faktor risiko ppok pada lansia

3
Faktor Risiko PPOK pada Lansia Oleh: Ummi Malikal Balqis, 1006666513 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan suatu penyakit yang dikarakteristikkan dengan adanya obstruksi di saluran pernapasan serta penurunan kecepatan pernapasan. Tiga penyakit utama yang masuk ke dalam kategori PPOK yaitu emfisema, bronkitis kronik, dan bronkitasis. Pada lembar tugas mandiri ini, penulis akan menjelaskan faktor risiko terjadinya PPOK pada lansia yaitu diantaranya usia, jenis kelamin, penurunan fungsi paru, polusi udara, menghirup asap rokok, riwayat alergi pada keluarga, nutrisi yang buruk, dan konsumsi minuman beralkohol. 1. Usia Penderita PPOK akan mengalami keadaan yang fatal dua kali lebih tinggi pada usia 65-74 tahun dan tiga kali lebih tinggi pada usia 75-84 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan (Annete, 2006). Pada umumnya, lansia mengalami perubahan tulang, otot, jaringan paru, dan cairan respiratori yang kesemuanya berkontribusi dalam terjadinya kesulitan pernapasan pada lansia (Mauk, 2006). 2. Jenis Kelamin Pria lebih berisiko mengalami PPOK akibat dari perilaku merokok yang sebagian besar dilakukan oleh pria. Namun, untuk pola hidup yang sama sejak muda, pria dan wanita lansia memiliki faktor risiko yang sama terhadap angka kejadian PPOK, bahkan seorang perempuan yang merokok dapat lebih berisiko dibandingkan lelaki yang tidak merokok. 3. Penurunan fungsi paru Lansia mengalami pengurangan pada elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada. Kekuatan kontraksi otot pernapasan yang menurun menyebabkan masukan oksigen juga mengalami penurunan yang akhirnya berujung pada penurunan fungsi paru-paru. Berbagai penurunan fungsi paru diantaranya adalah penurunan jumlah silia, penurunan batuk refleks, penurunan produksi IgA, penurunan responsitivitas terhadap hipoksemia dan hipercapnia, dan lain sebagainya. Bagi lansia, penurunan fungsi paru ini dapat menjadi faktor risiko terjadinya PPOK. 4. Polusi udara

Upload: ummi-malikal-balqis

Post on 14-Feb-2015

178 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Risiko PPOK Pada Lansia

Faktor Risiko PPOK pada Lansia

Oleh: Ummi Malikal Balqis, 1006666513

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan suatu penyakit yang dikarakteristikkan dengan adanya obstruksi di saluran pernapasan serta penurunan kecepatan pernapasan. Tiga penyakit utama yang masuk ke dalam kategori PPOK yaitu emfisema, bronkitis kronik, dan bronkitasis. Pada lembar tugas mandiri ini, penulis akan menjelaskan faktor risiko terjadinya PPOK pada lansia yaitu diantaranya usia, jenis kelamin, penurunan fungsi paru, polusi udara, menghirup asap rokok, riwayat alergi pada keluarga, nutrisi yang buruk, dan konsumsi minuman beralkohol.

1. UsiaPenderita PPOK akan mengalami keadaan yang fatal dua kali lebih tinggi pada usia 65-74 tahun dan tiga kali lebih tinggi pada usia 75-84 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan (Annete, 2006). Pada umumnya, lansia mengalami perubahan tulang, otot, jaringan paru, dan cairan respiratori yang kesemuanya berkontribusi dalam terjadinya kesulitan pernapasan pada lansia (Mauk, 2006).

2. Jenis KelaminPria lebih berisiko mengalami PPOK akibat dari perilaku merokok yang sebagian besar dilakukan oleh pria. Namun, untuk pola hidup yang sama sejak muda, pria dan wanita lansia memiliki faktor risiko yang sama terhadap angka kejadian PPOK, bahkan seorang perempuan yang merokok dapat lebih berisiko dibandingkan lelaki yang tidak merokok.

