fix edema 2

Upload: liaangelinasimbolon

Post on 07-Aug-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    1/44

    EDEMA

    Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai

    rongga tubuh. Edema dapat bersifat setempat atau umum . edema bersifat umum dinamakan

    edema anasarka , yang menimbulkan pembengkakan berat jaringan bawah kulit. Edema yang

    terjadi pada rongga serosa tubuh diberi nama sesuai tempat yang bersangkutan. 1

    Jenis edema terdiri dari edema pitting dan non pitting. Pitting edema dapat ditunjukan dengan

    menggunakan tekanan pada area yang membengkak dengan menekan kulit dengan jari tangan.

    Jika tekanan menyebabkan lekukan ang bertahan untuk beberapa waktu setelah pelepasan dari

    tekanan,edema dirujuk sebagai pitting edema.1

      Pada non-pitting edema, yang biasanya mempengaruhi tungkai-tungkai (legs atau lengan-

    lengan, penekanan pada kulit tidak berakibat pada lekukan yang dalam. !on-pitting edema dapat

    terjadi pada penyakit-penyakit tertentu dari sistim lymphatic seperti lymphedema, dimana

    gangguan dari sirkulasi lymphatic yang mungkin terjadi setelah operasi mastectomy, lymph

    node, atau congenitally. 1

    Penyebab edema secara umum terjadi jika "

    1. Peningkatan tekanan hidrostatik

    Penyakit jantung kongestif#. Penurunan tekanan onkotik plasma

    • $indrom nefrotik 

    • $irosis hepatis

    • Protein energi malnutrisi

    %. &bstruksi saluran limfe

    • 'ilariasis

    . Peningkatan permeabilitas mikro)askuler 

    • *eaksi peradangan

    +. *etensi air dan natrium

    • agal ginjal

    Patofisiologi

    1. Peningkatan permeabilitas mikrovaskuler

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    2/44

    Peningkatan permeabilitas mikro)askuler biasanya berkaitan dengan reaksi awal dari

    mikro)askuler terhadap peradangan (inflamasi atau rangsangan immunologis. *angsangan ini

    menginduksi pelepasan mediator lokal yang menyebabkan )asodilatasi dan peningkatan

     permeabilitas mikro)askuler. Peningkatan permeabilitas secara langsung disebabkan oleh

    mediator seperti histamin, bradikinin, leukotrien, dan substansi P yang menyebabkan kontraksi

    sel endotel dan pelebaran gap (celah interendothelial. $elanjutnya, pelepasan sitokin seperti

    interleukin-1 (-1, tumor necrosis factor (!', dan y-interferon menginduksi penyusunan

    ulang sitoskeletal dalam sel endotel yang mengakibatkan retraksi (penarikan kembali sel endotel

    dan pelebaran celah interendothelial yang lebih persisten. Pergerakan cairan intra)askular 

    melalui celah-celah ini ke interstitium menyebabkan terjadinya edema lokal yang dapat

    mencairkan agen inflamasi akut. *eaksi ini berakhir dengan terjadinya edema lokal dan akan

    kembali normal apabila rangsangan yang terjadi mulai berkurang. !amun, sebahagian besar 

    kasus dapat berlajut mengakibatkan kebocoran protein plasma dan emigrasi leukosit sebagai

    awal dari pembentukan eksudat inflamasi akut.#

    2. Peningkatan tekanan hidrostatik intravaskuler

    Peningkatan tekanan hidrostatik intra)askuler dapat disebabkan oleh peningkatan )olume darah

    di mikro)askuler yang mengakibatkan peningkatan aliran aktif darah ke mikro)askuler 

    (hiperemia, seperti yang terjadi pada peradangan akut. Peningkatan tekanan hidrostatik 

    intra)askuler juga dapat terjadi akibat dari akumulasi pasif darah (kongesti, hal ini sering

    disebabkan oleh kegagalan jantung atau kompresi dari )ena lokal atau terjadi obstruksi.

    Peningkatan )olume mikro)askuler dan adanya tekanan menyebabkan peningkatan filtrasi dan

    mengurangi atau bahkan terjadi penyerapan cairan kembali ke pembuluh darah. /etika

     peningkatan tekanan hidrostatik mempengaruhi sebagian dari mikro)askuler lokal, peristiwa ini

    disebut dengan edema lokal. Pada kasus gagal jantung, kongesti dapat meningkatkan tekanan

    hidrostatik pada sistem )ena portal (gagal jantung kanan yang dapat mengakibatkan terjadinya

    asites, sedangkan pada sistem )ena pulmonary (gagal jantung kiri menyebabkan edema paru-

     paru dan apabila terjadi peningkatan hidrostatik pada kedua sistem )ena (gagal jantung umum

    akan menyebabkan terjadinya edema umum. Edema umum dapat mengakibatkan penurunan

    )olume sirkulasi plasma yang dapat mengaktifkan berbagai pengaturan )olume respon dari

    kompensasi. 0olume plasma meningkat melalui retensi natrium disebabkan oleh akti)asi jalur 

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    3/44

    renin-angiotensin-aldosteron dan retensi air dimediasi oleh pelepasan hormon antidiuretik 

    (23 diikuti dengan akti)asi )olume intra)askuler dan reseptor tekanan. 3asil dari )olume

    intra)askuler yang berlebihan semakin mempersulit pergerakan distribusi cairan yang diikuti

    dengan terjadinya gagal jantung.#

    3. Penurunan tekanan osmotik intravaskuler

    Penurunan tekanan osmotik intra)askuler biasanya terjadi karena penurunan penurunan

    konsentrasi plasma protein terutama albumin (hipoalbuminemia. 3ipoalbuminemia dapat

    mengurangi tekanan osmotik koloid intra)askuler yang mengakibatkan terjadinya peningkatan

    filtrasi cairan dan penurunan absorbsi (penyerapan yang puncaknya mengakibatkan terjadinya

    edema. 3ipoalbuminemia dapat terjadi karena penurunan produksi albumin oleh hati atau terjadi

    kehilangan plasma yang berlebihan. Penurunan produksi hepatik paling sering terjadi karena

    kekurangan protein yang memadai untuk jalur sintesis sebagai akibat dari kekurangan gi4i atau

    malabsorbsi usus terhadap protein serta penyakit pada hati yang berat dengan terjadinya

     penurunan massa hepatosit atau gangguan fungsi hepatosit yang dapat menyebabkan kekurangan

     produksi albumin. /ehilangan albumin dari plasma dapat terjadi pada penyakit gastrointestinal

    yang ditandai dengan kehilangan darah yang parah seperti pada infeksi yang disebabkan oleh

     parasit. Pada penyakit ginjal, dimana glomerulus dan5atau fungsi tubular terganggu dapat

    mengakibatkan hilangnya albumin bersama urin. Eksudasi plasma yang menyertai luka bakar 

    merupakan penyebab yang jarang menyebabkan kehilangan albumin.#

    4.Obstruksi aliran limfatik 

    &nstruksi aliran limfatik dapat mengurangi kemampuan sistem limfatik untuk mengeliminasi

    kelebihan cairan yang biasanya terakumulasi dalam interstitium selama pertukaran cairan antar 

     plasma dan interstitium. 3al ini dapat terjadi karena tekanan pada pembuluh limfe oleh tumor 

    atau pembengkakan inflamasi, penyempitan pembuluh limfe akibat fibrosis atau penyumbatan

    internal pembuluh limfe oleh trombus. Edema terjadi akibat dari kerusakan kemampuan limfatik 

    dan terlokalisir pada daerah yang terkena dampak akibat gangguan pada pembuluh limfe.#

    . !etensi natrium dan air

    *etensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk 

    (intake. /arena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. 3ipertoni

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    4/44

    menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstra)askuler (cairan

    interstitium bertambah. kibatnya terjadi edema. *etensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh

    factor hormonal (penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada

     penderita yang mendapat pengobatan dengan 673, testosteron, progesteron atau estrogen.#

    "A"A# $A%&'%" (O%"E)&*+

    Definisi

    agal jantung kongestif adalah kumpulan gejala klinis akibat kelainan struktural dan

    fungsional jantung sehingga mengganggu kemampuan pengisian )entrikel dan pompa darah ke

    seluruh tubuh. 7anda-tanda kardinal dari gagal jantung ialah dispnea , fatigue yang menyebabkan

     pembatasan toleransi akti)itas dan retensi cairan yang berujung pada kongesti paru dan edema

     perifer. ejala ini mempengaruhi kapasitas dan kualitas dari pasien gagal jantung (3, #881.%

    agal jantung kongestif adalah sindroma klinis kompleks akibat kelainan jantung

    ataupun non-jantung yang mempengaruhi kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan

    fisiologis tubuh seperti peningkatan cardiac output . agal jantung dapat muncul akibat

    gangguan pada miokardium, katup jantung, perikardium, endokardium ataupun gangguan

    elektrik jantung.%

    Etiologi

    9eberapa etiologi dari penyakit gagal jantung kongestif ialah "

    a.Penyakit Jantung /oroner 

    $eseorang dengan penyakit jantung koroner (PJ/ rentan untuk menderita penyakit gagal

     jantung, terutama penyakit jantung koroner dengan hipertrofi )entrikel kiri. ebih dari %:;

     pasien dengan penyakit jantung koroner selama

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    5/44

    Peningkatan tekanan darah yang bersifat kronis merupakan komplikasi terjadinya gagal

     jantung (*ia4, #81#. 9erdasarkan studi 'ramingham dalam 6owie tahun #88= didapati bahwa

    ?1; pasien gagal jantung memiliki riwayat hipertensi. $tudi terbaru @aty tahun #81# di *umah

    $akit 3aji dam >alik menyebutkan bahwa ::.+; pasien gagal jantung memiliki riwayathipertensi.

    3ipertensi menyebabkan gagal jantung kongestif melalui mekanisme disfungsi sistolik 

    dan diastolik dari )entrikel kiri. 3ipertrofi )entrikel kiri menjadi predisposisi terjadinya infark 

    miokard, aritmia atrium dan )entrikel yang nantinya akan berujung pada gagal jantung

    kongestif.

    c. Cardiomiopathy

    Cardiomiopathy merupakan kelainan pada otot jantung yang tidak disebabkan oleh

     penyakit jantung koroner, hipertensi atau kelainan kongenital.Cardiomiopathy terdiri dari

     beberapa jenis. 2iantaranya ialah dilated cardiomiopathy yang merupakan salah satu penyebab

    tersering terjadinya gagal jantung kongestif. Dilated cardiomiopathy berupa dilatasi dari

    )entrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi )entrikel kanan. 2ilatasi ini disebabkan oleh hipertrofi

    sel miokardium dengan peningkatan ukuran dan penambahan jaringan fibrosis

     Hipertrophic cardiomiopathy merupakan salah satu jenis cardiomiopathy yang bersifat

    herediter autosomal dominan. /arakteristik dari jenis ini ialah abnormalitas pada serabut otot

    miokardium. 7idak hanya miokardium tetapi juga menyebabkan hipertrofi septum. $ehingga

    terjadi obstruksi aliran darah ke aorta (aortic outflow. /ondisi ini menyebabkan komplians

    )entrikel kiri yang buruk, peningkatan tekanan diastolik disertai aritmia atrium dan )entrikel.

    Jenis lain yaitu Restrictive and obliterative cardiomiopathy. /arakteristik dari jenis ini

    ialah berupa kekakuan )entrikel dan komplians yang buruk, tidak ditemukan adanya pembesaran

    dari jantung. /ondisi ini berhubungan dengan gangguan relaksasi saat diastolik sehingga

     pengisian )entrikel berkurang dari normal. /ondisi yang dapat menyebabkan keadaan ini ialah

    miloidosis, $arcoidosis, 3emokromasitomatosis dan penyakit resktriktif lainnya.

    d. /elainan /atup Jantung

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    6/44

    2ari beberapa kasus kelainan katup jantung, yang paling sering menyebabkan gagal

     jantung kongestif ialah *egurgitasi >itral. *egurgitasi mitral meningkatkan preload sehingga

    terjadi peningkatan )olume di jantung. Peningkatan )olume jantung memaksa jantung untuk 

     berkontraksi lebih kuat agar darah tersebut dapat didistribusi ke seluruh tubuh. /ondisi ini jika

     berlangsung lama menyebabkan gagal jantung kongestif.

    e. ritmia

    rtial 'ibrilasi secara independen menjadi pencetus gagal jantung tanpa perlu adanya

    faktor concomitant lainnya seperti PJ/ atau hipertensi. %1; dari pasien gagal jantung ditemukan

    gejala awal berupa atrial fibrilasi dan ditemukan :8; pasien gagal jantung memiliki gejala atrial

    fibrilasi setelah dilakukan pemeriksaan echocardiografi. ritmia tidak hanya sebagai penyebab

    gagal jantung tetapi juga memperparah prognosis dengan meningkatkan morbiditas dan

    mortalitas. 

    f. lkohol dan &bat-obatan

    lkohol memiliki efek toksik terhadap jantung yang menyebabkan atrial fibrilasi ataupun gagal

     jantung akut. /onsumsi alkohol dalam jangka panjang menyebabkan dilated cardiomiopathy.

    2idapati #-%; kasus gagal jantung kongestif yang disebabkan oleh konsumsi alkohol jangka

     panjang. $ementara itu beberapa obat yang memiliki efek toksik terhadap miokardium

    diantaranya ialah agen kemoterapi seperti doAorubicin dan 4ido)udine yang merupakan anti)iral.

    g. ain-lain

    >erokok merupakan faktor resiko yang kuat dan independen untuk menyebabkan

     penyakit gagal jantung kongestif pada laki-laki sedangkan pada wanita belum ada fakta yang

    konsisten.

    $ementara diabetes merupakan faktor independen dalam mortalitas dan kejadian rawat

    inap ulang pasien gagal jantung kongestif melalui mekanisme perubahan struktur dan fungsi dari

    miokardium. $elain itu, obesitas menyebabkan peningkatan kolesterol yang meningkatkan resiko

     penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab utama dari gagal jantung kongestif.

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    7/44

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    8/44

    disebabkan oleh mekanisme kompensasi tubuh yang disebabkan oleh cardiac in1ury ataupun

    disfungsi )entrikel kiri . -:

    9eberapa mekanisme yang terlibat diantaranya" (1 kti)asi *enin-ngiotensin-ldosteron (* dan $istem $yaraf drenergik dan (# peningkatan kontraksi miokardium.

    $istem ini menjaga agar cardiac output tetap normal dengan cara retensi cairan dan garam.

    /etika terjadi penurunan cardiac output maka akan terjadi perangsangan baroreseptor di

    )entrikel kiri, sinus karotikus dan arkus aorta, kemudian memberi sinyal aferen ke sistem syaraf 

    sentral di cardioregulatory center yang akan menyebabkan sekresi ntidiuretik 3ormon (23

    dari hipofisis posterior. 23 akan meningkatkan permeabilitas duktus kolekti)us sehingga

    reabsorbsi air meningkat (>ann, #88=. -:

    /emudian sinyal aferen juga mengakti)asi sistem syaraf simpatis yang menginer)asi jantung,

    ginjal, pembuluh darah perifer, dan otot skeletal. $timulasi simpatis pada ginjal menyebabkan

    sekresi renin. Peningkatan renin meningkatkan kadar angiotensin dan aldosteron. kti)asi

    *$ menyebabkan retensi cairan dan garam melalui )asokonstriksi pembuluh darah perifer.

    >ekanisme kompensasi neurohormonal ini berkontribusi dalam perubahan fungsional dan

    struktural jantung serta retensi cairan dan garam pada gagal jantung kongestif yang lebih lanjut

    (>ann, #88=. -:

    Perubahan neurohormonal, adrenergic dan sitokin menyebabkan remodeling )entrikel

    kiri. Remodeling )entrikel kiri berupa (1 hipertrofi miositB (# perubahan substansi k ntraktil mi

    ositB (% pen urunan jum lah miosit akibat nekr osis, apoptosis dan kematian sel autophagiaB (

    desensiti sasi beta adrenergicB (+ kelainan metabolism miokardium B (: perubahan struktu r 

    matriks ekstraselular miosit (>a nn, #818. -:

     Remodeling )entrikel kiri dapat diartik an sebagai perubahan massa, )olume, bentuk, dan

    komposisi jantung. Remodeling )entrikel kiri merubah bentuk jantung menjadi lebih sferis se

    hingga beban mekanik jantung menjadi semakin meningkat. 2ilatasi pada )entrikel kiri juga

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    9/44

    mengurangi jumlah afterload   yang mengurangi  sto-e volume. Pada  remodeling )entrikel kiri

     juga terjadi peningkatan end&diastoli- wall stress  yang menyebabkan (1 hipoperfusi ke sub

    endokardium yang akan memperparah fungsi )entrikel kiri , (# peningkatan stress oksidatif dan

    radikal bebas yang mengaktifkan hipertofi )entrikel ( >ann,#818

    Perubahan struktur jantung akibat remodeling  yang berperan dalam penurunan cardiac out put ,

    dilatasi )entrikel dan o)erload hemodinamik. /etiga hal diatas berkontribusi dalam progresi)itas

     penyekit jantung. -:

    (riteria Diagnosis <

    1. /riteria 'ramingham

    9erdasarkan studi 'ramingham, diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan apabila diperoleh "

    1 atau dua kriteria mayor C dua kriteria minor 

    • /riteria >ayor 

    a 2ispnea5orthopnea !octurnal Parkosismal 2istensi )ena leher 

     b *onki /ardiomegali

    c Edema pulmonary akutallop-$%d Peningkatan tekanan )ena (D1: cm3#& @aktu sirkulasi D #+ detik 

    e *efleA hepatojugularis /riteria >inor 

    • /riteria >inor 

    a Edema pretibia

     b 9atuk malam

    c 2ispnea saat akti)itasd 3epatomegali

    e Efusi pleuraf /apasitas )ital paru menurun 15% dari maksimalg 7akikardia (D1#8 kali5menit

    • /riteria >ayor atau >inor 

    a Penurunan berat badan D .+ /g dalam + hari

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    10/44

    $umber " >arant4 et2 al2, 1?==. 7he relationship between left )entricular systolic function and

    congesti)e heart failure diagnosed by clinical criteria. n " Circulation. Ed. engalami keterbatasan dalam akti)itas fisik. >erasa nyaman saat

    istirahat namun ketika melakukan akti)itas fisik yang sedikit saja sudah merasa

    sesak, fatigue, dan palpitasi.

     5elas I#  "7idak bisa melakukan akti)itas fisik. $aat istirahat gejala bisa muncul dan jika melakukan akti)itas fisik maka gejala akan meningkat.

    $umber " European $ociety of 6ardiology (E$6, #81#. 6uideline for the Diagnosis and

    *reatment of $cute and Chronic heart +ailure.

    EDEMA PA!' A('&

    Edema paru akut adalah akumulasi cairan pada jaringan interstitial paru yang disebabkan oleh

    ketidak seimbangan antar tekanan hidrostatik dan onkotik didalam pembuluh darah kapiler paru

    3al ini dapat disebabkan oleh tekanan intra)askular yang tinggi (edema paru kardiak atau

    karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edema paru non kardiak yang

    mengakibatkan terjadinya ekstra)asasi cairan secara cepat sehingga terjadi gangguan pertukaran

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    11/44

    udara di al)eoli secara progresif dan mengakibatkan hipoksia dan jaringan sekitar. Edema paru

    akut dapat terjadi akibt kelainan pada jantung serta gangguan organ lain diluar jantung.1

    Etiologi

    Edema paru aku timbul sebagai manifestasi klinis dari suatu gagal jantung akut ataupun dijumpai

     pada pasien gagal jantung kongestif yang mengalami eksaserbasi dengan faktor pencetus seperti

    infark miokard, anemia, obat-obatan, diet yang banyak mengandung air dan garam , hipertensi ,

    aritmia , tirotoksikosis , infeksi , endokarditis , gagal ginjal maupun kehamilan.1

    Pembagian Edema Paru Akut

    1. Edema paru non,kardiogenik 

    Pada edema paru non kardiogenik, jarang sekali di jumpai peningkatan tekanan pembuluh darah

    kapiler di paru kecuali pada keadaan o)erload cairan pada keadaan gagal ginjal akut. Edema non

    kardiologik memperlihatkan adanya perubahan permeabilitas al)eolar-kapiler membrane seperti

     pada cute *espiratory 2istress $yndrome ( *2$ , serta kelainan sistem limfatik seperti

    limphangitic carcinomatosis . edema non kardiogenik juga dapat terjadi pada penyakit hati

    kronik , sindrom nefrotik , dan protein losing enteropathy2>ekanisme terjadinya edema paru non

    kardiogenik pada beberapa keadaan masih belum dapat diketahui secara pasif , seperti terjadinya

    edema paru o)erdosis narkotika atau edema paru neurogenik.1

    2. Edema paru kardiogenik 

    Edema paru akibar kardiogenik dapat terjadi akibat peningkatan tekanan )ena pulmonalis.

    ambaran klinis sangat bergantung pada lama dan besarnya peningkatan tekanan intra)askuler,

    edema pada al)eolus dan saluran napas dapat dijumpai dengan klinis edema paru yang berat jika

     peningkatan tekanan intra)askuler terjadi terus menerus. 1

    Patofisiologi Edema Paru Akut

    /lasifikasi edema paru berdasarkan mekanisme pencetus (3arun dan $ally, #88?"

    1. /etidakseimbangan %tarling +orceF

    a. Peningkatan tekanan )ena pulmonalis

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    12/44

    Edema paru akan terjadi hanya apabila tekanan kapiler pulmonal meningkat sampai melebihi

    tekanan osmotik koloid plasma, yang biasanya berkisar #= mm3g pada manusia. $edangkan

    nilai normal dari tekanan )ena pulmonalis adalah antara =-1# mm3g, yang merupakan batas

    aman dari mulai terjadinya edema paru tersebut. Etiologi dari keadaan ini antara lain" (1 tanpa

    gagal )entrikel kiri (mis" stenosis mitral, (# sekunder akibat gagal )entrikel kiri, (%

     peningkatan tekanan kapiler paru sekunder akibat peningkatan tekanan arterial paru (sehingga

    disebut edema paru o)erperfusi.1

     b. Penurunan tekanan onkotik plasma

    3ipoalbuminemia saja tidak menimbulkan edema paru, diperlukan juga peningkatan tekanan

    kapiler paru. Peningkatan tekanan yang sedikit saja pada hipoalbuminemia akan menimbulkan

    edema paru. 3ipoalbuminemia dapat menyebabkan perubahan kondukti)itas cairan rongga

    interstitial sehingga cairan dapat berpindah lebih mudah diantara sistem kapiler dan limfatik.

    c. Peningkatan negati)itas dari tekanan interstitial

    Edema paru dapat terjadi akibat perpindahan yang cepat dari udara pleural. /edaaan yang sering

    menjadi etiologi adalah" (1 perpindahan yang cepat pada pengobatan pneumothoraks dengan

    tekanan negatif yang besar. /eadaan ini disebut Gedema paru re-ekspansiH. Edema biasanya

    terjadi unilateral dan seringkali ditemukan dari gambaran radiologis dengan penemuan klinis

    yang minimal. Jarang sekali kasus yang menjadikan Gedema paru re-ekspansiH ini berat dan

    membutuhkan tatalaksana yang cepat dan ekstensif, (# tekanan negatif pleura yang besar akibat

    obstruksi jalan nafas akut dan peningkatan )olume ekspirasi akhir (misalnya pada asma

     bronkhial.

    #. angguan permeabilitas membran kapiler al)eoli" (*2$ I $dult Respiratory Distress

    %yndrome.

    /edaan ini merupakan akibat langsung dari kerusakan pembatas antara kapiler dan al)eolar.

    6ukup banyak kondisi medis maupun surgikal tertentu yang berhubungan dengan edema paru

    akibat kerusakan pembatas ini daripada akibat ketidakseimbangan G$traling 'orceH

    • Pneumonia (bakteri, )irus, parasit

    • 7erisap toksin (!&, asap

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    13/44

    %. nsuffisiensi sistem limfe

    • /arsinomatosis, limfangitis

    • imfangitis fibrotik (siilikosis

    . 7idak diketahui atau belum jelas mekanismenya

    •  High altitude pulmonary edema7

    • Edema paru neurogenik 

    • &)erdosis obat narkotik 

    • Emboli paru

    • Eklamsia

    7erdapat dua mekanisme terjadinya edema paru"

    1. Membran kapiler alveoli

    Edema paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan dari darah ke ruang interstitial atau ke

    al)eoli yang melebihi jumlah pengembalian cairan ke dalam pembuluh darah dan aliran cairan ke

    sistem pembuluh limfe. 2alam kedaan normal terjadi pertukaran dari cairan, koloid dan solute 

    dari pembuluh darah ke ruang interstitial. $tudi eksperimental membuktikan bahwa hukum

    $tarling dapat diterapkan pada sirkulasi paru sama dengan sirkulasi sistemik

    (i)-int I /f K(Pi) - Pint L df (i) L intM

    /eterangan"

    I /ecepatan transudasi dari pembuluh darah ke ruang interstitial

    Pi) I 7ekanan hidrostatik intra)askular 

    Pint I 7ekanan hidrostatik interstitial

    i) I 7ekanan osmotik koloid intra)askular

    int I 7ekanan osmotik koloid interstitial

    df I /efisien refleksi protein

    /f I /ondukstan hidraulik 

    2. )istem limfatik 

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    14/44

    $istem limfatik ini dipersiapkan untuk menerima larutan koloid dan cairan balik dari pembuluh

    darah. kibat tekanan yang lebih negatif di daerah interstitial peribronkhial dan peri)askular.

    2engan peningkatan kemampuan dari interstitium al)eolar ini, cairan lebih sering meningkat

     jumlahnya di tempat ini ketika kemampuan memompa dari saluran limfatik tersebut berlebihan.

    9ila kapasitas dari saluran limfe terlampaui dalam hal jumlah cairan maka akan terjadi edema.

    2iperkirakan pada pasien dengan berat

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    15/44

    osmotic koloid cairan interstitial merupakan gaya lain yag dalam keadaan normal tidak banyak 

     berperan dalam perpindahan cairan melalui kapiler.1,=

    Pada jaringan paru yang normal, cairan dan protein merembes melalui celah sempit ( gap

    diantara celah-celah endotel kapiler paru ,dan dengan adanya anyaman epitel yang sangat rapat

     pada kapiler tersebut, maka perpindahan protein berukuran besar dapat di batasi, serta

    dipertahankan tetap berada didalam plasma.pada keadaan ini cairan beserta 4at terlarut lainnya

    yang difiltrasi dari sirkulasi menuju jariangan interstitial al)eolar, tidak akan memasuki al)eoli

    karena epiteli al)eolar juga memiliki tautan antara sel yang sangat rapat. $elanjutnya, filtrasi

    yang memasuki celah interstitial al)eolar akan mengalir kea rah proksimal menuju celah

     peribroncho)askuar. Pada jaringan paru yang normal, seluruh filtrasi tersebut akan dialirkan

    kelmbali menuju sirkulasi sistemik melalui sistem limfe. 7ekanan hidrostatik untuk filtrasi cairan

    sepanjang mikrosirkulasi paru, diperkirakan berbanding lurus dengan selisih antara tekanan

    hidrostatik kapiler paru dengan gradient tekanan onkotik protein.1,=

    Edema paru terjadi apabila jumlah cairan yang di filtrasi melebihi clearance capability sistem

    limfe., keadaan ini sering dijumpai pada keadaan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler oleh

    karena meningkatnya tekanan pada pembuluh darah pulmonalis. Peningkatan tekanan hidrostatik 

    kapiler pulmoner secara cepat dan tiba-tiba akan menyebabkan peningkatan filtrasi cairan

    trans)askular dan ini merupakan karakteristik utama suatu acute cardiogenic edema atau )olume

    o)erload edema.

    Pada edema paru kardiogenik , peningkatan tekanan hidrostatik pada pembuluh darah kapiler 

     paru umum nya disebabkan oleh karena oleh penigkatan )ena pulmonalis sebagai akibat

     peningkatan left )entricular end- diastolic pressure and left atrial pressure. Peningkatan minimal

    ( mild tekanan pada atrium kiri ( 1=-#+ mm3g akan menyebabkan edema pada

     perimicro)askular serta perimicro)ascular interstitial space. 2engan peningkatan tekanan pada

    atrium kiri yang lebih D #+mm3g cairan akan menembus lapisan epitel paru dan mengisi seluruhal)eoli dengan cairan rendah protein.1,=

    3al yang berbeda didapatkan pada keadaan edema pau nonkardiogenik , adanya peningkatan

     permeabilitas pembuluh darah di paru menyebabkan cairan ingtra)ascular keluar menuju

    interstitial paru serta air space. Pada edema paru nonkardiogenik akan dijumpai cairan edema

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    16/44

    yang lebih tinggi protein karena membrane pembuluh darah yang lebih permeable dapat

    melewati protein-protein plasma. 7otal jumlah netto akumulasi cairan edema paru ditentukan

    oleh kesimbangan antara laju filtrasi cairan kedalam paru dengan laju pengeluaran dan

     penyerapan cairan edema dari intestisial serta air space.1,=

    Diagnosis

    7ampilan klinis edema paru kardiogenik dan nonkardiogenik mempunyai beberapa kemiripan.

    • namnesis

    namnesis dapat menjadi petunjuk ke arah kausa edema paru, misalnya adanya riwayat sakit

     jantung, riwayat adanya gejala yang sesuai dengan gagal jantung kronis. Edema paru akut

    kardiak, kejadiannya sangat cepat dan terjadi hipertensi pada kapiler paru secara ekstrim.

    /eadaan ini merupakan pengalaman yang menakutkan bagi pasien karena mereka batuk-batuk 

    dan seperti seseorang yang akan tenggelam (3arun dan $ally, #88?B >aria, #818.1

    • Pemeriksaan fisik 

    7erdapat takipnea, ortopnea (manifestasi lanjutan. 7akikardia, hipotensi atau tekanan darah bisa

    meningkat. Pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat mempergunakan otot-otot bantu nafas

    dengan lebih baik saat respirasi atau sedikit membungkuk ke depan, akan terlihat retraksi

    inspirasi pada sela interkostal dan fossa suprakla)ikula yang menunjukkan tekanan negatif 

    intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inspirasi, batuk dengan sputum yang berwarna

    kemerahan ( pin- frothy sputum serta J0P meningkat. Pada pemeriksaan paru akan terdengar 

    ronki basah setengah lapangan paru atau lebih dan terdapat whee4ing. Pemeriksaan jantung dapat

    ditemukan gallop, bunyi jantung % dan . 7erdapat juga edema perifer, akral dingin dengan

    sianosis (3arun dan $ally, #88?B >aria, #8181

    • aboratorium

    Pemeriksaan laboratorium yang rele)an diperlukan untuk mengkaji etiologi edema paru.

    Pemeriksaan tersebut diantaranya pemeriksaan hematologi 5 darah rutin, fungsi ginjal, elektrolit,

    kadar protein, urinalisa, analisa gas darah, en4im jantung (6/->9, troponin dan rain

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    17/44

     3atriuretic )eptide(9!P. 9!P dan prekursornya Pro 9!P dapat digunakan sebagai rapid 

    test  untuk menilai edema paru kardiogenik pada kondisi gawat darurat. /adar 9!P plasma

     berhubungan dengan pulmonary artery occlusion pressure, left ventricular end&diastolic pressure

    dan left ventricular e1ection fraction. /hususnya pada pasien gagal jantung, kadar pro 9!P

    sebesar 188pg5ml akurat sebagai prediktor gagal jantung pada pasien dengan efusi pleura dengan

    sensitifitas ?1; dan spesifisitas ?%; (orraine et al , #88+B >aria, #818. *ichard dkk 

    melaporkan bahwa nilai 9!P dan Pro 9!P berkorelasi dengan 0 filling Pressure (PasNuate et 

    al , #88. Pemeriksaan 9!P ini menjadi salah satu test diagnosis rutin untuk menegakkan gagal

     jantung kronis berdasarkan pedoman diagnosis dan terapi gagal jantung kronik Eropa dan

    merika. 9ukti penelitian menunjukkan bahwa Pro 9!P59!P memiliki nilai prediksi negatif 

    dalam menyingkirkan gagal jantung dari penyakit lainnya (3, #88?.%

    *adiologis

    Pada foto thoraA menunjukkan jantung membesar, hilus yang melebar, pedikel )askuler dan )ena

    a4ygos yang melebar serta sebagai tambahan adanya garis kerley , 9 dan 6 akibat edema

    interstisial atau al)eolar seperti pada gambaran ilustrasi #.+ (6remers et al, #818B 3arun dan

    $ally, #88?. ebar pedikel )askuler O :8 mm pada foto thoraA )ostero&$nterior  terlihat pada

    ?8; foto thoraA normal dan lebar pedikel )askuler D =+ mm ditemukan =8; pada kasus edema

     paru. $edangkan )ena a4ygos dengan diameter D < mm dicurigai adanya kelainan dan dengan

    diameter D 18mm sudah pasti terdapat kelainan, namun pada posisi foto thoraA terlentang

    dikatakan abnormal jika diameternya D 1+ mm. Peningkatan diameter )ena a4ygos D % mm jika

    dibandingkan dengan foto thoraA sebelumnya terkesan menggambarkan adanya o)erload cairan.?

    aris kerley (gambar #.: merupakan garis linear panjang yang membentang dari perifer 

    menuju hilus yang disebabkan oleh distensi saluran anastomose antara limfatik perifer dengan

    sentral. aris kerley 9 terlihat sebagai garis pendek dengan arah hori4ontal 1-# cm yang terletak 

    dekat sudut kostofrenikus yang menggambarkan adanya edema septum interlobular. aris kerley6 berupa garis pendek, bercabang pada lobus inferior namun perlu pengalaman untuk melihatnya

    karena terlihat hampir sama dengan pembuluh darah (/oga dan 'ujimoto, #88?.

    ambaran foto thoraA dapat dipakai untuk membedakan edema paru kardiogenik dan edema

     paru non kardiogenik. @alaupun tetap ada keterbatasan yaitu antara lain bahwa edema tidak akan

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    18/44

    tampak secara radiologi sampai jumlah air di paru meningkat %8;. 9eberapa masalah tehnik 

     juga dapat mengurangi sensiti)itas dan spesifisitas rontgent paru, seperti rotasi, inspirasi,

    )entilator, posisi pasien dan posisi film.?

    7abel 1.1 9eda ambaran *adiologi Edema Paru /ardiogenik dan !on /ardiogenik (dikutip

    dari orraine et al , #88+

     !&. ambaran *adiologi Edema /ardiogenik Edema !on

    /ardiogenik 

    1 kuran Jantung !ormal atau membesar 9iasanya !ormal

    # ebar pedikel

    0askuler 

     !ormal atau melebar 9iasanya normal

    % 2istribusi 0askuler $eimbang !ormal5seimbang

    2istribusi Edema rata 5 $entral Patchy atau perifer  

    + Efusi pleura da 9iasanya tidak ada

    : Penebalan

    Peribronkial

    da 9iasanya tidak ada

    < aris septal da 9iasanya tidak ada

    = ir bronchogram 7idak selalu ada $elalu ada

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    19/44

    ambar #.+. lustrasi *adiologi Edema Paru kut /ardiogenik " dikutip dari 6remers et al,

    #818

    ambar #.: ambaran *adiologi Edema Paru kut /ardiogenik (dikutip dari /oga dan

    'ujimoto, #88?

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    20/44

    • Ekokardiografi

    Pemeriksaan ini merupakan gold standard  untuk mendeteksi disfungsi )entrikel kiri.

    Ekokardiografi dapat menge)alusi fungsi miokard dan fungsi katup sehingga dapat dipakai

    dalam mendiagnosis penyebab edema paru (>aria, #818. Pemeriksaan E/ bisa normal atau

    seringkali didapatkan tanda-tanda iskemia atau infark miokard akut dengan edema paru. Pasien

    dengan krisis hipertensi gambaran ekg biasanya menunjukkan gambaran hipertrofi )entrikel kiri.

    Pasien dengan edema paru kardiogenik tetapi yang non iskemik biasanya menunjukkan

    gambaran gelombang 7 negatif yang lebar dengan 7 memanjang yang khas, dimana akan

    membaik dalam # jam setelah klinis stabil dan menghilang dalam 1 minggu. Penyebab dari non

    iskemik ini belum diketahui tetapi beberapa keadaan yang dikatakan dapat menjadi penyebab,

    antara lain" iskemia sub-endokardial yang berhubungan dengan peningkatan tekanan pada

    dinding, peningkatan akut dari tonus simpatis kardiak atau peningkatan elektrikal akibat

     perubahan metabolik atau ketokolamin.1

    "A"A# "*%$A#

    Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,

    mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal

    ginjal. $elanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan

    fungsi ginjal yang ire)ersibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang

    tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.18

    (riteria (#

    /riteria Penyakit injal /ronik *he 5idney Disease (utcomes 8uality Initiative (/52& of 

    the 3ational 5idney +oundation (!/'

    1. /erusakan ginjal yang terjadi lebih dari % bulan, berupa kelainan struktural atau

    fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (', dengan

    manifestasi"

    - /elainan patologis

    - 7erdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau

    urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    21/44

    #. aju filtrasi glomerulus kurang dari :8 ml5menit51,

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    22/44

    3ampir 1 juta unit nefron ada pada setiap ginjal yang menyumbang kepada jumlah akhir laju

    filtrasi glomerulus ('. 7anpa mengambil kira penyebab kerusakan jaringan ginjal, yang

     progresif dan menahun, ginjal mempunyai keupayaan untuk terus mempertahankan '

    menerusi hiperfiltrasi dan mekanisme kompensasi kerja yaitu hipertrofi pada nefron yang masih

     berfungsi. /eupayaan ginjal ini dapat meneruskan fungsi normal ginjal untuk mensekresi bahan

     buangan seperti urea dan kreatinin sehingga bahan tersebut meningkat dalam plasma darah hanya

    setelah ' menurun pada tahap +8; dari yang normal. /adar kretinin plasma akan mengganda

     pada penurunan ' +8;. @alaupun kadar normalnya adalah 8,: mg5d menjadi 1,# mg5d, ia

    menunjukkan penurunan fungsi nefron telah menurun sebanyak +8; . 9agian nefron yang masih

     berfungsi yang mengalami hiperfiltrasi dan hipertrofi, walaupun amat berguna, tetapi telah

    menyebabkan kerusakan ginjal yang progresif. ni dipercayai terjadi karena berlaku peningkatan

    tekanan pada kapilari glomerulus, yang seterusnya bisa mengakibatkan kerusakan kapilari

    tersebut dan menjadi faktor predisposisi terhadap kejadian glomerulosklerosis segmental dan

    fokal. 11

    ntara faktor-faktor lain yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang bersifat progresif 

    adalah " (rora, #818.

    1. 3ipertensi sistemik

    #.!efrotoksin dan hipoperfusi ginjal

    %. Proteinuria

    . 3iperlipidemia

    Pada gagal ginjal kronik fungsi normal ginjal menurun, produk akhir metabolisme protein yang

    normalnya diekskresi melalui urin tertimbun dalam darah. ni menyebabkan uremia dan

    mempengaruhi setiap sistem tubuh penderita. $emakin banyak timbunan produk bahan buangan,

    semakin berat gejala yang terjadi. Penurunan jumlah glomerulus yang normal menyebabkan

     penurunan kadar pembersihan substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. 2engan

    menurunnya ', ia mengakibatkan penurunan pembersihan kreatinin dan peningkatan kadar 

    kreatinin serum terjadi. 3al ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang

    menyebabkan anoreksia, nausea dan )omitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    23/44

    kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin yang sampai ke otak bisa mempengaruhi fungsi

    kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. $elain itu blood urea

    nitrogen (9! biasanya juga meningkat. 11

    Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal

    sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit. !atrium dan cairan tertahan meningkatkan

    risiko terjadinya gagal jantung kongestif. Penderita akan menjadi sesak nafas, akibat

    ketidakseimbangan asupan 4at oksigen dengan kebutuhan tubuh. 2engan tertahannya natrium

    dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. 3al ini menimbulkan risiko kelebihan )olume cairan

    dalam tubuh, sehingga perlu diperhatikan keseimbangan cairannya. $emakin menurunnya fungsi

    ginjal, terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (3C yang

     berlebihan. Juga terjadi penurunan produksi hormon eritropoetin yang mengakibatkan anemia.

    2engan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum

    dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi

     parathormon dari kelenjar paratiroid. aju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal

    ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan

    adanya hipertensi ($melt4er, #881.11

    Manifestasi (linis "agal "inal (ronik

    &leh karena ginjal memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur keseimbangan

    homeostasis tubuh, penurunan fungsi organ tersebut akan mengakibatkan banyak kelainan dan

    mempengaruhi pada sistem tubuh yang lain. ntara gejala-gejala klinis yang timbul pada / 

    adalah " 11

    1. Poliuria, terutama pada malam hari (nokturia.

    #. dem pada tungkai dan mata (karena retensi air.

    %. 3ipertensi.

    . /elelahan dan lemah karena anemia atau akumulasi substansi buangan dalam tubuh.

    +. noreksia, nausea dan )omitus.

    :. atal pada kulit, kulit yang pucat karena anemia.

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    24/44

    enurut

    $uyono (#881, untuk menentukan diagnosa pada / dapat dilakukan dengan pemeriksaan

    laboratorium yaitu untuk menentukan derajat kegawatan /, menentukan gangguan sistem

    dan membantu menegakkan etiologi. Pemeriksaan ultrasonografi ($ dilakukan untuk 

    mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, dan juga untuk mengetahui beberapa pembesaran

    ginjal. Pemeriksaan elektrokardiogram (E/ dilakukan untuk melihat kemungkinan hipertrofi

    )entrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit.

     )emeri-saan urin termasuk di dalam pemeriksaan laboratorium. ntara pemeriksaan urin yang

    dilakukan adalah urinalisa dan juga kadar filtrasi glomerulus. nalisis urin dapat mengesan

    kelainan-kelainan yang berlaku pada ginjal. Tang pertama dilakukan adalah dipstic- test . 7es ini

    mengguanakan reagen tertentu untuk mengesan sunstansi yang normal maupun abnormal

    termasuk protein dalam urin. /emudian urin diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari

    eritrosit dan leukosit dan juga apakah adanya kristal dan silinder. 9isanya dijumpai hanya sedikit

     protein albumin di dalam urin. 3asil positif pada pemeriksaan dipstick menunjukkan adanya

    kelainan. Pemeriksaan yang lebih sensitif bagi menemukan protein adalah pemeriksaan

    laboratorium untuk estimasi albumin dan kreatinin dalam urin. !ilai banding atau ratio antara

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    25/44

    albumin dan kreatinin dalam urin memberikan gambaran yang bagus mengenai ekskresi albumin

     per hari.

    >enurut Prodjosudjadi (#881 tahap keparahan penyakit ginjal yang diukur berdasarkan *es

     5lirens 5reatinin !*55", diklasifikasikan gagal ginjal kronik (chronic renal failure, CR+ 

    apabila 7// sama atau kurang dari #+ ml5menit. Penurunan fungsi dari ginjal tersebut akan

     berterusan dan akhirnya mencapai tahap gagal ginjal terminal apabila 7// sama atau kurang

    dari + ml5menit.

     9a1u filtrasi glomerulus !9+6" adalah penunjuk umum bagi kelainan ginjal. 2engan bertambah

     parahnya kerusakan ginjal, ' akan menurun. !ilai normal ' adalah 188-18 m5min bagi

     pria dan =+-11+ m5min bagi wanita. 2an ia menurun dengan bertambahnya usia. '

    ditentukan dengan menentukan jumlah bahan buangan dalam urin # jam atau dengan

    menggunakan indikator khusus yang dimasukkan secara intra)ena (Pranay, #818.

     )emeri-saan darah yang dianjurkan pada / adalah kadar serum kreatinin dan blood urea

    nitrogen (9!. a adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk monitor kelainan ginjal.

    Protein kreatinin adalah hasil degradasi normal otot dan urea adalah hasil akhir metabolisme

     protein. 3asil keduanya meningkat dalam darah jika adanya panyakit pada ginjal.  /lectrolyte

    levels and acid&base balance ditentukan karena gagal ginjal akan menyebabkan

    ketidakseimbangan elektrolit. 7erutamanya kalium, fosfor dan kalsium (Pranay, #818.

    3iperkalemia adalah yang perlu diberi perhatian. /eseimbangan asam basa juga biasanya

    terganggu.

     lood cell counts dilakukan karena pada dasarnya, kerusakan ginjal menyebabkan gangguan

     pada produksi eritrosit dan memendekkan jangka hayatnya. ni menyebabkan anemia.

    $esetengah penderita juga mungkin mengalami defisiensi 4at besi karena kehilangan darah pada

    saluran gastrointestinal mereka.

    ltrasonografi !%6"  adalah pemeriksaan gambaran yang tidak bersifat in)asif. Pada tahap

    kronik, ginjal biasanya mengerucut walaupun pada beberapa kelainan seperti adult polycystic

    -idney disease, diabetic nephropathy, dan amiloidosis ia tampak membesar dan mungkin normal.

    $ digunakan untuk mendiagnosa apakah terdapat obstruksi, batuan ginjal, dan menilai aliran

    darah ke ginjal (Pranay, #818. 11

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    26/44

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    27/44

    Edema pada sindrom nefrotik dapat dijelaskan dengan teori underfill   dan teori overfill . 7eori

    underfill  bahwa hipoalbuminemia merupakan faktor kunci terjadinya edema pada sindrom

    nefrotik. 3ipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan

     bergeser dari jaringan intra)askuler ke jaringan interstitial dan terjadi edema. kibat penurunan

    tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma terjadi hipo)olemia , dan ginjal

    melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan air. >ekanisme kompensasi

    ini akan memperbaiki )olume intra)askuler tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya

    hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlanjut.

    7eori overfill  bahwa retensi natrium adalah defek renal utama . retensi natrium oleh ginjal

    menyebabkan cairan ekstraseluler meningkat sehingga terjadi edema. Penurunan laju filtrasi

    glomerulus akibat kerusakan ginjal akan menambah retensi natrium dan edema. /edua

    mekanisme tersebut ditemukan pada pasien sindrom nefritis.

    &anda Dan "eala

    ejala pertama yang muncul meliputi anoreAia,rasa lemah, urin berbusa (disebabkan oleh

    konsentrasi urin yang tinggi. *etensi cairan menyebabkan sesak nafas (efusi pleura, oligouri,

    arthralgia, ortostatik hipotensi, dan nyeri abdomen (ascites. ntuk tanda dan gejala yang lain

    timbul akibat komplikasi dari sindromnefrotik.

     Diagnosa

    2iagnose $! dibuat berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium berupa

     proteinuria massif D%,+ g51,

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    28/44

    2iagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan penunjang berikut"

    • rinalisis

    rinalisis adalah tes awal diagnosis sindromk nefrotik.Proteinuria berkisar %C atau C pada

     pembacaan dipstik, atau melalui tes semikuantitatif dengan asam sulfosalisilat.%C menandakan

    kandungan protein urin sebesar %88 mg5d atau lebih, yang artinya %g5d atau lebih yang masuk 

    dalam nephrotic range.#

    • Pemeriksaan sedimen urin

    Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran o)al fat bodies" epitel sel yang mengandung

     butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, torak hialin dan torak eritrosit.

    • Pengukuran protein urin

    Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single spot collection. 7imed

    collection dilakukan melalui pengumpulan urin # jam, mulai dari jam < pagi hingga waktu yang

    sama keesokan harinya. Pada indi)idu sehat, total protein urin U 1+8 mg. danya proteinuria

    masif merupakan kriteria diagnosis.#, =

    $ingle spot collection lebih mudah dilakukan. $aat rasio protein urin dan kreatinin D #g5g, ini

    mengarahkan pada kadar protein urin per hari sebanyak Q %g.#,=

    • lbumin serum

    /ualitatif " CC sampai CCCC

    /uantitatif "D +8 mg5kg995hari (diperiksa dengan memakai reagen E$963

    • $ renal

    7erdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.

    • 9iopsi ginjal

    9iopsi ginjal diindikasikan pada anak dengan $! congenital, onset usiaD = tahun, resisten

    steroid, dependen steroid atau freNuent relaps, serta terdapat manifestasi nefritik signifikan.Pada

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    29/44

    $! dewasa yang tidak diketahui asalnya, biopsy mungkin diperlukan untuk diagnosis.Penegakan

    diagnosis patologi penting dilakukan karena masing-masing tipe memiliki pengobatan dan

     prognosis yang berbeda. Penting untuk membedakan minimal-change disease pada dewasa

    dengan glomerulosklerosisfokal, karena minimal-change disease memiliki respon yang lebih

     baik terhadap steroid.#

    • 2arah

    Pada pemeriksaan kimia darah dijumpai"#

    - Protein total menurun (!" :,#-=,1 gm5188ml

    - lbumin menurun (!"-+,= gm5188ml

    - V1 globulin normal (!" 8,1-8,% gm5188ml

    - V# globulin meninggi (!" 8,-1 gm5188ml

    - W globulin normal (!" 8,+-8,? gm5188ml

    - X globulin normal (!" 8,%-1 gm5188ml

    - rasio albumin5globulin O1 (!"%5#

    - komplemen 6% normal5rendah (!" =8-1#8 mg5188ml

    - ureum, kreatinin dan klirens kreatinin normal.

    )*!O)*) EPA&*( 

    $irosis hati adalah kemunduran fungsi li)er yang permanen yang ditandai dengan

     perubahan histopatologi. Taitu kerusakan pada sel-sel hati yang merangsang proses peradangan

    dan perbaikan sel-sel hati yang mati sehingga menyebabkan terbentuknya jaringan parut. $el-sel

    hati yang tidak mati beregenerasi untuk menggantikan sel-sel yang telah mati. kibatnya,

    terbentuk sekelompok-sekelompok sel-sel hati baru (regenerati)e nodules dalam jaringan

     parut.1%

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    30/44

    *%)*DE%)

    ngka kasus penyakit hati menahun di ndonesia sangat tinggi. Jika tidak segera diobati,

     penyakit itu dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati, sekitar #8 juta penduduk 

    ndonesia terserang penyakit hati menahun. ngka ini merupakan perhitungan dari pre)alensi

     penderita dengan infeksi hepatitis 9 di ndonesia yang berkisar +-18 persen dan hepatitis 6

    sekitar #-% persen. 2alam perjalanan penyakitnya, #8-8 persen dari jumlah penderita penyakit

    hati menahun itu akan menjadi sirosis hati dalam waktu sekitar 1+ tahun, tergantung sudah

     berapa lama seseorang menderita hepatitis menahun itu. $irosis hepatis merupakan penyakit

    yang sering dijumpai di seluruh dunia termasuk di ndonesia, kasus ini lebih banyak ditemukan

     pada kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita dengan perbandingan #- " 1 dengan umur rata-

    rata terbanyak antara golongan umur %8-+? tahun dengan puncaknya sekitar 8-? tahun.

    E&*O#O"*

    1. lkohol

    adalah suatu penyebab yang paling umum dari cirrhosis, terutama didunia barat.

    Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan dari konsumsi alkohol.

    /onsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis melukai sel-sel hati. 7iga

     puluh persen dari indi)idu-indi)idu yang meminum setiap harinya paling sedikit =

    sampai 1: ounces minuman keras (hard li;uor  atau atau yang sama dengannya untuk 1+

    tahun atau lebih akan mengembangkan sirosis. %onaloholi fatt5 liver disease

    -%A+#D istilah nonalkoholik digunakan karena !'2 terjadi pada indi)idu-indi)idu

    yang tidak mengkonsumsi jumlah-jumlah alkohol yang berlebihan, namun, dalam banyak 

    aspek-aspek, gambaran mikroskopik dari !'2 adalah serupa dengan apa yang dapat

    terlihat pada penyakit hati yang disebabkan oleh alkohol yang berlebihan. !'2

    dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut resistensi insulin, yang pada gilirannya

    dihubungkan dengan sindrom metabolisme dan diabetes mellitus tipe #. /egemukan

    adalah penyebab yang paling penting dari resistensi insulin, sindrom metabolisme, dan

    diabetes tipe #. !'2 adalah penyakit hati yang paling umum di merika dan adalah

     bertanggung jawab untuk #; dari semua penyakit hati.

    #. $irosis /riptogenik,

    http://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.html

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    31/44

    6ryptogenic cirrhosis (sirosis yang disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak 

    teridentifikasi adalah suatu sebab yang umum untuk pencangkokan hati. 2i-istilahkan

    sirosis kriptogenik (cryptogenic cirrhosis karena bertahun-tahun para dokter telah tidak 

    mampu untuk menerangkan mengapa sebagian dari pasien-pasien mengembangkan

    sirosis. 2ipercaya bahwa sirosis kriptogenik disebabkan oleh !$3 (nonalcoholic

    steatohepatitis yang disebabkan oleh kegemukan, diabetes tipe #, dan resistensi insulin

    yang tetap bertahan lama.

    %. 3epatitis 0irus Tang /ronis

    adalah suatu kondisi dimana hepatitis 9 atau hepatitis 6 )irus menginfeksi hati

     bertahun-tahun. /ebanyakan pasien-pasien dengan hepatitis )irus tidak akan

    mengembangkan hepatitis kronis dan sirosis. 6ontohnya, mayoritas dari pasien-pasien

    yang terinfeksi dengan hepatitis sembuh secara penuh dalam waktu berminggu-

    minggu, tanpa mengembangkan infeksi yang kronis. 9erlawanan dengannya, beberapa

     pasien-pasien yang terinfeksi dengan )irus hepatitis 9 dan kebanyakan pasien-pasien

    terinfeksi dengan )irus hepatitis 6 mengembangkan hepatitis yang kronis, yang pada

    gilirannya menyebabkan kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis, dan

    adakalanya kanker-kanker hati.

    . /elainan-/elainan enetik Tang 2iturunkan52iwariskan

     berakibat pada akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada

    kerusakkan jaringan dan sirosis. 6ontoh-contoh termasuk akumulasi besi yang abnormal

    (hemochromatosis atau tembaga (penyakit @ilson. Pada hemochromatosis, pasien-

     pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan

    dari makanan. >elalui waktu, akumulasi besi pada organ-organ yang berbeda diseluruh

    tubuh menyebabkan sirosis, arthritis, kerusakkan otot jantung yang menjurus pada gagal

     jantung, dan disfungsi (kelainan fungsi buah pelir yang menyebabkan kehilangan

    rangsangan seksual. Perawatan ditujukan pada pencegahan kerusakkan pada organ-organ

    dengan mengeluarkan besi dari tubuh melaui pengeluaran darah. Pada penyakit @ilson,

    ada suatu kelainan yang diwariskan pada satu dari protein-protein yang mengontrol

    http://www.totalkesehatananda.com/kardiomiopati1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/kardiomiopati1.html

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    32/44

    tembaga dalam tubuh. >elalui waktu yang lama, tembaga berakumulasi dalam hati, mata,

    dan otak.

     

    +. Primary biliary cirrhosis (P96

    adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan dari sistim imun yang

    ditemukan sebagian besar pada wanita-wanita. /elainan imunitas pada P96

    menyebabkan peradangan dan perusakkan yang kronis dari pembuluh-pembuluh kecil

    empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah jalan-jalan dalam hati yang

    dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh hati

    yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan lemak 

    dalam usus, dan juga campuran-campuran lain yang adalah produk-produk sisa, seperti

     pigmen bilirubin. (9ilirubin dihasilkan dengan mengurai5memecah hemoglobin dari sel-

    sel darah merah yang tua. 9ersama dengan kantong empedu, pembuluh-pembuluh

    empedu membuat saluran empedu. Pada P96, kerusakkan dari pembuluh-pembuluh kecil

    empedu menghalangi aliran yang normal dari empedu kedalam usus. /etika peradangan

    terus menerus menghancurkan lebih banyak pembuluh-pembuluh empedu, ia juga

    menyebar untuk menghancurkan sel-sel hati yang berdekatan. /etika penghancuran dari

    hepatocytes menerus, jaringan parut (fibrosis terbentuk dan menyebar keseluruh area

    kerusakkan. Efek-efek yang digabungkan dari peradangan yang progresif, luka parut, dan

    efek-efek keracunan dari akumulasi produk-produk sisa memuncak pada sirosis.

    Patofisiologi

    Pada sirosis, hubungan antara darah dan sel-sel hati hancur. >eskipun sel-sel hati yang

    selamat atau dibentuk baru mungkin mampu untuk menghasilkan dan mengeluarkan unsur-unsur dari darah, mereka tidak mempunyai hubungan yang normal dan intim dengan darah, dan ini

    mengganggu kemampuan sel-sel hati untuk menambah atau mengeluarkan unsur-unsur dari

    darah. $ebagai tambahan, luka parut dalam hati yang bersirosis menghalangi aliran darah melalui

    hati dan ke sel-sel hati. $ebagai suatu akibat dari rintangan pada aliran darah melalui hati, darah

    tersendat pada )ena portal, dan tekanan dalam )ena portal meningkat, suatu kondisi yang disebut

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    33/44

    hipertensi portal. /arena rintangan pada aliran dan tekanan-tekanan tinggi dalam )ena portal,

    darah dalam )ena portal mencari )ena-)ena lain untuk mengalir kembali ke jantung, )ena-)ena

    dengan tekanan-tekanan yang lebih rendah yang membypass hati. 3ati tidak mampu untuk 

    menambah atau mengeluarkan unbsur-unsur dari darah yang membypassnya. >erupakan

    kombinasi dari jumlah-jumlah sel-sel hati yang dikurangi, kehilangan kontak normal antara

    darah yang melewati hati dan sel-sel hati, dan darah yang membypass hati yang menjurus pada

     banyaknya manifestasi-manifestasi dari sirosis.

    3ipertensi portal merupakan gabungan antara penurunan aliran darah porta dan

     peningkatan resistensi )ena portal. 3ipertensi portal dapat terjadi jika tekanan dalam sistem )ena

     porta meningkat di atas 18-1# mm3g. !ilai normal tergantung dari cara pengukuran, terapi

    umumnya sekitar < mm3g. Peningkatan tekanan )ena porta biasanya disebabkan oleh adanya

    hambatan aliran )ena porta atau peningkatan aliran darah ke dalam )ena splanikus. &bstruksi

    aliran darah dalam sistem portal dapat terjadi oleh karena obstruksi )ena porta atau cabang-

    cabang selanjutnya (ekstra hepatik, peningkatan tahanan )askuler dalam hati yang terjadi

    dengan atau tanpa pengkerutan (intra hepatik yang dapat terjadi presinusoid, parasinusoid atau

     postsinusoid dan obstruksi aliran keluar )ena hepatik (supra hepatik.

    3ipertensi portal adalah sindroma klinik umum yang berhubungan dengan penyakit hati

    kronik dan dijumpai peningkatan tekanan portal yang patologis. 7ekanan portal normal berkisar 

    antara +-18 mm3g. 3ipertensi portal timbul bila terdapat kenaikan tekanan dalam sistem portal

    yang sifatnya menetap di atas harga normal.

    3ipertensi portal dapat terjadi ekstra hepatik, intra hepatik, dan supra hepatik. &bstruksi

    )ena porta ekstra hepatik merupakan penyebab +8-

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    34/44

    (lasifikasi

    . 9erdasarkan morfologi $herlock membagi $irosis hati atas % jenis, yaitu "

    1. >ikronodular

    2itandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, di dalam septa parenkim hati

    mengandung nodul halus dan kecil yang merata. $irosis mikronodular besar nodulnya

    sampai % mm, sedangkan sirosis makronodular ada yang berubah menjadi makronodular 

    sehingga dijumpai campuran mikro dan makronodular.

    #. >akronodular 

    sirosis makronodular ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan ber)ariasi,

    mengandung nodul yang besarnya juga ber)ariasi ada nodul besar didalamnya ada daerah

    luas dengan parenkim yang masih baik atau terjadi regenerasi parenkim.

    %. 6ampuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular

    9. $ecara 'ungsional $irosis terbagi atas "

    1. $irosis hati kompensata. $ering disebut dengan aten $irosis hati. Pada stadium

    kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. 9iasanya stadium ini ditemukan

     pada saat pemeriksaan screening.

    #. $irosis hati 2ekompensata 2ikenal dengan cti)e $irosis hati, dan stadium ini9iasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya " ascites, edema dan ikterus.

    6. /lasifikasi sirosis hati menurut 6hild L Pugh "

    )korparameter 1 2 3

    9ilirubin(mg ; O #,8 # - O % D %,8

    lbumin(mg ; D %,+ #,= - O %,+ O #,=

    Protrombin time

    (uick ;

    D

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    35/44

    ejala yang timbul tergantung pada tingkat berat sirosis hati yang terjadi. $irosis 3ati

    dibagi dalam tiga tingkatan yakni $irosis 3ati yang paling rendah 6hild , 6hild 9, hingga pada

    sirosis hati yang paling berat yakni 6hild 6. ejala yang biasa dialami penderita sirosis dari yang

     paling ringan yakni lemah tidak nafsu makan, hingga yang paling berat yakni bengkak pada

     perut, tungkai, dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik pada tubuh penderita terdapat

     palmar eritem, spider ne)i.

      Palmar Eritem $pider !ae)i

    9eberapa dari gejala-gejala dan tanda-tanda sirosis yang lebih umum termasuk"

    1. /ulit yang menguning (jaundice disebabkan oleh akumulasi bilirubin dalam darah

    #. sites, edema pada tungkai

    %. 3ipertensi portal

    . /elelahan

    +. /elemahan

    :. /ehilangan nafsu makan

    udah memar dari pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah oleh hati yang

    sakit.

    Pada keadaan sirosis hati lanjut, terjadi pemecahan protein otot. sam amino rantai

    cabang (*6 yang terdiri dari )alin, leusin, dan isoleusin digunakan sebagai sumber energi

    (kompensasi gangguan glukosa sebagai sumber energi dan untuk metabolisme amonia. 2alam

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    36/44

    hal ini, otot rangka berperan sebagai organ hati kedua sehingga disarankan penderita sirosis hati

    mempunyai massa otot yang baik dan bertubuh agak gemuk. 2engan demikian, diharapkan

    cadangan energi lebih banyak, stadium kompensata dapat dipertahankan, dan penderita tidak 

    mudah jatuh pada keadaan koma.

    Penderita sirosis hati harus meringankan beban kerja hati. kti)itas sehari-hari

    disesuaikan dengan kondisi tubuh. Pemberian obat-obatan (hepatotoksik harus dilakukan

    dengan sangat hati-hati. Penderita harus melakukan diet seimbang, cukup kalori, dan mencegah

    konstipasi. Pada keadaan tertentu, misalnya, asites perlu diet rendah protein dan rendah garam.

    Edema dan asites

    /etika sirosis hati menjadi parah, tanda-tanda dikirim ke ginjal-ginjal untuk menahan

    garam dan air didalam tubuh. /elebihan garam dan air pertama-tama berakumulasi dalam

     jaringan dibawah kulit pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki karena efek gaya berat

    ketika berdiri atau duduk. kumulasi cairan ini disebut edema atau pitting edema. (Pitting

    edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah ujung jari dengan kuat pada suatu

     pergelangan atau kaki dengan edema menyebabkan suatu lekukan pada kulit yang

     berlangsung untuk beberapa waktu setelah pelepasan dari tekanan. /etika sirosis memburuk 

    dan lebih banyak garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin berakumulasi dalam

    rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. kumulasi cairan ini (disebut

    ascites menyebabkan pembengkakkan perut, ketidaknyamanan perut, dan berat badan yang

    meningkat.

    Pemeriksaan Diagnostik 

    a. $can5biopsy hati " >endeteksi infiltrate lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati,

     b. /olesistografi5kolangiografi " >emperlihatkan penyakit duktus empedu yang mungkin

    sebagai faktor predisposisi.

    c. Esofagoskopi " 2apat melihat adanya )arises esophagus

    d. Portografi 7ranshepatik perkutaneus " >emperlihatkan sirkulasi system )ena portal,

    e. Pemeriksaan aboratorium "

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    37/44

    9ilirubin serum, $7($&757($P7,23, lkalin fosfotase, lbumin serum,

    lobulin, 2arh lengkap, masa prototrombin, 'ibrinogen, 9!, monia serum, lukosa

    serum, Elektrolit, kalsium, Pemeriksaan nutrient, robilinogen urin, dan robilinogen

    fekal.

    +*#A!*A)*)

    Defenisi/ etiologi/ dan epidemiologi filariasis

    'ilariasis adalah suatu penyakit yang sering pada daerah subtropik dan tropik, disebabkan

    oleh parasit nematoda pada pembuluh limfe seperti @uchereria 9ancrofti. 'ilariasis disebabkan

    oleh infeksi cacing yang menyerang jaringan )iscera, parasit ini termasuk kedalam superfamili

    'ilaroidea, family onchorcercidae. >enurut lokasi kelainan yang ditimbulkan, terdapat dua

    golongan filariasis, yaitu yang menimbulkan kelainan pada saluran limfe (filariasis limfatik

    dan jaringan subkutis (filariasis subkutan.1

    Penyebab utama filariasis limfatik adalah @uchereria bancrofti, 9rugia malayi dan

    9rugia timori sedangkan filariasis subkutan disebabkan oleh &nchorcercia spp. 'ilariasis

    limfatik yang disebabkan oleh @.bancrofti disebut juga sebagai 9ancroftian filariasis dan yang

    disebabkan oleh 9rugia malayi disebut sebagai >alayan filariasis. 'ilariasis limfatik ditularkanmelalui gigitan nyamuk nopheles spp., 6uleA spp., edes spp. dan >ansonia spp.

    'ilariasis limfatik merupakan penyebab utama dari kecacatan didaerah endemic sehingga

    merupakan masalah kesehatan masyarakat utama.Pada tahun 1??

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    38/44

    disebabkan oleh peningkatan populasi penderita di per-kotaan akibat urbanisasi dan tersedianya

    )ektor di daerah tersebut.

    "eala klinis

    >anifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik 

    dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. $elain itu, juga oleh reaksi hipersensiti)itas

    dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis.

    2alam proses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis dan limfadenitis

    akut berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan

     penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari

    masa inkubasi dapat dibagi menjadi"

    1. >asa prepaten

    >erupakan masa antara masuknya lar)a infektif sampai terjadinya mikrofilaremia

    yang memerlukan waktu kira-kira %< bulan. 3anya sebagian dari penduduk di daerah

    endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak 

    semua kemudian menunjukkan gejala klinis. 7erlihat bahwa kelompok ini termasuk 

    kelompok yang asimtomatik baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.

    2. >asa inkubasi

    >erupakan masa antara masuknya lar)a infektif hingga munculnya gejala klinis

    yang biasanya berkisar antara =-1: bulan.

    3. ejala klinik akut

    ejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas

    dan malaise. /elenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis

    akut dapat mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    39/44

    Patofisiologi

    Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap darah lalu parasit akan menuju

     pembuluh limfa dan nodus limfa. 2i pembuluh limfa terjadi perubahan dari lar)a stadium %

    menjadi parasit dewasa. 6acing dewasa akan menghasilkan produk L produk yang akan

    menyebabkan dilaasi dari pembuluh limfa sehingga terjadi disfungsi katup yang berakibat aliran

    limfa retrograde. kibat dari aliran retrograde tersebut maka akan terbentuk limfedema.

    Perubahan lar)a stadium % menjadi parasit dewasa menyebabkan antigen parasit mengaktifkan

    sel 7 terutama sel 7h# sehingga melepaskan sitokin seperti 1, :, 7!' V. $itokin - sitokin

    ini akan menstimulasi sum- sum tulang sehingga terjadi eosinofilia yang berakibat meningkatnya

    mediator proinflamatori dan sitokin juga akan merangsang ekspansi sel 9 klonal dan

    meningkatkan produksi gE. gE yang terbentuk akan berikatan dengan parasit sehingga

    melepaskan mediator inflamasi sehingga timbul demam. danya eosinofilia dan meningkatnya

    mediator inflamasi maka akan menyebabkan reaksi granulomatosa untuk membunuh parasit dan

    terjadi kematian parasit. Parasit yang mati akan mengaktifkan reaksi inflam dan granulomatosa.

    Proses penyembuhan akan meninggalkan pembuluh limfe yang dilatasi, menebalnya dinding

     pembuluh limfe, fibrosis, dan kerusakan struktur. 3al ini menyebabkan terjadi ekstra)asasi

    cairan limfa ke interstisial yang akan menyebabkan perjalanan yang kronis.

    Diagnosa dan Pemeriksaan

    Diagnosis (linik

    2iagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. 2iagnosis

    klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun !$cute and 

    Chronic Disease Rate"2

    Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis

    filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan

    gejala menahun.

    1. Diagnosis Parasitologik

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    40/44

    2iagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada

     pemeriksaan darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang

    hari, %8 menit setelah diberi 2E6 188 mg. 2ari mikrofilaria secara morfologis dapat

    ditentukan species cacing filaria.

    2. !adiodiagnosis

    Pemeriksaan dengan ultrasonografi ($ pada skrotum dan kelenjar limfe

    inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak ( filarial 

    dance sign.

    Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang

    dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik,

    sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.

    3. Diagnosis *mmunologi

    Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,

    amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi

    dan5atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis.

    danya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak 

    membedakan infeksi dini dan infeksi lama. 2eteksi antigen merupakan deteksi

    metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis

     parasitologik. ib 1%, antibodi monoklonal terhadap (2  gibsoni menunjukkan korelasi

    yang cukup baik dengan mikrofilaremia

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    41/44

    PE%A&A#A()A%AA% EDEMA

    7erapi edema harus mencakup terapi penyebab yang mendasarinya yang re)ersibel (jika

    memungkinkan. Pengurangan asupan sodium harus dilakukan untuk meminimalisasi retensi air.

    tidak semua pasien edema memerlukan terapi farmakologis, pada beberapa pasien terapi non

    farmakologis sangat efektif seperti pengurangan asupan natrium (yakni kurang dari jumlah yang

    diekskresikan oleh ginjal dan menaikkan kaki diatas le)el dari atrium kiri. 7etapi pada kondisi

    tertentu diuretic harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pemilihan obat dan

    dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang mendasari, berat-ringannya penyakit dan

    urgensi dari penyakitnya. Efek diuretik berbeda berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal.

    Pemeriksaan yang dilakukan sangat mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan

    timbul cekungan yang cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan

    untuk menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah dan di air 

    seni (urin, pemeriksaan jantung (*ontgen dada, E/, fungsi li)er dan ginjal. Pengobatan awal

    yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak tergantung dan meninggikan kaki pada

    saat berbaring. Pengobatan lanjutan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

    Pergelangan kaki bengkak bisa akibat cedera atau penyakit tulang, otot dan sendi. Penyebabnya

    secara umum akibat reaksi inflamasi5peradangan di daerah tersebut, antara lain asam urat,

    rheumatoid arthritis dll (rham, #88?.

    P!*%)*P &E!AP* EDEMA

    1. Penanganan penyakit yang mendasari

    #. >engurangi asupan natrium dan air , baik dari diet maupun intra)ena

    %. >eningkatkan pengeluaran natrium dan air. 2iuretic " hanya sebagai terapo paliatif bukan

    kuratif , tirah baring , local pressure

    . 3indari faktor yang memperburuk penyakit dasar , diuresis yang berlebihan

    menyebabakan pengeluaran )olume plasma, hipotensi , perfusi yang inadekuat, sehingga

    diuretic harus diberikan hati-hati.

    /lasifikasi 2iuretik berdasarkan tempat kerja "

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    42/44

    1. 2iuretic yang bekerja pada tubulus proksimal

    - 6arbonic anhidrase inhibitor " aseta4olamid ( 2iamoks

    - Phosphodiesterase inhibitor " teofilin ( diduga diperantai cyclic adenosine

    monophosphate#. 2iuretik yang bekerja pada oop of henle

    - $odium-potassium chloride inhibitors " bumetanid ( 9umeks , Ethacrynic acid

    ( edecrin , furosemid ( lasiA

    %. 2iuretic yang bekerja pada 7ubulus kontortus distal- $odium chloride inhibitor " klortalidon ( 3igroton , 3idroklorotia4id ( esidriks ,

    metala4on ( diulo

    . 2iuretic yang bekerja pada cortical collecting tubule- ntagonis aldosteron " spironolakton ( aldakton

    - $odium channel blockers " amilaron ( midaron, triamterene ( direnium

    Pada pemberian furosemid oral , jumlah yang diabsorbsi berkisar 18-=8; (rata-rata +8; .

    sementara bumetanid dan torsemid diabsorbsi hamper sempurna yakni berkisar =8-188; .

    diuretic golongan tia4id dan hidroklorotia4id diekskresi diurin dalam bentuk tidak berubah.

    Pemeberian diuretic juga harus mempertimbangkan waktu paruh diretik tersebut. olongan

    tia4id memiliki waktu paruh yang panjang sehingga dapat diberikan satu kali atau dua kali

    sehari. $ementara loop diuretic seperti bumetanid mempunyai waktu paruh satu jam , torsemid %-

    jam sehingga pemberianya harus lebih sering. Efek loop diuretic dapat menghilang dengansegera , kemudian ginjal mulai mereabsorbsi natrium dan meniadakan efek diuretic . proses ini

    disebut post diuretic sodium chloride retention , sehingga retriksi natrium sangat penting bagi

     pasien yang mendapat loop diuretic.

    DA+&A! P')&A(A

    1. Effendi , Pasaribu *.  /dema patofisiologi dan penanganan  dalam Penyakit injal

    /ronik. 9uku jar lmu Penyakit 2alam. Jilid . Edisi 0. Jakarta " Pusat Penerbitan P2

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    43/44

    '/ B #81. p. #8+?-:%#. *obbins. /dema dan patofisiologi. 9uku ajar patologi. Jilid . Edisi ke-< . Jakarta " E6,

    #818.p.1+-+

    %. 3. =>>? +ocused pdate: $CC+$H$ 6uidelines for the Diagnosis and 

     Management of Heart +ailure in $dults . 6irculation #88?, 11?"1?

  • 8/20/2019 FIX EDEMA 2

    44/44