halaman judul sistem pakar untuk identifikasi...

14
i HALAMAN JUDUL SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KEJAHATAN DUNIA MAYA HALN JUDUL Naskah Publikasi Disusun oleh MEI ENDAH 07.12.2112 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010

Upload: duongkhanh

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

HALAMAN JUDUL

SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KEJAHATAN DUNIA MAYA

HALN JUDUL

Naskah Publikasi

Disusun oleh

MEI ENDAH

07.12.2112

JURUSAN SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2010

ii

NASKAH PUBLIKASI

iii

ABSTRACT

EXPERT SYSTEM FOR IDENTIFICATION OF CYBER CRIME SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KEJAHATAN DUNIA MAYA

Mei Endah Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Indonesia is a country of law, all forms of crime in the life of the country will be followedby law is no exception for matters cybercrimes. Now that has passed the Law onInformation and Electronic Transactions (UU ITE) or more commonly known as cybercrime laws. Indonesia is known as one of the largest credit card breaker in the world,the highest level of software piracy, copyright infringement, pornography, identity theft,and a statement of hate through the internet. In order for these crimes can becontrolled then compiled Information Act and Electronic Transactions (UU ITE).

Due to the still lack of awareness of the importance of Internet users UU ITE, the researcher is inspired to make the application of expert systems to identify cybercrime. This is useful for the netter or Internet users who often committed acts of crimein cyberspace to better know what punishment will be obtained, so that they areaware and think back to doing the crime. This system also can assist legal practitioners in making an answer or conclusion of a cyber crime issues.

This expert system application created by using Microsoft Visual 6.0 software as adesign interface that provides components that allow to create application programsthat match the look and workings of Ms. Windows, and Microsoft SQL Service as aDBMS (Database Management System). As for the inference engine using forwardchaining, and the knowledge base using the method of production rules (rule).

Keywords: Expert System, UU ITE, Cybercrime, forward chaining, production rule.

1

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini banyak sekali terjadi kejahatan dunia maya, seperti pencemaran nama

baik melalui media email ataupun jejaring sosial, carding, hacking, penyebaran virus,

pembajakan software, dan lain sebagainya. Tindak kejahatan tersebut semakin

meningkat karena kurangnya kesadaran para pengguna internet akan pentingnya

undang-undang cyber crime. Berdasarkan dari data tersebut di Indonesia telah

ditetapkan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang digunakan

sebagai acuan penegakkan hukum dalam bidang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Seiring dengan perkembangan teknologi maka tidak dapat dihindari lagi bahwa

teknologi komputer menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Adanya

kemudahan-kemudahan yang dihadirkan oleh komputer dapat membantu manusia dalam

menyelesaikan permasalahan dan mempermudah pengambilan keputusan. Begitu pula

dengan sistem pakar, sistem pakar merupakan ilmu komputer yang mempelajari program

komputer dimana program tersebut mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar

manusia mengenai suatu bidang yang lebih spesifik.

Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh seorang pakar dengan pengetahuan dan

pengalamannya. Berangkat dari fenomena tersebut, maka penulis mengangkat judul

“Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kejahatan Dunia Maya” yang dapat membantu praktisi

hukum dalam mengambil suatu jawaban atau kesimpulan dari suatu permasalahan cyber

crime, dan juga diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat pengguna internet

untuk lebih mengetahui Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan sadar

akan bahaya kejahatan dunia maya, agar kejahatan dunia maya dapat ditekan

sedemikian rupa untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih taat hukum.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya

hanya dapat dipecahkan oleh pakar dalam bidang tertentu (Martin dan Oxman,1988)1.

Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu

pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak

mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.

1 Kusrini.2006.Sistem pakar Teori dan Apikasi.Yogyakarta:Andi hal 11

2

Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang

umumnya terdapat dalam buku, majalah, internet, dan orang yang mempunyai

pengetahuan terhadap suatu bidang. Semakin banyak knowledge (pengetahuan) yang

ditambahkan untuk pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam

bertindak sehingga semakin menyerupai pakar sebenarnya.

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan

dan lingkungan konsultasi2. Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan

pengetahuan pakar kedalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi

digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

2.2 Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terbatas bidang yang spesifik.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau

tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara

yang dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.

6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

7. Knowledge base dan inference engine terpisah.

2.3 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

Keuntungan sistem pakar diantaranya adalah3 :

1. Memungkinkan orang awam dapat mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Dapat melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan output dan produktivitas.

5. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

6. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

7. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

Kelemahan Sistem Pakar diantaranya adalah :

1. Biaya mahal.

2. Sulit dikembangkan, karena ketersediaan pakar di bidangnya.

2 Arhami, muhammad.2005.Konsep Dasar Sistem Pakar.Yogyakarta:Andi,hal 13-22

3 Pahlawaty,ety nurlaila.2007. Sistem Pakar Troubelshooting Alarm BTS CDMA Flexi Berbasis

Web. Bandung :STTTELKOM, hal 22-23

3

3. Hasil yang diharapkan tidak 100% benar.

2.4 Pihak yang Terlibat dalam Sistem Pakar

Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa

saja yang berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah4 :

1. Pakar : ahli yang dapat menyelesaikan masalah untuk dipecahkan oleh

sistem.

2. Pembangun pengetahuan (knowledge engineer): penerjemahkan

pengetahuan pakar dalam bentuk deklaratif sehingga dapat digunakan oleh

sistem pakar.

3. Pengguna (user) : seseorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk

mendapatkan saran yang disediakan oleh pakar.

4. Pembangun sistem (system engineer) : membuat antarmuka pengguna,

merancang basis pengetahuan dan mengimplementasikan mesin inferensi.

2.5 Struktur Sistem Pakar

Basis Pengetahuan

(aturan)

Mesin

Agenda

Memori Kerja

(fakta)

Fasilitas

Penjelasan

Fasilitas Akuisisi

Pengetahuan

Antarmuka

Pengguna

Gambar 2.1 Arsitektur sistem pakar5

Gambar diatas menggambarkan tentang arsitektur sistem pakar yang memiliki

beberapa komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar, yaitu :

1. Antarmuka pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan

sistem pakar untuk berkomunikasi.

4 Kusrini. Op.cit. hal 19-20

5 Kusrini. ibid. hal 19

4

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar,

yaitu bagian dari sistem pakar yang mengandung domain pengetahuan, untuk

pemahaman formulasi, dan penyelesaian masalah.

Beberapa model representasi pengetahuan yang penting adalah6:

1) Logika (Logic)

2) Jaringan Semantik (semantic nets)

3) Object-Attribute-Value (OAV)

4) Bingkai (frame)

5) Kaidah Produksi (production rule)

3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam program

komputer. Sumber dapat diperoleh dari pakar, buku, file, internet, majalah, dll.

4. Mesin Inferensi

Berperan sebagai pemamdu proses penalaran terhadapa suatu kondisi.

Dalam prosesnya menggunakan strategi penalaran dan strategi

pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari exact reasoning (penalaran pasti)

dan inexact reasoning (penalaran tidak pasti). Sedangkan untuk teknik

pengendalian terdiri dari forward chaining (alur maju), backward chaining (alur

mundur) dan gabungan keduanya.

1) Runut Maju (Forward Chaining)

Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi–aksi,

atauu dalam hal lain yaitu melakukan pencarian dari suatu masalah

kepada solusinya.

2) Runut Balik (Backward Chaining)

Pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang diinginkan

terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang

mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.

5. Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja. Workplace

digunakan untuk merekam hasil-hasil dan kesimpulan yang dicapai.

6 Kusrini. Ibid. hal 23-38

5

6. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Fasilitas ini merupakan bagian dari sistem pakar

yang memberikan penjelasan tentang bagaimana program dijalankan.

3. ANALISIS

3.1 Analisis Sistem

Analisis system dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system

informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang

terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Tahap analisis system dilakukan setelah tahap perencanaan system dan sebelum

tahap desain system. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting,

karena masalah di dalam tahap ini akan meneyebabkan juga kesalahan ditahap

selanjutnya. Tujuan dari analisis yaitu untuk mendapatkan pemahaman secara

keseluruhan system yang akan dikembangkan berdasarkan masukan dari calon

pengguna.

3.2 Analisis Masalah

Permasalahan hukum yang berkaitan dengan identifikasi kejahatan dunia maya

(cyber crime) dapat dikategorikan dalam salah satu cabang ilmu Artificial Intellegence,

yaitu system pakar. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mengembangkan

system yang dapat berperan sebagai seorang ahli atau seorang pakar hukum (Lawyer

maupun penyidik) yang mampu mengidentifikasikan jenis kejahatan dunia maya (cyber

crime). Hal ini berarti terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat

heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi

fakta beserta penalarannya ke dalam sebuah komputer. Proses ini disebut knowledge

engineering yaitu penerapan basis pengetahuan dari seorang pakar hukum ke dalam

komputer.

Pengetahuan dan fakta yang dikumpulkan dari pakar hukum mengenai kejahatan dunia

maya disimpan dalam suatu basis pengetahuan, dan dengan bantuan mesin inferensi

dan memori kerja maka proses penarikan kesimpulan tentang identifikasi kasus dapat

dilakukan. Berdasarkan kategori bidang yang sesuai, system pakar ini termasuk jenis

prescribing, yaitu merumuskan ciri kasus tindak kejahatan dunia maya kemudian

memberikan jeratan pasal UU ITE yang berkaitan beserta pasal pidananya.

6

3.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Perangkat lunak yang diperlukan untuk membuat program aplikasi ini,

diantaranya adalah :

a. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional

b. Microsoft Visual Basic 6.0

c. Microsoft SQL Server 2000

Sedangkan perangkat keras yang digunakan untuk membuat program aplikasi

ini, diantaranya adalah :

a. Processor intel(R) Celeron CPU 3.06 GHz

b. Memory 1 GB

c. Hardisk 80 GB

d. Monitor Samsung CRT 14”

e. Printer, Keyboard, dan mouse

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Database

Pembuatan database dilakukan dengan cara menggunakan Query Analyzer.

Untuk membuat database melalui perintah Query Analyzer, gunakan perintah SQL yang

diketikkan pada jendela kode editor yang ada pada Query Analyzer. Berikut merupakan

perintah SQL pembuatan database di SQL Server 2000.

Gambar 4.1 Pembuatan database

7

4.2 Implementasi Interface

a. Implementasi Menu Login

Menu login digunakan untuk mengetahui status pengguna yang akan mengakses

sistem ini. Tedapat dua option pada menu Login, yaitu user dan pakar , sebelum

memasuki program maka pengguna harus memilih salah satu dari option yang

ada. Apabila statusnya adalah user, maka tidak perlu memasukkan user name

dan password. Tetapi bila status pengguna adalah pakar, maka harus

memasukkan user name dan password agar dapat mengakses basis

pengetahuan, basis aturan dan form pakar.

Gambar 4.2 Menu login

b. Implementasi Menu Data Ciri Kejahatan

Operasi pengelolaan data ciri kejahatan pada form ini meliputi operasi

penambahan, pengeditan, penyimpan, penghapusan, dan tutup. Data ciri

kejahatan yang dikelola pada form ini berhubungan dengan data pada basis

aturan, sehingga operasi pengubahan data ciri akan berpengaruh terhadap

semua data aturan yang tersimpan dalam basis aturan.

