hasil penelitian rosnia_acha terbaru

88
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan peraturan Mendiknas Nomor 41 tahun 2007 bahwa “tuntutan pendidikan di sekolah diharapkan mampu mengembangkan dan memperdayakan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat”. Tentunya dalam proses te diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi, serta kreativitas peserta didik. Impilikasi tersebut adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari pengajaran ke paradigma pembelajaran. Dimaksudkan dengan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Adapun tujuan KTSP pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahka pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai ungkap pesan/makna, baik dalam komunikasi verbalmaupun komunikasi nonverbal untuk berbagai tujuan berbahasa. Bahasa merupakan alat utama da kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Berkomunikasi dapatdilakukan secara lisan maupun tertulis. Untuk komunikasi secara lisan orang menggunakan keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan dalam komunikasi secara tertulis orang memanf keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai sal cara berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun dan menggunakan bahasasecara tertulis dengan baik dan benar 1

Upload: sadam-machete-milanisti-ii

Post on 22-Jul-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Berdasarkan peraturan Mendiknas Nomor 41 tahun 2007 bahwa tuntutan

pendidikan di sekolah diharapkan mampu mengembangkan dan memperdayakan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Tentunya dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi, serta kreativitas peserta didik. Impilikasi dari prinsip tersebut adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Dimaksudkan dengan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Adapun tujuan KTSP pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan/makna, baik dalam komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk berbagai tujuan berbahasa. Bahasa merupakan alat utama dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Berkomunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Untuk 1 komunikasi secara lisan orang menggunakan keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan dalam komunikasi secara tertulis orang memanfaatkan keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun dan menggunakan bahasa secara tertulis dengan baik dan benar

1

2

sehingga apa yang ditulis, apa yang hendak disampaikan kepada orang lain bisa diterima oleh pembaca. Keterampilan menulis dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, baik secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus secara latihan dan praktik kontinyu. Komunikasi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis. Sarana komunikasi tertulis yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain adalah surat. Menurut Soedjito (1988: 1) surat merupakan alat komunikasi yang efektif, efisien, ekonomis dan praktis apabila dibandingkan dengan komunikasi lain. Menulis surat bertujuan untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada penerima pesan/pihak lain. Apabila surat yang di tulis oleh seseorang kepada orang lain yang bersifat kekeluargaan disebut surat pribadi. Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya adalah surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman (Yunus, 2002: 6-7). Surat akan menjadi media yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang terutama yang ingin diajak bicara berada di tempat lain.komunikasi dengan surat dilakukan dengan tertulis pada secarik kertas lalu dilengkapi alamat yang akan dituju. Beragamnya aktivitas yang dilakukan menuntut suatu cara agar segala urusan yang terselesaikan dapat dikerjakan tepat pada waktunya atau pada kondisi-kondisi tertentu ada seorang teman yang sakit atau dalam suatu masalah sementara keluarganya berada jauh dengan dia. Pada proses itulah tidak semua pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan bertatap muka secara langsung. Pada 2

3

suatu waktu akan ada hal-hal mendesak yang berada di tempat lain dan membutuhkan suatu pembicaraan.pada kondisi seperti itulah komunikasi surat dapat difungsikan. Menyadari pentingnya peranan surat pribadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam pembelajaran menulis surat pribadi, guru harus menelaah lebih jauh keberadaan dan kebenaran surat pribadi yang ditulis siswa, dimana hasil kerja siswa nanti dapat digunakan sebagai sarana komunikasi tertulis. Jadi, siswa dituntut untuk mampu membuat surat pribadi. Dalam pembelajaran menulis surat pribadi perlu pula diperhatikan. Seperti dilengkapi penulisan tempat dan tanggal surat, alamat tujuan, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan dan nama terang. Menurut Yunus (2002: 6-7) ciri-ciri surat pribadi seperti berikut. a) Tidak menggunakan kop/kepala surat, b) Tidak menggunakan nomor surat, c) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi, d) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat, e) Format surat bebas. Perlu diperhatikan lagi dalam surat adalah kesesuaian isi dengan maksud yang disampaikan dan penggunaan bahasa yang komunikatif sangat perlu diperhatikan. Bahasa yang komunikatif yang digunakan merupakan sarana penting yang dapat menghubungkan isi surat dengan pembaca. Berdasarkan wawancara tanggal 22 April 2011 dengan guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia, Arruanlintu S.Pd, diketahui bahwa kemampuan menulis dalam pembelajaran menulis surat pribadi pada siswa kelas VII SMP 3

4

Negeri 5 Kendari masih belum maksimal sebagian siswa masih kesulitan dalam membedakan kaidah penulisan surat pribadi dengan surat resmi. Tentunya, dengan adanya kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa dapat diperbaiki dengan melakukan pembelajaran yang yang efektif dan berkesinambungan sehingga kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi dapat menjadi lebih baik. Maka, untuk dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi, peneliti tertarik untuk mengangkat judul

penelitian yaitu Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Adapun alasan penulis memilih kelas VII menjadi kelas penelitian karena kemampuan siswa heterogen.Selain itu, dalam KTSP termuat butir pembelajaran menulis surat pribadi di kelas VII terdapat kompetensi dasar 4.2 menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi dan bahasa yang komunikatif. Materi tersebut termuat didalam kurikulum pendidikan SMP Negeri 5 Kendari, Materi yang akan diajarkan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia dengan tema menulis surat pribadi, sub tema menulis surat pribadi ditujukan kepada teman karib. (SMP Negeri 5 Kendari)

1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

4

5

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mendeskripsikan kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. 1.3.2 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini yakni: a. Dapat memberikan kontribusi informasi kepada guru, siswa serta semua pihak yang terkait, tentang kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. b. Dapat dijadikan dalam usaha pembinaan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam penulisan surat menyurat. c. Dapat dijadikan pertimbangan bagi peran guru dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis surat pribadi.

1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini, mengacu pada penilaian dalam menulis surat pribadi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang meliputi: Komposisi, Isi, dan

Bahasa yang komuniktif. Penilaian tersebut berdasarkan aspek bagian-bagian surat (tempat dan tanggal surat, sesuai yang dituju (alamat), salam pembuka, paragraf pembuka, paragraf isi, paragraf penutup, salam penutup, tanda tangan, nama jelas), ketepatan penulisan bagian-bagian surat, kesesuaian isi surat dengan

5

6

tujuan penulisan surat, kelogisan, kejelasan, tidak ambiguitas, pemakaian huruf kapital, dan pemakaian tanda baca. 1.5 Batasan Operasional a. Kemampuan siswa adalah kesanggupan siswa dalam menggunakan surat menyurat pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. b. c. Menulis adalah penggunaan lambang-lambang bahasa tulis yang bermakna. Surat pribadi adalah alat komunikasi tertulis oleh seseorang kepada orang lain dengan maksud tertentu.

6

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Menulis Pada dasarnya kemampuan yang ada pada seseorang merupakan bakat paling cocok, karena adanya kemampuan seseorang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri. Menurut Parera (1993: 4) bahwa yang dimaksud kemampuan menulis adalah kemampuan keterampilan menggunakan ejaan, tata bahasa, pembentukan kata, pemilihan kata, penggunaan kalimat,

pengidentifikasian kalimat dengan cermat, tepat, dan konsisten. Selanjutnya Tarigan (1994: 9) bahwa kemampuan itu tidak datang dengan sendirinya. Kemampuan menulis dapat dilimpahkan melalui tulisan dengan cara melukiskan suatu hal kepada pembaca seolah-olah mereka melihat sendiri objek yang dialami secara fisik penulisan (Keraf, 1980: 93). Tulisan yang baik, harus memiliki lima prinsip, yakni cermat, jelas, padat, ringkas, dan bersifat

konvensional (Andrews, 1995: 13). Selanjutnya, Rusyana (1988: 191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Biasanya kemampuan dalam bahasa tulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut. 1. 7 Mendukung para siswa untuk mengespresikan diri secara bebas tulisan. 2. Mendukung para siswa menggunakan bentuk bahasa yang tepat dan serasi dalam berbagai tulisan. dalam

7

8

3.

Menyebabkan pertumbuhan bertahap dalam tulisan dengan cara meyakinkan diri sendiri secara bebas. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (menyusun atau merangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf

menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan. Pokok persoalan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada

sebuah tulisan bisa bermacam-macam tergantung keinginan penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman. Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan media tulisan. Setiap penulis memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca. Akhadiah (1997: 3) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau sistem lambang bahasa yang sudah disepakati pemakaiannya.

8

9

Menurut Tarigan (1995: 3) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan melalui tulisan menulis merupakan suatu kegiatan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat di dalamnya yaitu (1) penulis sebagai suatu pesan, (2) pesan atau isi tulisan; (3) saluran atau medium; (4) pembaca sebagai penerima pesan. Kemampuan dalam menulis bukanlah semata-mata milik golongan berbakat menulis, melainkan dapat diperoleh dengan latihan yang sungguh-sungguhnya. Dengan latihan yang

sungguh-sungguh akan menghasilkan karya yang menarik dan sempurna. Indriyani Puspo Lestari (http://digilip.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/ index / assoc/ HAsHoloa/ 8ebb373d.dir/ doc.pdf). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1219) disebutkan menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Konsep ini mencakupi kegiatan menggunakan bahasa tulis, seperti membuat karangan cerita, mengungkapkan pengalaman, menulis surat baik resmi maupun tidak resmi. Berdasarkan bebarapa uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan mengkomunikasikan gagasan, perasaan atau pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa harus bertatap muka secara langsung.

