fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan institut agama islam...
TRANSCRIPT
i
MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MA AL-AZHAR KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI NURJANAH
NIM: 111-14-256
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MA AL-AZHAR KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI NURJANAH
NIM: 111-14-256
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
يا أي ها الذين آمنوا ال ت تخذوا الذين اتذوا دينكم هزوا ولعبا من الذين أوتوا
ار أولياء وات قوا الله إن كنتم مؤمنني ٧٥ الكتاب من ق بلكم والكف“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu,
orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman.” (Q.S. At-Taubah: 57) (Depag RI. 2005)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta
kariniaNya skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Ibu tercinta Mulyati, yang do‟anya selalu menyertai saya, senantiasa
membimbing, menasehati, mendo‟akan dan mencurahkan segala kasih
sayangnya.
2. Keluarga besar saya, Mbahyi, Mbahko, bulek Siti Khoiriyah, Paklek
Supriyo, serta saudara-saudara saya, dek Khotib, mbak Tini, mas Panut,
dek Arif, dek Tatak, dek Arum, dek Ta‟ul, dan dek Keisya atas do‟a
dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. yang telah meluangkan waktu dan
membimbing saya hingga skripsi ini selesai.
4. Sahabat-sahasabatku kost ALFA-AFA, alpek, kembar, Atika, Ika, Mendes
dan seluruh teman-teman seangkatan PAI 2014 yang selalu menyemangati
dan mendo‟akan saya.
5. Seseorang yang selalu ada dalam do‟a saya, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
6. Bapak C Kusnan S.Ag. sebagai kepala sekolah di MA AL AZHAR
Andong Boyolali, serta guru dan siswa MA AL-AZHAR yang telah
membantu melancarkan penelitian skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
dengan menyebut Nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji Syukur kehadirat Allah AWT. Yang telah memberikan
hidayah dan karuniaNya, sehingga penulias dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Agama Islam Di MA AL-AZHAR Andong Kabupaten
Boyolali.”
Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia
dan menjadikan suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-baik pada kehidupan kita
di zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada
bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang telah berkenan
membantu dan memberikan dorongan baik baik moril maupun materiil. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Rovi‟in. M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi.
x
6. Bapak C Kusnan, S.Ag. selaku kepala sekolah MA AL-AZHAR Andong
Boyolali.
7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbakai ilmu pengetahuan,
serta karyawan IAIN Salatiga sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan SI.
Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuannya yang tela diberikan
menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan dari aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Demikian
kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat
berguna bagi penulis serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga,10 Juli 2018
SITI NURJANAH
111-14-256
xi
ABSTRAK
Nurjanah, Siti. 2018. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong
Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Ilmu
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
Kata Kunci : Model Kepemimpinan Kepala Sekolah, Mutu Pendidikan
Agama Islam.
Madrasah Aliyah AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali merupakan
salah satu Madrasah Aliyah yang cukup berhasil dalam membina para guru dan
siswanya dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, dalam suatu
lembaga pendidikan, kepala sekolah memiliki peran yang sangat menentukan
maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan, dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya pendidikan agama Islam, kepala sekolah harus mengetahui
segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Kepala
sekolah harus mampu menghasilkan peserta didik yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta beriman dan takwa kepada Allah SWT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimanakah model
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam
di MA AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali? Apa faktor yang menunjang
dan menghambat keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama islam
di MA AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali? Penelitian ini menggunakan
pendekatan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan
kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya
dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model kepemimpinan kepala
sekolah di MA AL-AZHAR saat ini lebih cenderung lebih menggunakan model
kepemimpinan demokratis, karena kepala sekolah bersedia membagi persolalan
dengan bawahannya dan sebaliknya persoalan bawahan juga didengarkan serta
memberi nasehat dan solusi, kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada
bawahannya supaya lebih berkembang dan bertanggung jawab serta memberikan
dukungan kepada guru, pegawai, serta siswa untuk berkembang. Sedangkan faktor penunjang keberhasilan mutu pendidikan agama Islam di MA AL-AZHAR
Andong yaitu selain dari tenaga pendidik yang profesional, juga karena adanya
partisipasi dari guru yang mengontrol jalannya kegiatan di luar jam pembelajaran
serta kedisiplinan dalam berbagai kegiatan yang menjadikan terlaksananya semua
kegiatan dengan maksimal, Serta faktor Penghambat dalam meningkatkan mutu
pendidikan MA AL-AZHAR Andong adalah kurangnya pengetahuan siswa
tentang agama serta kurangnya kepedulian peserta didik dengan kegiatan yang
ada.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... I
LEMBAR BERLOGO................................................................................ Ii
JUDUL........................................................................................................ iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... Iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... V
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. vi
MOTTO...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR............................................................................... Ix
ABSTRAK...….......................................................................................... xi
DAFTAR ISI.............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN............................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Penegasan istilah ............................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan...................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................................. 11
xiii
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah................................................. 11
a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah......................... 11
b. Model Kepemimpinan dalam Pendidikan............................ 14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Kepala
Sekolah.................................................................................
19
2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam............................. 27
a. Pengertian Mutu Pendidikan Agama Islam.......................... 27
b. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam....................... 29
3. Faktor Penunjang dan Penghambat Keberhasilan Mutu
Pendidikan Agama Islam...........................................................
34
a. Faktor Penunjang Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di
Sekolah.................................................................................
34
b. Faktor Penghambat Mutu Pendidikan Agama Islam di
Sekolah.................................................................................
35
B. Penelitian Terdahulu......................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................. 41
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 41
C. Sumber Data.................................................................................... 42
D. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 42
E. Analisis Data..................................................................................... 44
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................ 46
xiv
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Latar Belakang Obyek Penelitian..................................................... 47
1. Sejarah Perkembangan MA AL-AZHAR Andong.................... 47
2. Keadaan Guru, Pegawai Kantor dan Siswa............................... 49
3. Sarana Prasarana......................................................................... 55
4. Prestasi Siswa MA AL-AZHAR Andong................................. 57
5. Visi dan Misi.............................................................................. 58
B. Analisis Data
1. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong,
Kabupaten Boyolali....................................................................
61
2. Faktor Penunjang dan Penghambat Keberhasilan dalam
Meningkatan Mutu Pendidikan Adama Islam di MA AL-
AZHAR Andong Kabupaten Boyolali.......................................
66
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................ 70
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
xv
Daftar Bagan dan Tabel
Bagan 3.1 Model Teknik Analisis Data........................................................ 45
Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Pendidik MA AL-AZHAR Andong............ 50
Tabel 4.2 Daftar Nama-Nama Pegawai Kantor MA AL-AZHAR Andong. 53
Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa-siswi MA AL-AZHAR Andong................ 54
Tabel 4.4 Daftar Jumlah Sarana Prasarana MA AL-AZHAR Andong........ 56
Tabel 4.5 Struktur Organisasi MA AL-AZHAR Andong............................ 59
xvi
Daftar Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup Penulis
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
4. Surat Pengajuan Dosen Pembimbing
5. Lembar Konsultasi
6. Laporan SKK
7. Pedoman Wawancara
8. TranskipWawancara
9. RPP
10. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya dari pemerintah dalam
membangun bangsa yang berkualitas. Dengan adanya pendidikan dapat
membentuk watak, sikap, maupun pengetahuan siswa. Pendidikan akan
semakin berkembang pesat apabila orang-orang disekitar kita peduli
dengan pendidikan, terutama orang tua dan keluarga dalam mendidik
anaknya itu sangatlah berpengaruh dan masyarakat sebagai motivasi untuk
cita-cita dalam mewujudkan perubahan terhadap kemajuan zaman yang
semakin modern, terutama peran tenaga pendidik yang selalu sabar dan
ikhlas dalam membimbing peserta didiknya untuk memperoleh
pendidikan.
Salah satu keberhasilan dalam pendidikan pasti adanya campur
tangan dengan para tenaga pendidik contohnya dilembaga pendidikan
sekolah merupakan sarana yang penting untuk menunjang proses belajar
mengajar bagi peserta didik untuk mendapat pendidikan.
Sulistiyorini (2009: 167) dalam bukunya menyebutkan
bagaimanapun, kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektivitas
lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik
dengan kepala sekolah yang buruk atau sekolah yang buruk dengan kepala
sekolah yang baik. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk
menyiapkan berbagai macam rogram pendidikan. Bahkan, tinggi
2
rendahnya mutu suatu sekolah akan dibedakan oleh kepemimpinan di
sekolah.
Upaya sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan pasti ada
peran kepala sekolah demi mewujudkan pendidikan. Menurut Mulyasa
(2010: 4) menyebutkan bahwa secara khusus kepemimpinan di sekolah
mempunyai penekanan pada pentingnya posisi kepemimpinan untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas sekolah. Kepemimpinan
berlangsung interaksi individu atau kelompok (siswa, guru, kepala
sekolah, orang tua, masyarakat dan karyawan). Muara besar dari interaksi
tersebut adalah terbentuknya budaya organisasi sekolah yang kuat
sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efesien.
Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya
pendidikan agama Islam, kepala sekolah harus mengetahui segala
perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Adanya
tenaga mengajar yang profesional dan tidak profesional dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan akan mempengaruhi proses belajar
mengajar, karena mereka harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan
dan juga menghasilkan peserta didik yang mampu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT.
Mulyasa (2005: 85) juga menyebutkan dalam bukunya, adapun
kriteria mutu pendidikan yang baik bagi sekolahan diharapkan memiliki
beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sekolahan tersebut sudah
3
bisa dibilang bermutu. Indikatornya adalah lingkungan sekolah yang aman
dan tertib, seolah yang memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai,
sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, adanya pengembangan staff
sekolah yang terus menerus sesuai dengan tuntutan iptek dan adanya
pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek
akademik dan administratif serta memanfaatkan hasilnya untuk
penyempurnaan atau perbaikan mutu pendidikan.
Sesuai dengan pembahasan diatas, mengenai pentingnya
meningkatkan mutu pedidikan di sekolah, maka yang mempunyai peranan
penting adalah kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
Agama Islam di sekolah, dan mengingat titik berat pendidikan untuk masa
yang akan datang adalah meningkatkan mutu dan perluasan kesempatan
belajar, maka proses kegiatan belajar dan mengajar perlu mendapat
perhatian yang serius, untuk itu dalam membina profesionalisme guru,
terutama keilmuan dan kedisplinan, maka yang dibutuhkan peran kepala
sekolah.
Adapun hal-hal yang mendorong peneliti mengangkat penelitian
tentang model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL-AZHAR andong kabupaten boyolali,
karena menurut pengetahuan penulis dari observasi awal yang dilakukan,
Madrasah Aliyah AL-AZHAR andong terlihat cukup berhasil membina
para guru dan siswanya dalam proses pembelajaran disekolah serta
prestasi akademiknya yang terus meningkat, indikasi yang cukup baik
4
yang menunjukkan hal tesebut dapat penulis ketahui salah satunya yaitu
dari para siswa-siswinya memperoleh nilai UAMBN (ujian akhir madrasah
berstandar nasional) cukup baik. Begitu juga di MA AL-AZHAR andong
untuk mengembangkan minat dan bakat siswa-siswi upaya kepala sekolah
banyak menambahkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dari bidang
keagamaan maupun di luar keagamaan. Contohnya dari segi keagamaan
seperti diadakannya kajian putri setiap hari jum‟at bagi perempuan. Kajian
putri yaitu dimana semua siswi dan guru yang tidak menjalankan ibadah
sholat jum‟at berkumpul dalam satu gedung yang sama. Kegiatan yang
dilakukan dalam kajian putri yaitu seperti kajian islami yang mana
tersusun runtutan acara seperti MC, qiro‟ah, sholawat, inti (pengisi kajian),
dan do‟a. Yang dibawakan secara bergilir disetiap kelas setiap minggunya.
Dengan adanya kajian putri di sekolah banyak memberikan manfaat bagi
siswinya baik di sekolah maupun di masyarakat. Contohnya seperti
melatih keampuan siswa untuk berbicara di depan umum, melatih siswa
bagaimana bekerjasama dalam kelompok, menambah wawasan siswa lain
dengan adanya pengisi kajian, dan masih banyak lainnya. Untuk kegiatan
lain yaitu diadakannya DAKLING (dakwah keliling) yang di laksanakan
setiap bulan ramadhan bagi siswa laki-laki. Adapun kegiatan yang
dilakukan ketika dakling yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk
melatih mental siswa dengan berbicara didepan umum yang langsung
diterjunkan kedalam masyarakat dengan adanya ijin dari pihak takmir
masjid dan warga setempat.
5
Banyak juga kegiatan yang dilakukan oleh sekolahan di luar
keagamaan, seperti, kepramukaan yang meraih banyak prestasi, dan juga
menjahit yang dapat disalurkan di berbagai konfeksi, dan beberapa cabang
olahraga lainnya serta beberapa ekstrakulikuler lainnya di luar bidang
keagamaan
Terkait dengan gambaran tentang prestasi mutu di MA AL-
AZHAR andong kabupaten boyolali ini peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-
AZHAR Andong Kabupaten Boyolali”.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimanakah model kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR
Andong, kabupaten Boyolali?
2. Apa faktor yang menunjang dan menghambat keberhasilan untuk
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR
Andong, kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latarbelakang masalah dan rumusan tersebut di atas
maka pembahasan ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-
AZHAR Andong, kabupaten Boyolali.
6
2. Untuk mengetahui faktor yang menunjang dan menghambat
dan keberhasilan untuk meningaktkan mutu Pendidikan Agama
Islam di MA AL-AZHAR Andong, kabupaten Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai smbangan pikiran bagi
perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam aspek program
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam di
sekolah.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah
Diharapkan dapat menjadi maksukkan bagi kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan dalam menentukan kebijakan-kebijakan
guna meningkatkan mutu pendidikan agama islam di MA AL-
AZHAR andong, boyolali.
b. Bagi peneliti
Sebagai media pembelajaran yang sangat berharga dalam rangka
memperoleh pengalaman dan penerapan ilmu pengetahuan yang
peneliti peroleh.
c. Bagi Umum
Untuk menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan.
7
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan
pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk
menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun
istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
mempengarui orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan
organisasi (Sulistiyorini,2009: 168-169). Kepemimpinan pendidikan
juga berarti sebagai bentuk kemampuan dalam proses mempengaruhi,
menggerakkan, memotivasi, mengkoordinir orang lain yang ada
hubungannya dengan ilmu penidikan dan pengajaran agar supaya
kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efesien dalam
pencapaian tujuan penidikan dan pengajaran (Wahjosumijo, 2002: 33).
Sedangkan kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi disekolah.
Pola kepemimpinan sangat berpengaruh, bahkan sangat menentukan
terhadap kemajuan sekolah. Pada saat menjadi guru, tugas pokoknya
adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata
pelajaran tertentu. Adapun kepala sekolah tugas pokoknya adalah
“memimpin” dan “mengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja
sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah (Deni dan Halimah,
2008: 67).