8

Gambar 4.3 Menu data ciri kejahatan

c. Implementasi Menu Konsultasi

Menu konsultasi ini akan mengajukan pertanyaan berupa ciri kejahatan yang

harus dijawab oleh pengguna sampai menemukan kesimpulan seperti pasal yang

menjeratnya beserta pasal ketentuan pidana. Jika dirasa pertanyaannya kurang

tepat maka pengguna dapat menekan tombol “Ulang” untuk kembali ke

pertanyaan berikutnya. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.4 Menu konsultasi – tanya jawab

9

d. Implementasi Menu Hasil Konsultasi

Setelah dilakukan proses konsultasi tanya jawab maka akan ditampilkan

form hasil konsultasi. Form ini akan menampilkan pasal UU ITE dan pasal

ketentuan pidana yang akan menjerat si pelanggar. Jika ternyata pengguna

menganggap kesimpulan ini tidak sesuai dengan kenyataan, maka pengguna

dapat menutup form hasil konsultasi ini untuk kembali ke form sebelumnya, yaitu

form pilih kategori kejahatan, dan form konsultasi untuk menjawab pertanyaan

dari ciri-ciri lainnya.

Gambar 4.5 Menu hasil konsultasi

10

5. KESIMPULAN

Setelah melalui semua tahapan penelitian dan pengembangan sistem, maka

dapat disimpulkan bahwa untuk merancang sistem pakar untuk mengidentifikasikan

kejahatan dunia maya adalah:

1. Melalui tahapan pengembangan sistem yaitu pengumpulan data analisis

masalah, analisis kebutuhan, perancangan, implementasi dan ujicoba sistem.

2. Sistem Pakar Identifikasi Kejahatan Dunia Maya ini dibuat sebagai alat untuk

membantu mengidentifikasi kejahatan dunia maya berdasarkan ciri – cirnya

(kasus), hingga dapat disimpulkan pasal apa yang akan menjeratnya.

3. Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan seorang penyidik

dalam menyimpulkan pasal dan hukuman pidana/denda apa yang pantas

diberikan oleh pelanggar hukum berdasarkan kasusnya.

Dengan adanya Sistem Pakar Identifikasi Kejahatan Dunia Maya ini diharapkan

mampu memberikan manfaat bagi penyidik, lawyer, dan pengguna.

11

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Sandy. 1993. Artificial Inttelligence. Yogyakarta: Andi Offset.

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar.Yogyakarta: Andi Offset.

Pahlawaty ,Ety Nurlaila.2007. Sistem Pakar Troubleshooting Alarm BTS CDMA Flexi

Berbasis Web. Bandung : STT TELKOM.

Kusrini. 2006. Sistem pakar Teori dan Apikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Sismoro,Heri. 2005. Logika Informatika, Algoritma & Pemrograman Komputer.

Yogyakarta: Andi Offset.

Ladjamudin, bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anonim. 2000. Pemrograman Visual Basic 6.0. Kerjasama wahana komputer semarang

dan penerbit Andi Yogyakarta

Tutang. 2003. Pemrograman SQL Server 2000 Bagi Pemula. Jakarta :

Datakom Lintas Buana.

Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft SQL.

Yogyakarta : Andi Offset.

Arief, M.Rudyanto.2006. Pemrograman Basis Data Menggunakan Transact-SQL dengan

Microosoft SQL Server 2000.Yogyakarta: Andi Offset.

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. Yogyakarta :

Andi & Mc Graw-Hill Book Co.

Sunarso, Siswanto. 2009. Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik Studi kasus : Prita

Mulya Sari. Jakarta : Rineka Cipta.

http://www.duniamaya.org/,

diakses tanggal 20 juni 2010

http://www.blog.unila.ac.id/ryant/2009/06/01/perkembangan-cyber-crime-dan-regulasinya-

di-indonesia/ , diakses tanggal 24 juni 2010

http://www.sawaludinsawunks.blogspot.com/,

diakses tanggal 24 juni 2010

http://www.tandef.net/carding/,

diakses tanggal 24 juni 2010

http://www.wartawarga.gunadarma.ac.id/mengenai pasal-27-UU-ITE-warta-warga.htm,

diakses tanggal 01 juli 2010