gaya busana eklektik sebagai wujud ekspresi diri …

11
118 GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI DENGAN MATERIAL ANYAMAN POM-PON Dheasari Rachdantia* (Magister Seni, Penciptaan Seni Kriya, Kriya Tekstil, ISI Yogyakarta, [email protected], 081328515646) ABSTRACT Expression is a process of delivering human’s feeling. There is a psychology and physiological reaction related to personal point of view. It can be expressed through various media, one of them is fashion. The style that they wear always shows their identity. Eclectic is a style showing the expression of an individual. It emphasizes the futuristic cutting, avant garde and special material. The special material used is pom- pom plait. The plait was made of wool yarn webbing manually that followed Practice Based research method. The research was a qualitative research that was probably would find a new invention during the process. The works consisted of two main designs. The first design was a pom-pom-plait outwear, a turtle neck shirt and sabrina pants. Meanwhile the second design was a pom-pom-plait tank-top dress, a collared blouse, and an asymmetric midi skirt. Keywords: self-expression, eclectic style, pom-pom plait, practice based research, outfit ABSTRAK Ekspresi merupakan proses untuk menyatakan perasaan manusia. Sebuah reaksi psikologis maupun fisiologis yang bersifat subjektif. Media pengungkapannya dapat dilakukan salah satunya melalui fesyen. Cara mereka berpakaian dapat menunjukkan identitas diri yang pemilihannya erat hubungannya dengan ekspresi diri. Gaya busana yang dapat menggambarkan kebebasan ekpresi diri secara bebas disebut gaya eklektik. Gaya yang ciri adalah potongannya yang futuristic, avant garde dan material yang khusus. Bahan khusus yang akan digunakan adalah anyaman pom-pon. Anyaman yang terbuat dari benang wol dengan menggunakan teknik manual yang khas dengan seni kriya. Perwujudannya menggunakan metode Practice Based Research. Metode ini merupakan penelitian kualitatif yang memungkinkan adanya penemuan baru selama proses penciptaan. Karya busana ini berupa outfit dari dua karya, yang pertama terdiri atas outerwear (bolero) anyaman pom-pon, kemeja turtle neck dan celana sabrina. Karya kedua berupa tank top dress anyaman pom-pon, blus dengan kerah dan rok midi asimetris. Kata Kunci: ekspresi diri, gaya eklektik, anyaman pom-pon, practice based research, outfit. PENDAHULUAN Manusia yang terlahir di bumi, hadir dengan dibekali sebuah emosi. Emosi sendiri memiliki keadaan dan reaksi psikologis maupun fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan yang bersifat subjektif. Wujud dari pengungkapan atau proses menyatakannya disebut dengan ekspresi, sedangkan ekspresi diri merupakan cara yang dilakukan untuk mengungkapkan atau menyatakan apapun yang sedang dirasakan oleh diri kita.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

118

GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI DENGAN MATERIAL ANYAMAN POM-PON

Dheasari Rachdantia*

(Magister Seni, Penciptaan Seni Kriya, Kriya Tekstil, ISI Yogyakarta, [email protected], 081328515646)

ABSTRACT Expression is a process of delivering human’s feeling. There is a psychology and physiological reaction related to personal point of view. It can be expressed through various media, one of them is fashion. The style that they wear always shows their identity. Eclectic is a style showing the expression of an individual. It emphasizes the futuristic cutting, avant garde and special material. The special material used is pom-pom plait. The plait was made of wool yarn webbing manually that followed Practice Based research method. The research was a qualitative research that was probably would find a new invention during the process. The works consisted of two main designs. The first design was a pom-pom-plait outwear, a turtle neck shirt and sabrina pants. Meanwhile the second design was a pom-pom-plait tank-top dress, a collared blouse, and an asymmetric midi skirt. Keywords: self-expression, eclectic style, pom-pom plait, practice based research, outfit