2.2 Surat

9

10

Dalam hidup bermasyarakat manusia akan bergaul dengan sesamanya. Pergaulan tersebut tentunya dilandasi suatu komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan ini terjadi apabila penutur atau pemberi informasi berhadapan atau bersemuka dengan mitra tutur atau penerima informasi secara lisan. Sebaiknya, komunikasi tulis terjadi jika penutur dan penerima tutur tidak bersemuka melainkan berkomunikasi menggunakan media, misalnya lewat surat. Suhanda (1978: 1) menjelaskan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang memuat suatu bahan komunikasi yang sampaikan oleh seseorang kepada orang lain, baik atas nama pribadi maupun kedudukannya adalah organisasi atau kantor. Menurut Soedjito (1999: 1) pengertian surat dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : (1) berdasarkan sifat isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan; (2) berdasarkan wujud peraturannya, surat adalah percakapan yang tertulis; dan (3) berdasarkan fungsinya, surat adalah suat alat atau sarana

komunikasi tulis. Marjo (2000: 15) berpendapat surat adalah alat komunikasi tertulis, atau sarana untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak yang lain. pemberitahuan, sanggahan, pernyataan, dan lain pertanyaan, sebagainya. Informasi tersebut bisa berupa laporan, Puspo pemikiran, Lestari

permintaan, Indriyani

(http://digilip.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HAsHoloa/8ebb373d.dir //doc/.pdf). Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan, perintah, permintaan atau laporan.

10

11

Dengan kata lain surat-menyurat itu merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunukasi tertulis (Sailan, dalam Kosa 2003: 6). Surat merupakan bentuk komunikasi tertulis antara seseorang dengan orang lain, antara satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam komunikasi tersebut tentulah terkandung agar sipenerima pesan (surat) memahami apa yang disampaikan. Lebih dari itu, dikehendaki pula agar pesan dan maksud surat ditanggapi dan dipenuhi dengan baik. Reaksi yang dikehendaki adalah reaksi positif. Reaksi yang menguntungkan pihak pembuat surat. Agar surat yang tertulis mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan, mengharuskan setiap penulis surat memperhatikan petunjuk atau tata

penulisan,sehingga surat yang dikirimkan akan mencapai sasaran sebagaimana yang diinginkan. Pengajaran Bahasa Indonesia tentang surat menyurat sebelum KTSP sudah diberlakukan. Hal itu nampak dari berbagai buku teks Bahasa Indonesia yang menjadi pegangan guru maupun siswa. 2.3 Fungsi Surat Surat berfungsi sebagai alat komunikasi atau wakil diri penulis untuk berhadapan langsung dengan lawan bicaranya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa isi surat merupakan gambaran mentalitas mentalitas pengirrimnya (Arifin dan Hadi,1991: 85). Dalam setiap kegiatan alat yang digunakan dalam melengkapi kegiatan ini haruslah mempunyai fungsi, seperti halnya dengan surat. Oleh karena itu, surat tidak boleh diabaikan begitu saja oleh sipemakai surat, hal ini menunjukkan

11

12

bahwa segala sesuatu itu haruslah memberikan nilai lebih sipamakai. Dari penjelasan tersebut dapatlah diketahui bahwa benda apapun yang berguna pasti mempunyai fungsi. Sebagai sarana komunikasi, sebuah surat dapat memiliki beberapa fungsi, antara lain: a.Surat sebagai alat untuk menyampaikan, permintaan, permohonan buah pikiran atau gagasan. b. Surat sebagai bukti tertulis, misalnya surat perjanjian. c. Sebagai bukti historis, misalnya surat-surat bersejarah, dan d. Sebagai pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah. Berdasarkan fungsi surat di atas, fungsi utama surat adalah sebagai sarana komunikasi. Surat dapat digunakan sebagai sarana komunikasi apabila surat tersebut komunikatif. 2.4 Manfaat surat Menulis surat pribadi pun memiliki manfaat, baik bagi sipengirim surat, maupun bagi sipenerima surat. Berikut ini dibahas empat manfaat menulis surat pribadi :

a. Mengespresikan sebagai perasaan Bukan hanya puisi, cerpen, naskah drama, dan buku harian, melainkan surat pribadi pun dapat menjadi media untuk mengespresikan berbagai perasaan, bahkan seseorang dapat mengungkapkannya secara jujur, seperti permasalahan pribadi. Seseorang akan lebih mudah mencurahkan isi hatinya melalui media

12

13

tulisan dari pada lisan karena dengan media tulis, seseorang dapat menata hati dan kalimatnya sebelum ditulis. b. Merupakan duta pribadi Tentu saja surat dapat menjadi duta/wakil dari pada seseorang, yaitu pesan pribadi dapat diterima oleh orang yang dituju walaupun dalam jarak yang cukup jauh dan dapat menjadi alat untuk mempererat tali persaudaraan. Oleh karena itu, bahasa yang dgunakan dalam surat pribadi dapat menunjukkan kepribadian seseorang yang menulisnya. c. Gagasan dapat dikembangkan segamblang mungkin melalui surat pribadi, bebas tanpa batas. d. Kreatifitas berbahasa dapat dikembangkan surat pribadi dapat menjadi sarana awal dalam latihan menulis, terutama dalam mengembangkan kreatifitas menulis. Ade Sumiati (http://www.e-dukasi.net/Index.php?mod=Script&end=Bahan dapat menyampaikan gagasan yang banyak dan

Belajar/Materi Pokok/viewsi).

2.5 Jenis-Jenis Surat Nurviati (1995:1-5) jenis-jenis surat yang beredar dalam masyarakat beranekaragam, baik dilihat dari isi, tujuan, wujud, maupun sifatnya.

Keanekaragaman seperti itu wajar, karena surat digunakan secara luas dalam

13

14

berbagai bidang kegiatan masyarakat, jika diadakan klasifikasi, maka surat dapat dikelompokan seperti di bawah ini. a. Wujud (1) Kartu pos (2) Warkat pos (3) Surat bersampul (4) Momerandum b. Tujuan (1) Surat pemberitahuan (2) Surat perintah (3) Surat permintaan/permohonan (4) Surat susulan (5) Surat peringatan/teguran (6) Surat panggilan (7) Surat pengantar (8) Surat keputusan (9) Surat laporan (10) Surat perjanjian (11) Surat penawaran, pesanan, dan lain-lain

c.

Sifat Isi (1) Surat dinas (2) Surat pribadi ada dua macam: a. surat pribadi yang bersifat perorangan

14

15

surat pribadi yang isinya bersifat perorangan adalah surat yang ditulis oleh seseorang yang ditujukan kepada teman/saudara atau orang tua. b. surat pribadi yang bersifat resmi surat pribadi yang bersifat resmi adalah surat yang ditulis seseorang yang ditujukan kepada suatu organisasi atau kantor. Misalnya surat lamaran pekerjaan, atau surat permohonan kapada suatu instansi baik pemerintah maupun perusahaan. (3) Surat niaga (4) Surat sosial (5) Telegram (6) Surat pengantar d. Jumlah penerima (1) Surat biasa (2) Surat edaran (3) Surat pengumuman e. Keamanan isi (1) Surat rahasia (2) Rahasia (Konfidensial) (3) Biasa f. Urgensi Pengiriman (1) Sangat Segera (kilat) (2) Segera (3) Biasa

15

16

Senada dengan pengertian di atas ada pula pendapat yang menyatakan bahwa jika dilihat dari segi bentuk, isi dan bahasa, surat dapat digolongkan tiga jenis, yaitu (1). Surat pribadi, (2). Surat dinas, (3). Surat niaga (Sudarsa, dkk, 1992:3). Indriyani Puspo Lestari (http:// digilib.Unnes.ac. id/gsdl/ collect/ Skripsi/ index/ assoc/ HasHoloa/8ebb373d.dir/doc.pdf). Pada landasan teori ini peneliti hanya menekankan pada surat pribadi khususnya surat pribadi yang ditujukan kepada teman, karena surat pribadi inilah yang menjadi bahan kajian peneliti. 2.6 Bentuk-bentuk Surat Menarik atau tidaknya sebuah surat kadang-kadang ditentukan oleh format atau bentuk surat. Mustakim (1994: 167) format surat adalah bentuk dan ukuran serta tata letak atau posisi bagian-bagian surat, seperti penempatan tanggal, alamat surat, salam pembuka, dan salam penutup. Menurut Wiyasa (1992: 3) bentuk surat adalah tata letak atau posisi tertentu sesuai dengan fungsi dan perannya, terutama sebagai petunjuk atau identifikasi memproses surat tersebut. Soedjito (1999 : 17) menjelaskan bentuk surat ialah susunan letak bagianbagian atau unsur-unsur surat. Mereka membagi bentuk surat menjadi lima bentuk, yaitu: (1) lurus penuh,(2) lurus,(3) setengah lurus,(4) resmi Indonesia lama, (5). Resmi indonesia baru. Menurut pusat pembinaan dan pengembangan bahasa untuk surat pribadi dianjurkan menggunakan format setengah lurus. Format setengah lurus dapat dilihat pada bagan 1 di bawah ini. Bagan I.

16

17

Format Setengah Lurus (Semi Block Style) (Tempat dan Tanggal) (Alamat)

(Salam pembuka)

(Paragraf pembuka)

(Paragraf isi)

Paragraf penutup)

(Salam penutup) (Tanda tangan) tattttttan (Nama terang)

Indriyani Puspo lestari (http:// digilip. Unnes.ac.id/ gsdl/ collect/ Skripsi/ index/ assoc/ HAsHoloa/8ebb3373d.dir/doc.Pdf).

