havs haziq.docx

39
HAND-ARM VIBRATION SYNDROME (HAVS) Alamat Korespondensi: Mohd Nur Haziq Bin Noor Hamizam Shah, 102011431 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510. [email protected] Abstrak: Paparan terhadap vibrasi dari alat boleh menyebabkan pelbagai kelainan pembuluh darah dan saraf yang dikenali sebagai Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS). Presentasi klinik sindrom ini termasuklah parestesia atau kesemutan di digiti, nyeri di pergelangan tangan dan tangan, digiti menjadi pucat, tidak tahan sejuk, kelemahan fleksor jari atau otot intrinsik dan perubahan warna kulit dan luka trofik jari. HAVSmerupakan kelainan yang reversibel, sekurang-kurangnya pada peringkat awal, tetapi resolusi gejala dalam kes-kes yang lebih teruk adalah langka, dan penggunaan alat yang menghasilkan vibrasi yang berterusan dalam kasus ini adalah kurang bijak. Ini dapat menimbulkan kesan kumulatif vibrasi pada kedua-dua pembuluh darah dan komponen sensorineural dari HAVS dan komponen ini bersifat progresif secara independen antar satu sama lain. Kata kunci: HAVS, getaran, parestesia Abstract: Exposure to vibrating hand-held tools can cause a variety of vascular and neuromuscular symptoms collectively named Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS). The clinical presentation of this syndrome includes paraesthesiae or tingling in digits, pain or tenderness in the wrist HAND-ARM VIBRATION SYNDROME (HAVS) 1

Upload: alexander-sebastian

Post on 14-Nov-2015

254 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

HAND-ARM VIBRATION SYNDROME (HAVS)

Alamat Korespondensi:Mohd Nur Haziq Bin Noor Hamizam Shah, 102011431Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected]

Abstrak: Paparan terhadap vibrasi dari alat boleh menyebabkan pelbagai kelainan pembuluh darah dan saraf yang dikenali sebagai Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS). Presentasi klinik sindrom ini termasuklah parestesia atau kesemutan di digiti, nyeri di pergelangan tangan dan tangan, digiti menjadi pucat, tidak tahan sejuk, kelemahan fleksor jari atau otot intrinsik dan perubahan warna kulit dan luka trofik jari. HAVSmerupakan kelainan yang reversibel, sekurang-kurangnya pada peringkat awal, tetapi resolusi gejala dalam kes-kes yang lebih teruk adalah langka, dan penggunaan alat yang menghasilkan vibrasi yang berterusan dalam kasus ini adalah kurang bijak. Ini dapat menimbulkan kesan kumulatif vibrasi pada kedua-dua pembuluh darah dan komponen sensorineural dari HAVS dan komponen ini bersifat progresif secara independen antar satu sama lain.Kata kunci: HAVS, getaran, parestesia

Abstract: Exposure to vibrating hand-held tools can cause a variety of vascular and neuromuscular symptoms collectively named Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS). The clinical presentation of this syndrome includes paraesthesiae or tingling in digits, pain or tenderness in the wrist and hand, digital blanching, cold intolerance, weakness of the finger flexors or intrinsic muscles and discolouration and trophic skin lesions of the fingers. HAVS can be reversible, at least in the earlier stages, but resolution of symptoms in unusual in more severe cases, and continued use of vibrating tools in such cases is unwise. There is a cumulative effect of vibration on both the vascular and sensorineural components of HAVS and these components appear to occur and progress independently of each other.Keywords: HAVS, vibration, paraesthesiae

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.

Skenario 9Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke klinik dengan keluhan kedua tangannya kebas. Keluhan sudah berjalan 3 bulan dan rasa kebas dirasakan hingga siku kedua tangannya. Keluhan hilang sebentar bila tangan dikibasin. Keluhannya hilang jika waktu istirahat di rumah atau waktu libur. Pekerjaannya adalah menghantar kurir pabrik obat dan telah bekerja selama 12 tahun. Pasien menaiki motor buatan tahun 2000 dan perjalanan dari rumahnya ke pabrik obat tersebut mengambil waktu selama 2jam.PEMBAHASANPenyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.1WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma. 1Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat KerjaFaktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stres. 1Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman:1. Tentukan Diagnosis klinisnyaDiagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama iniPengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup: Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara khronologis Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan Bahan yang diproduksi Materi (bahan baku) yang digunakan Jumlah pajanannya Pemakaian alat perlindungan diri (masker) Pola waktu terjadinya gejala Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan sebagainya)3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebutApakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut.Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhiApakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang dialami.6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakitApakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannyaSesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini. 1Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.

