hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

25
TUGAS RESUME : HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG, PENGGABUNGAN BADAN USAHA DAN AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Upload: ajeng-pipit

Post on 30-Jun-2015

12.546 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

TUGAS RESUME :

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG,

PENGGABUNGAN BADAN USAHA DAN

AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Page 2: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG

Perkembangan Pembentukan Agen dan Cabang

Perusahaan dapat beroperasi tidak saja di dalam lingkungan suatu kota tetapi dapat juga

beroperasi ke luar kota, daerah dan bahkan ke luar negeri. Titik tolak perkembangan tersebut adalah

perluasan daerah pemasaran. Meluasnya daerah pemasaran ini menimbulkan problema bagi

pimpinan perusahaan untuk mencari cara-cara yang paling efektif dan ekonomis dalam melakukan

penjualan barang-barangnya. Cara yang dapat ditempuh antara lain dengan mengangkat pedagang

keliling atau petugas bagian penjualan yang langsung mendatangi para langganan, penggunaan

katalogus dengan pengiriman pesanan per pos, atau dengan sistem penjualan konsinyasi dan lain-

lain. Namun karena cara tersebut tidak memenuhi harapan pimpinan, maka untuk mengatasi hal

tersebut dibentuk pusat-pusat penjualan di daerah-daerah tertentu yang dapat merupakan sarana

untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran. Pusat penjualan tersebut dapat berupa agen (agency) atau

cabang (branch).

Perbedaan Karakteristik Agen dan Kantor Cabang

Agen Kantor Cabang

1. Fungsi untuk menerima pesanan barang-

barang dan bekerja di bawah pengawasan

langsung oleh Kantor Pusat.

1. Menjual barang dari persediaan yang

dibentuknya dan diberi wewenang untuk

melaksanakan transaksi dengan pihak

ketiga.

2. Tidak memiliki persediaan untuk barang-

barang yang akan dijual, hanya berupa

contoh/samples.

2. Mengadakan persediaan barang yang pada

umumnya dikirim dari kantor pusatnya.

3. Persetujuan terhadap syarat-syarat

penjualan terletak di kantor pusat.

3. Memberikan persetujuan tentang syarat

penjualan.

4. Modal kerja untuk biaya-biaya operasi agen

diberikan oleh kantor pusat.

4. Mengelola uang tunai dari hasil penjualan

dan melaksanakan transaksi pembayaran

atas inisiatif sendiri.

Hubungan Kantor Pusat dan Agen

1. Usaha dari Suatu Agen

Agen yang berkerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal (daerah tertentu) berada di

bawah pengawasan Kantor Pusat dan biasanya tidak mengadakan persediaan selain dari contoh

atau samples daripada barang yang akan ditawarkan untuk dijual. Agen diberi modal kerja dari 2

Page 3: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Kantor Pusat guna pembayaran ongkos-ongkos penjualan dan penyelesaian kewajiban agen

dalam melaksanakan tugasnya. Pesanan yang diterima agen dikirimkan langsung ke Kantor

Pusat untuk dimintakan persetujuan, setelah semua disetujui maka Kantor Pusat dapat

mengirimkan barang langsung kepada langganan. Semua biaya yang bersangkutan dengan

Agen selain yang dikeluarkan oleh Agen dengan mempergunakan modal kerja yang

diterimanya, diperhitungkan dan ditanggung oleh Kantor Pusat.

2. Pembukuan untuk suatu Agen

Agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan modal kerja dari kantor

pusat, dan pengeluaran-pengeluaran untuk berbagai macam biaya. Pada saat modal kerja habis,

agen mengirimkan copy (tembusan) catatan pengeluaran kas atau ringkasannya berikut bukti

pengeluarannya kepada kantor pusat untuk mendapatkan penggantian kembali modal kerjanya.

3. Pembukuan pada Kantor Pusat

Pembukuan yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat, tergantung pada tujuan yang dikehendaki,

yaitu mengenai laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen tersebut.

a. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen (tiap agen) tidak ditentukan

secara terpisah

Laba (rugi) yang didapat dari penjualan melalui agen akan dilaporkan tergabung dengan

transaski penjualan reguler. Semua transaksi penjualan dan biaya-biaya yang terjadi melalui

agen yang bersangkutan, dicatat dalam rekening-rekening pembukuan yang ada seperti

halnya transaksi-transaksi yang terjadi di Kantor Pusat.

b. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen ditentukan secara terpisah.

Dibuat rekening-rekening pembukuan khusus untuk agen, terutama untuk pendapatan dan

biaya-biaya yang bersangkutan harus diselenggarakan. Apabila perusahaan mempunyai

beberapa agen, maka rekening-rekening pendapatan dan biaya-biaya pada agen dapat

diselenggarakan sebagai rekening kontrol. Sedang rekening pendapatan dan biaya untuk tiap

agen diselenggarakan sebagai rekening pembantunya.

3

Page 4: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang

Sifat dan jenis usahanya operasi kantor cabang, biasanya berada di bawah pengelolaan

seorang manajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top manajemen di kantor pusat.

Administrasi yang lengkap terhadap aktiva yang ditempatkan dan hutang-hutang atau kewajiban

yang timbul di cabang juga diperlukan seperti halnya di kantor pusat. Meskipun cabang berusaha

dan bekerja sebagai unit yang berdiri sendiri, tetapi tetap dikontrol oleh kantor pusat. Tingkat

kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang ditetapkan oleh kantor pusat. Garis

besar bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut:

1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang dagangan maupun aktiva

lainnya oleh kantor pusat.

2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan

permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat.

3. Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha-usaha untuk mendapatkan pembeli,

mengirimkan barang atau menyerahkan jasa kepada langganan, membuat faktur penjualan,

menagih piutang dan menyimpan uangnya di dalam rekening banknya sendiri.

Sistem Akuntansi untuk Operasi Kantor Cabang

1. Sistem Sentralisasi

Pembukuan di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Kantor cabang

cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar atau bukti lain yang mendukung terjadinya

transaksi. Apabila laba (rugi) dari aktivitas cabang akan ditentukan terpisah dari kegiatan kantor

pusat. Sistem sentralisasi dilakukan dalam rangka penghematan biaya administrasi, menjamin

adanya keseragaman prosedur dan metode-metode pembukuan yang diterapkan baik untuk

kantor pusat maupun kantor cabang.

2. Sistem Desentralisasi

Dalam sistem ini, setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi yang terjadi pada

cabang yang bersangkutan secara lengkap. Biasanya susunan dan klasifikasi rekening-rekening

pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi

yang dipakai pada kantor pusatnya. Proses akuntansi pada kantor cabang diselenggarakan

seperti halnya pada perusahaan yang berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang tidak

menyelenggarakan rekening modal.

4

Page 5: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Sistem Desentralisasi

1. Adanya rekening “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan kantor cabang

dan “R/K – Kantor Cabang” di dalam rekening-rekening pembukuan Kantor Pusat.

2. Ada hubungan antara rekening-rekening pembukuan di kantor cabang dengan rekening-

rekening pembukuan di kantor pusat.

3. Hubungan antara cabang dengan kantor pusat akan tercermin dalam rekening buku besar yang

diselenggarakan oleh masing-masing pihak.

4. Transaksi intern atau transaksi kantor cabang dengan pihak ketiga dicatat oleh kantor cabang

pada rekening-rekening yang bersangkutan.

5. Pengaruh perubahan jumlah modal yang berasal dari pendapatan dan biaya yang terjadi di

cabang akan diikhtisarkan dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba cabang yang bersangkutan.

6. Laba yang didapat oleh cabang berarti menambah jumlah investasi kantor pusat dan oleh

karenanya dikredit ke “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan kantor

cabang, sedangkan kantor pusat akan mendebit rekening “R/K – Kantor Cabang” dengan

rekening lawan kredit pada Rugi – Laba Kantor Cabang.

7. Pengiriman barang dagangan oleh kantor pusat akan didebit ke “R/K – Kantor Pusat” dan

sebaliknya oleh kantor cabang jumlah tersebut akan dikredit ke “R/K – Kantor Pusat”.

Modifikasi Teknik Pencatatan

Penyajian data laporan keuangan harus informatif untuk kepentingan analisa laporan

keuangan, oleh karena itu hendaknya ada pemisahan di dalam pencatatan penanaman modal oleh

kantor pusat di cabang yang bersifat sementara.

Berdasarkan pokok pemikiran tersebut di atas, maka baik pada buku-buku Kantor Pusat

maupun buku-buku Kantor Cabang perlu diadakan pemisahan antara:

1. Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara

Dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yang mengakibatkan hutang-piutang lancar

antara pusat dan cabang.

2. Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat permanen

Dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yang mengakibatkan hutang-piutang tetap antara

pusat dan cabang.

Laporan Keuangan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya, dimaksudkan untuk

memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan

ekonomi yang bulat, maka di dalam penyusunannya harus memperhatikan hal-hal yang berikut:

5

Page 6: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

1. Di dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-

hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

2. Di dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda

terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama.

Langkah-langkah penyusunan neraca gabungan:

1. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K – Kantor Pusat” dengan “R/K – Kantor

Cabang” dan saldo rekening “Hutang” dengan “Piutang kepada” antar kantor pusat dan

cabang, yang ada di dalam neraca individual kantor pusat maupun cabang.

2. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening

hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya, sesuai dengan

kelompok masing-masing.

Langkah-langkah penyusunan laporan perhitungan Rugi-Laba gabungan

1. Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman Barang dari Kantor Pusat”

dengan “Pengiriman Barang ke Kantor Cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan

dengan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan rugi-laba

individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan sistem

desentralisasi yang dilaksanakan.

2. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha,

rekening-rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi-laba individual

kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing.

6

Page 7: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS

Pengiriman (Transfer) Uang Antar Cabang

Pengiriman uang antar cabang ini terjadi, apabila perusahaan mempunyai cabang lebih dari

satu. Pengendalian aktivitas tiap cabang bisa dilakukan kantor pusat dengan mengadakan

pembatasan-pembatasan yang menyangkut hubungan antara cabang tertentu dan cabang lainnya.

Pembatasan yang diadakan berhubungan dengan otorisasi terhadapat transaksi yang terjadi antara

cabang tertentu dengan cabang lainnya tersebut.

Rekening “proforma” antara cabang tertentu dengan cabang lainnya tidak perlu

diselenggarakan. Sedang untuk menampung transaksi antar cabang berdasar otorisasi dari kantor

pusat harus diperhitungkan oleh masing-masing cabang dengan kantor pusat.

Pengiriman Barang-barang Antar Cabang

Pengiriman barang antar cabang biasanya ada pada kantor pusat untuk otorisasinya. Dalam

hal pengiriman barang-barang dari kantor pusat ke suatu cabang biasanya ongkos pengangkutan

untuk barang tersebut diperhitungkan dan menjadi beban kantor cabang, yaitu ditambahkan pada

harga barang-barang yang bersangkutan.

Apabila terjadi pengiriman barang untuk cabang atas perintah kantor pusat, maka perlakuan

terhadap ongkos angkut diatur sebagai berikut:

1. Ongkos angkut barang-barang dari cabang tertentu ke cabang yang lain itu dibayar lebih dulu

oleh cabang yang mengirim dan nantinya akan diperhitungkan sebagai beban kantor pusat.

2. Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang kiriman itu diperhitungkan

sesuai dengan ongkos angkut apabila kantor pusat mengirimkan langsung kepada cabang

penerima.

Barang-barang untuk Cabang Dinota di atas Harga Pokok dan Harga Jual Eceran

Barang-barang yang dikirim oleh kantor pusat ke cabang-cabang yang dinota di atas harga

pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut:

1. Dinota dengan tambahan % tertentu di atas harga pokok

Tujuan penentuan harga barang untuk cabang di atas harga pokoknya antara lain:

a. Untuk dapat mengontrol/mengendalikan para pejabat di cabang, sehingga dapat diperoleh

gambaran yang konkrit tentang hasil-hasil usahanya.

b. Untuk dapat menutup sebagian ongkos-ongkos pengurusan dan pengawasan serta

administrasi yang menyangkut hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang.

7

Page 8: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

2. Dinota dengan harga jual eceran

Tujuan pokok daripada teknik penentuan harga untuk cabang dengan harga-harga penjualan

eceran antara lain:

a. Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang hasil-

hasil operasi cabang.

b. Apabila ada laporan penjualan dari cabang, dapat segera diperkirakan saldo persediaan yang

ada di cabang tanpa menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu dibuat.

c. Mempermudah untuk mencocokkan di dalam mengadakan inventarisasi phisik barang di

cabang, di mana jumlah persediaan phsisik harus sama dengan perbedaan di antara harga

yang dinota oleh kantor pusat dikurangi penjualan bersih yang dilaporkan.

d. Melaksanakan kebijaksanaan harga jual yang sama terhadap beberapa daerah pemasaran

tertentu.

Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang-barang Cabang Dinota Diatas Harga Pokok

Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk barang yang dikirimkan antar cabang dicatat

dengan harga pokoknya, relatif lebih mudah. Apabila barang-barang untuk cabang dinota dengan

harga yang berbeda dari harga pokoknya, maka akan timbul persoalan-persoalan khusus di dalam

penyusunan laporan keuangan gabungan. Persoalan-persoalan khusus yang perlu diperhatikan

antara lain:

1. Persediaan akhir barang-barang pada Neraca kantor cabang yang nilainya berbeda dari harga

pokok sebenarnya, harus dinyatakan kembali dalam nilai harga pokok semula agar

memungkinkan penyusunan neraca gabungan.

2. Persediaan awal dan akhir barang pada laporan perhitungan Rugi-Laba cabang harus dinyatakan

kembali dalam harga pokok yang sebenarnya.

3. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan biasanya daftar lajur dibuat atas

dasar data neraca sisa dari pusat dan cabangnya.

8

Page 9: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

CABANG-CABANG DI LUAR NEGERI

Masalah Nilai Kurs Mata Uang

Nilai kurs menyatakan hubungan nilai di antara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan

mata uang dalam negeri, dan dipakai sebgai dasar untuk menjabarkan atau menterjemahkan

transaksi yang dinyatakan dalam mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri.

Ada beberapa macam jenis kurs yang dikenal di dalam dunia perdangan, yaitu:

1. Nilai kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatif emas murni yang terdapat di dalam satu

kesatuan mata uang tertentu dan dikenal dengan ebutan : “mint par rates exchange”

2. Nilai kurs yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran yang berlaku dan dikenal

dengan sebutan : “Free market rate of exchange”

3. Nilai kurs yang ditetapkan oleh Pemerintah disebut sebagai : “official rate of exchange”

Nilai kurs dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu:

1. Nilai tukar langsung

Menyatakan nilai satu unit mata uang asing dalam persamaannya dengan nilai mata uang dalam

negeri.

2. Nilai tukar tidak langsung

Menyatakan nilai kesatuan mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang

asing.

Jual Beli dengan Pihak Luar Negeri

Dalam transaksi jual beli dengan pihak luar negeri, harga beli atau harga jual barang dapat

dinyatakan dalam mata uang asing dan atau mata uang dalam negeri. Akan tetapi pembukuan

terhadap transaksi tersebut tetap harus dinyatakan dengan satuan mata uang dalam negeri. Adapun

fluktuasi nilai tukar dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya, dapat menyebabkan salah

satu pihak yang mengadakan transaksi akan menderita rugi atau memperoleh laba dari perubahan

kurs. Di dalam akuntansi laba atau rugi karena perubahan kurs dicatat dalam rekening “Selisih

(beda) kurs”.

Masalah Penjabaran Nilai Mata Uang

Perhitungan penjabaran mata uang harus memperhatikan dasar hitungan mata uang yang

bersangkutan. Apabila nilai tukar suatu mata uang dinyatakan dalam dasar hitungan desimal,

penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatif lebih mudah

9

Page 10: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Penjabaran Rekening-rekening yang Dinyatakan Dalam Uang Asing

Apabila suatu perusahaan mendirikan cabang di luar negeri, maka laporan keuangan

individual dari cabang atau perusahaan anak tersebut akan dinyatakan dalam satuan mata uang di

negara di mana unit usaha itu bertempat kedudukan sehingga berbeda dari laporan keuangan

individual kantor pusat atau perusahaan induknya.

Rekening-rekening Neraca

1. Aktiva lancer

Kas, piutang dan aktiva lancar yang lain harus dijabarkan dengan nilai kurs yang berlaku pada

saat penyusunan neraca.

2. Aktiva tidak lancer

Harta tetap, investasi jangka panjang dan piutang jangka panjang harus dijabarkan dengan kurs

yang berlaku pada saat aktiva dibeli.

3. Hutang lancer

Hutang-hutang dalam mata uang asing harus dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal

disusunnya neraca.

4. Hutang tidak lancer

Hutang tidak lancar atau hutang-hutang jangka panjang dalam mata uang asing harus dijabarkan

dengan kurs yang berlaku pada saat hutang tersebut terjadi.

5. Modal saham

Modal saham yang dinyatakan dalam mata uang asing harus dijabarkan dengan kurs pada saat

saham tersebut dikeluarkan.

Rekening-rekening Rugi-Laba:

1. Pendapatan dan Biaya-biaya

Rekening-rekening pendapatan dan biaya yang dinyatakan dalam mata uang asing harus

dijabarkan dengan kurs rata-rata.

2. Penyusutan aktiva tetap

Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku pada

saat aktiva yang bersangkutan tersebut : dibeli, terjadi atau didirikan.

10

Page 11: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Penyusutan (depreciation) Aktiva Tetap

Penyusutan aktiva tetap harus disusun atas dasar nilai kurs yang berlaku pada saat aktiva yang

bersangkutan tersebut dibeli atau didirikan. Dalam pelaksanaan penjabaran saldo rekening-rekening

pembukuan Kantor Cabang di luar negeri perlu diperhatikan hal-hal yang berikut:

a. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan (translation rate)

b. Tanda-tanda tertentu yang digunakan oleh standar internasional

c. Pos atau rekening penyusunan seyogyanya dipisahkan tersendiri di dalam Laporan Rugi

Laba Cabang.

Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri

1. Atas dasar laporan keuangan individual dari cabang, terlebih dahulu harus diadakan penjabaran

terhadap saldo rekening pembukuan kantor cabang menjadi saldo yang dinyatakan dalam mata

uang dalam negeri.

2. Proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang, dimulai dengan mengambil dari

angka-angka yang terdapat pada neraca saldo yang dipakai sebagai dasar penyusunan neraca

lajur.

3. Apabila hasil no (2) tidak seimbang, maka selisihnya ditampung dalam rekening “Penyesuaian

Kurs”.

4. Sebuah proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang selesai, kemudian

menyusun “daftar lajur gabungan”/

Penyusutan Aktiva Tetap

Dalam saldo rekening biaya penjualan dan biaya administrasi & umum, termasuk biaya

penyusutan alat-alat perlengkapan kantor dan gedung yang seharusnya dijabarkan tersendiri sesuai

dengan kurs pada saat terjadinya transaksi aktiva tetap itu didapat.

Selisih Penyesuaian Kurs

Apabila selisih penyesuaian kurs menunjukkan saldo sebelah “Debit” berarti merugikan dan

apabila menunjukkan saldo sebelah “Kredit” berarti menguntungkan. Laba atau rugi karena selisih

penyesuaian kurs dapat diperlakukan sebagai laba atau rugi untuk periode yang bersangkutan. Akan

tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa laba atau rugi dalam penjabaran mata uang asing

tersebut, sebenarnya belum terjadi atau belum direalisasi, sehingga laba atau rugi tidak seharusnya

diperlakukan sebagai laba atau rugi untuk periode yang berjalan. Akan tetapi laba atau rugi itu harus

diperlakukan sebagai laba yang masih akan diterima atau sebaliknya sampai dengan jumlah itu

disetor atau ditransfer ke kantor pusat.

11

Page 12: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

PENGGABUNGAN BADAN USAHA DAN

AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Pengertian Umum

Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan

satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis. Dari segi organisasinya usaha

mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan melalui salah satu dari dua jalan berikut:

1. Mengadakan ekspansi dari usaha yang telah ada atau Internal business expansions.

Dengan memperluas usaha yang telah ada, tanpa melibatkan unit-unit usaha di luar perusahaan.

2. Mengadakan penggabungan badan usaha atau External busines expansions.

Perusahaan mengadakan penggabungan sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh

perusahaan lainnya.

Bentuk-bentuk Penggabungan Badan Usaha

1. Dari segi jenis usaha perusahaan bergabung

a. Penggabungan Horizontal

Terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung menjalankan fungsi produksi dan

penjualan barang-barang sejenis.

b. Penggabungan Vertikal

Apabila perusahaan yang semula merupakan langganan terhadap produk (jasa) yang

dihasilkan oleh perusahaan lain, atau sebaliknya perusahaan lain itu adalah suplies bahan

baku baginya dan kemudian mengadakan penggabungan perusahaan.

c. Penggabungan Konglomerat

Merupakan kombinasi dari penggabungan horizontal dan vertikal dan terbentuk apabila

perusahaan-perusahaan yang bergabung bukan perusahaan sejenis dan tidak pula

mempunyai hubungan langganan – suplier.

2. Dilihat menurut kejadian hukumnya

a. Merger

Yaitu penggabungan perusahaan dengan jalan pemilikan langsung oleh suatu perusahan

terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain yang digabungkan.

b. Konsolidasi

Yaitu penggabungan perusahaan yang dalam proses penggabungan itu dibentuk sebuah

perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli harta milik dan mengakui hutang-

hutang dari dua atau lebih perusahaan yang telah ada.

12

Page 13: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Perusahaan

1. Masalah Kontribusi Relatip Perusahaan yang Bergabung

Jika perusahaan yang baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham

sebagai alat pembayaran kepada perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara, yaitu:

a. Kontirbusi relatip dari kekayaan bersih

Penentuan besarnya jumlah kekayaan bersih relatif seringkali diperlukan bantuan dari

akuntan dan orang yang ahli di bidang menaksir harga-harga pasar.

b. Kontribusi relatip dari laba yang diproyeksikan

Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan kepada perusahaan yang

baru dibentuk, memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli di bidang ini. Laporan

perhitungan Rugi-Laba dari perusahaan yang digabung juga harus disusun sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, seperti halnya neraca.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Dasar yang Akan Dipakai di dalam

Menentukan Besarnya Kontribusi Relatip dari Masing-masing Pihak

Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih dasar yang akan dipakai untuk

menentukan besarnya kontribusi dari masing-masing pihak yang mengadakan penggabungan

badan usaha, yaitu:

a. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham

Jika kemampuan untuk memperoleh laba dari masing-masing perusahaan yang bergabung

relatif sama dan satu jenis modal saham dikeluarkan untuk maksud penggabungan

perusahaan, maka modal saham tersebut dapat dibagikan sesuai dengan jumlah kekayaan

bersih yang diserahkan, bila berbeda maka cara membagikan modal saham kepada masing-

masing pihak harus didasarkan di samping kekayaan bersih riil yang diserahkan perlu

diperhitungkan juga adanya kemampuan lebih untuk mendapatkan keuntungan dari masing-

masing pihak.

b. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih Jenis Modal Saham

Jika dikehendaki agar proporsi pemilikan dan hak-hak dari masing-masing pihak dapat

dipertahankan dalam perusahaan baru, maka perlu dikeluarkan lebih satu jenis saham.

Cara mengalokasikan modal saham tersebut, jika dikeluarkan lebih dari satu jenis diatur

sebagai berikut:

1) Keuntungan relatif dari masing-masing pihak harus dikapitalisasikan dengan suatu

tingkat atau prosentase tertentu. Dengan catatan bahwa prosentase tersebut tidak boleh

melampaui tingkat atau prosentase. Hasil kapitalisasi ini dipakai sebagai dasar untuk

menentukan jumlah saham yang harus dikeluarkan.

13

Page 14: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

2) Saham prioritas harus dikeluarkan dan dibagikan kepada masing-masing pihak, sesuai

dengan jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. Saham prioritas harus mempunyai

referensi terhadap kekayaan yang besarnya sama dengan kekayaan bersih riil yang

diserahkan pada saat pembentukan perusahaan yang baru.

3) Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar selisih antara modal saham yang harus

dikeluarkan, dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas.

Tingkat Kapitalisasi Laba Normal berbeda dengan Laba di atas Normal

Penentuan jumlah modal saham yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang baru dibentuk

sebagai pembayaran atau kekayaan bersih yang diserahkan oleh perusahaan-perusahaan terdahulu,

dengan mengkapitalisasikan laba yang diproyeksikan untuk masing-masing perusahaan dengan

suatu prosentase tertentu. Prosentase kapitalisasi itu diperlakukan sama untuk keseluruhan laba

yang diharapkan, tanpa dibedakannya kemampuan untuk memperoleh laba yang normal dan

kemampuan untuk memperoleh laba di atas normal dari masing-masing perusahaan.

Masalah Akuntansi dalam Penggabungan Badan Usaha

1. Penggabungan Badan Usaha Atas Dasar Pembelian (By Purchase)

Apabila di dalam suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, dimana bagian yang

terpenting dari pemilikan perusahaan atau perusahaan-perusahaan yang diperoleh itu

dieliminasikan. Atau apabila penggabungan badan usaha tersebut berakibat para pemilik

perusahaan yang bergabung tidak lagi ikut berpartisipasi secara substansial di dalam perusahaan

tunggal yang dibentuk. Dengan lain perkataan sebagai akibat kombinasi usaha itu terjadi suatu

pemilikan baru. Penggabungan demikian disebut sebagai penggabungan atas dasar pembelian.

Prosedur Akuntansi Penggabungan Badan Usaha atas dasar Pembelian

Harta kekayaan yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat dalam buku-buku

usaha yang memperolehnya atas dasar harga perolehannya yang diukur dengan uang. Apabila

pembelian tidak dilakukan secara tunai, harus diukur dengan menilainya secara wajar sesuai

dengan kejadiannya, atau dengan nilai yang wajar dari harta kekayaan yang bersangkutan, mana

yang paling jelas dapat dibuktikan. Harus dipakai dasar pencatatan terhadap aktiva yang

diperoleh sebagaimana halnya pada prosedur pencatatan dalam pembelian aktiva.

2. Penggabungan Badan Usaha Atas Dasar Penyatuan Kepentingan (By Pooling of Interest)

Pada suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, di mana pemegang-pemegang dari

bagian penting atas pemilikan masing-masing badan usaha itu menjadi pemilik dari badan usaha

yang kemudian memiliki harta kekayaan dan usaha-usaha dari perusahaan-perusahaan yang

bergabung, baik secara langsung atau melalui satu atau lebih anak perusahaan.

14

Page 15: Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha

Prosedur Akutansi – Penggabungan Usaha atas dasar Penyatuan Kepentingan

Apabila kombinasi usaha dianggap sebagai suatu “pooling of interest” maka tidak diperlukan

dasar-dasar baru tentang accountabilitynya. Harta kekayaan yang diperoleh dari badan-badan

usaha yang bergabung jika telah dinyatakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan telah

diadakan penyesuaian dengan tepat untuk menempatkan suatu aktiva pada suatu dasar

pencatatan akuntansi yang uniform harus diteruskan pada buku badan usaha yang memperoleh

aktiva tersebut.

Akibat-akibat Adanya Prosedur Penggabungan Badan Usaha yang Alternatif

1. Adanya konsekuensi terhadap dasar pencatatannya yang satu sama lain yang berbeda, akan

mengakibatkan pula posisi keuangan perusahaan gabungan yang berbeda pada masing-masing

cara.

2. Perbedaan terhadap hasil usahanya apabila perusahan gabungan sudah memulai aktivitasnya.

3. Pencatatan terhadap kekayaan bersih yang diserahkan oleh masing-masing perusahaan terdahulu

tidak sama dengan apa yang dilaporkan oleh perusahaan terdahulu.

15