gadjah mada university · 2018. 7. 20. · gadjah mada university
TRANSCRIPT
-
ats0Rs
Uffiiffi5ER-i
" -d*'.-dt&*--tlFtrt..:.iF!. .:
::-.*J 'JURUSAN TEKNIK CEODESI
FAXULTAS TEKNIK UGT
/-3.r.f,ffi!\t/v\5y
'.i,TJ8iFX"'ff [j[X?-Si
PROSIDING
ffiwreW*ffiekreweffi ffi ffi Srcse &p$&krew$ rcWffi
*€ $*Ssffi#s$ffiYogyakarta, 1? Juli 2t!10
S**i.=ss NssS*s*S
Jurusan Teknik GeodesiFakultas Teknik UGM
Tahun 2010
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
GNSS - CORS, PENGEMBANGAN DANAPLIKASINYA DI INDONESIA
PENERBIT
Jurusan Teknik Geodesi Fakuktas Teknik UGMAlamat : J[. Grafika No.2, Yogjakarta, 55281
Telp/Fax : 027 4-520226.Website : www.qeodesi.uqr!.ac.id, Email : [email protected]
Editor : Dr. Ir. T. Aris SunantYo, M.Sc.
Desain Sampul : Gama Hirawan Utomo
-
DAF'TAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
A. Makalah KuncicoRS &Its Applications: current & Future challenges and opportunities.Prof, Dr. Chris Rizos
B. KEBIJAKAN DAi\ APLTKASI CORS
B.1. Aplikasi Continuously Operating Reference Stations (CORS) untuk MendukungProgram-Program pertanahan
Deputi Bidang Survei, Pengulatran Dan Pemetaan Badan Pertanahan NasionalRepublik Indonesia ... 22
8.2- Present Status of The Indonesian Permanent GPS Stations Network AndDevelopment
Puntodewo S.S.O And Cecep Subarya 458.3. Menuju ke Jaring RTK
Djavtahir Fahrumazi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM ... ... 53
C. PENGEMBANGAI{ METODE DAI\[ TEKNOLOGI GNSS-CORS
c.1. coRS danKalman Filter pada penentuan posisi DinamisIr. Soetaat, Dipl., phE... 66
C.2. Komputasi TEC Ionosfer dai Data GNSS-CORS GMUI Jurusan Teknik GeodesiUGMBuldan Muslim, Aris Sunantyo, Djawahir, Sumaryo, Bilal Ma,ruf Dedi Atunggal,Dwi Lestari ... -.- 77c.3. Aplikasi CORS-GNSS untuk coordinate Based Landing system(cBls)Suryanto, Wulan Yustia Sahroni, Yofri Furqani Hakim, Edwin Hendrayana..... 92
D. APLIKASI TEKNOLOGI GNSS-CORS DI BERBAGAI BIDANG
D.1' Tinjauan Status Titik Dasar Teknik dan Prospeknya di Masa Mendatang bagi BpN-RIT. Aris Sunantyo tl4
D-2- Aplikasi Continues Operating Reference Station (CORS) untuk pertambangan diPT. Adaro Indonesia)Mokhamad Zaim Nuhidayat , Syamsul Bahri 130
-
D.3. Studi Penggunaan Metode RTK-NTRIP dengan Provider Mobile Internet ProtocolTelkomsel, XL, dan Indosat untuk Pengecekan Titik Dasar Teknik Orde-4 di DesaBanyuraden Gamping Sleman, DIYAndresta Sari , T. Aris Sunantyo, Hidayat P, Rqkhmat Aries, Fajar Subhianto.. 149Studi Pemetaan Titik Batas Bidang Tanah Menggunakan Metode RTK NTRIP diDesa Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Hidayat P, T. Aris Sunantyo, Rakhmat Aries, Fajar Subhianto.. 168Pembuatan Sistem Pemantauan Pergerakan Titik Hasil Penentuan Posisi MetodeNTRIP RTK Mengunakan Komunikasi DataBerbasis TCP-IPDedi Atunggal, Bilal Ma'ruf, Aditya Yan............ 190Pengkajian Penggunaan CORS untuk Pemantauan Deformasi Gedung Tinggi.Agustan, Soetaat, Sujoko, Hartanto 202
D.4.
D.5.
D.6.
D.7. Tantangan dan Peluang Pengukuran Batas Kawasan Hutan MenyongsongPemanfaatan Kawasan Hutan.
Ir. Ali Arsyad, M.Sc ... 204D.8. Pengkajian Dampak Penerapan Teknologi GNS,S-RZIK Network Untuk Survei
Pertanahan : Sebuah Proposal
Imam Mudita, Rowlsnd P.Sidjabat, Agustan, Herry Sudiartono 217
:,
VI
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 190
PEMBUATAN SISTEM PEMANTAUAN PERGERAKAN TITIK
HASIL PENENTUAN POSISI METODE NTRIP RTK
MENGUNAKAN KOMUNIKASI DATA BERBASIS TCP-IP
Dedi Atunggal1, Bilal Ma’ruf
2, Aditya Yan
3
Email: [email protected]
Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Telp: 0274 6492121 Faks: 0274 520226, http://geodesi.ugm.ac.id
INTISARI
Metode survei RTK (Real Time Kinematic) memanfaatkan layanan NTRIP
(Networked Transport of RTCM via Internet Protocol) dari stasiun CORS (Continually
Operating Reference Station) dapat dimanfaatkan untuk penentuan posisi dan
pemantauan pergerakan titik yang terletak pada pada lokasi tertentu (disebut kemudian
dengan rover station) dari sebuah stasiun kontrol yang terletak jauh dari titik yang
dipantau (disebut kemudian dengan monitor station). Salahsatu format data GNSS
(Global Navigation Satellite System) yang mendukung sistem pemantauan pergerakan
titik jarak jauh secara real-time adalah NMEA (National Marine Electronics
Association). Permasalahan umum yang timbul dalam pembuatan sistem pemantauan
titik secara real-time adalah bagaimana mendesain komunikasi data NMEA dari rover
station ke monitor station, serta menyajikan pergerakan rover station pada monitor
station. Makalah ini membahas tentang pembuatan sistem pemantauan pergerakan titik
hasil penentuan posisi metode NTRIP menggunakan komunikasi data NMEA berbasis
VPN (Virtual Private Network). Pembuatan sistem pemantauan pergerakan titik secara
real-time meliputi pekerjaan yang sangat luas. Penelitian ini difokuskan pada
instrumentasi komunikasi data dan pengamatan pergerakan titik pada monitor station
secara visual.
Katakunci: GNSS CORS, NTRIP RTK, real-time remote monitoring, NMEA, VPN
ABSTRACT
Measurements by using RTK GNSS CORS technologies can be used to define position
as well as to monitor the movement of a point located on a specific locations (known as
rover station) from a control station (monitor station) which is located far from the point
being monitored. Such GNSS data format that supports remote monitoring system is
NMEA (National Marine Electronics Association). One of the problem on developing
remote monitoring system is how to design the NMEA data communication from the
rover station to the monitor station and how to observe the rover station’s movement on
the monitor station. This paper focuses on the development of a monitoring system by
using NMEA data communications through VPN (Virtual Private Network). The
development of real-time remote monitoring system covers a very broad job. This study
focuses on data communications instrumentation and visual observation of the rover
position of the monitoring system.
Keywords: GNSS CORS, NTRIP RTK, real-time remote monitoring, NMEA, VPN
mailto:[email protected]://geodesi.ugm.ac.id/
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 191
1. PENDAHULUAN
CORS (Continually Operating Reference Station) adalah stasiun referensi GNSS
(Global Navigation Satellite System) yang beroperasi secara kontinu (24 jam non-stop).
CORS didesain sebagai stasiun referensi teliti yang bukan hanya memperoleh dan
menyimpan data pengukuran, tetapi juga mengirimkan sinyal koreksi yang mendukung
pengukuran GPS secara RTK (Real Time Kinematic) sehingga akurasi posisi yang
diperoleh pengguna dapat ditingkatkan hingga level sentimeter (Chen, 2004). Sinyal
koreksi dikirimkan oleh CORS menggunakan metode NTRIP (Networked Transport of
RTCM via Internet Protocol) melalui jaringan internet ke rover station (Blacker, 2010).