Faktor Fisik Penyakit Akibat Kerja

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan . Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik. Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran Hertz. Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. 1

Jenis Getaran

1. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz. Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.

Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti: a. 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut)b. 20-30 Hz untuk bagian kepala100-150 Hz untuk rahang

Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang.

2. Getaran lengan tangan (hand arm vibration)Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti : a. Supir bajaj b. Tukang ojekc. Operator gergaji rantai d. Tukang potong rumput e. Penempa palu.

Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan dalam satuan meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5 - 4,0 Hz dan tangan-lengan 8-1000 Hz. 1

Sumber GetaranPerkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal dan otomotif, juga di pertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat-alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda. Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, long band saw, planer, band saw, double cross cut dan spindel moulder. 1

Cara Mengukur GetaranGetaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Teknik pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai tingkat paparan getaran lengan tangan khususnya pada operator blasting. Vibration meter pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.Vibration meter ini hanya membaca hasil keseluruhan (besarnya tahap getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap. 1

Ciri-Ciri Suatu GetaranGetaran merupakan jenis gerak yang mudah kamu jumpai dalam kehidupan sehari hari, baik gerak alamiah maupun buatan manusia. Semua getaran memiliki ciri-ciri tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar yang dilambangkan dengan (T). Banyaknya getaran dalam satu sekon disebut frekuensi (f). Suatu getaran akan bergerak dengan frekuensi alamiah sendiri. Hubungan frekuensi dan periode secara matematis ditulis sebagai berikut:

dengan:T = periode (s)f = banyaknya getaran per detik (Hz)

Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per sekon atau disebut juga dengan hertz (Hz), untuk menghormati seorang fisikawan Jerman yang berjasa di bidang gelombang, Hendrich Rudolf Hertz. Jadi, satu hertz sama dengan satu getaran per detik. 1

Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration)Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut perlu dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. 1

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemajanan Lengan Dan Tangan Jumlah Waktu Per Hari Kerja1Jumlah waktu per hari kerja

Nilai percepatan pada frekuensi dominan

m/det2Gram

(1)(2)(3)

4 jam dan kurang dari 8 jam40,4

2 jam dan kurang dari 4 jam

60,61

1 jam dan kurang dari 2 jam

80,81

kurang dari 1 jam

121,22

Sumber : Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999Catatan :1 Gram = 9,81 m/det2Menurut Keputusan menteri tenaga kerja no. 51/KEP/1999 bahwa nilai ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/det2

EFEK GETARANGetaran yang dapat menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologik, meskipun belum ada penelitian atau pengujian yang cukup definitif getaran diduga dapat menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan hipertensi.

Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh:3 - 9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.6 - 10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.10 Hz: Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.13 - 15 Hz: Tenggorokan akan mengalami resonansi.< 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.

Dampak getaran terhadap manusia terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Di samping rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang. 1

Efek Getaran Lengan Tangan (Hand Arm Vibration Syndrome)Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:a) Efek vaskuler -Pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena Raynoud).b) Efek Neurologik -buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal. 1,2

Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren.Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :a) Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.b) Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang. Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-otot interossea dan fleksin dari jari-jari.1,2

