gangguan tidur.rtf
TRANSCRIPT
GANGGUAN TIDUR
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN POLA TIDUR : INSOMNIA
DI RUANG MELATI RSUD BANYUMAS
Oleh :
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011
GANGGUAN TIDUR: INSOMNIA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istirahat dan tidur keduanya merupakan kebutuhan dasar manusia, tetapi istirahat dan tidur tidak sama. Banyak pasien tidak istirahat dengan cukup, tetapi mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan tidurnya. Contohnya seseorang dengan arthritis dapat istirahat sepanjang hari (siang). Tetapi dimalam hari mungkin tidak, karena nyeri atau ketidakmampuan bergerak sehingga kebutuhan tidur tidak terpenuhi. Pada sisi yang lain banyak pasien terpenuhi tidurnya, tetapi kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi. Seseorang dengan multiple sclerosis dapat tidur dengan baik dan adekuat sepanjang malam, tetapi karena gangguan tindakan dan pemeriksaan maka tidak terpenuhi istirahatnya sepanjang hari. Dimana tidur berbeda dengan istirahat, pada keadaan istirahat aktiitas dari indra tetap dan waktunya tidak teratur setiap hari. Tetapi pada keadaan tidur aktivitas indra menurun dan waktunya teratur atau berirama setiap hari.
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuang produk buangan dan mengembalikan fungsi jaringan. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik yang sesuai atau dengan stimulus lainnya. Tidur juga mengurangi stress, cemas, dan membantu seseorang untuk memperoleh energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memenuhio aktivitas sehari-hari.
Istirahat dan tidur penting untuk kesehatan, agar fungsi-fungsinya berada pada tingkat yang optimal, karena selama tidur tubuh memperbaiki dirinya sendiri dan merasa segar pada hari berikutnya. Gangguan tidur ( insomnia) merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien. Menurut Kaplan (1998) menyatakan bahwa gangguan tidur merupakan gangguan psikiatri. Insomnia dikeluhkan lebih dari 30% dari populasi umum dan dalam praktek umum dikelompokkan sebagai kelompok nomor tiga sesudah sakit kepala dan keluhan gastrointestinal. Di Indonesia menurut Satya Joewana (1998) hampir sama di negara maju, yaitu 31 % dari sample sejumlah 2500 orang yang ditelitinya mengalami insomnia. Insomnia merupakan endemic dalam kehidupan modern dan merupakan salah satu problem kesehatan utama yang termasuk didalamnya adalah pelayanan keperawatan.
Tujuan
Tujuan umum
Dapat mengetahui tentang masalah gangguan istirahat dan tidur yaitu insomnia.
Tujuan Khusus
Dapat mengetahui pengertian insomniaDapat mengetahui etiologi insomniaDapat mengetahui faktor presipitasi/ faktor pencetus insomniaDapat mengetahui patofisiologi insomniaDapat mengetahui tanda dan gejala insomniaDapat mengetahui pemeriksaan penunjang insomniaDapat mengetahui pathway insomniaDapat mengetahui pengkajian yang dilakukan pada klien dengan insomniaDapat mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan insomniaDapat mengetahui rencana asuhan keperawatan pada klien dengan insomnia
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Insomnia adalah ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat baik kualitas maupun kuantitas.Sedangkan menurut Nanda (2006) Insomnia adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur (penghentian kesadaran alami, periodik) yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas.
Etiologi
Rasa nyeriPsikologisSuhu tubuhRasa bosanPola aktivitas siang hariKeletihanKetakutanDepresiKurangnya privasiGejala emosiKondisi yang tidak menunjang tidurRasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya
Faktor Predisposisi / faktor pencetus
Pada skizofrenia akut dan gangguan psikotik akut lainnya gejala dini pada gangguan tersebut biasanya ditemui gangguan tidur.Pada reaksi berkabung.Gangguan tidur akibat depresi dan maniak.Rasa cemas dan takut berlebihan yang disertai mimpi yang menakutkan, misalnya pada cemas menyeluruh.
Patofisiologi
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar Synchconiting Region BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Ras dihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima impuls sensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori ini mempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikit sekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur. Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak.
Tanda dan Gejala
Pasien menunjukkan perasaan lelahIritabel dan gelisahLesu dan apatisMata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih.Perhatian terpecahpecahSakit kepalaNauseaPerubahan tingkah laku dan kepribadianMeningkatkan kegelisahan Gangguan persepsiBingung dan disorientasi waktu dan tempatGangguan koordinasiBicara rancu
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
EEG
Pathway
Kecemasan
Aktivasi RAS (Reticularis Activiting System) berlebihan
Menjadi bangun atau waspada terus menerus
Gangguan istirahat dan tidur : Insomnia
Pengkajian
Riwayat tidur meliputi:Waktu berangkat, jatuh dan bangun tidurJumlah tidur siang dan malam hari, waktu dan lamanyaKegiatan sehari-hari, latihan dan rekreasiKebiasaan dan lingkungan tidurMempergunakan doa sebelum tidur dan alat-alat khususApakah pasien tidur sendirianObat-obatan yang digunakan sebelum tidurIntake dan stimulantBagaimana perasaan pasien tentang tidurnyaApakah adea kesukaran tidurApakah ada perubahan pola tidurTanda-tanda atau gejala-gejala klinisPasien menunjukkan perasaan lelahIritabel dan gelisahLesu dan apatisMata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih.Perhatian terpecahpecahSakit kepalaNauseaTanda atau gejala penyimpangan tidurPerubahan tingkah laku dan kepribadianMeningkatkan kegelisahan Gangguan persepsiBingung dan disorientasi waktu dan tempatGangguan koordinasiBicara rancu
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
Rencana asuhan keperawatan
NOC :
Tingkat kenyamanan: Pemeriksaan fisik dan psikologis yang nyamanPenyesuaian psikososial: Adaptasi psikososial dari seseorang terhadap perubahan gaya hidup.Kualitas hidup: Pengungkapan kepuasan individu dengan kehidupan saat ini.Tidur: Tingkat dan pola tidur untuk pemulihan fisik dan mentalKesejahteraan: Pengungkapan kepuasan individu terhadap status kesehatannya.
NIC:
Aktivitas pada siang hari Membuat jadwal aktivitas Usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari
RASONALISASI: Pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena ada aktivitas sehingga tidur pada malam hari lebih adekuat.
Pendidikan kesehatanAjarkan pasien untuk mengkonsumsi makan-makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur, misalnya keju atau susu.Ajarkan pasien melakukan gerak badan setiap hari, tetapi bukan pada saat menjelang tidur.Ajarkan pasien tehnik-tehnik relaksasi untuk mengurangi kecemasan menjelang tidur.Ajarkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama dan menghindari tidur pada siang atau sore hari.
RASIONALISASI: Pasien dapat tidur dengan adekuat.
Aktivitas kolaboratifDiskusikan dengan dokter perlunya meninjau kembali program pengobatan jika berpengaruh pada pola tidur.Peningkatan tidur: dukung penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur REM
RASIONALISASI: Pasien mendapat pengobatan yang tepat.
Aktifitas lainMenutup pintu kamar pasien.Memasang kelambu tempat tidur atau korden.Meredupkan atau mematikan lampu sesuai kenyamanan pasien waktu tidur.Membunyikan musik yang lembut jika diperlukanHindari suara keras.Berikan lingkungan yang tenang dan damai serta minimalkan gangguan.Cari teman sekamar yang cocok bagi pasien, jika memungkinkan.Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan , masalah tidak terselesaikan dan konflik.Lakukan pemijatan yang nyaman, pengaturan posisi dan sentuhan efektif.
RASIONALISASI: Mendapatkan suasana yang kondusif untuk tidur.
EVALUASI
S = Respon Subjektif klien
O = Respon Objektif klien
A = Menilai masalah klien dengan NOC
P = Rencana yang masih harus dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Marion& Maas, Meidean. 2000. Nursing Outcome Classification. New York : Mosby.
Junadi, P 1992, Kapita selekta kedokteran, Media Aesculapius Fakultas Kedoteran Universitas Airlangga, Jakarta.
Kozier , B 2004, Fundamentals of nursing concepts, process and practice, 7th Ed., Pearson Education Line, New Jersey.
Mccloskey, Joanne& Bulechek, Gloria. 1996. Nursing Intervention Clasification. New York: Mosby.
Noviana . 2008. Insomnia. Diakses tanggal 3 maret 2009. http://203.130.242.190/artikel/3325.shtml.
Price, S & Wilson, L 2003, Patofisiologi, Edisi 6 volume 2, EGC, Jakarta.
Solomon 2003, Kemampuan Pengelolaan Emosi pada Karyawan (Studi Kasus PT. Indofood Tbk. Jkt), Dalam Jurnal Psikologi UI.
Suyono, S 2001, Ilmu penyakit dalam Jilid 2, Edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR: INSOMNIA
Oleh:
Cahyo Ismawati Sulistyorini
N1A005075
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2009