2.7

Bagian-bagian Surat Pribadi

17

18

Untuk dapat menulis surat pribadi dengan baik, perlu memperhatikan unsur-unsur atau bagian-bagian pribadi karena bagian surat pribadi berbeda dengan bagian-bagian surat dinas. Bagian-bagian/sistematika surat pribadi pada umumnya terdiri atas bagian pembuka dan penutup. Adapun sistematika tersebut sebagai berikut. a. Tempat dan tanggal pembuatan surat Contoh: Jakarta, 12 April 2011 b. Tujuan/alamat surat Contoh: Jumpa sahabatku Amanda di Kota Kembang c. Salam pembuka Contoh: - Assalamualaikum Wr. Wb - Salam manis - Salam kangen d. pembuka surat/paragraf pembuka Contoh: Hai, bagaimana keadaanmu sekarang?... e. Isi surat/paragraf isi, Contoh: Ternyata sudah tiga bulan aku pindah ke Jakarta f. Penutup surat/paragraf penutup Contoh: Nay,suratku sampai disini dulu, ya g. Salam penutup Contoh: - Wassalamualaikum Wr. Wb - Salam manis selalu - Sahabatmu h. Tanda tangan & nama pengirim Contoh: Aisyha Bab 2. 18

19

Sistematika surat pribadi (tempat dan tanggal surat)Yogyakarta, 11 april 2011 ( tujuan )Jumpa Sahabatku Manda Di Jakarta Salam kangen,(salam pembuka) Hai, Manda. Gimana keadaanmu sekarang? Mudah-mudahan kamu sehat dan tidak kurang suatu apa. Sudah lama kamu tidak memberi kabar padaku. Apakah kamu lupa denganku? Wah, mentang-mentang sudah menjadi ketua OSIS, ya!(pembuka surat) Manda sahabatku. Aku sekarang berada dipengungsian. Lahar merapi Melanda kotaku, kota kelahiran kita hingga keadaannya porak-poranda. Rumah, sawah, dan ternak habis tak tersisa. Untunglah semua keluargaku selamat, walau rumah kami rata dengan tanah. Doakan ya, semoga keluargaku tabah dalam meneriam cobaan ini.(Isi surat) Itu saja dulu ya, kabar dariku. Salam hormatku untuk kedua orang tuamu dan salam untuk Mas Indra. Sampai jumpa di liburan yang akan datang.(penutup surat) (salam penutup) Sahabatmu, (tanda tangan) (nama pengirim) Ttd Maya

19

20

Selain memehami sistematika surat pribadi di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat pribadi di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm menulis surat pribadi, yaitu. a. Dalam menulis tanggal surat, harus mencantumkan nama kota, tanggal, bulan, dan tahun menulis surat. Penulisan tempat dan tanggal surat ini, kanan atas. Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, di cantumkan nama kota atau tempat, dan setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apapun. b. Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas sebelum salam pembuka. Dalam menulis alamat surat, minimal harus mencantumkan nama orang. Dapat juga di ikuti nama kota tempat tinggalnya atau sebutan untuk kota tempat tinggalnya. Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya. c. Salam dalam surat ada dua macam, yaitu salam pembuka dan salam penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara penulis surat dan penerima surat. Huruf pertama salam pembuka dan penutup ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.

20

21

d. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat harus singkat, lugas, dan jelas. Dalam menulis pembuka surat/paragraf pembuka, dapat menggunakan kata sapaan khusus seperti Halo, Hai, temanku yang imut e. Dalam menulis isi surat, dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan keinginan, tetap memperhatikan etika, santun berbahasa kepada orang yang dikirimi surat dan isi surat berisi maksud penulisan mengirim surat. Isi surat harus singkat, lugas, dan jelas. f. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping, paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat. Ade Sumiati (Belajar/materi pokok/viewsi).

2.8 Kriteria Penulisan Surat Surat pribadi merupakan salah satu bentuk dari tulisan pribadi. Tulisan pribadi lebih menyenangkan dari pada jenis tulisan yang lain. Karena menyenangkan maka bahasanya pun hendaknya disusun yang menyenangkan. Ciri-ciri bahasa surat pribadi tersebut, yaitu (1) bahasa alamiah, wajar, sederhana (2) ujaran normal dengan kebiasaan sehari-hari; (3) isinya hidup; (4) menarik (5) tidak formal; (6) riang penuh semangat (Tarigan. 1984: 31). Senada dengan Tarigan dalam Suhanda (1992: 23) menjelaskan bahwa penggunaan bahasa surat harus jelas unsur-unsurnya, lugas bahasanya tidak menimbulkan makna ganda dan bahasa surat harus ekonomis tidak merusak ejaan, tata bahasa atau pilihan kata dan komposisi. Indriyani Puspo Lestari (http://

21

22

digilip.ac.id/gsdl/coleect/Skripsi/Index/asSoc/HAsHoloa/8ebb373d.dir/doc.Pdf). Beberapa ciri bahasa dalam surat pribadi, yaitu. a. Struktur kalimatnya sederhana Struktur kalimat dalam surat pribadi sangat sederhana, misalnya, boleh kan, aku main ke rumahmu liburan nanti? b. Pilihan katanya komunikatif Kata-kata yang ada dalam kalimat surat pribadi harus komunikatif agar kedua belah pihak dapat memahami isi pesan yang di sampaikan. Misalnya, oya, jangan lupa, sempatkan waktu untuk membalas suratku,ya. c. Ragam bahasanya akrab Karena surat pribadi bersifat personal, ragam bahasanya pun akrab. Misalnya. Hai, gimana kabarmu sekarang? Aku ingin sekali menginap di rumahmu, Nila. Boleh,kan? Harus boleh, ya, atau sudah dulu ya, aku sudah ngantuk, nih. d. Menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar Walaupun surat pribadi, penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar pun harus diperhatikan. Misalnya, penggunaan tanda koma, titik, atau huruf kapital. Sebagai contoh, halo bagaimana Faik, kabar kamu? Aku harap kamu baik-baik saja, atau nenek, aku kangen sekali ingin pulang ke kampung nenek bulan Juni nanti. Tunggu aku, ya, Nek. Ade sumiati(http://www.e-dukasi.net/Index.php?mod=Script&end=Bahan

Belajar/ Materi Pokok/viewsi).

22

23

Berdasarkan uraian pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa dalam surat sangat penting karena surat adalah utusan dari penulis yang berwujud tulisan. Bahasa surat harus memenuhi ketentuan jelas. 2.8.1 Bahasa Yang Komunikatif Bahasa merupakan sistem lambang yang telah dikembangkan untuk berurusan dengan keadaan sekitar dan orang lain. Bahasa memberikan konsepkonsep yang berguna. Bahasa memberikan pegangan untuk memahami dunia. Hubungan antara bahasa dan berpikir sangat erat. Ada dua alasan mengenai hubungan yang erat antara bahasa dan berpikir. Demikian halnya, berpikir tentu berhubungan dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh seseorang. Karena kemampuan menulis adalah keterampilan mengelola informasi dalam wujud bahasa tulis. Menurut Panuti Sujiman dan Dendi Sugono (1996: 3) ragam tulisan hendaknya jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dengan mudah dapat memahami isinya. Komunikatif artinya mampu menyampaikan pesan dengan baik. Artinya, pesan yang diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (sender). Yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi, namun termasuk juga pemikiran atau keinginan dan perasaan. Komunikatif berarti apa yang ditangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama dengan yang dimaksud oleh penulisnya. Tulisan dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis, jelas, dan tidak ambiguitas.

23

24

2.8.2 Kelogisan Kelogisan itu terlihat pada hubungan antar bagian didalam kalimat, antar kalimat didalam paragraf, dan antar paragraf di dalam sebuah wacana, yaitu memperlihatkan hubungan yang masuk akal; misalnya hubungan sebab akibat, urutan peristiwa dan pertentangan(Natalia.2011: 14). 2.8.3 Kejelasan Jelas berarti bahasa yang digunakan memperlihatkan secara jelas unsurunsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan atau pelengkap. Dalam setiap kalimat harus terlihat bagian mana yang merupakan subjek, bagian mana yang merupakan predikat, dan bagian mana yang merupakan objek, serta bagian mana yang merupakan keterangan (kalau ada) sehingga setiap kalimat memenuhi persyaratankaidah tata bahasa (http://lowonganfavorit.com/view/penge rtian-lugas,dan-jelas-dalam-ragam-bahasa-ilmiah). 2.9.4 Ambiguitas Ambiguitas (nomina) dari ambigu (adjektiva); 1. sifat atau hal berarti dua: kemungkinan yang mempunyai dua pengertian; taksa; 2. ketidaktentuan; ketidakjelasan; 3. kemungkinan adanya makna yang lebih dari satu atas suatu karya sastra; 4. kemungkinan adanya makna lebih dari satu di sebuah kata, gabungan kata, atau kalimat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 27). Ambiguitas berasal dari bahasa Inggris ambiguity yang berarti suatu konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari arti. Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan (Alwi, 2002: 36). Ketaksaan dapat diartikan atau ditafsirkan memiliki lebih dari makna akan sebuah konstruksi sintaksis. Tidak dapat dipungkiri

24

25

keambiguan yang mengakibatkan lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan lisan ataupun dalam keadaan tertulis. Ada tiga bentuk ambiguitas, yaitu : (1) ambiguitas fonetik, (2) ambiguitas gramatikal, (3) ambiguitas leksikal. Dan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keambiguan, yaitu : segi morfologi, segi sintaksis, dan segi struktural (http://princemenu.com/2010/01/ ambiguitas-dalam-berbahasa.html). 2.9 Surat Pribadi Atika (2008 : 64), menyatakan bahwa surat pribadi yang bersifat perorangan adalah surat yang ditulis oleh seseorang yang ditujukan kepada teman, saudara, atau orang tua. Surat-menyurat pribadi timbul dalam pergaulan hidup sehari-hari dan terjadi dalam komunikasi antara anak dan orang tua, antar kerabat, antar sejawat dan antarteman. Pengertian surat pribadi itu sendiri adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi (Sudarsa, dkk. 1992: 3). Senada dengan pendapat Sudarsa, Marjo (1996:10) berpendapat bahwa surat pribadi atau personal letter adalah surat yang mencakup surat keluarga dari orang tua kepada anak atau sebaliknya, bisa juga antar hubungan keluarga lain termasuk surat antar teman dan pergaulan muda-mudi (surat percintaan). Indriyani Puspo Lestari(Http://digilip.ac.id/collect/ Skripsi/ index/ assoc/ 8ebb373d.dir). Soedjito (1999:4) mengartikan surat pribadi adalah surat yang berisi masalah pribadi, yang ditujukan kepada keluarga, teman atau kenalan. HAsHoloa/

25

26

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa surat pribadi merupakan surat untuk kepentingan pribadi yang ditujukan kepada teman bersifat pribadi atau bentuk ungkapan perasaan pribadi yang dituangkan dalam bahasa tulis. Isinya adalah hal-hal pribadi, seperti kabar keluarga, pemberitahuan, persahabatan. Tabel 3. Contoh penulisan surat pribadi Yogyakarta, 11 april 2011 Jumpa Sahabatku, Manda Di Jakarta Salam kangen, Hai, Manda. Gimana keadaanmu sekarang? Mudah-mudahan kamu sehat dan tidak kurang suatu apa. Sudah lama kamu tidak memberi kabar padaku. Apakah kamu lupa denganku? Wah, mentang-mentang sudah menjadi ketua OSIS, ya! Manda sahabatku. Aku sekarang berada dipengungsian. Lahar merapi Melanda kotaku, kota kelahiran kita hingga keadaannya porak-poranda. Rumah, sawah, dan ternak habis tak tersisa. Untunglah semua keluargaku selamat, walau rumah kami rata dengan tanah. Doakan ya, semoga keluargaku tabah dalam meneriam cobaan ini. Itu saja dulu ya, kabar dariku. Salam hormatku untuk kedua orang tuamu dan salam untuk Mas Indra. Sampai jumpa di liburan yang akan datang. Sahabatmu, Ttd Maya Ade Sumiati(http://www.e-dukasi.net/Index.php?mod=Script&end=Bahan

Belajar/ Materi Pokok/viewsi).

