gaya kepemimpinan camat perempuan dalam …digilib.unila.ac.id/57695/3/skripsi tanpa bab...

85
GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM MENGGERAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN FISIK DESA (Studi Pada Kecamatan Metro Pusat Kota Metro) (Skripsi) Oleh DEWI ARIA KUSUMA PUTRI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2019

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM

MENGGERAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK

PEMBANGUNAN FISIK DESA

(Studi Pada Kecamatan Metro Pusat Kota Metro)

(Skripsi)

Oleh

DEWI ARIA KUSUMA PUTRI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

ABSTRACT

LEADERSHIP STYLE OF FEMALE HEAD SUB DISTRICT IN MOBILIZING

COMMUNITY PARTICIPATION FOR THE PHYSICAL VILLAGE

DEVELOPMENT

(STUDY IN METRO CITY METRO DISTRICT)

By

DEWI ARIA KUSUMA PUTRI

Indonesian traditional norms and culture adhere to the opinion that public office is male.

In Metro City Metro District Sub-District Head the position is held by women. The

purpose of this study was to study the leadership style of women in mobilizing

community participation for the physical development of the village. This type of

research uses descriptive qualitative, with data collection techniques including interviews,

documentation and observation. This research focuses on describing the leadership style

of the female sub-district head and the form of community participation in the physical

development of the village. Head of sub-district in Metro Pusat Subdistrict uses

transformational-transactional leadership style in mobilizing community participation for

village physical development, the results of the research show the most prominent in

Camat leadership transformational leadership style when the camat provides assistance

and motivation to subordinates, and subordinates are successfully supported, resolved,

loyal and responsive to the leader. The Camat has started his duties quite well but then

developing awareness from the community is a factor that is too late for the realization of

physical development.

Keywords: Leadership Style, Female Sub District Head, Community Participation,

Village Physical Development.

Page 3: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

ABSTRAK

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM MENGGERAKKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN FISIK DESA

(STUDI PADA KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO)

Oleh

DEWI ARIA KUSUMA PUTRI

Norma dan budaya tradisional Indonesia menganut pendapat bahwa jabatan publik adalah

laki-laki. Di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro jabatan Camat dipegang oleh

perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan camat

perempuan dalam menggerakan partisipasi masyarakat untuk pembangunan fisik desa.

Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data

meliputi wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini memfokuskan dengan

mendeskripsikan gaya kepemimpinan camat perempuan dan bentuk partisipasi

masyarakat dalam pembangunan fisik desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Camat di Kecamatan Metro Pusat menggunakan gaya kepemimpinan transformasional-

transaksional dalam menggerakan partisipasi masyarakat untuk pembangunan fisik desa,

tetapi hasil penelitian menunjukan yang paling menonjol dalam kepemimpinan Camat

adalah gaya kepemimpinan transformasional dimana camat selalu memberikan inspirasi

dan motivasi para bawahannya, serta bawahan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan

tanggap kepada pemimpinnya. Camat telah menjalankan tugasnya dengan cukup baik

namun kurangnya kesadaran dari masyarakat menjadi faktor terlambat untuk

terealisasinya pembangunan fisik.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Camat Perempuan, Partisipasi

Masyarakat, Pembangunan Fisik Desa

Page 4: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

2

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM

MENGGERAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK

PEMBANGUNAN FISIK DESA

(Studi Pada Kecamatan Metro Pusat Kota Metro)

Oleh:

DEWI ARIA KUSUMA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga
Page 6: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga
Page 7: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga
Page 8: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dewi Aria Kusuma Putri,

dilahirkan di Branti Raya pada tanggal 21 Juni 1997,

penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putri

pasangan Bapak Atar Syah dan Ibu Wati. Jenjang

pendidikan penulis adalah TK Al-Huda Branti Raya yang

diselesaikan pada tahun 2003. Penulis melanjutkan ke SD Negeri 2 Branti Raya

yang diselesaikan tahun 2009, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di

SMP Al-Kautsar Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya,

penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMAN 1

Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2015 dengan hasil yang baik.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2015 sebagai mahasiswi

Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Lampung. Penulis telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Januari 2018 di Desa

Sumber Rejeki Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang

Barat, selama 40 hari. Selanjutnya pada bulan Mei 2018 penulis pernah

mengikuti kegiatan survey politik tentang Identifikasi Partisipasi Masyarakat

dalam Penguatan Demokrasi Prosedural dan pada April 2019 penulis menjadi

Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di Kelurahan Branti Raya,

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Page 9: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

MOTTO

Barangsiapa sungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu

adalah untuk dirinya sendiri.

(QS. Al-Ankabut [29]: 6)

Jangan tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi

tuntut dirimu karena menunda adabmu kepada Allah.

(Hadis Riwayat Bukhari)

Better to feel how hard education is at this time rather than feel

the bitterness of stupidity, later.

(Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada

merasakan pahitnya kebodohan kelak)

(Anonim)

Page 10: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

PERSEMBAHAN

Segala Hormat Puji dan Syukur atas rahmad dan ridho Allah SWT, yang

senantiasa telah memberikan nikmat dan berkah-Nya di setiap hembusan

nafas, sehingga akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini :

Ku persembahkan Karya ini

Kepada:

Ayah dan Ibutercinta

Atar Syah dan Wati

Kakak dan Adikku tersayang

Eka Puri Wahyuni S.TP dan Muhammad Jibran Alfaruq

Sahabat-sahabat seperjuangan, serta

ALMAMATER TERCINTA UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 11: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

SANWACANA

Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas

limpahan berkah, rahmat dan hidayahnya dari Allah SWT Tuhan Semesta

Alam Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Gaya Kepemimpinan

Camat Perempuan Dalam Menggerakan Partisipasi Masyarakat Untuk

Pembangunan Fisik Desa (Studi Pada Kecamatan Metro Pusat Kota

Metro)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antaralain,

yaitu:

1. Bapak Dr.Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung .

Page 12: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H selaku Dosen Pembahas dan

Penguji yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Ibu DR. Feni Rosalia M.SI selaku Pembimbing yang telah sabar

membimbing dan memberikan saran demi terciptanya skripsi ini.

Terimakasih atas semangat dan motivasi sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Darmawan Purba, S.IP. M.IP selaku Pembimbing yang telah sabar

membimbing dan memberikan motivasi demi terciptanya skripsi ini.

Terimakasih atas semangat dan support sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terimakasih

atas ilmu dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama di

Jurusan Ilmu Pemerintahan.

7. Terutama dan teristimewa kepada kedua orangtua ku yang telah

memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini

sehingga dapat terciptanya karya tulis ini. Kepada kakak dan adik ku

terimakasih support yang telah diberikan semoga kita dapat senantiasa

menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.

8. Kepada Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang sudah banyak

membantu dalam kelancaran penelitian ini. Terkhusus kepada Ibu Triana

Aprisia S.STP, M.IP, dan Bapak Sukirno, yang sudah meluangkan

waktunya untuk membantu saya dalam penelitian. Terimakasih atas

Page 13: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

saran, motivasi serta bantuan yang telah diberikan selama saya

melakukan penelitian di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

9. Terimakasih kepada Lurah di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, yang

telah bersedia membantu selama penelitian.

10. Terimakasih kepada sahabat seperjuangan Anmeysa, Annisa, Jeck, Ipan,

Richo, Aji, Goblin, Gojim, Ferdi, Dedi. Terimakasih karena selalu ada

saat perkuliahan, semoga cita-cita kita semua tercapai. Amiin

11. Kepada Pepi, Tita, Tika, Sari, Anriz, Zenia, Mba Tiara, Novi, Ayu, Opan.

terimakasih dan sukses selalu guys!

12. Teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan 15 yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Terimakasih sudah menjadi bagian yang penting

dalam masa perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas bantuannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Akan tetapi saya berharap kiranya karya sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 6 Juni 2019

Penulis

Dewi Aria Kusuma Putri

Page 14: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

3

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 15

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 16

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepemimpinan …… ......................................................... 17

1. Pengertian Pemimpin ................................................................ 17

2. Pengertian Kepemimpinan ......................................................... 18

3. Kepemimpinan Perempuan ...................................................... 19

4. Gaya Kepemimpinan ……......................................................... 20

5. Teori Kepemimpinan ………………….................................... 25

B. Konsep Camat dan Kecamatan ...................................................... 30

1. Pengertian Camat ...................................................................... 30

2. Pengertian Kecamatan ............................................................. 32

3. Tugas dan Fungsi Camat …………… ....................................... 32

C. Konsep Pasrtisipasi Masyarakat .................................................... 34

D. Konsep Pembangunan Fisik Desa ………………..………….…. 36

1. Pengertian Pebangunan Desa ………………………….….…… 36

2. Pengertian Pembangunan Fisik …………………………….…. 39

E. Kerangka Berfikir .......................................................................... 41

Page 15: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

4

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian .............................................................................. 43

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 44

C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 47

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 47

E. Informan ....................................................................................... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 49

G. Teknik Pengolahan Data .............................................................. 50

H. Teknik Analisis Data..................................................................... 51

I. Teknik Validasi atau Keabsahan Data .................................... …... 52

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kota Metro .................................................. ................ 54

B. Gambaran Wilayah Geografi dan Demografi ....................... 56

C. Gambaran Kecamatan Metro Pusat ...................................... 57

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................... ....... 64

1. Gaya Kepemimpinan Camat Dalam Menggerakan

Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Fisik

Desa......................................................................... 65

2. Gaya Kepemimpinan Dominan Dari Camat Metro Pusat

Kota Metro ............................................................... 79

3. Analisis Gaya Kepemimpinan Camat Perempuan ........... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................... ....... 82

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... 93

B. Saran ........................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Jumlah Kecamatan di Provinsi Lampung ..................................... 5

2. Jumlah Camat Perempuan ............................................................. 6

3. Kelurahan di Kecamatan Metro Pusat ................................... 7

4. Pembangunan Fisik di Kecamatan Metro Pusat ...................... 10

5. Penelitian Terdahulu ................................................................... 14

6. Ciri-ciri Feminim dan Maskulin .......................................... 23

7. Luas Wilayah Kota Metro .................................................... 55

8. Jumlah Penduduk berdasarkan Persebaran Kelurahan ................. 58

9 . Triangulasi Metode ...................................................................... 89

Page 17: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berfikir ............................................................. ........ 42

2. Peta Administrasi Kota Metro .......................................... ........ 55

3. Struktur Organisasi Kecamatan Metro Pusat tahun 2018 ...... 62

4. Hasil Obsevasi Masyarakat Bergotong Royong ................... 71

5. Observasi saat apel pagi Camat dan Perangkat Desa ............ 80

6. Observasi Gotong Royong Pembangunan Drainase .............. 84

7. Camat turun kelapangan .............................................. 86

8. Camat mengumumkan pegawai yang disiplin ..................... 88

Page 18: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bebby dan Lala (2014) kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang

menggerakkan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan

menjadi salah satu variabel yang sangat menarik dan pusat perhatian dalam

suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan keseluruhan kegiatan dalam

mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan suatu kepemimpinan sangat ditentukan oleh karakteristik

pemimpinnya. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki peranan penting

dalam sebuah organisasi untuk menggerakan organisasi dan bertanggung

jawab atas keberlangsungan aktivitas organisasi serta dapat memastikan tujuan

dari organisasi tercapai dengan efektif dan efisien.

Setiap pemimpin pasti mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda.

Menurut Djanaid (2004:202) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku

yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan juga didefinisikan

sebagai suatu istilah tentang bagaimana seorang pemimpin terlihat dimata

bawahannya. Gaya kepemimpinan sangat diperlukan untuk mengembangkan

lingkungan kerja yang kondusif dan membangun iklim kinerja bagi karyawan

Page 19: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

2

atau bawahan yang dipimpinnya sehingga diharapkan akan menghasilkan

produktivitas yang tinggi.

Kepemimpinan merupakan masalah yang masih menarik untuk dikaji terlebih

kepemimpinan perempuan yang masih memiliki prosentase kecil dalam

budaya yang patriarkhi ini. Keberhasilan manajemen pemerintahan akan

ditentukan oleh efektivitas kepemimpinannya, sehingga kepemimpinan atau

leadership dapat dikatakan inti dari manajemen pemerintahan. Kepemimpinan

seorang camat dituntut untuk mampu menerapkan kepemimpinannya, baik di

kantor maupun di masyarakat. Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian

yang di lakukan oleh Harthanti (2012) yang menunjukkan bahwa manajemen

pemerintahan sangat ditentukan oleh efektivitas kepemimpinannya.

Hadiz (2004:56) menyebutkan bahwa apabila menganut pada norma dan

budaya tradisional yang ada di Indonesia, pemimpin merupakan jabatan untuk

seorang laki-laki. Laki-laki sudah menjadi simbol kepemimpinan sejak jaman

dahulu dan perempuan selalu identik dengan kelembutan atau kelemahan. Oleh

karena itu pandangan tentang gen tersebut sering dijadikan perbedaan antara

laki-laki dan perempuan. Pendapat bahwa perempuan itu tidak berfikir secara

logika, mengandalkan naluri, menjadikan perempuan jarang ditempatkan

diposisi penting mekanisme yang memihak kaum laki-laki telah menyatu

dalam birokrasi.

Kecenderungan masyarakat dalam mitos sosial menempatkan laki-laki di

dunia publik dan perempuan di dunia domestik terjadi dihampir setiap

peradaban manusia. Data dari Badan Kepegawaian Negara tahun 2013 jumlah

Page 20: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

3

PNS laki-laki dari seluruh golongan ada 2.260.608 jiwa (51.82%), berbanding

dengan jumlah PNS perempuan sebesar 2.102.197 jiwa (48.18%), Dari data

tersebut diindikasikan bahwa PNS perempuan sebenarnya berpotensi

menduduki jabatan di Pemerintahan.

Salah satu entitas pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung

maupun tidak langsung kepada masyarakat juga adalah Kecamatan. Sebagai

sub sistem pemerintahan di Indonesia, maka Kecamatan mempunyai

kedudukan cukup strategis dan memainkan peran fungsional dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan administrasi pemerintahan,

pembangunan serta kemasyarakatan. Sebagai suatu organisasi yang hidup dan

melayani kehidupan masyarakat yang penuh dinamika, Kecamatan

menghadapi banyak masalah. Sebagai organisasi administratif, oleh karena itu

masalah yang dihadapi juga lebih banyak bersifat manajerial seperti dengan

masalah yang bersifat politis, pendapat ini adalah hasil penelitian Rachman

(2018).

Akmal Khairi (2010) menyebutkan bahwa camat melaksanakan fungsi

beragam jenis pelayanan pada masyarakat ataupun menjalankan tugas

pelayanan khusus pada satu bidang. Berdasarkan apa yang dikemukakan di

atas, maka camat memiliki peran yang cukup luas dan kompleks. Tugas camat

yang cukup penting sebagaimana diatur dalam PP Nomor 19 tahun 2008

tentang Kecamatan disebutkan bahwa salah satu tugas camat adalah

melaksanakan pelayanan yang menjadi ruang lingkup wilayah kerjanya. Tugas

pelayanan yang dilakukan oleh camat menjadi sangat penting, karena camat

Page 21: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

4

disamping sebagai pelaksana tugas dibidang pemerintahan juga berfungsi

untuk memberikan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat.

Ditingkat Kecamatan, camat memegang peranan sangat penting khususnya

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kinerja dan kemampuan camat sangat

dituntut untuk dapat menciptakan iklim pelayanan yang baik, yang menuju

kepada terciptanya efektifitas kerja dari penyelenggara pemerintahan itu

sendiri, sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, dalam

pemerintahan di Indonesia, bahwa camat mempunyai tugas memimpin

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan

masyarakat dalam wilayah Kecamatan.

Tugas dan fungsi camat sebagai administrator pemerintahan, administrator

pembangunan dan administrator kemasyarakatan jelas memainkan peranan

yang sangat penting dalam mengkoordinasikan berbagai aktivitas

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan baik sebagai instansi

vertikal maupun instansi-instansi otonom atau dinas-dinas daerah yang ada di

wilayah Kecamatan.

Jumlah Kecamatan yang ada di Provinsi Lampung dari data BPS Provinsi

Lampung adalah 228, dari jumlah kecamatan tersebut terdapat salah satu

kecamatan yang dipimpin oleh perempuan yaitu Kecamatan Metro Pusat Kota

Metro. Berikut adalah kecamatan yang ada di Provinsi Lampung:

Page 22: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

5

Tabel 1. Jumlah Kecamatan di Provinsi Lampung

No. Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan

1 Kabupaten Lampung Barat 15

2 Kabupaten Lampung selatan 17

3 Kabupaten Lampung Tengah 28

4 Kabupaten Lampung Timur 24

5 Kabupaten Lampung Utara 23

6 Kabupaten Mesuji 7

7 Kabupaten Pesawaran 11

8 Kabupaten Pesisir Barat 11

9 Kabupaten Pringsewu 9

10 Kabupaten Tanggamus 20

11 Kabupaten Tulang Bawang 15

12 Kabupaten Tulang Bawang Barat 9

13 Kabupaten Way Kanan 14

14 Kota Bandar Lampung 20

15 Kota Metro 5

Total 228

Sumber: BPS Provinsi Lampung (2018)

Berdasarkan PP No.19 Tahun 2008 Pasal 15 tentang kecamatan dan PP No. 41

Tahun 2007, seorang camat memiliki tugas umum pemerintahan yang meliputi

1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban

umum,

3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan,

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayaanan

umum,

5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan,

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan, dan

Page 23: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

6

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau

kelurahan.

Keterampilan yang tinggi merupakan salah satu faktor prasarana utama.

Seorang camat harus mempunyai wawasan ilmu, pengetahuan, dan teknologi

yang cukup, terampil dalam melaksanakan peluang, dan berkemauan serta

berkesanggupan mengaplikasikan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, selain itu

juga mempunyai sikap kerja mandiri sehingga kepuasan atau tidak ada

kepuasan melakukan pekerjaannya tergantung pada pribadi camat itu sendiri.

Provinsi Lampung secara keseluruhan terdapat 228 kecamatan dan jumlah

camat perempuan hanya 9 orang atau 3,9% yang berjenis kelamin perempuan.

Berikut jumlah camat perempuan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 2. Jumlah Camat Perempuan

No. Kabupaten/Kota Kecamatan Nama Camat

1 Kota Metro Metro Pusat Triana Aprisia

2 Kota Metro Metro Timur Rosita

3 Lampung Timur Pasir sakti Titin Wahyuni

4 Lampung Timur Mataram Baru Hastarita

5 Lampung Selatan Palas Rika Wati

6 Lampung Selatan Jati Agung Kartika Ayu

7 Lampung Selatan Merbau Mataram Yusmiati

8 Waykanan Baradatu Desta Budi Rahayu

Nadrihoh

9 Bandar Lampung Bumi Waras Riana Apriana

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2018)

Salah satu hal penting yang turut menentukan peran camat dalam membantu

kegiatan pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan adalah usaha untuk

Page 24: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

7

membina dan menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik,

karena besarnya peran pemerintah yang dilakukan tanpa disertai dengan

partisipasi masyarakat, maka segala program yang dicanangkan oleh camat

kepada masyarakat tidak akan berhasil dengan baik, oleh karena itu peran

camat dalam menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan

sangat diperlukan (Hanibe dan Pati: 2017).

Kecamatan sebagai perangkat daerah harus tertib administrasi. Kepala desa

dan lurah berada di bawah naungan seorang camat. Tertib administrasi

kecamatan ditunjukkan dengan tertibnya administrasi desa atau kelurahan.

Seorang camat harus mengkoordinasi, mengawasi, dan mengevaluasi kinerja

lurah atau kepala desa terkait pelaksanaan program kerja kelurahan atau desa

seperti dalam pembangunan fisik. Keberhasilan suatu kelurahan atau desa

dalam membina, mengkoordinasikan, memberdayakan, maupun merawat

lingkungannya berpengaruh terhadap kinerja kecamatan.

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro memiliki 5 (lima) kelurahan yang harus

di koordinasi dan diawasi oleh camat, berikut jumlah kelurahan yang ada di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro dapat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3. Jumlah Kelurahan di Kecamatan Metro Pusat

NO NAMA KELURAHAN

1 Kelurahan Hadimulyo Barat

2 Kelurahan Hadimulyo Timur

3 Kelurahan Yosomulyo

4 Kelurahan Imopuro

5 Kelurahan Metro

Sumber : Data Profil Kecamatan Metro Pusat 2018

Page 25: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

8

Dalam proses pembangunan sesuai dengan Undang-Undang Desa Nomor 6

Tahun 2014 mengacu pada dua pola pendekatan yaitu “Desa Membangun”

dan “Membangun Desa” yang mana bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan potensi ekonomi lokal,

serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Pembangunan fisik merupakan suatu proses yang berlangsung di desa dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembanguan nasional yang

mencakup segala aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Perencanaan pembangunan yang paling terkecil dalam struktur ketatanegaraan

di Indonesia adalah pembangunan yang berasal dari suatu desa salah satu

contohnya adalah pembangunan fisik. Pembangunan pedesaan merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional. Usaha peningkatan kualitas

sumberdaya pedesaan dan masyarakat secara keseluruhan, yang dilakukan

secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan kemampuan pedesaan.

Pelaksanaannya, pembangunan pedesaan seharusnya mengacu pada

pencapaian tujuan pembangunan. Pembangunan desa memiliki tujuan

mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera,

dan berkeadilan, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Benjamin

dan Kaawoan (2017).

Pembangunan yang ada di desa ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat,

dengan segala bentuk pembangunan yang ada di desa harus berdasarkan

Page 26: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

9

aspirasi atau keinginan masyarakat. Pembangunan tersebut membutuhkan

tunjangan seperti partisipasi dari masyarakat dalam pelaksanaanya, karena

tanpa adanya partisipasi dan dukungan masyarakat maka pembangunan tidak

akan berjalan dengan baik dan lancar.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya merupakan suatu

bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela

dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses

kegiatan yang bersangkutan dalam pembangunan desa. Partisipasi masyarakat

dalam pembangunan adalah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah.

Prosesnya untuk mewujudkan suatu pastisipasi masyarakat, kepala desa juga

seharusnya berperan dalam membangun kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi terhadap program-program yang dilakukan oleh pemerintah

desa serta mampu menyusun kebijakan strategis yang melibatkan masyarakat.

Masyarakat juga memiliki campur tangan dalam suksesnya pelaksanaan

program desa, masyarakat juga mempunyai peranan terhadap tercapainya

tujuan dari pembangunan. Suatu koordinasi yang baik antara pemerintah dan

masyarakat tentunya diharapkan dapat mewujudkan pembangunan desa di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro. Kenyataannya proses pembangunan fisik

yang ada di Kecamatan Metro Pusat belum terlaksana dengan baik, hal ini

dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Page 27: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

10

Tabel 4. Pembangunan Fisik di Kecamatan Metro Pusat

No Pembangunan Terlaksana Belum Terlaksana

(1) (2) (3) (4)

1. Kelurahan Hadimulyo Barat

A. Pokja Bangka

Drainase Jl. Belitung RT. 03

RW. 01

- Belum

Drainase Jl. Bangka RT. 04

RW.01B

- Belum

B. Pokja Bersama

Cor Blok Gg. Tanjung 2 RT.

27 RW. 06

- Belum

Cor Blok Gg. Tanjung 3 RT.

27 RW. 06

- Belum

Cor Blok Jl. Alkhoiriah RT. 23

RW. 05

- Belum

Cor Blok Jl. Kakak Tua RT. 42

RW. 10

- Belum

C. Pokja Kebon Cengkeh

Drainase Jl. Lada RT. 14 RW.

03

- Belum

Cor Blok Jl. Lada Rt. 14 RW.

03

- Belum

2. Kelurahan Hadimulyo Timur

A. Pokja Podo Rukun

Drainase Jl. Domba RT. 39

RW. 15

- Belum

Drainase Jl. Banteng RT. 38

RW. 15

- Belum

Cor Blok RT. 39 RW. 15 - Belum

B. Pokja Maju Lancar

Drainase Jl. Kancil RT. 37

RW. 15

- Belum

Drainase Jl. Beksiar RT. 36

RW. 15

- Belum

C. Pokja RW 12

Drainase Jl. Enggal RT. 30

RW. 12

- Belum

D. Pokja Bougenville

Cor Blok Gg. Kelelawar RW.

13

- Belum

3. Kelurahan Yosomulyo

A. Pokja Krida Muda

Drainase Jl. Mengkudu RT. 42

RW. 14

- Belum

B. Pokja Sukun Jaya

Drainase Jl. Sukun RT. 06 RW.

02

- Belum

Page 28: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

11

C. Pokja Kamboja

Cor Blok Jl. Jambu RT. 04

RW. 04

- Belum

D. Pokja RW. 01

Cor Blok Jl. Hassanudin Gg.

Padi RT. 01 RW. 01

- Belum

E. Pokja Salaks

Drainase Jl. Salak RT. 07 RW.

08

- Belum

F. Pokja Yosomandiri

Drainase Jl. Akasia ka/ki RT.

19 RW. 07

- Belum

4. Kelurahan Imopuro

A. Pokja Mawar

Gorong-gorong Jl. Letkol KH.

A Yasin RT. 27 A RW.05

- Belum

B. Pokja Gg. Yakobus

Jl. Raden Intan Gg. Yokobus

RT. 29 RW. 06

- Belum

Jl. Raden Intan Gg. Yokubus

RT. 29 RW. 06

- Belum

5. Kelurahan Metro

A. Pokja Tempurung Jaya

Drainase Jl. Karet RT. 51 RW.

08

- Belum

B. Pokja Gg. Rempol

Cor Blok Gg. Mesjid RT. 11

RW. 02

- Belum

C. Pokja Sakura

Cor Blok Jl. Kenangan RT. 09

RW. 02

- Belum

D. Pokja Wawai

Cor Blok Jl. Wawai RT. 09

RW. 02

- Belum

E. Pokja Anthorium

Cor Blok Gg. Anthorium RT.

50 RW. 08

- Belum

F. Pokja Wijaya Kusuma

Cor Blok Gg. Wijaya Kusuma

RT. 03 RW. 01

- Belum

G. Pokja Rukun

Cor Blok Gg. Banjir RT. 43

RW. 07

- Belum

H. Pokja AWS Martabak

Cor Blok Gg. Kenangan RT.

48 RW. 08

- Belum

I. Pokja Bungur Bersatu

Cor Blok lingkat tersier RT. 46

RW. 08

- Belum

Page 29: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

12

J. Pokja Maju Lancar

Talud Jl. Rawa Bhakti RT. 33

RW. 06

- Belum

Cor Blok Jl. Rawa Bhakti RT.

33 RW. 06

- Belum

Cor Blok Gg. Komunal RT. 33

RW. 06

- Belum

Sumber: Data Profi Kecamatan Metro Pusat 2018

Tabel di atas menggambarkan bahwa pembangunan yang ada di Kecamatan

Metro Pusat Kota Metro tidak berjalan dengan optimal. Berdasarkan pra-riset

peneliti tanggal 04 Desember 2018, peneliti mewawancarai Bapak Sukirno

selaku Kepala Subbagian Pembangunan di Kecamatan Metro Pusat. Beliau

mengatakan bahwa pembangunan fisik memang belum terlaksana atau belum

terealisasikan hingga saat ini. Program pembangunan fisik tersebut memiliki

jangka waktu atau target selama 3(tiga) bulan untuk mencapainya.

Menurut Deddy T. Tikson (2005), Keberhasilan pembangunan desa dapat di

lihat dari beberapa indikator yang berjalan dalam kehidupan masyarakat desa.

Berikut 3 indikator keberhasilan pembangunan desa:

1. Indikator Sarana Perekonomian

Indikator yang pertama adalah ditunjukan dalam sektor perekonomian

seperti contoh sistem ekonomi liberal, sebagai lingkup lungkungan yang

kecil desa hanya terdiri dari beberapa ratus-ribu KK. Mata pecaharian

masyarakat yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan masyarakat desa

bergerak pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Ketiga mata

pencaharian tersebut merupakan sumber pendapatan dan perekonomian

bagi mereka. Tentunya dengan memanfaatkan potensi tak terbatas tersebut

Page 30: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

13

dengan pembangunan di sektor tersebut akan langsung berdampak pada

perekonomian para pelaku usaha.

2. Indikator Tingkat Pendidikan

Masyarakat desa selalu diidentikkan dengan tingkat pendidikan yang

rendah. Kebanyakan dari mereka hanya lulusan sekolah dasar atau banyak

yang tidak merasakan bangku sekolah sama sekali. Zaman dahulu

pendidikan TK atau pendidikan yang dikhususkan untuk anak usia dini

tidak ada, sehingga kebanyakam anak-anak di desa akan langsung masuk

ke sekolah dasar. Pendidikan dasar bagi anak usia dini sangat penting, hal

tersebut berperan penting dalam pendidikan dan pembentukan karakter

anak.

3. Indikator Tingkat Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu prioritas utama dalam hidup. Kekayaan

yang anda miliki tidak akan bisa anda nikmati jika anda tidak sehat.

Kesehatan selalu berkoherelasi dengan ketersediaan tenaga kesehatan

terutama di pedesaan termasuk juga kedalam bentuk-bentuk yayasan, jika

kita mundur kebelakang sekitar 10-20 tahun yang lalu, untuk menemukan

tenaga kesehatan seperti bidan merupakan hal yang sulit di desa, kalaupun

ada maka jaraknya akan sangat jauh dan membutuhkan perjalanan yang

lam, karena hal itu dahulu ada banyak sekali kasus orang sakit, ibu

melahirkan yang harus memilih dukun daripada bidan atau tenaga medis

lainnya.

Page 31: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

14

Berdasarkan penelitian yang telah dikaji sebelumnya, maka dapat dibuat tabel

tentang kajian terdahulu mengenai gaya kepemimpinan camat dalam

menggerakan masyarakat dan pembangunan fisik untuk melihat relevansi

dengan penelitian ini. Berikut ini merupakan tabel penelitian terdahulu :

Tabel 5. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Jenis Judul Penelitian

1. Akmal Khairi (2010) Jurnal Analisis Pemberdayaan Peran dan

Fungsi Camat

2. Dewi Harthanti (2012) Jurnal Kepemimpinan Perempuan

Dalam Pemerintahan Desa ( Studi

Kasus Pemerintah Desa Terara

Kecamatan Terara Kabupaten

Lombok Timur)

3. Glandy Michael Hanibe

dan Agustinus Pati

(2017)

Jurnal Kepemimpinan Camat Untuk

Menggerakan Masyarakat Dalam

Pembangunan ( Studi di

Kecamatan Tahuna Timur

Kabupaten Sanghie)

4. Gabriel Ribka dan

Johannis Kaawoan

(2017)

Jurnal Implementasi Manajemen

Pemerintah Desa Dalam

Pembangunan di Desa Sea

Kecamatan Pineleg Kabupaten

Minahasa

5. Ismail Rachman (2018) Jurnal Peran Camat Dalam

Meningkatkan Pemberdayaan

Masyarakat ( Suatu Study di

Kecamatan Likupang Timur

Kabupaten Minahasa Utara)

Sumber: Data Primer Diolah Peneliti (2018)

Peneliti pertama mengkaji tentang pemberdayaan peran dan fungsi camat.

Penelitian kedua mengkaji tentang kepemimpinan seorang perempuan dalam

pemerintahan desa. Penelitian ketiga ini yang membedakan adalah dalam

penelitian ini mengkaji tentang kepemimpinan camat yang tidak

mengkhususkan kepada camat perempuan. Penelitian keempat yang

membedakan nya ialah mengkaji implementasi manajemen pemerintah desa

Page 32: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

15

dalam pembangunan di desa. Penelitian terakhir mengkaji mengenai peranan

camat dalam meningkatkan pemberdayaan.

Peneliti saat ini mengkaji tentang gaya kepemimpinan camat perempuan

dalam menggerakan partisipasi masyarakat untuk pembangunan fisik desa,

dengan menggunakan teori kepemimpinan perempuan menurut Amanda dan

Setiawan. Gaya kepemimpinan perempuan yakni kepemimpinan maskulin-

feminin dan kepemimpinan transformasional- transaksional, dan melihat

bagaimana partisipasi masyarakat menggunakan teori Basrowi yaitu

partisipasi fisik maupun non fisik.

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro menjadi pilihan peneliti untuk melakukan

penelitian karena kecamatan tersebut belum ada satupun pembangunan fisik

yang terealisasikan. Informasi tersebut menjadi alasan peneliti dapat melihat

bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan camat untuk mennggerakan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Dengan mengambil judul

“Gaya Kepemimpinan Camat Perempuan Dalam Menggerakan Partisipasi

Masyarakat Untuk Pembangunan Fisik Desa (Studi Pada Kecamatan Metro

Pusat Kota Metro)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas adalah bagaimana gaya kepemimpinan camat perempuan dalam

menggerakan partisipasi masyarakat untuk pembangunan fisik di Kecamatan

Metro Pusat Kota Metro?

Page 33: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

16

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

ialah ingin mengetahui gaya kepemimpinan camat perempuan dalam

menggerakan partisipasi masyarakat untuk pembangunan fisik di Kecamatan

Metro Pusat Kota Metro.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak. Baik secara

teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan teori khususnya teori yang berhubungan dengan ilmu

pemerintahan tentang gaya kepemimpinan camat perempuan untuk

menggerkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik desa.

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan alternatif informasi, bahan referensi, serta sebagai sumber

informasi awal bagi peneliti-peneliti yang tertarik pada gaya

kepemimpinan.

Page 34: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepemimpinan

1. Pengertian Pemimpin

Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan kemampuannya,

sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu

menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat

saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kartini Kartono (1994 . 33)

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan

khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Seorang pemimpin harus mempunyai kreativitas yang tinggi, untuk

memimpin bawahannya. Berikut ini adalah perilaku pemimpin yang

efektif yaitu:

- Memelihara sikap baik.

- Menciptakan disiplin kerja.

- Memberikan perintah yang jelas, tegas, lengkap dan pantas.

- Memberikan teguran untuk perbaikan tugas.

- Menerima saran dari bawahan.

Page 35: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

18

- Memberikan pujian dan penghargaan pada bawahan.

- Memperkuat rasa persatuan.

- Mengenalkan anggota baru jika ada.

2. Pengertian Kepemimpinan

Banyak konsep tentang definisi kepemimpinan dari ahli administrasi dan

manajemen. Konsep kepemimpinan diantaranya yaitu :

Menurut Terry dalam Utomo (2008:12) kepemimpinan adalah

kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya bekerja

dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Abdulrahman Arifin dalam Moenir (1988:232)

kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang untuk

menggerakkan orang-orang mengikuti pemimpin.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka Kepemimpinan adalah suatu

individu yang dapat mempengaruhi kelompok atau masyarakat dalam

memperoleh dukungan dari masyarakat dalam tujuan pembangunan fisik

desa. Kepemimpinan camat dalam mengarahkan, mempengaruhi dan

mengawasi perangkat desa serta masyarakat dalam pembangunan fisik

desa.

Menurut Kartini, Kartono (2011, 55) pemimpin ialah seorang yang

membimbing memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya,

dan penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Pengertian

kepemimpinan merupakan suatu deskripsi tentang kegiatan seseorang

yang dinilai sebagai pemimpin, dan terdapat aspek-aspek sebagai berikut:

Page 36: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

19

a. Posisi sebagai pusat;

b. Peranannya sebagai pemberi arah;

c. Sebagai penggerak atau stimulator dari aktivitas atau kegiatan.

Pengertian kepemimpinan lebih dititik beratkan pada segi fungsi dari

pada segi struktur.

3. Kepemimpinan Perempuan

Kata kunci kepemimpinan terletak pada tugas seseorang untuk

menegakkan kebenaran dan keadilan. Bukan semata-mata kekuasaan yang

kebanyakan berujung pada kemudahan fasilitas dan kemudahan

mengakses kebijakan secara cepat dan mudah, oleh karena itu

kepemimpinan bukan saja tugas kaum laki-laki, akan tetapi juga kaum

perempuan.

Perempuan juga mempunyai tanggung jawab kepemimpinan pada level

mana pun. Setiap orang dapat menjadi pemimpin pada level apa pun, baik

sebagai pemimpin pemerintahan, lembaga, maupun masyarakat. Bahkan,

juga dapat menjadi pemimpin perang sekalipun, tanpa memandang jenis

kelamin laki-laki atau perempuan (Mubin, 2008: 65-66).

Beberapa isu yang ada terkait dalam pembahasan mengenai kepemimpinan

perempuan, antara lain mengenai kesetaraan gender dan jenis kelamin.

Didalam isu-isu tersebut muncullah permasalahan-permasalahan yang saat

ini dihadapi oleh perempuan ketika bersinggungan dengan peran sebagai

pemimpin yang selama ini diidentikkan dengan “dunia” laki-laki.

Page 37: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

20

Kurangnya jumlah perempuan dalam peran pemimpin telah menyebabkan

banyak orang berasumsi bahwa ada perbedaan signifikan dalam

kemampuan atau gaya memimpin antara laki-laki dan perempuan.

Peran domestik perempuan yang sifatnya kodrati seperti hamil,

melahirkan, menyusui, dan lain-lain, memang tidak mungkin digantikan

oleh laki-laki, akan tetapi dalam peran publik, perempuan sebagai anggota

masyarakat dan atau sebagai warga negara, mempunyai hak untuk

mengemukakan pendapat, berpolitik, dan melakukan peran sosialnya yang

lebih tegas dan transparan. Menurut Islam diperbolehkan melakukan

peran-peran tersebut dengan konsekuensi bahwa ia dapat dipandang

mampu dan memiliki kapasitas untuk menduduki peran-peran itu. Dalam

peran publik, perempuan memiliki berbagai aktivitas yang bersifat peran

sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya (Suhandjati, 2010: 3).

4. Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin mempunyai cara atau gaya dalam memimpin

organisasinya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain. Secara relatif ada tiga macam gaya

kepemimipinan yang berbeda, yaitu otokrasi, demokratis, atau partisipatif,

dan laissez-faire, yang semuanya pasti mempunyai kelemahan-kelemahan

dan keunggulannya. Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan

mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan

perilaku kelompok.

Page 38: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

21

Menurut Amanda dan Setiawan (2014:2) ada 2 (dua) gaya kepemimpianan

perempuan yakni, kepemimpinan maskulin-feminim dan kepemimpinan

transformasional-transaksional.

a. Gaya Kepemimpinan Maskulin

Kepemimpinan maskulin bernuansa power over yang memiliki arti

gaya kepemimpinannya menonjolkan kekuasaan untuk memimpin

para bawahannya. Gaya kepemimpinan maskulin memiliki dua

dimensi yaitu :

1. Assertive

Assertive artinya ketegasan artinya kualitas yang menjadi yakin

pada diri sendiri dan percaya diri tanpa menjadi agresif. Dorland

Medical Dictionary mendefinisikan ketegasan sebagai suatu bentuk

perilaku yang ditandai dengan deklarasi percaya diri atau

penegasan dari pernyataan tanpa perlu bukti, ini menegaskan hak

atau sudut pandang orang tersebut tanpa tindakan agresif yang

mengancap hak orang lain atau secara patuh mengijinkan orang

lain untuk mengabaikan atau menolak hak seseorang atau sudut

pandang orang lain.

2. Task oriented

Pemimpin yang berorientasi pada tugas akan lebih fokus untuk

mencari langkah-langkah dalam mencapai tujuan tertentu. Kurang

memberi perhatian terhadap karyawan atau bawahannya, karena

penyelesaian tugas secara optimal adalah yang utama.

Page 39: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

22

b. Gaya Kepemimpinan Feminim

Kepemimpinan feminim merupakan satu bentuk kepemimpinan aktif,

gaya kepemimpinan feminim dapat menjadi salah satu alternatif untuk

solusi perubahan. Gaya kepemimpinan ini menonjolkan sifat yang

penuh kelembutan, cinta kasih, perdamaian dan anti kekerasan.

Kepemimpinan semacam ini merupakan satu dari sebuah proses yaitu

pemimpin adalah pengurus bagi orang lain, penanggung jawab

aktivitas (steward) atau pembawa pengalaman (carrier ofexperience).

Gaya kepemimpinan ini mempunyai ciri-ciri koperatif, kolaborasi

dengan manajer dan bawahan, kontrol rendah bagi pemimpin dan

mengatasi masalah berdasar intuisi dan empati. Gaya kepemimpinan

feminim ini memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Charismatic atau Value based

Pemimpin perempuan mungkin menunjukanatribut kepemimpinan

transformasional. Pemimpin yang memiliki pandangan kedepan

(Plans ahead) serta pemimpin yang percaya diri, antusias, dan

motivasional.

2. Team oriented

Pemimpin perempuan bertindak lebih demokratis dan kolaboratif

dari pada pemimpin laki-laki.

3. Self-Protective

Pemimpin perempuan memiliki lebih banyak orientasi berdasarkan

hubungan dan tingkat keegoisan yang rendah dalam organisasi.

Page 40: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

23

Terdapat ciri-ciri dari kepemimpinan feminim dan maskulin,

sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Ciri-ciri Feminim dan Maskulin

Feminim Maskulin

Sangat Agresif Tidak Agresif

Tidak Tergantung Tergantung

Tidak Emosional Emosional

Sangat Objektif Sangat Subjektif

Tidak Mudah Terpengaruh Mudah Terpengaruh

Sumber: Jurnal TAPIs Vol.11 No.2 Juli-Desember 2015

c. Kepemimpinan Transformasional

Konsep ini dikembangkan pertama kali oleh James Mc Gregor Burns

di tahun 1979 dan disempurnakan oleh Bernard M. Bassdan Bruce J.

Avolio pada tahun 1985 Kepemimpinan transformasional sebagai

pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan

dengan cara-cara tertentu. Penerapan kepemimpinan transformasional

bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan tanggap kepada

pimpinannya.

Bass dalam Gibson mendefinisikan kepemimpinan transformasional

sebagai suatu kemampuan untuk memberikan inspirasi dan memotivasi

para pengikut atau bawahannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih

daripada yang direncanakan secara orisinil dan untuk mendapat

imbalan internal.

Burns (1978) dalam Desianty (2005) juga mengadakan penelitian

deskriptif mengenal pemimpin-pemimpin politik. Hasilnya adalah

Page 41: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

24

gaya kepemimpinan trasformasional sebagai sebuah konsep yaitu para

pemimpin dan pengikut saling meningkatkan diri ke tingkat moralitas

dan motivasi yang lebih tinggi. Komponen dari gaya kepemimpinan ini

adalah empat dimensi kepemimpinan yang dijelaskan oleh Bass dan

Avolio yaitu :idealized influence (kharisma), inspirational motivation

(motivasi inspiratif), intellectual stimulation (stimulasi intelektual),

dan individualconsideration (konsiderasi yang bersifat individual).

d. Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan kedua menurut Burns adalah gaya transaksional,

yaitu sebagai kepemimpinan dipandang sebagai sebuah pertukaran

antara imbalan dan kepatuhan. Perbedaan diantara keduanya adalah,

pada gaya transformasional pengikut mematuhi pemimpin karena

pemimpin dianggap sebagai wujud dari visi dan nilai-nilai yang

memotivasi pengikut untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai

tujuan kelompok, pengikut mengagumi dan mempercayai pemimpin,

sedangkan pada gaya kepemimpinan transaksional, seorang pemimpin

dipatuhi karena imbalan-imbalan yang diberikannya (Bass dan Avolio

1994).