8
Dengan demikian kepala sekolah adalah kemampuan seseorang
dalam mempimpin dan mengambil keputusan, mempengaruhi,
memotivasi, membimbing, memerintah, mengawasi, melarang,
menghukum, dan bekerja sama serta membina bawahannya untuk
bekerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mutu Pendidikan agama Islam
Mulyasa, dalam Umiarso & Imam Gojali (2010: 27)
mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan
sasaran pembangunan dibidang pendidikan nasional dan merupakan
bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
secara menyeluruh.
Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama an meningkatkan
mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada
sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang
penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang
membigungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan
seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan
orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki
kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi
yang baik (sallis, 2006: 29).
Sedangkan pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan
melalui ajaran-ajaran agama Ialam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
9
dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak
(Zakiah Darajat, 2011: 86).
Jadi mutu peniikan agama Islam adalah kemampuan lembaga
penidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin agar
memmpunyai lulusan menjadi muslim yang berkualitas.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang
berdiri sendiri-sendiri namun saking berhubungan antara satu bab dengan
yang lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terdiri dari
masing-masing sub bab yang saling behubungan. Dengan diharapkan
terbentuk sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan
Penelitian, Manfaat Peneltian, Penegasan Istilah,
Sistematika Penulisan Skripsi.
10
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori dan kajian penelitian
terdahulu yang menjelaskan tentang model kepemimpinan
kepala sekolah dan mutu pendidikan Agama Islam.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi tentang, jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data
analisis data, dan mengecekan keabsahan data.
BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA
Berisi tentang paparan data yang disajikan dengan topik
sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasi
analisis data.
BAB V : PENUTUP
Menjelaskan tetntang kesimpulan hasil penelitian, saran-
saran dalam penelitian.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Sutrisno sebagaimana yang dikutip Mulyasa
(2002: 107) pengertian kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok alam usaha ke
arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Pendapat ini
didukung oleh Robbins (2001: 39) bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
tujuan.
Sulistiyorini (2009: 168-169) menyebutkan dalam bukunya
bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap tujuan
organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai
“proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam
usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara
soepardi (1998) mendifinisikan kepemimpinan sebagai
“kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi,
megajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh,
memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu),
serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
12
manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi
secara efektif dan efesien”.
Abdul Munir (2008: 32) juga mengemukakan dalam
bukunya bahwa Kim dan Maubourgne mendefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu kemampuan untuk menginspirasi
kepercayaan dan dukungan kepada orang-orang yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dari lembaga.
Menurut Sudarwan Danim (2010: 145) mendefinisikan
kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan
menjadi kepala sekolah. sedangkan menurut Daryanto (2011: 136)
kepala sekolah ialah pemimpin yang proses kehadirannya dapat
dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan
oleh pemerintah.
Menurut Abdur Rouf (2016: 67) pemimpin haruslah
memiliki semangat, daya dorong, atau energi besar untuk mencapai
visinya. Spirit seorang pemimpin dapat digambarkan sebagai nyala
api, yang dapat dibagikan kepada pengikutnya tanpa mengurangi
energi di dalam diri sang pemimpin
Adapun istilah kepala sekolah berasal dari dua kata kepala
dan sekolah. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin.
Sedangkan sekolah diarikan sebuah lembaga yang didalamnya
terdapat aktivitas belajar mengajar. Sekolah juga merupakan
lingkungan hidup sesudah rumah, di mana anak tinggal beberapa
13
jam, tempat tinggal anak yang pada umumnya pada masa
perkembangan, dan lembaga pendidikan dan tempat yang berfungsi
mempersiapkan anak untuk menghadapi hidup (Vaitzal, 2004:
253).
Deni dan Halimah (2008: 67) juga menyebutkan dalam
bukunya bahwa kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi
disekolah. Pola kepemimpinan sangat berpengaruh, bahkan sangat
menentukan terhadap kemajuan sekolah. Pada saat menjadi guru,
tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk
mempelajari mata pelajaran tertentu.
Beberapa pendapat tersebut, secara garis besar, dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah jabatan fungsional yang
yang diberikan oleh lembaga yang menaungi sekolah, bisa
yayasan, kementrian pendidikan nasional, kementrian agama, atau
lainnya, baik melalui mekanisme pemilihan, penunjukkan, maupun
yang lainnya kepada seseorang. Penetapan kepala sekolah oleh
lembaga-lembaga ini tentu dengan pertimbangan matang,
khususnya berkaitan dengan kualifikasi yang dibutuhkan agar
mampu menjalakan tugas dan tanggung jawab besarnya dalam
memimpin sekolah ( Jamal Makmur Asmani: 2012: 18).
Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh mulyasa (2002:
126) ada tiga macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah untui mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga
14
ketrampilan tersebut adalah ketrampilan konseptual, yaitu
ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi,
ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerja sama,
memotivasi dan memimpin, ketrampilan teknik yaitu ketrampilan
alam menggunakan pengetahuan, metoe, teknik serta perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Dengan demikian kepala sekolah adalah kemampuan
seseorang dalam mempimpin dan mengambil keputusan,
mempengaruhi, memotivasi, membimbing, memerintah,
mengawasi, melarang, menghukum, dan bekerja sama serta
membina bawahannya untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Model Kepemimpinan dalam pendidikan
Tipe-tipe atau model kepemimpinan yang akan diuraikan
dibawah ini adalah tipe-tipe yang berkaitan dengan sifat dan watak
pribadi seorang pemimpin. Di dalam praktik ternyata tipe-tipe itu
bervariasi adanyan. Tergantung pada situasi kematangan bawahan
(terpimpin) yang akan dibinanya. Karena kepemimpinan sangat
berpengaruh sekali pada mutu pendidikan, menurut beberapa ahli
model atau tipe kepemimpinan dibagi menjadi beberapa macam:
1) Kepemimpinan otokratik
Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan
satu orang atau kelompok kecil yang di antara mereka tetap ada
15
seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertinak sebagai
penguasa tunggal. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai
pelaksana keutusan, perintah dan bahkan kehendak pemimpin.
Pemimpin ini memanang dirinya lebih dalam segala hal,
dibandingkan dengan bawahannya. Perintah pemimpin tidak
boleh di bantah, karena i pandang sebagai satu-satunya yang
paling benar (Kartono, 2003: 80).
2) Kepemiminan Pseudo-demokratis
Seorang pemimpin yang bersifat Pseudo-demokratis
sering memakai “topeng”. Ia pura-pura memperlihatkan sifat
demokratis dalam kepemimpinan. Ia memberi hak dan kuasa
kepada guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu,
tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia
mengatur siasat agar kemauannya terwujud kelak.
Ia ingin memberi kesan, bahwa ia sungguh-sungguh
memperhatikan pendapat dan saran itu, tetapi sebenarnya dia
licik sekali dan bermanipulasi sedemikian rupa sehingga
pendapatnyalah yang harus disetujui dan diterima rapat. Jika
ada guru-guru, yang tidak dapat menyetujui pendapat, mereka
tidak berani bereaksi dan menentangnya. Sebagai akibatnya,
setiap tahun ada guru yang meminta pindah kesekolah lain.
Demikianlah sifat seorang pemimpin yang “Pseudo-
demokratis” (pseudo berarti palsu). Ia sebenarnya bersifat
16
otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya ia memberi kesan
demokratis.
3) Kepemimpinan Laissez-Faire
Pemimpin ini perpandangan bahwa umumya organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para
anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas
apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
4) Kepemimpinan Demokratis
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang
demoktratis, dan bukan karena dipilihnya sipemimpin secara
demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin bersedia
menerima dan menghargai saran-saran, pendapat dan nasehat
dari staf dan bawahan melalui forum musyawarah untuk
mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-
kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan tanggung
jawab. Pembagian tugas disertai perlimpahan wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota
berpartisipasi secara aktif (Sutikno 2014: 35).
17
5) Kepemimpinan Karismatik
Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya
tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang
lain, sehingga ia memiliki pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal- pengawal yang bisa dipercaya.
Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-
sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar. Dia
dianggap mempunyai kekuatan ghaib dan kemampuan-
kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai
karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi,
keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh
daya tarik yang teramat besar.
6) Kepemimpinan Peternalistis
Tipe kepimpinan Peternalistis yaitu tipe kepimpinan
kebapakan dengan memiliki sifat menganggap bawahannya
sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak
sendiri yang erlu dikembangkan, bersikap terlalu melindungi,
jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuuk
mengambil keputusan sendiri, hampir-hampir tidak pernah
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
18
7) Kepemimpinan Militeristis
Tipe ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya iuran saja
yang mencontoh militeran. Tetapi jika dilihat lebih seksama,
tipe ini mirip sekali dengan kepemimpinan otoriter. Sifat-sifat
pemimpin mileteristis antara lain ialah:
a) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando,
terhadap bawahannya sangat keras, otoriter, kaku, dan
seringkali kurang bijaksana.
b) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c) Sangat menyayangi formlitas, upacara-upacara ritual dan
tanda-tanda kebesaran berlebihan.
d) Tidak mengehendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-
kritikan dari bawahnya.
e) Komunikasi yang berlangsung satu arah.
8) Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada niai-nilai
masyarakat yang tradisional, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis
ini mengutamakan penghidupan kembai sikap nasionalisme.
9) Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah tipe
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
19
teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh
karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang
efsien dalam pemerintahan.
10) Kepemimpinan Task Oriented
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task
oriented) adalah gaya kepemimpinan yang lebih menaruh
perhatian pada struktur tugas, penyusunan rencana kerja,
penetapan pola organisasi, metode kerja dan prosedur mencapai
tujuan.
11) Kepemimpinan People Oriented
Kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada
sejawatan, kepercayaan, penghargaan, kehangatan, dan
hubungan antara pemimpin dan anggota (Sulistiyorini, 2009:
192).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kepemimpinan Kepala
Sekolah
Sebagai orang yang diberi kepercayaan lembaga untuk
memimpin sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas
dan kuantitas sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari beberapa aspek
yaitu kualitas dan perilaku kepala sekolah, serta syarat menjadi
pemimpin sekolah itu sendiri. Melihat dari beratnya tanggung
20
jawab kepala sekolah, banyak syarat yang diajukan para pakar jika
seseorang ingin menjadi kepala sekolah.
Menurut Khusnudlo (2000: 3) kualitas dan perilaku kepala
sekolah mencakup hal-hal berikut:
1) Visi yang kuat tentang masa depan sekolah, dan dorongan
terhadap semua staf untuk berkarya menuju berwujudan visi
tersebut.
2) Harapan yang tinggi terhadap perestasi murid dan kinerja staf.
3) Pengamatan terhadap guru di kelas dan pemberian balikan
positif dan konstruktif dalam rangka pemecahan masalah dan
peningkatan pembelajaran.
4) Dorongan untuk memanfaatkan waktu pembelajaran secara
efesien dan merancang prosedur untuk mengurangi kekacauan.
5) Memanfaatkan sumber-sumber material dan personil secara
kreatif.
6) Pemantauan terhadap prestasi murid secara individual dan
kolektif dan memanfaatkan informasi untuk membimbing
perencanaan instruksional.
Anehnya, kebanyakan guru, orang tua, dan ihak-pihak
terkait lain tidak menyadari peranan sangat penting yang harus
dimainkan oleh kepala sekolah tersebut dalam rangka menciptakan
sekolah yang efektif, sekolah dimana setiap orang peduli dengan
belajar dan prestasi, harapan tinggi, dan peningkatan pendidikan
21
setiap hari. Lebih-lebih pada saat pemerintahan orde baru berkuasa,
kebijakan sentralisasi semakin melegitimasi para kepala sekolah
sebagai sosok yang kebal kritik, sehingga menutup kreativitas,
produktivitas, dan inovasi pendidikan di sekolah. Sampai saat
inipun, budaya konservatif ini tidak dijamin hilang deri lingkungan
pendidikan islam, jika tidak ada upaya dari para sarjana tarbiyah.
Sedangkan menurut Sulistiyorini (2009: 171) dalam
bukunya mengemukakan tentang peran dan tanggung jawab kepala
sekolah sebagaimana menyebutkan dalam bukunya bahwa kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas dalam
menjalakan fungsi-sungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengawasan dan
evaluasi (Robins, 1984: Wagner dan Hollenbeck, 1992).
Perencanaan fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut memerlukan
adanya komunikasi dan kerjasama yang efektif antara kepala
sekola dan seluruh stafnya. Dengan demikian kepala sekolah
mempunyai peran yng sangat penting dan menjadi kunci atas
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Oleh karna itu seorang
kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang
mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner,
yaitu yang mampu mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai
gambaran mental tentang masa depan yang diacu bagi sekolah dan
pimpinannya.
22
Adapun Blumerg (1980) menekankan tugas dan tanggung
jawab kepala sekolah berkaitan erat dengan kompetensi manajerial
dan kepemimpinan pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut maka
bisa diambil suatu kesmpulan bahwa peran dan tanggung jawab
kepala sekolah pada hakekatnya erat dengan administrasi atau
manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan supervisi
pendidikan.
Knootz menyebutkan bahwa kepala sekolah sebagai
pemimpin harus mampu:
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh
semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam
melaksanakan tugas masing-masing.
2) Memberikan bimbingan dan pengarahan pada guru, staf dan
para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di
depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam
mencapai tujuan.
Menurut Stoner dalam bukunya “management”, ada
delapan fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam
suatu organisasi yaitu bahwa para manajer:
1) Bekerja dengan atau melalui orang lain.
2) Bertanggung jawab dan bisa mempertanggung jawabkan.
3) Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi
berbagai persoalan.
23
4) Berfikir secara leaistik dan konseptual.
5) Adalah juru penengah.
6) Adalah seorang politisi.
7) Adalah seorang diplomat.
8) Mengambil keputusan yang sulit.
Kedelapan fungsi manajer yang di kemukakan oleh Stoner
tersebut tentu saja berlaku bagi setiap manajer dan organisasi
apapun, termasuk kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang
berperan mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan
kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari walaupun pada
pelaksanaannya sangat dipegaruhi oleh faktor-faktor sumber daya
manusia, seperti para guru, staf, siswa, dan orangtua siswa, dana,
sarana sera suasana dan faktor lingkungan dimana sekolah itu
berada.
Selanjutnya B. Suryabroto (2004:188) menjelaskan
implikasi tugas supervisor tersebut beberapa hal yang per
dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah:
1) Mengetahui keadaan/kondisi guru dalam latar belakang
kehidupan lingkungan dan sosial ekonominya, hal ini penting
untuk tindakan kepemimpinannya.
2) Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara.
3) Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan guru.
