forbidden love akame

66
Nemuri No Mori Sequel Eien (Writer Side) Forbidden Love Sakurai Kazuya Sakurai Jin Nakajima Hajime Nakamaru Yuichi Tatsuya Ueda Teguchi Junnosuke Sakurai Kazunari Sakurai Sho “Jin, sudah berapa kali Okaa-chan bilang jangan bermain terus. Belajarlah besok kau ujian kan?” tanya Kazu “Demo, Okaa-chan besok sehabis ujian ada pertandingan bola. Aku harus latihan, sebentar saja, Okaa-chan. Onegai” pinta Jin “Doushite no, Jin?” “Otou-chan, ku mohon ijinkan aku latihan sore ini. Nanti malam aku akan belajar. Onegai” “Kazu, biarkanlah Jin berlatih. Toh nanti malam dia belajar” timpal Sho “Demo… Wakatta. Tapi nanti malam kau harus belajar” “Haik, Okaa-sama. Ittekimasu. Ha.” “Kazu.. Kazu..” “Doushite no Onii-chan?”

Upload: nurul-fadhilah

Post on 30-Oct-2014

138 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kisah cinta terlarang antara Jin dan Kame, dikarenakan mereka adalah kakak-beradik. Akhir yang sedikit angst.

TRANSCRIPT

Page 1: Forbidden Love Akame

Nemuri No Mori

Sequel Eien (Writer Side)

Forbidden Love

Sakurai Kazuya

Sakurai Jin

Nakajima Hajime

Nakamaru Yuichi

Tatsuya Ueda

Teguchi Junnosuke

Sakurai Kazunari

Sakurai Sho

“Jin, sudah berapa kali Okaa-chan bilang jangan bermain terus. Belajarlah besok kau ujian kan?” tanya Kazu

“Demo, Okaa-chan besok sehabis ujian ada pertandingan bola. Aku harus latihan, sebentar saja, Okaa-chan. Onegai” pinta Jin

“Doushite no, Jin?”

“Otou-chan, ku mohon ijinkan aku latihan sore ini. Nanti malam aku akan belajar. Onegai”

“Kazu, biarkanlah Jin berlatih. Toh nanti malam dia belajar” timpal Sho

“Demo… Wakatta. Tapi nanti malam kau harus belajar”

“Haik, Okaa-sama. Ittekimasu. Ha.”

“Kazu.. Kazu..”

“Doushite no Onii-chan?”

“Onii-chan pergi dulu ya. Nanti malam kita belajar lagi”

“Uhm, itterashai”

“Okaa-chan bolehkah aku pergi dengan Tat-chan hari minggu ini?”

Page 2: Forbidden Love Akame

“Kau mau kemana, sayang?”

“Ano, aku mau melihat pertandingan bola Onii-chan. Boleh ya, Okaa-san. Onegai”

“Boleh, tapi kau harus bawa obat. Jangan berlari-lari dan duduklah di tempat yang tidak penuh sesak”

“Haik, Otou-chan”

“Sho-chan, kalau terjadi apa-apa dengan Kazu bagaimana?”

“Tenanglah, sayang. Disana ada Tatsuya dan Jin kan, mereka pasti bisa menjaga Kazu”

“Dengarkan kata Otou-chan, ne”

“Haik, Okaa-chan”

“Kazu, hora, yokatta kita dapat tempat yang bagus”

“Um, yokatta”

“Kalau begini kau bisa melihat Jin Nii-chan dengan jelaskan?”

“Uhm”

“Wah, tumben Kazuya boleh keluar rumah. Kau sudah baikan?”

“Aku baik-baik saja, Yuichi. Kau ini seperti pertama kali lihat aku keluar rumah saja”

“Demo, terakhir kali keluar rumah, kau berakhir di rumah sakit. Dan Okaa-san mu setelah melarangmu pergi kemana pun”

“Kali ini ku tidak akan berakhir di rumah sakit, tenang Yuichi. Ada Jin Nii-chan yang menjagaku”

“Nice play, Nii-chan”

“Arigatou, Kazu. Nah kita mau kemana merayakannya?”

“Nii-chan, bolehkah aku ajak Tat-chan dan Yuichi?”

“Tat-chan gomenne, ini untuk kami berdua saja, ya”

“Wakatta, senpai. Haik, Yuichi. Ikuyo”

Page 3: Forbidden Love Akame

“Nii-chan, doushite aku tidak bisa mengajak Tat-chan?”

“Karena malam ini aku mau merayakannya hanya berdua denganmu. Kau mau kan?”

“Tentu saja aku mau”

“Jin, kesini sebentar”

“Haik. Tunggu aku sebentar ya”

“Un”

“Nii-chan lama ya?”

“Kau Sakurai kan?”

“Iya, ada perlu apa denganku?”

“Kau harus bertanggung jawab atas perbuatan kakakmu”

“Kazu.. Kazu.. Kau dimana? Maaf tadi Nii-chan lama, mereka..

“Kazu…”

“Dimana Kazu, Jin?”

“Dia didalam, Okaa-chan”

“Kenapa bisa seperti ini? Bukankah Okaa-chan bilang jangan biarkan dia sendiri. Jawab, Okaa-chan, Jin”

“Gomen ne, Okaa-chan”

Bugh

“Kau tau, adikmu bisa mati kalau begini”

“Otou-chan, gomennasai”

“Sudah tenang, sayang. Ayo kita berdoa agar Kazu tidak apa-apa”

“Sho-chan..”

Page 4: Forbidden Love Akame

“Okaa-chan, Otou-chan..”

“Kazuya.. sayang”

“Okaa-chan. Tidak perlu menangis aku tidak apa-apa”

“Kau bukan tidak apa-apa, barusan kata dokter kau terkena cardiac arrest. Kau sudah tidak sadar selama seharian. Hiks.. Hiks”

“Okaa-chan, jangan menangis”

“Kau tidak Okaa-chan izinkan sekolah dulu, kau harus benar-benar sembuh”

“Tapi Okaa-chan aku tidak apa-apa”

“Jangan membantah Okaa-chan”

“Kazu, gomen ne”

“Kenapa Nii-chan minta maaf? Tidak perlu minta maaf. Aku tidak apa-apa

“Ne, Nii-chan. Maukah kau menemaniku disini?”

“Tentu, Kazu”

“Okaa-chan, kelasku mengadakan study tour ke Osaka. Bolehkah aku pergi?”

“Pergilah”

“Okaa-chan, benar aku boleh pergi?”

“Aku bilang pergi saja. Itu tidak ada urusannya denganku”

“Sayang, kau tidak boleh seperti itu pada Jin

“Jin, berapa lama kau ke Osaka?”

“3 hari Otou-chan”

“Baiklah, pergilah. Ini simpan ini sebagai uang jajanmu di Osaka”

“Arigatou, Otou-chan”

Page 5: Forbidden Love Akame

“Nii-chan, katanya kau mau pergi ke Osaka ya? Yah aku pasti bakal kesepian”

“Tidak akan, Okaa-chan pasti menemanimu”

“Nii-chan, kau habis menangis?”

“Tidak, aku tidak menangis”

“Kau tidak bisa membohongiku. Kenapa kau menangis Nii-chan?”

“Okaa-chan belum memaafkanku. Dia membenciku”

“Nii-chan, Okaa-chan tidak membencimu. Aku akan membujuk Okaa-chan agar memaafkanmu”

“Kazu kau tidak perlu melakukannya”

“Okaa-chan,,”

“Un, doushite, Kazu?”

“Onegai dakara”

“Nani?”

“Maafkan Jin Nii-chan, ne?”

“Kenapa kau bilang seperti itu? Tidak ada yang perlu dimaafkan”

“Sikap Okaa-chan terhadap Jin Nii-chan memberitahukannya kalau Okaa-chan belum memaafkannya

“Maafkan Jin Nii-chan, ya. Kasian dia. Dia menagis dari kemarin. Maafkan dia ya, untuk ku”

“Sayang, kau tidak boleh terus seperti itu pada Jin”

“Baiklah, akan Okaa-chan lakukan”

“Jin, maafkan Okaa-chan, ne”

“Okaa-chan memaafkanku? Yatta”

“Nah, Jin kiyotsukete, ne”

Page 6: Forbidden Love Akame

“Nii-chan, jangan lupa bawa oleh-oleh ya. Itterashai”

“Nii-chan, otanjoubi omedetou..”

“Kazu kau ingat?”

“Tentu saja, ini kan ulang tahun mu ke 17”

“Arigatou..”

“Jin, otanjoubi omedetou”

“Arigatou, Otou-chan”

“Okaa-chan.. Okaa-chan. Kau ingat hari ini hari apa?”

“Hari ini hari peringatan kematian Jun. Sho-chan ayo kita berangkat”

“Bukan itu, Okaa-chan. Ini hari penting untuk Jin Nii-chan”

“Okaa-chan tidak ingat, sayang. Sho-chan kita harus cepat kalau tidak kita bisa ketinggalan kereta”

“Ah, wakatta. Jin, Kazu. Jaga rumah ya. Mungkin kami akan pulang malam. Itekimasu”

“Itterashai, Otou-chan, Okaa-chan”

“Sudah ku duga. Okaa-chan tidak ingat. Dia hanya ingat ulang tahunku sampai umurku 5 tahun”

“Nii-chan, ayo kita rayakan berdua”

“Un”

“Ah, aku akan buat kue. Nii-chan ayo bantu”

“Bukankah lebih baik pesan saja? Apa kau pernah membuatnya?”

“Tidak pernah, tapi aku pernah membantu Okaa-chan membuatnya

“Haik, hajimaru yo”

“Ha? Nani kore? Nii-chan gomen ne. aku tidak bisa membuat kuenya”

“Iie, arigatou. Kau sudah berusaha membuatnya untukku

“Kazu…”

Page 7: Forbidden Love Akame

“Un, nani Nii-chan?”

“Daisuki”

“Ah, boku mo, Nii-chan”

“Bukan sebagai kakak-adik. Aku mencintaimu sebagai Kazuya”

“Maksudmu Nii-chan?”

Cup

“Nii-chan..”

“Ah, gomen. Apa yang ku lakukan?”

“Nii-chan daisuki”

Cup

“Balasan untuk yang tadi. Karena kau membuatku terkejut”

“Hahaha. Kau manis sekali, Kazu”

“Biasanya aku akan marah kalau dipanggil manis. Tapi kenapa Nii-chan yang bilang, aku suka ya?”

