hubungan antara persepsi siswa tentang …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · sikap siswa...

179
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tia Risdiana Agustina 1301411050 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: tranduong

Post on 14-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN

SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Tia Risdiana Agustina

1301411050

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (Qs. Al-Insyirah: 6-8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Bapakku Fatkhurohman, S.Pd dan Ibuku Sri

Waeni yang tak pernah lelah membimbingku,

mendukungku (moril dan materiil), memberikan

kasih sayang dan do’a demi keberhasilan putri-

putrinya

2. Adik-adikku Amel dan Devia yang menjadi

motivasiku untuk segera menyelesaikan studi

3. Mas Septian Hendra Harismono, S.Kom yang

selalu membantu, memberikan dukungan, doa

dan semangat yang luar biasa dalam

penyusunan skripsi ini

4. Keluarga Besar Bimbingan dan Konseling FIP

5. Almamaterku UNNES

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor dengan Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian

Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor di SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran

2014/2015, gambaran mengenai sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015, dan

mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMP

Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa di SMP Negeri 24 Semarang

tahun pelajaran 2014/2015 memiliki gambaran persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor berada pada kriteria baik, gambaran mengenai sikap siswa

terhadap pelayanan bimbingan dan konseling pada kriteria positif, terdapat pula

hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling yang kuat. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk menempuh studi di Jurusan Bimbingan dan

Konseling sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP UNNES yang telah memberikan ijin

penelitian untuk penyelesaian skripsi.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

vi

3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

FIP UNNES yang telah memberikan rekomendasi ijin penelitian untuk

penyelesaian skripsi.

4. Kusnarto Kurniawan, M.Pd, Kons., Dosen pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini

5. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd, Kons., Dosen penguji utama yang

telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik

6. Dr. Supriyo, M.Pd., Dosen penguji kedua yang telah memberikan kritik dan

saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik

7. Dr. Awalya, M.Pd, Kons., Sekretaris ujian skripsi yang telah membantu

kelancaran proses sidang skripsi

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan, bimbingan,

dan motivasinya selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai

9. Drs. Purwanto, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 24 Semarang yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan bersedia

membantu serta bekerjasama dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Dra. Yuniarti, Koordinator guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 24

Semarang yang telah memberikan ijin, bersedia membantu dan bekerjasama

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Keluarga tim petugas perpustakaan BK FIP UNNES (mba Hani, Siti, Nirma,

Lulu) yang telah memberikan semangat dan pengalaman selama peneliti

menjadi voulentir petugas perpustakaan

12. Teman-teman BK angkatan 2011

13. Serta berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian

ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta

dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan

perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

Semarang, Agustus 2015

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

vii

ABSTRAK

Agustina, Tia Risdiana. 2015. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor dengan Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling di SMP Negeri 24 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi.

Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Semarang. Dosen Pembimbing Kusnarto Kurniawan, M.Pd, Kons

Kata Kunci: kompetensi kepribadian konselor, sikap siswa, pelayanan bimbingan dan

konseling

Pelayanan Bimbingan Konseling merupakan kegiatan yang integral dari

keseluruhan kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Pelayanan BK akan berjalan optimal

apabila adanya sikap positif yang ditampilkan siswa pada pelaksanaan pelayananan

bimbingan konseling di sekolah. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan data awal

dilapangan bahwa siswa di SMP Negeri 24 Semarang memiliki sikap yang kurang positif

terhadap pelayanan BK di sekolah. Hasil wawancara juga menunjukkan adanya persepsi

yang kurang baik terhadap kepribadian konselor di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor

di SMP Negeri 24 Semarang, gambaran mengenai sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang, dan mengetahui hubungan antara

persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif

korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMP Negeri 24 Semarang yang

berjumlah 756 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah Proporsional Stratified

Random Sampling, sampel yang diambil sejumlah 75 siswa. Alat pengumpulan data

menggunakan skala psikologis yaitu skala persepsi dan skala sikap. Teknik analisis

menggunakan statistik deskriptif dan analisis korelasi product moment.

Hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata gambaran persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dalam kriteria baik dengan persentase sebesar 81%, dan

rata-rata gambaran sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling dalam

kriteria positif dengan persentase sebesar 75,25%. Hasil analisis korelasi product moment

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling yang ditunjukkan dengan nilai rhitung= 0,633 dengan nilai rtabel=

0,227 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian harga rhitung> rtabel sehingga hipotesis

kerja (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

Simpulan dari penelitian ini bahwa di SMP Negeri 24 Semarang (1) persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dalam kriteria baik, (2) sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling dalam kriteria positif, dan (3) ada hubungan yang

positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor

dengan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu

disarankan kepada konselor sekolah untuk meningkatkan kompetensi kepribadiannya

dengan cara memperhatikan stabilitas kepribadiannya dengan berperilaku terpuji, menjaga

kestabilan emosi, empati, serta peka terhadap siswa dengan harapan nantinya siswa

mempunyai persepsi yang baik tentang kompetensi kepribadian konselor sehingga sikap

siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling semakin positif.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

PENGESAHAN ........................................................................................... ii

PERNYATAAN .......................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

1.5 Sistematika Skripsi ................................................................................ 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12

2.2 Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Konselor ................. 15

2.2.1 Persepsi ............................................................................................... 15

2.2.1.1 Pengertian Persepsi .......................................................................... 15

2.2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .............................................. 17

2.2.1.3 Proses Terjadinya Persepsi .............................................................. 20

2.2.2 Kompetensi Kepribadian Konselor .................................................... 23

2.2.2.1 Pengertian Kompetensi Konselor .................................................... 23

2.2.2.2 Jenis-jenis Kompetensi Konselor .................................................... 24

2.2.2.3 Kompetensi Kepribadian Konselor ................................................. 27

2.2.3 Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Konselor ............... 36

2.3 Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling ............... 38

2.3.1 Sikap ................................................................................................... 38

2.3.1.1 Pengertian Sikap .............................................................................. 38

2.3.1.2 Ciri-ciri Sikap .................................................................................. 39

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

ix

2.3.1.3 Fungsi Sikap .................................................................................... 42

2.3.1.4 Komponen Sikap ............................................................................. 44

2.3.1.5 Proses Pembentukan Sikap .............................................................. 45

2.3.1.6 Pengukuran Sikap ............................................................................ 47

2.3.1.7 Hubungan Sikap dan Perilaku ......................................................... 49

2.3.2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................... 51

2.3.2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................. 51

2.3.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling ................................................... 54

2.3.2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................... 56

2.3.2.4 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling ............................................. 58

2.3.2.5 Layanan Bimbingan dan Konseling ................................................ 62

2.3.2.6 Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ............................. 65

2.3.3 Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling ............. 67

2.4 Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor dan Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling ..............................................................................................

69

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 73

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 75

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................. 77

3.2.1 Identifikasi Variabel ............................................................................ 77

3.2.2 Hubungan Antar Variabel .................................................................... 77

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 78

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 80

3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 80

3.2.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 81

3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................... 85

3.4.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 85

3.4.2 Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 85

3.5 Penyusunan Instrumen ............................................................................ 86

3.5.1 Menyusun Kisi-kisi Instrumen ............................................................. 87

3.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian ....................................................... 97

3.6.1 Uji Validitas ......................................................................................... 97

3.6.2 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 98

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...................................................... 100

3.7.1 Hasil Uji Validitas Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor ........................................................................

100

3.7.2 Hasil Uji Validitas Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling ..................................................................

101

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

x

3.7.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor ........................................................................

102

3.7.4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling ..................................................................

103

3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 103

3.8.1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 103

3.8.2 Analisis Statistik ................................................................................. 106

3.8.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 106

3.8.2.2 Uji Hipotesis ..................................................................................... 106

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 110

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................................... 110

4.1.1.1 Gambaran Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor ........................................................................................

110

4.1.1.2 Gambaran Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling .......................................................................................

123

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ......................................................................... 134

4.1.2.1 Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor dan Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling .......................................................................................

134

4.1.2.1.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 134

4.1.2.1.2 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 135

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 137

4.2.1 Gambaran Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor .............................................................................................

137

4.2.2 Gambaran Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling ...........................................................................................

144

4.2.3 Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor dan Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling ...........................................................................................

147

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 149

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 152

5.2 Saran ...................................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 154

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kompetensi Kepribadian Konselor ..................................................... 28

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ................................................................. 80

3.2 Perhitungan Sampel Penelitian ........................................................... 82

3.3 Rekapitulasi Responden Penelitian ..................................................... 83

3.4 Bentuk Penskalaan ............................................................................. 86

3.5 Kisi-kisi Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor .............................................................................................

88

3.6 Kisi-kisi Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling ............................................................................................

92

3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................... 99

3.8 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Persepsi ....................... 100

3.9 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Sikap ........................... 101

3.10 Kriteria Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Konselor.. 105

3.11 Kriteria Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling 106

3.12 Interpretasi Besarnya “r” product moment ......................................... 109

4.1 Hasil Perhitungan Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor .........................................................................

111

4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor .........................................................................

113

4.3 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Konselor 114

4.4 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Beriman dan

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ...........................................

116

4.5 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menghargai dan

Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan, Individualitas, dan

Kebebasan Memilih ............................................................................

118

4.6 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menjunjung

Integritas Stabilitas Kepribadian yang Kuat .......................................

119

4.7 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menampilkan

Kinerja Berkualitas Tinggi .................................................................

121

4.8 Hasil Perhitungan Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling ..................................................................

123

4.9 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan

dan Konseling .....................................................................................

125

4.10 Deskripsi Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling ............................................................................................

126

4.11 Hasil Analisis Deskriptif persentase Sikap Siswa Pada Indikator

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xii

Pelaksanaan layanan-layanan Bimbingan dan Konseling .................. 128

4.12 Hasil Analisis Deskriptif persentase Sikap Siswa Pada Indikator

Pelaksanaan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ...........

130

4.13 Deskripsi Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan Konseling

dilihat dari Komponen Sikap ..............................................................

132

4.14 Deskripsi Komponen Sikap Berdasarkan Indikator Pelayanan

Bimbingan dan Konseling ..................................................................

134

4.15 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Kolmogorov-Smornov ..... 135

4.16 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Korelasi Product Moment ........... 136

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Konselor ....................................................

114

4.2 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Beriman dan

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ...........................................

116

4.3 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menghargai dan

Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan, Individualitas, dan

Kebebasan Memilih ............................................................................

118

4.4 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menjunjung

Integritas Stabilitas Kepribadian yang Kuat .......................................

120

4.5 Hasil Analisis Deskriptif persentase Pada Indikator Menampilkan

Kinerja Berkualitas Tinggi .................................................................

122

4.6 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Sikap Siswa terhadap

Pelayanan Bimbingan dan Konseling ................................................

127

4.7 Hasil Analisis Deskriptif persentase Sikap Siswa Pada Indikator

Pelaksanaan layanan-layanan Bimbingan dan Konseling ..................

129

4.8 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Pelaksanaan

Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ...............................

131

4.9 Hasil Analisis Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan

Konseling dilihat dari Komponen Sikap ............................................

133

4.10 Hasil Analisis Komponen Sikap Berdasarkan Indikator Pelayanan

Bimbingan dan Konseling ..................................................................

134

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 73

3.1 Hubungan Antar Variabel ................................................................... 78

3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen Peneltian ......................................... 87

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Proses Terjadinya Persepsi ................................................................. 22

2.2 Pembentukan Sikap ............................................................................ 46

2.3 Persepsi ............................................................................................... 47

2.4 Hubungan Sikap dan Perilaku ............................................................ 49

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN I: UJI COBA INSTRUMEN .................................................... 158

1. Kisi-kisi Uji Coba (Try Out) Instrumen Skala Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Kepribadian Konselor

2. Instrumen Uji Coba (Try Out) Skala Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Konselor

3. Kisi-kisi Uji Coba (Try Out) Instrumen Skala Sikap Siswa

terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

4. Instrumen Uji Coba (Try Out) Instrumen Skala Sikap Siswa

terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

LAMPIRAN II: HASIL ANALISIS DATA TRY OUT ................................. 179

1. Hasil Uji Coba (Try Out) Skala Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Konselor

2. Perhitungan Validitas Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor

3. Perhitungan Reliabilitas Skala Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Konselor

4. Hasil Uji Coba (Try Out) Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

5. Perhitungan Validitas Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

6. Perhitungan Reliabilitas Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

LAMPIRAN III: INSTRUMEN PENELITIAN ............................................ 200

1. Kisi-kisi Instrumen Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor

2. Instrumen Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

xvii

Konselor

3. Kisi-kisi Instrumen Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

4. Instrumen Instrumen Skala Sikap Siswa terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

BAB IV: HASIL ANALISIS DESKRIPTIF .................................................

220

1. Hasil Tabulasi Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor secara Keseluruhan

2. Hasil Tabulasi Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor Perindikator

3. Hasil Tabulasi Data Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan

dan Konseling secara Keseluruhan

4. Hasil Tabulasi Data Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan

dan Konseling Perindikator

BAB V: HASIL ANALISIS STATISTIK ..................................................... 257

1. Hasil Uji Normalitas Data Skala Persepsi dan Skala Sikap

2. Hasil Analisis Korelasional

BAB VI: LAIN-LAIN .................................................................................... 260

1. Panduan Wawancara Pra Penelitian Skripsi

2. Hasil Wawancara Pra Penelitian Skripsi

3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan

4. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Semarang

5. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMP Negeri

24 Semarang

6. Dokumentasi Penelitian

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan yang integral

dari keseluruhan kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Pada pelaksanaannya

ada tiga hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan yaitu: layanan

pendidikan, layanan administrasi, dan layanan bimbingan. Pelayanan Bimbingan

dan konseling di sekolah dilaksanakan secara terprogram, teratur dan

berkelanjutan. Pelaksanaan program inilah yang menjadi wujud nyata dari

diselenggarakannya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Bentuk pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa dalam

mencapai tujuan belajar serta membantu proses pendidikan di sekolah adalah

berupa layanan-layanan yang berfungsi dan berperan untuk mengembangkan diri

siswa. Dalam BK Pola 17 plus ada sembilan layanan dan lima kegiatan

pendukung yang harus konselor selenggarakan di sekolah antara lain: layanan

orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan

penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,

layanan konseling kelompok, layanan mediasi dan layanan konsultasi. Adapun

kegiatan pendukung bimbingan konseling atara lain: aplikasi instrumentasi,

himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

Layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling tersebut sangatlah

1

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

2

penting sehingga konselor harus bisa menyelenggarakan pelayanan tersebut

dengan baik agar siswa dapat mencapai tugas perkembangannya secara optimal.

Pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan optimal apabila adanya

sikap positif yang ditampilkan siswa pada pelaksanaan layanan-layanan

bimbingan dan konseling di sekolah. Sikap itu merupakan organisasi pendapat,

keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai

adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk

membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito,

2003:110-111). Sehingga sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah adalah integrasi antara aspek pemikiran (kognisi), perasaan

(afeksi), dan kecenderungan untuk bertindak (konasi) baik yang bersifat positif

maupun negatif yang menimbulkan perilaku tertentu yang berkaitan dengan

layanan-layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh konselor.

Sikap yang ditampilkan siswa sangat dipengaruhi oleh persepsi siswa

terhadap layanan bimbingan dan konseling tersebut. Sebagaimana penelitian yang

dilakukan oleh Astri Dinartiwi. 2010. “Persepsi siswa tentang layanan bimbingan

dan konseling di SMK Grafika yayasan Lektur Jakarta Selatan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi siswa tentang layanan

bimbingan dan konseling diperoleh hasil 58,3% dengan kategori cukup baik. Dari

hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa kurangnya tingkat kepedulian guru BK

dengan siswa-siswanya.

Dari penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa salah satu cara untuk dapat

melaksanakan layanan-layanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan baik

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

3

maka guru BK harus bisa membangun hubungan baik, dan harus lebih peduli

dengan siswa-siswanya. Seorang guru BK atau konselor sebagai pribadi harus

mampu menampilkan jati dirinya secara utuh, tepat, serta mampu membangun

hubungan antarpribadi (interpersonal) yang unik dan harmonis, dinamis,

persuasif, dan kreatif, sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan layanan

bimbingan dan konseling. Alat yang paling penting untuk dipakai dalam

pekerjaan seorang konselor adalah dirinya sendiri sebagai pribadi (your self as a

person).

Dalam Permendiknas No 27 Tahun 2008, tentang standar

kualifikasi akademik dan kompetensi konselor, dijelaskan

bahwa: “sosok utuh kompetensi konselor mencakup

kompetensi akademik dan kompetensi professional sebagai

salah satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan

landasan ilmiah dari pelaksanaan pelayanan professional BK,

kompetensi akademik dan professional konselor secara

integrasi membangun keutuhan kompetensi paedagogik,

kepribadian, sosial, dan professional“.

Sesuai dengan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang

konselor harus memiliki keempat kompetensi yaitu kompetensi paedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional dalam

melaksanakan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Salah satu dari empat

kompetensi tersebut adalah kompetensi kepribadian yang tidak kalah pentingnya

dari kompetensi lainnya dan perlu diperhatikan serta pemahaman yang baik dalam

proses pemberian layanan bimbingan dan konseling oleh konselor. Bentuk nyata

dari kompetensi tersebut adalah sikap penerimaan yang baik terhadap siswa,

mampu berpandangan yang positif, berpegang teguh dan berpedoman pada nilai-

nilai agama dalam menangani siswa, dan membantu untuk mengentaskan masalah

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

4

dan menciptakan kondisi siswa yang mampu mengembangkan dirinya secara

optimal.

Dalam Permendiknas No 27 Tahun 2008 menyebutkan bahwa konselor

yang mempunyai kompetensi kepribadian yang baik harus memiliki aspek-aspek

sebagai berikut :

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, meliputi

(1) menampilkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) konsisten dalam

menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap

pemeluk agama lain, (3) berakhlak mulia dan berbudi pekerti

luhur,

b. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,

individualitas dan kebebasan memilih, meliputi (1)

mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang

manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, social, individual,

dan berpotensi, (2) menghargai dan mengembangkan potensi

positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya, (3)

peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan

konseli pada khususnya, (4) menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia sesuai dengan hak asasinya, (5) toleran

terhadap permasalahan konseli, (6) bersikap demokratis,

c. Menunjukkan integritas stabilitas kepribadian yang kuat,

meliputi (1) menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji

(seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten), (2)

menampilkan emosi yang stabil, (3) peka, bersikap empati,

serta menghormati karagaman dan perubahan, (4) menampilkan

toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stress dan

frustasi.

d. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi, meliputi (1)

menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan

produktif. (2) bersemangat, berdisiplin, dan mandiri, (3)

berpenampilan menarik dan menyenangkan, (4) berkomunikasi

secara efektif.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang konselor harus

mempunyai kompetensi kepribadian yang baik dalam memberikan pelayanan

bimbingan dan konseling kepada konseli yaitu konselor harus beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; mengahargai dan menjunjung tinggi

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

5

nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih; menunjukkan

integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat; serta menampilkan kinerja

berkualitas tinggi. Konselor yang mempunyai kompetensi kepribadian yang tinggi

harus dapat memenuhi aspek-aspek tersebut, apabila konselor tidak mempunyai

aspek-aspek tersebut dapat dikatakan konselor tersebut mempunyai kompetensi

kepribadian yang rendah.

Seorang konselor yang mempunyai profil kompetensi kepribadian yang

baik harus menjadi tauladan bagi siswa, maka konselor harus menampilkan

pribadi yang baik, bukan hanya baik dari luar tetapi baik pula dari dalam.

Kepribadian bukanlah hal yang dapat dinilai dari luar tetapi merupakan sebuah

hasil pencitraan dari dalam diri masing-masing individu. Semakin baik

kepribadian konselor dalam menangani masalah siswa maka akan baik pula

pandangan atau persepsi siswa terhadap konselornya.

Berdasarkan data awal mengenai pelaksanaan layanan-layanan bimbingan

dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang memang sudah berjalan, tetapi belum

maksimal karena siswa-siswa secara keseluruhan bersikap kurang positif dalam

pelayanan BK yang ada di sekolah. Berdasarkan data evaluasi proses pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah yaitu layanan informasi dikelas VII (8 kelas),

hanya 13% partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan

dan memberikan ide dalam kegiatan layanan atau dari 33 orang dari 252 siswa (8

kelas) yang yang aktif dalam kegiatan layanan, selebihnya siswa bersikap pasif.

Sedangkan data evaluasi proses layanan penguasaan konten pada siswa kelas VIII

(8 kelas), hanya 15% partisipasi siswa yang mau terlibat aktif dalam kegiatan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

6

layanan atau sekitar 39 orang dari 258 siswa (8 kelas) yang bersedia aktif untuk

maju mempraktekan konten yang diajarkan guru BK. Sedangkan pada

pelaksanaan layanan konseling individual secara keseluruhan, siswa yang mau

untuk mendatangi konselor secara sukarela untuk menceritakan masalahanya

hanya sekitar 2% saja atau dari 753 siswa (24 kelas) di SMP Negeri 24 Semarang,

hanya 15 yang bersedia mendatangi konselor untuk menceritakan

permasalahannya sedangkan sisanya karena dipanggil. Sebagaimana penelitian

yang dilakukan Yennisa Yuni Asih. 2010. “korelasi antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dan sikap proaktif siswa terhadap pemanfaatan

layanan konseling perorangan pada siswa kelas VIII SMP N 37 Semarang”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa ada korelasi yang signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap proaktif siswa terhadap

pemanfaatan layanan konseling perorangan pada siswa kelas VIII SMP N 37

Semarang. Pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan optimal apabila

adanya sikap positif yang ditampilkan siswa pada pelaksanaan layanan-layanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

Sedangkan pada penelitian awal, dari hasil wawancara dengan enam siswa

SMP N 24 Semarang mengenai persepsi mereka tentang kepribadian guru BK di

sekolahnya, hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa empat siswa (dapat di

sebut dengan siswa 2, siswa 4, siswa 5, dan siswa 6) menyatakan bahwa

kepribadian guru BK yang ada di sekolah mereka galak, tegas, kurang sabar, dan

suka membentak. Dua siswa diantaranya pernah melihat guru BK membentak-

bentak siswanya pada saat di ruang BK. Hal ini yang membuat siswa menjadi

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

7

takut dengan guru BK sehingga siswa enggan untuk masuk ke ruang BK dan

siswa juga merasa takut apabila ingin mengajukan pertanyaan dan ikut berperan

aktif di kelas pada saat guru BK memberikan pelayanan. Enam siswa juga

menganggap bahwa BK adalah suatu bagian yang ada di sekolah yang khusus

menangani masalah siswa yang melanggar peraturan sekolah, seperti terlambat,

membolos, berkelahi, merokok, dan sebagainya. Sehingga siswa enggan untuk

berurusan dengan BK karena takut dianggap siswa yang bermasalah.

Berdasarkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa sikap siswa kurang

positif terhadap pelayanan BK di sekolah, seperti takut, malas dan enggan untuk

mengikuti dan berperan aktif pada layanan-layanan bimbingan dan konseling di

sekolah, salah satu faktor yang mempengaruhi sikap siswa tersebut adalah

berdasarkan persepsi siswa terhadap kepribadian guru BK di sekolah. Dengan

demikian peneliti perlu mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian yang

berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Konselor dan Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP

Negeri 24 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah gambaran persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselor di SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

b. Bagaimanakah gambaran sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

8

c. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di

SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Memperhatikan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

a. Mengetahui gambaran mengenai persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor di SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015

b. Mengetahui gambaran tentang sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konselingdi SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015

c. Mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di

SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu

1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah

wawasan dan sumbangan pemikiran ilmiah mengenai persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling disekolah.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

9

2) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya pada

kajian yang sama tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dan

mendalam.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi konselor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan instropeksi dan motivasi untuk

meningkatkan kompetensi kepribadiannya sehingga menjadi konselor yang lebih

berkepribadian baik dan dapat meningkatkan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling.

1.4.2.2 Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pembinaan Kepala Sekolah

kepada konselor sehingga konselor dapat memiliki kepribadian yang baik sesuai

dengan kompetensi kepribadian konselor

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan

masukan sehingga ketika kelak menjadi seorang konselor harus menampilkan

pribadi yang baik sesuai dengan kompetensi kepribadian konselor agar sikap

siswa akan baik pula terhadap pelayanan BK yang konselor berikan.

1.5 Sistematika Skripsi

Untuk memberi gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini, maka

disusun sistematika skripsi. Skripsi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal,

bagian pokok dan bagian akhir. Berikut adalah penjelasan mengenai garis besar

sistematika skripsi tersebut:

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

10

1.5.1 Bagian Awal Skripsi

Bagian ini terdiri atas sampul, lembar berlogo, lembar judul, lembar

pengesahan, lembar pernyataan keaslian tulisan, lembar motto dan persembahan,

kata pengantar, lembar abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar

lampiran.

1.5.2 Bagian Isi Skripsi

Bagian ini terdiri lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab

agar pembahasannya lebih teratur dan sistematis. Adapun penulisannya sebagai

berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuanpenelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 Tinjauan Pustaka, berisi uraian teoritis atau teori-teori yang

mendasari pemecahan tentangmasalah-masalah yang berhubungan dengan judul

skripsi yaitu tentang persepsi, kompetensi kepribadian konselor, sikap, pelayanan

bimbingan konseling dan rumusan hipotesisnya.

Bab 3Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian,

populasi dan sampel, metode dan instrumen pengumpulan data, validitas dan

realibilitas instrumen serta metode analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi semua hasil penelitian dan

pembahasan penelitian.

Bab 5 Penutup, berisi simpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan

hasil penelitian.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

11

1.5.3 Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir skripsi, berisi daftar pustaka untuk memberikan informasi

tentang semua buku sumber dan literatur lainnya yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini dan lampiran-lampiran dari hasil perhitungan-perhitungan statistik,

instrumen penelitian, ijin penelitian, dan dokumentasi penelitian.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan diuraikan teori tentang persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor, sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling, dan hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselordan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling.

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan yaitu hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

konselordan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMP

Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2014/2015, terlebih dahulu akan dipaparkan

mengenai penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini,

dengan variabel yang sama.

2.1.1 Asih, Yennisa Yuni. 2010. Korelasi antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dan sikap proaktif siswa terhadap

pemanfaatan layanan konseling perorangan pada siswa kelas VIII

SMP N 37 Semarang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yennisa Yuni Asih menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dan sikap proaktif siswa terhadap pemanfaatan

layanan konseling perorangan di SMP N 37 Semarang tahun 2009/2010. Hal ini

dibuktikan dengan r hitungsebesar 0,770 dengan r tabelsebesar 0,301 pada taraf

12

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

13

signifikasi 5% dengan N = 43. Persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian

konselor berada dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 74,42% dan sikap proaktif

siswa berada dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 81,40%. Dengan adanya persepsi

yang baik tentang konselor, maka akan timbul kesadaran akan pentingnya

bimbingan bimbingan dan konseling di sekolah.

2.1.2 Oktaviani, Santi Nur. 2014. Hubungan antara persepsi siswa tentang

kompetensi konselor dengan self disclosure siswa terhadap konselor di

SMA Negeri 14 Semarang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi Nur Oktaviani menunjukkan

bahwa nilai koefisien determinasi (R2) pada hubungan antara persepsi siswa

tentang kompetensi paedagogik konselor dengan self disclosure siswa terhadap

konselor adalah sebesar 9,6%. Nilai koefisien determinasi (R2) pada hubungan

antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dengan self

disclosure siswa terhadap konselor adalah sebesar 37,8%. Nilai koefisien

determinasi (R2) pada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial

konselor dengan self disclosure siswa terhadap konselor adalah sebesar 15,9%.

Dan nilai koefisien determinasi (R2) pada hubungan antara persepsi siswa tentang

kompetensi profesional konselor dengan self disclosure siswa terhadap konselor

adalah sebesar 23,6%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan baik kompetensi paedagogik, kepribadian,

sosial, dan profesional dengan self disclosure siswa di SMA Negeri 14 Semarang.

2.1.3 Sisrianti, dkk. 2013. Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor di SMP N 5 Pariaman

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sisrianti, dkk., diperoleh

gambaran persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru BK/ Konselor

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

14

secara rata-rata siswa menyatakan bahwa 46,83% guru BK selalu menampilkan

kompetensi kompetensi kepribadiannya, 30,99% siswa menyatakan guru BK

sering menampilkan kompetensi kepribadiannya, 20,77% siswa menyatakan

kadang-kadang dan 1,41% siswa menyatakan guru BK tidk pernah menampilkan

kompetensi kepribadiannya.

Dengan melihat hasil penelitian tersebut, sebagian siswa berpandangan

bahwa konselor memilki kompetensi kepribadian yang baik, namun sebagian

siswa belum memiliki persepsi yang demikian. Jadi dapat ditarik kesimpulan

bahwa salah satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

konselor yaitu kompetensi kepribadian sudah dimiliki konselor cukup baik. Hal

ini bertolak belakang dengan fakta yang ditemukan peneliti dilapangan. Oleh

karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor disekolah.

2.1.4 Siswanti, Dewi Septin Tri. 2013. Profil Kompetensi Kepribadian

Konselor Menurut Persepsi Siswa di SMA Negeri Se- Kabupaten

Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Septin Tri Siswanti,

diperoleh hasil penelitian bahwa rata-rata profil kompetensi kepribadian konselor

termasuk kriteria baik pada berimhan YME (83,23%), pada menghargai dan

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan memilih

(77,07%), pada menjunjung integritas stabilitas kepribadian yang kuat (79,97%),

dan menampilkan kinerja yang berkualitas tinggi (77,40%). Kemampuan

kompetensi kepribadian konselor yang paling unggul yaitu beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME (83,23%), sedangkan yang paling rendah yaitu menghargai

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

15

dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan

memilih (77,07%). Sehingga simpulan dari penelitian ini adalah profil kompetensi

kepribadian konselor menurut persepsi siswa termasuk dalam kriteria baik.

Dari empat penelitian terdahulu diatas memberikan gambaran kepada

peneliti bahwa dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah

perlu mendapat perhatian dari konselor atau guru BK. Adapun perhatian tersebut

sangat erat kaitannya terhadap aspek sikap siswa dalam proses pelayanan

bimbingan dan konseling. Sesuai pemaparan hasil terdahuludiatas juga diperoleh

pemahaman bahwa sikap siswa dalam mengikuti pelayanan bimbingan dan

konseling dipengaruhi oleh variabel guru pembimbing atau konselor dalam

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.Oleh karena hal itu,

sikap siswa dalam proseslayanan bimbingan dan konseling di sekolah ada

kaitannya juga mempertimbangkan dari sisi guru BK yang ditampilkan melalui

kepribadian yang dimilikinya seperti halnya penelitian terdahulu diatas

mendukung penelitian yang hendak dilakukan peneliti bahwa sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling ada kaitannya dengan persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor.

2.2 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Konselor

2.2.1 Persepsi

2.2.1.1 Pengertian Persepsi

Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang

pengalaman terhadap sesuatu benda atau suatu kejadian yang dialami. Persepsi

menurut Walgito (2003:46) adalah “suatu proses pengorganisasian,

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

16

penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu

sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang

integrated dalam diri individu”. Sebagai aktivitas yang integrated, maka seluruh

pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam

persepsi itu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.

Penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui

alat penerima yaitu alat indera. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada

waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera.

Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

Persepsi juga dapat diartikan sebagai “proses menyimpulkan informasi dan

menafsirkan kesan yang diperoleh melalui alat inderawi kita” (Sugiyo 2005:34).

Alat indera tersebut akan menerima stimulus, kemudian diteruskan ke pusat

susunan syaraf (otak) dan terjadilah proses psikologis sehingga individu

menyadari apa yang dilihat, didengar, diraba dan sebagainya. Persepsi dapat

menjadi mediasi antara kita dengan lingkungan.

Penerimaan rangsang atau stimulus oleh alat indera disebut juga

penginderaan atau sensasi. Penginderaan belum dapat menangkap pengertian

terhadap dunia sekitar sebelum terjadi interpretasi atau pemaknaan terhadap

stimulus tersebut. Tiap-tiap individu menggunakan indera yang sama atau sejenis

dalam menerima stimulus yang sama. Namun, dalam hal persepsi masing-masing

individu bisa berbeda tergantung pengalaman masa lalu individu. Apa yang

dipersepsi pada waktu tertentu tidak tergantung stimulus itu sendiri, melainkan

pengalaman terdahulu yang akan ikut mewarnai pemaknaan pada waktu

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

17

melakukan persepsi. Pengalaman masa lalu termasuk kondisi perasaan pada waktu

itu, prasangka, keinginan, sikap, dan lain-lain.

Sedangkan Rakhmat (2005:51) mendefinisikan persepsi sebagai

“pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Persepsi ialah proses

pemberian makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Tahap paling awal

dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi merupakan bagian dari

persepsi. Meskipun begitu, dalam menafsirkan makna informasi inderawi tidak

hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekpektasi, motivasi dan memori.Hasil

persepsi seseorang mengenai suatu objek selain dipengaruhi oleh penampilan

objek itu sendiri juga pengetahuan seseorang mengenai objek itu. Dengan

demikian, suatu objek dapat dipersepsi berbeda oleh dua orang akibat perbedaan

pengetahuan yang dimiliki masing-masing orang mengenai objek tersebut.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

persepsi adalah proses penginterpretasian seseorang atau kelompok terhadap

objek, peristiwa, atau stimulus dengan melibatkan pengalaman-pengalaman yang

berkaitan dengan objek tersebut untuk mneyimpulkan informasi dan penafsiran

pesan yang akan membentuk konsep tentang objek tersebut.

2.2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh

dinamika yang terjadi dalam diri seseorang dengan melibatkan aspek psikologis

dan panca inderanya. Persepsi melibatkan proses yang saling melengkapi, bukan

berjalan sendiri-sendiri. Menurut Siagian (2004: 98-105) yang mengemukakan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

18

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain “faktor dalam diri

orang yang bersangkutan, faktor sasaran persepsi, dan faktor situasi”. Faktor dari

diri orang yang bersangkutan berarti apabila seseorang melihat sesuatu dan

berusaha memberikan interpretasi terhadap apa yang dilihatnya, orang tersebut

dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya, seperti sikap, motif, kepentingan,

minat, pengalaman, dan harapan. Faktor sasaran persepsi merupakan fokus

persepsi terhadap benda, orang, maupun peristiwa.

Sedangkan menurut Krech & Cruthfield S dalam Rakhmat (2005: 55)

bahwa persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor fungsional dan faktor

struktural.

(1) Faktor fungsional

Merupakan faktor yang berasal dari kebutuhan pengalaman masa lalu.

Faktor ini juga dikenal dengan faktor personal dimana persepsi tidak

ditentukan oleh jenis atau bentuk stimulus melainkan didominasi oleh

karakteristik individu yang akan memberikan respon pada suatu objek. Objek

yang mndapat tekanan dalam persepsi biasanya objek yang memenuhi tujuan

individu melakukan persepsi yang tergantung pada pemenuhan kebutuhan,

kesiapan mental, emosi, minat, dan keadaan biologis serta latar belakang

budaya.

(2) Faktor struktural

Merupakan faktor yang semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan

efek-efek syaraf tertentu. Faktor struktural ini akan lebih mudah dipahami jika

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

19

memiliki fakta-fakta yang tidak terpisah sehingga dipandang secara

keseluruhan yaitu konteks, lingkungan, dan situasi objek yang dipersepsi.

Pendapat lain juga dikemukakan Sugiyo (2005:38-41), secara garis besar

terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecermatan persepsi antar pribadi, yaitu

“faktor situasional dan faktor personal”. Faktor situasional berhubungan dengan

deskripsi verbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, dan

petunjuk paralinguistik. Deskripsi verbal berhubungan dengan rangkaian kata sifat

yang dapat menentukan persepsi seseorang. Petunjuk proksemik berhubungan

dengan penggunaan jarak/ruang dan waktu dalam menyampaikan pesan. Jarak ini

terbagi menjadi jarak publik, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab.

Petunjuk kinesik berkaitan dengan gerakan, sedangkan petunjuk paralinguistik

merupakan cara seseorang mengucapkan lambang-lambang verbal.

Faktor personal terbagi menjadi pengalaman, motivasi, kepribadian,

intelegensi, kemampuan menarik kesimpulan, dan objektivitas. Faktor personal ini

berhubungan dengan orang yang melakukan persepsi. Pengalaman yang banyak

akan mendorong persepsi semakin cermat. Motivasi yang tinggi terhadap objek

persepsi akan menyebabkan persepsi menjadi bias atau kurang objektif.

Kepribadian mengandung arti bahwa orang yang memiliki penilaian baik terhadap

diri sendiri cenderung memberikan penilaian yang positif pula bagi orang lain.

Sementara itu, intelegensi, kemampuan menarik kesimpulan dan objektivitas yang

baik akan memicu persepsi yang baik pula.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan segi

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

20

kejasmaniahan dan psikologi sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh

pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi.

2.2.1.3 Proses Terjadinya Persepsi

De Vito dalam Sugiyo (2005:34) mengemukakan bahwa proses persepsi

melalui tiga tahap yaitu “stimulasi sensori terjadi, stimulasi organisasi

terorganisasi, dan stimulasi sensori diinterpretasikan”. Stimulasi sensori misalnya

mendengarkan lagu,mencium bau parfum, dan lain-lain. Stimulasi sensori tersebut

akan berlanjut dengan proses pemahaman, kemudian apa yang telah diterima akan

ditafsirkan oleh individu yang melakukan persepsi. Persepsi merupakan bagian

dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan

diterapkan kepada manusia. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku

seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk

mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya.

Sobur (2003:447) menjabarkan komponen utama dalam proses persepsi antara

lain “seleksi, interpretasi, dan reaksi”. Seleksi adalah proses penyaringan oleh

indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau

sedikit. Setelah diseleksi kemudian diorganisasikan atau diinterpretasi, proses ini

melibatkan pengalaman masa lalu, nilai yang dianut, motivasi, kepribadian,

kecerdasan, dan sebagainya. Selanjutnya, interpretasi dan persepsi tersebut

diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari

berbagai sumber melalui panca indera. Setelah diterima, rangsangan atau data

diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Rangsangan yang diterima selanjutnya

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

21

diorganisasikan dalam suatu bentuk. Setelah rangsangan atau data diterima dan

diatur, penerima menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Proses penafsiran

inilah yang dinamakan persepsi. Persepsi pada intinya adalah memberikan arti

pada berbagai data dan informasi yang diterima. Setelah melakukan penafsiran

atau persepsi maka akan diwujudkan dalam reaksi atau tindakan tertentu terhadap

objek yang dipersepsi.

Walgito (dalam Sugiyo, 2005: 35) mengemukakan proses persepsi terbagi

menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

(1) Proses kealaman, dimana objek objek menimbulkan stimulus

dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

(2) Proses fisiologis, merupakan proses dimana stimulus yang

diterima alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.

(3) Proses psikologis, merupakan proses yang terjadi di otak

sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang

ia terima melalui alat indera sebagai akibat dari stimulus yang

diterimanya.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan

dalam persepsi itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai

oleh satu stimulus saja, tetapi berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh

keadaan sekitarnya. Namun, tidak semua stimulus mendapatkan respon individu

untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon

tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Penafsiran terhadap

stimulus bersifat subjektif sehingga pemaknaan stimulus yang sama belum tentu

menghasilkan interpretasi yang sama pula. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman,

kebutuhan, nilai dan harapan yang ada pada diri individu.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

22

Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses

persepsi berlangsung dalam beberapa tahap. Proses tersebut dimulai dengan

adanya stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus ini berasal dari objek atau

kejadian yang menjadi pengalaman individu. Stimulus yang diterima akan

diteruskan oleh syaraf sensoris ke pusat susunan syaraf (otak). Setelah informasi

sampai ke otak terjadi proses kesadaran, yaitu individu mampu menyadari apa

yang dilihat, dirasa dan sebagainya. Setelah menyimpulkan dan menafsirkan

informasi yang diterimanya, individu memunculkan respon sebagai reaksi

terhadap stimulus yang diterimanya.

Dalam penelitian ini, objek yang akan dipersepsi oleh siswa adalah

kompetensi kepribadian konselor. Objek tersebut akan menjadi stimulus yang

akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak kemudian ditafsirkan. Proses

penafsiran ini dapat berbeda antara siswa satu dengan lainnya, hal ini tergantung

pengalaman masing-masing siswa khususnya yang berkaitan dengan kompetensi

kepribadian konselor.

Bagan 2.1

Proses Terjadinya Persepsi

St St

St St

Respon

Fi Fi

Fi Fi

SP

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

23

Keterangan:

St = Stimulus

Fi = Faktor internal

SP = Struktur Pribadi individu

Adanya suatu objek dapat menimbulkan stimulus, stimulus tersebut

mengenai alat indera atau resptor, proses stimulus mengenai alat indera sebagai

proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima diteruskan oleh syaraf

sensorik menuju otak, proses ini merupakan proses fisiologis. Pada saat sampai

keotak terjadi proses kesadaran. Individu mampu menyadari apa yang dilihat, apa

yang didengar dan apa yang dirasa. Proses ini merupakan merupakan bagian akhir

dari persepsi.

2.2.2 Kompetensi Kepribadian Konselor

2.2.2.1 Pengertian Kompetensi Konselor

Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi konselor bahwa sosok utuh kompetensi konselor mencakup

kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi merupakan

kemampuan yang seharusnya/ dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan

kualifikasi, fungsi, dan tanggung jawab mereka sebagai pengajar dan pendidik.

Kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan kualifikasi, fungsi, dan tanggung

jawab tersebut lebih sekedar mengetahui dan memahami.

Dalam UU RI No 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen bahwa

kompetensi pendidik/ guru meliputi :

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

24

1. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan dalam

mengelola pembelajaran peserta didik,

2. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peser didik memenuhi standar kompetensi yang

diterapkan dalam standar nasional,

3. Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomuniksi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua atau wali, serta masyarakat

sekitar,

4. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang harus

melekat pada pendidik yang merupakan pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, serta dapat

dijadikan teladan bagi peserta didik.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi konselor

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh konselor yang mencakup kepribadian,

sikap dan tingkah laku konselor yang ditunjukkan dalam setiap gerak-gerik sesuai

dengan tuntutan profesi sebagai konselor, dan kompetensi profesional konselor

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan

kompetensi kepribadian. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang

kompetensi kepribadian konselor.

2.2.2.2 Jenis-Jenis Kompetensi Konselor

Depiknas (2007: 261-266) sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua

komponen yang berbeda namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak dapat

dipisahkan yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Akademik Konselor

Kompetensi akademik konselor yang utuh diperoleh melalui Program S-1

Pendidikan Profesi Konselor. Untuk menjadi pengampu pelayanan di bidang

bimbingan dan konseling, tidak dikenal adanya pendidikan profesional konsekutif

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

25

sebagaimana yang berlaku di bidang pendidikan profesi guru. Kompetensi

akademik konselor profesional terdiri atas kemampuan:

a. Mengenal secara mendalam konseli yang hendak dilayani.

Sosok kepribadian serta dunia konseli perlu didalami oleh konselor yaitu

menghormati kerangka pikir konseli yang memperhadapakan karakteristik

konseli yang telah bertumbuh dalam latar belakang keluarga dan

lingkungan budaya tertentu sebagai rujukan normatif beserta berbagai

permasalahan serta solusi yang harus dipilihnya dalam rangka memetakan

lintasan perkembangan kepribadian konseli dari keadaan sekarang ke arah

yang dikehendaki. Sebagai konselor dalam upaya mengenal secara

mendalam konseli yang dilayani, konselor harus mempunyai sikap

empatik, menghormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan

konseli dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk teknologi dalam

bimbingan dan konseling. Penguasaan khasanah teoretik dan prosedural

serta teknologi dalam bimbingan dan konseling mencakup kemampuan:

1) Menguasai secara akademik teori, prinsip, teknik dan prosedur, dan

sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan

dan konseling.

2) Mengemas teori, prinsip dan prosedur serta sarana bimbingan dan

konseling sebagai pendekatan, prinsip, teknik dan prosedur dalam

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang

memandirikan.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

26

3) Menyelenggarakan layanan ahli bimbingan dan konseling yang

memandirikan.

2. Kompetensi Profesional Konselor

Penguasaan Kompetensi Profesional Konselor terbentuk melalui latihan

dalam menerapkan kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling

yang telah dikuasai itu dalam otentik di sekolah atau arena terapan layanan ahli

lain yang relevan melalui melalui Program Pendidikan Profesi Konselor berupa

Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang sistematis dan sungguh-sungguh.

Untuk menumbuhkan kemampuan profesional konselor, maka kriteria

keberhasilan dalam keterlibatan konselor dalam Program Pendidikan Profesi

Konselor berupa Program Pengalaman Lapangan itu adalah pertumbuhan

kemampuan konselor dalam menggunakan rentetan panjang keputusan- keputusan

kecil yang dibingkai kearifan dalam mengorkestrasikan optimasi pemanfaatan

dampak layanannya demi tercapainya kemandirian konseli dalam konteks tujuan

utuh pendidikan. Kompetensi profesional konselor meliputi: kompetensi

pedagogik, komptensi profesional, komptensi sosial, dan komptensi kepribadian.

Dalam UU RI No 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen bahwa

kompetensi pendidik/ guru meliputi :

1. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan dalam

mengelola pembelajaran peserta didik,

2. Kompetensi professional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi

yang diterapkan dalam standar nasional,

3. Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomuniksi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua atau wali, serta masyarakat

sekitar,

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

27

4. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang harus

melekat pada pendidik yang merupakan pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, serta dapat

dijadikan teladan bagi peserta didik.

Pada keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

konselor yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional konselor yang

meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,

kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Dalam penelitian ini dari keempat

kompetensi konselor tersebut akan dibahas salah satu kompetensi konselor yaitu

kompetensi kepribadian konselor.

2.2.2.3 Kompetensi Kepribadian Konselor

Standar kompetensi konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas

dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja

konselor, maka rumusan kompetensi akademik dan professional konselor

dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

professional.

Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang harus melekat pada

pendidik yang merupakan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,

berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini

mencakup penampilan/ sikap yang positip terhadap keseluruhan tugas sebagai

guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidik beserta unsur-unsurnya. Di

samping itu pemahaman dan penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang

segogyanya dianut oleh seorang guru dan penampilan diri sebagai panutan anak

didiknya. Secara rinci kompetensi kepribadian mencakup: a) menampilkan diri

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

28

sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, b) menampilkan

diri sebagai yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan

masyarakat, c) mengevaluasi kinerja sendiri, d) mengembangkan diri secara

berkelanjutan.

Dalam Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi konselor menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian

konselor mencakup aspek-aspek, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Kompetensi Kepribadian Konselor

Kompetensi Inti Sub Kompetensi

Beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

1. menampilkan kepribadian yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2. Konsisten dalam menjalankan kehidupan

beragama dan toleran terhadap pemeluk

agama lain,

3. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

Menghargai dan menjunjung

tinggi nilai-nilai kemanusiaan,

individualitas, dan kebebasan

dalam memilih

1. Mengaplikasikan pandangan positif dan

dinamis tentang manusia sebagai makhluk

spiritual, bermoral, social, individual, dan

berpotensi,

2. Menghargai dan mengembangkan potensi

positif individu pada umumnya dan konseli

pada khususnya,

3. Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada

umumnya dan konseli pada khususnya,

4. Menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia sesuai dengan hak asasinya,

5. Toleran terhadap permasalahan konseli,

6. Bersikap demokratis

Menunjukkan integritas stabilitas

kepribadian yang kuat

1. Menampilkan kepribadian dan perilaku yang

terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar,

ramah, dan konsisten),

2. Menampilkan emosi yang stabil,

3. Peka, bersikap empati, serta menghormati

karagaman dan perubahan,

4. Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli

yang menghadapi stress dan frustasi.

Menampilkan kinerja berkualitas

tinggi

1. Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,

inovatif, dan produktif.

2. Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri,

3. Berpenampilan menarik dan menyenangkan,

4. Berkomunikasi secara efektif.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

29

Dari bagan diatas dapat dirangkum bahwa kompetensi kepribadian konselor

meliputi:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, meliputi (a)

menampilkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, (b) konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran

terhadap pemeluk agama lain, (c) berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur,

2. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas

dan kebebasan memilih, meliputi (a) mengaplikasikan pandangan positif dan

dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, social,

individual, dan berpotensi, (b) menghargai dan mengembangkan potensi

positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya, (c) peduli

terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya,

(d) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak

asasinya, (e) toleran terhadap permasalahan konseli, (f) bersikap demokratis,

3. Menunjukkan integritas stabilitas kepribadian yang kuat, meliputi (a)

menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur,

sabar, ramah, dan konsisten), (b) menampilkan emosi yang stabil, (c) peka,

bersikap empati, serta menghormati karagaman dan perubahan, (d)

menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stress dan

frustasi.

4. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi, meliputi (a) menampilkan tindakan

yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif. (b) bersemangat, berdisiplin, dan

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

30

mandiri, (c) berpenampilan menarik dan menyenangkan, (d) berkomunikasi

secara efektif.

Menurut Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 butir b dalam

Mulyasa (2008: 117) bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini mencakup

penampilan/sikap yang positif terhadap keseluruhan tugas sebagai konselor dan

terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. Di samping itu,

pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang dianut oleh konselor

dan penampilan diri sebagai panutan peserta didiknya.

Kompetensi kepribadian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan dalam membentuk kepribadian siswa, dan berpengaruh besar

terhadap keberhasilan pendidikan. Konselor dituntut untuk memiliki kompetensi

kepribadian yang memadai, kompetensi kepribadian konselor merupakan

kompetensi konselor yang melandasi kompetensi- kompetensi lainnya. Dimick

dalam Latipun (2006: 57) mengemukakan bahwa

kesadaran konselor terhadap persoalan akan menguntungkan

klien. Dimensi persoalan yang harus disadari konselor dan perlu

dimiliki secara singkat sebagai berikut : (1) Spontanitas, (2)

Fleksibilitas, (3) Konsentrasi, (4) Keterbukaan, (5) Stabilitas

emosi, (6) Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah, (7)

Komitmen pada rasa kemanusiaan, (8) Kemampuan membantu

klien, (9) Pengatahuan konselor, dan (10) Totalitas.

1. Spontanitas

Sikap spontanitas (spontanity) konselor merupakan aspek yang

sangat penting dalam hubungan konseling. Spontanitas menyangkut

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

31

kemampuan konselor untuk merespon peristiwa yang sebagaimana yang

dilihatnya dalam hubungan konseling. Pengalaman dan pengetahuan diri

yang mendalam akan sangat membantu konselor untuk mengantisipasi

respon dengan lebih teliti. Makin banyak pengetahuan dan pengalaman

konselor dalam menangani klien akan semakin memiliki spontanitas yang

lebih baik.

2. Fleksibilitas

Fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan konselor untuk

mengubah, memodifikasi, dan menetapkan cara-cara yang digunakan jika

keadaan mengharuskan. Fleksibilitas mencakup spontanitas dan kreativitas

yang keduanya tidak dapat dipisahkan dari fleksibilitas. Sikap fleksibilitas

ini klien akan mampu untuk merealisasikan potensinya. Fleksibilitas

merupakan tidak ada cara yang tetep dan pasti bagi konselor dan klien untuk

mengatasi masalahnya. Fleksibilitas terjadi tidak hanya dalam hubungan

konseling saja, tetapi juga dalam sehari-hari konselor.

3. Konsentrasi

Kepedulian konselor kepada kliennya ditunjukkan dengan

kemampuan berkonsentrasi dalam hubungan konseling. Konsentrasi

menunjuk kepada keadaan konselor untuk berada “di sini” dan “saat ini”.

Konselor bebas dari berbagai hambatan dan secara total memfokuskan pada

perhatiannya kepada klien. Konsentrasi mencakup dua dimensi, yaitu verbal

dan non verbal. Konsentrasi secara verbal yaitu konselor mendengarkan

verbalisasi klien, cara verbalisasi itu diungkapkan dan makna bagi klien

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

32

(personal meaning) yang ada dibalik kata-kata yang diungkapkan.

Sedangkan konsentrasi secara non verbal merupakan konselor

memperhatikan seluruh gerekan, ekspresi, intonasi, dan perilaku lainnya

yang ditunjukkan oleh klien dan semua yang berhubungan dengan pribadi

klien.

4. Keterbukaan

Keterbukaan (openness) adalah kemampuan konselor untuk

mendengarkan dan menerima nilai-nilai orang lain, tanpa melakukan distorsi

dalam menemukan kebutuhannya sendiri. Keterbukaan bukan berarti

konselor itu bebas nilai, konselor tidak perlu melakukan pembelaan diri dan

tidak perlu berbasa-basi jika mendengar dan menerima nilai orang lain. Nilai

yang dianut konselor berbeda dengan nilai yang dianut oleh klien. Konselor

yang efektif dan toleran terhadap adanya perbedan-perbedaan nilai itu.

Keterbukaan tidak bermakna konselor menyetujui dan tidak menyetujui apa

yang dipikirkan, dirasakan atau dikatakan klien. Keterbukaan mengandung

arti kemauan konselor bekerja keras untuk menerima pandangan klien sesuai

dengan yang dirasakan dan/atau yang dikomunikasikan. Keterbukaan juga

merupakan kemauan konselor untuk secara terus menerus menguji kembali

dan menetapkan nilai-nilainya sendiri dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

5. Stabilitas Emosi

Konselor yang efektif memiliki stabilitas emosional (emotional

stability). Stabilitas emosional berarti jauh dari kecenderungan keadaan

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

33

psikopstologis. Dengan kata lain, secara emosional konselor dalam keadaan

sehat, tidak mengalami gangguan mental yang dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangannya. Stabilitas emosional tidak berarti

konselor harus selalu tampak senang dan gembira, tetapi keadaan konselor

yang menunjukkan sebagai peson yang dapat menyesuaikan diri dan

terintegratif. Penngalaman emosional yang tidak stabil dapat saja dialami

setiap orang termasuk konselor itu sendiri. Pengalaman ini dapat dijadikan

sebagai kerangka untuk lebih dapat memahami klien dan sikap empatik, dan

jangan sampai pengalaman ini dapat berefek negative dalam hubungan

konseling.

6. Berkeyakinan akan Kemampuan untuk Berubah

Keyakinan akan kemampuan untuk berubah selalu ada dalam bidang

psikologi, pendidikan dan konseling. Apa perlunya bidang itu

dikembangkan jika bukan sebagai proses untuk mengubah perilaku, sikap,

keyakinan dan perasaan individu. Konselor selalu berkeyakinan bahwa

setiap orang pada dasarnya berkemampuan untuk mengubah keadaanya

yang mungkin belum sepenuhnya optimal dan tugas konselor adalah

membantu sepenuhnya proses perubahan menjadi lebih efektif.

7. Komitmen Pada Rasa Kemanusiaan

Komitmen perlu dimiliki konselor dan menjadi dasar dalam

usahanya membantu klien mencapai keinginan, perhatiannya, dan

kemauannya.

8. Kemauan Membantu Klien Mengubah Lingkungannya

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

34

Konselor yang efektif bersedia untuk selalu membantu klien

mencapai pertumbuhan, keistimewaan, berkebebasab, dan

keotentikan.Erhatian konselor bukan membantu klien tunduk atau

menyesuaikan dengan lingkungannya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Dengan demikian, klien menjadi subyek yang lebih bertanggung jawab

terhadap lingkungannya bukan orang yang selalu mengikuti apa kata

lingkungannya.

9. Pengetahuan Konselor

Tugas konselor membantu kliennya untuk meningkatkan dirinya

secara keseluruhan.Konselor perlu menjadi pribadi yang utuh. Untuk dapat

mencapai pribadi yang utuh, konselor harus mengetahui ilmu perilaku,

mengetahui filsafat, mengetahui lingkungannya. Konselor harus bijak dalam

memahami dirinya sendiri, orang lain, kondisi dan pengalamannya dalam

hal peningkatan aktualisasi dirinya sebagai pribadi yang utuh. Usaha untuk

terus belajar mengenai diri dan orang lain menjadi tuntutan seorang

konselor. Konselor harus siap untuk melakukan koreksi terhadap dirinya

sendiri dan terbuka dari kritik orang lain.

10. Totalitas

Konselor sebagai pribadi yang total, berbeda dan terpisah dengan

orang lain. Dalam konteks ini konselor perlu memiliki kualitas pribadi yang

baik, yang mencapai kondisi kesehatan mentalnya secara positif. Konselor

memiliki otonomi, mandiri, dan tidak menggantungkan pribadinya secara

emosional kepada orang lain. Kualitas pribadi konselor perlu memperoleh

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

35

perhatian dari konselor itu sendiri. Kegagalan konselor dalam

menumbuhkan pribadinya akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan

efektivitasnya dalam konseling.

Mulyasa (2008:121) juga mengemukakan kompetensi kepribadian, yang

meliputi :

1. Kepribadian yang matap, stabil, dan dewasa

Hal ini penting karena banyak masalah pendidikan yang disebabkan oleh

faktor kepribadian yang kurang mantap, kurang stabil, dan kurang dewasa.

Kondisi seperti ini yang nantinya akan mengakibatkan konselor bersifat kurang

profesional. Kepribadian yang mantap akan membuat siswanya menjadi percaya

kepada konselor pada saat proses penanganan masalah ataupun proses

pengembangan diri siswa. Emosi yang stabilpun akan berpengaruh pada

pengambilan keputusan untuk solusi masalah yang dialami siswa. Pribadi yang

dewasa akan membentuk perasaan nyaman pada konselornya dan percaya bahwa

konselornya mampu membantu memecahkan masalahnya.

2. Disiplin, arif, dan berwibawa

Dalam mendisiplinkan siswa, sangatlah penting jika seorang konselor

berusaha untuk mendisiplinkan dirinya terlebih dahulu. Pembentukkan pribadi

yang disiplin pada siswa, nantinya akan membantu menemukan dirinya;

mengatasi masalah, memecahkan timbulnya masalah. Seorang konselor perlu

mempunyai pribadi yang disiplin, arif, serta berwibawa. Wibawa akan menjadikan

siswa menghormati konselornya, namun tidak mengurangi perasaan percaya

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

36

bahwa konselornya mampu menjadi pribadi yang fleksibel, yaitu mampu menjadi

teman curhat sekaligus pendidik yang profesional.

3. Menjadi teladan bagi peserta didik

Untuk menjadi teladan tentunya harus mempunyai sesuatu yang baik, yang

nantinya dapat diturunkan pada peserta didik. Seorang konselor dengan perilaku

serta kepribadian baik, sudah tentu pantas untuk ditiru oleh siswanya. Selalu

menjaga sikap dihadapan siswa menjadi kunci untuk dijadikan teladan yang baik.

4. Berakhlak mulia

Semua aspek tidak ada artinya jika aspek yang satu ini tidak terpenuhi.

Akhlak mulia merupakan hal utama karena dengan berakhlak mulia, dengan

mudah aspek yang disebutkan di atas dapat dimiliki oleh setiap konselor.

Seorang konselor harus mempunyai andil yang besar terhadap

keberhasilan pendidikan, juga berperan dalam pembentukan pribadi siswa. Jadi

dapat disimpulkan bahwa seoranng konselor dituntut untuk mempunyai

kompetensi kepribadian yang memadai karena kompetensi inilah yang menjadi

landasan dari kompetensi konselor yang lainnya.

2.2.3 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Konselor

Persepsi adalah suatu pendapat yang merupakan hasil pemaknaan dari

obyek yang diamati seseorang. Dalam proses persepsi individu (siswa) akan

mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta

menentukan apa yang terbaik untuk dilakukan. Berdasarkan atas pengertian dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka persepsi berkaitan dengan tingkah

laku. Oleh sebab itu, individu (siswa) yang persepsinya secara tepat tentang

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

37

obyek, ia akan bertingkah laku positif tentang obyek itu. Sedangkan kompetensi

kepribadian konselor adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Berkaitan dengan penelitian ini, objek dalam penelitian ini adalah

kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa. Objek tersebut akan

menimbulkan rangsang atau stimulus terhadap alat indera. Alat indera akan

menangkap kompetensi kepribadian konselor untuk kemudian dimaknai dan

dinilai oleh siswa sehingga menimbulkan persepsi tentang kompetensi kepribadian

konselor. Siswa dapat mempersepsi konselor melalui hal-hal yang tampak dari

konselor, seperti sikap, tingkah laku, pengetahuan, dan kemampuan atau

kepribadian yang tercermin dalam diri konselor dalam melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, siswa akan mempersepsi konselor

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa mengenai konselor, khususnya

yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian konselor.

Persepsi siswa terhadap konselor tersebut bisa berbeda satu sama lain, hal

ini dapat dipengaruhi oleh penampilan dan sikap konselor itu sendiri serta

pengetahuan dan pemahaman siswa tentang kompetensi kepribadian konselor. Hal

ini dapat mempengaruhi respon atau sikap yang ditunjukkan siswa terhadap

konselor. Misalnya, siswa yang memiliki persepsi baik menjadi rajin datang untuk

konseling karena menurut siswa konselor dapat membantunya mengatasi masalah.

Sebaliknya, siswa yang memiliki persepsi kurang baik menjadi malas melakukan

konseling meskipun sebenarnya mereka mengalami masalah.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

38

2.3 Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

2.3.1 Sikap

2.3.1.1 Pengertian Sikap

Secord dan Backman (1964) dalam Azwar (2005:5) berpendapat bahwa

“sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal ini perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di

lingkungan sekitarnya”. Thurstone dalam Dayaksini (2009: 89) berpandangan

bahwa “sikap merupakan suatu tinngkatan afek, baik positif maupun negatif dalam

hubungannya dalam obyek-obyek psikologis”.

Untuk dapat memahami pengertian sikap, perlu dijelaskan secara lengkap.

Pada dasarnya sikap adalah derajat atau tingkat kesesuaian seseorang terhadap

obyek tertentu yang dinyatakan dalam skala (Mar’at, 1982:21).Menurut Kendler

dalam Yusuf, LN dan Nurihsan (2005:169-170), sikap adalah kondisi mental yang

relatif menetap untuk merespon suatu obyek atau perangsang tertentu yang

mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyangkut aspek-aspek

kognisi, afeksi, dan kecenderungan untuk bertindak.Thurstone (dalam Walgito,

2003: 109) mengemukakan pendapat bahwa:

“An attitude as the degree of positive or negative affect

associated with some psychological object. By psychological

object Thurstone means any symbol, phrase, slogan, person,

institution, ideal, or idea, toward which people can differ with

respect to positive or negative affect”

Dari pendapat tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa Thurstone

memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersikap positif

maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

39

positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak

menyenangkan. Menurut Sherif & Sherif (1956) dalam Dayaksini(2009: 89)

mengemukakan bahwa “sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku

seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian

tertentu”. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu

perbuatan atau tingkah laku.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa sikap merupakan integrasi antara pemikiran, perasaan, dan keinginan

untuk merespon terhadap suatu objek sikap. Dalam melihat suatu objek seseorang

dapat merespon positif atau negatif tergantung apa yang ada pada feeling

seseorang, kemudian tergantung pada anggapan seseorang apakah objek tersebut

perlu atau tidak untuk direspon dalam bentuk tindakan.

2.3.1.2 Ciri-Ciri Sikap

Sikap dapat dilihat dari cara seseorang itu bertingkah laku dan bertindak,

maka sikap dapat pula diketahui ciri-cirinya. Gerungan (2004:163)

mengemukakan ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau

dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam

hubungan dengan objeknya.

2) Attitude dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat

dipelajari orang; atau sebaliknya attitude-atittude dapat

dipelajari sehingga attitude-attitude dapat berubah ada

seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada

orang itu.

3) Objek attitude dapat merupakan satu hal tertentu tetapi

dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi

attitude dapat berkaitan dengan suatu objek saja tetapi juga

berkaitan dengan sederetan objek yang serupa.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

40

4) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi

perasaan. Sifat inilah yang membeda-bedakan attitude dari

kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang

dimiliki seseorang.

Ciri-ciri sikap menurut Walgito (2003:113) yang menyatakan bahwa ciri-

ciri sikap antara lain:

1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir.

Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum

membawa sikap-sikap tertentu terhadap suatu objek. Karena

sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan, ini berarti

bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembangan individu

yang bersangkutan. Oleh karena itu sikap terbentuk atau

dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari, dan karenanya

sikap itu dapat diubah.

2) Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap.

Oleh karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam

hubungannya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui

proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang

positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu,

akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu

terhadap objek tersebut.

3) Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi dapat tertuju

pada sekumpulan objek-objek.

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada

seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan

untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada

kelompok dimana seseorang tersebut bergabung

didalamnya. Disini terlihat adanya kecenderungan untuk

menggeneralisasikan objek sikap.

4) Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.

Kalau sesuatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan

nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu

akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan.

Sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalupun dapat

berubah akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi

sebaliknya tidak bertahan lama, dan sikap tersebut akan

mudah berubah.

5) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Ini berarti bahwa sikap terhadap suatu objek tertentu akan

selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang bersifat positif

(yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif

(yang tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

41

Disamping itu sikap juga merupakan motivasi, ini berarti

bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu

untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek yang

dihadapinya.

Dari berbagai pendapat diatas mengenai ciri-ciri sikap, maka dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri sikap antara lain:

1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, bahwa sejak individu dilahirkan belum

membawa sikap-sikap tertentu terhadap objek, melainkan sikap itu diperolah

sejalan dengan proses perkembangan individu dalam berinteraksi dengan

individu lainnya. Oleh karena itu sikap dapat dibentuk atau terbentuk dengan

sendirinya, maka sikap itu dapat dipelajari

2) Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap, bahwa melalui proses persepsi

sikap dapat terbentuk, dalam mempersepsi selalu membutuhkan adanya objek

tertentu.

3) Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi dapat tertuju pada sekumpulan

objek-objek, seseorang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap suatu

kelompok atau kumpulan orang-orang, jika seseorang tersebut telah

mempunyai sikap yang negatif terhadap satu orang yang berada dalam

kumpulan atau kelompok tersebut. Pada ciri ini terlihat bahwa seseorang akan

mempunyai sikap yang sama terhadap kumpulan orang yang dianggap sama.

4) Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar, bahwa jika sikap telah

terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, maka sikap

tersebut akan bertanah lam dalam diri seseorang dan hal itu akan sulit

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

42

berubah, namun jika sikap itu bukan merupakan suatu nilai dalam kehidupan

seseorang, maka sikap tersebut akan mudah berubah.

5) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi sikap dapat berubah-ubah

bergantung pada interaksi individu dengan individu lainnya dan keadaan,

sikap selalu terbentuk karena adanya persepsi individu dengan suatu objek,

dalam berinteraksi individu dengan individu lainnya akan selalu membawa

pengaruh yang besar terhadap cara pandang dan cara pikir individu tersebut

terhadap suatu objek sehingga mempengaruhi individu dalam bersikap. Jika

suasana hati atau perasaan individu sedang baik atau buruk hal ini akan

berpengaruh pada persepsi individu terhadap objek sehingga akan

berpengaruh pada sikap yang akan dibentuk. Sikap dapat mendorong

seseorang untuk berperilaku tertentu terhadap objek sikap.

2.3.1.3 Fungsi Sikap

Selain mempunyai ciri-ciri sikap juga memiliki fungsi bagi individu yang

bersangkutan. Menurut Katz dalam Walgito (2003: 111) Fungsi sikap antara lain:

1) Instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat

Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini

sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan, orang

memandang sejauh mana objek sikap dapat digunakan

sebagai sarana atau sebagai alat dalam rangka pencapaian

tujuan. Objek sikap dapat membantu seseorang dalam

mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif

terhadap objek sikap tesebut, demikian sebaliknya bila

objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka

orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang

bersangkutan.

2) Fungsi pertahanan ego

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

43

Merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk

mempertahankan ego atau Akunya. Sikap ini diambil oleh

seseorang pada waktu yang bersangkutan terancam keadaan

dirinya atau egonya.

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi

individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam

dirinya. Dalam mengekspresikan diri seseorang akan

mendapatkan kepuasan karena dapat menunjukkan keadaan

dirinya.

4) Fungsi pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti,

dengan pengalamannya, untuk memperoleh pengatahuan.

Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten

dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun

kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi

konsisten

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi sikap antara

lain:

1) Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian yang berhubungan dengan

sarana dan tujuan, bahwa sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan,

sejauh mana objek sikap yang digunakan sebagai sarana atau alat untuk

mencapai tujuan.

2) Fungsi pertahanan ego merupakan sikap yang diambil oleh siswa untuk

mempertahankan ego

3) Fungsi ekspresi nilai, siswa dapat mengekspresikan nilai dalam dirinya, dalam

mengekspresikan melalui pelayanan bimbingan dan konseling yang

diselenggarakan oleh konselor sekolah

4) Fungsi pengetahuan, siswa mempunyai dorongan atau motivasi ingin

mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan, elemen-

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

44

elemen dari pengalaman yang tidak konsisten maka dengan pengetahuan yang

diperolehnya itu akan diubah dan disusun kembali menjadi konsisten.

2.3.1.4 Komponen Sikap

Berdasarkan pengertian sikap yang telah dipaparkan diatas, sikap terbentuk

dari beberapa komponen. Menurut Azwar (2005: 24-27) sikap terdiri atas tiga

komponen yang membentuk strutur sikap, yaitu:

a) Komponen kognitif adalah kepercayaan seseorang mengenai

apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.

b) Komponen afektif adalah komponen yang menyangkut

masalah emosional subyektif seseorang berkaitan dengan

perasaan pada suatu subyek.

c) Komponen konatif adalah komponen yang menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya.

Menurut pendapat Walgito (2003: 111) sikap mempunyai beberapa

komponen diantaranya:

a) Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen

yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan

keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana

orang mempersepsi terhadap objek sikap

b) Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen

yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang

terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,

sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen ini menunjuk arah sikap yaitu positif dan negatif

c) Komponen konatif (komponen perilaku atau action

component) yaitu komponen yang berhubungan dengan

kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini

menunjukan intensitas sikap yaitu menunjukan besar kecilnya

kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap

objek sikap

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

45

Dari kedua pendapat tersebut diatas, dapat di simpulkan bahwa komponen-

komponen sikap antara lain:

a) Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,

pandangan, dan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Dalam penerapannya

komponen ini berkaitan dengan pikiran, pengetahuan, pandangan dan

keyakinan atau kepercayaan siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah

b) Komponen afektif yaitu komponen yang menyangkut masalah emosional

subjektif, perasaan, emosi seseorang terhadap objek terutama dalam penilaian.

Dalam komponen afektif ini yang menyangkut masalah emosional subjektif,

perasaan, emosi seseorang terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah

c) Komponen konatif yaitu menunjukan perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang berkaitan pada diri seseorang berkaitan dengan objek yang

dihadapinya. Pada komponen ini menunjukan perilaku atau kecenderungan

berperilaku siswa yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling

di sekolah.

2.3.1.5 Proses Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor yang ada

didalam diri individu dan faktor yang ada diluar diri individu yang keduanya

saling berinteraksi. Menurut Gerungan (2004: 166) pembentukan sikap tidak

terjadi dengan sendirinya tetapi senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

46

dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial didalam maupun diluar

kelompok dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. Dibawah ini

dijelaskan proses terjadinya sikap menurut Mar’at (dalam Walgito, 2003: 115):

Bagan 2.2

Pembentukan Sikap

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap yang ada pada diri

seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor biologis dan

psikologis, serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang

dihadapi individu, norma-norma masyarakat, hambatan-hambatan atau

pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat.

Reaksi yang diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif,

tetapi juga bersifat negatif. Bagaimana reaksi yang timbul pada diri indiviidu

dapat diikuti dalam bagan persepsi berikut ini:

Faktor Internal

- Fisiologis

- Psikologis

Faktor eksternal

- Pengalaman

- Situasi

- Norma

- Hambatan

- Pendorong

SIKAP Objek Sikap

Reaksi

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

47

Bagan 2.3 Persepsi

Objek sikap akan dipersepsi individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan

dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi

objek sikap individu akan dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar,

pengetahuan, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan pendapat atau

keyakinan individu mengenai objek sikap dan berkaitan juga dengan segi kognisi.

2.3.1.6 Pengukuran Sikap

Mengukur sikap bukan suatu hal yang mudah sebab sikap adalah

kecenderungan, pandangan pendapat, atau pendirian seseorang untuk meneliti

suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilainnya dengan

menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek. Dalam

Pengalaman Proses belajar Pengetahuan

PERSEPSI

Kognisi

Afeksi

Konasi

Faktor-faktor

lingkungan

yang

mempengaruhi Evaluasi

Senang/

Tidak Senang

OBJEK

SIKAP

K

E

P

R

I

B

A

D

I

A

N

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

48

penelitian sikap, tergantung pada kepekaan dan kecermatan pengukurannya. Perlu

diperhatikan masalah metode yang berhubungan dengan penukuran sikap,

bagaimana instrumen itu dapat dikembangkan dan digunakan untuk mengukur

sikap.

Azwar (2005:90) menjelaskan bahwa metode yang biasa digunakan untuk

pengungkapan sikap, yaitu:

1) Observasi Perilaku

Kalau seseorang menampakkan perilaku yang konsisten (terulang). Perilaku

tertentu bahkan kadang-kadang sengaja ditampakkan untuk menyembunyikan

sikap yang sebenarnya. Dengan demikian perilaku yang kita amati mungkin

saja dapat menjadi indikator sikap dalam situasional tertentu.

2) Pertanyaan Langsung

Asumsi yang mendasari metode pertanyaan langsung guna pengungkapan

sikap, pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling

tahu mengenai dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi keterusterangan

bahwa manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya.

3) Pengungkapan Langsung

Suatu metode pertanyaan langsung adalah pengungkapan langsung (Direct

Assessment) secara tertulis yang dapat menggunakan item tunggal maupun

dengan menggunakan item ganda. Prosedur pengungkpan langsung dengan

item ganda sangat sederhana. Responden diminta untuk menjawab langsung

suatu pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju,

penyajian dan pemberian responden yang dilakukan secara tertulis

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

49

memungkinkan individu untuk menyatakan sikap secara lebih jujur.

Pengukuran sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pengungkapan langsung yaitu dengan menggunakan skala

psikologis yang diberikan pada objek.

2.3.1.7 Hubungan Sikap Dan Perilaku

Pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri

dan sikap dapat berpengaruh pada perilaku, sehingga perilaku juga dapat

membentuk sikap karena perilaku adalah pengalaman yang paling langsung pada

diri seseorang. Pengaruh sikap pada perilaku juga terjadi karena apa yang

dikatakan atau diperbuat cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri (saying is

believing). Berikut adalah bagan yang memperlihatkan hubungan antara sikap

dengan perilaku.