26

27

2.10 Pembelajaran Menulis Surat Pribadi Secara universal, bahasa Indonesia dapat digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu pemanfaatan bahasa dalam tulisan ialah

korespondensi. Kegiatan korespondensi ini muncul karena keterbatasan manusia yang tidak selamanya dapat bersemuka dengan bicaranya. Bertolak dari pernyataan tersebut maka pembelajaran menulis surat khususnya surat pribadi bagi siswa SMP adalah merupakan yang sangat penting sekali, hal ini dikatakan penting karena siswa setelah menamatkan pendidikannya pada jenjang tertentu diharapkan dapat memiliki kompetensi yang dapat digunakan dalam kehidupannya dalam masyarakat. Pembelajaran menulis surat pribadi bagi siswa SMP Kelas VII berdasarkan Silabus, sesuai KTSP, diharapkan siswa terampil dalam menulis surat pribadi, dalam arti siswa telah mampu mengenal dan membuat surat pribadi secara utuh. Pembelajaran menulis khususnya menulis surat pribadi yang tercantum dalam Silabus, sesuai dengan KTSP, telah tercantum alokasi waktu secara jelas untuk Kelas VII dalam satu semester sebanyak empat jam pelajaran dengan pembagian alokasi waktu untuk satu kali tatap muka dua jam pelajaran. Alokasi waktu empat jam pembelajaran dalam Silabus, sesuai dengan KTSP, digunakan untuk dua kali tatap muka dalam satu semester. Metode yang digunakan dalam materi pembelajaran menulis surat pribadi, khususnya menulis surat pribadi yang ditujukan kepada teman, masing masing guru SMP Negeri 5 Kendari memilih metode di dalam Silabus,sesuai dengan KTSP, yang dianggap cocok dan sesuai dengan buku teks Pelajaran Bahasa

27

28

Indonesia untuk SMP / MTs kelas VII (2008) dengan tim penulis Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Demikian pula, dalam buku teks dengan penulis Paradjimin, S.Pd. yang berjudul Bahasa Indonesia Kelas I SMP.

28

29

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Istilah deskriptif mengisyaratkan bahwa penelitian yang dilaksanakan sematamata hanya untuk memberikan gambaran berdasarkan fakta fenomena kemampuan menulis surat pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang didukung dengan pengolahan data berdasarkan prinsip-prinsip statistik. 3.1.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan, karena peneliti terlibat secara langsung dalam melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Kendari. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang terdaftar pada tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 371 siswa.Siswa tersebut tersebar dalam 9 kelas yaitu 1 kelas unggulan dan 8 kelas reguler. 29 29

30

Dalam penelitian ini, anggota populasi dianggap heterogen karena kemampuna siswa dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mengenai jumah populasi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Keadaan populasi kelas VII SMP Negeri 5 Kendari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelas VII.A VII.B VII.C VII.D VII.E VII.F VII.G VII.H VII.I Jumlah Jumlah siswa 45 40 20 45 45 43 45 43 45 371

Sumber: Dokumen SMP Negeri 5 Kendari 3.2.2 Sampel Sesuai dengan karakteristik populasi yang heterogen, maka untuk mendapatkan sampel yang representatif, penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportionate stratified random sampling.Yakni teknik pengambilan

30

31

sampel berdasarkan strata nilai siswa. Karakteristik populasi yang heterogen tersebut dapat dilihat dari nilai raport siswa mata pelajaran bahasa indonesia. Nilai rapor tersebut terlihat bahwa kemempuan siswa berbeda-beda, dengan sebaran nilai 65-70, 71-75, 76-80, 81-85, dan 86-90. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Keadaan nilai No Kelas Rentang Nilai 65-70 71-75 1 VII.A 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 2 VII.B 76-80 81-85 86-90 Jumlah Siswa 7

13

16

6

3 5 12 9 9 5

31

32

65-70 71-75 3 VII.C 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 4 VII.D 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 5 VII.E 76-80 81-85 86-90

1 2 7 5 5 4 18 16 5 2 5 15 15 8 2

32

33

65-70 71-75 6 VII.F 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 7 VII.G 76-80 81-85 86-90 8 VII.H 65-70 71-75 76-80 81-85 86-90

5 18 10 8 4 5 12 13 11 4 10 12 16 4 3

1

35

65-70 71-75 9 VII.I 76-80 81-85 86-90 Jumlah

3

18

13

9 2

371

Menurut Sugiyono (2007: 69), jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampe mendekati populasi, maka peliang kesaahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi,maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Berdasarkan pendapat di atas, untuk menghitung jumlah sampel dari populasi menurut sugiyono (Riduwan, 2007: 67) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut. n=

N N .d 2 1

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Taraf kesesuaian (5%) d2 = 0,052 = 0,0025 1

35

Untuk penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:N 371 2 N .d 1 371 1.0,05 2 1

n=

=

371 371 .0,0025 1371 0,9275 1

=

=

371 1,9275

= 192,477302204 Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 192 siswa. Untuk lebih jelasnya, sampel yang diambil dari masing-masing rentang nilai pada tiap kelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Keadaan sampel No Kelas Rentang 65-70 1 VII.A 71-75 76-80 81-85 86-90 Jumlah Siswa 7 Sampel 4 7 9 3 1

13

16 6 3

2

35

65-70 71-75 2 VII.B 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 3 VII.C 76-80 81-85 86-90 4 VII.D 65-70 71-75 76-80 81-85 86-90

5 12 9 9 5 1 2 7 5 5 4 18 16 5 2

3 5 3 3 3 1 1 4 3 3 2 10 9 3 1

3

65-70 71-75 5 VII.E 76-80 81-85

5 15 15 8 2

3 7 7 4 1 3 10 5 4 2 3 5 7 6 2

65-70 71-75 6 VII.F 76-80 81-85 86-90 7 VII.G 65-70 71-75 76-80 81-85 86-90

5 18 10 8 4 5 12 13 11 4

1

65-70 71-75 8 VII.H 76-80 81-85 86-90 65-70 71-75 9 VII.I 76-80 81-85 86-90 Jumlah

10 12 16 4 3 3 18 13 9 2 371

5 5 9 2 1 1 10 7 3 1 192

Sumber: SMP Negeri 5 Kendari Tahun Pelajaran 2010/211 3.3 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen tes menulis. Penggunaan tes ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan menulis merupakan

keterampilan yang bersifat produktif sehingga akan tetap bila digunakan tes perbuatan dalam bentuk menulis.

1

Instrumen yang digunakan unuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis kemampuan menulis surat pribadi. Siswa diberikan tema yang sudah ditentukan oleh guru bahasa indonesia,kemudian masing-masing siswa membuat surat pribadi dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Contoh instrumen yang akan diberikan kepada siswa pada lembar kerja adalah Tulislah surat pribadi kepada teman karibmu di sekolah lain dan ceritakan kondisimu di sekolah ini dengan bahasa yang komunikatif. Waktu yang disediakan 2 x40 menit (2 Jam pelajaran).

3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk menjaga objektivitas pengumpulan data, peneliti akan bekerjasama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Kendari. Sebalum unjuk kerja dimulai, peneliti terlebih dahulu menjelaskan petunjuk kerja menulis surat pribadi. Data yang terkumpul, diamati sesuai dengan aspek yang dinilai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Memberi kode pada lembar kerja siswa dengan memberi nomor urut sesuai daftar hadir. b. Mengoreksi tulisan siswa sesuai dengan aspek yang dinilai dalam menulis surat pribadi. 3.5 Penilaian Tulisan Teknik yang digunakan dalam menilai kemampuan menulis surat pribadi adalah teknik analitik, yaitu: penilaian Komposisi, Isi, dan Bahasa yang komunikatif. Penilaian tersebut berdasarkan, aspek kelengkapan bagian-bagian

2

surat (tempat dan tanggal, sesuai yang dituju(alamat), salam pembuka, paragraf pembuka, paragraf isi, paragraf penutup, salam penutup, tanda tangan, nama jelas), ketepatan penulisan bagian-bagian surat, kesesuaian isi surat dengan tujuan penulisan surat, kelogisan, kejelasan, tidak ambiguitas, pemakaian huruf kapital, pemakaian tanda baca. Skala penilaian dengan menggunakan rentang nilai 1 - 4. Skala penilaian tersebut mengacu pada pedoman dan cara penskoran yang telah ditetapkan oleh Guru Bahasa Indonesia SMP Yogyakarta, Materi Pokok SMP Kelas VII Bahasa Indonesia, dan Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Kendari. Tabel 7. Penilaian terhadap hasil tes pada teks menulis surat pribadi

No 1 Kesistematisan bagian-bagian surat(tempat dan tanggal, sesuai yang dituju(alamat), salam pembuka, paragraf pembuka, paragraf isi, paragraf penutup, salam penutup, tanda tangan, dan nama jelas). a. Lengkap memuat bagian-bagian surat dari 9 bagian - Memuat 6-8 bagian surat yang terdapat dalam surat - Memuat 3-5 bagian surat yang terdapat dalam surat - Memuat 1-2 bagian yang terdapat dalam surat