24
4) Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah.
5) Membina rasa kekeluargaan dilingkungan sekolah antar kepala
sekolah, guru, dan pegawai.
6) Mempercepat hubungan sekolah dengan masyarakat khususnya
orang tua murud.
Daryanto (2011: 136) mengajukan tiga syarat menjadi
kepala sekolah:
1) Akseptabilitas. Yaitu dukungan yang riil dari komunitas yang
dipimpinnya. Artinya, keberadaanya diterima dan didukung
secara bulat. Yakni kelayakan seorang pemimpin untuk diakui
dan diterima keberadaanya oleh mereka yang dipimpin.
2) Kapabilitas. Kapabiltas menyangkut aspek kompetensi
(kemampuan) untuk mmenjalankan kepemimpinan. Kepala
sekola harus mampu mengelola sumber daya dari orang-orang
yang dipimpinnya agar tidak menimbulkan konflik.
3) Integritas. Yakni komitmen moral dan rinsip berpegang teguh
pada aturan main yang telah di sepakati sesuai peraturan dan
norma yang semestinya berlaku. Integritas juga menyangkut
konsistensi dalam memegang teguh aturan main atau norma-
norma yang berlaku di dalam dunia pendidikan.
Model kepemimpinan diatas adalah gambaran dari model
kepemimpinan yang selama ini banyak orang ketahui. Berbeda lagi
dengan model kepemimpinan yang muncul dengan perubahan
25
perkembangan teknologi dan juga inovasi digital yang bergerak
semakitn pesat, maka muncullah model kepemimpinan dengan
istilah kepemimpinan Visioner sebagaimana yang dituliskan oleh
Mulyono(2009: 122-123) kepala sekolah visioner adalah kepala
sekolah yang mempunyai jangkauan masa depan yang jauh, penuh
ide, gagasan dan pemikiran besar untuk mengembangkan kualitas
pendidikan.
Barbara Brown, seperti yang dikutip mulyono (2009: 122-
123) mengajukan 10 kompetensi pemimpin Visioner, yaitu:
1) Visualizing
Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas
tentang apa yang hendak dicapai dan kapan hal itu dicapai.
2) Futuristic thinking
Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan dimana posisi
bisnis saat ini, tetapi lebih memikirkan dimana posisi yang
diinginkan pada masa yang akan datang.
3) Showing Foresight
Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat
memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana, ia idak
hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi juga
mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi, dan faktor
lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
26
4) Proactive Planning
Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang
spesifik untuk memcapai sasaran tersebut.
5) Creative Thinking
Dalam menghadapi tantangan, pemimpin visioner berusaha
mencari alternatif jalan eluar yang baru dengan
mempertahankan isu, peluang, dan masalah.
6) Taking Risks
Pemimpin visioner berani mengambil resiko dan
menganggap kegagalan sebagai peluang, bukan kemunduran.
7) Proces Alignment
Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara
menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi.
8) Continuous Learding
Pemimpin visioner harus mampu secara teratur pengambil
bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembangan
lainnya, baik di dalam maupun diluar organisasi.
9) Coalting Building
Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka
mencapai sasaran dirinya, ia harus menciptakan hubungan yang
harmonis, baik kedalam maupun keluar negeri.
10) Embarcing Change
27
Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah
suatu bagian yang penting bagi pertemuan dan pengembangan.
Dengam dikemukakannya pemikiran pakar diatas mampu
memperluas serta lebih memantapkan wawasan kepala sekolah,
sehingga lahirlah pola pikir kepemimpinan yang Visioner yang
mampu mewujudkan sekolah yang unggul didalam persaingan
dunia pendidikan di era modern sekarang ini.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Mutu Pendidikan Agama Islam
Mutu atau lebih sering disebut dengan istilah kualitas
merupakan gambaran karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan pihak pengguna. Berkaitan dengan pihak sekolah. Mutu
pendidikan senantiasa merajuk pada spesifikasi pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan tujuan atau manfaat dari
pendidikan itu sendiri. Makna mutu pendidikan adalah pihak
pengguna jasa pendidikan, namun demikian bukan berarti bahwa
mutu pendidikan ini tidak memiliki standar. Spesifikasi layanan
pendidikan di sekolah senantiasa berpedoman pada standar
pendidikan yang telah di tetapkan pemerintah ( mulyana, 2018:
192).
Marsus Susi (2011: 2) menyebutkan pengertian mutu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam
28
arti normtif, mutu ditentukan berdsarkan pertimbangan intrinsik
dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria ektrinsik pendidikan
merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih.
Adapun dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan
keadaan senyatanya misalnya hasil tes prestasi siswa. Dengan
demikian, mutu pendidikan adalah drajat keunggulan dalam
pengelolaan pendidikan secara efektif dan efesien untuk
melahirkan keunggulan akademis dan ekstra kurukuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan
atau menyelesaikan pembelajaran tertentu.
Sedangkan Jerome S. Arcaro (2005: 7) dalam bukunya
mengatakan dari filosofi Dr. Deming cenderung menempatkan
mutu dalam artian yang manusiawi. Ketika pekerja sebuah
perusahaan berkomitmen pada pekerjaan untuk dilaksanakan
dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat untuk
bertindak, maka mutu pun akan mengalir dengan sendirinya.
Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk.
Manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen (Aris
Nurbawani, 2009: 1).
Menurut Mujamil (2007: 206) mutu pendidikan adalah
“kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan
29
sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
belajar seoptimal mungkin”.
Begitu pula dengan arti dari mutu pendidikan agama Islam,
hanya saja ada sedikit tambahan yaitu bagaimana sekolah dapat
mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuannya dan hasil
dari pendidikan, agar kedepannya mempunyai lulusan yang
menjadi muslim yang berkualitas. Dalam arti, peserta didik mampu
mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan ketramplan
hidup yang berperspektif islam. pemahaman manusia berkualitas
dan khasanah pemiikiran islam sering disebut sebagai insan kamil
yang mempunyai sifat-sifat antara lain manusia yang selaras
(jasmani dan rohani, duniawi dan rukhawi), manusia moralis
(sebagai individu dan sosial), manusia nazhar dan i‟tibar ( kritis,
berjihad, dinamis, bersikap ilmiyah, dan berwawasan ke depan),
serta mejadi manusia yang memakmurkan bumi ( Muhaimin, 2005:
201). Mutu dibidang pendidikan meliputi mutu input, proses,
output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika
siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan (PAKEM)
b. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Pemahaman dan presepsi dalam hal standar mutu
pendidikan terdapat perbedaan yang disebabkan oleh adanya
30
perbedaan sudut pandang antara pakar satu dengan pakar lainnya.
Sebagian orang, bahkan pada umumnya para orang tua megatakan
bahwa kenyamanan sekolah itu merupakan salah satu tolak ukur
terbaik, pihak lain berpendapat bahwa hasil belajar atau hasil
akademik yang menunjukkan sekolah tersebut menunjukkan
sekolah yang baik karena menurut pendaat ini dari buahnya anda
mengenali mereka, dan sebagian orang mengemukakan bahwa ada
beberapa ciri atau tolak ukur yang memperlihatkan mutu suatu
sekolah (Cyiril Poster, 2000: 101)
Cyril merangkum pendapat mutu dari sudut pandang yang
berbeda menggunakan tolak ukur yang berbeda. Sebagian orang
menggunakan tolak ukur berdasarkan kondisi sekolah, sebagian
lain menggunakan tolak ukur prestasi hasil belajar, dan pendapat
yang lebih luas menyatakan tolak ukur mutu pendidikan perlu
ditinjau dari berbagai tolak ukur yang relevan.
Pandangan ketiga diperkuat dengan pandangan mujamil
yang menyatakan bahwa “Lembaga pendidikan dikatakan bermutu
jika input, proses, dan hasilnya dapat memenuhi persyaratan yang
ditutut oleh pengguna jasa pendidikan” (Mujamil Qomar, 2007:
206). Meskipun mujamil menggunakan tolak ukur input, proses
dan hasil, namun titik tolak ukur mutu pendidikan mujamil adalah
penngguna jasa pendidikan, yang berarti lebih berfokus pada
output yaitu potensi dan nilai guna para alumni dalam kehidupan.
31
Menurut Usman “Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar
akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan
bermutu apabila lulusan cepat tersera di dunia kerja, gaji wajar,
semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas
(Husaini Usman, 2006: 411).
Konteks pendidikan berada dengan organisasi lain karena
sifatnya yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil/produk
bukan semata-mata keluaran secara kuantitatif, akan tetapi outcome
atau hasil yaitu lulusan yang bermanfaat di lingkungan sesuai
proses yang dialkukan. Output pendidikan merupakan fokus dari
ikhtiar pendidikan, dan input menjadi masukan yang penting bagi
output, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana
mendayagunakan input sekolah tersebut yang terkait dengan
individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah. Hal
ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen tersebut bahwa
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Proses memliki
tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input
memiliki kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output (Aan
Komariah, 2005: 2)
Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan
layananpembelajaran bagi masyarakat. Sebagai organisasi, sekolah
merupakan sistem terbuka karena mempunyai hubungan-hubungan
(relasi) dengan lingkungan. Selain sebagai wahana pembelajaran,
32
lingkungan juga merupakan tempat berasalnya masukan (input)
sekolah. Input sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan
sekolah untuk terjadinya pemrosesan guna mendapatkan output
yang diharapkan. Rohiat menambahkan bahwa input pendidika
adalah segala hal yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses (Rohiat, 2010: 52)
Untuk mencapai mutu yang tinggi memang bukan
pekerjaan yang mudah. Menurut Denim, dalam konteks
pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukkan, proses
luaran dan dampaknya.
Mutu masukkan (Input) dapat dilihat dari beberapa sisi.
Diantaranya:
1) Kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia
seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa.
2) Memenuhi atau tidaknya kriteria masukkan material yang
berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana serta
prasarana sekolah, dan lain-lain.
3) Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa
perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi.
4) Mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti
visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
Sedangkan mutu proses (Proces) pembelajaran
mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah
33
mentranformasikan multijenis masukan untuk mencapai nilai
derajat nilai tambah tertentu bagi siswa. Hal-hal yang termasuk
dalam kerangka mutu proses pendidikan adalah derajat kesehatan,
keamanan, kedisiplinan, keakraban, saling menghormati kepuasan,
dan lain-lain dari subjek selama memberikan serta menerima
layanan. Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu
melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada siswa
yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Keunggulan
akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh siswa.
Sementara keunggulan ekstrakurikuler dinatakan dengan aneka
jenis keterampilan yang diperoleh siswa selama mengikuti program
ekstrakurikuler. Diluar kerangka itu, mutu luaran juga dilihat dari
nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju, dan
lain-lain yang diperoleh oleh siswa selama menjalani pendidikan.
Mutu sekolah juga bisa dilihat dari tertib administrasi. Salah satu
tertib administrasi adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan
efesien, baik vertikal mupun horisontal (Sudarwan Denim, 2007:
53-54).
Mutu luaran (Output) merupakan hasil dari proses,
menghasilkan lulusan sesuai dengan standar tertentu dan tentunya
di harapkan memenuhi keinginan masyarakat, orang tua, dan
pemerintah. Output ada dasarnya akan banyak dipengaruhi oleh
34
input dan proses, keefektifan proses. Sistem input yang berkualitas
tentu dapat menghasilkan output yang berkualitas pula.
Outcome merupakan keuntungan atau manfaat yang
dirasakan oleh siswa, yang menjadi keluaran (Output) pendidikan,
maupun bagi stakheholders pendidikan secara luas. Pada fase
berikutnya outcome akan menghasilkan dampak bagi masyarakat.
Dengan kata lain, pendidikan yang bermutu akan menghasilkan
outcome yang baik dan tentunya akan memiliki dampak yang baik
pula.
3. Faktor Menunjang Dan Penghambat Keberhasilan Mutu
Pendidikan Islam Di Sekolah
a. Faktor Penunjang Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Di
Sekolah
Adapun komponen yang terkait dengan mutu pendidikan
yang menjadi fokus perhatian kepala sekolah adalah sebagai
berikut (Sri Minarti, 2011: 354) :
1) Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya.
2) Guru, meliputi kemampuan profesional moral dan kerjanya.
3) Kurikulum, meliputi relevansi konten dan poerasionalisasi
proses pembelajaran.
35
4) Sarana dan prasarana, meliputi kecukupan dan keefektifan
dalam mendukung proses pembelajaran.
5) Masyarakat, meliputi orang tua/wali siswa, pengguna lulusan,
dan perguruan tinggi.
6) Partisipasi dalam membangun program-program pendidikan.
Dari sini, dapat diketahui jika ternyata banyak sekali
komponen mutu pendidikan yang harus diperhatikan secara seruis
oleh kepala sekolah, karena semua komponen tersebut tidak bisa
dipisahkan, saling terkait satu dengan yang lain.
b. Faktor Penghambat Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dalam meningkatkan mutu pendidikan disuatu lembaga
pendidikan. Maka pasti ada problem-problem yang dihadapi,
sehingga dapat menghambat upaya peningkatan mutu pendidikan.
Adpun faktor yang biasanya dihadapi dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah:
a. Pendidik
banyak guru-guru di sekolah yang masih belum
memenuhi syarat. Hal ini mengakibatkan terhambatnya proses
belajar mngajar, apalagi guru yang mengajar bukan
dibidangnya. Selain dihadapkan dengan berbagai persoalan
internal, misalnya persoalan kurangnya tingkat kesejahteraan
guru, rendahnya etos kerja dan komitmen guru, dan lain-lain.
Guru juga mendapat dua tantangan eksternal, yaitu yang
36
pertama, krisis krisis etika dan moral anak abngsa, dan kedua,
tantangan masyarakat global.
Dalam menunaikan tugasnya guru pada umumnya akan
menghadapi bermacam-macam kesulitan, kesulitan-kesulitan
tersebut adalah:
1) Kesulitan dalam menghadapi adanya perbedaan individual,
baik itu perbedaan IQ, watak, juga perbedaan back ground.
2) Kesulitan dalam memilih metode yang tepat.
3) Kesulitan dalam megadakan evaluasi dan kesulitan dalam
melaksanakan rencana yang telah ditentukan, karena
kadang-kadang kelebihan waktu atau kekurangan
waktu(Zuharini dan Abdul Ghofir, 2004: 104).
4) Sekolah sering berganti-ganti guru disebabkan mereka
mengajar sebagai pekerjaan sambilan atau sekedar waktu
penantian untuk pengangkatan sebagai pegawai negeri,
menanti nikah, dan ada juga yang memang pegawi negeri.
5) Ketidaksesuaian antara keahlian dan mata pelajaran yang
diajarkan, oleh karena itu, sering terjadi mata pelajaran
agama ditugasi untuk mengajar mata pelajaran umum.
b. Peserta didik
Banyak dari para peserta didik yang merasakan bosan
dan jenuh mengikuti pelajara dikelas karena metode
mengajarnya hanya memberlakukan mereka sebagai pendengar
37
setia. Kita lihat betapa mereka gembira mendengar bel istirahat
atau bel pulang telah berdering, mereka seakan-akan terbebas
dari sebuah penjara. Kita juga tidak bisa menyalahkan mereka
jika hasil studi mereka tidak memuaskan.
Dengan demikian perbdaan yang ada disetiap peserta
didik, seperti perbedaan IQ, back ground, maupun watak daat
menjadi problem jika gurunya tidak memperhatikan hal
tersebut. Maka dari itu seorang pendidik haruslah benar-benar
faham akan kebutuhan dan keinginan peserta didik.
c. Kepala Sekolah
Banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ada di
sekolah, seperti kurang lengkapnya sarana prasarana, tenaga
pengajar yang tidak profesional, kesejahteraan guru yang masih
rendah, dan lain sebagainya. Jika manajer dalam sekolah
dijabat oleh orang-orang yang tidak memiliki keahlian
mengatur da tidak memiliki visi yang jelas tentu akan
menghambat upaya pengemangan dan peningkatan mutu
pendidikannya.
d. Sarana prasarana
Sarana prasarana pendidikan merupakan hal yang
sangat penting, sebagai penunjang proses pendidikan.
Kelengkapan sarana prasarana akan dapat menciptakan suasana
yang dapat memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Tetapi
38
kenyataan yang sering dihadapi oleh lembaga pendidikan
adalah mengenai kurang lengkapnya sarana prasarana
pendidikan. Padahal hal tersebut sangat penting sekali dalam
proses belajar mengajar.
B. Penelitian Terdahulu
1. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang
dilakukan oleh Anip Andiani Mahasiswa (2015, STAIN SALATIGA )
yang berjudul “Hubungan Antara Efektifitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dengan Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMK
Sudirman Uangaran Tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis uji data
dari kedua variabel dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Variasi efektifitas kepemimpinan kepala sekolah di SMK Islam
Sudirman Ungaran Tahun 2015 berdasarkan hasil persentasi di atas
maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu memimpin
dengan sangat baik dan efektif.
b. Variasi upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK Islam
Sudirman Ungaran tahun 2015 berdasarkan hasil persentasi di atas
dapat di tarik kesimpulan bahwa upaya peningkatan mutu
pendidikan terealiasasi dengan baik.
c. Hasil uji hipotesis kesimpulan ketiga membuktikan bahwa Ha
diterima. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi (r hitung )
sebesar 0,460. Nilai tersebut lebih besar dari r tabel pada taraf
signifikan 5% (0,361), Hubungan yang terbentuk adalah positif dan
39
kuat. Artinya jika efektifitas kepemimpinan kepala sekolah sangat
baik maka upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK Islam
Sudirman Ungaran juga baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah (2009, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta) yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Di
SLTP 2 Krangan Rembang Jawa Tengah” dapat di ambil kesimpulan
yaitu upaya yang dilakukan kepla sekolah dala meningkatkan
profesionalisme guru yaitu dengan pembinaan, pertemuan individu,
menciptakan nuansa kebersamaan dan kekeluargaan, pengiriman guru
dalam dalam kegiatan akademik berupa penataran, seminar, MGMP,
serta pengawasan langsung yang dilakukan dalam bentuk inpeksi
langung, mengadakan pengamatan maupun laporan. Sedangkan
pengawasan tidak langsung melalui kontrol mekanis, misalnya dalam
bentuk laporan lisan maupun tidak lisan dan lainnya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Heru Utawan (2014, IAIN
TULUNGAGUNG) yang berjudul “Upaya Guru dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMPN 1 Ngantru
Tulungagung” di ambil kesimpulan yaitu Upaya guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMPN 1Ngantru
terbagi menjadi empat tahapan yaitu upaya guru dalam meningkatkan
mutu pendidikan agama Islam terkait dengan pembelajaran siswa,
upaya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam terkait
40
dengan profesi, upaya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam terkait kerjasama dengan orang tua, dan upaya guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam terkait dengan
akhlak siswa.
Dari ketiga penelitian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian yang dilakukan penulis memiliki perbedaan dengan hasil
penelitian di atas. Penelitian ini lebih menyoroti tentang model
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam, disamping itu lokasi dan subjek peneliti juga juga berbeda
dengan penelitian-penelitian diatas.
Adapun spesifikasi skripsi ini pada dasarnya adalah tentang bagaimana
model kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL-AZHAR Andong Boyolali, sehingga
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan
siswa.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu
pendekatan yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.
Maksudnya dalam penelitian deskriftif kualitatif data yang
dikumpulkan bukan berupa angka melainkan data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo dan dokumen resmi lainnya sehingga menjadi tujuan dalam
penelitian deskriftif kualitatif ingin menggambarkan dan menginteraksikan
objek sesuai apa adanya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA AL-AZHAR Andong kabupaten
Boyolali. karena menurut pengetahuan saya dari observasi awal yang
saya dilakukan, Madrasah Aliyah AL-AZHAR andong terlihat cukup
berhasil membina para guru dan siswanya dalam peningkatan mutu
pendidikan agama Islam disekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan pada tanggal 14 Mei 2018 sampai
dengan selesai.
42
C. Sumber Data
Sumber data adalah subek dari mana asal data penelitian ini diperoleh.
Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tulisan maupun lisan.
Berdasarkan sumbernya data dibagi menjadi:
1. Data primer: data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber. Data yang diperoleh dari responden harus
diolah lagi. Sumber data langsung langsung memberikan data
kepada pengumpul data.
2. Data sekunder: data yang di dapat dari arsip sekolah, catatan
lapangan, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang cukup dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberpa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instumen yang digunakan
menggali data secara lisan. Hal ini harus dilakukan secara
mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail
(winarta, 2014: 74). Atau secara sederhana wwancara diartikan
sebagai alat pengumpulan data dengan mempergunakan tanya
jawab antara mencari informasi dan kepala sekolah.
43
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang:
a. Bagaimanakah model kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-
AZHAR Andong, kabupaten Boyolali .
b. Apa faktor yang penunjang dan penghambat keberhasilan
untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA
AL-AZHAR Andong, kabupaten Boyolali.
Dalam hal ini peneliti mewawancarai pihak yang bersangkutan
diantaranya kepala sekolah, guru, dan siswa.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti (winarta, 2014:
75).
Observasi ini dugunakan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan situasi dari kondisi MA AL-AZHAR Andong
kabupaten Boyolali serta pengamatan terhadap visi dan misi
sekolah.
3. Dokumentasi
Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang
ada di MA AL-AZHAR untuk mendapatkan data-data tentang
siswa, guru dan karyawan, dan struktur organisasi sekolah.
44
E. Analisis Data
Menurut miles dan faisal dalam winarta (2014: 34-35) analisis
dilakukan selama pengumpulan data dilapangan dan setelah semua
data terkumpul dengan teknik analisis model interaktif: analisis
berlangsung secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data
dengan alur tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam laporan atas data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang
diperoleh direduksi, dirangkuman,dipilih hal-hal yang pokok,
difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil
mengihtiarkan dan memilih-milih berdasarkan satuan konsep
tema, dan katagori tertentu akan memberikan gambaran yang
lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah
peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas
sebelumnyayang diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalah dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga
memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu
data dengan data lainnya.
Berikut ini adalah analisis data model interaktif menurut
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 247). Bagan tersbut
45
akan menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis data
kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan data,
proses tersebut akan berlangsung secara terus menerus samai
data yang ditemukan jenuh.
Bagan 3.1 Model Teknik Analisis Data
Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono
Bagian nanalsis data model interaktif Miles dan Huberman di
atas menjelaskan bahwa dalam melaukan analisis data kualitatif
dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Proses yang bersamaan tersebut meliputi redksi tata, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
3. Penyimpulan dan verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupan langkah lebih lanjut dari
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi
dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara.
Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang
jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas
Pengum
pulan
Reduksi
Penyajian
Penarikan
Kesimpulan
46
dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu
diverifikasi.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pelaksanaanya peneliti membandingkan data informan
primer dengan informan lain, sehingga data benar-benar dapat diuji
kebenarannya. Ada dua macam triangulasi yang digunakan yaitu:
1. Triangulasi Sumber data
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama
(Sugiyono, 2014: 241).
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui
beberapa teknik pengumpulan data dengan metode yang sama
(Moleong, 2009: 331).
47
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Latar Belakang Obyek Penelitian
1. Sejarah perkembangan MA AL-AZHAR Andong
MA Al Azhar Andong Boyolali di Kacangan dengan status
Swasta berdiri tahun 1971 yang didirikan oleh tokoh Kyai Pondok
Pesantren Zumrotutu Tholibin Andong yaitu :
a. Ky.H. Jumeri
b. Ky.H. Ali Hasan
c. Ky.H. Mahmud Mahsun
d. Ky.H.Musa Zaidi
e. Ky.H. Ahmad Zarkasi
f. Ky.H. Ahmad Sajidan
g. Ky.H.Thowaf Muslim
Semula tempat pembelajaran di dukuh Magersari dekat Pasar
Kacangan, Kemudian oleh Pengurus Pendiri MA Al Azhar
dinotariskan pada tanggal 18 Desember 1975 No Notaris 31 dengan
SK Men.Keh RI No YA7/20/23/1975 Tanggal 24 Nopember 1975
dengan susunan Pengurus :
a. Penasehat : Ky.H. Ahmad Zarkasi
b. Ketua : Ky.H. Jumeri Hadsiswojo
48
c. Sekertaris : Ky.H. Ali Hasan
d. Bendahara : Ky.H. Muhamad Maksun
e. Anggota : - Ky.H. Ahmad Sagidan
Ky.H. Musa Syardi
Atas gagasan para pengurus, pembelajaran di pindah di
lingkungan Pondok Pesantren bertempat di dukuh Karang Joho Rt 19
Rw 07 Mojo Andong Boyolali, dengan Kepala Madrasah Ky.H.
Muhammad.
Selanjutnya oleh Kepala Madrasah yang Pertama
Ky.H.Muhammad MA Al Azhar Andong didaftarkan ke Departemen
Agama dengan piagam No 1.5/9.C/59/PP.MA/80 Tanggal 25
Nopember 1980, dan di Akreditasi Tanggal 1 Juli 1996 status
“Diakui”. Kemudian baru bisa menguji sendiri yang awalnya
menggabung di MAN Boyolali.Lima tahun berikutnya di Akreditasi
lagi Tanggal 27 Juni 2005 dengan peringkat Akreditasi “B”.
Pada Tahun 2002 Kepala MA Al Azhar Ky.H. Muhammad
Purna Bakti/Pensiun Kemudian di Jabat oleh Drs.H.Suparman M.PdI
dengan Ketua Yayasan Drs.Ky.H. Muslim Choiri mengalami
perubahan dari jumlah murid dan gedung, disamping itu terdapat
penambahan ekstraskill atau ketrampilan yaitu otomotif, Elektro,
Menjahid dan Computer kemudian di Akreditasi lagi pada Tanggal 9
49
Nopember 2011 memiliki Predikat Akreditasi “A” nilai Kumulatif 87
dengan Jumlah murid 312 dan 11 kelas Paralel.
Pada Tahun 2015 kepala MA Al Azhar yang kedua
Drs.H.Suparman, M.PdI Purna Bakti/Pensuin Kemudian di Jabat oleh
Drs.Kusnan, S.Ag sampai sekarang, dengan 13 kelas Paralel jumlah
murid 428, terdapat penambahan program yaitu program unggulan
dan progrram Vokasi/Ketrampilan. Selanjutnya pada tahun 2016 di
Akreditasi dengan Predikat “A” nilai Kumulatif 90.
Pada tahun 2017 mengalami peningkatan jumlah kelas dan
jumlah siswa. Jumlah siswa meningkat 25% dari 428 menjadi 506
siswa. Begitu juga kelas dari 13 kelas menjadi 15 kelas Paralel.
2. Keadaan Guru, Pegawai Kantor dan Siswa
a. Data Guru
Dalam sebuah lembaga atau instansi pendidikan guru
sangat berperan penting dalam pencapaian keberhasilan belajar
mengajar.Karena guru seorang guru adalah untuk menyamnpaikan
materi ilmu pengetahuan kepada siswa.Peran guru merupakan
salah satu proses terjadinya suatu lembaga pendidikan yang sukses
dan mencetak kader penerus bangsa yang lebih baik. Untuk itu
didalam lembaga itu tentunya harus mempunyau seorang guru
yang sesuai dengan bidangnya masimg-masing guna tercapainya
siswa yang professional.
50
Di MA Al Azhar Andong ini mempunya tenaga penddidik
atau dengan jumlah 35 guru yang berasal atau lulusan dari berbagai
Universitas baik negeri maupun swasta. Selain itu, para pendidik
yang mengajar di MA Al Azhar Andong ini sudah sesuai dengann
latar belakang pendidikannya.
Adapun data jumlah pendidik/guru di MA Al Azhar
Andong dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Daftar Nama-Nama Pendidik
Ma Al Azhar T.A 2017/2018
No NAMA MATA PELAJARAN
1 C Kusnan, S.Ag Aqidah Akhlak
2 Syaifudin Iskandar, S.PdI
Akidah Akhlak
Akhlak
3 Siti Masruroh, S.PdI Al Qur‟an Hadis
4 Nurmilah, S.PdI Fiqih
5 Sakinatun Nisak HS, S.PdI Ilmu Kalam
6 Sakinatun Nisak Hajar S, S.PdI
SKI
Bahasa Arab
8 Muh Hanif Mughoyat, S.PdI
Bahasa Arab
Hadis
9 Nanik Hastuti, S.Pd PKn
10 Suranto, S.Pd M.Pd Bahasa Indonesia
51
11 Joko Santoso, S.Pd Bahasa Indonesia
12 Nailis Sa‟adah, S.Pd Matematika
13 Siti Rohmawati, S.Pd Matematika
14 Tri Wulandari, S.Pd
Kimia
Matematika
TIK
15 Ahmad Taufik K, S.Pd M.Sc Kimia
16 Ahmad Taufik K, S.Com TIK
17 Farida Nur Khasanah, S.Pd Bahasa Inggris
18 Faizal Zaini, S.PdI
Penjasorkes,
Pendidikan Seni
19 Rizki Wahyu Utomo, S.Pd Penjasorkes
20 Erni Setyaningsih, S.Pd
Bahasa Jawa,
Pendidikan Seni
21 Misrotun Ali Khotimah, S.Pd Fisika
22 Reni Sulistianti, S.Pd Biologi
23 Eko Puji Putranto, S.Pd Geografi
24 Yuni Praptiningsih, S.Pd Ekonomi
25 Ani Solikah, S.Pd Sosiologi
26 Hery Cahyono, S.Pd
Sejarah Peminatan
Sejarah Indonesia
27 Pajar Endro Purnomo, S.Pd BP/BK
52
28 Drs. Nasoha
Aswaja
Kitab Kuning
29 Nurul Azmi Safitri, S.Pd
Fiqih
Al Qur‟an
Tafsir
30 Lyna Hidayatul Khasanah, S.Pd
Sejarah Indonesia,
Geografi
31 Fahrozi, S.Pd
Fiqih
Tafsir
Akhlak
32 Fahrudin Syahroni Bahasa Inggris
33 Hidayatum Mualim
Matematika
TIK
34 Hidayatum Mualim
Matematika
TIK
35 Khusnul Khotimah, S.Pd BP/BK
b. Data Pegawai Kantor
Pegawai kantor atau karyawan sangat berperan penting
dalam terselenggaranya lembaga pendidikan ini. Pegawai /
Karyawan bertugas dalam hal pengadaan surat menyurat,
peliharaan inventaris sekolah, pemeliharaan sarana pendidikan dan
keamanan sekolah. Begitu juga dengan MA Al Azhar Andong
53
Boyolali yang memiliki pegawai untuk membantu memperlancar
penyelenggaraan pendidikan.