“Karena kau terlalu mencintaiku, makanya seperti itu. Benarkan tebakanku”

“Un, kau benar Nii-chan, aku sangat mencintaimu”

“Jin, otanjoubi omedetou”

“Apa yang kalian lakukan?”

“Okaeri, Otou-chan, Okaa-chan”

“Jin, kenapa kau mencium Kazu?”

“Aku mencintainya Okaa-chan”

“Apa yang kau katakan? Kalian ini kakak-adik. Tidak seharusnya kakak-adik seperti ini. Kau tau itu, Jin”

“Aku tau, Okaa-chan. Tapi aku mencintai, Kazu”

Page 8: Forbidden Love Akame

2 tahun kemudian

“Eh? Kazu? Ada apa dengannya?”

“Kazu pingsan, senpai. Tadi Yamashita senpai menubruknya”

“Yamashita mati kau. Tatsuya, tolong jaga Kazuya. Aku akan kesana sebentar lagi”

Brakk

“Kazu, daijoubu?”

“Ah, nii-chan. Daijoubu desu. Nii-chan wajahmu kenapa?”

“Aku habis menghajar Yamashita, berani-beraninya dia menubruk adikku”

“Daijoubu, nii-chan. Tidak perlu memukulnya”

“Kau itu adikku yang paling berharga. Aku tidak akan membiarkan satu orangpun menyakitimu. Wakatta?”

“Un, wakatteru”

“Kazu, benar kau sudah tidak apa-apa? Mau aku gendong?”

“Nii-chan, aku bukan anak-anak lagi. Aku senang aku bisa berjalan bersama Nii-chan bergandengan tangan begini. Hehe”

“Kazu, bisakah kita tetap seperti ini selamanya?”

“Aku harap Nii-chan”

“Nii-chan, kau sudah tidur?”

“Belum, kenapa?”

“Aku tidak bisa tidur. Boleh aku tidur disini?”

“Tentu”

“Nii-chan..”

“Ehm?”

“Kau mencitaiku kan?”

Page 9: Forbidden Love Akame

Cup

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Nii-chan, maukah kau menyentuhku?”

“Maksudmu? Tentu saja aku mau”

“Kalau begitu lakukanlah, Nii-chan”

“Baik, kau yang meminta, Kazu”

“Nii-chan, ohayou”

“Ah. Ohayou. Kazu, daijoubu? Kau tidak berjalan dengan baik”

“Sedikit sakit, Nii-chan”

“Gomen, aku terlalu keras ya?”

“Iie, semalam itu menyenangkan sekali Nii-chan.

“Ayo cepat bangun, kita akan terlambat kalau kau terus tiduran begitu”

“Kazu kau tidak apa-apa, tubuhmu memerah semua”

“Ah, daijoubu desu, Otou-chan. Ini kemarin aku digigiti serangga. Makanya badanku merah semua”

“Kazu, kau jatuh lagi dari tempat tidurmu? Kau berjalan tidak seperti biasa”

“Iya, Okaa-chan. Sepertinya aku mimpi bagus sekali kemarin sampai tidak sadar sudah jatuh. Aku tidak apa-apa, Okaa-chan. Tidak perlu khawatir begitu”

“Bagaimana aktingku tadi, Nii-chan?”

“Kau bisa dapat piala Oscar kalau aktingmu begitu. Haha

“Kau benar-benar tidak apa-apa Kazu?”

“Iya aku baik-baik saja”

Page 10: Forbidden Love Akame

“Nii-chan, boleh aku masuk?”

“Masuklah, Kazu”

“Nii-chan, aku kangen sentuhanmu. Maukah kau menyentuhku lagi?”

“Tentu, dengan senang hati”

“Jin, kenapa berisik sekali?”

Cklek

“Kazu, Jin, apa yang kalian lakukan?”

“Okaa-chan aku mencintai Jin Nii-chan. Biarkan kami bersama”

“Tidak kalian berdua anakku. Kalian tidak boleh melakukan ini”

“Okaa-chan, kami saling mencintai”

“Jin, kau. Pergi ke Amerika. Itu impianmu kan?

“Okaa-chan sudah mengurus semua. Kau sudah diterima di Universitas Texas. Sehabis kelulusan kau berangkat”

“Demo, Okaa-chan”

“Berhenti membantahku..”

“Baik, Okaa-chan, aku akan pergi ke Amerika”

“Moshi.. Moshi.. Sakurai-san. Nakajima desu, Kazuya-kun no sensei desu. Tolong datang ke rumah sakit sekarang juga. Kazuya-kun ga..”

“Sensei, kenapa Kazu pingsan?”

“A..ku tidak tau, Sakurai-san. Sehabis menangis tiba-tiba Kazuya-kun pingsan. Dia tidak bernafas selama beberapa detik dan sewaktu aku mengecek denyut jantungnya.. denyutnya melemah. Dan.. dan aku membawanya ke rumah sakit.. gomen.. nasai, Sakurai-san”

“Kazu, bagaimana dia? Bagaimana anakku?”

Page 11: Forbidden Love Akame

“Kazuya-kun ter..kena cardi..ac a..rrest”

“Apa? Tidak lagi, Sho-chan. Dia bisa mati kalaau begini terus. Kazu, anakku… Hiks.. Hiks”

“Sayang, kau tidak boleh seperti ini. Kita harus berdoa untuk Kazu”

Kazu kau tidak boleh meninggalkan Nii-chan.

“Kazu, kau tidak perlu mengantarku. Kau masih sakit”

“Iie, genki desu”

“Dengarkan aku Kazu, aku pergi bukan karena aku tidak mencintaimu lagi. Aku akan kembali dan pada saat aku kembali aku akan membawamu bersamaku. Tidak peduli Okaa-chan setuju atau tidak. Kau mengerti. Aku mencintaimu”

Cup……….

“Aku mencintaimu juga, Nii-chan”

“Kazu aku hanya akan menyebutkannya sekali. Kau dengar baik-baik ya”

“Un”

“Sakurai Kazuya, maukah kau menikah denganku nanti?”

“Tentu, Nii-chan…

“Kiyotsukete, ne. Jangan lupa kirim kabar”

“Wakatta, jaga dirimu juga. Jangan lupa minum obat. Kau harus lebih gemuk dari ini saat kita menikah nanti”

“Un, wakatta”

“Ja ne, Kazu”

Cup

“Ja ne, Nii-chan”

I don’t wanna cry alone.. I don’t wanna cry alone.. We’ll survive.. Help me out

“Haik, moshi..Moshi”

Page 12: Forbidden Love Akame

“Kazu, ini aku”

“Nii-chan, kau sudah sampai?”

“Un, aku di patung liberty sekarang. Patungnya ternyata lebih megah dari yang ada di gambar”

“Nii-chan, baru sampai disana kau sudah jalan-jalan. Kau harus istirahat dulu paling tidak”

“Aku mau menunjukkan patung liberty secepatnya kepadamu. Nah aku akan mengambil foto. Akan ku kirimkan fotonya. Ja ne”

“Ja ne”

Nii-chan sepertinya dia sangat bahagia di Amerika. Ah, aku jadi ingin ke Amerika. Baik, aku akan menabung untuk bisa menyusul Nii-chan. Yossha, Kazu. Ganbatte.

“Apa maksud Okaa-chan aku tidak boleh sekolah lagi?”

“Okaa-chan tidak mau hal yang sama terulang lagi, Kazu. Okaa-chan akan menjagamu di rumah, agar kejadian seperti kemarin tidak terulang”

“Demo, Okaa-chan

“Otou-chan, tolong bilang sesuatu pada Okaa-chan”

“Kazu, apa yang Okaa-chan bilang benar. Lebih baik kau tetap di rumah”

“Kazu.. Kazu”

“Tat-chan, doushite?”

“Aku mau mengajakmu kebun binatang. Kau mau ikut tidak?”

“Aku mau ikut tapi..”

“Pergilah..”

“Otou-chan, apa tidak apa-apa?”

“Daijoubu, nanti Otou-chan yang bilang apad Okaa-chan mu. Kau juga butuh refreshing kan?”

“Arigatou, Otou-chan. Itekimasu”

“Itteraashai”

Page 13: Forbidden Love Akame

“Bagaimana? Apakah kau senang?”

“Un, sangat. Arigatou ne, Tat-chan”

“Ne, bagaimana dengan Jin-senpai? Apa dia terus berhubungan denganmu?”

“Iya, dia masih berhubungan denganku. Tapi belakangan ini Nii-chan jarang membalas e-mail dan menjawab teleponku”

“Mungkin dia sedang sibuk”

“Kau benar, Tat-chan. Mungkin dia sedang sibuk”

“Ikut kami”

“Hanase.. Hanase yo”

“Irashai, Kazu, Tatsuya”

“Apa maksud semua ini, Yuichi?”

“Tatsuya, gomen ne. aku tidak bermaksud membawamu kesini. Yang aku mau hanya Kazu”

“Apa yang kau mau dariku?”

“Aku mau tubuhmu Kazu”

“Tidak, hentikan..”

“Kazu, gomen ne. Gomen ne..

“Ayo kita pergi”

“Kazu, kau darimana?”

“Maafkan aku Okaa-san tadi Kazu jatuh, lalu aku bawa ke klinik. Karena Kazu tidak bisa jalan makanya kami menunggu sebentar disitu”

“Syukurlah kau tidak apa-apa. Kenapa ponselmu tidak dapat dihubungi?”

“Itu, ponsel kami berdua low batt, Okaa-san”

Page 14: Forbidden Love Akame

“Sokka. Tatsuya hati-hati di jalan, ya”

“Kazu, ayo makan. Kau pasti belum makan kan?”

“Maaf, Okaa-chan. Aku tidak lapar”

“Kazu..”

Hiks..Hiks.. Kenapa aku harus mengalami hal ini? Kenapa Yuichi tega sekali melakukan ini padaku. Nii-chan, aku mau bicara dengannya.

“Tut..Tut.. Tut.. cklek”

“Moshi..Moshi. Nii-chan”

“I’m sorry, I’m busy right now. Left your message after beep”

“Dame dayo, Nii-chan tidak mengangkat. Aku benci diriku. Aku benci. Hiks.. Hiks..”

“1 bulan terakhir ini Kazu selalu melamun, dia tidak pernah menyimak apa yang ku katakan, Sho-chan. Ada yang salah dengan Kazu”

“Aku tau. Ada yang disembunyikan Kazu”

Hoek..Hoek.. Ah, sudah seminggu ini aku muntah terus. Ah, perutku sakit. Aku belum makan apa-apa pagi ini. Kenapa bisa muntah?

“Kazu, daijoubu?”

“Un, Okaa-chan. Aku hanya masuk angin. Tadi malam AC di kamarku trelalu kencang”

“Sokka, kalau kau tidak tahan matikan saja. Okaa-chan tidak suka melihatmu sakit”

“Tat-chan, maukah kau menemaniku ke rumah sakit?”

“Heh? Rumah sakit? Kau sakit apa?”

“Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya ingin memastikan sesuatu”

“Baiklah aku akan menjeputmu”

Page 15: Forbidden Love Akame

“Ojii-san, Okaa-san aku datang menjeput Kazu ke rumah sakit”

“Eh? Kata Kazu dia baik-baik saja. Kenapa sekarang malah mau ke rumah sakit?”

“Okaa-chan, aku pergi dulu ya”

“Kazu sebenarnya kamu kenapa, sayang”

“Tidak apa, Okaa-chan. Aku hanya mau check up biasa.Itekimasu ”

“Iterasshai”

“Sakurai-san, omedetou anda sudah mengandung 1 bulan”

Brukk

“Kazu.. Kazu..”

“Kazu, daijoubu?”

“Tat-chan, apa yang harus ku katakan pada Otou-chan dan Okaa-chan? Hiks.. Hiks..”

“Kazu, gomen ne.. Gomen ne..”

“Kazu menderita karena kau, berengsek”

“Aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan untuk memilikinya”

“Kau berengsek Yuichi. Kazu hamil karena kau”

“Bukankah itu bagus. Itu yang aku inginkan”

“Kazu, sayang. Ada apa denganmu?”

“Doushite, sayang?”

“Kazu dari dua hari yang lalu mengunci diri di kamar. Dia tidak mau makan. Tosuru, Sho-chan?”

“Akan ku coba bicara dengannya”

Page 16: Forbidden Love Akame

Tok..Tok

“Kazu, Otou-chan mau bicara denganmu. Bisa busa pintunya, sayang?”

Clek

“Hiks.. Hiks..”

“Kazu, doushite?”

“Ssstt, tenang sayang. Kami ada disini”

“Tidak usah bilang, kalau kau belum mau bilang, sayang”

“Daijoubu desu yo, Kazu. Kau siap beritau Okaa-chan dan Otou-chan ne?”

“Un”

“Kazu, ayo makan dulu, sayang”

“Haik”

“Kazu, Okaa-chan memasak makanan kesukaanmu. Dimakan ya”

“Itadakimasu”

Ugh, perutku mual

“Hoek.. Hoek”

“Kazu, daijoubu?”

Aku menggeleng cepat. Air mataku sudah tumpah sekarang. Aku bukan tidak apa-apa Okaa-chan.

“Kazu, daijoubu?”

“Okaa-chan.. Hiks.. Hiks..”

“Kazu, doushite? Katakan padaku kau kenapa?”

“Okaa-chan, aku hamil..”

“Kenapa kau tidak memberitahu Okaa-chan?”

“Aku malu Okaa-chan”

Page 17: Forbidden Love Akame

“Sayang, kalau kau ada masalah ceritakan pada Okaa-chan. Kita akan menyelesaikannya bersama. Okaa-chan tidak suka melihatmu mengurung diri di kamar. Wakatta?”

“Un, wakatta”

“Sudah berapa bulan?”

“Eh?”

“Sudah berapa bulan usia kandunganmu?”

“1 bulan”

“Kapan kau melakukannya?”

“Aku tidak melakukan apa-apa, Okaa-chan. Aku diperkosa”

“Siapa yang melakukan itu padamu?”

“Yuichi..”

“Yuichi-kun?”

“Konichiwa, Obaa-chan, Ojii-chan”

“Konichiwa”

“Ojii-chan, boleh aku bertemu Kazu?”

“Chotto, ada yang mau ku tanyakan padamu. Suwatte”

“Doushite no, Ojii-chan?”

“Kau tau 3 hari ini Kazu mengurung dirinya di kamar dan tidak mau makan. Apa kau tau ada apa dengannya?”

“Aku tidak tau, Ojii-chan”

“Apa yang telah kau lakuakan pada putra kami? Kau tau, dia sangat menderita saat ini. Kenapa kau tega melakukan itu padanya?”

“Apa maksud , Obaa-chan?”

“Kau, Yuichi. Kau menghamili Kazu, kan? Jawab aku”

Page 18: Forbidden Love Akame

“Kami menaruh harapan agar di masa depan kau bisa menikah dengan Kazu. Kami sudah merencanakan ini sejak dulu dan orangtuamu. Hanya menunggu beberapa tahun lagi kau bisa menikah dengan Kazu. Kenapa kau harus melakukan ini pada Kazu?”

“Kalau tidak dengan cara ini, Kazu tidak akan mau menikah denganku. Kazu akan menikah dengan Jin, Obaa-chan, Ojii-chan”

“Apa maksudmu?”

Flashback

“Kazu-chan, Kazu-chan..”

“Hem, Doushite no, Yuu-chan?”

“Ini. Bunga untukmu”

“Arigatou”

“Suatu saat nanti maukah memegang ini di altar dan menjadi pengantinku?”

“Gomen ne, Yuu-chan. Saat aku dewasa nanti aku akan menjadi pengantin, Nii-chan”

Flashback

“Yuichi hal itu kau tanyakan sewaktu Kazu berumur 5 tahun, tentu saja dia menjawab seperti itu”

“Demo, perasaan Kazu terhadap Jin tidak berubah, Obaa-chan. Sewaktu Jin berangkat ke Amerika Kazu mengantarnya dan kalian tau apa yang dikatakan Jin saat itu. Sakurai Kazuya, maukah kau menikah denganku nanti? Dan apa yang di jawab Kazu. Tentu saja Nii-chan, tentu. Apa yang dapat ku lakukan untuk mendapatkan Kazu? Hanya inilah caraku mendapatkannya

“Ojii-chan, Obaa-chan, izinkan aku menikahi Kazu, dia sedang mengandung anakku sekarang. Onegaishimasu”

“Aku menolak, aku tidak mau menikah dengan bajingan sepertimu Yuichi”

Kring.. Kring..

“Akan ku angkat

“Hai, moshi.. moshi.. Sakurai desu”

Page 19: Forbidden Love Akame

“Otou-chan, ini aku Jin”

“Doushite no, Jin?”

“Aku mau mengabarkan sesuatu. Ku harap Otou-chan senang mendengar kabar ini”

“Lanjutkanlah”

“Otou-chan, aku akan menikah bulan ini. Ku harap Otou-chan, Okaa-chan dan Kazu bisa datang”

“Jin, apa maksudmu pernikahan mendadak seperti ini?”

“Otou-chan, aku tidak bisa lama-lama. Ja ne”

“Oi, Jin. Chotto mate”

“Apa maksudmu, Sho-chan?”

“Jin, akan menikah bulan ini. Dia menyuruh kita ke Amerika”

“Apa yang dipikirkannya?”

Deg, Nii-chan. Doushite?

Brak

“Kazu..”

“Maaf Yuichi, bisakah kau pulang sekarang”

Hiks..Hiks.. Nii-chan, kau bohong kan? Kau tidak pernah mengatakan pernikahan. Kenapa kau melakukan ini padaku?

“Tut.. Tut.. Kazu gomen ne, aku tidak bisa menepati janjiku. Aku akan menikah Kamis ini, aku harap kau datang, Ja ne”

“Nii-chan, mate. Nii-chan.. Nii-chan”

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..”

Nii-chan, apa kau benar-benar tidak mencintaiku lagi. Nii-chan..

In the morning

“Kazu, ayo sarapan, sayang

Page 20: Forbidden Love Akame

“Kazu.. Kazu…”

“Doushite, no?”

“Sho-chan, Kazu hilang..”

“Lihat ada surat yang Kazu tinggalkan untuk kita”

母ちゃんと父ちゃんへ

Gomen ne, aku pergi begitu saja tanpa pamitOkaa-chan, Otou-chan, aku sedang ingin sendiri sekarangAku perlu menata hatikuTolong jangan cemaskan akuJaga diri kalianJangan mencarikuOkaa-chan, Otou-chan, aku mencintai kalianSayonara

和也

“Kazu, Sho-chan. Kazu.. Hiks.. Hiks..”

“Tenang, sayang. Kita akan menemukan Kazu”

“Penumpang pesawat Japan Airline dengan nomor penerbangan JP223 tujuan Niigata diharapkan dapat menaiki pesawat. Terima kasih”

“Selamat tinggal Tokyo”

Aku tidak punya siapa-siapa di Niigata ini dan untuk apa sebenarnya aku kesini. Mungkin karena aku kangen Nii-chan.

“Untuk apa aku hidup lagi? Lebih baik aku mati. Jin nii-chan tidak peduli lagi padaku”

“Ano. Sakurai-san, ne? Daijoubu desuka?”

Page 21: Forbidden Love Akame

“Haik, anata wa dare? Daijoubu desu. Biarkan aku sendiri”

“Anda tampaknya tidak baik, Sakurai-san. Doushite?”

“Sudah ku katakana aku tidak…”

“Sakurai-san. Wakarimasuka? Sakurai-san”

In the morning

“Uh. Kepalaku sakit. Dimana aku?”

“Kau sudah bangun? Sudah baikan?”

“Kau siapa? Kenapa aku disini?”

“Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Hajimemashite. Watashi no namae wa Nakajima Hajime desu. Kau ingat, dokter sekolahmu dulu”

“Ah, sensei. Doumo”

“Sakurai-san, maaf sebelumnya. Kenapa kau berkeliaran di jalan? Temperatur diluar -5oC, kau tau kan?”

“Wakatteru”

“Ja, kenapa kau berkeliaran diluar? Kondisi tubuhmu sangat lemah dan janin dikandunganmu juga lemah? Kau bisa mati seperti itu. Kasian dia”

“Apa pedulimu? Biarkan saja aku mati. Toh hidupku sudah berakhir”

Plak

“Aku benci kalau seorang pasien menganggap hidupnya tidak berharga. Kau masih punya dia. Kau masih punya bayimu”

“Justru janin ini yang membuat aku ingin mati”

“Sakurai-san, dengarkan aku. Semua bayi tidak berdosa, dia punya hak untuk hidup. Kau tidak boleh membunuhnya begitu saja. Kau bukan tuhan

“Sakurai-san, dia pasti sangat ingin bertemu denganmu”

“Sakurai-san, kau mau kemana?”

Page 22: Forbidden Love Akame

“Sensei, arigatou sudah membiarkanku menginap disini 3 hari ini. Aku pergi dulu. Arigatou gozaimasu. Itsuderaishimasu”

“Demo, Sakurai-san, Sakurai-san”

Sensei, gomennasai. Aku tidak bisa berlama-lama tinggal disini. Aku hanya akan merepotkanmu. Aku harus mencari kerja atau malam ini aku akan tidur diluar dan tidak bisa makan.

“Ano, sumimasen. Apakah anda membutuhkan pekerja part time?”

“Ah, gomen. Kami sudah cukup pegawai disini”

“Arigatou gozaimasu”

“Sumimasen, apakah anda membutuhkan pekerja part time?”

“Kami tidak buka lamaran lagi”

“Arigatou gozaimasu”

Ini sudah tempat ke-10 yang aku datangi, tapi tidak ada pekerjaan. Kruyuk..

“Araheta.. Kau pasti lapar juga kan?” ucapku sambil mengelus perutku

Apa yang kulakukan? Untuk apa mengkhawatirkannya. Nah ini tempat terakhir untuk hari ini. Mudah-mudahan kali ini aku bisa dapat pekerjaan.

“Ano, sumimasen. Apakah anda membutuhkan pekerja part time?”

“Ada pekerjaan untukmu. Tapi bukan disini. Di tempat temanku”

“Arigatou gozaimasu. Bisa aku tau tempatnya?”

“Ano, sumimasen. Fujioka-san?”

“Haik, doushite?”

“Shiraishi-san menyuruhku menemui anda, katanya anda memiliki lowongan pekerjaan”

“Ya, aku membutuhkan orang saat ini. Tapi, kau? Aku tidak yakin kau bisa melakukan pekerjaan ini.

“Apa saja. Aku akan melakukan apa saja. Aku membutuhkan pekerjaan ini. Onegaishimasu”

Page 23: Forbidden Love Akame

“Wakatta, kau tanyakan pada pekerja disana apa yang harus kau lakukan. Tidak ada spesialisasi pekerjaan disini. Kau harus bisa melakukan semua. Itulah yang kami lakukan, kontraktor, disini”

“Wakarimashita. Ganbarimasu”

“Pertama, kau angkat batu-batu ini dari tempat pemboran ke tempat itu. Ini pekerjaan sederhana, lakukan dengan cepat. Wakatta?”

“Haik, wakarimashita”

“Hei, anak baru mau berapa lama kau membawa itu saja lama sekali. Hayaku”

“Haik, sumimasen”

“Tenagamu mana? Keluarkan semua tenagamu”

“Haik”

“Ini gajimu hari ini. Besok kau tidak usah datang lagi. Aku tidak mau menerima karyawan yang tidak ada tenaganya sepertimu”

“Demo..”

Hah, dimana aku bisa mendapatkan pekerjaan? Uangku juga tidak cukup menyewa tempat untuk menginap hari ini. Aku akan menginap di taman ini. Paling tidak aku masih punya jaket ini dan selimut di tasku.

“Sakurai-san, ini. Bawa ini, aku yakin kau akan membutuhkannya. Tolong jangan tolak yang ini ya”

“Arigatou gozaimasu, sensei”

Flashback end

Sensei, arigatou.

“Eh, hangat. Kau mencoba mengahangatkanku ya? Arigatou” ucapku sambil mengelus perutku lembut

Page 24: Forbidden Love Akame

Mungkin aku mulai menyayanginya.

“Ano, sumimasen. Apakah anda membutuhkan pekerja part time?”

“Ah, gomen. Kami sudah cukup pegawai disini”

“Arigatou gozaimasu”

Sudah tempat ke-5 hari ini, kalau tidak dapat pekerjaan juga aku tidak akan makan lagi. Akh, jangan kumat lagi sekarang.

Glek..Glek..

Ah, kenapa penyakit ini kambuh lagi?

“Ano, sumimasen. Apakah anda membutuhkan pekerja part time?”

“Ada pekerjaan untukmu. Kau bisa jadi pelayan?”

“Bisa, akan ku lakukan apa saja. Arigatou gozaimasu”

“Otsukare sama, Sakurai-kun”

“Otsukare, buchou”

“Ini gajimu hari ini”

“Arigatou gozaimasu”

“Sakurai-kun, bisakah kau tinggal di restoran? Orang yang biasa tinggal disini hari ini behenti bekerja. Aku tidak bisa disini”

“Ah, tentu saja bisa, buchou. Aku tidak punya tempat untuk tinggal malam ini. Dengan senang hati aku akan tinggal disini. Arigatou gozaimasu”

“Ja mata”

“Mata ashita”

Yokatta, akhirnya aku tidak perlu tidur diluar lagi. Ne, aka-chan.

Page 25: Forbidden Love Akame

(Aka-chan = baby)

“Irashaimasen. Eh, sensei?”

“Ah, Sakurai-san. Domo”

“Domo, anda mau pesan apa, sensei?”

“Hime-chan..”

“Hime-sama..”

“Domo, minna”

“Um, aku mau ramen dan gyoza saja”

“Tolong tunggu sebentar pesanan anda akan saya antar sebentar lagi”

“Ara, Hime-chan? Hisashiburi”

“Ojii-chan, domo. Genki?”

“Melihat Hime aku jadi makin sehat. Bagaimana pekerjaanmu di rumah sakit?”

“Ojii-chan kau bisa saja. Yah pekerjaanku disana lancar saja. Seperti biasa restoran, Ojii-chan selalu ramai. Aku jadi kangen”

“Haha, Hime-chan. Restoran ini selalu ramai karena ada kami”

“Arigatou na, Shige-chan”

“Doita, Takkun”

“Hah, aku ingin kembali ke masa lalu lagi”

“Hime-chan, restoran akan tutup sebentar lagi. Maukah kau ngobrol sebentar disini?”

“Tentu, Ojii-chan”

“Ramen yang enak seperti biasanya”

“Domo. Hime-chan kau mengenal Kazuya-kun?”

“Um, dia salah satu murid di sekolah tempat aku bekerja di Tokyo, Ojii-chan”

Page 26: Forbidden Love Akame

“Sokka. Apa kabar ayah dan ibumu?”

“Otou-san masih di Tokyo dan pulang sebulan sekali di akhir bulan. Sepertinya Otou-chan sibuk sekali di rumah sakit. Terakhir kali aku menelepon dia sedang mengoprasi Wachizaku-san”

“Wachizaku-san, politikus itu?”

“Hun”

“Taihen, ne”

“Okaa-san seperti biasa masih mengurus ikebana di rumah”

“Ne, Hime-chan, bukankah kau dapat tawaran bekerja di Tokyo? Kau tidak pergi?”

“Iie, aku suka Niigata. Aku lebih suka bekerja disini”

“Ah, Kazuya-kun kau sudah selesai? Bergabunglah dengan kami”

“Haik. Ano, boleh aku tanya kenapa sensei di panggil Hime?”

“Ah, itu karena namaku Hajime makanya agar lebih mudah semua orang disini memangilku Hime”

“Selain itu, Hime sudah seperti putri bagi kami semua. Dia mau menolong siapa saja di desa ini. Seperti Kagaya Hime. Makanya kami meyebutnya Hime”

“Ojii-chan jangan melebih-lebihkan begitu. Janagn percaya pada omongan Ojii-chan kalau dia mabuk. Sebentar lagi dia akan bercerita tentang dirinya yang ikut perang Hiroshima”

“Kau tahu Kazuya-kun, dulu itu aku ini pahlawan. Aku ikut perang di Hiroshima dan kau lihat ini bekas lukanya….”

“Sudah ku bilang kan?”

“Sensei, arigatou sudah mau membawa pulang Buchou”

“Daijoubu, rumah Ojii-chan hanya beberapa meter dari rumahku”

“Iterashai”

Hime? Wah, luar biasa sekali. Nakajima Hajime

“Irashaimasen. Ah, sensei kau datang lagi?”

Page 27: Forbidden Love Akame

“Aku kangen dengan restoran ini. Aku minta yang biasa ya”

“Haik. Buchou satu ramen dan gyoza untuk Hime”

“Eh, kenapa kau memanggiku Hime?”

“Ah, gomen. Kau tidak suka ya, sensei?”

“Iie, aku hanya kaget kau memanggil namaku”

“Wajahmu merah sensei. Apa kau sakit?”

“Iie, daijoubu desu”

“Sokka. Ja aku melayani tamu yang lain dulu ya”

“Apakah pekerjaannya bagus Ojii-chan?”

“Dia bekerja keras selama seminggu ini. Cuma belakangan ini sepertinya dia kurang sehat, wajahnya pucat sekali. Setiap pagi dia akan mulai muntah-muntah. Nafsu makannya berkurang dan sepertinya dia banyak sekali makan obat”

In the morning

“Kazuya-kun, bisakah kau membantuku membersihkan sayuran-sayuran ini?”

“Ah, mochiro buchou”

Ugh, aku mau muntah.

“Hoek, Hoek”

“Kazuya-kun, daijoubu?”

“Hun, Dai.. Hoek.. Hoek..”

“Kau tidak baik-baik saja. Ayo kita ke tempat Hime-chan. Kau harus diperiksa”

“Aku tidak apa-apa Buchou. Aku Cuma agak masuk angin. Ini aku sudah ke dokter dan mereka memberiku ini”

Flashback end

Page 28: Forbidden Love Akame

“Dia tidak ke tempatku. Apalagi ke rumah sakit”

“Aku menghawatirkannya, Hime. Bisakah kau katakan sesuatu padanya?”

“Aku akan membujuknya ke rumah sakit”

“Sakurai-san, aku mau bicara denganmu”

Brukk

“Sakurai-san, Sakurai-san..”

“Aku ada dimana?”

“Sakurai-san, kau ada di rumah sakit sekarang”

“Sensei, kenapa aku ada disini?”

“Tadi tiba-tiba kau tumbang”

“Ah, aku tidak apa-apa, sensei. Aku hanya kelelahan. Untuk apa infuse ini dan masker oksigen ini? Aku mau kerja lagi, sensei”

“Sakurai-san, biar ku jelaskan kondisimu sekarang. Jantungmu benar-benar lemah saat ini dan janinmu dalam kondisi yang tidak sehat. Kau butuh perawatan”

“Tapi aku tidak merasakan apa-apa, sensei. Aku baik-baik saja”

“Kau belakangan ini mengalami morning sickness kan? Kenapa tidak bilang padaku?”

