Transcript

Analisa Pengaruh Faktor Sosial, Teknologi, dan Lingkungan terhadap Banjir Perkotaan

(Studi pada Perumahan Bumi Tamalanrea Permai)

Umar Diwarman Eisenring *)*) Program Magister Pascasarjana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa Makassar

HP: 082225558020 E-mail: [email protected]

Abstract

The main purpose of this research is to know the influence of social, technology, and environmental factor concerning to Urban Flood . The location of this research is Bumi Tamalanrea Permai Residence, which is one of many flooding spots at Makassar that is classified as “High Flooding Area”. Besides, this research started from grand theory that was found by Mustafa at 2005 named Hazardscape Theory. Based on Mustafa’s research at 2005 that was located at South of India,Hazardscape theory said that Urban flood is caused by 3 (three) factors, social, technology, and environment. At this research, the researcher tried to examine the enforceability of Hazardscape Theory at Bumi Tamalanrea Permai Residence, Makassar. There were also some indicators that was used to research those 3 (three) factors that was related to Urban flooding at research location. Society’s behaviour, Developer’s behaviour, Participation of society to protect the environment, and also the role of goverment became the indicators of social factors. While, to rate the technology factors, the researcher used the condition of drainage channels, and road as the indicators. And for analyze the environmental factor, the researcher used the quantity of green open space, and also elevation level as the indicators. Based on the research of those indicators, the condition of drainage channels, Elevation Level, and the less quantity of green open space became the most influencial factors concerning to Urban flood that was happened at Bumi Tamalanrea Permai Residence.

Keywords: Urban flood, Social factor, Technology factor, Environment Factor , Hazardscape, Bumi Tamalanrea Permai

INTRODUCTIONThe Excessive of regional exploiation caused the extraordinary environmental damage

physically (land or water). (Sri Legowo, 2010).Akibat eksploitasi wilayah yang berlebih menyebabkan kerusakan lingkungan yang luar biasa, baik fisik: lahan (hutan, permukaan tanah, sungai, danau, rawa) maupun air (permukaan air tanah, mata air, kualitas, kuantitas, distribusi) (Sri Legowo, 2010). Karena tidak dikelola dengan baik, air nikmat Tuhan tersebut sering menimbulkan masalah. Di musim hujan banyak terjadi banjir, longsor, dan erosi. Nilai korban dan kerusakan yang diakibatkannya mencapai triliunan rupiah serta cenderung makin besar. Banyak penduduk bertambah miskin karenanya. Sulit menilai harga nyawa manusia yang hilang sebagai korban banjir dan longsor (Syarifuddin, 2009). Selain itu jumlah air kurang seringkali kualitasnya buruk; antara lain tercemar polutan, salinitas tinggi, masam, berbau tidak sedap, mengandung banyak butir tanah, kuman, dan lain-lain (Van Damme, 2001). Hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia juga berada di dataran banjir. Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini merupakan fenomena, yang sifatnya musiman dimana curah hujan sangat tinggi disertai dengan naiknya permukaan laut (Tatang, 2010). Menurut perkiraan cuaca BMG, curah hujan di Indonesia dengan intensitas tinggi tiap tahun terjadi bulan Desember dan mencapai

puncaknya pada bulan Februari (Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia (Depbudpar)). Mustofa (2005) dalam teori Hasardscape mengatakan bahwa banjir dapat disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu faktor fisik, sosial, dan teknologi. Dalam teori Hasardscape juga dijelaskan bahwa terjadinya banjir lokal disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang dipengaruhi oleh lingungan alam, faktor politik (perencanaan yang buruk), dan tingkah laku dari masyarakat sekitar daratan banjir tersebut (pembuangan limbah rumah, lokasi, dan penempatan bangunan). Kota Makassar dijadikan sebagai lokasi studi didasari oleh pertimbangan bahwa masih banyak titik-titik di Kota Makassar yang dianggap sebagai titik rawan banjir. Terdapat 19 titik rawan banjir di Kota Makassar yakni Jl Cenderawasih III, Jl Baji Pamai, Jl Sharif Alqdri Jl Monginsidi, JL Tinggimae, Jl Gunung Lokong, Jl Gunung Lompo Battang, Jl Yos Sudarso, Jl Nusantara dan Jl Gatot Subroto, sedangkan yang berada pada wilayah barat dan utara Kota Makassar yaitu Jl Malengkeri III, Jl Andi Tonro, Jl Rappo-rappo, Jl Bontomene, Jl Pelita Raya, Kompleks IKIP, Jl Racing Center, Jl Perintis Kemerdekaan, Perumahan Bumi Tamalanrea Permai(Tribun Timur, 2011). Pada penelitian kali ini penulis mencoba menguji keberlakuan dari teori Hazardscape tentang pengaruh banjir perkotaan di salah satu titik rawan banjir di Kota Makassar yakni Bumi Tamalanrea Permai.

