geografi : iklim schmidt - ferguson
TRANSCRIPT
WELCOME ^_^
KELOMPOK 4DINA ALYANIFACHRI HUSAININESA AN YAHDIYANINUR RAHMI AMALIANURUL ARVINAQUATRA JUMADIL HARLINRAHMI ALDILA PUTRITESHA KURNIA
IKLIM SCHMIDT FERGUSON
GEOGRAFI
Sistem iklim ini sangat terkenal di
Indonesia. Menurut Irianto, dkk
(2000) penyusunan peta iklim
menurut klasifikasi Schmidt-
Ferguson lebih banyak digunakan
untuk iklim hutan.
Pengklasifikasian iklim
menurut Schmidt-Ferguson ini
didasarkan pada nisbah bulan
basah dan bulan kering seperti
kriteria bulan basah dan bulan
kering klasifikasi iklim Mohr.
Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe
iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh
di tipe iklim tersebut adalah sebagai
berikut; tipe iklim A (sangat basah)
jenis vegetasinya adalah hutan hujan
tropis
Tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim
C (agak basah) jenis vegetasinya
adalah hutan dengan jenis tanaman
yang mampu menggugurkan daunnya
dimusim kemarau.
Tipe iklim D (sedang) jenis
vegetasi adalah hutan musim,
tipe iklim E (agak kering) jenis
vegetasinya hutan savana, tipe
iklim F (kering) jenis
vegetasinya hutan savana
Tipe iklim G (sangat kering)
jenis vegetasinya padang
ilalang dan tipe iklim H (ekstrim
kering) jenis vegetasinya
adalah padang ilalang.
Klasifikasi Iklim
Cara perhitungan pembagian iklim menurut
Schmidt-Ferguson berdasarkan perhitungan
jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-
bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-
ratakan.
Untuk menentukan bulan basah dan bulan
kering menggunakan metode Mohr.
Menurut
Mohr, suatu bulan dikatakan:
Menurut
Mohr, suatu bulan
dikatakan:Bulan Curah hujan
Basah > 100 mm
Lembap 60-100 mm
Kering < 60 mm
Jenis Iklim di Pesisir Pulau Jawa menggunakan
klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson (1967-
1976)
Berdasarkan klasifikasi tipe iklim
Schmidt dan Ferguson, iklim di
kawasan taman nasional
termasuk iklim tipe A meliputi
daerah semeru, tipe B dengan
nilai Q sebesar 14,36% dan curah
hujan rata-rata 6604,4 mm/tahun.
Kelembaban udara di sekitar
laut pasir cukup tinggi yaitu
maksimal mencapai 90 - 97%
dan minimal 42 - 45% dengan
tekanan udara 1007 - 1015,7
mm Hg.
Suhu udara rata-rata berkisar
antara 5°C - 22°C. Suhu terendah
terjadi pada saat dini hari di puncak
musim kemarau antara 3°C - 5°C
bahkan di beberapa tempat sering
bersuhu di bawah O°C (minus).
Sedangkan suhu maksimum
berkisar antara 20°C - 22°C.
Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dapat
menggunakan aplikasi GIS yaitu:
suatu sistem Informasi yang dapat memadukan
antara data grafis (spasial) dengan data teks
(atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di
bumi (georeference). Apapun data yang
berhubungan dengan georeference dapat di analisis
dengan GIS. Begitu juga dengan pembuatan peta
Klimatologi dengan klasifikasi Schmidt-Ferguson.
Pemanfaatan GIS didasarkan pada analisis keputusan
yang membutuhkan sistem refrensi geografi dunia
nyata dalam bentuk format digital, dimana hal ini
disebabkan oleh sistem geografi dunia nyata terlalu
kompleks untuk dikembangkan sehingga harus
disederhanakan. Penyederhanaan ini dalam bentuk
pemetaan suatu wilayah dimana data spasial dan
informasi atribut diintegrasikan dengan berbagai tipe
data dalam suatu analisis dan bentuk.
Untuk membuat peta ini kita hanya
menggunakan program ArcView GIS
dalam analisisnya. Data yang
diperlukanpun tidak terlalu banyak,
hanya data pos penakar curah hujan
yang berisi data atribut koordinat X dan
Y serta nilai Q (lihat disini), dan peta
digital wilayah sebagai batasan analisis.
Setelah itu akan muncul hasil dengan
klasifikasi nilai Q beraturan. Rubahlah
klasifikasi pada kotak dialog legend
editor (lihat modul hal. 13) sesuai
dengan urutan klasifikasi nilai Q disini.
Misalnya bila nilai Q berkisar 0.143 –
0.333 berarti masuk pada tipe iklim B
(basah).
Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering.Rumus :
THANKS FOR ATTENTION ^_^