pengajuan pertanyaan atau masalah
1. Autentik, yaitu masalah yang berakar pada kehidupan dunia nyata siswa
daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami, yaitu maslah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa
dan disesuaikan dnegan tingkat perkembangan siswa.
4. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus
mencakup seluruh amteri pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu,
ruang, dan sumber yang tersedia.
5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah
masalah dan guru sebagai pembuat masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selalu ada sejak siswa duduk di bangku
Sekolah Dasar. Menurut Sumiati (2008), Pendidikan Kewarganegaraan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar masa yang akan datng menjadi patriot
pembela bangsa dan Negara. Pendidikan memiliki beberapa misi penting, yaitu
sebagai berikut : PKn sebagai pendidikan politik, PKn sebagai pendidikan nilai,
PKn sebagai pendidikan nasionalisme, PKn sebagai pendidikan hukum, PKn
sebagai pendidikan multukultural, PKn sebagai pendidikan resolusi konflik.
Kesadaran akan nilai adalah suatu kesadaran akan nilai itu sendiri yang terkandung
dalam materi yang diajarkan, sehingga kesadaran akan norma akan mengarah pada
nilai tersebut. Menurut Wahana (2004), kesadaran akan sikap yang sesuai dengan
nilai maka tindakan tersebut yang akan mewujudkan nilai. Pkn sebagai pendidikan
nilai dimaksudkan bahwa melalui Pelajaran PKn di harapkan dapat menyadarkan
siswa akan nilai, norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa,
selain itu PKn juga di harapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai
kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela
berkorban untuk bangsa dan negaranya. Siswa seharusnya menyadari pentingnya
nilai sehingga tertarik untuk mewujudkan nilai – nilai yang terkandung dalam mata
pelajaran PKn. Peserta didik harus mengetahui cara – cara dalam menghadapi
masalah yang ada di lingkungan sekitar. PKn termasuk salah satu mata pelajaran
yang sangat penting, karena PKn di ajarkan di semua jenjang pendidikan.
Subagya, 2008 : 4 menyatakan bahwa subtansi kajian Pendidikan
Kewarganegaraan mencakup : (1) pengantar, (2) hak asasi manusia, (3) hak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kewajiban waraga negara, (4) bela negara, (5) dekomkasi, (6) wawasan nusantara,
(7) ketahanan nasional, (8) politik strategi nasional. Menurut Ariyani dan Susantim
(2010:18) kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada
pembentukkan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil,
dan berkarakter.
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menjadikan
siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang cerdas, dan menggunakan
kecerdasaannya tersebut untuk memajukan diri sendiri dan lingkungan. Pendidikan
kewarganegaraan yang berhasil diterapkan akan mampu untuk mengembangkan
sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dalam diri siswa. Menurut Sumiati
(2008), mengemukakan bahwa tujuan PKn di Indonesia akan tercapai yaitu dengan
menanamkan konsep dan nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk
menumbuhkan warga negara yang baik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu pendidikan yang memfokuskan
pada pendidikan nilai dan moral serta pembentukkan jati diri dan cinta tanah air
untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong
2.1.5.1 Gotong Royong
Made (1996:53) mendefinisikan gotong royong sebagai bentuk kerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu dengan azaz timbal balik yang mewujudkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ketentuan sosial dalam masyarakat. Gotong royong sebagai tindakan bekerja sama
antara banyak orang yang rukun berkumpul untuk mengerjakan suatu keperluan
yang besar yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh satu orang
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa gotong royong adalah
kegiatan bekerjasama antara individu, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara
bersama-sama.
2.1.5.2 Hidup Rukun
Adalah sikap tolong-menolong, bekerja sama dalam masyarakat dan
berbangsa dalam kehidupan setiap harinya. Sehingga terwujud kehidupan yang
berdampingan secara harmonis. Hidup rukun adalah keadaaan masyarakat yang
hidup bersama secara selaras, serasi, seimbang sehingga terjalin sikap hidup
tolong-menolong antar sesama manusia. Hidup rukun bertujuan untuk menciptakan
ketentraman dan kedamaian dalam bermasyarakat.
2.1.5.3 Saling Berbagi
Manusia tidak bisa hidup sendirian kita hidup bersama orang lain karena itu
kita harus saling berbagi juga saling bekerja sama. Perbedaan jenis kelamin suku
dan agama tidak menjadi penghalang untuk berbagi pekerjaan atau tugas dengan
berbagi bersama keluarga teman dan tetangga hidup akan terasa lebih ringan.
2.1.5.4 Tolong Menolong
Menolong artinya membantu orang yang mengalami kesulitan. Tolong
menolong artinya saling membantu, orang yang suka menolong biasanya punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
banyak teman. Tolong menolong dapat dilakukan di rumah juga di sekolah serta di
masyarakat.
2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti menyajikan beberapa hasil penelitian dari beberapa
orang sebelumnya yang relevan dalam masalah yang diteliti:
1. Penelitian dilakukan oleh Kuncoroningsih (2013) yang berjudul “hubungan
antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada
siswa kelas VIII smp negri 2 pabelan tahun 2012/2013”. Sikap siswa dalam
pembelajaran matematika bermacam-macam, ada siswa yang menunjukan sikap
positif dengan cara memperhatikan dan tenang dalam proses pembelajaran, namun
ada juga siswa yang menunjukan sikap negatif dengan mengobrol sendiri dan tidak
memperhatikan penjelasan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika
dengan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kolerasional.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negri 2 Pabelan yang
berjumlah 167 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster
sampling. Berdasarkan teknik cluster sampling diperoleh dua kelas yang digunakan
sebagai sampel, yaitu kelas VIII A dan VIII B yang berjumlah 70 siswa.
Pengambilan data dilakukan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi
skala sikap dalam pembelajaran matematika. Data prestasi belajar diambil
berdasarkan nilai raport tes tengah semester 2. Uji kolerasi pearson product moment
digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar. Berdasarkan uji kolerasi diperoleh nilai
koefisien kolerasi seesar 0,268 dengan nila signifikan sebbesar 0,012. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
itu nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268>0,235) artinya ada hubungan positif
antara sikap siswa dalam pemebelajaran matematika terhadap prestasi belajar
namun dalam ketgori rendah. Hal ini menunjukan bahwa sikap siswa dalam
pembelajaran matematika memberikan sumbangan sebesar 7,2% terhadap tinggi
rendahnya prestasi belajar sedangkan 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
sikap.
2. Chairunisa (2011) meneliti tentang persepsi siswa terhadap metode pembelajaran
guru dan hasil belajar bahasa indonesia di smk al-hidayah ciputat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap metode
pembelajaran guru dan hasil belajar bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah Ciputat.
Masalah terfokus pada persepsi siswa mengenai metode pembelajaran guru pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, serta proses pembelajaran yang efektif
dengan hasil belajar siswa yang didapat. Penelitian ini dilakukan di SMK Al-
Hidayah Ciputat. Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMK Al-Hidayah
Ciputat yang berjumlah 308 siswa. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
sebanyak 10% dari populasi yang ada, dengan demikian sampelnya berjumlah 30
siswa dengan 20 item pertanyaan dan meminta hsil belajar bahasa Indonesia siswa
dari nilai raport semester ganjil dan genap.metode penelitian menggunakan metode
analisis deskriptif dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu dengan membandingan nilai persepsi
siswa terhadap metode pembelajaran guru bahasa Indonesia sebagai variabel X dan
hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebagai variabel Y. Dari hasil perhitungan
dengan menggunakan rumus product moment diperoleh hasil sebesar 0,25 yang
berada pasa 0,20-0,40 dan taraf signifikan 5% sebesar o,374. Selain itu pula dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diketahui bahwa konstribusi metode pembelajaran guru terhadap hasil belajar siswa
di SMK Al-Hidayah Ciputat hanya 6,3% sedangagkan 93,7% dipengaruhi oleh
faktor yang lain. Dengan hasil rhitung lebih besar dari nilai rtabel maka hasilnya tidak
ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap metode pembelajaran
guru dan hasil belajar bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah Ciputat. Meskipun
hasilnya menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan, penulis memberikan
saran bagi guru agar senantiasa meningkatkan cara mengajar dengan metode
pembelajaran yang efektif supaya siswa dapat pemahaman belajar dengan baik.
3. Zulirfan, dkk. (2012) berjudul persepsi terhadap pembelajaran dan performasi
guru ipa fisika smp negri kota pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pelajaran dan performan guru IPA (fisika)
di SMP Negri kota Pekanbaru, pengumpulan data penelitian menggunakan angket
persepsi terhadap pelajaran IPA fisika dan performansi guru IPA (fisika) sebanyak
342 siswa. Kedua instrumen ini telah memenuhi syarat valid dan reliabel dengan
uji validitas angket menggunakan kolerasi produk moment dan reliabilitas
menggunakan alpha Cronbach. Analisis deskriptif terhadap data penelitian
memperlihatkan 75,8% siswa mempunyai persepsi positif dan sangat positif
terhasap IPA dlam kehidupan sehari-hari, 83,9% terhadap IPA dan teknologi,
85,3% terhadap pengaruh IPA pada pelajaran lainya. hanya sebagian kecil siswa
yang memberikan persepsi tersebut. Sementara itu, 45,53% siswa menyatakan
bahwa performansi guru IPA fisika mereka berada pada kategori sanat tinggi,
47,95% berada pada kategori tinggi dan 6,51% berada pada kategori rendah dan
sangat rendah. Hasil ini menunjukan bahwa siswa SMP Negri kota Pekanbaru
mempunyai persepsi yang baik terhadap pelajaran dan performansi guru IPA fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dari ketiga hasil penelitian relevan diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kuncoroningsih, Chairunissa, dan Zulirfan. Penelitian relevan tersebut memiliki
variabel sikap siswa dalam pembelajaran, persepsi terhadap hasil belajar, dan
persepsi terhadap mata pelajaran. Perbedaan penelitian relevan pada variabel sikap
siswa dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Kuncoroningsih adalah
pembelajaran matematika. Perbedaan penelitian relevan pada variabel persepsi
siswa dilakukan oleh Chairunissa adalah persepsi terhadap metode pembelajaran
dan perbedaan penelitian relevan oleh Zulirfan pada variabel persepsi terhadap
pembelajaran. Peneliti ini mengembangkan sebuah penelitian baru tentang
hubungan persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan sikap siswa kelas II pada
mata pelajaran PKn di SDN Tlacap.
persepsi siswa
terhadap metode
pembelajaran guru
hasil belajar bahasa
indonesia di smk al-
hidayah ciputat
persepsi terhadap
pembelajaran dan
performansi guru ipa fisika
smp negri kota pekanbaru.
hubungan antara sikap siswa
dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi
belajar pada siswa kelas VIII
smp negri 2 pabelan tahun
2012/2013
Persepsi Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 1 Literatur Map
Berdasarkan Literatur Map yang dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian baru mengenai hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II
pada mata pelajaran PKn di SD N Tlacap.
2.3 Kerangka Berpikir
Tujuan PKn untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia,
sehingga memiliki wawasan, sikap dan ketrampilan kewarganegaraan yang
memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggungjawab dalam berbagai kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pembelajaran di sekolah akan berjalan dengan baik apabila guru dalam
mengajar tidak hanya menggunakan model ceramah dan terpaku pada satu sumber
Penelitian yang dilakukan:
Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa
Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di
SDN Tlacap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
saja tetapi menerapkan pembelajaran yang menghadapkan pada masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa.
Persepsi yang terbentuk di dalam diri siswa akan berpengaruh pada sikap siswa.
Ketika siswa memiliki persepsi yang positif pada mata pelajaran PKn, maka siswa
tersebut akan memiliki sikap yang positif pula. Sikap tersebut dapat terlihat ketika
siswa antusias mengikuti pembelajaran di kelas, siswa berdiskusi dengan teman dan
memperhatikan saat proses pembelajaran.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran
dimana siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata untuk dapat
menyusun pengetahuan, ketrampilan, dan mengembangkan kemandirian. Dalam
prosesnya, peserta didik diberikan permasalahan terlebih dahulu sehingga siswa
dapat menemukan hipotesis yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa dapat menemukan
pengetahuan karena semua kegiatan berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai
fasilitator saja.
Pelajaran PKn di SD N Tlacap ketika menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL) yang mengakibatkan persepsi dan sikap siswa akan
kebiasaan hidup bergotong royong menjadi lebih baik.
Pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) ini juga
diharapkan dapat membuat siswa memiliki persepsi dan sikap yang positif dalam
memecahkan masalah dalam kelompok. Siswa akan saling berkomunikasi dan
bertukar pikiran dengan teman. Pelajaran PKn berpengaruh pada persepsi, maka
dengan demikian karena persepsi memuat aspek kognitif, afektif, dan konatif
diharapkan terdapat hubungan terhadap sikap. Maka dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diharapkan juga bahwa pelajaran yang akan dijalankan akan membentuk persepsi
dan sikap siswa yang baik.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir
maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitin, yaitu:
1. Terdapat hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran
PKn di SDN Tlacap.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam metode penelitian membahas mengenai jenis penelitian yang digunakan,
setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei.
Singarimbun (1989) menyatakan metode survei ialah penelitian dengan data yang
dikumpulkan dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan
sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian,
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi dan sikap
siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tlacap.
3.2 Setting Penelitian
Dalam Setting penelitian ini berisikan tempat penelitian, subjek penelitian,
objek penelitian, dan waktu penelitian. Hal-hal tersebut akan peneliti jelaskan
sebagai berikut:
3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlacap pada semester gasal tahun
pelajaran 2016/2017. SDN Tlacap beralamat di Tlacap, Pandowoharjo, Sleman,
Yogyakarta.
3.2.2 Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IIA SDN Tlacap tahun ajaran
2016/2017 dengan jumlah 23 siswa dimana terdiri dari 14 siswa putra dan 9 siswa
putri.
3.2.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran
PKn kelas IIA semester gasl tentang gotong royong.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Adapun penelitian dilakukan pada bulan agustus 2016 sampai dengan November
2016, dengan tahapan sesuai dengan tabel berikut ini :
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Waktu pelaksanaan
Agt Sept Okt Nov Des Jan
1 Observasi Awal, Bab 1 dan
Kuesioner
2 Bab 2 dan Bab 3
3 Ambil Data dan Analisis
Data
4 Bab IV
5 Bab V
6 Revisi dan Daftar Ujian
7 Pengujian Skripsi
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi tertentu. Peneliti mengambil subyek penelitian siswa di SDN
Tlacap dengan populasi siswa kelas II SD Tlacap. Sampel yang digunakan yaitu
kelas IIA yang memiliki jumlah siswa 23 siswa. Pengambilan sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling. Tidak ada pengundian
dalam menentukan kelas yang digunakan untuk penelitian.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Variabel
yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:
3.4.1 Variabel Independen (bebas)
Sugiyono (2010:61) mengatakan, variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa.
3.4.2 Variabel dependen (terikat)
Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran
PKn.
3.4.3 Variabel Moderator
Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel moderator dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Variabel independen Variabel dependen
Variabel Moderator
Gambar 2 Variabel Independen, Variabel Dependen, Variabel Moderator
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Kuesioner
Teknik pengumpulan penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut
Sugiono (2010:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan dan pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009:
102), kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberi respon sesuai
dengan permintaan pengguna. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner
digunakan sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Pada penelitian ini kami menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner
persepsi dan kuesioner sikap. Kuesioner persepsi terdiri dari tiga indikator yang
kemudian dijabarkan menjadi 38 pernyataan, sedangkan kuesioner sikap terdiri dari
3 indikator yang dijabarkan mejadi 34 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut
terdiri dari favorabel dan unfavorabel.
Persepsi siswa Sikap siswa
Problem Based
Learning (PBL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.5.2 Observasi
Teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
(Riduwan, 2004: 104). Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan observasi di kelas
untuk melakukan pengamatan keadaan kelas IIA saat mengikuti pembelajaran.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku, bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari sesorang (Sugiyono, 2008: 340).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rekaman suara mengenai beberapa
siswa yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh melalui
rekaman suara dapat dipercaya dan mendukung informasi yang dibutuhkan peneliti.
Hasil observasi dan pengamatan akan lebih dipercaya apabila didukung dengan
adanya dokumentasi.
3.6 Intrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:148) instrumen penelitian merupakan alat ukur
dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
persepsi dan sikap siswa. Menurut Sugiyono (2010:199) Kuesioner merupakan alat
pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Menurut Sukardi (2003:76) kuesioner atau yang disebut angket terdapat
bermacam-macam pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian
yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh
informasi di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Kuesioner persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terdapat 3 indikator ( no 1 sampai dengan nomor 3), dan kuesioner
tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator ( no 4 sampai
dengan nomor 6). Indikator tentang persepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) di peroleh dari Faturohman (2015), sedangkan
indikator tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator
diambil dari Azwar (2007).
Berikut ini adalah tabel persepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner
No Kisi-kisi Indikator Pembagian
Indikator
Pernyataan
Farvorabel Unfarvorabel
1 Persepsi Presepsi tentang
materi, media,
dan sarana
pelajaran dalam
Pelajaran PKn
Menyerap 1,2,3 8,9,10
Mengerti 4,5,6,7 11,12,13,14
2 Persepsi tentang
langkah-langkah
pelajaran dalam
Pelajaran PKn
Menyerap 15, 16 20, 21
Mengerti 17, 18, 19 22, 23, 24
3 Persepsi tentang
interaksi dalam
Pelajaran PKn
Menyerap 25, 26 30, 31, 32
Mengerti 27, 28, 29 33, 34, 38
4 Sikap
siswa
terhadap
mata
pelajaran
PKn
Sikap sebelum
mengikuti
pelajaran
Kognitif 1, 2 7, 8
Afektif 3, 4 9, 10
Konatif 5, 6 11, 12
5 Sikap saat
mengikuti
Pelajaran
Kognitif 13, 14 19, 20
Afektif 15, 16 21, 22
Konatif 17, 18 23, 24
6 Kognitif 25, 26 31, 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sikap setelah
mengikuti
pelajaran
Afektif 27, 28 33, 34, 35
Konatif 29, 30 36, 37, 38
Dari keenam indikator persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn
kemudian dirinci kedalam beberapa pernyataan atau deskriptor yang disusun oleh
peneliti dengan peneliti lain yang melakukan penelitian payung yang dibimbing
oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn kelas II dengan
materi gotong royong. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan kedalam 66
deskriptor. Deskriptor ini terdiri dari pernyataan farvorabel dan unfarvorabel.
Menurut Sugiyono (2010:134) Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert disusun
dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan
suatu tingkatan. Terdapat empat jawaban yaitu “Sangat Sesuai (SS)”, “Sesuai (S)”,
“Tidak Sesuai (TS)”, “Sangat Tidak Sesuai (STS)”. Berikut ini skor untuk
pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.
1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
a) Sangat Sesuai (SS) : skor 5
b) Sesuai (S) : skor 4
c) Tidak memiliki pendapat : skor 3
d) Tidak Sesuai (TS) : skor 2
e) Sangat Tidak Sesuai : skor 1
2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a) Sangat Sesuai (SS) : skor 1
b) Sesuai (S) : skor 2
c) Tidak memiliki pendapat : skor 3
d) Tidak Sesuai (TS) : skor 4
e) Sangat Tidak Sesuai : skor 5
Kemudian skala Likert ini di modifikasi. Peneliti membuat empat
skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk
menghindari jawaban dari responden memilih jawaban yang tidak
mempunyai pendapat. Jadi kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
berstruktur atau tertutup. Kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan tersebut (Farchan, 2007). Cara megisi kuesioner ini
yaitu responden hanya perlu memberikan tanda centang (√) pada kolom
sesuai dengan pilihannya.
Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
a. Sanggat Sesuai (SS) : Skor 5
b. Sesuai (S) : Skor 4
c. Tidak Sesuai (TS) : Skor 2
d. Sanggat Tidak Sesuai (STS) : Skor 1
Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
a. Sanggat Setuju (SS) : Skor 1
b. Setuju (S) : Skor 2
c. Tidak Setuju (TS) : Skor 4
d. Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan group discussion, peneliti menggunakan tiga indikator sikap
yaitu: sikap sebelum mengikuti pembelajaran, sikap saat mengikuti pembelajaran,
dan sikap setelah mengikuti pembelajaran, tetapi di dalamnya tetap menggunakan
indikator menurut Walgito (2003) yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada
responden:
Tabel 3 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa
1. Persepsi tentang materi, media, dan sarana prasarana dalam Pelajaran PKn
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Menyerap
Saya menerima
penjelasan tentang
materi yang akan
dipelajari dalam mata
pelajaran PKn
Saya mengabaikan
penjelasan tentang
materi yang akan
dipelajari dalam mata
pelajaran PKn
2 Setelah mengamati
media yang digunakan
saya bertanya jika ada
informasi yang belum
jelas
Saya tidak mengamati
media yang digunakan
dalam mata pelajaran
PKn
3 Materi dalam mata
pelajaran PKn mudah
dipahami
Materi dalam mata
pelajaran PKn sukar
dipahami
4
Mengerti
Media pembelajaran
dapat membuat tugas
saya cepat selesai
Media pembelajaran
membuat tugas saya
selesai dalam waktu
yang lama
5 Saya menggunakan
media pembelajaran
yang telah disediakan
untuk mencari
informasi yang
dibutuhkan
Penggunaan media
pembelajaran
menghambat saya
untuk mencari
informasi yang
dibutuhkan
2. Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam Pelajaran PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Menyerap
Saya mendengarkan
tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn
Saya lupa dengan
tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn
2 Saya mampu membuat
kesimpulan dari
Pelajaran PKn
Saya kesulitan
membuat kesimpulan
dari Pelajaran PKn
3 Saya menyampaikan
hasil pembelajaran
yang didapatkan di
depan kelas
Saya menolak untuk
menyampaikan hasil
pembelajaran yang
didapatkan di depan
kelas
4
Mengerti
Saya mencoba
menemukan manfaat
Pelajaran PKn
Saya merasa kesulitan
menemukan manfaat
Pelajaran PKn
5 Saya memiliki rasa
tanggung jawab dalam
melakukan tugas
kelompok
Saya menolak untuk
melakukan tugas
kelompok
6 Saya bisa menemukan
inti pembelajaran
sendiri
Saya merasa sukar
menemukan inti
pembelajaran
3. Persepsi tentang interaksi dalam Pelajaran PKn
No. Indikator Pernyataan Favorebel Pernyataan
Unfavorebel
1.
Menyerap
Saya dapat
mengembangkan
pengetahuan yang
didapatkan kepada
teman
Saya mengalami
hambatan dalam
mengembangkan
pengetahuan yang
didapat
2. Saya menyadari
pentingnya bekerja sama
dalam mencari
pengetahuan
Saya memilih bekerja
sendiri daripada bekerja
sama dengan teman saat
berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Saya dapat membantu
teman dengan cara
mengajarkan tentang
penggunaan media
pembelajaran
Saya mengajarkan
kepada teman tanpa
menggunakan media
pembelajaran
4. Saya dapat bekerjasama
dengan kelompok untuk
memecahkan
permasalahan dalam
belajar
Saya malas
bekerjasama dengan
kelompok untuk
memecahkan
permasalahan dalam
belajar
5. Saya senang dapat
berinteraksi dengan
teman sekelompok
Saya sungkan
berinteraksi dengan
teman sekelompok
6. Mengerti Saya dapat membantu
teman yang kesulitan
dalam belajar
Saya menjauhi teman
yang kesulitan dalam
belajar
7. Saya dapat bekerja
kelompok bersama
teman
Saya mengalami
kesulitan dalam bekerja
kelompok bersama
teman
8. Saya ikut terlibat dalam
diskusi saat
pembelajaran
Saya hanya mengikuti
pendapat teman dalam
diskusi saat
pembelajaran
Tabel 4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap
4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel
1 Kognitif
Saya memperhatikan
terhadap mata pelajaran
PKn.
Saya malas memperhatikan
mata pelajaran PKn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2
Saya segera memberikan
perhatian terhadap mata
pelajaran PKn.
Saya kurang memberikan
perhatian terhadap mata
pelajaran PKn.
3
Afektif
Saya tertarik mengikuti
pelajaran PKn.
Saya malas mengikuti
pelajaran PKn.
4 Saya rajin masuk sekolah
saat akan belajar PKn.
Saya bolos sekolah saat
akan belajar PKn.
5 Saya senang saat akan
belajar PKn.
Saya tidak senang saat akan
belajar PKn.
6
Konatif
Saya aktif menyiapkan
buku PKn
Saya tidak menyiapkan buku
PKn
7
Saya perlu perisapan
dalam mengikuti
pelajaran PKn.
Saya tidak perlu perisapan
dalam mengikuti pelajaran
PKn.