Gaya kepemimpinan lain yang diutarakan oleh Wahjosumidjo (1984)

adalah gaya kepemimpinan direktif yaitu seorang pemimpin hanya

memberikan perintah kepada bawahannya yang mengakibatkan

hubungan yang rendah antara pemimpin dan bawahan, gaya

kepemimpinan konsultatif yaitu pengambilan keputusan oleh

Page 42: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

25

pemimpin setelah mendengarkan masukan dari bawahannya, gaya

kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin dan bawahannya sama-

sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan ada hubungan yang

terjalin dengan baik antara pimpinan dan bawahan, kemudian gaya

kepemimpinan yang terakhir adalah gaya kepemimpinan delegatif

yaitu pemimpin hanya mendiskusikan permasalahan yang dialami dan

menyerahkan pengambilan keputusan kepada bawahannya

(Wahjosumidjo 1984 dikutip Randhita 2009).

5. Teori Kepemimpinan

Kegiatan manusia secara berasama selalu membutuhkan kepemimpinan,

untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana

dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Teori

kepemimpinan merupakan suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-

konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,

sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama

pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (

Kartono, 1994:27).

Beberapa teori kepemimpinan menurut Miftah Thoha (2014: 284-296):

yaitu :

a. Teori Sifat Kepemimpinan

Teori ini sering disebut juga “great man”, lebih lanjut menyatakan

bahwa seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak ciri-ciri atau sifat-

sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin, atau dengan kata lain,

Page 43: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

26

individu yang lahir telah membawa ciri-ciri tertentu yang

memungkinkan dia dapat menjadi seorang pemimpin.

Keith Davis yang dikutip oleh Miftah Thoha, (2014:290)

mengiktisarkan ada 4 (empat) ciri utama yang mempunyai pengaruh

terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi :

1. Kecerdasan

2. Kedewasaan dan hubungan social

3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

4. Sikap-sikap hubunga kemanusiaan

b. Teori kelompok

Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok

harus ada pertukaran yang positif antara pimpinan dan bawahannya.

Kepemimpinan itu merupakan suatu proses pertukaran (exchange

process) antara pemimpin dan pengikutnya, yang juga melibatkan

konsep sosiologi tentang peranan yang diharapkan kedua belah pihak.

c. Teori Situasional (contingency)

Setelah baik pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak

memadai untuk mengungkapkan teori kepemimpinan menyeluruh,

perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan, Fred

Fieder telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi

efektifitas kepemimpinan, yang dikenal sebagai Contingency model of

leadership effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya

kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan.

Page 44: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

27

Situasi-situasi tersebut digambarkan oleh Fiedler yang dikutip oleh

Miftah Thoha, (2014:298) dalam tiga dimensi empiri, yaitu :

a. Hubungan pimpinan anggota

b. Tingkat dalam stuktur tugas

c. Posisi kekuasaan pemimpin yang didapat melalui wewenang

formal

Situasi-situasi itu menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga dimensi

di atas adalah berderajat tinggi, apabila setuasi terjadi sebaliknya maka

akan sangat tidak menguntungkan bagi pemimpin. Atas dasar

penemuannya, Fiedler berkeyakinan bahwa situasi-situasi

menguntungkan yang dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan

akan menetukan efektivitas pelaksanaan kerja kelompok.

Penemuan Fiedler menunjukan bahwa dalam situasi yang sangat

menguntungkan atau sangat tidak menguntungkan, tipe pemimpin

yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan (task-directed atau

“hardnosed”) adalah secara efektif, tetapi jika situasi yang sangat

menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat (terletak

pada range tengah), tipe pemimpin hubungan manusiawi atau yang

toleran dan lunak (“lenient”) akan sangat efektif.

d. Teori Jalan kecil-Tujuan (Path-Goal theory)

Telah diakui secara luas bahwa teori kepemimpinan dikembangkan

dan mempergunakan kerangka dasar teori motivasi. Ini merupakan

pengembangan yang wajar, sebab kepemimpinan itu erat hubungannya

Page 45: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

28

dengan motivasi disatu pihak dan dengan kekuasaan dipihak lain.

Teori Path-Goal yang dikutip oleh Miftah Thoha, (2014:302) ini

menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan (terutama prilaku

pemimpin) terhadap motivasi bawahan kepuasan dan pelaksanaan

kerja. Teori ini memasukan 4 (empat) tipe atau gaya pokok prilaku

kepemimpinan yaitu :

1. Kepemimpinan Direktif (Directive Leadership) Bawahan tahu jelas

apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus di

berikan oleh pemimpin, disini tidak ada partisipasi oleh bawahan

(pemimpin yang otokratis).

2. Kepemimpinan yang mendukung (Supportive Leadership)

Kepemimpinan yang selalu menjelaskan, sebagai teman, mudah

didekati dan dan menunjukan diri sebagai orang yang sejati bagi

bawahan. Gaya kepemimpinan ini mempunyai pengaruh yang

sangat positif pada kepuasan bawahan yang bekerja dengan tugas-

tugas yang penuh tekanan, frustasi dan tidak memuaskan.

3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership)

Kepemimpinan mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan

yang menarik bagi bawahan dan merangsang bawahan untuk

mencapai tujuan tersebut serta melaksanakannya dengan baik.

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi

Kepemimpinan menetapkan serangkaian tujuan yang menantang

para bawahannya untuk berprestasi, demikian pula pemimpin

Page 46: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

29

memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu

melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.

Gaya-gaya kepemimpinan ini dapat digunakan oleh pemimpin yang sama

dalam berbagai situasi yang berbeda, baik model Fiedler maupun teori

Path-Goal memasukan tiga variabel penting dalam kepemimpinan, yaitu

pemimpin, kelompok dan situasi. Berdasarkan uraian tersebut maka

pengertian pemimpin menurut peneliti adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya sehingga dapat

terjalin kerjasama sesuai dengan tanggung jawab yang telah di emban

masing-masing, sedangkan pengertian kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam bekerja, yang bertujuan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Kepemimpinan perempuan seringkali diremehkan karena pemimpin saat

ini lebih banyak di dominasi oleh laki-laki dibandingkan dengan

perempuan, padahal seorang perempuan juga memiliki kualitas dan hak

yang setara untuk memimpin. Sesuai dengan pengertian pemimpin dan

kepemimpinan maka gaya kepemimpinan dan perilaku memimpin camat

perempuan di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang dapat

menggerakan pasrtisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik desa.

Page 47: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

30

B. Konsep Camat dan Kecamatan

1. Pengertian Camat

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah menyatakan bahwa camat adalah kepala kecamatan, artinya camat

merupakan penyelenggara pemerintah di tingkat kecamatan yang

menerima pelimpahan sebagian wewenang pemerintah dari bupati atau

walikota yang bersangkutan. Seorang camat memiliki kewenangan

atributif dan delegatif, dalam kaitan kewenangan delegatif, camat

menerima sebagian kewenangan dari bupati atau walikota. Identifikasi

pelayanan, termasuk penentuan pilihan siapa yang akan menyediakan

pelayanan, apakah kantor kecamatan sendiri (public sector), pihak swasta

atau kemitraan dengan swasta.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa camat berkedudukan sebagai

kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti

daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di

wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif dalam bidang

koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah

kecamatan, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan

peraturan perundang-undangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan

desa dan kelurahan, serta pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang

belum dilaksanakan oleh pemerintahan desa atau kelurahan dan instansi

pemerintah lainnya di wilayah kecamatan.

Page 48: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

31

Kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi pemerintahan lainnya di

kecamatan, karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di

kecamatan harus berada dalam koordinasi camat. Seorang camat memiliki

hak untuk mengatur dan memerintahkan para anggota masyarakat untuk

mencapai tujuan bersama. Seorang camat memiliki hak untuk mengurusi

warganya agar tertata dengan baik dan menjadi daerah yang senantiasa

tetap aman, berguna sekali untuk menjaga tatanan warganya dan

memungkinkan lebih terorganisirnya kegiatan kegiatan yang berlangsung

dalam masyarakatnya. Seorang camat memiliki hak untuk mengatur dan

untuk mengorganisir kelancaran dan proses pembagian agar berjalan

dengan baik, lancar dan sebagaimana mestinya.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa camat sebagai perangkat daerah

yang mempunyai kekhususan di bandingkan dengan perangkat daerah

lainnya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung

pelaksanaan asas desentralisasi. Kekhususan tersebut yaitu adanya suatu

kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosial budaya, menciptakan

stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan

terwujudnya ketenteraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan

kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun

integritas kesatuan wilayah.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa camat

adalah pimpinan dari tim kerja perangkat wilayah kecamatan yang

bertanggung jawab dilingkungan kerjanya. Peran camat dalam

Page 49: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

32

penyelenggaraan pemerintahan lebih sebagai pemberi makna

pemerintahan di wilayah kecamatan dan sebagai perpanjangan tangan dari

bupati/walikota di wilayah kerjanya.

2. Pengertian Kecamatan

Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan memerlukan adanya seorang

pemimpin yang selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar

dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam

kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara

berdayaguna dan berhasil guna. Keberhasilan pembangunan akan terlihat

dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara

merata (Budiman, 1995:4).

Kecamatan merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan

langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa atau

kelurahan. Kecamatan juga merupakan sebuah organisasi yang hidup dan

melayani kehidupan masyarakat.

3. Tugas dan Fungsi Camat

Tugas dan fungsi camat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

pasal Pasal 225 ayat (1) Tentang pemerintahan daerah, camat memiliki

tugas sebagai berikut:

a. Menyelenggaraan urusan pemerintahan umum;

b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

Page 50: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

33

c. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

d. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;

e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan

umum;

f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang

dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan;

g. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau

kelurahan;

h. Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja

Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Sedangkan fungsinya menurut Undang-Undang Nomor 23 Pasal 226

tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan:

- Ayat (1) Camat mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan

bupati/wali kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan

yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten atau kota.

- Ayat (2) Pelimpahan kewenangan bupati/wali kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan

publik yang sesuai dengan karakteristik Kecamatan atau kebutuhan

masyarakat pada Kecamatan yang bersangkutan.

Page 51: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

34

- Ayat (3) Pelimpahan kewenangan bupati atau wali kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan bupati/wali kota

berpedoman pada peraturan pemerintah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa camat merupakan

pimpinan dari tim kerja perangkat wilayah kecamatan yang bertanggung jawab

dilingkungan kerjanya dan camat mempunyai tugas dan fungsi dalam

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati

atau Walikota sesuai karakteristik wilayah, kebutuhan.

C. Konsep Partisipasi Masyarakat

Suryono (2001: 124) partisipasi merupakan ikut sertanya

masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan

pembangunan dan ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan.

Menurut Davis dan Newstrom dalam Remiswal (2013: 29)

partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang

dalam situasi kelompok yang mendorong mereka memberikan

kontribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab

untuk mencapainya. Partisipasi merupakan kebersamaan atau

saling memberikan sumbangan untuk kepentingan dan masalah-

masalah bersama yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian

individu warga masyarakat itu sendiri.

Secara umum dan secara praktis pegertian partisipasi dapat diartikan turut

serta ataupun mengambil bagian, jadi partisipasi adalah ikut serta mengambil

bagian dalam suatu pekerjaan. Sastropoetro dalam Remiswal (2013: 35)

berpendapat bahwa partisipasi harus memiliki sifat berikut:

Page 52: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

35

a. Partisipasi itu harus bersifat sukarela,

b. Partisipasi itu harus bersifat objektif terhadap issu atau masalah

yangdiangkat,

c. Partisipasi harus dibarengi dengan informasi yang jelas dan

lengkaptentang program,

d. Partisipasi harus menumbuhkan kepercayaan terhadap sendiri,dewasa,

penuh arti dan berkesinambungan serta aktif.

Menurut Basrowi dalam Dwiningrum (2013:37), partisipasi masyarakat dilihat

dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi secara fisik dan

partisipasi secara non fisik, sebagai berikut:

a. Partisipasi Non-Fisik

Bentuk partisipasi secara non fisik adalah bentuk partisipasi yang

dilakukan secara tidak tampak seperti ide, gagasan, pendapat atau buah

pikir, seperti dalam perecanaan program, evaluasi program, pegambilan

keputusan dan lain sebagainya.

b. Partisipasi Fisik

Bentuk partisipasi secara fisik merupakan bentuk partisipasi yang

dilakukan secara nyata dan dapat dilihat atau dirasakan, baik berupa

tenaga, keterampilan, uang, harta benda dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tentang partisipasi masyarakat di atas peneliti

menyimpulkan bahwa partisipasi masyakat adalah kesediaan atau kesiapan

seseorang baik jiwa maupun raganya dalam suatu hal, yang dinilai bermanfaat

untuk dirinya sendiri maupun kelompoknya.

Page 53: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

36

D. Konsep Pembangunan Fisik Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Pembangunan sebagaimana di kemukakan Hariyono (2010:21) adalah:

“pembangunan adalah suatu proses perubahan yang di rencanakan untuk

mencapai tujuan yang lebih baik bagi masyarakat, dan dilakukan dengan

norma-norma atau nilai-nilai tertentu”. Sedangkan menurut Todaro

(2000:20) pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar

akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan

serta pengentasan kemiskinan.

Menurut Ndraha (1987:16), ada lima implikasi utama definisi

pembangunan, yaitu :

1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia,

baik individu maupun kelompok (capacity)

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan

kemerataan nilai dan kesejahteraan (equity)

3. Pembangunan menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk

membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada

padanya. Kenyataan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang

sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk memutuskan

(empowerment)

Page 54: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

37

4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun

secara mandiri (sustainability)

5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu

dengan negara yang lain dan menciptakan hubungan saling

menguntungkan dan saling menghormati (interdependence)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun 2014, tentang Pedoman

Pembanguna Desa, disebutkan bahwa Perencanaan pembangunan desa

adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah

Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur

masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian

sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

Menurut Taliziduhu (1987 : 54) Pembangunan desa sebagai suatu proses

dengan upaya masyarakat desa yang bersangkutan dipadukan dengan

wewenang pemerintah untuk meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, dan

kebudayaan masyarakat dankemukinan mereka diberi sumbangan penuh

kepada kemajuan nasional. Pembangunan desa mencakup bidang

penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk

jangka waktu 6 (enam) tahun; dan

Page 55: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

38

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana

Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM

Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja

Pemerintah Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa. Sedangkan menurut

Adisasmita (2006:3-20), Pembangunan pedesaan merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, merupakan usaha peningkatan

kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat secara keseluruhan

yang di lakukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan

kemampuan pedesaan. Pembangunan pedesaan dihadapi banyak sekali

hambatan di antaranya yang paling mendesak yaitu :

a. Memperkecil kesenjangan (ketimpangan) antara desa dan kota, dan

antara pelaku pembangunan

b. Merubah pola pembangunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik

dan sektoral menjadi terdesentralisasi, holistik, dan partisipatif

c. Meningktakan kemampuan sumberdaya manusia aparat dan

masyarakat untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan

pedesaan

d. Meningktakan pembangunan prasarana fisik dan penyebarannya yang

mampu menjangkau ke berbagai pelosok.

Page 56: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

39

Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsip-prinsip :

1. Transparansi (terbuka)

2. Partisipatif

3. Dapat dinikmati masyarakat

4. Dapat di pertanggung jawabkan (akuntabilitas)

5. Dan berkelanjutan (sustainable)

Pembangunan pedesaan dilakukan dengan pendekatan secara multisektoral

(holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat kemandirian,

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan

pemanfaatan sumber daya pembangunan secara serasi selaras dan sinergis

sehingga tercapai optimalitas. Berdasarkan pengertian tersebut maka

menurut peneliti pembangunan desa adalah suatu proses perubahan yang

ditujukan kepada masyarakat desa untuk menciptakan masyarakat yang

sejahtera dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan

masyarakat desa itu sendiri.

2. Pengertian Pembangunan Fisik

Pembangunan secara fisik meliputi pembangunan jalan raya,

pembangunan jembatan, pembangunan gedung, pembangunan pasar, dan

lain sebagainya. Pembangunan fisik dilakukan agar masyarakat dapat

menggunakan sarana infrastruktur yang ada untuk menujang aktivitas

kehidupan sehari-hari. Pembangunan jembatan di setiap daerah untuk

menghubungkann dua daerah yang dilintasi oleh subuah sungai perlu

Page 57: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

40

dilakukan agar masyarakat bisa menjalin hubungan dengan daerah lain,

sehinggga aksesibilitas masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Menurut B.S Muljana (2001:3) pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah umumnya yang bersifat infrastruktur atau prasarana, yaitu

bangunan fisik ataupun lembaga yang mempunyai kegiatan lain dibidang

ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Sumber daya

alam yang terdapat di masing-masing desa. Sebuah desa yang mempunyai

kekayaan sumber daya alam yang banyak dari pada desa-desa lainnya,

sehingga untuk mengembangkan atau dalam proses pembangunan

desa akan jauh lebih baik dari pada desa yang sedikit mempunyai sumber

daya alam,atau tidak ada sama sekali.

Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana

pemerintahan seperti yang ada di Kecamatan Metro Pusat terdapat

beberapa pembangunan fisik anatara lain:

1. Jalan

2. Drainase

3. Cor Blok

4. Gorong-Gorong

5. Talud

Kondisi fisik tersebut dapat berupa letak geografis desa. Kecepatan proses

pembangunan dan perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan

oleh intensitas hubungannya dengan dunia luar, mobilitas manusia dan

budaya akan mempercepat perkembangan dari desa itu sendiri.

Page 58: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

41

E. Kerangka Berfikir

Kecamatan merupakan salah satu bentuk organisasi pemerintahan yang

bertugas untuk memberikan perhatian terhadap pembangunan yang ada desa

seperti pembangunan fisik. Membangun desa merupakan hal yang dibutuhkan

oleh masyarakat desa, aspek penting dalam membangun desa yang

keberhasilannya mutlak harus didukung oleh semua masyarakat agar desa

yang berada diplosok desa akan terlihat sama dengan yang berada diplosok

kota.

Menganut pada norma dan budaya tradisional yang ada di Indonesia,

pemimpin merupakan jabatan untuk seorang laki-laki. Laki-laki sudah

menjadi simbol kepemimpinan sejak jaman dahulu dan perempuan selalu

identik dengan kelembutan atau kelemahan, tak jarang pandangan tentang

gender tersebut sering dijadikan perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Pendapat bahwa perempuan itu tidak berfikir secara logika, mengandalkan

naluri, menjadikan perempuan jarang ditempatkan diposisi penting.

Kepemimpinan Camat di Metro Pusat Kota Metro menjadi hal yang menarik

karena kepemimpinannya dipimpin oleh seorang camat perempuan. Peneliti

ingin melihat bagaimana kecenderungan gaya kepemimpinan camat di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, terdapat dua Gaya Kepemimpinan

perempuan yaitu Gaya Kepemimpinan Feminim-Maskulin dan Gaya

Kepemimpinan Transformasional-Transaksional.

Page 59: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

42

Selain ingin mengetahui gaya kepemimpinan apa yang cenderung dipakai oleh

camat di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro peneliti juga ingin mengetahui

bagaimana kepemimpinan tersebut dapat menggerakan partisipasi masyarakat

baik partisipasi non-fisik maupun partisipasi fisik dalam pembangunan fisik,

seperti pembangunan jalan, drainase, talud, gorong-gorong dan cor blok.

Hakekat hubungan antara camat sebagai pemerintah dengan rakyatnya sebagai

yang diperintah mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu hubungan

tersebut merupakan interaksi bersama menuju tujuan apa yang dicita-citakan

bersama. Dengan demikian, pada penelitian ini alur pikir peneliti dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Kerangka Berfikir

Gaya Kepemimpinan

Menurut Amanda dan

Setiawan:

1. Gaya Kepemimpinan

Feminim - Maskulin

2. Gaya Kepemimpinan

Transformasional -

Transaksional

Partisipasi

Masyarakat

Menurut

Basrowi:

-Partisipasi

Non-Fisik

-Partisipasi

Fisik

Kepemimpinan Perempuan

Pembangunan Fisik di

Kecamatan Metro Pusat:

1. Jalan

2. Drainase

3. Cor Blok

4. Gorong-Gorong

5. Talud

Pelaksanaan Kepemimpinan Camat

Page 60: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

43

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengelola dan

menggambarkan data serta informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak

untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Metode ini tidak terbatas sampai pada

pengumpulan data, tetapi meliputi juga analisis. Penyampaian data dan

informasi digambarkan dalam bentuk tampilan kalimat yang lebih bermakna

dan mudah dipahami.

Menurut Ronny Kountur (dalam Yogi Noviantama, 2017:36), penelitian

deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang

diteliti, adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki, Nazir (2003:63-64).

Moleong (2009:3) Metodologi penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

Page 61: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

44

konteks khusus yang dialami dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan metode kualitatif dalam

penelitian ini sangat tepat karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gaya kepemimpinan camat perempuan untuk menggerakan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan fisik desa serta melihat hambatan-hambatan

apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan fisik desa di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam memandu

dan mengarahkan jalannya suatu penelitian. Fokus penelitian sangat

dibutuhkan oleh seorang peneliti agar tidak terjebak oleh melimpahnya

volume data yang masuk, termasuk juga yang tidak berkaitan dengan masalah

penelitian. Fokus penelitian memberikan batas dalam studi dan pengumpulan

data, sehingga peneliti menjadi fokus memahami masalah dalam

penelitiannya.

Adapun batasan penelitian yang menjadi fokus pada penelitian ini seperti

yang dijelaskan dalam kerangka pikir penelitian, yaitu dengan

mendeskripsikan gaya kepemimpinan Camat Kecamatan Metro Pusat Kota

Metro dalam menggerakan partisipasi masyarakat baik partisipasi fisik

maupun non fisik untuk pembangunan fisik, ada 2 (dua) gaya kepemimpianan

Page 62: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

45

perempuan yakni, kepemimpinan maskulin-feminim dan kepemimpinan

transformasional-transaksional.

a. Gaya Kepemimpinan Maskulin

Kepemimpinan maskulin bernuansa power over yang memiliki arti gaya

kepemimpinannya menonjolkan kekuasaan untuk memimpin para

bawahannya.

b. Gaya Kepemimpinan Feminim

Kepemimpinan feminim merupakan satu bentuk kepemimpinan aktif,

gaya kepemimpinan feminim bisa menjadi salah satu alternatif untuk

solusi perubahan. Gaya kepemimpinan ini menonjolkan sifat yang penuh

kelembutan, cinta kasih, perdamaian dan anti kekerasan. Kepemimpinan

semacam ini merupakan satu dari sebuah proses dimana pemimpin adalah

pengurus bagi orang lain, penanggung jawab aktivitas (steward) atau

pembawa pengalaman (carrier ofexperience). Gaya kepemimpinan ini

mempunyai ciri-ciri koperatif, kolaborasi dengan manajer dan bawahan,

kontrol rendah bagi pemimpin dan mengatasi masalah berdasar intuisi dan

empati.

c. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yangmempunyai

kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu.

Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahanakan merasa

dipercaya, dihargai, loyal dan tanggap kepada pimpinannya. Bass dalam

Gibson mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai

Page 63: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

46

kemampuan sebagai kemampuan untuk memberikan inspirasi dan

memotivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih dari pada

yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal.

d. Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional, yaitu sebagai kepemimpinan

dipandang sebagai sebuah pertukaran antara imbalan dan kepatuhan.

Perbedaan diantara keduanya adalah pada gaya transformasional pengikut

mematuhi pemimpin karena pemimpin dianggap sebagai wujud dari visi

dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk meningkatkan kinerja dalam

mencapai tujuan kelompok, mereka mengagumi dan mempercayai

pemimpin mereka sedangkan pada gaya kepemimpinan transaksional,

seorang pemimpin dipatuhi karena imbalan-imbalan yang diberikannya

(Bass dan Avolio 1994 dikutip oleh Desianty 2005).

Bentuk partisipasi secara non fisik adalah bentuk partisipasi yang

dilakukan secara tidak tampak seperti ide, gagasan, pendapat atau buah

pikir, seperti dalam perecanaan program, evaluasi program, pegambilan

keputusan dan lain sebagainya, dan bentuk partisipasi secara fisik

merupakan bentuk partisipasi yang dilakukan secara nyata dan dapat

dilihat atau dirasakan, baik berupa tenaga, keterampilan, uang, harta benda

dan lain sebagainya untuk pembangunan fisik. Pembangunan fisik dalam

penelitian ini antara lain, jalan, drainase, cor blok, gorong-gorong dan

talud.

Page 64: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

47

C. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di kelurahan - kelurahan yang ada di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro dengan berbagai macam pertimbangan

yaitu, melihat kondisi pembangunan fisik yang masih belum terlaksana di

Kecamatan Metro Pusat, faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga

banyak sekali pembangunan yang belum terlaksana.

D. Jenis dan Sumber Data

Peneliti harus mendapatkan data secara langsung dan akurat sesuai dengan

data yang diteliti di lapangan. Peneliti harus mencari data dari sumber utama,

dan bukan dari sumber kedua agar keabsahan data terjamin. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer

Dalam peneleitian ini, data primer didapatkan melalui wawancara

langsung dengan informan yang ditentukan dari keterkaitan informan

tersebut dengan masalah penelitian. Wawancara yang dibuat peneliti

sebelum melakukan penelitian secara langsung dilapangan.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dengan berdasarkan pada dokumen-dokumen,

catatan-catatan, profil, arsip-arsip resmi, serta literatur lainnya yang

relevan dalam melengkapi data primer penelitian. Data diperoleh peneliti

dengan menggumpulkan berbagai buku-buku atau literatur penunjang,

Undang-Undang Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik

Page 65: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

48

Indonesia, serta dokumen-dokumen maupun arsip-arsip yang dimiliki oleh

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

E. Informan

Pada penelitian ini informan yang dipilih adalah mereka yang dipandang

cukup untuk memahami pembangunan desa yang ada di Kecamatan Metro

Pusat Kota Metro. Penentuan sumber informan dilakukan secara sengaja

(purposive) sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapaun informan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

a. Nama : Triana Aprisia

Jabatan : Camat

b. Nama : Dwi Susanto

Jabatan : Sekretaris Camat

c. Nama : Sukirno

Jabatan : Kepala Sub Bagian Pembangunan

2. Lurah dibawah koordinasi camat metro dan seksi pembangunan

kelurahan

a. Kelurahan Hadimulyo Barat

b. Kelurahan Hadimulyo Timur

c. Kelurahan Yosomulyo

d. Kelurahan Imopuro

e. Kelurahan Metro

3. Tokoh Masyarakat Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

Page 66: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

49

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebaga berikut:

1. Wawancara

Sofar Silaen dan Widiyono (2013:153) metode interview (wawancara)

adalah alat pengumpulan data yang digunakan dalam komunikasi langsung

yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul

data (interviewer) sebagai pencari informasi yang dijawab secara lisan

oleh informan (interviewee) sebagai pemberi informasi. Singkatnya

wawancara dalam penelitian ini berupa tanya jawab antara peneliti dan

informan mengenai pembangunan desa yang ada di Kecamatan Metro

Pusat Kota Metro. Mengenai hal ini peneliti menggunakan panduan

wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, video, atau karya-karya yang monumental

dari seseorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari metode

wawancara dan studi kepustakaan dalam penelitian ini.Dokumen di

gunakan untuk mengambil data mengenai pelaksanaan program

pembangunan desa. Dokumen diperoleh dari Kantor KecamatanMetro

Pusat Kota Metro, serta dokumen lainnya berupa Peraturan Desa

Kecamatan Metro Pusat yang terkait, transkrip wawancara, dan foto-foto

dokumentasi.

Page 67: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

50

3. Observasi

Sugiyono (2014:145) : observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuisioner, sedangkan menurut Hadi (1986:134)

dalam sugiyono mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.

Observasi atau pengamatan langsung dilakukan dengan cara penelitian

secara langsung oleh peneliti, yang berkunjung dan beraktivitas langsung

di Kantor Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.Observasi sudah mulai

dilakukan sejak tanggal 5 Desember 2018. Selanjutnya, dalam rangka

memperdalam informasi yang dibutuhkan selama penelitian, observasi

dilakukan secara intensif. Melalui observsi, peneliti mencari informasi

lebih banyak dengan melihat dan merasakan sendiri kondosi infrastruktur

jalan dan sistem kerja Aparat Desa di Kecamatan Metro Pusat.

G. Teknik Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Editing data

Editing data adalah kegiatan dalam penelitian yang dilaksanakan dengan

menentuksn kembali daya yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin

validitasnya serta dapat untuk segera dipersiapkan pada proses selanjutnya,

dalam proses ini, peneliti mengolah data hasil wawancara dengan

Page 68: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

51

disesuaikan pada pertanyaan-pertanyaan pada fokus pedoman wawancara

dan memilah serta menentukan data-data yang diperlukan untuk

penuliusan. Mengolah kegiatan observasi yaitu peneliti mengumpulkan

data-data yang menarik dari hasil pengamatan sehingga dapat ditampilkan

dengan baik.

2. Interpretasi

Penulis memberikan jabaran dari berbagai data yang telah melewati

editing sesuai dengan fokus penelitian. Pelaksanaan interpretasi dilakukan

dengan memberikan penjelasan berupa kalimat yang bersifat narasi dan

deskriptif. Data yang telah memiliki makna akan dilakukan analisis data.

H. Teknik Analisis Data

Data yang di peroleh dari hasil penelitian akan di analisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini merupakan teknik analisis

yang bertujuan untuk memberikan gambaran (deskriptif) tentang suatu

fenomena sosial. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

dapat dilakukan dalam beberapa tahap.

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

Page 69: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

52

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang

dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

3. Verifikasi dan kesimpulan

Verifikasi merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peneliti sejak

pengumpulan data, kendati masih bersifat sementara.Pengujian ulang di

lakukan demi mendekati pemaknaan yang lebih terjamin kebenaran dan

validitasnya.

Setelah peneliti yakin bahwa data yang di dapat dari hasil penelitian akurat

dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya, barulah peneliti menarik

sebuah kesimpulan akhir sebagai akhir dari penelitian yang dapat memberikan

gambaran mengenai “Gaya Kepemimpinan Camat Perempuan Untuk

Menggerakan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Desa”.

I. Teknik Validasi atau Keabsahan Data

Teknik kebasahan data merupakan salah satu teknik yang penting dalam

menentukan validitas dan realibilitas data yang diperoleh dalam penelitian ini,

teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Tekhnik triangulasi dipilih dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini

menggunakan beberapa sumber data dari wawancara dan dokumentasi.

Page 70: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

53

Penelitian ini triangulasi yang peneliti gunakan ialah triangulasi sumber.

Menurut Sugiyono (2014:274), triangulasi sumber yaitu untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara pengecekan data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber, sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data

tentang gaya kepemiminan seseorang, maka pengumpulan data pengujian data

yang telah diperoleh dilakukan kebawah yang dipimpin, keatas data yang

menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama.

Berdasarkan sumber tersebut, tidak dapat diratakan seperti dalam penelitian

kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang

sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.

Triangualsi sumber merupakan cara menguji data dan informasi dengan

mencari data dan informan yang sama kepada lain subjek. Data dan informasi

tertentu perlu ditanyakan kepada informan yang berbeda atau dengan bukti

dokumentasi.

Page 71: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

54

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kota Metro

Kota Metro adalah salah satu kota di Provinsi Lampung. Berjarak 52 km dari

Kota Bandar Lampung (ibukota provinsi), serta merupakan kota terbesar kedua

di Provinsi Lampung. Kota ini juga merupakan kota yang memiliki tingkat

kemacetan dan kriminalitas paling rendah di Provinsi Lampung.Pada saat

pemerintahan Belanda Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk

desa baru yang diberi nama Trimurjo.

Saat itu Kota Metro merupakan suatu hutan belantara yang bagian dari wilayah

Marga Nuban, kemudian dibuka oleh para kolonisasi pada tahun 1936.

Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah

kolonisasi ini diberikan kepada saudaranya yang menjadi koloni dengan

melepaskannya dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 Juni 1937

nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah yang

menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah

dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.

Page 72: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

55

Kota Metro terbagi atas 5

kecamatan berdasarkan

Peraturan Daerah Kota

Metro Nomor 25 Tahun

2000 tentang Pemekaran

Kelurahan dan Kecamatan di

Kota Metro, wilayah

administrasi pemerintahan

Gambar 2. Peta Administrasi Kota Metro

Kota Metro dimekarkan menjadi 5 kecamatan yang meliputi 22 kelurahan.

Dibawah ini merupakan luas wilayah kota metro adalah 68,74 km², dengan

pembagian sebagai berikut:

Tabel 7. Luas Wilayah Kota Metro

NO KECAMATAN LUAS

1 Metro Barat 11,28 km²

2 Metro Pusat 11,7 km²

3 Metro Selatan 14,33 km²

4 Metro Timur 11,78 km²

5 Metro Utara 19,64 km²

Sumber : Data Profil Kota Metro 2018

Page 73: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

56

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa Kecataman Metro Utara adalah

wilayah yang paling luas yang berada di Kota Metro dibandingkan dengan

kecamatan yang lainnya.

B. Gambaran Wilayah Geografi dan Demografi

Secara geografis, Kota Metro terletak pada 105°17’-105°19’ BT dan 5°6’-

5°8’LS, dengan atas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan

Lampung Timur.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.

Topografi Kota Metro berupa daerah dataran aluvial. Ketinggian daerah ini

berkisar antara 25 m sampai dengan 75 m dari permukaan laut, dan dengan

kemiringan 0% sampai dengan 3% (Kota Metro dalam Angka, 2014:xiv).Pada

dataran di daerah sungai terdapat endapan permukaan aluvium (campuran liat

galuh dan pasir) dengan tanah lotosol dan podsolik (Kota Metro dalam Angka,

2014:xiv).

Pada umumnya klimatologi Kota Metro sama dengan klimatologi Provinsi

Lampung, yaitu:

Page 74: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

57

a. Arus Angin

Kota Metro terletak di bawah garis katulistiwa 5° LS, beriklim tropis-humid

dengan angin laut yang bertiup dari samudera indonesia dengan arah angin

setiap tahunnya, yaitu:

1. Pada bulan november-maret, angin bertiup dari arah barat ke barat laut.

2. Pada bulan juli-agustus, angin bertiup dari arah timur ke tenggara

dengan kecepatan angin rata-rata 5,83 km/jam.

b. Temperatur

Pada daerah dataran dengan ketinggian 30-60 m memiliki temperatur

minimum 22°C.

c. Kelembapan Udara

rata kelembapan udara sekitar 80%-88% dan akan lebih tinggi jika

padatempat yang lebih tinggi.

C. Gambaran Kecamatan Metro Pusat

Kecamatan Metro Pusat adalah salah satu dari lima Kecamatan yang ada di Kota

Metro. Kecamatan Metro Pusat memiliki Luas 11,7 km2 dan terdiri dari lima (5)

Kelurahan:

1. Kelurahan Metro

2. Kelurahan Imopuro

3. Kelurahan Hadimulyo Timur

Page 75: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

58

4. Kelurahan Hadimulyo Barat

5. Kelurahan Yosomulyo

Kecamatan Metro Pusat memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

Sebelah Selatan : Kecamatan Metro Selatan Kota Metro

Sebelah Barat : Kecamatan Metro Barat Kota Metro

Sebelah Timur : Kecamatan Metro Timur Kota Metro

Orbitasi (jarak dari pusat Pemerintahan) sebagai berikut :

Jarak dari Pusat Kecamatan Pemerintahan Kota : ± 0.2 km

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : ± 0.3 km

Jarak dari kota/Ibukota Kabupaten : ±0.3 km

Jarak dari Ibukota Provinsi : ± 50 km

Jumlah penduduk berdasarkan persebaran perkelurahan:

Tabel 8. Jumlah Penduduk berdasarkan Persebaran Kelurahan

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

1 Kelurahan Metro 17.687 jiwa

2 Kelurahan Imopuro 8.137 jiwa

3 Kelurahan Hadimulyo Timur 8.976 jiwa

4 Kelurahan Hadimulyo Barat 15.344 jiwa

Page 76: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

59

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

5 Kelurahan Yosomulyo 9.785 jiwa

JUMLAH 59.929 jiwa

Sumber: Monografi Kecamatan Metro Pusat 2017

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa Kelurahan Metro merupakan kelurahan

yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Metro Pusat Kota

Metro.

Tipologi Kecamatan:

1. Persawaha

2. Perladangan

3. Perkebunan

4. Peternakan

5. Nelayan

6. Pertambangan/ galian

7. Kerajinan dan industri kecil

8. Industri sedang dan besar

9. Jasa dan perdagangan

Page 77: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

60

Visi dan Misi Kecamatan Metro Pusat

Motto : “KAMI SIAP MELAYANI ANDA DENGAN RAMAH, CEPAT, DAN

EFISIEN”

Visi : Terwujudnya peningkatan ksejahteraan dan tertib administrasi pelayanan

umum, kebersihan lingkungan, kemasyarakatan, serta administrasi tata

pemerintahan kelurahan yang baik dalam rangka mendukung pelaksanaan

otonomi daerah.

Misi :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat

2. Mengkoordinasikan kegiatan perberdayaan masyarakat dan meningkatkan

upaya kebersihan lingkungan.

3. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan program kerja dan kebijakan

teknis baik dibidang pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan

masyarakat.

4. Meningkatkan koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum dengan menerapkan, menegakkan peraturan perundang-undangan

termaksud perda Kota Bandar Lampung.

5. Mengkoordinasikan penyenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat

kecamatan dan melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan

kelurahan. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Page 78: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

61

Pada saat ini pemerintahan Kecamatan Metro Pusat dipimpin oleh seorang

Camat Ibu Triani Aprisia yang didampingi oleh Sekretaris camat (yang

menangani sistem administrasi), yaitu Bapak Dwi Susanto Berikut

digambarkan dalam Bagan Struktur Pemerintahan Kecamatan Metro Pusat

beserta pejabat-pejabatnya:

Page 79: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

62

Gambar 3. Struktur Organisasi Kecamatan Metro Pusat tahun 2018

Sumber : Monografi Kecamatan Metro Pusat, 2018.

Lampiran : Peraturan Walikota Metro

Nomor 31 tahun 2018

Tanggal 14 Desember 2016

Camat

TRIANI APRISIA, S.STP, M.IP

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SEKRKETARIS

DWI SUSANTO, SH

KASUBBAG KEUANGAN

YENI TRI MARYUNI

KASUBBAG UMUM&KEPEG

SRI MULYANINGSIH

STAF

TRI APRIYANTI, A.Md

RASNO

STAF

RIESKA PUTRI RIZKI, S.IP

HERIYANSYAHH

KASI PEMERINTAHAN

DAN TRANTIB

I MADE SUBANDA, SE

KASI

PEMBANGUNAN

SUKIRNO

KASI

PEREKONOMIAN

ELIS WINARNI

KASI KESRA

SUPRIHATIN, S.IP

STAFF

HENY KOMALASARI

PURNAMA SETIAWAN

YUNI HANDAYANI

EEN MALAINI

STAFF

ZULKIFLI

STAFF

APRIDA SULISTINA

STAFF

LISA APRIANTI

Page 80: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

63

Berdasarkan uraian gambaran umum di atas dapat disimpulkan pertama, meskipun

metro adalah kota yang kecil tetapi Kota Metro memiliki kompleksitas persoalan

sosial masyarakat dan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi lampung. Kedua,

wilayah geografi Kota Metro pada dataran di daerah sungai terdapat endapan

permukaan aluvium (campuran liat galuh dan pasir) dengan tanah latosol yaitu tanah

yang memiliki lapisan solum dan yang ketiga, Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

memiliki 5 (lima) kelurahan yaitu Kelurahan Metro, Kelurahan Imopuro, Kelurahan

Hadimulyo Timur, Kelurahan Hadimulyo Barat dan Kelurahan Yosomulyo.

Page 81: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

90

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti

mengenai Gaya Kepemimpinan Camat Perempuan Dalam Menggerakan

Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Fisik Desa di Kecamatan Metro

Pusat Kota Metro yaitu disimpulkan bahwa :

1. Pembangunan fisik yang ada di Kecamatan Metro Pusat seperti jalan,

drainase, cor blok, gorong-gorong dan talud belum ada yang terealisasikan.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ini masih kurang.

2. Gaya kepemimpinan Camat menggunakan gaya kepemimpina

transformasional.

B. Saran

1. Camat dan perangkat desa harus lebih mengevaluasi terhadap kebijkan-

kebijakan yang telah dibuat, sehingga otonomi desa dapat dipahami sebagai

wujud dari visi dan semangat masyarakat secara partisipatif dalam

Page 82: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

91

pembangunan di desanya, yang diharapkan akan memberikan dampak yang

baik.

2. Kepemimpinan camat harus lebih di tingkatkan dengan cara melakukan

pendekatan dengan berorientasi dan meminta penyampaian saran dari

masyarakat atau menyadarkan masyarakat dengan bersosialisasi bahwa

pembangunan fisik penting bagi kesejahteraan masyarakat agar masyarakat

ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan fisik di desanya.

94

Page 83: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Buku : Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Djanaid, Djanalis. 2004. Kepemimpinan Eksekuti.Malang:Teori dan Praktek. Dwiningrum, Siri Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Deddy T. Tikson. 2005, dalam Syamsiah Badruddin, Pengertian Pembangunan, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka.

Hadiz, Liza. (2004). Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Kartono, Kartini. 1993. Pemimpindan Kepemimpinan: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin Dan Kepemimpinan’apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mifta, Thoha. 2014. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Moenir. 1988. Kepemimpinan Kerja. Jakarta: Bina Aksara.

Moleong, J, Lexy. 2004 dan 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Muljana. 2001. Perencanaan Pembangunan Nasional, Proses Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional Dengan Fokus Repalita V. Jakarta: UI-Press.

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pustaka.

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat (mempersiapkan masyarakat tinggalandas), Metode Pembangunan Desa. Jakarta: Bina Aksara.

Page 84: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

P, Todaro Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sadu Wasistiono, Ismail Nurdin dan M. Fahrurosi. 2009, Perkembangan Organis Kecamatan dari Masakemasa, Jakarta: Penerbit Fokus Media.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isi Pembangunan Daerah. Jakarta: SUN.

Taliziduhu. 2003. Kybernologi Ilmu Pemerintahan Baru, Jilid I.Jakarta : PT. RinekaCipta. Utomo, Warsito. (2008). Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta: Gava Media. Unifah Rosidi 2007, Reformasi AdministrasiSub Nasional suatu analisis reformasi administrasi

Kecamatan di Kota Bogor, Ringkasan Disertasi Universitas Indonesia.

W.J.S. Poerwadarminta. 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia Penerbit Balai Pustaka Nasional.

Jurnal :

Akmal Khairi, 2010, Analisis Pemberdayaan Perandan Fungsi Camat, Jurnal Ilmu Administrasi

dan Organisasi

Bebby Olivianto dan Lala M, 2014, Hubungan Gaya Kepemimpinan Lurah Dengan Kualitas Pelayanan Kelurahan (Studi Di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jurnal IPB Vol. 02, No. 03

Dewi Harthanti, 2012, Kepemimpinan Perempuan Dalam Pemerintahan Desa (Studi Kasus

Pemerintah Desa Terara Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun

2007-2012), e-journal Hamzanwadi

Glandy Michael Hanibe dan Agustinus Pati, 2017, Kepemimpinan Camat Untuk menggerakan

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Suatu studi di Kecamatan Tahuna Timur

Kabupaten Sanghie), JurnalUnsart

Gabriela Ribka Benjamin dan Johannis Kaawoan, 2017, Implementasi Manajemen Pemerintah

Desa Dalam Pembangunan di Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa,

Ejurnal Unsart

Ismail Rachman, 2018, Peranan Camat Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat(

Suatu Study Di Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara), ejurnal Unsart

Page 85: GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT PEREMPUAN DALAM …digilib.unila.ac.id/57695/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan kepercayaan, dukungan serta doa kepada ku selama ini sehingga

Dokumen dan lain-lain:

Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun 2014

https://www.studilmu.com/blogs/details/perbedaan-kepemimpinan-pria-dan-wanita