gastroenteritis

Upload: syahidah-zaki

Post on 22-Jul-2015

132 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nurul Syahidah Binti Muhamad Zaki 102010380 Kelompok E7

Anamnesis, pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang1. Lekosit Feses (Stool Leukocytes) . 2. Volume Feses 3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam 4. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses 5. Pemeriksaan Tes Laboratorium lainnya 6. Biopsi Usus Halus 7. Enteroskopi Usus Halus 8.Imaging

Diagnosis Kerja: Gastroenteritis et causa virus dengan dehidrasi sedang

Virus >> menginfeksi dan menghancurkan sel-sel

ujung-ujung vilus >>fungsi absorbsi usus halus terganggu>> Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru>> Vilus atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik

>>meningkatkan tekanan koloid osmotic usus

>>hiperperistaltik usus >> cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong keluar usus melalui anus>> menimbulkan diare osmotik

Derajat dehidrasiTanda klinis Aktivitas Ringan Normal Letargi Sedang Berat Letargi atau

komaWarna Pucat Kebiruan Berbintikbintik Keluaran urin Menurun (

kemudian berkembang biak >>mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase /enzim guanil >>akan terjadi peningkatan cAMP /cGMP >> kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium dan air dalam sel ke lumen usus serta menghambat peninggian tekanan osmotik di dalam lumen >>

hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan

yang berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus besar (colon)>>bila kemampuan penyerapan colon berkurang atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan kolon, maka akan terjadi diare.

Organisme Escherichia coli *ETEC

Mekanisme patogenik

Sumber

Gambaran klinis Travellers diarrhea

Toksin mirip kolera, tanpa invasi

Air, makanan

Diare cair

*EHEC

Toksin mirip shiga, tanpa invasi

Produk sapi yang kurang matang

Kolitis hemorhagik, sindrom hemolitikuremik

*EPEC

Perlekatan, pendataran enterosit, tanpa invasi

Weaning foods, air

Diare cair pada bayi dan batita

*EIEC Salmonella

Invasi, penyebaran lokal Invasi, translokasi, peradangan limfoid, penyebaran

Keju, air, orang ke orang Susu, sapi, telur, ayam

Demam, diare cair dan disentri Demam, nyeri, diare atau disentri, bakterimia infeksi di luar usus

Shigella

Invasi, penyebaran lokal inokulum

Orang ke orang, sedikit epidermik

Demam, nyeri, diare, disentri

Campylobacter

Toksin, invasi

Susu, ayam, kontak hewan

Demam, nyeri, diare, disentri, sumber makanan, reservoar hewan

Yersinia enterocolitica

Invasi, translokasi, peradangan

Susu, babi

Demam, nyeri, diare, adenitis mesenterik, infeksi di luar usus, sumber makanan

Vibrio cholerae, Vibrio lain

Enterotoksin, tanpa invasi

Air, kerang, penyebaran orang ke orang

Diare cair, kolera, penyebaran pandemik

Clostridium difficile

Siotoksin, invasi lokal

Penyebaran lingkungan nosokomial Demam, nyeri, diare berdarah, penularan nosokomial

Clostridum perfringens Myocobacterium tuberculosis

Enterotoksin, tanpa invasi Invasi, fokus peradangan mural disertai nekrosis dan jaringan parut

Daging, ayam, ikan Susu yang tercemar, menelan kuman yang dibatukkan

Diare cair Nyeri abdomen kronik, penyulit malabsorbsi, striktur, perforasi, fistula, perdarahan

2. Disentri basillaris Shigella Penularannya secara oro-fekal Bakteri Shigell menginvasi sel mukosa usus, tetapi

biasanya tidak melewati lamina propia. Disentri timbul ketika bakteri lolos dari fagolisosom sel epitel, berkembang biak di dalam sitoplasma, dan merusak sel pejamu. Toksin Shiga menyebabkan kolitis hemorrhagik dan sindrom hemolitik-urea, masing-masing dengan merusak sel endotel pembuluh darah mikro kolon dan glomerulus.

Etiopatogenesis

EpidemiologiPenyebaran kuman yang menyebabkan diare a) Tidak memberikan ASI (Air Susu lbu) secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. b) Menggunakan botol susu c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. d) Menggunakan air minum yang tercemar. e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak. f) Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar.

Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare a) Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun b) Kurang gizi d) Imunodefisiensi/imunosupresi. Faktor Lingkungan dan perilaku a) sarana air bersih b) pembuangan tinja

Gejala klinis Awalnya -cengeng, gelisah, suhu badan mungkin

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit - gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.

PenatalaksanaanHari 1 Merawat bayi yang masih menyususi Jangan berikan susu kepada bayi anda Merawat anak usia lebih tua Berikan anak anda larutan rehydrating dan

selama 24 jam, berikan larutanrehydrating dengan interval teratur 2 Berikan bayi anda campuran 2 bagian

bukan susu, atau berikan sari buah tanpapemanis Anda dapat menambahkan nasi, sayuran

larutan rehydrating dan 2 bagian formula dan buah kental tanpa pemanis ke dalamsusu tiap kali waktu makannya 3 Pada hari ini kemungkinan besar bayi anda sudah sembuh total dan dapat kembali ke pola makan rutinnya 4 diet anak anda Anda dapat menambahkan ayam dan atau sup ke diet anak anda dan juga boleh mulai memberi susu Anda juga boleh menambahkan roti biskuit, telur, daging dan atau ikan ke diet anak anda

Umur

Dosis oralit yang diberikan

Jumlah oralit persediaan