5. Sikap saat mengikuti pelajaran
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel
1
Kognitif
Mata Pelajaran PKn
membuat ilmu
pengetahuan saya
berkembang.
Mata pelajaran PKn tidak
berpengaruh bagi kehidupan
saya.
2
Saya mendapatkan
manfaat pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn.
Saya tidak mendapatkan
manfaat pembelajaran yang
akan dipelajari dalam mata
pelajaran PKn.
3
Afektif
Saya bersemangat dalam
mengikuti Pelajaran PKn.
Saya kesulitan dalam
mengikuti Pelajaran PKn.
4 Bagi saya Pelajaran PKn
itu menyenangkan.
Bagi saya Pelajaran PKn itu
sulit.
5 Konatif
Saya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
saat belajar mata
pelajaran PKn.
Saya mendengarkan dengan
tidak sungguh-sungguh saat
belajar mata pelajaran PKn.
6. Sikap setelah mengikuti pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel
1 Kognitif
Saya dapat menggunakan
pengetahuan yang
didapatkan dalam
kegiatan sehari-hari.
Saya dapat menggunakan
pengetahuan yang
didapatkan terbatas di
lingkungan rumah.
2
Afektif
Saya memberikan contoh
sikap tindakan setelah
mempelajari ilmu
pengetahuan.
Saya kesulitan memberikan
contoh sikap tindakan
setelah mempelajari ilmu
pengetahuan.
3
Saya mengetahui sikap
apa yang ingin saya
kembangkan setelah
mengikuti pembelajaran.
Saya tidak mengetahui sikap
yang ingin dikembangkan
setelah mengikuti
pembelajaran.
4
Konatif
Setelah mendapatkan
pengetahuan, saya
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah mendapatkan
pengetahuan, saya tidak
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5
Saya berperilaku baik
setelah mempelajari
Pelajaran PKn.
Saya mengalami hambatan
mengembangkan perilaku
setelah mempelajari Pkn.
Tabel 5 Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Persepsi dan Sikap
Indikator Indiaktor
Ahli
Pernyataan
farvorable
Pernyataan
unfarvorable
Jumlah
pernyataan
farvorable
Jumlah
pernyataan
unfarvorabl
e
Total
Persepsi
tentang
materi,
media,
dan sarana
pelajaran
dalam
Pelajaran
PKn
Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,
7 7 14 Mengerti 4, 5, 6, 7
11, 12, 13,
14
Persepsi
tentang
langkah-
langkah
pelajaran
Menyerap 15, 16 20, 21
5 5 10 Mengerti 17, 18, 19 22, 23,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dalam
Pelajaran
PKn
Persepsi
tentang
interaksi
dalam
Pelajaran
PKn
Menyerap 25, 26 30, 31, 32
5 5 10 Mengerti 27, 28, 29 33, 34, 38
Tabel 6 sebaran Item Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa
Indikator Indikator
Ahli
Pernyataan
farvorable
Pernyataan
unfarvorable
Jumlah
pernyataan
farvorable
Jumlah
pernyataan
unfarvorable
Total
Sikap siswa
sebelum
pembelajaran
Kognitif 1, 2 7, 8
6 6 12 Afektif 3 ,4 9, 10
Konatif 5, 6 11, 12
Sikap siswa
saat
pembelajaran
Kognitif 13, 14 19, 20,
6 6 12 Afektif 15, 16 21,22
Konatif 17, 18 23, 24
Sikap siswa
setelah
pembelajaran
Kognitif 25, 26 31, 32
6 8 14 Afektif 27, 28 33, 34, 35
Konatif 29, 30 36, 37, 38
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen ini adalah teknik validitas
dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji
kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen penelitian. Berikut ini penjelasan
mengenai validitas dan reliabilitas pada penelitian ini.
3.7.1 Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Menurut Sugiyono (2015:176) validitas dibagi menjadi dua validitas internal /
rasional dan validitas eksternal / empiris. Validitas internal terbagi menjadi dua
yaitu validitas konstruk dan validitas isi.
Menurut Sugiyono (2014: 176) penelitian yang mempunyai validasi internal,
bila ada data dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang
digunakan. Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi
constructs validity (validasi konstrak) dan content validity (validasi isi). Untuk
instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas
konstuksi (contructs). Hadi (1986) (dalam Sugiyono 2015:176) menyamakan
constructs validity sama dengan validity by definition. Instrumen yang mempunyai
validitas konstruksi, jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan didefinisikan. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti tentang
hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SDN Tlacap
maka, peneliti akan menggunakan validasi internal yaitu validasi konstrak
(constructs validity).
1. Validitas Isi (Content Validity)
Widoyoko (2009:129) menyatakan bahwa validitas isi merupakan
instrumen yang berbentuk kuesioner untuk mengukur hasil belajar dalam aspek
kecakapan akademik. Untuk mengetahui sejauh mana item-item di dalam tes
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur.
Validasi dalam penelitian ini dilakukan melalui expert judgement. Expert
Judgement adalah dilakukan oleh tiga ahli yaitu dua dosen ahli pengembangan
alat ukur non tes dan satu guru kelas. Berikut adalah hasil validasi instrumen
penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas isi:
Tabel 7 Expert Judgement
No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata
Skor
Dosen
I
Dosen
II
Guru
SD
Total
1 Kejelasan rumusan 3 4 4 11
2 Kelengkapan cakupan rumusan
indikator
4 4 3 11
3 Kesesuaian dengan buku yang
digunakan
4 3 3 10
4 Kesesuaian dengan indikator yang
ingin dicapai
4 3 3 10
5 Kesesuaian dengan karakter peserta
didik
3 3 3 9
6 Keruntutan dan sistematika isi
instrumen
3 4 3 10
7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku
yang digunakan
4 4 3 11
8 Mencantummkan referensi buku dalam
instrumen
3 3 4 10
9 Ketepatan ejaan 4 4 4 12
10 Ketepatan pilihan kata 3 4 4 11
11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9
12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11
Total Skor 125
Rata-rata 86,8
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
144𝑋 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 3 Rumus Menghitung rata-rata expert judgement
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 12 di atas dapat disimpulkan bahwa
rerata skor 86,8 menunjukan bahwa instrumen penelitian tersebut layak digunakan
dengan perbaikan. Hal tersebut didasarkan pada rentang skor yang sebelumnya
telah dibuat sebagai berikut:
Tabel 8 Rentang skor
Kategori Rentang Nilai
Layak tidak perlu perbaikan 100
Layak dengan perbaikan 41 – 99
Tidak Layak 1 – 40
2. Validitas Konstrak ( Construct Validaty)
Widoyoko (2009:131) menyatakan bahwa validitas konstruk mengacu pada
sejauh mana instrumen mengukur konsep dari satu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang
digunakan. Validitas konstruk dapat dilakukan melalui uji empiris. Untuk menguji
validitas empris suatu instrumen, maka instrumen harus diujicobakan pada subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang didesain dalam penelitian. Jika respon yang diperoleh dari subjek terpilih
sesuai dengan keinginan, maka instrumen tersebut sudah dapat dikatakan valid.
Kuesioner disebarkan pada siswa kelas II di enam Sekolah Dasar yaitu
SD Negeri Ngaglik, SD N 2 Sedayu, SD Sambikerep, SD N Jetis Bantul, SD N
Plaosan 1, SD Muhammadiyah Pepe Bantul dengan alasan apakah kuesioner
cocok dan mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang diajarkan di Sekolah
Dasar. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal satu item
yang valid dan reliabel. Berikut ini adalah hasil dari uji validitas konstruk:
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa
No Item r hitung r tabel Keputusan
1 Item 1 1 0,158 Tidak valid
2 Item 2 -0,034 0,158 Tidak Valid
3 Item 3 0,166 0,158 Valid
4 Item 4 0,322 0,158 Valid
5 Item 5 0,222 0,158 Valid
6 Item 6 -0,407 0,158 Valid
7 Item 7 0,182 0,158 Valid
8 Item 8 0,031 0,158 Tidak Valid
9 Item 9 0,092 0,158 Tidak Valid
10 Item 10 0,198 0,158 Valid
11 Item 11 0,553 0,158 Valid
12 Item 12 0,114 0,158 Tidak valid
13 Item 13 .-0,064 0,158 Tidak valid
14 Item 14 -0,023 0,158 Tidak Valid
15 Item 15 0,196 0,158 Valid
16 Item 16 -0,073 0,158 Tidak Valid
17 Item 17 0,078 0,158 Tidak valid
18 Item 18 0,332 0,158 Valid
19 Item 19 0,088 0,158 Tidak Valid
20 Item 20 0,345 0,158 Valid
21 Item 21 0,275 0,158 Valid
22 Item 22 0,100 0,158 Tidak valid
23 Item 23 0,325 0,158 Valid
24 Item 24 0,117 0,158 Tidak valid
25 Item 25 0,005 0,158 Tidak valid
26 Item 26 0,205 0,158 Valid
27 Item 27 -0,038 0,158 Tidak valid
28 Item 28 0,167 0,158 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
29 Item 29 -0,058 0,158 Tidak valid
30 Item 30 0,054 0,158 Tidak valid
31 Item 31 -0,268 0,158 Valid
32 Item 32 0,168 0,158 Valid
33 Item 33 0,069 0,158 Tidak valid
34 Item 34 0,193 0,158 Valid
35 Item 35 0,485 0,158 Valid
36 Item 36 0,220 0,158 Valid
37 Item 37 0,498 0,158 Valid
38 Item 38 0,209 0,158 Valid
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 21 item.
Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi
validitas. Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.
Tabel 10 item yang dinyatakan valid pada setiap indikator persepsi
No Indikator Indikator
Ahli
No Item
yang Valid Jumlah
1
Persepsi tentang
materi, media, dan
sarana pelajaran
dalam Pelajaran
PKn.
Menyerap 3 , 10
7
Mengerti 4, 5, 6,
7,11
2
Persepsi tentang
langkah-langkah
pelajaran dalam
Pelajaran PKn.
Menyerap 15, 20, 21
5 Mengerti 18, 23
3
Persepsi tentang
interaksi dalam
Pelajaran PKn.
Menyerap 26,28,
31,32 9
Mengerti 34, 35,36,
37, 38
Tabel 11 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa
No Item r hitung r tabel Keputusan
1 Item 1 1 0,158 Tidak valid
2 Item 2 0,037 0,158 Tidak valid
3 Item 3 0,042 0,158 Tidak valid
4 Item 4 0,031 0,158 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5 Item 5 0,003 0,158 Tidak valid
6 Item 6 -0,009 0,158 Tidak valid
7 Item 7 0,148 0,158 Valid
8 Item 8 0,198 0,158 Valid
9 Item 9 0,088 0,158 Tidak valid
10 Item 10 0,184 0,158 Valid
11 Item 11 0,204 0,158 Valid
12 Item 12 0,167 0,158 Valid
13 Item 13 0,137 0,158 Tidak valid
14 Item 14 0,251 0,158 Valid
15 Item 15 -0,042 0,158 Tidak valid
16 Item 16 0,035 0,158 Tidak valid
17 Item 17 -0,043 0,158 Tidak valid
18 Item 18 0,186 0,158 Valid
19 Item 19 -0,091 0,158 Tidak valid
20 Item 20 0,072 0,158 Tidak valid
21 Item 21 0,109 0,158 Tidak valid
22 Item 22 0,106 0,158 Tidak valid
23 Item 23 0,061 0,158 Tidak valid
24 Item 24 0,097 0,158 Tidak valid
25 Item 25 0,063 0,158 Tidak valid
26 Item 26 0,088 0,158 Tidak valid
27 Item 27 0,102 0,158 Tidak valid
28 Item 28 -0,092 0,158 Tidak valid
29 Item 29 -0,071 0,158 Tidak valid
30 Item 30 -0,245 0,158 Valid
31 Item 31 0,172 0,158 Valid
32 Item 32 -0,022 0,158 Tidak valid
33 Item 33 0,004 0,158 Tidak valid
34 Item 34 0,074 0,158 Tidak valid
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 9 dari 34
item. Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi
validitas. Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.