Bagan 2.4

Hubungan Sikap dan Perilaku Menurut Ajzen (1988, 1991)

dalam Sarwono (2002:250)

Keyakinan tentang

konsekuensi perilaku

Penilaian tentang

keyakinan

Tokoh Panutan

Motivasi untuk

mengikuti tokoh

panutan

Sikap

Norma

Subjektif

Intensi untuk

berperilaku

Perilaku

Kendala yang

dipersiapkan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

50

Bagan diatas merupakan bagan yang menggambarkan hubungan antara

sikap dengan perilaku, melalui bagan diatas dapat dilihat bahwa sikap yang

menentukan perilaku, adanya keyakinan tentang konsekuensi perilaku, dan

penilaian tentang keyakinan (konsekuensi yang harus dijalankan) yang akan

membentuk sikap dan adanya tokoh panutan atau contoh serta adanya motivasi

untuk mengikuti tokoh panutuan akan membentuk norma subjektif, yang

kemudian sikap dan norma subjektif akan membentuk perilaku dan kendala-

kendala yang kemungkinan akan dihadapi sudah dipersiapkan.

2.3.2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/ madrasah merupakan

usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,

kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier

(Hikmawati, 2010: 19). Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi

pengembangan peserta didik secara individual, kelompok dan/ atau klasikal sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang

yang dihadapi peserta didik.

Dalam kaitannya penelitian ini, peneliti menggunakan Bimbingan

Konseling Pola 17 plus dengan alasan karena sekolah yang akan peneliti gunakan

untuk penelitian yaitu SMP Negeri 24 Semarang menggunakan Pola umum 17

plus sehingga penelitian yang nantinya dilakukan akan lebih terarah karena

menggunakan kajian yang sama seperti yang sudah diterapkan di sekolah tersebut.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

51

2.3.2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dalam mencari berbagai istilah yang telah berhubungan dengan

Bimbingan dan Konseling yaitu dua kata yang memiliki makna tersendiri tetapi

ada keterkaitan makna, fungsi dan tujuannya. Bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.

Menurut Rochman Notowidjaja dalam Yusuf dan Juntika Nurihsan (2010:

6) mengartikan Bimbingan sebagai “Suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya”. Menurut Rochman

Natawidjaja dalam Winkel dan Sri Hastuti (1991:29) mengartikan “Bimbingan

adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia

sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntunan dan

keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap

kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti”.

Sedangkan menurut Mugiarso dkk (2011: 4) yang dimaksud bimbingan

adalah “proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,

agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

52

dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah salah satu upaya untuk membantu mengatasi konflik,

hambatan,dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan individu, sekaligus sebagai

upaya peningkatan kesehatan mental. Konseling merupakan salah satu bentuk

bantuan yang secara khusus di rancang untuk mengatasi persoalan-persoalan yang

dihadapi individu. Menurut Robinso, M.Surya. dkk. dalam Yusuf dan Juntika

Nurhisan (2010: 7) mengartikan konseling adalah semua bentuk hubungan

dua orang, dimana seorang, yaitu konseli di bantu untuk lebih mampu untuk

menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

ASCA (American school counselor association) dalam Yusuf dan Juntika

Nurihsan (2010: 8). Mengemukakan bahwa: “Konseli adalah hubungan tatap-

muka yang bersipat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian

kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan

dan keterampilannya untuk membantu konseli mengatasi masalah-masalahnya”.

Shertzer dan Stone dalam Yusuf dan Juntika Nuhrisan (2010: 8)

mengelompokkan konseli di dasarkan pada ranah perilaku yang merupakan

kepeduliannya, yaitu yang berorientasi pada ranah kognitif dan ranah afektif.

Dari uraian tersebut dapat menggambarkan bahwa betapa sulit

merumuskan definisi konseling yang konprehensif dan berlaku untuk setiap orang

dari berbagai aliran. Berikut di uraiakan beberapa generalisasi yang

menggambarkan karakteristik utama kegiatan konseling:

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

53

a. Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat

membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membuat orang

lain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu

memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis

yang di alami dalam kehidupannya. Dalam hal ini tugas konselor adalah

menciptakan kondisi- kondisi yang dipelukan bagi pertumbuhan dan

perkembangan konseli.

b. Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Terjadi dalam bentuk

wawancara secara tatap muka antara konselor dan konseli. Hubungan itu,

melainkan melibatkan semua unsur kepribadian yang meliputi: Pikiran,

perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-lain.

c. Dalam proses konseling kedua belah pihak hendaknya menggunakan

kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konseling itu

dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.

d. Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan

antara konselor dan konselinya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan

itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik

konseling dan kualitas pribadinya.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

54

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat di simpulkan, konseling

merupakan suatu proses bantuan yang sistematis, terencana dan terukur yang

diberikan oleh konselor kepada konseli, dengan tujuan untuk konseli mampu

memahami diri sendiri dan mandiri dalam memecahkan masalah-masalah

sehingga konseli dapat berkembang dan kemampuannya.

Dengan melihat uraian tentang bimbingan dan konseling di atas maka

dapat di rumuskan tentang pengertian bimbingan dan konseling adalah upaya

normatif yang bersandar dan terarah kepada pengembangan manusia sesuai

dengan hakikat eksistensinya. Barangkat dari penjelasan dari para ahli, dengan

kata lain bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses pemberian

bantuan kepada pihak yang membutuhkan (konseli) baik perseorangan (individu)

maupun perkelompok agar mampu memahami diri sendiri dan

mengaktualisasikan kemanpauan yang dmiliki akan terarah, dan proses bantuan

tersebut dilaksanakan/ dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dalam

bidang Bimbingan dan Konseling.

2.3.2.2 Fungsi Bimbingan danKonseling

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu subbidang dari bidang

pembinaan siswa mempunyai fungsi yang khas bila dibandingakan dengan sub

bidang yang lain, meskipun semua subbidang itu merupakan pelayanan khusus

pada siswa. Fungsi yang khas bersumber pada corak, pelayanan bimbingan dan

konseling sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis.

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

55

ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut.

Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok

yaitu:(a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan (c) fungsi pengentasan, (d)

fungsi pemeliharaan dan pengembangan (Prayitno, 2004: 197). Adapun uraian

penjelasannya sebagai berikut:

a. Fungsi Pemahamanadalah fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli

agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,

konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,

dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan

berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui

fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara

menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan

dirinya.

c. Fungsi pengentasan merupakan penjelasan mengenai orang yang mengalami

masalah dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakan

sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari benda yang tidak mengenakan.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah upaya

pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.Upaya pengentasan

masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah

adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu yang berbeda tidak

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

56

boleh disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik

disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu.

d. Fungsi Pemeliharaanyaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang

telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar

dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.

Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,

rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli. Sedangkan

fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya

lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi

perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya

secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama

merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan

berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas

perkembangannya.

2.3.2.3Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta

didik baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara

optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, kariier; melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Menurut

Hikmawati (2011: 64) “tujuan bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

57

memandirikan peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi mereka

secara optimal”.

Prayitno dan Erman Amti (2004: 114) mengemukakan bahwa “tujuan

umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu mengembangkan diri

secara optimal sesuai tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya”.

Sedangkan menurut Sudrajat (dalam Hikmawati, 2011: 65) menyatakan bahwa

“pelayanan bimbingan konseling disekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan

pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling”. Selanjutnya menurut Winkel

(2005: 32) mengemukakan bahwa “tujuan bimbingan dan konseling yaitu supaya

orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu

menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan

kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana

serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pelayanan bimbingan dan konseling yaitu agar siswa dapat:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta

kehidupannya dimasa yang akan datang

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,

dan lingkungan kerjanya

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian

dalam lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

58

2.3.2.4 Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

hendaknya mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling, karena pelayanan

bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional (Mugiarso dkk, 2011: 24).

Menurut Prayitno (2004: 115) asas-asas bimbingan dan konseling yaitu

“ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan

itu”. Sedangkan menurut Sukardi (2008: 14) mengungkapkan bahwa “asas-asas

itu dapat dianggap sebagai suatu rambu-rambu dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling”

Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,

keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,

kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuru handayani (Prayitno, 2004: 115)

1. Asas Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh

disampaikan kepada oranglain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang

tidak boleh atau tidak layak diketahui oranglain. Asas kerahasiaan ini

merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling. Jika asas ini

benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan

mendapat kepercayaan dari semua pihak, sebaliknya jika konselor tidak dapat

memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah kepercayaan klien.

2. Asas Kesukarelaan

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

59

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan,

baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Klien

diharapkan sukarela dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa,

menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap

fakta, data, dan seluk beluk berkenaan dengan konselor dan konselor juga

hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan

kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.

3. Asas Keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana

keterbukaan, baik keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.

Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari

luar, diharapkan masing-masing pihak bersangkutan bersedia membuka diri

untuk kepentingan pemecahan masalah. Individu yang membutuhkan

bimbingan diharapkan bersikap jujur dan dapat berterus terang .

4. Asas Kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah-masalah yang sedang

dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang

mungkin akan dialami di masa yang akan datang. Asas kekinian juga

mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda

pemberian bantuan.

5. Asas Kemandirian

Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan klien dapat berdiri

sendiri, tidak bergantung pada oranglain atau tergantung pada konselor.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

60

Individu yang dibimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan

ciri pokok mampu mengenal diri sendiri dan lingkungan seadanya, menerima

diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, mengambil

keputusan untuk dan oleh diri sendiri, mewujudkan diri secara optimal sesuai

dengan potensi, minat, dan kemampan-kemampuan yang dimilikinya.

6. Asas Kegiatan

Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti

bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan

bimbingan dan konseling. Hasil usaha bimbingan dan konselng tidakakan

tercapai dengan sendirinya, melainkan harus dengan kerja giat dari klen

sendiri.

7. Asas Kedinamisan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya

perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih

baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulang hal yang sama melainkan

perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju,

dinamis, sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.

8. Asas Keterpaduan

Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek

kepribadian klien. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu

memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek

lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk

menangani masalah klien.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

61

9. Asas Kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-

norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma

hukum, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini

diterapkan terhadap isi maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini

diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan

konseling.

10. Asas Keahlian

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang

diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan

itu. Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor, juga kepada

pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan.

Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan

praktek konseling secara baik.

11. Asas Alih Tangan

Dalam pemberian layanan bimbingn dan konseling, asas alih tangan jika

konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu

individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu

sebagaimana yang diharapkan maka konselor mengirim individu tersebut

kepada petugas, atau badan yang lebih ahli.

12. Asas Tutwuri Handayani

Asas ini merujuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka

hubungan keseluruhan antara konselordan klien. Lebih-lebih dilingkungan

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

62

disekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu

dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso”.

2.3.2.5 Layanan Bimbingan dan Konseling

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila

kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan

(klien/konseli), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun

kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu. Kegiatan yang

merupakan pelayanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi

tersebut serta dampak positif pelayanan yang dimaksudkan diharapkan dapat

secara langsung dirasakan oleh sasaran (konseli) yang mendapatkan pelayanan

tersebut. Berbagai jenis pelayanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran

pelayanan, yaitu peserta didik. Ada sejumlah pelayanan dalam bimbingan dan

konseling di sekolah jika dikaitkan dalam BK Pola 17 Plus, diantaranya sebagai

berikut:

1. Layanan orientasi

Layanan orientasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk

mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru

tersebut. Tujuan pelayanan orientasi ditujukan untuk siswa baru dan untuk

pihak-pihak yang lain guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri

terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

63

2. Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang

dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan

untuk kepentingan klien.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu pelayanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan

penyaluran yang tepat yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-

masing. Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah dapat berupa

penempatan siswa di kelas, penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-

kelompok belajar, ke dalam kegiatan ekstrakurikuler dan ke dalam jurusan

atau program studi yang sesuai.

4. Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan

klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar

yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5. Layanan Konseling Individual

Layanan konseling individual pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (konseli) mendapatkan pelayanan langsung

tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam

rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialami.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

64

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu pelayanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu

dan/ atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang

berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari.

7. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan

dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di

dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah

perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi yang meliputi

berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (yaitu bidang bimbingan

pribadi, sosial, belajar, dan, karier).

8. Layanan Mediasi

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan

atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan

dengan konselor sebagai mediator.

9. Layanan Konsultasi

Pengertian konsultasi dalam BK adalah sebagai suatu proses penyediaan

bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya

dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi

efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab

konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien,

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

65

tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan

orang lain.

2.3.2.6 Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling

memerlukan sejumlah kegiatan pendukung yaitu meliputi kegiatan pokok; 1)

aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling; 2) himpunan data; 3) konferensi

kasus; 4) kunjungan rumah; 5) alih tangan kasus (Mugiarso, 2011: 71)

a. Aplikasi instrumentasi

Aplikasi instrumentasi menurut Prayitno(2012:291) merupakan “kegiatan

menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu. Kegiatan dengan

menggunakan instrumen harus dilakukan dengan cermat dengan penggunaan hasil

yang tepat”. Data aplikasi instrumentasi digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk penyelenggaraan layanan konseling dan/atau menjadi isi dari layanan agar

layanan konseling terhadap klien akan lebih efektif dan efisien.Fungsi kegiatan

pendukung aplikasi instrumentasi adalah fungsi pemahaman. Data hasil aplikasi

instrumentasi dapat digunakan untuk memahami kondisi klien, seperti potensi

dasar, bakat, minat, kondisi diri, lingkungan serta masalah yang dialami klien

b. Himpunan data

Himpunan data menurut Dewa Ketut (2008:80) merupakan “kegiatan

pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan

keperluan pengembangan klien”. Himpunan data perlu diselenggaraan secara

berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat tertutup.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

66

Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan

keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai

aspeknya. Data yang terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi

instrumentasi, dan apa yang menjadi isi himpunan data dimanfaatkan sebesar-

besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan. Fungsi yang digunakan dalam

himpunan data ini adalah fungsi pemahaman, pencegahan,pengentasan,

pemeliharaan dan pengembangan serta fungsi advokasi.

c. Konferensi kasus

Konferensi kasus menurut Dewa Ketut (2008:81) merupakan “kegiatan

pendukung untuk membahas permasalahan yang dialami oleh klien dalam suatu

forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak, dimana pihak ini diharapkan

dapat memberikan bahan keterangan dan komitmen untuk terentaskannya masalah

klien”. Tujuan konferensi kasus yakni:

1) Memperoleh gambaran tentang inti masalah.

2) Memperoleh gambaran tentang latar belakang serta berbagai faktor yang

memungkinkan menjadi penyebab masalah klien.

3) Untuk memperoleh langkah-langkah dalam memecahkan masalah klien.

d. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah menurut Dewa Ketut (2008:91) merupakan “kegiatan

pendukung untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen untuk

terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke rumah klien”. Tujuan

kunjungan rumah yakni: a) untuk memperoleh berbagai keterangan data yang

diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan klien; b) untuk

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

67

pembahasan dan pengentasan permasalahan klien. Fungsi yang digunakan dalam

kunjungan rumah ini adalah fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan.

e. Alih tangan kasus

Alih tangan kasus Dewa Ketut (2008:91) merupakan kegiatan pendukung

untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang

diahadapi klien dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak

lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan mantap antara

berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penangan masalah tersebut.

2.3.3 Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Sikap dalam penelitian ini adalah integrasi antara aspek pemikiran

(kognisi), perasaan (afeksi), dan kecenderungan untuk bertindak (konasi) baik

yang bersifat positif maupun negatif yang mendorong atau menimbulkan perilaku

tertentu. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/ madrasah merupakan

usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,

kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik

secara individual, kelompok dan/ atau klasikal sesuai dengan kebutuhan, bakat,

minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dihadapi peserta

didik.Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bila dikaitkan dengan BK

Pola 17 Plus.

Melalui proses pembentukan sikap terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

68

psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor eksternal antara lain pengalaman,

situasi, norma, hambatan dan pendorong. Hal inilah yang berpengaruh pada

kognitif, afektif dan konatif siswa.

Sikap yang terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif yang

berkaitan dengan pikiran, pengetahuan, pandangan, keyakinan atau kepercayaan

siswa terhadap pelayanan BK, hal ini dapat diketahui atau diungkap melalui

pemahaman siswa terhadap pelaksanaan layanan-layanan bimbingan dan

konseling, dan pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

Afektif yaitu menyangkut masalah emosional subyektif, perasaan atau

emosi seseorang terhadap objek terutama dalam penilaian, hal ini dapat diketahui

melalui perasaan senang atau tidak senang. Pada komponen afektif ini

menyangkut masalah emosional subyektif, perasaan atau emosi siswa terhadap

pelayanan BK terutama pelaksanaan layanan-layanan bimbingan dan konseling,

dan pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

Konatif yaitu menunjukkan perilaku atau kecenderungan berperilaku

siswa yang berkaitan dengan pelayanan BK, yang mana dalam perilaku ini dapat

terwujud melalui sikap yaitu besar atau kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku terhadap pelayanan BK baik pada pelaksanaan layanan-layanan

bimbingan dan konseling, dan pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan

konseling. Hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling

yang dilakukan oleh siswa.

Berkaitan dengan penelitian ini, maka yang dimaksud sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah integrasi antara aspek

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

69

pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan kecenderungan untuk bertindak

(konasi) baik yang bersifat positif maupun negatif yang menimbulkan perilaku

tertentu yang berkaitan dengan layanan-layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh konselor, yang pada akhirnya siswa dapat memanfaatkan

pelayanan bimbingan dan konseling tersebut.Hal inilah yang selanjutnya akan

diungkap dalam skala psikologis.

2.4 Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor dengan Sikap Siswa terhadap

Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Persepsi merupakan respon yang ditunjukkan oleh individu terhadap objek

stimulus yang ada. Objek persepsi bisa bermacam-macam, semua dapat dilihat

melalui hal-hal yang nampak seperti: tingkah laku, pengetahuan, dan kemampuan.

Seperti yang dikemukakan oleh Calhoun dan Accocella dalam Sugiyo (2005:33)

“bahwa ada tiga dimensi persepsi yang salah satunya yaitu pengetahuan tentang

pribadi orang lain, diantaranya wujud lahiriah, perilaku, masa lalu, perasaan, dan

motif”. “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak (Mulyasa,

2003: 37)”. Kompetensi kepribadian adalah “kemampuan yang berkaitan dalam

performans pribadi seorang pendidik, seperti berpribadi mantap, stabil, dewasa,

arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia (Rifa’i,

2011: 9)”.

Kompetensi kepribadian konselor menjadi salah satu faktor yang sangat

penting bagi kelangsungan proses pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

70

Untuk dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan

baik maka seorang konselor sebagai pribadi harus mampu menampilkan jati

dirinya secara utuh, tepat serta mampu membangun hubungan antarpribadi yang

unik, dinamis, harmonis, dan kreatif, sehingga menjadi motor penggerak

keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Di luar memberikan

pelayanan bimbingan dan konseling pun seorang konselor harus tetap

menampilkan kompetensi kepribadian sebagai seorang konselor, apabila syarat ini

diabaikan maka akan mempengaruhi persepsi siswa. Siswa akan mempersepsi

negatif sehingga akan sangat mempengaruhi sikap siswa dalam mengikuti layanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

Siswa dapat mempersepsi kompetensi kepribadian konselor melalui

beberapa indikator-indikator yang ditampilkan konselor sebagai berikut:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Indikator ini dapat dilihat siswa apabila konselor dapat menampilkan

kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap

pemeluk agama lain; serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

2. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas,

dan kebebasan memilih

Indikator ini dapat dilihat siswa apabila konselor dapat mengaplikasikan

pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual,

bermoral, sosial, individual, dan berpotensi; menghargai dan

mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

71

khususnya; peduli terhadap kemaslahatan manusia pada khususnya;

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya;

toleran terhadap permasalahan konseli; bersikap demokratis

3. Menunjukkan integritas stabilitas kepribadian yang kuat

Indikator ini dapat dilihat siswa apabila konselor dapat menampilkan

kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah,

dan konsisten); menampilkan emosi yang stabil; bersikap empati; serta

menghormati keragaman dan perubahan; menampilkan toleransi tinggi

terhadap konseli yang menghadapi stess dan frustasi

4. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi

Indikator ini dapat dilihat siswa apabila konselor dapat menampilkan

tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produkif; bersemangat, berdisiplin

dan mandiri; berpenampilan menarik dan menyenangkan; dan berkomunikasi

secara efektif.

Sikap merupakan reaksi individu dalam mempersepsi suatu objek. Dalam

sikap memiliki tiga komponen yaitu komponen afektif, komponen konatif, dan

komponen kognitif. Pada komponen afektif ini berhubungan dengan afeksi atau

perasaan seseorang, maka seseorang akan bersikap positif atau negatif terhadap

suatu objek itu tergantung pada bagaimana seseorang mempunyai pengalaman

terhadap objek tersebut. Menurut Chave (1928), Bogardus (1931), La dierre

(1934), Gardon A (1935) mendefinisikan bahwa sikap adalah semacam kesiapan

untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang

dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu,

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

72

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya

respon (Saifudin Azwar, 2005:5).

Sesuai dengan ciri sikap bahwa sikap itu selalu berhubungan dengan

objek sikap, maka dalam penelitian ini objek sikap ditekankan pada pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah. Melalui proses persepsi siswa tentang

kepribadian konselor, baik persepsi yang positif maupun yang negatif yang akan

menimbulkan sikap tertentu dari siswa terhadap objek tersebut, sehingga hal itu

akan tercermin dari bagaimana siswa dalam berperilaku dalam memanfaatkan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Apabila persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian konselor baik,

maka siswa akan bersikap positif, begitupun sebaliknya. Misalnya siswa melihat

konselor di sekolahnya baik, ramah kepada semua siswa, tidak membeda-bedakan

siswa, bersahabat, dan memperhatikan keadaan siswa maka secara umum siswa

akan memberikan persepsi yang positif terhadap konselor tersebut. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor akan menghasilkan suatu sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah, sehingga keduanya memiliki hubungan.

Berikut ini akan disajikan bagan yang menghubungkan antara persepsi

siswa tentang kompetensi konselor dengan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah:

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

73

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2010: 110). Berdasarkan landasan teori diatas, maka dalam penelitian ini hipotesis

yang diajukan peneliti adalah “ada hubungan yang positif dan signifikan antara

persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dengan sikap siswa

terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang tahun

pelajaran 2014/2015”. Adapun rumus hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dengan sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang tahun

pelajaran 2014/2015

Baik

Tidak Baik

Siswa bersikap negatif yaitu

cenderung bersikap

menghindar, tidak mau

mengikuti dan

memanfaatkan pelayanan

bimbingan dan konseling di

sekolah

Persepsi

siswa tentang

kompetensi

kepribadian

Siswa bersikap positif yaitu

cenderung bersikap,

bertindak dan ikut berperan

aktif dalam mengikuti

pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

74

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dengan sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 24 Semarang tahun

pelajaran 2014/2015

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

75

BAB 3

METODE PENELITIAN

Suatu kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan. Hal ini agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai

tujuan penelitian yaitu dapat memecahkan permasalahan dalam suatu penelitian.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 6) bahwa “untuk menemukan

data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

Metode penelitian merupakan langkah yang harus ditempuh dalam suatu

penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Metode penelitian memilki pengaruh besar terhadap kualitas

suatu penelitian. Semakin tepat penggunaan metode penelitian maka semakin

berhasil penelitian yang dilaksanakan. Ada beberapa kegiatan dalam suatu metode

penelitian. Kegiatan tersebut adalah menentukan jenis penelitian, variabel

penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan

reliabilitas, serta teknik analisis data. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan

sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, antara lain

dari pendekatan analisisnya, kedalaman analisisnya, serta sifat permasalahannya.

75

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

76

Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua macam yaitu

penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih

menekankan pada analisis data numerik (angka) yang diolah dengan

menggunakan metode statistika, sedangkan penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif analisis yang dilakukan lebih menekankan pada

penyimpulan induktif dan dedukatif pada hubungan antar fenomena yang diamati

secara ilmiah.

Berdasarkan kedalaman analisisnya, penelitian dibedakan atas penelitian

deskriptif dan inferensial. Sedangkan jika dilihat dari sifat permasalahannya

penelitian dibagi atasdelapan jenis yaitu penelitian historis, deskriptif,

perkembangan, penelitian kasus, korelasional, kausal komparatif, eksperimen, dan

penelitian tindakan. “Penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada atau

tidaknya hubungan antar variabel satu dengan variabel yang lain, dan apabila ada,

berapa eratnya hubungan serta berari atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2010:

313). Dengan penelitian korelasional, peneliti dapat memperoleh informasi

mengenai taraf hubungan yang terjadi.

