gizi buruk+meningitis tb.ppt
TRANSCRIPT
Gizi Buruk tipe Marasmus dengan Meningitis Tuberkulosa
pada Seorang Anak
Firyal Soraya Nurhidayati
Pembimbing :dr. Diane M. Supit, Sp. A.
Identitas
Pasien Ayah IbuNama : An. RM
Umur : 11 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Anak ke : 4
Alamat : Desa
Labanan, Berau
Tanggal masuk: 20
Mei 2015
No. RM : 2015
199093
Nama : Bpk. FUmur : 50 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pend terakhir : SMP
Alamat : Desa
Labanan, Berau
Nama : Ibu. R
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan terakhir :
SD
Alamat : Desa
Labanan, Berau
Riwayat Saudara Pasien
No Aterm/ prematur
/lahir mati
Persalinan spontan/ SC
Usia/ tanggal
lahir
Sehat/ tidak
Umur meningga
l
Sebab meninggal
1 Aterm Spontan 28 tahun Sehat - -
2 Aterm Spontan 25 tahun Sehat - -
3 Aterm Spontan 18 tahun Sehat - -
Keluhan Utama
Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering mengalami kejang kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu, awalnya pasien demam naik turun dibarengi dengan kejang yang terjadi diseluruh tubuh yang terjadi sekitar kurang dari 5 menit. Dua minggu pertama pasien dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas terdekat dan oleh dokter diberikan obat kejang dan penurun panas, namun selang 2 minggu kejang masih saja terjadi hingga oleh dokter puskesmas pasien dirujuk ke RSUD Tanjung Redeb. Di RSUD Tanjung Redeb kejang dan demam masih terjadi. Pasien di rawat 21 hari dengan penurunan kesadaran sehingga dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter menduga adanya kelainan pada otak pasien. Dokter akhirnya memberitahukan kepada orang tua bahwa memang harus melakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yang alatnya belum tersedia sehingga oleh dokter pasien dirujuk ke RSUD AWS Samarinda untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Anamnesis
Riwayat Penyakit DahuluPasin sebelumnya pernah mengalami kejang pada saat demam saat usia pasien sekitar 2 tahun yang menurut pengakuan ibu terjadi sekitar 2 kali. Riwayat trauma (-)
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluarga serumah, saudara atau teman bermain dengan penyakit serupa disangkal
Riwayat Kehamilan , Persalinan, dan Post PersalinanIbu rutin melakukan pemeriksaan ANC ke
bidan. Selama hamil ibu tidak mengalami permasalahan, demam tidak ada, hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada, trauma tidak ada, mengkonsumsi jamu tidak ada, mengkonsumsi alkohol dan rokok tidak pernah.
Pasien lahir spontan pervaginam pada usia kandungan cukup bulan ditolong oleh bidan. Pasien lahir dengan BB 3000 gram, langsung menangis kuat, biru atau kuning disangkal.
Riwayat Makanan & Minuman
ASI dari lahir sampai umur 2 tahun. MPASI mulai
umur 4 bulan. Makan menu keluarga mulai dapat
diikuti pasien sejak umur 1 tahun sampai sekarang.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi Usia saat imunisasi
I II III IV Booster I Booster II
BCG + //////// /////// /////// /////// ///////
Polio + + + + - -
Campak + - /////// /////// /////// ///////
DPT + + + /////// - -
Hepatitis B
+ + + /////// - -
Tumbuh kembangBB Lahir : 3400 gram
PB Lahir : lupa
BB sekarang : 20 kg
PB sekarang : 135
cm
Gigi keluar : 6 bulan Berdiri : 1 tahun
Tersenyum : 2 bulan Berjalan : 1 tahun
Miring : lupa Berbicara 2 suku kata : 1 tahun
Tengkurap : 4 bulan Masuk TK : -
Duduk : lupa Masuk SD : 8 tahun
Merangkak : lupa Sekarang kelas : 3 SD
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Somnolen
TTV
HR : 96x/menit kuat angkat
RR : 24x/menit
T : 37,9oC
Status Gizi
BB : 20 kg
PB : 135 cm
BB/U : BB sangat kurang
TB/U : TB kurang
BB/TB : Gizi Buruk
Status generalisata
Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : hitam, tipis, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik,
pupil isokor, refleks cahaya (+/+), tampak
berkurangnya lemak sub kutan pada wajah
Hidung : nafas cuping hidung -|- , sekret (-)
Telinga : bentuk normal, secret (-)
Mulut : mukosa basah, tidak pucat, tidak sianosis,
faring tidak hiperemis
KGB : terdapat pembesaran KGB regio colli sinistra
Thorax
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi suprasternal (-), retraksi intercostal (-)
Palpasi : vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : sonor di semua lapangan paru
Auskultasi : wheezing (-/-), ronki (-/-), S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk normal, simetris, datar, scar (-)
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-). hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultas : bising usus kesan normal
Ekstremitas
Superior : akral hangat, CRT <2 detik, tidak edema
Inferior : akral hangat, CRT <2 detik, tidak edema
5/18/15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto ThoraxTampak infiltrat pada kedua lapang paru
Kesimpulan : Tuberkulosis Pulmonal
Darah
Lengkap
Value
Hemoglobin 11,7 11-16,5 g/dl
Leukosit 9.100 4.500-14.500/µL
Trombosit 182.000 150000-450000/µL
Hematokrit 35,1 37,0-54,0 %
GDS 93 50-150 mg/dl
Na 136 135-155
K 3,7 3,6-5,5
Cl 97 95-108
Ureum 21,0 10-40
Creatinin 0,6 0,5-1,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem Urin LengkapKesimpulan : Dalam batas normal
DDRKesimpulan : -
Kultur DarahKesimpulan : -
Tubex TestKesimpulan : Skala 6 (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Test WidalKesimpulan : -
Pemeriksaan CSFKesimpulan : keruh, bening, hitung sel 4 mm3, MN 80%, PMN 20%
Pemeriksaan BTA Cairan Lambung & LCSKesimpulan : -
CT Scan KepalaGambaran slight hypodens di periventrikular lateral sinistra
Kesimpulan : TIA, Infark Serebri
Skor TBKesimpulan : 4
Follow up harian 21 Mei 2015 22 Mei 2015 23 Mei 2015
S Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran (-)
Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran ( -) gerakan involunter (-)
Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran (-)
O SomnolenHR: 58x/menitRR: 25x/menitT: 35,5 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (+), laseque (-)
SomnolenHR: 64x/menitRR: 26x/menitT: 35,3 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (+), laseque (-)
SomnolenHR: 80x/menitRR: 24x/menitT: 36,5 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (+), laseque (-)
A S. Meningits TB+ Gizi Buruk S. Meningits TB+ Gizi Buruk S. Meningits TB+ Gizi Buruk
P O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250
mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 3 x 100 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang
O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250 mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 3 x 100 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang
O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250
mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 3 x 100 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang
25 Mei 2015 26 Mei 2015 27 Mei 2015
S Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran (-)
Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran (-)
Kejang (+),Sesak (-),Demam (-),Penurunan kesadaran (-)
O SomnolenHR: 96x/menitRR: 24x/menitT: 35,7 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (-), laseque (-)
ComposmentisHR: 100x/menitRR: 24x/menitT: 36,0 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (-), laseque (-)
ComposmentisHR: 96x/menitRR: 25x/menitT: 36,1 CKepala: ane (-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping hidung (-) Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal regulerAbdomen:nyeri tekan (-), BU (+)NEkstremitas: akral hangat, CRT <2 detikKaku kuduk (-), laseque (-)
A S. Meningits TB+ Gizi Buruk S. Meningits TB+ Gizi Buruk S. Meningits TB+ Gizi BurukP O2 nasal kanul 2 lpm
D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250 mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 6 x 200 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang
O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250 mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 6 x 200 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang-
O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam Inj ampicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250 mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diet sonde 6 x 200 cc diazepam 6 mgbolus pelan
jika kejang-
Penatalaksanaan:
O2 nasal kanul 2 lpmD5 ½ NS 1500 cc/24 jamInj ampicillin 4 x 1 grinj kloramfenikol 4 x 250 mginj deksametason 3 x 3mginj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mginj piracetam 3 x 1/3 ampdiet sonde 3 x 100 ccdiazepam 6 mg bolus pelan jika kejang
Diagnosis Kerja
Susp. Meningitis TB dengan Gizi Buruk
Prognosis
Dubia ad bonam
5/18/15
GIZI BURUKDefinisi
nutrisinya di bawah rata-rata
terdapatnya edema pada kedua kaki atau adanya severe
wasting (BB/TB < 70% atau < -3SD), atau ada gejala klinis gizi
buruk (kwashiorkor, marasmus atau marasmik- kwashiorkor)
Faktor Risiko
Asupan makanan; Status Sosial ekonomi; Pendidikan Ibu; Penyakit
Penyerta; Pengetahuan Ibu; BBLR; Kelengkapan Imunisasi; ASI
Gizi BurukKlasifikasi
Marasmus
Kwarsiokor
Marasmus-Kwarsiokor
Manifestasi Klinis
Pertumbuhan berkurang/berhenti
Hilangnya lemak sub kutan terutama pada wajah
Vena superficialis tampak lebih jelas
Otot-otot lemah & atropi
Tulang rusuk tampak jelas
Abdomen kembung/membuncit, cekung/datar dengan gambaran usus yg jelas
Diare/Konstipasi
Rambut tipis, kering, mudah rontok
Baggy pant
Gizi BurukAnamnesis :
Diet, Riw ASI, Asupan makanan beberapa hari terakhir, hilangnya nafsu makan, kontak dg pasien campak/TB, Batuk kronik, BBL, Riw. TumKem, Riw Imunisasi.
Pemeriksaan Fisik :
Tampak kurus, Tanda dehidrasi, Tanda syok, Vital Sign, Hepatomegali, Ikterus, Tanda def vit A, Fokus Infeksi, Tampilan tinja
Gizi BurukPengukuran Klinis : BB, TB/PB, Lingkar
lengan atas → BB/U, TB/U, BB/TB
Gizi BurukPenatalaksanaan
Gizi BurukKomplikasi
Gangg Asupan Vit & Mineral → Organ sistem
Anemia Gizi
Gangg sistem hormonal
Infeksi Berat
Kematian
Prognosis
Malnutrisi berat → Kematian
Infeksi → Kematian
MENINGITIS TUBERKULOSA
Anatomi & Fisiologi
1. Duramater : Periosteum & Meningeal
2. Arachnoid
3. Piamater
Definisi
adalah peradangan meningen yg disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Epidemiologi
TB : 7th penyebab kematian di seluruh dunia
Meningitis TB : 5th dari TB ekstrapulmonal
Mortalitas 30%
Terjadi terutama pada anak usia 0-5 tahun. Jarang pd usia <6 bulan & tdk pernah <3 bulan
Meningitis TB
Klasifikasi
Infeksi : virus, bakteri, fungi, parasit, ricketsia
Non Infeksi : Post infeksi/ post vaksin, Obat-obatan, Peny. Sistemik, Neoplasma, Lain-lain
Patogenesis
2 tahap
Masuknya Mycobacterium tuberculosis --> makrofag alveolar --> fokus primer --> menyebar ke nodus limfe --> kompleks primer --> bakterimia --> meningen/parenkim --> fokus Rich --> ruptur --> ke ruang subarachnoid --> meningitis
Manifestasi Klinis
Batuk
BB sulit naik
Gejala-gejala non spesifik
Sakit kepala
Demam
Kaku kuduk
Meningitis TB
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis : Riwayat kontak, Riw. Tes tuberkulin, Riw. Vaksin BCG
Pem fisik umum & neurologis
Pem rangsangan meningeal
Pem Penunjang : Darah, Pungsi lumbal, Pem Radiologis
Kondisi Predominant tipe sel PProtein* Glucose*
Normal LCS Jumlah limfosit (0–5 cells/μL) < 40 mg/dL > 50 %glukosa darah
Meningitis bakteri
Leukosit (PMN) mengalami peningkatan
Elevated < 50% dari glukosa darah (dapat mengalami penurunan)
Menigitis virus
Limfosit (biasanya terdiri ; PMN and limfosit pada 24-48 jam pertama
Meningkat Biasanya normal
Meningitis tuberkulosa
PMN dan limfosit Meningkat < 50% dari glukosa darah
Meningitis fungi
Limfosit Meningkat < 50% dari glukosa darah
5/18/15
Meningitis TB
Diagnosis Banding
Meningitis kimia
Neoplastik
SLE
Meningitis aseptik
Stat. epileptikus
Penatalaksanaan
3 komponen : obat anti TB, modulasi respon imun, penatalaksanaan TIK
Prednison2 mg/kg/ hari selama 6 minggu (2 minggu terakhir tappering off)
Ensefalitis viral
Empyema subdural
Hematoma subdural
Meningitis TB
Komplikasi
Ensefalitis
Prognosis
(1) Umur.
(2) Jenis mikroorganisme
(3) Jumlah mikroorganisme
(4) Lama penyakit sebelum diberi pengobatan
Analisa KasusTEORI KASUS
ANAMNESIS
MENINGITIS TB
Riwayat kontak
Sakit Kepala
Demam
Pasien mengalami lesu
Pasien dapat mengalami penurunan kesadaran
MENINGITIS TB
Demam
Sakit kepala
Tidak ada riwayat kontak
Mengalami penurunan kesadaran
Analisa KasusTEORI KASUS
ANAMNESIS
GIZI BURUK
Beberapa faktor risiko dapat
mendukung terjadinya gizi buruk,
antara lain asupan makanan, faktor
sosial ekonomi, pendidikan ibu,
penyakit penyerta, pengetahuan ibu,
BBLR, Imunisasi, dan ASI
Penyakit penyerta dapat mempeburuk
keadaan gizi melalui gangguan
masukan makanan dan meningkatnya
kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh.
Terdapat hubungan timbal balik
antara kejadian penyakit dan gizi
kurang maupun gizi buruk.Anak yang
menderita gizi kurang dan gizi buruk
akan mengalami penurunan daya
tahan, sehingga rentan terhadap
penyakit. Lalu, anak yang menderita
sakit akan cenderung menderita gizi
buruk.
GIZI BURUK
Kemungkinan anak tidak
mendapatkan makanan secara
adekuat, atau anak tidak cukup
atau salah mendapat makanan
bergizi seimbang, dan pola
makan yang salah. Hal ini
dicurigai dari status sosial serta
pendidikan orang tua.
Pasien memiliki penyakit
penyerta yakni dicurigai terjadi
infeksi tuberkulosis
PEMERIKSAAN FISIKMENINGITIS TB
1. Keadaan umum tergantung
keparahan penyakit
2. demam
3.PemeriksaanRangsangan
Meningeal (+)
Pemeriksaan Kaku Kuduk .
Pemeriksaan Tanda Kernig
Pemeriksaan Tanda
Brudzinski I
Pemeriksaan Tanda
Brudzinski II
MENINGITIS TB
Pemeriksaan kaku kuduk (+) Suhu, 37,9 oC GCS E4V3M6
PEMERIKSAAN FISIKGIZI BURUKPertumbuhan brkurang atau
terhentiHilangnya lemak subkutan terutama
wajah akibatnya ialah wajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face)
Vena superficialis tampak lebih jelas, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang, dan kulit kehilangan turgornya sehingga menjadi kerut dan longgar atau keriput
Tulang rusuk tampak lebih jelasDiare atau konstipasiKadang tampak rambut kering,
tipis, dan mudah rontok
GIZI BURUKStatus gizi burukHilangnya lemak subkutan di
wajah
PEMERIKSAAN PENUNJANGMENINGITIS TB
Pemeriksaan Pungsi Lumbal Lumbal pungsi biasanya dilakukan
untuk menganalisa jumlah sel dan
protein cairan cerebrospinal Pemeriksaan darah Dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin, jumlah leukosit, Laju
Endap Darah (LED), kadar
glukosa, kadar ureum, elektrolit
dan kultur. Pemeriksaan Radiologis Pada meningitis serosa dilakukan
foto dada, foto kepala, bila mungkin
dilakukan CT Scan.
MENINGITIS TB
Foto Thorax
Terdapat infiltrat di kedua lapangan paru
Darah lengkap
DDR (-)
UL dalam batas normal
Kultur darah (-)
Tubeks test skala 6 (+)
Test Widal (-)
Pemeriksaan cairan otak
(keruh, bening, hitung sel 4 mm3, Mn 80 %,
PMN 20 %
Pemeriksaan BTA pada cairan
lambung & LCS (-)
Head CT scan : gambaran slight
hypodens di periventrikuar lateran
sinistra curiga TIA, infark serebri
Skor TB = 4
DIAGNOSISMENINGITIS TB
Dari anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
MENINGITIS TB
Dari anamnesis ditemukan
adanya demam lebih dari 2
minggu dari hasil foto terdapat
infiltrat dari hasil CT scan terdapat
gambaran hidrosefalus penurunan kesadaran
DIAGNOSISGIZI BURUK
Diagnosa dibuat berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pengukuran klinis.
Diagnosis marasmus :
BB/TB < -3 SD atau <70% dari median
tanda klinis berupa anak tampak sangat
kurus dan tidak mempunyai jaringan lemak
bawah kulit terutama pada kedua bahu,
lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat
jelas, tanpa adanya edema.
GIZI BURUK
Status gizi : BB/TB < -3 SD atau
<70% Pasien tampak lemah, kurus,
tidak ada edema
PENATALAKSANAANMENINGITIS TB
Pemberian cairan dan nutrisi yang
adekuat.
Oksigenasi bila perlu
Antibiotik sesuai penyebab
Pemberian OAT
Terapi kortikosteroid
GIZI BURUK
Penanganan umum gizi buruk meliputi 10
langkah dan terbagi dalam 3 fase
tatalaksana gizi buruk (fase stabilisasi,
fase transisi, dan fase rehabilitasi)
O2 nasal kanul 2 lpm D5 ½ NS 1500 cc/24 jam injAmpicillin 4 x 1 gr inj kloramfenikol 4 x 250 mg inj deksametason 3 x 3mg inj ranitidin 2 x 20 mg inj fenitoin 2 x 40 mg inj piracetam 3 x 1/3 amp diazepam 6 mgbolus pelan jika
kejang Terapi gizi berupa diet sonde 3 x
100 cc lalu menjadi 6 x 200 cc
Terimakasih