hubungan kadar netrofil dalam darah dengan …/hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN DERAJAT BERAT KELUMPUHAN PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran NURSANTI SETIANADEWI G 0008231 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: tranhanh

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN DERAJAT

BERAT KELUMPUHAN PASIEN STROKE ISKEMIK

DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

NURSANTI SETIANADEWI

G 0008231

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah dengan

Derajat Berat Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

Nursanti Setianadewi, NIM : G0008231, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Kamis, Tanggal 1 Desember 2011

Pembimbing Utama Diah Kurnia M., dr., Sp.S NIP. 19680707 200312 2 001 (...................................) Pembimbing Pendamping FX. Soetedjo, dr., Sp.S (K) NIP. 19500303 197609 1 001 (..................................) Penguji Utama Risono, dr., Sp.S (K) NIP. 1941111 197619 1 001 (..................................) Anggota Penguji Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.ParK., Ph.D NIP. 19511120 198601 1 001 (..................................)

Surakarta, 6 Desember 2011

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zaenal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP. 19660702 199802 2 001 NIP. 19510101 197903 1 002

Page 3: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 21 November 2011

Nursanti Setianadewi

NIM. G0008231

Page 4: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah dengan Derajat Berat Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi sasaran adalah pasien stroke iskemik di Unit Rawat Inap Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Populasi sumber adalah pasien stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampel dipilih dengan teknik “simple random sampling”. Variabel terikat adalah derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik. Variabel bebas adalah kadar netrofil dalam darah. Data dianalisis dengan model analisis Chi Square, menggunakan program statistik SPSS versi 17. Hasil Penelitian: Uji statistik menggunakan Chi Square dengan X2 hitung = 6.607, sedangkan X2 tabel = 3.841 menunjukkan bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima dengan taraf signifikansi a = 0.05. Hasil analisis data menggunakan program SPSS versi 17 p = 0.000 berarti ada hubungan antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik. Hasil perhitungan OR @ 8.75. Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan kuat antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik. Kata kunci : kadar netrofil, derajat berat kelumpuhan.

Page 5: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011. The Relation of Neutrophil Blood Level with Impairment Severity Outcome of Ischemic Stroke Patient in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Objectives: This research is aims to know the relation between neutrophil blood level with impairment severity outcome of ischemic stroke patient at Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Methods: This study was analytic by using cross-sectional design. The target population was ischemic stroke patient of hospitalization care of Dr. Moewardi Hospital Surakarta . The source population was ischemic stroke patient of Dr. Moewardi Hospital Surakarta. The sample was chosen by “simple random sampling” technique. The dependent variable was impairment severity outcome. The independent variable was neutrophil blood level. The data was analyzed by using chi square model, run on SPSS version 17. …………………………………………. Results : From the data analysis, we got X2 = 6.607 and X2 table = 3.841. So, the conclusion was H1 accepted and H0 rejected with a = 0,05. From the data analysis with SPSS version 17 got p = 0.000, it showed a significant mean relation between neutrophil blood level with impairment severity outcome of ischemic stroke patient. Value of OR @ 8.75. Conclusion: There was strong relation between neutrophil blood level with impairment severity outcome of ischemic stroke patient. Key words : neutrophil level, impairment severity outcome.

Page 6: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kadar Netrofil dalam Darah dengan Derajat Berat Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. AA Subijanto, dr., MS selaku mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Diah Kurnia M., dr., Sp.S selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat. 5. FX. Soetedjo, dr., Sp.S (K) selaku Pembimbing Pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat. 6. Risono, dr., Sp.S (K) selaku Penguji Utama yang telah memberikan

bimbingan dan nasehat. 7. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.ParK., Ph.D selaku Anggota Penguji yang

telah memberikan bimbingan dan nasehat. 8. Kedua orang tua, kakak serta seluruh keluarga yang telah memberi

dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

9. Shaumy, Abiseka, Ayu, Ira serta teman-teman kelompok A9 yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Surakarta, 21 November 2011

Nursanti Setianadewi

Page 7: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5

1. Stroke Iskemik ................................................................................ 5

2. Netrofil ............................................................................................ 13

3. Suhu Tubuh...................................................................................... 14

4. Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik ............................................... 17

5. Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah terhadap

Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik ............................................. 19

B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 20

C. Hipotesis ............................................................................................. 20

Page 8: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 21

A. Jenis Penelitian............................................................................... 21

B. Lokasi Penelitian............................................................................ 21

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 21

D. Teknik Sampling ........................................................................... 22

E. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 23

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 23

G. Alur Penelitian .............................................................................. 25

H. Instrumen Penelitian ..................................................................... 25

I. Teknik Analisis Data..................................................................... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 27

A. Karakteristik Sampel ........................................................................ 27

B. Uji Statistik ...................................................................................... 29

BAB V. PEMBAHASAN ..................................................................................... 31

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 35

A. Simpulan .......................................................................................... 35

B. Saran ................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Sampel Menurut Usia ....................................................... 27

Tabel 2. Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin ....................................... 28

Tabel 3. Karakteristik Sampel Menurut Kadar Netrofil dalam Darah ................. 28

Tabel 4. Karakteristik Sampel Menurut Derajat Kelumpuhan ............................. 28

Tabel 5. Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah dengan Derajat

Berat Kelumpuhan ................................................................................. 29

Page 10: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 20

Gambar 3.1 Alur Penelitian ................................................................................. 25

Page 11: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari FK UNS

Lampiran 2. Bukti Penelitian

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

Lampiran 4. Hasil Analisis Chi Square

Page 12: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling lazim di

Amerika Serikat setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker di mana setiap

tahunnya terdapat hampir 500.000 penderita stroke baru, sekitar 200.000

berakibat fatal (Bonita dan Beaglehole, 1993; Garison dan Rolak, 1993; Roth

dan Harvey, 1996). Di Amerika Serikat, 29,6 % dari keseluruhan penderita

stroke terdapat pada orang-orang yang berumur kurang dari 65 tahun, 25,9 %

menimpa orang-orang yang berumur antara 45 - 65 tahun. Sebagaimana

diketahui bahwa kelompok orang-orang usia ini adalah masa-masa puncak

dalam kehidupannya, dalam meniti karrier, dengan tanggung jawab yang aktif

dan masyarakat (Black-Schaaffer dan Osberg, 1990).

Insiden stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan

penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung koroner dan penyakit

kanker. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan

semakin penting, dengan duapertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara

berkembang. Secara global sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke,

terdapat sekitar 10 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 5 juta

di antaranya meninggal dalam 12 bulan setelah stroke, sepertiga lainnya

mengalami cacat permanen dengan berbagai tingkatan dan sepertiga

Page 13: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperoleh kembali kemandiriannya. Risiko kematian stroke sekitar 20 %

untuk stroke iskemik, 40 – 70 % untuk stroke perdarahan (Feigin, 2006).

Di Indonesia, menurut SKRT tahun 1995, stroke termasuk penyebab

kematian utama dengan 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan

jantung iskemik. Secara umum, 85 % kejadian stroke adalah stroke oklusif

dan 15 % adalah stroke hemoragik (Ikawati, 2009). Pada tahun 2010, di

bagian Rawat Jalan Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta, stroke

merupakan urutan pertama sebanyak 2.194 orang (25 %) dari total pasien yang

dirawat (10.121 orang).

Sepertiga penderita stroke meninggal saat serangan stroke (fase akut),

sepertiga lagi mengalami stroke berulang dan dari 50 persen yang selamat

akan mengalami kecacatan (Rudiyono, 2004) sehingga mengganggu kualitas

hidup. Secara umum hal ini akan mempengaruhi tenaga kerja, dan

memerlukan biaya perawatan yang sangat tinggi. Penanganan penderita stroke

iskemik beberapa hari pertama serangan stroke adalah sangat penting karena

ada kemungkinan masih merupakan suatu stroke yang sedang berkembang

(stroke in evolution). Keadaan tersebut merupakan kesempatan yang harus

dimanfaatkan karena masih ada kemungkinan bagi jaringan otak yang iskemik

di daerah penumbra (daerah di sekeliling di luar daerah core/pusat infark yang

secara fungsional terganggu, tetapi secara struktural masih intak, sehingga

masih reversible) untuk kembali berfungsi normal, sehingga perluasan infark

dapat dicegah (Lees, 1998 dan Fisher, 1999).

Page 14: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Beberapa peneliti melaporkan berbagai penemuan yang berhubungan

dengan terjadinya mekanisme kerusakan serebral setelah terjadi iskemia

jaringan. Respon inflamatorik pada stroke iskemik merupakan suatu proses

penting yang mempengaruhi perjalanan stroke pada fase akut. Unsur

inflamasi berupa unsur seluler, salah satunya seperti netrofil. Beberapa

peneliti juga menyebutkan bahwa pada penderita stroke iskemik akut terdapat

aktivasi netrofil yang memperberat kerusakan jaringan otak. Netrofil

membawa superoksidan yang termasuk radikal bebas dan dapat

mempengaruhi oksigenasi mitokondria. Lisosim dan superoksidan ini akan

menyebabkan kerusakan sel neuron yang menetap yang kemudian akan

menimbulkan infark serebri dan menyebabkan kelumpuhan pada anggota

gerak ekstremitas atas ataupun bawah penderita (Fuerstein, 1997; Yamasaki,

1997; Fisher, 1999).

Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui hubungan

kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke

iskemik.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan kadar netrofil dalam darah dengan derajat

berat kelumpuhan pasien stroke iskemik?

Page 15: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Tujuan

Untuk mengetahui hubungan kadar netrofil dalam darah dengan derajat

berat kelumpuhan pasien stroke iskemik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis:

Sebagai sumbangan teori untuk menjelaskan adanya hubungan

kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke

iskemik.

2. Manfaat aplikatif:

Sebagai masukan untuk dapat memberikan penatalaksanaan yang

cepat dan tepat pada penderita stroke iskemik.

Page 16: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Stroke Iskemik

a. Batasan Stroke

Definisi stroke menurut WHO Monica Project adalah

manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral baik fokal maupun

menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung

lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya

penyebab selain daripada gangguan vaskuler (Harsono, 2005).

Sedangkan menurut Roth dan Harvey (1996), definisi stroke

adalah defisit neurologis yang mendadak dengan cirri-ciri adanya

hilangnya kontrol motorik, perubahan sensasi, gangguan bahasa atau

kognitif, dan disequilibrium atau koma karena cedera otak non-

traumatik akibat dari oklusi atau rusaknya pembuluh darah serebral.

b. Etiologi Stroke Iskemik

Berdasarkan etiologinya, stroke iskemik dapat dibedakan

menjadi stroke embolik dan stroke trombotik. Pada stroke trombotik

terdapat oklusi di bagian arteri serebral yang mengalami trombosis.

Pada stroke embolik penyumbatan disebabkan oleh suatu embolus

yang dapat bersumber dari arteri serebral, karotis interna, vertebro

Page 17: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

basiler, arcus aorta ascenden, ataupun katup serta endokardium

jantung yang mengalami trombosis (Sidharta dan Maedjono, 2000).

c. Klasifikasi Stroke Iskemik

Menurut Rachma (2000) perjalanan klinis stroke iskemik dapat

dikelompokkkan menjadi:

1) Transient Ischemic Attack (TIA)

Merupakan suatu gangguan akut fungsi fokal serebral yang

gejalanya dapatberlangsung kurang dari 24 jam dan disebabkan

oleh trombus atau emboli. Di sini gejala neurologis yang timbul

akan cepat menghilang, berlangsung dalambeberapa menit saja

tetapi juga dapat berlangsung sampai satu hari penuh.

