fisiologi (2)
DESCRIPTION
praktikum fisiologiTRANSCRIPT
FISIOLOGI
KELELAHAN OTOT dan SARAF
Kelompok : C4
Ketua kelompok : Michaela Vania Tanujaya
(102010175)
Nama kelompok:
Debora Lusiana (102010130)
Herlina Madangkara (102010132)
Mutiara Meilyn Pane (102010149)
Anastasia Angraeni (102010151)
Nathania Suharti (102010153)
Anggia Lestari (102010170)
Clara Amanda (102010172)
Maria Amelinda (102010128)
Fakultas Kedokteran 2010
Universitas Kristen Krida Wacana
KERENTANAN HUBUNGAN OTOT-SARAF TERHADAP KURARE
ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN:
1. Pelat kaca + papan fiksasi + beberapa jarum pentul
2. Waskom besar yang berisi air
3. 3 ekor katak + penusuk katak + benang
4. Stimulator induksi + elektroda rangsang
5. Gelas arloji
6. Semprit 2cc + jarumnya
7. Larutan ringer
8. Larutan tubo-kurarin (dicairkan 1:1 dalam ringer)
9. Larutan atropin (0,01% dalam ringer)
10. Larutan prostigmin (dicairkan 1:1 dalam ringer)
11. Larutan tubo-kurarin 1% (dari ampul)
I.PENGAMATAN SIKAP, GERAKAN DAN WAKTU REAKSI SEEKOR KATAK
TERHADAP BERBAGAI RANGSANG SEBELUM DAN SESUDAH PENYUNTIKAN
KURARE
1. Ambillah seekor katak dan letakkan di pelat kaca, perhatikan kegiatan binatang
tersebut (aktif/pasif), hitunglah frekuensi pernapasan per menit.
2. Cobalah menelentangkan katak tersebut beberapa kali dan perhatikan reaksinya
(kembali/tidak kembali ke posisi semula).
3. Masukkan katak de dalam waskom yang berisi air dan perhatikan reaksinya (dapat
berenang/ tidak).
4. Keluarkan katak dari air dan selidikilah refleks-refleks nosiseptif dengan cara sebagai
berikut:
a. Katak dipegang sedemikian rupa sehingga kedua kaki belakangnya tergantung
bebas
b. Rangsanglah dengan menjepit salah satu telapak kakinya dengan pinset
c. Tetapkan “waktu reaksinya”.
5. Suntikkan 0,5cc larutan tubo-kurarin 1:1 ke dalam kantong limfe iliakal (disebelah os
coccygis, dibawah kulit). Dalam waktu 15-20 menit setelah penyuntikan tersebut
ulanglah percobaan 1 sampai 4 di atas tadi dan perhatikan pelbagai perbedaan sikap
reaksinya.
6. Sebelum pernapasan berhenti sama sekali, suntikkanlah ke dalam kantong limfe iliakl
berturut-turut :
a. 0,5cc larutan atropin 0,01%
b. 1cc larutan prostigmin 1:1
7. Setelah terjadi pemulihan lakukan sekali lagi percobaan 1 s/d 4 diatas. Oleh karena
pemulihan dapat memakan waktu 2-3 jam, lanjutkan dahulu dengan latihan bagian 2
dan 3.
II.PENGARUH KURARE TERHADAP SESUATU BAGIAN LENGKUNG REFLEKS
1. Ambil katak lain dan rusaklah otaknya saja tapi jangan merusak medulla spinalisnya.
2. Bebaskan n. Ischiadicus paha kanan
3. Ikatlah seluruh paha kanan kecuali n. Ischiadicus nya
4. Suntikkan 0,5cc larutan tubo-kurarin 1:1 ke dalam kantong limfe depan dengan
membuka mulut katak cukup lebar dan menusukkan jarum suntik ke dasar mulut ke
arah lateral.
Periksalah pada kaki yang tidak diikat setiap 5 menit berkurangnya refleks nosiseptif
dan timbulnya kelumpuhan umum. Bila peristiwa tersebut diatas belum terjadi, ulangi
suntikan setiap 20 menit.
5. Rangsanglah ujung jari kaki kanan dengan rangsang faradik yang cukup kuat
sehingga terjadi “withdrawal refleks”. Catatlah kekuatan rangsang yang digunakan.
6. Rangsanglah ujung kaki kiri dengan rangsang faradik yang cukup kuat sehingga
terjadi withdrawal refleks. Catatlah kekuatan rangsang yang digunakan.
7. Bebaskan n.ischiadicus kaki kiri dan buanglah sedikit kulit yang menutupi m.
Gastrocnemius kanan dan kiri.
8. Tentukan ambang rangsang – buka untuk masing-masing n.ischiadicus.
9. Tentukan ambang-rangsang- buka untuk masing-masing m.gastrocnemius yang
dirangsang secara langsung.
III.TEMPAT KERJA KURARE PADA SEDIAAN OTOT-SARAF
1. Buatlah 2 sediaan otot-saraf (a dan b) dari seekor katak lain dan usahakan agar
didapatkan saraf yang sepanjang- panjangnya.
2. Masukkan otot sediaan A dan saraf sediaan B ke dalam gelas arloji yang berisi 1/2 cc
larutan tubo-kurarin 1%
3. Selama menunggu 20 menit basahilah saraf sediaan A dan otot sediaan B dengan
larutan ringer.
4. Berikan rangsangan dengan arus-buka pada:
a. Saraf sediaan A
b. Otot sediaan B
c. Otot sediaan A
d. Saraf sediaan B
5. Tentukan kekuatan rangsang yang digunakan baik untuk sediaan yang memberikan
jawaban maupun yang tidak memberikan jawaban.
6. Apa kesimpulan saudara mengenai tempat kerja kurare?
Landasan Teori
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus
dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel Neoroglia.
Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini
bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf
dan sebaliknya.
Sel nouron terdiri atas tiga bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus
serta berwarna kelabu, 2) Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi
menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi
meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
1. Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan
dengan sel saraf lainnya.
2. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari
akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang
satu dengan yang lainnya.
4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan
neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon
yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks
adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di
susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya
merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan
gerak sumsum tulang belakang.
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang
merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat.
Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann,
sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh
neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-
sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu
didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti
cumi-cumi dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat
ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut.
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut
saraf,plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf
baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen,
serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf
motorik dan sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf,
membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan
tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan
terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi
lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup
kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang
membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran
tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran
impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.
Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar
selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi, telensefalon lebih dari sekedar suatu
penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus olfaktori.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat
dua macam refleks:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks
menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar.
Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yang
terdiri atas lima komponen dasar: (1) reseptor (2)saraf eferen (3) pusat pengintegrasi (4)
saraf eferen (5) efektor.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan
reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan
diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih
tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor
(otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan.
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan, maka secara refleks katak akan
bergerak )Bila cubitan frekuensi kecil0 dan akan kejang (bila cubitan dalam frekuensi
keras)
Pembahasan
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat merespon
dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf
tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan respon. Respon akan
ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan
dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan
dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi
potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan
ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau
impuls saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi
keneuron lain, baik otot maupun kelenjar.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan
dengan sel saraf lainnya.
Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari
akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang
satu dengan yang lainnya.
Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan
neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka pergerakan pada katak akan terhambat,
hal ini dikarenakan oleh alat gerak katak yang telah dihambat dengan mengikatnya
dengan tali pada saat praktikum.
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang
dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan
sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat
atau jarum pada saat praktikum.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat
ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut.
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang
yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan
frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi
masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat
neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Sedangkan pada perlakuan 5, saat katak diberikan rangsangan berupa asam cuka yang
diletakkan pada bagian sentral tubuh. Katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak,
dan seperti sangat sulit bernapas dengan mulut yang tebuka seolah ingin mengambil
oksigen.Hal ini disebabkan oleh karna katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga
asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk
pernapasan.
Menurut Idel, antoni (2000) Katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ
pernapasan, yaitu permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru.
Itulah sebabnya mengapa pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak
tidak memeberikan respon, karna pada kulit di bagian dalam paha tibak termasuk organ
pernapasannya.
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak
refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL). Gerak refleks
ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi
berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan
terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di
susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Pada saat diberikan cubitan frekuensi kecil, kaki katak akan bergerak-gerak seperti
meronta. Namun apabila cubitan dengan frekuensi kuat maka kaki katak akan
mengejang.Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel
saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis.
Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang
menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap
K+.
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang
merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat.
Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann,
sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh
neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-
sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu
didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrata.
Hasil:
I. Pengamatan sikap, gerakan dan waktu reaksi seekor katak terhadap berbagai rangsang
sebelum dan sesudah kurare
a. Katak pada waktu diambil memberikan respon yang pasif ketika diamati. frekuensi
pernapasan per/ menit= 0,4 Hz
b. Ketika katak ditelentangkan beberapa kali, barulah katak memberikan respon yang aktif.
c. ketika dimasukan ke dalam waskom katak dapat berenang
d. ketika dikeluarkan dari air, ketika kaki katak dirangsang dengan pinset, dan katak tidak
memberikan respon. Katak masih bernapas dalam frekuensi 1/60 Hz.
e. Kemudian setelah disuntik dengan larutan tubokurarin, ketika diamati sekitar 15-20
menit, katak dalam tidak memberikan respon. Setelah diberikan rangsangan berupa
tarikan pinset di kakinya, barulah katak menanggapi respon dengan baik, dengan
frekuensi pernapasan 54/60 Hz. Dan ketika katak dimasukan ke dalam waskom berisi air,
katak berenang lebih aktif dibandingkan saat pertama kali berenang.
f. Sebelum pernapasan katak berhenti, katak disunti dengan larutan atropin 0,01% dan 1cc
larutan prostigimin. Setelah beberapa jam (2-3 jam) katak....................(belum sempat
diamati)
II. Pengaruh kurare terhadap suatu bagian lengkung refleks
a. Kekuatan rangsang yang digunakan yaitu 1x 20 menunjukan kaki kanan kodok
bereaksi dan kaki kirinya tidak bereaksi. Setelah diberikan rangsangan 1 x 30, kaki
kiri kodok bereaksi.
b. Ambang rangsang-buka untuk masing-masing n. Ischiadicus............... ( data kosong )
III. Belum sempat dilakukan
Kesimpulan :
1. Katak normal menunjukkan reaksi yang normal tehadap semua perlakuan atau rangsangan.
2. Terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi
katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung
katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
3. Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak
refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL).