hubungan manusia dan agama

24

Click here to load reader

Upload: dhimasnugroho

Post on 26-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Manusia Dan Agama

A. Hubungan Manusia dan AgamaPengertian Agama

Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam bahasa

Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari arti bahasa (etimologi)

agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi

turun temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara lain menguasai,

memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.

Secara istilah (terminologi) agama, seperti ditulisoleh Anshari bahwa

walaupun agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti etimologi sendiri-

sendiri, mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri, namun dalam pengertian

teknis terminologis ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu:

a) Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata

keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia;

b) Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang

dianggapnya Maha Mutlak tersebut.

c) Di samping merupakan satu sistema credo dan satu sistema ritus, agama juga

adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur

hubungan manusia sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam

lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan

termaktub diatas.

MANUSIA

Dewasa ini banyak sekali bermunculan definisi akan hakekat manusia.Para ahli pun

memilki sudut pandang tersendiri dalam menafsirkan makna dari manusia itu

sendiri.Dalam bahasa Sansekerta manusia berasal dari 2 suku kata yakni manu dan

homo.Manu, Laten:mens = berpikir, berakal budi sedangkan homo berarti seorang

yang dilahirkan dari tanah.Homo berasal dari kata humus yang berartikan

tanah.Sedangkan manusia dalam Al Qur’an sendiri disebut dalam beberapa

istilah.Beberapa istilah tersebut adalah :

1. Al-insu,dimana telah disebutkan sebanyak 18 kali dalam Al Qur’an.

(Muhammad Fuad Abdul Baqi,1987:93), misalnya dalam ayat yang berartikan

demikian :

1

Page 2: Hubungan Manusia Dan Agama

“Wahai jamaa’ah jin adan manusia, jika kamu sanggup

menembus(melintasi)penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak

dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”(Q.S Al-Rahman,55:33)

2. Al-insaan, dimana telah disebutkan sebanyak 61 kali dalam Al

Qur’an(Muhammad Fuad Abdul Baqi,1987:94)Kata Al-insaan menurut bahasa

berasal dari kata anisa-ya’nasu-anasan yang artinya suka, senang, jinak, ramah

dan mesra.Namun selain diartikan seperti di atas. Kata Al-insaan juga

disebutkan berasal dari kata nasiya-yansa-nasyan wa nisyanan, yang memiliki

arti makhluk sering lupa.Seperti yang diriwayatkan pleh Ibnu Abbas r.a, beliau

menuturkan bahwa :

“Sesungguhnya manusia dinamai Al-insan, karena sesungguhnya ia berjanji

kepada-Nya kemudian lupa.(al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Shahghir,

III/64: 924,Ibn Mandzur, VI, 1992: 11).

3. Al-basyar, dimana telah disebutkan sebanyak 36 kali dalam Al Qur’an.

(Muhammad Fuad Abdul Baqi,1987:120-121).Kata Al-basyar sendiri berasl

dari kata Al-basyarah yang artinya kulit bagian luar manusia yang begitu

sensitif.Misalnya dalam lafadz yang berartikan demikian :

"Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata

dengan dia, kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau

dengan mengutus seorang utusan(malaikat), lalu diwahyukan kepadanya

dengan seizin-Nya apa yang Dia dikehendaki.Sesungguhnya Dia Maha Tinggi

lagi Maha Bijaksana.(Q.S Al-syura’,42:51)

4. Al-naas, dimana telah disebutkan sebanyak 237 kali(Muhammad Fuad Abdul

Baqi,1987:726-729).Lafadz al-naas menunjukkan jama’ dan tidak ada

mufradnya, karena lafadz insaanun jama’nya adalah unaasu.Contoh

pengaplikasian istilah ini dalam Al Qur’an adalah :

“Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-

orang yang sebelummu,agar kamu bertakwa.(Q.S Al-baqarah, 2:21)

5. Al-abd, dimana telah disebutkan sebanyak 133 kali dalam Al Qur’an dengan

bentuk mufrad, mutsanna, dan jama’(Muhammad Fuad Abdul Baqi,

1987:443-446),misalnya :

Berkata Isa : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-

Kitab(Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.(Q.S Maryam, 19:30)

2

Page 3: Hubungan Manusia Dan Agama

6. Bani Adam, dimana telah disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al Qur’an dengan

menggunakan jama’(Banii Adam) dan 1 kali dengan menggunakan

mutsanna(Ibnai Adam).(Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1987:24-25).Misalnya

dalam ayat yang berartikan demikian :

“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu

pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.Dan

pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian

dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(Q.S

Al-A’raf, 7: 26)

Disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah bahwa manusia adalah makhluk yang

paling mulia dan memilki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran

dalam menjalani kehidupan di dunian dan akhirat.Setelah pembahasan akan beberapa

definisi akan manusia, selanjutnya adalah pembahasan mengenai agama ditinjau dari

segi pengertiannya.Sama halnya dengan manusia, agama menurut pengertiannya juga

memilki beberapa teori, diantaranya adalah :

1. Berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a(tidak) dan gama(kacau).Disini

agama diartikan tidak kacau(Tahir Abdul Mu’in, 1972: 8).Dimaknai demikian

sebab agama mengatur kehidupan umat manusia dan menetapkan hukum-

hukum yang ditaati dalam kehidupan mereka.Karena itu agama dapat

mengantarkan manusia pada ketenteraman hidup serta terlepas dari kekacauan

dan petaka.

2. Berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata gam,mendapat awalan dan akhiran a,

sehingga menjadi agama.Terkadang kata gam mendapat awalan I menjadi

igama, ataupun mendapat awalan u sehingga menjadi ugama.Kata gam sendiri

memilki pengertian dasar yang sama dengan kata go dalam bahasa Inggris

atau ga-gam dalam bahasa Belanda yaitu pergi.Lalu awalan dan akhiran a,

diartikan sebagai jlan.(Daud Ali, 1998: 35)Agama diartikan sebagai jalan,

karena ia adalah jalan yang harus ditempuh umat manusia untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Dalam dunia pesantren, dikenal agama berasal dari bahasa Arab(aqama)

diambil dari kata aqama al-din, yaitu melaksanakan dan menunaikann ajaran

agama.

3

Page 4: Hubungan Manusia Dan Agama

Sejak dahulu pembahasan akan hubungan keduanya yakni manusia dengan agama

merupakan hal yang sangat menarik bagi para cendekiawan.Agama adalah sebuah

wadah tempat manusia menjadikan kehidupannya penuh arti.Agamalah yang

mendorong manusia membangun kepribadiannya.Bukankah dalam ajaran agama

Islam, selain diperintahkan untuk menerima kenyataan yang ada, kita juga

diperintahkan untuk melakukan perombakan demi perbaikan kedaan

kita?”SesungguhnyaAllah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka

mengubah keadaan mereka sendiri”(Q.S. Al-Ra’d:11)

Bisa disimpulkan bahwa agama memilki 3 bagian yang tidak dapat terpisah, yaitu

akidah (kepercayaan hati),syari’at(perintah-perintah dan larangan Tuhan) dan

akhlak(konsep untuk meningkatkan sisi rohani manusia untuk dekat kepada-

Nya).Agama memberikan petunjuk kepada manusia siapa Pencipta dan apa yang

wajib dilakukan kepada Penciptanya itu.Agama juga mengajarkan bahwa manusia

memilki fungsi ganda, yaitu: 1) Sebagai hamba Allah;menjalin hubungan vertikal

kepada Pencipta dengan tugas melakukan pengabdian atau beribadah semata kepada

Allah(hablun minallah), 2) Sebagai khalifah menjalin hubungn horizontal terhadap

sesama dan lingkungannya dengan berbuat kebajikan dan melakukan berbagai

aktivitas dalam rangka memakmurkan dunia ini(hablun minannas).

Agama memilki peranan penting dalam kehidupan manusia dikarenakan beberapa hal

di bawah ini:

1. Agama sebagai sumber moral

Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan

oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari

agama.Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman

kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan

larangan dalam agama.

2. Agama sebagai Petunjuk Kebenaran

Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran ? Sebagai jawaban atas

pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan

tempat, sejak Nabi pertama yaitu Nabi Adam a.s sampai dengan Nabi terakhir yaitu

Nabi Muhammad SAW.Para nabi dan rasul ini diberi wahyu atau agama untuk

4

Page 5: Hubungan Manusia Dan Agama

disampaikan kepada manusia.Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula

sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dahulu kala, yaitu

kebenaran yang mutlak dan universal.Dapat disimpulkan bahwa agama sangat

penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak

dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam

agama.Agama adalah petunjuk kebenaran karena sejatinya agama itu sendiri adalah

kebenaran yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.

3. Agama sebagai Sumber Informasi Metafisika

Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman dan

hanya Allah-lah yang mengetahuinya.Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara

yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang

gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya.Dengan demikian agama adalah sumber

informasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama dapat

mengetahui tentang metafisika.Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang

berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-

Nya, dan hal-hal gaib lainnya.Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi

manusia karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup

menyingkap rahasia metafisika.Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab

agama adalah sumber informasi tentang metafisika.

4. Agama sebagai Pembimbing Rohani bagi Manusia

Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada

kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau

sabar pada waktu ditimpa ksesuatu yang menyedihkan.Bersyukur di kala suka dan

sabar di kala duka, inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimilki oleh orang

beriman.Dengan begitu kehidupan orang beriman akan stabil, tidak ada goncangan-

goncangan , bahkan tenteram dan bahagia , inilah hal menakjubkan dari orang

beriman seperti yang dikatakan oleh nabi.Keadaan hidup seluruhnya serba

baik.Bagaimana tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur,

padahal “Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi”,kata Allah sendiri

berjanji(Ibrahim ayat 7).Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka,

padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan , seperti

pengampunan dari dosa-dosanya”H.R Bukhari dan Muslim) atau bahkan mendapat

surga (H.R Bukhari) dan sebagainya.Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat

dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang telah dikatakan oleh seorang

psikiater, Dr. A.A Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak

bisa terkena penyakit syaraf.Yaitu penyakit karena gelisah risau yang terus menerus.

5

Page 6: Hubungan Manusia Dan Agama

B. Manusia Menurut Tinjauan

Islam

Manusia tercipta dari tanah yang ditiupkan ruh kepadanya. Terlahir sebagai makhluk

yang paling sempurna, manusia memiliki tugas selama hidupnya di dunia, yaitu untuk

menyembah dan berdo’a kepada Allah SWT, sang Pencipta dan Rahmatan Semesta

Alam. Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan suatu pedoman yang

dapat mengantarkannya ke depan gerbang kehidupan dunia dan akhirat yang lebih

baik. Tuntunan tersebut membatasi segala perilaku manusia dan membantunya untuk

memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Pedoman itu adalah agama. Sebagai

manusia yang beriman, kita tidak dapat melepaskan diri dari agama. Hal ini

dikarenakan hanya agamalah yang dapat menyelamatkan kehidupan kita dari kerasnya

dunia dan perihnya hari akhir.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat

bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasar. Para

penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk

berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku

interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di

dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo

mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap

introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan

subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak

nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini

segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap

lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens

(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk

yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir.

Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu

6

Page 7: Hubungan Manusia Dan Agama

tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir ,

memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan

manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan

makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan

dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa

basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).

Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah

liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-

mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq :

5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual

manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-

ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju

ke arah kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna

linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi

manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk

pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,

psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang

tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani

saja.

3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan

pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan

7

Page 8: Hubungan Manusia Dan Agama

pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan

filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus

makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa

manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada

orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi

segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

Dalam proses penciptaan manusia, telah dijelaskan dalam Al-Quran:

“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam

selaput yang menutup anak dalam rahim)…”

Berikut adalah tahapan penciptaan manusia menurut Al-Quran:

Tahapan Pertama

NUTFAH : iaitu peringkat pertama bermula selepas persenyawaan atau

minggu pertama. Ianya bermula setelah berlakunya percampuran air mani

Maksud firman Allah dala surah al-Insan : 2

       " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia  daripada setitis air mani yang

bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan), kerana itu

Kami jadikan dia mendengar dan melihat "

Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah nutf ertinya air yang

sedikit yang terdapat di dalam sesuatu bekas samada telaga, tabung dan sebagainya.

Sementara perkataan amsyaj berasal daripada perkataan masyj yang bererti

percampuran.

Berasaskan kepada makna perkataan tersebut maksud ayat di atas ialah

sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan manusia daripada air mani lelaki dan air

mani perempuan.

Daripada nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota yang berlainan ,

tingkahlaku yang berbeza serta menjadikan lelaki dan perempuan. Daripada nutfah

lelaki akan terbentunya saraf, tulang dan fakulti , manakala dari nutfah perempuan

akan terbentuknya darah dan daging.

             

8

Page 9: Hubungan Manusia Dan Agama

A- Sperma                                 B-Sperma menembusi ovum

 

Tahapan Kedua

ALAQAH : Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu

pertama / hari ketujuh . Pada hari yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu

akan tertanam di dinding rahim (qarar makin). Selepas itu Kami mengubah nutfah

menjadi alaqah.

Firman Allah yang bermaksud :

" Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" (al-Mukminun : 14)

         Kebanyakan ahli tafsir menafsirkan alaqah dengan makna segumpal darah. Ini

mungkin dibuat berasaskan pandangan mata kasar. Alaqah sebenarnya suatu benda

yang amat seni yang diliputi oleh darah. Selain itu alaqah mempunyai beberapa

maksud :

sesuatu yang bergantung atau melekat

pacat atau lintah

suatu buku atau ketulan darah

  Peringkat alaqah adalah peringkat pada minggu pertama hingga minggu ketiga

did alam rahim.

  Tahapan Ketiga

MUDGHAH : Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu

keempat. Perkataan mudghah disebut sebanyak dua kali di dalam al-Quran iaitu surah

al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14

Firman Allah yang bermaksud

"lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging" (al-Mukminun :

14)

9

Page 10: Hubungan Manusia Dan Agama

       Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan

anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus

yang tertanam di dalam otot-otot ibu kini mempunyai saluran darahnya sendiri.

Jantung bayi pula mula berdengup. Untuk perkembangan seterusnya, darah mula

mengalir dengan lebih banyak lagi kesitu bagi membekalkan oksigen dan pemakanan

yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula berfungsi

sendiri.

  Tahapan Keempat

IZAM DAN LAHM : Pada peringkat ini iaitu minggu kelima, keenam dan

ketujuh ialah peringkat pembentukan tulang yang mendahului pembentukan oto-otot.

Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut.

Firman Allah yang bermaksud :

"Lalu Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami

membalutkan Izam dengan daging" (al-Mukminun : 14)

 

Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks.

Pada tahap ini perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mula

terbentuk. Serentak dengan itu sistem pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke

hidung dan juga ke pau-paru mula kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan,

kalenjar, hati, buah penggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih

sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata, telinga dan

mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna dan

lengkap.

       

   Janin pada usia 12 minggu

10

Page 11: Hubungan Manusia Dan Agama

 

Tahapan Kelima

NASY'AH KHALQAN AKHAR : Pada peringkat ini iaitu menjelang

minggu kelapan , beberapa perubahan lagi berlaku. Perubahan pada tahap ini bukan

lagi embrio tetapi sudah masuk ke peringkat janin.Pada bulan ketiga, semua tulang

janin telah terbentuk dengan sempurnanya Kuku-kukunya pun mula tumbuh. Pada

bulan keempat, pembentukan uri menjadi cukup lengkap menyebabkan baki pranatel

bayi dalam kandungan hanya untuk menyempurnakan semua anggota yang sudah

wujud. Walaupun perubahan tetap berlaku tetapi  perubahannya hanya pada ukuran

bayi sahaja.