Adapun jumlah karyawan/karyawati MA Al Azhar Andong
Boyolali pada periode 2016-2017 adalah 10 orang. Dan lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Daftar Nama-Nama Pegawai Kantor
Ma Al Azhar Adong Boyolali
NO NAMA JABATAN
1 Mujiyanto Kepala Urusan Tata
Usaha
2 Nurmilah, S.Pd
Pengelola
BMN/Arsiparis
Kepegawaian
3 Farida Nur Khasanah, S.Pd Pajak/BMN
4 Siti Masruroh, S.PdI
Tata Usaha urusan
Penerima Keuangan
Komite/Surat
Menyurat
5 Siti Nafiah
Straff Tata Usaha
Urusan
Administrasi
(Adm.Kurikulum
dan Kesiswaan)
6 Nadhiroh
Staff Tata Usaha
Urusan Humas
dan Sarpras
7 Joko Santoso, S.Pd Staff Tata Usaha
Bagian Operator
8 Nadhiroh Staff Perpustakaan
9 Nanang Ihsanudin Satpam
10
Sokeh
Penjaga Madrasah
Kebersihan
54
c. Data Siswa
Siswa merupakan komponen utama dalam terjadinya
belajar mengajar di sebua lembaga pendidikan.Dengan tanpa
adanya siswa, sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berjalan
mencapai tujuan pendidikan.Maka di MA Al Azhar Andong
Boyolali ini dapat kita lihat jumlah siswanya sebagaia berikut:
Tabel 4.3
Daftar Jumlah Siswa Siswi
Ma Al Azhar Andong Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 X MIA 1 11 25 36
2 X MIA 2 10 26 36
3 X IIS1 20 16 36
4 X IIS2 19 17 36
5 X IIS 3 13 22 35
6 X AGAMA 10 26 36
7 XI MIA 1 12 21 33
8 XI MIA 2 9 27 36
9 XI IIS 1 14 24 38
10 XI IIS 2 18 22 40
11 XI AGAMA 12 23 35
55
12 XII MIA 9 20 29
13 XII IIS 1 12 16 28
14 XII IIS 2 10 16 26
15 XII AGAMA 10 16 26
Jumlah 188 318 506
3. Sarana Prasarana
Sarana dan prasana juga merupakan berperan penting dalam
terselenggaranya sebuah lembaga pendidikan. Untuk itu sebuah
keharusan pengurus sarana dan prasarana MA Al Azhar Andong
Boyolaliuntuk mengupayakan ketersediaan, pemeliharaan dan
pengembangan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan.
Karena fungsi sarana prasarana sendiri secara detai adalah
Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana,
Mengkoordinasikan penggunaan sarana prasarana, Pengelolaan
pembiayaan alat-alat pengajaran, Mengelola perawatan dan perbaikan
sarana prasarana, Bertanggung jawab terhadap kelengkapan data
sekolah secara keseluruhan, Melaksanakan pembukuan sarana dan
prasarana secara rutin dan Menyusun laporan secara berkala.
56
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MA Al Azhar
Andong Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Daftar Jumlah Sarana Prasarana
Ma Al Azhar Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018
No Jenis Jumlah
1 R. Kepala Sekolah 1
2 R. Guru 1
3 R. Tata Usaha 1
4 R.BK 1
5 R. Teori/Kelas 15
6 R. Pertemuan 1
7 Lab. Komputer 1
8 Lab. Bahasa 1
9 Lab. Fisika/Kimia 1
10 R. Otomotif 1
11 Gudang 1
12 Masjid 1
13 Perpustakaan 1
14 Pos Satpam 1
15 R. Organisasi Kesiswaan 1
16 UKS 1
17 R. Toilet Guru 2
18 R. Toilet Siswa 6
19 Lapangan Upacara 1
20 Parkir 3
57
4. Prestasi Siswa MA Al Azhar Andong
Madrasah Aliyah Al Azhar Andong Boyolali ini merupakan
satusatunya MA yang ada di Kecamatan Andong dan merupakan
Madrasah yang sudah membuka bergai jurusan kelas didalamnya.
Sebagai lembaga pendidikan Swasta, MA Al Azhar Andong Boyolali
mampu bersaing dengan sekolah lainya dalam segala bidang
perlombaan baik di lingkup kecamatan, maupun tingkat kabupaten.
Adapun prestasi-prestasi siswa yang telah diraih sebagai berikut:
a. Bidang Akademik :
1) Juara III Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Mapel Geografi se
Kab.Boyolali. atas Nama Mustika Ayu Afifah
2) Juara I MTQ Putra se Kecamatan Andong Boyolali. Atas Nama
M Falahudin.
3) Juara I MTQ Putrise Kecamatan Andong Boyolali. Atas Nama
Anisaul Aziziah.
4) Juara II Murotal Putra se Kecamatan Andong Boyolali. Atas
Nama Andi Muhammad Nur Kholik
5) Juara II Tahfidz Putra 5 Juz se Kecamatan Andong Boyolali.
Atas Nama M Lukman Hakim
6) Juara I Tahfidz Putri 5 Juz se Kecamatan Andong Boyolali.
Atas Nama Indana Zulfa.
b. Bidang Non Akademik
58
1) Juara III Hasta Karya Putra dalam Rangka LK2PP XII Se-Eks
Karesidenen Surakarta.
2) Juara III Tekpram Putri dalam Rangka LK2PP XII Se-Eks
Karesidenen Surakarta.
3) Juara I Bulutangkis Tunggal Putra dalam Rangka Aksioma
Tingkat Ka.Boyolali Tahun 2017.
4) Juara I Bulutangkis Tunggal Putri dalam Rangka Aksioma
Tingkat Ka.Boyolali Tahun 2017.
5) Juara I Kaligrafi Putri dalam Rangka Aksioma Tingkat
Ka.Boyolali Tahun 2017.
6) Juara III Madrasah Singer Putra dalam Rangka Aksioma
Tingkat Ka.Boyolali Tahun 2017.
7) Juara II Futsal dalam Rangka Aksioma Tingkat Ka.Boyolali
Tahun 2017.
5. Visi dan Misi
a. Visi
“Terwujudnya Akhlaqul karimah cerdas, Berprestasi, Trampil dan
Berwawasan IPTEK yang dilandasi IMTAQ”.
b. Misi
1) Menanamkan aqidah ahlussunah waljama‟ah melalui
pengalaman ajaran agam islam.
2) Meningkatkan proses pembelajaran, bimbingan mareti agama
dan materi umum.
59
3) Memotivasi siswa dan mengembangkan pengetahuan di bidang
IPTEK.
4) Menyalurkan bakat dan minat siswa melalui budaya dan ikut
melestarikan.
5) Menjalin Kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan
masyarakat.
c. Struktur Organisasi
Tabel 4.5
Struktur Organisasi Ma Al Azhar Andong Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/2018
NO NAMA / NIP
DALAM DINAS
JABATAN KEDUDUKAN
1
C Kusnan, S.Ag
NIP.196706122006041004
Guru
Pangkat/Gol :
Penata Muda
Tk.I/IIId
Kepala
Madrasah
2
Mujiyanto
NIP ---
Kepala TU
Kepala Tata
Usaha
3
Yuni Praptiningsih, S.Pd
NIP ---
Guru Tetap
Wakil Kepala
Bagian
Kurikulum
4
Hery Cahyono, S.Pd
NIP. ---
Guru Tetap Wakil Kepala
Bagian
Kesiswaan
5 Ahmad Yazid Makhfi, S.PdI
NIP. --- Guru Tetap
Wakil Kepala
Bagian
Sarana
Prasarana
60
6 Eko Puji Putranto, S.Pd
NIP --- Guru Tetap
Wakil Kepala
Bagian
Humas
7 Farida Nur Khasanah, S.Pd
NIP --- Guru Tetap Bendahara BOS
8 Nurmilah, S.PdI
NIP --- Guru Tetap
Bendahara
Madrasah
9
Suranto, S.Pd M.Pd
NIP. 196604152006041004
Guru
Pangkat/Gol :
Penata Muda
Tk.I/IIId
Kepala
Perpustakaan
10 Fajar Endro Purnomo, S.Pd
NIP --- Guru Tetap
Koordinator BP
/ BK
11 Khusnul Khoimah, S.Pd
NIP --- Guru Tetap
Koordinator BP
/ BK
12 Hery Cahyono, S.Pd
NIP --- Guru Tetap Kepala Lab.
Ketrampilan
13
Misrotun Ali Khotimah,
S.Pd
NIP. ---
Guru Tetap Kepala Lab.
Fisika
14
Ahmad Taufik Kurnia, S.Pd
M.Sc
NIP. 196807052002121002
Guru
Pangkat/Gol :
Penata Muda
Tk.I/IIId
Kepala Lab.
Kimia
61
15 Syaifudin Iskandar, S.PdI
NIP. --- Guru Tetap Kepala
Keagamaan
16
Reni Sulistianti, S.Pd
NIP. --- Guru Tetap Kepala Lab.
Biologi
17
Joko Sontoso,S.Pd
NIP. ---
Guru Tetap Kepala Lab.
Bahasa
18
Joko Santoso, S.Pd
NIP. ---
Guru Tetap
Kepala
Lab.Komputer
19 Faizal Zaini, S.PdI
NIP. ---
Guru Tetap Seksi Pramuka
20
Sakinatun Nisak Hajar S,
S.PdI
NIP. ---
Guru Tetap Seksi Kesra /
Sosial
21 Muh Hanif Mughoyat, S.PdI
NIP. ---
Guru Tetap Seksi Pembina Osis
22 Erni Setyaningsih, S, S.Pd
NIP. ---
Guru Tetap Seksi
PMR/UKS/PKS
B. Analisis Data
Setelah ditemukan data yang penulis harapkan, baik dari hasil
observasi, interview, dan dokumentasi pada uraian ini akan kami sajikan
uraian analisis data sesuai dengan rumusan masalah penelitian dan tujuan
penelitian diantaranya sebagai berikut :
3. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Agama Islam Di MA AL-AZHAR Andong,
Kabupaten Boyolali.
62
Dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam model
kepemimpinan yang ideal adalah dengan menggunakan semua model
yang sebaik mungkin pada saat situasi yang mendukung dan
memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri. Berdasarkan
pada observasi lapangan yang penulis lakukan di MA AL-AZHAR
Andong terlihat bahwa kepemipinan kepala sekolah di MA AL-
AZHAR Andong secara keseluruhan cenderung kearah demokratik.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Sutikno (2014: 35) tipe
demokratik adalah tipe pemimpin yang demoktratis, dan bukan karena
dipilihnya sipemimpin secara demokratis. Adapun ciri-ciri dari tipe
kepemimpinan demokratik yaitu:
a. Dimana pemimpin bersedia menerima dan menghargai saran-saran,
pendapat dan nasehat dari staf dan bawahan melalui forum
musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
b. Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis, dan terarah.
c. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan
tanggung jawab.
d. Pembagian tugas disertai perlimpahan wewenang dan tanggung
jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi
secara aktif.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak C kusnan S.Ag.
selaku kepala sekolah ( 28/05/2018) beliau menyatakan bahwa:
63
“untuk memecahkan masalah bagi guru-guru dalam
pembelajaran yaitu dengan saya memberikan bimbingan yang
biasaya saya lakukan secara berkelompok bisa juga individu
tergantung keperluannya, kalau dalam bimbingan berkelompok
misalnya dalam rapat.”
Selanjutnya penulis melakukan cross chek dengan
mewawancarai guru dibidang Agama Islam guna mengetahui
keabsahan informasi dan tingkat kepastian data yang diperoleh
kepala sekolah yaitu bapak C kusnan S.Ag. berasarkan hasil cross
chek penulis dengan guru dibidang agama islam yaitu bapak Muh
Hanif Mughoyat, S.PdI. beliau menyatakan bahwa:
“Kepala sekolah sering sekali mengasih motivator kepada
para guru-guru atau bawahannya yang lain dan juga beliau
memberikan pengarahan atau bimbingan kepada kami dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam serta
yang paling penting beliau tidak menjalankan kepemimpinannya
secara otoriter dan tidak menang sendiri, beliau sangat sabar dan
terbuka terhadap saran dan kritik.”
Kemudian penulis melakukan Cross chek lagi yaitu dengan
mewawancarai siswi MA AL-AZHAR Rizqi Istiqomah bahwa:
“Kepemimpinan disini sudah sesuai dengan yang saya
harapkan. Contohnya seperti ketika berdoa bersama, karena
sebelum kita masuk kelas, kita melaksanakan apel pagi kita
berkumpul di halaman untuk melakukan doa bersama dan bapak
kepala sekolah juga ikut melaksanakannya, serta dalam
melaksanakan sholat dhuha bapak kepala sekolah mengoyak-oyak
muridnya agar melaksanakan sholat dhuha.”
Jadi menurut penulis dari keterangan tersebut, dipahami
bahwa ternyata model kepemimpinan di sekolah berpengaruh
dengan meningkatnya mutu pendidikan disekolah itu pula.
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak
C kusnan S.Ag. beliau menyatakan:
“Tentunya saya disini sebagai kepala sekolah banyak hal
saya lakukan, salah satunya adalah saya mengembangkan segala
fasilitas yang ada untuk menunjang kegatan belajar mengajar,
kemudian saya juga memberikan fasilitas terbaik untuk peserta
didik kemudian untuk tahun ini kita sudah disetujui oleh
kementrian agama jawa tengah bahwa madrasah aliyah disini
sudah mempunyai predikat sebagai madrasah vokasi, nah..
madrsah vokasi ini artinya adalah madrasah yang mempunyai
keistimewaan di banding madrasah aliyah yang lain, yaitu di
ketampilan vokasinya. Ada vokasi tata busana, kemudian ada
vokasi selekvonik, ada komputer dan ada juga otomotif, ini kita
lakukan untuk apa, tentunya untuk meningkatkan mutu pendidikan
agama islam tentunya, dan kegiatan-kegiatan lain masih banyak
lagi tentunya,, misalnya ada kegiatan hafalan Al-Qur‟an tahfidz,
kemudian hafalan juz amma untuk kelas X (sepuluh) begitu. Itu
yang sudah kami lalukan selama ini. Kemudian juga adanya
pembinaan-pembinaan agama islam kepada guru-guru mapel ini
penting sebelumnya untuk dilakukan.”
Pernyataan tersebut di perjelas oleh bapak Muh Hanif
Mughoyat, S.PdI. bahwa:
“Banyak sekali ya mbak kegiatan yang kepala sekolah
adakan dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam,
contohnya seperti tahfidz, terus membiasakan sholat berjamaah,
adanya dakling, terus kajian putri setiap hari jum‟at, dan juga
adanya pembinaan-pembinaan guru mapel juga.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa model kepemimpinan demokratis disini dapat dilihat bahwa
kepala sekolah bersedia membagi persolalan dengan bawahannya
dan sebaliknya persoalan bawahan juga didengarkan serta memberi
nasehat dan solusi. Kepala sekolah juga memberikan kesempatan
65
kepada bawahannya supaya lebih berkembang dan bertanggung
jawab serta memberikan dukungan kepada guru, pegawai, serta
siswa untuk berkembang. Seorang pemimpin harus bijak dan
memiliki hati yang baik, jika tidak dia hanya akan membawa
timnya kedalam kehancuran. Tim akan mencontoh pemimpinnya,
baik yang bijak maupun yang tidak, mereka bertindak serta berlaku
sesuai apa yang mereka lihat.
Dalam kepemimpinannya kepala sekolah Madrasah Aliyah
AL-AZHAR mengadakan kegiatan yang mempengaruhi
meningkatnya mutu pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR
Andong Kabupaten boyolali, antara lain:
a. Mengembangkan serta memberi fasilitas yang berkualitas
untuk pendidik dan peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memahami Al-Qur‟an
c. Mengadakan pembinaan untuk guru mata pelajaran yang
kurang berkompeten.
d. Memperoleh predikat madrasah vokasi yang akan
mengoptimalkan kualitas yang terdapat dilingkungan sekitar
sekolah.
e. Pendisiplinan rohani dengan pembiasaan sholat berjamaah.
f. Melatih kesiapan peserta didik melalui kegiatan DAKLING
(Dakwah Keliling) dan kajian putri.
66
4. Faktor Penunjang dan Penghambat Keberhasilan dalam
Meningkatan Mutu Pendidikan Adama Islam di MA AL-AZHAR
Andong Kabupaten Boyolali
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak kepala
sekolah C. Kusnan S.Ag. beliau mengatakan:
“Selain dari guru agama Islam itu sendiri, siswa adalah
sasaran utama kami yang akan menghasilkan lulusan yang
bermutu, juga dukungan dari orang tua, serta sarana prasarana yang
cukup lengkap di sekolah ini mendukung untuk pendidikan kami.
Sekolah juga membentuk panitia dalam peringatan hari besar Islam
dan mengarahkan siswa ketika sholat dhuha dan sholat dhuhur.
Dan juga absensi kehadiran siswa juga sangat mendukung kami
untuk mengetahui siapa yang tidak rajin mengikuti kegiatan, dan
juga faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak
dan alhamdulillah sekolah kita berada di lingkup pesantren, jadi
Alhamdulillah semuanya mendukung.”
Untuk mendukung pernyataan dari bapak kepala sekolah,
maka penulis mewawancarai guru pendidikan agama islam yaitu
bapak Muh Hanif Mughoyat, S.PdI. bahwa:
“Menurut saya nggeh Alhamdulillah untuk mutu
pendidikan agama Islam disini sudah bagus, karena kebanyakan
siswa siswi kita ini dari pesantren semua dan Alhamdulillah kita
juga Madrasah Aliyah yang mana dinisini menjunjung tinggi
agama jadi Alhamdulilah sangat baik.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor penunjang
keberhasilan dalam meningkatkan mutu penidikan agama Islam di
MA-AL AZHAR Andong kabupaten boyolali yaitu:
a. Tenaga pendidik yang profesional dalam memberi pengajaran.
67
b. Adanya partisipasi guru yang mengontrol jalannya kegiatan di
luar jam pembelajaran.
c. Kedisiplinan dalam berbagai kegiatan yang menjadikan
terlaksananya semua kegiatan dengan maksimal.
d. Adanya pesantren di lingkup sekolah membantu peserta didik
menanamkan jiwa relegius
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak
C Kusnan S.Ag. (28/05/2018) terkait dengan faktor penghambat
mutu pendidikan, beliau mengatakan bahwa:
“Hambatannya itu kadang ya terkadang pada siswanya itu
sendiri. Saat ada kegatan peringtan hari besar seperti maulid nabi,
dan sholat id ada sebagian siswa yang ijin tidak megikuti karena
berbagai alasan. Tidak begitu banyak ada hambatan, semuanya
mendukung.”
Selanjutnya peneliti melakukan cross chek dengan
mewawancarai guru pendidikan agama islam Muh. Hanif
Mughoyat S.PdI. bahwa:
“Kendala dalam sekolahan ini terutama dalam pendidikan
agama islam disini biasanya dari lulusan SMP untuk masuk ke
Aliyah karena programnya tidak linier kan dari SMP adanya Cuma
pendidikan agama islam kan yan sering kesusahan disitu yaitu
gimana anak SMP itu biar bisa, yang paling minim bisa membaca
Al-qur‟an.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor Penghambat dalam
meningkatkan mutu pendidikan MA AL-AZHAR Andong adalah
kurangnya pengetahuan siswa tentang agama serta kurangnya
kepedulian peserta didik dengan kegiatan yang ada
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian
yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai
kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong Kabupaten
Boyolali.
Model kepemimpinan kepala sekolah di MA AL-AZHAR saat ini
lebih cnderung mengarah kepemimpinan demokratik. Kepemimpinan
yang demokratik inidapat dilihat bahwa kepala sekolah bersedia
membagi persolalan dengan bawahannya dan sebaliknya persoalan
bawahan juga didengarkan serta memberi nasehat dan solusi. Kepala
sekolah juga memberikan kesempatan kepada bawahannya supaya
lebih berkembang dan bertanggung jawab serta memberikan dukungan
kepada guru, pegawai, serta siswa untuk berkembang. Adapun
program yang kepala sekolah adakan dalam meningkatnya mutu
pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong Kabupaten
boyolali, antara lain:
a. Mengembangkan serta memberi fasilitas yang berkualitas untuk
pendidik dan peserta didik.
69
b. Membantu peserta didik dalam memahami Al-Qur‟an
c. Mengadakan pembinaan untuk guru mata pelajaran yang kurang
berkompeten.
d. Memperoleh predikat madrasah vokasi yang akan mengoptimalkan
kualitas yang terdapat dilingkungan sekitar sekolah.
e. Pendisiplinan rohani dengan pembiasaan sholat berjamaah.
f. Melatih kesiapan peserta didik melalui kegiatan DAKLING
(Dakwah Keliling) dan kajian putri.
2. Faktor penunjang dan penghambat keberhasilan dalam mutu
pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong kabupaten
Boyolali.
Terlihat faktor penunjang keberhasilan mutu pendidikan agama
Islam di MA AL-AZHAR Andong yaitu selain dari tenaga pendidik
yang profesional, juga karena adanya partisipasi dari guru yang
mengontrol jalannya kegiatan di luar jam pembelajaran serta
kedisiplinan dalam berbagai kegiatan yang menjadikan terlaksananya
semua kegiatan dengan maksimal, adanya pesantren juga sangat
mendukung karena bisa membantu peserta didik menanamkan jiwa
yang religius. Serta faktor Penghambat dalam meningkatkan mutu
pendidikan MA AL-AZHAR Andong adalah kurangnya pengetahuan
siswa tentang agama serta kurangnya kepedulian peserta didik dengan
kegiatan yang ada.
70
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu
mengenai model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong kabupaten
Boyolali, maka penulis hendak menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam.
a. Hendaknya kepala sekolah menerapkan model atau tipe
kepemimpinan visioner agar mempunyai jangkauan masa depan
yang jauh, penuh ide, gagasan dan pemikiran besar untuk
mengembangkan kualitas pendidikan.
b. Hendaknya kepala sekolah dan guru lebih tegas dan ketat lagi
dalam pemberian hukuman atau sanksi agar merubah kesadaran
pada diri peserta didik maupun guru itu sendiri.
2. Untuk para peserta didik
a. Hendaknya para peserta didik lebih giat mendalami agama islam
dengan tinggal di pondok pesantren yang telah disediakan oleh
sekolah.
b. Hendaknya para peserta didik sadar bahwa mereka diberikan
hukuman atau sanksi agar mereka bisa bertanggung jawab atas apa
yang mereka perbuat sendiri dengan tujuan agar mereka lebih baik
kedepannya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Andiani, Anip. 2015. Hubungan Antara Efektifitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dengan Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Sudirman
Uangaran Tahun 2015. Salatiga: STAIN Salatiga.
Arcaro, Jerome S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu. Cet. Ke-2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Asmani, Jamal ma‟mur. 2012. Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Cet. Ke-
1. Yogyakarta: DIVA Press.
Darajat, Zakiyah. Dkk. 2011.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Daryanto. 2011. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Cet. Ke-1.
Yogyakarta: GAVA Media.
Denim, Sudarwan. 2010. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Pendidikan. Cet. Ke-1. Yogyakarta: DIVA Press.
Halimah, Deni Koswara. 2008. 9 Kebiasaan Kepala Sekolah Efektif. Bandung:
PT. Aksara Sinergi Media.
Komariah, Aan, Cepi Triatna. 2005. Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Yogyakarta: Ar.Ruzz Media.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Bandung : PT. Rosada
Karya.
Munir, Abdul. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
72
Nurbawani, Aris. 2009. Definisi Mutu. http://weblog pendidikan.blogspot.com/
2009/08/definisi-mutu.html. akses:10/05/2018.
Poster, Cyril. 2000. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan. Jakarta: Lembaga
Indonesia Adidaya.
Robbins, Stephen. P. 2001. Perilaku Organisasi-Konsep, Kontroversi dan
Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo.
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Rouf. Abdur. 2016. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Madrasah
Berbasis Pesantren. Attarbiyah. 26. 59-90.
Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management In Education, terjemahan Dr.
Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, M. Ag. Yogyakarta: IRCISOD.
Sugiyono, 2010. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sulistiyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi, dan Aplikasi.
Yogyakarta : TERAS Offset.
Suryabroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Utawan, Heru. 2014. Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam Kelas VII di SMPN 1 Ngantru Tulungagung. Tulungagung: IAIN
Tulungagung.
Wahdjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Zamroni. 2011. Dinamika Peningkatan Mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
Zubaidah. 2009 . Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Islam di SLTP 2 Krangan Rembang Jawa Tengah
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Zuhairini, Abdul Ghofir. 2004. Metodologi pembelajaran pendidikan agama
islam. Malang: Universitas Malang.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Siti Nurjanah
2. NIM : 111-14-256
3. TTL : grobogan, 30 september 1996
4. Agama : Islam
5. Alamat : Nglarik RT/RW 01/09, kelurahan Kalongan, Kecamatan
Purwodadi, kabupaten Grobogan.
6. Nama Orang Tua
Ayah : Sudarto
Ibu : mulyati
7. Riwayat Pendidikan
a. TK DHARMA WANITA III Nglarik, Kelurahan Kalongan,
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Lulus Tahun 2002
b. SD N 1 Kalongan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan
Lulus Tahun 2008
c. MTs N Andong, Kabupaten Boyolali lulus tahun 2011
d. MA AL-AZHAR Andong, Kabupaten Boyolali Lulus Tahun 2014
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Siti Nurjanah Fakultas : FTIK
NIM : 111-14-256 Jurusan : Pendidikan Agama
Islam
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1. Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan
(OPAK) STAIN
Salatiga 2014
18 – 19
Agustus 2014
Peserta
3
2. Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan
(OPAK) Jurusan STAIN
SALATIGA 2014
20 – 21
Agustus 2014
Peserta
3
3. Orientasi Dasar
Keislaman (ODK)
STAIN Salatiga 2014
21 Agustus
2014
Peserta
2
4. Workshop
Enterpreneurship
STAIN Salatiga 2014
22 Agustus
2014
Peserta
2
5. Achievement
Motivation Training
(AMT) STAIN Salatiga
2014
23 Agustus
2014
Peserta
2
6. Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)
UPT Perpustakaan 2014
28 Agustus
2014
Peserta
2
7. Talk Show Al Khidmah
Kampus Kota Salatiga
19 September
2014
Peserta
2
8. Seminar Nasional
Bahasa Arab ITTAQO
2014
4 November
2014
Peserta
2
9. Seminar Nasional
Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalitas
Pendidikan HMJ
Tarbiyah 2014
13 November
2014
Peserta
8
10. Seminar Nasional
Entepreneurship Racana
Kusuma Dilaga-
Srikandhi STAIN
Salatiga
16 November
2014
Peserta
8
11. Seminar Nasioanal HMJ
SKI IAIN Salatiga
11 November
2015
Peserta
8
12. Seminar Nasional
DEMA FTIK IAIN
Salatiga 2016
31 Mei 2016 Peserta
8
13. Seminar Nasional
Berkonstribusi Untuk
Negeri Melalui
Televisi/TV
KPI STAIN Salatiga
5 November
2014
Peserta
8
14. Seminar Nasional
Perlindungan hukum
Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN
HMPS STAIN Salatiga
Peserta
8
15. PAB (Penerimaan
Anggota Baru) JQH
AL-FURQON STAIN
Salatiga
13-14
Desember
2014
peserta
3
16 Seminar Dan Bedah
Film
HMI Cabang Salatiga
Komisariat Walisongo
14 november
2015
peserta
2
17. Seminar Nasional
Dimanakah Kiblat
Pendidikan Kita DEMA
FTIK IAIN Salatiga
2016
9 November
2016
Peserta
8
18. Seminar Naional
Menuwudkan Indonesia
Kita Bukan Indonesia
Kami
2 mei 2018 Peserta
8
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepada Kepala Sekolah MA AL-AZHAR
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi kepala sekolah di MA AL-
AZHAR Andong?
2. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah ini, kegiatan apa sajakah
yang sudah bapak/ibu adakan selama menjadi kepala sekolah di MA
AL- AZHAR Andong dalam meningkatkan mutu pendidikan agama
islam?
