globus histerikus

1
Globus histerikus merupakan gangguan konversi, gangguan somatoform, termasuk gejala dari gangguan psikologis yang tidak disadari muncul sebagai gejala neurologis, tetapi tidak dapat diperhitungkan secara organic. Permasalahan psikologis menyebabkan sensasi adanya gumpalan di tenggorok yang menyebabkan kesulitan atau ketidaknyamanan menelan. Sensasi itu menyebabkan tersedak atau bahwa ada massa yang bersarang di esofagus. Gangguan tersebut dappat berat atau bahkan mengancam jiwa, dan sering dilaporkan terjadi pada perempuan separuh baya. (Gaynor EB. Otolaryngologic manifestations of gastroesophageal reflux.Am J Gastroenterol 1991;86:801–808) Abnormalitas fisik dapat menjadi faktor predisposisi dalam perkembangan bentuk spesifik dari gangguan konversi. Penyebabnya, pada orang-orang tersebut mungkin terdapat kerentanan fisiologis atau kemiripan dengan sensasi tidak nyaman yang tidak membaik menjelaskan perkembangan gejala globus histerikus shubungan dengan konflik internal yg diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara 70%paparan abnormal asam terhadap esofagus atau imobilitas esofagus distal dan perkembangan lebih lanjut dari globus histerikus. Penelitian lain mengungkapkan bahwa tidak terdapat asosiasi, tetapi Nagler dan Spiro menunjukkan bahwa stress emosional dapat menyebabkan respon motoric non-peristaltik intermiten pada esofagus, tetapi tidak spesifik. (Wilson JA, Heading RC, Maran AG, Pryde A, Piris J, Allan PL.Globus sensation is not due to gastro-esophageal reflux. Clin Otolaryngol 1987;12(4):271–275.; Nagler R, Spiro H. Serial esophageal motility studies in asymptomatic young subjects. Gastroenterology 1961;41:371–379.) Stres emosional, mood, dan gangguan personalitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan istirahat sphincter esofagus atas dan refluks gastroesofageal, sehingga menyebabkan sensasi sulit menelan dan tidak nyaman. (Smit CF, Tan J, Devriese PP, Mathus LM, Brandsen M,Schouwenburg PF. Ambulatory pH monitoring at the upper esophageal sphincter. Laryngoscope 1998; 108: 299-302)

Upload: innef

Post on 01-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

Page 1: Globus Histerikus

Globus histerikus merupakan gangguan konversi, gangguan somatoform, termasuk gejala dari gangguan psikologis yang tidak disadari muncul sebagai gejala neurologis, tetapi tidak dapat diperhitungkan secara organic. Permasalahan psikologis menyebabkan sensasi adanya gumpalan di tenggorok yang menyebabkan kesulitan atau ketidaknyamanan menelan. Sensasi itu menyebabkan tersedak atau bahwa ada massa yang bersarang di esofagus. Gangguan tersebut dappat berat atau bahkan mengancam jiwa, dan sering dilaporkan terjadi pada perempuan separuh baya. (Gaynor EB. Otolaryngologic manifestations of gastroesophageal reflux.Am J Gastroenterol 1991;86:801–808) Abnormalitas fisik dapat menjadi faktor predisposisi dalam perkembangan bentuk spesifik dari gangguan konversi. Penyebabnya, pada orang-orang tersebut mungkin terdapat kerentanan fisiologis atau kemiripan dengan sensasi tidak nyaman yang tidak membaik menjelaskan perkembangan gejala globus histerikus shubungan dengan konflik internal yg diketahui.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara 70%paparan abnormal asam terhadap esofagus atau imobilitas esofagus distal dan perkembangan lebih lanjut dari globus histerikus. Penelitian lain mengungkapkan bahwa tidak terdapat asosiasi, tetapi Nagler dan Spiro menunjukkan bahwa stress emosional dapat menyebabkan respon motoric non-peristaltik intermiten pada esofagus, tetapi tidak spesifik. (Wilson JA, Heading RC, Maran AG, Pryde A, Piris J, Allan PL.Globus sensation is not due to gastro-esophageal reflux. Clin Otolaryngol 1987;12(4):271–275.; Nagler R, Spiro H. Serial esophageal motility studies in asymptomatic young subjects. Gastroenterology 1961;41:371–379.)Stres emosional, mood, dan gangguan personalitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan istirahat sphincter esofagus atas dan refluks gastroesofageal, sehingga menyebabkan sensasi sulit menelan dan tidak nyaman. (Smit CF, Tan J, Devriese PP, Mathus LM, Brandsen M,Schouwenburg PF. Ambulatory pH monitoring at the upper esophageal sphincter. Laryngoscope 1998; 108: 299-302)