hati membantu mu menimbang antara kebaikan dan keburukan | hadits arbain ke 27

25
membantu mu menimbang antara kebaikan dan keburukan Ahmad Ridwan Lc Hati

Upload: ustadz-ahmad-ridwan

Post on 12-Apr-2017

437 views

Category:

Spiritual


10 download

TRANSCRIPT

membantu mu menimbang

antarakebaikan

dan keburukan

Ahmad Ridwan Lc

Hati

Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Kebajikan adalah

akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang diresahkan jiwa dan kamu tidak suka bila dilihat orang lain.” (HR Muslim)

Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda:

“Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa

adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun orang lain berulang kali membenarkanmu.”

(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)

Ibnu Hajar al-Haitamy berkata: “Hadits ini termasuk jawami’ul kalim. Bahkan termasuk yang paling singkat. Karena kata al-Birr [kebajikan] adalah kata yang mencakup semua perbuatan dan etika baik. Sedangkan kata al-Itsmu [dosa] adalah kata yang mencakup semua perbuatan jahat dan semua perbuatan keji, yang besar dan yang kecil. Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. menyebutkan keduanya secara langsung dan menjadikannya saling berlawanan.

KANDUNGAN HADITS:

Definisi al-Birr (kebaikan)

Kebenaran bisa diketahu dari fitrah manusia.

Tanda-tanda dosa

Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam

Memposisikan orang lain pada

posisi yang semestinya

Akhlak mulia

Hati adalah radar untuk pertahanan seseorang

Perbedaan hukum Agama

dan Hukum Manusia

Definisi al-Birr (kebaikan)Dalam hadits Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. mendefinisikan kebaikan dengan akhlak yang terpuji. Sedangkan dalam hadits Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu , dijelaskan bahwa kebajikan adalah apa apa yang mendatangkan ketenangan dalam hati dan jiwa.

البر

جميع أفعال الطاعة

معاملة الغير

a. Yang dimaksud dengan kebajikan adalah bermuamalah dengang orang lain dengan berbuat baik kepada mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebajikan sewaktu haji, beliau menjawab, “Memberi makan dan menyebarkan salam.” (HR Ahmad)

Abdullah bin Umar berkata: “Al birr adalah sesuatu yang mudah. Yaitu bermuka manis dan berbicara dengan sopan.”

b. Yang dimaksud dengan al-Birr (Kebajikan) adalah semua perbuatan yang merupakan wujud dari ketaatan kepada Allah, baik lahir maupun batin.Allah berfirman:“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”

(Al-Baqarah: 177)

Jika al-birru [kebajikan] disebutkan secara bersamaan dengan kata takwa, maka makna birr adalah bermuamalah secara baik dengan sesama manusia. Sedangkan makna takwa adalah melakukan semua perintah dan menjauhi semua larangan. Kadang-kadang, kebajikan berarti melakukan semua kewajiban. Sedangkan takwa bermakna meninggalkan semua larangan.

Kebenaran bisa diketahui dari fitrah manusia.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Bahwa kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan ketenangan dalam hati dan jiwa.” Merupakan bukti bahwa Allah telah memberikan fitrah kepada hamba-Nya untuk bisa mengetahui dan menerima kebenaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Setiap bayi dilahirkan dalam kemurnian fitrahnya [dalam keadaan suci].”

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu . yang meriwayatkan hadits ini berkata: “Jika kalian mau bacalah: ‘Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.’” (ar-Ruum: 30)

Tanda-tanda dosa

ظاهرة

باطنة

عالمة الذنوب

Tanda yang sifatnya di dalam adalah kegundahan di dalam hati atau tidak tenang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda; “Dosa adalah apa-apa yang menimbulkan kegundahan di dalam hati.”Dengan demikian betul apa yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud bahwa dosa adalah kepedihan hati.

Adapun tanda-tanda luar adalah tidak suka [rasa tidak suka yang diukur oleh ukuran agama] jika dilihat orang lain.

فتنة تصيبهم أن أمره عن يخالفون الذين فليحذرأليم عذاب يصيبهم أو

orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

( An Nuur : 63 )

ما بعد من سول الر يشاقق ومنسبيل غير ويتبع الهدى له تبين

جهنم ونصله تولى ما نوله المؤمنينمصيرا وساءت

dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah

dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.