3. Dalam penyusunan materi pembelajaran, seperti pembuatan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) apakah bapak/ibu melakukan
evaluasi dalam hal tersebut dan bagaimana prosedurnya?
4. Apakah bapak/ibu pernah melaksanakan supervisi guru?
5. Bagaimana bentuk supervisi yang bapak/ibu lakukan?
6. Apakah bapak/ibu melakukan monitoring kegiatan belajar mengajar di
kelas?
7. Berapa kali dalam sebulan bapak/ibu melakukan monitoring kelas?
8. Jika ada guru yang sering tidak masuk kelas atau hanya meninggalkan
tugas, apakah ada sanksi atau hukuman yang diberikan untuk guru
tersebut?
9. Jika guru melanggar tata tertip sekolah, teguran apa yang bapak/ibu
berikan untuk guru yang melanggar tata tertip?
10. Apakah bapak/ibu melakukan evaluasi guru?
11. Dalam meningkatkan mutu pendidikan adanya kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler, di MA AL- AZHAR Andong kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler apa sajakah yang sudah diadakan?
12. untuk mencapai prestasi sekolah, strategi apa saja yang bapak/ibu
lakukan untuk mencapai prestasi sekolah?
13. Apakah bapak pernah bertindak sebagai konsultan untuk memecahkan
masalah bagi guru-guru dalam pembelajaran?
14. Tugas kepala sekolah salah satunya memotivator para bawahan,
apakah bapak/ibu melakukan hal tersebut?
15. Apakah keunggulan MA AL- AZHAR Andong dibandingkan dengan
Madrasah Aliyah lainnya?
16. Apa faktor yang menunjang keberhasilan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL- AZHAR Andong?
17. Untuk menunjang mutu pendidikan agama islam salah satunya dengan
adanya sarana dan prasarana, apakah sarana dan prasarana di MA AL-
AZHAR Andong ini sudah optimal/sudah lengkap?
18. Apa faktor yang menghambat keberhasilan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL- AZHAR Andong?
B. Pedoman Wawancara Kepada Guru pendidikan agama Islam MA AL-
AZHAR
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini?
2. Menurut bapak/ibu bagaimana mutu pendidikan agama islam di
sekolah ini?
3. Dalam pembuatan RPP guru apakah kepala sekolah melakukan
evaluasi?
4. Jika ada guru yang sering tidak masuk kelas atau hanya meninggalkan
tugas, sanksi apa yang di berikan kepala sekolah untuk guru tersebut?
5. Apakah kepala sekolah melaksanakan supervisi guru?
6. Bagaimana bentuk supervisi yang kepala seklah lakukan?
7. Apakah kepala sekolah memonitoring kegiatan belajar mengajar
dikelas?
8. Berapa kali dalam sebulan kepala sekolah melakukan monitoring
kelas?
9. Apabila ada guru yang melanggar tata tertip sekolah, sanksi seperti
apakah yang diberikan oleh kepala sekolah?
10. Apakah kepala sekolah juga melakukan evaluasi guru?
11. Untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan islam salah satunya
dengan adanya sarana prasarana, menurut bapak/ibu apakah kepala
sekolah ikut mengoptimalkan dan terjun langsung untuk mengontrol
kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah ini?
12. Menurut bapak/ibu lihat apa saja kendala dalam meningkatkan mutu
pendidikan islam?
13. Menurut bapak/ibu apakah pembelajaran yang kepala sekolah lakukan
di sekolah ini sesuai dengan prosedurnya?
14. Tugas kepala sekolah salah satunya memotivator para bawahan,
menurut bapak/ibu apakah kepala sekolah pernah melakukan hal
tersebut?
15. Kegiatan apa sajakah yang kepala sekolah adakan dalam meningkatkan
mutu pendidikan Agama Islam?
16. Apa saja yang bapak/ibu lakukan dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam terkait dengan akhlak siswa?
C. Siswa 1
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai kepemimpinan di MA AL-
AZHAR Andong?
2. Apa yang kepala sekolah lakukan ketika anda sering tidak masuk
kelas?
3. Menurut pendapat anda apakah kepala sekolah memberi apresiasi
untuk siswa yang berpretasi?
4. Bentuk Apresiasi seperti apa yang dilakukan kepala sekolah untuk
murid yang berprestasi?
5. Apa yang kepala sekolah lakukan apabila terdapat anda tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
6. Apa yang kepala sekolah lakukan terkait apabila ada siswa yang telat
membayar SPP?
7. Apakah kepala sekolah berinteraksi dengan siswa dengan baik?
8. Apakah semua kegiatan disini sudah anda jalankan dengan lancar
sesuai dengan peraturan yang ada?
9. Apa yag membuat anda semangat dalam menjalankan semua kegiatan
disini?
10. Perubahan apa yang terjadi pada diri anda setelah bersekolah di MA
AL- AZHAR Andong?
D. Siswa 2
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai kepemimpinan di MA AL-
AZHAR Andong?
2. Apa yang kepala sekolah lakukan ketika anda sering tidak masuk
kelas?
3. Menurut pendapat anda apakah kepala sekolah memberi apresiasi
untuk siswa yang berpretasi?
4. Bentuk Apresiasi seperti apa yang dilakukan kepala sekolah untuk
murid yang berprestasi?
5. Apa yang kepala sekolah lakukan apabila terdapat anda tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
6. Apa yang kepala sekolah lakukan terkait apabila ada siswa yang telat
membayar SPP?
7. Apakah kepala sekolah berinteraksi dengan siswa dengan baik?
8. Apakah semua kegiatan disini sudah anda jalankan dengan lancar
sesuai dengan peraturan yang ada?
9. Apa yag membuat anda semangat dalam menjalankan semua kegiatan
disini?
10. Perubahan apa yang terjadi pada diri anda setelah bersekolah di MA
AL- AZHAR Andong?
Transkip Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Kode Informan : K
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : Kantor Kepala Sekolah
Waktu : 10.07 WIB
P Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi kepala sekolah di MA AL- AZHAR
Andong?
K Saya disini kurang lebih sudah dari tahun 2015 sampai 2018 ya.. di hitung
sendiri berapa tahun ya...
P Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah ini, kegiatan apa sajakah yang
sudah bapak/ibu adakan selama menjadi kepala sekolah di MA AL-
AZHAR Andong dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam?
K Tentunya saya disini sebagai kepala sekolah banyak hal saya lakukan,
salah satunya adalah saya mengembangkan segala fasilitas yang ada untuk
menunjang kegatan belajar mengajar, kemudian saya juga memberikan
fasilitas terbaik untuk peserta didik kemudian untuk tahun ini kita sudah
disetujui oleh kementrian agama jawa tengah bahwa madrasah Aliyah
disini sudah mempunyai predikat sebagai Madrasah Vokasi, nah.. Madrsah
vokasi ini artinya adalah Madrasah yang mempunyai keistimewaan di
banding Madrasah Aliyah yang lain, yaitu di ketampilan vokasinya. Ada
vokasi tata busana, kemudian ada vokasi selekvonik, ada komputer dan ada
juga otomotif. Ini kita lakukan untuk apa, tentunya untuk meningkatkan
mutu pendidikan agama islam tentunya, dan kegiatan-kegiatan lain masih
banyak lagi tentunya, misalnya ada kegiatan hafalan Al-Qur‟an tahfidz,
kemudian hafalan juz amma untuk kelas X (Sepuluh) begitu. Itu yang
sudah kami lalukan selama ini. Kemudian juga adanya pembinaan-
pembinaan agama islam kepada guru-guru mapel ini penting sebelumnya
untuk dilakukan.
P Dalam penyusunan materi pembelajaran, seperti pembuatan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) apakah bapak/ibu melakukan evaluasi dalam
hal tersebut dan bagaimana prosedurnya?
K Baik, jadi memang disini wajib hukumnya bagi semua guru mata pelajaran
yaitu membuat rpp, silabus, kemudian merancang program kegiatan yang
lain, kegiatan belajar mengajar tentunya ya. bagaimana mengevaluasinya?
Saya mengevaluasi tentu melalui waka kurikulum, nahh waka kurikulum
akan mengevaluasi persediaan yang ada seperti RPP dan juga silabus dan
waka kurikulum tentu akan memberikan mana yang salah dan mana yang
benar begitu, setelah itu nanti di serahkan kepada saya kalo misalnya sudah
benar pembuatan RPPnya seperti apa langkah-langkahnya, kemudian saya
mengACC, sebelum saya mengACC tentu nanti saya juga akan melihat
dulu apakah RPP atau silabus ini suda layak untuk di pakai di MA AL
AZHAR begitu ya...
P Apakah bapak/ibu pernah melaksanakan supervisi guru?
K Jadi gini ya supervisi guru ini memang kami lakukan itu sebulan sekali di
tiap guru mapel, itu sudah ada jadwalnya sendiri misalnya guru A
mendapatkan supervisi dikelas apa, kemudian materinya apa, untuk kami
lakukan dengan baik.
P Bagaimana bentuk supervisi yang bapak/ibu lakukan?
K Bentuk supervisi yang saya lakukan melaui prosedur yang sangat panjang
juga dan itu juga ada fomulirnya, ya.. misalnya ketepatan antara RPP
dengan apa yang di lakukan guru di kelas, begitu kan.. kemudian juga
bagaimana mengkoordinasi murid dikelas, ya itu ada formulir, kita tinggal
centang aja klo ada,, kalau nggak ya nggak usah di centang begituya..
P Apakah bapak/ibu melakukan monitoring kegiatan belajar mengajar di
kelas?
K Monitoring jelas kami lakukan sebagai seorang pemimpin di madrasah ya..
Jadi monitoring kegiatan belajar kita lakukan tiap hari, saya sebagai kepala
tentunya melihat dari luar bagaimana proses kegiatan belajar mengajar.
Nah.. kenapa monitoring harus dilakukan, sebab monitoring adalah sebuah
pengawasan yaang nantinya tentu akan membuat madrasah kami itu
menjadi lebih baik dari sisi kegiatan pembelajaran dan juga kedisiplinan
guru dan juga siswa.
P Berapa kali dalam sebulan bapak/ibu melakukan monitoring kelas?
K Monitoring kelas saya lakukan sebanyak-banyaknya seminggu bisa saya
lakukan 4 kali gitu ya.. atau bahkan bisa dilakukan setiap hari juga bisa.
P Jika ada guru yang sering tidak masuk kelas atau hanya meninggalkan
tugas, apakah ada sanksi atau hukuman yang diberikan untuk guru
tersebut?
K Jelass... saya sebagai kepala sekolah akan memberikan sanksi-sanksi dan
juga hukuman berupa lisan, teguran dan juga secara tulisan kita memberi
surat peringatan bila ada guru yang tidak disiplin meninggalkan tugas
dengan tidak adanya ijin. Jadi ada surat peringatan pertama, surat
peringatan kedua juga bahkan surat peringatan ketiga tentu kita akan
berkonsultasi dulu dengan yayasan, guru tersebut akan kita pertahankan
ataupun kita pindah ke tempat lain, dan juga ada sanksi yang berupa
potongan gaji ketika mencapai beberapa peringatan.
P Jika guru melanggar tata tertip sekolah, teguran apa yang bapak/ibu
berikan untuk guru yang melanggar tata tertip?
K Baik, tata tertip madrasah sudah sangat jelas sekali dipahami oleh semua
siswa dan juga guru di madrasah ini, jika ada guru yang melanggar tata
tertip madrasah tentu teguran akan kami berikan, kemudian akan kami
nasehati dan juga kita berikan sanksi. Sanksinya seperti apa? Sanksinya
adalah jika memang sudah sangat bisa dibilang parah gitu ya apabila yang
dilakukan guru itu sanksinya adalah bisa pemberhentian kerja, atau juga
akan melakukan skorsing.
P Apakah bapak/ibu melakukan evaluasi guru?
K Evaluasi guru mengajar dilakukan hampir setiap bulan tepatnya dan bentuk
evaluasinya adalah seperti evaluasi ketertiban guru ya dalam mengajar
ketepatan waktu mereka, kemudian evaluasi dalam bentuk bagaimana guru
itu bisa membuat para siswa nyaman, evaluasi dalam bentuk RPP,
administrasi dan juga lainnya.
P Dalam meningkatkan mutu pendidikan adanya kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler, di MA AL- AZHAR Andong kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler apa sajakah yang sudah diadakan?
K kegiatan kurikuler maupun eksrakurikuler di sekolah kami ini cukup
banyak seperti kajian putri, dakling ketika ramadhan, seni baca Al- Qur‟an,
pramuka, automotif, tata busana, komputer, dalam olahraga juga ada klub
voli, marching band, sablon, dan bina prestasi.
P untuk mencapai prestasi sekolah, strategi apa saja yang bapak/ibu lakukan
untuk mencapai prestasi sekolah?
K untuk mencapai prestasi sekolah, sekolah kita mempunyai program bina
prestasi yang mana merencanakan kegiatan dan merancang program kerja
yang akan datang yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi sekolah dan
diikuti oleh semua anggota sekolah sesuai ketentuan-ketentuan yang telah
di cantumkan.
P Apakah bapak pernah bertindak sebagai konsultan untuk memecahkan
masalah bagi guru-guru dalam pembelajaran?
K untuk memecahkan masalah bagi guru-guru dalam pembelajaran yaitu
dengan saya memberikan bimbingan yang biasaya saya lakukan secara
berkelompok bisa juga individu tergantung keperluannya, kalau daalam
bimbingan berkelompok misalnya dalam rapat.
P Tugas kepala sekolah salah satunya memotivator para bawahan, apakah
bapak/ibu melakukan hal tersebut?
K Cara saya memotivator para bawahan yaitu untuk para guru maupun siswa
yang berprestasi kita berikan penghargaan meskipun belum secara
maksimal tidak harus berupa nilai uang atau barang misalnya dengan
memberikan ucapan selamat atau dengan memberikan kesempatan atau
kepercayaan untuk menjalankan suatu tugas.
P Apakah keunggulan MA AL- AZHAR Andong dibandingkan dengan
Madrasah Aliyah lainnya?
K Seperti yang sudah saya jelaskan tadi ya mbak, keunggulan sekolah kami
dibandingkan dengan yang lain, yaitu di bidang ketrampilan vokasinya.
P Apa faktor yang menunjang keberhasilan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL- AZHAR Andong?
K Selain dari guru agama Islam itu sendiri, siswa adalah sasaran utama kami
yang akan menghasilkan lulusan yang bermutu, juga dukungan dari orang
tua, serta sarana prasarana yang cukup lengkap di sekolah ini mendukung
untuk pendidikan kami. Sekolah juga membentuk panitia dalam peringatan
hari besar Islam dan mengarahkan siswa ketika sholat dhuha dan sholat
dhuhur. Dan juga absensi kehadiran siswa juga sangat mendukung kami
untuk mengetahui siapa yang tidak rajin mengikuti kegiatan, dan juga
faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak dan
alhamdulillah sekolah kita berada di lingkup pesantren, jadi Alhamdulillah
semuanya mendukung.
P Untuk menunjang mutu pendidikan agama islam salah satunya dengan
adanya sarana dan prasarana, apakah sarana dan prasarana di MA AL-
AZHAR Andong ini sudah optimal/sudah lengkap?
K Alhamdulillah sarana dan prasarana di sekolah ini cukup lengkap.
P Apa faktor yang menghambat keberhasilan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di MA AL- AZHAR Andong?
K Hambatannya itu kadang ya terkadang pada siswanya itu sendiri. Saat ada
kegatan peringtan hari besar seperti maulid nabi, dan sholat id ada sebagian
siswa yang ijin tidak megikuti karena berbagai alasan. Tidak begitu banyak
ada hambatan, semuanya mendukung.
Transkip Wawancara Dengan Guru Agama Islam
Kode Informan : H
Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Arab dan Hadis
Hari/tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : Ruang Guru
Waktu : Pukul 10.41 WIB
P Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini?
H Alhamdulillah saya mengajar disini mulai tahun 2013 dan ini 2018 berarti
ini hampir 4 atau 5 tahun.
P Menurut bapak/ibu bagaimana mutu pendidikan agama Islam di sekolah
ini?
H Menurut saya nggeh alhamdulillah untuk mutu pendidikan agama Islam
disini sudah bagus karena kebanyakan siswa-siswi kita ini dari pesantren
semua dan Alhamdulillah kita juga madrasah Aliyah yang mana disini
menjunjung tinggi agama jadi Alhamdulilah sangat baik
P Dalam pembuatan RPP guru apakah kepala sekolah melakukan evaluasi?
H Dalam pembuatan RPP, terutama RPP, silabus dan lainnya kepala sekolah
sangat terlibat dalam melakukan evaluasi karena hampir setiap semester
mesti kita ada evaluasi untuk RPP dan untuk menyetorkan RPP kita hampir
setiap semester.
P Jika ada guru yang sering tidak masuk kelas atau hanya meninggalkan
tugas, sanksi apa yang di berikan kepala sekolah untuk guru tersebut?
H Jika ada guru yang sering tidak masuk kelas itu ada tindakan-tindakan dari
kepala sekolah yang pertama menasehati guru tersebut, apabila hanya
meninggalkan tugas biasanya kalau sering itu kepala sekolah menasehati
guru tersebut, tapi apabila bolos atau ibaratnya sudah nggak masuk dan
nggak meninggalkan tugas ataupun nggak ijin itu ada potongan honor itu
juga ikut kepotong, jadi kalo emang bolos ya hampir kayak siswa kalo ada
bolos ya di alpa gurupun juga sama seperti itu.
P Apakah kepala sekolah melaksanakan supervisi guru?
H Jadi kepala sekolah sering melakukan tindakan supervisi guru melaui
pendataan.
P Bagaimana bentuk supervisi yang kepala sekloah lakukan?
H dari pendataan itu nanti kita mengikuti evaluasi-evaluasi dari kepala
sekolah juga. Biasanya kita melakukan pendataan supervisi kelalui angket,
setelah angket kita baru melalui tindakan-tindakan selanjutnya.
P Apakah kepala sekolah memonitoring kegiatan belajar mengajar dikelas?
H Sangat sering kepala sekolah melakukan monitoring kegiatan belajar
mengajar disekolah ini.
P Berapa kali dalam sebulan kepala sekolah melakukan monitoring kelas?
H Untuk kepala sekolah hampir sering sekali memonitoring guru untuk
tindakan KBM yang ketika pembelajaran disekolah kepala sekolah itu
hampir setiap minggu keliling ke kelas-kelas untuk mengeceki guru apakah
sesuai yang ada di RPP atau keluar dari RPPnya.
P Apabila ada guru yang melanggar tata tertip sekolah, sanksi seperti apakah
yang diberikan oleh kepala sekolah?
H Untuk tata tertibnya hampir sama seperti tidak masuk atau tidak ada
keterangan ijin itu kepala sekolah menindak lanjuti seperti menasehati, dan
kalu tidak ada keterangannya atau pelanggaranya terhitung berat kita
mempunyai sanksi-sanksi seperti poin yang agak berat.
P Apakah kepala sekolah juga melakukan evaluasi guru?
H Evauasi guru setiap bulan kita ada rapat untuk rapat bulanan semuanya
dulu, terus untuk evaluasi bagi para guru seperti yang cara mengajarnnya
kurang,atau tata tertipnya ada yang dilanggar atau mungkin juga ada yang
lainnya, misalnya untuk evaluasi-evaluasi guru sendiripun ada di rapat
perbulanan.
P Untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan islam salah satunya
dengan adanya sarana prasarana, menurut bapak/ibu apakah kepala sekolah
ikut mengoptimalkan dan terjun langsung untuk mengontrol kelengkapan
sarana dan prasarana di sekolah ini?
H Bapak kepala sekolah sering melakukan pengecekan langsung kelengkapan
sarana prasarana, beliau sering juga bertanya ketika di ruang rapat apa saja
yag kami butuhkan untuk menunjang pembelajaran di kelas.
P Menurut bapak/ibu lihat apa saja kendala dalam meningkatkan mutu
pendidikan Islam?
H Kendala dalam sekolahan ini terutama dalam pendidikan agama Islam
disini biasanya dari lulusan SMP untuk masuk ke Aliyah karena
programnya tidak linierkan dari SMP adanya Cuma pendidikan agama
Islam kan yang sering kesusahan disitu yaitu gimana anak SMP itu biar
bisa yang paling minim bisa membaca Al-Qur‟an.
P Menurut bapak/ibu apakah pembelajaran yang kepala sekolah lakukan di
sekolah ini sesuai dengan prosedurnya?
H Kepala sekolah Alhamdulillah disini melaksanakan tugasnya sebagai
kepala sekolah sesuai prosedurnya dari program kerjanya kepala sekolah
sendiri, bahkan malah banyak agenda-agenda yang tidak tertulis tapi malah
membuat itu lebih baik. Beliau juga sering mengontrol kita untuk
melakukan doa bersama sebelum kita masuk kelas, atau apel pagi, dan juga
sholat dhuha berjamaah, dan kepala sekolahpun ikut andil kadang juga
sering memimpin, sering juga beliau menjadi imam dalam sholat
berjamaah.
P Tugas kepala sekolah salah satunya memotivator para bawahan, menurut
bapak/ibu apakah kepala sekolah pernah melakukan hal tersebut?
H Kepala sekolah sering sekali mengasih motivator kepada para guru-guru
atau bawahannya yang lain dan juga beliau memberikan pengarahan atau
bimbingan kepada kami dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam serta yang paling penting beliau tidak
menjalankan kepemimpinannya secara otoriter dan tidak menang sendiri,
beliau sangat sabar dan terbuka terhadap saran dan kritik.
P Kegiatan apa sajakah yang kepala sekolah adakan dalam meningkatkan
mutu pendidikan Agama Islam?
H Banyak sekali ya mbak kegiatan yang kepala sekolah adakan dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, contohnya seperti tahfidz,
terus membiasakan sholat berjamaah, adanya dakling, terus kajian putri
setiap hari jum‟at, dan juga adanya pembinaan-pembinaan guru mapel
juga.
P Apa saja yang bapak/ibu lakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam terkait dengan akhlak siswa?
H Upaya yang saya lakukan yaitu dengan membimbing langsung siswa
tentang membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak,
selain itu dengan pembiasaan sholat berjamaah maka siswa akan terbiasa
dengan sholat berjamaah setiap hari.
Transkip Wawancara Dengan Siswa
Kode Informan : S1
Jabatan : Wakil Ketua Osis
Hari/tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : Ruang Kelas
Waktu : 11.31 WIB
P Bagaimana tanggapan anda mengenai kepemimpinan di MA AL-
AZHAR Andong?
S1 kepemimpinan disini sudah sesuai dengan prosedurnya, contohnya seperti
ketika berdoa bersama, karena sebelum kita melaksanakan apel pagi kita
berkumpul di halaman untuk melakukan do‟a bersama, dan bapak kepala
sekolah juga ikut melaksanakannya, serta dalam melaksanakan sholat
dhuha bapak kepala sekolah mengoyak-oyak muridnya agar
melaksanakan sholat dhuha.
P Apa yang kepala sekolah lakukan ketika anda sering tidak masuk kelas?
SI Jika lebih dari tiga kali alfa, siswa akan di panggil ke kantor dan ditanya
mengenai apa alasannya tidak masuk sekolah dan jika alasan siswa tidak
masuk akal, akan diberi sanksi yang mendidik, contohnya disuruh
menghafalkan juz „amma.
P Menurut pendapat anda apakah kepala sekolah memberi apresiasi untuk
siswa yang berpretasi?
SI Memberi mbak.
P Bentuk Apresiasi seperti apa yang dilakukan kepala sekolah untuk murid
yang berprestasi?
S1 setiap kelas yang menapat peringkat 1,2 dan 3 akan dibebaskan bulalan,
untuk peringkat 1 di bebaskan bulanan selama satu tahun, peringkat 2
dibebaskan 5 bulan dan peringkat ke 3 dibebaskan 3 bulan. Dan untuk
penghargaan seperti piala ataupun piagam diberikan hanya untuk lomba-
lomba saja.
P Apa yang kepala sekolah lakukan apabila terdapat anda tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler?
SI Ektrakurikuler itu di absen oleh guru dan ketika nggak berangkat itu.. kan
ektranya hari sabtu jadi ketika senin akan dipanggil dan di beri teguran.
P Apa yang kepala sekolah lakukan terkait apabila ada siswa yang telat
membayar SPP?
S1 jika tidak membayar SPP saat tes seperti ini yang belum membayar SPP
tidak akan diberi kartu tes sebelum lunas dan setiap pagi akan dianggil ke
kantor untuk diberikan arahan atau bimbingan agar cepat membayar gitu
mbak. Untuk siswa yang kurang mampu disini ada KPS, PKH gitu bisa di
kumpulkan lalu di ajukan kepemerintah.
P Apakah kepala sekolah berinteraksi dengan siswa dengan baik?
S1 Bapak kepala sekolah sering sekali menyapa kita, contohnya salaman trus
ditanya gitu mbak.
P Apakah semua kegiatan disini sudah anda jalankan dengan lancar sesuai
dengan peraturan yang ada?
S1 Alhamdulillah sudah
P Apa yang membuat anda semangat dalam menjalankan semua kegiatan
disini?
S1 Karena itu juga bermanfaat bagi diri kita sendiri, contohnya seperti dhuha
sekolah ini sangat baik sekali dalam mengerjakan sholat dhuha bersama
agar setelah kita lulus dapat melaksanakan dhuha selalu rutin.
P Perubahan apa yang terjadi pada diri anda setelah bersekolah di MA AL-
AZHAR Andong?
S1 Banyak berubahan,, contohnya disinikan lingkungannya pondok
pesantren banyak siswa siswi yang mondok, dan saya nggak mondok jadi
bergaulnya dengan pondok pesantren jadi saya lebih religi gitu. Dulu
agak nakal sekarang alhamdulillah lebih mengerti agama
Transkip Wawancara Dengan Siswa
Kode Informan : S2
Jabatan : Siswa
Hari/tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : Ruang Kelas
Waktu : 12.11 WIB
P Bagaimana tanggapan anda mengenai kepemimpinan di MA AL-
AZHAR Andong?
S2 Kepemimpinan kepala sekolah sangat bertanggung jawab karena kapala
selah sangat mengayomi warga sekolah dengan sikapnya yang ramah dan
menjadi teladan yang baik untuk kita.
P Apa yang kepala sekolah lakukan ketika anda sering tidak masuk kelas?
S2 Biasanya kalo sering tidak masuk itu dipanggil guru BP lalu di kasih poin
dan di hukum
P Menurut pendapat anda apakah kepala sekolah memberi apresiasi untuk
siswa yang berpretasi?
S2 Iya memberi..
P Bentuk Apresiasi seperti apa yang dilakukan kepala sekolah untuk murid
yang berprestasi?
S2 Dikasih hadiah seperti diringkankan biaya SPP sesuai prestasi
P Apa yang kepala sekolah lakukan apabila terdapat anda tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler?
S2 Ya dihitung seperti bolos sekolah terus di kasih hukuman
P Apa yang kepala sekolah lakukan terkait apabila ada siswa yang telat
membayar SPP?
S2 Kalau telat membayar SPP biasanya di panggil di kantor, terus ditanya
kenapa belum byar SPP gitu, terus kalau waktu UAS kan syarate harus
lunas semua, kalau belum bayar diberi keringanan 3 hari, terus dikasih
kartu sementra, kalau tetep belum bayar itu tergantung kebijakan panitia
tes.
P Apakah kepala sekolah berinteraksi dengan siswa dengan baik?
S2 Bapak kepala sekolah sangat berinteraksi dengan baik, kadang juga suka
bercanda bersama kita
P Apakah semua kegiatan disini sudah anda jalankan dengan lancar sesuai
dengan peraturan yang ada?
S2 Alhamulllah sudah,, ya Cuma kadang juga bolos ketika ekstrakurikuler
karena waktunya setelah pulang jadi kadang males juga.
P Apa yang membuat anda semangat dalam menjalankan semua kegiatan
disini?
S2 Sebenarnya karena ada hukuman dan poin itu saya jadi semangat
melakukan kegiatan di sekolah ini.
P Perubahan apa yang terjadi pada diri anda setelah bersekolah di MA AL-
AZHAR Andong?
S2 Perubahan yang terjadi pada saya semenjak sekolah disini yaitu ketika
melaksanakan sholat sehari-hari, yang dulunya saya suka di suruh
orangtua dulu ketika mau sholat, sekarang tanpa diperintah langsung
berangkat. Dan juga sekarang saya rutin melaksanakan sholat dhuha.
Kalau disekolah kan diwajibkan setiap pagi melakukan sholat dhuha dan
juga itu di absen, dan itu menjadi kebiasaan kalo saya dirumah.
DOKUMENTASI
Foto Bersama Bapak Kepala Sekolah ( Bapak C Kusnan S.Ag.)
Wawancara dengan bapak kepala sekolah ( Bapak C Kusnan S.Ag.)
Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (Bapak Muh Hanif
Mughoyat, S.Pd I)
Wawancara dengan Siswa MA AL-AZHAR (Ali Nur Kholis)
Wawanara dengan siswi MA-AL AZHAR (Rizqi Istiqomah)
Kompetensi Profesional Kepala Sekolah
Kegiatan sholat berjamaah dengan imam bapak C Kusnan S.Ag.
Kegiatan setelah apel pagi sebelum masuk kelas
Kegiatan DAKLING (dakwah keliling)
Lab. bahasa
Lab. Komputer
Lab. Perpustakaan keagamaan