“Loh, sensei. Bukankah morning sickness itu biasa pada orang yang sedang hamil?”

“Tidak kalau itu kau. Kau tidak bisa makan apa-apa dari kemarin kan? Jantungmu lemah Sakurai-san. Dan dengan tidak makan, tidak ada nutrisi ke jantungmu. Jantungmu sudah seperti pekerja paksa. Bekerja siang malam tanpa makanan. Apa kau sering merasa jantungmu berdegup sangat kencang dan terkadang kau merasa sesak? Itu artinya jantungmu sudah diambang batas”

“Demo, sensei. Aku tidak apa-apa”

“Urusai!! Kau tidak tau seberapa parah kondisimu. Aku. Aku.. tau persis kondisimu, karena aku yang memeriksamu. Aku doktermu. Kau harus mengerti. Aku.. aku peduli padamu. Tidak bisakah kau peduli sedikit terhadap dirimu dan bayimu? Hiks.. Hiks..”

“Sensei, ku mohon jangan menangis. Baiklah akan aku lakukan apapun yang kau minta. Yamete yo, onegai”

Page 29: Forbidden Love Akame

“Sakurai-san, kau masih muntah pagi ini? Sudah baikan?”

“Masih sensei. Tapi sudah tidak separah yang kemarin. Aku sudah baik-baik saja. Sensei makanan disini enak sekali”

“Hontou, yokatta. Habis ini kau harus makan obatnya ya”

“Hun, yokkai”

“Hoek.. hoek..”

“Apanya yang baikan? Kau masih muntah-muntah. Sebentar tidak usah pergi ke kamar mandi. Ini. Muntah saja disini”

“Tidak mau, sensei akan mual juga nanti”

“Iie, aku sudah terbiasa melihat orang muntah. Katakan kalau kau membutuhkan bantuanku, wakatta. Sumiyoshi-san tolong bersihkan ini, ya”

“Haik, sensei”

“Ah, Sakurai-san. Jangan panggil aku sensei ya. Panggil Hajime saja. Biar lebih akrab”

“Sen.,. Hajime-san, boleh aku panggil Hime tidak”

“Hah? Uhm, boleh saja”

“Ja, kalau begitu panggil aku Kazu saja ya, Hime-san”

“Ok. Jangan lupa minum obatnya”

“Hime-san, ngomong-ngomong sebenarnya kau dokter apa?”

“Aku? Bedah jantung. Jadi sebenarnya aku bukan dokter yang menanganimu. Lihat dokter yang bertanggung jawab terhadapmu Kuwahara, sensei dan Teguchi-sensei. Teguchi, sensei bagian cardiology dan Kuwahara-sensei bagian Obgyn”

“Kau pasti sibuk kan? Dokter bedah..”

“Haik, moshi..mosh. Wakatta”

“Kazuya, maaf aku harus pergi ke ruang operasi”

“Aku tidak apa-apa disini. Ada dia bersamaku. Daijoubu”

Page 30: Forbidden Love Akame

“Un, Aka-chan jaga Kazuya disini ya. Aku pergi dulu. Ja”

“Kazuya aku datang berkunjung”

“Ah, arigatou Hime-san. Aku yakin pasti Aka-chan senang, ne”

“Nih, makan buahnya ya”

“Nakajima-sensei anda sudah seperti suaminya Sakurai-san saja. Apa kalian berdua jadian?”

“Mana mungkin Nakajima-sensei mau jadian denganku, Teguchi-sensei”

“Oh, begitu ya. Nah aku akan melakukan pemeriksaan biasanya ya”

“Aku Cuma punya Nakajima-san di Niigata ini. Dia sudah seperti kakakku sendiri”

“Sokka, sayang sekali ya, Hime-chan”

“Eh, maksud sensei?”

“Nah pemeriksaan anda sudah selesai Sakurai-san. Apa kabar janinmu? Genki?”

“Genki desu, sensei”

“Ja, matta. Ah, jangan lupa minum obat, setiap pagi berkelilinglah di taman, agar kau tidak jenuh. Oke”

“Arigatou, sensei”

“Ne, Hime-san. Kapan aku bisa keluar dari rumah sakit ini?”

“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”

“Aku sudah 2 bulan lebih tinggal di rumah sakit ini. Pasti biayanya sangat besar, kan? Selama ini kau yang membiayai biaya perawatanku. Aku tidak mau menyusahkanmu lagi”

“Siapa yang bilang kau merepotkanku? Apa aku pernah bilang kau beban untukku? Aku senang melakukannya”

“Tapi kenapa? Aku bukan siapa-siapa untukmu. Aku hanya muridmu di sekolah dulu”

“Itu karena aku ingin melindungimu. i..tu.. karena aku.. tidak ingin.. melihatmu menderita.. i.. tu.. hiks.. hiks..”

“Kenapa kau ingin melindungiku?”

Page 31: Forbidden Love Akame

“I..tu.. karena aku mencintaimu.. hiks.. hiks..”

“Gomen ne, sensei. Aku tidak bisa mencintaimu, aku masih mencintai Jin nii-chan”

“A..aku tau.. jadi ku mohon berhenti berfikir kalau kau menyusahkanku. Mengerti..”

“Hime-san daijoubu?”

“Daijoubu desu. Aku keluar dulu. Jangan lupa makan makananmu dan susunya di habiskan atau aku akan marah”

“Ime-chan, daijoubu?”

“Daijobu desu, Teguchi-sensei”

“Berhenti memanggilku dengan nama depanku. Kita sudah berteman sejak lama. Kalau kau ingin curhat tinggal bilang padaku. Aku sedang senggang nih. Aku bisa meminjamkan bahuku untuk kau menangis”

“Junno, aku bukan anak kecil lagi. Lagipula terakhir kali bukannya kau yang menangis”

“Tidak usah berlagak kuat di depanku. Aku tau kau. Ime ayo ikut aku”

“Kenapa kau bawa aku kesini?”

“Kenapa? Kau tidak suka? Bukankah ini tempat favoritmu kalau ingin menangis?”

“Tidak, kau tau sekali. Arigatou”

“Nah, ayo cerita padaku. Ada apa denganmu?”

“Hah, darimana aku mulai”

2 tahun yang lalu

“Nah, demikianlah pidato dari kepala sekolah. Saya akan memperkenalkan staff dan guru di sekolah ini dan pengumuman guru baru”

“Pertama, Sakiguchi-sensei dia akan mengajar Matematika, kemudian ……”

“Dan aku akan mengenalkan dokter di UKS yang baru Nakajima-sensei”

“Nakajima desu. Yoroshiku onegaishimasu”

Page 32: Forbidden Love Akame

Nah aku akan mulai beres-beres. Kami-sama ku mohon agar aku betah bekerja disini

“Sensei.. sensei.. Sakurai pingsan di depan kelas. Sepertinya penyakitnya kambuh lagi”

“Eh, dia sakit apa?”

“Jantungnya lemah. Tadi di koridor para senpai sedang bertengkar dan tidak sengaja menubruk Kazu”

“Baik, akan ku periksa”

“Tegoshi. Kazu mana?”

“Didalam, Ueda-senpai. Sakurai sedang di periksa sensei”

“Sensei, Kazu tidak apa-apa kan?”

“Sakurai-kun tidak apa-apa. Dia hanya tiba-tiba shock, makanya dia pingsan”

“Yokatta”

“Ano..”

“Ueda desu, sensei”

“Ueda-san, sebenarnya ada apa dengan Sakurai-kun?”

“Sejak dia bayi, katub jantungnya tidak berfungsi normal jadi mereka melakukan operasi padanya. Sayangnya, mereka tidak bisa melakukan dengan sempurna. Jadi jantung Kazu tidak normal”

“Ya ampun, kasian sekali dia”

“Ughh, Tat-chan. Apa aku pingsan lagi?”

“Iya, lagian kenapa kau ikut-ikut berkelahi dengan para senpai bodoh itu?”

“Aku tidak ikut-ikutan Tat-chan. Aku mau masuk kelas. Tapi tiba-tiba salah satu dari mereka mendorongku”

Brakk

“Kazu, daijoubu?”

“Ah, nii-chan. Daijoubu desu. Nii-chan wajahmu kenapa?”

“Aku habis menghajar Yamashita, berani-beraninya dia menubruk adikku”

Page 33: Forbidden Love Akame

“Daijoubu, nii-chan. Tidak perlu memukulnya”

“Kau itu adikku yang paling berharga. Aku tidak akan membiarkan satu orangpun menyakitimu. Wakatta?”

“Un, wakatteru”

“Sepertinya kau senang sekali ke UKS, Sakurai-kun?”

“Iie, sensei. Dari dulu aku memang sering sekali dilarikan ke UKS karena jantungku. Ini masih mending, seminggu aku hanya datang 4 kali. Sewaktu SD aku bisa 7 kali dalam seminggu masuk UKS”

“7 kali? Bukankah hari sekolah cuma 6 hari, kenapa kau bisa 7 kali masuk UKS?”

“Iya, satu hari aku bisa 2 kali masuk UKS”

“Apa yang kau lihat?”

“Aku melihat Jin Nii-chan”

“Dia sangat sayang padamu. Dia pasti kakak yang sangat baik”

“Un, dia sangat baik. Aku mencintainya”

“Eh? Kau mencintainya?”

“Iya, sensei jangan bilang-bilang pada teman yang lain ya? Ini rahasia diantara kita”

“Matta, Sakurai-kun”

“Gomen ne sensei gara-gara aku terlalu lemah baru satu putaran berlari sudah kolaps. Maaf merepotkanmu”

“Siapa yang bilang kau merepotkanku? Apa aku pernah bilang kau beban untukku? Aku senang melakukannya”

“Benarkah, syukurlah”

“Kau tahu aku senang ada teman mengobrol”

“Sensei, kau pasti pintar sekali ya? Umurmu sekarang berapa?”

“Aku, April ini 21. Kenapa kau bertanya?”

Page 34: Forbidden Love Akame

“Ha, sudah ku duga. Umurmu 21 tapi sudah selesai kuliah medis dan sudah selesai Co-ass. Umur berapa anda masuk kuliah?”

“16”

“Waw, sugoi. Umurku sekarang 18 tahun dan aku masih kelas 1 SMA”

“Bagaimana bisa begitu?”

“Aku baru masuk sekolah setelah umurku 8 tahun. Karena sewaktu kecil aku lemah sekali.Dan aku pernah tidak naik kelas karena aku terlalu banyak tidak hadir. Parah sekali aku kan?”

“Kenapa kau bilang seperti ini? Semua orang punya keistimewaan masing-masing. Suatu saat kau akan menemukan hal yang spesial dalam dirimu. Percaya padaku”

“Un, arigatou, sensei”

“Doushite no, Kazuya-kun? Kamu menangis?”

“Iie, sensei. Aku tidak menangis, tadi ada debu masuk ke mataku”

“Kazuya-kun, aku sudah mengenalmu hampir setahun. Jangan berbohong padaku”

“Sensei, Jin Nii-chan akan pergi sekolah ke luar negeri. Dia akan meninggalkanku, sensei. Hiks.. Hiks..”

“Kazuya-kun, ku mohon jangan menangis. Kau tidak boleh seperti ini”

“Nii-chan tidak mencintaiku lagi. Nii-chan akan pergi meninggalkanku. Nii-chan wa.. Nii-chan wa..”

“Kazuya-kun, Kazuya kun..”

“Moshi.. Moshi.. Sakurai-san. Nakajima desu, Kazuya-kun no sensei desu. Tolong datang ke rumah sakit sekarang juga. Kazuya-kun ga..”

“Sensei, kenapa Kazu pingsan?”

“A..ku tidak tau, Sakurai-san. Sehabis menangis tiba-tiba Kazuya-kun pingsan. Dia tidak bernafas selama beberapa detik dan sewaktu aku mengecek denyut jantungnya.. denyutnya melemah. Dan.. dan aku membawanya ke rumah sakit.. gomen.. nasai, Sakurai-san”

Page 35: Forbidden Love Akame

“Kazu, bagaimana dia? Bagaimana anakku?”

“Kazuya-kun ter..kena cardi..ac a..rrest”

“Apa? Tidak lagi, Sho-chan. Dia bisa mati kalaau begini terus. Kazu, anakku… Hiks.. Hiks”

“Sayang, kau tidak boleh seperti ini. Kita harus berdoa untuk Kazu”

Flashback end

“Sejak saat itu, Kazuya-kun tidak melanjutkan sekolah, tepat sebelum pengumuman penempatan kelasnya”

“Lalu bagaimana keadaannya setelah itu?”

“Dia pulih setelah hampir 5 bulan perawatan. Setelah itu, sepertinya Kazuya tetap di rumah. Aku tidak tau kabarnya lagi, sampai beberapa bulan ini. Aku bertemu dengannya di Niigata ini, dalam keadaan yang tidak dapat dipercaya. Masih sakit dan sedang mengandung”

“Kau mencintainya?”

“Ya, aku sangat mencintainya. Aku tidak peduli kondisinya saat ini, aku hanya ingin berada disampingnya dan melindunginya. Aku naif ya, dia bahkan tidak merasakan apa-apa terhadapku. Hiks.. Hiks”

“Kau tidak naif, mencintai seseorang dan ingin melindunginya itu tidak salah Hajime. Sini bersandar di bahuku. Menagislah sebanyak yang kau mau”

“Junno.. Yada, aku menolak”

“Ime-chan, ayolah..”

“Yada, week”

“Nah, seperti itu lebih baik”

“Ka..zuya-kun..”

“Hime-san, tumben senang sekali”

“Kau tau hari ini, Kuwahara-sensei bilang dia akan melakukan USG”

“Hah, USG? Bukankah terlalu dini. Kandunganku masih 4 bulan, bukan?”

Page 36: Forbidden Love Akame

“Kuwahara-sensei bilang, karena kau itu istimewa. Jadi dia ingin tau perkembangan bayimu. Laki-laki yang hamil di Niigata ini sedikit. Kalaupun ada mereka jarang ada yang mau ke dokter. Kuwahara-sensei sangat bersemangat merawatmu, kau tau. Lagipula lihat, perutmu sudah mulai buncit sekarang. Manis sekali”

“Berhenti memanggilku manis, Hime-san. Aku tidak suka”

“Haik.. Haik.. Gomenne”

“Aku akan membuka bajumu sedikit. Ini akan sedikit dingin”

“Sensei, itu apa?”

“Itu bayimu, Sakurai-san. Lihat ini bagian kepalanya, yang ini kakinya dan yang ini tangannya. Dan kau lihat bagian yang bergerak itu. Itu jantungnya, dia hidup Sakurai-san”

“Apa kelamin bayinya sensei?”

“Um, itu belum terlalu jelas. Posisinya kurang tepat, mungkin bulan kelima kita sudah bisa melihatnya”

“Ano, sensei. Bolehkah aku minta foto USGnya?”

“Tentu, nanti akan ku antarkan ke kamarmu”

“Hime-san..”

“Un?”

“Arigatou ne”

“Eh? Untuk apa?”

“Untuk membiarkan bayi ini hidup. Untuk menyadarkanku kalau aku punya dia”

“Tentu”

“Ime-chan, chotto..”

“Kazuya, aku pergi sebentar. Kalau kau perlu apa-apa telepon aku saja ya”

“Un”

Page 37: Forbidden Love Akame

“Doushite no, Junno?”

“Oyaji, dia ingin bertemu denganmu. Sepertinya dia akan menyampaikan kabar gembira”

“Eh? Sachou wa?”

Tok tok

“Masuk”

“Sachou, anda memanggil saya?”

“Ya, douzo”

“Nakajima-kun, ingat pengajuan thesismu waktu itu?”

“Un, haik”

“Tokyo daigaku menerima thesismu itu dan mereka mengirimkan surat transfer mu ke rumah sakit universitas disana. Tampaknya mereka sangat terkesan dengan thesismu. Bukankah ini kesempatan yang sangat langka”

“Haik”

“Pergilah ke Tokyo dan kembalilah ke Niigata menjadi dokter bedah yang lebih baik, Nakajima-kun. Jangan khawatirkan pekerjaanmu disini. Fokuslah ke thesismu. Mengerti. Sore ja”

“Arigatou gozaimasu, itsuderaishimasu”

“Ne, Ime-chan. Omedetou, akhirnya thesis yang kau kerjakan susah payah di terima juga oleh Tokyo daigaku. Kau harus mentraktirku makan kalau begitu..”

“Arigatou..”

“Kau tampak tidak senang. Doushite? Bukankah ini impianmu?”

“Benar ini impianku, tapi..”

“Ime-chan, jangan bilang padaku kalau ini ada kaitannya dengan Sakurai-san”

“Jitsu wa..”

“Kore wa anata no mirai. Kenapa kau membuangnya hanya demi orang yang bahkan tidak mencintaimu?”

Page 38: Forbidden Love Akame

“Impianku sekarang adalah melihat Kazuya sehat dan melahirkan anaknya dengan selamat, Junno. Gomen, aku tidak sesuai keinginanmu”

“Demo, kau membuang semuanya demi dia. Anta no jinsei”

“Wakatteru yo. Baka da na, atashi. Aku membuang masa depanku begitu saja, hanya karena cinta. “Ai”. Hanya kata-kata sederhana yang membuatku mencampakkan semuanya. Demo, gomenne, Junno. Aku mungkin rela mati demi satu kata itu. Hontou ni gomennasai”

“Hajime, ini tidak seperti kau. Haruskah berakhir seperti ini?”

“Ah, Teguchi-sensei. Kenapa mukamu kusut sekali?”

“Daijoubu desu. Bagaimana perasaanmu sekarang, sudah baikan? Apa jantungmu masih sering berdebar sangat cepat?”

“Iie, ore wa daijoubu. Hanya saja agak sedikit kurang nyaman dengan kehamilanku. Semua yang ku lakukan rasanya serba salah”

“Oh, sokka. Ja, aku akan memeriksamu lagi 2 hari lagi”

“Sensei, kau punya masalah kan? Katakan padaku. Kau itu mencurigakan tau. Tumben sekali kau tidak cerewet menasehatiku untuk melakukan apapun, kau juga tidak exited lagi sewaktu ku beri tau tentang bayiku. Sensei, katakanlah. Kau bisa menjadikanku teman curhat. Masalah cinta, pekerjaan, keuangan. Apa saja”

“Apa kau akan dengar kalau aku cerita tentang Hajime?”

“Eh, doushite no, Hime-san?”

“Kazuya, ini aku bawa apel. Kazuya?”

“Sensei, kenapa tidak bilang kalau thesismu lulus di Todai? Harusnya hari ini kita merayakannya, kan. Omedetou. Nah, kapan kau akan berangkat?”

“Eh?”

“Iya, kapan kau berangkat ke Tokyo. Aku ingin mengantarmu ke bandara, boleh kan?”

“Sore wa, sepertinya aku tidak akan pergi”

“Kenapa? Apa itu karena aku?”

“..”

Page 39: Forbidden Love Akame

“Iya kan karena aku. Sensei, kau tidak boleh membuang masa depanmu hanya demi pemuda tidak berguna sepertiku. Kau tidak perlu menjagaku disini. Aku bukan siapa-siapamu. Aku bahkan tidak membalas perasaanmu padaku. Kau tidak perlu melakukan ini semua padaku, menjagaku, menemaniku, aku bukan anak-anak lagi. Pergilah ke Tokyo, aku akan mensupportmu. Ganbatte”

“Wakatta, aku akan pergi ke Tokyo”

Hime-san, maaf ini demi dirimu. Aku ingin yang terbaik untukmu.

“Ime-chan, mau ya aku antar ke bandara?”

“Tidak usah, Junno. Okaa-san yang mau mengantarku”

“Hajime, gomenne. Okaa-san tidak bisa mengantarmu ke bandara. Bibi Kuroda sedang sakit. Ibu janji akan menjaga dia. Pergilah dengan Junno-chan ya”

“Demo, Okaa-san..”

“Ime-chan, ayo..”

“Tolong ya, Junno-chan. Iterashai”

“Itekimasu”

“Ime-chan, apa tidak apa langsung pergi tanpa berpamitan dengan Sakurai-san?”

“Dia yang menyuruhku tidak usah berpamitan”

“Oh, sokka”

“Sakurai-san, lihat itu bayimu. Dia tampaknya sehat”

“Dia kecil sekali, sensei. Ah, sensei apakah kau sudah tau jenis kelaminnya?”

“Otoko. Omedetou”

“Arigatou, sensei”

“Hime-san, Kuwahara-sensei bilang …”

Page 40: Forbidden Love Akame

Apa yang ku lakukan? Sensei sudah pergi.

Flashback

“Kau yakin tidak mau mengantarnya ke bandara?”

“Ini yang terbaik bagi Hime-san, sensei. Aku tidak boleh menjadi penghalang mimpinya”

“Aku harap kau tidak akan menyesal”

“Aku harap aku tidak akan”

Flashback end

Apa aku benar-benar ingin dia pergi? Kenapa rasanya sakit ya?

“Ugh, Aka-chan, doushite no?”

“Mau menjemput Mama dengan Papa. Baiklah, ayo kita pergi”

“Sakurai-san, anda mau kemana? Anda tidak diperbolehkan kemana-mana saat ini”

“Warri, aku harus menjemput ibu dari anakku dulu”

“Junno, sudah sampai sini saja. Aku bisa pergi sendiri. Arigatou sudah mengantarku. Ja ne”

“Hati-hati di jalan, ne. Ime-chan”

“Un, ja”

“Hhhiiiimmmeeeee….”

“Eh?”

“Chotto mate kudasai”

“Sakurai-san, tolong jangan berlari”

“Baik, tapi kau harus menunggu disitu”

“Baiklah”

“Hime-san, anakku laki-laki. Tadi Kuwahara-san yang memberitahuku”

Page 41: Forbidden Love Akame

“Yokatta, omedetou. Ja, aku pergi dulu. Jaga dirimu.

“Aka-chan, tolong jaga Kazuya untukku ya”

“Aka-chan tidak bisa menjagaku, aku mau kau yang menjagaku”

“Eh?”

“Kau tau sepertinya bayi ini ingin kau tetap berada disampingnya

“Ne, Aka-chan, kau mau didekat Mama kan?”

“Mama?”

“Hime-san, maaf mungkin ini agak mendadak dan tidak sesuai kondisinya, tapi maukah kau menikah denganku?

“Ah, gomen. Aku tidak bisa memikirkan kata-kata yang bagus lain. Aku baru memikirkannya di taksi tadi”

“Kau benar-benar tidak romantis.Tapi aku suka”

“Jadi apa jawaba…”

“Kazuya-san, Kazuya-san..”

“Ugh, Hime-san. Aku dimana?”

“Kau di rumah sakit. Kau pingsan tadi di bandara. Hiks.. Hiks.. Kenapa kau membuatku terkejut? Kau tau kondisimu itu tidak memperbolehkanmu pergi ke luar rumah sakit. Kalau terjadi apa-apa padamu bagaimana? Kalau terjadi apa-apa dengan bayi kita bagaimana? Kalau..”

Cup

“Bayi kita? Jadi kau mau?”

“Un..”

“Yosha…. Teguchi-sensei, gomenne. Hime-san milikku”

“Omedetou”

“Okaa-san, gomen nasai, aku memutuskan untuk tinggal di Niigata dan akan menikah”

Page 42: Forbidden Love Akame

“Okaa-san tidak akan melarangmu melakukan apa pun yang kau mau. Oh ya, ngomong-ngomong siapa calon menantu Okaa-san, Junno-chan ya?”

“Chigau, yo Okaa-san. Aku mau mengenalkannya kepadamu. Maukah kau ikut denganku?”

“Tunjukan calon suamimu itu pada Okaa-san”

“Kenapa kita ke rumah sakit? Apa dia dokter disini? Siapa itu? Okaa-san pasti kenal”

“Bukan, ini dia. Kenalkan Okaa-san Sakurai Kazuya calon suamiku”

“Hah, jangan bercanda Hajime, dia itu wanita. Bagaimana kau bisa menikahi wanita?”

“Ano, nyonya, saya bukan perempuan, saya laki-laki”

“Bagaimana laki-laki bisa hamil? Aku tidak percaya hal ini”

“Chotto mate Okaa-san. Kazu sebentar, aku akan bicara dengan Okaa-san”

“Okaa-san, dia itu normal. Tidak ada yang salah dengan dia. Aku mencintainya. Dia sedang mengandung anak kami”

“Hajime, maksudmu kau menghamilinya?”

“Iie, sonna koto”

“Lantas dia mengandung anak siapa?”

“Dia korban pemerkosaan, Okaa-san”

“Okaa-san tak percaya, untuk apa kau mau menikahi pria seperti itu. Pria aneh”

“Kazu tidak aneh, aku mencintainya. Dan anak yang sedang dia kandung adalah anak kami, Okaa-san”

“Bagaimana kau bisa berkata seperti itu anakku? Kau diapakan pria itu?”

“Okaa-san, gomennasai, walaupun Okaa-san tidak setuju, aku tetap akan menikah dengan Kazu”

“Hajime, pilih. Keluar dari rumah atau menikahi pria itu?”

“Aku memilih menikah dengan Kazu, Okaa-san. Gomennasai. Take care”

“Hajime..”

Page 43: Forbidden Love Akame

“Sudah ku duga ibumu pasti tidak akan setuju.Sebaiknya kita batalkan saja rencana kita, Hime-san”

“Aku tidak peduli Okaa-san setuju atau tidak, aku akan tetap menikah denganmu. Tolong jangan katakan hal seperti itu. Hora, bayi kita pasti sedih. Ne, Aka-chan”

“Haik”

“Satu lagi, berhenti menggunakan akhiran –san untuk memanggil istri masa depanmu, mengerti?”

“Haik, Yokai”

“Kazu, aku akan pergi ke Yokohama 1 minggu ini, kau jaga diri baik-baik dan juga bayi kita oke. Aku akan secepatnya kembali”

“Yokai, Hime. Ah, tidak maukah kau berpamitan dengan bayi kita?”

“Tentu saja aku mau. Aka-chan baik-baik pada Papa, ne. Jangan membuatnya kelelahan. Jaga dia selama Mama pergi, oke. Mama loves you

“Jaga dia ne, sayang. Usia kandunganmu sekarang sudah 6 bulan. Sebentar lagi kita akan bertemu dia. Ah, aku tak sabar memeluknya”

“Ore mo. Kau juga hati-hati ya, sayang. Ja ne”

“Ja ne. ah, chotto”

Cup

“Ciuman perpisahan. Hehehe”

“Sayang, kau sudah mulai nakal ya. Kau kurang 1 kata. ‘Sementara’”

“Um, I love you, Ja ne”

Ugh, kenapa sekarang dadaku malah sakit lagi

“Ah, Sakurai-san. Bagaimana kabarmu hari ini?”

“Sebenarnya tadinya aku baik sensei. Tapi dadaku sakit sekali. Aku tidak tau kenapa”

“Akan ku periksa. Sakurai-san, apakah kau menjadi lebih sulit bernafas? Apakah jantungmu sakit?”

Page 44: Forbidden Love Akame

“Ha, ma”

“Gawat. Suster… “

“Haik, sensei.”

“Tolong panggilkan Sakai-sensei”

“Sepertinya perkiraan anda benar Teguchi-sensei”

“Sebenarnya ada apa denganku, sensei?”

“Sakurai-san, jantungmu. Kondisinya memburuk dari yang sebelumnya”

“Apa maksud anda? Bukankah 3 bulan terakhir ini kondisiku sudah stabil?”

“Kerja jantungmu lebih keras setelah kau mengandung. Fetus melakukan semua metabolisme melalui ibunya. Dan kerja jantungmu menjadi berlipat karenanya. Jantungmu tidak akan kuat”

“Jadi, apa yang harus ku lakukan untuk memulihkan jantungku?”

“Harus dilakukan prosedur transplantasi jantung”

“Transplantasi jantung? Lakukanlah, jika itu yang terbaik untukku, sensei”

“Demo, kau harus mau merelakan bayimu. Operasi tidak akan dapat berjalan selagi kau mengandung. Jadi fetus mu harus kau gugurkan”

“Iie, aku tidak mau melakukannya. Dia bayiku. Dia tumbuh didalam sini. Dan aku akan melahirkannya, tidak peduli bagaimana caranya. Aku tidak mau dia digugurkan. Aku menolak operasi”

“Sakurai-san, Cuma ini satu-satunya cara untuk menyelamatkanmu. Ku mohon pertimbangkan”

“Aku tidak mau. Aku mau bayiku. Aku tidak peduli dengan hidupku”

“Itadaima, Kazu”

“Ah, Okaeri, Hime. Bagaimana Yokohama?”

“Tidak seru. Aku tidak bisa membawa kalian bersamaku. Nanti setelah kau melahirkan kita pergi jalan-jalan ya? Kita bertiga, kazoku. Hehe”

“Un, apapun yang kau mau Hime”

Page 45: Forbidden Love Akame

“Eh, obat apa yang kau makan, sayang”

“Ini obat baru yang diberi Teguchi-sensei, dia bilang ini suplemen. Bagus untuk jantung”

“Apa itu aman untuk dimakan orang yang sedang hamil? Biasanya efek samping obat bisa berbahaya bagi janin”

“Tenang saja, Teguchi-sensei memberikan obat yang aman untuk bayi kita”

“Junno, haik. Omiyage”

“Ah, arigatou. Tak perlu repot-repot begitu”

“Ini ucapan terima kasih karena kau sudah merawat Kazu. Arigatou ne”

“Un, douite”

“Junno, boleh aku tau kondisi sementara Kazu?”

“Eh? Oh, itu.. Sakuari-san kondisinya baik. Keluhan yang dirasaknnya sudah berkurang”

“Yokatta. Junno, aku dengar kau sedang dekat dengan Takahashi-sensei ya?”

“Dari mana kau dengar?”

“Kau kan idola para suster disini, sewaktu kau dekat dengan Takahashi-sensei tentu saja gossip menyebar sangat cepat”

“Aku hanya bekerja sama dalam beberapa pasien dengannya. Makanya kami sering bersama-sama”

“Kalau benar-benar jadian juga tidak apa-apa. Omedetou ne. Ja ne”

“Tapi aku tidak mau Ime-chan”

Ugh, kenapa sakitnya makin parah? Aku sudah minum obat ini. Kenapa tidak berkurang?

“Doushite no, Kazu? Apa yang sakit?”

“A.ku.. ti.. dak apa..apa. Hime. Tolong.. ambil..kan o…batku”

“Ini, minumlah. Aku akan memanggil Teguchi-sensei”

“Ti..dak.. usah.. a..ku.. ti..dak.. apa..apa..”

Page 46: Forbidden Love Akame

“Kau bukan tidak apa-apa, sayang. Kau menderita”

Glek glek

“A..ku.. su..dah ba..ikan., Hime. Ti..dak u..sah panic begi..tu”

“Aku akan panggil Teguchi-sensei”

“Ti..dak perlu, te..taplah disampingku, oke? Bayi kita merindukan Mamanya”

“Baiklah, benarkah, sayang. Kau merindukanku? Aku juga sangat merindukanmu”

“Junno, sebenarnya obat apa yang kau beri pada Kazu?”

“Hanya suplemen untuk memperkuat jantung”

“Kau bohong, sewaktu Kazu kumat dia meminum obat itu. Katakan padaku, obat apa yang kau berikan padanya?”

“Gomen nasai, Ime-chan..”

“Kazuya, apa yang kau lakukan dengan meminum obat penghilang rasa sakit? Kau tau jantungmu bisa lebih parah lagi kalau kau perlakukan begitu terus. Kenapa kau lakukan itu? Kenapa? Hiks.. Hiks.”

“Gomen ne, Hime. Hanya ini yang bisa ku lakukan”

“Apa yang kau katakan? Pasti ada jalan lain untuk menyelamatkan jantungmu. Kau tidak boleh menyerah sayang, kita akan berjuang bersama”

“Kalaupun ada cara lain, aku tidak akan melakukannya”

“Kenapa kau berkata seperti itu? Kau tidak mencintaiku lagi. Kau mau meninggalkanku begitu saja? Aku tidak berarti lagi untukmu. Ha? Jawab aku.. Hiks.. Hiks”

“Tidak, sayang. Aku mencintaimu. Sangat. Tolong jangan seperti itu

“Sewaktu kau pergi ke Yokohama, penyakitku kambuh lagi. Waktu itu Teguchi-sensei memberikan satu cara untuk menyelamatkanku. Transplantasi jantung”

“Transplantasi? Benarkah hanya itu caranya?”

“Iya, tidak ada harapan lain Hime. Tapi aku tidak bisa membiarkan bayi kita tetap di kandunganku. Aku harus menggugurkannya”

Page 47: Forbidden Love Akame

“Kazu, kalau kau tidak melakukannya kau bisa mati”

“Jadi, kau bilang aku harus merelakan bayiku. Tidak, aku menolak”

“Kazu, karena ini kau meminum pain killer? Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Kenapa tidak bilang padaku?”

“Aku tidak mau kau khawatir”

“Aku akan menjadi istrimu, bagaimana kau tidak memberi tahu hal penting seperti ini padaku?

“Aku akan menemui Teguchis-sensei dan Kuwahara-sensei. Akan ku diskusikan apa yang harus kita lakukan agar kau dan bayi kita selamat”

“Teguchi-sensei, bisakah kita bicara sebentar?”

“Kuwahara-sensei, apa kau punya waktu?”

“Maaf sebelumnya sudah mengundang kalian ke ruangan ini di waktu sibuk kalian”

“Iie, douzo. Apa yang ingin kau bicarakan Nakajima-sensei?”

“Ini masalah Sakurai-san, apakah tidak ada jalan lain selain transplantasi Teguchi-sensei?”

“Maaf, hanya itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkannya”

“Jadi, bayi yang dikandungnya harus di gugurkan, Kuwahara-sensei?”

“Maaf, itu yang harus kita lakukan. Kalaupun tidak digugurkan bayi itu bisa mati sewaktu operasi”

“Benarkah? Apa tidak ada cara yang dapat menyelamatkan mereka berdua?”

“Kalau bayinya dilahirkan premature, dia masih bisa hidup dan operasi dapat di jalankan. Permasalahannya adalah janin itu masih berumur 6.5 bulan. Kalau dilahirkan kemungkinan untuk hidupnya hanya 10%, mengingat kondisi Sakurai-san yang sekarang”

“Jadi, pada bulan selanjutnya apakah bisa bayi itu dilahirkan?”

“Aku rasa kondisinya akan lebih stabil, dan kemungkinan hidupnya lebih tinggi”

“Kondisi Sakurai-san juga harus tetap stabil agar tidak terjadi apa-apa pada bayinya”

“Teguchi-sensei, Kuwahara-sensei. Arigatou gozaimasu”

Page 48: Forbidden Love Akame

“Junno, ku mohon lakukan apa saja agar kondisi Kazu tetap stabil hingga bulan ke-7 nya. Onegaishimasu”

“Wakatta, akan ku lakukan yang terbaik”

“Kazu, kau tetap bisa melahirkannya”

“Benarkah? Apa yang harus ku lakukan?”

“Kau hanya harus tetap sehat sampai bulan ke-7, setelah itu bayi kita akan lahir dan operasimu akan berjalan”

“Aku tidak mau. Dia masih sangat kecil”

“Dengarkan aku, ini yang terbaik untuk semuanya. Bayi kita akan selamat”

Bulan ke-7

“Kenapa kau belum tidur? Kau akan melahirkan pagi ini, sayang. Kau harus istirahat”

“Aku gugup, aku baru pertama kali merasakan hal ini”

“Sayang, dengarkan aku, kau bisa melakukannya. Aku percaya itu. Aku juga akan berusaha”

“Arigatou. Ah, dia menendang perutku”

“Benarkah? Apa rasanya sakit?”

“Tidak, hanya seperti sentuhan kecil”

“Dia mencoba menyemangatimu sekarang. ‘Papa, ganbatte ne’ katanya”

“Arigatou”

“Bolehkah aku menyentuhnya?”

“Lakukan sebanyak yang kau mau”

“Aku bisa meraskannya. Hangat. Aku seperti memeluknya

“Kazu, kita tidak pernah mengambil foto sebelumnya, ayo kita berfoto”

“Kenapa di kondisiku yang seperti ini? Aku pasti jelek sekali”

“Tidak apa-apa, haik, cheese”

Page 49: Forbidden Love Akame

“Kenapa kau tidak tersenyum?”

“Dia menendang lagi”

“Kurasa dia ingin berfoto juga. Haik, kali ini kau harus tersenyum, Cheese”

Klik..

“Sayang, berjuanglah demi bayi kita, ne”

“Un”

Sudah berapa lama Kazu didalam? Kenapa belum ada suara bayi?

“Jangan khawatir sekali seperti itu, Ime-chan. Kuwahara-sensei akan melakukan hal yang terbaik untuk Kazuya”

“Un, arigatou Junno”

Hoek.. Hoek..

“Ah, anakku..”

“Omedetou, Ime-chan”

“Hime, bagaimana anak kita?”

“Dia sehat, sayang. Dia tampan mirip sekali denganmu. Sekarang dia di incubator di ruang bayi”

“Yokatta, arigatou”

“Tidak, akulah yang harus bilang seperti itu. Arigatou, sudah melahirkan anak kita, sayang.

“Bersiaplah untuk operasi kedua, 2 jam lagi akan di mulai”

“Un”

“Operasi yang kita lakukan adalah mentransplantasikan jantung Sakurai-san dengan jantung sintetik. Jantungnya sudah dalam kondisi kritis. Hanya itu. Onegaishimasu”

“Kochirai douzo”

Page 50: Forbidden Love Akame

Kazu, akan ku pastikan kau akan dapat memeluk anak kita.

“Scapel”

“Forceps”

“Bagaimana operasinya?”

“Operasinya berjalan baik, Junno”

“Yokatta, omedetou”

“Arigatou”

“Kazu, nampaknya kondisimu sehabis operasi tidak membaik. Daijoubu?”

“Um, aku tidak apa-apa, sayang. Aku mau melihat anak kita, bolehkah?

“Tentu. Ayo”

“Lihat, yang itu anak kita”

“Kau benar, dia mirip denganku. Lihat hidungnya mirip denganmu”

“Benarkah? Tentu saja mirip, diakan anakku

“Kita belum memberinya nama, siapa namanya?”

“Kau yang memberikan namanya”

“Eh? Kenapa aku?”

“Karena kau ibunya”

“Baiklah, bagaimana kalau Yuto?”

“Kenapa kau menamainya begitu?”

“Kau tidak suka ya? Baiklah kalau begitu kau saja yang menamainya”

“Bukan begitu, maksud ku ide darimana?”

Page 51: Forbidden Love Akame

“Itu nama pemberian ibuku pada adikku. Adik laki-lakiku meninggal sewaktu berumur 5 tahun. Aku sangat menyayanginya”

“Baiklah, namanya Yuto…”

“Kazu.. Kazu..”

“Junno, ada apa dengan Kazu?”

“Dia terkena cardiac arrest. Suster tolong siapkan monitor dan masker oksigen Sakurai-san, bisakah anda mendengarku? Sakurai-san”

“1..2..3..4..5..6…7…8…9..10..11..12…13.. Sakurai-san bertahanlah.. 14..15..16..17”

“Sensei, charging complete”

“Baik, semua mundur”

Drug

“1..2..3..4..5..6…7…8…9..10. Sakurai-san, wakarimasuka..11, 12..13..14..15”

“Sensei, charging complete”

“Haik”

Drug

“Sensei, detaknya tidak kembali”

“Level kesadaran 140”

“Pen light, tidak ada reaksi. Dilatasi sempurna

“Hajime, maaf kami tidak bisa menyelamatkan Kazuya”

“Iiieee, Kazu… Kazu…”

“Kazu, kau tidak menepati janjimu untuk pergi liburan bertiga, kenapa kau tinggalkan kami berdua? Kenapa?”

“Hajime, kau tidak boleh seperti itu. Kazuya akan sedih mendengarnya”

“Junno, kenapa dia melakukan ini padaku? Dia pasti sangat membenciku”

Page 52: Forbidden Love Akame

“Tidak, dia tidak membencimu. Dia sangat mencintaimu. Dia sudah berusaha bertahan untuk kalian. Tolong relakan dia”

“Kazu..”

6 bulan kemudian

“Hajime, kau yakin mau pergi ke Tokyo?”

“Iya, aku harus menyelesaikan thesis yang ku kirimkan dulu. Kalau aku bertahan disini Kazu bisa marah padaku. Lagipula Yuto juga sangat sehat. Aku berencana membawanya dan tinggal di Tokyo”

“Apa kau mau aku temani ke bandara?”

“Arigatou untuk semuanya Junno”

Sayonara Niigata

Sayonara Kazuya

Sayonara sayang

Aku akan kembali suatu saat nanti

---------------------------------------------------Owari-----------------------------------------------------------

Page 53: Forbidden Love Akame