falsafah dan paradigma sains
DESCRIPTION
sains kepTRANSCRIPT
![Page 1: Falsafah Dan Paradigma Sains](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012323/563db79c550346aa9a8ca5aa/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Falsafah Sains
Menurut Nursalam (2008), falsafah sains merupakan sebuah proses telaah yang didasari
dari keinginan untuk menjawab pertanyaan. Setiap sains pada dasarnya memiliki 3 landasan
hakikat yang saling berkaitan yaitu ontologis, epistemologis dan aksiologis. Hal yang
membedakan 3 hakikat ilmu tersebut adalah materi perwujudannya dan sejauh mana landasan
ketiga hakikat ini dikembangkan serta dilaksanakan.
Tujuan falsafah sains menurut Bertens (2005) adalah untuk mencari kebenaran dan
mengetahui segala sesuatu yang ada sebagaimana adanya dengan kata lain untuk mencari sebuh
fenomena atau masalah (ontologis). Kemudian akan timbul pertanyaan setelah menemukan
fenomena-fenomena yang terjadi berupa pertanyaan bagaimana kita mendapatkan pengetahuan
yang hakiki (epistemologis). Setelah tahu semua problem epistemologis akan muncul pertanyaan
untuk apa pengetahuan tersebut, hal ini berkaitan dengan pengaplikasian ilmu yang telah didapat
pada tataran praktis (aksiologis).
Ontologis merupakan ilmu tentang hakikat yang ada dan diarahkan pada pendeskripsian
tentang sifat dasar dari sebuah wujud. Epistemologis merupakan ilmu yang membahas tentang
pengetahuan manusia berlandaskan teori pengetahuan yang benar yang nantinya akan
menghasilkan penelitian dan sebuah sains. Aksiologis merupakan manfaat ilmu yang lebih
menjelaskan kaitan penerapan ilmu dengan kaidah moral sehingga akan muncul sebuah nilai/
etika (Surajiyo, 2008).
Fungsi ilmu dalam kehidupan manusia adalah membantu manusia dalam mengatasi
masalah sehari-hari dan menyusun indikator kebenaran karena telah teruji secara empiris. Pada
praktiknya, harus ada kejelasan batas disiplin ilmu. Tanpa kejelasan batas maka pendekatan
multidisiplin tidak akan bersifat konstruktif (Nursalam, 2008).
2. Paradigma Sains
Kata paradigma berasal dari kata Yunani “paradeigma” yang berarti pola. Pada dasarnya
paradigma adalah cara berpikir atau cara melihat dunia ini. Paradigma juga merupakan kerangka
yang digunakan oleh para peneliti yang digunakan sebagai dasar segala sesuatu yang mereka
lakukan (Killam, 2013).
![Page 2: Falsafah Dan Paradigma Sains](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012323/563db79c550346aa9a8ca5aa/html5/thumbnails/2.jpg)
Paradigma adalah suatu pandangan dunia, yang berorientasi filosofis yang umum yang
berfungsi menentukan sifat dari suatu disiplin ilmu. Paradigma memberikan parameter dasar dan
kerangka kerja untuk mengorganisir suatu disiplin ilmu (Peterson and Bredow,2009).
Paradigma adalah suatu keyakinan dan praktek yang mengatur apapun yang diminta
dalam suatu disiplin ilmu dengan memberikan pandangan, bingkai dan proses melalui penelitian
yang dilakukan. Paradigma menjadi mekanisme untuk menjembatani persyaratan disiplin ilmu
untuk pengetahuan dan sistem untuk memproduksi pengetahuan itu (Weaver and Olson, 2006).
Kuhn (1996) memberikan istilah kontemporer untuk paradigma, yang artinya
digunakan untuk menggambarkan aturan dasar dari sesuatu yang telah disetujui oleh para
ilmuwan pada waktu tertentu. Hal ini berarti paradigma perlu dikembangkan dan berubah seiring
waktu (Killam, 2013).
Analogy
Paradigma seperti lensa dari sepasang kaca mata. Ketika kita berpikir tentang paradigm,
bayangkan tentang menggunakan kacamata berwarna. Ketika kita memakai kacamata lensa
merah, semua kelihatan berwarna merah. Ketika kita memakai kacamata lensa kuning, semua
kelihatan berwana kuning. Paradigma akan menuntun cara pandang kita tentang sesuatu.
Paradigma mengarahkan apa yang kita lihat dan apa yang akan kita lakukan (Killam, 2013).
Guba and Lincoln (1994) mendefinisikan paradigma adalah satu keyakinan mendasar sesuai
dengan pendapat ontologis, epistemologis dan metodologi. Guba and Lincoln (2005) mengatakan
axiologi sebagai kesatuan integral dalam hubungannya dengan paradigma (Killam, 2013).
1. Axiologi (Apakah sifat dari etika)
Axiology membahas sifat dari perilaku etis. Kata axiologi berasal dari kata Yunani
“axios” yang artinya nilai. Dalam filosofi, axiologi adalah istilah yang berhubungan
dengan etika, estetika dan agama. Dalam penelitian, axiology adalah sesuatu yang
diayakini oleh peneliti yang merupakan sesuatu yang berharga dan memiliki etika.
Axiology merupakan keyakinan dasar tentang apa yang etis yang tertanam dalam
paradigma penelitian dan membimbing dalam pembuatan keputusan (Killam, 2103).
2. Ontology (Apakah sifat dari realitas)
![Page 3: Falsafah Dan Paradigma Sains](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012323/563db79c550346aa9a8ca5aa/html5/thumbnails/3.jpg)
Aristoteles menyebut bahwa ontology merupakan filosofi dasar. Kamus Merriam-
Webster (2013) menjelaskan ontology sebagai teori tertentu tentang sifat mahkluk atau
hal-hal yang memiliki eksistensi. Dalam penelitian. Ontology adalah apa yang diyakini
oleh peneliti tentang sebuah realitas. Dalam filsafat, ontology adalah belajar tentang
keberadaan dan sifat dasar dari sebuah realitas. Yang termasuk pertanyaan berhubungan
dengan ontology adalah : apa yang ada? apa yang benar? Bagaimana kita membedakan
sesuatu yang ada tersebut (Killam, 2013).
3. Epistemology : apakah sifat dari pengetahuan serta hubungan antara orang yang
berpengetahuan dengan sesuatu yang ingin diketahuinya
Berasal dari bahasa Yunani 1) episteme, berarti pengetahuan, 2) epistanai, berarti
mengerti atau tahu. Epistemology menguji hubungan antara pengetahuan dan peneliti
selama penelitian. Hal itu berarti bagaimana cara kita mengetahui sesuatu yang belum
kita ketahui (Killam, 2013).
4. Metodologi : bagaimana seseorang menemukan pengetahuan dan bagaimana cara dia
memahaminya. Metodologi adalah cara menemukan pengetahuan dengan cara yang
sistematis (Killam, 2013)
Bertens, K. 2005. Sejarah Filsafat Yunani. Jogjakarta : Kanisius.
Killam, L. 2013. Reseach terminology simplified : paradigms, axiology, ontology, epistemology and methodology.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Peterson, S.J., & Bredow, T.S. (2009). Middle Range Theories Application To Nursing
Research (2nd ed.). Philadelphia: Lippincot: Williams & Wilkins
Weaver, K., & Olson, J. (2006). Understanding Paradigms Used for Nursing Research.
Journal of Advanced Nursing, 53, 459-469.