 

Janin mendapat makanan melalui uri

   Tahapan Keenam

NAFKHUR-RUH : Iaitu peringkat peniupan roh. Para ulamak Islam

menyatakan bilakah roh ditiupkan ke dalam jasad yang sedang berkembang? Mereka

hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini berlaku selepas empat puluh hari dan

selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks. Nilai kehidupan

mereka telah pun bermula sejak di alam rahim lagi. Ketika di alam rahim

perkembangan mereka bukanlah proses perkembangan fizikal semata-mata tetapi

telahpun mempunyai hubungan dengan Allah s.w.t melalui ikatan kesaksian

sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Quran surah al-A'raf : 172.

Dengan ini entiti roh dan jasad saling bantu membantu untuk meningkatkan martabat

dan kejadian insan disisi Allah s.w.t

Manusia memiliki tujuan tersendiri dalam penciptaannya. Tujuan penciptaan

manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian

11

Page 12: Hubungan Manusia Dan Agama

penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya

membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti

ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka

bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia

dengan manusia.

Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan pertama kali

ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia

sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul

beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam keagamaan yang

ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangnya perlunya manusia pada

agama.oleh karenanya ketika datang wahyu tuhan yang menyeru manusia agar

beragama, maka seruan tersebut memang pukulan dengan fitrahnya itu, dalam konteks

ini minsalnya membacakan yang berbunyi.

اهيلعسانلارطفىتلاهللاةرطفاينحنيدللكهجومقأف

Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas

fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Al-Rum :

30).

Adanya potensi fitarah agama yang terdapat pada manusia tersebut dafat pua

dianalisis melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan

manusia. Mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari sampai

pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang menerima

pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya.

Melalui uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa latar belakang

perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia sudah terdapat

potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan,

dan seterusnya dengan mengenal agama kepadanya.

Hal ini tentunya sesuia dengan teori Rasionalitas yang di paparkan oleh Henry

Nelson Wieman “Bahwa setiap penghayatan manusia terhadap dunia luar akan

melahirkan dua pengalaman yang saling bertentangan, yaitu pengalaman Rasionalis

dan religious, sehingga segala pengalaman manusia dalam kehidupannya akan

melahirkan dua tuntutan pemahaman. ”

Faktor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena

disamping manusia memiliki berbagi kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Hal

ini antara lain digunakan oleh kata Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam

12

Page 13: Hubungan Manusia Dan Agama

pandangan Al-Qur’an Nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi

menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena

itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatia

lebih besar. Kita minsalnya membacakan ayat yang berbunyi.

اهمهالف سفنو     اهوقتواهروجف اهوسامو

Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan

kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)

Dari pemaparan di atas beiringan dengan teori Trasendental C.G Jung. Yaitu

Bersumber pada pengamatan manusia pada dirinya sendiri. Santo Agustinus dengan

Teori mistiknya mengatakan bahwa Mengarahkan perhatinnya pada sesuatu yang

supranatural.

Hadits yang memperkuat argument tersebut adalah :

“Kuntu Kazan Makhfiyyan fa ahbabtu ‘an u’raf fa khalaqa li kayu’raf”

Artinya :

Aku adalah khazanah (Dzat) yang tersmbunyi dan aku ingin diketahui. Oleh karena

itu, aku lalu menciptakan makhluk agar aku bisa di ketahui.

Dalam Firman Allah, Allah Berfirman :

Yang Artinya :

“akan kami perlihatkan kepada mereka dalil-dalil kekuasaan kami disegenap penjuru

alam dan pada dirinya sendiri sehingga jelas bagi mereka bahwa yang kami

wahyukan itu (Al-Quran) adalah benar. Tidak cukupkah bahwa Rabbmu menjadi

saksi atas segala sesuatu?”

Kemudian ada hadits yang mengatakan, “Man arafa nafsahu, a’rofa Rabbahu”

Artinya: barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Rabbnya.

Sehingga munculah berbagai Type hubungan diantaranya adalah:

a. Tipe Hubungan Sebab Akibat (Kausalitas)

Fase penghayatan gejala alam : - keterikatan atau keterlibatan dengan alam, -

mengahayati seluruh gejala alam sehingga mendatangkan pengalaman.