Tabel 12 item yang dinyatakan valid pada setiap indikator sikap
No Indikator Indikator Ahli No Item yang Valid Jumlah
1
Sikap siswa
sebelum
mengikuti
pelajaran
Kognitif 7,8
4 Afektif 10
Konatif 11, 12
2 Kognitif 14 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Sikap siswa saat
mengikuti
pelajaran
Afektif
Konatif 18
3
Sikap siswa
setelah mengikuti
pelajaran
Kognitif 31
2 Afektif 30
Konatif
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
pada suatu alat ukur dapat konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama (Siregar, 2014: 55). Instrumen dikatakan reliabel
jika instrumen tersebut memiliki ketepatan atau keajegan dalam menilai apa yang
seharusnya dinilai, dan instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur, sehingga peneliti jika menggunakan cara yang sama akan mendapatkan
hasil yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menguji reabilitas secara internal
yaitu dengan mengujikan angket atau kuesioner kepada siswa kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik belah dua (split half) yang
dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Butir-butir dari angket atau kuesioner
dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok
genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun sendiri dan skor butirnya
dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. Kemudian skor total antara
kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya. Barulah koefisien korelasi ini
dimasukkan dalam rumus Spearman Brown.
Metode pengukuran reliabilitas yang sering digunakan adalah metode Alpha
Cronbach. Koefisien Alpha Crobach menunjukkan sejauh mana kekonsistenan
responden dalam menjawab instrumen yang dinilai. Menurut Azwar (2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4 Rumus pengukuran reliabilitas
Keterangan:
rıı = reabilitas yang dicari
n = Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑σt² = Jumlah varians skor tiap-tiap item
σt² = varians total
Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dikategorikan berdasarkan
tabel kriteria koefisien. Menurut Sugiyono (2014: 257) Pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 13 Kriteria koefisien reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel di atas menunjukan interval koefisien reliabilitas yang digunakan
untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitia ini. Pada interval 0,00 –
1,199 menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399
menunjukan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan
kualifikasi sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan kualifikasi Kuat.
Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukan kualifikasi Sangat Kuat.
Uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan instrumen.
Berikut tabel kualifikasi koefisien korelasi berdasarkan hasil reliabilitas persepsi
siswa terhadap mata pelajaran Pkn diperoleh hasil:
Tabel 14 Reliabilitas Persepsi Siswa
Alpha Cronbach’s Kriteria
0.820 Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan nilai Alpha Cronbach’s untuk instrumen
digunakan untuk persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn sebesar 0,820
masuk dengan kriteria sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan sudah
memenuhi syarat instrumen yang valid.
Tabel 15 Reliabilitas Sikap Siswa
Alpha Cronbach’s Kriteria
0,885 Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan nilai Alpha Cronbach’s untuk instrumen
digunakan untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn sebesar 0, 885 masuk
dengan sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat
instrumen yang valid dan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik inferensial.
Statistik inferensial adalah teknik analisis yang digunakan oleh peneliti untuk
menganalisis data sampel yang digunakan untuk populasi tertentu menurut
Sugiyono (2012: 201). Setelah menentukan jenis statistiknya maka akan ditentukan
statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan. Statistik parametrik
(Sugiyono, 2012: 201) digunakan untuk menguji parameter suatu populasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.
3.8.1 Uji Asumsi
3.8.1.1 Uji normalitas data
Uji Normalitas data dilakukan setelah data-data terkumpul. Menurut
Priyatno (2008: 28) uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data-
data yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk
menentukan jenis statistik yang nanti akan digunakan untuk analisis data lebih
lanjut. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Untuk penelitian ini kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sarwono, 2010: 25):
a. Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.
b. Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
3.8.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kelas yang diuji memiliki
kemampuan dasar yang sama terlebih dahulu diuji kesamaan variansnya. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
homogenitas ini ditujukan untuk menguji apakah beberapa kelompok memiliki
varians yang sama atau tidak (Sugiyono, 2009). Untuk keperluan penelitian,
perhitungan uji homogenitas data dilakukan dengan program komputer IBM SPSS
Statistics 16.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Pearson Product
Moment, dilakukan uji Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui
homogenitas varians data. Suatu data dikatakan homogen apanila nilai signifikansi
pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Prayitno, 2012:49)
3.8.1.3 Uji Linearitas
Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis
lurus (Nisfianoor, 2009). Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam menguji.
linesritas adalah Test For Linearity pada program komputer SPSS versi 16.0.
Untuk penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara
varialabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus.
2. jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen tidak bersifat linear atau garis
lurus.
3.8.2 Uji Hipotesis
3.8.2.1 Korelasi: Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata
Pelajaran PKn
Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Teknik pengujian klasik
untuk mengetahui signifikansi hubungan tidak dengan sendirinya menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
apakah hubungan tersebut cukup substantif atau tidak. Hubungan dua variabel
tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi
karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada
variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur
dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif)
(Sugiyono, 2015: 254). Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 16.0 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan korelasi pearson product
moment. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan skor
(Priyatno, 2012: 51):
Hnull : tidak ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa.
Hi : ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa.
1. Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut
menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa, sehingga
persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn.
2. Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara persepsi dan sikap siswa, sehingga
persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn.
Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori
koefisien korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011):
Tabel 16 Kategori Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II
pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian berisi deskripsi implementasi penelitian
dan analisis data yang telah diperoleh.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Asumsi
4.1.1.1 Uji Normalitas Persepsi dan sikap Siswa
Berdasarkan analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa
No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan
1. Kuesioner persepsi siswa 0,420 Data normal
2. Kuesioner sikap siswa 0,589 Data normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek kuesioner persepsi siswa
memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0, 420 (atau p > 0,05), dan aspek kuesioner
sikap siswa memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,589 (atau p > 0,05). Nilai sig.
(2-tailed) pada aspek kuesioner pada kelompok siswa persepsi dan sikap siswa
memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa skor
pada aspek pretest dan posttest terdistribusi normal, maka uji statistik yang
digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Correlation
product moment.
4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa
Tabel 18 Hasil Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa
No. Aspek Nilai Levene’s
Statistic
Sig. (2-
Tailed)
keterangan
1. Data persepsi dan
sikap siswa
2.948 0.069 Homogen
Berdasarkan uji Levene’s Test pada data persepsi dan sikap siswa diperoleh
besar nilai F = 10.380 dengan signifkansi sebesar 0,069 (atau p > 0,05) berarti ada
perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil data persepsi siswa pada
kelompok siswa dengan kata lain data tersebut memiliki varian yang sama sehingga
untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan correlation pearson product
moment.
4.2.1.5 Hasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berikut ini merupakan hasil uji linearitas antara persepsi dan sikap siswa
pada mata pelajaran PKn:
Tabel 19 Hasil uji linearitas antara persepsi dan sikap siswa
Aspek F Sig. (2-tailed)
Persepsi dan sikap siswa pada mata
pelajaran PKn
90,721 0,000
Berdasarkan hasil uji linearitas antara persepsi dan sikap siswa pada mata
pelajaran PKn, dapat diperoleh jika nilai signifikansinya adalah 0,000. Hal ini
membuktikan bahwa data dalam penelitian ini memiliki hubungan yang lurus dari
satu titik ke titik yang lain atau disebut juga linear karena memiliki nilai
signifikasi yang kurang dari 0,05 atau (p < 0,05) (Nurgiyantoro, dkk 2009).
Gambar 5 P-P Plot of Regression Standardized Residual
Hasil dari gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa data-data yang
menyatakan hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn
cenderung berkumpul pada garis lurus. Hal ini semakin menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini linear dan terlihat jika variabel persepsi mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
variabel sikap. Persepsi pada diri anak dapat mempengaruhi sikap yang
dimunculkan dari dalam diri anak.
4.2.2 Uji Hipotesis
4.2.2.1 Korelasi: Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata
Pelajaran PKn
Hasil uji hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn pada
kelompok siswa akan dibahas di bawah ini.
Tabel 20 Uji Korelasi Persepsi dan Sikap Siswa
No. Aspek Mean Std.
Deviation
Pearson
Corellation
Sig. (2-
Tailed)
Keterangan
1. Persepsi 80,57 11,200 0,901 0,000 Terdapat
hubungan
2. Sikap 36,61 6,125 0,901 0,000 Terdapat
hubungan
Hasil analisis dengan correlation pearson product moment pada siswa
persepsi dan sikap siswa diperoleh nilai pada data persepsi siswa Std. Deviation=
11,200 Mean= 80,57 dibandingkan dengan data sikap siswa dengan nilai Std.
Deviation= 6,125 Mean= 36,61 Pearson Correlation = 0,901. Nilai sig. (2-tailed)
dari aspek persepsi dan sikap yaitu 0,000 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga
Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan
antara persepsi dan sikap siswa. Dengan arti lain terdapat hubungan antara persepsi
dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan kategori koefisien korelasi penelitian ini memiliki nilai
korelasi 0,901 sehingga koefisien korelasi pada penelitian ini termasuk dalam
kategori sangat kuat. Sehingga antara variabel persepsi siswa dan sikap siswa pada
mata pelajaran PKn memiliki hubungan yang sangat kuat dimana persepsi
membangun adanya pembentukan sikap siswa.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan Uji Hipotesis
4.3.1.1 Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan persepsi dan sikap
siswa pada mata pelajaran PKn. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
persepsi siswa, variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn, sedangkan variabel moderatornya adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
dan sikap siswa kelas IIA terhadap mata pelajaran PKn memiliki nilai signifikansi
sebesar 0.000 (p < 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0.901. Dari hasil tersebut
persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki hubungan positif yang
signifikan dan tergolong kedalam kategori hubungan yang sangat kuat karena
berada pada rentang 0,80-1,000 (Sugiyono, 2011). Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan Slameto (2010: 102) bahwa persepsi mempengaruhi karakteristik siswa.
Persepsi manusia berhubungan dengan lingkunganya. Hubungan tersebut melalui
indra yang dimiliki, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan
pencium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IIA
di SDN Tlacap pada mata pelajaran PKn dengan materi gotong royong dapat
disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Terdapat hubungan positif antara persepsi dan sikap siswa kelas II terhadap
mata pelajaran PKn di SDN Tlacap tahun ajaran 2016/2017. Hal itu
dibuktikan dengan analisis statistik correlation pearson product moment
pada uji hipotesis korelasi pada kelompok siswa dengan nilai sig. (2-tailed)
yaitu 0.000 (atau p < 0,05) dan nilai Pearson Correlation adalah 0.901.
Dengan demikian dapat diketahui dari kedua variabel tersebut termasuk
dalam hubungan yang kuat karena berada pada rentang nilai 0,80-1,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Keterbatasan jam pelajaran pada mata pelajaran PKn dalam satu minggu,
mata pelajaran PKn memiliki dua jam pelajaran. Hal ini berbeda dengan
mata pelajaran lainnya yang memiliki jam yang lebih banyak.
5.3 Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga
guru harus memperhitungkan urutan materi dan alokasi waktu yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR REFERENSI
Amir, Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:
Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_______. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Chairunisa. (2011). Persepsi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Guru dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah Ciputat. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta
Farchan, A. (2007). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Gullo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hamka. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineko Copta
Kuncoroningsih, Endang. (2013). Hubungan Antara Sikap Siswa dalam
Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
VIII SMP Negri 2 Pabelan Tahun 2012/2013. Universitas Kristen Satya
Wacana
Meinarno dan Sarwono. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta. Salemba Humanika
Nisfianoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Empat.
Prayitno, D. (2008). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
________. (2010). SPSS: Paham Analisa Sytatistik Data dengan SPSS.
Yogyakarta: Mediakom
_______ . (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi Kesatu.
Yogyakarta : ANDI.
Purna, I Made, Renggo Astuti dan Wahyuningsih. (1996). Macapat dan Gotong
Royong. Jakarta: Putra Sejati Raja.
Raka Joni. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta:
Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Riduwan. (2004). Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta
Rusmono. (2012). Srtategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia
Sanjaya, Wina. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Kurikulum Tingat Satuan Nasional (KTSP). Jakarta: Kencana.
Sarwono, Sarlito. (2010). Psikologi Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persad.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
________. (2009). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. (2010). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta
________.(2014). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
________.(2015). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Siregar. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Singarimbun, Masri (1989). METODE PENELITIAN SURVAI. Jakarta: PT Midas
Surya Grafindo
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sumiati. A,. Bestari,P. (2008) Menjadi Warga Negara Yang Baik. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Taylor, S.E., Sears, D. O., dan Peplau, L. A. (2009). Psikologi Sosial Edisi 12.
Jakarta: Media Group.
Trianto. (2009). Model Pembelajaran Progresif: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara
Walgito, Bimo. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.
Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
Wirawan , Yohanes. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013
Subtema Ayo Cintai Lingkungan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Zulirfan, dkk. (2012). Persepsi Terhadap Pembelajaran dan Performansi Guru
IPA Fisika SMP Negri Kota Pekanbaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Persepsi
No Item r hitung r tabel Keputusan
1 Item 1 1 0,158 Tidak valid
2 Item 2 -0,034 0,158 Tidak Valid
3 Item 3 0,166 0,158 Valid
4 Item 4 0,32 0,158 Valid
5 Item 5 0,222 0,158 Valid
6 Item 6 -0,407 0,158 Valid
7 Item 7 0,182 0,158 Valid
8 Item 8 0,031 0,158 Tidak Valid
9 Item 9 0,092 0,158 Tidak Valid
10 Item 10 0,198 0,158 Valid
11 Item 11 0,553** 0,158 Valid
12 Item 12 0,114 0,158 Tidak valid
13 Item 13 .-0,064 0,158 Tidak valid
14 Item 14 -0,023 0,158 Tidak Valid
15 Item 15 0,196** 0,158 Valid
16 Item 16 -0,073 0,158 Tidak Valid
17 Item 17 0,078 0,158 Tidak valid
18 Item 18 0,332** 0,158 Valid
19 Item 19 0,088 0,158 Tidak Valid
20 Item 20 0,345** 0,158 Valid
21 Item 21 0,275** 0,158 Valid
22 Item 22 0,100 0,158 Tidak valid
23 Item 23 0,325** 0,158 Valid
24 Item 24 0,117 0,158 Tidak valid
25 Item 25 0,005 0,158 Tidak valid
26 Item 26 0,205* 0,158 Valid
27 Item 27 -0,038 0,158 Tidak valid
28 Item 28 0,167 0,158 Valid
29 Item 29 -0,058 0,158 Tidak valid
30 Item 30 0,054 0,158 Tidak valid
31 Item 31 -0,268** 0,158 Valid
32 Item 32 0,168* 0,158 Valid
33 Item 33 0,069 0,158 Tidak valid
34 Item 34 0,193* 0,158 Valid
35 Item 35 0,485** 0,158 Valid
36 Item 36 0,220** 0,158 Valid
37 Item 37 0,498** 0,158 Valid
38 Item 38 0,209** 0,158 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Alpha Cronbach’s Kriteria
0.820 Sangat Kuat
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Sikap
No Item r hitung r tabel Keputusan
1 Item 1 1 0,158 Tidak valid
2 Item 2 0,037 0,158 Tidak valid
3 Item 3 0,042 0,158 Tidak valid
4 Item 4 0,031 0,158 Tidak valid
5 Item 5 0,003 0,158 Tidak valid
6 Item 6 -0,009 0,158 Tidak valid
7 Item 7 0,148 0,158 Valid
8 Item 8 0,198* 0,158 Valid
9 Item 9 0,088 0,158 Tidak valid
10 Item 10 0,184* 0,158 Valid
11 Item 11 0,204* 0,158 Valid
12 Item 12 0,167* 0,158 Valid
13 Item 13 0,137 0,158 Tidak valid
14 Item 14 0,251** 0,158 Valid
15 Item 15 -0,042 0,158 Tidak valid
16 Item 16 0,035 0,158 Tidak valid
17 Item 17 -0,043 0,158 Tidak valid
18 Item 18 0,186* 0,158 Valid
19 Item 19 -0,091 0,158 Tidak valid
20 Item 20 0,072 0,158 Tidak valid
21 Item 21 0,109 0,158 Tidak valid
22 Item 22 0,106 0,158 Tidak valid
23 Item 23 0,061 0,158 Tidak valid
24 Item 24 0,097 0,158 Tidak valid
25 Item 25 0,063 0,158 Tidak valid
26 Item 26 0,088 0,158 Tidak valid
27 Item 27 0,102 0,158 Tidak valid
28 Item 28 -0,092 0,158 Tidak valid
29 Item 29 -0,071 0,158 Tidak valid
30 Item 30 -0,245** 0,158 Valid
31 Item 31 0,172* 0,158 Valid
32 Item 32 -0,022 0,158 Tidak valid
33 Item 33 0,004 0,158 Tidak valid
34 Item 34 0,074 0,158 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Alpha Cronbach’s Kriteria
0,885 Sangat Kuat
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Uji Normlitas Persepsi dan Sikap Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
persepsi Sikap
N 23 23
Normal Parametersa Mean 84.57 36.61
Std. Deviation 11.200 6.125
Most Extreme Differences Absolute .184 .161
Positive .113 .148
Negative -.184 -.161
Kolmogorov-Smirnov Z .880 .773
Asymp. Sig. (2-tailed) .420 .589
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa
Test of Homogeneity of Variances
persepsi_sikap
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.948 5 10 .069
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
ANOVA
persepsi_sikap
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups
2554.569 12 212.881 10.380 .000
Within Groups 205.083 10 20.508
Total 2759.652 22
Lampiran 7 Hasil Pengujian Uji Linearitas
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 persepsia . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: sikap
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .901a .812 .803 2.718
a. Predictors: (Constant), persepsi
b. Dependent Variable: sikap
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 670.315 1 670.315 90.721 .000a
Residual 155.163 21 7.389
Total 825.478 22
a. Predictors: (Constant), persepsi
b. Dependent Variable: sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.069 4.412 -1.149 .264
persepsi .493 .052 .901 9.525 .000
a. Dependent Variable: sikap
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 19.08 46.68 36.61 5.520 23
Std. Predicted Value -3.175 1.825 .000 1.000 23
Standard Error of Predicted
Value .567 1.926 .743 .307 23
Adjusted Predicted Value 21.18 48.05 36.75 5.342 23
Residual -5.680 5.684 .000 2.656 23
Std. Residual -2.090 2.091 .000 .977 23
Stud. Residual -2.329 2.139 -.023 1.037 23
Deleted Residual -7.054 5.947 -.146 3.021 23
Stud. Deleted Residual -2.639 2.360 -.026 1.097 23
Mahal. Distance .002 10.084 .957 2.156 23
Cook's Distance .000 .656 .078 .175 23
Centered Leverage Value .000 .458 .043 .098 23
a. Dependent Variable: sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 8 Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SD Negeri Tlacap
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II/I
Pertemuan ke : 1, 2, 3
Standar Kompetensi
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan
Alat
1.1 Mengenal
pentingnya
hidup rukun,
saling berbagi,
dan tolong
menolong
Gotong
royong
dengan
cara hidup
rukun,
saling
berbagi,
Kognitif
1.1.1Menunjukkan
sikap-sikap yang
berkaitan dengan
gotong royong tentang
Kegiatan Awal
- Guru membuka pelajaran
dengan memberikan salam
kepada siswa dan
melakukan absensi.
Tes
tertulis:
Soal
Essai
6 x 35
menit
Buku paket
Pendidikan
Kewarganegaraan
kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan saling
tolong
menolong
dengan
sesama
manusia
hidup rukun di rumah
dan di sekolah
1.1.2 Mengidentifikasi
sikap-sikap positif
yang berkaitan dengan
gotong royong tentang
hidup rukun di rumah
dan di sekolah
1.1.3 Menyebutkan
cara berperilaku yang
baik berkaitan dengan
gotong royong tentang
hidup rukun di rumah
dan di sekolah
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil
kerja tentang gotong
royong tentang hidup
rukun di rumah dan di
sekolah dengan
percaya diri
1.1.5 Menghargai
perbedaan pendapat
teman ketika
membicarakan gotong
royong tentang hidup
rukun di rumah dan di
sekolah
1.1.6 Bekerjasama
dengan teman ketika
- Guru meminta salah
seorang siswa untuk
memimpin berdoa.
- Apersepsi
- Motivasi
- Orientasi
Kegiatan Inti
Pertemuan 1
- Guru memberikan
permasalahan kepada siswa
berupa pertanyaan
“Mengapa kita harus hidup
dengan rukun?”
- Siswa mencoba menjawab
pertanyaan dari guru
Fase 1: Orientasi siswa pada
masalah:
(a) Guru mengajukan
masalah 1 yang tertera
pada Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) dengan
bantuan gambar.
(b) Guru meminta siswa
mengamati (membaca)
dan memahami masalah
secara individu dan
mengajukan hal-hal
yang belum dipahami
terkait masalah yang
disajikan.
(c) Jika ada siswa yang
mengalami masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mendiskusikan gotong
royong tentang hidup
rukun di rumah dan di
sekolah
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan
soal tentang gotong
royong tentang hidup
rukun di rumah dan di
sekolah
1.1.7 Melaporkan hasil
kerja kelompok
tentang gotong royong
tentang hidup rukun di
rumah dan di sekolah
Kognitif
1.1.1 Menunjukkan
sikap-sikap yang
berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah
1.1.2Mengidentifikasi
sikap-sikap positif
yang berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah
guru mempersilahkan
siswa lain untuk
memberikan tanggapan.
Bila diperlukan, guru
memberikan bantuan
secara klasikal melalui
pemberian scaffolding.
(d) Guru meminta siswa
menuliskan informasi
yang terdapat dari
masalah tersebut secara
teliti dengan
menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan
siswa belajar
(a) Guru meminta siswa
membentuk kelompok
heterogen (sesuai
pembagian kelompok
yang telah direncanakan
oleh guru.
(b) Guru menyediakan
media untuk setiap
kelompok berupa,
gambar yang berkaitan
dengan tema yang
dibahas yaitu hidup
rukun.
(c) Siswa berkolaborasi
untuk menyelesaikan
masalah yang terdapat
pada gambar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1.1.3 Menyebutkan
cara berperilaku yang
baik berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil
kerja berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah
1.1.5 Menghargai
perbedaan pendapat
teman ketika
membicarakan gotong
royong tentang sikap
saling berbagi di
rumah dan di sekolah
1.1.6 Bekerjasama
dengan teman ketika
mendiskusikan gotong
royong tentang sikap
saling berbagi di
rumah dan di sekolah
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan
soal tentang berkaitan
dengan gotong royong
tentang sikap saling
menuliskan
masalahnya.
(d) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja, mencermati
dan menemukan
berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum
dipahami.
(e) Guru memberi bantuan
(scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami
siswa secara individu,
kelompok, atau
klasikal.
(f) Meminta siswa bekerja
sama untuk
menghimpun berbagai
konsep dan aturan PKn
yang sudah dipelajari
serta memikirkan secara
cermat strategi
pemecahan yang
berguna untuk
pemecahan masalah.
(g) Mendorong siswa agar
bekerja sama dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
berbagi di rumah dan
di sekolah
1.1.7 Melaporkan
hasil kerja kelompok
berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah
Kognitif
1.1.1 Menunjukkan
sikap-sikap yang
berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
1.1.2
Mengidentifik
asi sikap-sikap positif
yang berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
1.1.3 Menyebutkan
cara berperilaku yang
baik berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling tolong-
Fase 3: Membimbing
penyelidikan individu dan
kelompok.
(a) Meminta siswa melihat
hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data terkait
membangun
(b) Guru meminta siswa
mendiskusikan apa
yang sebaiknya
dilakukan siswa agar
kerukunan diantara
mereka tetap terjalin
baik dengan teman aki-
laki atau perempuan..
Bila siswa belum
mampu menjawabnya,
guru memberi
scaffolding dengan
mengingatkan siswa
mengenai arti dari hidup
rukun.
Fase 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
(a) Guru meminta siswa
menyiapkan laporan
hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan
sistematis.
(b) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
menolong di rumah
dan di sekolah
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil
kerja berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
1.1.5 Menghargai
perbedaan pendapat
teman ketika
membicarakan gotong
royong tentang sikap
saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
1.1.6 Bekerjasama
dengan teman ketika
mendiskusikan gotong
royong tentang sikap
saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan
soal tentang berkaitan
dengan gotong royong
tentang sikap saling
laporan hasil diskusi,
dan memberi bantuan,
bila diperlukan.
(c) Guru meminta siswa
menentukan
perwakilan kelompok
secara musyawarah
untuk menyajikan
(mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
(a) Guru meminta semua
kelompok
bermusyawarah untuk
menentukan satu
kelompok yang
mempresentasikan
(mengkomunikasikan)
hasil diskusinya di
depan kelas secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu.
(b) Guru memberi
kesempatan kepada
siswa dari kelompok
penyaji untuk
memberikan penjelasan
tambahan dengan baik.
(c) Guru memberi
kesempatan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tolong-menolong di
rumah dan di sekolah
1.1.7 Melaporkan
hasil kerja kelompok
berkaitan dengan
gotong royong tentang
sikap saling tolong-
menolong di rumah
dan di sekolah
siswa dari kelompok
lain untuk memberikan
tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
(d) Guru melibatkan siswa
mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta
masukan dari siswa
yang lain dan membuat
kesepakatan, bila
jawaban yang
disampaikan siswa
sudah benar.
