hubungan antara kualitas perkawinan dan intensi ... · hubungan antara kualitas perkawinan dan...

Download HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERKAWINAN DAN INTENSI ... · HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERKAWINAN DAN INTENSI BERSELINGKUH PADA PERNIKAHAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

If you can't read please download the document

Upload: phungtruc

Post on 10-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERKAWINANDAN INTENSI BERSELINGKUH PADA

PERNIKAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Bernadetta Febyana Herlanda

109114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

GUSTI MBOTEN SARE

Apapun yang terjadi serahkan dalam

Kuasa Tangan-Nya.

Percaya bahwa Tuhan akan selalu beserta kita.

-Penulis-

DEUS PROVIDEBIT

Karena kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Jadi, jangan pernah takut untuk melangkah. Majulah, seberat apapun itu

pasti akan terasa ringan jika dilakukan dengan senang hati.

-Penulis-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang

senantiasa memberikan berkat melimpah,

penyertaan, dan anugerah dalam setiap

perjalanan hidupku

Almarhum Papa dan Almarhumah Ibu tercinta yang selalu

memberikan cinta kasih dan pengalaman hidup yang berharga

serta menjadi pedoman dalam hidupku

untuk Kakakku tercinta yang selalu memberikan

pengalaman hidup yang keras dan berharga

serta menjadi semangat dan pedoman dalam hidupku

untuk seseorang yang sangat dekat denganku yang selalu

mendukung setiap langkahku dan memberikan

pengalaman berharga dalam hidup untuk selalu

melanjutkan kehidupan dan mencari pengalaman baru

untuk orang-orang terdekat di sekitarku yang selalu

mendukung dan memberikan pengalaman yang luar biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERKAWINAN DAN INTENSIBERSELINGKUH PADA PERNIKAHAN

Bernadetta Febyana Herlanda

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitasperkawinan dan intensi berselingkuh. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu adanyahubungan negatif yang signifikan antara kualitas perkawinan dan intensiberselingkuh. Subjek dalam penelitian ini adalah individu yang sudah menikahdan tinggal bersama di berbagai kota. Jumlah subjek yaitu sebesar 77 orang.Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran skala kualitas perkawinan denganreliabilitas sebesar () = 0,924 dan skala intensi berselingkuh dengan reliabilitassebesar () = 0,753. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ujikorelasi Spearmans rho melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. karenasebaran data dari variabel kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh tidaknormal. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikansebesar (-0,505) dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05)

Kata kunci : kualitas perkawinan, intensi berselingkuh, pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE QUALITY OF MARRIAGE ANDINTENTION OF INFIDELITY IN MARRIAGE

Bernadetta Febyana Herlanda

ABSTRACT

The purpose of this study is to discover relationship between mariage qualityand intention of infidelity. The hypothesis in this research is the existence of asignificantly bad relationship between marriage quality and intention of infidelity.The subjects in this study are, married man and woman whose stay on variouscities. The number of subjects is 77 people. The data were collected by spreadingthe quality scale of marriage with reliability () = 0,924 and spreading the scaleof infidelity intentions with reliability () = 0,753. Spearman's rho correlation testwas the data analysis technique that being used in this study with help of anapplication, SPSS for Windows Version 16.0. Spearman's rho correlation test wasused because the data distribution from variables mariage quality and intention ofinfidelity wasnt normal. The results showed that a significantly bad relationshipbetween marriage quality and intention of infidelity is exist on value (-0,505) withp value = 0,000 (p < 0,05)

Keywords : marriage quality, intention of infidelity, marriage

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga karena atas kasih dan bimbingan

tangan Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di

Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari keterbatasan yang dimiliki penulis, sehingga dengan

bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Oleh Karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing penulis selama penulis kuliah di

Fakultas Psikologi Sanata Dharma

4. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan koreksi, saran, bimbingan dan

membantu serta memberikan banyak dukungan kepada penulis bersama

teman-teman seperjuangan angkatan 2010 selama menyelesaikan

penulisan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

5. Ibu Debri Pristinella M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan

sabar membimbing penulis. Ibu juga memberikan bimbingan, koreksi,

saran dan ilmu pengetahuan dalam penulisan skripsi

6. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing

kedua yang telah dengan sabar pula membimbing penulis. Bapak juga

telah memberikan pengarahan, masukan dan saran yang baik dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini

7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah

membagikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis

8. Kedua orang tuaku Alm. Papa Haryana dan Almh. Ibu Agnes Sri

Supartilah yang teramat sangat aku kasihi. Beribu rasa terima kasihku tak

cukup untuk membalas semua apapun yang telah kalian berikan selama

aku hidup, dan semasa hidup kalian ketika masih bisa merawat dan

mendidikku. Maaf aku belum bisa membuat kalian bahagia semasa masih

hidup. Terima kasih Papa, Ibu aku bahagia karena cinta kalian. Terima

kasih

9. Kakak kesayanganku Andreas Harry Setyoko, yang selalu memarahiku

dan menjadi kakak sekaligus pengganti kedua orang tua. Terima kasih atas

dukungan materi dan non materinya, dukungan mental yang menyakitkan

namun mampu membuatku bangkit dan berpikir lebih dewasa, serta

kedisiplinan dan keposesifan yang merupakan bentuk dukungan dan

motivasi untuk selalu rajin serta mampu bekerja keras menyelesaikan

tanggung jawabku. Terima kasih Mas, terima kasih banyak atas cintanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

walaupun hanya dari jauh dan tidak setiap saat ada di sampingku untuk

mendukung

10. Kesayanganku yang kedua Nicolaus Panji, partner kelahi, teman berbagi

keluh kesah dan bercanda dalam hidupku. Terima kasih selalu menjadi

pendengar dan korban kemarahanku di setiap masalah. Terima kasih telah

dengan sabar menghadapiku dan membantuku memotivasi diri dalam

situasi apapun sampai saat ini.

11. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan moral dan

nasihat kepadaku, terutama Mbah Kakung dan Mbah Putri serta bulik-

bulik (Bulik Yati, Bulik Yayah dan Bulik Yanti). Terima kasih atas cinta

kalian

12. Sahabatku Andin Marchelyna, teman seperjuangan semasa SMA sampai

saat ini dalam menyelesaikan skripsi. Terima kasih sudah mau menemani

dan berbagi pengalaman dalam menyelesaikan skripsi ini

13. Para perempuan hebatku Vivien, Cicil, Tyas, dan Wuri yang aku sayangi.

Terima kasih sudah menjadi sahabatku dan berbagi kisah bersama. Saling

membantu dan support dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

walaupun pada akhirnya hanya tinggal aku dan Vivien yang berjuang

bersama karena kalian sudah lebih dahulu menyelesaikannya. Terima

kasih atas kegilaan yang pernah kita lakukan demi menghibur diri ketika

kita merasa lelah dengan tugas-tugas kuliah yang ada dan kebersamaan

kita selama ini. Aku mencintai kalian para wanita hebatku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

14. Special thanks to Vivien yang sudah banyak membantuku dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kamu tidak lelah dengan keluh kesahku

selama ini.

15. Temanku mbak Dita ndut dan Yuti. Terima kasih telah berbagi

pengalaman bersama dan berjuang bersama hingga akhir ini. Terima kasih

mbak Dita untuk kekonyolan bersama menghilangkan kebosanan dan

pengalaman hidupnya sehingga bisa menjadi motivasi kedepan. Semoga

tidak bosan untuk menjalin kasih bersamaku dan teman-temanku yang

lain.

16. Teman-teman Psikologi angkatan 2010, senang bisa mengenal dan

berdinamika bersama kalian. Terima kasih untuk pengalaman berdinamika

dan kebersamaan berjuang bersama pada detik-detik terakhir. Semangat

dan sukses selalu untuk kalian.

17. Teman-teman Mudika Gonzaga, senang bisa berdinamika dan

bersosialisasi bersama kalian. Maaf atas korban waktunya sehingga aku

tidak bisa melakukan kegiatan bersama kalian dalam waktu yang cukup

lama. Terima kasih atas pengertian kalian untuk tidak melibatkanku

sementara dalam kegiatan sosial di Gereja dan mendukungku untuk

menyelesaikan tugas skripsi ini

18. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan selalu menyertai dan membalas kebaikan kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....iHALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1. Manfaat Teoretis....................................................................................... 7

2. Manfaat Praktis......................................................................................... 7

BAB II Landasan Teori ......................................................................................... 8

A. Perselingkuhan ............................................................................................. 8

1. Pengertian Berselingkuh........................................................................... 8

2. Pengertian Intensi ................................................................................... 10

3. Pengertian Intensi Berselingkuh............................................................. 10

4. Pengukuran Intensi Berselingkuh........................................................... 11

5. Faktor- faktor penyebab perselingkuhan ................................................ 12

B. Perkawinan................................................................................................. 14

1. Pengertian Kualitas Perkawinan............................................................. 14

2. Pengukuran Kualitas Perkawinan........................................................... 16

C. Dinamika Hubungan Kualitas Perkawinan dan Intensi Berselingkuh ....... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

D. Hipotesis..................................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 19

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 19

B. Identifikasi Variabel................................................................................... 19

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................... 19

D. Subjek Penelitian........................................................................................ 20

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 21

F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 23

1. Validitas.................................................................................................. 23

2. Reliabilitas.............................................................................................. 23

G. Analisis Data .............................................................................................. 25

1. Uji Asumsi.............................................................................................. 25

2. Uji Hipotesis........................................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 28

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 28

B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 28

C. Deskripsi Data Penelitian........................................................................... 29

D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31

1. Uji Asumsi.............................................................................................. 31

2. Uji Hipotesis........................................................................................... 33

E. Pembahasan................................................................................................ 35

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 37

A. Kesimpulan ................................................................................................ 37

B. Saran........................................................................................................... 37

1. Bagi Subjek Peneliti ............................................................................... 37

2. Bagi Penelitian Selanjutnya.................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

LAMPIRAN.......................................................................................................... 40

SKALA INTENSITAS BERSELINGKUH...................................................... 40

SKALA KUALITAS PERKAWINAN............................................................. 42

RELIABILITAS SKALA.................................................................................. 44

SKALA KUALITAS PERKAWINAN ......................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

SKALA INTENSI BERSELINGKUH.......................................................... 46

HASIL PENELITIAN ................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1............................................................................................................................. 22

Tabel 2............................................................................................................................. 23

Tabel 3............................................................................................................................. 24

Tabel 4............................................................................................................................. 25

Tabel 5............................................................................................................................. 28

Tabel 6............................................................................................................................. 29

Tabel 7............................................................................................................................. 30

Tabel 8............................................................................................................................. 32

Tabel 9............................................................................................................................. 33

Tabel 10........................................................................................................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perselingkuhan akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan yang sangat

menarik. Pasalnya, perselingkuhan tidak hanya dilakukan oleh pria, namun juga

dilakukan oleh wanita. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar

seperti Jakarta, tetapi juga terjadi di kota-kota kecil maupun daerah. Namun,

berita mengenai perselingkuhan lebih banyak di sorot di kota besar seperti

Jakarta, sebab segala sesuatu lebih transparan termasuk dalam hal batasan

norma-norma (https://gunardia.wordpress.com). Berita mengenai perselingkuhan

tersebut juga banyak menyorot pada figur publik atau artis-artis pada zaman

sekarang. Mereka selalu menampakkan diri dengan kehidupan yang mewah dan

biasanya batasan norma yang ada sering mereka langgar sehingga banyak berita

bermunculan mengenai perselingkuhan.

Menurut Great Australian Sex and Relationship Survey yang dilakukan oleh

News Ltd. pada tahun 1996, ternyata 30% peserta survey pernah terlibat dalam

hubungan gelap jangka pendek. Dua puluh lima persen pernah mempunyai

keterlibatan emosional jangka panjang dengan orang ketiga. Sepuluh persen

peserta survey terlibat dalam hubungan gelap. Yang paling menarik, sebanyak

30% peserta mengakui bahwa mereka pernah naksir seseorang dan berencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

untuk berselingkuh (Debbie Then dalam buku Jika Suami Anda Berselingkuh,

2002).

Survey yang dilakukan oleh News Ltd. juga menjelaskan profil laki-laki dan

perempuan Australia. Pada laki-laki tersebut biasanya dengan usia yang cukup

tua dengan penghasilan yang tinggi, mempunyai alasan utama

perselingkuhannya adalah untuk menikmati variasi hubungan seks dan mencoba

sesuatu yang baru. Sedangkan untuk perempuan, berselingkuh lebih karena

alasan yang bersifat emosional daripada ingin merasakan pengalaman seksual

yang baru. Penelitian yang dilakukan di Amerika juga menunjukkan hasil yang

sama. Semakin tinggi penghasilan seorang laki-laki, semakin besar kemungkinan

menyeleweng dari istrinya. Laki-laki berselingkuh karena alasan-alasan seksual

dan harga diri, sedangkan yang dicari perempuan dari sebuah hubungan diluar

nikah pertama-tama adalah kebutuhan akan emosinya dan pengalaman seksual

merupakan hal yang sekunder (Debbie Then dalam buku Jika Suami Anda

Berselingkuh, 2002).

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang teman dekat, subjek

pernah merasakan kecenderungan untuk berselingkuh. Namun, pada akhirnya

subjek melakukan perselingkuhan tersebut. Hal itu ia lakukan karena merasa

hubungannya dengan sang istri sedang tidak baik dan banyak faktor yang

membuat ia akhirnya melakukan perselingkuhan tersebut. Subjek bercerita

bahwa alasan yang pertama melakukan perselingkungan dengan teman

wanitanya karena subjek merasa nyaman dengan teman wanitanya. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

subjek juga menyebutkan bahwa komunikasi diantara mereka selalu berjalan

tidak baik. subjek dan sang istri terlalu sering mengalami perbedaan pendapat

dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lain, sehingga ia mencari

kesenangan diluar rumahnya. Perselingkuhan biasanya ditandai dengan

pelanggaran atas kepercayaan yang telah diberikan dalam membina hubungan

dengan pasangan, baik pelanggaran fisik maupun emosional yang dapat

menimbulkan adanya perasaan kecewa pada pasangan (Spring & Spring dalam

Jayanti 2013).

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan Keagamaan

Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, angka perceraian di Indonesia

lima tahun terakhir terus meningkat. Pada 2010-2014, dari sekitar 2 juta

pasangan menikah, 15 persen di antaranya bercerai. Kepala Puslitbang

Kehidupan Keagamaan Kemenag Muharam Marzuki, pada Senin (29/6/2015),

yang diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional, di Jakarta, mengatakan,

mayoritas alasan perceraian ialah rumah tangga tak harmonis

(http://lifestyle.kompas.com).

Purdiningsih (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab dan

dampak perselingkuhan. Dalam setiap rumah tangga biasanya diwarnai

permasalahan antara suami dan istri akibat adanya konflik diantara mereka.

Konflik dalam rumah tangga biasanya ada yang dapat mereka selesaikan dan

juga tidak dapat diselesaikan. Dengan adanya konflik yang berlarut-larut dalam

keluarga membuat salah satu pihak mencari penyelesaian dengan mencari solusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

di luar rumah. Seperti melakukan komunikasi dengan pihak lain di luar rumah

hingga sampai pada tindakan perselingkuhan.

Menurut Daly, Wilson dan Weghorst (dalam Jones, Olderbak, & Figueredo,

dalam Fisher 2011) perselingkuhan adalah salah satu penyebab utama perceraian

dan putusnya suatu hubungan. Berselingkuh dapat mengakibatkan perasaan sakit

secara emosional serta kekhawatiran jika suatu saat terungkap (Jones, Olderbak,

& Figueredo, dalam Fisher 2011).

Menurut Debbie Layton-Tholl (1998), biasanya orang memakai alasan

dirinya berselingkuh karena (1) merasakan ketidakpuasan dalam kehidupan

perkawinan (2) adanya kekosongan emosional dalam kehidupan perkawinan (3)

problem pribadi di masa lalu (4) kebutuhan untuk mencari variasi dalam

kehidupan seksual (5) sulit untuk menolak godaan (6) marah terhadap pasangan

(7) tidak lagi bisa mencintai pasangan (8) kecanduan alkohol atau pun obat-

obatan (9) seringnya hidup berpisah lokasi (10) dorongan untuk membuat

pasangan menjadi cemburu.

Faktor lainnya yang mendorong terjadinya perselingkuhan, antara lain

adalah (1) faktor internal dari salah satu atau kedua pasangan yang telah menikah

secara sah, misalnya ketidaksetiaan, kebosanan, konflik, percekcokan suami-

istri, keimanan yang rapuh dan (2) faktor eksternal dari pernikahan, misalnya

pengaruh film-film bioskop, televisi, cerita-cerita sastra, lingkungan pergaulan

(kantor/tetangga) yang melakukan perselingkuhan (Master, Johnson, dan

Kolodny, 1985). Menjalankan kehidupan perkawinan tidak hanya berjalan mulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

dan baik-baik saja, ada kalanya terjadi suatu permasalahan baik masalah yang

besar maupun masalah yang dianggap sepele. Banyak permasalahan yang terjadi

dalam kehidupan perkawinan dikarenakan antara pria dan wanita memiliki

perbedaan emosional, karakteristik dan sikap pribadi masing-masing. Hal ini

dapat memicu ketidakselarasan pada kehidupan perkawinan.

Pernikahan merupakan perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk

bersuami istri dengan resmi (Kamus Umum Bahasa Indonesia, online). Menurut

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir

batin antara seorang pria dengan wanita sebagai sepasang suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 7 (1) UU Nomor 1 Tahun 1974, batasan umur untuk dilakukannya

perkawinan adalah bila pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita

mencapai usia 16 tahun. Ilma (2013) mengungkapkan bahwa masyarakat

Indonesia memiliki pandangan usia menikah berkisar antara usia 24-25 tahun.

Perempuan lebih banyak menikah di usia 25 tahun, karena pada usia tersebut

kaum perempuan merasa dirinya sudah matang secara mental, fisik, dan

finansial. Sedangkan kaum laki-laki memilih usia menikah di usia 25-30 tahun,

hal itu dikarenakan laki-laki memilih tanggung jawab atas penghidupan bagi

keluarganya, sehingga rata-rata dari mereka memilih untuk bekerja dan memiliki

penghasilan tetap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Perkawinan merupakan suatu aktivitas dari suatu pasangan, maka sudah

selayaknya mereka pun memiliki tujuan tertentu dalam sebuah perkawinan.

Keinginan mencapai keutuhan dalam rumah tangga pun dirasa perlu

dipertahankan walaupun merasakan banyak perbedaan. Adanya perbedaan dalam

rumah tangga mampu menimbulkan ketidakselarasan dalam suatu pernikahan.

Apabila tidak tercapainya keselarasan hubungan suami istri maka akan membuat

salah satu pasangan atau mungkin keduanya merasakan ketidakpuasan dalam

kehidupan perkawinan sehingga dapat melakukan perselingkuhan.

Kepuasan dalam perkawinan merupakan hal yang penting untuk melihat

suatu kualitas perkawinan dalam kehidupan seseorang. Selain itu, kualitas

perkawinan juga mampu melihat perilaku seseorang untuk cenderung melakukan

perselingkuhan dalam kehidupan rumah tangganya. Banyaknya permasalahan

yang terjadi dalam kehidupan perkawinan dikarenakan antara pria dan wanita

memiliki perbedaan emosional, karakteristik dan sikap pribadi masing-masing.

Tidak adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri juga dapat memicu

terjadinya pertengkaran di dalam kehidupan pernikahan mereka. Hal ini dapat

memicu ketidakselarasan pada kehidupan perkawinan sehingga menimbulkan

intensitas berselingkuh. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin meneliti

hubungan antara kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas

perkawinan dan intensi berselingkuh

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermanfaat untuk Ilmu Psikologi, yaitu dapat memberi gambaran tentang

seberapa besar perselingkuhan terjadi dalam suatu ikatan perkawinan dalam

kualitas perkawinan yang tinggi atau rendah

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman praktis

meningkatkan pemahaman para perempuan dan laki-laki mengenai

pentingnya menjaga keharmonisan maupun kualitas kehidupan

perkawinan supaya terhindar dari ketidakselarasan kehidupan rumah

tangga yang berakibat pada perselingkuhan.

b. Diharapkan juga bagi pasangan suami-istri dengan adanya

pengetahuan akan kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh,

supaya dapat memahami pentingnya sebuah perkawinan sehingga

tidak akan terjadi perselingkuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

Landasan Teori

A. Perselingkuhan

1. Pengertian Berselingkuh

Perselingkuhan adalah salah satu penyebab utama perceraian dan putusnya

suatu hubungan (Wilson, & Weghorst, dalam Fisher 2011). Berselingkuh dapat

mengakibatkan perasaan sakit secara emosional serta kekhawatiran jika suatu

saat terungkap (Jones, Olderbak, & Figueredo, dalam Fisher 2011).

Perselingkuhan terjadi ketika seseorang yang telah menikah melakukan

hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya. Kedekatan emosional

diantara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan dapat

menimbulkan masalah dalam pernikahan mereka masing-masing. Hal ini bisa

disebut sebagai penyelewengan. Inti penyelewengan dan perzinahan adalah

adanya keintiman seksual diantara dua orang, yang salah satu diantaranya telah

terikat pernikahan. Perselingkuhan biasanya ditandai dengan adanya pelanggaran

atas kepercayaan yang telah diberikan dalam membina hubungan dengan

pasangan, baik secara fisik maupun emosional yang dapat menimbulkan

perasaan kecewa pada pasangan (Spring & Spring, 2006 dalam Jayanti 2013).

Seorang laki-laki berpendapat bahwa sebuah hubungan dapat dinamakan

perselingkuhan jika di dalamnya terjadi hubungan intim yang terus-menerus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dengan seorang perempuan yang bukan istrinya. Laki-laki yang lain menjelaskan

bahwa berhubungan seks dengan seorang pelacur tidaklah termasuk dalam

penyelewengan. Banyak laki-laki yang menolak pandangan bahwa

perselingkuhan termasuk juga melakukan kencan satu malam (one night stand)

dengan seorang perempuan ditempat yang jauh dari rumah (yang ia tempati

bersama istrinya). Bagi para laki-laki seperti itu, perselingkuhan berarti

keterlibatan dan bukan sekadar berhubungan seks dengan perempuan lain.

Dibandingkan dengan kaum laki-laki, kaum perempuan membuat definisi yang

lebih tegas mengenai perselingkuhan. Beberapa perempuan menjelaskan bahwa

ketika seorang laki-laki memberi perhatian lebih banyak kepada perempuan lain

dibandingkan dengan yang diberikannya kepada istrinya, laki-laki itu telah

berselingkuh. Bagi perempuan, laki-laki tidak perlu berhubungan intim dengan

perempuan yang bukan istrinya untuk memperoleh sebutan seorang

penyeleweng, yang perlu dilakukannya cukup hanya dengan memberi perhatian

lebih kepada perempuan lain (Debbie Then dalam buku Jika Suami Anda

Berselingkuh, 2002).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, selingkuh dapat diartikan

sebagai perbuatan yang tidak berterus terang; tidak jujur; menyembunyikan

sesuatu untuk kepentingan sendiri; curang; serong. Perselingkuhan merupakan

hubungan antara pria dan wanita di luar perkawinan dengan melibatkan

hubungan fisik maupun emosional antara keduanya, yang mana di dalamnya

termasuk saling ketertarikan, ketergantungan dan saling memenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Menurut Lawson (1998), perbuatan selingkuh dapat dimulai dari pergi

bersama seseorang yang bukan suami atau istrinya, kedekatan yang kuat dengan

orang lain baik secara fisik maupun emosional, sexual intercourse secara

sukarela antar seseorang yang sudah menikah dengan orang lain yang bukan

pasangannya.

Kinsley, et al (1998) mengemukakan bahwa perselingkuhan yang dilakukan

pria berbeda dengan wanita, di mana pria melakukan perselingkuhan lebih

mencari kebutuhan seksual tanpa melibatkan perasaan sedangkan wanita

melakukan perselingkuhan lebih dikarenakan kebutuhan akan cinta dan kasih

sayang.

2. Pengertian Intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) intensi adalah niat yang ada pada diri

seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Chaplin (1999) menyatakan bahwa

intensi merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu, atau dorongan

untuk melakukan suatu tindakan, baik itu secara sadar atau tidak sadar

3. Pengertian Intensi Berselingkuh

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) intensi adalah niat pada diri seseorang

untuk melakukan suatu perilaku. Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab

perceraian dan putusnya suatu hubungan (Wilson, & Weghorst, 1982 dalam

Fisher 2011). Berselingkuh mengakibatkan perasaan sakit secara emosional serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kekhawatiran (Jones, Olderbak, & Figueredo, dalam Fisher 2011).

Perselingkuhan ditandai dengan pelanggaran atas kepercayaan yang telah

diberikan dalam membina hubungan dengan pasangan, baik secara fisik maupun

emosional yang dapat menimbulkan perasaan kecewa pada pasangan (Spring &

Spring, dalam Jayanti 2013).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa intensi berselingkuh adalah niat pada diri seseorang untuk

melakukan suatu perilaku pelanggaran atas kepercayaan yang diberikan dalam

membina suatu hubungan yang mengakibatkan perasaan sakit secara emosional

serta kekhawatiran dan perasaan kecewa pada pasangan yang dapat

menyebabkan perceraian dan putusnya suatu hubungan.

4. Pengukuran Intensi Berselingkuh

Skala intensi berselingkuh ini menggunakan alat pengukuran Intentions

Towards Infidelity Scale (ITIS) milik Jones, Olderbak, dan Figueredo (dalam

Fisher 2011). ITIS digunakan untuk memprediksi siapa yang cenderung tetap

setia kepada pasangan. Perselingkuhan dapat menyebabkan rasa sakit dan

kekacauan emosional apabila ketahuan oleh pasangannya. Sikap terhadap

perselingkuhan memberikan beberapa bukti untuk siapa yang tidak setia di masa

depan, karena sikap tidak langsung diterjemahkan kedalam perilaku dan juga niat

perilaku (Ajzen & Fishbein, dalam Fisher 2011). Perbedaan individu seperti

kepribadian, juga bisa memprediksi perselingkuhan. Namun skala seperti itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

membutuhkan waktu yang panjang (Hall & Fincham, dalam Fisher 2011). Maka

dari itu, diciptakannya skala singkat yang mengukur tujuan perilaku untuk

menilai kemungkinan adanya keterlibatan dalam perilaku perselingkuhan.

Sebagai contoh adalah niat untuk menyembunyikan hubungan dari orang lain

yang menarik atau tidak setia dimasa mendatang.

Keabsahan internal Alfa Cronbach juga konsisten baik diseluruh sampel

(Jones, 2009; Olderbak, 2008; Olderbak & Figueredo, 2009 dalam Fisher 2011),

berkisar antara 0,70 sampai 0,81. Sampai saat ini tidak ada informasi reliabilitas

uji coba yang tersedia dalam skala.

Jones (dalam Fisher 2011) juga melakukan beberapa penelitian yang

menghubungkan ITIS dengan sejumlah variabel yang berkaitan dengan

hubungan seksual dan romantis. ITIS berkorelasi secara moderat dan negative

dengan orientasi perkawinan jangka panjang dan kepuasan hubungan. ITIS juga

sepenuhnya memediasi hubungan antara setiap variabel dan jumlah

perselingkuhan secara keseluruhan yang telah dilakukan seseorang.

5. Faktor- faktor penyebab perselingkuhan

Faktor-faktor penyebab selingkuh menurut Daniel (2003), adalah karena

kemampuan finansial, maraknya fasilitas hiburan, faktor masa kecil dan remaja,

lemahnya penghayatan agama, dorongan seksual, bisnis dan pelesiran, pergaulan,

dan kontrol masyarakat yang lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Menurut Debbie Layton-Tholl (1998), biasanya orang memakai alasan

dirinya berselingkuh adalah karena (1) merasakan ketidakpuasan dalam

kehidupan perkawinan (2) adanya kekosongan emosional dalam kehidupan

pasangan tersebut (3) problem pribadi di masa lalu (4) kebutuhan untuk mencari

variasi dalam kehidupan seksual (5) sulit untuk menolak godaan (6) marah

terhadap pasangan (7) tidak lagi bisa mencintai pasangan (8) kecanduan alkohol

atau pun obat-obatan (9) seringnya hidup berpisah lokasi (10) dorongan untuk

membuat pasangan menjadi cemburu.

Faktor lainnya yang mendorong terjadinya perselingkuhan, antara lain (1)

faktor internal dari salah satu atau kedua pasangan yang telah menikah secara

sah, misalnya ketidaksetiaan, kebosanan, konflik, percekcokan suami-istri,

keimanan yang rapuh dan (2) faktor eksternal dari pernikahan, misalnya

pengaruh film-film bioskop, televisi, cerita-cerita sastra, lingkungan pergaulan

(kantor/tetangga) yang melakukan perselingkuhan (Master, Johnson, dan

Kolodny, 1985).

Menurut Debbie Layton-Tholl (1998), perselingkuhan yang dilakukan oleh

seseorang yang sudah menikah pada dasarnya bukan semata-mata didasarkan

pada kebutuhan untuk mencari kepuasan seksual. Alasan yang paling besar dan

kuat yang mendorong perilaku orang untuk berselingkuh adalah tidak

terpenuhinya kebutuhan emosional dalam hubungan suami istri.

Perselingkuhan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh kedua

pasangan suami-istri akan menyebabkan perasaan dikhianati, marah, benci,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dendam, kecewa, stress, jengkel, dan depresi pada diri pasangan yang merasa

dikhianati. Namun hal ini pada nantinya tidak hanya berhenti sampai di sini,

tetapi akan terus berlanjut sampai akhir hayat. Akibat terburuk dari

perselingkuhan adalah terjadinya perceraian, bunuh diri atau pembunuhan

B. Perkawinan

1. Pengertian Kualitas Perkawinan

Pengertian kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tingkat

baik buruknya sesuatu. Perkawinan adalah suatu hubungan antara seorang laki-

laki dan perempuan yang diakui secara sosial, adanya hubungan seksual dan

pengasuhan anak yang sah, dan di dalamnya terjadi pembagian hubungan kerja

yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun istri (Duvall dan

Miller, 1985). Menurut Olson and deFrain (2006), perkawinan adalah komitmen

emosional dan hukum dari dua orang untuk membagi kedekatan emosional dan

fisik, berbagi bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi. Perkawinan adalah

hubungan antara dua mitra yang memiliki obligasi berdasarkan minat pribadi dan

kegairahan. (Secombe and Wanner, 2004).

Pengertian perkawinan dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,

adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga

yang bahagia dan kekal yang didasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Menurut Bernard (2011), perkawinan adalah sebuah persekutuan hidup yang

intim; sebuah persekutuan cinta kasih suami-istri; sebuah persatuan dimana laki-

laki dan perempuan saling menerima dan memberi diri secara total, jiwa dan

raga. Persekutuan perkawinan itu sedemikian eksklusifnya sehingga keduanya

bukan lagi dua melainkan satu daging. Karena itu, perkawinan menuntut

adanya sifat monogami. Artinya, perkawinan terjadi antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan; tidak diperkenankan seorang laki-laki mempunyai lebih dari

satu istri yang sah pada saat bersamaan. Sebaliknya, tidak diperkenankan seorang

perempuan mempunyai suami yang sah lebih dari satu pada saat yang

bersamaan.

Dari kodratnya, perkawinan sudah dilengkapi dengan tujuan-tujuan sebagai

berikut; (1) demi kebahagiaan suami-istri. Dalam kebahagiaan tersebut suami-

istri saling melengkapi, saling memperkaya dan saling menyempurnakan satu

sama lain. (2) demi kelahiran serta pendidikan anak. Kebaikan keluarga ini pada

gilirannya menentukan kebaikan masyarakat pada umumnya.

Secara konseptual, kualitas perkawinan didefinisikan dan dijelaskan dalam

banyak istilah. Istilah yang biasa dikaitkan dengan kualitas perkawinan adalah

kepuasan perkawinan, kebahagiaan perkawinan, kesuksesan perkawinan,

stabilitas perkawinan, persahabatan, dan penyesuaian perkawinan, serta beberapa

sinonim yang merefleksikan kualitas suatu hubungan (Dush, Taylor, & Kroeger,

2008; Fincham & Rogge, 2010; Knapp & Lott, 2010). Istilah-istilah tersebut

sering digunakan untuk menggambarkan kualitas perkawinan (Fincham &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Rogge, 2010). Kualitas perkawinan diibaratkan seperti sebuah payung, yang

memiliki banyak interpretasi (Johnson, White, Edwards, & Booth, 1986).

Menurut Lewis dan Spanier (1979 dalam Lewis and Spanier 1980), kualitas

perkawinan didefinisikan sebagai evaluasi subjektif dari hubungan pasangan

suami istri. Kualitas perkawinan yang tinggi, terkait dengan penyesuaian yang

baik, komunikasi yang memadai, tingkat kebahagiaan pada perkawinan dan

tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi terhadap hubungan tersebut.

Kualitas perkawinan berhubungan erat dengan stabilitas perkawinan, karena

kualitas pernikahan adalah penentu utama apakah pernikahan akan tetap utuh

(Lewis dan Spanier, 1979 ).

Berdasarkan uraian tersebut, kualitas perkawinan dapat didefinisikan sebagai

evaluasi subjektif hubungan pasangan suami istri dimana kualitas perkawinan

yang tinggi terkait dengan penyesuaian yang baik, komunikasi yang memadai,

tingkat kebahagiaan pada perkawinan dan tingkat kepuasan perkawinan yang

tinggi terhadap hubungan suami istri tersebut.

2. Pengukuran Kualitas Perkawinan

Skala Penyesuaian Marge Locke-Wallace merupakan ukuran yang paling

sering digunakan untuk mengukur kepuasan dan penyesuaian perkawinan. skala

Penyesuaian Dyadic yang diterbitkan oleh Spanier (1976 dalam Lewis and

Spanier 1980) telah digunakan dalam berbagai penelitian, walaupun hanya

sedikit laporan penelitian yang menemukan skala mereka ke dalam literatur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

diterbitkan. Namun yang digunakan dalam pengukuran skala kualitas

perkawinan adalah Quality Marriage Index (QMI).

Hampir semua ukuran kualitas perkawinan terus berfokus pada persepsi

individu tentang pernikahan, berlawanan dengan evaluasi pasangan terhadap

perkawinan (Spanier, 1973 dalam Lewis and Spanier 1980). Meskipun sebagian

besar peneliti yang mempelajari kualitas perkawinan menggunakan skala,

minoritas kecil namun signifikan memilih untuk menggunakan ukuran item

tunggal untuk mengatur ruang dan waktu, dan untuk kesederhanaan dalam

analisis. Beberapa alasan yang mendorong seseorang untuk menikah antara lain

agar kebutuhan dasar akan cinta dan keintiman dengan lawan jenis dapat

terpenuhi, sebagai sarana untuk berbagi perasaan dan memberi motivasi dengan

pasangan serta menyalurkan kebutuhan seksual secara benar dan positif melalui

lembaga perkawinan yang sah (Olson & Defrain, 2003).

C. Dinamika Hubungan Kualitas Perkawinan dan Intensi Berselingkuh

Menurut Lewis dan Spanier (1979), kualitas perkawinan didefinisikan sebagai

evaluasi subjektif dari hubungan pasangan suami istri. Kualitas perkawinan yang

tinggi terkait dengan penyesuaian yang baik, komunikasi yang memadai pada

perkawinan dan tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi terhadap hubungan

tersebut. Apabila hal tersebut dapat tercapai dengan baik, maka intensi berselingkuh

pada seseorang tidak akan terjadi.. Perbuatan selingkuh ditandai dengan pelanggaran

atas kepercayaan yang telah diberikan dalam membina hubungan dengan pasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

yang dapat menimbulkan perasaan kecewa baik secara fisik maupun emosional

(Spring & Spring, dalam Jayanti 2013). Perselingkuhan juga mampu menyebabkan

perceraian dan putusnya suatu hubungan (Wilson & Weghorst, dalam Fisher 2011).

Apabila pelanggaran atas kepercayaan dalam membina hubungan tidak dapat dijaga

dengan baik, maka kualitas perkawinan tidak akan tercapai dengan baik. Dari hal

tersebut, dapat dilihat bahwa kualitas perkawinan yang baik akan menghindarkan

seseorang dari perilaku berselingkuh. Sedangkan kualitas perkawinan yang tidak

dapat tercapai dengan baik karena adanya pelanggaran atas kepercayaan dalam

membina suatu hubungan, akan menimbulkan intensi berselingkuh pada seseorang

yang akan menyebabkan perasaan kecewa secara fisik maupun emosional dan

berakhir pada perceraian.

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif

antara intensi berselingkuh dan kualitas perkawinan. Semakin rendah intensi

berselingkuh, maka semakin tinggi kualitas perkawinannya. Semakin tinggi intensi

berselingkuh, maka semakin rendah kualitas perkawinannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional (Corelasional Research).

Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel

berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain yang dilihat berdasarkan

koefisien korelasi (Azwar, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh.

B. Identifikasi Variabel

Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu gejala yang menjadi fokus peneliti

untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek

yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok

(Sugiyono, 2002). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Tergantung : Intensi Berselingkuh

2. Variabel Bebas : Kualitas Perkawinan

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kualitas perkawinan : evaluasi subjektif hubungan pasangan suami istri

dimana kualitas perkawinan yang tinggi terkait dengan penyesuaian yang

baik, komunikasi yang memadai, tingkat kebahagiaan pada perkawinan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi terhadap hubungan suami istri.

Untuk mengukur kualitas perkawinan ini akan digunakan skala kualitas

pernikahan (QMI). Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin

tinggi pula tingkat kualitas perkawinan yang dimiliki oleh individu tersebut.

2. Intensi berselingkuh : niat pada diri seseorang untuk melakukan suatu

perilaku pelanggaran atas kepercayaan yang diberikan dalam membina suatu

hubungan yang mengakibatkan perasaan sakit secara emosional serta

kekhawatiran dan perasaan kecewa pada pasangan yang dapat menyebabkan

perceraian dan putusnya suatu hubungan. Untuk mengukur tingkat intensi

berselingkuh ini akan digunakan skala intensi berselingkuh ITIS). Semakin

tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat intensitas

berselingkuh yang dimiliki oleh individu tersebut.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah individu yang sudah menikah dan tinggal

bersama dalam berbagai macam kota. Teknik pengambilan sampel yang akan

dipergunakan adalah nonprobability sampling dengan metode convenience sampling

yaitu teknik pengambilan sampel tersebut didasarkan kemudahan dan siapa saja yang

sesuai dengan karakteristik sampel maka akan dijadikan sampel (Noor, 2014). Dalam

penelitian ini peneliti memilih partisipan di berbagai daerah secara tidak random

untuk dijadikan sampel yang mewakili populasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah

penyebaran skala, yaitu skala kualitas perkawinan dan skala intensi berselingkuh.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey online.

Penggunaan metode survey online sebagai alat pengumpul data karena ingin

mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai intensi berselingkuh dan

kualitas perkawinan. Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini termasuk

dalam skala Likert. Model penskalaan ini merupakan metode penskalaan sikap yang

menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable dalam

Azwar, 2000).

Penskalaan dilakukan menggunakan sejumlah pertanyaan yang telah ditulis

berdasarkan pada rancangan skala yang telah ditetapkan. Subjek akan diminta untuk

menyatakan kesesuaian atau ketidaksesuaiannya terhadap isi pertanyaan. Untuk

mendapatkan data variabel tergantung dan variabel bebas dalam penelitian ini,

penulis menggunakan dua macam alat ukur yang masing-masing mengukur variabel-

variabel yang telah ditentukan diatas. Berhubungan dengan alat ukur yang akan

digunakan, berikut ini akan dijelaskan kedua macam alat ukur tersebut :

1. Skala kualitas perkawinan

Penulis menggunakan alat ukur kualitas perkawinan yaitu Quality

Marriage Indeks (QMI) yang digunakan untuk menilai perkembangan

indeks perkawinan (Spanier dan Lewis, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Skala ini menggunakan lima kategori pilihan jawaban, yaitu : Sangat

Tidak Mungkin (STM), Tidak Mungkin (TM), Antara Mungkin dan Tidak

Mungkin (N), Mungkin (M), Sangat Mungkin (SM). Untuk item favorable

dan unfavorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut :

Tabel 1.

2. Skala intensi berselingkuh

Penulis menggunakan alat ukur intensi berselingkuh yaitu ITIS

(Intention Towards Infidelity Scale) yang digunakan untuk memprediksi

siapa yang cenderung tetap setia kepada pasangannya (Daly, Wilson, &

Weghorst, dalam Fisher 2011).

Skala ini menggunakan tujuh kategori pilihan jawaban karena ingin

melihat variasi jawaban yang lebih banyak, yaitu : Amat Sangat Setuju

(ASS), Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS), Amat Sangat Tidak Setuju (AST). Untuk item

favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut :

item SM M N TM STM

favorable 5 4 3 2 1

unfavorable 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Tabel 2.Item ASS SS S N TS STS AST

Favorable 7 6 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5 6 7

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas.

Validitas merupakan sejauh mana tingkat akurasi suatu alat tes atau skala dalam

menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar, 2001). Salah satu tipe validitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas isi memastikan

bahwa skala aitem-aitem telah cukup memasukkan sejumlah item dan

memasukkan data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan penelitian

(Azwar, 2001). Validitas skala dilakukan oleh professional judgment yaitu dosen

pembimbing skripsi sebagai pakar atau ahli yang memberikan penilaian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berbicara mengenai sejauh mana hasil suatu proses pengukuran

dapat dipercaya (Azwar, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

a. Skala Kualitas Perkawinan

Skala kualitas perkawinan penelitian ini menggunakan reliabilitas

analisis skala atau Alpha Cronbach menggunakan SPSS for Windows

versi 16.0. Koefisien reliabilitas untuk skala kualitas perkawinan pada

penelitian sebelumnya adalah sebesar 0,76 sedangkan pada penelitian

saat ini sebesar 0,924. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan

bahwa skala kualitas perkawinan dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas yang tinggi.

Tabel 3

b. Skala Intensi Berselingkuh

ITIS memiliki reliabilitas konsistensi berkisar 0,70 sampai 0,81

(Jones, 2009; Olderbak, 2008; Olderbak & Figueredo, 2009 dalam

Fisher 2011). Peneliti menggunakan koefisien Alpha Croncbach untuk

menentukan reliabilitas alat ukur yang digunakan.

Koefisien reliabilitas untuk skala intensi berselingkuh pada

penelitian sebelumnya adalah sebesar 0,70 sedangkan pada penelitian

saat ini sebesar 0,753. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.924 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

bahwa skala intensi berselingkuh dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas yang tinggi.

Tabel 4.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.753 6

G. Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji asumsi pertama yang perlu dilakukan peneliti adalah uji

normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat

normal atau tidak.

Analisis parametrik mensyaratkan data yang akan diolah mengikuti

distribusi normal (Santoso, 2012). Sebaran data dikatakan terdistribusi

normal ketika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) (Santoso,

2012). Ketika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka

sebaran data yang ada dapat dikatakan tidak terdistribusi normal

(Santoso, 2012). Pada penelitian ini, uji normalitas akan dilakukan

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov melalui aplikasi SPSS for

Windows versi 16.0. Ketika subjek penelitian tidak lebih dari 50 subjek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

maka uji normalitas harus dilakukan dengan Shapiro-Wilk (Santoso,

2012).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung berupa garis lurus atau tidak.

Peningkatan atau penurunan kualitas di satu variabel akan diikuti

secara linear oleh peningkatan atau penurunan kualitas variabel lainnya

(Santoso, 2012). Pengujian linearitas dilakukan dengan uji linearitas

melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. jika data memenuhi

syarat, yaitu nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data

tersebut dapat dikatakan linear.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat hubungan antara intensi

berselingkuh dengan kualitas perkawinan. Uji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan korelasi Product Moment Pearson apabila data yang dihasilkan

terdistribusi normal. Taraf signifikansi yang digunakan adalah p < 0,05. Apabila

korelasi yang didapat memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05),

maka dapat dikatakan bahwa korelasi antar variabel signifikan. Sedangkan jika

nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa tidak

ada korelasi yang signifikan antar variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Apabila data yang ada tidak memenuhi syarat dilakukannya statistik

parametrik, maka peneliti menggunakan uji hipotesis dengan statistik non

parametrik (Santoso, 2012). Pada uji hipotesis dengan statistik non parametrik

data yang dihasilkan tidak mensyaratkan normalitas data, peneliti menggunakan

uji hipotesis dengan korelasi Spearmans rho. Pada penelitian ini, peneliti akan

menguji korelasi antara intensi berselingkuh dan kualitas perkawinan. korelasi

antar variabel dikatakan signifikan ketika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p

0,05) maka sebaran data terdistribusi normal, sedangkan jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka sebaran data tidak

terdistribusi normal (Santoso, 2012). Pada penelitian ini, uji normalitas

dilakukan dengan uji Kolmogorov-Sminrnov menggunakan program

SPSS for Windows versi 16.0.

Hasil uji normalitas pada skala intensi berselingkuh adalah 0,000.

Hal ini berarti, sebaran data intensi berselingkuh dinyatakan tidak

normal. Hasil uji normalitas pada skala kualitas perkawinan adalah

0,000. Hal ini berarti, sebaran data kualitas perkawinan dinyatakan

tidak normal. Uji normalitas intensi berselingkuh dan kualitas

perkawinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Tabel 8.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skor_total_intensi_berseling

kuh.175 77 .000 .903 77 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skor_total_kualitas_perkawin

an.179 77 .000 .801 77 .000

a. Lilliefors Significance Correction

b. Uji Linearitas

Uji asumsi berikutnya yang dilakukan adalah uji linearitas yang

bertujuan untuk melihat korelasi antara variabel tergantung dan variabel

bebas bersifat linear atau tidak. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05

(p < 0,05), maka hubungan antar variabel dinyatakan linear. Demikian

pula sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05),

maka hubungan antar variabel tidak linear. Uji linearitas ini dilakukan

dengan SPSS for Windows versi 16.0. Berdasarkan hasil penghitungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

maka hasil uji linear adalah 0,000 yaitu p < 0,05. Maka kedua variabel

tersebut dinyatakan linear.

Tabel 9 Uji linearitasANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

skor_total_kuali

tas_perkawinan

*

skor_total_inten

si_berselingkuh

Between

Groups

(Combined) 1781.227 18 98.957 2.250 .010

Linearity 931.842 1 931.842 21.183 .000

Deviation from

Linearity849.385 17 49.964 1.136 .345

Within Groups 2551.448 58 43.990

Total 4332.675 76

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji linearitas. Penghitungan

uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman dengan

menggunakan SPSS for Windows versi 16.0. Hal ini dilakukan karena hasil uji

normalitas pada skala intensi berselingkuh dan skala kualitas perkawinan

menunjukkan sebaran data yang tidak normal.

Hipotesis utama dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada korelasi negatif

antara intensi berselingkuh dengan kualitas perkawinan., dimana bila seseorang

mempunyai kualitas perkawinan yang rendah maka ia mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

kecenderungan yang besar untuk memiliki intensi berselingkuh yang tinggi,

begitu pula sebaliknya.

Tabel 10. Hasil analisis korelasi

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara variabel

kualitas perkawinan dan intensi berselingkuh sebesar r = -0,505 dengan nilai p =

0,000 (signifikansi two-tailed) yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p