gedung drpm ui kampus ui, depok 16424 t : 021 … 2011/peranan sistem... · peranan sistem...
TRANSCRIPT
Tahun baru selalu memberikan
harapan akan sesuatu yang lebih baik.
Warta DRPM kali ini –yang merupakan
penerbitan perdana tahun keempat–
hadir dengan memberikan beberapa hal
yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Pertama, halaman pada edisi ini
bertambah menjadi 24 halaman,
penambahan 8 halaman dari sebelumnya,
dengan tampilan yang sedikit berubah.
Kami menampilkan lebih banyak
informasi, termasuk dalam bentuk foto,
untuk mengisi tambahan halaman
tersebut. Kedua, walaupun telah dimulai
pada tahun 2010, tahun ini Warta DRPM
akan mulai menyampaikan lebih banyak
analisis daripada berita, sehingga
diharapkan dapat membantu para periset
dan pengabdi masyarakat UI dalam
menentukan strategi untuk dapat
meningkatkan prestasi dan kontribusi.
Ketiga, Warta DRPM akan menampilkan
lebih banyak informasi mengenai call for
proposal dan informasi kegiatan yang
akan dilakukan oleh DRPM UI agar dapat
digunakan oleh sivitas akademis UI untuk
memanfaatkan peluang dan sumber daya
yang ada.
Warta DRPM akan terus menampilkan
hasil riset peneliti UI yang bersifat
strategis dan unggul serta perolehan-
perolehan prestasi periset dan pengabdi
masyarakat UI di tingkat nasional dan
internasional. Pengiriman informasi
terkait publikasi di Warta DRPM dapat
dialamatkan ke alamat e-mail Redaksi.
Selamat membaca!
Citra Wardhani
Warta DRPM UI
Peranan Sistem Manajemen dalam Organisasi Riset
Latar Belakang
UI memiliki visi untuk menjadi
universitas riset yang merupakan pusat
unggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya. Ilmu pengetahuan harus dapat
diciptakan dan dikembangkan dalam taraf
tertentu oleh suatu bangsa. Jika tidak, maka
negara tersebut akan menjadi negara yang
bergantung pada negara lain karena harus
membeli produk dan teknologi, sehingga
negara tersebut tidak akan pernah berperan
dalam perekonomian dunia bahkan dalam
negaranya sendiri (Subarudi, 2001). Fakta
yang menunjukkan tentang minimnya
jumlah publikasi internasional dari para
periset Indonesia dikancah dunia harus
merupakan introspeksi bagi para pemangku
lembaga riset di Indonesia.
Universitas (universe of teachers and
scholars), pada dasarnya adalah tempat
dimana ilmu pengetahuan dilahirkan,
diteruskan, disebarluaskan dan diterapkan.
Untuk hal itu, Universitas Indonesia
dituntut agar dapat melakukan seluruh
kegiatan akademik dan pelayanan publik
berbasiskan pada kegiatan riset. Pada
hakekatnya, sebuah universitas modern
dengan sendirinya merupakan universitas
riset (Marzuki, 2003).
Pengelolaan Riset dan Pengabdian Masyarakat di UI
Budiarso menyampaikan delapan pilar keberhasilan universitas riset, salah satunya
adalah dengan adanya periset militan seperti yang dicetuskan oleh Terry Mart.
vo
l. 0
4 N
o. 0
1 ja
Nu
ari
10
War
ta D
RPM
1
vol. 04 No. 01 jaNuari 11
Gedung DRPM UIKampus UI, Depok 16424T : 021-7270152/78849118F : 021-78849119E : [email protected]
www.research.ui.ac.idDIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
Editorial
Arah Pengembangan Riset UI
Untuk mencapai universitas riset
telah disusun program jangka panjang 16
(enam belas) tahun dan jangka pendek
dalam periode 4 tahunan. Program jangka
pendek pertama (2000-2004) adalah
tahap pemasyarakatan riset, tahap kedua
(2004-2008) pembudayaan riset, tahap
ketiga (2008-2012) peningkatan kualitas
riset, sedang tahap ke empat (2012-2016)
menjadi unggulan.
Untuk menuju universitas riset, ada
delapan hal penting yang dianggap sebagai
acuan dan pilar keberhasilan: visi dan
misi, kebijakan umum, dana, sumber daya
manusia, manajemen riset, infrastruktur,
budaya, dan indikator kinerja.