Gejala Klinis Pekerja yang tangannya secara teratur terpapar getaran dapat menderita gejala akibat efek patologis pada sistem pembuluh darah perifer, sistem saraf perifer, otot dan jaringan lain dari tangan dan lengan. Gejala secara kolektif dikenal sebagai HAVS. Gejala neurologis dari HAVS termasuk rasa baal dan kesemutan di jari, dan rasa berkurang dari sentuhan dan suhu. Kerusakan saraf ini bisa melumpuhkan, sehingga sulit untuk merasa, dan untuk bekerja dengan, benda-benda kecil. Kepucatan jari episodik adalah karakteristik tanda vaskular. Ini kadang-kadang dikenal sebagai 'getaran jari putih', 'jari mati' atau 'tangan mati'. Pemicu utama untuk gejala adalah paparan dingin, misalnya berada di luar ruangan awal pada pagi musim dingin. Gejala juga bisa dipicu oleh tubuh lokal atau umum pendinginan dalam lingkungan dinyatakan hangat. Meskipun getaran menyebabkan kondisi tersebut, ia tidak mengendap gejala.3Setelah kepucatan awal menunjukkan vasospasme, sirkulasi dipulihkan, baik secara spontan (setelah periode waktu yang bervariasi yang dapat dari beberapa menit sampai satu jam atau lebih) atau setelah penghangatan jari. Jaringan iskemia terjadi selama periode spasme. Hal ini menyebabkan tingkat pengembalian berlebihan aliran darah dan menyakitkan jari berdenyut merah (hiperemi reaktif). Selama serangan penderita mungkin mengeluh mati rasa, nyeri dan dingin serta mengurangi ketangkasan manual. Efek terlihat awalnya di ujung jari yang terkena dampak, dengan perubahan kemudian menyebar ke jari dengan paparan terus. Ibu jari juga mungkin akan terpengaruh. Sebagai kondisi berlangsung, frekuensi serangan akan meningkat. Jarang, dalam kasus yang sangat parah, sirkulasi darah mungkin terganggu secara permanen. Pekerja mungkin mengeluh nyeri sendi dan kekakuan pada tangan dan lengan. Kekuatan genggaman dapat dikurangi karena saraf dan otot kerusakan. Seorang pekerja individu yang menderita HAVS mungkin tidak mengalami gejala yg lengkap, misalnya gejala yang berkaitan dengan komponen neurologis dapat hadir tanpa adanya masalah pembuluh darah dan sebaliknya. Gejala neurologis umumnya muncul lebih awal dari gejala jari pucat. Carpal tunnel syndrome, gangguan tangan dan lengan sehingga menimbulkan kesemutan, mati rasa, kelemahan, nyeri dan malam bangun, dapat disebabkan oleh paparan terhadap getaran. Karyawan yang menderita HAVS dapat mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas di tempat kerja yang melibatkan bekerja dengan baik atau bekerja manipulatif dan memiliki kemampuan yang berkurang untuk bekerja dalam kondisi dingin. Penyakit ini juga bisa berdampak pada kehidupan sosial dan keluarga. Serangan periodik "jari putih" akan berlangsung tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga selama kegiatan seperti mencuci mobil atau menonton olahraga outdoor. Tugas sehari-hari, misalnya ikat tombol kecil pada pakaian, dapat menjadi sulit. 3 Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat penyakit ditingkat internasional dengan menggunakan klasifikasi Stockholm.

Tabel 2. Klasifikasi Sindrom Getaran Sistem Stockholm3-6TahapanDerajatUraian

I. Gejala Vaskuler(Tangan Kiri & Kanan)

V 0Tidak ada serangan

V 1RinganSerangan sekali-sekali hanya pada satu ujung jari atau lebih- Blanching score 1-4

V 2 (awal)SedangSerangan kepucatan sekali-sekali pada falang distal dan tengah (jarang juga proksimal) dari satu jari atau lebih-Blanching score 5-9

V 2 (akhir)SedangSerangan kepucatan sekali-sekali pada falang distal dan tengah (jarang juga proksimal) dari satu jari atau lebih-Blanching score 10-16

V 3BeratSerangan kepucatan sering pada semua falang dari sebagian besar jari-Blanching score>18

V 4Sangat BeratSeperti pada tahap 3, dengan perubahan tropik kulit pada sebagian besar jari