3. Penurunan fungsi paruLansia mengalami pengurangan pada elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada. Kekuatan kontraksi otot pernapasan yang menurun menyebabkan masukan oksigen juga mengalami penurunan yang  akhirnya berujung pada penurunan fungsi paru-paru. Berbagai penurunan fungsi paru diantaranya adalah penurunan jumlah silia, penurunan batuk refleks, penurunan produksi IgA, penurunan responsitivitas terhadap hipoksemia dan hipercapnia, dan lain sebagainya. Bagi lansia, penurunan fungsi paru ini dapat menjadi faktor risiko terjadinya PPOK.

4. Polusi udaraSeiring dengan bertambahnya usia, penurunan fungsi sistem pernapasan akan menyebabkan menurunnya sistem proteksi sistem pernapasan untuk menangkal berbagai zat asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan. Salah satu polusi udara yang banyak memapar lansia yaitu asap kendaraan bermotor dimana di dalam asap kendaraan bermotor ini banyak mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan PPOK. Selain itu, polusi udara ruangan juga banyak memapar lansia seperti debu dan berbagai zat kimia berbahaya.

5. Menghirup asap rokokBagi lansia, aktivitas merokok merupakan salah satu perburukan dari PPOK. Merokok dapat menekan aktivitas sel-sel pemangsa dan mempengaruhi mekanisme pembersihan sel-sel siliaris dari traktus respiratorius, yaitu fungsi menjaga saluran napas dari iritan, bakteri, dan benda asing lainnya yang terhirup. Jika mekanisme ini dirusak oleh aktivitas merokok, aliran udara menjadi tersumbat dan udara menjadi terjebak dibalik jalan napas yang tersumbat. Distensi alveoli sangat melebar dan kapasitas paru menghilang. Selain itu, merokok juga mengiritasi sel goblet dan kelenjar mukosa, menyebabkan peningkatan akumulasi lendir. Akumulasi lendir menyebabkan iritasi lebih lanjut, infeksi, dan kerusakan paru (Smeltzer & Bare, 2001).

Page 2: Faktor Risiko PPOK Pada Lansia

6. Riwayat alergi pada keluargaSalah satu riwayat alergi yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya PPOK adalah alergi zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya asma bronkial. Asma bronkial ditandai dengan batuk-batuk kronis, sesak napas, dan sukar tidur. Alergi terhadap sesuatu, seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan selaput yang melapisi pembuluh darah akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan penderita sulit bernapas.

7. Nutrisi yang burukSalah satu penyebab terjadinya PPOK adalah defisiensi anti oksidan. Makanan merupakan salah satu sumber dari anti oksidan tubuh. Nutrisi yang buruk pada lansia berpotensi menyebabkan terjadinya defiensi anti oksidan yang pada akhirnya dapat menyebabkan lansia berada pada risiko tinggi mengalami PPOK. Selain itu, nutrisi yang rendah juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh lansia, sehingga lansia berisiko tinggi mengalami infeksi saluran pernapasan yang jika dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya PPOK. Pada lansia dengan PPOK akan mengalami kesulitan bernapas sehingga seringkali juga menyebabkan kesulitan saat makan.

8. Konsumsi minuman beralkoholKonsumsi alkohol dapat mengurangi tonus otot saluran pernapasan dan menyebabkan faring lebih mudah untuk kolaps selama inspirasi. Penurunan tonus otot ini menyebabkan penurunan ukuran saluran naps dan pengurangan ketegangan dinding saluran napas atas sehingga dapat meningkatkan resistensi aliran napas. Konsumsi alkohol pada lansia yang telah mengalami penurunan fungsi paru akan menjadi faktor risiko terjadinya PPOK pada lansia.

Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh lansia. Sesuai dengan konsep gerontologi menurut Miller, 2004, gerontologi merupakan ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia. PPOK merupakan masalah penuaan yang perlu diperhatikan oleh seorang perawat dalam memberikan layanan asuhan keperawatan secara holistik.

Daftar Pustaka

Annete, G.L. (2006). Gerontolic nursing. 3rd ed. St. Louis: MosbyMauk, K.L. (2006). Gerontological nursing: Competencies for care. Sudbury: Jones and

Bartlett PublishersMiller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: Theory and practice. 4th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & WilkinsSmeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2001). Buku ajar keperawtan medikal bedah Brunner &

Suddarth; alih bahasa Agung Waluyo ... [et al.]; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester ... [et al.], Ed. 8. Jakarta: EGC