hipersensivitas [dr. diana]
TRANSCRIPT
HIPERSENSITIVITASDiana Chusna Mufida
Pengertian
Reaksi imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
Benda asing R.I pertahanan tubuh
menyimpang
kerusakan jaringan
Klasifikasi menurut Gell dan Combs
Tipe I : reaksi anafilaktik
Tipe II : reaksi sitotoksik
Tipe III : reaksi kompl Ag-Ab
Tipe IV : hipersensitiv tipe
lambat
Reaksi Anafilaktik
Reaksi cepat atau alergi
Segera setelah terpapar alergen
Ig yang telibat IgE
antigen
IgE
Fc receptor
mast cell degranulation
Type I allergy
house dust mite
Tahapan Reaksi Anafilaktik
1. Fase sensitisasi, yaitu waktu yang diperlukan
untuk pembentukan IgE sampai diikat oleh
reseptor spesifik ( Fc-R )pada permukaan sel
mast.
2. Fase aktivasi yaitu waktu yang terjadi akibat
pajanan ulang dengan Ag spesifik, sel mast
melepas isinya yaitu granul
Tahapan reaksi tipe 1
3. Fase efektor, waktu terjadi respon yang
komplek ( anafilaksis ) sebagai efek
mediator-mediator yang dilepas sel mast
dengan aktivias farmakologik
Reaksi yang timbul berupa eritem ( akibat
dilatasi vaskuler) dan edem (
pembengkakan yang disebabkan serum
masuk ke jaringan ).
Reaksi puncak 10-15 menit
Fase aktivasi
Terjadi perubahan membran sel akibat
metilasi fosfolipid , influks Ca 2+
aktivasi fosfolipase.
Energi lepas akibat glikolisis, beberapa
enzim aktif granul bergerak
kepermukaan sel.
Kadar CAMP , C GMP
Granul bergerak ke permukaan sel
Terjadi eksositosis, isi granul keluar.
Mediator keluar: histamin, PG, leukotrin
Penyakit pada reaksi hipersensitif tipe 1
Asma bronkhial
Rinitis
Urtikaria
Dermatitis atopi
Tipe II
Sitotoksik
Akibat terjadinya Ab seperti IgG atau IgM thd Ag
Ig, mengaktivkan sel yang memiliki reseptor Fc-R
Efektor sel NK
Reaksi transfusi, panemia hemolitik, reaksi obat, kerusakan jaringan pada penyakit autoimun, Sinbrom Good-pasture
A. Reaksi Transfusi
Gol darah
A: mgd Ab ( anti B IgM )
mengaglutinasi eritrosit gol B
B: Ab ( anti A IgM )
mengaglutinasi eritrosit gol A
AB: tidak punya Ab
O: Ab ( IgM dan IgG) – mengaglutinsi
A dan B.
Bentuk ketidakcocokan transfusi darah ABO
IgMefisien mengaktivasi komplemen dan
C5,6,7,8,9 / menghancurkan eritrosit vaskuler
Reaksi transfusi : R hemolitik, panas, alergi (
urtikaria, syok, asma )
type II
cytotoxic action
complement mediated lysis
target cell
Self cell surface antigen
target cell
IgG
Anti-erythrocyte
antibodies
leading to
hemolytic anemiaIgG
K cell
B. Ag Rh
Inkompatibilitas Rh pada BBL ( ayah Rh+ dan Ibu Rh- ).
Anak Rh+:
lahir eritrosit bayi dilepas ke sirkulasi ibu
ibu tersensitisasi
Membentuk anti Rh ( IgG)
Bahaya hamil berikutnya.
IgG diikat oleh AgRh dari permukaan
eritosit belum menimbulkan
aglutinasi/lisis.
Sel ditutupi Ig dirusak oleh interaksi
dengan Fc pada fagosit kerusakan
eritrosit fetus, bayi lahir kuning.
3. Hipersentitivitas tipe III
Reaksi komplek imun
Ag-Ab ditemukan didalam jaringan/ sirkulasi/ dinding pembuluh darah dan mengaktivasi komplemen
Ab IgG dan IgM
Komplemen aktiv , melepas C3a dan C5a ( faktor kemotaktik), sel mast dan basophil melepas mediator.
Makrofag dikerahkan ketempat tersebut melepas berbagai mediator ( enzim merusak jaringan sekitar ) dan IL-1
Agregasi trombosit :
menimbulkan mikrotrombi
melepas amin aktiv
Bentuk reaksi :
a. Reaksi arthus ( lokal ), vaskulitis
b. Reaksi serum sickness
( bentuk sistemik )
type III
polymorphsbasementmembrane
tissue
immune complex deposition Lupus
erythematodis
C3aC5a
Penyakit hipersensitiv tipe III
1. Demam reuma
2. Arthritis rheumatoid
3. SLE
4. HIPERSENSITIV TIPE IV
Respon imun seluler
Tidak melibatkan antibodi
Ada 4 jenis reaksi :
1. Rx. Jones Mote
2. Hipersensitiv kontak
3. R. tuberculin
4. R. granuloma
type IV
Type IV (delayed) allergy
latex
CD4+ T helper cell
IFNg
activated macrophage or dendritic cell