Berdasarkan judul dalam penelitian ini yaitu “Hubungan antara Persepsi

Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Konselor dengan Sikap Siswa terhadap

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 24 Semarang Tahun

Pelajaran 2014/2015”, maka dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Hal ini dikarenakan penelitian ini

memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel dan dalam proses

analisis data penelitian ini menggunakan data-data numerik atau angka yang

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

77

diolah dengan metode statistik, setelah diperoleh hasilnya kemudian

dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka dengan

metode statistik tersebut.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan “objek penelitian, atau apa ang menjadi titik perhatian

suatu penelitian” (Arikunto, 2010: 161).Berdasarkan pada definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa variabel merupakan obyek yang bervariasi dan dapat

dijadikan sebagai titik perhatian suatu penelitian. Adapun variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

muncul sebagai akibat dari variabel bebas atau variabel yang dipengaruhi karena

adanya variabel bebas.

3.2.2 Hubungan Antar Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling. Hubungan antara dua variabel X dan Y dapat digambarkan sebagai

berikut:

1) Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang diselidiki

pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

78

2) Variabel terikat (Y) adalah variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel

bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu sikap siswa terhadap

pelayanan bimbingan dan konseling.

Gambar 3.1

Hubungan Antar Variabel

Gambar diatas menunjukan adanya hubungan antar variabel bebas (X)

yaitu persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan variabel terikat

(Y) yaitu sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Hubungan dua variabel dinyatakan positif bila nilai suatu variabel ditingkatkan,

maka akan meningkatkan variabel yang lain. Sebaliknya, jika suatu variabel

diturunkan, maka akan menurunkan variabel yang lain.

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yaitu merumuskan definisi variabel secara

operasional sehingga dapat diukur (Azwar, 2005:74). Dalam penelitian ini,

peneliti akan mengungkap dua variabel, yaitu persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor sebagai variabel bebas dan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling sebagai variabel terikat.

1) Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor

Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor adalah suatu

pendapat yang merupakan hasil pemaknaan dari obyek yang diamati siswa

X Y

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

79

dapat mempersepsi konselor melalui hal-hal yang tampak dari konselor,

seperti sikap, tingkah laku, pengetahuan, dan kemampuan atau kepribadian

yang tercermin dalam diri konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan

dan konseling. Dengan kata lain, siswa akan mempersepsi konselor

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa mengenai konselor,

khususnya yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian konselor. Variabel

ini diukur dengan menggunakan skala persepsi, dan indikator yang digunakan

adalah (a)beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa; (b)

menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan

kebebasan memilih; (c) menunjukkan integritas stabilitas kepribadian yang

kuat; serta (d) menampilkan kinerja berkualitas tinggi.

2) Sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling

Sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yaitu integrasi

antara aspek pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan kecenderungan untuk

bertindak (konasi) baik yang bersifat positif maupun negatif yang

menimbulkan perilaku tertentu yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan

dan konseling yang diberikan oleh konselor, yang pada akhirnya siswa dapat

memanfaatkan dan ikut serta berperan aktif dalam pelayanan bimbingan dan

konseling tersebut. Adapun objek sikap yang akan diteliti adalah pelayanan

bimbingan dan konseling dengan indikator: a) pelaksanaan layanan-layanan

BK; dan b) pelaksanaan kegiatan pendukung BK.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

80

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2010:173).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan individu atau obyek penelitian yang diduga mempunyai ciri-ciri atau

sifat yang sama untuk diambil kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang

akan diteliti adalah seluruh siswa SMP Negeri 24 Semarang dari kelas VII sampai

dengan kelas IX yang berjumlah 753 siswa.

Pada penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 24 Semarang, gambaran

populasi siswanya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

VII VIII IX

Kelas Jumlah Kelas Jumlah Kelas Jumlah

VII A 34 VIII A 34 IX A 32

VII B 34 VIII B 33 IX B 32

VII C 30 VIII C 32 IX C 32

VII D 34 VIII D 32 IX D 32

VII E 32 VIII E 32 IX E 24

VII F 32 VIII F 33 IX F 31

VII G 32 VIII G 31 IX G 30

VII H 24 VIII H 31 IX H 30

JML 252 JML 258 JML 243

3.3.2 Sampel Penelitian

Suatu penelitian tidak selalu perlu meneliti semua anggota populasi,

karena disamping memakan biaya yang besar juga membutuhkan waktu yang

lama. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel dari populasi dan tidak

pada keseluruhan populasi. Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

81

atau wakil populasi yang diteliti. Selain itu sampel adalah sejumlah penduduk

yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Hadi, 2004: 182). Pengambilan

sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek

penelitian, dan mampu memberikan gambaran dari populasi.

Menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Stratified Random Sampling.

Menurut Sugiyono (2010: 120) teknik ini digunakan apabila anggota atau unsur

dalam populasi bersifat tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Jadi

karena populasi yang akan diteliti adalah kelas VII, VIII dan IX yang memiliki

strata yang sifatnya heterogen baik ditinjau dari tingkatan kelas, jenis kelamin

maupun tingkatan umur sehingga pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling.

Sedangkan dalam menentukan ukuran sampel, peneliti mengacu pada

pendapat Sugiyono (2006: 62) yang menyatakan “terdapat cara menentukan

ukuran sampel yang sangat praktis yaitu dengan tabel dan nomogram. Nomogram

yang digunakan adalah nomogram Harry King. Dengan adanya nomogram

tersebut tidak perlu dilakukan penghitungan yang rumit dalam menentukan

jumlah sampel penelitian.

Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan pada kesalahan

5% saja, tetapi bervariasi mulai dari 0,3% sampai dengan kesalahan 15%. Selain

itu jumlah populasi yang paling tinggi adalah 2000 (Sugiyono, 2007: 72). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan nomogram Harry King dengan taraf

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

82

kesalahan 10% untuk menentukan ukuran sampel. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 753 orang, jika ditarik dari garis populasi tersebut didapatkan

persentase sampel sebesar 10%. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 75

orang.

Sesuai dengan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Proporsional Stratified Random Sampling maka pengambilan sampel pada

masing-masing strata atau tingkatan kelas harus proporsional sesuai dengan

populasi. Jumlah populasinya adalah 753 orang, jumlah sampelnya adalah 75

orang, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Perhitungan Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Perhitungan Sampel Kelas

Sampel

VII 252 252:753 x 75 = 25,2 25 VII C

VIII 258 258:753 x 75 = 25,6 26 VIII F

IX 243 243:753 x 75 = 24,2 24 IX B

Total 753 75 75

Berdasarkan pada perhitungan tersebut, untuk mencapai jumlah sampel

sejumlah 75 siswa maka diambil 3 kelas yang akan dijadikan sebagai sampel

penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara random pada masing-masing

tingkatan karena setiap tingkat kelas memiliki sifat yang heterogen dalam

tingkatannya sehingga masing-masing tingkat kelas diambil 1 kelas secara acak

atau random untuk dijadikan sampel penelitian.

Pada kelas VII, sampel yang digunakan adalah kelas VII C. Jumlah

keseluruhan adalah 30 siswa sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 siswa.

Maka untuk memenuhi jumlah tersebut pengambilan sampel pada kelas VII C

dilakukan secara random dengan cara dadu. Pada kelas VIII, sampel yang

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

83

digunakan adalah kelas VIII F. Jumlah keseluruhan adalah 33 siswa sedangkan

sampel yang digunakan adalah 26 siswa. Maka untuk memenuhi jumlah tersebut

pengambilan sampel pada kelas VIII F juga dilakukan secara random dengan cara

dadu. Sedangkan pada kelas IX, sampel yang digunakan adalah kelas IX B.

Jumlah keseluruhan adalah 32 siswa sedangkan yang digunakan menjadi sampel

adalah 24 siswa. Maka untuk memenuhi jumlah tersebut pengambilan sampel

pada kelas IX juga dilakukan secara random dengan cara dadu.

Adapun rekapitulasi siswa yang menjadi responden dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Responden Penelitian

Kode

Responden

L/P Kelas Sampel Jumlah

R1 P

Kelas VII C 25

R2 L

R3 P

R4 P

R5 P

R6 L

R7 P

R8 P

R9 L

R10 P

R11 L

R12 L

R13 L

R14 P

R15 P

R16 P

R17 P

R18 L

R19 L

R20 P

R21 L

R22 P

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

84

R24 P

R25 L

R26 L

Kelas VIII F 26

R27 L

R28 P

R29 P

R30 P

R31 P

R32 P

R33 P

R34 L

R35 P

R36 L

R37 L

R38 L

R39 L

R40 P

R41 P

R42 L

R43 L

R44 P

R45 P

R46 L

R47 P

R48 L

R49 P

R50 P

R51 P

R52 L

Kelas IX B 26

R53 L

R54 P

R55 P

R56 P

R57 P

R58 P

R59 P

R60 L

R61 L

R62 P

R63 L

R64 L

R65 L

R66 L

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

85

R67 P

R68 P

R69 P

R70 L

R71 P

R72 P

R73 P

R74 P

R75 L

Jumlah 75

3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian

ilmiah, karena data itu akan digunakan untuk menguji data yang diperoleh. Oleh

karena itu, data yang dikumpulkan harus cukup valid, artinya data tersebut dapat

digunakan. Menurut Arikunto (2006:96) metode pengumpulan data adalah “suatu

langkah yang standar dan sistematis untuk memperoleh data atau informasi yang

diperlukan dalam suatu penelitian”. Metode pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah skala psikologis. Skala psikologis digunakan untuk mengetahui

persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa

terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Baik persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor maupun sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah merupakan aspek-aspek psikologis yang

tidak dapat dilihat secara langsung.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang diberikan adalah skala persepsi dan skala

sikap yang diberikan kepada responden sebagai pihak yang diteliti dengan

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

86

menggunakan model Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau disebut variabel peneltian

(Sugiyono, 2010:134). Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini

mempunyai lima alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai,

tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Responden bebas memilih salah satu jawaban

dari kelima alternatif jawaban yang ada sesuai dengan keadaan masing-masing

responden. Adapun bentuk penskalaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Bentuk Penskalaan

Alternatif Jawaban Skor

Positif (+) Negatif (-)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

3.5 Penyusunan Instrumen

Instrumen merupakan alat yang digunakan pada waktu melakukan suatu

penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan skala psikologi sabagai alat pengumpulan data untuk mencari data

tentang persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa

terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. Sehingga dalam penelitian ini

terdapat dua instrumen yaitu skala persepsi dan skala sikap.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

87

3.5.1 Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Gambar 3.2

Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian

Berdasarkan bagan tentang prosedur penusunan instrumen diketahui

bahwa untuk menyusun sebuah instrumen penelitian, peneliti harus melewati

beberapa tahap diatas, diantaranya menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun

instrumen, kemudian diujicobakan (try out) pada responden, berikutnya merevisi

instrumen untuk menghilangkan item-item instrumen yang tidak valid dan tidak

reliabel. Setelah instrumen diujicobakan dan sudah valid serta reliabel barulah

instrumen dikatakan sudah jadi dan siap digunakan untuk penelitian.

Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen skala persepsi dan skala sikap

yang akan digunakan dalam membuat instrumen dalam penelitian ini terdapat

pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 sebagai berikut:

Menyusun kisi-

kisi instrumen

Menyusun

Instrumen

Uji Coba

(Try Out)

Revisi Instrumen Instrumen Jadi

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

88

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Konselor

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor Item Pertanyaan

+ -

Persepsi

Siswa

Tentang

Kompetensi

Kepribadian

Konselor

1. B

eriman dan

bertaqwa

kepada Tuhan

YME

1.1 Menampilk

an kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME

1.1.1 Konselor mampu menunjukkan

kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dihadapan

siswa

1, 4 2, 3

1.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan

beragama dan toleran terhadap pemeluk

agama lain

1.2.1 Konselor mampu menunjukkan konsisten

dalam menjalankan kehidupan beragama

dan toleran terhadap pemeluk agama lain

5,6, 8 7,9

1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 1.3.1 Konselor mampu menunjukkan sikap

akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

11,12 10,13

2. M

enghargai dan

menjunjung

2.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan

dinamis tentang manusia sebagai makhluk

spiritual, bermoral, sosial, individual, dan

2.1.1 Konselor selalu berpandangan positif

serta dinamis terhadap siswa sebagai

makhluk spiritual, bermoral, sosial,

15,16 14, 17,

18

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

89

tinggi nilai-nilai

kemanusiaan,

individualitas

dan kebebasan

memilih

berpotensi individual, dan berpotensi

2.2 Menghargai dan mengembangkan potensi

positif individu pada umumnya dan konseli

pada khususnya

2.2.1 Konselor selalu menghargai dan

mengembangkan sikap positif yang

dimiliki oleh siswa

19,20, 22 21, 23

2.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada

umumnya dan konseli pada khusunya

2.3.1 Konselor mampu peduli terhadap

permasalahan yang siswa alami

24, 25,

26

27, 28,

29

2.4 menjunjung tinggi harkat sesuai dengan hak

asasinya

2.4.1 Konselor menghargai harkat dan

martabat siswa sesuai dengan haknya

sebagai siswa

30,31 32,33

2.5 Toleran terhadap permasalahan konseli 2.5.1 Konselor bersikap toleransi terhadap

permasalahan siswa

36,37 34,35

2.6 Bersikap demokratis 2.6.1 Konselor selalu bersikap demokratis

terhadap siswa

38,40 39, 41,

42

3. M

enjunjung

integritas

3.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku

yang terpuji (seperti berwibawa, jujur,

sabar, ramah, dan konsisten)

3.1.1 Konselor bersikap berwibawa, jujur,

sabar, ramah, dan konsisten ketika

menghadapi siswa

43,44,45 46, 47,

48

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

90

stabilitas

kepribadian

yang kuat

3.2 Menampilkan emosi yang stabil 3.2.1 Konselor selalu menjaga sikap dan

perilaku serta nada bicara

49, 51 50,53, 52

3.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati

keragaman dan perubahan

3.3.1 Konselor menghormati serta memahami

siswa sesuai dengan tugas

perkembangannya

54,55 56, 57

3.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap

konseli yang menghadapi stes dan frustasi

3.4.1 Konselor mentolerir sikap siswa yang

stres menghadapi masalahnya

58,59 60,61

4. M

enampilkan

kinerja

berkualitas

tinggi

4.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,

inovatif, dan produktif

4.1.1 Konselor membantu siswa menghadapi

masalah dengan memunculkan solusi

yang cerdas, kreatif, inovatif, dan

produktif

62,63,66 64,65

4.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri 4.2.1 Konselor selalu semangat dalam

melakukan kegiatan BK

68,69,70 67,71, 72

4.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan 4.3.1 Konselor membantu dirinya dengan

berpakaian sopan, dan baik dalam

bersikap didepan siswa

74,76,78 73, 75,77

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

91

4.4 Berkomunikasi secara efektif 4.4.1 Konselor berkomunikasi dengan siswa

sesuai dengan kapasitasnya

79,80, 81 82,84, 83

Total item 42 42

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

92

Tabel 3.6

Kisi-kisi Skala Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor Komponen Sikap

Juml

ah

Kognitif

(Pemahaman

terhadap

pelayanan BK)

Afektif (Perasaan

senang/ tidak senang

terhadap pelayanan

BK)

Konatif

(Kecenderungan

perilaku terhadap

pelayanan BK)

+ - + - + -

Sikap siswa

terhadap

pelayanan

BK

Pelayanan BK

meliputi:

1. Pelaksanaan

layanan-

layanan BK

1.1 Layanan orientasi

1.1.1 Memahami

lingkungan baru

1, 5 3 4, 6 2 9 7, 8 9

1.2 Layanan informasi

1.2.1 Memahami segala

bentuk informasi

dan seluk beluknya

10 13 14, 15 12 16, 18 17, 11 9

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

93

1.3 Layanan

penguaaan konten

1.3.1 Mengembangkan

sikap dan

kebiasaan belajar

yang baik

19, 21 20, 27 23 24, 26 22 25 9

1.4 Layanan

penempatan dan

penyaluran

1.4.1 Penempatan

danpenyaluran

tentang

pengembangan

bakat dan minat

28 30 29, 32 31 33, 34 35, 36 9

1.5 Layanan

bimbingan

kelompok

1.5.1 Pemahaman dan

pengembangan

kemampuan sosial

37, 38 39, 42 40 41, 43 44, 46 45 9

1.6 Layanan konseling

kelompok

1.6.1 Pembahasan

masalah pribadi

melalui dinamika

47, 49 48 50, 51 52 54, 55 53 9

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

94

kelompok

1.7 Layanan konseling

individual

1.7.1 Pengentasan

masalah yang

dihadapi

56 57, 58 59 62, 64 61 60, 63 9

1.8 Layanan mediasi

1.8.1 Penyelesaian dan

perbaikan

hubungan antara

belah pihak

65 66 68 69, 73 71, 72 67, 70 9

1.9 Layanan konsutasi

1.9.1 Penanganan

kondisi atau

permasalahan

74,75 76 77, 81 78 79 80, 82 9

2. Pelaksanaan

kegiatan

pendukung

BK

2.1 Aplikasi

instrumentasi

2.1.1 Instrumen untuk

mengumpulkan

data dan

keterangan siswa

84 83, 89 85, 90 87 88 86 9

2.2 Himpunan data 2.2.1 Menghimpun 91, 93 92 96 94, 95 97 98, 99 9

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

95

segala data dan

keterangan yang

relevan dengan

keperluan

pengembangan

siswa

2.3 Konferensi kasus

2.3.1 Membahas

permasalahan

siswa dalam suatu

pertemuan yang

dihadiri oleh

pihak-pihak terkait

yang dapat

memberikan

keterangan

100,

101

102 105, 107 103 104,

108

106 9

2.4 Kunjungan rumah

2.4.1 Memperoleh

keterangan dan

109,

115

110 111 113, 117 112 114,

116

9

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

96

membangun

komitmen dari

pihak keluarga

2.5 Alih tangan kasus

2.5.1 Kegiatan untuk

memperoleh

penanganan yang

lebih tepat dan

tuntas

118 119,

124

122, 125 121 120,

126

123 9

Jumlah Item Kognitif (42) Afektif (42) Konatif (42) 126

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

97

3.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 2007: 5). Validitas merujuk kepada suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Peneliti mengukur validitas

dengan melakukan uji coba instrumen dilapangan. Jadi instrumen yang telah

disusun diujicobakan dilapangan kemudian diukur validitasnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas konstruk (construct

validity) yaitu konsep validitas yang berangkat dari konstruksi teoritik tentang

variabel yang hendak diukur oleh jenis alat ukur. Konstruksi yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor

dan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. Cara mengukur

validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total, rumus yang digunakan adalah rumus Product

Momentyang dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu rumus Pearson Correlation.

Rumus korelasi Product Moment :

rxy =

2222 ..

.

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah subyek yang diteliti

Page 115: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

98

∑ X = Jumlah skor masing-masing item (total)

∑ Y = Jumlah skor seluruh item (total)

∑ XY = Jumlah perkalian item X dengan item Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat skor X

∑ Y2

= Jumlah kuadrat skor total

(Arikunto, 2009:121)

Pengujian validitas instrumen dengan mengkorelasikan skor tiap butir soal

dengan skor total, dengan menggunakan rumus Product Momentdiperoleh dan

kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%, jika r hitung> r

tabelmaka item dinyatakan valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan” (Singarimbun, 1995:

140).Realibilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa instrumen apa yang dapat

dipercaya dan instrumen yang tidak bersifat tendensius untuk mengarahkan

responden dalam memilih dan menjawab atau suatu instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena menunjukkan keajegan

hasil pengukurannya.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen skala psikologis dalam

penelitian ini digunakan rumus Alpha. Alasan penggunaan rumus Alpha dalam

penghitungan reliabilitas instrumen ini dikarenakan data yang dihasilkan

merupakan data rating skala (1, 2, 3, 4) dan bisa digunakan untuk jumlah item

ganjil atau genap. Adapun alasan penggunaan rumus alpha karena jawaban pada

Page 116: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

99

kuesioner ini berbentuk skala yang jawabannya bukan 0 atau 1 melainkan 1

sampai 5. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut:

r11=

2

2

.

.1

1 t

b

k

k

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir-butir pertanyaan

2.b = Jumlah Varian butir

2.t = Varian total

(Arikunto, 2009: 171)

Kriteria pengujian realibilitas instrumen dikatakan reliabel yaitu jika

memiliki harga r hitung> r tabel dengan taraf signifikasi 5%. Besar kecilnya koefisien

mengidentifikasikan kuat dan lemahnya hubungan yang ada. Nilai r hitungyang

lebih besar dari rtabel berarti instrumen semakin berkurang reliabilitasnya.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Page 117: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

100

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

3.7.1 Hasil Uji Validitas Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian

Skala persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor berjumlah

84 butir item peryataan dengan jumlah responden yang diujicobakan adalah 28

siswa. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus product

moment dengan taraf signifikasi 5% diketahui r tabel = 0,374, maka dengan r hitung>

rtabel terdapat 21 item yang tidak valid atau tidak memenuhi syarat. Item

pernyataan yang tidak memenuhi syarat dihilangkan dan tidak digunakan dalam

penelitian karena item-item yang lain telah mewakili dan sesuai dengan indikator

yang akan dicari dalam instrumen. Selanjutnya penomorannya diurutkan kembali

guna pengambilan data penelitian. Sehingga item yang akan digunakan dalam

instrumen penelitian 63 butir item pernyataan. Untuk perhitungannya secara

statistik dapat dilihat pada lampiran. Item-item valid dan gugur dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Persepsi

Variabel Indikator Nomor Item Jumlah Total

Valid Gugur Valid Gugur

Persepsi

siswa

tentang

kompetensi

kepribadian

Beriman dan

bertaqwa kepada

Tuhan YME

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 9, 10, 11, 12

8, 13 11 2 13

Menghargai dan

menjunjung tinggi

nilai-nilai

kemanusiaan,

individualitas, dan

kebebasan memilih

14, 15, 16, 18,

19, 20, 21, 23,

24, 25, 27, 28,

30, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 38,

39,40

17, 22,

26, 29,

31, 41,

42

22 7 29

Menjunjung

integritas stabilitas

43, 44, 45, 47,

48, 50, 51, 53,

46, 49,

52, 58,

14 5 19

Page 118: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

101

kepribadian yang

kuat

54, 55, 56, 57,

59, 61

60

Menampilkan kinerja

berkualitas tinggi

63, 64, 65, 67,

69, 70, 72, 74,

75, 76, 77, 80,

81, 83, 84

62, 68,

71, 73,

78, 79,

82

15 7 22

Total 63 21 84

3.7.2 Hasil Uji Validitas Skala Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan

dan Konseling

Skala sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling berjumlah

126 butir item peryataan dengan jumlah responden yang diujicobakan adalah 28

siswa. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus product

moment dengan taraf signifikasi 5% diketahui r tabel = 0,374, maka dengan r hitung>

r tabel terdapat 25 item yang tidak valid atau tidak memenuhi syarat. Item

pernyataan yang tidak memenuhi syarat dihilangkan dan tidak digunakan dalam

penelitian karena item-item yang lain telah mewakili dan sesuai dengan indikator

yang akan dicari dalam instrumen. Selanjutnya penomorannya diurutkan kembali

guna pengambilan data penelitian. Sehingga item yang akan digunakan dalam

instrumen penelitian 101 butir item pernyataan. Item-item valid dan gugur dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Sikap

Variabel Indikator Nomor Item Jumlah Total

Valid Gugur Valid Gugur

Sikap siswa

terhadap

pelayanan

bimbingan

dan

konseling

Pelaksanaan

layanan-

layanan

bimbingan

dan

konseling

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 19, 20,

22, 23, 24, 25, 27,

28, 30, 31, 33, 34,

35, 37, 38, 40, 41,

42, 43, 44, 45, 46,

48, 49, 50, 52, 53,

7, 17,

18, 21,

26, 29,

36, 39,

47, 51,

58, 64,

69, 70,

75

67 15 82

Page 119: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

102

54, 55, 56, 57, 59,

60, 61, 62, 63, 65,

66, 67, 68, 71, 72,

73, 74, 76, 77, 78,

79, 80, 81, 82

Pelaksanaan

kegiatan

pendukung

84, 85, 86, 87, 88,

89, 91, 92, 94, 95,

96, 97, 98, 101,

102, 103, 105,

106, 107, 108,

110, 111, 112,

113, 114, 115,

116, 118, 120,

121, 123, 124,

125, 126

83, 90,

93, 99,

100,

104,

109,

117,

119, 122

34 10 43

Jumlah 101 25 126

3.7.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Kepribadian

Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS 20 dan

menggunakan rumus Alpha, diperoleh koefisien reliabilitas skala persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor sebesar 0,956. Pada taraf kesalahan 5%

dengan N = 28 diperoleh harga r tabel = 0,374. Dengan demilian r hitung> r tabel maka

instrumen tersebut reliabel dengan kriteria reliabel sangat tinggi. Dengan

perhitungan statistik sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,956 84

Page 120: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

103

3.7.4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sikap Siswa Terhadap Pelayanan

Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS 20 dan

menggunakan rumus Alpha, diperoleh koefisien reliabilitas skala persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor sebesar 0,975. Pada taraf kesalahan 5%

dengan N = 28 diperoleh harga r tabel = 0,374. Dengan demilian r hitung> r tabel maka

instrumen tersebut reliabel dengan kriteria reliabel sangat tinggi. Dengan

perhitungan statistik sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,975 126

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh suatu kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian. Ada pun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor, untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling, dan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan dengan maksud untuk memberikan gambaran

mengenai hasil penelitian, bagaimana karakteristik subyek penelitian berhubungan

Page 121: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

104

dengan variabel-variabel yang diteliti. Guna mengetahui dan menganalisis data

tentang deskripsi persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan

sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka

digunakan analisis deskriptif persentase. Data atau skor dari jawaban responden

diperoleh dari alternatif jawaban yang disediakan kemudian dimasukkan kedalam

tabel, diskor, dijumlahkan dan dinyatakan dalam persentase. Rumus yang

digunakan untuk memperoleh persentase adalah:

%100xN

nP

Keterangan:

P : Persentase nilai yang diperoleh

n : jumlah skor yang diperoleh

N : jumlah seluruh skor (Ali, 1997: 186)

Untuk penentuan kriteria tingkat persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian didasarkan pada perhitungan skor yaitu sebagai berikut:

Data maksimal = skor tertinggi x jumlah item = 5 x 63 = 315

Data minimal = skor terendah x jumlah item = 1 x 63 = 63

Range = Data maksimal – data minimal = 315 – 63 = 252

Panjang kelas interval = Range : panjang kelas = 252 : 5 = 50,4

Sedangkan untuk memperoleh kriteria persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Persentase skor maksimum = (5:5) x 100% = 100%

Persentase skor minimum = (1:5) x 100% = 20%

Page 122: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

105

Rentang persentase skor = 100% - 20% = 80%

Panjang kelas interval = 80% : 5 = 16

Tabel 3.10

Kriteria Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian

Skor Interval Kriteria Persepsi Siswa

tentang Kompetensi

Kepribadian Konselor

264,6 < skor ≤ 315 84% < % ≤ 100% Sangat Baik

214,2 < skor ≤ 263,6 68% < % ≤ 83% Baik

163,8 < skor ≤ 213,2 52% < % ≤ 67% Cukup Baik

113,4 < skor ≤ 162,8 36% < % ≤ 51% Kurang Baik

63 ≤ skor ≤112,4 20% ≤ % ≤ 35% Tidak Baik

Sumber: hasil perhitungan peneliti

Untuk penentuan kriteria tingkat sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling didasarkan pada perhitungan skor yaitu sebagai berikut:

Data maksimal = skor tertinggi x jumlah item = 5 x 101 = 505

Data minimal = skor terendah x jumlah item = 1 x 101 = 101

Range = Data maksimal – data minimal = 505 - 101 = 404

Panjang kelas interval = Range : panjang kelas = 404 : 5 = 80,8

Sedangkan untuk memperoleh kriteria sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Persentase skor maksimum = (5:5) x 100% = 100%

Persentase skor minimum = (1:5) x 100% = 20%

Rentang persentase skor = 100% - 20% = 80%

Panjang kelas interval = 80% : 5 = 16%

Page 123: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

106

Tabel 3.11

Kriteria Sikap Siswa terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Skor Interval Kriteria sikap siswa

terhadap pelayanan

bmbingan dan konseling

424,2 < skor ≤ 505 84% < % ≤ 100% Sangat Positif

343,4 < skor ≤ 423,2 68% < % ≤ 83% Positif

262,6 < skor ≤ 342,4 52% < % ≤ 67% Sedang

181,8 < skor ≤ 261,6 36% < % ≤ 51% Negatif

101 ≤ skor ≤ 180,8 20% ≤ % ≤ 35% Sangat Negatif

Sumber: hasil perhitungan peneliti

3.8.2 Analisis Statistik

Analisis data secara statistik digunakan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

untuk mengetahui variabel dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data penelitian masing-masing variabel penelitian. Untuk

menguji kenormalannya digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

aplikasi komputer (SPSS). Data tersebut berdistribusi normal jika nilai Asymp.Sig

(2-tailed) >0,05 level of significant (α)

3.8.2.2 Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menguji hipotesis ada tidaknya hubungan yang posiif

dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan

sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini

merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk membuktikan ada atau

Page 124: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

107

tidaknya hubungan dua variabel. Menurut Sugiyono (2007: 153) untuk menguji

hipotesis assosiatif/ hubungan bila datanya berbentuk interval digunakan:

1) Korelasi product moment digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen

2) Korelasi ganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua

variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel

dependen

3) Korelasi parsial digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua

variabel atau lebih, bila terdapat variabel yang dikendalikan

4) Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana

perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan

atau diturunkan nilainya

Untuk mencari hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling menggunakan rumus korelasi product moment, dengan alasan karena

teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan

pada penelitian ini hanya memiliki dua variabel yaitu satu variabel independen

(persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor) dan satu variabel

dependen sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling).

Untuk menghitung koefisien korelasi dapat digunakan rumus korelasi

product moment, berikut rumus yang akan digunakan:

Page 125: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

108

2

2

2

2 YY

XX

YXXY

rXY

Keterangan :

XYr : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y .

2X : Kuadrat dari X

2Y : Kuadrat dari Y

XY : Jumlah perkalian X dan Y

N : Jumlah subyek

(Arikunto, 2009:243).

Setelah diperoleh nilai “r“, kemudian dikonsultasikan ke tabel nilai r

product moment. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik korelasi

product moment karena korelasi ini digunakan untuk menetukan hubungan

antaras dua variabel yang dikorelasikan dalam bentuk data nominal.

SyaratProduct Moment atau aturan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Kalau r hitung sama atau lebih besar dari r tabel disebut signifikan,

konsekuensinya: hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha)

diterima.

2. Kalau r hitung lebih kecil dari r tabel disebut tidak signifikan,

konsekuensinya: hipotesis nihil (Ho) diterima dan hipotesis kerja (Ha)

ditolak.

Page 126: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

109

Untuk memberikan interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi “r”

Product Moment (rxy), pada umumnya digunakan pedoman Guilford (dalam

Sugiyono, 2009: 184) sebagai beriku:

Tabel 3.12

Interpretasi Besarnya “r” Product Moment (rxy)

Besarnya “r”

Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,199 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan

tetapi korelasi itu sangat lemah/ rendah sehingga korelasi

itu diabaikan (dianggap tidak ada)

0,20 – 0,399 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah/

rendah

0,40 – 0,599 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang cukup/

sedang

0,60 – 0,799 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat/ tinggi

0,80 – 1,000 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat

kuat/ sangat tinggi

Page 127: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

152

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa di SMP Negeri 24 Semarang tahun

pelajaran 2014/2015 :

1) Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor termasuk dalam

kriteria baik.

2) Sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling termasuk dalam

kriteria positif.

3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian konselor dan sikap siswa terhadap pelayanan

bimbingan dan konseling.

5.2 Saran

Saran merupakan upaya lanjut dan masukan yang diberikan kepada

lembaga atau pihak-pihak yang dipandang berkepentingan dengan hasil

penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan difokuskan pada substansi

berdasarkan hasil penelitian dan ditunjukkan pihak-pihak terkait yaitu konselor

sekolah, kepala sekolah, dan peneliti selanjutnya:

1) Bagi Guru BK di SMP Negeri 24 Semarang, peneliti menyarankan agar hasil

penelitian ini hendaknya bisa dijadikan bahan evaluasi atau instrospeksi diri

152

Page 128: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

153

serta motivasi dalam menjaga dan meningkatkan aktualisasi diri dalam

kompetensi kepribadiannya dengan cara memperhatikan nilai-nilai

kemanusiaan dan stabilitas kepribadiannya dengan berperilaku terpuji,

menjaga kestabilan emosi, empati, serta peka terhadap siswa dengan harapan

nantinya siswa mempunyai persepsi yang baik tentang kompetensi

kepsibadian konselor sehingga sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan

konseling semakin positif.

2) Kepala Sekolah SMP N 24 Semarang sebagai seseorang yang memiliki

wewenang dalam menentukan kebijakan hendaknya memberikan perhatian

khusus pada konselor yang belum bisa menampilkan emosi yang stabil

dengan cara memberikan pembinaan dan motivasi sehingga kompetensi

kepribadian konselor menjadi meningkat.

3) Bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian konselor dan

sikap siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah, dapat

melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan pendekatan lain agar

hasil yang diperoleh lebih luas dan lengkap. Misalkan dengan melakukan

penelitian eksperimen yaitu dengan upaya meningkatkan persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian konselor dengan menggunakan teknik

maupun metode yang ada di dalam bimbingan dan konseling.

Page 129: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

154

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1997. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asih, Yennisa Yuni. 2010. Korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian konselor dan sikap proaktif siswa terhadap pemanfaatan

layanan konseling perorangan pada siswa kelas VIII SMP N 37

Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset

Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dayaksini, Tri & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Dinartiwi, Astri. 2010. Persepsi siswa tentang layanan bimbingan dan konseling

di SMK Grafika yayasan Lektur Jakarta Selatan. Skripsi. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:

Dirjen Dikti

Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling Edisi Revisi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Jalaludin, Rahmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

Mar’at. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuran. Bandung: Ghalia

Indonesia.

154

Page 130: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

155

Mugiarso, Heru dkk. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK

Universitas Negeri Semarang.

Mulyasa. 2008. Standar Kompetens idan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.

RemajaRosda

Oktaviani, Santi Nur. 2014. Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

konselor dengan self disclosure siswa terhadap konselor di SMA Negeri

14 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Konselor

Prayitno &Erman Amti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Rifa’i, Achmad & Chatarina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press

Siagian, S.P, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3ES

Siswanti, Dewi Septin Tri. 2013. Profil Kompetensi Kepribadian Konselor

Menurut Persepsi Siswa di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun

Ajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antarpribadi. Semarang: UNNES Press

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Peneitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelakasanaan ProgramBimbingan dan

Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.

Tim Penyusun UNNES. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:

UNNES Press

Page 131: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

156

Tim Penyusun UNNES. 2011. Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan.

Semarang: UNNES Press

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi

Offset.

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Berbagai Institusi. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Kerjasama Program Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Page 132: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

157

LAMPIRAN

Page 133: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Konselor

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor Item Pertanyaan

+ -

Persepsi

Siswa

Tentang

Kompetensi

Kepribadian

Konselor

5. B

eriman dan

bertaqwa

kepada Tuhan

YME

5.1 Menampilk

an kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME

1.1.1 Konselor mampu menunjukkan

kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dihadapan

siswa

1, 4 2, 3

1.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan

beragama dan toleran terhadap pemeluk

agama lain

1.2.1 Konselor mampu menunjukkan konsisten

dalam menjalankan kehidupan beragama

dan toleran terhadap pemeluk agama lain

5,6, 8 7,9

1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 1.3.1 Konselor mampu menunjukkan sikap

akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

11,12 10,13

6. M

enghargai dan

menjunjung

tinggi nilai-nilai

2.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan

dinamis tentang manusia sebagai makhluk

spiritual, bermoral, sosial, individual, dan

berpotensi

2.1.1 Konselor selalu berpandangan positif

serta dinamis terhadap siswa sebagai

makhluk spiritual, bermoral, sosial,

individual, dan berpotensi

15,16 14, 17,

18

Page 134: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

kemanusiaan,

individualitas

dan kebebasan

memilih

2.2 Menghargai dan mengembangkan potensi

positif individu pada umumnya dan konseli

pada khususnya

2.2.1 Konselor selalu menghargai dan

mengembangkan sikap positif yang

dimiliki oleh siswa

19,20, 22 21, 23

2.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada

umumnya dan konseli pada khusunya

2.3.1 Konselor mampu peduli terhadap

permasalahan yang siswa alami

24, 25,

26

27, 28,

29

2.4 menjunjung tinggi harkat sesuai dengan hak

asasinya

2.4.1 Konselor menghargai harkat dan

martabat siswa sesuai dengan haknya

sebagai siswa

30,31 32,33

2.5 Toleran terhadap permasalahan konseli 2.5.1 Konselor bersikap toleransi terhadap

permasalahan siswa

36,37 34,35

2.6 Bersikap demokratis 2.6.1 Konselor selalu bersikap demokratis

terhadap siswa

38,40 39, 41,

42

7. M

enjunjung

integritas

stabilitas

kepribadian

3.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku

yang terpuji (seperti berwibawa, jujur,

sabar, ramah, dan konsisten)

3.1.1 Konselor bersikap berwibawa, jujur,

sabar, ramah, dan konsisten ketika

menghadapi siswa

43,44,45 46, 47,

48

3.2 Menampilkan emosi yang stabil 3.2.1 Konselor selalu menjaga sikap dan

perilaku serta nada bicara

49, 51 50,53, 52

Page 135: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

yang kuat 3.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati

keragaman dan perubahan

3.3.1 Konselor menghormati serta memahami

siswa sesuai dengan tugas

perkembangannya

54,55 56, 57

3.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap

konseli yang menghadapi stes dan frustasi

3.4.1 Konselor mentolerir sikap siswa yang

stres menghadapi masalahnya

58,59 60,61

8. M

enampilkan

kinerja

berkualitas

tinggi

4.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,

inovatif, dan produktif

4.1.1 Konselor membantu siswa menghadapi

masalah dengan memunculkan solusi

yang cerdas, kreatif, inovatif, dan

produktif

62,63,66 64,65

4.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri 4.2.1 Konselor selalu semangat dalam

melakukan kegiatan BK

68,69,70 67,71, 72

4.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan 4.3.1 Konselor membantu dirinya dengan

berpakaian sopan, dan baik dalam

bersikap didepan siswa

74,76,78 73, 75,77

4.4 Berkomunikasi secara efektif 4.4.1 Konselor berkomunikasi dengan siswa

sesuai dengan kapasitasnya

79,80, 81 82,84, 83

Total item 42 42

160

Page 136: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

Tabel 3.4

Kisi-kisi Skala Sikap Siswa Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Variabel Indikator Sub Indikator Deskriptor Komponen Sikap

Juml

ah

Kognitif

(Pemahaman

terhadap

pelayanan BK)

Afektif (Perasaan

senang/ tidak senang

terhadap pelayanan

BK)

Konatif

(Kecenderungan

perilaku terhadap

pelayanan BK)

+ - + - + -

Sikap siswa

terhadap

pelayanan

BK

Pelayanan BK

meliputi:

3. Pelaksanaan

layanan-

layanan BK

1.2 Layanan orientasi

1.2.1 Memahami

lingkungan baru

1, 5 3 4, 6 2 9 7, 8 9

3.2 Layanan informasi

3.2.1 Memahami segala

bentuk informasi

dan seluk beluknya

10 13 14, 15 12 16, 18 17, 11 9

3.3 Layanan

penguaaan konten

3.3.1 Mengembangkan

sikap dan

19, 21 20, 27 23 24, 26 22 25 9

Page 137: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

kebiasaan belajar

yang baik

3.4 Layanan

penempatan dan

penyaluran

3.4.1 Penempatan

danpenyaluran

tentang

pengembangan

bakat dan minat

28 30 29, 32 31 33, 34 35, 36 9

3.5 Layanan

bimbingan

kelompok

3.5.1 Pemahaman dan

pengembangan

kemampuan sosial

37, 38 39, 42 40 41, 43 44, 46 45 9

3.6 Layanan konseling

kelompok

3.6.1 Pembahasan

masalah pribadi

melalui dinamika

kelompok

47, 49 48 50, 51 52 54, 55 53 9

3.7 Layanan konseling

individual

3.7.1 Pengentasan

masalah yang

dihadapi

56 57, 58 59 62, 64 61 60, 63 9

3.8 Layanan mediasi

1.8.1 Penyelesaian dan

perbaikan

hubungan antara

65 66 68 69, 73 71, 72 67, 70 9

167

Page 138: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

belah pihak

3.9 Layanan konsutasi

3.9.1 Penanganan

kondisi atau

permasalahan

74, 75 76 77, 81 78 79 80, 82 9

4. Pelaksanaan

kegiatan

pendukung

BK

2.1 Aplikasi

instrumentasi

2.1.1 Instrumen untuk

mengumpulkan

data dan

keterangan siswa

84 83, 89 85, 90 87 88 86 9

4.2 Himpunan data

4.2.1 Menghimpun

segala data dan

keterangan yang

relevan dengan

keperluan

pengembangan

siswa

91, 93 92 96 94, 95 97 98, 99 9

4.3 Konferensi kasus

4.3.1 Membahas

permasalahan

siswa dalam suatu

pertemuan yang

dihadiri oleh

pihak-pihak terkait

100,

101

102 105, 107 103 104,

108

106 9

168

Page 139: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

yang dapat

memberikan

keterangan

4.4 Kunjungan rumah

4.4.1 Memperoleh

keterangan dan

membangun

komitmen dari

pihak keluarga

109,

115

110 111 113, 117 112 114,

116

9

4.5 Alih tangan kasus

4.5.1 Kegiatan untuk

memperoleh

penanganan yang

lebih tepat dan

tuntas

118 119,

124

122, 125 121 120,

126

123 9

Jumlah Item Kognitif (42) Afektif (42) Konatif (42) 126

Page 140: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan
Page 141: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

166

INSTRUMEN PENELITIAN SEBELUM UJI COBA

SKALA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRRIBADIAN

KONSELOR

1. Pengantar

Dengan hormat, saya meminta Anda untuk mengisi pernyataan di bawah

ini. Hasil pengisian ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran.

Jadi diharapkan Anda dapat mengisi dengan jujur dan bersungguh-sungguh.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi yang Anda berikan akan saya

jaga kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan

partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

2. Petunjuk Pengisian

1) Isilah identitas diri anda pada lembar jawab yang telah di sediakan

2) Pilihkan salah satu jawaban sesuai dengan keadaan diri Anda dengan

memberikan tanda silang (√) pada lembar jawab yang telah tersedia.

Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai Guru BK lakukan

S : jika pernyataan tersebut Sesuai Guru BK lakukan

KS : jika pernyataan tersebut Kurang Sesuai Guru BK lakukan

TS : jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai Guru BK lakukan

STS : jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai Guru BK lakukan

3) Isilah sesuai dengan keadaan diri anda

4) Di mohon lembar soal tidak di kotori

3. Contoh

Keterangan:

Pada contoh diatas memberi keterangan bahwa pada pernyataan tersebut sangat

sesuai yang guru BK lakukan yaitu mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas

dengan berdo’a

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas dengan

berdoa

Page 142: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

167

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1. Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas

dengan berdoa

2. Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan tanpa

mengucapkan salam

3. Guru BK tidak bersedia membantu siswa lawan jenis

karena alasan bukan muhrim

4. Guru BK membantu siswa dengan niat tulus ikhlas

5. Guru BK bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma

agama dalam pemberian layanan

6. Guru BK memilih siswa untuk menjadi anggota dalam

kegiatan layanan BK yang bersifat kelompok tanpa

membeda-bedakan agama

7. Guru BK mendahulukan siswa yang seagama dalam

membantu mengatasi/ manangani masalah

8. Guru BK memberi kesempatan kepada siswa untuk

beribadah, apabila tiba waktu beribadah pada saat proses

pemberian layanan

9. Guru BK hanya membantu siswa yang seagama saja

10. Guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa

dengan meminta imbalan

11. Guru BK bertanggungjawab dalam membantu siswa

menyelesaikan masalahnya.

12. Guru BK bersikap sopan dalam memberikan layanan

BK

13. Guru BK bersikap menggurui siswa dalam proses

pemberian bantuan kepada siswa

14. Guru BK menganggap siswa yang datang ke ruang BK

adalah siswa yang tidak mampu menyelesaikan

masalahnya

15. Guru BK memandang positif siswa, meskipun siswa

dalam kondisi tertekan

16. Guru BK meyakini bahwa semua siswa adalah individu

yang baik

17. Guru BK memandang bahwa munculnya masalah

adalah karena kesalahan yang dilakukan siswa

18. Guru BK menyimpulkan sesuatu yang mencurigakan

tanpa mendengar penjelasan dari siswa

Page 143: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

168

19. Guru BK menunjukkan sikap menerima pada siswa

yang bermasalah

20. Guru BK memahami bahwa kebutuhan siswa berbeda-

beda

21. Guru BK memandang siswa yang menemuinya adalah

siswa yang memiliki masalah

22. Guru BK memberikan kepercayaan penuh kepada siswa

untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi

23. Guru BK tidak pernah menyemangati siswa dalam

menyelesaikan masalahnya

24. Guru BK melaksanakan/ melakukan konseling individu

di tempat umum bukan di ruang konseling

25. Guru BK memanggil siswa yang bermasalah untuk

melakukan konseling individu

26. Guru BK melakukan kerjasama dengan guru mapel

untuk mengetahui kondisi siswa pada saat proses

pembelajaran

27. Guru BK memberikan layanan hanya kepada siswa yang

datang ke ruang BK saja

28. Guru BK tidak bertanya apapun kepada siswa yang

datang ke ruang BK untuk menceritakan masalahnya

29. Guru BK menyerahkan pengambilan keputusan

sepenuhnya kepada siswa tanpa memberikan bantuan

beberapa solusi

30. Guru BK menjaga kepercayaan siswa dengan tidak

menceritakan masalahnya kepada pihak lain

31. Guru BK memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpendapat mengenai solusi masalahnya

32. Guru BK tidak memberikan kesempatan kepada siswa

yang membutuhkan bantuan

33. Guru BK tidak memberikan kebebasan kepada siswa

untuk menyampaikan masalahnya

34. Guru BK membantu siswa hanya pada masalah tertentu

saja yang dirasa mudah

35. Guru BK menunjukkan sikap marah kepada siswa yang

bermasalah

36. Guru BK bersedia membantu siswa menyelesaikan

masalahnya sampai tuntas

37. Guru BK lebih mengutamakan siswa untuk membantu

Page 144: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

169

dari pada menyelesaikan pekerjaan lain

38. Guru BK menyerahkan sepenuhnya pengambilan

keputusan kepada siswa

39. Guru BK memanggil siswa yang dianggap memiliki

masalah untuk datang keruang BK

40. Guru BK memberikan kebebasan kepada siswa kapan

waktu untuk pelayanan BK

41. Guru BK memaksakan sebuah solusi untuk siswa dalam

menyelesaikan permasalahan

42. Guru BK memaksakan siswa untuk mengikuti layanan-

layanan BK yang diselenggarakan

43. Guru BK ramah kepada siswa pada saat di kelas

maupun saat berpapasan dengan siswa

44. Guru BK sabar dalam membantu siswa

mengembangkan bakat yang dimiliki siswa

45. Guru BK menyediakan waktu luang untuk siswa yang

ingin mendapatkan bantuan layanan BK

46. Guru BK lebih mengutamakan pekerjaan lain daripada

mengatasi masalah siswa

47. Guru BK jarang tersenyum apabila menerima kehadiran

siswa yang ingin mendapat layanan BK

48. Guru BK membentak siswa pada saat menyelesiakan

masalah di ruang BK

49. Guru BK menjanjikan waktu lain kepada siswa untuk

menyelesaikan masalah yang tertunda

50. Guru BK bersikap marah kepada siswa tanpa alasan

yang jelas

51. Guru BK mendengarkan cerita siswa sampai selesai

tanpa memotong pembicaraan siswa

52. Guru BK kurang memperhatikan siswa pada saat siswa

sedang menceritakan masalahnya

53. Guru BK marah kepada siswa yang melanggar tata tertib

sekolah berulang kali

54. Guru BK membantu masalah siswa sesuai dengan

tingkatan perkembangan siswa

55. Guru BK berusaha memahami perasaan siswa yang

memiliki masalah

56. Guru BK menertawakan masalah siswa karena

menganggap yang diceritakan adalah masalah sepele

Page 145: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

170

57. Guru BK ikut menceritakan masalah pribadinya kepada

siswa ketika mempunyai masalah yang sama

58. Guru BK menjaga perasaan siswa yang mudah

tersinggung karena sedang menghadapi masalah

59. Guru BK memaklumi sikap siswa yang mudah

menangis

60. Guru BK membatasi siswa dalam mengekspresikan

perasaan yang dirasakan siswa pada saat menceritakan

masalahnya

61. Guru BK tidak peduli terhadap perilaku siswa yang

sedang mengalami masalah

62. Guru BK memberikan berbagai pilihan solusi untuk

menyelesaikan masalah siswa

63. Guru BK menciptakan suasana yang menyenangkan saat

pemberian layanan di kelas sehingga siswa tidak merasa

tertekan

64. Guru BK membiarkan siswa untuk mencari solusi

sendiri tanpa berusaha mencoba membantu mencari

solusinya

65. Guru BK tidak menyampaikan solusi masalah secara

langsung kepada siswa karena takut memberikan solusi

yang salah

66. Guru BK membantu siswa menyelesaikan masalah

tanpa melibatkan pihak lain

67. Guru BK melimpahkan masalah siswa kepada guru BK

lain

68. Guru BK melaksanakan semua layanan kepada siswa

sesuai jadwal yang telah diprogramkan

69. Guru BK memberikan layanan hingga terselesaikannya

masalah siswa

70. Guru BK melaksanakan kegiatan dengan tepat waktu

sesuai dengan kesepakatan

71. Guru BK melaksanakan kegiatan lain selain kegiatan

BK (misalnya tambahan jam untuk mapel lain)

72. Guru BK masuk memberikan layanan bk dikelas tidak

sesuai denga jadwal pelayanan BK

73. Guru BK memakai aksesoris yang berlebihan untuk

mendapat perhatian dari siswa

74. Guru BK menyelipkan humor dalam memberikan

Page 146: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

171

layanan agar siswa tidak tegang

75. Guru BK selalu cemberut dan galak pada siswa dengan

alasan menjaga wibawa dihadapan siswa

76. Guru BK berpakaian rapi sesuai dengan kondisi atau

lingkungan sekitar

77. Guru BK memakai pakaian yang tidak sopan

78. Guru BK bersikap serius tapi santai ketika menghadapi

siswanya

79. Pada proses konseling, guru BK memberikan motivasi

agar siswa tidak merasa tertekan

80. Guru BK berbicara dengan sopan tanpa menyinggung

perasaan siswa

81. Guru BK menggunakan bahasa sehari-hari dalam

memberikan layanan BK sehingga mudah dipahami

siswa

82. Guru BK menanyakan hal-hal pribadi siswa yang tidak

berkaitan dengan topik masalah

83. Guru BK memotong pembicaraan siswa saat

menceritakan masalahnya

84. Guru BK terlalu bertele-tele saat menyampaikan materi

layanan

Page 147: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

172

INSTRUMEN PENELITIAN SEBELUM UJI COBA

SKALA SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BK

1. Pengantar

Dengan hormat, saya meminta Anda untuk mengisi pernyataan di bawah

ini. Hasil pengisian ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran.

Jadi diharapkan Anda dapat mengisi dengan jujur dan bersungguh-sungguh.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi yang Anda berikan akan saya

jaga kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan

partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

2. Petunjuk Pengisian

5) Isilah identitas diri anda pada lembar jawab yang telah di sediakan

6) Pilihkan salah satu jawaban sesuai dengan keadaan diri Anda dengan

memberikan tanda silang (√) pada lembar jawab yang telah tersedia.

Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan kalian

S : jika pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan kalian

KS : jika pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan kalian

TS : jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan kalian

STS : jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan

kalian

7) Isilah sesuai dengan keadaan diri anda

8) Di mohon lembar soal tidak di kotori

3. Contoh

Pilihlah jawaban pada lembar jawab:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Menurut saya layanan orientasi membantu saya untuk

menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan yang baru

Page 148: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

173

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1. Menurut saya layanan orientasi membantu saya untuk

menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan yang baru

2. Saya tidak menyukai layanan orientasi karena materi yang

disampaikan tidak menarik/membosankan

3. Layanan orientasi hanya ditujukan untuk siswa yang tidak bisa

menyesuaikan diri saja

4. Saya merasa senang karena dapat mengenal lingkungan baru

setelah mengikuti layanan orientasi

5. Menurut saya layanan orientasi membantu saya mengenal

tentang keadaan fisik sekolah maupun tata tertib sekolah

6. Saya merasa senang mengikuti layanan orientasi karena saya

mendapatkan banyak manfaat

7. Saya lebih baik membolos dari pada mengikuti layanan

orientasi

8. Saya akan berpura-pura mendengarkan guru BK saat

memberikan layanan orientasi

9. Saya akan ikut berperan aktif (bertanya) ketika guru bk

memberikan layanan orientasi

10. Bagi saya tujuan layanan informasi adalah untuk membekali

saya dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang

berbagai hal yang berguna bagi diri saya

11. Saya akan pura-pura mendengarkan guru BK saat

menyampaikan materi layanan informasi

12. Saya merasa bosan dengan materi yang disampaikan guru BK

dalam layanan informasi

13. Layanan informasi hanya memberikan sesuatu yang tidak

penting kepada saya

14. Saya menyukai apa yang disampaikan guru BK dalam layanan

informasi karena materinya membuat saya tahu tentang banyak

hal

15. Saya merasa senang mengikuti layanan informasi karena

banyak pengetahuan yang bisa saya dapatkan

16. Saya akan mendengarkan guru bk ketika sedang

menyelenggarakan layanan informasi

17. Saya lebih baik mengerjakan PR mata pelajaran lain saat

layanan informasi berlangsung

18. Saya akan ikut berperan aktif (bertanya) ketika guru BK

Page 149: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

174

memberikan layanan informasi

19. Sepengetahuan saya layanan penguasaan konten bertujuan

untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

20. Menurut saya layanan penguasaan konten tidak membuat siswa

menjadi terampil dan mengembangkan kebiasaan belajar

21. Bagi saya layanan penguasaan konten memberikan

keterampilan yang diterapkan pada diri siswa misalnya berlatih

percaya diri di depan umum

22. Saya akan mengikuti dan mempraktekan dengan baik apa yang

disampaikan guru BK dalam layanan penguasaan konten

23. Saya merasa senang mengikuti layanan penguasaan konten

karena membuat saya bisa menata diri dan kebiasaan saya

menjadi lebih baik

24. Saya tidak suka dengan layanan penguasaan konten karena

tidak bermanfaat bagi saya

25. Saya tidak akan mengikuti apa yang diperintahkan guru bk

dalam layanan penguasaan konten karena tidak ada manfaatnya

26. Saya tidak menyukai layanan penguasaan konten karena materi

yang disampaikan guru BK sudah saya dapatkan

27. Menurut saya layanan penguasaan konten mengajarkan suatu

hal yang bermanfaat bagi saya

28. Menurut saya layanan penempatan dan penyaluran membuat

saya menjadi tahu apa bakat dan minat saya sehingga saya bisa

memilih ekstrakurikuler dengan tepat

29. Saya merasa tertarik mengikuti layanan penempatan dan

penyaluran karena saya dapat mengetahui pilihan yang tepat

untuk saya

30. Layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan guru bk

tidak berdasarkan bakat dan minat saya

31. Saya tidak menyukai layanan penempatan dan penyaluran

karena yang dilakukan guru BK tidak menyesuaikan bakat

minat saya

32. Saya merasa senang mengikuti layanan penempatan dan

penyaluran karena saya dapat mengetahui posisi dan pilihan

yang tepat sesuai dengan bakat minat saya

33. Saya akan ikut bertanya ketika guru BK memberikan layanan

penempatan dan penyaluran

34. Saya mengikuti layanan penempatan dan penyaluran dengan

sungguh-sungguh

Page 150: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

175

35. Saya mengobrol ketika guru BK menyelenggarakan layanan

penempatan dan penyaluran

36. Saya lebih baik pergi ke kantin ketika guru BK

menyelenggarakan layanan penempatan dan penyaluran

37. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang membahas

bersama-sama suatu topik tertentu di dalam kelompok

38. Bimbingan kelompok bermanfaat melatih kita untuk berani

mengungkapkan pendapat di dalam kelompok

39. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang tidak membuat

siswa menjadi lebih baik lagi

40. Saya menyukai layanan bimbingan kelompok karena disamping

membahas topik tetapi juga ada permainan didalamnya

sehingga menyenangkan

41. Saya merasa bosan ketika mengikuti layanan bimbingan

kelompok

42. Bagi saya layanan bimbingan kelompok hanya ada permainan

saja didalamnya tidak membahas suatu topik

43. Saya tidak suka dengan layanan bimbingan kelompok karena

tidak bermanfaat bagi saya

44. Saya akan bersedia mengikuti dengan sukarela apabila guru BK

menyelenggarakan bimbingan kelompok

45. Saya akan menolak ketika guru BK menunjuk saya mengikuti

layanan bimbingan kelompok

46. Saya akan mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan

sungguh-sungguh

47. Menurut saya materi yang dibahas dalam konseling kelompok

disesuaikan dengan permasalahan yang dipilih siswa dalam

kelompok

48. Bagi saya konseling kelompok tidak membantu menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi

49. Konseling kelompok dilakukan diruang khusus agar lebih

kondusif dan terjaga rahasianya

50. Saya senang mengikuti konseling kelompok karena bisa

membantu teman menyelesaikan masalah

51. Saya merasa nyaman ketika mengikuti konseling kelompok

karena ada janji kerahasian sehingga kerahasiaannya terjaga

52. Konseling kelompok adalah kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu

53. Apabila ditunjuk guru BK untuk mengikuti konseling

Page 151: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

176

kelompok saya akan berusaha menolak

54. Apabila guru BK mengadakan konseling kelompok dengan

senang hati saya akan mengikuti

55. Saya akan bersedia mengikuti konseling kelompok karena

kegiatannya sangat bermanfaat

56. Bagi saya layanan konseling individu membantu mencapai

kesehatan mental yang positif dan dapat membantu

menyelesaikan masalah yg sedang dialami

57.

Menurut saya konseling individu hanya diberikan bagi siswa

yang mengalami masalah saja

58. Menurut saya layanan konseling individu hanya menangani

masalah berat saja

59. Saya merasa senang jika mengikuti konseling karena masalah

saya dapat teratasi

60. Saya tidak akan menceritakan masalah saya kepada guru BK

karena guru bk saya galak

61. Jika tidak bisa menyelesaikan masalah saya akan mendatangi

guru BK

62. Saya takut kalau masalah saya diketahui orang lain setelah

mengikuti konseling individu

63. Saya terpaksa megikuti konseling individu karena dipaksa oleh

guru BK

64 Saya tidak suka jika masalah saya dicampuri oleh siapapun

termasuk guru BK

65. Menurut saya layanan mediasi membantu menyelesaian

masalah dan memperbaiki hubungan antara beberapa pihak

yang bermasalah dengan dibantu guru BK sebagai mediator

66. Bagi saya layanan mediasi hanya akan menambah masalah

antara beberapa pihak

67. Saya akan menolak ketika guru BK saya menyelesaikan

masalah saya dengan layanan mediasi

68. Saya kurang suka apabila guru BK menjadi mediator dalam

permasalahan

69. Saya senang ketika layanan mediasi diberikan kepada saya

ketika mempunyai masalah dengan pihak lain sehingga

memerlukan bantuan dari guru BK

70. Saya tidak akan mau mengikuti layanan mediasi karena saya

tidak bersedia masalah saya dicampuri oleh pihak lain

71. Saya bersedia mengikuti layanan mediasi ketika saya

Page 152: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

177

mempunyai masalah dengan pihak lain

72. Jika ditunjuk guru BK untuk mengikuti layanan mediasi saya

akan mengikutinya dengan sungguh-sungguh

73. Saya takut apabila saya disuruh guru bk mengikuti layanan

mediasi

74. Menurut saya layanan konsultasi merupakan proses penyediaan

bantuan untuk orang tua siswa, guru atau guru bk lainnya dalam

memperbaiki masalah siswa

75. Layanan konsultasi ditujukan bukan hanya untuk siswa saja

tetapi bisa ditujukan untuk orang tua yang ingin berkonsultasi

terkait permasalahan siswa di sekolah

76. Layanan konsultasi di selenggarakan bukan untuk orang tua

siswa, guru atau guru bk lainnya dalam memperbaiki masalah

siswa

77. Saya senang apabila bisa melakukan layanan konsultasi kepada

guru BK terkait masalah yang saya hadapi

78. Saya tidak nyaman apabila berkonsultasi kepada guru BK

79. Apabila masalah saya harus diselesaikan dengan layanan

konsultasi maka saya akan bersedia dengan senang hati

mengikutinya

80. Saya tidak mau mengikuti layanan konsultasi dengan guru BK

karena guru bk saya galak

81. Apabila permaslahan saya di selesaikan dengan konsultasi

kepada guru BK saya merasa nyaman

82. Saya tidak akan menemui guru BK apabila masalah saya di

selesikan melalui layanan konsultasi

83. Bagi saya penyebaran angket yang dilakukan guru bk tidak

bermanfaat karena hanya menyita waktu saya

84. Menurut saya apabila guru bk menyebarkan angket semata-

mata untuk mengumpulkan data terkait dengan data diri saya

85. Saya merasa senang ketika bisa membantu guru bk dengan

mengisikan angket yang diberikan

86. Saya akan menjawab/ mengisi angket yang diberi guru BK

dengan asal-asalan

87. Saya tidak suka ketika guru BK memberikan angket untuk diisi

karena menurut saya hanya membuang-buang waktu saja

88. Saya akan mengisi angket yang diberikan guru BK dengan

jawaban yang sesungguhnya

89. Menurut saya angket yang di sebarkan oleh guru BK tidak ada

Page 153: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

178

manfaatnya

90. Saya merasa senang karena dilibatkan guru BK dalam

pengisian angket

91. Saya memiliki buku data pribadi yang dipegang guru BK yang

didapat dari hasil himpunan data yang dikumpulkan guru bk

92. Menurut saya pada saat guru BK menghimpun data terkait data

pribadi tidak ada manfaatnya

93. Bagi saya guru BK menghimpun segala data dan keterangan

yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa

94. Saya tidak suka apabila guru BK saya mempunyai data-data

pribadi tentang saya

95. Saya merasa takut data pribadi tentang saya di salahgunakan

oleh guru BK saya

96. Saya merasa senang apabila guru BK saya mempunyai data

pribadi tentang saya karena saya yakin itu untuk kepentingan

sekolah

97. Saya akan bersedia apabila diminta guru BK untuk

menghimpun data dan keterangan tentang data diri siswa

98. Saya keberatan apabila diminta guru bk untuk menghimpun

data dan keterangan tentang data diri siswa

99. Saya akan menghindar apabila diminta guru BK untuk

menghimpun data dan keterangan tentang data diri saya

100. Pengalihan kasus membahas permasalahan yang dialami oleh

siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai

pihak, dimana pihak ini diharapkan dapat memberikan bahan

keterangan dan komitmen untuk terentaskannya masalah siswa

101. Pengalihan kasus dilakukan melibatkan wali kelas, guru, ortu

guna membantu pemecahan masalah

102. Menurut saya guru BK tidak perlu memanggil orangtua murid

ketika siswa mengalami permasalahan

103. Saya merasa takut ketika orangtua saya dipanggil untuk

memenuhi panggilan guru BK

104. Saya bersedia jika permasalahan saya dibahas dalam suatu

pertemuan yang dihadiri oleh beberapa pihak (orangtua, teman,

guru) yang dapat memberikan keterangan

105. Saya senang ketika orangtua saya dipanggil karena saya merasa

ada pihak lain yang akan membantu menyelesaikan masalah

106. Saya akan menghindar jika permasalahan saya dibahas dalam

suatu pertemuan yang dihadiri oleh beberapa pihak (orangtua,

Page 154: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

179

teman, guru) yang dapat memberikan keterangan

107. Saya merasa tidak takut ketika orangtua saya dipanggil karena

saya merasa ada pihak lain yang akan membantu

menyelesaikan masalah

108. Saya akan mengikuti dengan sungguh-sungguh jika

permasalahan saya dibahas dalam suatu pertemuan yang

dihadiri oleh pihak-pihak terkait misalnya guru, orangtua,

teman yang dapat memberikan keterangan

109. Menurut saya guru bk melaksanakan kunjungan rumah untuk

memperoleh data tentang kondisi rumah dan orangtua

110. Masalah pribadi keluarga menjadi alasan guru bk melakukan

kunjungan rumah

111. Saya merasa takut apabila guru bk saya berkunjung ke rumah

untuk menanyakan sesuatu hal kepada keluarga saya

112. Saya akan bersedia menemui guru bk saya apabila berkunjung

kerumah

113. Saya senang ketika guru bk saya berkunjung kerumah karena

tandanya guru bk saya peduli dengan masalah saya

114. Saya akan bersembunyi apabila guru BK saya berkunjung

kerumah

115. Menurut saya guru BK melakukan kunjungan rumah untuk

memperoleh keterangan dan membangun hubungan yang baik

dari pihak keluarga

116. Saya tidak mau menemui guru BK saya ketika melakukan

kunjungan rumah

117. Saya merasa malu ketika guru BK melakukan kunjungan ke

rumah saya

118. Menurut saya pengalihan kasus dilakukan karena guru bk

menemukan permasalahan siswa diluar kemampuan atau

kewenangan guru bk

119. Guru BK tidak mau menangani masalah yang berat

120. Saya bersedia apabila masalah saya di alihkan ke orang lain

yang tepat sesuai dengan keahliannya karena saya yakin demi

terselesaikannya masalah saya

121. Saya takut apabila permasalahan saya dialihkan ke pihak lain

yg lebih berkompeten

122. Saya merasa lebih nyaman apabila masalah saya dialihkan ke

pihak yang tepat sesuai dengan keahliannya

123. Saya tidak mau apabila masalah saya di alihkan ke orang lain

Page 155: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

180

walaupun orang lain itu yang mampu menangani masalah saya

124. Menurut saya pengalihan kasus dilakukan karena guru bk

menghindari permasalahan siswa saja

125. Saya merasa senang apabila masalah saya dialihkan ke pihak

yang tepat sesuai dengan keahliannya

126. Saya akan mengikuti dengan sungguh-sungguh apabila masalah

saya dialihkan ke pihak yang tepat

Page 156: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

181

RELIABILITAS PERSEPSI

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 28 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 28 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,956 84

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM_1 272,36 1697,868 ,673 ,955

ITEM_2 272,86 1703,534 ,570 ,956

ITEM_3 272,32 1703,041 ,557 ,956

ITEM_4 272,46 1705,147 ,591 ,956

ITEM_5 272,68 1690,300 ,689 ,955

ITEM_6 272,82 1698,597 ,541 ,956

ITEM_7 272,57 1689,143 ,595 ,955

ITEM_8 273,46 1749,443 -,102 ,957

ITEM_9 272,36 1683,053 ,810 ,955

ITEM_10 273,29 1711,545 ,432 ,956

ITEM_11 273,18 1694,300 ,482 ,956

ITEM_12 273,57 1707,884 ,396 ,956

ITEM_13 274,18 1719,782 ,298 ,956

ITEM_14 273,39 1700,025 ,391 ,956

ITEM_15 273,07 1689,402 ,703 ,955

ITEM_16 273,32 1701,115 ,510 ,956

ITEM_17 273,29 1718,582 ,318 ,956

ITEM_18 274,04 1700,999 ,550 ,956

ITEM_19 273,75 1707,157 ,447 ,956

ITEM_20 272,64 1692,757 ,705 ,955

ITEM_21 273,71 1698,212 ,492 ,956

ITEM_22 273,46 1736,925 ,071 ,957

ITEM_23 272,64 1691,720 ,655 ,955

ITEM_24 274,04 1695,962 ,480 ,956

ITEM_25 273,32 1683,411 ,732 ,955

ITEM_26 274,18 1719,782 ,298 ,956

ITEM_27 272,86 1694,497 ,544 ,956

ITEM_28 272,71 1677,545 ,665 ,955

ITEM_29 274,14 1730,053 ,172 ,957

ITEM_30 273,86 1678,423 ,587 ,955

ITEM_31 274,00 1739,037 ,058 ,957

ITEM_32 273,25 1680,565 ,610 ,955

ITEM_33 273,32 1684,967 ,486 ,956

Page 157: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

182

ITEM_34 273,61 1691,433 ,463 ,956

ITEM_35 273,64 1678,683 ,670 ,955

ITEM_36 272,79 1707,138 ,482 ,956

ITEM_37 274,21 1680,989 ,589 ,955

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM_38 273,04 1682,480 ,623 ,955

ITEM_39 272,68 1691,041 ,530 ,956

ITEM_40 272,50 1688,630 ,626 ,955

ITEM_41 273,43 1737,735 ,072 ,957

ITEM_42 273,93 1732,143 ,127 ,957

ITEM_43 273,71 1664,508 ,620 ,955

ITEM_44 273,50 1695,296 ,469 ,956

ITEM_45 273,46 1749,443 -,102 ,957

ITEM_46 273,11 1724,396 ,227 ,956

ITEM_47 272,96 1709,591 ,520 ,956

ITEM_48 274,00 1700,741 ,431 ,956

ITEM_49 272,39 1719,433 ,287 ,956

ITEM_50 272,68 1706,448 ,392 ,956

ITEM_51 272,71 1698,656 ,504 ,956

ITEM_52 273,54 1737,888 ,061 ,957

ITEM_53 272,50 1688,037 ,612 ,955

ITEM_54 273,57 1695,217 ,526 ,956

ITEM_55 273,21 1676,915 ,575 ,955

ITEM_56 273,96 1692,110 ,525 ,956

ITEM_57 274,46 1697,739 ,418 ,956

ITEM_58 273,93 1719,550 ,296 ,956

ITEM_59 273,07 1687,772 ,621 ,955

ITEM_60 273,82 1748,819 -,074 ,957

ITEM_61 273,50 1688,111 ,542 ,956

ITEM_62 274,14 1720,423 ,289 ,956

ITEM_63 273,57 1670,995 ,664 ,955

ITEM_64 274,36 1701,868 ,401 ,956

ITEM_65 274,04 1701,665 ,408 ,956

ITEM_66 272,68 1683,782 ,744 ,955

ITEM_67 272,75 1686,713 ,548 ,956

ITEM_68 274,07 1737,550 ,066 ,957

ITEM_69 273,29 1690,508 ,475 ,956

ITEM_70 273,61 1698,544 ,416 ,956

ITEM_71 274,11 1733,729 ,122 ,957

ITEM_72 273,18 1688,745 ,589 ,955

ITEM_73 274,11 1718,766 ,327 ,956

ITEM_74 273,39 1679,729 ,536 ,956

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM_75 274,00 1688,815 ,451 ,956

ITEM_76 272,75 1692,713 ,547 ,956

ITEM_77 272,79 1697,582 ,540 ,956

ITEM_78 273,93 1741,180 ,011 ,957

Page 158: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

183

ITEM_79 274,04 1767,147 -,319 ,958

ITEM_80 273,50 1688,333 ,490 ,956

ITEM_81 273,61 1695,803 ,480 ,956

ITEM_82 273,29 1718,582 ,318 ,956

ITEM_83 272,36 1689,868 ,794 ,955

ITEM_84 272,79 1697,878 ,610 ,955

Page 159: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

184

RELIABILITAS SIKAP

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 28 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 28 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,975 126

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 415,25 4108,713 ,489 ,974

VAR00002 415,43 4083,439 ,582 ,974

VAR00003 415,00 4062,963 ,793 ,974

VAR00004 415,86 4101,312 ,495 ,974

VAR00005 415,32 4084,448 ,601 ,974

VAR00006 415,43 4082,254 ,645 ,974

VAR00007 416,57 4133,735 ,174 ,975

VAR00008 414,93 4095,624 ,554 ,974

VAR00009 415,11 4076,544 ,622 ,974

VAR00010 416,64 4088,164 ,585 ,974

VAR00011 416,36 4092,090 ,528 ,974

VAR00012 415,25 4076,713 ,729 ,974

VAR00013 416,32 4090,597 ,474 ,974

VAR00014 415,25 4076,935 ,663 ,974

VAR00015 416,64 4079,201 ,517 ,974

VAR00016 415,93 4063,772 ,741 ,974

VAR00017 416,43 4133,513 ,163 ,975

VAR00018 416,57 4141,365 ,097 ,975

VAR00019 415,14 4107,164 ,495 ,974

VAR00020 415,29 4082,804 ,627 ,974

VAR00021 416,07 4151,624 ,042 ,975

VAR00022 416,21 4065,582 ,537 ,974

VAR00023 416,25 4052,120 ,708 ,974

VAR00024 415,43 4102,624 ,491 ,974

VAR00025 416,82 4068,226 ,546 ,974

VAR00026 415,86 4134,497 ,180 ,975

VAR00027 415,61 4107,210 ,498 ,974

VAR00028 416,61 4092,321 ,430 ,974

VAR00029 415,07 4133,106 ,186 ,975

VAR00030 416,96 4087,147 ,445 ,974

VAR00031 416,64 4090,905 ,426 ,974

VAR00032 415,82 4055,189 ,575 ,974

VAR00033 416,57 4085,291 ,480 ,974

Page 160: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

185

VAR00034 417,07 4083,772 ,442 ,974

VAR00035 415,79 4069,360 ,617 ,974

VAR00036 416,50 4125,074 ,266 ,975

VAR00037 414,96 4075,813 ,784 ,974

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00038 415,39 4081,655 ,660 ,974

VAR00039 415,96 4134,184 ,172 ,975

VAR00040 416,00 4057,481 ,549 ,974

VAR00041 416,61 4073,581 ,452 ,974

VAR00042 415,36 4076,905 ,566 ,974

VAR00043 415,39 4086,470 ,544 ,974

VAR00044 416,18 4078,819 ,559 ,974

VAR00045 415,82 4055,189 ,575 ,974

VAR00046 416,57 4085,291 ,480 ,974

VAR00047 415,89 4155,729 ,009 ,975

VAR00048 415,89 4084,321 ,427 ,974

VAR00049 416,21 4081,286 ,464 ,974

VAR00050 415,68 4071,115 ,626 ,974

VAR00051 416,11 4144,840 ,099 ,975

VAR00052 416,18 4042,300 ,686 ,974

VAR00053 416,96 4087,147 ,445 ,974

VAR00054 416,64 4090,905 ,426 ,974

VAR00055 415,29 4065,841 ,741 ,974

VAR00056 415,36 4071,794 ,538 ,974

VAR00057 416,61 4092,321 ,430 ,974

VAR00058 416,61 4127,729 ,237 ,975

VAR00059 416,07 4104,291 ,433 ,974

VAR00060 416,64 4088,164 ,585 ,974

VAR00061 416,36 4092,090 ,528 ,974

VAR00062 415,25 4076,713 ,729 ,974

VAR00063 416,32 4090,597 ,474 ,974

VAR00064 416,71 4146,878 ,064 ,975

VAR00065 414,93 4095,624 ,554 ,974

VAR00066 415,07 4099,032 ,586 ,974

VAR00067 415,29 4078,286 ,666 ,974

VAR00068 415,43 4083,439 ,582 ,974

VAR00069 416,64 4140,979 ,128 ,975

VAR00070 416,68 4153,856 ,023 ,975

VAR00071 415,25 4076,935 ,663 ,974

VAR00072 416,64 4079,201 ,517 ,974

VAR00073 415,93 4063,772 ,741 ,974

VAR00074 415,29 4078,360 ,521 ,974

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00075 416,54 4148,184 ,071 ,975

VAR00076 416,21 4065,582 ,537 ,974

VAR00077 416,25 4052,120 ,708 ,974

VAR00078 415,39 4099,284 ,504 ,974

Page 161: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

186

VAR00079 416,82 4068,226 ,546 ,974

VAR00080 416,11 4085,358 ,458 ,974

VAR00081 415,29 4078,360 ,521 ,974

VAR00082 415,11 4070,247 ,648 ,974

VAR00083 416,54 4143,813 ,107 ,975

VAR00084 416,61 4073,581 ,452 ,974

VAR00085 415,32 4077,115 ,572 ,974

VAR00086 416,64 4088,164 ,585 ,974

VAR00087 416,36 4092,090 ,528 ,974

VAR00088 415,29 4080,063 ,718 ,974

VAR00089 416,32 4090,597 ,474 ,974

VAR00090 415,43 4137,587 ,145 ,975

VAR00091 416,11 4085,358 ,458 ,974

VAR00092 415,11 4094,321 ,648 ,974

VAR00093 416,43 4127,143 ,268 ,975

VAR00094 415,36 4076,905 ,566 ,974

VAR00095 415,46 4089,665 ,631 ,974

VAR00096 414,93 4095,624 ,554 ,974

VAR00097 415,07 4099,032 ,586 ,974

VAR00098 415,29 4078,286 ,666 ,974

VAR00099 415,93 4141,847 ,112 ,975

VAR00100 415,82 4127,115 ,251 ,975

VAR00101 415,11 4094,321 ,648 ,974

VAR00102 415,14 4107,164 ,495 ,974

VAR00103 416,11 4085,358 ,458 ,974

VAR00104 416,43 4134,402 ,169 ,975

VAR00105 414,96 4065,221 ,801 ,974

VAR00106 415,89 4102,766 ,485 ,974

VAR00107 415,79 4085,212 ,462 ,974

VAR00108 416,18 4097,930 ,435 ,974

VAR00109 416,39 4126,914 ,229 ,975

VAR00110 416,64 4090,905 ,426 ,974

VAR00111 415,79 4069,360 ,617 ,974

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00112 416,18 4042,300 ,686 ,974

VAR00113 416,96 4087,147 ,445 ,974

VAR00114 415,39 4081,433 ,633 ,974

VAR00115 415,29 4065,841 ,741 ,974

VAR00116 415,36 4071,794 ,538 ,974

VAR00117 415,96 4134,184 ,172 ,975

VAR00118 415,36 4076,905 ,566 ,974

VAR00119 416,68 4131,560 ,213 ,975

VAR00120 416,25 4052,120 ,708 ,974

VAR00121 415,39 4099,284 ,504 ,974

VAR00122 416,54 4131,073 ,204 ,975

VAR00123 416,64 4088,164 ,585 ,974

VAR00124 416,36 4092,090 ,528 ,974

VAR00125 415,25 4076,713 ,729 ,974

VAR00126 416,32 4090,597 ,474 ,974

Page 162: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

187

INSTRUMEN PENELITIAN

SKALA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN

KONSELOR

1. Pengantar

Dengan hormat, saya meminta Anda untuk mengisi pernyataan di bawah

ini. Hasil pengisian ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran.

Jadi diharapkan Anda dapat mengisi dengan jujur dan bersungguh-sungguh.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi yang Anda berikan akan saya

jaga kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan

partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

2. Petunjuk Pengisian

a) Isilah identitas diri anda pada lembar jawab yang telah di sediakan

b) Pilihkan salah satu jawaban sesuai dengan keadaan diri Anda dengan

memberikan tanda silang (√) pada lembar jawab yang telah tersedia.

Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai Guru BK lakukan

S : jika pernyataan tersebut Sesuai Guru BK lakukan

KS : jika pernyataan tersebut Kurang Sesuai Guru BK lakukan

TS : jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai Guru BK lakukan

STS : jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai Guru BK lakukan

c) Isilah sesuai dengan keadaan diri anda

d) Di mohon lembar soal tidak di kotori

3. Contoh

Pilihlah jawaban pada lembar jawab:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas dengan

berdoa

Keterangan:

Pada contoh diatas memberi keterangan bahwa pada pernyataan tersebut sangat

sesuai yang guru BK lakukan yaitu mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas

dengan berdo’a

Page 163: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

188

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1. Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan di kelas

dengan berdoa

2. Guru BK mengawali dan mengakhiri kegiatan tanpa

mengucapkan salam

3. Guru BK tidak bersedia membantu siswa lawan jenis karena

alasan bukan muhrim

4. Guru BK membantu siswa dengan niat tulus ikhlas

5. Guru BK bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma

agama dalam pemberian layanan

6. Guru BK memilih siswa untuk menjadi anggota dalam

kegiatan layanan BK yang bersifat kelompok tanpa

membeda-bedakan agama

7. Guru BK mendahulukan siswa yang seagama dalam

membantu mengatasi/ manangani masalah

8. Guru BK hanya membantu siswa yang seagama saja

9. Guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa dengan

meminta imbalan

10. Guru BK bertanggungjawab dalam membantu siswa

menyelesaikan masalahnya.

11. Guru BK bersikap sopan dalam memberikan layanan BK

12. Guru BK menganggap siswa yang datang ke ruang BK

adalah siswa yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya

13. Guru BK memandang positif siswa, meskipun siswa dalam

kondisi tertekan

14. Guru BK meyakini bahwa semua siswa adalah individu yang

baik

15. Guru BK menyimpulkan sesuatu yang mencurigakan tanpa

mendengar penjelasan dari siswa

16. Guru BK menunjukkan sikap menerima pada siswa yang

bermasalah

17. Guru BK memahami bahwa kebutuhan siswa berbeda-beda

Page 164: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

189

18. Guru BK memandang siswa yang menemuinya adalah siswa

yang memiliki masalah

19. Guru BK tidak pernah menyemangati siswa dalam

menyelesaikan masalahnya

20. Guru BK melaksanakan/ melakukan konseling individu di

tempat umum bukan di ruang konseling

21. Guru BK memanggil siswa yang bermasalah untuk

melakukan konseling individu

22. Guru BK memberikan layanan hanya kepada siswa yang

datang ke ruang BK saja

23. Guru BK tidak bertanya apapun kepada siswa yang datang

ke ruang BK untuk menceritakan masalahnya

24. Guru BK menjaga kepercayaan siswa dengan tidak

menceritakan masalahnya kepada pihak lain

25. Guru BK tidak memberikan kesempatan kepada siswa yang

membutuhkan bantuan

26. Guru BK tidak memberikan kebebasan kepada siswa untuk

menyampaikan masalahnya

27. Guru BK membantu siswa hanya pada masalah tertentu saja

yang dirasa mudah

28. Guru BK menunjukkan sikap marah kepada siswa yang

bermasalah

29. Guru BK bersedia membantu siswa menyelesaikan

masalahnya sampai tuntas

30. Guru BK lebih mengutamakan siswa untuk membantu dari

pada menyelesaikan pekerjaan lain

31. Guru BK menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan

kepada siswa

32. Guru BK memanggil siswa yang dianggap memiliki masalah

untuk datang keruang BK

33. Guru BK memberikan kebebasan kepada siswa kapan waktu

untuk pelayanan BK

34. Guru BK ramah kepada siswa pada saat di kelas maupun

saat berpapasan dengan siswa

35. Guru BK sabar dalam membantu siswa mengembangkan

bakat yang dimiliki siswa

36. Guru BK menyediakan waktu luang untuk siswa yang ingin

206

Page 165: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

190

mendapatkan bantuan layanan BK

37. Guru BK jarang tersenyum apabila menerima kehadiran

siswa yang ingin mendapat layanan BK

38. Guru BK membentak siswa pada saat menyelesiakan

masalah di ruang BK

39. Guru BK bersikap marah kepada siswa tanpa alasan yang

jelas

40. Guru BK mendengarkan cerita siswa sampai selesai tanpa

memotong pembicaraan siswa

41. Guru BK marah kepada siswa yang melanggar tata tertib

sekolah berulang kali

42. Guru BK membantu masalah siswa sesuai dengan tingkatan

perkembangan siswa

43. Guru BK berusaha memahami perasaan siswa yang memiliki

masalah

44. Guru BK menertawakan masalah siswa karena menganggap

yang diceritakan adalah masalah sepele

45. Guru BK ikut menceritakan masalah pribadinya kepada

siswa ketika mempunyai masalah yang sama

46. Guru BK memaklumi sikap siswa yang mudah menangis

47. Guru BK tidak peduli terhadap perilaku siswa yang sedang

mengalami masalah

48. Guru BK menciptakan suasana yang menyenangkan saat

pemberian layanan di kelas sehingga siswa tidak merasa

tertekan

49. Guru BK membiarkan siswa untuk mencari solusi sendiri

tanpa berusaha mencoba membantu mencari solusinya

50. Guru BK tidak menyampaikan solusi masalah secara

langsung kepada siswa karena takut memberikan solusi yang

salah

51. Guru BK membantu siswa menyelesaikan masalah tanpa

melibatkan pihak lain

52. Guru BK melimpahkan masalah siswa kepada guru BK lain

53. Guru BK memberikan layanan hingga terselesaikannya

masalah siswa

54. Guru BK melaksanakan kegiatan dengan tepat waktu sesuai

207

Page 166: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

191

dengan kesepakatan

55. Guru BK masuk memberikan layanan bk dikelas tidak sesuai

denga jadwal pelayanan BK

56. Guru BK menyelipkan humor dalam memberikan layanan

agar siswa tidak tegang

57. Guru BK selalu cemberut dan galak pada siswa dengan

alasan menjaga wibawa dihadapan siswa

58. Guru BK berpakaian rapi sesuai dengan kondisi atau

lingkungan sekitar

59. Guru BK memakai pakaian yang tidak sopan

60. Guru BK berbicara dengan sopan tanpa menyinggung

perasaan siswa

61. Guru BK menggunakan bahasa sehari-hari dalam

memberikan layanan BK sehingga mudah dipahami siswa

62. Guru BK memotong pembicaraan siswa saat menceritakan

masalahnya

63. Guru BK terlalu bertele-tele saat menyampaikan materi

layanan

208

Page 167: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

192

INSTRUMEN PENELITIAN

SKALA SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BK

1. Pengantar

Dengan hormat, saya meminta Anda untuk mengisi pernyataan di bawah

ini. Hasil pengisian ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran.

Jadi diharapkan Anda dapat mengisi dengan jujur dan bersungguh-sungguh.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi yang Anda berikan akan saya

jaga kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan

partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

2. Petunjuk Pengisian

a) Isilah identitas diri anda pada lembar jawab yang telah di sediakan

b) Pilihkan salah satu jawaban sesuai dengan keadaan diri Anda dengan

memberikan tanda silang (√) pada lembar jawab yang telah tersedia. Adapun

pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan kalian

S : jika pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan kalian

KS : jika pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan kalian

TS : jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan kalian

STS : jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan

kalian

c) Isilah sesuai dengan keadaan diri anda

d) Di mohon lembar soal tidak di kotori

3. Contoh

Pilihlah jawaban pada lembar jawab:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Menurut saya layanan orientasi membantu saya untuk

menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan yang baru

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 168: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

193

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S KS TS STS

1. Menurut saya layanan orientasi membantu saya untuk

menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan yang baru

2. Saya tidak menyukai layanan orientasi karena materi yang

disampaikan tidak menarik/membosankan

3. Layanan orientasi hanya ditujukan untuk siswa yang tidak bisa

menyesuaikan diri saja

4. Saya merasa senang karena dapat mengenal lingkungan baru

setelah mengikuti layanan orientasi

5. Menurut saya layanan orientasi membantu saya mengenal

tentang keadaan fisik sekolah maupun tata tertib sekolah

6. Saya merasa senang mengikuti layanan orientasi karena saya

mendapatkan banyak manfaat

7. Saya akan berpura-pura mendengarkan guru BK saat

memberikan layanan orientasi

8. Saya akan ikut berperan aktif (bertanya) ketika guru bk

memberikan layanan orientasi

9. Bagi saya tujuan layanan informasi adalah untuk membekali

saya dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang

berbagai hal yang berguna bagi diri saya

10. Saya akan pura-pura mendengarkan guru BK saat

menyampaikan materi layanan informasi

11. Saya merasa bosan dengan materi yang disampaikan guru BK

dalam layanan informasi

12. Layanan informasi hanya memberikan sesuatu yang tidak

penting kepada saya

13. Saya menyukai apa yang disampaikan guru BK dalam layanan

informasi karena materinya membuat saya tahu tentang banyak

hal

14. Saya merasa senang mengikuti layanan informasi karena

banyak pengetahuan yang bisa saya dapatkan

15. Saya akan mendengarkan guru bk ketika sedang

menyelenggarakan layanan informasi

16. Sepengetahuan saya layanan penguasaan konten bertujuan

untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

17. Menurut saya layanan penguasaan konten tidak membuat siswa

menjadi terampil dan mengembangkan kebiasaan belajar

18. Saya akan mengikuti dan mempraktekan dengan baik apa yang

Page 169: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

194

disampaikan guru BK dalam layanan penguasaan konten

19. Saya merasa senang mengikuti layanan penguasaan konten

karena membuat saya bisa menata diri dan kebiasaan saya

menjadi lebih baik

20. Saya tidak suka dengan layanan penguasaan konten karena

tidak bermanfaat bagi saya

21. Saya tidak akan mengikuti apa yang diperintahkan guru bk

dalam layanan penguasaan konten karena tidak ada manfaatnya

22. Menurut saya layanan penguasaan konten mengajarkan suatu

hal yang bermanfaat bagi saya

23. Menurut saya layanan penempatan dan penyaluran membuat

saya menjadi tahu apa bakat dan minat saya sehingga saya bisa

memilih ekstrakurikuler dengan tepat

24. Layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan guru bk

tidak berdasarkan bakat dan minat saya

25. Saya tidak menyukai layanan penempatan dan penyaluran

karena yang dilakukan guru BK tidak menyesuaikan bakat

minat saya

26. Saya merasa senang mengikuti layanan penempatan dan

penyaluran karena saya dapat mengetahui posisi dan pilihan

yang tepat sesuai dengan bakat minat saya

27. Saya akan ikut bertanya ketika guru BK memberikan layanan

penempatan dan penyaluran

28. Saya mengikuti layanan penempatan dan penyaluran dengan

sungguh-sungguh

29. Saya mengobrol ketika guru BK menyelenggarakan layanan

penempatan dan penyaluran

30. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang membahas

bersama-sama suatu topik tertentu di dalam kelompok

31. Bimbingan kelompok bermanfaat melatih kita untuk berani

mengungkapkan pendapat di dalam kelompok

32. Saya menyukai layanan bimbingan kelompok karena disamping

membahas topik tetapi juga ada permainan didalamnya

sehingga menyenangkan

33. Saya merasa bosan ketika mengikuti layanan bimbingan

kelompok

34. Bagi saya layanan bimbingan kelompok hanya ada permainan

saja didalamnya tidak membahas suatu topik

35. Saya tidak suka dengan layanan bimbingan kelompok karena

Page 170: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

195

tidak bermanfaat bagi saya

36. Saya akan bersedia mengikuti dengan sukarela apabila guru BK

menyelenggarakan bimbingan kelompok

37. Saya akan menolak ketika guru BK menunjuk saya mengikuti

layanan bimbingan kelompok

38. Saya akan mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan

sungguh-sungguh

39. Bagi saya konseling kelompok tidak membantu menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi

40. Konseling kelompok dilakukan diruang khusus agar lebih

kondusif dan terjaga rahasianya

41. Saya senang mengikuti konseling kelompok karena bisa

membantu teman menyelesaikan masalah

42. Konseling kelompok adalah kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu

43. Apabila ditunjuk guru BK untuk mengikuti konseling

kelompok saya akan berusaha menolak

44. Apabila guru BK mengadakan konseling kelompok dengan

senang hati saya akan mengikuti

45. Saya akan bersedia mengikuti konseling kelompok karena

kegiatannya sangat bermanfaat

46. Bagi saya layanan konseling individu membantu mencapai

kesehatan mental yang positif dan dapat membantu

menyelesaikan masalah yg sedang dialami

47.

Menurut saya konseling individu hanya diberikan bagi siswa

yang mengalami masalah saja

48. Saya merasa senang jika mengikuti konseling karena masalah

saya dapat teratasi

49. Saya tidak akan menceritakan masalah saya kepada guru BK

karena guru bk saya galak

50. Jika tidak bisa menyelesaikan masalah saya akan mendatangi

guru BK

51. Saya takut kalau masalah saya diketahui orang lain setelah

mengikuti konseling individu

52. Saya terpaksa megikuti konseling individu karena dipaksa oleh

guru BK

53. Menurut saya layanan mediasi membantu menyelesaian

masalah dan memperbaiki hubungan antara beberapa pihak

yang bermasalah dengan dibantu guru BK sebagai mediator

Page 171: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

196

54. Bagi saya layanan mediasi hanya akan menambah masalah

antara beberapa pihak

55. Saya akan menolak ketika guru BK saya menyelesaikan

masalah saya dengan layanan mediasi

56. Saya kurang suka apabila guru BK menjadi mediator dalam

permasalahan

57. Saya bersedia mengikuti layanan mediasi ketika saya

mempunyai masalah dengan pihak lain

58. Jika ditunjuk guru BK untuk mengikuti layanan mediasi saya

akan mengikutinya dengan sungguh-sungguh

59. Saya takut apabila saya disuruh guru bk mengikuti layanan

mediasi

60. Menurut saya layanan konsultasi merupakan proses penyediaan

bantuan untuk orang tua siswa, guru atau guru bk lainnya dalam

memperbaiki masalah siswa

61. Layanan konsultasi di selenggarakan bukan untuk orang tua

siswa, guru atau guru bk lainnya dalam memperbaiki masalah

siswa

62. Saya senang apabila bisa melakukan layanan konsultasi kepada

guru BK terkait masalah yang saya hadapi

63. Saya tidak nyaman apabila berkonsultasi kepada guru BK

64. Apabila masalah saya harus diselesaikan dengan layanan

konsultasi maka saya akan bersedia dengan senang hati

mengikutinya

65. Saya tidak mau mengikuti layanan konsultasi dengan guru BK

karena guru bk saya galak

66. Apabila permaslahan saya di selesaikan dengan konsultasi

kepada guru BK saya merasa nyaman

67. Saya tidak akan menemui guru BK apabila masalah saya di

selesikan melalui layanan konsultasi

68. Menurut saya apabila guru bk menyebarkan angket semata-

mata untuk mengumpulkan data terkait dengan data diri saya

69. Saya merasa senang ketika bisa membantu guru bk dengan

mengisikan angket yang diberikan

70. Saya akan menjawab/ mengisi angket yang diberi guru BK

dengan asal-asalan

71. Saya tidak suka ketika guru BK memberikan angket untuk diisi

karena menurut saya hanya membuang-buang waktu saja

72. Saya akan mengisi angket yang diberikan guru BK dengan

Page 172: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

197

jawaban yang sesungguhnya

73. Menurut saya angket yang di sebarkan oleh guru BK tidak ada

manfaatnya

74. Saya memiliki buku data pribadi yang dipegang guru BK yang

didapat dari hasil himpunan data yang dikumpulkan guru bk

75. Menurut saya pada saat guru BK menghimpun data terkait data

pribadi tidak ada manfaatnya

76. Saya tidak suka apabila guru BK saya mempunyai data-data

pribadi tentang saya

77. Saya merasa takut data pribadi tentang saya di salahgunakan

oleh guru BK saya

78. Saya merasa senang apabila guru BK saya mempunyai data

pribadi tentang saya karena saya yakin itu untuk kepentingan

sekolah

79. Saya akan bersedia apabila diminta guru BK untuk

menghimpun data dan keterangan tentang data diri siswa

80. Saya keberatan apabila diminta guru bk untuk menghimpun

data dan keterangan tentang data diri siswa

81. Pengalihan kasus dilakukan melibatkan wali kelas, guru, ortu

guna membantu pemecahan masalah

82. Menurut saya guru BK tidak perlu memanggil orangtua murid

ketika siswa mengalami permasalahan

83. Saya merasa takut ketika orangtua saya dipanggil untuk

memenuhi panggilan guru BK

84. Saya senang ketika orangtua saya dipanggil karena saya merasa

ada pihak lain yang akan membantu menyelesaikan masalah

85. Saya akan menghindar jika permasalahan saya dibahas dalam

suatu pertemuan yang dihadiri oleh beberapa pihak (orangtua,

teman, guru) yang dapat memberikan keterangan

86. Saya merasa tidak takut ketika orangtua saya dipanggil karena

saya merasa ada pihak lain yang akan membantu

menyelesaikan masalah

87. Saya akan mengikuti dengan sungguh-sungguh jika

permasalahan saya dibahas dalam suatu pertemuan yang

dihadiri oleh pihak-pihak terkait misalnya guru, orangtua,

teman yang dapat memberikan keterangan

88. Masalah pribadi keluarga menjadi alasan guru bk melakukan

kunjungan rumah

89. Saya merasa takut apabila guru bk saya berkunjung ke rumah

Page 173: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

198

untuk menanyakan sesuatu hal kepada keluarga saya

90. Saya akan bersedia menemui guru bk saya apabila berkunjung

kerumah

91. Saya senang ketika guru bk saya berkunjung kerumah karena

tandanya guru bk saya peduli dengan masalah saya

92. Saya akan bersembunyi apabila guru BK saya berkunjung

kerumah

93. Menurut saya guru BK melakukan kunjungan rumah untuk

memperoleh keterangan dan membangun hubungan yang baik

dari pihak keluarga

94. Saya tidak mau menemui guru BK saya ketika melakukan

kunjungan rumah

95. Menurut saya pengalihan kasus dilakukan karena guru bk

menemukan permasalahan siswa diluar kemampuan atau

kewenangan guru bk

96. Saya bersedia apabila masalah saya di alihkan ke orang lain

yang tepat sesuai dengan keahliannya karena saya yakin demi

terselesaikannya masalah saya

97. Saya takut apabila permasalahan saya dialihkan ke pihak lain

yg lebih berkompeten

98. Saya tidak mau apabila masalah saya di alihkan ke orang lain

walaupun orang lain itu yang mampu menangani masalah saya

99. Menurut saya pengalihan kasus dilakukan karena guru bk

menghindari permasalahan siswa saja

100. Saya merasa senang apabila masalah saya dialihkan ke pihak

yang tepat sesuai dengan keahliannya

101. Saya akan mengikuti dengan sungguh-sungguh apabila masalah

saya dialihkan ke pihak yang tepat

Page 174: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

199

UJI NORMALITAS DATA

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum

Persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian

konselor

75 252,11 20,694 196

Sikap siswa terhadap

pelayanan BK

75 388,53 35,775 295

Descriptive Statistics

Maximum

Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian Konselor 293

Sikap siswa terhadap pelayanan BK 464

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persepsi siswa

tentang kompetensi

kepribadian

Konselor

Sikap siswa

terhadap pelayanan

BK

Page 175: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

200

N 75 75

Normal

Parametersa,b

Mean 252,11 388,53

Std.

Deviation 20,694 35,775

Most Extreme

Differences

Absolute ,073 ,076

Positive ,043 ,048

Negative -,073 -,076

Kolmogorov-Smirnov Z ,629 ,661

Asymp. Sig. (2-tailed) ,824 ,774

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 176: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

201

HASIL PERHITUNGAN KORELASI

MENGGUNAKAN SPSS

Correlations

Correlations

Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi

Kepribadian Konselor

Sikap Siswa

Terhadap

Pelayanan BK

Persepsi

Siswa Tentang

Kompetensi

Kepribadian

Konselor

Pearson

Correlation 1 ,633

**

Sig. (2-tailed) ,000

N 75 75

Sikap Siswa

Terhadap

Pelayanan BK

Pearson

Correlation

,633**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Page 177: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

202

Page 178: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

203

Page 179: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG …lib.unnes.ac.id/21188/1/1301411050-s.pdf · SIKAP SISWA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 24 ... dengan cara memperhatikan

204