SKOR 1-4

4

3

2

1

3

b. - ketepatan penulisan bagian-bagian surat - Terdapat 1-2 kesalahan penulisan bagian surat yang di gunakan - Terdapat 3-4 kesalahan penulisan bagian surat yang digunakan - Terdapat 5 kesalahan penulisan bagian surat yang digunakan 2 kesesuaian isi surat dengan tujuan penulisan surat Isi surat yang dibuat sesuai dengan tujuan penulisan surat Terdapat 1-2 penulisan isi surat yang tidak sesuai dengan tujuan penulisan surat Terdapat 3-4 penulisan isi surat yang tidak sesuai dengan tujuan penulisan surat Terdapat 5 penulisan isi surat yang tidak sesuai dengan tujuan penulisan surat 3 Bahasa yang komunikatif 1. Kelogisan - Keseluruhan penulisan unsur-unsur kalimat dalam surat memiliki 4 1-4 1 2 3 4 1 1-4 2 4

3

hubungan yang logis/masuk akal

4

- Terdapat 1-2 kalimat dalam surat tidak memiliki hubungan yang logis - Terdapat 3-4 kalimat dalam surat tidak memiliki hubungan yang logis - Terdapat 5 kalimat dalam surat tidak memiliki hubungan yang logis 2. Kejelasan - Keseluruhan unsur-unsur kalimat dalam surat sangat jelas - Terdapat 1-2 kalimat dalam surat tidak jelas - Terdapat 3-4 kalimat dalam surat tidak jelas - Terdapat 5 kalimat dalam surat tidak jelas 3.Tidak ambiguitas -Keseluruhan penulisan unsur-unsur

3

2

1

4

3

2

1

4

kalimat dalam surat tidak ambiguitas -Terdapat ambiguitas -Terdapat ambiguitas - Terdapat 5 kalimat dalam surat ambiguitas 1 3-4 kalimat dalam surat 2 1-2 kalimat dalam surat 3

4.Pemakaian huruf kapital - Penulisan huruf kapital yang digunakan tepat 4

- Penulisan huruf kapital yang digunakan kurang tepat

3

5

- Terdapat 1-4 kesalahan penulisan huruf kapital yang digunakan - Terdapat 5 kesalahan penulisan huruf kapital yang digunakan 5. Pemakaian tanda baca - penulisan tanda baca yang digunakan - Terdapat 1-2 kesalahan penulis tanda baca - Terdapat 3-5 kesalahan penulisan tanda baca -Terdapat kesalahan penulisan tanda baca JUMLAH

2

1

4 3

2

1

32

Sumber: Acuan Penilaian KTSP SMP Yogyakarta (pembelajaran CTL SMP Depdiknas. 2006 ), Materi Pokok SMP Kelas VII Bahasa Indonesia(Pustekom Kemdiknas. 2011), dan Penilaian KTSP SMP Neg. 5 Kendari.

3.6. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu analisis berdasarkan persentase. tujuannya untuk menggambarkan hasil penelitian secara objektif yang diperoleh dilapangan berupa hasil tes menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari,penggunaan rancangan kuantitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa apa yang dianalisis dalam hubungan antara satu dengan yang lain didukung dengan angka angka, untuk menandai tingkat kemampuan menulis surat pribadi tersebut baik secara individual maupun secara klasikal. Siswa dikatakan mampu secara individu jika mempunyai kemampuan minimal 70% dari setiap aspek yang dinilai. Sedangkan secara klasikal siswa dikatakan

6

mampu apabila terdapat minimal 85% siswa yang memiliki kemampun minimal 70% dari setiap aspek yang dinilai. ( SMP Negeri 5 Kendari) Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase kemampuan secara individual adalah : Skor Perolehan Siswa KI = Skor Maksimal X 100 %

Rumus yang dipakai untuk menentukan kemampuan siswa secara klasikal adalah:

KK

Siswa yang Secara Individual Memperoleh Persentase 70% 100%Jumlah SampelDari persentase yang diperoleh, baik untuk kemampuan siswa secara

individual maupun secara klasikal selanjutnya diacukan pada penilaian yang telah ditetapkan untuk menentukan kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel penilaian ketuntasan. Tabel 8. Rentang Kemampuan No 1. 2. 3 Kategori/ Kualifikasi kemampuan Sangat mampu Mampu Tidak mampu Skor 25- 32 23- 24 1 22 Persentase kemampuan 78,2% - 100% 71,9 % - 75% 6.66% - 68,8%

Sumber: Acuan Penilaian KTSP SMP Yogyakarta(pembelajaran CTL SMP 2006 Depdiknas ), Materi Pokok SMP Kelas VII Bahasa Indonesia(Pustekom Kemdiknas 2011), dan Penilaian KTSP SMP Neg. 5 Kendari.

7

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Siswa dikatakan sangat mampu apabila mencapai skor 25 - 32 dengan

persentase kemampuan 78,1% - 100%. 2. Siswa dikatakan mampu apabila mencapai skor 23 - 24 dengan persentase 71,8% - 75%. 3. Siswa dikatakan tidak mampu apabila mencapai skor 1- 22 dengan persentase 6,66% - 68,7%.

8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai kemampuan menulis surat pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Kemampuan tersebut diukur dengan aspek-aspek penilaian untuk penulisan surat pribadi berupa komposisi, isi, dan bahasa yang komunikatif. Meliputi kelengkapan bagian-bagian surat, ketepatan penuisan bagian-bagian surat, kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat, kelogisan, kejelasan, tidak ambiguitas, pemakaian huruf kapital, pemakaian tanda baca. Penyajian data hasil dari penelitian ini dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama, menyajikan keseluruhan data kemampuan menulis surat pribadi dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Tahap kedua, penyajian data pada setiap komponen atau aspek yang diteliti yakni meliputi aspek kelengkapan bagian-bagian surat, ketepatan penulisan bagian-bagian surat, kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat, kelogisan, kejelasan, tidak ambiguitas, pemakaian huruf kapital, pemakaian tanda baca.

47 9

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perolehan skor keseluruhan berdasarkan tes kemampuan Menulis Surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 9. Persentase Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari Persentase Skor Per Aspek Total Kemampun F G H C D E (%) 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 3 1 3 1 1 1 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 2 4 1 1 3 3 2 1 3 1 2 2 1 3 1 3 3 2 1 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 4 18 18 19 25 21 18 25 22 19 18 19 22 20 26 21 19 22 25 19 24 56,2 56,2 59,3 78,1 65,6 56,2 78,1 68,7 59,3 56,2 59,3 68,7 62,5 81,2 65,6 59,3 68,7 78,1 59,3 75

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2

B 3 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 2

Kategori Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Mampu

10

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

4 3 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3

4 2 1 1 1 3 1 3 1 3 1 1 1 3 1 3 1 3 3 3 2 1 4 1 1 1 1 4 1 3

2 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2

3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4

3 4 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 2 4 2

3 1 2 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 4 4 4 1 3 1 1 4 3 3

3 1 3 2 1 4 3 4 1 3 1 3 1 4 2 1 1 1 3 1 4 3 2 2 2 2 3 2 2 4

24 19 19 21 19 24 21 24 19 26 18 20 18 24 19 22 18 22 26 22 27 27 27 18 19 22 22 27 21 29

75 59,3 59,3 65,6 59,3 75 65,6 75 59,3 81,2 56,2 62,5 56,2 75 59,3 68,7 56,2 68,7 81,2 68,7 84,3 84,3 84,3 56,2 59,3 68,7 68,7 84,3 65,6 90,6

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu

3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4

3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 2 4

11

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3

3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 1

4 3

3 4 3

4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2

3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4

4 3 1 4 3 1 1 2 1 3 4 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 1 2 1 3 1 4 4 3 1

2 4 3 2 2 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 1 2 3 4 2 3 3 1 3 3 2 1

27 29 22 27 19 18 22 19 22 26 27 18 25 21 25 22 21 22 18 18 21 24 24 20 25 19 25 27 23 19

84,3 90,6 68,7 84,3 59,3 56,2 68,7 59,3 68,7 81,2 84,3 56,2 78,1 65,6 75 68,7 65,6 68,7 56,2 56,2 65,6 75 75 62,5 75 59,3 78,1 84,3 71,8 59,3

Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Mampu Tidak Mampu

4 1 1 3 1 1 3 4 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 3 3 1 4 2 3 2 2 2

3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2

12

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4

3 4 4 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3

3 3 4 4 3 4 1 4 1 2 1 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1 3 1 1

3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2

3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

4 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3

2 2 2 4 1 1 3 3 1 3 1 2 2 1 3 1 3 4 1 3 1 1 1 3 4 1 2 2 1 2

2 2 3 4 1 1 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 4 3 2 1 1 4 3 3 2 3 1 3 1

24 25 27 27 24 19 21 25 18 25 18 21 22 22 21 25 26 28 22 21 18 19 24 25 25 18 21 22 22 20

75 78,1 84,3 84,3 75 59,3 65,6 78,1 56,2 78,1 56,2 65,6 68,7 68,7 65,6 78,1 78,1 87,5 68,7 65,6 56,2 59,3 75 78,1 78,1 56,2 65,6 68,7 68,7 62,5

Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu

13

111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140

3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4

3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3

1 3 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 4 1

3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2

3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3

3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 2

3 3 2 1 1 2 1 2 3 1 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 3 3 1

2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 2

21 22 25 19 19 25 18 22 21 22 21 18 21 25 25 26 18 20 22 20 18 25 21 24 19 22 18 21 25 18

65,6 68,7 78,1 59,3 59,3 78,1 56,2 68,7 65,6 68,7 65,6 56,2 65,6 78,1 78,1 81,2 56,2 62,5 68,7 62,5 56,2 78,1 65,6 75 59,3 68,7 56,2 65,6 75 56,2

Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu

14

141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170

4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3

4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 1 4 3 2

1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 3 3 2 1 3 2 4 2 3 1 4 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4

3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4

2 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4

1 1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 1 2 1 2 2 4 2

1 1 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 1 3 1 2 3 3 2 2 3 3 4 1 2 3 3 2 3 2

19 19 22 19 27 22 20 21 26 21 18 21 22 22 20 21 25 26 23 22 25 27 27 19 25 20 27 25 25 24

59,3 59,3 68,7 59,3 84,3 68,7 62,5 65,6 81,2 65,6 56,2 65,6 68,7 68,7 62,5 65,6 78,1 81,2 71,8 68,7 78,1 84,3 84,3 59,3 78,1 62,5 84,3 78,1 78,1 71,8

Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Mampu Tidak Mampu sangat Mampu Sangat Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu sangat Mampu Mampu Mampu Mampu

15

171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192

2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 686

4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4

4 4 3 4 1 4 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 1 4 2

4 3 4 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2

4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

4 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 3 4

2 4 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 1 2 3 1 3 3 2 1 2 1

4 4 1 1 3 3 2 1 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1

28 27 24 19 21 25 18 18 25 21 24 19 22 19 21 22 26 22 25 19 25 19

87,5 84,3 71,8 59,3 65,6 78,1 56,2 56,2 78,1 65,6 71,8 59,3 68,7 59,3 65,6 68,7 81,2 68,7 78,1 59,3 78,1 59,3

Sangat Mampu Sangat Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu Sangat Mampu Tidak Mampu

614 378 533 623 562 385 463 4242 1050 Data diambil 25 maret 2011 - 8 april 2011 diruangan kelas VII.A, VII.B, VII.C, VII.D, VII.E, VII.F, VII.G, VII.H, dan VII.I SMP Negeri 5 Kendari, di bimbing oleh Arruanlintu, S.Pd.

Keterangan Tabel 8 : A = kelengkapan bagian-bagian surat B = Ketepatan penulisan bagian-bagian surat

16

C = Kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat D = Kelogisan E = Jelas F = Tidak ambiguitas G = Pemakaian huruf kapital H = Pemakaian tanda baca

Berdasarkan hasil deskripsi tersebut, dapat dikemukan sebagai berikut. 1. Sebanyak 53 siswa atau (27%) berada pada kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi dengan rincian 2 siswa memperoleh skor 29 mencapai kemampuan (1%), 2 siswa memperoleh skor 28 mencapai kemampuan (1%) , 15 siswa memperoleh skor 27 mencapai kemampuan (7%), dan 8 siswa memperoleh skor 26 mencapai kemampuan(4%), dan 26 siswa memperoleh skor 25 mencapai kemampuan(13%). 2. Sebanyak 19 siswa atau (9%) berada pada kategori mampu dalam menulis surat pribadi dengan rincian 5 siswa memperoleh skor 23 atau mencapai kemampuan (2%) dan 14 siswa memperoleh skor 24 atau mencapai kemampuan (7%). 3. Sebanayak 120 siswa atau (62%) berada pada kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi dengan rincian 25 siswa memperoleh skor 18 atau mencapai kemampuan (13%) , 29 siswa memperoleh skor 19 atau mencapai kemampuan (15%), 9 siswa memperoleh skor 20 atau mencapai kemampuan (4%), 26 siswa memperoleh skor 21 atau mencapai kemampuan (13%), dan 31 siswa memperoleh skor 22 mencapai kemampuan (11%).

17

Tabel 10. Persentase kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 kendari. No 1. 2. 3. Skor 25-33 23 - 24 1- 23 Frekuensi Siswa 53 19 120 Persentase% 27% 9% 62% Kategori Sangat Mampu Mampu Tidak Mampu

Berdasarkan Tabel di atas, dapat diperoleh informasi bahwa di antara 192 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 53 siswa (27%) yang tergolong sangat mampu, 19 siswa (9%) yang tergolong dalam kategori mampu, dan 120 siswa (62%) yang tergolong dalam kategori tidak mampu. Jika dicari ketuntasan belajar siswa secara klasikal, maka :

KK =

Siswa yang Secara Individual Memperoleh Persentase 70% 100%Jumlah Sampel

72 x 100% 192

= 37 % Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara klasikal kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari tidak mampu menulis surat pribadi. Dikatakan tidak mampu karena jumlah persentase kemampuan yang diperoleh secara klasikal adalah 37% dan belum mencapai kriteria persentase kemampuan minimal secara klasikal yang telah ditetapkan, yakni 85%.

18

4.2 Deskripsi Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari Pada Setiap Aspek Untuk dapat melihat kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari dapat dilihat pada uraian berikut ini. 4.2.1 Kemampuan Menulis Surat Pribadi pada Aspek Kelengkapan Bagianbagian Surat Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kelengkapan bagian-bagian surat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek kelengkapan Bagian-Bagian Surat No 1 2 3 Skor 4 3 2 Jumlah Frekuensi Siswa 136 32 25 192 % Kemampuan 70% 16% 13% Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu

Berdasarkan data kuantitatif pada Tabel 11, dapat diuraikan dari kemampuan secara individu bahwa diantara 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 136 siswa (70%) termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada yang pertama yakni aspek kelengkapan bagian-bagian surat. Ke-136 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 70%. Kemudian, sebanyak 136 siswa (70%) dinyatakan mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kelengkapan bagian-bagian surat. 32 siswa tersebut

19

memperoleh skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 16%, dan terdapat 25 siswa (13%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam kelengkapan bagian-bagian surat siswa tersebut memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan (13%) . Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 168 siswa (87%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%, dengan rincian 136 (70%) tergolong kategori sangat mampu dan 32 (16%) siswa dalam kategori mampu. Untuk melihat peresentase kemampuan siswa dalam penulisan bagian-bagian surat tersebut dapat dilihat pada perhitungan berikut ini P=168 x 100% 192

P = 87% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan mampu secara klasikal dalam memahami aspek menulis surat pribadi berdasarkan kelengkapan bagianbagian surat. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 87%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan minimal, yakni 85%. 4.2.3 Kemampuan Menulis Surat Pribadi pada Aspek Ketepatan penulisan Bagian-Bagian Surat Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek ketepatan penulisan bagian-bagian surat dapat kita lihat pada tabel berikut.

20

Tabel 12. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Ketepatan Penulisan Bagian-Bagian surat

No

Skor

Frekuensi siswa 63 105 22 2 192

% Kemampuan 32% 54% 11% 1%

Kategori

1 2 3 4

4 3 2 1 Jumlah

Sangat mampu Mampu Tidak mampu Tidak mampu

Berdasarkan data kuantitatif pada Tabel 12, dapat diuraikan dari kemampuan secara individu bahwa diantara 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 63 siswa (32%) termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada yang pertama yakni aspek ketepatan penulisan bagianbagian surat. Ke-63 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 32%. Kemudian, sebanyak 105 siswa (54%) dinyatakan mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek ketepatan penulisan bagian-bagian surat. 105 siswa tersebut memperoleh skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 54 %, terdapat 22 siswa (11%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam ketepatan penulisan bagian-bagian surat siswa tersebut memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan (11%), dan terdapat 2 siswa(1%) yang termasuk kategori tidak

21

mampu dalam ketepatan penulisan bagian-baian surat siswa tersebut memperoleh skor 1 atau hanya mencapai kemampuan (1%). Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 168 siswa (87%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%, dengan rincian 63 (32%) tergolong kategori sangat mampu dan 105 (54%) siswa dalam kategori mampu. Untuk melihat peresentase kemampuan siswa dalam ketepatan penulisan bagian-bagian surat tersebut dapat dilihat pada

perhitungan berikut ini. P=168 x 100% 192

P = 87% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan mampu secara klasikal dalam memahami aspek menulis surat pribadi berdasarkan ketepatan penulisan bagian-bagian surat. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 87%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan minimal, yakni 85%. 4.2.3 Kemampuan Menulis Surat Pribadi pada Aspek Kesesuaian Isi Surat dengan Tujuan Penulisan Surat Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kesesuaian isi surat dengan tujuan penulisan surat dapat kita lihat pada tabel berikut.

22

Tabel 13. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Kesesuaian Isi dengan Tujuan Penulisan Surat

No 1 2 3 4

Skor 4 3 2 1 Jumlah

Frekuensi Siswa 25 47 18 102 192

% Kemampuan 13% 24% 9% 53%

Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu Tidak mampu

Berdasarkan data kuantitatif kemampuan secara individu

pada

tabel 13, dapat diuraikan dari

di antara 192 siswa yang dijadikan sampel

penelitian, terdapat 25 siswa (13%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat. Ke25 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 13%. Kemudian, sebanyak 47 siswa (24%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat dengan skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 25%, terdapat 18 siswa (9%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat dengan skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 9%. Dan terdapat 102 siswa(53%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat dengan skor 1 atau hanya mencapai kemampuan 53%. Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 72 siswa(70%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal

23

70%, dengan rincian 24 (12%) siswa dalam kategori sangat mampu dan 47 siswa (24%) dalam kategori mampu. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kesesuaian isi surat dengan tujuan penulisan surat adalah. P=72 x 100% 192

P = 37% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan tidak mampu secara

klasikal dalam memahami aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 37%. Hal tersebut berarti kemampun kalsikal tidak tercapai sebab kriteria kemampuan minimal, yakni 85%. 4.2.4 Kemampuan Menulis Surat Pribadi Berdasarkan Penggunaan Bahasa yang Komunikatif pada Aspek Kelogisan Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kelogisan dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel 14. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Kelogisan No 1 2 3 Skor 4 3 2 Jumlah Frekuensi Siswa 17 115 60 192 % Kemampuan 8% 59 % 31% Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu

24

Berdasarkan data kuantitatif

pada

tabel 12, dapat diuraikan dari

kemampuan secara individu bahwa di antara 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 17 siswa (8%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kelogisan. Ke-17 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 8%. Kemudian, sebanyak 115 siswa (59%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kelogisan dengan skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 60%. Untuk skor 2 pada aspek kelogisan terdapat 60 siswa (31%) yang tergolong dalam kategori tidak mampu. Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang dijadikan sampel

penelitian, terdapat 132 siswa (68%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%. dengan rincian 17 siswa dalam kategori sangat mampu dan 115 siswa dalam kategori mampu. Dengan demikian, untuk mencari kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari berdasarkan penggunaan bahasa yang komunikatif pada aspek kelogisan dapat dilihat berikut ini. P =132 x 100% 192

P = 68% Berdasarkan uraian rentang skor, siswa dapat dikatakan tidak mampu secara klasikal dalam menulis surat pribadi pada aspek kelogisan. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 98%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan minimal, yakni 85%.