Visi-misi dan kebijakan umum
digunakan sebagai acuan dalam menyusun
rencana stratejik, yang selanjutnya
diterjemahkan dalam program dan kegiatan,
menentukan arah pengembangan aktivitas
riset, memberikan konteks yang cukup
luas dan arahan bagi aktivitas riset, dan
penentuan riset unggulan melalui proses
bottom-up dari pemetaan kompetensi para
perisetnya. Hal ini menggambarkan posisi
Universitas Indonesia dalam perkembangan
ilmu serta dampaknya bagi lembaga yang
lebih tinggi baik tingkat nasional maupun
internasional.
Salah satu kriteria bahwa sebuah
universitas akan masuk dalam kategori riset
menurut Carnagie Classification Criteria for
Research University Extensive (2000) adalah
apabila pendanaan minimal bagi kegiatan
risetnya mencapai 40 (empat puluh) juta
US$ serta dapat meluluskan minimal 50
doktor setiap tahunnya atau diperkirakan
minimal 40% dari pengeluaran totalnya
(expenditures). Untuk menuju universitas
riset, kemapanan dan kemauan sebuah
universitas sangat diperlukan agar
penentuan pendanaan bagi kegiatan
risetnya dapat menjadi sebuah prioritas.
Selain penyediaan dana untuk kegiatan
riset, pada saat ini UI juga memberikan
insentif dan penghargaan tersendiri bagi
para perisetnya.
Gambar 1. Acuan dan Pilar Keberhasilan Universitas Riset
Sumber daya manusia memerlukan
kelompok periset yang memiliki
kompetensi, handal dan militan dalam
artian periset yang sanggup hidup
sederhana sambil melakukan riset bertaraf
internasional. Periset yang realistis
dan pragmatis serta tetap eksis dalam
komunitasnya. Seorang periset militan
adalah seorang yang berambisi untuk
menguasai satu bidang ilmu yang paling
disukai (Terry Mart, 2005).
Sumber daya manusia juga
memerlukan kepemimpinan ilmiah:
kelompok ilmuwan aktif dan produktif
secara ilmiah, diakui ditingkat internasional
dalam rekam jejak publikasinya, mempunyai
kemampuan manajemen, memiliki jiwa wira
usaha (entrepreneurship) dan dikenal oleh
birokrasi pemerintah (Sangkot, 2003).
Manajemen atau tatakelola riset
mempunyai tugas pokok dalam penjaminan
keberhasilan universitas untuk menjadi
RISET
MISI
UNIVERSITASRISET
KEBIJAKANUMUM
DANA
SUMBERDAYA
MANUSIAMANAJEMEN
INFRASTRUKTUR
BUDAYA
INDIKATORKINERJA
VISI &
vo
l. 0
4 N
o. 0
1 ja
Nu
ari
11
War
ta D
RPM
2
universitas riset. Tatakelola diharapkan
mampu menciptakan budaya organisasi
yang kondusif, berlandaskan nilai-nilai
transparansi, akuntabilitas, dan integritas.
Prinsip efisiensi dan efektivitas diterapkan
dengan kualitas sumber daya manusia
yang sesuai dengan kuantitas minimum.
Tatakelola riset meliputi perencanaan
(termasuk rencana stratejik pencapaiannya),
pengaturan, pelaksanaan, penjaminan
mutu, dan pengawasan riset.
Infrastruktur pada sebuah universitas
riset memerlukan pengelolaan yang
baik dan pendanaan yang cukup besar.
Infrastruktur yang diperlukan antara lain
adalah perangkat ICT, database, software
(Scopus, EndNote, LaTex, Proquest,
Cengage, EBSCO, DOA, SPSS), pelangganan
jurnal ilmiah internasional, buku teks dan
handbook. Adanya panduan yang berisi
peraturan/regulasi pelaksanaan kegiatan
riset, panduan sistem penjaminan mutu,
norma dan etika riset, panduan pendirian
dan evaluasi kelompok keilmuan serta
pusat riset, panduan dan regulasi keuangan.
Staf administrasi dan keuangan riset yang
berkualitas dengan kelengkapan uraian
prosedur standar operasi dan rincian
tugas pokok dan fungsi dan memahami
manajemen riset. Untuk bidang kesehatan,
sains dan teknologi infrastruktur minimal
perangkat alat ukur standar harus dipenuhi,
selanjutnya laboratorium riset yang sesuai
dengan keilmuan atau terpadu.
Nilai yang perlu diciptakan dalam
rangka pembudayaan riset adalah bahwa
riset harus menjadi kebutuhan mendasar
ilmuwan sebagai akademisi, merupakan
komponen tolok ukur kompetensi keilmuan
dalam pengembangan karier akademisi dan
komponen strategis dalam membangun
kemampuan professional dan sikap
terhadap profesionalisme keilmuan seorang
akademisi. Riset yang terus menerus
dilakukan di sepanjang penyelenggaraan
akademik merupakan kegiatan inheren
melekat/tak terpisahkan dalam universitas
riset.
Indikator kinerja merupakan sebuah
evaluasi tingkat pencapaian pelaksanaan
yang terus-menerus perlu dilakukan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai tingkat keberhasilan dan
kegagalan. Indikator kinerja merupakan
ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif
yang dapat menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan
indikator masukan, keluaran hasil manfaat
dan dampak. Beberapa contoh keberhasilan
dan kegagalan yang mudah diukur adalah
efisiensi, efektivitas dan penyerapan dana,
pelaksanaan dan waktu kegiatan yang telah
diprogramkan, jumlah publikasi per tahun,
buku hasil riset atau monograf, desiminasi
hasil riset, dan paten.
Rencana Stratejik (Somantri, 2007)
Strategi yang dipilih UI adalah
penentuan sebuah fokus atau ceruk (niche)
riset yang dilandaskan pada kepakaran
yang dimiliki periset UI. Riset yang
diunggulkan adalah area riset dimana kita
memang unggul yang merupakan proses
bottom up melalui identifikasi kompetensi
riil dari track record seorang peneliti. Riset
yang diunggulkan harus mampu memberi
penyelesaian bagi masalah bangsa
dan dunia serta dapat dicapai dengan
menggalang para periset “militan” dan
ilmuwan yang secara aktif selalu ikut dalam
kegiatan penelitan ilmiah; tanpa henti
dan berkeyakinan akan dapat memberikan
sesuatu hasil.
Riset yang diunggulkan diharapkan
dapat menghasilkan ‘sesuatu yang
dibanggakan’ yang diibaratkan sebagai
berlian, yaitu “karya yang layak penting,
berkualitas tinggi, dan bermanfaat besar
‘Seorang periset militan adalah seorang yang berambisi untuk menguasai satu bidang ilmu yang paling disukai‘ ~Terry Mart, 2005
vo
l. 0
4 N
o. 0
1 ja
Nu
ari
11
War
ta D
RPM
3
bagi peradaban dan kemanusiaan”.
Indikator tertinggi dari karya semacam itu
adalah penghargaan Nobel. Sedangkan
indikator umum yang realistik adalah
karya-karya yang dipublikasikan di jurnal
internasional bergengsi serta mempunyai
impact-factor tinggi.
Melihat kondisi UI saat ini, untuk
menghasilkan ‘berlian’ di bidang riset
masih diperlukan waktu antara 10-15
tahun. Berlian-berlian tersebut baru dapat
dihasilkan apabila UI mampu memberikan
perlengkapan yang cukup serta suasana
kondusif bagi para penelitinya. Lebih
jauh lagi, Untuk melakukan hal tersebut,
diperlukan sumber daya, baik dana maupun
manusia, yang tidak sedikit.
Cara yang cerdas untuk membawa
UI ke titik terdepan pengembangan
ilmu adalah dengan mengedepankan
keistimewaan UI sebagai lembaga
pendidikan tinggi yang komprehensif yang
memiliki hampir semua disiplin ilmu. Oleh
karena itu, pelibatan berbagai periset
dan kelompok secara mono-disiplin,
oligo-disiplin, bahkan antar-disiplin
dalam klaster-klaster riset atau kelompok
peminatan berdasarkan fokus riset yang
relevan dan kelompok riset unggulan
merupakan suatu keistimewaan tersendiri
bagi UI.
Untuk mendukung keberhasilan
pengintegrasian UI sebagai universitas riset
dan peningkatan keunggulan riset, program
jangka pendek yang harus diselenggarakan
adalah penelitian yang bersifat lintas- dan
multi-disiplin dengan mengkaji ketepatan
tema-tema yang diperlukan oleh bangsa
dan dunia. Untuk merealisasikan kegiatan
riset yang bersifat interdisiplin melalui
kolaborasi antar rumpun ilmu, riset
unggulan, peer group (kelompok ilmu),
pusat riset, program studi, dan lainnya,
perlu disiapkan langkah strategis berupa
konsep, kebijakan, dan mekanisme. Tujuan
memantapkan integrasi riset intra dan antar
rumpun ilmu diharapkan dapat mendorong
terlaksananya “research without wall“ di UI.
Pendekatan multidisiplin ini akan dijadikan
fokus utama guna penyelesaian masalah
bangsa dan dunia
Dalam menentukan fokus riset
atau riset yang diunggulkan, paling tidak
terdapat dua hal yang dipertimbangkan.
Pertama, relevansi dan kegunaan riset
yang besar bagi menopang perkembangan
peradaban bangsa di era global. Penentuan
fokus riset dapat dilakukan melalui
pemberian hibah-hibah penelitian UI
yang telah ditentukan tema-temanya.
Kedua, fokus riset tersebut diharapkan
memuat kekuatan dan kesempatan untuk
berkompetisi dengan kompetitor potensial
di tingkat nasional, regional maupun
internasional.
‘Berlian-berlian’ baru di bidang
riset dapat dihasilkan apabila UI
mampu menempatkan diri di titik
terdepan pengembangan ilmu
(frontier/ cutting-edge sciences).
vo
l. 0
4 N
o. 0
1 ja
Nu
ari
11
War
ta D
RPM
4
Cara ini sekaligus membuka ruang
lahirnya kreativitas kajian antar disiplin
ilmu. Pemilihan fokus riset ini dapat
dibagi berdasarkan 3 rumpun ilmu yang
terdapat di UI: kedokteran dan ilmu-ilmu
Kesehatan, ilmu-ilmu sains dan teknologi,
serta ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Fokus riset di rumpun ilmu kesehatan,
sebagai contoh adalah stem-cell, nutrisi,
penyakit menular tropis (tropical infected
diseases), serta herbal medicine. Di rumpun
ilmu sains dan teknologi, fokus riset
diarahkan pada upaya pengembangan
energi baru dan terbarukan, ICT, teknologi
kelautan, bio-medical engineering,
nanotechnology, serta arsitektur dan
infrastruktur tropis. Sedangkan di rumpun
ilmu sosial dan humaniora, beberapa
fokus riset dikembangkan diantaranya
adalah pembangunan berkelanjutan dan
pemberantasan dan penanggulangan
kemiskinan, demokratisasi, governance,
serta indigenous studies.
Penutup
Peranan sistem manajemen dalam
organisasi riset mempunyai tugas pokok
untuk menjamin keberhasilan sasaran
yang dituju pada sebuah lembaga riset.
Kelengkapan organisasi dan perangkatnya
merupakan keperluan dasar disamping
diperlukannya pemangku serta nakhoda
yang memiliki kemampuan manajemen,
ilmiah dan visi tentang riset agar dapat
mengendalikan organisasi dan melakukan
langkah stratejik bagi pencapaian sasaran
tersebut. Pada umumnya lembaga riset
murni adalah lembaga non profit sehingga
tidak mudah memberi motivasi bagi
tenaga pengelola maupun para perisetnya.
Seringkali awal munculnya motivasi hanya
didasarkan pada idealisme yang kadang-
kadang akan berkurang apabila lingkungan
tidak mendukungnya. Oleh karena itu,
disamping harus tersedianya sistem
manajemen dalam organisasi riset yang
baik perlu diciptakan pula atmosfir yang
baik.n
Sumber:
Marzuki, S., 2003, RESEARCH UNIVERSITY: 1.
WHAT IS IT?, Rapat Pleno Dewan Guru Besar
Universitas Indonesia, Depok, 22 Juli 20.
Renstra UI 2008-2012, Membangun Masa 2.
Depan yang lebih baik Melalui Peningkatan
Keunggulan UI, Depok, 2008.
Somantri, G.R., 2007, Roadmap Transformasi UI: 3.
Goes Beyond the Trodden Path.
Subarudi, 2001, “Riset itu mahal: Manajemen 4.
Riset Sangat Diperlukan, Info Sosial Ekonomi,
Vol. 2, No. 2, pp 87-95.
Terry Mart, 2005,Manajemen Riset Kita Salah, 5.
Kompas, 9 Maret 2005.
_
Budiarso, profesor di bidang mekanika fluida,
adalah Wakil Direktur Riset dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Indonesia
vo
l. 0
4 N
o. 0
1 ja
Nu
ari
11
War
ta D
RPM
5