hubungan komunikasi pemasaran dengan keputusan …

22
109 HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KAMPUNG DAUN CULTURE GALLERY & CAFÉ Oleh : Tanti Winarti [email protected] Program Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan ABSTRACT This research aims to identify and analyze the relationship between marketing communications with consumers purchasing decisions Kampung Daun Culture Gallery & Café. This research is a correlational research and using the survey method. This research was done using descriptive and quantitative analysis. Data were collected through interviews with management Kampung Daun and the distribution of questionnaires to respondents who are consumers Kampung Daun. Hypothesis testing is intended to determine the extent of the relationship of independent variables on the dependent variable. Marketing communications at Kampung Daun rated quite well by the respondents. Based on the respondents, the purchase decision is made to meet their needs. The results showed that the marketing communications which consist of advertising, sales promotion, events and experiences, public relations and publicity, direct marketing and interactive marketing word of mouth, and personal selling, has a significant relationship to the consumer purchasing decisions Kampung Daun Culture Gallery & Café with F value = 20.082 and the coefficient (R 2 ) = 0.604, partially events and experiences has the most significant relationship to the buying decision with t value = 4,950. Keywords: Marketing Communication, Purchase Decision A. PENDAHULUAN Kota Bandung merupakan salah satu Kota yang memiliki beragam kuliner khas, dan banyaknya jenis kuliner yang ditawarkan membuat Bandung dikenal dengan wisata kulinernya. Hal tersebut membuat bisnis kuliner seperti hal nya restoran maupun café berkembang pesat di Kota Bandung. Berdasarkan data BPS, menunjukkan bahwa jumlah restoran yang ada di wilayah Jawa Barat hingga tahun 2014 tercatat terdapat 1.189 restoran, dimana jumlah tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah restoran di kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

109

HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGANKEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KAMPUNG DAUN

CULTURE GALLERY & CAFÉ

Oleh :Tanti Winarti

[email protected] Magister Manajemen

Universitas Katolik Parahyangan

ABSTRACTThis research aims to identify and analyze the relationship between marketingcommunications with consumers purchasing decisions Kampung Daun CultureGallery & Café. This research is a correlational research and using the surveymethod. This research was done using descriptive and quantitative analysis. Datawere collected through interviews with management Kampung Daun and thedistribution of questionnaires to respondents who are consumers Kampung Daun.Hypothesis testing is intended to determine the extent of the relationship ofindependent variables on the dependent variable. Marketing communications atKampung Daun rated quite well by the respondents. Based on the respondents,the purchase decision is made to meet their needs. The results showed that themarketing communications which consist of advertising, sales promotion, eventsand experiences, public relations and publicity, direct marketing and interactivemarketing word of mouth, and personal selling, has a significant relationship tothe consumer purchasing decisions Kampung Daun Culture Gallery & Café withFvalue= 20.082 and the coefficient (R2) = 0.604, partially events and experienceshas the most significant relationship to the buying decision with tvalue = 4,950.

Keywords: Marketing Communication, Purchase Decision

A. PENDAHULUANKota Bandung merupakan salah satu Kota yang memiliki beragam kuliner

khas, dan banyaknya jenis kuliner yang ditawarkan membuat Bandung dikenal

dengan wisata kulinernya. Hal tersebut membuat bisnis kuliner seperti hal nya

restoran maupun café berkembang pesat di Kota Bandung. Berdasarkan data BPS,

menunjukkan bahwa jumlah restoran yang ada di wilayah Jawa Barat hingga

tahun 2014 tercatat terdapat 1.189 restoran, dimana jumlah tersebut jauh lebih

besar jika dibandingkan dengan jumlah restoran di kota-kota besar lainnya di

seluruh Indonesia.

Page 2: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

110

Gambar 1. Jumlah Restoran di Kota-kota BesarSumber data: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia 2015

Banyaknya restoran yang tersebar luas di daerah Jawa Barat membuat setiap

restoran tidak hanya menawarkan berbagai macam jenis makanan dan minuman

yang bersaing dari segi kualitas rasa, mereka juga bersaing dalam menawarkan

produk yang unik. Ketatnya persaingan bisnis kuliner di kota Bandung

mendorong para pebisnis restoran untuk mencari strategi yang dapat memberikan

ciri khas kepada bisnisnya. Salah satu strategi yang dilakukan para pebisnis

kuliner di Bandung adalah dengan membangun restoran yang tidak hanya

menawarkan produk, tetapi mereka mencoba untuk menjual “tempat” atau

suasana (atmosphere) yang unik dan khas.

Suasana (atmosphere) merupakan salah satu faktor penting bagi seorang

konsumen dalam memilih restoran, suasana yang nyaman dapat menjadi bahan

pertimbangan tersendiri bagi konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan

pembelian. Seiring dengan berkembangnya zaman dan perubahan gaya hidup,

selera konsumen pun terus berinovasi mengikuti apa yang diinginkan, dilihat dari

sudut pandang konsumen yang memandang sebuah restoran tidak hanya dari segi

kualitas rasa makanan dan minuman. Tetapi bagaimana mereka dapat menikmati

rasa dari makanan dan minuman tersebut pada tempat dan suasana yang nyaman.

Suasana (atmosphere) yang nyaman dapat memberikan suatu relaksasi tersendiri

bagi para konsumen yang datang, terutama bagi mereka yang beraktivitas padat.

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe yang berlokasi di Jalan Terusan

Sersan Bajuri No. 88 adalah salah satu restoran yang menawarkan suasana

nyaman dan unik. Kampung Daun memberikan nuansa suasana tradisional

pedesaan khas sunda, dimana tempat makan berada pada saung-saung yang di

Page 3: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

111

desain unik. Tidak hanya suasana pedesaan yang ditawarkan, suasana Kampung

Daun juga kental dengan unsur budaya lokal yang telah menjadi ciri khasnya.

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe mempunyai beberapa pesaing terdekat

diantaranya Sapu Lidi, Dusun Bambu, Green Forest, D’Jadul Village, dan The

Peak. Dari banyaknya pesaing sekitar menjadi tantangan bagi Kampung Daun

untuk dapat lebih mengembangkan bisnisnya, dan salah satu strategi dalam

pengembangan bisnisnya adalah dengan melakukan komunikasi pemasaran untuk

dapat secara efektif menyampaikan kepada konsumen promosi serta event-event

apa saja yang ditawarkan Kampung Daun dalam menarik minat pembelian

konsumen. (Sumber: Muslahat Kepala Operasional/ Manager Kampung Daun, 22

Februari 2015).

Suasana yang nyaman dan unik dengan nuansa tradisional pedesaan yang

menjadi ciri khas Kampung Daun belum tentu dapat menarik minat pembelian

jika tidak dapat diinformasikan dengan baik kepada konsumen. Kurangnya

informasi yang diperoleh mengenai suatu produk akan berdampak kepada

keputusan pembelian konsumen. Dalam proses keputusan pembelian, konsumen

akan melalui tahap pencarian informasi untuk sebelum akhirnya memutuskan

untuk benar-benar membeli produk tersebut. Dimana ketika konsumen melalui

tahap pencarian informasi suatu produk, tetapi ketika itu juga informasi yang

diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhannya maka keputusan pembelian akan

benar-benar tidak terealisasikan.

Komunikasi pemasaran menginformasikan sesuatu yang bernilai untuk ditukar

dengan sesuatu yang di inginkan. Itulah fungsi pemasaran dimana perusahaan

menginformasikan nilai dan manfaat produk untuk di tukar dengan keinginan dan

kebutuhan konsumen. Persepsi konsumen akan sebuah produk diperoleh dan

dibentuk dari komunikasi pemasaran. Dengan melakukan komunikasi pemasaran,

secara tidak langsung perusahaan berperan aktif untuk membantu konsumen

mengambil keputusan dalam melakukan pembelian suatu produk. Komunikasi

pemasaran yang telah dilakukan oleh Kampung Daun antara lain adalah

periklanan (seperti pemasangan billboard dan pembagian brosur), promosi

penjualan (seperti pemberian discount, voucher, dan souvenir), memberikan

Page 4: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

112

sebuah peristiwa dan pengalaman yang menarik (seperti tema dekorasi dan

hiburan-hiburan yang menarik), hubungan masyarakat dan publisitas yaitu

bekerjasama dengan sanggar-sanggar kesenian sunda setempat, pemasaran

langsung & interaktif melalui situs Web, pemasaran dari mulut ke mulut, dan

penjualan secara personal oleh karyawan Kampung Daun kepada konsumen.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai komunikasi pemasaran Kampung

Daun Culture Gallery & Café?

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Kampung Daun Culture

Gallery & Café?

3. Bagaimana hubungan komunikasi pemasaran dengan keputusan pembelian

konsumen Kampung Daun Culture Gallery & Café?

4. Dari tujuh alat utama komunikasi pemasaran, manakah yang memiliki

hubungan paling kuat dengan keputusan pembelian konsumen Kampung Daun

Culture Gallery & Café?

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah sebuah perencanaan yang

menyeluruh dan terpadu yang mana dapat memberikan panduan tentang kegiatan

yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.

Untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif perusahaan harus

dapat mengetahui proses pencarian informasi yang dilakukan konsumen dalam

mendukung keputusan pembelian. Komunikasi pemasaran dalam hal ini dapat

menjadi stimulus bagi konsumen sebagai suatu informasi dalam melakukan

keputusan pembelian.

1. Komunikasi Pemasaran

Menurut Etta dan Sopiah dalam buku Perilaku Konsumen (2013: 225)

menjelaskan bahwa “komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang

dilakukan antara produsen, perantara, pemasaran, dan konsumen yang

merupakan kegiatan untuk membantu konsumen mengambil keputusan di

Page 5: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

113

bidang pemasaran serta mengarah ke pertukaran atau transaksi agar lebih

memuaskan dengan menyadarkan semua pihak untuk berfikir, berbuat, dan

bersikap lebih baik. Dan salah satu bentuk komunikasi adalah media

periklanan.”

Menurut Kotler dan Kevin Lane dalam buku Marketing Manajement

(2012: 498) bahwa “komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan

oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan apa yang dijual oleh perusahaan

kepada masyarakat, mengingatkan konsumen atas produk yang perusahaan

jual, serta membujuk konsumen untuk melakukan pembelian.”

Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan

yang erat. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman

disampaikan antar individu, atau antara perusahaan dan individu. Komunikasi

dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, tidak sesederhana seperti

berbincang-bincang dengan teman atau keluarga. Bentuk komunikasi yang

lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada

komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses

perencanaan yang matang.

Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan

kajian baru yang disebut marketing communication (komunikasi pemasaran).

Marketing communications merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan

untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmen pasar yang lebih

luas. Langkah-langkah untuk dapat mendesain komunikasi pemasaran yang

efektif menurut Kotler (2006) adalah dengan (1) menentukan audiens sasaran,

(2) menentukan tujuan komunikasi, (3) menetukan strategi komunikasi, (4)

dan merancang pesan. Komunikasi pemasaran menjadi langkah awal dalam

usaha pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. Hal ini penting

untuk dilakukan perusahaan mengingat komunikasi pemasaran adalah salah

satu aspek pendukung dalam upaya berfokus kepada pelanggan, untuk dapat

menciptakan nilai merek dalam peningkatan penjualan.

Menurut Kotler dan Keller komunikasi pemasaran terdiri dari 8 alat utama

(2012: 512-513) yaitu:

Page 6: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

114

a. Periklanan: Menginformasikan produk secara nonpersonal, bagaimana ide

promosi barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi melalui media

cetak (koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televise), media

jaringan (telepon, satelit, wireless), media elektronik (rekaman suara,

rekaman video, videodisk, CD-ROM, halaman web), dan display

(billboard dan poster).

b. Promosi Penjualan: berbagain insentif jangka pendek untuk mendorong

percobaan pembelian produk atau jasa termasuk promosi kepada

konsumen (seperti sampel produk, kupon, dan premi), promosi

perdagangan (seperti iklan), dan promosi melalui tenaga penjualan.

c. Peristiwa dan Pengalaman: Kegiatan dan program yang dirancang untuk

menciptakan interaksi harian atau khusus merek terkait dengan konsumen,

termasuk olahraga, seni, hiburan, dan acara lainnya yang tidak bersifat

formal yang disponsori oleh perusahaan.

d. Hubungan Masyarakat dan Publisitas: Berbagai program diarahkan secara

internal kepada karyawan perusahaan atau eksternal kepada konsumen,

perusahaan lain, pemerintah, dan media untuk mempromosikan atau

melindungi citra perusahaan atau produk yang dikomunikaikan secara

individual.

e. Pemasaran Langsung: Penggunaan surat, telepon, fax, e-mail, atau internet

untuk berkomunikasi secara langsung atau meminta respon atau dialog

kepada konsumen tertentu.

f. Pemasaran Interaktif: Aktivitas online dan program yang dirancang untuk

melibatkan konsumen secara langsung atau tidak langsung yang dapat

meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, sehingga dapat

meningkatkan penjualan produk dan jasa.

g. Pemasaran dari Mulut ke Mulut: Komunikasi dari satu individu kepada

individu lainnya secara lisan, tertulis, atau komunikasi melalui media

elektronik yang berhubungan dengan manfaat atau pengalaman membeli

atau menggunakan produk atau jasa.

Page 7: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

115

h. Penjualan personal: bertatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli

dengan tujuan untuk mengkomunikasikan produk, menjawab pertanyaa,

dan interaktif penawaran produk kepada konsumen.

Berikut adalah tujuan komunikasi pemasaran menurut Kotler & Keller (2012:

499).

To Inform: Menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk

atau fitur baru produk yang ada.

To Persuade: Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan

pembelian produk atau jasa. Komunikasi pemasaran dengan cara

persuasive biasanya menggunakan promosi secara komparatif dimana

dilakukan perbandingan eksplisit tentang atribut dua merek atau lebih.

To Remind: Bertujuan menstimulasikan pembelian secara berulang suatu

produk atau jasa. Dimana stimulasi yang diberikan adalah dengan cara

meyakinkan konsumen bahwa mereka melakukan pilihan produk yang

tepat.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2012: 188) “keputusan pembelian adalah keputusan

meneruskan atau tidak meneruskan pembelian.” Suatu proses keputusan

membeli bukan sekadar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi

pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk

membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian, yaitu:

Pemrakarsa (Initiator): Seseorang yang pertama kali menyarankan untuk

membeli suatu produk atau jasa tertentu.

Pemberi pengaruh (Influencer): Seseorang yang mempunyai pandangan

atau nasehat untuk memberi nilai dalam pengambilan keputusan

pembelianakhir.

Pengambil keputusan (Decider): Seseorang yang sangat menentukan

sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa

yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan

dimana akan membeli.

Page 8: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

116

Pembeli (Buyer): Seseorang yang melakukan pembelian nyata, yaitu

konsumen yang benar-benar memutuskan untuk melakukan pembelian.

Pemakai (User): Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan

produk atau jasa.

Terdapat enam tahap tinjuan keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen

menurut Kotler & Keller (2012: 193), yaitu:

a. Pilihan Produk

Konsumen mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk dan

menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut. Dalam hal ini

perusahaan harus memperhatikan konsumen yang mempunyai peluang

untuk dapat membeli produk perusahaan.

b. Pilihan Merek

Konsumen harus mengambil keputusan mengenai merek mana yang

akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan tersendiri, yang masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini perusahaan

harus mengetahui bagaimana presepsi dan pemikiran konsumen dalam

memilih sebuah merek.

c. Pilihan Disribusi

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang

akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan

penyalur biasanya dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang

murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan belanja, keluasan

tempat dan sebagainya.

d. Jumlah Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan seberapa banyak produk yang

akan dibelinya. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan

banyaknya produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.

e. Waktu Pembelian

Keputusan konsumen dalam waktu pembelian bisa berbeda-beda,

misalnya: ada yang membeli setiap hari, seminggu sekali, dua minggu

sekali, bahkan satu bulan sekali tergantung kebutuhannya.

Page 9: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

117

f. Metode Pembayaran

Proses pembayaran yang dilakukan konsumen juga dapat berbeda-beda,

sebagian konsumen melakukan transaksi pembelian secara kas, dan

sebagian lainnya melakukan transaksi pembelian secara kredit.

Dalam tahapannya, tinjauan keputusan pembelian konsumen

membentuk evaluasi suatu produk, yang akan mempengaruhi keputusan

pembelian. Evaluasi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pribadi

tetapi dipengaruhi juga oleh faktor sosial. Bagaimana lingkungan sekitar

seperti teman, keluarga, dan kelompok-kelompok sosial tertentu dapat secara

aktif mempengaruhi pembelian konsumen

Gambar 2. Model Penelitian

D. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode dengan

menggunakan populasi dan sampel tertentu dan didukung dengan penyebaran

kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Terdapat dua model penelitian yaitu

komunikasi pemasaran yang merupakan variabel X dan keputusan pembelian

Peristiwa & Pengalaman

Promosi Penjualan

Periklanan

Pemasaran LangsungInteraktif

Hubungan MasyarakatPublisitas

Pemasaran dari Mulut ke Mulut

Penjualan Personal

KeputusanPembelian

Page 10: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

118

yang merupakan variabel Y. Penelitian ini dilakukan di Kampung Daun Culture

Gallery & Café, dengan konsumen Kampung Daun sebagai responden.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

Kampung Daun Culture Gallery & Café, dan dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik field research(riset lapangan), yaitu

dengan melakukan penelitian langsung kepada subjek yang diteliti,

untukmemperoleh data primer sebagai bahan yang akan dianalisis, serta data

sekunder sebagai datapendukung seperti:

a. Wawancara: Dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada perusahaan

yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara sendiri

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti. Dalam

hal ini peneliti melakukan wawancara pihak-pihak interen Kampung Daun

dimulai dari bagian pemasaran, dan manajer perusahaan. Wawamcara itu

sendiri dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan

operasional perusahaan, informasi terkait komunikasi pemasaran yang ingin

diteliti.

b. Kuesioner: Merupakan teknik pengumpulan data dimana penelitimembuat

serangkaian pernyataanyang telah diformulasikan terlebih dahulu sebagai

pendukung analisis permasalahan yang sedang diteliti. Pernyataan yang dibuat

mengacu kepada komunikasi pemasaran dan keputusan pembelian konsumen.

Komunikasi pemasaran mengacu kepada tujuh alat utama yaitu periklanan,

promosi penjualan, peristiwa dan pengalaman, hubungan masyarakat dan

publisitas, pemasaran langsung dan interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut,

dan penjualan personal. Sedangkan keputusan pembelian konsumen terdiri

daripilihan produk, pilihan merek, jumlah pembelian, waktu pembelian, dan

metode pembayaran.

Setiap butir pernyataan kuesioner terlebih dahulu harus melalui uji validitas

dan reliabilitas, setelah dirasa valid dan reliable maka kuesioner dapat dibagikan

kepada seluruh populasi. Kuesioner yang dianggap sah adalah kuesioner yang

Page 11: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

119

diisi dengan sadar oleh responden dengan jelas (tidak ada jawaban yang lebih dari

satu) dan lengkap (semua pernyataan dijawab).

Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu menentukan

besarnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dari

semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis. Metode ini digunakan dengan

tujuan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel

independen (X) yaitu komunikasi pemasaran, dengan variabel dependen (Y) yaitu

keputusan pembelian. Melalui analisis korelasi, uji koefisiendeterminasi (R2), uji

signifikansi simultan (F) dan uji signifikansi parsial (t) dengan tingkat signifikasi

5%.

Analisis korelasi dilakukan untuk membuktikan hipotesis hubungan variable

independen dengan variable dependen. Seberapa besar hubungan variabel

independen secara signifikan, yaitu komunikasi pemasaran dengan variable

dependen yaitu keputusan pembelian.

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk menghitung besarnya peranan

atau hubungan variable independen yang merupakan komunikasi pemasaran

terhadap variable dependen yang merupakan keputusan pembelian

Uji signifikansi simultan (F) dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen yang merupakan komunikasi pemasaran secara simultan terhadap

variabel dependen yang merupakan keputusan pembelian.

Uji signifikansi parsial (t) dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen yang merupakan komunikasi pemasaran secara parsial terhadap

variabel dependen yang merupakan keputusan pembelian.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengumpulan data kuisioner, diperoleh rekapitulasi tanggapan

responden mengenai komunikasi pemasaran di Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe. Hasil rekapitulasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Mengenai Komunikasi Pemasaran diKampung Daun Culture Gallery & Café

Page 12: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

120

No Sub Variabel KomunikasiPemasaran

ItemPernyataan

TotalSkor

SkorRata-rata

1 Periklanan (X1.1) 5 2011 4,02

2 Promosi Penjualan (X1.2) 3 1198 3,99

3 Peristiwa dan Pengalaman (X1.3) 5 2198 4,39

4 Hubungan Masyarakat & Publisitas(X1.4)

2 881 4,40

5 Pemasaran Langsung & Interaktif(X1.5)

3 1149 3,83

6 Pemasaran dari Mulut ke Mulut(X1.6)

3 1180 3,93

7 Penjualan Personal (X1.7) 5 1945 3,89

Total 26 10562 4,06

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sub variabel komunikasi

pemasaran yang memperoleh skor paling besar yaitu sub variabel hubungan

masyarakat dan publisitas dengan skor rata-rata sebesar 4,40. Hal ini menandakan

bahwa hubungan masyarakat dan publisitas merupakan sub variabel yang sangat

penting untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk

yang dikomunikasikan secara individual.

Untuk dapat mengukur komunikasi pemasaran dan keputusan pembelian

konsumen Kampung Daun, peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi yang

di dalamnya terdapat skor aktual dan nilai rata-rata. Nilai rata-rata dari setiap

kuesioner mengenai komunikasi pemasaran dan keputusan pembelian dapat dicari

dengan menggunakan rumus: (Supranto, 2000: 64)

Dimana:

C = Perkiraan Besarnya

K = Kategori

Page 13: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

121

Xn = Nilai Observasi Terbesar yaitu 5

X1 = Nilai Observasi Terkecil yaitu 1

Maka: perkiraan besarnya panjang interval nilai rata-rata adalah

Bahwa dari hasi perhitungan nilai rata-rata tersebut dapat diperoleh besarnya

kategori (panjang interval) yaitu 0,8 untuk setiap kategori. Dimulai dari skor

terendah yaitu 1 + 0,8 = 1,8 dan seterusnya ditambahkan dengan 0,8 sebagai

penentu besarnya panjang interval, pengkategorian dapat dilihat sebagai berikut:

1 – 1,8 Kategori Sangat Tidak Baik

1,8 – 2,6 Kategori Tidak Baik

2,6 – 3,4 Kategori Cukup Baik

3,4 – 4,2 Kategori Baik

4,2 – 5 Kategori Sangat Baik

Dari hasil nilai rata-rata keseluruhan jawaban responden variabel komunikasi

pemasaran, diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,06. Jika digambarkan, maka tampak

sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden

Kampung Daun Culture Gallery & Café terhadap variabel komunikasi pemasaran

termasuk dalam kategori baik, yaitu berada pada interval (3,40-4,20).

Dari hasil pengumpulan data kuisioner, diperoleh rekapitulasi tanggapan

responden mengenai keputusan pembelian di Kampung Daun Culture Gallery &

Cafe. Hasil rekapitulasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Mengenai keputusan pembeliandi Kampung Daun Culture Gallery & Café

1 1,80 2,60 3,40 4,20 5

Skor Minimum Skor Maksimum

SangatTidak Baik

TidakBaik

CukupBaik Baik

SangatBaik

4,06

Gambar 3. Nilai Rata-rata Variabel Komunikasi Pemasaran

Page 14: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

122

No Sub Variabel Keputusanpembelian

ItemPernyataan

TotalSkor

SkorRata-rata

1 Pilihan Produk 2 862 4,31

2 PIlihan Merek 3 1350 4,50

3 Jumlah Pembelian 6 2393 3,99

4 Waktu Pembelian 3 1194 3,98

5 Metode Pembayaran 2 750 3,75

Total 16 6549 4,09

Sumber: Data Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sub variabel keputusanpembelian yang memperoleh skor paling besar yaitu sub variabel pilihan merekdengan skor rata-rata sebesar 4,50. Dalam hal ini Kampung Daun suksesmenerapkan brand positioning kepada konsumen, bahwa Kampung Daunmerupakan restoran dengan ciri khasnya yaitu restoran dengan keindahan alamserta suasana nyaman dengan konsep budaya tradisional.

Dari hasil nilai rata-rata keseluruhan jawaban responden variabelkeputusan pembelian, diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,09. Jika digambarkan,maka tampak sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden

Kampung Daun Culture Gallery & Café terhadap variabel keputusan pembelian

termasuk dalam kategori baik, yaitu berada pada interval (3,40-4,20).

Sedangkan dari pengolahan data statistik yang menggunakan metode analisis

kuantitatif melalui software SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

4,201 1,80 2,60 3,40 5

Skor Minimum Skor Maksimum

SangatTidak Baik

TidakBaik

CukupBaik Baik

SangatBaik

4,09

Gambar 4. Nilai Rata-rata Variabel Keputusan Pembelian

Page 15: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

123

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat keeratan

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, digunakan

kriteria keeratan korelasi sebagai berikut:

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan0,00-0,199 Sangat Rendah0,20-0,399 Rendah0,40-0,599 Sedang0,60-0,799 Kuat0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, (2013: 250)

Berikut adalah tabel hasil perhitungan korelasi antara variabel independendengan variabel dependen:

Tabel 4. Analisis Korelasi

Sumber: Data Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai koefisein korelasi yang diperoleh

antara dimensi periklanan (X1.1), promosi penjualan (X1.2),peristiwa dan

pengalaman (X1.3), hubungan masyarakat dan publisitas (X1.4), pemasaran

langsung dan interaktif (X1.5),pemasaran dari mulut ke mulut (X1.6), dan

penjualan personal (X1.7) dengan keputusan pembelian (Y) adalah sebesar

0,777. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan

yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen adalah

searah. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi

sebesar 0,777 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, berada pada

interval 0,60-0,799.

Pada tabel koefisien determinasi menunjukan nilai koefisien dari variabel

komunikasi pemasaran atau R-square sebesar 0,604. Nilai tersebut

Page 16: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

124

menunjukkan bahwaperiklanan, promosi penjualan, peristiwa dan

pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan

interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal memberikan

kontribusi secara simultan atau memiliki hubungan dengan variablekeputusan

pembelian sebesar 60,4%. Sedangkan sisanya sebesar 39,6%merupakan

hubungan dari variabel lain yang tidak diteliti. Berikut adalah tabel koefisien

determinasi.

Tabel 5. Koefisien Determinasi

Sumber: Data Pengolahan SPSS

Berikut adalah tabel koefisien determinasi parsial yang menunjukkanhubungan parsial dari setiap dimensi variabel independen:

Tabel 6. Koefisien Determinasi Parsial

Sumber: Data Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hubunganpaling kuat

terhadap keputusan pembelian berasal dari dimensi peristiwa dan pengalaman

(X1.3) dengan kontribusi hubungan sebesar 32,2%. Sedangkan dimensi

hubungan masyarakat dan publisitas (X1.4) memberikan kontribusi hubungan

yang paling kecil yaitu sebesar 0,8%

Page 17: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

125

Dari tabel uji simultan (F) menunjukan bahwa komunikasi pemasaran yang

terdiri dari periklanan, promosi penjualan, peristiwa dan pengalaman,

hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan interaktif,

pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal secara simultan

memiliki hubungan signifikan dengan keputusan pembelian. Dengan nilai F-

hitung sebesar 20,082 pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan

Sumber: Data Pengolahan SPSS

Dari tabel uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel peristiwa dan

pengalaman(X1.3) merupakan variabel komunikasi pemasaran yang memiliki

hubungan paling signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan nilai t-

hitung sebesar 4,950. Sedangkan variabel hubungan masyarakat dan

publisitas(X1.4) merupakan variabel komunikasi pemasaran yang paling tidak

memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan

nilai t-hitung < t-tabel yakni sebesar 0,244 dengan nilai t-tabel sebesar 1,986

pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil pengujian tersebut terdapat

hubungan positif namun tidak memiliki hubungan yang signifikan antara

hubungan masyarakat dan publisitas dengan keputusan pembelian konsumen

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe. Hal ini dikarenakan promosi melalui

kegiatan sosial ataupun citra perusahaan bukan faktor utama dalam

mendukung keputusan pembelian konsumen. Nilai dari hasil uji parsial

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 18: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

126

Tabel 8. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial

Sumber: Data Pengolahan SPSS

F. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis penelitian hubungan komunikasi pemasaran

dengan keputusan pembelian konsumen Kampung Daun Culture Gallery & Café

melalui penyebaran kuesioner, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa tanggapan konsumen mengenai komunikasi pemasaran

Kampung Daun Culture Gallery & Café adalah baik, hal tersebut didukung

dengan nilai rata-rata keseluruhan jawaban responden mengenai variabel

komunikasi pemasaran Kampung Daun adalah sebesar 4,06 yang termasuk

kedalam kategori baik. Dalam hal ini, komunikasi pemasaran Kampung Daun

dapat dikatakan baik karena Kampung Daun melakukan ke tujuh alat

komunikasi pemasaran dalam mendukung proses bisnisnya dengan upaya

meningkatkan penjualan. Dari 7 dimensi alat komunikasi pemasaran yang

dijadikan tolok ukur penyebaran kuesioner di Kampung Daun Culture Gallery

& Café, 2 dimensi diantaranya menyatakan bahwa komunikasi pemasaran di

Kampung Daun sangat baik. 2 dimensi tersebut adalah konsumen merasa

bahwa dimensi hubungan masyarakat & publisitas, dan peristiwa &

pengalaman sangat baik dilakukan oleh Kampung Daun. Sedangkan 5 dimensi

lainnya menyatakan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan Kampung

Daun adalah baik, diantaranya adalah dimensi periklanan, dimensi pemasaran

Page 19: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

127

dari mulut ke mulut, dimensi pemasaran langsung dan interaktif, dimensi

promosi penjualan, dan dimensi penjualan personal.

2. Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen di Kampung Daun

Culture Gallery & Café adalah baik. Hal tersebut didukung dengan nilai rata-

rata keseluruhan jawaban responden mengenai variabel keputusan pembelian

di Kampung Daun adalah sebesar 4,09 yang termasuk dalam kategori baik.

Dari 5 dimensi yang dijadikan tolok ukur penyebaran kuesioner keputusan

pembelian konsumen Kampung Daun Culture Gallery & Café, dimensi

pilihan merek merupakan dimensi keputusan pembelian konsumen Kampung

Daun dengan nilai rata-rata terbesar. Dalam hal ini Kampung Daun merupakan

restoran yang banyak diminati pengunjung karena ciri khasnya dalam

menyuguhkan keindahan alam serta suasana nyaman dengan konsuep budaya

tradisional.

3. Komunikasi pemasaran dengan keputusan pembelian konsumen Kampung

Daun memiliki hubungan yang positif (searah), dimana nilai koefisien korelasi

antara komunikasi pemasaran dengan keputusan pembelian adalah sebesar

0,777 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat berada pada interval 0.60

- 0,799 yang berarti semakin baik komunikasi pemasaran, maka keputusan

pembelian akan meningkat. Komunikasi pemasaran juga memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe dengan nilai kontribusi yang diberikan sebesar

60,4%. Dimana komunikasi pemasaran menjadi sebuah langkah awal dalam

usaha untuk memberikan informasi secara efektif kepada konsumen. Hal ini

penting untuk dilakukan sebuah perusahaan mengingat komunikasi pemasaran

adalah salah satu aspek pendukung dalam upaya membantu konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian.

4. Peristiwa dan pengalaman adalah alat komunikasi pemasaran yang memiliki

hubungan paling kuat terhadap keputusan pembelian konsumen Kampung

Daun Culture Gallery & Cafe di antara alat komunikasi pemasaran lainnya

dengan kontribusi yang diberikan sebesar 32,2%. Hal tersebut sesuai dengan

Page 20: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

128

ciri khas Kampung Daun sendiri yaitu restoran yang tidak hanya menawarkan

produk makanan dan minuman, tetapi juga menawarkan peristiwa menarik

dari hiburan-hiburan yang diselenggarakan serta pengalaman menarik dari

konsep budaya tradisional dengan tema-tema dekorasi yang berbeda-beda.

Selanjutnya pemasaran dari mulut ke mulut dan periklanan yang memiliki

kontribusi hubungan sebesar 10% dan 7,4%. Sedangkan hubungan masyarakat

& publisitas, pemasaran langsung & interaktif, promosi penjualan, dan

penjualan personal memiliki kontribusi hubungan yang sangat kecil yaitu

kurang dari 5%.

G. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat oleh penulis mengenai

komunikasi pemasaran dan keputusan pembelian konsumen Kampung Daun

Culture Gallery & Cafe, terdapat beberapa saran yang ingin diberikan penulis

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan komunikasi pemasaran dalam dimensi hubungan masyarakat

dan publisitas yang sebaiknya harus semakin diapresiasi. Dimana kegiatan

hiburan-hiburan yang bertemakan kesenian daerah sebaiknya tidak hanya

diselenggarakan pada hari-hari libur atau weekend. Sebaiknya Kampung Daun

dapat senantiasa lebih ikut berpartisipasi dalam menyediakan wadah bagi

seniman-seniman lokal untuk dapat memberikan performance terbaik mereka

dengan kesempatan tampil pada penyelenggaraan hiburan Kampung Daun

dengan lebih leluasa tanpa adanya batasan hari pelaksanaan kegiatan hiburan.

Hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang baik bagi waktu pembelian di

Kampung Daun yang tidak hanya ramai dikunjungi konsumen pada hari-hari

libur atau weekend.

2. Meningkatkan komunikasi pemasaran dalam dimensi pemasaran langsung dan

pemasaran interaktif. Dimana sebaiknya Kampung Daun dapat lebih

mengembangkan dan memperbaharui website nya. Kampung Daun dapat

mengembangkan website nya dengan menyediakan media chatting yang dapat

membantu konsumen menyalurkan aspirasi-aspirasi mereka dengan langsung

mendapatkan tanggapan dari pihak Kampung Daun itu sendiri. Hal tersebut

Page 21: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

129

dapat berperan penting bagi Kampung Daun untuk dapat melihat sejauh mana

kepuasan konsumen, dan apa sajakah yang membuat ketidakpuasan konsumen

sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi Kampung Daun. Tampilan

website juga sebaiknya di perbaharui secara berkala untuk dapat menjaga agar

website Kampung Daun dapat selalu menarik.

3. Meningkatkan komunikasi pemasaran dalam dimensi promosi penjualan,

dimana sebaiknya Kampung Daun memberikan voucher dan gift dalam

perayaan ulang tahun Kampung Daun kepada semua konsumen. Hanya saja

diberikan sedikit perbedaan, jika voucher dan gift yang tadinya hanya

diberikan kepada konsumen yang berulang tahun sama dengan Kampung

Daun. Maka bagi konsumen yang tidak berulang tahun sama dengan

Kampung Daun masih bisa mendapatkan voucher dan gift, tetapi mungkin

setelah melakukan pembelian hingga jumlah tertentu yang disesuaikan.

4. Meningkatkan komunikasi pemasaran dalam dimensi penjualan personal,

dimana sebaiknya Kampung Daun dapat lebih melatih dan mengembangkan

kinerja karyawannya dalam melakukan penawaran produk secara personal

langsung kepada konsumen. Seperti langsung melakukan penawaran produk

ketika konsumen mulai membaca menu restoran. Karena pemberian informasi

langsung dari pihak internal Kampung Daun seperti karyawan, dapat

mempengaruhi konsumen melakukan keputusan pembelian pada produk-

produk tertentu yang ditawarkan.

5. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menganggap

bahwa setiap pernyataan dari operasional variabel keputusan pembelian masih

belum sesuai dengan tujuan penelitian. Dimana setiap pernyataan dimensi

keputusan pembelian tidak sepenuhnya dapat menunjukan maksud bahwa

keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh komunikasi

pemasaran Kampung Daun. Maka sebagai saran bagi peneliti selanjutnya

untuk dapat lebih menekankan setiap pernyataan dimensi keputusan

pembelian yang dilakukan berdasarkan pengaruh dari setiap dimensi

komunikasi pemasaran.

Page 22: HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN …

130

DAFTAR PUSTAKA

Agus Hermawan. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2015. Potensi Desa/Kelurahan MenurutKeberadaan Sarana Perdagangan dan Akomodasi tahun 2014 Available at(http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1768) Diakses Tanggal 23April 2015 Pukul 15:55 WIB.

Engel, James et al. 2006. Consumer Behavior. Permissions Department, ThomsonBusiness and Economics. Mason.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Kasmadi, dan Nia, Siti Nurjanah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta. Bandung. 203

Kotler, Phillip dan Keller, Kevin Lane. 2012. Marketing Management. 14thEdition. Pearson Education, Inc. New Jersey. .

Kotler, Philip. 2006. According to Kotler. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta

Lamb, Hair, dan McDaniel. 2012. Essentials of Marketing. 7th Edition. South-Western Cengage Learning. USA. .

Megha Gupta, Aquiashala Brantley, dan Dr. Vanessa P. Jackson. 2010. ProductInvolvement as a Predictor of Generation Y Consumer Decision MakingStyles. University of Kentucky (Journal The Business Review, CambridgeVol. 14 Num. 2.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Andi. Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi. Pendekatan KuantitatifMenggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. 2007. Consumer Behavior. Pearson Education,Inc. New Jersey. 204

Sekaran, Uma. 2013. Research Method For Business Metodologi Penelitian.Salemba Empat, buku 1-2. Edisi ke - 4. Jakarta.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Refika Aditama. Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.