25

4.2.5 Kemampuan Menulis Surat Pribadi Berdasarkan Penggunaan Bahasa yang Komunikatif pada Aspek Kejelasan Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kejelasan dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel 15. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek kejelasan No 1 2 3 Skor 4 3 2 Jumlah Frekuensi Siswa 61 118 13 192 % Kemampuan 31 % 61 % 60% Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu

Berdasarkan data kuantitatif pada tabel 15, dapat diuraikan dari kemampuan secara individu bahwa diantara 192 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 61 siswa (31%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek jelas. Ke-60 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 31%. Kemudian, sebanyak 118 siswa (61%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek kejelasan dengan skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 61%. Untuk skor 2 pada aspek kejelasan tersebut terdapat 13 siswa (60%) yang tergolong dalam kategori tidak mampu. Dari jumlah responden sebanyak 192 yang dijadikan sampel penelitian,

terdapat 179 siswa (93%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%, dengan rincian 61 siswa dalam kategori sangat mampu dan 118 siswa dalam kategori mampu. Dengan demikian, untuk mencari kemampuan menulis surat

26

pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kejelasan dapat dilihat berikut ini. P =179 x 100% 192

P =93% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan mampu secara klsikal dalam menulis surat pribadi pada pada aspek kejelasan. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 93%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan mnimal, yakni 85%. 4.2.6 Kemampuan Menulis Surat Pribadi Berdasarkan Penggunaan Bahasa yang Komunikatif pada Aspek Tidak Ambiguitas Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek tidak ambiguitas dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel 16. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Tidak Ambiguitas No 1 2 3 Skor 3 2 1 Jumlah Frekuensi Siswa 48 84 60 192 % Kemampuan 25% 43% 31% Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu

27

Berdasarkan data kuantitatif pada tabel 14,

dapat diuraikan dari

kemampuan secara individu bahwa di antara 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 48 siswa (25%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek tidak ambiguitas. Ke-48 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 25%. Kemudian, sebanyak 84 siswa (43%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek tidak ambiguitas dengan skor atau hanya mencapai kemampuan 44%. Dan terdapat 60 siswa (31%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek tidak ambiguitas dengan skor 2 hanya mencapai kemampuan 31%. Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang dijadikan sampel penelitian, terdapat 132 (68%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%, dengan rincian 48 siswa (25%) dalam kategori sangat mampu dan 84 siswa (43%) dalam kategori mampu. Dengan demikian, untuk mencari kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek tidak ambiguitas dapat dilihat berikut ini. P=132 x 100% 192

P = 68% Berdasarkan uraian skor, siswa dikatakan tidak mampu secara klasikal dalam menulis surat pribadi pada aspek tidak ambiguitas . Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 68%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan minimal, yakni 85%. 28

4.2.7

Kemampuan Menulis Surat Pribadi Berdasarkan Penggunaan Bahasa yang Komunikatif pada Pemakaian Huruf Kapital Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5

Kendari pada aspek pemakaian huruf kapital dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel 17. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Pemakaian Huruf Kapital No 1 2 3 4 Skor 4 3 2 1 Jumlah Frekuensi Siswa 17 47 44 84 192 % Kemampuan 8% 24% 22% 43% Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu Tidak mampu

Berdasarkan data kuantitatif pada tabel 17, dapat diuraikan dari kemampuan secara individu bahwa diantara 192 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 17 siswa (8%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian huruf kapital. Ke-17 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 8%. Kemudian, sebanyak 47 siswa (24%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian huruf kapital dengan skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 25%. Untuk skor 2 pada aspek pemakaian huruf kapital tersebut terdapat 44 siswa (22%) yang tergolong dalam kategori tidak mampu. Dan sebanyak 84 siswa(43%)

29

yang termasuk kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian huruf kapital denagn skor 1 atau hanya mencapai kemampuan 43%. Dari terdapat jumlah responden sebanyak 192 yang dijadikan sampel penelitian, 64 siswa (33%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%,

dengan rincian 17 siswa dalam kategori sangat mampu dan 47 siswa dalam kategori mampu. Dengan demikian, untuk mencari kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek pemakaian huruf kapital dapat dilihat berikut ini. P =64 x 100% 192

P =33% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan tidak mampu secara klsikal dalam menulis surat pribadi pada pada aspek pemakaian huruf kapital. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 33%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan mnimal, yakni 85%. 4.2.8 Kemampuan Menulis Surat Pribadi Berdasarkan Penggunaan Bahasa yang Komunikatif pada Pemakaian Tanda Baca Kemampuan Menulis Surat Pribadi siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek pemakaian tanda baca dapat kita lihat pada tabel berikut.

30

Tabel 18. Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada Aspek Pemakain Tanda Baca

No 1 2 3 4

Skor 4 3 2 1

Frekuensi Siswa 17 81 58 36 192

% Kemampuan 8% 42% 30% 18%

Kategori Sangat mampu Mampu Tidak mampu Tidak mampu

Jumlah

Berdasarkan data kuantitatif pada tabel 18, dapat diuraikan dari kemampuan secara individu bahwa diantara 192 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 17 siswa (8%) yang termasuk kategori sangat mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian tanda baca. Ke-17 siswa tersebut memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 8%. Kemudian, sebanyak 81 siswa (42%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian tanda baca dengan skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 42%. Untuk skor 2 pada aspek pemakaian tanda baca tersebut terdapat 58 siswa (30%) yang tergolong dalam kategori tidak mampu. Dan sebanyak 36 siswa(18%) yang termasuk kategori tidak mampu dalam menulis surat pribadi pada aspek pemakaian tanda baca dengan skor 1 atau hanya mencapai kemampuan 18%. Dari terdapat jumlah responden sebanyak 192 yang dijadikan sampel penelitian, 98 siswa (51%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70%,

dengan rincian 17 siswa dalam kategori sangat mampu dan 81 siswa dalam 31

kategori mampu. Dengan demikian, untuk mencari kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada aspek kejelasan dapat dilihat berikut ini. P =98 x 100% 192

P =51% Berdasarkan uraian skor, siswa dapat dikatakan tidak mampu secara klsikal dalam menulis surat pribadi pada pada aspek pemakaian tanda baca. Dikatakan demikian, karena persentase kemampuan klasikal yang dicapai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 51%. Hal tersebut berarti kemampuan klasikal telah tercapai sebab kriteria kemampuan mnimal, yakni 85%.

4.3. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis persentase data yang diperoleh, maka dapat dikemukakan bahwa kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada setiap aspek memperlihatkan nilai persentase yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya akumulasi dari persentase kemampuan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.

Tabel 19. Rangkuman Data Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari No. 1. 2. Aspek Penilaian Kelengkapan bagian-bagian surat Ketepatan penulisan bagian-bagian surat Tingkat Kemampuan 87% 87% Kategori Mampu Tidak mampu

32

3.

Kesesuaian

isi

dengan

tujuan

37%

Mampu

penulisan surat 4. 5. 6 7 8 Kelogisan Kejelasan Tidak ambiguitas Pemakaian huruf kapital Pemakaian tanda baca 68% 93% 68% 33% 51% Tidak mampu Mampu Tidak mampu Tidak mampu Tidak mampu

Dengan memfokuskan analisis presentase olahan data pada tabel 19 tersebut diketahui bahwa dari delapan aspek yang diteliti, aspek jelas menduduki peringkat tertinggi dengan persentase kemampuan 93%, diikuti kelengkapan bagian-bagian surat dengan persentase kemampuan 87%, aspek ketepatan penulisan bagian-bagian surat dengan persentase 87%, aspek kelogisan dengan presentase 68%, aspek tidak ambiguitas dengan presentase kemampuan 68%, aspek pemakaian tanda baca dengan persentase 51%, aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat dengan persentase kemampuan 33%, dan aspek pemakaian huruf kapital dengan persentase 33%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata siswa belum mampu dan belum paham dalam hal penulisan surat khususnya penulisan surat pribadi yang ditujukan pada teman. Dari uraian hasil analisis yang memperlihatkan hasil yang bervariasi pada setiap aspek menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari tersebut cukup beragam.

33

Selanjutnya, untuk menemukan kemampuan menulis surat pribadi pada keseluruhan dapat menghitung kemampuan semua siswa yang tergolong dalam kategori sangat mampu, mampu dan tidak mampu. Dari total tersebut maka kemampuan klasikal siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari dapat diketahui. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah ditentukan, diketahui bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari tergolong dalam kategori tidak mampu dengan persentase kemampuan 37%. Hasil yang diperoleh siswa tersebut yang menunjukkan suatu pencapaian yang tidak maksimal. Pemahaman siswa dalam menulis surat pribadi ini seharusnya dapat membuat siswa untuk lebih giat belajar lagi sehingga 36% tersebut pada pembelajaran berikutnya dapat didongkrak ke nilai yang lebih tinggi melebihi hasil yang diperoleh sekarang. Guru sebagai tokoh utama yang menjadi penghubung antara siswa dan pengetahuan dapat meningkatkan pola pengajarannya dengan menginteskan materi yang diajarkannya. Khususnya menulis surat pribadi, guru dapat memperdalam pembahasan aspek-aspek yang dinilai menjadi hal penting dalam penulisan surat pribadi. Seperti dalam penelitian ini bahwa kemampuan kelengkapan bagian-bagian surat mencapai (87%) dikatakan mampu karena mencapai kriteria kemampuan minimal yaitu 85%. Pada umumnya siswa sudah mampu memuat bagian-bagian surat. Namun, masih ada beberapa siswa dalam penulisannya, tidak lengkap bagian-bagian surat yang ditulisnya.dalam hal ini, guru seharusnya memberi pengarahan terhadap kelengkpan bagian-bagian surat