( An Nisaa` : 115)

فإن ورسوله الله يشاقق ومنالعقاب شديد الله

dan Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah Amat keras siksaan-Nya. ( Al Anfaal : 13)

Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Wabishah Radhiyallahu anhu menceritakan, saya datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . saya ingin menanyakan semua tentang kebaikan dan dosa. Saya berkata kepada shahabat yang ada di sekitarku: “Biarkan aku mendekat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Aku sungguhn sangat merindukan untuk dekat dengan beliau.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . bersabda: “Mendekatlah wahai Wabishah.” Aku mendekat hingga dua lututku menyentuh dua lutut beliau. Beliau berkata: “Maukah kamu, aku beritahu permasalahan yang ingin kamu tanyakan?” “Silakan ya Rasulallah.” Beliau bersabda: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa.” “Ya.” Lalu beliau merapatkan jari-jarinya dan menepuk dadaku seraya bersabda, “Hai Wabishah, tanyalah kepada hati nuranimu. Kebaikan adalah apa yang mendatangkan ketenangan diri. Sedangkan dosa adalah yang menjadikan hatimu gundah dan ragu-ragu. Meskipun orang lain memberikan pendapat yang berbeda.”

Memposisikan orang lain pada posisi yang semestinya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Wabishah Radhiyallahu anhu agar bertanya pada hati nuraninya. Rasulullah mengetahui bahwa Wabishah Radhiyallahu anhu mampu untuk melakukannya, karena beliau tahu bahwa Wabishah adalah orang yang memiliki cara berfikir yang baik dan hati yang bersih. Seandainya berhadapandengan orang yang hatinya keras dan cara berfikirnya tidak baik, tentu beliu tidak memberikan jawaban seperti itu. Jawaban yang diberikan tentu secara rinci tentang perintah dan larangan.

Sungguh suatu gambaran metode pendidikan yang tepat dan memikat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendidik para shahabat sesuai dengan kemampuan nalar mereka. Bahkan beliau memerintahkan memposisikan orang lain pada posisi semestinya

Akhlak mulia

Akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling mulia, karena merupakan implementasi dari syariat dan berbagai adab dalam al-Qur’an. Karenanya Allah memuji beliau dalam ayat-Nya:

عظيم خلق لعلى وإنك“Dan sesungguh nya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (al-

Qalam: 4)

‘Aisyah Radhiyallahu anha berkata: “Akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . adalah Al-Qur’an.” Ini tidak lain karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan yang ada dalam al-Qur’an, sehingga implementasi dari semua nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an tersebut telah menyatu dan menjadi kebiasaan serta tabiat.

Hati adalah radar untuk pertahanan seseorangIslam sangat menghargai hati bahkan menjadikannya sebagai tempat merenung sebelum bertindak.

hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu :

hحhلhص hتhحhلhص hاhذhإ hةhغhضhم hدhسhجhلhا hيhف hنhإhو hالhأ hهhلhك hدhسhجhلhا hدhسhف hتhدhسhف hاhذhإhو hهhلhك hدhسhجhلhا

اhلhقhلhب hيhهhو hالhأ“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah di

adalah hati.” (Muttafaqun alaih)

Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat yang menunjukkan bahwa baiknya gerakan anggota tubuh seorang hamba, dia meninggalkan semua yang diharamkan dan menjauhi semua syubhat, sesuai dengan baiknya gerakan hatinya.” (Jami’ Al-Ulum Wa Al-Hikam: 1/210)

Perbedaan hukum Agama dan Hukum Manusia

Agama mencegah seseorang dari melakukan suatu dosa, karena agama menjadikan jiwa sebagai pengawas bagi setiap

manusia. Berbeda dengan hukum wadh’i, yang hanya menekankan sisi luar. Sehingga mudah bagi manusia untuk

melakukan tipu muslihat.

يبغون الجاهلية أفحكمحكما الله من أحسن ومن

يوقنون لقومApakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih

baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? ( Al Maidah : 50 )