(e) Guru memberi
kesempatan kepada
kelompok lain yang
mempunyai jawaban
berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompoknya secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu. Apabila ada
lebih dari satu
kelompok, maka guru
meminta siswa
bermusyawarah
menentukan urutan
penyajian.
- Selanjutnya, guru
membuka cakrawala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
penerapan ide dari
penyelesaian masalah
tersebut untuk
menemukan rumus
(ide) umum untuk
menentukan banyak
kemungkinan yang
terjadi dari suatu
fenomena.
- Guru mendorong agar
siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi
kelompok serta saling
bantu untuk
menyelesaikan masalah
tersebut.
- Selama siswa bekerja di
dalam kelompok, guru
memperhatikan dan
mendorong semua
siswa untuk terlibat
diskusi, dan
mengarahkan bila ada
kelompok yang
melenceng jauh
pekerjaannya.
- Salah satu kelompok
diskusi (tidak harus
yang terbaik) diminta
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya ke
depan kelas. Sementara
kelompok lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menanggapi dan
menyempurnakan apa
yang dipresentasikan.
- Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap
kelompok
Dengan tanya jawab, guru
mengarahkan semua siswa
pada kesimpulan mengenai
permasalahan tersebut.
Pertemuan 2
- Guru memberikan
permasalahan kepada siswa
berupa pertanyaan
“Mengapa kita harus
saling berbagi dengan
teman?”
- Siswa mencoba menjawab
pertanyaan dari guru
Fase 1: Orientasi siswa pada
masalah:
a) Guru mengajukan
masalah 1 yang tertera
pada Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) dengan
gambar.
b) Guru meminta siswa
mengamati (membaca)
dan memahami
masalah secara individu
dan mengajukan hal-hal
yang belum dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terkait masalah yang
disajikan.
c) Jika ada siswa yang
mengalami masalah,
guru mempersilahkan
siswa lain untuk
memberikan
tanggapan. Bila
diperlukan, guru
memberikan bantuan
secara klasikal melalui
pemberian scaffolding.
d) Guru meminta siswa
menuliskan informasi
yang terdapat dari
masalah tersebut secara
teliti dengan
menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan
siswa belajar
a) Guru meminta siswa
membentuk kelompok
heterogen (sesuai
pembagian kelompok
yang telah
direncanakan oleh guru.
b) Guru menyediakan
media untuk setiap
kelompok berupa,
memilih gambar yang
berkaitan dengan tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang dibahas yaitu
saling berbagi.
c) Siswa berkolaborasi
untuk menyelesaikan
masalah yang terdapat
pada gambar dan
menuliskan
masalahnya.
d) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja, mencermati
dan menemukan
berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum
dipahami.
e) Guru memberi bantuan
(scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami
siswa secara individu,
kelompok, atau
klasikal.
f) Meminta siswa bekerja
sama untuk
menghimpun berbagai
konsep dan aturan PKn
yang sudah dipelajari
serta memikirkan
secara cermat strategi
pemecahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
berguna untuk
pemecahan masalah.
g) Mendorong siswa agar
bekerja sama dalam
kelompok.
Fase 3: Membimbing
penyelidikan individu dan
kelompok.
a) Meminta siswa melihat
hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data terkait
membangun
b) Guru meminta siswa
melakukan eksperimen
dengan media yang
disediakan untuk
menyelesaikan
masalah, yaitu (a)
mencatat semua
kegiatan yang dapat
dilakukan dengan
saling berbagi bersama
teman, (b) mencatat
kegiatan yang bukan
termasuk dalam
kegiatan saling berbagi.
c) Guru meminta siswa
mendiskusikan apa
yang sebaiknya
dilakukan siswa agar
mereka tetap mau
saling berbagi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
teman. Bila siswa
belum mampu
menjawabnya, guru
memberi scaffolding
dengan mengingatkan
siswa mengenai arti
dari hidup rukun.
Fase 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa
menyiapkan laporan
hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan
sistematis.
b) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja menyusun
laporan hasil diskusi,
dan memberi bantuan,
bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa
menentukan
perwakilan kelompok
secara musyawarah
untuk menyajikan
(mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a) Guru meminta semua
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bermusyawarah untuk
menentukan satu
kelompok yang
mempresentasikan
(mengkomunikasikan)
hasil diskusinya di
depan kelas secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu.
b) Guru memberi
kesempatan kepada
siswa dari kelompok
penyaji untuk
memberikan penjelasan
tambahan dengan baik.
c) Guru memberi
kesempatan kepada
siswa dari kelompok
lain untuk memberikan
tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa
mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta
masukan dari siswa
yang lain dan membuat
kesepakatan, bila
jawaban yang
disampaikan siswa
sudah benar.
e) Guru memberi
kesempatan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kelompok lain yang
mempunyai jawaban
berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompoknya secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu. Apabila ada
lebih dari satu
kelompok, maka guru
meminta siswa
bermusyawarah
menentukan urutan
penyajian.
- Selanjutnya, guru
membuka cakrawala
penerapan ide dari
penyelesaian masalah
tersebut untuk
menemukan rumus
(ide) umum untuk
menentukan banyak
kemungkinan yang
terjadi dari suatu
fenomena.
- Guru mendorong agar
siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi
kelompok serta saling
bantu untuk
menyelesaikan masalah
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
- Selama siswa bekerja di
dalam kelompok, guru
memperhatikan dan
mendorong semua
siswa untuk terlibat
diskusi, dan
mengarahkan bila ada
kelompok yang
melenceng jauh
pekerjaannya.
- Salah satu kelompok
diskusi (tidak harus
yang terbaik) diminta
untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan
kelas. Sementara
kelompok lain,
menanggapi dan
menyempurnakan apa
yang dipresentasikan.
- Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap
kelompok
- Dengan tanya jawab,
guru mengarahkan
semua siswa pada
kesimpulan mengenai
permasalahan tersebut.
Pertemuan 3
- Guru memberikan
permasalahan kepada siswa
berupa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“Apa dampaknya jika kita
tidak saling tolong-
menolong?”
- Siswa mencoba menjawab
pertanyaan dari guru
Fase 1: Orientasi siswa pada
masalah:
a) Guru mengajukan
masalah 1 yang tertera
pada Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) dengan
bantuan IT (power
point) atau gambar.
b) Guru meminta siswa
mengamati (membaca)
dan memahami
masalah secara individu
dan mengajukan hal-hal
yang belum dipahami
terkait masalah yang
disajikan.
c) Jika ada siswa yang
mengalami masalah,
guru mempersilahkan
siswa lain untuk
memberikan
tanggapan. Bila
diperlukan, guru
memberikan bantuan
secara klasikal melalui
pemberian scaffolding.
d) Guru meminta siswa
menuliskan informasi
yang terdapat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
masalah tersebut secara
teliti dengan
menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan
siswa belajar
a) Guru meminta siswa
membentuk kelompok
heterogen (sesuai
pembagian kelompok
yang telah
direncanakan oleh guru.
b) Guru menyediakan
media untuk setiap
kelompok berupa,
memilih gambar yang
berkaitan dengan tema
yang dibahas yaitu
saling tolong-
menolong.
c) Siswa berkolaborasi
untuk menyelesaikan
masalah yang terdapat
pada gambar dan
menuliskan
masalahnya.
d) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja, mencermati
dan menemukan
berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta
memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum
dipahami.
e) Guru memberi bantuan
(scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami
siswa secara individu,
kelompok, atau
klasikal.
f) Meminta siswa bekerja
sama untuk
menghimpun berbagai
konsep dan aturan PKn
yang sudah dipelajari
serta memikirkan
secara cermat strategi
pemecahan yang
berguna untuk
pemecahan masalah.
g) Mendorong siswa agar
bekerja sama dalam
kelompok.
Fase 3: Membimbing
penyelidikan individu dan
kelompok.
a) Meminta siswa melihat
hubungan-hubungan
berdasarkan
informasi/data terkait
membangun
b) Guru meminta siswa
melakukan eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan media yang
disediakan untuk
menyelesaikan
masalah, yaitu (a)
mencatat semua
kegiatan tolong
menolong yang
dilakukan dengan
teman di sekolah, (b)
mencatat kegiatan
tolong menolong ketika
berada di rumah.
c) Guru meminta siswa
mendiskusikan apa
yang sebaiknya
dilakukan siswa agar
mereka tetap mau
saling tolong-menolong
dengan teman. Bila
siswa belum mampu
menjawabnya, guru
memberi scaffolding
dengan mengingatkan
siswa mengenai arti
dari hidup rukun.
Fase 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa
menyiapkan laporan
hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan
sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
b) Guru berkeliling
mencermati siswa
bekerja menyusun
laporan hasil diskusi,
dan memberi bantuan,
bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa
menentukan
perwakilan kelompok
secara musyawarah
untuk menyajikan
(mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a) Guru meminta semua
kelompok
bermusyawarah untuk
menentukan satu
kelompok yang
mempresentasikan
(mengkomunikasikan)
hasil diskusinya di
depan kelas secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu.
b) Guru memberi
kesempatan kepada
siswa dari kelompok
penyaji untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
memberikan penjelasan
tambahan dengan baik.
c) Guru memberi
kesempatan kepada
siswa dari kelompok
lain untuk memberikan
tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa
mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta
masukan dari siswa
yang lain dan membuat
kesepakatan, bila
jawaban yang
disampaikan siswa
sudah benar.
e) Guru memberi
kesempatan kepada
kelompok lain yang
mempunyai jawaban
berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan
hasil diskusi
kelompoknya secara
runtun, sistematis,
santun, dan hemat
waktu. Apabila ada
lebih dari satu
kelompok, maka guru
meminta siswa
bermusyawarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menentukan urutan
penyajian.
- Selanjutnya, guru
membuka cakrawala
penerapan ide dari
penyelesaian masalah
tersebut untuk
menemukan rumus
(ide) umum untuk
menentukan banyak
kemungkinan yang
terjadi dari suatu
fenomena.
- Guru mendorong agar
siswa secara aktif
terlibat dalam diskusi
kelompok serta saling
bantu untuk
menyelesaikan masalah
tersebut.
- Selama siswa bekerja di
dalam kelompok, guru
memperhatikan dan
mendorong semua
siswa untuk terlibat
diskusi, dan
mengarahkan bila ada
kelompok yang
melenceng jauh
pekerjaannya.
- Salah satu kelompok
diskusi (tidak harus
yang terbaik) diminta
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mempresentasikan
hasil diskusinya ke
depan kelas. Sementara
kelompok lain,
menanggapi dan
menyempurnakan apa
yang dipresentasikan.
- Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap
kelompok
- Dengan tanya jawab,
guru mengarahkan
semua siswa pada
kesimpulan mengenai
permasalahan tersebut.
Kegiatan Penutup
- Guru mengajak siswa
untuk membuat
kesimpulan tentang
pembelajaran pada hari
ini.
- Siswa membuat reflesi
tentang pembelajaran
hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 9 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS 2 SEMESTER I
HIDUP BERGOTONG ROYONG
Disusun oleh :
Nurike Pramaning Tyas
131134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri Tlacap
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Membiasakan hidup bergotong royong
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong
C. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menunjukkan sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
1.1.2 Mengidentifikasi sikap-sikap positif yang berkaitan dengan gotong
royong tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
1.1.3 Menyebutkan cara berperilaku yang baik berkaitan dengan gotong
royong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil kerja tentang gotong royong tentang hidup rukun di
rumah dan di sekolah dengan percaya diri
1.1.5 Menghargai perbedaan pendapat teman ketika membicarakan gotong
royong tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
1.1.6 Bekerjasama dengan teman ketika mendiskusikan gotong royong
tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan soal tentang gotong royong tentang hidup rukun di
rumah dan di sekolah
1.1.7 Melaporkan hasil kerja kelompok tentang gotong royong tentang hidup
rukun di rumah dan di sekolah
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu menunjukkan contoh sikap-
sikap yang berkaitan dengan gotong royong tentang hidup rukundi rumah
dan di sekolah dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
1.1.1.2 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu mengidentifikasi sikap-sikap
yang berkaitan dengan gotong royong tentang hidup rukun di rumah dan
di sekolah
1.1.1.3 Setelah kegiatan mengamati, siswa mampu menyebutkan cara berperilaku
yang baik berkaitan dengan gotong royong tentang hidup rukun di rumah
dan di sekolah
Afektif
1.1.1.4 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja tentang
gotong royong tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah dengan
percaya diri dengan percaya diri
1.1.1.5 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan gotong royong
tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah
1.1.1.6 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu bekerja sama dengan teman
ketika mendiskusikan gotong royong tentang hidup rukun di rumah dan
di sekolah
Psikomotorik
1.1.1.7 Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menyelesaikan soal tentang
gotong royong tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah dengan
benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
1.1.1.8 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja
kelompok tentang gotong royong tentang hidup rukun di rumah dan di
sekolah dengan penuh percaya diri
E. Materi Ajar
Hidup rukun:
1. Arti rukun
2. Pentingnya hidup rukun
3. Rukun di berbagai tempat
4. Penerapan hidup rukun
Dalam lingkungan rumah dan sekolah pasti ada suatu perbedaan, yaitu beda
agama, ras dan suku bangsa. Tetapi walaupun ada perbedaan kita harus hidup rukun
agar dapat menciptakan suasana yang damai dan nyaman. Untuk mewujudkan hidup
rukun kita harus mau berteman dengan siapa saja dan juga harus saling mengasihi,
menyayangi, dengan sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama dan suku
bangsa.