34

sehingga kelengkapan bagian-bagian surat yang ditulis siswa dapat menarik, selaras dengan konteks. Aspek ketepatan penulisan bagian-bagian surat mencapai (87%)dikatakan mampu karena mencapai kriteria kemampuan minimal yaitu 85%. Namun, beberapa siswa terdapat bagian-bagian surat yang tidak sesuai dengan tata letaknya, alamat tidak sesuai yang dituju. Dalam hal ini, guru seharusnya memberi pengarahan terhadap penyusunan bagian-bagian surat. Aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat (37%) berkategori tidak mampu karena tidak mencapai kriteria kemampuan minimal, yaitu 85%. Beberapa siswa dalam menuliskan paragraf isi belum mampu mengembangkan idenya dalam tulisan dengan kreatif sehingga kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat kurang sesuai dan tidak sesuai. Dalam hal ini, guru seharusnya memberi pengarahan terhadap penyusunan paragraf isi yang fokus terhadap tujuan penulisan surat khususnya terhadap tema yang telah ditentukan, sehingga tidak ada informasi yang berbeda dan akan membingungkan pembaca. Aspek kelogisan mencapai (68%) dikatakan tidak mampu. Dalam penyusunan kalimat, ada beberapa siswa tidak memperhatikan tanda baca, dan kalimat yang bertele-tele sehingga menimbulkan makna yang tidak logis yang menyebabkan pembaca bingung memaknai kalimatnya. Guru perlu memberi arahan kepada siswa dalam menyusun kalimat. Aspek kejelasan mencapai (93%) dikatakan mampu. Dalam menuliskan kalimat, ada beberapa siswa tidak memperhatikan pemberian jeda sehingga unsur-

35

unsurnya tidak jelas dan kerap mengulang kata. Dalam hal ini, sebaiknya guru memberikan arahan kepada siswa dalam menyusun kalimat. Aspek tidak ambiguitas mencapai (68%) berkategori tidak mampu. Siswa kurang memperhatikan pemberian jeda dan penggunaan kata dalam kalimat sehingga membingungkan pembaca. Dalam kasus ini, sebaiknya guru memberikan penjelasan serta arahan kepada siswa dalam menyusun kalimat. Aspek pemakaian huruf kapital mencapai (33%) berkategori tidak

mampu. Siswa kurang memperhatikan pemakaian ejaan khususnya pemakaian huruf kapital dalam kalimat surat. Dalam kasus ini, sebaiknya guru memberikan penjelasan serta arahan kepada siswa dalam pemakaian huruf kapital, walaupun surat pribadi pemakaian huruf kapital yang benar pun harus diperhatikan. Aspek pemakaian tanda baca mencapai (51%) dikatakan tidak mampu. Dalam penyusunan kalimat, ada beberapa siswa tidak memperhatikan tanda baca atau pemberian jeda, sehingga menimbulkan makna yang tidak logis, ambiguitas dan unsur-unsur kalimat yang tidak jelas. Guru perlu memberi arahan kepada siswa dalam pemakaian tanda baca. Aspek-aspek tersebut harus mendapat perhatian khusus dari guru agar siswa dapat memiliki pemahaman yang mendalam.Hasil yang diperoleh 87%, 87%, 37%, 68%, 93%, 68%, 33%, dan 51%. merupakan pelajaran penting bagi siswa dan guru. Harapannya adalah dengan hasil tersebut dapat menjadikan siswa untuk lebih giat dalam belajar dan bagi guru dapat menjadi pembelajaran sehingga mengoreksi pola dan metode yang dibawakan agar menjadi lebih baik.

36

Beberapa faktor yang menyebabkan siswa kelas VII tidak mampu dalam menulis surat pribadi. 1. Pembelajaran menulis surat pribadi, pemahaman aspek-aspek surat belum tuntas sehingga pada prakteknya siswa kerap mengalami hambatan mengerjakan tes menulis surat pribadi. 2. Siswa menulis bagian-bagian surat tidak lengkap dan tidak sistematik sehingga kelengkapan bagian-bagian, tata letaknya atau posisi tertentu tidak sesuai dengan fungsi,peran, dan tidak menarik, selaras dengan konteksnya terutama sebagai petunjuk atau identifikasi memproses surat tersebut dan kelengkapan sebuah surat. 3. Siswa terkadang menulis tidak fokus terhadap satu tema, sehingga permasalah yang ditulis keluar dari ketentuan tema. 4. Siswa terkadang menulis tidak memperhatikan pemakaian huruf kapital dan siswa tidak memperhatikan pemberian jeda khususnya pemakaian tanda baca saat menuliskan kalimat, sehingga dapat menimbulkan kelogisan, ambiguitas, unsur-unsur yang tidak jelas. 5. Siswa sekedar menguraikan pemikiran tanpa memperhatikan kata yang digunakan, sehingga adanya makna lebih dari satu di sebuah kata dan kata yang berulang serta kata yang tidak logis dalam kalimat.

37

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa diantara 192 siswa (responden), terdapat 53 siswa (27%) sangat mampu dalam menulis surat pribadi, 19 siswa (9%) mampu dalam menulis surat pribadi dan 120 siswa(62%) yang tergolong tidak mampu dalam menulis surat pribadi. Dari jumlah responden sebanyak 192 siswa yang memperoleh persentase skor 70% pada keseluruhan aspek diketahui bahwa terdapat 72 siswa dengan rincian 53siswa (27%) dalam kategori sangat mampu, 19siswa (9%) dalam kategori mampu. Dari hasil tersebut maka secara klasikal siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari tidak mampu dengan persentase 37% belum mencukupi kriteria kemampuan klasikal yang ditetapkan, yakni 85%. Bila dilihat pada setiap yang diteliti disimpulkan bahwa dari delapan aspek yang diteliti, aspek kelengkapan kejelasan menduduki peringkat tertinggi dengan persentase (93%) diikuti kemampuan pada aspek kelengkapan bagianbagian surat dengan persentase kemampuan (87%), aspek ketepatan penulisan bagian-bagian surat dengan persentase kemampuan 87% aspek kelogisan dengan

76 38

persentase kemampuan (68%), aspek tidak ambiguitas dengan persentase kemampuan (68%), aspek pemakaian tanda baca dengan persentase kemampuan (51%), aspek kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat dengan persentase kemampuan (37%), dan aspek pemakaian huruf kapital dengan persentase kemampuan (33%). Dengan hasil yang diperoleh siswa tersebut, maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari tergolong tidak mampu mampu dalam menulis surat pribadi. 5.2 Saran 1. Dalam pembelajaran bahasa indonesia pada aspek keterampilan menulis surat pribadi, guru sebagai pelaku utama dan sebagai mediator dapat memberikan starategi-strategi pengajaran bervariasi terutama pada aspek yang dinilai masih rendah dan kurang dipahami siswa. Hal tersebut dapat diakukan dengan memberi tugaas-tugas atau latihan-latihan, sehingga apa yang sudah dicapai oleh siswa dapat dipertahankan dan selanjutnya dapat ditingkatkan. 2. Dalam memberikan tugas kepada siswa. Sebaiknya tugas-tugas tersebut sebelum dikembalikan diperiksa baik-baik agar siswa mengetahui letak kesalahannya. 3. Untuk pembelajaran menulis surat pribadi, guru dapat menyusaikan ketuntasan materi pembelajaran dengan pemahaman siswa sehingga keseluruhan aspek-aspek dalam menulis surat pribadi dapat dimengerti siswa.

39

4. Pihak sekolah dapat mengadakan kejuaraan menulis, khususnya untuk mengembangkan pemikiran siswa dan memotivasi siswa untuk mulai mengungkapkan pemikirannya lewat bahasa tulis.

40

SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KENDARI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Program Studi Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa Dan seni

OLEH ROSNIA A1D1 06 066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 201141

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KENDARI

OLEH

ROSNIA A1D1 06 066

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk dipertahankan di hadapan panitia ujian seminar skripsi pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo Kendari, Pembimbing I Oktober 2011

Pembimbing II

Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd. NIP. 19621215 199102 1 001

Yunus, S.Pd., M.Pd. NIP. 19790703 200 212 1 00

42

ABSTRAK Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kemampuan menulis surat merupakan satu bagian dari bahan pembelajaran menulis di SMP. Pada kompetensi dasar 4.2, menulis surat pribadi yang ditujukan kepada teman. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan mampu memperhatikan komposisi isi dan bahasa. Di samping itu, menulis surat pribadi dapat merangsang keterampilan siswa dalam meluangkan ide secara tertulis, juga dapat merangsang jiwa dan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga lebih terampil dan kreatif dalam mengolah kata. Masalah yang dikaji dalam penelitian adalah Bagaimanakah kemampuan menulis surat pribadi kelas VII SMP Negeri 5 Kendari ? Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari dalam menulis surat pribadi. Selanjutnya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai : (1) Sumbangan informasi kepada guru, siswa serta semua siswa yang terkait, tentang kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari, (2) Usaha pembinaan dan pengembangan konsep menulis surat pribadi dalam pengajaran Bahasa Indonesia, dan (3) Pertimbangan guru dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis surat pribadi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa seluruh kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang berjumlah 371 siswa dan sampel yang digunakan berjumlah 192 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berupa tes kemampuan menulis surat pribadi yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes tertulis. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII dinyatakan tidak mampu dalam menulis surat pribadi, dengan rincian presentase klasikal sebanyak 53 siswa(27%) sangat mampu, 19(9%) mampu dan 120(62%) tidak mampu. Dari kedelapan aspek penilaian,tiga aspek dikategorikan mampu dan 5 aspek dikategorikan tidak mampu. Aspek kejelasan menduduki peringkat tertinggi(93%), aspek kelengkapan bagian-bagian surat dan ketepatan penulisan bagian-bagian surat(87%), aspek kelogisan dan tidak ambiguitas(68%), aspek pemakaian tanda baca(51%), aspek kesesuaian isi surat dengan tujuan penulisan surat(37%), dan aspek pemakaian huruf kapital.

ii 43

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Lia Madyo.1995. Kalimat Efektif. Jakarta: Bina Aksara Ambary. Akhdiah, Sabarti, dkk. 1996/1997. Menulis. Jakarta: Depdikbud. Anindyarini, Atikah, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII. 99. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid.1993. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa Jakarta: Erlangga Anonim. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Eva, Imas Nurviati. 1995. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Anen Kosong Anem. Iskandaria. 2010. Pengertian Lugas dan Jelas dalam ragam bahasa ilmiah. 5 juli 2011. http://lowonganfavorit.com/view/pengertian-ugas-dan-jelas-dalam-ragambahasa-ilmiah

Ikatanti, Arna Natalia. 2011. Skripsi( Kemampuan Menulis Surat Pembaca Siswa Kelas IXH SMP Negeri 2 Kendari). Kendari: Universitas Haluoleo. Keraf.G.1980. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. Kosa, Minggus. 2003. Skripsi (Kemampuan Menulis Surat Pribadi yang Bersifat Formal Siswa Kelas 11