hasil analisis cerpen

7
NAMA : RAHAYU JATI PERMANA KELAS : X-CIBI HASIL ANALISIS CERPEN “KETIKA MAS GAGAH PERGI” UNSUR INTRINSIK : 1. Tema : Perubahan sikap seorang laki-laki menuju arah keagamaan 2. Alur : Maju 3. Latar a. Tempat : - Di pintu kamar Mas Gagah. Dibuktikan dengan kalimat : "Mas Gagah ! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. - Di rumah Mas Gagah - Di ruang tamu rumah Mas Gagah. Dibuktikan dengan kalimat : Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman si Mas ini. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku..., persis kelakuannya Mas Gagah. - Di kantin sekolah Dibuktikan dengan kalimat : Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami. - Kamar Mas Gagah Dibuktikan dengan kalimat : Tanyaku sambil mengitari kamarnya. - Di Rumah Sakit Cempaka Putih Dibuktikan dengan kalimat : Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Tangan, kaki, kepalanya penuh perban ; Dokter melarang kami untuk masuk ke dalam ruangan. - Di kamar ruang ICU rumah sakit. - Dibuktikan dengan kalimat : Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. b. Waktu : - Siang Dibuktikan dengan kalimat : "Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!"

Upload: rahayu-jati-permana

Post on 29-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisis cerpen

TRANSCRIPT

NAMA : RAHAYU JATI PERMANAKELAS : X-CIBI

HASIL ANALISIS CERPEN

KETIKA MAS GAGAH PERGI

UNSUR INTRINSIK :

1. Tema: Perubahan sikap seorang laki-laki menuju arah keagamaan

2. Alur: Maju

3. Latar

a. Tempat:

Di pintu kamar Mas Gagah.

Dibuktikan dengan kalimat : "Mas Gagah ! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras.

Di rumah Mas Gagah

Di ruang tamu rumah Mas Gagah.

Dibuktikan dengan kalimat : Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman si Mas ini. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku..., persis kelakuannya Mas Gagah.

Di kantin sekolah

Dibuktikan dengan kalimat : Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.

Kamar Mas Gagah

Dibuktikan dengan kalimat : Tanyaku sambil mengitari kamarnya.

Di Rumah Sakit Cempaka Putih

Dibuktikan dengan kalimat : Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Tangan, kaki, kepalanya penuh perban ; Dokter melarang kami untuk masuk ke dalam ruangan.

Di kamar ruang ICU rumah sakit.

Dibuktikan dengan kalimat : Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis.

b. Waktu:

Siang

Dibuktikan dengan kalimat :

"Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!"

"Ikhwan?" ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?" suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.

Sore

Dibuktikan dengan kalimat :

Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara kepadaku.

Malam

Dibuktikan dengan kalimat :

Sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga.

c. Suasana:

Senang

Hampir di seluruh cerita ini suasananya senang, tetapi untuk dijadikan bukti hanya diambil beberapa bukti :

"Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih ?"

"Mas belum minat tuh ! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran..., banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati ! He...he...he.." kata Mas Gagah pura-pura serius.

Sedih

Cerita ini berakhir dengan kesedihan karena Mas Gagah mengalami kecelakaan yang akhirnya membuat Mas Gagah harus pergi untuk selama-lamanya.

Sebagai bukti kalimatnya :

"Gagah..., kecelakaan..., Rumah Sakit Islam...," suara Papa lemah.

Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Tangan, kaki, kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar, sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika, sedang kondisi Mas Gagah kritis.

Mas Gagah telah kembali pada Allah.

4. Tokoh:

a. Aku/Gita/adik Mas Gagah

Dibuktikan dengan kalimat : "Mas Gagah ! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras.

b. Mas Gagah

Dibuktikan dengan kalimat : "Mas belum minat tuh ! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran..., banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati ! He...he...he.." kata Mas Gagah pura-pura serius.

c. Teman Gita

Dibuktikan dengan kalimat :

"Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih ?"

"Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang serumahku sering membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho ! Gila, berabe khan ?

"Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku ?"

d. Mama

Dibuktikan dengan kalimat : Penampilanmu ko sekarang lain, Gah?.

e. Teman laki-laki Mas Gagah

Dibuktikan dengan kalimat : Assalamualaikum! terdengar suara beberapa laki-laki.

f. Tika

Dibuktikan dengana adanya percakapan dengan Gita, yang diawali dengan kalimat :

"Subhanallah, berarti kakak kamu ikhwan dong!" seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku.

g. Papa

Dibuktikan dengan kalimat : Iya deh, iya! dan "Gagah..., kecelakaan..., Rumah Sakit Islam...," suara Papa lemah.

h. Dokter Joko

Dibuktikan dengan adanya percakapan dengan keluarga Mas Gagah, yakni dalam kalimat :

"Ia sudah sadar dan memanggil nama ibu, bapak, dan Gi..."

5. Penokohan:

a. Aku/Gita/adik Mas Gagah: Baik, tomboy, bisa diatur, penyayang

b. Mas Gagah : Baik, cerdas, periang, tampan, religius/alim

c. Teman Gita: Penyayang, ramah

d. Mama: Baik, penyayang, perhatian, religius, sabar

e. Teman lelaki Mas Gagah: Baik, ramah

f. Tika: Baik, ramah, perhatian

g. Papa: Baik, perhatian, penyayang

h. Dokter Joko: Baik, penolong

6. Sudut Pandang :

Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen itu adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama, yaitu sebagai Gita.

7. Amanat:

Kita harus rajin beribadah kepada Allah SWT agar Allah selalu menyertai kita karena ajal dapat datang kapan saja.

Biasakan mengetuk pintu dan ucapkan salam apabila akan masuk ruangan.

Bertaubatlah sebelum ajal menjeput.

UNSUR EKSTRINSIK

1. Pengarang menulis cerpen ini mungkin karena di latar belakangi oleh pengalaman dan falsafah hidup pengarang, bahwa kehidupan ini harus disandarkan kepada Tuhan karena ajal dapat menjemput kapan saja.

2. Pengarang membuat cerpen ini berdasarkan pola hidup masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang nilai agamanya masih kurang sehingga dalam berperilakupun acuh tak acuh, seperti Gita seorang perempuan yang tomboy.

RINGKASAN CERPEN KETIKA MAS GAGAH PERGI

Di suatu keluarga ada seorang yang bernama Mas Gagah Perwira Pratama. Dia adalah seorang kakak yang baik, cerdas, periang, dan tampan. Dia mempunyai seorang adik bernama Gita.

Mas Gagah orangnya begitu periang, tapi suatu ketika dia berubah drastis yang awalnya dia suka bergaya macho kini dia berubah menjadi orang yang alim. Orang-orang di sekelilingnya pun heran dengan apa yang terjadi pada diri Mas Gagah ini.

Sekarang Mas Gagah benar-benar menjadi orang yang agamis. Apabila sedang bersantai, dia selalu membaca buku-buku Islam dan mendengarkan musik nasyid. Sikap yang seperti itu sangat membuat adiknya (Gita) heran. Gita merasa tidak senang dengan sikap kakaknya yang seperti itu, dia merasa Mas Gagah tidak seperti yang dulu lagi. Itu semua terjadi karena Gita belum memahami yang sebenarnya pada diri Mas Gagah.

Selain Gita, ibunya pun merasa heran, karena Mas Gagah biasanya berpenampian seperti cover boy kini jauh berbeda dari itu semua.

Suatu saat Gita sangat terheran-heran karen Mas Gagah tidak mau bersalaman dengan perempuan. Gita ingin mengetahui apa maksudnya semua itu. Untuk menjawab itu semua, Mas Gagah menyodorkan sebuah buku kepada Gita dan disuruh dibacakannya buku itu. Dalam buku Gita membaca kalimat : "Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah. Rasulullah saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!".

"Tapi Kyai Anwar mau salaman sama mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali...," kata Gita keheranan.

"Bukankah Rasulullah uswatun hasanah? Teladan terbaik?" kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku, jawab Mas Gagah. sebenarnya pada diri Mas Gagah.

Suatu saat, Mas Gagah menjadi salah satu pembicara dalam acara Studi Tentang Islam yang diadakan oleh FTUI untuk umum. Ketika Mas Gagah menyampaikan materi, semuanya hening mendengarkan apa yang disampaikan oleh Mas Gagah. Materinya pun disampaikan dengan menarik dan dapat diselesaikan dengan baik. Semua pertanyaan yang diajukan oleh peserta dapat dijawab dengan baik. Itu semua membuat Gita sangat bangga. Dari situlah Gita mulai mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Mas Gagah selama ini. Dia dapat meresakan kembali kedekatannya dengan Mas Gagah. Dia sedikit demi sedikit berubah dan mengikuti jejak langkah kakaknya itu. Dia yang awalnya seorang perempuan yang tomboy kini menjadi perempuan yang baik, feminim dan agamis.

Pada suatu ketika, menjelang dua hari sebelum hari ulang tahun Gita, Gita ingin memberikan kejutan kepada Mas Gagah dengan memakai sebuah kerudung berwarna putih. Tapi sayangnya, ketika Gita ingin menunjukkannya kepada Mas Gagah, Mas Gagahnya sedang berdakwah di Bogor (sepulang dari kampus langsung ke Bogor). Gita menunggu dan terus menunggu. Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi Mas Gagah tak kunjung datang. Di tengah itu semua, tiba-tiba terdengar suara telepon berbunyi. Kemudian telepon itu diangkat oleh Papa. Dan ternyata dalam telepon itu disampaikan bahwa Mas Gagah mengalami kecelakan, dia berada di rumah sakit Islam. Mendengar itu semua, mereka sekeluarga langsung menuju ke rumah sakit itu. Mereka melihat Mas Gagah dalam keadaan kritis, hampir seluruh tubuhnya diperban. Gita mendapat informasi bahwa Mas Gagah mobil yang Mas Gagah kendarai itu ditabrak oleh truk. Dua teman Mas Gagah tewas seketika. Mereka sekeluarga sangat terpukul melihat Mas Gagah seperti itu, apalagi Gita karena dia ingin sekali menunjukkan sesuatu yang sangat berarti bagi Mas Gagah. Karena sebelum-sebelumnya Mas Gagah ingin sekali melihat Gita memakai kerudung.

Di ruang ICU Rumah Sakit Cempaka Putih Mas Gagah di rawat. Keluarganya menunggu sampai melihat Mas Gagah sadar. Tapi dokter yang menanganinya telah memvonis bahwa Mas Gagah tidak dapat bertahan lama karena kondisinya yang sangat parah. Sampai suatu ketika Mas Gagah sadarkan diri, kemudian Gita pun masuk ke ruang di mana Mas Gagah di rawat. Gita berusaha menyapa Mas Gagah dan memberitahu kalau dia sekarang memakai jilbab. Setelah itu, giliran mama dan papa masuk ke ruangan Mas Gagah di rawat. Setelah beberapa saat mereka berkumpul semua, Mas Gagah terlihat sangat pucat yang akhirnya dia meninggal dunia.