2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

Di sini gejala neurologis akan menghilang dalam waktu

yang lebih lama dari TIA,yaitu lebih dari 24 jam, bahkan bisa

sampai 21 hari.

3) Progressing stroke atau yang dikenal dengan stroke in evolution

Pada bentuk ini kelainan atau defisit neurologik yang

timbul berlangsung bertahapdari yang bersifat ringan sampai

berat.

4) Completed stroke

Kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap dan

tidak berkembang lagi.

Page 18: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Faktor Risiko Stroke Iskemik

Menurut Suharti (2006) ada beberapa faktor yang memudahkan

timbulnya stroke. Secara garis besardikelompokkan menjadi:

1) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Herediter

d. Ras/etnik

2) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

a. Hipertensi

b. Hiperkolesterol

c. Penyakit jantung

d. Diabetes melitus

e. Merokok

f. Transient ischemic attack

g. Pengguna kontrasepsi oral

h. Obesitas

i. Riwayat stroke

j. Peninggian kadar fibrinogen

e. Patogenesis stroke iskemik

Secara garis besar iskemia otak bisa disebabkan oleh tiga

kelompok penyebabutama, yaitu permasalahan pada pembuluh darah

(vaskuler), jantung dan komponen daridarah sendiri. Salah satu faktor

Page 19: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyebab yang penting dalam gangguanhemostasis vaskuler adalah

aterosklerosis (Misbach, 1999).

Iskemia otak terjadi akibat gangguan aliran darah otak sehingga

menyebabkan neurondan sel-sel lain menderita akibat kekurangan

glukosa dan oksigen. Bila aliran darah tidaksegera dikoreksidengan

adekuat maka dapat menyebabkan kematian sel. Pola kematiansel

tergantung pada berat ringannya proses iskemia yang terjadi (Misbach,

1999).

f. Gejala dan Manifestasi Klinis Stroke Iskemik

Gejala utama daripada stroke ialah timbulnya gangguan

neurologi secara mendadak. Dan gangguan ini berasal dari jejas (lesi)

di otak (Lumbantobing, 2007). Usaha mengenali tanda-tanda atau

gejala stroke sangat penting untuk memastikan penderita mendapat

perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus menghindari kefatalan

(Wiryanto, 2004). Berikut ini beberapa gejala stroke:

1) Stroke Sementara (sembuh dalam beberapa menit/jam).

a) Tiba-tiba sakit kepala

b) Pusing dan bingung.

c) Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman, terjadi pada satu

atau dua mata.

d) Kehilangan keseimbangan, lemah.

e) Rasa tebal atau kesemutan pada satu sisi tubuh.

Page 20: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Stroke Ringan (sembuh dalam beberapa minggu).

a) Beberapa atau semua gejala di atas.

b) Kelemahan atau kelumpuhan tangan atau kaki.

c) Bicara tidak jelas.

3) Stroke Berat (sembuh dalam beberapa bulan atau tahun, tidak bisa

sembuh total).

a) Semua atau beberapa gejala stroke sementara dan ringan.

b) Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran).

c) Kelemahan atau kelumpuhan tangan atau kaki.

d) Bicara tidak jelas atau kehilangan kemampuan berbicara.

e) Sukar menelan.

f) Kehilangan kontrol terhadap pengeluaran air seni dan feses.

g) Kehilangan daya ingat dan konsentrasi, perubahan perilaku.

Harsono (2007) mengatakan bahwa penderita stroke, manifestasi

kliniknya tidak hanya terbatas pada masalah neurologik saja, tetapi

juga berkaitan dengan masalah organ tubuh yang lain, yaitu:

1) Perubahan fungsi neurologik akibat lesi serebral dan perluasan

serta edema otak.

2) Gangguan fungsi berbahasa berupa afasia, disatria, disfasia,

dan disleksia.

3) Gangguan perseptif karena hemianopsia, gangguan persepsi

ruangan, gangguan mengidentifikasi benda, dan tidak mampu

melakukan gerakan tertentu.

Page 21: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Gangguan kardiovaskular berupa penyakit jantung, pembekuan

thrombus, akibat sampingan terapi medikamentosa.

5) Gangguan respirasi akibat obstruksi jalan nafas, lender atau

sekresi yang sulit keluar, aspirasi, hambatan pertukaran gas

atau udara atau kerusakan pada pusat pengatur respirasi,

pneumonia atau atelektasis aspirasi atau immobilitas.

6) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit karena

ketidakmampuan makan dan minum, penurunan kesadaran,

sedangkan penurunan kemampuan membuka mulut serta

turunnya refleks menelan akan menimbulkan kesulitan

mengunyah dan menelan.

7) Integritas kulit dan mukosa terganggu oleh berbagai keadaan

antara lain: immobilitas, gangguan sensorik, hygiene mulut dan

gigi yang buruk.

8) Gangguan fungsi usus dan vesica urinaria karena

inkontinensia dan retensi urine serta infeksi traktus urinarius.

9) Fungsi neuromuskular dapat terganggu karena terbatasnya

gerakan sendi secara aktif dan pasif, deformitas kontraktur,

kelemahan anggota gerak yang terkena kelumpuhan maupun

yang tidak terkena.

Page 22: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Diagnosis Stroke Iskemik

Diagnosis stroke berdasar atas:

1) Anamnesis:

a) Terutama terjadinya keluhan atau gejala neurologik yang

mendadak.

b) Adanya faktor risiko Gangguan Peredaran Darah Otak.

c) Tanpa trauma kepala.

2) Pemeriksaan Internus:

a) Nadi, tensi.

b) Pemeriksaan organ dalam.

c) Ditemukan faktor risiko.

d) Adanya defisit neurologis fokal.

3) Pemeriksaan Neuroradiologik:

a) Dimulai dari kepala, leher, dan kaku kuduk.

b) Saraf otak, sistem sensorik, sistem motorik.

c) Reflek fisiologis dan patologis.

d) Scan tomografi, membantu diagnosis dan membedakannya

dengan perdarahan terutama pada fase akut.

e) Angiografi serebral (karotis atau vertebral) untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah

yang terganggu atau bila scan tidak jelas.

Page 23: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Pemeriksaan liquor serebrospinalis, dapat membantu

membedakan infark, perdarahan otak, baik Perdarahan Intra

Serebral (PIS) maupun Perdarahan Sub Araknoidal (PSA).

4) Pemeriksaan Tambahan:

a) Pemeriksaan laboratorium.

b) Pungsi lumbal bila dicurigai perdarahan intraserebral.

c) Komponen kimia darah, gas, elektrolit.

d) Angiografi, EKG, CT-Scan.

Pemeriksaan CT-Scan dilakukan setelah 24 jam serangan, karena

iskemik atau infark baru terlihat CT-Scan setelah 24 jam, juga pada

stroke perdarahan. CT-Scan ini merupakan Gold Standard dalam

penentuan jenis stroke.

h. Prognosis

Outcome yang mengikuti stroke dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Usia pasien, penyebab stroke, dan kelainan yang lain berkaitan

dengan akibat dari stroke juga mempengaruhi prognosisnya. Tidak

kurang dari 80 % pasien stroke bertahan paling tidak satu bulan. Dan

survival rate 10 tahun di masyarakat tercatat 35 %. Pada pasien yang

selamat setelah serangan akut sekitar 1/2 sampai dengan 2/3

memperoleh kembali fungsi normal (berdiri sendiri) dan sekitar 15 %

memerlukan perawatan lebih lanjut.

Pasien yang selamat setelah mendapat serangan akut

memerlukan pengawasan dalam pengobatan, pengendalian berbagai

Page 24: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

faktor risiko dan perawatan pada waktu selanjutnya baik oleh keluarga

pasien sendiri maupun pengobatnya supaya tidak terjadi serangan

stroke ulang yang berakibat fatal.

Penanganan penderita stroke iskemik beberapa hari pertama

serangan stroke adalah sangat penting karena ada kemungkinan masih

merupakan suatu stroke yang sedang berkembang (stroke in

evolution). Keadaan tersebut merupakan kesempatan yang harus

dimanfaatkan karena masih ada kemungkinan bagi jaringan otak yang

iskemik di daerah penumbra (daerah di sekeliling di luar daerah

core/pusat infark yang secara fungsional terganggu, tetapi secara

struktural masih intak, sehingga masih reversible) untuk kembali

berfungsi normal, sehingga perluasan infark dapat dicegah (Lees,

1998; Fisher, 1999).

2. Netrofil

Netrofil adalah lekosit granuler yang memiliki nukleus tiga sampai

lima lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin dan sitoplasma yang

mengandung granula yang sangat halus (Dorland, 2009).

Netrofil terdiri sekitar 50 – 70 % dari jumlah sel darah putih

(lekosit). Netrofil memegang peranan penting dalam sistem kekebalan

tubuh. Ketika patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) memasuki

tubuh, netrofil adalah fagosit pertama yang menyerang patogen tersebut.

Netrofil juga melepaskan superoksida yang juga berperan dalam

membunuh mikroba. Netrofil diproduksi di sumsum tulang. Netrofil yang

Page 25: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sudah matang biasanya ditemukan dalam aliran darah. Namun, selama

peradangan, netrofil bergerak menuju daerah yang terinfeksi dalam waktu

satu jam dengan proses yang dikenal sebagai kemotaksis(Niki, 2003; J.

Clin, 2007).

3. Suhu Tubuh

Seperti banyak fungsi biologis lainnya, suhu tubuh manusia

memperlihatkan irama sirkulasi. Mengenai batasan “normal”, terdapat

beberapa pendapat yaitu, hipertermia: bila suhu badan > 37,2° C;

normotermia: bila suhu badan > 36,1° C sampai ≤ 37,2° C; hipotermia:

bila suhu badan < 36,1° C (Lotisna, et al., 2000). Umumnya berkisar

antara 36,1° C atau lebih rendah pada dini hari sampai 37,4° C pada sore

hari (Lukmanto, 1990). Atau 36,5 ± 0,7° C (Bennet, et al., 1996; Gelfand,

et al., 1998). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat 36,8

± 0,4° C, dengan titik terendah pada jam 06.00 pagi dan tertinggi pada jam

16.00. Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalah 37,2° C dan

suhu normal maksimum pada jam 16.00 adalah 37,7° C. Dengan demikian,

suhu tubuh > 37,2° C pada pagi hari dan > 37,7° C pada sore hari disebut

demam (Gelfand, et al., 1998; Andreoli, et al., 1993; Lardo, 1999).

Sebaliknya Bennet dan Plum (1996) mengatakan, demam (hipertermia)

bila suhu > 37,2° C. Walaupun tidak ada batasan yang tegas, namun

dikatakan bahwa apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-

1,5° C adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal, oral atau

Page 26: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aksila, dengan perbedaan kurang lebih 0,5 – 0,6° C, serta suhu rektal

biasanya lebih tinggi (Andreoli, et al., 1993; Gelfand, et al., 1998).

Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai

pusat pengatur suhu dan bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu

nilai yang sudah ditentukan yang disebut hypothalamus thermal set point

(Lukmanto, 1990; Gelfand dan Dinarello, 1998).

Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi dalam

bentuk hipertermi dan demam. Pada hipertermi, mekanisme pengaturan

suhu gagal, sehingga produksi panas melebihi pengeluaran panas.

Sebaliknya, pada demam, hypothalamic thermal set point meningkat dan

mekanisme pengaturan suhu yang utuh bekerja meningkatkan suhu tubuh

ke suhu tertentu yang baru. Tingginya peningkatan suhu tubuh tidak dapat

dipakai untuk membedakan hipertermi dengan demam. Perbedaan antara

demam dan hipertermi lebih dari perbedaan teoritis belaka (Lukmanto,

1990).

Pada proses iskemik, ada 3 daerah yang berbeda yaitu

hemodinamik dan fungsi metabolik, yaitu 1) Daerah pusat iskemik, yang

kemudian menjadi infark 2) Daerah perbatasan, di mana aliran darah dan

metabolisme berfluktuasi antara kondisi buruk dan baik untuk

kelangsungan hidup jaringan otak daerah ini dikenal sebagai penumbra

iskemik 3) Daerah kolateral, di mana kelangsungan hidup jaringan otak

dipertahankan (Welch dan Barkley, 1986).

Page 27: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di daerah pusat iskemik, aliran darahnya minimal atau nol,

biasanya di bawah 10 ml/100 gr otak/menit.Pada daerah ini terjadi influks

sodium dan air secara massive ke dalam sel, tidak ada oksigen yang dapat

dipergunakan, dan pH yang sangat rendah oleh karena penimbunan asam

laktat (Welch dan Barkley, 1986).

Sedangkan di daerah perbatasan (penumbra iskemik), aliran darah

berfluktuasi antara 15 ml/100 gr otak/menit, di mana terjadi gangguan

elektrolit otak dan 10 ml/100 gr otak/menit, yaitu batas kritis terjadinya

infark. Perfusi residual pada area ini mensuplai kebutuhan oksigen untuk

mempertahankan konsentrasi ATP jaringan mendekati normal, tetapi

oksigen tersebut tidak cukup untuk mempertahankan supaya konsentrasi

kreatinin fosfat tetap tinggi dan laktat menjadi rendah.Keadaan

hemodinamik dan metabolik penumbra iskemik ini tergantung pada

gradien aliran darah dan lamanya iskemik, serta interaksi dengan hal-hal

yang terjadi selama perkembangan aliran kolateral atau resirkulasi (Welch

dan Barkley, 1986). Dengan demikian, daerah penumbra iskemik

merupakan daerah hipoperfusi yang secara fungsional terganggu, tetapi

potensial untuk kembali (Wang et al., 2000).

Ada kemungkinan bahwa suhu tubuh punya peran yang bermakna

pada daerah penumbra ini. Hipotermi menurunkan cerebral metabolisme

rate sehingga mengurangi iskemik yang dipicu oleh timbunan laktat,

sedangkan hipertermi meningkatkan metabolisme sehingga terjadi laktat

Page 28: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

asidosis yang mempercepat kematian neuron (neuronal injury) dan

menambah adanya edema serebral (Wang et al., 2000).

4. Kelumpuhan Pasien Stroke Iskemik

Lumpuh (paralisis) adalah kehilangan suatu gangguan fungsi

motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot juga

secara analogi merupakan gangguan fungsi sensorik (Dorland, 2009).

Kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) umumnya melanda

sebelah tubuh sehingga dinamakan hemiparesis, hemiplegia atau

hemiparalisis. Istilah paralisis atau plegia merujuk pada kehilangan total

kontraktilitas otot. Sedangkan kehilangan kontraktilitas yang tidak total

disebut paresis. Hemiplegia adalah kelumpuhan pada salah satu lengan dan

kaki pada sisi yang sama. Di batang otak, daerah susunan piramidal

dilintasi oleh akar saraf otak ke-3, ke-6, ke-7, dan ke-12, sehingga lesi

yang merusak kawasan piramidal batang otak sesisi mengakibatkan

hemiplegia yang melibatkan saraf otak secara khas dan dinamakan

hemiplegia alternans. Sebagai contoh pada pupil yang melebar unilateral

dan tidak bereaksi, menunjukkan adanya tekanan pada saraf ke-3.

Lesi pada satu sisi atau hemilesi yang sering terjadi di otak jarang

dijumpai pada medula spinalis, sehingga kelumpuhan UMN akibat lesi di

medula spinalis umumnya berupa tetraplegia atau paraplegia.

Kelumpuhan UMN dapat dibagi dalam:

a. Hemiplegia akibat hemilesi di korteks motorik primer.

b. Hemiplegia akibat hemilesi di kapsula interna.

Page 29: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Hemiplegia alternans akibat hemilesi di batang otak, yang dapat

dikategorikan dalam:

1) Sindrom hemiplegia alternans di mesensefalon

2) Sindrom hemiplegia alternans di pons

3) Sindrom hemiplegia alternans di medula spinalis

d. Tetraplegia/kuadriplegia dan paraplegia akibat lesi di medula spinalis di

atas tingkat konus.

Pemeriksaan untuk menilai kekuatan otot ada dua cara, yaitu:

1) Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan

pemeriksa menahan gerakan ini.

2) Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan

pasien disuruh menahan.

Cara menilai kekuatan otot :

Dengan menggunakan angka dari 0 - 5.

0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total.

1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada

persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.

2 : Didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya

berat (gravitasi).

3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.

4 : Di samping dapat melawan gaya berat juga dapat pula mengatasi

sedikit tahanan yang diberikan.

5 : Tidak ada kelumpuhan (normal) (Lumbantobing, 2000).

Page 30: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah terhadap Kelumpuhan Pasien

Stroke Iskemik

Pada stroke iskemik, terjadi kekurangan suplai darah ke suatu area

di jaringan otak. Iskemia adalah keadaan di mana vaskularisasi ke suatu

organ atau jaringan menjadi berkurang atau tidak ada. Keadaan ini dapat

disebabkan karena bekuan darah, plak aterosklerosis, atau vasokonstriksi

(Outlines, 1997).

Aktivasi sel inflamasi seperti netrofil dan makrofag pada daerah

iskemik menyebabkan kerusakan pasca iskemik lebih lanjut (Kohutnicka

et al., 1998). Pada stadium awal dari proses iskemia, angiogenesis

endogen terlihat menggantikan aliran darah ke area yang iskemik dengan

pembentukan pembuluh darah kolateral. Pertumbuhan pembuluh darah

kolateral hamper selalu dapat terlihat pada iskemia serebral. Pertumbuhan

ini menyebabkan ukuran serta beratnya fokus iskemik yang mengancam,

berkembang dengan bertambahnya waktu. Pada umumnya, daerah perifer

dari fokus yang iskemik tampak menerima aliran darah yang cukup pada

stadium awal dari iskemia. Sedangkan gangguan sirkulasi yang menetap di

pusat fokus menyebabkan maturasi yang cepat dari infark (Suroto, 2001).

Respon inflamatorik yang menyusul segera setelah terjadinya

iskemia jaringan otak tadi akan sangat berpengaruh buruk terhadap

berkembangnya infark jaringan otak. Efek dari netrofil dalam patogenesis

kerusakan iskemik serebral akan menambah jumlah neuron yang mati

(Fuerstein, et al., 1997; Yamasaki, et al., 1997; Fisher, 1999) dan akan

Page 31: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperluas infark serebri yang terjadi sehingga menyebabkan

kelumpuhan pada anggota gerak ekstremitas atas ataupun bawah penderita.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Kadar netrofil dalam darah yang tinggi akan memperberat kelumpuhan

pasien stroke iskemik.

Gangguan vaskuler

Iskemia serebral regional

Respon inflamasi

Peningkatan jumlah Netrofil dalam Darah

Pembentukan Lisosim Peroksida (toksik)

Kematian neuron

Memperberat Infark serebri

Paresis

Page 32: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian analitik

observasional dengan pendekatan studi cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Inap Bagian Saraf RSUD Dr.

Moewardi Surakarta, selama bulan April-Mei 2011.

C. Subjek Penelitian

Pasien yang datang di Unit Rawat Inap Bagian Saraf RSUD Dr.

Moewardi Surakartayang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Pasien stroke iskemik fase akut.

2. Pasien yang tidak pernah mengalami stroke sebelumnya.

3. Pasien yang suhu badannya tidak panas (febris yaitu >37.2°C).

4. Pasien yang tidak mengalami penurunan kesadaran.

Page 33: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan secara Simple

Random Sampling. Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat

tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Taufiqqurahman,

2004).

Penghitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

sebagai berikut (Taufiqqurahman, 2004):

뎸 实广荒挠时贵时刽圭挠

Keterangan:

n : besar sampel

p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti (prevalensi stroke di

Indonesia 8,3 per 1000 penduduk (Hasnawati, et al., 2009))

q : 1-p (0,17)

Zα : nilai statistic Zα pada kurve normal standar pada tingkat

kemaknaan (1,96)

d : presisi absolute yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi

populasi (0,05)

Dengan menggunakan rumus di atas, maka sampel yang digunakan

adalah sebesar:

뎸 实1,96挠时0,83时0,170,05挠 实216,82 史217

Namun, perhitungan besar sampel pada penelitian ini

menggunakan rumus untuk analisis bivariat, yaitu analisis yang

Page 34: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melibatkan sebuah variabel dependen dan sebuah variabel independen

dengan menggunakan patokan umum Rule of Thumb, yaitu digunakan

ukuran sampel sebanyak minimal 30 pasien setelah dilakukan restriksi

dengan kriteria yang telah ditentukan (Murti, 2006).

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel indipenden : kadar netrofil dalam darah

2. Variabel dependen : derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik

F. Definisi Operasional Variabel

1. Kadar netrofil dalam darah

Netrofil adalah lekosit granuler yang memiliki nukleus tiga sampai

lima lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin dan sitoplasma yang

mengandung granula yang sangat halus (Dorland, 2009).

Netrofil terdiri sekitar 50 – 70 % dari jumlah sel darah putih(lekosit).

Kadar Netrofil dalam Darah Tinggi : 70 % x 10.000 = > 7.000

Kadar Netrofil dalam Darah Tidak Tinggi : < 7.000

Pengukuran kadar netrofil dalam darah dilakukan oleh tenaga ahli

laboratorium klinik RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Skala pengukuran untuk variabel kadar netrofil dalam darah adalah

ordinal sehingga sampel dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu

kadar netrofil dalam darah tinggi dan kadar netrofil dalam darah tidak

tinggi.

Page 35: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik

Lumpuh (paralisis) adalah kehilangan suatu gangguan fungsi

motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot juga

secara analogi merupakan gangguan fungsi sensorik (Dorland,

2009).Kekuatan otot yang dinilai adalah otot pada lengan atas dan tungkai

atas pasien stroke iskemik.

Lumpuh Berat : skala penilaian kekuatan otot = 0,1,2

Lumpuh Ringan : skala penilaian kekuatan otot = 3,4,5-

Penentuan diagnosis derajat berat kelumpuhan pasien stroke

iskemik dilakukan oleh dokter spesialis saraf yang merawat.

Skala pengukuran untuk variabel beratnya kelumpuhan pasien

stroke iskemik adalah ordinal sehingga sampel dikelompokkan menjadi

dua golongan yaitu lumpuh berat dan lumpuh ringan.

3. Diagnosis Stroke

Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis yang

meliputi pemeriksaan klinis umum dan pemeriksaan klinis khusus

(neurologis). CT-Scan tanpa kontras dilakukan untuk melihat lesi iskemik

berdasarkan ukuran, letak lesi dan onset. Lesi hipoden yang terlihat pada

pemeriksaan CT-Scan merupakan gambaran stroke iskemik, sedangkan

lesi hiperden sebagai penanda stroke perdarahan. Pada sepertiga penderita

stroke iskemik CT-Scan terlihat negatif, akan tetapi keadaan negatif

tersebut tidak mengurangi makna CT-Scan sebagai alat diagnostik baku

emas penderita stroke (Sjahrir, 2003).

Page 36: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

H. Instrumen Penelitian

Catatan rekam medik (Medical Record) pasien stroke iskemik fase

akut yang dirawat di Unit Rawat Inap Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi

Surakarta dari bulan Maret - April 2011.

Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

Pasien stroke iskemik

Kadar Netrofil dalam Darah Tinggi

Kadar Netrofil dalam Darah Tidak Tinggi

Lumpuh Berat Lumpuh Berat Lumpuh Ringan Lumpuh Ringan

Uji Statistik

Page 37: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini diuji dengan metode statistik Uji

Chi Square (X2) untuk melihat ada tidaknya asosiasi antarvariabel

(Taufiqurrahman, 2004).

Sedangkan untuk menguji kekuatan hubungan antara kadar netrofil

dalam darah dengan beratnya kelumpuhan pasien stroke iskemik

menggunakan Ods Ratio (OR) (Murti, 2006).

Page 38: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Penelitian yang dilakukan selama bulan April-Mei 2011

didapatkan 33 sampel dari data rekam medik pasien Rawat Inap RSUD

Dr.Moewardi Surakarta. Dari data tersebut, diperoleh karakteristik sampel

sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Sampel Menurut Usia

Usia Jumlah Persentase

51 - 60 tahun 12 36,36 %

61 - 70 tahun 13 39,39 %

71 - 80 tahun 8 24,24 %

Sumber : data sekunder, 2011

Berdasarkan tabel tersebut di atas, sampel yang berusia antara 51 -

60 tahun berjumlah 12 (36,36 %) orang, 61 - 70 tahun berjumlah 13

(39,39%) orang, dan 71 - 80 tahun berjumlah 8 (24,24 %) orang.

Page 39: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2. Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 13 39,39 %

Perempuan 20 60,61 %

Sumber : data sekunder, 2011

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sampel jenis

kelamin laki-laki berjumlah 13 (39,39 %) orang dan perempuan berjumlah

20 (60,61 %) orang.

Tabel 3. Karakteristik Sampel Menurut Kadar Netrofil dalam Darah

Kadar netrofil dalam darah Jumlah Persentase

Tidak Tinggi 24 72,73 %

Tinggi 9 27,27 %

Sumber : data sekunder, 2011

Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan 24 (72,73 %) orang dengan

kadar netrofil dalam darah tidak tinggi dan 9 (27,27 %) orang dengan

kadar netrofil dalam darah tinggi.

Tabel 4. Karakteristik Sampel Menurut Derajat Berat Kelumpuhan

Derajat Berat Kelumpuhan Jumlah Persentase

Lumpuh Ringan 25 75,76 %

Lumpuh Berat 8 24,24 %

Sumber : data sekunder, 2011

Page 40: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4 tersebut, diperoleh 25 (75,76 %) orang

mengalami lumpuh ringan dan 8 (24,24 %) orang mengalami lumpuh

berat.

B. Uji Statistik

Data penelitian yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan dengan

menggunakan analisis bivariat (analisis Chi-Square) antara variabel

dependen (derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik) dengan

variabel indipenden (kadar netrofil dalam darah). Dilakukan analisis ini

karena data tersebut merupakan data dengan skala pengukuran kategorikal,

tidak berpasangan, dan termasuk data non parametrik.

Tabel 5. Hubungan Kadar Netrofil dalam Darah dengan Derajat Berat

Kelumpuhan.

Lumpuh

Variabel Ringan Berat Total OR X2 p

Netrofil

Ringan 21 3 24 8.75 6.6 0.01

(87.5 %) (12.5 %) (100 %)

Berat 4 5 9

(44.4 %) (55.6 %) (100 %)

Sumber : data sekunder, 2011

Perhitungan menggunakan uji statistik Chi Square dengan p < 0,05

yang berarti signifikan atau bermakna. Hal ini menunjukkan adanya

Page 41: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hubungan antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat

kelumpuhan pasien stroke iskemik.

X2 = N(ad-bc)2

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

= 33 {(21)(5)-(3)(4)}2

(24)(9)(25)(8)

= 6,607

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai X2 = 6,607. Nilai X2 hitung

lebih besar dari nilai X2 pada tabel Chi Square (3,841) artinya hipotesis

nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima pada taraf signifikansi

5%. Dengan demikian, dapat diartikan ada hubungan yang signifikan

antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien

stroke iskemik.

Selanjutnya, untuk mengetahui besar hubungan antara kadar

netrofil dalam darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke

iskemik dihitung dengan rumus Odds Ratio sebagai berikut :

OR = ad/bc

= (21)(5) / (3)(4)

@ 8,75

Dari hasil perhitungan OR tersebut, dapat diketahui bahwa kadar

netrofil dalam darah yang tinggi berisiko memperberat kelumpuhan pasien

stroke iskemik 8.75 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar netrofil

dalam darah yang tidak tinggi.

Page 42: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

Stroke iskemik akut adalah penyebab utama kematian ketiga di negara-

negara industri dan yang paling penting adalah sering menyebabkan kecacatan

permanen pada orang dewasa di seluruh dunia. Dua mekanisme patofisiologi

penting yang terlibat selama stroke iskemik adalah stres oksidatif dan peradangan.

Jaringan otak tidak dilengkapi dengan pertahanan antioksidan, spesies reaktif

oksigen, sehingga radikal bebas/oksidan lainnya dilepaskan oleh sel-sel inflamasi

yang mengancam kelangsungan hidup jaringan di sekitar pusat iskemik (Shaheen

E. Lakhan,et al., 2009).

Pada tabel 1, yaitu tabel karakteristik sampel menurut umur didapatkan

distribusi sampel terbanyak terdapat pada kelompok umur 61 - 70 tahun. Salah

satu ciri khas stroke adalah bahwa insidensinya terlihat berkorelasi positif dengan

usia karena semakin tinggi usia seseorang, maka semakin tinggi pula risiko untuk

terjadinya stroke. Insidensi gangguan pembuluh darah otak menurut umur bisa

mengenai semua umur, tetapi secara keseluruhan mulai usia dekade ke-5 (Aliah

A., et al., 1996). Semakin tua seseorang terkena stroke, maka outcome fungsional

dan survivalnya semakin buruk (Qodriani, 2010).

Menurut Aminoff (2005), kemungkinan untuk menderita stroke akan

semakin besar dengan pertambahan usia seseorang. Hal ini dapat diterangkan

dengan proses aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah. Proses ini

Page 43: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebenarnya terjadi pada usia muda dengan kecepatan yang berbeda-beda pada

setiap orang. Sejalan dengan pertambahan umur, maka daerah yang mengalami

aterosklerosis semakin luas.

Pada tabel 2, yaitu tabel karekteristik sampel menurut jenis kelamin

didapatkan sampel dengan jenis kelamin wanita lebih banyak daripada pria. Hal

ini sesuai dengan penelitian Lamsudin (1994) yang menunjukkan hasil yang sama

yaitu didapatkan wanita lebih banyak dari pria. Akan tetapi, pada penelitian

Kiyohara et al. (2003) dan Appelros et al. (2003) mendapatkan bahwa laki-laki

dan perempuan memiliki jumlah perbandingan yang sama terhadap risiko

kematian pada tahun pertama.

Pada tabel 3.yaitu tabel karakteristik sampel menurut kadar netrofil dalam

darah diperoleh sampel bahwa kadar netrofil dalam darah yang tidak tinggi lebih

banyak daripada yang tinggi. Dalam waktu empat sampai enam jam setelah

kejadian iskemik, lekosit beredar ke dinding pembuluh darah dan menuju ke otak

dengan melepaskan substansi dari mediator additional pro-inflammatory dan

selanjutnya menyebabkan kerusakan di penumbra. Netrofil sendiri juga

mensekresi sitokin yang menyebabkan aktivasi lebih lanjut dari sel glia.proses ini

semua merupakan hasil dari kematian sel neuron dan meningkatkan kerusakan

otak iskemik (Lakhan et al., 2009).

Beberapa peneliti menyebutkan bahwa pada penderita stroke iskemik akut

ada aktivasi netrofil yang memperberat kerusakan jaringan otak. Netrofil

membawa superoksidan yang termasuk radikal bebas dan dapat mempengaruhi

oksigenasi mitokondria. Lisosim peroksida dan superoksidan ini akan

Page 44: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyebabkan kerusakan sel neuron yang menetap (Feurstein 1977, Yamasaki

1977, Fisher 1999). Adanya sitokin pro-inflamatorik serta sitokin anti-

inflamatorik juga berpengaruh terhadap pengeluaran netrofil. Dari berbagai

penelitian tersebut, diduga ada pengaruh beberapa sitokin yang mempengaruhi

pengeluaran netrofil terhadap perluasan infark serebri pada penderita stroke

iskemik akut.

Pada tabel 4, yaitu tabel karakteristik sampel menurut derajat berat

kelumpuhan diperoleh sampel yang mengalami lumpuh berat lebih sedikit

daripada lumpuh ringan. Stroke menyerang pada susunan saraf pusat, maka lesi

yang diakibatkan termasuk pada lesi upper motor neuron. Hemiplegi yang

diakibatkan lesi pada kortek motor primer bersifat kontralateral, kerusakan yang

menyeluruh namun belum meruntuhkan semua neuron kortek piramidal sesisi,

menimbulkan kelumpuhan pada belahan tubuh kontraleteral dari yang ringan

sampai sedang. Meskipun yang terkena sisi tubuh kanan atau kiri pada umumnya

terdapat berbedaan antara lengan dan tungkai, perbedaan tersebut nampak jika

kerusakan pada tingkat korteks namun jika kerusakan pada tingkat kapsula interna

maka hemiplegi tidak ada perbedaan.

Pada tabel 5, yaitu tabel hubungan kadar netrofil dalam darah dengan

derajat berat kelumpuhan menunjukkan bahwa pasien stroke iskemik dengan

kadar netrofil yang tinggi dalam darah memiliki risiko memperberat kelumpuhan

8.75 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien stroke iskemik dengan kadar

netrofil yang tidak tinggi dalam darah. Beberapa peneliti melaporkan berbagai

penemuan yang berhubungan dengan terjadinya mekanisme kerusakan serebral

Page 45: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setelah terjadi iskemia jaringan. Respon inflamatorik pada stroke iskemik

merupakan suatu proses penting yang mempengaruhi perjalanan stroke pada fase

akut. Unsur inflamasi berupa unsur seluler, salah satunya seperti netrofil.Beberapa

peneliti juga menyebutkan bahwa pada penderita stroke iskemik akut terdapat

aktivasi netrofil yang memperberat kerusakan jaringan otak.Netrofil membawa

superoksidan yang termasuk radikal bebas dan dapat mempengaruhi oksigenasi

mitokondria. Lisosim dan superoksidan ini akan menyebabkan kerusakan sel

neuron yang menetap (Fuerstein, 1997; Yamasaki, 1997; Fisher, 1999) yang

kemudian akan menimbulkan infark serebri dan menyebabkan kelumpuhan pada

anggota gerak ekstremitas atas ataupun bawah penderita.

Page 46: HUBUNGAN KADAR NETROFIL DALAM DARAH DENGAN …/Hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Nursanti Setianadewi, G0008231, 2011 Hubungan Kadar Netrofil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara kadar netrofil dalam

darah dengan derajat berat kelumpuhan pasien stroke iskemik ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan kuat antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat

berat kelumpuhan pasien stroke iskemik.

2. Pasien stroke iskemik dengan kadar netrofil dalam darah yang tinggi dapat

memperberat kelumpuhan sebesar 8,75 kali dibandingan pasien stroke

iskemik dengan kadar netrofil dalam darah yang tidak tinggi.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data

primer, metode yang lebih baik seperti studi prospektif, serta jumlah sampel

yang lebih banyak. Dengan demikian dapat diperoleh data yang lebih valid

mengenai hubungan antara kadar netrofil dalam darah dengan derajat berat

kelumpuhan pasien stroke iskemik.