garam ikan

9
--- Dr. Asad --- GARAM IKAN - Fungsi dan Kegunaannya Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut. Fungsi Garam Ikan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang. Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya. Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati. Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus 1 | Page

Upload: rion-alba-arie

Post on 10-Aug-2015

205 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gram

TRANSCRIPT

Page 1: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

GARAM IKAN - Fungsi dan Kegunaannya

Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut.

Fungsi GaramIkan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.

Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.

Beberapa Keunggulan Garam IkanPemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi manusia. Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.

Dosis dan Cara PemberianGaram sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.

1 | P a g e

Page 2: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

Beberapa dosis penggunaan garam adalah:

Sebagai profilaktik:Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.

Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteriUntuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan.

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.

Untuk melepaskan lintah pada ikanDapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.

Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

PerhitunganUntuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.

FAQ air untuk Discus

Berapakah PH air yang ideal untuk Discus ? Usahakan PH dibawah 7 dan diatas 5.5, idealnya adalah 6. Bagaimanakah cara menurunkan PH air ? Gunakan Phosporic acid atau yang paling aman dengan Peat moss. Apakah fungsi dari Peat Moss ? Selain menurunkan PH, Peat Moss juga berfungsi sebagai ion exchanger alami dan

mengurangi kesadahan pada air. Air saya menjadi coklat dan kuning setelah saya memasukan Peat Moss. apakah berbahaya untuk Discus ? Tidak,

subtansi didalam Peat Moss adalah sama dengan subtansi yang terdapat pada air di sungai amazon (black water), dimana merupakan habitat asli dari Discus.

Bagaimana menghilangkan Chlorine dari air PAM ? Gunakan karbon aktif pada filter anda atau beri aerasi pada air tersebut atau endapkan air tersebut untuk waktu tertentu.

Apakah yang dimaksud dengan Chloramine ? Chloramine adalah kombinasi dari Chlorine dan Ammonia, dimana banyak PAM menggunakannya utk tujuan sterilisasi.

Apakah Chloramine tidak baik untuk Discus ? Ya Chloramine merupakan racun dan Chloramine tidak dapat dihilangkan dari air hanya dengan pemberian aerasi, harus ada treatment khusus untuk itu.

Berapa suhu air ideal untuk Discus ? Discus hidup di alam aslinya pada suhu berkisar 26-30 derajad Celcius. Saya 2 | P a g e

Page 3: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

mempertahankan suhu sekitar 28-29 derajat Celcius untuk anakan dan ikan dewasa, juga pada saat breeding, sedangkan ikan sakit saya treatment dengan suhu 30 hingga 32 derajat Celcius.

Berapa Kesadahan yang ideal untuk Discus ? 0-3 dH atau 0-50 ppm (mg/L CaCo3) Apakah yang dimaksud Mechanical Filtration ? Semua filter yang fungsinya menyaring kotoran atau partikel dari

air disebut Mechanical Filtration. Apakah yang dimaksud Biological Filtration ? Biological Filtration adalah sebuah filter yang mungkin saja terdiri

dari sponge, bio ball atau media lain yang merupakan tempat atau media hidup dari bakteri pengurai nitrit dan ammonia.

Apakah yang dimaksud Chemical Filtration ? Chemical Filtration merupakan filter yang berfungsi untuk membuang zat-zat beracun seperti nitrat, phosphate dll, filter ini dapat berisi bermacam-macam resin atau karbon aktif.

Apakah Discus menyukai arus air ? Tidak, arus filter atau pompa yang deras bukan sesuatu yang baik untuk discus, terlebih lagi pada saat breeding.

Apa yang dilakukan karbon aktif ? Karbon aktif berfungsi untuk menyerap phosphate, chlorine, chloramine, arsenic, potassium permanganate dan toxin dalam air.

Apakah Biological Filter boleh sering dibersihkan ? Tidak boleh, sebaiknya Biological Filter jangan sering dibersihkan, apalagi dicuci dengan air panas. Sponge filter merupakan sebuah Biological filter yang sederhana.

Apakah air tanah tidak perlu diendapkan ? Salah, air tanah juga tetap harus diendapkan, bahkan air tanah mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan air PAM yang umumnya mengandung Chlorine.

Apakah air PAM lebih bersih dan baik untuk Discus ? Tidak juga, banyak pipa jaringan PAM yang bocor dan rusak sehingga air terkontaminasi.

Berapa lama air PAM/tanah diendapkan ? Yang aman minimal 24 jam, bila diberikan aerasi juga baik, hanya saja PH akan sedikit naik.

Bagaimana cara mengukur PH air ? Gunakan PH Meter digital, Kertas lakmus atau PH tester kit yang dapat dibeli di toko kimia atau ikan hias.

Bagaimana cara mengukur kesadahan ? Gunakan TDS meter digital. Apakah yang dimaksud Soft water ? Yang dimaksud Soft water adalah air yang lunak dimana kesadahannya

berkisar 0-3 dH (0-50 ppm) dan PH berkisar 5.0-6.0, Softwater adalah kondisi ideal untuk Discus. Apakah yang dimaksud Hard Water ? yang dimaksud Hard water adalah air dengan kesadahan 12 - 18 dH (diatas

300 ppm), Hard water hanya cocok untuk memelihara Cichlids afrika. Bagaimana cara menggunakan Peat Moss ? masukan Peat Moss dalam kain kasa atau stocking bekas dan rendam

dalam central filter anda, banyaknya tergantung seberapa besar dan banyak tank anda. Saya sudah memasukan Peat Moss dalam tank, tapi kenapa PHnya tidak cepat turun ? Peat moss tidak akan

langsung menurunkan PH dalam sekejap, turunkan PH terlebih dahulu dengan Posphoric acid dan selanjutnya Peat Moss yang akan mempertahankan untuk jangka waktu tertentu.

FAQ proses breeding

Berapakah ukuran tank yang ideal untuk breeding ? Yang cukup ideal adalah 45x45x45cm atau 45x45x40cm. Bagaimana memilih pasangan discus yang cocok ? Usahakan Discus berpasangan secara alami dengan cara memasukan

bebarapa calon induk dewasa (usia 11 hingga 16 bulan dan matang kelamin) kedalam tank komunitas dengan ukuran 100x50x45cm, lalu letakan cone pada sudut tank.

Bagaimana kita tahu ada Discus yang berpasangan ? Discus betina dan jantan yang cocok akan terlihat berduaan dan mulai membersihkan cone tersebut, mereka akan mengusir ikan lain yang berada didekatnya atau memasuki teritorialnya.

Selanjutnya apa yang kita lakukan dengan pasangan tersebut ? Ambil dan pisahkan kedua Discus tersebut dan masukan kedalam breeding tank, masukan juga cone atau subtrat bertelurnya. Pastikan pasangan tersebut cocok dengan mengamati proses selanjutnya seperti bertelur, pembuahan dan menghasilkan anakan Discus.

Apakah Discus mau dipasangkan secara paksa ? Ya, mereka mau juga dipasangkan secara paksa dan sukses bertelur. Hanya pada beberapa kasus sering terjadi indukan Discus tidak mau membawa anak atau indukan berkelahi memperebutkan anak dan ada juga yang tidak mau berpasangan.

Adakah hal lain yang menyebabkan Discus gagal memijah bila dipasangkan secara paksa ? Ya, dimana kita salah memasangkan induk, ternyata keduanya induk tersebut ternyata betina atau keduanya jantan.

3 | P a g e

Page 4: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

Bila kita memasukan induk yang ternyata betina dua-duanya, apa yang akan terjadi ? Discus tidak mau bertelur sama sekali, ikan bertelur lalu dimakan pasangannya atau ikan bertelur tapi tidak dibuahi oleh pasangannya (akhirnya telurnya busuk).

Mengapa telur Discus saya tidak pernah menetas dan busuk semua ? Banyak faktor penyebabnya, antara lain: telur tidak dibuahi oleh induk jantan, PH terlalu tinggi, air yang kurang baik (terdapat banyak jamur, bakteri dan penyakit atau zat lainnya), arus air yang terlalu besar yang disebabkan oleh aerasi, breeding sponge atau air dari pipa input(untuk system tank) dan bahkan beberapa breeder mengatakan ikan jantannya mandul.

Hal-hal apalagi yang menyebabkan telur tidak jadi menetas ? Suhu yang terlalu dingin (dibawah 26 derajat Celcius) dan suhu yang terlalu panas (diatas 32 derajat Celcius), perubahan suhu air yang drastis dan tiba-tiba, kualitas air yang berubah-ubah.

Bagaimana mengatasi telur agar tidak busuk atau meminimalkan pembusukan ? Kondisi yang kurang baik seperti diatas dihindari, dapat juga diberikan methyline blue sesuai dosis untuk pencegahan jamur atau gunakan formalin 37% dengan dosis 1 cc untuk 50-75liter air tank dan diberikan 1 atau 2 jam setelah pembuahan telur oleh ikan jantan.

Bagaimana kita mengetahui ikan akan bertelur ? Discus jantan dan betina akan mulai membersihkan subtrat untuk menempelkan telurnya seperti Cone, pipa PVC, dinding tank dan bahkan pada kasus tertentu dasar dari aquarium, proses ini akan berlangsung 1 atau 2 hari, beberapa ikan kadang melakukannya dalam hitungan jam. Setelah proses tersebut pada beberapa ikan betina kadang masih melakukan phase percobaan dengan cara berenang vertikal sambil menggosokan kelaminnya pada subtrat. Hingga akhirnya benar-benar bertelur.

Apakah Discus melakukan kontak kelamin ? Tidak, Discus betina akan meletakan telurnya pada subtrat dan seterusnya diikuti oleh sang jantan dengan membuahinya.

Apa yang akan dilakukan oleh induk ikan setelah bertelur ? umumnya Ikan jantan atau betina akan menunggui telur mereka, mereka akan bergantian mengipasi telur tersebut dengan sirip insangnya, juga terlihat Discus seolah-olah meniupi telurnya dengan mulut mereka.

Apakah terjadi perubahan pada pisik atau tabiat induknya ? Discus induk baik betina atau jantan akan menjadi lebih agresif terhadap pengganggu, warna fin atas dan bawah akan semakin gelap (tampak sekali terlihat pada strain dengan warna gelap atau biru seperti Blue Diamond atau Turqouise).

Bagaimana kita mengetahui telur yang tidak dibuahi ? biasanya telur yang tidak terbuahi akan busuk kurang dari 24 jam dan berubah warnanya menjadi putih.

Berapa lama telur akhirnya menetas ? tergantung kualitas dan suhu air juga, biasanya berkisar 2-3 hari (45 - 60 jam).

Apakah telur yang setelah 24 jam tidak putih pasti akan menetas ? Tidak, banyak telur yang busuk pada saat telah memasuki usia lebih dari 40 jam.

Apa yang akan dilakukan oleh induk Discus bila telah lebih dari 60 jam masih juga terdapat telur yang belum menetas dan kadang bercampur dengan telur yang busuk ? Induk Discus biasanya kan memakan telur yang tidak mau menetas tersebut, kadang jumlah anakan yang menetas bila kurang dari 10 juga akan dimakannya.

Mengobati penyakit Velvet

Penyakit Velvet pada ikan discus disebabkan oleh sejenis eksternal Protozoa dari jenis Dinoflagellata yaitu Oodinium, protozoa ini sangat kecil (20 microns), Penyakit ini menular lewat kontak langsung dengan ikan yang terserang penyakit tersebut atau air yang telah terkontaminasi dengan protozoa tersebut. Gejala dari penyakit ini biasanya adalah : Discus mengeluarkan lendir di sekitar tubuhnya dan dapat terlihat pada fin-nya, ikan kadang menggesekan tubuhnya pada dasar atau subtrat lainnya seperti dinding tank, cone atau pipa buangan air. Discus yang terkena penyakit ini umumnya langsung menguncup fin-nya, tidak aktif berenang dan bersembunyi disudut tank.

Berikut ini beberapa cara pengobatan yang umum dilakukanCara 1: Kumpulkan ikan yang sakit dalam sebuah tank berukuran 100 lt air masukan Chlorampenicol 1.5 gram (6 kapsul

250 mg), Acriflavine 2 PPM atau 20 ml dan Garam ikan 2 sendok makan ke dalam tank

4 | P a g e

Page 5: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

Sponge filter dapat tetap dibiarkan dalam tank dan tambahkan aerasi, gunakan heater dengan suhu 28 derajat Celcius.

Biarkan tank tersebut selama 2 atau 3 hari, bila airnya menjadi keruh karena lendir dapat dikuras semua dan ulangi dosis tersebut hingga ikan kembali sehat dan tidak ada lendir atau selaput seperti kapas pada tubuhnya.

Cara 2: Siapkan tank berukuran 100 liter air dengan sponge filter dan aerasi yang cukup. Mandikan Discus yang terjangkit Velvet dengan larutan PK yang cukup gelap selama 1 menit (Beberapa breeder

yang berpengalaman umumnya memegang Discus dengan tangan dan usapkan secara perlahan dan tidak ditekan, larutan PK tersebut dengan menggunakan kapas halus, ke sekujur tubuh ikan dari arah kepala ke ekornya, berulang kali dan jangan bolak-balik! sebab akan meyebabkan sisik dan tubuh ikan terkelupas)

Masukan ikan yang telah dimandikan larutan PK tersebut kedalam tank berisi air bersih, lalu campurkan 2 cc Formalin 37% kedalamnya, biarkan hingga 2 hari. Bila airnya menjadi keruh dan banyak lendir dapat siphon hingga separuhnya, masukan air bersih lagi dan tambahkan 1 cc formalin lagi.

Bila ikan sudah benar-benar bersih dari selaput putih seperti kapas pengobatan dapat dihentikan. Catatan : Metode ini cukup efektif, tapi harus diperhatikan bahwa PK yang terlalu pekat akan membunuh ikan atau merusak fin, ekor dan bagian tubuh ikan lainnya. Penggunaan formalin yang terlalu pekat akan menyebabkan mata ikan menjadi putih atau buta.

Cara 3:

Menggunakan Cooper formalin, metode ini biasa dilakukan oleh Nels dari Bandung, (Nels juga menjual beraneka Discus import (Wild Discus), seperti Heckels, Red Rio Ica dsb. Satukan semua ikan yang terkena velvet ke 1 aquarium. Suhu air dinaikan sampai 32 celcius Hari 1 Ganti 40% - 50% air aquarium yang akan diobati lalu tambahkan cooper formalin sesuai dosis yg

dianjurkan Hari 2 Dibiarkan dulu, Hari 3 Ganti 30% air lalu tambahkan cooper formalin dosisnya

dihitung untuk 30% air tsb Hari 4 Dibiarkan, Hari 5 Ganti 30% air lalu tambahkan cooper formalin dosisnya untuk 30% air yang di ganti Hari 6 Dibiarkan, Hari 7 Ganti 50% air lalu difilter dengan karbon aktif selama 2 hari Jika ikan masih belum

sembuh treatment di atas diulangi kembali.

Cara 4: Satukan semua Discus yang sakit kedalam sebuah tank dengan air sebanyak 100 liter, beri aerasi dan sponge

filter agar air tidak cepat keruh. Lalu masukan Copper formalin sesuai dosis. Tambahkan 2 sendok garam ikan kedalam air tank.

Masukan 1 tablet antibiotik Ciprofloxacin 500 mg kedalam tank, atur heater pada suhu 30 derajat Celcius. Biarkan hingga 3 hari, lalu ganti semua airnya dan berikan treatment dengan dosis yang sama hingga ikan

sembuh

10 Tips Memilih Ikan Discus

Ikan discus sebagai rajanya ikan air tawar menarik banyak akuaris maupun orang awam untuk memeliharanya. Selain bentuk, warna, dan coraknya yang menarik, harganya yang mahalpun menjadi salah satu daya tarik untuk memeliharanya. Namun memelihara terutama untuk memilih calon bibit yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan.Untuk mendapatkan discus yang baik tentulah harus mendapatkan bibit yang baik. Oleh karena itu seorang hobies terutama pemula harus jeli dalam memilih ikan. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh pemula adalah kurangnya pengetahuan mengenai kualitas discus yang baik. Banyaknya jenis discus, terutama nama-nama yang berlainan untuk satu jenis discus ikut membuat pemula ini semakin bingung.

Berikut tips untuk memilih discus yang baik, diantaranya;1. Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam

menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.

2. Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.

5 | P a g e

Page 6: Garam Ikan

--- Dr. Asad ---

3. Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama

4. Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.

5. Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang

6. Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.

7. Umumnya discus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. Discus yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin – sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.

8. Jangan mudah tertipu dengan warna. Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. Pada saat ini ada sebagian kalangan yang menggunakan hormon untuk memaksakan keluarnya warna ikan, yang bertujuan untuk memudahkan penjualan dan meningkatkan daya tarik ikan. Warna ini tidak akan bertahan lama (kurang lebih 2 minggu – 1 bulan). Pemakaian hormon dapat mengakibatkan gagalnya pemijahan atau anakan yang dihasilkan sedikit dan biasanya tidak sehat.

9. Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli discus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas discus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan.

10. Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah ciri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Jangan tergiur dengan keuntungan karena memelihara burayak tidak mudah.Selain tips di atas, yang harus diterima oleh pemula adalah cacat fisik seperti mata besar sebelah, pertumbuhan fin tidak sempurna, dahi menonjol, bagian kepala meruncing dll. Kemudian yang terpenting adalah lakukan adaptasi secara perlahan sesudah tiba dirumah dan lakukan karantina pada setiap ikan yang dibeli.

6 | P a g e