Fase pertemuan dengan yang Mha Kuasa : - pengahayatan terhadap gejala alam akan

dijadikan akibat dari adanya sebab Yang Maha Kuasa.

Fase mengembangkan Hubungan : - adanya pemikiran untuk lebih jauh memahami

sesuatu yang diangga maha kuasa, sehingga melahirkan bentuk ppengabdian tertentu.

Fase hubungan yang situasional : - Keyakinan ditetukan oleh situasi lingkungan.

b.Tipe Hubungan Atas Bawah

13

Page 14: Hubungan Manusia Dan Agama

Merupakan kristalisasi imajinasi kemanusiaan orang yang beragama dalam

melaksanakan hubunganya denganTuhan adalah keterikatan terhadap kesadaran

bahwa dirinya adalah makhluk yang ada di bawah yang seba tergantung kepada

Khalik yang ada di atas.

Adanya kesadaran bahwa manusia adalah makhluk lemah ,mempunyia keterbatsan

sedangka Tuhan adalah sesuatu yang maha Kuasa.

Hal ini terlihat dalam berbagai ekspresi bentuk peribadatan orang yang beragama.

c. Tipe Hubungan Fungsional

Kehidupan manusia yang berkaitan erat dengan hadirnya berbagai unsur

pengalaman hidup yang berakar pada ketidak pastian, ketidak berdayaan

Adanya hambatan pencapaian kebutuhan-kebuthan dalam diri manusia

Enam hirarki kebutuhan Abrhama Maslow:

-          Kebuthan dasar (makanan, air, udara,dll.)

-          Kebutuhan Biologis (seksual, kesenangan, kegiatan, dll)

-          Kebutuhan rasa nyaman

-          Kebutuhan kasih sayang (Cinta, kedekatan dengan orang lain, dll)

-          Kebutuhan akan harga diri

-          Kebutuhan aktualisasi diri.

Berbagai Tipe di atas tentunya adalah hasil dari berbgai pendekatan yang

dilakukan oleh masing-masing individual atau suatu kelompok, bebagai pendekatan

bisa dilakuka, dari mulai pendekatan Theologis, Sosial, filosofis, budaya, normatif,

dll. Sehingga manusia dapat dengan pasti mengetahui akan Hubungannya dengan

agama selaku aturan dari sang kahliq.

Intinya adalah bahwa manusia sebagaimanapun dia menolak tentang Agama,

namun dalam hatinya pasti terbesit kata Agama. Tidak pernah ada masyarakat yang

tanpa Agama (Henri Bergsons; 1958). Tidak pernah ada kebudayaan dimasa lampau,

sebagaimana tidak aka nada kebudayaan masnusia dimasa datag yang tidak memiliki

agama (Erich Fromm; 1976)

14

Page 15: Hubungan Manusia Dan Agama

Daftar Pustaka :

Abdul Rais. Manusia Dengan Agama http://abdulrais12415.blogspot.com/2013/02/hubungan-manusia-dengan-agama.html (akses pada 14 September 2013)

Ahmad Hafidh Alkaf. Manusia dan Agama.

http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/Manusia&Agama.htm. (akses pada 14 September 2013)

Kaelany HD, Dr., MA, Islam Agama Universal, Midada Rahma Press, Jakarta, 2010

Muthmainnah M. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Hubungan Agama dengan

Manusia.

15

Page 16: Hubungan Manusia Dan Agama

https://docs.google.com/document/d/1GqS0ACM1NYHepKmT9zk0ZpTC6N9Gkg5P

RfBd0hTimeg. (akses pada 14 September 2013)

Suwardi Sagama. 2013. Hubungan Manusia dengan Agama. http://suwardisagama94.blogspot.com/2013/04/hubungan-manusia-dengan-agama.html. (akses pada 14 September 2013)

Zakky Mubarak, Dr., MA, Menjadi Cendekiawan Muslim, PT Magenta Bhakti Guna,

Jakarta, 2007.

16