his

20
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan serviks secara komplit (Simkin & Ruth, 2005). Menurut Susilawati (2009), persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal (matur/aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm (postmatur). 1.2 Persalinan Kala I Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang 5 Universitas Sumatera Utara

Upload: adhi-nugroho-latief

Post on 20-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kontraksi his

TRANSCRIPT

Page 1: His

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Persalinan

1.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran

dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita

berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan

presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005).

Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih

cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa

lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan

serviks secara komplit (Simkin & Ruth, 2005).

Menurut Susilawati (2009), persalinan adalah suatu proses pengeluaran

hasil pembuahan (konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui

vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal

(matur/aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi

di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya

jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm

(postmatur).

1.2 Persalinan Kala I

Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi

kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, makin lama, makin

kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang

5

Universitas Sumatera Utara

Page 2: His

tidak lebih banyak dari darah haid. Keluarnya lendir / darah (bloody show) akibat

terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di

kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat

pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

Tahap pertama biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang

diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga (Kampono, 2008).

Frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali/10 menit pada

permulaan persalinan dan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. Lamanya kurang-

lebih satu menit. Nyeri yang terjadi berasal dari regangan serviks yang membuka.

Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari

tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat

kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin yaitu setiap kontraksi

dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi

75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,

terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin

(Sumapraja, 1993).

Pada primipara, ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu

sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri

eksternum membuka. Pada multipara, ostium uteri internum dan eksternum sudah

sedikit terbuka. Penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama

pada pembukaan. Ketuban akan pecah sendiri ataupun harus dipecahkan ketika

pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum

mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila

Universitas Sumatera Utara

Page 3: His

pembukaan serviks uteri lengkap. Pada primipara berlangsung selama kurang

lebih 13 jam, sedangkan pada multipara kurang lebih 7 jam (Hanifa, 2002).

Kala I persalinan dibagi dalam tiga bagian, yaitu fase laten, fase aktif, dan

fase transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan

daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan

penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat (Wilson & Carrington, 1991

dalam Bobak 2005).

a) Fase persiapan / Laten

Fase persiapan merupakan fase pertama, yaitu terjadinya pembukaan

(dilatasi) dan penipisan leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3

cm, selain itu ibu mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50

detik dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim,

semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai merasa

sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali.

b) Fase Aktif

Biasanya fase ini berlangsung lebih pendek dari fase persiapan.

Kegiatan rahim mulai lebih aktif dan banyak kemajuan yang terjadi dalam waktu

singkat. Kontraksi semakin lama (berlangsung 40-60 detik), kuat, dan sering (3-4

menit sekali). Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm.

c) Fase transisi

Fase ini merupakan fase yang paling melelahkan dan berat, banyak ibu

merasakan sakit yang hebat. Hal ini dikarenakan kontraksi meningkat dan menjadi

sangat kuat, 2-3 menit sekali selama 60-90 detik. Puncak kontraksi yang sangat

kuat dan lamanya hampir sama dengan lama kontraksi itu sendiri. Ibu merasa

Universitas Sumatera Utara

Page 4: His

seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahatnya.

Pembukaan rahim mencapai 10 cm dan umumnya, 3 cm terakhir berlangsung

sangat cepat, rata-rata 15 menit hingga satu jam (Danuatmaja & Mila, 2004).

1.3 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I

Rasa nyeri pada ibu melahirkan berbeda dengan rasa nyeri yang biasa

terjadi pada tubuh saat sakit. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan

menandakan bahwa tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi

bergerak turun melewati jalan lahir, kontraksi rahim sehingga otot-otot dinding

rahim mengerut dan menjepit pembuluh darah, rasa takut, cemas, dan tegang

memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat

mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.

Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya

terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian

awal menyatakan nyeri disebabkan karena penekanan pada ujung-ujung saraf

antara serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miomerium dan

serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus

atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis,

adanya proses peradangan pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen

bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem

saraf simpatis, adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data

yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena

dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan

dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase

Universitas Sumatera Utara

Page 5: His

persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala

satu terutama berasal dari uterus (Kampono, 2008).

Menurut teori gate-control, mekanisme pertahanan terjadi di spinal cord.

Sensasi nyeri dikirim dari perifer tubuh menuju saraf kecil pada otak. Hanya

jumlah yang terbatas dari sensasi nyeri yang dapat melalui proses ini pada satu

waktu. Distraksi atau aktifitas tertentu yang dapat mengganti perjalanan sensasi

nyeri ini. Ketika aktifitas menempati jalan ini, gerbang akan tertutup dan impuls

nyeri terhambat mencapai otak. Ketika gerbang terbuka, impuls nyeri akan naik

ke otak. Mekanisme pertahanan yang sama terjadi dalam serabut syaraf

hipotalamus dan serebral korteks, yang mengatur pikiran orang dan emosi dan

dapat mempengaruhi apakah jangkauan impuls nyeri berada pada level kesadaran

(Burrough, Arlene, 2001).

Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls

melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-

A yang lebih tebal, yang lebih cepat, yang melepaskan neurotrasmitter

penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut A, maka akan

menutup mekanisme pertahanan. Apabila masukan yang dominan berasal dari

serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien

mempersepsikan sensasi nyeri.

Nyeri pada persalinan ada dua macam yaitu : nyeri rahim – mulut rahim

dan nyeri perineal. Nyeri rahim – mulut rahim adalah perasaan subjektif, terdapat

pada kala I persalinan. Sejalan dengan meningkatnya kontraksi rahim yang

menyebabkan teregangnya bagian bawah rahim terjadinya pembukaan mulut

bawah rahim dan iskemia otot rahim secara progresif, sehingga meningkat pula

Universitas Sumatera Utara

Page 6: His

rasa nyeri. 4,6,15.16.17. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan

ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai

maksimal,. Nyeri parineal terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan,

sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva dan perineum. Rangsang nyeri

persalinan disalurkan melalui dua jalur utama. Serabut saraf sensorik rahim dan

mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang

belakang melalui saraf torakal 10 –11–12. Karena itu nyeri rahim terutama

dirasakan pada dermatom torokal 10, 11 dan 12.

Rasa nyeri pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah

traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan

kontraksi dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi

dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu

bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah

kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis

persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten.

Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu

rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika

superior (Hutajulu, 2010).

1.4 Pengkajian Nyeri

Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan

data dasar, untuk menegakkan diagnosa yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang

cocok, dan untuk mengevaluasi respons klien terhadap terapi (Potter & Perry,

2006). Menurut McGuire (1992), enam dimensi pengkajian nyeri, yaitu (1)

fisiologis, meliputi faktor pencetus, karakteristik, durasi, (2) sensori, yang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: His

meliputi intensitas dan kualitas nyeri, (3) afektif, yang meliputi emosional dan

psikologis seperti kecemasan dan depresi, (4) kognitif, yang meliputi persepsi dan

interpretasi tentang nyeri, (5) perilaku, seperti menyeringai, diam, bergerak, dan

lain-lain, (6) sosiokultural, nyeri bisa berbeda pria dan wanita dan dari etnis yang

berbeda.

Hal-hal yang perlu dikaji pada deskripsi verbal tentang nyeri, yaitu :

intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri (mis,

gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dsb),

efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (mis, tidur, nafsu makan,

konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-

aktivitas santai), dan kekhawatiran individu tentang nyeri (Smeltzer, 2002).

Dalam mengkaji intensitas nyeri, individu dapat diminta untuk membuat

tingkatan nyeri pada skala verbal (mis, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau

sangat hebat; atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat).

Yang termasuk dalam pengkajian karakteristik nyeri adalah letak, durasi (menit,

jam, hari, dsb), irama (mis, terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah dan

berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri), dan kualitas (mis, nyeri

seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet) (Smeltzer, 2002).

Skala intensitas nyeri menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai

berikut :

1) Skala intensitas nyeri deskriptif

Universitas Sumatera Utara

Page 8: His

2) Skala idensitas nyeri numerik

Keterangan :

0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi

nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,

memukul.

1.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Nonfarmakologi

Selain secara medis, upaya menghilangkan rasa nyeri dapat dilakukan

secara nonmedis, yaitu melalui cara-cara alamiah, terapi alternatif, atau disebut

juga metode nonfarmakologi. Pasien masa kini mengeksplorasi metode

nonfarmakologi karena semakin ingin mengontrol pengobatan dirinya sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: His

Dari segi resiko dan efek samping, metode nonfarmakologi lebih aman

(Danuatmaja, 2004).

Berbagai metode nonfarmakologi untuk mengontrol rasa nyeri

diterapkan, seperti metode Dick-Read, yaitu dengan relaksasi. Relaksasi secara

sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan berlatih,

banyak wanita mampu berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun

di antara kontraksi. Metode Lamaze juga menerapkan strategi untuk mengatasi

rasa nyeri persalinan, yaitu dengan memusatkan perhatian pada titik perhatian

tertentu, misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh

stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap

stimulus nyeri.

Metode lain yang dapat dilakukan adalah vokalisasi atau mendengarkan

bunyi-bunyian untuk menurunkan ketegangan, relaksasi dengan bantuan imajiner,

mendengarkan musik santai disertai cahaya yang temaram, mandi siram

hidroterapi, hipnosis, yoga, akupunktur, akupresur (Bobak, 2005). Akupresur

dilaporkan memberikan efek yang bermanfaat bagi ibu bersalin, terutama

bermanfaat bagi nyeri punggung. Akupresur merangsang produksi endorfin lokal

dan menutup gerbang terhadap rangsang nyeri (Mander, 2004).

2. Akupresur

2.1 Definisi Akupresur

Akupresur adalah suatu teknik penyembuhan dengan menekan, memijat,

mengurut bagian tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital (dikenal

Universitas Sumatera Utara

Page 10: His

dengan nama Chi atau Qi (Cina ) dan Ki ( Jepang )). Akupresur juga disebut

akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur, sebab teori akupunkturlah yang

menjadi dasar praktik akupresur (Oka, 2003).

Akupresur merupakan penekanan pada titik tertentu (yang dikenal dengan

nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk

menstimulasi aliran energi di meridian, yang penggunaannya sangat aman dan

efektif, mudah dipelajari, dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk

menerapkannya ( Turana, 2004).

2.2 Teori Dasar Akupresur

Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori

keseimbangan yang bersumber dari ajaran Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa

semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokkan ke dalam dua

kelompok, yang disebut kelompok Yin dan kelompok Yang (Oka, 2003). Yin dan

Yang adalah dua aspek/bagian dari sesuatu yang saling mendasari, saling

mempengaruhi, tidak mutlak dan keduanya saling bertentangan tetapi membentuk

suatu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan yang harmonis dan dinamis.

Yin adalah segala sesuatu yang bersifat lebih pasif dan Yang adalah segala sesuatu

yang besifat aktif (Depkes, 1996). Dalam tubuh manusia, unsur Yang adalah

punggung, pinggul, permukaan tubuh bagian luar, cairan bersih, psikis atau

mental, organ berongga. Sementara unsur Yin dalam tubuh manusia adalah dada,

perut, permukaan tubuh bagian dalam, cairan kotor, fisik, organ padat (Turana,

2004).

Akupresur ini diketahui merangsang serat Ad yang masuk ke bagian

dorsalis medula spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental dari rangsangan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: His

nyeri yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat, dan melalui

koneksi di otak bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat

C di bagian lain dari medula spinalis. Hal ini dapat menerangkan mengapa pijatan

akupresur pada suatu titik tertentu di tubuh dapat menghilangkan sensasi nyeri di

bagian lain dari tubuh. Zong YL (2009), menyatakan bahwa dengan merangsang

titik-titik tertentu di sepanjang sistem meridian, yang ditransmisi melalui serabut

syaraf besar ke formatio reticularis, thalamus dan sistem limbik akan melepaskan

endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami

diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons menenangkan dan membangkitkan

semangat di dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan

relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sebagai hasil dari pelepasan endorfin,

tekanan darah menurun dan meningkatkan sirkulasi darah.

Teori “gate control” dari Melzack dan Wall (1965) mengatakan bahwa

impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di

sepanjang sistem saraf pusat. Teori “gate control” menggambarkan bahwa ada

mekanisme pintu gerbang terbuka pada ujung saraf ruas tulang belakang (spinal

cord) yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat

perifer menuju sistem saraf pusat. Bila pintu tertutup tidak ada nyeri dan bila

pintu terbuka ada nyeri. Dalam hal ini, rasa nyeri gating dikendalikan oleh aksi

penghambatan pada jalur nyeri. Adanya rangsangan acupoints pada meridian

dapat mengakibatkan gerbang kewalahan dengan meningkatkan frekuensi impuls

yang pada akhirnya mengarah pada penutupan gerbang sehingga nyeri berkurang.

Selain itu dengan melepaskan endorfin melalui rangsangan pada acupoint dalam

meridian dapat memblokir impuls nyeri di otak (Alexander, 2001)

Universitas Sumatera Utara

Page 12: His

2.3 Manfaat dan Tujuan Akupresur

Akupresur bermanfaat untuk promotif, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan promotif, akupresur

bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit.

Manfaat akupresur dalam pencegahan penyakit dipraktikkan secara teratur pada

saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya

adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi

tubuh. Bermanfaat juga untuk menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika

dalam keadaan sakit.

Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat untuk

meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, mencegah penyakit tertentu,

mengatasi keluhan dan penyakit ringan, serta memulihkan kondisi tubuh.

Sementara dari model medis, teknik akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan

endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan meningkatkan

efektivitas kontraksi uterus (Oka, 2003).

Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam

tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat

mengalir dengan lancar (Depkes, 1996). Akupresur juga bertujuan untuk

menyeimbangkan Yin dan Yang (Oka, 2008).

2.4 Meridian dan Titik Akupresur

Meridian adalah jaringan saluran energi kehidupan di dalam tubuh.

Meridian terdiri dari 600 titik. Titik meridian tersebut menyeimbangkan energi

tubuh yang menyebabkan tubuh berfungsi. Sebagian besar titik-titik akupresur

berada di sepanjang meridian.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: His

Yang dimaksud dengan titik akupresur adalah simpul meridian tempat

terpusatnya energi kehidupan (Ci) dan merupakan titik perangsangan untuk

menimbulkan keseimbangan kesehatan tubuh. Titik meridian ini disebut dengan

acupoint. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau organ

tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan terjadi

perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional

(Bazaar, 2008).

Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh dan sekarang

banyak lagi ditemukan titik –titik tambahan. Kebanyakan acupoint ini terletak

bilateral/di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur dilakukan pada kedua sisi

tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian tengah tubuh. Lokasi acupoint ini

terletak sedikit dalam, di antara tulang, otot, atau tendon. Setelah mencapai daerah

dekat titik, perlu diperhatikan dan disisakan waktu sebentar untuk merasakan

daerah tersebut dengan jari yang sensitif. Selalu ada daerah yang lebih sedikit

sensitif dan pada keadaan yang imbalans acupoints biasanya lebih lembut dari

sekitarnya (Turana, 2004).

2.5 Persiapan Tindakan Akupresur

Di dalam praktek akupresur, seorang akupresuris atau siapa saja yang

ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan mengetahui kondisi

umum penderita, seperti kondisi pasien, kondisi ruangan, posisi pasien dan

akupresuris, serta cara melakukan tindakan atau teknik akupresur (Depkes, 1996).

Kondisi pasien yang perlu diperhatikan sebelum melakukan teknik

akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional (marah, takut,

terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang, titik acupo int

Universitas Sumatera Utara

Page 14: His

tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya

akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang

dipergunakan jangan terlalu banyak.

Selain kondisi pasien juga perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan

tindakan akupresur, seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu

dingin, sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara kamar segar,

tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur di tempat yang berasap

dan peralatan yang dipergunakan harus bersih, tidak tajam, dan tidak

menyakitkan.

Posisi pasien yang baik dalam melakukan tindakan akupresur adalah

dalam posisi duduk atau berbaring dalam keadaan nyaman dan santai. Posisi

akupresuris hendaklah berada pada keadaan yang bebas bergerak dan nyaman

untuk melakukan tindakan akupresur, tangan akupresuris dicuci bersih sebelum

melakukan tindakan, kuku jari tidak panjang dan tajam (Oka, 2008).

Teknik akupresur pada bagian tertentu tubuh akan mengakibatkan aliran

energi vital di dalam tubuh berjalan lancar sehingga keluhan penyakit berkurang

atau sembuh sesuai dengan tujuan akupresur. Cara yang perlu dilakukan

akupresuris dalam tindakan akupresur ini, yaitu dengan menekan dan memutar,

atau mengurut di sepanjang meridian. Teknik akupresur dimulai setelah

menemukan acupoint yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik acupoint yang

berupa rasa nyeri atau pegal. Setiap pemberian rangsangan pada titik acupoint

akan memberikan reaksi terhadap daerah sekitar titik tersebut, daerah yang

dilintasi oleh meridian titik tersebut, organ yang mempunyai hubungan dengan

titik tersebut. Oleh karena itu setiap pemijatan/rangsangan yang akan dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: His

harus diperhitungkan secara cermat, reaksi apa yang perlu ditimbulkan, reaksi

penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan (Yin) (Depkes, 1996).

Teknik perangsangan yang bersifat Yang adalah menguatkan, biasanya

dilakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, atau kalau diputar, putarannya

mengikuti arah jarum jam. Kalau diurut maka urutannya dimulai dari arah sumber

energi dari titik awal (nomor kecil) ke arah akhir (nomor besar) pada meridian

bersangkutan. Teknik perangsangan bersifat Yin atau melemahkan, biasanya

dilakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali, atau sekitar 50 kali pada setiap titik

pijat. Jika pijatan diputar maka putarannya melawan arah jarum jam. Kalau diurut

melawan aliran energi (dari nomor besar ke nomor kecil) (Oka, 2003).

Teknik akupresur dilakukan dengan berbagai cara yang aman, tidak

melukai kulit atau menyebabkan pecahnya pembuluh darah, yaitu menggunakan

beberapa alternatif cara berikut : menggunakan jari jempol, menggunakan

beberapa jari tangan yang disatukan, hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak

tangan, membuat garakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar, menepuk-

nepuk atau memukul-mukul ringan, dan menggosok dengan jari jempol atau

telapak tangan (Oka, 2008). Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan

lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa

sensasi yang ringan tetapi tidak sakit (Turana, 2004).

2.6 Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan

a) Titik Cien Cing

Titik ini dapat diketahui dengan cara menarik garis khayal antara C7

menuju processus acromion, titik cien cing terletak pada pertengahan

garis tersebut. Akupresuris dapat menemukan titik ini pada tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 16: His

sendiri dengan mengangkat tangan diagonal melewati dada dan

palpasi sendiri dengan menggunakan jari telunjuk sepanjang garis

khayal tersebut. Titik ini berguna pada fase pertama dan kedua

persalinan untuk menstimulasi kontraksi uterus.

Teknik akupresur :

Lakukan penekanan ke bawah pada titik cien cing tersebut

menggunakan ibu jari atau siku. Ketika menggunakan ibu jari, berikan

tekanan yang berasal dari lengan bukan yang tekanan berasal dari

sendi ibu jari. Pada titik ini sebaiknya dilakukan pada kedua bahunya,

namun dapat juga dilakukan sendiri pada satu bahu. Tekanan dapat

dilakukan pada setiap permulaan kontraksi atau lakukan penekanan

secara terus-menerus.

b) Titik BL 32 (Pang Kuang Su)

Lokasi titik ini kira-kira sepanjang jari telunjuk wanita di atas lipat

pantat selebar ibu jari di sisi tulang belakang. Saat persalinan mulai,

awali teknik akupresur dengan melakukan penekanan pada titik ini

dengan menggerakkan jari menuruni tulang belakang (kira-kira

selebar ibu jari) sejalan dengan kemajuan persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: His

Teknik akupresur :

Tempatkan jari pada titik akupresur dan lakukan tekanan yang lembut.

Tekanan dapat ditingkatkan dengan melakukan penekanan ke arah

belakang pada awal kontraksi. Titik ini lebih banyak digunakan karena

menimbulkan efek anestesi pada kontraksi yang kuat, terlihat jelas

efek ini saat penekanan dihentikan. Penekanan pada titik ini akan

menimbulkan rasa hangat, geli, dan agak sakit. Jika terasa sangat

sakit, lakukan penekanan pada sekitar tulang. Titik ini sering

digunakan pada wanita dengan posisi menunduk atau berlutut pada

lantai, meja, tempat tidur, dll. Teknik ini dapat juga efektif digunakan

dalam air, namun kurang fleksibel pada sebagian orang. Penekanan

kuat pada titik BL 32 dapat dilakukan pada wanita bersalin yang

selalu ingin mengedan sedangkan serviks belum cukup berdilatasi.

c) Titik Pantat

Titik ini berada pada garis horisontal dari puncak lipatan pantat. Jika

melakukan tekanan pada sepanjang garis ini akan terasa lembut kira-

kira dua pertiga antara lipat pantat dan tulang pinggul.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: His

Teknik akupresur :

Tempatkan tangan pada pinggul pasien dan lakukan dorongan ke

dalam titik ini dengan menggunakan ibu jari dan bantu ibu untuk

bergerak saat kontraksi. Dua sampai tiga hari sebelum tanggal

persalinan, BL 32 dan titik pantat dapat digunakan bersamaan dengan

masage pada sakral, lakukan penekanan ke bawah dan mengelilingi

pantat. Tujuannya adalah memberikan energi pada serviks agar

persalinan berjalan secara optimal.

d) Titik pada Tangan

Titik ini terletak sepanjang lipatan tangan ketika jari-jari menyatu

pada telapak tangan. Titik ini membantu pelepasan endorphin ke

dalam tubuh.

ap

Universitas Sumatera Utara

Page 19: His

Teknik akupresur :

Pegang sisir kecil dengan kencang. Pasien dapat menggenggam sisir

tersebut saat kontraksi dan anjurkan pada pasien untuk melakukan

tindakan ini bila terasa bermanfaat. Titik ini sangat membantu untuk

menurunkan nyeri saat kontraksi.

e) Titik K1

Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki

fkeksi (menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki).

Teknik akupresur :

Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol

kaki. Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan

saja saat persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat

pasien panik (misal mempunyai pengalaman yang tidak

menyenangkan pada persalinan sebelumnya). Titik ini berguna untuk

membantu perineum relaksasi selama fase kedua persalinan.

f) Titik Co4 (He Kuk)

Titik ini terletak antara tulang metakarpal pertama dan kedua (antara

ibu jari dan jari telunjuk) pada bagian distal lipatan pada kedua

tangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: His

Teknik akupresur :

Berikan penekanan pada titik ini dengan menggunakan ibu jari.

Penekanan pada titik ini berguna untuk mengintensifkan kontraksi,

saat kontraksi ireguler (Arifin, 2008).

Universitas Sumatera Utara