gadjah mada university bu anik.pdf · universitas gadjah mada, yogyakarta, 55281, indonesia e-mail:...
TRANSCRIPT
-
' Qurrotun A'yun, S.Pt.2. Apriliana Dwi Putridinanti, S.Pt.3. Eprilia Aristia Rini, S.Pt.4. Ditasari Amalia, S.Pt.5. Noor Arinta Sari Masjid, S.Pt.6. Ni Made Ari Kusuma Dewi, S.Pt.
-
223-227
-
Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah dan Ahmad Romadhoni Surya Putra Analisis Pengeluaran Pangan
211
Analisis Pengeluaran Untuk Pangan Produk Peternakan Pada Rumah Tangga Penerima Conditional Cash Transfer Program Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah*, dan Ahmad Romadhoni Surya Putra
Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia * Korespondensi: E-mail: [email protected]
INTISARI
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi pangan produk peternakan sebagai sumber protein hewani pada rumah tangga penerima bantuan CCT. Analisis statistik deskriptif dilakukan pada data konsumsi pangan oleh rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam konsumsi pangan produk peternakan berdasarkan faktor sosial ekonomi rumah tangga. Jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, umur dan partisipasi bekerja berkorelasi positif terhadap konsumsi daging, telur dan susu. Produk olahan susu meningkat seiring meningkatnya pendapatan keluarga. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung lebih banyak mengkonsumsi pangan produk peternakan. Secara umum pengeluaran pangan terutama pangan protein hewani asal produk peternakan rumah tangga bukan penerima bantuan CCT lebih tinggi dibanding rumah tangga penerima bantuan.
Kata kunci: CCT, Konsumsi produk peternakan, Pengeluaran pangan
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze consumption of livestock products of conditional cash transfer program recipient households. The data were analyzed using quantitative descriptive statistic analysis. There is significant difference in the consumption of meat, egg and milk among some socioeconomic characteristics of household for most of the food items. The result showed that a decreasing trend of per capita consumption with respect to household size. As to a household with more than four persons, usually the additional member is either a child or an elder family member; dramatically reduced per capita consumption is expected since these additional family members usually do not need as much these foods as the two adult members. Age of household head, education of wives, employment status of wives and occupation of householder have significant correlation to the consumption of livestock products. As to dairy products increases sharply as it moves from a low to a higher income group. Clearly, as income increases, both households appear to consume more meat, egg and milk product
Keywords: Food expenditure, Livestock, Products Consumption, Conditional cash transfer program
Full paper sudah accepted dan akan diterbitkan di Buletin Peternakan
-
1
ANALISIS PENGELUARAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN PADA RUMAH
TANGGA PENERIMA CONDITIONAL CASH TRANSFER PROGRAM
Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah1*, dan Ahmad Romadhoni Surya Putra1
1Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia
E-mail: [email protected]
INTISARI Makalah ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi pangan produk peternakan sebagai sumber protein hewani pada rumah tangga penerima bantuan CCT. Analisis statistik deskriptif dilakukan pada data konsumsi pangan oleh rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam konsumsi pangan produk peternakan berdasarkan faktor sosial ekonomi rumah tangga. Jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, umur dan partisipasi bekerja berkorelasi positif terhadap konsumsi daging, telur dan susu. Produk olahan susu meningkat seiring meningkatnya pendapatan keluarga. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung lebih banyak mengkonsumsi pangan produk peternakan. Secara umum pengeluaran pangan terutama pangan protein hewani asal produk peternakan rumah tangga bukan penerima bantuan CCT lebih tinggi dibanding rumah tangga penerima bantuan. (Kata kunci: Pengeluaran pangan, konsumsi produk peternakan, CCT)
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze consumption of livestock products of conditional cash transfer program recipient households. The data were analyzed using quantitative descriptive statistic analysis. There is significant difference in the consumption of meat, egg and milk among some socioeconomic characteristics of household for most of the food items. The result showed that a decreasing trend of per capita consumption with respect to household size. As to a household with more than four persons, usually the additional member is either a child or an elder family member; dramatically reduced per capita consumption is expected since these additional family members usually do not need as much these foods as the two adult members. Age of household head, education of wives, employment status of wives and occupation of householder have significant correlation to the consumption of livestock products. As to dairy products increases sharply as it moves from a low to a higher income group. Clearly, as income increases, both households appear to consume more meat, egg and milk product (Key words: food expenditure, livestock products consumption, conditional cash transfer
program)
-
2
Pendahuluan
Garis kemiskinan nasional di Indonesia didefinisikan dalam hal kemampuan untuk
membayar minimum asupan makanan, dan beberapa barang non-makanan. Orang miskin
adalah mereka yang jatuh di bawah ini nyata garis standar pendapatan atau konsumsi atau
setara dengan US $ 1,55 per hari. Kemiskinan nasional Indonesia mengukur mengidentifikasi
36,1 juta orang sebagai orang miskin pada tahun 2004, sama dengan 16,66 persen dari
populasi.
Bantuan berupa skema transfer uang tunai untuk orang miskin dilatarbelakangi oleh
inflasi harga yang tinggi akibat kenaikan harga bakan bakar minyak yang semakin
meningkatkan terpuruknya kondisi keuangan rumah tangga berpenghasilan rendah. Sumber
skema ini adalah anggaran surplus sebagai akibat dari dua kenaikan harga minyak pada tahun
2005, yang diperkirakan Rp. 89 triliun.
Program bantuan kesejahteraan pada rumah tangga Conditional Cash Transfer
Program (CCT) seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Beras Miskin (Raskin) dan Program
Keluarga Harapan (PKH) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kondisi sosial ekonomi miskin dan memperbaiki status nutrisi rumah tangga miskin penerima
PKH.
Kriteria seseorang dalam kategori orang miskin diidentifikasi pada awalnya oleh
otoritas lokal (kepala dukuh/desa) dan diklasifikasikan berdasarkan tingkat ekonomi
berdasarkan 14 kriteria yang dikembangkan oleh BPS (Statistik Indonesia) yang salah satunya
adalah frekuensi keluarga mengkonsumsi daging, telur dan susu yaitu konsumsi pangan
protein hewani. Laporan Badan Ketahanan Pangan (2012), pencapaian skor pola pangan
harapan (PPH) terpenuhi dari konsumsi pangan sumber protein hewani, meskipun
pada tahun 2011 masih kurang dibandingkan standar konsumsi ideal sebesar 150
g/kapita/hari.
Berdasarkan kondisi ini maka makalah ini bertujuan untuk mengkaji pengeluaran
rumah tangga untuk pangan protein hewani baik pada penerima bantuan pemerintah maupun
bukan penerima bantuan.
Materi dan Metode
Penelitian ini menggunakan data pengeluaran rumah tangga untuk pangan dari
Indonesia Family Life Survey (IFLS) atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia
(Sakerti). IFLS merupakan survei yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan
sosial-ekonomi dan kesehatan rumah tangga di Indonesia secara berkelanjutan. Analisis
-
3
statistik deskriptif dan univariat digunakan untuk menganalisis pola pengeluaran pangan
protein hewani dari produk peternakan.
Hasil dan Pembahasan
Pengeluaran Rumah Tangga
Secara garis besar pengeluaran rumah tangga dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok besar, yaitu pengeluaran untuk keperluan bahan pangan dan pengeluaran untuk
non-pangan. Pengeluaran kelompok bahan pangan digunakan untuk mencukupi kebutuhan
makanan dalam keluarga (kebutuhan pokok), sedangkan pengeluaran non-makanan adalah
pengeluaran untuk membeli bahan atau barang yang bukan makanan. Berdasarkan data
terakhir pengeluaran rumah tangga hasil survey IFLS, pada tahun 2014 pengeluaran rumah
tangga rata-rata dalam satu bulan adalah Rp. 3.780.326,95. Nilai tersebut meliputi
pengeluaran untuk keperluan membeli produk makanan sebesar Rp 513.597,81 per minggu
atau sekitar 54,44%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran pangan yang lebih
tinggi dari proporsi pengeluaran non pangan menunjukkan bahwa rumah tangga masih belum
sejahtera. Akses secara ekonomi terhadap pangan yang berkualitas dan kuantitas yang cukup
diperngaruhi oleh tingkat kesejahteraan rumah tangga (Yudaningrum, 2011).
Karakteristik rumah tangga responden tercatata bahwa keseluruhan rumah tangga
responden rata-rata mempunyai jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4,16. Jumlah
anggota rumah tangga menggunakan menggunakan metode adult equivalent (Gamba, 2005;
Browne et al., 2007; Fiedler et al., 2008; Maharjan dan Joshi, 2009). Sedangkan umur kepala
rumah tangga rata-rata 44,42 tahun. Kondisi ini jika dijabarkan dalam perwilayahan, rata-rata
umur kepala rumah tangga di perkotaan relatif lebih muda dari pada umur kepala rumah
tangga di pedesaan atau dengan kata lain bahwa rumah tangga di perkotaan juga lebih
produktif dibandingkan dengan di pedesaan.
Pengeluaran pangan untuk makanan pokok (beras) tercatat mendominasi dari seluruh
total pengeluaran untuk pangan. Pangan protein hewani asal produk peternakan pada produk
daging sapi dan produk susu lebih tinggi dibandingan pengeluaran untuk produk daging ayam
dan telur. Hal ini karena tingkat harga leih rendah dari pada dua produk pangan yang
disebutkan diawal.
Karakteristik rumah tangga responden yang terkait dengan rata-rata pengeluaran
rumah tangga untuk beberapa jenis pangan dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 1.
-
4
Tabel 1. Rata-rata Pengeluaran untuk Beberapa Jenis Pangan Berdasarkan karakteristik rumah tangga responden (Rp/minggu)
Karakteristik rumah tangga
Pengeluaran untuk Beras
Pengeluaran untuk Telur
Pengeluaran untuk Susu
Pengeluaran untuk
daging sapi
Pengeluaran untuk
Daging ayam
Pengeluaran untuk
Pangan
Jumlah Anggota Rumah tangga
4 116.389,22 20.338,76 50.534,61 54.542,92 43.018,62 585.428,06
t hitung -17,081*** -8,833*** -6,322*** 0,637 -7,785*** -69,919***
Pendidikan ibu
Pendidikan dasar
108.748,73 25.394,81 86.110,00 24.251,37 8.526,82 636.226,48
Pendidikan tinggi
105.501,43 22.449,34 48.253,06 24.584,52 1.741,05 474.289,03
t hitung 0,367 1,276 5,059*** -,159 -1,594 6,365***
Jenis bantuan
BLT 83.483,10 13.862,52 23.814,35 47.213,04 29.469,30 382.825,00
PKH 94.672,86 15.910,69 28.649,26 52.888,89 28.293,10 428.426,09
BLSM 74.464,29 15.635,14 24.121,05 20.000,00 30.281,25 361.685,35
Tanpa Bantuan
93.065,47 17.810,91 44.448,33 56.926,66 37.009,25 515.248,90
F-hitung 5,635*** 15,806*** 21,357*** 1,179 7,728*** 156,693***
Lokasi
Jawa 77.729,23 15.970,57 36.365,03 48.495,58 31.743,58 434.760,39
Non-jawa 101.221,34 18.226,71 46.497,38 59.808,82 39.306,62 39.393,70
t-hitung -13,420*** -5,989*** -6,248*** -3,572*** -6,975*** -75,565***
Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Penerima Bantuan
Pengeluaran pangan pada rumah tangga penerima bantuan pemerintah baik berupa
Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berbeda dengan rumah tangga yang tidak
menerima bantuan kesejahteraan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Pada pangan
tertentu seperti daging ayam dan daging sapi nampak tidak ada perbedaan karena rumah
tangga mengkonsumsi lebih sedikit pada pangan yang harganya relatif tinggi.
Tabel 2. Nilai Pengeluaran Beberapa Jenis Pangan pada rumah Tangga (Rp/minggu)
Jenis Pengeluaran pangan Tipe Rumah Tangga t-hitung Sig.
-
5
Bantuan Tanpa bantuan (2-tailed)
Pengeluaran Beras 99.728,79 108.218,93 -0,664 0,507
Pengeluaran Telur 18.209, 46 23.380,97 -1,333 0,183
Pengeluaran Susu 24.047,17 61.908,89 -7,76 0,000
Pengeluaran Daging Sapi 24.377,88 24.332,47 0,008 0,993
Pengeluaran Daging Ayam 7.863,75 11.036,00 -0,579 0,563
Total Pengeluaran Pangan 372.319,44 524.731,83 -5,6 0,000
Proporsi pengeluaran untuk pangan pada rumahtangga penerima bantuan dan buka
penerima bantuan dapat terlihat pada Gambar 1, Beras sebagai makanan pokok memiliki
proporsi pengeluaran tertinggi dibanding jenis pangan lainnya, Pangan sumber protein hewani
yaitu telur lebih tinggi pada rumah tangga penerima bantuan disbanding rumah tangga bukan
penerima bantuan, namun sebaliknya pada konsumsi produk susu, Hal ini menunjukkan
bahwa program bantuan kesejahteraan rumah tangga dalam rangka peningkatan konsumsi
protein hewani masih pada level konsumsi telur yang relative lebih terjangkau dari pada jenis
pangan protein hewani lainnya, Hal ini seiring dengan tingkat elastisitas produk pangan protein
hewani yang sensitive terhadap perubahan pendapatan, Lebih lanjut dikatakan bahwa
pangan merupakan kebutuhan pokok yang konsumsinya naik kurang cepat jika
dibandingkan dengan kenaikan pendapatan (Nicholson, 1999),
Gambar 1, Proporsi Pengeluaran untuk Pangan pada Rumah Tangga Penerima Bantuan dan Bukan Penerima Bantuan
Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam konsumsi pangan
produk peternakan berdasarkan faktor sosial ekonomi rumah tangga. Rumah tangga dengan
pendapatan tinggi cenderung lebih banyak mengkonsumsi pangan produk peternakan. Secara
umum pengeluaran pangan terutama pangan protein hewani asal produk peternakan rumah
tangga bukan penerima bantuan CCT lebih tinggi dibanding rumah tangga penerima bantuan.
26.79%
26.79%
6.46%
6.55% 2.11%
RT Penerima Bantuan
Pengeluaran Beras
Pengeluaran Telur
Pengeluaran Susu
Pengeluaran Daging Sapi
Pengeluaran Daging Ayam
20.62%
20.62%
11.80%
4.64%2.10%
RT Bukan Penerima Bantuan
Pengeluaran Beras
Pengeluaran Telur
Pengeluaran Susu
Pengeluaran Daging Sapi
Pengeluaran Daging Ayam
-
6
Program pemerintah perlu terus diarahkan pada sustainabilitas peningkatan konsumsi
pangan berkualitas/bernilai tinggi (high-value-food) seperti pangan protein hewani asal produk
peternakan yang sangat rentan terhadap perubahan harga dan sensitive terhadap kondisi
pendapatan rumah tangga,
Daftar Pustaka
Akbay, C,, Boz, Ismet, and Chern, S, Wen, (2007), Household food Consumption in Turkey, European Review of Agricultural Economics, May 2007 pp, 1-23Armagan, G and
Akbay, C,, (2008), An econometric analysis of urban households`s animal products consumption in Turkey, Applied Economics, 40, p, 2025-2032,
Badan Ketahanan Pangan, 2012, Roadmap Diversifikasi Pangan 2011-2015, Kementrian Pertanian RI, Jakarta,
Browne, M,, G, F, Ortmann, and S, Hendriks,2007, Expenditure elasticities for rural households in the Embo Ward, Umbumbulu, KwaZulu-Natal, Agrekon, 46: 566-583,
Fiedler, J, L,, M, F, Smitz, O, Dupriez, and J,Friedman, 2008, Household income and expenditure surveys: a tool for accelerating the development of evidence-based fortification programs, Food and Nutrition Bulletin 29: 63-81,
Gamba, P, 2005, Urban domestic consumption pattern for meat: trends and policy implications, Tegemeo Working Paper 17/2005, Nairobi, Tegemeo Institute of Agricultural Policy and Development, Egerton University, p, 5
Ianotti, L,, Barron, M,, Roy, D,, (2008), Animal Source Food Consumption and Nutrition among Young children: An ex ante analysis of impact of HPAI on nutrition in Indonesia, HPAI Research Brief | No, 2, IFPRI,
Liu, H,, and Claus, D,, (2007), Determinants of Meat Consumption in China, Working Paper 40 Asian Agribusiness Center, Australia,
Maharjan, K, L, and N, P, Joshi, 2009, Relationship between income-poverty and food insecurity in rural Far- western Mid-hills of Nepal, Contributed Paper prepared for presentation at the International Association of Agricultural Economists Conference, Beijing, China, August 16-22, 2009
Yudaningrum, Agnes, 2011, Analisis Hubungan Proporsi Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Kulon Progo, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
-
f 4.. )P
*;{t
t !4.uY --3"{_.1..
L j I
7if,
"F*'
,iitr.
4:
i':':
5::i:t:iia::rl:
3r,1:a:
i:--::-
,.i:i;t'I J.':r::
{i}Jii:ii:+:,t-s::::;:i:::r.:.:r*-5i:::si:
tl::!-4:i:;
E:r-:;:i:{r
f,:il::iij_:.
Sai+:f:ri:iiiiF:::EI\i,ei:*-ii3'j.-i:n::
:::::sai:i;=:*].:l
,1i::i.,.,i.iF:.j-:
F r- :-:E: 'i--+-.*i '
ti::1-:;l:i:':j,
i-..-:-::.
Fil:--:.-ll
!..:il:'lS:a!:::.:-i:
F..i:.:
t.-...:f.j"-:,:
a1:fi'::,
1l::i:,,E::.!:l:'
F:.iriii?i
ffiffi
ffistoo3o
LNrnr-{
-T1
-EnE-1
aaag
trrFToIJdOJIJ
-Joaorq
=.o,-J
;-JJ
3g
=g${G'
gJ
-Go)EJ
TrnZrnr
=ZUZTffir,.'
o<lTl ro5<s
. .i
Fo
\.*sx\,-
-U-to. a@"-.,:l:
| ..!r-. -. . ; .-.--..r(J i-{, ' : ' :.: '' ::. '' '.r ] .*'.. ,'l-1t: . 1;.r" !':l "> i n--*\,\_-aiFCr 't*-(ni -L
I(fl>iPi$iUirni>i
Uf
=m:lo_
_J-1.
OJ):lOJ
:lo!,T
=m:lqq
-U
=
a-q)0? -u-{omarxxx:HlUfao,
(ff-Jcf:x'l./|(u{/,-oq
z_iO)Am-aWi: tu
tn$fT.IJ
CIoJ(o .>
g1
-
=
'Tt0l7i!-
=B)a)
gHo*=0)NJq)
=Co