ABSTRAK Ekspresi merupakan proses untuk menyatakan perasaan manusia. Sebuah reaksi psikologis

maupun fisiologis yang bersifat subjektif. Media pengungkapannya dapat dilakukan salah satunya melalui fesyen. Cara mereka berpakaian dapat menunjukkan identitas diri yang pemilihannya erat hubungannya dengan ekspresi diri. Gaya busana yang dapat menggambarkan kebebasan ekpresi diri secara bebas disebut gaya eklektik. Gaya yang ciri adalah potongannya yang futuristic, avant garde dan material yang khusus. Bahan khusus yang akan digunakan adalah anyaman pom-pon. Anyaman yang terbuat dari benang wol dengan menggunakan teknik manual yang khas dengan seni kriya. Perwujudannya menggunakan metode Practice Based Research. Metode ini merupakan penelitian kualitatif yang memungkinkan adanya penemuan baru selama proses penciptaan. Karya busana ini berupa outfit dari dua karya, yang pertama terdiri atas outerwear (bolero) anyaman pom-pon, kemeja turtle neck dan celana sabrina. Karya kedua berupa tank top dress anyaman pom-pon, blus dengan kerah dan rok midi asimetris.

Kata Kunci: ekspresi diri, gaya eklektik, anyaman pom-pon, practice based research, outfit. PENDAHULUAN

Manusia yang terlahir di bumi, hadir

dengan dibekali sebuah emosi. Emosi sendiri

memiliki keadaan dan reaksi psikologis maupun

fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan,

keharuan, kecintaan yang bersifat subjektif.

Wujud dari pengungkapan atau proses

menyatakannya disebut dengan ekspresi,

sedangkan ekspresi diri merupakan cara yang

dilakukan untuk mengungkapkan atau

menyatakan apapun yang sedang dirasakan oleh

diri kita.

Page 2: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

Dheasari Rachdantia, Eclectic Style Pom-Pom Blanket [ 119

Ekpresi diri dapat dilakukan secara

sederhana melalui tingkah laku kita dalam

keseharian. Misalnya, saat kita gembira kita

akan tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-

bahak, dan ketika sedih kita akan menangis.

Seiring berjalannya waktu bentuk ekpresi diri

bukan hanya untuk menggambarkan kondisi

yang kita alami saat itu secara spotan, bisa saja

apa yang ingin kita ungkapkan atau nyatakan

kepada orang berdasarkan ekpresi apa yang

ingin diperlihatkan tanpa perlu dinyatakan

dalam tingkah laku. Salah satu alat untuk

mengungkapkan ekpresi diri secara tersirat

adalah menggunakan busana.

Busana bukan lagi hanya salah satu

kebutuhan primer manusia yang berfungsi

sebagai pelindung tubuh, tetapi dapat menjadi

media untuk menyampaikan ekpresi diri dari

sang pemakai. Praktiknya sebuah gaya dalam

fesyen merupakan salah satu cara untuk

memudahkan, serta mengatur cara mempadu

padankan busana yang akan kita kenakan.

Terdapat banyak gaya yang dapat dipilih sesuai

dengan selera yang berdasarkan kepribadian,

keperluan suatu acara, maupun tren yang

sedang berkembang. Gaya busana dapat

dibedakan dari yang simpel hingga yang glamor.

Bahkan ada busana dengan gaya tertentu yang

hanya satu kali digunakan.

Standart yang dimiliki masing-masing

gaya (banyak digunakan keseharian) busana

tidak jarang untuk sebagain orang dirasa belum

cukup dalam mengekpresikan diri melalui

sebuah busana dikarenakan cukup monoton dan

kurang berani mengekspresikan diri. Busana

disini merupakan identitas yang mereka bawa di

masyarakat yang memiliki arti mendalam lebih

dari sekedar kenikmatan atau kesenangan fisik

unsur-unsur ini menjadi berhubungan dengan

seni tetapi dalam berbusana (W, 2015, p. 24).

Gambar 1 dan 2. Eclectic Style Diana Rikasari dan Tantri

Namirah (Sumber: Instagram, 10 Oktober 2019)

Gaya busana yang dirasa dapat membuat

kita ‘bebas’ dalam mengekspresikan diri adalah

gaya eklektik. Gaya eklektik adalah gaya pilihan

wanita yang lebih menyukai busana yang tidak

Page 3: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

120 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020

konvensional dan memiliki gaya hidup yang

kreatif, tidak konvensional, dan individualistis

atau yang ingin mencapainya di suatu hari nanti

(Tolentino, 2018). Wanita yang memiliki gaya

eklektik biasanya berani, percaya diri, dan tidak

takut untuk menunjukkannya kepada dunia. Ciri

dari gaya ini adalah potongannya yang futuristic,

avant garde (sering mengacu pada gaya pribadi

yang unik dan berani) (Irma Hardisurya, Ninuk

Mardiana Pambudy, 2010a), tampilannya berani

dengan material dan finishing khusus, hasil

eksperimen dan inovasi. Selain itu pemilihan

warna busana juga menggunakan warna elektrik

merupakan warna-warna yang serba mencolok

dan cemerlang (Irma Hardisurya, Ninuk

Mardiana Pambudy, 2010b).

Gambar 3.Pom-pon berbagai ukuran, 2020

(Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Material busana merupakan salah satu

aspek yang cukup sering diperhatikan dalam

menciptakan gaya busana ekletik. Material yang

utama adalah sebuah kain. Kain merupakan hasil

tenunan (anyam), rajutan, atau kempa dari serat

atau benang, dipakai untuk keperluan pakaian

atau untuk kebutuhan lainnya (Irma Hardisurya,

Ninuk Mardiana Pambudy, 2011). Kain yang

digunakan sebagai wujud ekpresi diri pada karya

ini adalah kain yang dihasilkan dari proses anyam

secara manual. Anyaman yang digunakan adalah

anyaman pom-pon. Penamaan anyaman ini

lebih dikenal di luar negeri dengan sebutan

‘Pom-pom blanket’, penyebutan tersebut

berdasarkan fungsi diwujudkan anyaman

tersebut untuk selimut bayi. Kata pom-pom

sendiri di Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan

pom-pon, yang memiliki arti bola-bola kecil dari

bahan wol dan sebagainya yang digunakan

sebagai hiasan pada baju (wanita), sepatu, dan

sebagainya (Departemen Pendidikan Nasional,

2005).

Mayarakat cukup banyak mengetahui

bahwa pembuatan pom-pon dapat dilakukan

menggunakan alat bantu yang biasanya disebut

dengan pom-pom maker atau secara manual

satu-persatu menggunakan tangan. Alat bantu

berupa pom-pom maker memudahkan apabila

dikehendaki pembuatan banyak dengan ukuran

yang sama. Bulat sempurna sebuah pom-pom

didapatkan melalui proses trimming. Adapula

yang membuat alat sendiri menggunakan bahan

yang ada disekitar kita sebagai alat bantu

pembuatannya. Alat bantu ini memudahkan

apabila dikehendaki pembuatan banyak dengan

ukuran yang sama. Bulat sempurna sebuah pom-

pom didapatkan melalui proses trimming.

Pembuatan anyaman pom-pom berbeda dari

pembuatan pom-pon satuan menggunakan

pom-pom maker. Hasilnya juga sedikit berbeda

karena anyaman pom-pon tidak bulat sempurna

hanya bundar dibagian atas dikarenakan bagian

bawah merupakan sambungan yang berfungsi

sebagai penyambung agar menjadi rangkaian.

Page 4: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

Dheasari Rachdantia, Eclectic Style Pom-Pom Blanket [ 121

Gambar 4. Anyaman Pom-pon untuk Sarung Bantal, 2020

(Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Anyaman pom-pon adalah anyaman

yang berasal dari serat wol yang dianyam pada

alat pembentang (spanram) biasanya alat

pembentang ini berbentuk persegi maupun

persegi panjang yang dipaku dengan jarak

tertentu sesuai kebutuhan. Hasil dari anyaman

ini adalah rangkaian pom-pon dalam satu lembar

anyaman yang menampilkan bentuk tiga

dimensi. Pemilihan serat wol dilakukan dengan

pertimbangan hasil yang akan tetap sama

apabila dicuci dikarenakan wol dikenal unggul

karena ia tidak ‘lupa’ akan bentuknya semula,

yang memungkinkan tekstur bulat menyempul

akan sama ketika setelah dicuci (Gunawan, 2012,

p. 31).

Setelah adanya penggambaran tentang

bentuk ekpresi diri dari seseorang (wanita) salah

satunya melalui busana yang merupakan bagian

dari presentasi diri menggunakan gaya eklektik

dengan poin utama kreatif, inovatif, tidak

konvensional dan menggunakan warna yang

mencolok. Rumusan penciptaan ini adalah

bagaimana menciptakan busana yang berfokus

pada pembuatan bahan utama berupa anyaman

pom-pon sebagai wujud dari inovasi dan avant-

garde bagian dari bentuk ekspresi diri dalam

berbusana menggunakan gaya eklektik.

terciptanya karya busana ini bertujuan

untuk mewujudkan busana bergaya eklektik

melalui pendekatan teknik pembuatan bahan

utama busana berupa anyaman pom-pon.

Terealisasinya bentuk ekspresi diri sebagai salah

satu identitas manusia melalui busana yang

dapat digunakan dikehidupan sehari-hari

maupun untuk keperluan tertentu di luar rumah.

Tersalurkannya ekpresi diri merupakan bagian

dari mencintai diri sendiri yang diwujudkan.

Selain itu busana ini merupakan salah satu

alternative pembuatan bahan utama busana

non-pabrik yang dapat dilakukan tanpa perlu

alat yang rumit dan tetap mengutamakan unsur

kekriyaan.

METODE

Metode Penelitian Artistik dan Skema Berpikir

Practice Based Research

Metode pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan estetika yang digunakan

dalam proses perwujudan yang

mempertimbangkan wujud (rupa), isi dan

penampilan. Teori estetik dari A.A.M Djelantik

digunakan karena dalam sebuah karya memiliki

Page 5: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

122 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020

nilai estetik, dalam sebuah karya biasanya

mengandung tiga aspek yaitu wujud atau rupa

yang terdiri dari bentuk dan susunan, bobot

berupa sesuatu yang memiliki makna, dan

penampilan (Djelantik, 2004). Metode

pendekatan yang kedua yang digunakan adalah

pendekatan dari Edmund Burke Feldman yang

telah diterjemahkan SP. Gustami tentang fungsi

personal seni dalam kehidupan modern salah

satunya untuk keperluan memuaskan

kebutuhan-kebutuhan individu kita tentang

ekspresi pribadi (Gustami, 1990, p. 2).

Proses penciptaannya menggunakan

metode penciptaan penelitian artistik yang

memfokuskan pada budaya kontemporer,

budaya ini bersifat membuka diri dan

memasukkan yang tidak terkecuali dalam

membangun jembatan antara media ekspresi

dan atau sebagai metode untuk produk

pengetahuan. Cara berpikir metode ini adalah

induktif, dimana cara berpikir ini memaparkan

dari yang bersifat khusus ke umum (Mika

Hannula, Juha Suoranta, 2005, pp. 9–12).

Metode ini juga sebagai alat atau media untuk

membantu menginformasikan sang seniman

serta memudahkan pembaca dalam memahami

arah dari sebuah penelitian. Penelitian ini

bersifat fleksibel, keberlanjutan dan adaptif,

yang memungkinkan adanya penemuan baru

selama proses berlangsungnya penelitian.

Penelitian artistik merupakan penelitian

kualitatif yang mengikutsertakan peneliti

sebagai subjek penelitian untuk menghasilkan

jenis informasi baru. Metode ini akan ditulis

secara ilmiah, dengan mendeskripsikan proses

praktek berkarya secara detail dari pra konsep

hingga karya seni terwujud (Djandjang Purwo

Sedjati, 2020, p. 90). Salah satu cara untuk

memetakan pola berpikir adalah menggunakan

yang dirancang oleh Assoc. Prof. Ramlan

Abdullah (Abdullah, 2010, p. 41):

Skema 1

Practice Based Research (Sumber: Jurnal Perintis Pendidikan UiTM)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian awal proses metode Practice

Based Research adalah merumuskan research

question (pertanyaan penelitian) berupa

bagaimana mewujudkan bentuk ekspresi diri

melalui sebuah busana. Selanjutnya adalah

research context (konteks penelitian) tentang

wujud ekspresi diri dalam berbusana dapat

diwujudkan melalui busana dengan gaya eklektik

yang berfokus pada pemilihan warna yang

berbeda dalam penggunaan outfit saat

bersamaan, pemilihan bahan busana yang tidak

harus baru tetapi belum banyak diketahui, serta

dapat dipadu padankan dengan busana

keseharian yang kita miliki. Tahap ketiga

sebelum proses perwujudan adalah

menentukan reseacrh methods (metode

penelitian), metode pendekatan yang digunakan

adalah metode estetika dan metode kriya

tentang fungsi seni. Sedangkan metode

Page 6: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

Dheasari Rachdantia, Eclectic Style Pom-Pom Blanket [ 123

penciptaannya menggunakan practice based

research.

Drawing/Sketches

Langkah berikutnya dilanjut dengan

pembuatan sktesa digunakan untuk acuan

dalam proses awal pembuatan busana sebagai

acuan dalam menentukan warna, penempatan

pom-pom blanket, dan model busana secara

keseluruhan.

Study

Tahap study yang digunakan disini

adalah proses pembelajaran yang dilakukan

selama proses penelitian yang tidak menutup

kemungkinan mendapat adanya hal baru selama

proses penelitian. Penelitian berbasis praktik

memungkinkan banyak didapatkannya proses

belajar selama proses perwujudan karya

terutama pada pembuatan anyaman pom-pon

yang memerlukan banyak percobaan selama

prosesnya hingga terbentuk anyaman pom-pom

yang memiliki tekstur tiga dimensi dihasil akhir.

Serta pemilihan warna dan bentuk busana yang

dapat menggambarkan gaya eklektik yang

bertujuan sebagai bentuk ekspresi diri melalui

busana. Bagian study ini berhubungan dengan

semua aspek dari pembuatan sketsa, pencarian

literatur dan visual yang tepat untuk bahan

penciptaan.

Literature Research

Bagian ini dilakukan untuk membantu

dalam menemukan istilah-istilah penyebutan

mulai dari anyaman pom-pon dan gaya busana

eklektik melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) atau sumber-sumber yang dapat

membantu menerangjelaskan pemaknaan yang

mungkin belum banyak dipahami, serta istilah-

istilah lainnya. Fungsi literature research juga

agar memudahkan sang seniman dalam

menjelaskan maksud dari tema, konsep, proses

perwujudan hingga tahap pertanggung jawaban

berdasarkan data yang dapat dipertanggung

jawabkan tingkat validasi data yang digunakan.

proses ini terjadi selama proses perciptaan dari

awal hingga akhir penelitian.

Visual Research

Penelitian ini menggunakan visual

research sebagai tahapan dalam pencarian

sumber acuan untuk wujud dari karya busana

bergaya eklektik. Sumber acuan busana

menggunakan sejumlah fashion desainer

maupun artis yang menggunakan gaya eklektik

pada kebanyakan busana hariannya seperti pergi

bekerja, atau melakukan kegiatan diluar rumah.

gaya eklektik yang digunakan dari Diana Rikasari

(desainer) dan Tantri Namirah (Publik

Figur/Artis).

Experiment

Bagian ini merupakan bagian utama dari

penelitian berbasis praktek, dimungkinkan

mendapat pengetahuan baru selama proses

penelitian adalah dibagian ini. Eksperimen

penciptaan ini difokuskan pada pembuatan

material khusus outerwear menggunakan

anyaman pom-pon dengan proses pembuatan

secara manual dibantu alat berupa spanram dan

bahan utama benang wol siet. Proses

perwujudan dari lembaran anyaman pom-pon

yang akan diwujudkan menjadi busana

membutuhkan uji coba melalui beberapa kali

percobaan.

Practice

Langkah kedua adalah praktek. Tahapan

praktek meliputi: penentuan ukuran busana,

menyiapkan alat dan bahan, proses non-jahit

(pembuatan anyaman pom-pon), proses jahit

(pembuatan pola busana, pemindahan dan

pemotongan kain, proses penjahitan kain,

penggabungan anyaman pom-pon dan puring

outerwear (bolero), pembentukan tank top

dress anyaman pom-pon) hingga finishing.

Ukuran busana yang digunakan untuk

outerwear (bolero dan tank top dress) adalah

Page 7: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

124 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020

ukuran standart wanita dewasa L (large). Ukuran

ini mengacu pada ukuran pada buku penuntun

membuat pola busana tingkat dasar yang ditulis

Soekarno. Lingkar Badan: 98, lingkar pinggang:

78, lebar dada: 35, lingkar kerung lengan: 48,

lebar bahu: 13, lingkar pergelangan: 21, panjang

lengan: 55, lingkar panggul: 108, panjang celana:

98, lingkar pesak: 70, ½ lingkar paha: 34, ½

lingkar lutut: 26, ½ lingkar kaki: 22 (Soekarno,

2015, p. 17).

Bahan utama busana yang digunakan

untuk anyaman pom-pon adalah benang wol siet

lokal dengan berat 200 gram/gulung. Warna

benang yang digunakan adalah merah, gradasi

(biru dan merah muda), biru (biru muda, biru

sedang, dan biru tua), merah muda. Bahan

selanjutnya kain batik dengan pewarnaan

remasol dan menggunakan teknik pengerjaan

batik tulis. Pemilihan motif kain berbentuk

asimetris dengan motif kawung dan truntum.

Kain lurik yang proses pembuatannya

menggunakan teknik menenun benang. Warna

yang dipilih adalah kombinasi warna merah,

biru, kuning dan putih. Kain lurik ini digunakan

untuk pembuatan kemeja busana sebagai

dalaman outerwear anyaman pom-pon pada

karya pertama. Kain polos untuk blus dan

kombinasi rok asimetris menggunakan kain jenis

katun dan crepe. Bahan penunjang pembuatan

busana Kain Viselin, Invisible Zipper, Benang

jahit, Kancing Lubang, dan renda.

Alat yang digunakan dalam pembuatan

anyaman pom-pon adalah spanram ukuran 110

x 80 sentimeter yang telah dilubang dengan

mata bor ukuran tiga milimeter dengan jarak

masing-masing lubang sekitar 2 sentimeter.

Kayu yang telah dilubangi diisi dengan paku

ukuran lima sentimeter. Alat penunjang lain

dalam pembuatan busana ada pensil, penggaris

pola, spidol, jarum jahit, jarum mesin, jarum

pentul, gunting kain, gunting bordir, pensil Jahit,

metline, spul, skoci, sepatu mesin jahit, mesin

Jahit, mesin obras, dan setrika.

Berikutnya mulai tahapan pembuatan

busana setelah semua alat dan bahan siap

meliputi:

a. Tahapan pembuatan anyaman pom-pon

Gambar 5. Pembuatan Anyaman Pom-pon Menggunakan

Spanram, 2019 (Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Pembuatan anyaman menggunakan

pembidang yang besar sekaligus agar waktu

yang diperlukan tidak terlalu lama. Putaran

pada setiap paku dihitung agar hasil akhir

yang diinginkan dapat sesuai. Setelah proses

pelilitan selesai selanjutnya dikunci agar

dapat menghasilkan bentuk bundar pada

hasil akhirnya. Proses mengunci benang

dengan menali dilakukan satu persatu

dengan kekuatan kekecangan yang baik agar

tidak mudah lepas.

b. Tahapan Pembuatan Pola Busana

Gambar 6. Pembuatan Pola Busana, 2019

(Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Page 8: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

Dheasari Rachdantia, Eclectic Style Pom-Pom Blanket [ 125

Setelah alat dan bahan selesai disiapkan,

selanjutnya adalah membuat pola busana.

Pola ini dibuat di atas kertas Koran bekas.

Pembuatan pola pada Koran bekas dapat

meminimalisir kesalahan ukuran dan

memudahkan dalam mengatur penempatan

pola pada kain.

c. Tahapan Pemindahan, Pemotongan Kain

Gambar 7. Pembuatan Pemindahan Pola pada Kain, 2019

(Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Proses pemindahan pola dari Koran bekas ke

kain yang siap dipola. Penentuan ukuran

kampuh jahit diperhatikan disetiap

bagiannya karena masing-masing bagian

memiliki kampuh jahit yang berbeda.

d. Tahapan Penjahitan

Gambar 8. Proses Pemasangan Jarum Pentul Sebelum

Penjahitan, 2019 (Sumber: Dokumentasi Dheasari)

Proses ini merupakan proses lanjutan

setelah pemindahan pola dari Koran bekas

pada kain. Selanjutnya proses

penggabungan kain menjadi busana

menggunakan mesin jahit. Untuk

meminimalisir perubahan ukuran dan terjadi

kesalahan dalam penjahitan diperlukan

penggunaan jarum pentul untuk

menggabungkan sementara.

e. Tahapan penggabungan anyaman pom-pon

dan puring outerwear (bolero)

Tahapan ini menggabungkan anyaman pom-

pon untuk bolero yang telah dipotong dari

lembaran menjadi pecah pola bolero lalu

digabungkan dengan puring dari bahan kain

organdie menggunakan teknik jahit manual

dengan jarum jahit.

f. pembentukan tank top dress anyaman

pom-pon.

Pembentukan tank top dress dilakukan

dengan penggabungan menggunakan

kuncian manual menggunakan jahit manual.

Benang yang digunakan senada dengan

bahan anyaman agar perbedaan tidak

terlihat kentara antara bahan anyaman dan

benang.

g. Tahapan pembuatan pelengkap dan hiasan

busana

Tahapan ini yang dilakukan adalah membuat

kancing bungkus sebagai hiasan pada lingkar

tangan kemeja, proses perekatan renda

menggunakan lem khusus kain yang

transparan hasilnya.

h. Tahapan Finishing

Proses ini merupakan proses akhir, sebagai

penyempurnaan karya yang dapat

menentukan nilai akhirnya. Pemotongan

sisa benang, penyetrikaan busana,

pemasangan kancing.

Possible Outcomes

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah karya

Craft Art (Seni Kriya) berupa dua busana

bertema eklektik sebagai bentuk ekspresi diri.

Page 9: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

126 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020

Pada karya pertama menggunakan bolero

anyaman pom-pon dengan kombinasi kain

organdie dan dipadukan bersama kemeja turtle

neck berbahan lurik dengan celana berbentuk

Sabrina. Karya kedua memadukan tank top dress

anyaman pom-pon dengan blus dengan kerah

funnel tetapi bukaan belakang yang dipadukan

rok midi asimetris berbahan batik tulis motif

asimetris dari kawung dan truntum kombinasi

bahan polos.

Gambar 9. Karya 1, 2019

(Dokumentasi: Dokumentasi Dheasari)

Karya pertama busana anyaman pom-

pon bergaya eklektik yang berjudul “Poms

Emotion: Energi” ini memiliki arti sebagai sebuah

dorongan yang positif menjadikan diri kita

mampu dan kuat untuk menjalani disetiap

bagian hidup. Terkadang tanpa kita sadari

datangnya darimana, dorongan itu bisa muncul

tanpa kita duga sebelumnya. Melalui perantara

apapun bisa terjadi, tetapi yang penting diri

kitalah yang seharusnya pandai menciptakan.

Bagaimanapun kondisi yang akan terjadi sering

kali menjadi sebuah kejutan untuk kita.

Busana ini menggunakan warna merah,

biru, dan jingga. Warna merah menggambarkan

perhatian, keberanian dan apabila dengan shade

lebih gelap akan menggambarkan kedewasaan .

Warna biru menggambarkan keyakinan,

keteguhan, kepercayaan. Warna jingga

menggambarkan semangat, kreatif, hangat.

Warna putih menggambarkan kebenaran,

ketepatan, kejujuran.

Proses pembuatan anyaman dilakukan

menggunakan spanram ukuran 100 x 90

sentimeter. pemasangan paku memerlukan 95

biji paku dengan jarak masing-masing paku 3

sentimeter. dalam satu putaran jalan benang 10

helai dengan enam kali putaran, sehingga satu

bulatan pom-pon terdiri atas 60 helai benang

wol.

Gambar 10. Karya 2, 2019

(Dokumentasi: Dokumentasi Dheasari)

Karya kedua busana anyaman pom-pon

bergaya eklektik yang berjudul “Poms Emotion:

Kasih” ini memiliki arti sebagai sebuah sifat yang

melekat pada kita sejak lahir. Berawal dari

Page 10: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

Dheasari Rachdantia, Eclectic Style Pom-Pom Blanket [ 127

perasaan tulus yang diberikan kedua orang tua

pada kita. Seiring berjalannya waktu kita tidak

hanya mengenal arti dari sebuah kasih dari

kedua orang tua, tetapi keluarga, teman, dan

lingkungan juga ikut berpengaruh. Seberapa

besar dan dalam kasih tersebut dapat

membentuk kepribadian kita. Perasaan tersebut

terkadang tidak selalu menimbulkan

kebahagiaan tetapi terkadang ada kesedihan

yang ditimbulkan. Sebuah kasih akan lebih terasa

apabila kita membagikan pada orang lain.

Pembuatan pom-pom blanket

menggunakan spanram ukuran 55 x 80 cm

dengan jumlah paku 44 biji jarak antar paku 3

sentimeter. pemilihan warna menggunakan

empat benang wol, dengan warna merah muda.

Biru tua, biru muda, biru tosca, dan gradasi (biru

dan merah muda) serta terdapat warna hitam

dan putih pada bagian rok asimetris. Masing-

masing warna memiliki makna yang berbeda-

beda untuk mengungkapkan kata kasih pada

busana ini. Biru merupakan gambaran dari rasa

percaya, keteraturan, ketenangan, kesetiaan.

Merah muda melambangkan cinta, feminim,

penyayang, lembut. Hitam bertenaga,

kesedihan, elegan sebagai sisi lain dari kasih

yang dapat kita rasakan juga. Sedangkan putih

menggambarkan tentang ketepatan, kejujuran,

PENUTUP

Bentuk ekspresi diri dalam berbusana ini

memfokuskan pada pemilihan material dan

finishing pada outerwear berupa bolero dan

tank top dress dengan tali spageti. Material

utama yang ingin ditampilkan adalaha anyaman

pom-pon sebagai ganti bahan utama outerwear

berupa kain pabrik. Bentuk ekpresi secara

keseluruhan diperlihatkan melalui outfit atau

serangkaian pakaian yang terdiri atas setelan

berupa outerwear, overblouse, bawahan berupa

rok asimetris dan celana panjang model Sabrina.

Mengkombinasikan antara material khusus dari

anyaman pom-pon dengan tenun lurik, batik

tulis motif asimetris serta bahan kain polos dan

ditunjang dengan perpaduan dari warna yang

berani menjadi salah satu wujud ekspresi diri

dalam berbusana yang cocok bagi penyuka gaya

eklektik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. P. R. (2010). Practice Based

Research in art and design, Why not?

Jurnal Perintis Pendidikan Fakulti Seni Lukis

& Reka UiTM, 18.1, 41.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005).

Kamus Besar Bahasa indonesia (ketiga).

Balai Pustaka.

Djandjang Purwo Sedjati, A. S. (2020). TEPUNG

MAKANAN SEBAGAI ALTERNATIF

PERINTANG DALAM PENCIPTAAN KARYA

SENI TEKSTIL. CORAK, Vol. 9 No., 90.

file:///E:/MATERI KULIAH/artikel jurnal

Corak/TEPUNG MAKANAN SEBAGAI

ALTERNATIF PERINTANG DALAM

PENCIPTAAN KARYA SENI TEKSTIL.pdf

Djelantik, A. A. M. (2004). Estetika Sebuah

Pengantar. Media Abadi.

Gunawan, B. (2012). kenali Tekstur (M. N. R.

Murti (ed.); cetakan 1). Dian Rakyat.

Gustami, D. S. (1990). Seni Sebagai Ujud dan

Gagasan. Fakultas Seni Rupa dan Disain

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, H.

jusuf. (2010a). Kamus Mode Indonesia

(Nana Lystiani (ed.)). PT Gramedia Pustaka

Utama.

Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, H.

jusuf. (2010b). Kamus Mode Indonesia

(Nana Lystiani (ed.)). PT.

Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, H.

jusuf. (2011). Kamus Mode Indonesia. PT

Page 11: GAYA BUSANA EKLEKTIK SEBAGAI WUJUD EKSPRESI DIRI …

128 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020

Gramedia Pustaka Utama.

Mika Hannula, Juha Suoranta, T. V. (2005).

Artistic Research-Theories, Methods and

Practices. Academy of Fine Art, Helsinki,

Finland and Universiy of Gothenburg / Art

Monitor, Gothenburg, Sweden.

Soekarno. (2015). Buku Penuntun Membuat Pola

Busana Tingkat Dasar. PT Gramedia

Pustaka Utama.

Tolentino, L. (2018). Eclectic Style – Overview

And Tips For Making It Work For You.

http://www.fashionologymag.com/eclecti

c-style-overview-and-tips-for-making-it-

work-for-you/

W, M. M. N. (2015). METODE PENCIPTAAN

BIDANG SENI RUPA: Praktek Berbasis

Penelitian (practice based risearch), Karya

Seni Sebagai Produksi Pengetahuan dan

Wacana. CORAK, Vol. 4 No., 24.

file:///E:/MATERI KULIAH/artikel jurnal

Corak/METODE PENCIPTAAN BIDANG SENI

RUPA Praktek Berbasis Penelitian (practice

based risearch), Karya Seni Sebagai

Produksi Pengetahuan dan Wacana.pdf