Metode survei pengukuran menggunakan GNSS CORS secara RTK dapat dimanfaatkan
untuk berbagai hal, diantaranya adalah penentuan posisi titik dan pemantauan
pergerakan titik yang terletak pada pada lokasi tertentu (disebut kemudian dengan rover
station) dari sebuah stasiun kontrol yang terletak jauh dari titik yang dipantau (monitor
station).
Salahsatu format data GNSS yang mendukung sistem pemantauan pergerakan
titik jarak jauh adalah NMEA (National Marine Electronics Association). NMEA
adalah format data yang meliputi struktur, isi, dan protokol data GNSS yang diterapkan
untuk keperluan komunikasi GNSS dengan peralatan elektronik lain. NMEA merupakan
data berformat ASCII yang berisi informasi; posisi tiga dimensi (lintang, bujur , dan
tinggi), waktu pengukuran (epoch), banyaknya satelit yang diamat, kualitas data, dan
lain-lain (Hewerdine, 2005). Salahsatu permasalahan yang timbul dalam pembuatan
sistem pemantauan titik secara real-time adalah bagaimana mendesain komunikasi data
NMEA dari rover station ke monitor station, serta menyajikan pergerakan rover station
pada monitor station agar proses pemantauan pergerakan titik dapat diamati dari jarak
jauh secara optimal dan efisien.
Makalah ini akan membahas tentang pembuatan sistem pemantauan pergerakan
titik hasil penentuan posisi metode NTRIP menggunakan komunikasi data berbasis
TCP-IP (Transmission Control Protocol and Internet Protocol) yang disebut VPN
(Virtual Private Network). Pembuatan sistem pemantauan pergerakan titik secara real-
time meliputi pekerjaan yang sangat luas. Penelitian ini difokuskan pada instrumentasi
komunikasi data dan pengamatan pergerakan titik secara visual.
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 192
2. METODOLOGI
Sistem pemantauan yang dibangun dalam penelitian ini terdiri atas 3 komponen
utama yaitu; stasiun GNSS CORS, rover station dan monitor station. Stasiun GNSS
CORS yang digunakan dalam penelitian ini adalah CORS GMU1 milik Jurusan Teknik
Geodesi Fakultas Teknik UGM. Rover station yang digunakan terdiri atas 1 unit
receiver GNSS double frequency merk Javad Triumph 1 (frekuensi 1 Hz, dilengkapi
modem GSM), komputer dan modem internet. Monitor station terdiri atas sebuah
komputer dan modem internet. Desain sistem pemantauan dan komunikasi data secara
lengkap disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1. Desain sistem pemantauan pergerakan titik
Rover station terhubung ke CORS GMU1 melalui koneksi GPRS menggunakan
SIM Card GSM. Penentuan posisi pada rover station dilakukan menggunakan metode
RTK NTRIP dengan memanfaatkan mountpoint SB_GMU1_RTCM3.0 dari CORS
GMU1. Mountpoint tersebut menyediakan streaming sinyal koreksi RTCM versi 3.0
yang memungkinkan pengukuran RTK NTRIP menggunakan satelit GPS dan Glonass
sekaligus. Receiver GNSS pada rover station dihubungkan ke serial port komputer
dengan menggunakan kabel RS-232. Komputer rover station terhubung dengan
komputer monitor station melalui komunikasi data VPN (Virtual Private Network)
menggunakan modem internet. Penggunaan VPN dipilih untuk menjaga tingkat
kestabilan komunikasi data antara rover station dan monitor station. Modem internet
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 193
yang digunakan pada rover station terdiri atas 2 buah modem dengan kecepatan
maksimal masing-masing 153 kbps (CDMA 2000) dan 256 kbps (GSM). Penggunaan
dua buah modem berbeda ini ditujukan untuk mengkaji pengaruh kecepatan koneksi
internet dalam komunikasi data NMEA. Selanjutnya dilaksanakan simulasi pemantauan
pergerakan titik untuk mengkaji penerapan sistem yang telah dibangun. Secara umum
simulasi yang dilakukan ada dua, yakni:
1. Simulasi dengan menempatkan rover station pada lokasi terbuka dan pada lokasi
yang berobstruksi, dengan rover station pada posisi diam. Ini dilakukan untuk
mempelajari pengaruh obstruksi terhadap kualitas data posisi rover station.
2. Simulasi dengan menempatkan rover station pada lokasi terbuka dan
menggerakkan rover station ke arah atas bawah, utara-selatan dan timur-barat,
masing-masing sebesar 20cm, 10cm, 5cm, dan 2.5cm, seperti tersaji pada
Gambar 2.2. Hal ini ditujukan untuk mempelajari besar pergerakan rover station
yang bisa diamati secara visual pada monitor station.
Gambar 2. 2 Simulasi pemantauan pergerakan titik dengan
rover station digerakkan ke arah atas bawah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Data NMEA
Data keluaran yang dihasilkan oleh receiver GNSS pada rover station adalah
posisi 3D dalam format NMEA dengan sampling interval 1 detik. Hasil dari penentuan
posisi selama 1 jam 18 menit 3 detik, dihasilkan data NMEA sebesar 421 kB (4687
baris data NMEA tipe GGA), sehingga untuk setiap detiknya diperoleh data NMEA
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 194
GGA dengan besar file 0.09 kB. Gambar 3.1 menampilkan contoh data NMEA yang
diperoleh pada saat pengukuran.
Gambar 3. 1. Data NMEA hasil pengamatan
Dari contoh data NMEA pada Gambar 3.1, pada setiap barisnya terdiri atas data-data
GNSS dengan susunan sebagai berikut:
$GPGGA,044415.00,0745.8297605,S,11022.3500524,E,4,10,0.87,149.3976,M,24.9859,M,1.0,0001*6C
Dalam hal ini,
$GPGGA = global positioning system fix data
044415.00 = waktu pengukuran pada 04:44:15:00 UTC
0745.8297605,S = posisi lintang 7o45.8297605’ LS
11022.3500524,E = posisi bujur 110o22.3500524’ BT
4 = solusi pengukuran RTK fixed (kualitas data)
10 = jumlah satelit yang diterima sebanyak 10 satelit
0.87 = horizontal dilution of precision
149.3976,M = posisi tinggi orthometrik 149.3976 meter
24.9859,M = tinggi geoid (msl) pada elipsoid WGS’84
1.0 = waktu dalam detik sejak DGPS terakhir di-update
0001 = nomor identitas stasiun DGPS
*6C = data checksum, selalu dimulai dengan simbol *
C. Hasil Simulasi Pemantauan Pergerakan Titik
Hasil simulasi pemantauan pergerakan titik ditampilkan pada monitor station
menggunakan perangkat lunak VisualGPSXP versi 3.2. Dalam perangkat lunak ini,
informasi posisi tinggi disajikan pada grafik garis, sedangkan posisi lintang dan bujur
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 195
disajikan pada scatter gram. Lain halnya dengan posisi vertikal yang bisa diamati secara
visual real-time pada monitor station, pergerakan posisi horisontal secara visual real-
time sangat sulit untuk diamati pada perangkat lunak ini. Ini dikarenakan sistem
koordinat yang digunakan pada scatter gram berupa lintang bujur. Untuk dapat
mengamati pergerakan titik pada arah horisontal, koordinat lintang bujur dari data
NMEA dirubah kedalam sistem proyeksi UTM, dan disajikan secara manual
menggunakan Microsoft Excel.
Hasil pemantauan pergerakan titik pada rover station dengan posisi diam dan
terletak pada lokasi terbuka, posisi yang diperoleh mempunyai kualitas data berupa
RTK fixed dengan ketelitian sentimeter (± 2 cm). Gambar 3.2 menunjukan visualisasi
data NMEA (untuk komponen tinggi) dengan rover station diam pada cakupan langit
terbuka.
Gambar 3. 2 Visualisasi data NMEA dengan rover station diam
pada cakupan langit terbuka
Hasil yang didapat dari simulasi rover station diam dengan lokasi tidak terbuka
menunjukkan kualitas data yang bervariasi yaitu RTK fixed dan float RTK. Ketelitian
posisi yang didapat bervariasi dari ± 2cm sampai 5m, seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Dari rentang ketelitian posisi tersebut, khusus untuk float RTK bervariasi dari 10dm
hingga 5m.
Gambar 3. 3 Visualisasi data NMEA dengan rover station diam
pada cakupan langit tidak terbuka
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 196
Pada rover station diam dan bergerak keatas dan kebawah pada lokasi ideal data posisi
yang diperoleh mempunyai kualitas data RTK fixed dengan ketelitian sentimeter.
Dengan kualitas data ini, maka gerakan naik-turun rover station (dalam sentimeter)
dapat terlihat jelas, seperti yang disajikan Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Visualisasi data NMEA dengan
rover station bergerak naik turun
Pemantauan posisi dengan rover station diam pada lokasi terbuka dan bergerak timur-
barat dan utara selatan mempunyai kualitas data RTK fixed dengan ketelitian sentimeter.
Gerakan rover station pada arah timur-barat ditampilkan pada Gambar 3.5 sedangkan
pada arah utara-selatan ditampilkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.5 Grafik perubahan absis dengan rover station
bergerak timur-barat
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 197
Gambar 3.6. Grafik perubahan ordinat dengan rover station
bergerak utara-selatan
Statistik dari Data NMEA dengan kualitas RTK fixed hasil simulasi pemantauan
pergerakan titik dengan rover station dalam keadaan diam disajikan dalam Tabel 3.1
Tabel. 3.1 Statistik dari Data NMEA dengan kualitas fixed
Statistik X
(cm)
Y
(cm)
Z
(cm)
rata-rata beda posisi antar epoch 0.119 0.101 0.306
beda posisi antar epoch terbesar 1.500 1.600 2.750
beda posisi antar epoch terkecil 0.000 0.000 0.000
simpangan baku nilai posisi 0.109 0.109 0.256
Statistik dari Data NMEA dengan kualitas RTK float hasil simulasi pemantauan
pergerakan titik dengan rover station dalam keadaan diam disajikan dalam Tabel 3.1
Tabel. 3.2 Statistik dari Data NMEA dengan kualitas float
Statistik X
(cm)
Y
(cm)
Z
(cm)
rata-rata beda posisi antar epoch 4.004 6.885 10.413
beda posisi antar epoch terbesar 457.2 997.3 839.160
beda posisi antar epoch terkecil 0.000 0.000 0.000
simpangan baku nilai posisi 17.885 42.877 51.348
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 198
Dari hasil yang diperoleh di atas, perubahan posisi sebesar 2,5 cm ( gerakan
terkecil) pada gerakan keatas dan kebawah dan utara-selatan timur-barat rover station,
untuk kualitas data RTK fixed perubahan posisi ini secara visual masih dapat diamati.
C. Analisa Hasil Komunikasi Data NMEA
Analisa pengaruh kecepatan koneksi internet dalam komunikasi data NMEA
secara real-time berbasis TCP/IP dapat dilakukan dengan membandingkan kecepatan
mengunggah/upload speed, mengunduh/download speed (Garramone, 2007), kapasitas
data NMEA yang diperoleh, informasi waktu dalam data NMEA. Komputer monitor
station dalam komunikasi data NMEA berperan untuk mengunduh data sehingga
kecepatan yang berpengaruh adalah download speed. Komputer rover station dalam
komunikasi data NMEA berperan untuk mengunggah data, sehingga kecepatan yang
berpengaruh adalah upload speed. Dari hasil tes kecepatan via speedtest.net diketahui
bahwa monitor station menggunakan koneksi internet broadband Kampus Teknik
Geodesi UGM mempunyai download speed sebesar 0.98 mbps (megabit per second)
atau 122.5 kBps (kilobytes per second), sedangkkan modem pada rover station memiliki
kecepatan mengunggah sebesar 0.04 mbps dan 0.05 mbps. Dari hasil simulasi
komunikasi data diketahui bahwa proses transmisi data mengalami keterlambatan
mengirim data NMEA rata-rata selama 5 detik. Komputer monitor station dengan
download speed sebesar 0.98 mbps tentunya tidak terjadi masalah dalam besarnya data
NMEA yang diunduh. Data NMEA yang diterima, diunduh, divisualisasikan dan
direkam (ditulis ke file) bergantung dari kecepatan rover station dalam mengunggah
data tersebut.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Komunikasi data NMEA hasil penentuan posisi metode NTRIP RTK dari rover
station ke monitor station berbasis TCP/IP melalui koneksi VPN dapat digunakan untuk
proses pemantauan perubahan posisi suatu titik (monitoring) tanpa pengadaan TCP/IP
publik pada rover station. Komunikasi data dengan kecepatan koneksi 153 kbps sudah
cukup memadai untuk sistem pemantauan pergerakan titik secara real time, ini
ditunjukan dengan tidak adanya paket data yang hilang walaupun terjadi keterlambatan
pengiriman data rata-rata 5 detik. Hasil simulasi dari pemantauan posisi titik pada lokasi
yang terbuka, dengan rover station diam dan bergerak, menghasilkan perubahan data
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 199
posisi rata-rata per epoch yang berurutan sebesar 0.2 cm, perubahan data posisi terbesar
rata-rata sebesar 2 cm, dan simpangan baku rata-rata sebesar 0.16 cm, menunjukan
bahwa perubahan posisi sebesar 2.5 cm masih dapat diamati. Hasil simulasi dari
pemantauan posisi titik pada lokasi dengan cakupan langit tidak terbuka dengan rover
station pada posisi diam, menghasilkan perubahan data posisi rata-rata per epoch yang
berurutan sebesar 7.1 cm, perubahan data posisi terbesar rata-rata sebesar 763.56 cm,
dan simpangan baku rata-rata sebesar 37.37cm.
Daftar Pustaka
Blacker, C., 2010, Means of Delivering RTK Correction Signal, Precision Decision Ltd,
New York-USA.
Chen. R., 2004, Test Results of an Internet RTK System Based on the NTRIP Protocol,
Finnish Geodetic Institute, Masala-Finland.
Garramone, dkk, 2007, Real Time Kinematics GPS Positioning Using Web-Based
Corrections, GEOS 2007, Matera-Italy.
Hewerdine, W., 2005, NMEA Reference Manual, SiRF Technology Inc, San Jose.
-
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar Nasional “GNSS CORS: Pengembangan dan Aplikasinya di Indonesia” 200
Biografi Penulis
Dedi Atunggal ST M.Sc adalah salahsatu staf pengajar Jurusan
Teknik Geodesi FT-UGM yang aktif melakukan penelitian di bidang
aplikasi teknologi GNSS. Beberapa karya ilmiah terpilihnya telah
dimuat di conference internasional seperti; ION GNSS 2008, Map
Asia 2007 dan Map Asia 2008.
Bilal Ma’ruf ST MT adalah salahsatu staf pengajar Jurusan Teknik
Geodesi FT-UGM yang aktif meneliti tentang jaring GPS, studi
deformasi berbasis GPS, dan studi pemantauan gerakan massa tanah
pada daerah rawan longsor.
Aditya Yan adalah mahasiswa program S1 Jurusan Teknik Geodesi
FT-UGM yang banyak bergelut dalam penelitian pembuatan sistem
pemantauan pergerakan titik secara real-time.
Prosiding_Seminar_GNSS_CORS.pdf (p.1-4)D5 - Pembuatan Sistem Pemantauan Pergerakan Titik Hasil Penentuan Posisi Metode NTRIP RTK Mengunakan Komunikasi Data Berbasis TCP-IP.pdf (p.5-15)