makalah manusia dan agama

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lainnya. Tetapi kebanyakan kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Apa tujuan kita diciptakan? Apa kedudukan kita di dunia ini? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat di dunia dan akhirat nanti? Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body daripada mobil sedangkan Ruh sebagai Aaccu yang sifatnya hanyalah sebagai yang menghidupkan saja dan Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari pada mobilnya dimana dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa yang dikatakan manusia itu adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas perbuatanya. Tapi banyak pengertian manusia menurut

Upload: yank-widya

Post on 05-Dec-2014

467 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manusia Dan Agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling

sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk

diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lainnya. Tetapi kebanyakan

kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita

sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai

manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Apa tujuan kita

diciptakan? Apa kedudukan kita di dunia ini? Dan yang paling penting

adalah bagaimana kita menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat

di dunia dan akhirat nanti?

Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body daripada mobil

sedangkan Ruh sebagai Aaccu yang sifatnya hanyalah sebagai yang

menghidupkan saja dan Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari

pada mobilnya dimana dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan

dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa yang dikatakan

manusia itu adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas

perbuatanya. Tapi banyak pengertian manusia menurut ilmu ilmu duniawi

maupun secara Islam. maka akan kami bahas lebih lengkap lagi.

   B.     Perumusan Masalah 

1. Dalam makalah ini permasalahan yang kami tinjau adalah :

2. Pengertian manusia

3. Apakah pengertian, fungsi dan tujuan agama?

4. Mengapa manusia disebut sebagai makhluk ciptaan Allah yang

paling sempurna?

5. Mengapa agama dikatakan sebagai kebutuhan manusia? 

6. Macam-macam makhluk ciptaan Allah

Page 2: Makalah Manusia Dan Agama

2

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan Agama

2. Menjelaskan mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk ciptaan

Allah yang paling sempurna

3. Menjelaskan beberapa teori dan pendekatan dalam ilmu Agama.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu;

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan

Agama

2. Dapat menjelaskan macam-macam ciptaan Allah

3. dapat mengetahui Beberapa teori dan pendekatan dalam ilmu

Agama.

4. Sebagai bahan diskusi mata kuliah pendidikan agama.

Page 3: Makalah Manusia Dan Agama

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia dan Agama

I. Pengertian Manusia Secara Umum

1.      Pengertian Manusia Menurut Ilmu Sains

Manusia adalah makhluk utama dalam dunia al ami, mempunyai esensi

uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala

yang bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam

alam yang independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai

andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan

ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan

punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

 

2.      Pengertian Manusia Menurut Ilmu Sosiologi

Pengertian manusia menurut ilmu sosiologi adalah bagian dari

masyarakat yang dibedakan menjadi dua, yaitu manusia sebagai makluk

individu dan manusia sebagai makluk sosial yang melakukan interaksi

dalam kehidupanya.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,

unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai

manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak

disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan

rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan

jiwanya.

Page 4: Makalah Manusia Dan Agama

4

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan

manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan

selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan

sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia

ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan

orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau

tidak hidup di tengah-tengah manusia.

3.      Pengertian Manusia Menurut Ilmu Biologi

Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa

Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia

yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Maanusia biasanya dipelajari

sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran

biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta

ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara

biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens.

Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah

Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya

spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia

menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.

Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai

depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari

jempol (ibu jari)

II. Pengertian Manusia Secara Islam

Page 5: Makalah Manusia Dan Agama

5

1.      Hakikat Manusia

Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah

pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan

sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata

basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.

Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang

bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata

yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan

kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam

bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta

persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata

basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang

suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir

makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar

kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara

bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.

.

B. Pengertian, Fungsi Dan Tujuan Agama.

Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa manusia

agama bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi

manusia.

pengertian Agama berasal dari bahasa sansekerta. Menurut pengertian

umat hindu penganut madzhab siwa, kata agama yang dipergunakan

dalam bahasa Indonesia sebagai istilah kerohanian, berasal dari kata

Gam yang berarti pergi, Gam diberi awalan “A” yang berarti Agam berarti

kebalikan dari pergi yang artinya datang, dan diberi akhiran “A” menjadi

agama dengan arti kedatangan

Page 6: Makalah Manusia Dan Agama

6

Murtadha mutahhari, Perspektif Al-Qur`an tentang Manusia dan Agama,

peny., Haidar bagir, (Bandung: Mizan, 1997), h. 41-42.

Sementara itu ada juga penulis yang mengartikan bahwa agama menurut

bahasa sansekerta terdiri dari dua kata “A” dan “Gama”, A yang berarti

tidak dan Gama yang berarti kacau balau, jadi agama mempunyai arti

tidak kacau balau (teratur).

Bila agama itu disalin ke dalam bahasa arab yang berarti al-Din atau al-

millah, ia dapat bermakna adat kebiasaan, tingkah laku, patuh, hokum,

aturan, dan pikiran.

Orang barat menggunakan kata agama dengan sebutan Religion yang

biasanya digunakan untuk kepentingan tertentu dari umat manusia yang

merupakan unsure pokok bagi kehidupan manusia di seluruh dunia.

Pengertiannya adalah hubungan yang tetap antara manusia dengan yang

bukan manusia.

Sementara itu definisi mutlak dari agama dalam wacananya agak

mengalami kesulitan tersendiri, bahkan hampir mustahil untuk dapat

mendefinisikan agama yang bias diterima  atau disepakati semua

kalangan. Untuk itu setidaknya ada tiga cara pendekatan yaitu segi fungsi,

institusi, dan subtansi.

Para ahli sejarah, cenderung mendefinisikan agama sebagai suatu

institusi historis. Para ahli di bidang sosiologi dan antropologi cenderung

mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Pakar teologi,

fenomenologi, dan sejarah agama melihat agama dari aspek substansinya

yang sangat asasi yaitu sesuatu yang sakral. Pada hakikatnya ketiga

pendekatan itu tidak saling bertentangan, melainkan saling

melenyempurnakan dan melengkapi, khususnya jika menginginkan agar

pluralism agama didefinisikan  sesuai kenyatan objektif di lapangan.

Page 7: Makalah Manusia Dan Agama

7

Sementara itu fungsi dan tujuan dari agama adalah sebagai tatanan

Tuhan yang dapat membimbing Manusia yang berakal untuk berusaha

mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat “kehidupan selanjutnya”.

Agama mengajarkan para penganutnya untuk mengatur hidupnya agar

mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya maupun masyarakan sekitarnya,

selain itu sebagai pembuka jalan kepada sang Pencipta manusia. Tuhan

yang Maha Esa ketika telah mati. Ajaran agama yang universal

mengandung kebenaran yang tidak dapat diubah meskipun masyarakat

telah menerima itu berubah  dalam struktur dan cara berfikirnya.

C. Manusia sebagai Makhluk Paling Sempurna

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan dil autan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-

baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70).

Menurut Fathuddin Ja’far, MA dalam bukunya SEI Empowernment Road

to the Great Success dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan

Allah yang paling mulia dibandingkan  dengan makhluk lainnya seperti

Malaikat, Iblis, Hewan, dsb.

Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena orientasi

hidupnya terfokus pada kerusakan dan penyesatan manusia dari jalan

yang lurus. Kemuliaan Malaikat adalah karena mereka tidak putus-

putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan-Nya. Lain lagi dengan

hewan. Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan

seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya sangat jauh berbeda

dibandingkan dengan tubuh manusia, akan tetapi memiliki nafsu atau

syahwat makan, minum dan biologis seperti manusia. Karena syahwat

Page 8: Makalah Manusia Dan Agama

8

hewaniyahnya yang mendominasi dan menggerakkan hidupnya maka

setiap saat hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan

syahwat biologis Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya

di atas bumi.

Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak

menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi

ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai

Khalifah-Nya  di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-

Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat

mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh

Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).

Kemuliaan tersebut  bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang

Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar

ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik

fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat

dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik  seluruh

tubuhnya  yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia

dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak

diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula

menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-

Nya :   “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami

angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang

baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna

atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)

Namun demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen

mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara

menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan kehendak 

yang telah dirancang Tuhan Pencipta.

Page 9: Makalah Manusia Dan Agama

9

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat

memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan

yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan Intellectual dalam diri

mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi

penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling

hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilanan

control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi

dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan

Pencipta dan di dunia.

Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami

jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,

mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami

(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan

mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan

mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al

A’raf : 179).

Mari kita luruskan misi dan visi hidup kita agar sesuai dengan kehendak

Tuhan Pencipta Allah SWT, semoga kita dapat tetap menjaga kemuliaan

tersebut sehingga derajat kita tidak dipandang rendah baik di Mata Tuhan

maupun di antara makhluk ciptaan-Nya, amin.

Page 10: Makalah Manusia Dan Agama

10

D. Agama sebagai Kebutuhan Manusia

Adalah suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Namun, kita

melihat potensi-potensi yang dimiliki manusia, maka kita akan

menemukan beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut, antara lain

adalah sebagai berikut :

1.   Manusia sebagai makhluk Allah memiliki banyak kelebihan dibanding

dengan makhluk yang yang lain; tetapi dibalik kelebihan yang banyak itu,

manusia  juga tidak luput dari banyak kekurangan, kelemahan dan

kemampuan yang terbatas. Manusia terbatas pada alam sekitarnya,

warisan keturunan dan latar belakang kebudayannya/hidupnya,; yang

menyebabkan adanya perbedaan pandangan dalam menghadapi suatu

masalah, bahkan seringkali bertentangan antara satu dengan yang

lainnya.

Pandangan yang simpang siur tersebut (subyektif) tidak akan dapat

menimbulkan keyakinan atas kebenaran, tetapi senantiasa diliputi oleh

kabut keragu-raguan (dzanny), sehingga manusia senantiasa gagal dalam

menentukan kebenaran secara mutlak, ia tidak sanggup menentukan

kebaikan dan keburukan (haq dan batil), ia tidak dapat menentukan nilai-

nilai semua hal yang demikian itu adalah di luar bidang ilmu pengetahuan

manusia.

Untuk mengatasi ataupun memberikan solusi terhadap kegagalan

manusia sebagai akibat dari kelemahannya, itu maka diperlukan

agama/wahyu yang berasal dari luar manusia, yakni Allah swt. melalui

para Nabi dan Rasul-Nya. Hal ini dapat terjadi karena Allah swt. adalah

Maha Sempurna, sehingga wahyu yang diturunkan-Nya merupakan

kebenaran mutlak dan bersifat universal yang tak perlu diragukan lagi,

sebagaimana  firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 147,

Page 11: Makalah Manusia Dan Agama

11

ت�ر�ين� ا م� ال�م م�ن� ت�كون�ن ال� ف� ب�ك� ر� م�ن� ق� ل�ح�

“Kebenaran itu adalah berasal dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali

kamu meragukannya”

2.   Dalam diri manusia terhadap hawa nafsu, yang senantiasa mengajak

manusia kepada kejahatan, apalagi kalau hawa nafsu tersebut sudah

dipengaruhi oleh syaitan/iblis yang senantiasa menyesatkan manusia dari

jalan yang benar. Jika manusia dapat mengalahkan pengaruh hawa nafsu

dan syaitan tersebut, maka ia akan lebih tinggi derajatnya daripada

malaikat; tetapi, jika ia mengikuti ajakan hawa nafsunya dan syaitan

tersebut, maka ia akan turun derajatnya lebih rendah daripada binatang.

Untuk mengatasi pengaruh hawa nafsu dan syaitan itu, manusia harus

memakai senjata agama (iman), karena hanya agama (imanlah) yang

dapat mengatasi dan mengendalikan hawa nafsu dan syaitan/iblis itu;

sebab agama merupakan sumber moral dan akhlak dalam Islam. Itulah

sebabnya, missi utama manusia, sebagaimana hadits beliau yang

menyatakan: Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia.

Melawan hawa nafsu dan syaitan adalah jihad akbar, sebagaimana

dikatakan oleh Nabi saw. sewaktu kembali dari perang Badar: Kita

kembali dari jihad (perang) yang paling kecil menuju jihad yang paling

besar, para sahabat bertanya: adakah perang yang lebih besar dari

perang ini ya Rasulullah? Nabi menjawaab : ada, yakni melawan hawa

nafsu.

Page 12: Makalah Manusia Dan Agama

12

Di samping itu, ada hadits lain yang mengatakan: Tidak sempurna iman

seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya semata-mata

mengikuti agama Islam yang kaubawa.

3.   Manusia dengan akalnya semata, tidak mampu mengetahui alam

metafisika, alam akhirat yang merupakan alam gaib, dan berada di luar

jangkauan  akal manusia, sebagaimana firmana Allah dalam Q.S. al-Nahl

(27) : 65,

ف�ي إ�ن ا ت�ه� و� م� ب�ع�د� ض� ر�ا�أل� ب�ه� ي�ا ح�

أ� ف� اء) م� اء� م� الس م�ن� ل� أ�نز� الل ه و�

عون� م� ي�س� و�م0 ل�ق� آلي�ة) ذ�ل�ك�

“Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu

dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)“

Akal manusia mempunyai batas-batas kemampuan tertentu, sehingga

tidak boleh melampaui batas dan wewenangnya. Oleh karena itu, banyak

masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh akal manusia, terutama

masalah alam gaib; dan di sinilah perlunya agama/wahyu untuk

meberikan jawaban terhadap segala masalah gaib yang berada di luar

jangkauan akal manusia. Di sinilah letak kebutuhan manusia untuk

mendapat bimbingan agama/wahyu, sehingga mampu mengatasi segala

persoalan hidupnya dengan baik dan menyakinkan.

4.   Para sainstis yang terlalu mendewakan ilmu pengetahuan –banyak

yang kehilangan idealisme sebagai tujuan hidupnya. Mereka dihinggapi

penyakit risau gelisah, hidupnya hambar dan hampa, karena dengan

pengetahuan semata, mereka tidak mampu memenuhi hajat hidupnya;

Page 13: Makalah Manusia Dan Agama

13

sebab dengan bekal ilmu pengetahuannya itu, tempat  berpijaknya makin

kabur, karena kebenaran yang diperolehnya relatif dan temporer,

sehingga rohaninya makin gersang, sebagaimana bumi ditimpa kemarau,

sehingga membutuhkan siraman yang dapat menyejukkan. Di sinilah

perlunya agama untuk memenuhi hajat rohani manusia, agar ia tidak risau

dan gelisah dalam menghadapi segala persoalan hidup ini.

5.   Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak memberikan

kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Namun, dibalik

semuanya itu, kemajuan ilmu pengetahuann dan tehnologi pula yang

banyak menimbulkan kecemasan dan ancaman keselamatan bagi umat

manusia. Berbagai konflik yang maha dahsyat terjadi diberbagai belahan

dunia dewasa ini merupakan dampak negatif dari pada kemajuan ilmu

pengetahuan dan tehnologi itu, dengan ilmu dan tehnologi, manusia

memproduksi senjata, namun dengan senjata itu pula manusia  banyak

menjadi korban. Di sinilah perlunya agama, karena hanya agama (iman)

lah   yang dapat mencegah agar ilmu dan tekhnologi tersebut tidak

berubah menjadi senjata makan tuan/pagar makan tanaman. Agamalah

yang mampu menjinakkan hati manusia  yang sesat, untuk berbuat baik

kepada diri sendiri dan kepada orang lain

E. Makhluk Ciptaan Allah

Bab memikirkan keagungan mahkluk-makhluk ciptaan Allah Ta’ala dan

fananya kehidupan Dunia serta perkara di Akhirat

تعالى : الل�ه وا} { قال �ر �ف�ك �ت ت م� ث وف راد�ى �ى �ن م�ث ��ه لل تق وموا أن� �و�احدة! ب م� أع�ظ ك �م�ا إن

[� تعالى [ : 46سبأ �ه�ار�}  وقال و�الن ��ل �ي الل �واخ�تالف �واألر�ض �الس�موات �ل�ق خ� في إن�

في �ف�ك�رون �ت وي �هم� وب ن ج وع�ل�ى = و�ق ع ودا = ق�ياما �ه الل رون� �ذ�ك ي �ذ�ين� ال ��اب �ب األل ول�ي أل �ات! آلي

عمران { ] آل اآليـــــات �ك ان �ح� ب س = �اطال ب ه�ذ�ا �ق�ت� ل خ� م�ا �ا �ن رب �و�األر�ض �الس�موات خ�ل�ق

تعالى [ . : 191، 190 �ف�}  وقال �ي ك �م�اء الس� وإل�ى �ق�ت� ل خ �ف� �ي ك ��بل اإل إل�ى �ظ رون� ين أفال

} NرO م ذ�ك �ت� أن إنما Oر� ف�ذ�ك س ط�حت� �ف� كي �األرض �لى و�إ ص�بت� ن �ف� �ي ك ��ج�بال ال وإل�ى ف�عت� ر

Page 14: Makalah Manusia Dan Agama

14

تعالى[. : 21، 17الغاشية] : �ظ روا} {  وقال �ن ف�ي �األر�ض في �سيروا ي �م� محمد] : أفل

م�ن� [ . . : » 10 �يOس �ك ال ابق الس� الحديث األح�اديث وم�ن� Nكثيرة الباب في واآليات اآلية

�ف�س�ه ن . » د�ان�

Allah Ta’ala berfirman:

Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu

suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas)

berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang

Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. Dia

tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi)

azab yang keras. (Saba’: 46)

Allah Ta’ala berfirman pula:

“Sesungguhnya dalam kejadian langit dan bumi serta bersilih, gantinya

malam dengan siang itu adalah tanda-tanda – kekuasaan Allah – bagi

orang-orang yang suka berfikir. “Mereka itu ialah orang-orang yang selalu

berzikir kepada Allah ketika berdiri, duduk ataupun berbaring sambil

memikirkan kejadian langit dan bumi. Mereka berkata: “Wahai Tuhan

kami, sesungguhnya tidaklah Engkau menjadikan ini dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari siksa api neraka.” Sampai

ayat-ayat seterusnya. (ali-lmran: 190-191)

Allah Ta’ala berfirman lagi:

“Apakah mereka tidak melihat – memerhatikan – pada unta, bagaimana ia

diciptakan?

“Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?

“Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan?

“Dan juga bumi, bagaimana ia dikembangkan?

Page 15: Makalah Manusia Dan Agama

15

“Maka dari itu berikanlah peringatan, karena engkau itu hanyalah seorang

yang bertugas memberi peringatan.” (al-Ghasyiyah: 17-21)

Allah Ta’ala juga berfirman:

“Apakah mereka tidak hendak berjalan di muka bumi, lalu melihat –

memerhatikan – bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka?

Allah telah membinasakan mereka itu dan keadaan yang seperti itu pula

untuk orang-orang kafir?” (Muhammad: 10)

Ayat-ayat mengenai bab ini amat banyak sekali. Setengah dari Hadis-

hadis yang berhubungan dengan bab ini ialah Hadis terdahulu, yaitu:

“Orang yang cerdik – berakal – ialah orang yang memperhitungkan

keadaan dirinya.” Dan seterusnya.

Penghuni Langit dan Bumi

Alam semesta demikian besamya. Siapakah yang menghuni? Apakah

hanya manusia saja. Ataukah ada makhluk lain. Sampai sekarang ilmu

Astrobiologi belum menemukan data-data yang signifikan. Semuanya,

baru pada tingkat dugaan dan asumsi-asumsi. Karena itu, agaknya kita

belum bisa bersandar pada data data empirik untuk membahas tentang

penghuni alam semesta ini. Meskipun, baru baru ini NASA telah

memperoleh data adanya air di Mars lewat pesawat tidak berawaknya.

Akan tetapi semua itu masih jauh dari memadai untuk mengatakan di

sana ada kehidupan.

Untuk itu, akan lebih baik jika kita mendasarkan pembahasan kita pada

informasi dari Al Quran. Di dalam Al Quran, makhluk ciptaan Allah disebut

Page 16: Makalah Manusia Dan Agama

16

hanya ada 6 macam, yang 3 berakal, dan 3 lainnya tidak yaitu : malaikat,

jin, manusia, binatang, tanaman, dan benda mati.

Makhluk Pertama : Malaikat

Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk 'membantu'

Allah mengurus alam semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah

'kewalahan' dalam mengurus alam semesta ini dan kemudian butuh

bantuan malaikat. Allah berfirman bahwa Dia selalu Malaikat adalah

makhluk Allah yang badannya terbuat dari cahaya. Badan cahaya itu

lantas diberi Ruh oleh Allah. Maka jadilah makhluk malaikat.

Karena badannya terbuat dari cahaya, maka badan malaikat itu memiliki

berbagai keunggulan, jauh di atas manusia atau makhluk Al lah lainnya.

Bobotnya sangat ringan. Karena itu kecepatannya sangat tinggi. Bahkan

tertinggi di alam semesta.

Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Karena itu, malaikat juga

bisa bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi itu. Jika mau,

malaikat bisa bergerak mengelilingi Bumi sebanyak 8 kali hanya dalam

waktu 1 detik. dalam kesibukan mengurusi alam semesta.

Dengan kecepatan setinggi itu, malaikat lantas memiliki berbagai

kelebihan. Di antaranya, malaikat memiliki waktu yang sangat panjang

dibandingkan dengan waktu manusia.

Makhluk Kedua : Jin

Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika malaikat

Page 17: Makalah Manusia Dan Agama

17

berbadan cahaya, maka badan Jin dibuat Allah dari nyala api yang sangat

panas, lantas ditiupkan RuhNya.

QS. Al Hijr (15) : 27

“Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) darid api yang sangat panas”

Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki

kualitas dan tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan malaikat.

Badan malaikat sangat ringan, sehingga bisa melesat dengan kecepatan

yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan yang lebih berat dan lebih

lamban.

Namun karena dia berbadan gelombang panas., maka tetap memiliki

berbagai kelebihan. Di antaranya, dia bisa merambat di berbagai jenis

benda. Atau juga bisa melentur menembus benda. Jin memiliki kecepatan

yang 10 kali kecepatan manusia, tetapi jauh di bawah kecepatan malaikat.

Dan yang paling membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya.

Malaikat adalah makhluk berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh,

sedangkan jin adalah makhluk berdimensi 4 yang hidup di langit kedua.

Malaikat bisa masuk menjelajah alam jin, tetapi sebaliknya jin tidak bisa

memasuki dunia malaikat

Berbeda dengan malaikat yang selalu taat, jin diciptakan untuk bisa

membangkang terhadap perintah Allah. Mereka adalah makhluk yang

nantinya akan dimintai pertanggungjawaban sebagai hamba Allah. Maka

jin ada yang jahat dan ada yang baik. Ada yang kafir dan ada salih. Ada

yang masuk Surga dan ada yang masuk Neraka. Jin yang jahat disebut

setan. Dan kakek buyut dari setan adalah Iblis.

Makhluk Ketiga : Manusia

Page 18: Makalah Manusia Dan Agama

18

Sebagaimana jin, manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya.

Manusia memiliki kebebasan untuk memilih peran dalam drama

kehidupan ini : apakah ingin menjadi penjahat (setan) ataukah ingin jadi

orang baik.

Badan manusia terbuat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tanah,

sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Secara umum

badan manusia terbuat dari zat-zat biokimiawi. Karena bersifat material,

maka badan manusia paling berat di antara makhluk Allah yang bernama

malaikat dan jin. Kedua makhluk yang disebut terakhir itu badannya

terbuat dari gelombang elektromagnetik, yang bersifat energial.

Sedangkan manusia material.

Maka manusia hidup di langit yang paling rendah, yaitu langit pertama. Jin

hidup di langit yang lebih tinggi, yaitu langit kedua. Sedangkan malaikat

hidup di langit yang paling tinggi, yaitu langit ke tujuh. Selain itu, langit

ketiga sampai dengan langit ke enam juga ditempati oleh arwah manusia

yang sudah meninggal. Mereka menunggu terjadinya hari kiamat, untuk

dibangkitkan dan hidup kembali menempati badan wadagnya.

Makhluk Ke 4 & ke 5 : Tumbuhan dan Binatang

Ketiga makhluk yang kita bahas terdahulu adalah makhluk hidup yang

berakal. Sedangkan yang ke 4 dan ke 5 ini adalah makhluk hidup yang

tidak berakal. Perbedaan yang mendasar itu menjadikan fungsi kedua

kelompok tersebut sangat jauh berbeda.

Allah tidak 'membebani' Binatang dan Tumbuhan dengan agama. Mereka

tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Satu-satunya pilihan adalah taat

kepada Allah. Mereka tidak bisa memberontak sebagaimana manusia dan

jin yang punya akal dan nafsu.

Page 19: Makalah Manusia Dan Agama

19

Tetapi bukan berarti mereka tidak beribadah. Allah berulang kali

menjelaskan di dalam Al Qur’an, bahwa langit, Bumi dan segala isinya

bertasbih kepada Allah termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Makhluk yang ke 6 : Benda Mati

Untuk kelengkapan hidup manusia, Allah menciptakan segala macam

benda di permukaan Bumi. Semuanya diperuntukkan manusia. Mulai dari

berbagai macam tambang di dalam perut Bumi, bebatuan, gunung

gunung, lautan, atmosfer, angin, hujan, petir, dan lain sebagainya.

Manusia sebagai khalifah di muka Bumi tidak perlu menciptakan

kebutuhannya sendiri. Semua sudah disiapkan oleh Allah. Manusia tinggal

mencari dan memproses sesuai dengan yang diinginkan

Beberapa Teori dan Pendekatan Dalam Ilmu Agama

Ada beragam teori dan pendekatan yang dilakukan para sarjana,

diantaranya adalah: Para sarjana barat dalam teorinya terhadap cara

pendekatan dalam ilmu agama memakai metode:

1. Metode pendekatan structural fungsionalistis, yang berarti pendekatan

yang bertitik tolak pada pertanyaan-pertanyaan (apa fungsi dan peranan

agama, bagaimana kedudukan dalam struktur masyarakat dalam

kehidupannya sehari-hari).

2. Metode pendekatan fenomenologis yaitu metode yang berusaha

melihat dari dalam atau substansi dari isi kepercayaan agama itu sendiri.

Disamping itu berdasarkan penelitian secara empiris dan memperhatikan

hasil-hasil pembahasan yang telah dilakukan oleh para sarjana, yaitu:

Page 20: Makalah Manusia Dan Agama

20

1. Metode historis dengan tokohnya Maurie Vernas (1854-1929).

2. Metode antropologi dengan tokohnya seperti tylor (1823-1917) dan J.G.

frazer (1854-1916) yang menitik beratkan pada penelitian dan

penyelidikan terhadap agama primitive.

3. Metode philology dengan tokohnya Max Muller (1823-1900) yang

menggunakan perbandingan philology, dengan cara mempelajari

myitology (mitos kepercayaan).

4. Metode originally (asal-usul agama) dengan tokohnya Herbert spencer

(1820-1898) dengan bukunya yang terkenal antara lain principles of

sociology, sebagai pertumbuhan dan perkembangan agama yang dilihat

dan ditinjau dari asal-usul agama itu berada.

5. Metode sociology dengan tokohnya yang utama adalah Emile Durkheim

(1858-1917). Pada umumnya metode ini mendapat sambutan yang baik

dan digunakan oleh para sarjana di masa kini, yang digunakan oleh syeh

Muhammad Abduh (1849-1905) sebagai tokoh sarjana muslim.

6. Metode volkersychology dengan tokohnya yang utama adalah M

Lazarus (1824-1903) sarjana dari jerman. Metode ini menghampiri agama

dari aspek-aspek psikologi rakyat dan penganut-penganutnya.

Page 21: Makalah Manusia Dan Agama

21

BAB III

PENUTUP

 A.    Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa :

1.      Manusia dalam perspektif Islam adalah makhluk yang paling

sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah yang

lainnya.

2.      Manusia dalam menurut ilmu sain adalah Manusia adalah makhluk

utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai

suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan

mulia.

3.      Pengertian manusia menurut ilmu sosiologi adalah bagian dari

masyarakat yang dibedakan menjadi dua, yaitu manusia sebagai makluk

individu dan manusia sebagai makluk sosial yang melakukan interaksi

dalam kehidupanya.

4.      Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens

(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan

mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

5.      Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang

diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga,

jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil

Allah di muka bumi.

6.      Kedudukan manusia dimuka bumi adalah sebagai Kholifah yang

selalu taat, tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

Page 22: Makalah Manusia Dan Agama

22

   B.     Saran

Saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca tentang makalah ini

adalah semoga dengan para pembaca sekalian membaca makalah ini

dapat menambah sedikit ilmu pengetahuan, tidak hanya mengerti tetapi

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta saran yang diberikan

kepada para pembaca mengenai isi makalah ini diharapkan kita sebagai

manusia selalu ingat kedudukan kita di dunia yaitu sebagai kholifah yang

patuh, tunduk dan taat kepada Allah SWT.

Kamipun juga sangan menyadari keterbatasan dari makalah ini, oleh

karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari para

pembaca.

Page 23: Makalah Manusia Dan Agama

23

DAFTAR PUSTAKA

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-manusia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia#Kerohanian_dan_Agama

http://my.opera.com/HinaKu/blog/2009/01/19/tinjauan-manusia-menurut-

sains-al-qi

http://www.oocities.org/bakhtiarkhatib/C.html

http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-

individu-dan-makhluk-sosial/

T.H. Thalhas, Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Galura pass, 2006), h.

19-20.