II. Gejala Sensorik (Tangan Kiri & Kanan)

SN 0Terpapar tetapi tidak ada gejala

SN 1

Rasa baal yang hilang timbul atau menetap dengan atau tanpa rasa nyeri (>3 &6 &9 &19)

Catatan : SN = SensorineuralIntermittent - not persistent Persistent - tahan>2 jamConstant - tetapOccasional - 3 or 3 serangan/minggu

Gambar 1. Tangan Pasien Yang Mengalami Kelainan Vaskularisasi3

Di samping itu, sangat bermanfaat untuk menilai luasnya keterlibatan buku jari dengan menggunakan skala yang diusulkan oleh Griffin (1982). Kepucatan, kebaalan, kesemutan dan perubahan warna dapat dinilai secara terpisah.

Gambar 2. Skala Griffin3-6

Sebuah sistem untuk mengalokasikan nilai numerik untuk masing-masing ruas yang terkena dampak dan menghitung skor keseluruhan untuk jari kepucatan di masing-masing tangan digunakan dalam metode Griffin (Gambar 1). Sistem ini merupakan metode yang berguna dalam praktek untuk memantau progresi atau regresi gejala di jari masing-masing. Tidak memperhitungkan frekuensi serangan, yang mungkin lebih relevan dalam menilai cacat fungsional. Dalam sistem penilaian numerik untuk vaskular HAVS, kepucatan untuk setiap bagian dari setiap digit diberikan skor seperti ditunjukkan pada diagram pada Gambar 1. Total nilai untuk masing-masing tangan dapat tiba di dengan menjumlahkan nilai digit. Dalam gambar, skor untuk tangan kiri adalah 16 dan bahwa untuk tangan kanan adalah 4. Jika seorang karyawan didiagnosa menderita stadium 2, tujuannya adalah untuk mencegah tahap 3 (vaskular atau sensorineural) berkembang karena ini adalah bentuk yang lebih parah dari penyakit yang berhubungan dengan kerugian yang signifikan dari fungsi dan cacat. Tahap 2 sensorineural adalah luas, mulai dari gejala neurologis kecil hingga mereka yang kehilangan sensorineural persisten. Oleh karena itu tahap 2 harus dibagi ke dalam "awal" dan "terlambat" fase dalam rangka untuk membantu pengelolaan kasus tahap 2.3-7

BAKU TINGKAT GETARAN4Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan;. Penetapan baku tingkat getaran ini telah diatur dalam suatu Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/11/1996 sebagai berikut:

Tabel 3. Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan4Frekuensi (Hz)Nilai Tingkat Getaran, dalam Mikron (10-6 Frekuensi meter)

Tidak MenggangguMenggangguTidak NyamanMenyakitkan

456,381012,516202531,5405063< 100< 80< 70< 50< 37< 32< 25< 20< 17< 12< 9< 8< 6100 50080 35070 27550 16037 12032 9025 6020 4017 3012 209 158 126 9> 500 1000> 350 1000> 275 1000> 160 500> 120 300> 90 220> 60 120> 40 85> 30 50> 20 30> 15 20> 12 15> 9 12> 1000> 1000> 1000> 500> 300> 220> 120> 85> 50> 30> 20> 15> 12

Konversi :Percepatan = (2f)2 x simpanganKecepatan = 2f x simpangan = 3,14Tabel 4. Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan4GETARANFrekuensi (Hz)BATAS GERAKAN PEAK (mm/detik)

ParameterSatuanKategori AKategori BKategori CKategori D

Kecepatan Getaran

Frekuensimm/de-tik

Hz45

6,381012,516202531,54050< 2< 7,5

< 7< 6< 5,2< 4,8< 4< 3,8< 3,2< 3< 2< 12 27< 7,5 25

< 7 21< 6 19< 5,2 16< 4,8 15< 4 14< 3,8 12< 3,2 10< 3 9< 2 8< 1 7> 27 140> 24 130

> 21 100> 19 100> 16 90> 15 80> 14 70> 12 67> 10 60> 9 53> 8 50> 7 42> 140> 130

> 110> 100> 90> 80> 70> 67> 60> 53> 50> 42

Keterangan :Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakanKategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban pada kasus khusus)Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul bebanKategori D: Rusak dinding pemikul bebanMenurut Keputusan menteri tenaga kerja nomor: KEP51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja Pasal 4 bahwa:1. NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2). 2. Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III.

Teknik Pengukuran Getaran MesinPosisi dan Arah PengukuranPengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut. Disamping karakteristik getaran seperti : Amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran.

Baku EmasDalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan batasan tahap getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan.

Gambar 3. Klasifikasi Vibrasi8

Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan1. Angioneurosis jari-jari tangan- Fenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah sindrom akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebas di jari-jari tangan pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya. Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hamper seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis. Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus lokal. Berbeda dengan endarteritis obliterans, nekrosis sangat jarang terjadi. Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi paroksisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit dalam air yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit permulaan atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin.2-7

2. Gangguan tulang, sendi dan otot. Patologi osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsionaldapat cukup berarti. Perubahan radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas.2-7

3. Neuropati. Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf perifer (ulnaris, medianus, radialis). Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut. Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer.2-7

Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorika) Tes untuk rasa raba1. Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien2. Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang normal dan abnormal, mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal.3. Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan goresan kapas tersebut.b) Tes untuk rasa nyeri1. Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol)2. Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut.3. Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah konkontralateral.4. Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal, kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan sensasi yang lain.

c) Tes untuk rasa suhuRangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas (40C-45C), sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi air dingin (10C-15C). Dengan mata tertutup pasien diminta membedakan botol tersebut setelah disentuh dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.2-7

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangana) UmurUmur sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila umur pekerja > 29 tahun maka pekerja lebih rentan untuk terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan tangan. Menurut Penelitian oleh M.A. Farkilla (1982) terdapat 51 orang pekerja yang menggunakan peralatan listrik yang bergetar selama 2 tahun menunjukkan melemahnya kekuatan pegangan tangan pada usia 25-34 tahun dan benar-benar menurun pada usia 36-42 tahun.

b) PendidikanPendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Ketika seseorang mempunyai pendidikan makin tinggi maka pengetahuan tentang dampak negatif yang ditimbulkan akibat getaran lengan tangan dan penggunaan alat pelindung diri juga akan lebih baik. Pendidikan dikategorikan sebagai berikut SD, SMP, SLTA, Perguruan tinggi.c) Masa kerjaMasa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut (dalam hitungan tahun) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka pekerja lebih rentan untuk terkena dampak negatif akibat paparan getaran lengan tangan.

d) Lama kerjaLama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-hari (< 8 jam atau > 8 jam perhari) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Menurut T.Matoba (1982) lamanya waktu pemajanan perhari kerja dapat meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar getaran.

e) MerokokMerokok merupakan salah satu yang dapat menggangu kesehatan. Apabila pekerja merokok sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya dan berdampak negatif terhadap kesehatan apabila pekerja termasuk salah satu perokok berat yang sanggup untuk menghabiskan > 1 bungkus perhari.

f) Penggunaan APD (sarung tangan)Penggunaan APD sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Apabila pekerja menggunakan APD (sarung tangan dengan menggunakan busa) merupakan salah satu cara untuk meminimalisasi resiko PAK (Penyakit Akibat Kerja) yang dapat dilihat dari keluhan pekerja terhadap getaaran lengan tangan.2-7

Pengendalian GetaranPengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pengendalian secara teknisa. Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping atau peredam)b. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karetc. Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasand. Meletakkan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakkan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnyae. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh

2. Pengendalian secara administratifDengan cara mengatur waktu kerja, misalkan :a. Merotasi pekerjaanApabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seorang, akan tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian CA B C A B C A B Cb. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku

3. Pengendalian secara medisMenurut Seokidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat langkah untu pemulihan gejala akibat getaran suapa peredaran darah kembali, yaitu :a. Pemanasan tangan dalam air panasb. Pemijitanc. Meniupkan udara panas ketangand. Menggerakkan tangan secara berputar

4. Pengendalian alat pelindung diri (APD)Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desai alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung tangan pelindung. Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah.1PROGNOSISGejala HAVS biasanya progresif dengan paparan yang berterusan HAV. Akan ada variasi individu dalam waktu dan tingkat kerusakan. Sejauh mana gejala mundur pada penghapusan dari paparan getaran tidak diketahui dengan pasti dan kondisi mungkin tidak dapat diubah. Ada bukti terbatas untuk menunjukkan bahwa gejala neurologis tidak membaik. Gejala vaskular mungkin menunjukkan perbaikan setelah mengurangi atau berhenti paparan getaran pada pasien di bawah sekitar 45 tahun dan ketika penyakit belum mencapai stadium lanjut yang terkait dengan kecacatan. Setiap perbaikan, namun, lambat, mengambil beberapa tahun. Merokok dapat merusak pemulihan pada individu-individu. Gejala vaskular biasanya tidak menjadi lebih buruk setelah menghentikan paparan HAV dan pada orang di mana kerusakan yang timbul ini dapat berhubungan dengan kondisi lain (misalnya, gangguan kolagen vaskular). Kondisi ini bisa, bagaimanapun, muncul untuk pertama kalinya sampai satu tahun setelah paparan terakhir.7

KESIMPULANGetaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan yang disebabkan oleh getaranudara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Pengukuran menggunakan vibration meter untuk mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP No.51/MEN/1999, dinyatakan bahwa nilai ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/det2. Efek yang ditimbulkan akibat getaran lengan diantaranya: efek vaskuler, efek neurologik. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan, seperti: gangguan pada persyarafan dan sendi. Tes pemeriksaan tangan fungsi sensorik yaitu dengan cara : tes untuk rasa raba, tes rasa nyeri dan tes untuk rasa suhu.Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan akibat getaran lengan tangan yaitu : umur,lama kerja, pendidikan, merokok, penggunaan APD dan masa kerja. Untuk pengendalian getaran, dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: pengendalian teknis, kesehatan, administrative dan APD ( alat pelindung diri). APD yang digunakan untuk pekerja yaitu: sarung tangan, kaca mata hitam, sepatu tertutup.DAFTAR PUSTAKA

1. Harrington & F.S Gill. Buku Saku Kesehatan Kerja.Edisi 3. Penerbit EGC Cetakan I. Jakarta. 2005.2. Bernard BP. Hand-Arm Vibration Syndrome. In: Musculoskeletal Disorder and Workplace Factors: A critical review of epidemiology evidence for work related musculoskeletal disorders of the neck, upper extremity, and low back 5c1-31,US Departmnt of Health and Human Services, National Institute for Occupatonal Safety and Health Cincinnati 2007.3. Griffin MJ, Bovenzi M. The Diagnosis of disorders caused by hand-transmitted vibration: Southhampton Workshop 2000. Int Arch Occup Environ Health 2002; 75:1-5.4. Menteri Negara Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996. Baku Tingkat Getaran. http://hukum.unsrat.ac.id/lh/menlh_49_1996.pdf . Diakses 19 Oktober 20145. Harada N, Mahbub MH. Diagnosis of vascular injuries in hand-arm vibration syndrome. Int Arch Occup Environ Health 2008; 81: 507-18. 6. Futatsuka M, Pyykko I, Farkkila M, Korhonen O, Starck L. Blood Pressure, flow and peripheral resistance off digital arteries in vibration syndrome. Br J Ind Med 2010; 40: 434-41.7. Sakakibara H. Pathophysiology and pathogenesis of circulatory, neurological and musculoskeletal disturbances in hand-arm vibration syndrome. In: Pelmear PL, Wasseman DE, editors. Hand-arm Vibration. Beverly Farms. Massachusetts (USA): OEM Press; 2004. P.45-72.8. Kristine MK, Stacey W, Claud J, G.Roger M. The effects of impact vibration on peripheral blood vessels and nerves. In: Industrial Health 2013. Engineering and Controls Technology Branch, National Institutes for Occupational Safety and Health, USA; 2013; 51: 572-80.

25HAND-ARM VIBRATION SYNDROME (HAVS)