fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf
DESCRIPTION
fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdfTRANSCRIPT
![Page 1: fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081811/55cf9899550346d033989761/html5/thumbnails/1.jpg)
9/29/2009
1
FENOMENA ARSITEKTUR VERNAKULAR DI
NUSANTARA
1
Pengantar• Indonesia memiliki keistimewaaan dari segi rumah-rumah tinggal terutama
dalam keanekaragaman bentuk dan gayanya sejajar keistimewaaannya dengan segi adat-istiadat, bahasa, sastra, musik dan tari, dan lain sebagainya.
• Masing-masing daerah dan suku telah memperlihatkan karakteristiknya sendiri-sendiri yang hal ini telah menjadi ciri dari khas kebudayaan suku bangsa tersebut.
2
Dari sisi tingkat peradaban suku-suku bangsa di Indonesia, kondisinya sangat mencolok perbedaannya.
1. Akibat dari kondisi geografis Negara Indonesia yang
3
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
1. Akibat dari kondisi geografis Negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau
2. Kenyataan sejarah bahwa kesempatan perkembangan kemajuan peradaban yang sangat berbeda seperti perubahan yang sangat lambat di daerah-daerah, suku-suku atau pulau-pulau tertentu. Hal ini semakin memperjelaskan sifat kebhinekaan bangsa ini.
• Sepintas lalu, ketinggian peradaban di Jawa khususnya Jawa Tengah (Suku Jawa) terlihat paling menonjol dan menyolok “tinggi” nya dibandingkan dengan suku-suku bangsa lainnya di Indonesia misalnya jika dibandingkan pedalaman Irian Jaya. p y
• Di daerah-daerah atau pedalaman pulau-pulau tertentu di Indonesia kondisinya seakan-akan masih “asli” atau “murni” yang belum diserapi pengaruh asing baik Hindu/Budha, Islam, Kolonial/Kristen/Barat.
4
Bentuk asal rumah-rumah di Indonesia1. Material Kayu atau Pepohonan
• Artefak-artefak peninggalan rumah-rumah dalam bentuknya yang nyata dari zaman Indonesia purba sangat sulit ditemukan kecuali temuan
5
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
purba sangat sulit ditemukan kecuali temuan artefak beberapa alat rumah tangga seperti kapak batu, ujung tombak tembaga, dan sebagainya.
• Namun dari kronika-kronika, prasasti-prasasti dan juga relief-relief, masih bisa menemukan gambaran rumah-rumah tinggal pada masa nenek moyang dulu. Bahwa bentuk-bentuk rumah dulunya sangat sederhana dengan material kayu atau pepohonan.
• Di sisi lain, menelurusi bentuk-bentuk “asli” di pedalaman seperti Irian Jaya, pedalaman Kalimantan, dan Sumatra, juga masih dapat ditelusuri bagaimana bentuk rumah dan cara berumah tangga suku-suku tradisional bangsa Indonesia.
• Dari bentuk-bentuk yang dapat ditelusuri di berbagai wilayah pedalaman itu, bahwa bangunan rumah tinggal itu juga sederhana dari kayu atau pepohonan.
6
![Page 2: fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081811/55cf9899550346d033989761/html5/thumbnails/2.jpg)
9/29/2009
2
• Selain itu, bahan-bahan yang sederhana sebagaimana bentuk asalnya tanpa pengolahan juga biasa ditemukan baik dari bambu, kayu, dedaunan, hingga tanah atau lumpur.
7
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
• Pemikiran tanah yang dibakar lalu dikeringkan di bawah terik matahari hingga menjadi bata diduga setelah ada pengaruh India dan China yang sudah jauh lebih dulu pandai membuat pembakaran untuk gerabah dan porselin ribuan tahun sebelum masehi.
2. Tidak Permanen/Belum Adanya Hasrat Keabadian
• Pada zaman Hindu/Budha di Indonesia, bahan bata dan
8
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
,batu andesit sudah nyata dikenal. Namun bahan bangunan ini tidak digunakan untuk rumah tinggal.
• Kebutuhan akan adanya keabadian dalam membangun rumah tinggal belum dirasakan jika dibandingkan dengan membangun bangunan-bangunan suci atau tempat-tempat pemujaan.
• Hingga abad ke-16, saat Belanda mulai masuk ke daerah-daerah tertentu di Indonesia, mereka masih harus mengimpor bata-bata dan genting dari negeri mereka sendiri untuk membangun rumah rumah kolonial mereka
9
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
membangun rumah-rumah kolonial mereka.
• Di samping bahan-bahan tersebut dijadikan pemberat kapal-kapal layar dari Eropa ke Indonesia. Sementara dari Indonesia ke Eropa di isi penuh dengan rempah-rempah.
3. Rumah Berkolong
• Berdasarkan kronika-kronika tua yang di l h b b
10
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
disusun oleh pengembara-pengembara dari Tiongkok maupun yang terdapat dalam relief-relief Candi, rumah tradisional dibangun dengan kolong. Ini berlaku baik di wilayah darat maupun di atas air (lantai diangkat dari permukaan tanah atau air)
11
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
12
![Page 3: fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081811/55cf9899550346d033989761/html5/thumbnails/3.jpg)
9/29/2009
3
13
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
Rumah Tradisional Mentawai
14
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
• Perkembangan rumah berkolong ke dalam bentuk-bentuk rumah yang berlantai di atas tanah, sebagaimana pula perkembangan penggunaan bahan
15
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
perkembangan penggunaan bahan bangunan kayu kasar/pepohonan ke kayu halus yang diukir sampai ke penggunaan batu, bata dan sebagainya tidak mudah untuk ditelusuri kembali secara tepat dan akurat.
16
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
17
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
• Perkembangan itu sejajar dengan tingkat kemajuan berfikir manusia dalam mencari keselamatan dengan cara mengatasi dan menghindarkan diri dari gangguan dan bahaya alam (alam, binatang dan manusia).
18
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
• Dengan kata lain semakin pandai manusia, semakin mapan peradabannya, maka semakin tumbuh pula keinginan membuat sesuatu yang lebih baik, lebih kuat/tahan lama, dan lebih indah. Alam semakin dikuasai dan berbagai kemungkinan baru semakin dicari.
![Page 4: fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081811/55cf9899550346d033989761/html5/thumbnails/4.jpg)
9/29/2009
4
• Jenis lain yang semakin lama semakin sulit dijumpai adalah bentuk rumah rakit artinya rumah-rumah yang dibangun di atas rakit. Rumah-rumah seperti ini biasa terdapat di kota-kota yang dilalui jalur sungai seperti Palembang, Jambi, Bagan Siapiapi, Sekah/Bangka, Riau, Kota-kota di Kalimantan, dlsb.
• Selain diatas rakit juga ada yang diatas perahu. Rumah-rumah perahu/rumah kapal ini kebanyakan digunakan oleh keluarga-keluarga nelayan dan terdapat di hampir semua kota pelabuhan dan kota-kota air di Indonesia.
19
4. Kesederhanaan Organisasi Ruang
• Pada zaman purba, api dikenal sebagai t i ti
20
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
sesuatu yang istimewa. Istimewa karena dapat menerangi pada malam hari, membakar/ memasak makanan, menghangatkan badan ketika udara dingin atau saat kedinginan, mengamankan dari gangguan binatang seperti nyamuk pada malam hari, dlsb.
• Pada masa primitif seperti itu, menyalakan api bukan persoalan mudah, mereka melakukannya dengan menggosok-gosokkan kayu hingga panas dan terbakar sendiri yang membutuhkan waktu sangat lama. Oleh karenanya api dipelihara, pada kondisi tertentu jangan sampai mati.
21
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
p
• Kekuatan api yang nyalanya memberi cahaya, pancarannya memberikan panas, dan jika terlalu besar amukannya bisa membawa malapetaka telah disadari oleh manusia zaman dulu hingga dipandang sebagai salah satu kekuatan alam yang dipuja.
• Oleh karenanya, seiring dengan pengenalan api, mereka juga mengenal dapur yang biasanya diletakkan di pusat kegiatan rumah. Bahkan rumah-rumah primitif seperti di pedalaman Irian Jaya hanya terdiri dari dapur. Inilah ruangan pertama yang diduga sebagai ruang asal dari rumah yakni untuk memasak, berkumpul
22
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
ruang asal dari rumah yakni untuk memasak, berkumpul keluarga/duduk/tidur dimana tungku merupakan pusatnya.
• Selain di Irian Jaya juga ditemukan di Flores, Timor, Toraja dan lain sebagainya. Rumah dengan berintikan dapur ternyata juga dikenal banyak di penjuru dunia. Ia dapat menjadi ruang tunggal maupun inti dari rumah.
1. Ditentukan oleh kosmologi– Orientasi, sikap dan kepercayaan terhadap dunia dan
susunan alam semesta.– Kosmologi berkaitan erat dengan mitos, asal usul bumi
dan manusia, gerak matahari, pergantian musim, binatang, unsur materi, warna, emosi, nilai religi.
FENOMENA UMUM
23
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
2. Mengutamakan nilai religi dan ritual– Ahli bangunan vernakular merupakan penghubung
antara alam abstrak & alam nyata (bumi), mempunyai kedudukan istimewa:
Pandita Balla (Makassar); Utuh (Aceh); Undagi (Bali)– Ritual dalam proses pembangunan rumah.– Rumah berdasarkan antropomorphisme.
3. Kurang menghargai kebutuhan badaniah– Kamar mandi/WC: tidak ada– Ruang Makan: tidak ada/tersembunyi, kegiatan
makan kurang dihargai. – Dapur merupakan ruang penting, produktif.– Kenikmatan tidur tidak diperhatikan, terbatas untuk
orang tua gadis & anak
24
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
orang tua, gadis & anak.
4. Terikat pada struktur sosial dan kekerabatan– Pelanjutan keturunan & kekayaan– Pemisahan dunia pria & wanita– Gadis dianggap milik yang harus dijaga– Status sosial dibedakan dengan jelas
![Page 5: fenomena-arsitektur-vernakular-di-nusantara-pengantar.pdf](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081811/55cf9899550346d033989761/html5/thumbnails/5.jpg)
9/29/2009
5
5. Dipengaruhi tata cara hidup masyarakat agraris– Tanah bukan milik perorangan– Unsur tanah, pekarangan, tanaman penting, ditandai berbagai
ritual– Gotong royong
6. Adaptif terhadap tantangan/kondisi alam– Ventilasi silang– Batur, banggung, umpak
P l k & t t l t k b
25
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
– Pola perkampungan & tata letak bangunan– Pemilihan Bahan– Bentuk & kecuraman sudut atap
7. Teknologi kayu & bambu sangat menonjol– Konstruksi pasak, ikat– Atap tenda, tumpang, tanpa kuda-kuda– Rumah sebagai perabot yang terpisah dari tanah; dapat
dibongkar pasang dan dipindahkan
26
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
27
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB