geologi sistem kristal
DESCRIPTION
Geologi SistemTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kristalografi dan mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang
kristal dan mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin ilmu
kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika. Secara
mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri Kristal serta fisis
kristal.
Secara tersendiri kristalografi diartikan satu cabang ilmu yang mempelajari tentang
sifat-sifat di dalam geometri kristal terutama berkaitan dengan permasalahan
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan luar suatu struktur dalam sifat fisis
lainnya. Sedangkan mineralogi merupakan ilmu yang secara dalam mempelajari
tentang sifat-sifat mineral pembentuk batuan yang terdapat di bumi dan manfaat bagi
manusia serta dampaknya terhadap sifat tanah.
Mempelajari kristalografi berarti akan membahas tentang bagaimana serta dimana
kristal diartikan bidang homogen yang memiliki bidang polyhedral tertentu.Bidang
muka yang licin dalam suatu kristal di dalam kristalografi dan mineralogi biasanya
bersifat anisotrop dan tembus air.
Sedangkan di dalam mempelajari mineralogi berarti akan membahas mineral dimana
merupakan benda padat homogen yang ada di alam dengan komposisi kimia
tertentu,mempunyai atom yang teratur dan biasanya terbentuk secara alami.
Proses terbentuknya kristal dan mineral alam merupakan akibat dari proses geologi,
yaitu :
a) Endogenik, merupakan proses kristal yang dibentuk pengkristalan
magma.Satrio RamadhanH1C109070
b) Eksogenik, merupakan proses pengkristalan yang dipengaruhi oleh gaya-gaya
dari luar.
1
c) Tektonik lempeng, dimana proses ini adalah dasar dari penyatuan
jalur magnetik dengan sumbu zona pelapukan.Berdasarkan perbandingan panjang
yang berada pada sumbu-sumbukristalografi, letak maupun maupun posisi sumbu,
jumlah dan nilai sumbuvertikal atau nilai di sumbu c, maka kristal digolongkan
menjadi 7 sistemkristal, yaitu :
a) Sistem Isometric
b) Sistem Tetragonal
c) Sistem Hexagonal
d)Sistem Trigonal
e)Sistem Orthorombic
f)Sistem Triclinic
g)Sistem Monoclin
1.2 Pengertian Kristal
Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu crustallos yang berarti es atau sesuatu yang
menyerupai es.Kristal merupakan bangun yang homogen terdiri atas atom-atom yang
tersusun teratur dan berulang (dalam pola tiga dimensi).
Zat padat terbentuk dari Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara
lainnya tertentu sehingga akan membentuk bangun geometri tertentu pula. Bentuk-
bentuk geometri inilah yang merupakan dasar bentuk Kristal suatu zat.Bentuk
geometri terkecil dari krsital disebut sel satuan.
1.3 Maksud
Dalam studi Geologi, setelah mempelajari ilmu-ilmu tentang kristal, tahap
selanjutnya adalah mempalajari ilmu tentang mineral atau Mineralogi. Kristalografi
sendiri terkait dalam satu rangkaian dengan berbagai macam contoh dalam
pembelajarannya. Terkait dengan kristal adalah komponen dasar dalam Geologi
karena kristal adalah adalah suatu padatan yang atom, molekul,atau
2
ionpenyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara
tiga dimensi. Dan dengan menjalani studi Kristalogrfi, dimaksudkan agar kita dapat
mengenal, mengetahui dan juga menguasai Kristalografi yang menjadi salah satu
dasar terpenting dalam Geologi.
Dengan bekal ilmu tentang kristal yang akan diperoleh, Kristalografi adalah salah
satu aplikasi dari ilmu tersebut. Dan pada akhirnya, dengan menguasai kristalografi
dan Mineralogi nantinya, akan dapat lebih mudah dalam mempelajari ilmu Geologi
pada tahap selanjutnya.
1.4 Tujuan
Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Kristalografi, kita di tuntut
untuk dapat
1. Mengaplikasikan ilmu tentang kristal.
2. Mengetahui defenisi dari Kristalografi itu sendiri.
3. Mengetahui sifat-sifat fisik dari kristal.
4. Mampu melakukan penyelidikan secara fisik dari kristal.
5. Mengetahui sistem kristal hexagonal dan monoklin.
3
1.5 Aplikasi di Bidang Geologi
Pada bidang Geologi, mempelajari kristalografi sangatlah penting.Karena untuk
mempelajari ilmu Geologi, kita tentunya juga harus mengetahui komposisi dasar dari
Bumi ini, yaitu batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan mineral-mineral
yang tebentuk oleh proses alam. Dan pada bagian sebelumnya telah dijelaskan
tentang pengertian mineral yang dibentuk kristal-kristal.
Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai macam
bahan-bahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita hingga jauh
didasar Bumi.
Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat berbagai macam
mineral yang paling dicari oleh manusia.Dengan alasan untuk digunakan sebagai
perhiasan karena nilai estetikanya maupun nilai guna dari mineral itu sendiri.Jadi,
pada dasarnya, kristalografi digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi
itu sendiri. Dengan alasan utama kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan
dipelajari.
4
BAB II
GEOMETRI PEMBENTUK KRISTALOGRAFI
2.1 Proses Pembentukan Kristal
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul,atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.Secara umum, zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan
kristal terbentuk secarasimultan, sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan
polikristal.Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung
padakimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien.
Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagaikristalisasi.
Kristal juga dapat didefinisikan sebagai bahan padat homogen, biasanya
anisotropydan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan
bidang- bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya
tertentudan teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa
bidang- bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
Bidang-bidang datar ini disebutsebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-
bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal.
Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya
dengan sumbu-sumbu kristal. Dalamsebuah kristal, sumbu kristal berupa garis
bayangan yang lurus yang menembus Kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal
tersebut mempunyai satuan panjang yang disebutsebagai parameter.
Bahan padat homogen,biasanya anisotrop dan tembus air,mengandung pengertian:
Tidak termasuk di dalam cair dan gas
5
Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses
fisikaMenuruti hukum-hukum pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti hokum
geometri
Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap
Macam bentuk dari bidang kristal tetap
Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.
Sifat fisis kristal sangat tergantung pada struktur susunan atom-atomnya.
Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi
oleh bidang- bidang kristal, sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non
kristalin.
2.2 Bentuk Kristal
Terdapat banyak sekali kemungkinan bentuk kristal di Alam, tetapi kristal-kristal ini
dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal.
Ketujuh kelompok sitem kristal itu yaitu :
1. sistem kubik
2. sistem hexagonal
3. sistem trigonal
4. sistem tetragonal
5. sistem orthorombik
6. sistem monoklin
7. sistem triklin
2.3 Sumbu dan Sudut Kristalografi
2.3.1. Sumbu Kristalografi
Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.Dimana
kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tebal atau tinggi.Tetapi
dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan proyeksiorthogonal.
2.3.2. Sudut Kristalografi
6
Sudut kristalografi adalah sudut yang di bentuk oleh perpotongan sumbu-
sumbukristalografi pada titik potong (pusat kristal).Tujuh prinsip letak bidang kristal
terhadap susunan salib sumbu kristal:
α : sudut yang dibentuk antara sumbu b dan sumbu c
β : sudut yang dibentuk a
2.4 Bidang Kristal dan Bidang Simetri
2.4.1.Bidang Kristal
Suatu kristal mengandung beberapa bidang atom, bidang-bidang ini mempengaruhi
sifat dan perilaku material, sehingga bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai
bidang dalam kristal.
Bidang kisi kristal yang paling mudah dikenali adalah bidang pembatas sel satuan,
tetapi terdapat pula banyak bidang lain. Bidang yang lebih penting bagi pembahasan
ini adalah bidang yang digambarkan pada gambar 2-4.1, 2-4.2, 2-4.3.dan 2-4.4
Masing-masing diberi tanda (010), (110), dan (Ī11), dimana bilangan dalam tanda
kurung (hkl) disebutIndeks miller
2.4.2 Bidang Simetri
7
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi
dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang
lain.Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Bidang simetri aksial dikatakan Bidang simetri aksial bila bidang tersebutmembagi
kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksialini dibedakan
menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal , yang melalui sumbua-b-αβγvertikal
(biasanya dinotasikan dengan v), dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak
lurus terhadap sumbu c (dinotasikan dengan h).
Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu
sumbukristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri
diagonal.
BAB III
8
SISTEM KRISTAL
3.1 Sistem Kristal Hexagonal
A. Pengertian Sistem Kristal Hexagonal
Sistem heksagonal adalah uniaksial, yang berarti itu didasarkan pada satu sumbu
utama, dalam hal ini sumbu rotasi enam kali lipat, yang unik untuk sumbu lainnya.
Sistem heksagonal adalah analog dengan sistem tetragonal. Sistem heksagonal
mengandung kelas yang mencerminkan kelas sistem tetragonal dengan perbedaan
yang jelas menjadi sumbu lipatan enam bukannya sumbu lipat empat.
Namun, sistem heksagonal dan sistem trigonal serupa seperti salah satu dari lima
sistem lain dalam hal sumbu kristalografi. Sementara sistem lain menggunakan tiga
sumbu kristalografi, sistem heksagonal dan trigonal menggunakan total empat sumbu.
Sumbu enam besar atau prinsip lipat untuk sistem heksagonal, tentu saja, salah satu
sumbu. Tiga lainnya terletak pada sumbu yang tegak lurus dengan sumbu prinsip dan
diberi label a1, a2 dan a3. Ini sumbu simetris menyebar ke 120 derajat antara ujung
positif dari setiap sumbu, membuat bintang diperiksa dengan sinar enam bila dilihat
ke sumbu prinsip. Dalam sistem heksagonal tidak ada perbedaan antara kutub positif
dan negatif dari setiap sumbu yang membuat sudut hanya 60 derajat antara sumbu.
Namun, jika terdapat perbedaan antara kutub sumbu, maka ini akan membuat sistem
trigonal, dengan sumbu prinsip tiga kali lipat, sebagai lawan heksagonal.Salah satu
9
item yang perlu diperhatikan, sekarang praktek umum di kalangan kristalografi untuk
mengabaikan salah satu dari tiga sumbu tegak lurus. Diskusi fakta ini mungkin lebih
membingungkan daripada membantu, tapi here goes. Karena ada tiga sumbu yang
sama, sistem benar-benar dapat didefinisikan secara matematis dengan hanya dua
sumbu tegak lurus pada 120 dan 60 derajat sudut. Tegak lurus pola yang dihasilkan
dengan sumbu c adalah mosaik ubin belah ketupat yang terlihat ortorombik, tidak
heksagonal. Namun, jika sumbu ketiga menempatkan menghubungkan setiap
persimpangan dari dua sumbu pertama dan membelah menjadi dua belah ketupat
segitiga sama sisi, maka pola jelas menjadi heksagonal.
Di bawah ini adalah struktur dan model dari system Kristal hexagonal.
Axial Configuration Paper Model
B. Kelas-kelas Dalam Sistem Kristal Hexagonal
Hexagonal merupakan satu dari tujuh sistem kristal dan mempunyai tujuh buah kelas.
Semua kelasnya mempunyai simetri yang sama dengan bentuk dasar dari hexagonal.
Sistem kristal ini mencakup semua kristal yang mempunyai empat buah sumbu. Tiga
di antaranya sama panjang dan terletak di bidang horizontal serta perpotongan antara
masing – masing sumbu membentuk sudut 60. Mereka dinamai sumbu lateral dan
diberi tanda huruf a dan dapat saling ditukar – tukar. Sumbu keempat tegak lurus
10
terhadap bidang yang terbentuk dari sumbu lateral dan disebut dengan sumbu c,
panjang nya bisa lebih panjang atau lebih pendek dari sumbu lateral.
Kelompok dalam sistem kristal hexagonal tercantum di bawah ini, dengan nomor
internasional dan notasi, kelompok ruang mereka dalam kristal nama dan contoh.
Sistem kristal hexagonal ini dibagi menjadi 7 kelas yaitu sebagai berikut :
Hexagonal Dihexagonal Dipyramidal
Hexagonal Trapezohedral
Hexagonal Dihexagonal Pyramidal
Hexagonal Ditrigonal Dipyramidal
Hexagonal Dipyramidal
Hexagonal Trigonal Dipyramidal
Hexagonal Pyramidal
dan di bawah ini adalah penjelasan lengkap mengenai pengertian masing-masing,
ciri-ciri dan contoh mineral yang ada dari ketiga system kristal hexagonal.
1. Hexagonal Dihexagonal Dipyramidal
Kelas simetri tertinggi dari sistem heksagonal adalah Kelas Hexagonal Dihexagonal
Dipyramidal. Selain sumbu enam kali lipat, ada 6 sumbu dari dua kali lipat rotasi
tegak lurus dengan sumbu prinsip, 7 pesawat cermin dan pusat. Ketiga sumbu
kristalografi planar mewakili tiga dari dua sumbu lipat dan tiga lainnya dua sumbu
lipat diposisikan antara sumbu kristalografi. Dengan demikian hanya ada 30 derajat
memisahkan setiap sumbu lipat dua. Ada pesawat cermin 6 yang semuanya sejajar
dengan sumbu prinsip dan satu dua sumbu lipatan dan tegak lurus satu dua sumbu
lipatan.
11
Pesawat cermin lain terletak pada bidang diduduki oleh dua sumbu lipat. Selain itu
ada pusat simetri. Hal ini boleh jadi bisa disebut kelas yang paling kompleks dari
semua kelas yang berbeda simetri 32. Beberapa mineral crystalize di kelas ini dan
membentuk beberapa kristal yang luar biasa simetris.
Axial
ConfigurationPaper Model
Ciri-ciri Hexagonal Dihexagonal Dipyramidal
Kelas : 20
Simetri : 6 / m 2 / m 2 / m
Elemen simetri : Ada1enamsumbu lipatan, 6kali lipatdua sumbu,
pesawatcermin7 masing-masingtegak lurus terhadapsalah satu sumburotasi danpusat.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Thedihexagonal dipyramidal,
heksagonaldipyramid, prismadihexagonal, prismaheksagonaldanpinacoidbasal.
12
Mineral umum : Beryl, molibdenit, pirhotit, nickeline, cancrinite,
covellite, grafitcacoxenite, coquimbite, cordylite-(Ce), ettringite, fluocerite-(Ce),
gmelinite, hauckite, osumilite, poudretteite, sjogrenite, sudburyite,sugilite, troilite,
vaterite, sengdan bahkanes, di antara banyak lainnya.
Contoh Mineral dari Hexagonal Dihexagonal Dipyramidal (Beryl)
2. Hexagonal Trapezohedral
Kelas Hexagonal Trapezohedral memiliki semua sumbu rotasi Kelas Dihexagonal
Dipyramidal tetapi tidak memiliki pesawat cermin dan pusat. Bentuk yang khas
terlihat seperti dipyramidal, tapi, tanpa cermin, wajah tidak merata berbaris di mana
mereka bertemu di tengah kristal.
Axial
ConfigurationPaper Model
13
Ciri-ciri Hexagonal Trapezohedral
Kelas : 19
Simetri : 6 2 2
Elemen simetri : Ada1enamsumbu lipatandan 6kali lipatdua
sumbu.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Thetrapezohedronheksagonal,
dipyramidheksagonal, prismadihexagonal, prismaheksagonaldanpinacoidtersebut.
Mineral umum : Rhabdophane, quetzalcoatlite, quintinite-2H
danbetakuarsaatau kuarsatinggi dansekitar selusinminerallangkalainnya.
Catatan : Kristaldapat dibiarkanatautangan kanan.
14
Contoh Mineral dari Hexagonal Trapezohedral (Rhabdophane)
3. Hexagonal Dihexagonal Pyramidal
Kelas Hexagonal Dihexagonal Pyramidal tidak memiliki cermin tegak lurus dan dua
sumbu lipat. Ini adalah salah satu dari beberapa kelas yang menghasilkan kristal
hemimorphic, salah satu yang memiliki atas berbentuk berbeda dan bawah. Hal ini
terjadi karena ada unsur simetri tidak mengulangi wajah dari atas ke bawah. Sebuah
kristal dari kelas ini, seperti dari zincite, dapat memiliki piramida simetris pada
bagian atas dan pinacoid basal di bagian bawah.
Axial Configuration Paper Model
15
Ciri-ciri Hexagonal Dihexagonal Pyramidal
Kelas : 18
Simetri : 6 m m
Elemen simetri : Ada1enamsumbu lipatandan6pesawatcermin.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Dihexagonal Piramida, piramidaheksagonal,
prismadihexagonal, prismaheksagonaldanpediontersebut.
Mineral umum : Zincite, Moissanite, taaffeite,
greenockitedanwurtziteserta hanyahandfullminerallangkalainnya.
Catatan : Kristalkelompok ini adalahhemimorphic, yaitu.
yang berbedaatas dan bawah.
16
Contoh Mineral dari Hexagonal Dihexagonal
Pyramidal (Wurtzite)
4. Hexagonal Ditrigonal Dipyramidal
Kelas HexagonalDitrigonal Dipyramidal memiliki enam sumbu 1 rotoinversion kali
lipat (yang muncul sebagai tiga sumbu kali lipat). Sumbu rotoinversion mengambil
wajah, berputar itu 60 derajat (seperenam dari rotasi) dan kemudian membalikkan itu
(sampai bawah & kanan ke kiri) melalui kristal ke sisi lain. Kemudian berputar lagi
60 derajat dan membalikkan lagi melalui kristal. Empat kali melalui operasi
rotoinversion (enam di semua) dan itu kembali persis di mana itu dimulai. Hasilnya
adalah kristal mencari trigonal, meskipun diproduksi oleh operasi rotasi enam kali
lipat, sehingga dua kelas termasuk dalam sistem heksagonal.
Axial Configuration Paper Model
Ciri-ciri Hexagonal Ditrigonal Dipyramidal
Kelas : 17
Simetri : Bar 6 m 2
Elemen simetri : Ada1rotoinversionenamsumbu lipatan(muncul
sebagaitigasumbukali lipat), 3kali lipatdua sumbudan pesawatcermin4 masing-
masingtegak lurus terhadapsalah satu sumburotasi.
17
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Piramidadihexagonal, piramidaheksagonal,
prismadihexagonal, prismaheksagonaldanpediontersebut.
Mineral umum : Benitoite, belkovite, connellite, barringerite,
bastnasit, hydroxylbastnasite, offretitedan sekitarsepuluhbahkan jarangmineral.
Catatan : Crystalsdari kelasinitampaknyatrigonal.
Contoh Mineral dari Hexagonal Ditrigonal Dipyramidal (Benitoite)
5. Hexagonal Dipyramidal
Kelas Hexagonal Dipyramidal Ini hanya berisi sumbu lipatan enam rotasi yang
diperlukan untuk sistem ini, sebuah pesawat cermin tegak lurus dan pusat. Kristal dari
kelas ini biasanya diwakili oleh anggota kelompok apatit. Mineral ini menunjukkan
klasik enam simetri lipat dan hanya sesekali menunjukkan wajah offset dipyramid 12
heksagonal sisi.
18
Axial Configuration Paper Model
Ciri-ciri Hexagonal Dipyramidal
Kelas : 16
Simetri : 6 / m
Elemen simetri : Ada1enamsumbu lipatan, 1cerminpesawattegak
lurus terhadapsumburotasiutama danpusat.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Thedipyramidheksagonal,
prismaheksagonaldanpinacoidbasal.
Mineral umum : Agardite, hanksite, hedyphane, mixite,
thaumasitedansebagian besar anggotakelompokapatityang meliputimineralapatit,
mimetite, vanadinitedanpyromorphitesertaminerallangkabeberapa.
19
Contoh Mineral dari Hexagonal
Dipyramidal (Apatite)
6. Hexagonal Trigonal Dipyramidal
Kelas HexagonalTrigonal Dipyramidal memiliki enam sumbu 1 rotoinversion kali
lipat (yang muncul sebagai tiga sumbu kali lipat). Sumbu rotoinversion mengambil
wajah, berputar itu 60 derajat (seperenam dari rotasi) dan kemudian membalikkan itu
(sampai bawah & kanan ke kiri) melalui kristal ke sisi lain. Kemudian berputar lagi
60 derajat dan membalikkan lagi melalui kristal.
Empat kali melalui operasi rotoinversion (enam di semua) dan itu kembali persis di
mana itu dimulai. Hasilnya adalah kristal mencari trigonal, meskipun diproduksi oleh
operasi rotasi enam kali lipat, sehingga dua kelas termasuk dalam sistem heksagonal.
Axial Configuration Paper Model
Ciri-ciri HexagonalTrigonal Dipyramidal
Kelas : 15
Simetri : Bar6, setara dengan3/m
20
Elemen simetri : Ada1rotoinversionenamsumbu lipatan(muncul
sebagaitiga sumbukali lipat) dan1cermintegak lurusdengan sumburotasi.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Thedipyramidtrigonal,
prismatrigonaldanpinacoidbasal.
Mineral umum : Hanyamineralsangat jarangLaurelite,
liottitedanreederite-(Y).
Catatan : Kristaldari kelas ini tampaknya trigonal.
Contoh Mineral dari HexagonalTrigonal Dipyramidal (Laurelite)
7. Hexagonal Pyramidal
Dalamgeometri, HexagonalPyramidaladalahpiramida dengan
dasarheksagonalpadayangdidirikanenam wajahsegitiga yangbertemu disatu
titik(puncak). HexagonalPyramidal juga disebut sebagaiHeptahedron.
21
HexagonalPyramidal Sepertipiramidaapapun, itu adalahself-
ganda.Sebuahpiramidaheksagonalyang tepatdengan basishexagonbiasa
memilikisimetriC6v.Sebuahpiramidarutinyang tepat adalahsalah satuyang
memilikipoligon beraturansebagai dasardanyang puncaknyaadalah"di atas"
pusatdasar, sehinggapuncak, pusatdasardanbentuktitiklainnyasegitiga siku-siku.
Axial
ConfigurationPaper Model
Ciri-ciri Hexagonal Pyramidal
Kelas : 14
Simetri : 6
Elemen simetri : Hanya ada1enamsumbu lipatan.
Axes kristalografi : Tigasumbu, semua dalamsatu pesawat, disebuta1,
a2dana3samasatu sama lain, tetapi merekabaiklebih pendekatau lebih panjang
darisumbuc.
Angles : Semua sudutantara ujungpositif
darisuatusumbu=120derajat. Sudut antarasemuayangsumbu dansumbuc=90derajat.
Bentuk umum : Piramidaheksagonal,
prismaheksagonaldanpediontersebut.
22
Mineral umum : Nepheline, cancrinite, erionit,
berthieritedangyroliteadalahmineralhanyaagak umumdiketahuikelas ini. Sekitar
20mineralyang sangatlangka lainnyajugaberada di kelas ini.
Catatan : Kristalkelompok ini adalahhemimorphic, yaitu.
yang berbedaatas dan bawah.
Contoh Mineral dari Hexagonal Pyramidal (Nepheline)
3.2 Sistem Kristal Monoklin
23
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c,
tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer
ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚),
sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
a ≠ b≠ c
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c ≠ 90
sudut antara a dan –b = 45
a : b : c = sembarang
24
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini.
Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.
Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
1. Sfenoid
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar
2. Doma
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri
3. Prisma
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
25
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
Dengan mempelajari mata kuliah tentang Kristalografi yang menjadi bagian dari
praktikum Kristalografi dan Mineralogi. Dapat saya ambil kesimpulan bahwa betapa
pentingnya untuk dapat mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu tentang kristal
dalam studi Geologi. Karena kristal sendiri adalah merupakan salah satu dasar yang
paling penting dalam ilmu Geologi itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan oleh kristal
menjadi salah satu dasar untuk mempelajari ilmu tentang mineral yang akan dipelajari
pada tahap selanjutnya.
Jika tidak menguasai dan mengenal tentang kristal, akan sangat sulit untuk
selanjutnya memmahami Mineralogi, dan mineral itu sendiri adalah pembentuk
batuan, sedangkan batuan itu adalah inti dari Geologi. Hal ini juga menyebabkan
Kristalografi dan Mineralogi menjadi syarat untuk dapat melanjutkan studi pada mata
kuliah Petrologi yang akan dipelajari selanjutnya.
4.2. Saran
Selama mempelajari Kristalografi, telah banyak yang dapat saya pelajari. Baik dalam
hal ilmu tentang kristal itu sendiri pada khususnya serta tentang aplikasi dan
manfaatnya dalam bidang Geologi dan juga dikehidupan sehari-hari.
26
Daftar Pustaka
http://belajarGEO.blogspot.com/macam-macam_mineral_dan_kegunaannya.html
(senin 20 oktober 2014 pukul 20:24 )
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-monocklin.html
(selasa 21 oktober 2014 pukul 15:29 )
http://bamseko.wordpress.com/2013/10/11/pengenalan-7-sistem-kristal/.hmtl
(selasa 21 oktober 2014 pukul 15:32 )
27