a. Masalah Penelitian

Penelitian dalam studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan :1. Bagaimana faktor lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya banjir, khususnya

terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?2. Bagaimana faktor sosial berpengaruh terhadap terjadinya banjir,khususnya terhadap

lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?3. Bagaimana faktor teknologi berpengaruh terhadap terjadinya banjir, khususnya

terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?b. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari studi ini adalah :1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor sosial berpengaruh terhadap terjadinya

banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor teknologi berpengaruh terhadap terjadinya

banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor lingkungan berpengaruh terhadap

terjadinya banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?

2. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif digunakan karena dalam penelitian ini diperlukan analisa statistic untuk menguji tingkat pengaruh dari ketiga faktor terhadap banjir perkotaan di lokasi studi, Perumahan Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar.

b. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian di laksanakan pada bulan November hingga bulan Desember. Lokasi penelitian yakni di Bumi Tamalanrea Permai

Gambar 1. Peta wilayah Kota Makassar dan Lokasi Penelitian (Perumahan Bumi Tamalanrea Permai)

Bumi Tamalanrea Permai dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa lokalitas ini termasuk lokalitas dari salah satu daerah yang memiliki tinggi genangan air yang paling tinggi menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.

c. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah daerah rawan banjir Kota Makassar Bumi Tamalanrea Permai. Sedangkan sampel yang diambil adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Bumi Tamalnrea Permai. Jumlah sampel yang penulis butuhkan untuk mendapatkan keakuratan data adalah sebanyak 99 KK. Jumlah sampel tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin. Berikut ini adalah perhitungan penentuan jumlah sampel di Bumi Tamalanrea Permai.

N (populasi) = 8995 KK (Kantor PemasaranPerumahanBumiTamalanreaPermai (BTP)Tahun 2012)Angka signifikansi (AS) = 0,1n = N/1+(N.(AS)2)n = 8995/1+(8995.(0,12))n = 99

Pemilihan sampel ini didasarkan pada perliku masyarakat yang bertempat tinggal di Bumi Tamalnrea Permai sekaligus masyarakat Bumi Tamalanrea Permai jugalah yang merasakan dampak langsung dari Banjir di Bumi Tamalanrea Permai

3. Data dan Analisis

Adapun data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :1. Data intensitas terjadi banjir

Untuk mendapatkan data ini digunakan kuisioner untuk mengetahui persepsi masyarakat untuk masing-masing blok terhadap intensitas terjadinya banjir dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk

BUMI TAMALANREA

PERMAI

masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.

Tabel 1. Data Persepsi Mayarakat terhadap Intensitas terjadi banjir di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok Intensitas Terjadi Banjir Jumlah RespondenBlok A 0,53 6Blok B 0,50 6Blok C 0,56 6Blok D 0,57 7Blok E 0,32 5Blok F 0,48 5Blok G 0,63 6Blok H 0,65 7Blok I 0,63 6Blok J 0,63 6Blok K 0,80 5Blok L 0,74 7Blok M 0,83 6Blok AA 0,76 6Blok AB 0,84 5Blok AC 0,88 7Blok AD 0,83 6Blok AE 0,93 6Blok AF 0,90 6

2. Data perilaku masyarakat setempat dalam membuang sampah Untuk mendapatkan data ini digunakan kuisioner untuk mengetahui perilaku masyarakat untuk masing-masing blok dalam membuang sampah dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.

Tabel 2. Data Perilaku Mayarakat dalam hal membuang sampah di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok Perilaku Membuang Sampah tidak pada tempatnya

Jumlah Responde

nBlok A 0,67 6Blok B 0,83 6Blok C 0,9 6Blok D 0,85 7Blok E 0,88 5Blok F 0,84 5

Blok G 0,9 6Blok H 0,85 7Blok I 0,9 6Blok J 0,93 6Blok K 0,92 5Blok L 0,88 7Blok M 0,93 6Blok AA 0,9 6Blok AB 0,96 5Blok AC 0,88 7Blok AD 0,93 6Blok AE 0,86 6Blok AF 0,9 6

3. Data Perilaku pembangunUntuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui persepsi masyarakat untuk masing-masing blok terhadap perilaku para pembangun disekitar lingkungannya dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.

Tabel 3. Data Persepsi Masyarakat dalam hal membuang sampah di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

BlokPerilaku Pembangun

Jumlah Responden

Blok A 0,86 6Blok B 0,9 6Blok C 0,8 6Blok D 0,91 7Blok E 1 5Blok F 0,92 5Blok G 0,83 6Blok H 0,82 7Blok I 0,76 6Blok J 0,73 6Blok K 0,8 5Blok L 0,8 7Blok M 0,8 6Blok AA 0,8 6Blok AB 0,82 5

Blok AC 0,82 7Blok AD 0,86 6Blok AE 0,83 6Blok AF 0,8 6

4. Data Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam hal membersihkan lingkunganUntuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat untuk masing-masing blok dalam hal pembersihan lingkungan, dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.

Tabel 4. Data Partisipasi Masyarakat dalam hal Membersihkan Lingkungan di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok Tingkat Partisipasi Masyarakat

Jumlah Responden

Blok A 0,7 6Blok B 0,833333333 6Blok C 0,866666667 6Blok D 0,828571429 7Blok E 0,88 5Blok F 0,92 5Blok G 0,9 6Blok H 0,885714286 7Blok I 0,933333333 6Blok J 0,966666667 6Blok K 0,9 5Blok L 0,857142857 7Blok M 0,866666667 6Blok AA 0,9 6Blok AB 0,92 5Blok AC 0,885714286 7Blok AD 0,766666667 6Blok AE 0,833333333 6Blok AF 0,833333333 6

5. Data Keterlibatan PemerintahUntuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui persepsi masyarakat untuk masing-masing blok dalam terhadap keterlibatan pemerintah setempat dalam menjaga lingkungan maupun prasarana di lokasi studi, dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing blok. Setelah data diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk masing-masing blok.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.

Tabel 5. Data Persepsi Masyarakat dalam terhadap Keterlibatan Pemerintahdi Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok Tingkat Keterlibatan Pemerintah

Jumlah Responde

nBlok A 0,7 6Blok B 0,8 6Blok C 0,766666667 6Blok D 0,8 7Blok E 0,72 5Blok F 0,68 5Blok G 0,733333333 6Blok H 0,771428571 7Blok I 0,833333333 6Blok J 0,866666667 6Blok K 0,88 5Blok L 0,885714286 7Blok M 0,933333333 6Blok AA 0,9 6Blok AB 0,88 5Blok AC 0,914285714 7Blok AD 0,933333333 6Blok AE 0,866666667 6Blok AF 0,9 6

6. Data Kondisi Saluran DrainaseDalam pengambilan data ini penulis menggunakan observasi lapangan secara lagsung, yang kemudian mendata kondisi saluran drainase di masing-masing blok di Bumi Tamalanrea Permai dengan menggunakan standar pembobotan dari DInas Pekerjaan Umum yang memperhatikan 3(tiga) faktor yakni penampang, sedimen, dan tingkat kerusakan. Berikut ini adalah data yang didapatkan untuk masing-masing blok setelah mengalami pembobotan kondisi saluran Drainase dengan menggunakan standar dari Dinas Pekerjaan Umum.

Tabel 6. Data Kondisi Saluran Drainase berdasarkan Standar Penilaian Saluran Dinas Pekerjaan Umum

BlokKondisi Saluran

DrainaseBlok A 0,727Blok B 0,833

Blok C 0,827Blok D 0,820Blok E 0,813Blok F 0,787Blok G 0,777Blok H 0,760Blok I 0,790Blok J 0,697Blok K 0,770Blok L 0,770Blok M 0,593Blok AA 0,583Blok AB 0,483Blok AC 0,483Blok AD 0,483Blok AE 0,470Blok AF 0,473

7. Data Kondisi Prasarana JalanDalam pengambilan data ini penulis menggunakan observasi lapangan secara lagsung, yang kemudian mendata kondisi Prasarana Jalan di masing-masing blok di Bumi Tamalanrea Permai dengan menggunakan standar pembobotan RCI (Road Condition Index). Berikut ini adalah data yang didapatkan untuk masing-masing blok setelah mengalami pembobotan kondisi Prasarana Jalan dengan menggunakan standar dari RCI.

Tabel 7. Data Kondisi Prasarana Jalan berdasarkan Road Condition Index

Blok Kondisi Jalan

Blok A 0,650 Blok B 0,740 Blok C 0,720 Blok D 0,810 Blok E 0,790 Blok F 0,850 Blok G 0,470 Blok H 0,650 Blok I 0,720 Blok J 0,300 Blok K 0,540 Blok L 0,750 Blok M 0,340 Blok AA 0,870 Blok AB 0,720

Blok AC 0,450 Blok AD 0,430 Blok AE 0,570 Blok AF 0,840

8. Data Elevasi PermukaanData ini merupakan data sekunder yang didapatkan melalui instansi terkait setempat tentang Elevasi Permukaan untuk setiap masing-masing blok di Bumi Tamalanrea Permai.

Tabel 8. Data Elevasi Permukaan untuk Masing-masing Blok

BlokKondisi Saluran

DrainaseBlok A 0,00Blok B 0,00Blok C 0,50Blok D 0,00Blok E 0,50Blok F 0,00Blok G 0,25Blok H 0,00Blok I 0,00Blok J 0,00Blok K 0,00Blok L 0,00Blok M -0,50Blok AA -0,50Blok AB -0,50Blok AC -0,50Blok AD -1,50Blok AE -1,50Blok AF -1,50

Sumber : Kantor Pemasaran Bumi Tamalanrea Permai

9. Data Kuantitas Ruang Terbuka Hijau Dalam pengambilan data ini juga didapatkan melalui instansi yang terkait berupa peta daerah hijau dari bumi Tamalanrea Permai. Untuk mengetahui kuantitas Ruang Terbuka HIjau untuk masing-masing blok, maka digunakan softeware Autocad untuk mengetahui luasan masing-masing daerah hijau pada setiap blok di Bumi Tamalanrea Permai. Berikut ini adalah data Presentase Ruang terbuka hijau untuk masing-masing blok di Bumi Tamalanrea Permai.

Tabel 9. Data Presentase RTH untuk Masing-masing Blok di Bumi Tamalanrea Permai

Blok Presentase RTHBlok A 50%Blok B 50%Blok C 57%Blok D 77%Blok E 13%Blok F 14%Blok G 10%Blok H 13%Blok I 7%Blok J 17%Blok K 13%Blok L 10%Blok M 7%Blok AA 3%Blok AB 30%Blok AC 7%Blok AD 13%Blok AE 3%Blok AF 3%

Setelah data-data tersebut terkumpul maka dengan menggunakan Analisis data Kuantitatif, kemudian di uji korelasi untuk mengetahui tingkat keterkaitan dari masing-masing indikator terhadap intensitas terjadinya banjir perkotaan.

4. Pembahasan

a. Faktor Sosial

1. Perilaku masyarakat dalam membuang sampahDalam mengetahui tingkat pengaruh dari Perilaku Masyarakat dalam membuang sampah terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel Uji korelasi Spearman yang digunakan untuk menilai tingkat pengaruh kedua data tersebut .

Tabel 10 Hasil Uji Korelasi Spearman antara Perilaku Membuang Sampah dan Intensitas Terjadinya Banjir di Bumi Tamalanrea Permai

Blok Intensitas Terjadi Banjir Peringkat Perilaku Membuang

Sampah Peringkat D D2

A 0,53 4 0,67 1 3 9B 0,50 3 0,83 2 1 1C 0,56 5 0,9 10 -5 25D 0,57 6 0,85 4 2 4E 0,32 1 0,88 7 -6 36

F 0,48 2 0,84 3 -1 1G 0,63 7 0,9 11 -4 16H 0,65 10 0,85 5 5 25I 0,63 8 0,9 12 -4 16J 0,63 9 0,93 16 -7 49K 0,80 13 0,92 15 -2 4L 0,74 11 0,88 8 3 9M 0,83 14 0,93 17 -3 9AA 0,76 12 0,9 13 -1 1AB 0,84 16 0,96 19 -3 9AC 0,88 17 0,88 9 8 64AD 0,83 15 0,93 18 -3 9AE 0,93 19 0,86 6 13 169AF 0,90 18 0,9 14 4 16

Jumlah 472

Berasarkan tabel di atas maka didapatkan nilai total dari D2 adalah 472, maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 472)19(192-1)

Rs = 58, 6 %Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari perilaku masyarakat terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong cukup kuat.

2. Perilaku Pembangun

Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Perilaku Pembangun terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 530 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 530)19(192-1)

Rs = 53,51%Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari perilaku masyarakat terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong cukup kuat.

3. Partisipasi Masyarakat dalam Hal Membersihkan Lingkungan

Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Partisipasi Masyarakat terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji

Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 1067 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 1067)19(192-1)

Rs = 6,40%Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari pasrtisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong sangat lemah.

4. Keterlibatan Pemerintah SetempatDalam mengetahui tingkat pengaruh dari Keterlibatan Pemerintah terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 184 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 184)19(192-1)

Rs = 84%Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari pasrtisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong sangat kuat.

a. Faktor Teknologi1. Kondisi Saluran Drainase

Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kondisi Saluran Drainase terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 154 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 154)19(192-1)

Rs = 86%Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari kondisi saluran drainase di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas terjadinya banjir tergolong sangat kuat

2. Kondisi Prasarana JalanDalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kondisi Saluran Drainase terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 760 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 760)19(192-1)

Rs = 33%Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari kondisi jalan di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas terjadinya banjir tergolong lemah.

b. Faktor Lingkungan1. Kuantitas Ruang Terbuka Hijau

Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kuantitas Ruang Terbuka Hijau terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 362 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 362)19(192-1)

Rs = 68 %Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari kuantitas Ruang Terbuka Hijau di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas terjadinya banjir tergolong lemah.

2. Elevasi PermukaanDalam mengetahui tingkat pengaruh dari Elevasi Permukaan terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 256 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 256)19(192-1)

Rs = 78 %Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat pengaruh dari Elevasi Permukaan di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas terjadinya banjir tergolong kuat.

Dari analisa ketiga faktor di atas beserta indikator-indikatornya maka dapat disimpulkan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel11. Pengaruh dari masing-masing indikator terhadap terjadinya Banjir Perkotaan di Bumi Tamalanrea Permai

Variabel Bobot Tingkat Pengaruh SpearmanSosial Perilaku Masyarakat dalam hal

membuang sampah tidak pada tematnya

58,60% Cukup Kuat

Perilaku Pembangun 53,51% Cukup Kuat

Partisipasi Masyarakat 6,40% Sangat Lemah

Keterlibatan Pihak Pemerintah 84,00% Sangat Kuat

Teknologi Kondisi Saluran Drainase 86,00% Sangat Kuat

Kondisi Jalan 33,00% Lemah

Lingkungan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau 68,00% Kuat

Elevasi Permukaan 78,00% Kuat

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Faktor Lingkungan yakni kuantitas ruang terbuka hijau dan Elevasi Permukaan merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang paling kuat diantar kedua faktor lainnya. Oleh Karena itu dapat dikatakan bahwa, berdasarkan hasil penelitian di atas kurangnya Ruang Terbuka Hijau yang menjadi daerah resapan air menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal tersebut dikarenakan air yang turun pada saat Curah Hujan besar akan mengalir langsung ke saluran drainase tanpa diserap oleh daerah resapan air. Hal tersebut mengakibatkan Saluran Drainase yang juga berada dalam kondisi yang kurang baik di hampir setiap blok mengalami peluapan, sehingga membuat Perumahan Bumi Tamalanrea Permai seringkali mengalami genangan banjir yang tergolong parah yakni lebih dari 8 jam genangan.

5. KesimpulanDari peneltian yang dilakukan dan berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini :1. Faktor sosial dianggap memiliki pengaruh dalam terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea

Permai . Hal tersebut dapat dilihat dari variabelyang diteliti secara kuantitatif dimana perilaku membuang sampah memiliki pengaruh cukup kuat, perilaku para pembangun memiliki tingkat pengaruh yang cukup kuat, tingkat partisipasi masyarakat juga berpengaruh cukup kuat, dan keterlibatan pemerintah memliki pengaruh yang tergolong kuat.

2. Faktor Teknologi dianggap memiliki pengaruh terhadap terjadinya banjir di BTP. Hal tersebut dilihat dari variabel yang diteliti dimana kondisi saluran drainase memiliki pengaruh yang tergolog sangat kuat, sedangkan buruknya kondisi prasarana jalan juga memiliki pengaruh walaupun tergolong lemah.

3. Faktor Lingkungan dianggap memiliki pengaruh terhadap terjadinya banjir di BTP. Hal tersebut dapat dilihat bahwa kondisi elevasi permukaan dan kurang kuantitas Ruang Terbuka Hijau sama-sama tergolong sebagai pengaruh yang kuat terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai.

6. Referensi

Tato, S., 2013. “Pemanfaatan dan Evaluasi Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Perkotaan”.Syahrialtato.wodpress.com.online: (https://syahriartato.wordpress.com/2013/08/11/pemantauan-pembangunan-kawasan-perumahan-dan-permukiman-pinggiran-kota-makassar/) diakses 3 Januari 2015

Benjamin, M.A., “ANALYSING URBAN FLOOD RISK IN LOW-COSTSETTLEMENTS OF GEORGE, WESTERN CAPE, SOUTHAFRICA: INVESTIGATING PHYSICAL AND SOCIALDIMENSIONS”.Online :(http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/ViewDocument/mid/630/ItemID/69/Default.aspx) diakses 14 November 2014.

Anonymous., “Discussion and Recommendations for Flood Risk Management”.online: (http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/ViewDocument/mid/630/ItemID/73/Default.aspx) diakses 15 November 2014.

Anonymous., “Urban Flood Risk Context in Cities of the South”.online: (http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/ViewDocument/mid/630/ItemID/78/Default.aspx) diakses 15 November 2014.

Dirjen Penataan Ruang.,2009. “PENATAAN RUANG DALAM PENCEGAHAN BENCANA BANJIR : KASUS PULAU JAWA DAN KAWASAN JABODETABEK-BOPUNJUR”.online : (https://bebasbanjir2025.wordpress.com/10-makalah-tentang-banjir-2/dirjen-penataan-ruang-dep-kimpraswil/) diakses 13 November 2014

Anonymous., “Jurnal Mitigasi Banjir”. Online : (http://www.scribd.com/doc/141366032/Jurnal-Mitigasi-Banjir#scribd) diakses 13 November 2014

Rahmat, A.R.,2014. “Faktor-Faktor Kerentanan yang Berpengaruh Terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar”. Online : (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=177514&val=4186&title=Faktor-Faktor%20Kerentanan%20yang%20Berpengaruh%20terhadap%20Bencana%20Banjir%20di%20Kecamatan%20Manggala%20Kota%20Makassar) diakses 1 Januari 2015

Siswoko, 2005. “BANJIR DAN UPAYA PENANGANANNYA”. Online : (http://www.pu.go.id/main/view_pdf/3174) diakses 13 Oktober 2014

Syarifuddin, K. “Mengurangi Banjir dan Mencegah kekeringan serta Mensejahterakan Rakyat”.Online : (https://bebasbanjir2025.wordpress.com/10-makalah-tentang-banjir-2/a-syarifuddin-karama/) diakses 13 Oktober 2014.

Kodoatie, R. 2010. “Tata Ruang Air”. Yogyakarta : Penerbit AndiJoga, N. 2011.”RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau” Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.Agisaqma., 2009. Tugas Besar Sistem Drainase. Malang : Unversitas BrawijayaBeddu, S., 2011.”BANTARAN SUNGAI SEBAGAI KONSERVASI LANSEKAP

ALAMI Studi Kasus: Bantaran Sungai Tallo Makassar KETERSEDIAAN” Online : (http://journal.unhas.ac.id/index.php/prostek/article/view/808) diakses 15 Desember 2014

Tribun Timur, 2011. “Inilah 19 Titik Rawan Banjir Kota Makassar”. Online : (http://makassar.tribunnews.com/2011/12/04/inilah-19-titik-rawan-banjir-di-makassar) diakses 3 Februari 2014

____


Top Related