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Student Center Learning (SCL)
a. Model : Problem Based Learning (PBL)
b. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi, dan
Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pertemuan 1
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
a. Motivasi
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
bernyanyi:
Disini rukun, disana rukun
Dimana-mana hidupku rukun,
Di rumah rukun, di sekolah rukun
Di mana-mana ku hidup rukun
Lalalala…lalala…lala..lala…lalala…lalalalalalalaa2X
b. Apersepsi
3. Guru menanyakan beberapa pertanyaan contoh sikap yang
menunjukkan tentang hidup rukun di sekolah, di rumah,
maupun di masyarakat
c. Orientasi
4.Guru menjelaskan apa saja kegiatan yang akan mereka
lakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut.
10
menit
Kegiatan Inti
1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah:
(e) Guru mengajukan masalah 1 yang tertera pada Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) dengan bantuan gambar.
(f) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan
memahami masalah secara individu dan mengajukan
hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang
disajikan.
(g) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru
mempersilahkan siswa lain untuk memberikan
tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan
secara klasikal melalui pemberian scaffolding.
(h) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang
terdapat dari masalah tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri.
45
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
(h) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen
(sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan
oleh guru)
(i) Guru menyediakan media untuk setiap kelompok
berupa gambar yang berkaitan dengan tema yang
dibahas yaitu hidup rukun.
(j) Siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah
yang terdapat pada gambar dan menuliskan
masalahnya.
(k) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja,
mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
(l) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara individu,
kelompok, atau klasikal.
(m) Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun
berbagai konsep dan aturan PKn yang sudah dipelajari
serta memikirkan secara cermat strategi pemecahan
yang berguna untuk pemecahan masalah.
(n) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok.
3. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok.
(c) Meminta siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan informasi/data terkait membangun
(d) Guru meminta siswa mendiskusikan apa yang
sebaiknya dilakukan siswa agar kerukunan diantara
mereka tetap terjalin baik dengan teman aki-laki atau
perempuan. Bila siswa belum mampu menjawabnya,
guru memberi scaffolding dengan mengingatkan siswa
mengenai arti dari hidup rukun.
4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
(d) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
(e) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila
diperlukan.
(f) Guru meminta siswa menentukan perwakilan
kelompok secara musyawarah untuk menyajikan
(mempresentasikan) laporan di depan kelas.
5. Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
(f) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu kelompok yang mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas
secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
(g) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari
kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan
tambahan dengan baik.
(h) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari
kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
(i) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain
dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan siswa sudah benar.
(j) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan
hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok,
maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
6. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan ide dari
penyelesaian masalah tersebut untuk menemukan rumus
(ide) umum untuk menentukan banyak kemungkinan yang
terjadi dari suatu fenomena.
7. Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam
diskusi kelompok serta saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
8. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang
melenceng jauh dari pekerjaannya.
9. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik)
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke
depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan
menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
10. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
11. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
Menyimpulkan
15. Guru bersama siswa menyimpulkan tenang materi yang
sudah dipelajari.
16. Siswa merangkum kegiatan materi pelajaran melalui
tanya jawab dengan guru.:
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Penutup
“Apa yang sudah kita pelajari hari ini?”
“Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari
pembelajaran hari ini?”
17. Siswa melakukan evaluasi melalui tanya jawab dengan
guru sambil mengkonfirmasi dengan jawaban siswa.
18. Guru bersama siswa memperbaiki apabila terdapat hal
yang salah dan menguatkan hal-hal yang sudah benar.
Refleksi dan Tindak lanjut
19. Siswa merefleksikan terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan.
a. Apa yang kalian dapatkan dari Pelajaran PKn tentang
hidup rukun?
b. Apakah ada kesulitan yang kalian hadapi ?
20. Guru bersama siswa merangkum materi mengenai hidup
rukun dalam kehidupan sehari-hari.
21. Kegiatan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan
menginformasikan agar siswa mempelajari materi yang
akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
22. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengajak siswa berdoa.
H. Media, alat dan sumber pembelajaran
a. Media : Gambar tentang hidup rukun
b. Alat : Alat tulis, Papan Tulis Whiteboard, Spidol,
Pensil, dan Penggaris.
c. Sumber Pembelajaran :
Sunarso. (2009). Pelajaran PKn 2 Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2
SD. Jakarta : PT Yudhistira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
I. Penilaian
1) Jenis/teknik penilaian
Aspek Penilaian Jenis Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes uraian Soal tes isian
Keterampilan Performa Individu
Sikap Observasi Lembar Observasi
1) Rubrik Penilaian (Terlampir)
2) Pedoman penskoran (Terlampir)
1. Penilaian pengetahuan :
Indikator : 4.1.1 sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang hidup rukun
Soal Kriteria Skor
1. Bagaimana sikap kita
ketika berada di rumah
agar tidak bertengkar
dengan kakak?
Siswa menjawab namun jawaban
sudah benar.
1
Siswa menjawab namun jawaban
salah.
0
Keterangan :
Penilaaian : Jumlah skor nilai
(Jumlah jawaban benar x 2 : 3) = ......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Nama :
Kelas :
Perhatikan gambar di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang berada di
bawah gambar tersebut!
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun?
3. Bagaimana cara kalian agar dapat hidup rukun dengan keluarga dan teman?
Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
1. Apa yang dilakukan oleh anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun?
3. Bagaimana cara kalian ketika melihat kejadian seperti gambar di atas?
Refleksi
1. Pembelajaran apa yang kamu dapatkan ?
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari pembelajaran hari ini?
3. Kamu dapat belajar apa tentang pembelajaran hari ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4. Makna apa yang dapat kamu peroleh dalam pembelajaran hari ini?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
KELAS 2 SEMESTER I
HIDUP BERGOTONG ROYONG
Disusun oleh :
Nurike Pramaning Tyas
131134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri Tlacap
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Membiasakan hidup bergotong royong
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong
C. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menunjukkan sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
1.1.2 Mengidentifikasi sikap-sikap positif yang berkaitan dengan gotong
royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
1.1.3 Menyebutkan cara berperilaku yang baik berkaitan dengan gotong
royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil kerja berkaitan dengan gotong royong tentang sikap
saling berbagi di rumah dan di sekolah.
1.1.5 Menghargai perbedaan pendapat teman ketika membicarakan gotong
royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
1.1.6 Bekerjasama dengan teman ketika mendiskusikan gotong royong
tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan soal tentang berkaitan dengan gotong royong tentang
sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
1.1.7 Melaporkan hasil kerja kelompok berkaitan dengan gotong royong
tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu menunjukkan contoh sikap-
sikap yang berkaitan dengan gotong royong tentang saling berbagi di
rumah dan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sekolah dengan benar.
1.1.1.2 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu mengidentifikasi sikap-sikap
yang berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah.
1.1.1.3 Setelah kegiatan mengamati, siswa mampu menyebutkan cara
berperilaku
yang baik berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling berbagi
di rumah dan di sekolah.
Afektif
1.1.1.4 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja berkaitan
dengan gotong royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di
sekolah dengan percaya diri dengan percaya diri.
1.1.1.5 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan mengenai gotong
royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di sekolah.
1.1.1.6 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu bekerja sama dengan teman
ketika mendiskusikan mengenai gotong royong tentang sikap saling
berbagi di rumah dan di sekolah Psikomotorik.
1.1.1.7 Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menyelesaikan soal berkaitan
dengan gotong royong tentang sikap saling berbagi di rumah dan di
sekolah dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1.1.1.8 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja
kelompok berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling berbagi di
rumah dan di sekolah dengan penuh percaya diri .
E. Materi Ajar
Saling berbagi:
1. Saling berbagi di rumah
2. Saling berbagi di sekolah
3. Saling berbagi di masyarakat
Saling berbagi dengan sesama tanpa memandang perbedaan
agama dan suku bangsa merupakan sikap yang terpuji. Berbagi yaitu
membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan berbuat dengan hati yang tulus, contoh sikap
saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari yaitu memberi bantuan pada
teman yang tertimpa musibah/mendapat kecelakaan, memberikan
sedekah pada peminta-minta dan di sekolah misalnya : memberikan
pinjaman alat tulis pada teman yang tidak membawa alat tulis.
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
b. Pendekatan : Student Center Learning (SCL)
a. Model : Problem Based Learning (PBL)
b. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi, dan
Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pertemuan 2
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
a. Motivasi
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi
lagu:
Nada: pelangi-pelangi
Alangkah Indahnya hidup berbagi
Memberikan dengan setulus hatimu
Di rumah, sekolah, dan di masyarakat
Berbagi, memberi, setulus hati…….
b. Apersepsi
3. Guru menanyakan beberapa pertanyaan sikap yang
menunjukkan tentang saling berbagi di sekolah, di
rumah, maupun di masyarakat
c. Orientasi
4.Guru menjelaskan apa saja kegiatan yang akan mereka
lakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut.
10
menit
Kegiatan Inti
12. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah:
(i) Guru mengajukan masalah 1 yang tertera pada Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) dengan gambar.
(j) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan
memahami masalah secara individu dan mengajukan
hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang
disajikan.
(k) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru
mempersilahkan siswa lain untuk memberikan
tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan
secara klasikal melalui pemberian scaffolding.
(l) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang
terdapat dari masalah tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri.
45
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
13. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
(o) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen
(sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan
oleh guru).
(p) Guru menyediakan media untuk setiap kelompok
berupa, memilih gambar yang berkaitan dengan tema
yang dibahas yaitu saling berbagi.
(q) Siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah
yang terdapat pada gambar dan menuliskan
masalahnya.
(r) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja,
mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
(s) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara individu,
kelompok, atau klasikal.
(t) Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun
berbagai konsep dan aturan PKn yang sudah dipelajari
serta memikirkan secara cermat strategi pemecahan
yang berguna untuk pemecahan masalah.
(u) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok.
14. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok.
(e) Meminta siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan informasi/data terkait membangun
(f) Guru meminta siswa melakukan eksperimen dengan
media yang disediakan untuk menyelesaikan masalah,
yaitu (a) mencatat semua kegiatan yang dapat
dilakukan dengan saling berbagi bersama teman, (b)
mencatat kegiatan yang bukan termasuk dalam
kegiatan saling berbagi.
(g) Guru meminta siswa mendiskusikan apa yang
sebaiknya dilakukan siswa agar mereka tetap mau
saling berbagi dengan teman. Bila siswa belum mampu
menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan
mengingatkan siswa mengenai arti dari hidup rukun.
15. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
(g) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
(h) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila
diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
(i) Guru meminta siswa menentukan perwakilan
kelompok secara musyawarah untuk menyajikan
(mempresentasikan) laporan di depan kelas.
16. Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
(k) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu kelompok yang mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas
secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
(l) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari
kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan
tambahan dengan baik.
(m) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari
kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
(n) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain
dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan siswa sudah benar.
(o) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan
hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok,
maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
17. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan ide dari
penyelesaian masalah tersebut untuk menemukan rumus
(ide) umum untuk menentukan banyak kemungkinan yang
terjadi dari suatu fenomena.
18. Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam
diskusi kelompok serta saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
19. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang
melenceng jauh pekerjaannya.
20. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik)
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke
depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan
menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
21. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
22. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penutup
Menyimpulkan
15. Guru bersama siswa menyimpulkan tenang materi yang
sudah dipelajari.
16. Siswa merangkum kegiatan materi pelajaran melalui
tanya jawab dengan guru.:
“Apa yang sudah kita pelajari hari ini?”
“Bagaimana perasaan kalian setelah mempelajari
pelajaran hari ini?”
17. Siswa melakukan evaluasi melalui tanya jawab dengan
guru sambil mengkonfirmasi dengan jawaban siswa.
18. Guru bersama siswa memperbaiki apabila terdapat hal
yang salah dan menguatkan hal-hal yang sudah benar.
Refleksi dan Tindak lanjut
19. Siswa merefleksikan terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan.
c. Apa yang kalian dapatkan dari Pelajaran PKn tentang
saling berbagi?
d. Apakah ada kesulitan yang kalian hadapi ?
20. Guru bersama siswa merangkum materi mengenai
kegiatan saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari.
21. Kegiatan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan
menginformasikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
22. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengajak siswa berdoa,
10
menit
H. Media, alat dan sumber pembelajaran
a. Media : Gambar tentang saling berbagi dalam kehidupan
sehari-hari anak.
b. Alat : Alat tulis, Papan Tulis Whiteboard,
Spidol,Pensil,dan Penggaris.
c. Sumber Pembelajaran :
Sunarso. (2009). Pelajaran PKn 2 Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas 2 SD. Jakarta : PT Yudhistira
I. Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1) Jenis/teknik penilaian
Aspek Penilaian Jenis Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes uraian Soal tes isian
Keterampilan Performa Individu
Sikap Observasi Lembar Observasi
1) Rubrik Penilaian (Terlampir)
2)Pedoman penskoran (Terlampir)
1. Penilaian pengetahuan :
Indikator : 4.1.1 sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang saling berbagi di rumah dan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Nama :
Kelas :
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan kegiatan saling berbagi antara sesama
manusia?
3. Mengapa kalian harus saling berbagi dengan keluarga dan teman?
Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling berbagi?
3. Bagaimana cara kalian ketika ada teman yang ingin meminjam barang yang kalian
miliki?
Refleksi
1. Pembelajaran apa yang kamu dapatkan ?
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari pembelajaran hari ini?
3. Kamu dapat belajar apa tentang pembelajaran hari ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
4. Makna apa yang dapat kamu peroleh dalam pembelajaran hari ini?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
KELAS 2 SEMESTER I
HIDUP BERGOTONG ROYONG
Disusun oleh :
Nurike Pramaning Tyas
131134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri Tlacap
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Membiasakan hidup bergotong royong
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong
C. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menunjukkan sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
1.1.2 Mengidentifikasi sikap-sikap positif yang berkaitan dengan gotong
royong tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
1.1.3 Menyebutkan cara berperilaku yang baik berkaitan dengan gotong
royong tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
Afektif
1.1.4 Melaporkan hasil kerja berkaitan dengan gotong royong tentang sikap
saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
1.1.5 Menghargai perbedaan pendapat teman ketika membicarakan gotong
royong tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
1.1.6 Bekerjasama dengan teman ketika mendiskusikan gotong royong
tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
Psikomotorik
1.1.6 Menyelesaikan soal tentang berkaitan dengan gotong royong tentang
sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
1.1.7 Melaporkan hasil kerja kelompok berkaitan dengan gotong royong
tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu menunjukkan contoh
sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling
tolong-menolong di rumah dan di sekolah dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
1.1.1.2 Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu mengidentifikasi sikap-
sikap yang berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling tolong-
menolong di rumah dan di sekolah
1.1.1.3 Setelah kegiatan mengamati, siswa mampu menyebutkan cara
berperilaku yang baik berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling
tolong- menolong di rumah dan di sekolah
Afektif
1.1.1.4 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja
tentang gotong royong tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di
sekolah dengan percaya diri dengan percaya diri
1.1.1.5 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan berkaitan
dengan gotong royong tentang sikap saling tolong-menolong di rumah dan di
sekolah
1.1.1.6 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu bekerja sama dengan teman
ketika mendiskusikan berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling
tolong- menolong di rumah dan di sekolah
Psikomotorik
1.1.1.7 Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menyelesaikan soal berkaitan
dengan gotong royong tentang sikap saling tolong-menolong di
rumah dan di sekolah dengan benar
1.1.1.8 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil kerja
kelompok berkaitan dengan gotong royong tentang sikap saling tolong-
menolong di rumah dan di sekolah dengan penuh percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
E. Materi Ajar
Tolong-menolong:
1. Pengertian tolong-menolong
2. Pentingnya hidup saling tolong-menolong
Dalam lingkungan rumah dan sekolah kita harus hidup saling tolong
menolong meskipun kita berbeda agama dan suku bangsa karena manusia itu tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contoh menolong dengan harta
benda yaitu memberikan buku bacaan yanh sudah tidak dibaca, bantuan tenaga
yaitu membantu mengumpulkan sumbangan dan menyalurkan kepada yang
berhak. Saling tolong menolong merupakan pencerminan sikap gotong-royong
dansebagai msesama makhluk Tuhan memang sepantasnyasaling mengasihi tanpa
membeda-bedakan agama dan suku bangsa. Tolong menolong sangat penting
untuk mewujudkan hidup rukun.
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
c. Pendekatan : Student Center Learning (SCL)
d. Model : Problem Based Learning (PBL)
e. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi, dan
Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pertemuan 3
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
a. Motivasi
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi
lagu:
Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
b. Apersepsi
3. Guru menanyakan beberapa pertanyaan contoh sikap yang
menunjukkan jika sikap tersebut adalah sikap saling
tolong-menolong
c. Orientasi
4.Guru menjelaskan apa saja kegiatan yang akan mereka
lakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut.
10
menit
Kegiatan Inti
1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah:
(a) Guru mengajukan masalah 1 yang tertera pada Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) dengan bantuan IT (power point) atau
gambar.
(b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan
memahami masalah secara individu dan mengajukan hal-hal
yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan.
(c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru
mempersilahkan siswa lain untuk memberikan tanggapan.
Bila diperlukan, guru memberikan bantuan secara klasikal
melalui pemberian scaffolding.
(d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat
dari masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan
bahasa sendiri.
45
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
(a) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen
(sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan oleh
guru.
(b) Guru menyediakan media untuk setiap kelompok berupa,
memilih gambar yang berkaitan dengan tema yang dibahas
yaitu saling tolong-menolong.
(c) Siswa berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah yang
terdapat pada gambar dan menuliskan masalahnya.
(d) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati
dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
(e) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan
yang dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
(f) Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun berbagai
konsep dan aturan PKn yang sudah dipelajari serta
memikirkan secara cermat strategi pemecahan yang berguna
untuk pemecahan masalah.
(g) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok.
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok.
(a) Meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan
informasi/data terkait membangun
(b) Guru meminta siswa melakukan eksperimen dengan media
yang disediakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu (a)
mencatat semua kegiatan tolong menolong yang dilakukan
dengan teman di sekolah, (b) mencatat kegiatan tolong
menolong ketika berada di rumah.
(c) Guru meminta siswa mendiskusikan apa yang sebaiknya
dilakukan siswa agar mereka tetap mau saling tolong-
menolong dengan teman. Bila siswa belum mampu
menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan
mengingatkan siswa mengenai arti dari hidup rukun.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
(a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
(b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
(c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok
secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan)
laporan di depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
(a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu kelompok yang mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara
runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
(b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok
penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
(c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok
lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok penyaji dengan sopan.
(d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok
penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat
kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah
benar.
(e) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama
untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara
runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih
dari satu kelompok, maka guru meminta siswa
bermusyawarah menentukan urutan penyajian.
6. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan ide dari
penyelesaian masalah tersebut untuk menemukan rumus (ide)
umum untuk menentukan banyak kemungkinan yang terjadi
dari suatu fenomena.
7. Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam
diskusi kelompok serta saling bantu untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
8. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru
memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng
jauh pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
9. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik)
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan
kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan
menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
10. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
11. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada
kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
Penutup
Menyimpulkan
12. Guru bersama siswa menyimpulkan tenang materi yang
sudah dipelajari.
13. Siswa merangkum kegiatan materi pelajaran melalui
tanya jawab dengan guru.:
“Apa yang sudah kita pelajari hari ini?”
“Bagaimana perasaan kalian setelah mempelajari
pembelajaran hari ini?”
14. Siswa melakukan evaluasi melalui tanya jawab dengan
guru sambil mengkonfirmasi dengan jawaban siswa.
15. Guru bersama siswa memperbaiki apabila terdapat hal
yang salah dan menguatkan hal-hal yang sudah benar.
Refleksi dan Tindak lanjut
16. Siswa merefleksikan terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan.
a. Apa yang kalian dapatkan dari Pelajaran PKn tentang
saling tolong-menolong?
b. Apakah ada kesulitan yang kalian hadapi ?
17. Guru bersama siswa merangkum materi mengenai
kegiatan saling tolong-menolong dalam kehidupan
sehari-hari.
18. Kegiatan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan
menginformasikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
19. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengajak siswa berdoa.
10
menit
H. Media, alat dan sumber pembelajaran
a. Media : Gambar tentang saling tolong-menolong dalam
kehidupan sehari-hari anak
b. Alat : Alat tulis, Papan Tulis Whiteboard, Spidol,
Pensil, dan Penggaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
c. Sumber Pembelajaran :
Sunarso. (2009). Pelajaran PKn 2 Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas 2 SD. Jakarta : PT Yudhistira
I. Penilaian
1) Jenis/teknik penilaian
Aspek Penilaian Jenis Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes uraian Soal tes isian
Keterampilan Performa Individu
Sikap Observasi Lembar Observasi
1) Rubrik Penilaian (Terlampir)
2) Pedoman penskoran (Terlampir)
Penilaian pengetahuan :
Indikator : 4.1.1 sikap-sikap yang berkaitan dengan gotong royong
tentang saling tolong-menolong di rumah dan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Nama :
Kelas :
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong?
3. Mengapa kalian harus saling tolong-menolong dengan keluarga dan teman?
Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
1. Apa yang terjadi pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong?
3. Apa yang sebaiknya kalian lakukan ketika meihat teman yang jatuh seperti pada
gambar di atas?
Refleksi
1. Pembelajaran apa yang kamu dapatkan ?
2. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari pembelajaran hari ini?
3. Kamu dapat belajar apa tentang pembelajaran hari ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
4. Makna apa yang dapat kamu peroleh dalam pembelajaran hari ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10 Lembar Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 12 Expert Judgement
Rubrik Penilaian
No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata
Skor
Dosen
I
Dosen
II
Guru
SD
Total
1 Kejelasan rumusan 3 4 4 11
2 Kelengkapan cakupan rumusan
indikator
4 4 3 11
3 Kesesuaian dengan buku yang
digunakan
4 3 3 10
4 Kesesuaian dengan indikator yang
ingin dicapai
4 3 3 10
5 Kesesuaian dengan karakter peserta
didik
3 3 3 9
6 Keruntutan dan sistematika isi
instrumen
3 4 3 10
7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku
yang digunakan
4 4 3 11
8 Mencantummkan referensi buku dalam
instrumen
3 3 4 10
9 Ketepatan ejaan 4 4 4 12
10 Ketepatan pilihan kata 3 4 4 11
11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9
12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11
Total Skor 125
Rata-rata 86,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Rumus Rata-Rata
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
144𝑋 100
Rentang Skor
Kategori Rentang Nilai
Layak tidak perlu perbaikan 100
Layak dengan perbaikan 41 – 99
Tidak Layak 1 – 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
CURRUCULUM VITAE
Nurike Pramaning Tyas merupakan anak pertama dari
pasangan Jumari dan Suwarti. Lahir di Sleman pada tanggal 27
September 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK ABA
Ngabean I tahun 2000-2001. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang
SD Muhammadiyah Ngabean I tahun 2001-2007. Penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP
N 2 Tempel pada tahun 2007-2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
sekolah Menengah atas di SMA N I Seyegan pada tahun 2010-2013. Penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2013 hingga sekarang. Semasa menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan diantaranya:
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan
Kepribadian II, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi Mahasiswa Keguruan,
Week End Moral, Penguasaan Bahasa Inggris Aktif, peserta seminar Love Datting and
Sex “Pacaran Dengan Akal Sehat”, peserta seminar Reinventing Childhood Education,
peserta seminar “Free Sex: Thumbs up or Thumbs down?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI