hipertensi tarathya

Upload: tarathyabungadharmasaputra

Post on 06-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Slide 1

KRISIS HIPERTENSITarathya Bunga DharmasaputraKoas IPD FK Trisakti- RSUD BekasiPeriode 14 September- 21 November 2015DEFINISI HIPERTENSIMeningkatnya tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg 2x pengukuran selang waktu 5 menit keadaan cukup istirahat atau tenang.EpidemiologiAS: 30 % (50 jt jiwa)Bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.Risiko hipertensi pada populasi diatas 55 tahun =90 %.Riskesdas: 26.5%

EtiologiHipertensi primer95% Hipertensi sekuder5% CKD sering

4Menentukan Tekanan DarahDalam keadaaan rileksPengukuran dalam posisi duduk atau berbaringDiperiksa sebanyak 3 kali dan dirata-ratakanPasien sedang tidak mengonsumsi alkohol, kafein, stres, atau perasaan yang tidak nyamanFaktor Tekanan DarahTekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer Curah jantung=Nadi x volume sekuncup

RENIN ANGIOTENSIN ALDOSTERON SYSTEM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KLASIFIKASI HIPERTENSI

Krisis HipertensiHipertensi emergensi (darurat) : - TD sistolik >180 atau Diastolik > 120 mmHg secara mendadak -Target organ damage + - Harus ditanggulangi sesegera mungkin (1 jam) dengan obat anti hipertensi intravena - Penderita perlu dirawat di ruangan ICU Krisis HipertensiHipertensi urgensi (mendesak): - sama seperti emergency -tanpa kerusakan organ/komplikasi -TD harus diturunkan dalam 24 jam dengan OAH oral

FAKTOR PREDISPOSISI Hipertensi yang tidak terkontrol Hipertensi yang tidak terobatiPenderita hipertensi yang minum obat: MAO inhibitor, dekongestan, kokain.Kenaikan Tekanan darah tiba-tiba pada penderita hipertensi kronis essensial(tersering).Hipertensi renovaskular.Glomeluronefritis akutKehamilan Penggunaan NAPZA Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala

Patofisiologi

Pendekatan diagnosis & manifestasi klinis

DIAGNOSISAnamnesis Pemeriksaan fisik - Sesuai dengan organ target yang terkena -Pengukuran TD di kedua lengan - Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas -Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru. - Pemeriksaan neurologis umum - Pemeriksaan funduskopi

DIAGNOSISPemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium awal: a. Urinalisis b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.Pemeriksaan penunjang: EKG, foto toraksPemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, USGTatalaksanaPrinsip tatalaksana pada krisis hipertensi: Penurunan TD 25% dari MAP

Perawatan ICUPengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkinTD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah:

Hipertensi Emergency 5- 120 menit pertama MAP diturunkan20-25%.

2- 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai 20% dari awal, dosis 30 mg/jam sampai target tercapai. c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam observasi 4 jam ganti obat oral

Hipertensi EmergencyNicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul) a. 10-30 mcg/kgBB bolus. b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.Labetalol (Normodyne) IV20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.

Hipertensi EmergencyHipertensi UrgensiACE inhibitor (Captopril) diberikan 25 mg dosis awal 90-120 menit kemudian 50-100 mgEfek :batuk, hipotensi,hiperkalemia, angioedema, dan gagal ginjal Hipertensi urgensiCalcium channel blocker (Nicardipine)dosis oral biasanya 30 mg dan dapat diulang setiap 8 jam hingga tercapai tekanan darah yang diinginkan. Efek samping :palpitasi, berkeringat dan sakit kepala.Hipertensi urgensiLabetalol adalah gabungan antara 1 dan -adrenergic blocking dosis 200 mg secara oral dan dapat diulangi setiap 3-4 jam kemudian.Efek samping :mual dan sakit kepala.Hipertensi urgensiClonidine : obat golongan simpatolitikSentral (2-adrenergicreceptor agonist)Dosis awal diberikan 0,1-0,2 mg 0,05-0,1 mg setiap jam sampai tercapainya tekanan darah yang diinginkanDosis maksimal = 0,7 mgEfek samping sedasi,mulut kering dan hipotensi ortostatik.

ARBEfek samping: pusing, sakit kepala,hiperkalemia, hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia, abnormalitas fungsi liver, kram otot, mialgia, insomnia, penurunan level hemoglobin, dan kongesti nasal.Kontraindikasi: Hamil, laktasi, kerusakan hati yang berat, sirosis, obstruksi bilier. Interaksi obat: hiperkalemia =kombinasikan dengan obat yang meretensi kalium = diuretik hemat kalium dan AINS.CCBEfek samping:Nifedipin =vasodilator yang selektif, efek ke jantung kurang ;efek samping : takikardia, sakit kepala, edema perifer Diltiazem =efek vasodilatasi dan efek pada jantung sedang;efek samping : pusing, sakit kepala, edema, bradikardi Verapamil =efek paling besar ke jantung ;efek samping : sama dengan diltiazemsInteraksi: verapamil dan diltiazem akan mengurangi eliminasi dan meningkatkan kadarcarbamazepine,simvastatin,atorvastatin, danlovastatinKontraindikasi:Tidak boleh dikombinasi dengan BETA BLOCKERSCCB menghambat secara selektif masuknya ion Ca+ melewati slow channel pada membran sel otot jantung dan pembuluh darahVasodilatasi arteriol perifer dan koroner tahanan perifer melambatkan denyut janyung -> jantung lebih mudah memompa dan mengurangi beban kerjanya

DIURETIKMenambah kecepatan pembentukan urin/ meningkatkan eskresi air, Na, Cl menurunkan volume darah tekanan darah akibat berkurangnya curah jantung

Diuretik-tiazidEfek samping : hipokalemia, mengganggu kontrol diabetes, hiperuricemia, kajang otot, meningkatkan LDL/HDL Interaksi obat : digitalis, Litium, NSAID